Tumgik
#kisah
ulvafdillah · 2 months
Text
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu mendengar cerita-ceritamu, namun juga mampu memberi respon positif atas apa yang kamu kisahkan.
Menikahlah dengan ia yang tidak hanya mampu menemani dirimu, namun juga paham dan mampu terkait apa yang kamu butuhkan saat itu.
Menikahlah dengan ia yang telah selesai dengan dirinya, dengan kesenangannya. Sehingga tanpa kamu minta pun, ia sudah paham dan tahu bahwa kamu adalah tanggung jawabnya, prioritasnya.
Menikahlah dengan ia yang mampu melihat keletihan-keletihan dari sudut matamu, yang paham perihal lelahmu meski hanya lewat embusan napas. Sehingga tanpa kau minta, ia menjadi lebih peka untuk mengulurkan bantuan.
Menikahlah dengan ia yang ketika kakinya melangkah memasuki pintu rumah, semua urusan yang ia miliki di luar sana, ia tanggalkan di depan pintu.
Menikahlah dengan ia yang banyak bercerita. Dengan dia yang lebih senang bercengkrama denganmu dibanding dengan rekan sejawatnya, dibanding dengan ponsel miliknya.
Karena seumur hidup itu sangat panjang, begitu lama. Maka kau perlu dibersamai dengan seseorang yang paham dan mengerti caranya membangun kehangatan rumah tangga.
Sepanjang usia itu terlalu jauh. Maka kamu perlu menemukan pasangan yang tidak hanya hangat di luar rumah, saat orang-orang melihat dengan mata kepala mereka, namun juga hangat di dalam rumah. Ketika kamu dan dia hanya berdua.
Sebab berbuat baik di depan khalayak ramai adalah mudah. Namun tetap keukeh dengan sikap yang sama adalah kesulitan yang tidak semua orang bisa.
Maka menikahlah. Dengan dia yang tidak hanya mampu memelukmu kala kau sedih dan terjatuh. Namun menikahlah dengan dia yang paham dan mampu menenangkan risaumu.
Karena menikah adalah pengorbanan. Maka menikahlah dengan ia yang rela menanggalkan segala senangnya, demi menyenangkanmu.
10.13 p.m || 06 Maret 2024
556 notes · View notes
sastrasa · 3 months
Text
Dulu, kukira tingkatan tertinggi dari mencintai seseorang adalah membersamai, tanpa memiliki. Tapi ternyata, masih ada yang lebih tinggi dari itu. Yaitu membebaskan, memerdekakan. Aku mencintaimu sepaket dengan membebaskan dan memerdekakanmu. Kamu bebas hidup seperti apapun yang kamu mau. Kamu bebas mencintaiku dengan cara apapun itu. Kamu bebas enggak mencintaiku atas pilihanmu. Aku tetap mencintaimu. Kamu bebas. Kamu merdeka.
- Sastrasa
148 notes · View notes
lembarkertas · 6 months
Text
Tumblr media
Segala cara untuk membahagiakanmu adalah sumber energi yang menghidupkanku sepanjang usia.
233 notes · View notes
pengelanakisah · 4 months
Text
Semakin kamu membohongi perasaan terhadap seseorang, semakin sering ia datang mengendap-endap menelusuri isi kepala dan hatimu - Pilar
54 notes · View notes
abstrackmind · 10 days
Text
Tumblr media
Ibunda Umamah dan Sepuluh Wasiat untuk Putrinya
Dia adalah seorang Ibu yang telah menasehati putrinya. Ia banyak menasehati putrinya karena hati seorang Ibu Muslimah senantiasa berusaha mengharapkan kehidupan rumah tangga yang bahagia untuk putrinya. Nasehat tulus akhirnya menjadi pedoman bagi putrinya, sepanjang hidupnya.
"Wahai putriku, seandainya seorang perempuan tidak memerlukan dan tidak membutuhkan seorang suami, maka aku adalah orang yang tidak membutuhkan suami, tetapi lelaki itu diciptakan untuk perempuan dan perempuan itu diciptakan untuk lelaki"
"Wahai putriku, engkau akan berpisah dengan tempat di mana kamu dilahirkan menuju tempat yang belum kamu kenal dan teman yang belum kamu akrabi. Maka jadikanlah ia sebagai seorang raja, dan jadilah sebagai budak untuknya niscaya ia akan menjadi sahaya untukmu"
Jagalah sepuluh pesan ini sebagai bekal simpanan :
Pertama dan kedua pergauilah dia dengan sikap qanaah, mendengar dengan baik dan taat, karena sifat qanaah itu merehatkan hati sedangkan mendengar dengan baik dan taat akan membuat suami berbelas kasih
Ketiga dan keempat, janganlah kedua matanya melihat kecuali yang baik-baik saja darimu, dan hidungnya tidak mencium darimu kecuali bau yang wangi saja. Ketahuilah wahai putriku, bahwa air adalah wewangian terbaik dan bercelak adalah kebaikan terbaik yang pernah ada.
Kelima dan keenam, perhatikanlah waktu makannya, dan bersikaplah tenang ketika tidurnya. Karena panasnya kelaparan bisa membakar dan kurangnya tidur bisa menyebabkan kemarahan
Ketujuh dan kedelapan, jagalah hartanya dan peliharalah kerabat dan keluarganya. Karena menjaga harta termasuk tanda baiknya penilaian, memelihara kerabat dan keluarga merupakan tanda baiknya pengurusan
Kesembilan dan kesepuluh janganlah kamu menyebarkan rahasianya, dan jangan pula menentang perintahnya. Karena jika kamu sampai menyebarkan rahasianya, maka kamu tidak akan pernah aman dari penghianatannya dan jika kamu berani menentang perintahnya maka kamu telah mengobarkan kemarahannya. Jangan sampai kamu gembira ketika dia tengah berduka, sedih ketika ia bahagia, karena yang pertama merupakan bentuk peremehan sementara yang kedua merusak kebahagiaan.
"Ketahuilah sesungguhnya kamu tidak akan dicintai olehnya sampai kamu lebih mengutamakan keinginannya daripada keinginanmu sendiri dan kamu lebih mendahulukan ridhanya daripada ridhamu, baik dalam hal yang kamu sukai maupun benci. Allah akan memberikan yang terbaik untukmu, dan akan memperlakukan dirimu dengan rahmat-Nya"
Source : Ummahat shana'at a'lam karya Jum'ah Sa'ad Fathul Bab
17 notes · View notes
duniapetualangkata · 7 months
Text
Terlihat kuat padahal rapuh
Terlihat kuat padahal lemah
Terlihat bahagia padahal sedih
Terlihat riang padahal sakit
Terlepas dari semua yang membuat dirimu kecewa
Kamu harus selalu berusaha untuk meyakinkan dirimu sendiri bahwa segalanya akan baik baik saja
Berjuang itu butuh waktu
Perjuangan itu memakan waktu
Ya Allah ku tau ini bagian dari takdir_MU, maka bantulah aku untuk bisa melewatinya...
41 notes · View notes
ceritadear · 3 months
Text
Begitulah manusia, Sayang. Kalau mereka yang menjadi pelaku, mereka tidak akan sadar seberapa tajam pisau itu menikam orang lain. Lantas, kalau mereka yang jadi korban, seolah paling tersakiti sepanjang masa. Padahal hakikatnya masing-masing punya peran salah, hanya beberapa di antaranya punya ego yang sedikit lebih tinggi untuk membentengi diri.
21 notes · View notes
asqinajah · 1 year
Text
Mengenang Singkat Sosok Asma binti Abu Bakar
Belajar dari Asma binti Abu Bakar, definisi seorang strong women, yang sejak masa belianya sudah mengenal islam, dan berjuang untuk Islam. Yang pada saat kejadian hijrah Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, beliau dapat amanah untuk mengirim makanan ke tempat persembunyian Rasul dan ayahnya, dengan kondisi hamil tua, dan melewati gurun dan bukit. Beliau jelas bukan ninja hatori yg hanya fiksi semata :')
Lalu, si bayi yg dikandungnya pun menjadi bayi pertama yg lahir lepas hijrah, namanya Abdullah bin Zubair, yg banyak menorehkan tinta perjuangan buat islam. Termasuk saudaranya yg lain, putra kandung Asma pula; Urwah bin Zubair, salah satu sosok ahli fiqh Madinah, yang banyak meriwayatkan hadits dari bibinya, Aisyah ra.
Tak tanggung-tanggung pula, di usianya yg mencapai satuan abad, kisah tentang bibi kaum muslimin ini pun tercatat apik pula. Tentang ketegarannya ketika melepas sang putra yg dikandungnya dahulu dalam perjuangan hijrah Rasul, Abdullah bin Zubair, menghadap salah satu pemimpin tiran masa itu, Al Hajjaj. Dengan tegarnya, ia kuatkan sang anak, meski tahu bahwa pertemuan mereka kali itu akan menjadi pertemuan akhir antara ibu dan anak. Sebuah narasi yg begitu membekas; "Wahai anakku, seekor kambing tidak akan merasakan sakit ketika disayat kulitnya setelah disembelih,". Adalah sebuah 'kalimat penenang' untuk anaknya yg khawatir bahwa dirinya akan dimutilasi oleh sang tiran. Allahu Akbar!
Meski tak lama setelah itu beliau meninggal dunia, menyusul kepergian putranya, tapi kisah perjuangan beliau, Asma binti Abu Bakar, menjadi salah satu pelajaran yg hebat untuk para perempuan. Pelajaran bagi para gadis, istri, ibu dan tentu sebagai seorang muslimah. Semoga Allah mudahkan kita menjadi muslimah sejati, yg bisa mengambil pelajaran dari kisahnya, dan bertemu dengan beliau, sang pemilik dua ikat pinggang; kelak di jannah Allah nanti. ❤️
(22/02/23)
59 notes · View notes
guratpena · 1 month
Text
berseru
aku merasa telah lelah berseru. menyampaikan apa yang menjadi kehendak hati, namun tidak juga terlaksana.
aku merasa telah lelah berseru. menyampaikan apa yang dirasa tidak sesuai, namun tidak juga bisa diperbaiki.
aku merasa telah lelah berseru. menyampaikan apa yang mungkin bisa diubah, namun tidak juga dipenuhi.
mungkin aku terlalu yakin dengan validasi dan seruanku.
8 notes · View notes
o-agassy · 1 year
Text
Komitmen
Ada yang bilang bahwa sembilan puluh persen dari pernikahan adalah tentang komitmen, selebihnya adalah usaha untuk menjaga cinta.
Meskipun demikian, bukan berarti kita baru akan “memulai” berkomitmen ketika sudah ijab sah. Melainkan semenjak fase sebelum pernikahan, dimana kita sedang masa persiapan dan penentuan calon, itu juga sudah butuh komitmen yang cukup besar.
Komitmen itu dimulai ketika kita sudah yakin terhadap diri ini bahwa kita siap untuk melanjutkan perjalanan menuju pernikahan. Meskipun belum ada calonnya, tapi paling tidak kita sudah mampu untuk memutuskan untuk mengambil komitmen ini atau tidak.
Utamanya untuk laki-laki, nanti akan banyak tuntutan-tuntutan dan tanggung jawab di pundak, ketika sudah sah menjadi seorang pemimpin keluarga. Ya meskipun di model keluarga modern ini, banyak masalah yang diselesaikan dengan cara musyawarah suami-istri, namun tetaplah suami menjadi punggawa keluarga.
Memutuskan berkomitmen saat pra nikah dapat dimanifestasikan melalui tindakan komunikasi aktif dengan calon pasangan, tidak ghosting, atau tidak semi-ghosting hilang timbul tenggelam kemudian.
Menyadari bahwa ini merupakan fase terpenting sebelum menikah juga merupakan bentuk komitmen itu sendiri sebenarnya. Kita tau bahwa pernikahan adalah medan juang yang luar biasa. Ketika sudah menyadari tantangannya, tentunya kita ngga akan main-main dalam fase persiapan ini.
Tidak akan ada cerita orang mau winter-hiking tidak persiapan padding tebal, makanan proper, dan segala sesuatunya yang proper dan terencana.
Jikapun ada dari sebagian teman kita yang pada fase persiapan ini tak sungguh-sungguh, mungkin bisa jadi ia belum mengambil penuh komitmen tersebut, bahkan untuk dirinya sendiri.
Hati-hati, nanti netizen indo akan bertanya lo, “lha kalo sama diri sendiri aja belum bisa komit, lalu gimana buat keluarga nanti?”
Ah semoga tidak.
Tapi bisa jadi ada pendekatan lainnya juga. Memang ada orang-orang yang tidak bisa memutuskan sesuatu bahkan untuk dirinya sendiri. Mereka butuh faktor eksternal atau pendapat orang lain yang mereka percaya. Barulah, mereka dapat memutuskan sebuah persoalan. Memang unik sebenarnya. Seperti kehidupan kita tergantung kepada orang lain. Tapi untuk studi kasus ini, bisa jadi “orang lain” itu ya calon pasangan kita sendiri. Jadi saling menguatkan.
So, pilih yang mana? Medan juang sudah jelas. Tinggal sudah siapkah mengambil komitmen itu?
Yang terpenting, jangan ghosting!
56 notes · View notes
ulvafdillah · 22 days
Text
Rumah tangga adalah privasi. Maka ia tidak boleh diisi oleh selain suami dan istri. Serta anak-anak yang menjadi buah cinta dari keduanya.
Rumah tangga adalah hak permanen antara dua manusia yang terikat oleh perjanjian di hadapan Tuhan. Ia tidak boleh diganggu gugat oleh keluarga dari kedua belah pihak. Maka seorang suami yang tetap taat kepadanya ibunya, serta tahu cara memuliakan istrinya adalah baik. Karena ia mampu menjaga dua perasaan wanita secara bersamaan.
Seorang istri yang mampu taat kepada suaminya dan tidak menjadi penghalang bagi suaminya untuk berbakti kepada ibunya adalah baik. Sebab ia paham bahwa selamanya suaminya adalah milik ibunya.
Untuk itulah mengapa rumah tangga di dalam Islam, tidak boleh dicampur baurkan antara menantu dan mertua. Karena dua perempuan di dalam rumah tidak akan pernah habis masa berseterunya. Begitu pun jika di dalam rumah terdapat dua kepala keluarga, tidak akan habis masa bertikai antara keduanya.
Oleh karena itu, ketika telah menikah, sebaik-baik tempat bagi perempuan adalah rumahnya sendiri. Walau harus berbayar, walau harus hidup seadaanya. Namun itulah sebaik-baik tempat bagi perempuan.
Karena di dalam rumahnya, perempuan bisa mengekspresikan banyak hal. Perempuan bisa melakukan banyak hal tanpa perlu menghadirkan rasa sungkan dan tidak enak hati.
Maka lelaki, buatlah dinding terpisah antara istri dan ibumu. Sebab dua perempuan ini sangat rentan menghadapi miskomunikasi.
Maka perempuan, keluarlah dari rumah ibu-bapakmu. Ikutlah dan pergilah dengan suamimu. Karena pasca menikah, kau bukan lagi tanggung jawab dari kedua orang tuamu. Tanggung jawab itu berpindah di atas tangan lelaki yang memintamu dalam sucinya akad nikah.
Tak perlu ada yang saling tuntut. Karena memahami kewajiban adalah sebaik-baik pemikiran, dibanding menuntut hak yang mesti ditunaikan oleh pasangan.
11.29 p.m || 06 April 2024
205 notes · View notes
sastrasa · 2 months
Text
Karena itu aku, kamu gak mau.
Kamu bukan takut menjalin hubungan baru dengan seseorang, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan belum siap menjalin hubungan asmara dengan seseorang, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan gak mau melawan segala takut dan cemasmu soal masa depan, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Kamu bukan gak bisa mengusahakan seseorang untuk dapat bersamamu, Tapi karena itu aku, Kamu gak mau. Intinya, bukan aku yang kamu mau, kan?
- Sastrasa
58 notes · View notes
lembarkertas · 5 months
Text
Yogyakarta
Setiap kutatap kembang mekar itu
Aku teringat wajahmu yang melebihi
Pancaran rona dari bunga itu.
Kamu tangkai terakhir yang abadi
Menjulang menegak menyeruak
Keluar dari mimpiku.
Aku berdiri menggenggam
Tangkai hijau tua
Menunggu keretamu tiba.
Tanda tanya menyusup
Di suasana malam itu
Perlahan bersama orang-orang asing.
Pertanyaan adalah jawaban
Pendar lampu ialah hiburan
Untukku yang selalu menunggu kata bahagia.
Ada banyak kereta
Bagaikan catatan kaki di buku tua
Hanya ada satu yang ada membawa hatiku
Pada akhirnya waktu
Tiba tepat waktu
Dan kasihku menyatu kepadamu di Yogyakarta.
38 notes · View notes
pengelanakisah · 3 months
Text
Apakah aku tidak boleh sesekali marah pada keadaan? Apakah aku tidak boleh sesekali benci pada hidup yang berantakan? Apakah semua manusia harus menjadi malaikat ketika dunianya sedang tidak baik-baik saja? Bila demikian, siapa di antara kita yang paling egois? Aku, kamu atau Tuhan?
46 notes · View notes
payungbercerita · 1 year
Text
JARAK KITA
Aku suka jarak kita yang seperti ini. Tidak begitu dekat, cenderung jauh. Tidak banyak kesempatan bertemu, tidak banyak juga kesempatan untuk berbicara asyik menghimpun rindu.
Tapi, hati mana yang mencintai tanpa rasa khawatir? Apalagi bagi mereka yang mencinta namun bersembunyi. Diam-diam memperhatikan, diam-diam berharap, diam-diam meminta.
Jarak ini cenderung jauh, lalu bagaimana cara kita bertemu? Jarak ini cenderung jauh, lalu pada kesempatan mana kita bercengkrama lalu saling merasa bahwa apakah dia orangnya?
Jarak ini begitu jauh, lalu bagaimana mungkin kita akan merasa saling, sedang aku hanyalah manusia yang takut untuk memperlihatkan inginku? karena mencintai dalam diam saja sudah membuatku merasa repot untuk menutupinya.
Bagi seseorang yang mencintaimu ini meski khawatir, bukankah alam sudah menjawabnya dari kisah-kisah orang lain. Bahwa jarak tidak menjadi penghalang bagi mereka yang sudah dikehendaki untuk bersatu. Seberapapun jauhnya, ketidakmungkinan hanya sebatas nalar manusia bukan Tuhan.
93 notes · View notes
duniapetualangkata · 13 days
Text
Dewasa adalah ketika kau selalu merasa kesepian.
Dewasa adalah ketika kau selalu merasa sendirian.
Dewasa adalah ketika kau selalu butuh teman cerita.
Dewasa adalah ketika kau selalu gagal.
Dewasa adalah ketika kau mudah lelah.
Dewasa adalah ketika kau bingung mengambil keputusan.
Dewasa adalah ketika kau menyerah pada impian.
12 notes · View notes