Tumgik
#Pendidikan
syadhira · 1 year
Text
Pendidikan yang sebenarnya adalah pada prilaku bukan pada lembar kertas , orang boleh saja banyak gelar namun ternyata pendidikannya tak nampak dalam kehidupannya.
- Tulisan seseorang hafidzahullah
243 notes · View notes
asqinajah · 2 years
Text
Pada kenyataannya, bahkan setelah sudah dewasa pun aku tetap butuh dididik.
Dididik untuk mendidik, dididik untuk tak menjadi congkak, dididik untuk mau belajar hal dan peran baru yg dimiliki. Dan, Allah lah sebaik-baik pendidik, maka mari perhatikan semua yg Ia beri dengan lebih baik.
(29/10/22)
240 notes · View notes
aledisini · 4 months
Text
Menjadi Perempuan
Jadi perempuan itu susah. Walau bukan tumpuan keluarga, tapi ekspektasi yang tumpah di pundak perempuan ngga kalah banyak sama yang dipikul laki-laki. Harus selalu berdandan rapi, tidak terlihat kusam dan kumal. Harus jadi pendiam, pemalu, lemah lembut, tidak banyak membantah, blabla and the list goes on.
Di lingkungan profesional, gue sering banget denger cerita temen dibilang ngga bisa kerja. Padahal ya mungkin yang ngomong tidak lebih baik kerja nya dari perempuan yang dia katain. Kata mereka, perempuan itu lebih lemah fisik nya. Harus diakui memang kodrat perempuan punya fisik yang tidak sebaja laki-laki, tapi bukan berarti ngga bisa kerja kan ya?
Tapi gue bukan mau ngomong tentang mereka-mereka yang ngomong jelek. Ini keresahan yang hadir dan menghampiri, ketika kami, perempuan, mulai bermimpi tinggi.
Terutama, dalam konteks pendidikan dan pekerjaan.
Inget banget, gue pernah liat story temen yang dibilangin "kalau nanti S2 makin susah cari jodoh nya lho, laki-laki pada minder". Sounds familiar? Iya banyak laki-laki yang gitu. Temen gue wawancara salah satu beasiswa dan sempat ditanya "kalau kamu keluar negeri, gimana suami? Nanti minta pulang ngga, kan perempuan mau nya dekat dengan suami" and my friend got rejected just because of this question. "Kerja nya di tempat bagus sih, jadi ga ada yang berani". Yaaa you all know what I mean. Makin besar mimpi nya, makin sering diasosiasikan dengan jodoh yang makin sulit. Gue bahkan pernah kepikir karna omongan itu, apa iyaya belum ada jodoh nya karena pasang kriteria yang lebih baik dari diri sendiri itu ngga ada makhluk nya? I end up drowning in my toxic mind hahaha. Yaaa sebenernya as simple as belum dikasih ketemu Allah aja jodoh nya.
Jadi perempuan bermimpi tinggi itu susah. Tapi bukannya ngga bisa. Poin utama nya adalah untuk tidak lupa peran wanita di dalam rumah. Siapa pun ia diluar rumah, di dalam rumah ia jadi istri, ibu, and also the lady of the house (ya case gue masih anak ya). Kudos to all the amazing woman! Banyak kok yang punya mimpi besar, banyak juga yang berhasil tercapai. Ada yang berhasil jadi direktur dan tetap jadi ibu yang hebat di rumah. Ada yang sampai menggendong anak ke dalam kelas dan jungkir balik menyelesaikan studi nya. Ada juga yang berhasil menjadikan rumah nya sebagai tempat kembali terbaik untuk keluarga nya. No one has the right to judge and stop you.
At the end, semua dikembalikan ke niat. Gue pernah nulis tentang perempuan yang bekerja, tentang betapa rawan nya ambisi wanita dengan niat nya. Untuk apa mau lanjut pendidikan? Jangan karena mau membuktikan kalau perempuan lebih hebat dari laki-laki, begitu tujuan itu tercapai courage lanjut studi nya bubar jalan. Masih banyak kok opsi-opsi niat baik yang bisa membawa ke surga.
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
Sesungguhnya segala perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang diniatkannya." {HR Bukhari dan Muslim}
Untuk kakak-kakak dan ibu-ibu, you'll do great. No, it should be, you have done amazingly well and will do even better in the future. Kalau ada yang ngomongin mimpi-mimpi kita biar aja, diemin aja. What matter most itu kan ridho nya Allah. Semoga Allah selalu mengiringi langkah kaki kita kemanapun ia diayunkan. Barakallah fiikum.
Ohiya, tulisan ini subjektif, tidak mewakili siapapun, dan berdasarkan pengalaman serta cerita yang pernah gue denger ya, semoga bisa diambil pelajaran😊
7 notes · View notes
nurliarahmawati · 10 months
Text
Mengupas Sejarah Kekinian: Menghubungkan Masa Lalu dengan Masa Kini
Sejarah bukanlah sekadar kumpulan fakta dan peristiwa masa lalu. Sejarah adalah kunci untuk memahami dunia kita saat ini, karena kita hidup dalam warisan dari masa lalu yang terus membentuk dan mempengaruhi kehidupan kita. Dalam tulisan ini, kita akan mengupas sejarah dengan pendekatan yang kekinian, menjelajahi bagaimana memahami dan menghubungkan masa lalu dengan masa kini, serta mengungkap relevansi sejarah dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.
Tumblr media
Sejarah dan Identitas Pribadi: Masa lalu kita adalah bagian integral dari identitas pribadi kita. Melacak asal-usul keluarga, mengeksplorasi budaya leluhur, atau mempelajari peristiwa bersejarah yang mempengaruhi nenek moyang kita dapat memberi kita pemahaman yang lebih dalam tentang siapa kita sebagai individu. Dengan memahami sejarah pribadi kita, kita dapat menghargai akar kita dan merayakan keberagaman yang kita miliki.
Mengenali Pola Sejarah yang Berulang: Dalam sejarah, seringkali ada pola-pola dan temuan yang dapat ditemukan di berbagai periode. Dengan mempelajari masa lalu, kita dapat mengidentifikasi pola-pola ini dan menerapkannya pada situasi dan peristiwa masa kini. Misalnya, memahami konflik atau perubahan sosial yang terjadi pada masa lalu dapat membantu kita mengenali tanda-tanda serupa dalam masyarakat saat ini.
Relevansi Sejarah dalam Isu Sosial Kontemporer: Banyak isu sosial dan politik yang kita hadapi saat ini memiliki akar sejarah yang kuat. Dengan mempelajari sejarah, kita dapat menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang asal-usul masalah ini, melihat bagaimana isu-isu tersebut berkembang dari masa lalu, dan belajar dari kesalahan serta pencapaian masa sebelumnya. Sejarah memberi kita perspektif dan kerangka pemikiran yang diperlukan untuk berkontribusi pada perubahan positif dalam masyarakat kita.
Teknologi dan Visualisasi Sejarah: Kemajuan teknologi memberikan kita akses baru ke sumber daya sejarah dan pengalaman visual yang mendalam. Dengan penggunaan augmented reality (AR), virtual reality (VR), atau platform digital interaktif lainnya, kita dapat menjelajahi dan "mengalami" peristiwa sejarah dengan cara yang lebih mendalam dan menarik. Teknologi ini membantu menjembatani kesenjangan antara generasi yang berbeda dan membuat sejarah lebih mudah diakses dan dipahami.
Sejarah dalam Budaya Populer: Sejarah telah menjadi sumber inspirasi bagi industri budaya populer seperti film, musik, dan literatur. Karya-karya ini membawa sejarah ke dalam gaya yang kekinian, menghidupkan kembali peristiwa atau tokoh-tokoh sejarah dengan cara yang menarik dan relevan bagi generasi muda. Mengikuti karya-karya ini dapat memberikan wawasan baru tentang sejarah sambil menikmati hiburan yang menarik.
Jadi, sejarah bukan hanya tentang peristiwa masa lalu yang jauh tetapi juga menjadi cermin bagi identitas kita dan kunci untuk memahami dunia yang kita tinggali saat ini. Dalam menjalani kehidupan kekinian, penting bagi kita untuk menghubungkan diri dengan sejarah, mempelajari pelajaran berharga dari masa lalu, dan menerapkan pengetahuan itu dalam konteks kehidupan kita sehari-hari. Dengan melihat ke belakang, kita dapat melangkah maju dengan pemahaman yang lebih dalam tentang siapa kita dan masyarakat kita.
19 notes · View notes
kafabillahisyahida · 2 years
Text
Mendidik Anak dalam Keterbatasan
Mencari rejeki yang berasal dari tangan sendiri itu melelahkan, tapi aku dan suami memilih jalan ini demi memastikan nafkah yang halal untuk anak2 kami. Kendati karenanya itu berdampak aku kehilangan banyak waktu untuk mendidik mereka, maka seringnya kutitipkan pengasuhannya kepada Allah , tiada daya dan upaya ... Keterbatasanku adalah kelemahanku dan kuharap Dia menutupi kekuranganku dengan caraNya. Sehingga dalam urusan dunia, aku tidak meminta anak2ku menjadi yang terbaik sebab akupun belum mampu jadi yang terbaik. Aku tidak menuntut mereka menjadi pintar, hebat, kaya dan kompeten. Sebab aku tak tau hakikat dari segala sesuatu, yang mana yang akan menjadi kebaikan bagi mereka.
Allah tak menerangkan bahwa orang yang selamat dan bahagia adalah orang kuat, kaya, pun cendekia, firaun orang kuat, qarun orang kaya, dan abdullah bin ubay adalah cendekia tapi mereka terlaknat dan diazab. Para koruptor, hacker, itu adalah orang2 unggul dan terpelajar pada mulanya tapi mereka kurang ajar.
Pendidikan formal anak2ku bagiku sekadar agar mereka survive, tidak menyusahkan orang lain, lebih baik agar mereka bisa memberi manfaat bagi masyarakat, bukan agar mereka menjadi bintang, karena aku tau pasti mengejar pengakuan itu sesuatu beban yang melelahkan dan seringkali mengecewakan
Doaku cukup agar mereka menjadi orang yang beruntung. Aku mohon jaminan anak2 ku kepada Allah. Maka seringnya Allah cukupkan ikhtiarku walau dengan pengorbanan yang sedikit Dia izinkan mereka bisa lebih banyak memahami, lebih mudah mengerti. Waktu yang kami miliki sehari2 untuk bermain, belajar sangat singkat tapi aku mencoba memaksimalkan kualitas
Setiap menghabiskan waktu bersama ,kami libatkan Allah dalam setiap perbincangan, sehingga ketika sedang asyik aku kadang bertanya "kaka ade mau ga kalau kita kayak gini terus sampai nanti di syurga " tentu mereka jawab "mau" dan kubilang "kalau gitu bantu ayah bunda dengan jadi anak yang soleh". Taqwa itu mutlak yang harus diperjuangkan, iman tidak dapat diwariskan.namun itu satu2nya jaminan agar mereka mendapat yang terbaik dari Allah. Walau bukan berarti yang terpintar, tercantik, terkenal tapi pasti yg terbaik. Janji Allah sebenar2nya janji, dan Dia sebaik2 yang paling menepati janji.
Menurut kita memangnya apa dan siapa yang mendesain kisah2 seperti anak tukang becak yang tak lulus SD meraih gelar doktornya. Pun seorang ibu yg terbatas waktu dan kemampuannya bisa menjadikan 10 anak2nya hafidz hafidzah. Itu kisah2 mustahil dengan ikhtiar manusia biasa kecuali dinalar dengan iman dan kuasa Allah. Yang menurut para ulama mula2 ditentukan oleh nafkah yang halal.
Ya harapanku agar anak2ku menjadi orang beruntung... Agar mereka tak sombong dan merasa hebat, agar mereka sadar bahwa segala kebaikan yang ada padanya hakikatnya adalah pemberian dan pertolongan Allah... terlebih adalah ujian yang bila salah difahami bisa saja jadi bumerang.
Keberuntungan dalam Al-quran adalah pencapaian tertinggi dan hanya didapat oleh orang2 beriman. "Sungguh beruntung orang-orang yang beriman," (QS. Al-Mu'minun 23: Ayat 1)
Dan ini menjadi PR terpenting ketimbang pendidikan itu sendiri. Yakni memastikan mereka tumbuh dari harta yang halal. Karena rasul berpesan sekali2 hidayah itu tidak akan menyentuh hati dan diri yang kotor yang padanya terdapat hal2 haram.
Anak seperti mesin fotocopy... Ia akan senantiasa memperhatikan lalu meniru sifat dan perilaku orang tuanya. Jadilah PR terberat berikutnya, pendidikan itu tak berarti seberapa sering kita mendikte dan mengajari. Pendidikan itu tidak berpusat pada mereka yang diajari tapi tergantung pada sosok yang mengajari. Dan bagi anak, pendidikan anak no 1 adalah di rumah, amat dipengaruhi wibawa dan akhlak mulia yang yang dicontohkan orang tua dalam kehidupannya.
76 notes · View notes
viviaramie · 1 year
Text
Setiap orang tua; wajib memberikan pendidikan yang terbaik buat anak-anaknya, dan sebelum kita menjadi orang tua, maka kita wajib memiliki ilmu agar tahu pendidikan apa saja yang harus anak dapatkan agar menjadi sebaik-baiknya manusia.
Yuk belajar.
Tumblr media
33 notes · View notes
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Literasi Dogiyai Maju
Lapak Baca
Berlangsung pada :
Hari/Tanggal: Rabu, 24 April 2024
Waktu : 15.00-16.30 WP
Tempat : Balai Kampung Idadagi, Dogiyai - Papua Tengah
Membaca melengkapi pikiran hanya dengan bahan-bahan pengetahuan; pemikiranlah yang membuat apa yang kita baca menjadi milik kita. ― John Locke.
2 notes · View notes
nadania16 · 9 days
Text
Ilmu Dakwah
Oleh : Syamsul Yakin (Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta) & Nadania Fauzani Aisyfillah (Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Dakwah dapat disebut sebagai suatu ilmu jika dakwah bersifat berdasarkan pengalaman langsung atau empiris yang berarti disusun melalui proses penelitian baik di perpustakaan maupun lapangan, serta pengamatan dan percobaan yang berulang hingga menghasilkan konsep dan teori.
Selanjutnya, ilmu dakwah harus bersifat sistematis dan terencana, menggunakan metode berpikir ilmiah yang objektif agar mudah dipahami oleh siapa saja. Selain itu, pokok dan bagian dari ilmu dakwah harus dapat diuraikan secara tepat sehingga hubungan antar bagian-bagian dapat terlihat dengan jelas, menciptakan pemahaman yang komprehensif.
Selain memiliki sifat analitis yang memungkinkannya untuk melakukan analisis mendalam terhadap berbagai aspeknya, ilmu dakwah juga harus bersifat objektif. Artinya, ilmu dakwah tidak boleh dipengaruhi oleh bias atau prasangka subjektif, dan harus didasarkan pada fakta yang faktual, bukan pada fiksi atau emosi semata.
Pentingnya verifikasi juga tidak bisa diabaikan dalam ilmu dakwah, di mana konsep dan teori yang dibangun harus dapat didukung oleh fakta-fakta yang ada. Selain itu, pendekatan kritis juga sangat diperlukan, yang menuntut proses analisis dan evaluasi yang teliti terhadap informasi yang ada.
Selain harus memenuhi kaidah-kaidah ilmu pengetahuan, ilmu dakwah juga harus disusun secara sistematis, objektif, rasional, dan berbasis pada pengalaman empiris sebagai suatu disiplin ilmu yang sah. Pada akhirnya, ilmu dakwah haruslah bersifat logis, yang berarti sesuai dengan prinsip-prinsip logika dan dapat diterima secara rasional.
Sebagai ringkasan, ada delapan karakteristik kunci dari ilmu dakwah, yaitu empiris, sistematis, analitis, objektif, verifikatif, kritis, ilmiah, dan logis.
3 notes · View notes
monicaftr · 20 days
Text
Survive dari Lingkaran Setan
"Kamu lanjut SMA di pesantren aku aja, ngga ada pelajaran sekolahnya, belajar agama semua." Obrolan para sepupu remaja yang sedang galau memilih sekolah lanjutan. "Lagian, perempuan mah ngga usah sekolah tinggi-tinggi, nanti kan jadi ibu rumah tangga juga," lebih makjleb ternyata lanjutannya.
Ayahku bekerja di restoran cepat saji sedang ibuku tidak bekerja membuatku berusaha lebih untuk mendapatkan akses pendidikan yang layak juga baik. Kalau bukan beasiswa, orang tuaku akan ke sekolah untuk meminta keringan untuk membayar SPP. Dan ini berlangsung dari sekolah dasar hingga lulus kuliah.
"Terlahir miskin itu takdir, tapi mati miskin itu pilihan," kata salah seorang motivator. Aku setuju sekali pada saat itu. Tapi, seketika berubah ketika melihat banyak fakta di lapangan bahwa kemiskinan adalah suatu lingkaran setan. Tidak semua orang bisa ke luar dari lingkaran tersebut. Walau belum punya 271T, aku bisa survive karena previlege memiliki orang tua yang mengusahakan pendidikan tinggi serta lingkungan sosial yang juga mendukung hal tersebut.
Pendidikan adalah kunci, tapi pintunya harus kita cari sendiri. Ia juga bukan hanya untuk laki-laki, tapi perempuan juga mesti. Bukan hanya memperbaiki generasi, tetapi juga untuk diri sendiri. Asik, semua pake "i", wk. Perempuan dan pendidikan, ngga puas kalo ikut dibahas di sini.
Dan aku baru sadar tentang lingkungan yang ternyata seberpengaruh itu. Seorang narasumber di kelas online pernah berkata, "kalo kalian mau punya mobil, bergaul sama orang-orang yang punya mobil." Di salah satu akun Youtube influencer juga pernah bilang, "biasain denger kata Miliar biar kalian ngga kaget dan terekam terus di otak kalian." Bisa karena biasa. Ikut wangi karena gaulnya sama tukang minyak wangi. Maka dari itu, buat jadi "bisa" dan "wangi" harus masuk ke lingkungan yang tepat.
2 notes · View notes
syadhira · 1 year
Text
Rumah akan selalu menjadi tempat yang menenangkan bila di dalam nya ada penegak ketaatan, penyampaian ilmu dan itu semua dilakukan oleh perempuan yang tidak pernah berhenti belajar di madrasah tanpa atap (ibu).
- Tulisan seseorang hafidzahullah
83 notes · View notes
persona-bilah · 11 months
Text
Mengenal Emosi Generasi Strawberry
1. Apa itu Generasi Strawberry
Anak usia 9 tahun ke atas, itulah generasi Strawberry
Kenapa strawberry?
Strawberry dilambangkan sebagai buah yang indah, lucu, menadik, tetapi gampang mengkerut, dan mudah hancur
Generasi Strawberry selunak strawberry, tak tahan tekanan sosial
Generasi Strawberry adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif tetapi mudah menyerah dan gampang sakit hati
Mental strawberry ini adalah mental semua bukan yang sebenernya dimiliki generasi Z.
Sebagai orang tua, mari menanamkan afirmasi positif kepada diri sendiri bahwa, "Anak saya memiliki mindset yang positif, dan jiwa yang kuat,"
Apa yang orang tua yakini akan mantul ke anak kita.
Falsafah Menggenggam Air
Praktik: tangan dikepal, telapak dihadapkan ke atas.
Jiwa kita adalah air dalam tubuh kita. Air tidak mungkin digenggam, dia keluar melalui ekspresi mata, hidung, pipi, dan seluruh ekspresi tubuh.
Inilah yang sengaja tidak sengaja berefek ke jiwa anak.
Seharusnya air dipikiran dan hati terkendali, supaya kita tidak pancarkan lewat ekspresi jiwa kita.
2. Mengukur Kesiapan Menjadi Orang Tua & Mengenali Type Ortu
Sebelum Menikah
Apakah anda siap untuk:
• Menikah saja
• Menikah dan menjadi Orang Tua
Benarkah sudah siap juga menjadi orang tua?
Apakah anda, Mengenali diri sendiri dan pengaruh pengasuhan terhadap kemampuan menjadi ortu?
Apakah anda, Disiapkan oleh Ortu untuk menjadi Ortu?
Apakah anda, Sungguh-sungguh belajar parenting/psikologi?
Apakah anda, Mengenali kesiapan dan kemampuan pasangan jadi Ortu?
Ketika sudah siap menjadi orang tua
Anda Type Ortu yang mana?
• Ayah bekerja - Ibu di rumah?
• Ayah ibu bekerja?
Jika Ayah Ibu bekerja:
Siapa yang mengasuh anak anda? Kakek nenek? Suster? Daycare?
Anak anak strawberry ini berayah dia ada, berayah dia tiada. Beribu dia ada, beribu dia tiada.
Maksudnya: Ada orang tuanya, namun dia tidak merasakan peran orang tuanya
3. Komunikasi, Pangkal Masalah Emosi Gen Strawberry
Mengelola emosi sesederhana dari gimana kita ngomong, ngomong kita inilah yang sangat berbahaya.
Tanpa disadari, biasanya, Kalau ngomong atau bicara buru-buru, kecepetan.
Supaya tidak bicara buru-buru.
Apa yang perlu dilakukan?
Berpikir, Memilih, Mengambil Keputusan
Contoh: pagi mau sarapan apa?
Anak suruh berpikir, memilih apa saja yang dimau, belanja.
Jangan kau gesa gesakan anakmu ketika dia kecil, karena kau akan mendapatkan orang dewasa yang kekanak-kanakan (gak bisa bertanggung jawab sama diri sendiri)
Karena buru buru, akhirnya, keluarlah, Nada tinggi
Bagaimana cara menurunkan nada bicara:
Sebelum keluar pintu kamar pagi, setelah sholat, angkat tangan, bermunajat kepada Allaah, "Ya Allaah Afrig Alayna Shobron,".
Setelahnya, tarik nafas 3x.
Mulai dengan senyum.
Siap mental ngadepin berbagai tingkah dan cerita.
Contoh: mau berangkat sekolah.
Buat aturan, berikan konsekuensi.
Konsekuensi logis (kalau lelet, terlambat sekolah) dan alamiah (telat makan, Laper)
Harus TEGA.
Kalau dibalas marah. Jika seperti ini anak merasa tidak pernah dikenali.
Perasaan itu perlu 3D: Dikenali, Diterima, Dihargai
Emosi anak yang tertahan, dibawa ke sekolah, disenggol temennya, langsung marah "heh jangan pegang pegang", itu bisa jadi awal penyebab perilaku bullying
Tidak Membaca Bahasa Tubuh (bahasa tubuh tidak pernah berbohong), Tidak Mendengarkan perasaan
Contoh: Anak lelet dalam siap-siap sekolah, anak keluar dari kamar dengan ekspresi marah.
Harusnya dibaca bahasa tubuhnya, "Ya Allaah, marahnya anak Bunda, aduh, itu alis sampe mengkerut, mata mendelik ga keliatan kelopak matanya,"
Cara baca bahasa tubuh:
• Sebut saja apa yang nampak
• Sabar tunggu reaksi
• Tebak perasaan yang mewakili dan mendekati bahasa tubuh
• Menamakan perasaannya (sebal, kesal, marah, benci)
• Menerima
Menggunakan 12 Gaya Populer
1. Memerintah: "Cepetan bunda bilang"
2. Menyalahkan: "Makanya, Apa bunda bilang,"
3. Meremehkan: "Itu aja jadi masalah,"
4. Membandingkan: "Si kakak daritadi udah duduk, udah kelar,"
5. Mencap / Melabel: "Makanya jadi orang jangan lelet, gesit sedikit,"
6. Mengancam: "Besok pagi kalau kamu begitu, udah gausah sekolah,"
7. Menasehati: "dengerin ya, kamu tuh jadi orang... (Mulai nasehat panjang),"
8. Membohongi
9. Menghibur
10. Mengkritik
11. Menyindir
12. Menganalisa
Setiap pagi seperti itu, Can you imagine kenapa dia jadi strawberry? Senggol sedikit merasa ditonjok?
Senggol sedikit keluar cairannya? Itu keluar cairan merah, darah, dari strawberry.
Yang keluar dari jiwa anak kita darah bening yang tak tampak warnanya, tapi dia mengalir terus lewat wajah anak kita.
Falsafah Kantong Jiwa Berisi Bola Pingpong
Kantong kenceng atau kantong kempot
Kantong jiwa anak: Berisi kata-kata dari orang tua, kakek, nenek, kakak, adik, paman, teman, guru.
Kalau kata kata baik: Pengakuan, Penghargaan, Pujian, Penghargaan, Kasih sayang
Maka kantong jiwa akan kenceng
Tapi kalau yang masuk adalah kata kata negatif 12 kata popüler, setiap kata negatif yang keluar, bola pingpong juga dikeluarkan, kantong jiwanya kempot. Inilah yang menjadikan anak anak yang tidak percaya diri.
Jiwa anak kita kenceng atau kempot?
Apa yang sudah kita produksi selama ini?
Kita selalu takut memuji, maka kempot jiwa anak kita.
Kenapa kita melakukan seperti itu?
Karena dulu kita dibesarkan seperti itu.
Banyak bener orang tua punya jiwa kempot, jadi dia tularkan lagi ke anaknya. Anaknya menjadi generasi Strawberry, anaknya hidup di dunia digital.
Darimana? Muncrat dari masa lalu.
Mengenal Konsep Diri
Anak diri anak kita? Bagaimana dia merasa dirinya?
Berharga atau tidak berharga?
Mengenal Harga Diri
Bagaimana melihat diri
Beruntung atau tidak beruntung memiliki orang tua seperti itu?
Mengenal Kepercayaan diri
Bagaimana menghargai dirinya?
Kalau jiwanya kempot, didepan emak bapak kandung dia ga berharga. Itu kenapa dia mencari pelukan lain di luar.
Jangan jangan dia ga sempet dipeluk atau bahkan dielus kepalanya
Anak anak dengan jiwa yang kempot, merasa tidak berharga.
Menerima siapa saja yang bisa peluk, karena pelukan dari orang tuanya jarang.
Menerima siapa saja yang bisa bilang sayang, karena dia gak pernah mendapatkan kata sayang dari orang tuanya.
Efek negatifnya?
64.000 anak Indonesia tahun 2019 menurut kementerian pemberdayaan perempuan, mengajukan dispensasi izin nikah di Mahkamah Agama seluruh Indonesia.
288 di Ponorogo
Anak siapa itu?
Berayah anak itu ada, berayah dia tiada
Beribu anak itu ada, beribu dia tiada
Dia hanya mendapatkan pelukan, kasih sayang, cinta dari temennya sesama siswa SMP. Maka banjirlah anak haram di Indonesia.
Gak punya waktu untuk mendengar aktif
Apa yang dilakukan anak?
Ketika anak tidak bisa mengeluarkan apa yang dibicarakan orang tua, mengeluarkan emosi yang tertahan, akan menjadi dasar bullying
4. Mendengar Aktif
Jadilah cermin, minta maaf
Kita harus merendah, untuk membuka tirai tirai luka yang terselubung. Minta lah maaf, umur belum tentu panjang, selesaikan urusan dunia kita, selama kita masih di dunia. Jangan gengsi.
Tanyakan pendapatnya
Hargai dan diskusikan, bahas bersama, duduk santai "Wa quuluu linnasi husna,".
11 notes · View notes
shaulatravelerlight · 9 months
Text
melihat anak anak terkadang seperti kilas balik ke beberapa tahun yang lalu,
dulu saya apakah seperti itu?
membayangkan jika mereka tumbuh dewasa dengan berbagai karakter yang ada..
nak, kalian akan menjadi orang hebat kelak. saya yakin ada kelebihan dan potensi pada masing masing diantara kalian.
tidak ada anak nakal, hanya ada anak yang aktif, memang membutuhkan perhatian lebih. Ada beberapa hal yang menyebabkan anak tsb hiperaktif bisa jadi dari pendidikan di rumah, latar belakang keluarganya dan lainnya.
Kita tidak boleh melabeli anak dengan kata "anak itu nakal"
Katakan, anak itu adalah anak yang membutuhkan perhatian lebih, karena banyak hal.
11 notes · View notes
sazzadiyatan · 9 months
Text
Haru
kalau  dulu punya uang ayah juga bakal sekolahkan kamu di sekolah bagus, biar kamu mendapatkanpendidikan terbaik, apalah waktu itu ayah cuma mampu menyekolahkan disana
ayah dengan muka datarnya 2023
semakin dewasa aku menyadari ternyata menjadi orangtua merupakan sebuah tanggungjawab yang begitu besar, semakin melihat sekitarku baik saudara, teman seumuran yang sudah banyak berada pada fase memilihkan tempat pendidikan terbaik untuk buah hati mereka.
didukung posisiku sebagai pendidik, pernah disuatu hari aku bercerita ke ayah bagaimana semakin mahalnya dana pendidikan yang dikeluarkan oleh banyak orang, dan di saat itu aku masih merasa apakah memang seharusnya perlu menyekolahkan anak dengan dana sebanyak itu di tingkat Taman kanak kanak.
dengan wajah datarnya ayah mengatakan “siapa sih yang gak mau anaknya dapat sekolah terbaik, apalagi dia mampu, dulu kalau punya uang ayah juga pingin kamu mendapatkan pendidikan terbaik di sekolah yang bagus, tapi ayah waktu itu cuma mampu menyekolahkan kamu disana”
aku terdiam mendengarnya, mungkin aku belum berperan menjadi orangtua saat ini, sehingga aku berstatement demikian, mungkin saja nanti akan berubah jika Allah mentakdirkan aku menjadi orangtua, bahkan saat mendengar perkataan ayah tersebut aku mengaminkan dalam hati.
dahulu  saat  setingkat SD ayah menyekolahkanku di madrasah yang memiliki yayasan untuk membantu anak yatim dan kurang mampu, kata ayah dibanding dengan lainya sekolah tersebut tergolong terjangkau biaya pendidikanya, kata ayah juga madrasah tersebut memperbolehkan para wali murid menunggak membayar spp jika belum mampu membayar. didukung lagi saat tahun 2000an madrasah tempatku bersekolah sudah memiliki program fullday yang saat itu hanya sekolah sekolah bagus dengan biaya mahal yang memilikinya.
tapi aku bersyukur dengan pilihan ayah, dengan upayanya waktu itu ayah mampu menyekolahkanku di madrasah, Taman Pendidikan Al-qur’an, memberikanku les tambahan saat kelas 5 dan 6, memasukkanku ke pesantren hingga sanggup membawa gelarku hingga detik ini.
mungkin kalau ayah tahu akan ada drama saat aku menyelesaikan sarjana pasti akan memperbolehkan aku kemana saja waktu itu, sehingga aku tidak akan membenci kota kelahiranku sendiri, Qodarullah wa maa shaa Faala.
pengalaman serupa juga diceritakan rekan kerja yang duduk di sebelah mejaku, katanya dia dulu ingin masuk SMA favorit di kota kami, namun dengan pertimbangan biaya adik-adiknya sang ibu memintanya untuk sekolah di dekat rumah saja dengan biaya transportasi dan uang saku yang mampu untuk dibayarkan biaya sekolah adik adiknya. lalu aku berkaca kaca mendengan selorohanya
kayaknya orangtua kita juga pengenya dan maunya kita kuliah ke luar negeri us, ciputra misalnya,  atau kemanapun kita mau, setidaknya kita punya privilage yang tidak semua orang memilikinya, dan orangtua kita masih mengusahakanya.
ternyata memang menjadi orangtua tidak mudah, terimakasih ayah ibuk yang sudah memberikan pendidikan terbaik untukku, meski ada luka pengasuhan yang aku rasakan hingga detik ini--maafkan anakmu yang belum bisa mendapatkan beasiswa untuk bisa kuliah dengan gratis , maafkan belum bisa membanggakan, maafkan juga aku yang masih menjadi beban pikiran kalian. entah berapa materi yang sudah kalian keluarkan untuk pendidikanku dan sampai saat ini kalian tidak meminta apapun kecuali agar aku tetap menjaga sholat fardhu, tahajud dan puasa sunnah
terimakasih sudah bersabar dengan anakmu yang masih menjadi manusia manusia biasa hingga detik ini :)
Gresik, 27 Juli 2023 dengan air mata terbendung menuliskannya
Sazzadiyatan
14 notes · View notes
iftea · 3 months
Text
Tumblr media
9 Tahun itu
Duaaar ... Booom...
Terdengar suara bom meriam di berbagai penjuru. Hatiku bergidik ngeri, membayangkan bom itu menyasar rumah kami. Aku baru berusia 9 tahun, tetapi kondisi di sekitarku telah memecutku untuk berjuang lebih.
Kami sekeluarga dan warga sekitar memutuskan untuk mengungsi sementara ke desa lain, karena desa kami sudah tidak aman. Pak Lurah bersekutu dengan tentara Jepang. Kami tidak punya pilihan, mati atau bersekutu. Kami pun memilih mengungsi untuk menghindari dua pilihan sulit itu. Bapak dan ibuku hanya seorang petani. Kebijakan-kebijakan tentara Jepang sangat menyiksa kami.
Aku tidak tau, kapan harapan terbebas dari penjajahan ini akan tiba. Kami hanya membawa barang seadanya dan sebilah bambu runcing. Sesekali kami berjalan mengendap-endap menghindari pandangan tentara Jepang yang sedang berjaga.
Orang-orang yang berani melawan tentara Jepang terus berjuang dari berbagai lini. Aku sebagai anak kecil hanya bisa menunggu angin segar sambil berjaga menyelamatkan jiwa.
***
Sore itu, nenekku bercerita tentang masa kecilnya ketika masa penjajahan Jepang. "Wah, berarti sudah sepuh sekali umur nenekku ini. Lha wong jaman penjajahan Jepang, Beliau sudah berumur 9 tahun." Gumamku dalam hati. Aku mendengarkan nenekku melanjutkan ceritanya sambil membayangkan peristiwanya. Kami mengakhiri kisah masa lalu nenek dengan mengirim bacaan Al Fatihah untuk semua pahlawan yang telah berjasa memperjuangkan kemerdekaan negara Indonesia. Terimakasih para pahlawan. Bung Karno berkata, "Jas Merah. Jangan sekali-kali melupakan sejarah."
2 notes · View notes
fawazsidiqi · 3 months
Text
Guru adalah Pemimpin
(Tulisan 5 Tahun lalu)
Sebenarnya saya belum selesai melakukan observasi tentang tulisan kedua pada judul yang sama ini.
Tetapi karena beredar secara viral sebuah video yang menunjukan tindakan tidak beradab dari seorang siswa terhadap guru, ditambah hal tersebut dilakukan di dalam kelas, maka saya tergerak untuk menulis selekas mungkin dan bisa saja nanti ada tambahan tulisan ke-tiga ketika observasi saya sudah selesai.
Saya akan coba sampaikan sudut pandang saya terkait kasus tersebut, semoga bisa lebih sederhana dan tidak terlalu panjang.
Setidaknya ada dua prinsip penting yang berhubungan dengan kasus di atas.
Prinsip pertama, guru merupakan pemimpin di kelas.
Seorang siswa -terutama selama di kelas harus mau melakukan “apapun” perintah guru sekalipun hal tersebut tidak koheren dengan mata pelajaran yang sedang diajarkan.
Tentu, di dalam Islam konteks apapun dibatasi dengan batasan jelas yaitu : tidak bertentangan dgn syar'iat -perintah Allah dan Rasul-Nya.
Prinsip ini sangat dipahami -dan diamalkan betul oleh para santri di pondok. Seorang santri akan sangat dgn responsif mengikuti permintaan kiyai sekalipun terkesan “aneh”.
Ya, secara tidak langsung ada sebuah sistem organisasi (sederhana) di kelas yang pemimpin tertingginya merupakan guru. Siswa sebagai bagian dari organisasi tersebut harus mau terlibat dalam sistem yang (seharusnya) sudah disepakati di awal pendaftaran dan dilengkapi dengan sistem yang dibuat oleh guru di kelas.
Maka selayaknya sebuah sistem, ada konsekuensi yang harus diterima jika terbukti melanggar ketentuan yang sudah disepakati. Pimpinan sekolah memiliki kewenangan untuk menyelesaikan kasus ini jika memang sang guru tidak memiliki bargaining yang kuat terutama di hadapan orang tua.
Prinsip kedua, kepemimpinan guru di luar sekolah.
Jika di dalam kelas sudah jelas sang guru menempati posisi tertinggi sebagai komandan bahkan mungkin panglima, bagaimana jika di luar sekolah (?)
Sebenarnya ini merupakan bagian dari observasi saya tentang bagaimana seharusnya seorang guru berperan dalam pendidikan anak di luar kelas (dan sekolah).
Dalam kacamata saya, kepemimpinan tertinggi itu beralih dari guru kepada orang tua.
Guru disini berperan sebagai “konsultan ahli” atau bahkan penasehat bagi orang tua terkait hal-hal apa saja yang perlu ditekankan dalam kepemimpinannya terhadap sang anak di luar sekolah.
Nah, disini lah inti tulisan dalam judul yang saya angkat.
Menjadi “guru” bagi orang tua dalam persepektif saya merupakan tugas yang tidak sederhana karena seorang guru dituntut untuk mampu menjelaskan secara detil dan mendalam tentang apa dan bagaimana seorang siswa ketika di sekolah.
Seringkali karena tak acuh terhadap perkembangan siswa di kelas, guru hanya menyampaikan hal-hal normatif sehingga orang tua pun tidak memiliki panduan jelas mengenai apa yang perlu ditekankan dan apa yang sebenarnya sudah dikuasai sang anak dengan baik.
Terlebih masalah adab. Catatan-catatan guru di kelas mutlak dibutuhkan orang tua, sebagai kisi-kisi pelajaran tambahan yang diperlukan selanjutnya.
Sayangnya, guru juga terkadang justru lebih banyak menyimpan catatan tentang kemampuan dan nilai sang anak dalam menyelesaikan tugas mata pelajaran, tetapi nihil catatan akan adab secara mendalam.
Maka tidak aneh jika orientasi dari anak atau bahkan orang tua sendiri, selalu berujung pada kesimpulan sama : perlunya pelajaran tambahan di luar kelas (hanya) dalam hal kemampuan penalaran. Kesimpulan tersebut diejawantahkan dengan didaftarkannya sang anak dalam lembaga bimbel tertentu di luar sekolah.
Dari kejadian di video tersebut, jelas sekali menunjukan hilangnya adab dari siswa di kelas -karena teman-temannya yang lain terlihat membiarkan malah ikut memanas-manasi.
Jika saya berposisi sebagai guru di kelas tersebut, akan ada “catatan merah” untuk orang tua dari masing-masing siswa yang terlibat.
Sebenarnya masih ada prinsip lain yang menunjang kasus di atas, tapi saya rasa dua prinsip di atas sudah cukup mengakomodasi prinsip yang lain.
Sederhananya, akhlak seorang anak tidak akan dapat dilepaskan dari siapa orang tua dan guru-nya.
Maka, tugas keduanya untuk saling berkolaborasi dalam ikhtiar mendidik sang anak agar memiliki akhlak yang baik.
Jika pun sudah terlanjur terjadi -bahwa sang anak ternyata memperlihatkan akhlak buruk apalagi ketika sudah masuk tahap baligh, perubahan itu masih sangat mungkin terwujud jika keduanya sepakat untuk manghadirkannya. Bagaimana caranya?
Saya memiliki dua solusi yang sudah terbukti ampuh. Mulai (atau lebih) dekatkan sang anak dengan Al-Qur'an dan dengan majelis ilmu yang di dalamnya dibahas ayat-ayat Al-Qur'an.
Jika sebuah kaum terpinggirkan dan dikenal dengan sebutan jahilliyah karena akhlaknya yang buruk saja bisa bertransformasi menjadi sekelompok manusia mulia dan mampu menjadi pemimpin peradaban dengan Al-Qur'an, maka tentu hal itu bisa saja terjadi pada siapa yang menginginkan hal semisal. wallahua'lam.
4 notes · View notes
lieeworld · 3 months
Text
Tumblr media
Heii heii reader, kenalin akuu liee, akuu sedari kecil sudah dididik untuk bisa hidup mandiri. Sedari usia 12 tahun aku sudah sekolah jauh dari orang tua, awalnya ini sukar untuk aku yang sangat bergantung kepada orang tua.
huhuhu panjang ceritaa, sampailah aku merantau yang berbeda provinsi dengan orang tuakuu... Disini aku memahami ternyata tidak sia-sia aku hidup di asrama selama ini....
aku menyelesaikan pendidikan strata satu aku di jurusan ilmu hukum, dengan program kekhususan hukum pidana. saat ini aku melanjutkan pendidikan strata dua yang tidak linear dengan jurusan strata satu aku..
Buat temen temen, jangan pernah menyerah dalam menempuh pendidikan, menurut aku pendidikan adalah investasi, bener apa yang disampaikan dalam debat capres yang ke lima (04 Februari 2024) Abah Anies dan Pak Ganjar mengakui bahwa pendidikan adalah investasi yapss, benerr banget.. so jangan malas dalam menempuh pendidikan. Semangat
Heheh foto hanya pemanis, karena kaki tersebut yang membawa saya melangkah kesana kemari dalam menjalani proses kehidupan yang penuh makna🤍
2 notes · View notes