Tumgik
#lifestory
dingodoodles · 4 months
Text
youtube
New Life video out! I think the thumbnail speaks for it's self. So go check it out if you want to watch my memories of pain and suffering :D
216 notes · View notes
pengelanakisah · 4 months
Text
Semakin kamu membohongi perasaan terhadap seseorang, semakin sering ia datang mengendap-endap menelusuri isi kepala dan hatimu - Pilar
54 notes · View notes
stevowie · 29 days
Text
Hi dears new episode dropped: about the single life 🥹✌️
From my whole heart ❤️ this topic is close to me, as a single gay man well I present my experiences also regarding this topic 😉
9 notes · View notes
o-agassy · 1 year
Text
Komitmen
Ada yang bilang bahwa sembilan puluh persen dari pernikahan adalah tentang komitmen, selebihnya adalah usaha untuk menjaga cinta.
Meskipun demikian, bukan berarti kita baru akan “memulai” berkomitmen ketika sudah ijab sah. Melainkan semenjak fase sebelum pernikahan, dimana kita sedang masa persiapan dan penentuan calon, itu juga sudah butuh komitmen yang cukup besar.
Komitmen itu dimulai ketika kita sudah yakin terhadap diri ini bahwa kita siap untuk melanjutkan perjalanan menuju pernikahan. Meskipun belum ada calonnya, tapi paling tidak kita sudah mampu untuk memutuskan untuk mengambil komitmen ini atau tidak.
Utamanya untuk laki-laki, nanti akan banyak tuntutan-tuntutan dan tanggung jawab di pundak, ketika sudah sah menjadi seorang pemimpin keluarga. Ya meskipun di model keluarga modern ini, banyak masalah yang diselesaikan dengan cara musyawarah suami-istri, namun tetaplah suami menjadi punggawa keluarga.
Memutuskan berkomitmen saat pra nikah dapat dimanifestasikan melalui tindakan komunikasi aktif dengan calon pasangan, tidak ghosting, atau tidak semi-ghosting hilang timbul tenggelam kemudian.
Menyadari bahwa ini merupakan fase terpenting sebelum menikah juga merupakan bentuk komitmen itu sendiri sebenarnya. Kita tau bahwa pernikahan adalah medan juang yang luar biasa. Ketika sudah menyadari tantangannya, tentunya kita ngga akan main-main dalam fase persiapan ini.
Tidak akan ada cerita orang mau winter-hiking tidak persiapan padding tebal, makanan proper, dan segala sesuatunya yang proper dan terencana.
Jikapun ada dari sebagian teman kita yang pada fase persiapan ini tak sungguh-sungguh, mungkin bisa jadi ia belum mengambil penuh komitmen tersebut, bahkan untuk dirinya sendiri.
Hati-hati, nanti netizen indo akan bertanya lo, “lha kalo sama diri sendiri aja belum bisa komit, lalu gimana buat keluarga nanti?”
Ah semoga tidak.
Tapi bisa jadi ada pendekatan lainnya juga. Memang ada orang-orang yang tidak bisa memutuskan sesuatu bahkan untuk dirinya sendiri. Mereka butuh faktor eksternal atau pendapat orang lain yang mereka percaya. Barulah, mereka dapat memutuskan sebuah persoalan. Memang unik sebenarnya. Seperti kehidupan kita tergantung kepada orang lain. Tapi untuk studi kasus ini, bisa jadi “orang lain” itu ya calon pasangan kita sendiri. Jadi saling menguatkan.
So, pilih yang mana? Medan juang sudah jelas. Tinggal sudah siapkah mengambil komitmen itu?
Yang terpenting, jangan ghosting!
56 notes · View notes
Text
Tumblr media
“Everyone seems to have a clear idea of how other people should lead their lives, but none about their own.” ― Paulo Coelho, The Alchemist
33 notes · View notes
dummy-kanji · 7 months
Photo
Tumblr media
(vía (20) Pinterest)
18 notes · View notes
l-edelweis · 7 months
Text
Tentang Tanah Haram
Salah satu rombonganku kemarin cerita, umroh yang kemarin itu adalah umrohnya yang ke-12. Lalu katanya, yang paling berkesan adalah umroh yang pertama.
Jadi bismillah, aku mau mengabadikan perjalanan pertama ke Haramain kemarin di sini. Supaya kesannya abadi. Untuk kubaca lagi nanti-nanti.
Selain bersyukur sekali karena bisa hadir ke dekat Ka'bah langsung, aku senang dan bersyukur karena bisa mengunjungi tempat-tempat bersejarah umat Islam. Perjalanan kemarin buat aku, selain perjalanan spiritual juga jadi perjalanan intelektual. Jadi review beberapa materi pelajaran di Mu'allimaat: Tarikh, Fiqih, Tafsir, dan sedikit Nahwu Shorof (so sad karena sering ditanya muthawwif tentang bahasa arab tapi aku sudah banyak lupa. Haha pressure emang kalo ketahuan mantan anak pondok) (tapi jadi terinspirasi juga buat terus review catetan-catetan (nggak cuma bahasa arab)).
Aku banyak amaze-nya waktu berkunjung, melihat, dan menyaksikan langsung hal-hal yang selama ini hanya kutahu dari buku, dari Al-Qur'an, dari cerita-cerita, atau dari pelajaran-pelajaran sejarah. Rasanya kayak, segala yang ada di khayalanku saat itu, kemarin jadi 'berwujud', jadi 'nyata', jadi 'eksis' sebenar-benarnya eksis secara inderawi.
Di Madinah dan di Mekkah, dua kota suci ini punya tempat-tempat tersendiri yang menarik buat aku. Salah satunya di Madinah adalah Taman Tsaqifah Bani Saidah. Sebuah tempat dekat Masjid Nabawi yang masih dijaga keasliannya sampai sekarang. Di tempat inilah, dulu menjadi tempat pengangkatan Abu Bakar Ash-Shidiq sebagai khalifah pertama. Sebagai pemimpin setelah Rasulullah meninggal. Waktu itu, yang dipikirkan umat islam pertama kali setelah Rasulullah wafat adalah siapa pemimpin kita? Masyaallah. Sepenting itu peran pemimpin, sepenting itu peran Rasulullah sebagai pemimpin mereka, hingga saat beliau wafat yang dipikirkan pertama adalah memilih pemimpin, baru kemudian mengurus jenazah Rasulullah. Bisa dibayangkan bagaimana gerceupnya orang-orang yang terlibat dalam pemilihan khalifah waktu itu, karena tidak mungkin juga membiarkan jenazah Rasulullah berlama-lama tidak segera diproses untuk dikuburkan.
Di antara hotel-hotel yang berdiri, perluasan Masjid Nabawi, dan bangunan-bangunan lainnya, Taman Tsaqifah ini tidak berubah. Masih asli; sebuah perkebunan kecil yang ditumbuhi beberapa pohon kurma, dan dibuat pagar di sekelilingnya untuk menjaga keasliannya.
Rombongan kami juga diajak untuk ziarah ke Makam Syuhada Uhud di salah satu sisi Gunung Uhud, yang menjadi saksi Perang Uhud dan wafatnya sekitar 70 khalifah muslim. Mereka yang wafat dikuburkan di sini. Masyaallah. Allahummaghfirlahum.
Ustadz Hasmar sebagai muthawwif rombongan kami, bercerita tentang tempat ini. Suatu hari pernah ada hujan besar yang menyebabkan air dari pegunungan turun deras dan membuat makam para khalifah itu hanyut terbawa air. Maka tampaklah jenazah-jenazah para khalifah. Salah satunya adalah jenazah Hamzah, paman Rasulullah, yang masih utuh sempurna. Saat itu pemerintah Arab Saudi mudah sekali mengenali Hamzah dan mereka percaya bahwa itu jenazah Hamzah berdasarkan ciri-ciri yang ditulis sejarah. Hamzah yang hatinya dimakan oleh Hindun dengan keji. Masyaallah. Sudah ribuan tahun berlalu tapi jenazah pejuang fisabilillah ini masih utuh sempurna:"
Yang selain itu tentu saja masjid-masjid para khalifah yang berdiri tidak jauh dari Masjid Nabawi, Masjid Quba, lalu Masjid Nabawi itu sendiri dan makam Rasulullah. Dan Raudhah, yang kenangan saat berada di dalamnya masyaallah sulit dijelaskan.
Secara kuantitas, di Mekkah memang lebih banyak tempat-tempat menarik yang dikunjungi. Aku sangat takjub sekali saat berkunjung ke Padang Arafah dan membayangkan pertemuan Adam dan Hawa di sana.
Lalu saat melewati Mina, tempat jamaah haji berkumpul untuk bermalam di sana pada tanggal 12 Dzulhijjah, di antara Mina dan Muzdalifah ada tempat namanya Wadi Muhassir. Di antara tenda-tenda yang berdiri untuk bernaung para jamaah haji, di Wadi Muhassir ini tidak diperbolehkan berdiri tenda oleh pemerintah Arab Saudi. Karena tempat ini adalah tempat bersejarah.
Di tempat inilah Raja Abrahah dan pasukan gajahnya disiksa Allah dengan batu panas dari neraka yang dibawa oleh burung ababil. Kisah yang diabadikan di Al-Qur'an dalam surat Al-Fiil.
Masyaallah. Waktu lewat di tempat itu aku speechless, karena jadi mikir, Ya Allah, betapa kuasanya Engkau, menurunkan burung-burung dari neraka (yang kita tidak tau darimana asal-mula terbangnya), yang tiba-tiba muncul begitu saja, untuk memberi azab pada pasukan Abrahah yang ingin menghancurkan Ka'bah. Masyaallah. Semua benar-benar tampak nyata.
Kami juga diajak untuk melewati Bukit Tsur, tempat Rasulullah dan Abu Bakar bersembunyi dari kejaran kafir Quraisy saat akan berhijrah ke Madinah. Kisah di Gua Tsur inilah asal-mula laba-laba dikisahkan di dalam Al-Qur'an. Abu Bakar saat itu panik sekali karena takut kaum kafir Quraisy mengetahui persembunyian mereka. Tapi Allah dengan kuasaNya memerintah laba-laba untuk membuat jaring di mulut gua, supaya Abu Bakar dan Rasulullah aman. Normalnya, jaring laba-laba membutuhkan waktu yang lama untuk bisa menutup seluruh mulut gua. Tapi pada waktu itu, laba-laba penyelamat hanya membutuhkan waktu sebentar saja untuk membuat sarang yang menutup mulut gua. Sehingga kaum Quraisy mengira, tidak mungkin ada orang yang bersembunyi di gua itu karena ada sarang laba-laba di mulutnya.
Ada juga riwayat yang menceritakan kalau ada sarang merpati di mulut gua. Ini semakin menguatkan bahwa tidak mungkin ada orang bersembunyi di dalam gua itu. Saat ini ada banyak sekali burung merpati berterbangan di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram, dan kisah inilah yang membuat merpati memiliki makna tersendiri untuk penduduk setempat.
Tentu saja tidak ketinggalan, melihat langsung Jabal Nur, tempat Rasulullah menerima wahyu pertama. Iqra'! Iqra'! Begitu kata malaikat Jibril waktu itu. Aku benar-benar membayangkan, bagaimana Rasulullah berlari ketakutan menuruni gunung itu, menuju rumahnya, kemudian sesampainya di rumah diselimuti oleh istrinya, Khadijah. Pengalaman menerima wahyu pertama kali yang tampaknya tidak mudah bagi Rasulullah. Tapi masyaallah, wahyu-wahyu setelahnya turun berangsur-angsur hingga bisa disatukan menjadi Al-Qur'an yang saat ini sangat mudah kita dapatkan.
Rombongan kami juga melewati salah satu bukit yang menurut penduduk Mekkah, di salah satu sisinya merupakan tempat di mana Nabi Ibrahim akan menyembelih Nabi Ismail. Saat kemudian datang setan berwujud manusia menghasut Nabi Ibrahim untuk 'jangan kau bunuh anakmu. Tidakkah kau sangat menyayangi dan menantikan kehadirannya begitu lama?'. Tapi Sungguh Nabi Ibrahim sangat percaya dengan mimpinya bahwa itu adalah perintah Allah. Lalu Nabi Ibrahim melempar setan berwujud manusia itu dengan batu. Peristiwa inilah menjadi asal mula salah satu rukun haji, yakni lempar jumroh.
Di tempat itu dibangun sebuah menara kecil berbentuk kubah sebagai penanda peristiwa bersejarah tersebut. Di situ juga aku super takjub. Senang dan bersyukur bisa menyaksikan langsung tempat bersejarah, yang kisahnya selama ini hanya ada di benakku saja. Waktu menyaksikan langsung lokasinya, semua jadi betul-betul nyata. Bukan berarti aku menafikkan kisah(-kisah) itu. Tapi beda aja rasanya, waktu menyaksikan secara langsung semua saksi bisu peristiwa bersejarah. Apalagi kisah-kisah sejarah islam yang banyak mukjizatnya, banyak kuasa Allah di dalamnya yang itu membuat kisah-kisahnya tidak biasa.
Lalu, selepas rombongan kami menyelesaikan umroh, dengan sisa-sisa sedikit tenaga kami pergi ke salah satu sisi Masjidil Haram. Karena ada salah satu jamaah yang penasaran dengan rumah tempat kelahiran Rasulullah. Lalu ustadz Hasmar mengantar kami. Waktu itu kami melaksanakan umroh tengah malam, jadi baru selesai sekitar jam 1 dini hari. Udah agak ngantuk-ngantuk tapi masih semangat untuk sebentar mengitari Masjidil Haram.
Rumah itu sudah berubah jadi perpustakaan. Karena dulu waktu masih belum jadi perpustakaan, di situ sering dijadikan praktik hal-hal yang menjerumus ke kemusyrikan. Tapi waktu udah jadi perpustakaan, ternyata nggak mengurangi praktik-praktik tersebut. Jadilah sekarang tempat ini ditutup dan disekelilingnya diberi pagar pembatas. Nah di belakang bangunan ini, ada bukit yang nggak terlalu tinggi. Di bukit inilah Rasulullah dulu menerima tantangan dari kafir Quraisy untuk menunjukkan mukjizatnya. Di Bukit inilah beliau membelah bulan menjadi dua. Masyaallah.
Alhamdulillah wa syukurillah. Maha Kuasa Allah yang memberi segalanya. Senang dan bersyukur sekali hingga dua kata ini tidak bisa diungkapkan kecuali lewat air mata. Aku juga bersyukur dapet rombongan yang seru dan asyik. Yang kompak sekali meskipun secara usia kami sangat beragam.
Selepas menunaikan thawaf wada', aku jadi paham mengapa umat Muslim merasa begitu sedih saat itu, saat menunaikan haji wada' bersama Rasulullah. Ya Allah Ya Allah,
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
9 notes · View notes
authoragallardo · 7 months
Text
Tumblr media
"Andrew Gallardo's life story unfolds in 'A Boy on the Shelf.' It's a testament to resilience, hope, and the power of self-discovery. Join us in celebrating this incredible journey! 📚❤️
Purchase Links:
❤️ Writers Republic - https://tinyurl.com/48ypcppx
❤️ Amazon - https://tinyurl.com/mr3982xm
❤️ Barnes and Noble - https://tinyurl.com/mm3cfkaf
Follow more on:
❤️ Twitter - twitter.com/AuthorAGallardo
❤️ Tumblr - tumblr.com/authoragallardo
19 notes · View notes
arimque · 8 months
Text
Tumblr media
7 notes · View notes
authorbrentonw · 9 months
Text
Tumblr media
🌟Through the highs and lows, joys and sorrows, LEVI's unwavering commitment to his dreams will leave you inspired and moved. Join us as we celebrate the power of the human spirit, the pursuit of passion, and the unwavering belief in oneself.🌟
15 notes · View notes
theendwhereibegin · 3 months
Text
Let's normalise speaking about our struggles, be them personal, medical, or professional. You never know who can benefit from your story. Someone might go through the same things and will feel less lonely and more understood. You may be that one story that changes their lives.
I'll start.
Being a woman isn't easy. Being a woman is more than meets the eye. It's more than dresses, make-up, and girls' nights out. Being a woman comes with a lot of struggles, struggles that men will never go through because, biologically speaking, they can't.
It's not enough that we have to battle pain every month and try to lead a normal day to day life by going through all that. No, it was definitely not enough, so the universe added, on top of all that, medical issues that make our monthly struggles even worse, almost incompatible with a normal life.
One of those many medical issues became my reality 2 years ago when I was diagnosed with a fibroid.
I have struggled prior to that for a lot of years, years in which I saw specialists who told me that I should relax, it's normal for a woman to feel pain. No one understood that the level of pain I was dealing with was crippling and causing me anxiety every month for at least 1 full day. That day I couldn't move, breathe, or even stay in bed and even with this description, specialists put it down as being normal period pains. Yes! I said period, big deal.
Because, medically speaking, everyone said I was okay, I took the normal over the counter pain relief medication which worked for a while, until it stopped and nothing I could find in a pharmacy could relieve the pain.
I thought stress is one of the factors that added to the pain so I moved on the other side of Europe, in hopes that pursuing a new life and being genuinely happy for the first time in my life would help my body recover. It didn't.
As another year went by with the same level of pain I finally caved and went to see another specialist and begged her while crying to do something because I can't live like this anymore. She understood me. She understood my struggles, and for the first time, I felt heard and seen.
When I was told that my crippling pain was caused by a fibroid, I felt like the entire world just collapsed on me. There was something wrong with me, and no one has been able to pick up on it up until her. There was something wrong with one of the most important parts of me, the part of me that would someday make me a mother, and that was enough to send me spiralling right there in the doctor's office.
Fortunately for me, the specialist was amazing and talked me through everything and explained to me that it's not my fault and that the fact that no one has managed to diagnose me properly had added up on everything my body was already going through. I was prescribed the proper treatment and sent home. Even with proper treatment, I am still going to the depths and hell and back some months, but at least, it's not every month at this point, which I am grateful for.
Unfortunately for other women, they weren't as lucky as me to have a doctor who would be willing to talk freely about their issue. Unfortunately for other women, they are still being told it's normal period pains and that we all go through pain monthly. Unfortunately for other women, they are still seeing dozens of specialists and leave their practices without a proper diagnosis, a diagnosis that is so important.
Unfortunately, even in 2024, having a fibroid or endometriosis diagnosis is almost impossible because most doctors can't even pick up on it while seeing patients. So many girls and women struggle monthly, and their issues are written off as being something they are not. So many girls and women feel ashamed to even go back into a doctors office after they've been sent home so many times without the proper diagnosis and medication. So many of us feel unheard and unseen and just choose to crawl into a corner and not bother anyone anymore.
I am here to tell you that you are not alone and that, in fact, what you are going through has a name and most certainly is not caused just because we were born as women. I am here to tell you that there is a light at the end of the tunnel, no matter how far it may seem to be. Never give up. If you feel pain at levels that surpass anything you have ever felt before, don't give up and barge through those doors and demand to be seen. Don't let them tell you it's normal to be in so much pain just because everyone goes through it. Not everyone goes through this hell every month. It's not normal to be in so much pain you can't even move or breathe. It's not normal to cry in bed begging for help. It's not normal to go through so much pain you actually start wishing you weren't born to begin with.
You deserve a normal life, even if not entirely pain-free. You deserve to have those good months in which you feel you can conquer the world. It's not normal to crawl out of bed in pain every month of your life. You deserve a break, even if for a couple of months at a time, but you deserve that.
If the second opinion didn't work, get a 4th, 5th, 10th, until you walk out with a proper diagnosis, because, girls, we deserve to be heard and taken care of.
If you need someone to talk to, someone who is going through the same thing as you are, I am here. We can talk treatments, pain relief, and technique. We can talk about anything and everything, because we are stronger together.
2 notes · View notes
pengelanakisah · 3 months
Text
Apakah aku tidak boleh sesekali marah pada keadaan? Apakah aku tidak boleh sesekali benci pada hidup yang berantakan? Apakah semua manusia harus menjadi malaikat ketika dunianya sedang tidak baik-baik saja? Bila demikian, siapa di antara kita yang paling egois? Aku, kamu atau Tuhan?
46 notes · View notes
enchantingkoalawizard · 4 months
Text
Hi i just want to share my experience, how fate have been cruel and at the same time good to me, when i was young i experience a very happy family we don't have much but we're genuinely happy, we are 4 in the family back then, my mom, dad, brother and of course me. Until one day my mom decided to go abroad because my father is unemployed at that time and we have nothing to depend on, thats the time where my parents are often fighting on the phone and i can definitely hear everything, at a young age i hate loud sounds because i feel like the sound is shouting at me because i often hear my dad shout at my mom and my brother one day my dad told me to pack my toys because we're going to my grandparents house when we got there he left, and after just a few days my mom is back from abroad and then i think my parents fix things up between them and we move back to our house, that's when our little angel came "Sofia" my little sister, i was young so i hated her because she got all our parents attention, but she didn't took to long in this world, she lived only 1month and 9days, then allah took her again from us, my mother was crying all day long, my father seems depress and we were left to our grandparents to take care of, which often say bad words about my parents that stress me out and made me hate my parents, and then one day my mom told us that we are living with our grandparents and my father will be back to his mother, and my mom told me that they are not gonna be together anymore, i didn't understand a thing because i was so innocent back then but realized everything when i got older, now that i'm living on my own and my mother is supporting me financially, i'm trying harder to stay strong for myself and not be affected by my families issue, everything was hard i hold grudge to my father because he didn't stand for our family, he did not do anything to build our family back to the happy ones, to the happy times, he did not find a way to fix our family back, i hold grudge between my parents because i thought they were being selfish but now i realized that you can't force your heart to stay with someone you don't love, my parents don't hate each other but my grandparents both side hate my parents, i hated them for hating and judging my parents i hated them for dictating on my parents relationship, but mostly i hate my parents for letting their parents destroy our happy family, my grandparents both side all they do is gossip about my parents they accuse my mother of cheating which clearly she couldn't do and my father for being unemployed, i hated them i hated everyone for years, but then by leaving alone hearing different stories from different people, that helps me enlighten my self to this world, i forgave my parents, i chose to understand them i also forgive my grandparents even tho they are not sorry for ruining our family, i just chose to be at peace to free my self from hatred and to understand everything rather than be mad and blame everyone, behind those experience i manage to be strong, happy and contented being alone.
lesson: never let your past destroy your present and your future.
@nm
2 notes · View notes
stevowie · 24 days
Text
5 notes · View notes
o-agassy · 11 months
Text
Apresiasi
Mengapresiasi diri dengan menuliskannya adalah salah satu bentuk stress-release yang manjur untuk sebagian orang.
Masih banyak dari kita yang sebenernya butuh word of affirmation dari lingkungan tempat ia sehari-hari beraktifitas. Namun, kita juga menyadari bahwa faktor tersebut adalah faktor eksternal yang tidak bisa kita kontrol.
Ada kalanya orang suka terhadap perilaku kita hari itu, lain hari bisa jadi kebalikannya. Serta, ngga semua orang harus suka dengan apa yang kita lakukan. Kita punya preferensi sendiri-sendiri.
Balik lagi, untuk sebagian dari diri kita yang sedang mencari jati diri, termasuk yang setiap hari belajar untuk berkompromi dengan diri sendiri, jangan lelah berjuang tanpa henti!
Apapun progressnya, apapun hasilnya, wajib kita syukuri dan kita apresiasi. Karena itu adalah hasil dari kita versi terbaik di hari itu. Masih ada besok yang wajib diusahakan lebih baik lagi. Don’t worry! You did your best!
24 notes · View notes
Text
Tumblr media
"Give, but don't allow yourself to be used. Love, but don't allow your heart to be abused. Trust, but don't be naive. Listen, but don't lose your own voice."
22 notes · View notes