Tumgik
#ntms
arissopian · 3 days
Text
Ada kalanya kita merasa paling berperan dibanding yang lain.
Tumblr media
Seolah keberhasilan yang didapat itu karena upaya kita, seolah kontribusi kita yang paling banyak, sedangkan yang lain hanya membantu sebagian kecil saja. Padahal jika kita lebih peka pada masa lalu, ada masa dimana justru peran kitalah yang paling sedikit.
Perputaran roda kehidupan itu tidak hanya perihal ekonomi dan kedudukan saja, melainkan pada peran kita, baik itu dalam pekerjaan ataupun kehidupan rumah tangga.
Seringkali kita hanya sibuk menghitung peran diri hingga lupa melihat peran orang lain. Pandangan kita terlalu sempit karena hanya melihat pada apa yang terlihat, tanpa mencari tahu apa yang sudah dilakukan orang lain diluar pandangan kita.
Selalu ingat bahwa, tidak ada keberhasilan atas diri, melainkan atas pertolongan dan kuasa-Nya.
Selepas Bicara, 160424.1523.
34 notes · View notes
anisahmahar · 2 days
Text
Jika Allah memudahkan dan mempercepat doamu, kamu harus siap dengan segala konsekuensinya. Pasti ada hal-hal yang harus diperjuangkan setelahnya. Dan butuh usaha yang tak biasa. Jaga niat baik, tetap berprasangka baik, dan lakukan apa yang bisa dikerjakan dengan setulus hati. Semoga Allah jaga selalu.
26 notes · View notes
jndmmsyhd · 2 months
Text
"Ya Allah, aku sudah menganggap baik seluruh takdir yang engkau berikan padaku, maka aku mohon sembuhkanlah dan perbaikilah hidupku"
Puncak tertinggi dari hati yang bersih adalah menyerahkan segalanya bahkan masa depannya pada Ilahi.
Tanpa tapi.
Tidak mudah melatih husnudzon dan prasangka baik pada Allah itu, mungkin bagi mereka yang Allah hujani dengan kenikmatan akan mudah untuk melakukannya, tapi tidak mudah bagi mereka yang Allah berikan gerimis bahkan hujan ujian. Soal pasangan, keluarga, pekerjaan, keadaan sosial, ekonomi dan semua hal yang barangkali menyesakkan dada, seakan Allah tidak mencintainya. Padahal, tidak selalu yang Allah hujani dengan kenikmatan itu berarti Allah suka padanya. Dan tidak pasti juga yang hari ini Allah berikan ujian bertubi-tubi menandakan Allah membencinya. Semua ada takaran dan tolok ukurnya, dan pada ujungnya, semua yang bisa mendekatkan diri pada Allah adalah kenikmatan, entah ujian atau nikmat yang datang. Aku pun sama denganmu, masih tertatih untuk bisa selalu mengedepankan prasangka baik. Semoga Allah berikan kita hati yang seluas samudera perihal takdir ini, Allah berikan selimut sabar atas dinginnya ujian. Sebab surga tidak pernah murah.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
terusberanjak · 5 months
Text
"Mari habiskan cinta kita kepada Allah sampai tak ada ruang untuk terluka karena manusia."
@terusberanjak
725 notes · View notes
kurniawangunadi · 4 months
Text
Jangan jadikan uang sebagai orientasi/tujuan. Nasihat yang dulu kujawab dengan bebal ini berangsur bisa kupahami. Seiring waktu berjalan, dari yang dulu single dan sekarang berkeluarga. Kalau dihitung sekali jalan perlu 4 tiket jika pakai pesawat / kereta. Sekali menginap langsung booking 2 kamar. Rasanya kalau kekhawatiran soal uang dan materi apalagi jadi tujuan / orientasi. Aku akan diselimuti kegelisahan sepanjang waktu karena takut kekurangan, berpikir bahwa uang/materi adalah satu-satunya pembebas biar leluasa ke sana kemari dan ngapa2in. Lupa bahwa rezeki itu sudah diatur, sudah dialokasikan sama Yang Maha Pengasih. Apalagi setelah berkeluarga, saat kebutuhan tak lagi soal diri tapi sudah merambat ke biaya pendidikan, properti, dsb. Pasti ada jalannya, ada rezekinya, yang penting terus berikhtiar sebaik mungkin.
Belajar lebih tawakal. Stres di tahun 2023 dipikir-pikir karena ingin sekali mengendalikan banyak hal. Ingin semua hal bisa berjalan dengan baik, tapi ternyata tidak. Ada hal yang akhirnya eror, tidak berjalan sesuai rencana, tidak bisa kukendalikan. Akhirnya stress. Belajar utk lebih berserah pada hasil setelah berusaha. Ada Allah yang mengatur segalanya, kita tidak perlu pusing untuk memikirkan semuanya. Apalagi terus berharap bahwa apa yang kita usahakan, selalu berhasil sesuai yang direncana. Nanti jadi mudah kecewa.
Komunikasi adalah kunci dari kelanggengan relasi. Baik itu dalam pertemanan, pernikahan, pekerjaan, dsb. Belajar untuk lebih komunikatif, lebih banyak mendengar, dan juga belajar untuk berkata yang baik-baik. Berhati-hati dengan lidah yang tak bertulang, yang berpotensi menyakiti orang lain - fitnah - dan berbagai hal yang bisa jadi keluar darinya karena tak mampu dikendalikan. Yang berakhir pada hilangnya kepercayaan, kesempatan, bahkan hubungan.
Jangan ragu untuk memutus pertemanan yang tidak sehat. Belajar untuk lebih dekat dengan lingkaran-lingkaran kebaikan, yang mengajak pada hal-hal baik, yang mengingatkan pada hal-hal baik, yang semakin dewasa ini sangat dibutuhkan banyak sekali nasihat ketimbang haha-hihi. Apalagi lingkaran-lingkaran salih yang membuat kita lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Lebih banyak menerima feedback. Meski terdengar tidak nyaman, tapi kita sangat memerlukan kritik dari orang lain. Alih-alih denial, coba resapi bahwa bisa jadi ketidakpekaan kita selama inilah yang menghambat diri untuk berkembang. Karena diri menolak untuk dinilai dan dikritik. Tidak mendapatkan evaluasi, tidak mendapatkan saran untuk hal-hal yang perlu dibenahi, bersembunyi dibalik kata-kata mutiara "Aku memang seperti ini, kalau gak suka ya gak apa-apa, aku mau jadi diri sendiri." Apakah benar menjadi diri sendiri itu artinya tidak mau berubah lebih baik lagi atas sifat-sifat buruk yang dimiliki?
POV Orang Tua, anak-anak di masa kecilnya hanya akan terjadi sekali. Jangan sampai lalai dengan urusan pekerjaan dsb yang menyita waktu hingga tidak ada waktu untuk menjadi orang tua yang utuh, yang hadir, yang dengan segala keadaan yang nanti terjadi, tetaplah hadir sebagai orang tua bagi anak-anak.
Jangan memelihara rasa benci. Jangan memelihara pikiran yang picik. Jangan terus menerus berpikir buruk tentang orang lain dan juga diri sendiri. Apalagi memiliki sekeciiilll apapun buruk sangka kepada Allah - jangan sampai terjadi.
537 notes · View notes
penaimaji · 7 months
Text
Kalau kita lelah mengikhtiarkan sesuatu; capek karena terkadang yang kita harapkan belum juga menemukan titik terangnya. Mungkin.. kita sedang diingatkan agar berdoa, meminta, dan memperbanyak sujud pada-Nya
Semoga kita tidak lupa, sebesar apapun usaha kita, sesungguhnya tiada kekuatan dan kebesaran lain, selain Ia—Pencipta
Pena Imaji
507 notes · View notes
yunusaziz · 1 month
Text
“Kalau dengan Ramadhan saja masih belum bisa melecut semangat ibadahmu, mungkin hanya kematian yang dapat membuatmu menyesal karena telah abai terhadap ibadahmu.”
Sebuah nasihat, untuk siapapun yang merasa masih abai terhadap nikmat Allah yang diberikan padanya. Sebuah nikmat yang begitu mahal jika dilewatkan begitu saja.
Jika seringkali kita mendengar betapa banyaknya keutamaan yang terkandung di dalamnya? Bukankah itu sudah menjadi alasan yang cukup untuk jangan sampai melewatkannya?
Jika ditarik ke belakang, bukankah 'ditemukan dengan Ramadhan' menjadi doamu yang sering kali kamu panjatkan beberapa bulan terakhir? Dan kini ketika Dia kabulkan, bagaimana sikapmu terhadapnya?
Pada akhirnya, mau diambil atau tidak, mau dimanfaatkan atau dibiarkan begitu saja, semua kembali padamu. Hidup ini hanya berisikan pilihan demi pilihan dari kesempatan yang Allah berikan.
Buatmu yang masih bersemangat, semoga Allah menjaga keistiqomahanmu. Buatmu yang masih belum optimal, ibadah itu dinilai dari bagaimana akhirnya, masih sempat, optimalkan!
Buatmu yang mau tetap abai, juga itu pilihanmu. Semoga Allah memberi kita semua hidayah dan taufik-Nya. Semoga Allah menjaga keihklasan dan menerima semua amal ibadah kita di Ramadhan kali ini. Aamiin yaa Rabbal ‘alamin.
198 notes · View notes
creativemuslim · 9 months
Text
Begitu lucunya ya kita—manusia. Seringkali disibukkan dengan isi kepalanya sendiri, sibuk menggeledah kemungkinan-kemungkinan pada hal-hal yang sebenarnya belum pasti terjadi.
Pikiran kita terbang ke sana kemari, menggumamkan gumaman "kalau nanti" yang seakan-akan skenario itu pasti akan dialami. Padahal yang dipikirkan itu pun belum sama sekali terjadi. Aneh sekali.
Lalu kita kesal, marah, bingung, lelah hanya karena membayangkan hasil fantasi skenario pikiran yang kita buat-buat. Lucu. Mau sampai kapan sebenarnya kita, membiarkan pikiran kita disibukkan oleh kekhawatiran?
Mau sampai kapan sebenanya kita, membiarkan pikiran kita diramaikan oleh ketakutan?
Mau sampai kapan sebenarnya kita, membiarkan pikiran kita dijejali oleh rasa keputus asaan?
Dan mau sampai kapan sebenarnya kita, melupakan Allah yang dengan kemahaanNya mudah sekali memberikan ketenangan? Mengatur kepastian. Memberikan jawaban.
Sibuk sekali ya kita menyusahkan diri. Padahal tak pernah-pernah Allah suruh kita mengurusnya sendiri.
Berhentilah membuat banyak rekaan kejadian di kepala. Bukan sebuah tugas untuk kita meraba-raba kepastianNya. Karena sejatinya kita tak mungkin bisa mengatur kejadian di masa depan.
Maka, hiduplah di atas keyakinan bahwa Allah adalah sebaik-baik perencana. Sebaik-baik yang menetapkan ketetapan. Dan segala apa yang ditetapkanNya adalah hal yang terbaik untuk kita dapatkan.
518 notes · View notes
lacikata · 3 months
Text
Karena hanya Allah ﷻ, satu-satunya yang bisa menerima 100% seburuk-buruknya kamu; maka berusahalah menjadi sebaik-baik hamba bagi-Nya.
342 notes · View notes
dardawirdhaa · 3 months
Text
Allah memberi bahkan pada sesuatu yang tidak kamu minta. Lalu bagaimana jika Dia mengizinkanmu melafazkan sebuah harap?
—harapan yang membuatmu bangun disepertiga malam, saat kamu berpuasa, saat hujan turun, antara adzan dan iqamah, yang terus hadir di dalam hatimu?
Tentu itu adalah tanda pengabulan-Nya yang sempurna. Meski kamu harus sadar, Allah mengabulkan dengan cara-Nya :))
207 notes · View notes
shafiranoorlatifah · 3 months
Text
Bersamalah seseorang yang satu frekuensi denganmu.
Bersamalah seseorang yang selalu melihat akan kelebihanmu, bukan kekuranganmu.
Bersamalah seseorang yang mau diajak berlari bersama meraih kebaikan.
@shafiranoorlatifah
155 notes · View notes
ummufaqyh · 5 days
Text
Makin bertambah usia, permintaan kita menjadi sederhana. Keberkahan usia, rezeki yang halal, keluarga Qur’ani, dan berusaha untuk tidak menjadi beban dan menyusahkan orang lain rasanya sudah cukup.
- ummufaqyh
120 notes · View notes
faramuthiaa · 24 days
Text
… yang selalu disemogakan.
Hingga kini, aku belajar bahwa harapan yang selalu disimpan di dalam hati akan terkabul dengan cara terbaikNya. Meski kita tak mengatakannya dengan keras, meski tak semua orang tahu. Harapan dan ingin yang ada di dalam hati akan mencerminkan juga perbuatan yang kita lakukan setiap harinya. Dan pada akhirnya, ia akan menemui muaranya.
Aku menyimpan satu harapan dalam-dalam, menulis dan melipatnya dengan hati-hati, menyimpannya di sudut hati paling dalam. Harapan yang selalu aku semogakan, sejauh apapun aku berada, dan dimanapun aku melangkah.
Berharap, seringkali memang melelahkan. Mengusahakan harapan tersebut, lebih membuat letih. Tapi sejauh ini, aku hidup dengan semangat dari harapan-harapan kecilku yang kusimpan dengan bahagia di dalam hati. Meski, aku belum tahu kapan saatnya aku akan merasakan realita dari harapan tersebut.
Karena itulah, aku menyebutnya ‘yang selalu disemogakan.’ Bagiku, memiliki harapan adalah cara untuk tetap menghargai panjang dan sulitnya perjalanan, dan juga cara agar bisa terus menemukan senyum.
Meski kadang berharap itu melelahkan, tapi ia melatih hati untuk tetap kuat. Karena, berharap itu seperti menunggu sebuah rahasia akan terbuka. Saat berharap kita tidak tahu apa jawaban akhirnya, tapi tetap mengasyikkan untuk tetap menunggu dan menebak.
‘Harapan yang selalu aku semogakan’, begitu aku menyebutnya. Saat ini aku belum tahu kemana kapal besar ini akan berlabuh, tapi akan kupastikan bahwa selalu ada senyum dan syukur yang mengiringi.
Jangan putus berharap, jangan letih memiliki ingin.
Tetaplah berharap. :)
@faramuthiaa
England, 26 Maret 2024 || 01.21 GMT
69 notes · View notes
jndmmsyhd · 7 months
Text
Menerima Kisahnya
Nanti, saat kamu menikah dengan seseorang, kamu tidak sedang menerima lembar buku yang kosong. Kamu akan mendapatkan seseorang yang sudah menulis begitu banyak catatan dan kisah, yang kamu baru akan benar-benar mengetahui kisahnya sesaat setelah akad terucap.
Pada kisah yang begitu menyedihkan, atau pada kisah yang begitu bahagia maka selalu siapkan hati yang lapang untuk menerimanya.
Sebab orang yang kamu nikahi adalah akumulasi dari masa kecil hingga ia dewasanya, bahkan sampai ia menemukanmu.
Tidak apa-apa, siapkan saja ilmu pernikahan dan mengelola rasa dalam berumah tangga. Kapan kamu harus menekan ego dan emosi, kapan kamu harus bersabar dulu untuk sesaat sebelum mengutarakan maksut dengan berbicara padanya.
Menerima kisah seseorang itu tidaklah mudah, terkadang ia jauh dari apa yang kamu harapkan, terkadang bahkan bertolak belakang dengan apa yang kamu bayangkan.
Sebab pernikahan itu menyatukan dan saling memperbaiki, kisah-kisah buruk dan hitam di masa lalu tidak perlu diungkap dan dibuka. Tutuplah serapat mungkin dan kubur sedalam-dalamnya, mulailah menjalani hari-hari dengan kebaikan yang penuh dengan keberkahan.
Andai kamu sedang menunggu seseorang yang datang padamu, maka siapkan ilmunya, perluas hatinya, dan mulailah melangitkan doa, agar apa yang kamu doakan senada dengan apa yang Tuhan takdirkan
Selamat malam, dariku yang tengah duduk di kereta menuju stasiun terakhir.
Gambir, 19 September 2023.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
terusberanjak · 5 months
Text
Ya Allaah peluk hatiku seerat-eratnya. Genggam imanku sekuat-kuatnya. Aku sudah banyak kehilangan. Dan aku tak mau kehilangan Engkau.
@terusberanjak
614 notes · View notes
kurniawangunadi · 22 days
Text
Ramadan #16
Berteman di usia dewasa, secukupnya. Melekatlah pada orang-orang yang baik dan saleh. Sambunglah dan rawatlah silaturahmi dengan orang-orang yang setujuan. Perdalam rasa kasih dan sayang pada orang-orang baik dengan saling mendoakan.
Di dunia ini, akan tetap ada yang tidak menyukaimu bagaimanapun kamu berperilaku. Mereka mungkin akan menggunjingmu di belakang, melihatmu sebagai orang yang salah meski sebanyak apapun hal baik yang kamu lakukan.
Kamu tidak perlu memikirkan tabiat mereka. Yang perlu dipikirkan adalah bagaimana cara berpikirmu sendiri pada hidup dan orang lain. Jika ada hal yang bengkok, luruskanlah. Jangan takut untuk berubah menjadi lebih baik, meskipun perubahan itu akan membuatmu mengkoreksi sikap dan pernyataanmu sendiri.
199 notes · View notes