Tumgik
#dakwah
taufikaulia · 2 months
Text
Mumpung belum nikah, pelajarilah ilmu pernikahan. Pahamilah benar-benar hak dan kewajiban dalam rumah tangga agar kelak pasanganmu tidak hidup degan mode 'survival'.
Taufik Aulia
712 notes · View notes
gadisturatea · 7 months
Text
Untuk siapa pun yang akan menikah,
pesanku, belajarlah ilmu agama. Belajarlah tentang aqidah yang benar. Belajarlah tentang ilmu mengenal Allah (ilmu tauhid). Dan pilihlah laki-laki yang juga sudah belajar tentang hal-hal di atas.
Karena anak-anakmu berhak lahir dari seorang Ibu yang shalihah dan paham agama. Juga berhak memiliki Ayah yang shalih, yang paham agama, dan bertakwa kepada Allah.
Bukan salahmu jika kau terlahir dari keluarga yang tak paham agama. Tapi salahmu adalah ketika kau pilihkan Ayah untuk anak-anakmu, laki-laki yang buruk akhlak dan agamanya.
{dalam buku “Pilihlah Ia Yang Layak Kau Taati Seumur Hidup}
396 notes · View notes
muntahanega · 11 months
Text
Kalau kebaikan manusia bisa membuat kita jatuh cinta kepadanya.
Lantas kenapa kita tidak mecintai Allah yang kebaikannya tidak ada habisnya
441 notes · View notes
kafabillahisyahida · 5 months
Text
Hanya orang yang telah selesai dengan dirinya. Yang dapat melihat lebih detail, menyimak lebih teliti,merasakan lebih dalam, membantu lebih banyak, berkorban lebih besar kepada permasalahan disekitarnya.Mereka yang berhasil mengalahkan egonya tidak peduli dengan segala bentuk pernak pernik & titel dunia dan LEBIH MEMILIH ARTI HIDUP.
Karena kehidupan ini hayalah peran2 singkat yang di berikaan Sang Maha Pencipta dengan Misi. Sehingga lebih memilih mengesampingkan hati dan lebih suka mengingat mati. Dia ikhlas tak suka membalas, yang mudah mengalah, dan tidak mengungkitnya, ringan memberi dan melupakan dan hidup lebih fokus pada kebermanfaatan dan untuk tujuan apa dia diciptakan .
Kebalikannya Orang - orang yang belum selesai dengan dirinya adalah sulit berhasil dengan (seseorang dan sesuatu), karena sejatinya mereka adalah orang yang kehilangan, bukan sekedar tentang tak ada/tak punya, namun tentang yang ada tapi tak terasa, terdengar tapi tak di fahami, hadir namun terlewati, terjadi namun tak ada arti.
113 notes · View notes
diksi-faa · 2 months
Text
Berhentilah dari ratapan salah yang berkepanjangan. Sebab hidup memang berdampingan dengan kesalahan. Nyatanya, selalu ada ruang-ruang perbaikan di tiap kesempatan.
Menepilah sejenak untuk mendamaikan nurani yang terbelenggu dosa. Bukan berlari sejauh mungkin dari segala masalah yang telah tercipta.
Sebentar saja, jiwa hanya butuh hening. Berdiam diri dan merenungi tiap-tiap luka yang menganga, dan tiap perasaan bersalah yang menderita. Juga merombak hati dari desahan pilu yang kian menggerogoti seisi raga.
Pada akhirnya, hidup tetap dilanjutkan. Dan kita telah meraih penerimaan yang utuh, hati yang membaik, jiwa yang pulih, dan ketenangan untuk memperbaiki semua salah dan berusaha tak mengulanginya lagi.
~Faa
52 notes · View notes
syuraik · 5 months
Text
“Kenapa Baba bisa sabar banget?” tanyaku suatu malam selepas kami berkonflik.
“Padahal Bubu nyebelin kan?” sambungku lagi.
Seperti biasa, lelaki itu tersenyum sambil menunggu momen untuk memberi respon.
“Qowwam, Bu,” timpalnya pendek.
“Maksudnya?”
“Baba yakin, setiap suami itu Allah kasih fitrah al-qowwam yang paling cocok untuk mimpin istrinya. Jadi ya.. memang cuma Baba yang bisa menghadapi istri kayak Bubu.” 😁
***
Seyakin kita pada pemahaman bahwa setiap orangtua telah Allah instalkan kemampuan mendidik dan mengasuh yang kadarnya paling pas juga paling sesuai untuk anak-anaknya,
maka mestinya seyakin itu pula kita pada penjelasan bahwa: setiap orang yang sudah menikah..
Allah telah instalkan kemampuan untuk memahami, menyelami, membersamai, termasuk bersyukur dan bersabar atas pasangannya.
Sehingga, bagaimanapun ruang kurangnya.. kita dapat tetap tegak di atas keyakinan: suamiku adalah suami terbaik untukku, dan aku adalah istri terbaik untuk suamiku.
— Febrianti Almeera
Sepercik nasihat bagi mereka yang sudah mengarungi bahtera. Semoga senantiasa bersabar juga bersyukur atas setiap hal yang ditemui dari pasangan hidup. Tak terlepas juga untuk senantiasa belajar dan berdoa agar Allah bimbing, Allah berikan sakinah dalam pernikahan.
122 notes · View notes
dardawirdhaa · 1 year
Text
Dan salah satu hal yang harus kamu sadari adalah, selain Allah, ada orang-orang yang memelukmu tanpa melihat banyaknya kekuranganmu.
Mereka adalah keluargamu─terlebih ibumu.
—kutipan "Be Proud, My Dear"
151 notes · View notes
arsyadhere · 1 month
Text
"Izinkan dirimu berproses dan jangan menutup kemungkinan untuk suatu hal yang baru"
- Felexandro Ruby
-----------------------------------
Kekuatan ada dalam kebahagiaan
Dengan bahagia dan sabar menjalani proses, itulah yang akan membuat kita kuat. Dengan ketekunan dan melangitkan doa, itu yang akan menuntun kita dalam menjemput hasil.
Dalam suatu proses, waktu dan pengalaman yang kita lalui, serta ilmu yang kita dapatkan bukanlah sesuatu yang bijak untuk kita tinggi dan bangga-banggakan.
Atas segala pencapaian, bukanlah hal yang pantas untuk menjadikan kita merasa lebih tinggi diatas orang lai yang mungkin baru memulai atau minim pengalaman.
"Jika bahagia akan membuat kita kuat, maka kerendahan hati yang akan membuat tenang dan selamat di akhirat"
Bukankah dalam salah satu firman-Nya, Allah memanggil umat yang beriman dengan panggilan penuh kedamaian; "Wahai Jiwa yang Tenang", sebagai ungkapan kepada hamba-Nya yang selamat karena berhasil masuk ke dalam surga-Nya?
Tersadar kembali, bahwa hulu nikmat dan rezeki yang Allah SWT alirkan hingga ajal menanti, semua hanya berhilir pada amanah yang akan kita pertanggungjawabkan nanti.
Maka ujian tidak hanya tertuju pada kesulitan saja. Saat kita diberikan berbagai kenikmatan pun, itu bisa jadi ujian juga.
Semua hanya untuk melihat, di sisi mana kita nanti. Akhirat makin ISTIQOMAH atau akhirat makin MELEMAH?
-----------------------------------
“Ya muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik"
(Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)
.
Tangerang, 20 Februari '24
22 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Nasihat Syaikh Qaradhawi : Produktivitas Dakwah dan Spirit Keumatan
Tumblr media
Produktivitas dakwah tidaklah diukur dari seberapa sibuk seseorang terhadap aktivitas dakwahnya, melainkan dari seberapa banyak aktivitas tersebut mampu meringankan beban dakwah itu sendiri.
Perjalanan dakwah hari ini menuntut adanya kerja-kerja nyata yang proaktif untuk umat dari para pengusungnya. Sebab, jika kemungkaran hari ini, yang didukung semua fasilitas dan dana yang berlebih meracuni kehidupan, melemahkan ketetapan Allah dan menggiring manusia ke jurang kehancuran, maka bagaimanakah kita akan bersikap terhadapnya?
Apakah banyaknya jumlah ibadah telah membuat aman dan tenang perhitungan kita di hadapan Allah nantinya? Sementara setiap hari, selalu saja kita mendapati kabar dari saudara-saudara kita yang kepayahan, menderita atau bahkan gugur di depan mata?
Apakah kita hanya akan tetap berdiam saja? Perlahan mundur, lantas berbalik arah, kemudian menyerah begitu saja?
Mari kita lihat sejenak ke dalam diri kita. Ada dimana sikap kita hari ini? Bagaimana kabar spirit totalitas berkhidmat, kontributif untuk umat yang dahulu selalu kita gaungkan itu? Sudahkah hal tersebut memiliki dampak yang berarti hari ini? Atau justru membuatmu lelah, lalu berbalik arah?
Lihatlah kembali. Perusahaan tempat kita bekerja, kampus tempat kita berkarya, lingkungan masyarakat dimana kita berada, sekolah tempat kita berlatih, atau dimana saja aktualisasi dakwah kita. Seberapa besar kontribusi produktif diri kita?
Maka mengaminkan sebuah nasihat dari seorang syaikh yang Allah panggil beliau pada tanggal 26 September 2022, Dr. Yusuf Al-Qaradhawi (Semoga Allah menerima amal dan merahmati beliau) bahwa :
"Bukanlah dikatakan beriman, seorang yang bagus shalatnya, puasanya, zakat, dan ibadah-ibadahnya saja, melainkan mereka yang senantiasa memperhatikan urusan umat Islam dan beramal untuk urusan tersebut."
Itu menjadi pesan yang begitu mendalam bagi siapapun yang hari ini merasa kehilangan dan ingin melanjutkan perjuangan beliau dari segi apapun yang dapat dilakukan.
Jangan sampai upaya-upaya perbaikan diri yang merupakan suatu kewajiban insani, melalaikan upaya-upaya lain dalam membangun, memperbaiki, membawa angin perubahan untuk perbaikan umat. Yang hal itu sejatinya juga merupakan kewajiban lain, yang melekat pada insan yang beriman.
Sebagaimana beliau yang selalu tampil terdepan dan totalitas mengambil peranan-peranan itu, baik dalam tulisan-tulisan beliau, pendapat dan sikap beliau, maupun buku-buku yang telah beliau terbitkan, menjadi inspirasi, pencerah, semangat baru dalam kontribusi membangun umat.
Semoga kita hari ini, yang mengenal, bertemu beliau baik dari segi fisik maupun karya-karya beliau mampu mengambil ibroh untuk memaksimalkan sisa-sisa usia dalam upaya membangun peradaban umat, yang tidak lain adalah upaya untuk menjemput keridhoan-Nya.
Wallahua'lam.
359 notes · View notes
inikumi · 7 months
Text
Ya Allaah, mampukan aku untuk terus selalu memperjuangkan kalau minum itu harus duduk dan kalau makan yang ringan-ringan pun harus tetap duduk.
Karena kini masih banyak yang mana makan dan minum sambil berdiri. :’)
34 notes · View notes
syilviaherlina · 1 year
Text
Aku ingin berbagi insight yang aku dapat dari kajian di Teras Dakwah—Yogyakarta, malam ini dengan pemateri M. Atiatul Muqtadir dan ust. Zaky A. Rivai.
Perihal JEDA:
Proses dalam menjalani kehidupan ini pasti ada naik turunnya. Ada perasaan futur yang kerap hadir. Maka tak masalah untuk mengambil jeda sejenak. Namun ketika kita mengambil jeda, bukan berarti kita beristirahat dari ketaatan. Sebab tak ada kata libur dalam ketaatan. Kita sadar bahwa status kita tetaplah hamba,  maka jeda yang  kita lakukan tetap berada dalam keridhoan-Nya.
Ada kalanya dimana kita harus berhenti sejenak dan mendengarkan kata hati. Ada waktu dimana kita seharusnya melakukan evaluasi dan menata kembali diri. Berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah yang lebih jauh; berhenti sejenak untuk menyiapkan hidup yang lebih baik.
92 notes · View notes
taufikaulia · 2 months
Text
Penting untuk mendidik anak agar memiliki kecerdasan emosional yang baik. Karena kalau tidak, ini sama halnya dengan mengacaukan hidup seseorang di masa depan, yaitu hidup orang yang kelak menjadi pasangan anak kita.
—@taufikaulia
458 notes · View notes
gadisturatea · 1 year
Text
“Berikanlah yang terbaik, maka Allah pun akan berikan kau yang terbaik. “
Ini adalah prinsip yang aku pegang selama ini. Dan setelah menikah, prinsip ini ternyata sangat berguna untuk keharmonisan rumah tangga. Niat yang berlandaskan karena Allah, berbuah pengharapan balasan hanya dari Dia Sang Maha Kaya dan Sang Maha Baik.
Anehnya, ketika kita hanya berharap balasan dariNya, malah Allah jadikan suami sebagai wasilah datangnya balasan kebaikan itu. Jadi terlihat seakan suami membalas kebaikan kita. Padahal Allah lah yang menggerakkan hatinya.
Masyaallah. Betapa indahnya jika kita bermuamalah dengan Allah. Tidak ada kecewa, tidak ada sakit hati. Semuanya adem, tenang, tentram. Karena hati hanya bersandar kepadaNya.
194 notes · View notes
ummuasmaa · 9 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
23 notes · View notes
niakurniatiginting · 2 months
Text
Ada sebuah kalimat yang berbunyi,
Tumblr media
"Mereka yang menyerahkan segala urusannya ke tangan Allah Jalla wa 'Alaa, maka di penghujung urusannya mereka akan menemukan pengaturan Allah Ta'ala untuk hidupnya seluruhnya."
Kalimat ini indah, seluruhnya ketenangan dan kedamaian. Membuatmu lebih yakin dan percaya.
Percayalah kepada Rabbmu, serahkan semua urusanmu kepada-Nya.
Sampai jika pengaturan Allah Ta'ala atasmu tidak sesuai atau bahkan kebalikan dari apa yang kau harapkan, maka esok akan kau temukan hikmah dari pemilihan-Nya tersebut.
Yang Tenang, Ada Allah
Yang Sabar, Ingat Surga
#dheear #indadari #semangat
14 notes · View notes
diksi-faa · 2 months
Text
Tidak Selamanya...
Pernah patah bukan berarti selamanya patah. Meski perlahan, seseorang berhak meregulasi jalan hidupnya untuk bangkit dan melaju hingga puncak mimpi.
Pernah jatuh bukan berarti selamanya jatuh. Bangun adalah satu-satunya pilihan bagi ia yang tak mau menelan pahitnya kehidupan seumur hidup. Ia akan bangun memulai kembali asa baru menapaki setiap langkah yang telah tertunda.
Pernah sakit bukan berarti selamanya sakit. Usia yang masih dimiliki adalah kesempatan berharga dari Tuhan sebagai mandat manusia meneruskan hidup. Sembuh adalah hal yang pasti bagi ia yang yakin pada takdirNya.
Pernah tersesat bukan berarti selamanya sesat. Pintu hidayah selalu terbuka pada hati-hati yang terbuka pula. Juga jalan lurus selalu menerima setiap kandidat baru yang lama tersesat. Kembali ke jalan benar adalah sesuatu yang sangat mahal bagi orang-orang pilihan Tuhan.
Setiap manusia pernah mengalaminya, dan bangkit ialah hal yang diharapkan Sang Khaliq terhadap hambanya. Ini semua ujian, para hamba hanya sedang ujian kenaikan kelas. Mampu kah ? Atau tidak ?
~Faa
30 notes · View notes