Tumgik
#ruang sepi
andromedanisa · 7 months
Text
Mana yang lebih baik? Bersyukur atau bersabar?
Sesuatu yang kamu tangisi pada hari ini, kelak akan sangat kamu syukuri nantinya. Ini benar adanya, demikianlah takdir Allaah Ta'ala kepada kita.
Ada seorang perempuan, sejak kecil kedua orangtuanya bercerai. Perempuan ini tinggalah bersama kakek dan neneknya sampai ia menginjak kelas enam sekolah dasar. Ibunya merantau ke suatu kota untuk bekerja, ayahnya menikah kembali. Sejak SMP sampai SMA ia dirawat oleh ayahnya dan ibu tirinya.
Selama kehidupan bersama ayah dan ibu tirinya, ia juga hidup dengan 3 saudara tirinya yang lain. Dua laki-laki dan satu perempuan. Cerita ibu tiri yang sering kita dengar dulu, yang tak pernah adil kepada anak tirinya, ini nyata adanya. Singkat cerita selama perempuan itu hidup bersama mereka, perempuan ini menjalani kehidupannya dengan totalitas membantu keluarga ayahnya tersebut.
Setiap harinya tidak pernah benar-benar mendapatkan uang saku dari ibu tirinya, ia selalu dapatkan saat ayahnya memberinya uang saja. Jika tidak diberi maka ia tak memiliki uang saku. Setiap harinya seusai pulang sekolah, wajib baginya membantu ibu tirinya menyiapkan barang dagangan. Ayah dan ibu tirinya memiliki warung makanan dengan berbagai macam jenis lauk yang dijual. Ia tak pernah sekalipun pergi bermain dengan teman-teman seusinya,bahkan untuk libur sehari saja ia tak pernah dapatkan. Sementara ketiga adik tirinya tidak demikian, tak pernah sekalipun ikut membantu menyiapkan dagangan. Padahal usia mereka tidaklah begitu jauh.
Namun ia tidak pernah mengeluh, sekalipun didepan kakek neneknya kala kakek neneknya berkunjung untuk menjenguk keadaannya. Ia selalu mengatakan baik-baik saja, sekailpun kenyataannya tidak demikian. Ia telan sendiri, ia lalui kesakitan dan kepahitan itu sendiri.
Kala tidak ada yang sholat dan mengaji dilingkungan tinggalnya, ia tetap melakukan kewajiban dan ketaatan itu sekalipun ia sendiri. Ia perempuan yang cantik dan pandai dalam hal agama, menjaga diri dan kehormatannya dengan baik. Tak tertarik sekalipun untuk pacaran, sekalipun teman-temannya sudah banyak yang memiliki pacar. Baginya menjaga kehormatan adalah salah satu jalan untuk terus menjaga ketaatan kepadaNya.
Ia yang ikhlas melakukan semuanya, tanpa mengeluh, tanpa menceritakan penderitaannya kepada dunia sekalipun kepada kakek neneknya atau kepada ibunya. Allaah balas keikhlasannya dengan menghadirkan seseorang yang tulus mencintainya.
Tepat setelah lulus dari SMA dia di persunting oleh seorang laki-laki baik yang juga begitu menjaga dirinya. Laki-laki penyabar, dan seorang penghafal Al-Qur'an. Hingga kini,ia bercerita banyak kepadaku, suaminya adalah laki-laki terbaik yang ia kenal. Sangat baik kepadanya bahkan dari ayahnya dulu. Katanya, "Allaah sepertinya sedang membalas kesabaranku atas hal dulu dengan kehadiran suamiku saat ini."
Kini, ia dikarunia tiga orang anak. Bahkan sampai saat anak-anaknya tumbuh dewasa, suaminya masih dengan sabar terhadapnya, membantu pekerjaan rumah tanpa diminta, mencukupkan dan mengajarkan ia agama hal yang tak ia dapatkan dulu. Allah karuniakan anak-anak yang sopan dan santun, serta penghafal Al-Qur'an. Allaah kabulkan doanya meski harus melalui hal-hala yang membuatnya harus menangisi banyak hal.
"Saat kamu diuji, bukan Allaah tak tahu kamu menangis dan kesakitan. Allaah tahu kondisimu yang sedang tidak baik-baik saja itu. Namun Allaah ingin menguji kesabaran dan keyakinanmu kepadaNya. Allaah uji kamu dengan sesuatu yang menguras perasaanmu, agar kelak kamu begitu mensyukurinya dengan banyak syukur yang berlipat." Ucapnya kepadaku.
"Kalau inget-inget masa sulit itu, rasanya masih terasa sakitnya. Namun kalau melihat kondisi pada hari ini rasanya begitu bersyukurnya diriku. Allaah kuatkan hati dan keyakinanku untuk tetap pada prinsipku. Bahwasanya Allaah bersama orang-orang yang bersabar. Sabar itu bukan berarti kamu nggak boleh menangis, boleh, kamu boleh nangis. Sabar itu bukan berarti kamu harus selalu baik-baik saja, seolah tidak ada kepahitan. Nggak, kamu boleh untuk tidak baik-baik saja dan menceritakan semuanya kepada Allaah. Dan sabar itu bukan berarti kamu harus diam dan pasrah menunggu semuanya. Nggak, bukan demikian. Sabar itu artinya kamu pun harus berjuang dijalanmu saat ini dengan terus berupaya meminta pertolongan kepada Allaah. Itulah sabar yang sesungguhnya." Ujar dia kembali..
Kini aku mengerti, mengapa hasil dari sebuah kesabaran adalah rasa syukur. Sebab untuk melalui semuanya dan bertahan dalam kondisi yang tidak menyenangkan, bukanlah hal yang mudah. Sungguh, kalau bukan karena Allaah yang menguatkan, tentulah sedikit sekali orang-orang yang bersabar pada keyakinan mereka.
Jadi, mana yang lebih baik? Bersyukur atau bersabar? “Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mu’min sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya” (HR. Muslim no.7692).
Terimakasih untuk ceritanya, bersyukur sekali bisa mendengar cerita ini langsung disaat mungkin hati sedang butuh untuk diingatkan dan dikuatkan..
*aku sudah izin kepada pemilik cerita ini untuk menuliskannya kembali di media sosialku. Semoga Allaah menganugerahi pernikahan kalian dengan banyak keberlahan dan kebahagiaan didalamnya..:"
Perjalanan pulang || 17.37
192 notes · View notes
steven-wijaya · 4 months
Text
Kakak Iparku Yang Menggoda
Pagi ini berawal ketika aku baru saja mengantar istriku ke Jakarta untuk tinggal beberapa minggu disana dalam rangka tugas kantor. Sebelum berangkat istriku menitipkan sebuah barang  untuk dikembalikan ke kakak istriku. Sehabis mengantarnya ke bandara dengan cuaca agak mendung aku langsung mengantarkan barang titipan untuk kakak ipar istriku. Sampai dirumahnya ternyata terlihat sepi, tidak ada orang dan pintu rumahnya juga tertutup rapat. Kemudian Ku ketuk pintu rumahnya.
“Tok..tok…tokkk, Mbah heni….permisi mbak”, teriaku memamggil nama kakak ipar istriku.
Karena tidak ada jawaban dan pintu  berulang-ulang kuketuk tidak dibuka. Akhirnya iseng-iseng kupegangan pintu dan ku dorong, ehhhh..ternyata pintu nggak terkunci.
Teledor benar kakak iparku ini, begitu pikirku. Aku masuk ke kamar tamu dan terlihat sepi. Sayup-sayup ku dengar suara gemercik air di kamar mandi belakang dan aku segera berjalan kekamar mandi dan menyapa kakak iparku.
“Mbakk…Heniiii….mbak”, teriak dengan nada agak keras.
“Siapa ya?” jawab dari dalam kamar mandi.
“Aku Mbak Budi”jawabku.
“Ada apa Bud tumben mampir?”tanyanya lagi.
“Ini mbakk aku disuruh adikmu mengantarkan barang untuk mbak” jawabku.
“Oh ya, tungga bentar ya Bud” jawab mbak Heni dari dalam kamar mandi.
Akhirnya aku duduk-duduk di ruang tamu sambil membaca majalah yang ada dimeja. Lima menit berlalu, sepuluh menit, limabelas menit sudah aku menunggu, ternyata Mbak Heni belum juga kelar mandinya dari tadi.
Karena lamanya aku menunggu iseng-iseng aku bangkit menuju kamar mandi dan mencoba melihat dari luar apa yang sedang dilakukan kakak iparku ini. Dari lubang kunci aku intip kakak iparku yang sedang mandi dengan detak jantung sedikit Deg Degkan. Saat kulihat ternyata kakak iparku sedang menggosok-gosok badannya dengan sabun mandi sambil duduk di pinggir kamar mandi dengan kaki mengangkang, Terlihat jelas di mataku, karena posisi duduknya menghadap ke pintu kamar mandi. Kedua matanya tertutup rapat dan bibirnya menganga sambil sesekali mengeluarkan erangan kecil.
“Unghhh…ahhhnnngg”. Kulihat buah dadanya, walaupun agak kecil, tapi bentuk putting susunya sangat besar seperti biji buah salak dan menegang.
Pandangan langsung ku alihkan ke bagian bawah. Spontan darah kelaki-lakianku mendidih melihat bentuk vaginanya terlihat sangat bagus, seperti mawar merah yang sedang merekah tanpa ada bulu-bulu kemaluan yang sudah dicukur habis. Tampak tangan Mbak Heni sedang menikmati gesekan dan gegesekan tanganya masuk kedalam lubang vaginanya sambil pantatnya bergoyang – goyang.
Ohhh melihat kakak iparku yang sedang masturbasi dikamar mandi. Aku tak begitu saja menyia-nyiakan kesempatan ini. Dan terus ku intip dari lubang kunci sambal kukocok-kocok batang penisku yang sudah menegang.
Goyangan pantatnya semakin bergetar keras ketika jarinya menyentuh klitoris dan jari-jari tangan nya yang lain masuk diantara bibir vaginanya. Dikocok-kocok vaginanya dengan jari tanganya dengan gerakan memutar seirama dengan goyangan pantatnya. Mungkin Mbak Heni  sudah mulai klimaks, karena kulihat tubuhnya mulai mengejang-ngejang sambil menyilangkan kedua kakinya menyilang menjepikan jari tanganya yang berada didalam vaginanya.
Khawatir aku taku ketahuan oleh Mbak Heni aku segera bangkit dan berlari menuju ruang tamu dan kembali duduk. Pura-pura aku kemabli membaca majalah.
Tak lama terdengar suara pintu kamar mandi dibuka. Kakak iparku keluar dari kamar mandi dengan mengenakan daster satin yang sangat pendek dengan dua tali kecil yang menempel ditubuhnya, hingga membuat tenggorokanku kering menahan gairah seksku yang sudah sangat bergairah sekali. Astaga bentuk kedua putting susunya itu tidak bisa menyembunyikan dibalik kain satin dasternya yang licin itu. Tetapi aku berusaha pura-pura cuek saja dan bertanya.
“Mbak Om Andre kemana”tanyaku basa-basi.
”Biasa lah suamiku sedang ke bandung seminggu”.
“Pantesan kesepian dong mbak, jadi janda sementara dong, heheheh”, candaku sambil aku goda.
“Lah istrimu ke Jakarta berapa hari Bud?”.
“Ya sama seperti Om Andre seminggu”.
“Berarti duda ketemu janda nich”, kata kakak iparku.
“Oh ya Ini mbak titipan dari adikmu”.
“Ok makasih ya Bud”.
Baru berbincang-bincang sebentar diruang tamu , tiba-tiba hujan turun dengan sangat derasnya diluar sana.
“Waduh hujan ” kataku memecah suara hujan yang jatuh di atas genting.
“Ya disini dulu to Bud, ngapai buru-buru kan ngak ada acarakan”.
“Ngak Mbak”, sahutku.
“Sebentar ya Bud tak buatkan kopi kesukannmu” sahutnya.
“jangan pakai susu mbak ngak enak”, sahutku sambil bercanda lagi
“Kalau pakai susuku pasti kamu suka kan”, katanya sambil mencoba mengodaku.
“Hahah…kalau itu ngak usah ditanya mbak sekali sedot mbak pasti ketagihan, apalagi bentuk itu lho”.
“Emang kelihatan Bud”, dengan kata menggoda.
“Jelas sekali mbak, untung Cuma ada aku disini, coba kalau orang lain pasti mbak diperkosa”.
“Hahaha….kalau yang memperkosa kamu mbak pasti rela kok”, dia terus semakin menggodaku.
Kulihat Mbak Heni berjalan ke dapur membuat aku menelan ludah karena kulihat pantat yang hanya terhalang olek kain satin dasternya bergoyang ke kanan dan ke kiri, seakan-akan menantang setiap lelaki untuk menjamahnya. Kulihat terus setiap gerakan tubuhnya dengan seksama. Darahku seakan semakin kian tak terkontrol lagi.
Saat membuat kopi didapur tiba-tiba kakak iparku lari tungang langak dari dapur sambil berteriak dan langsung naik keatas tubuhku sambil memeluk tubuhku erat-erat.
“Kamu ini kanapa sih mbak pakai lari dan teriak kayak dikejar maling saja”.
“Itu lho Bud ada tikus lewat dikakiku tadi“, katanya sambil menunjuk ke arah dapur.
”Sudah tenang-tenang Cuma tikus saja tak kirai ada maling“, sahutku sambil tetap memeluk kakak iparku.
“Tapi aku jijik lihat tikus Bud”, kami tetap masih saling berpeluakan diatas kursi sofa.
Jantungku mulai berdetak kencang dan gairah kelaki-lakianku langsung cepat naik atas ubun-ubun kepalaku. Dengan masih saling berpelukan dan sama-sama  saling berpandangan antara kedua mata tanpa berkedip sedikitpun, Sementara hujan diluar semakin tambah deras sekali menambah Susana menjadi dingin dan syahdu. Tanpa sadar entah siapa yang memulai duluan kami berdua sudah saling berciuman antara bibir dan lidah dan saling berpagutan.
Kulumat bibir kakak iparku itu dengan penuh birahi dan nafsu. Kugigit pelan bibirnya dan kumainkan lidahku di dalam mulutnya dibagian atas langit-langit. Kakak iparku membalasnya dengan sangat nafsunya membalas setiap lidahku yang menjulur ke mulutnya dengan cara menyedot lidahku. Nafsu dan birahi kami berdua sudah sama-sama tidak bisa dikendalikan lagi. Aku sadar bahwa ini tidak boleh aku lakukan dengan kakak iparku, tetapi apa daya aku sudah tidak bisa lagi menahan dan menghentikan gairah nafsku ini.
Kami semakin tenggelam dalam kenikmatan birahi. Kucium dan kujilat bagian leher kakak iparku dan hampir saja aku mencipok lehernya itu, kalau tidak ditepis oleh kakak iparku itu.
“Budi Jangan disitu nanti membekas entar ketahuan sama Mas Andre”, larangnya.
Kemudian kujilat lidahku berlanjut kearah bagian kuping belakang kakak iparku sambil kubisikkan sesuatu.
“Mbak kita pindah kekamar aja yuk” dan kakak iparku hanya mengangguk saja.
Kemudian kuangkat tubuhnya dan berjalan masuk kedalam kamarnya dengan cara ku gendong dan kubaringkan tubuhnya terlentang diatas tempat tidurnya. Kubuka baju dan celanaku sendiri hingga dalam hitungan detik aku sudah bugil total dengan batang penisku yang sudah siap bertempur.
“Bud ternyata punya kamu besar juga ya”, saat melihat penisku mengajung keatas dengan sangat tegangnya.
“Ah ngak juga Mbak pasti punya Mas Andre lebih besar dariku”. Sambal kupandangi tubuh kakak iparku dengan hanya terbalut daster satin itu terlentang ditempat tidur.
Setelah melepas semua pakaianku aku segara naik keatas tubuh kakak iparku tapi sebelum naik keatas tubuhnya, dengan cepat kulapas celana dalamnya hingga jatuh diatas lantai. Kemudian aku mulai menjilat dan mencium dengan lidah dan mulutku kebagian tubuhnya yang masih terbalut daster satin yang licin itu hingga lidahku berhenti dibagian kedua putting susunya yang semakin kian mengacung keatas menebus menjeplak dikain satin dasternya.
Kusedot dan putar-putar lidahku dibagian puting susunya secara bergantian tanpa melepas kain satin  penghalang dasternya. Pelan-pelan kaki kanannya mulai ku lebarkan sedikit ke kanan. Jemari tangan kananku mulai memainkan belahan bibir vaginanya mulai dari bagian atasnya hingga bawah dengan cara kugesek-gesek masuk kedalam vaginanya. Kudengar desahan kakak iparku melenguh-lenguh tanda dia mulai terangsang dan menikmati setiap gesekan jari tanganku.
“Unggghhhh…..anghhhh….ouuuhh…Budiiiiii…..nikkkkmaaaattt…..sekali…..sayanggg…. terussss Bud”.
Tampaknya kakak iparku sudah benar-benar merasakan kenikmatan yang makin mendalam,  setelah puas memainkan kedua putting susunya kemudian bibirku dan lidahku mulai turun bagian bawah selangkannya  dengan menelusurin bagian tubuhnya hingga mendarat dibagian belahan vaginanya yang sudah basah oleh cairan kewanitanya.
Kujilat dengan lembut dengan lidahku dengan mesra sambil sesekali menggigit bagian dalam bibir ujung klistorinya itu.
“Ohhh….unghhhh….Budiii…..anghhhh…..unghhhhh..enak banget budiiii……sedot bud bagian itilku (klistori)”, tampaknya kakak iparku semakin mendesah kenikmatan.
Kakak iparku terus mendesah dan mendesah kenikmatan saat bibirku terus menyedot bagian biji klistorinya dan lidahku kadang-kadang berputar-putar dibagian dinding vaginanya. Kemudian dengan hitungan detik kami sudah berganti posisi 69. Kini didepan wajahku terpampang vagina yang menganga dan memerah.
Tanpa membuang waktu lagi langsung saja ku jilat Kembali vaginanya dengan lidah dan bibirku hingga Mbak Heni menggelinjang penuh kenikmatan. Tetapi sebaliknya kakak iparku dengan sangat lincahnya juga langsung menghisap batang penisku dengan cara disedot-sedot dan dihisap-hisap dengan mulutnya secara bernafsu. Tiba-tiba baru hampir sekitar empat menit kakak iparku langsung bangun dan mendorongku posisiku diatas tubuhnya hingga jatuh telentang.
Diluar sana hujan belum juga berhenti masih terdengar sangat deras. Kakak iparku mulai ambil posisi membelakangiku dan membimbing batang penisku yang sudah mengarah mengajung keatas seperti rudal siap luncur dan langsung dimasukan kedalam lubang vaginanya yang sudah becek itu. Dengan sekali dorong Blesss…..dengan mudahnya penisku langsung masuk tenggelam kedalam vaginanya dan langsung digoyang dengan gerakan naik turun tubuh kakak iparku diatas tubuhku.
Gerakanya tubuhnya dari Pelan-pelan mulai sedikit agak cepat sampai seperti kesetanan dia terus menggoyang pantatnya naik turun. Melihat gerakanya itu aku mulai megimbangi gerakannya dengan mendorong batang penisku maju mundur.
Desahan dari mulutnya tak henti-hentinya mendesah tak karuan mengisi setiap ruang dalam kamarnya. Untungya suara hujan diluar sana lebih keras dari suara desahanya. Dengan masih melakukan gerakan bergoyang-goyang diatas tubuhku kemudian dengan cepat kuremas-remas kedua buah dadanya yang bergoyang-goyang naik turun itu. Hingga akhirnya kakak iparku menjerit kecil.
“Ohhhh…..Budiiii….aku sudah nggak tahan lagi….Ahhhhhhhh”. sebelum dia orgasme Segera kuambil posisi konvensional.
Kutelentangkan tubunya diatas tempat tidur dan membuka kedua pahanya lebar-lebar Kuterobos langsung masuk ke lubang menganga itu dengan penisku dan kuserang habis-habisan. Kugenjot keluar masuk penisku kelubang vaginanya dengan Gerakan sangat cepat tapi pasti dengan kedua kaki kakak iparku mulai menyilangkan kebagian tubuhku. Dengan posisi permainan seperti ini kami lakukan diatas ranjang hampir bertahan 15 menit dan sampai akhirnya kakak iparku berdesah hebat sambil berkata.
“Budiiii…..sayanggggg….anghhhh…..anghhhh….aaahhhh….ouuggghhh….akkkkuuu mmmmaauuu kkkellluuaaaarrrrr sayangggg…..ounghhhh”.
Melihat kakak iparku yang mulai akan orgasme gerak keluar masuk penisku kedalam vaginanya semakin kecepatan dan tak lama kemudian akupun juga merasakan hal yang sama merasakan detik-detik cairan spermaku akan segera muncrat. Tapi sebelum aku mucrat lebih dahulu kakak iparku yang merasakan orgasme. Tubuhnya mengejang-ngejang dan kedua kakinya semakin menguci menyilang ketubuhku disertai desahan Panjang yang sangat keras.
“Budiii…..sayanggggg……aku…..onghhhh….anghhhh….ahhhhhh”, kedua matanya terpejam menikati detik-detik orgasme yang mengalir disetiap bagian tubuhnya.
Selang beberapa menit kakak iparku orgasme, Kurasakan cairan spermaku mulai mengalir dari dalam tubuhku dan akan segera keluar dari dalam penisku. Kugoyang dan kugenjot terus penisku keluar masuk vaginanya  sampai cairan spemaku keluar menyembur ke dalam vagina kakak iparku itu sambil kupeluk erat-erat tubuhnya yang terlentang diatas tempat tidur.
Crottt….crottt…crottt….cairan spermaku mucrat dengan sangat dahsyat disertai tubuhku yang juga ikut mengejang-ngejang disaat cairan kental itu keluar membasahi bagian dalam vaginanya.
“Ohhhh…..ohhhh…..Mbah….Heniiiii…..ohhhh…..aku keluar…..juga Mbakkk…..ohhh…..anghhhh”. desahanku saat cairan spermaku keluar.
“Terus sayangg….keluari sampai habis didalam vaginaku biar kamu puas sayangg”, sambil membisikan dibagian telingaku.
Setelah sama-sama puas diatas ranjang kami berpangutan mesra hingga sepuluh menit lamanya dengan posisi penisku masih tertancap didalam vaginannya. Hingga batang penisku mulai mengecil didalam vaginanya disertai lelehan sisa cairan spermaku yang jatuh membasahi sperai tempat tidur kakak iparku.
“Mbak Heni”, panggilku.
“Iya sayang ada apa?”, dengan nada mesra menjawabku.
“Tadi pas Mbak Mandi aku ngitip mbak mandi dan ternyata mbak lagi mastrubasi”.
“Dasar kamu nakal Bud, ngapai kamu pakai ngintip segala”.
“Habis ditunggu mandi kok lama banget jadinya aku penasaran dan mengintip mbak”.
“Oh ya Mbak ngapai juga mbak pakai acara mastrubasi segala”. Kataku dengan santainya.
“Habis Mas Andre udah dua hari aku ditinggal kebandung dan semalam aku lagi nonton film bokep jadinya aku pingin lho Bud”.
“Tapi sekarang udah puas kan mbak”, kataku sambil menciumnya.
“Puas banget Bud, makasih ya bud aku bisa tersalurkan gairahku ini sama kamu” dan dia menciumku Kembali.
“Ya mbak sama-sama aku juga puas bisa main sama mbakku ini”.
“Bud, kapan-kapan kamu mau kan mengulangi seperti ini kalua Mas Andre keluar kota”.
“pokonya Mbak mau kapan mbak mau, Budi siap kok”, Senda gurau berakhir sampai aku berpamitan pulang dan kebetulan hujan sudah agak reda. Sebelum pulang kucium mesra pipi dan bibirnya sambil kubisikkan di telinganya
”Mbakk Heni adalah kakak iparku tersayang dech”.
“Iya Bud kamu juga adik iparku yang Mbak sayang juga”.
Semanjak itu aku jadi sering ketagihan untuk mengulangi dan mengulangi dengan permainan yang sama diatas ranjang saat Mas Andre tidak dirumah dan istriku yang juga sering ditugaskan keluar kota.
SEKIAN
336 notes · View notes
herricahyadi · 7 months
Text
IKUT-IKUTAN
Dulu, sewaktu mencoba untuk rutin bersepeda, saya beli road bike seharga 7 jutaan. Pertimbangannya karena secara fungsi yang saya beli ini sudah cukup. Alhamdulillah, sering saya pakai, terutama saat Cov-19 kemarin. Mungkin tiga kali seminggu saya tempuh Kebagusan sampai Bundaran HI. Jalanan sepi dan Jakarta cukup asik pada masa itu.
Lalu, lama-kelamaan mulailah memperhatikan ke hal-hal yang lebih “pro” seperti kualitas sepeda, uniform, sepatu, helm, sampai GPS. Ikutan grup komunitas road bike. Seminggu dua minggu, yang saya temukan sangat menarik: kebanyakan dari mereka membicarakan merek apa yang dipakai dengan segala komparasi harga yang fantastis. Makin lama, komunitas ini jadi sangat elitis dan penuh dengan gengsi. Saya pun sempat terpikir untuk hanyut ke dalam style mereka. Nampak keren. Apalagi saat itu lagi hype-nya musim sepedaan ini. Tapi, keburu saya setop. Tujuan saya bersepeda agar terbiasa dengan hidup sehat, bukan untuk fancy style. Ditambah Jakarta kini sudah new normal, tidak ada lagi ruang untuk pesepeda jalanan yang aman dan ramah. Saya berhenti total dan pindah ke gym.
Kemudian, belakangan mulailah rutin untuk lari. Lagi, saya mulai memperhatikan beberapa hal terkait olah raga—yang seharusnya—murah meriah ini. Lalu sampailah menemukan komunitas-komunitas lari yang ternyata tidak jauh berbeda dari komunitas sepeda di atas. Syok sekali saya di komunitas olah raga yang seharusnya cukup mudah, murah, dan fokus kepada gaya hidup sehat, justru lagi-lagi bicaraannya tentang outfit. Sepatu harus berbahan karbon seharga 5 jutaan; device Garmin 9 jutaan; kaos lari khusus 4 jutaan; celana lari 3 jutaan; kaos kaki 500 ribuan; dan segala perintilan yang kalau ditotal bisa beli kulkas dua pintu plus mesin cuci tabung depan. Jadi berpikir, kenapa, sih, orang-orang ini, ya?
Agak susah menemukan komunitas sehat yang benar-benar fokus pada kesehatan. Bukan pada lomba-lomba gaya. Sepeda karbon itu mahal, sangat mahal 30-70 juta. Buat apa? Karena enteng. Enteng berarti mereduksi massa dan bisa fokus pada speed. Speed itu harusnya soal kompetisi: pada perlombaan, juara-juaraan. Begitu juga dengan sepatu lari, kaos dan celana lari. Semua yang mahal-mahal itu dibuat untuk meningkatkan performa. Tapi komunitas-komunitas ini justru berlomba-lomba dalam gaya yang mentok-mentok sekadar ikut maraton dan jadi finisher semata. Outfit yang mahal-mahal itu apakah berdampak? Tidak. Pace mereka juga tidak terlalu signifikan. Jadi, buat apa itu semua?
Baiknya memang kita tetap pada tujuan melakukan sesuatu. Jangan sekadar ikut-ikutan. Apalagi hanya sekadar gaya-gayaan. Kita akan lelah sendiri.
80 notes · View notes
fluffskizeu · 6 months
Text
Littles
Suara bell tiba-tiba berbunyi di apartemen yang masih sepi suara itu, jam 6 pagi di hari Minggu, belum ada orang yang beraktifitas.
DUG DUG DUG
Mendengar suara itu, si gadis tidak lagi bisa berpura-pura tertidur. Lagipula siapa yang akan tidak sopan menggedor pintu orang lain di pagi hari, khususnya di hari Minggu?!!
Dengan masih mengernyit, mata yang menyipit, perempuan itu meninggalkan hangat dari pelukan kekasihnya, juga selimut tebalnya untuk melihat siapa yang ada di depan.
Perempuan itu justru semakin mengernyit, dari lubang pengintipnya ia melihat kakak perempuannya ada di depan pintu bersama kedua balita kembarnya.
Click
“AUNTIEEEEEE!!!”
Teriakan dari kedua bocah itu seketika memenuhi unit apartement beserta seisi lorongnya, membuat sang ibu buru-buru melangkah masuk, takut-takut mengganggu yang lain.
Keduanya menyerbu paha perempuan itu, karena tingginya yang belum seberapa, tetap semangat menyambut tantenya yang baru bangun tidur.
“Sorry, really need your help. i have to go to the hospital”
Seakan kakaknya bisa menebak apa yang dipikirkannya, anak kembar yang belum mengerti percakapan orang dewasa itu masih asyik bermain dan bercakap dengan mainan yang dibawanya masing-masing.
“Here I already prepared their meals, this-is what you should cook for them, and these are the list they couldn’t eat— you can bill me for the expenses okay? I really need your help sissy, -must go now!”
Bicaranya dengan kecepatan yang membuat adiknya sendiri termenung diam, berusaha mencerna semuanya. Kakak perempuannya menghampiri kedua balitanya dan mengecup pipi mereka masing-masing.
“You both are happy right? I granted your wish to go to Aunt’s house, now mommy gonna go for a while and you guys— don’t be naughty and give your auntie a hard time, alright? Bu-bye”
Lagi-lagi keduanya masih terlihat senang, mengecup balik pipi ibunya sebelum sang ibu meninggalkan mereka di tempat yang masih sedikit asing untuknya.
Click
Perempuan itu mengerjapkan matanya, apa.. yang baru saja terjadi.. tiba-tiba keponakannya berkunjung- atau lebih tepatnya terpaksa berkunjung?
Ia masih terduduk diam di kursi meja makan, menatap ke arah ruang tamu di mana keduanya sedang bercanda dan bermain, sampai tiba-tiba ia lengah dengan pengawasannya.
Salah satu dari gadis kecil itu membuka kamarnya, dan berteriak memanggil saudara kembarnya.
“PLAY HERE!! IT’S COOL IN HERE!!”
Dilanjut dengan tawanya dan kaki kecil itu mendepak lantai berlari dengan semangat, belum sempat dihentikan.
Oh tidak, Chan sedang tertidur di dalam. Hari ini seharusnya jadi hari istirahat Chan, setelah berminggu-minggu tidur di subuh hari dan kembali bekerja di pagi hari.
Bahkan, ia juga tidak tahu kekasihnya suka anak kecil atau tidak. Tidak pernah melihatnya bersinggungan atau berinteraksi dengan anak kecil sebelumnya, membuatnya sedikit tak enak hati kalau kedua keponakannya akan mengganggu.
“Wait guys! You can’t-“
“AUNTIE THERE’S SOMEONE SLEEPING!!”
Gadis itu tambah terbelalak dengan teriakan salah satu dari mereka, buru-buru ia masuk ke dalam kamar melihat pemandangan horror, keponakannya berloncat-loncat di ranjangnya. Bahkan tubuh Chan terlihat ikut sedikit terguncang karena ulah mereka.
“AUNTIEE LOOK WHO IS THIS!!!”
Anak kecil itu menunjuk pria yang perlahan terbangun, menyipitkan matanya berkat gorden yang sudah dibuka lebar oleh salah satu dari mereka. Laki-laki itu mengusap matanya, tubuhnya ikut berguncang dengan dua orang anak kecil terus berlomba-lomba meloncat lebih tinggi di atas kasur.
“Oh my God.. guys guys, come on come here”
Perempuan itu berbisik, yang tentu saja tidak mempengaruhi keduanya. Justru Chan yang memunggunginya tadi berbalik menghadapnya yang ada di pintu, berusaha memanggil kedua gadis kecil itu.
Oh she feels sorry for him
Kamar itu dipenuhi dengan berisik teriakan seru anak kecil, dan tak lama kekasihnya sepenuhnya terbangun. Tampaknya anak kembar itu juga tidak takut dengan pria asing yang sama sekali tidak pernah dikenal mereka.
Malahan keduanya tertawa tergelitik melihat, dengan berani menyentuh rambut keriting Chan, tapi justru malah membuat care takernya panik.
“Why your hair look like this mister?” One of them grab a small part of his curly hair and giggles.
“No baby.. no-no-no.. you can’t touch anyone without their permission okay? What do you say now?”
Tawa kecilnya diinterupsi karena tidak sopan pada pria asing di depannya, matanya membulat merasa bersalah.
“Awe it’s okay hahaha, who are you guys little girls hmm?”
Chan merespon dengan senyum lesung pipinya, tangannya menadah dan ditepuk dengan gadis kecil satunya, menjawab dengan riang.
“I’m Anne! That’s my sister Anna” Also answering on her behalf of her sister.
“I’m Chan”
“They are my nieces, twins. My sister just dropped by, she said she had an urgent, so.. yea”
Kekasihnya sedikit menjelaskan, sementara pria itu menggenggam tangan kecil yang menepuk tangannya tadi.
“Now.. girls come on, don’t bother uncle Chan because he needs to sleep, yea? Let’s go out”
Ajaknya berharap keduanya mengikuti, tapi tidak.
“Why? the sun is up already”
Chan yang mendengar itu malah tertawa kecil, pikiran anak kecil memang terlalu polos.
“It’s okay babe- I’m awake already”
“I’m really..sorry about this. You can just go back to sleep okay?”
“What do you mean? The sun is already up Anne said”
Ketiganya termasuk Chan tertawa serempak, bahkan sempat-sempatnya pria itu memberikan tangannya untuk ditos kedua anak kembar itu.
“Are you guys like mommy and daddy? Mommy and daddy says babe at home too”
Pertanyaan Anna membuat keduanya saling melirik.
“Yeah we are”
Jawab Chan mendahului kekasihnya yang berpikir menyiapkan jawaban.
“Now, what’s for breakfast? Did you guys aready have breakfast? Come on let’s go out”
Entah ia kurang mengenal kekasihnya sendiri, atau situasi yang menurutnya aneh ini sedikit menenangkannya. Bahkan Chan berhasil membawa kedua bocah kecil itu keluar dari kamar, tanpa paksaan atau teriakan.
32 notes · View notes
jejaringbiru · 2 years
Text
Tentang Pergi.
Tumblr media
@cawanrasa x @penaalmujahidah
Katakan padaku siapa yang sudi ditinggal pergi? Bisa kupastikan, jauh di dalam hati tidak ada satu pun manusia di bumi yang sudi ditinggal pergi. Kepergian yang disengaja maupun tidak, pasti meninggalkan luka walau dengan kadar yang berbeda. Terkadang manusia berlomba menutup luka dengan senyum paling lebar yang mereka bisa. Bertarung melawan rasa sakit dibaluri ikhlas di dada. Mencoba tetap berjalan kendati tertekan. Biarlah, relakan saja. Sebab kepergian bagian dari proses kehidupan yang harus ditaklukkan. 
Kau benar, ada kalanya ditinggal pergi semenyesakkan itu. Namun, ada kepergian yang bisa kita syukuri. Kau tahu apa itu? Yaitu perginya mereka yang sering menyakiti. Dengan begitu, bukankah kita merdeka? Kita bisa tersenyum bahagia. Kita bisa bebas dari nasib nahas karena tertindas. Tak ada lagi luka basah yang harus kita balut dengan kesabaran yang terkesan dipaksakan.
@calonmanusia × @yurikoprastiyo​
Sekuat apapun ku menolak, waktu tetap saja berlalu, membawa semuanya pergi, menyisakan diri ini sendiri. Mungkin, jika waktu berhenti, rasa takut akan kepergian tak lagi menghantui. Bisakah kau membantuku tuk menghentikan waktu? Tak apa walau hanya beberapa saat.
Jika aku bisa, sudah kulakukan sedari dulu. Tapi yang kusadari selain waktu seringkali jahat, ia juga seringkali baik. Selain semakin cepat menghampiri kesedihan. Tapi juga semakin cepat juga mengobati kepedihan. Tapi mengapa engkau takut sendiri? Apa semua begitu berat dilalui seorang diri?
Bukan sendiri yang ku takuti. Bukan juga ada ataupun siapa. Tak apa aku tak ada apa-apa . Tak apa juga aku tak ada siapa-siapa. Yang ku takuti adalah kepergian rasa. Rasa peduli, rasa bahagia, rasa sayang yang hadir sebentar. Namun, rasa dendam, rasa sedih, rasa sakit yang tak berkesudahan.
Jika begitu bukan waktu yang jahat sebab meminjamkan sedikit kesempatan bersama orang lain. Tapi pikiran kita yang jahat karna ingin memiliki seutuhnya orang lain. Dengan melepaskan mungkin membuat kita sedikit tenang. Melihat ia hidup dengan kebahagiannya sendiri.
Baiklah, jika dengan melepaskan bisa membuatku sedikit lebih tenang, akan ku lepaskan semua kekangan. Akan ku usahakan juga tuk mendamaikan pikiranku dengan waktu, agar tak ada lagi ketakutan lagi dalam diriku.
Semoga waktu menjadi guru yang terbaik untuk melepaskan.
@padangboelan x @yhharahap
dalam relung paling sepi kutulis ini untuk satu-satunya lelaki yang bayangnya muncul di setiap pagi terkadang rasanya aku ingin pergi menjauh dan mengasingkan diri dari engkau yang terkasih berulang kali aku berpikir mengapa kau yang harus peduli padahal pertemuan kita bisa dibilang sebuah tragedi katanya, mencintai adalah perihal memberi tapi sampai saat ini, aku tak tahu apa kiranya yang bisa aku bagi separuh hati aku takut terlalu berlebih aku ingin pergi, namun cinta ini tak bisa berhenti
pada sore yang nyalang aku ingin berterus terang teruntuk kawan yang ingin menghilang oleh rasa yang tak mampu diberi selamat datang lihatlah tanda semesta kenapa cinta kini bertandang mengetuk dada, memulas perut, mengisi ruang bukankah ia doa yang kau langitkan berulang-ulang untuk mengembalikan malammu yang pernah siang tidaklah cinta hanya memberi tapi juga tentang berjuang membunuh ragu, menciptakan berani yang benderang melalui waktu yang sering sirna di batas petang menerima cinta dengan hati yang lapang
@manusiafajar​ x @sohibatusobah​
Kamu tahu? sebelum bertumbuh, aku kira ‘pergi’ adalah kata paling mengerikan, kata paling menakutkan. Ialah penyebab tawa termusnahkan, dengannya air mata bertahtakan.
Kamu pernah terluka karena hilang dan kepergian?
Ya, ditinggal dan meninggalkan. Dua hal yang tidak mungkin terpisah dalam putaran kehidupan. Pergi tanpa sebab, menghilang dari hadapan, kemudian runtuhlah bangunan harapan, pupuslah impian serta angan menjadi angin kenangan yang menyakitkan.
Tapi ternyata, seiring berjalannya waktu, kita akan semakin paham bahwa justru 'pergi dan meninggalkan' adalah pilihan terbaik untuk seluruh tujuan dan mimpimu, ia tidak selamanya terlekat dengan ratap dan tangis sendu, dan mengisi malam dengan menghabiskan lembar - lembar tisu.
Ada banyak keburukan dalam hidup yang harus pergi, layaknya benalu pada batang pohon di hutan asri, Jangan sampai kau tak punya kendali untuk mengusir segala yang menghambat langkah kaki, menahanmu meraih mimpi.
Mari melupakan kesedihan, memberantas kemalasan, mengusir keraguan.
Mari pergi, Mengangkat kaki, menyusuri bukit tinggi, menjajaki hutan sepi, melawan panasnya siang hari. Untuk meraih mimpi.
Mari pergi, Dari rasa-rasa yang kerap kali membuat ragu untuk terus maju. Pergi! pergilah wahai ketakutan.
Aku disini, tetap berdiri, kemudian berlari dengan jiwa suci dan ketenangan hati.
@kalahibernasi​ x @tuanpoetry​ 
Diruangan ini, mengamati sekelilingnya, merasakan udaranya dan menyadari tempat ini semakin hari semakin asing. Padahal, aku adalah orang pertama yang menjadi tuannya, lalu kau yang datang untuk bergabung menjadi bagian yang baru kala itu. Tapi, kenapa sejak kau menemukan jalanmu yang baru dan memilih untuk pergi, semua ini terasa asing? Seharusnya tidak ada yang boleh berubah. 
 Ah, bodohnya aku. Kenapa juga aku harus berharap padanya? Ini salahku, terlalu besar pucuk harapan kusandingkan bersamanya. Yang “aku pikir” selama ini rumah justru menjadi yang “dia kikir” menjadi sampah. Harusnya aku bahagia jika orang yang mampu menyia-nyiakanku pergi. Harusnya aku tak rugi sama sekali.
@menteritikustanah x @menteritikustanah
Jika memang hakikatnya tak pernah memiliki, di saat kepergian itu terjadi, maka mengapa harus merasa kehilangan?
Lucu sekali bagaimana kita, selama ini, memupuk asumsi. Berhalusinasi, soal apa-apa saja yang menjadi kepemilikan di sepanjang kehidupan. Karena toh, saat mereka pergi dan hilang, sekuat apa pun kita mencoba, jika ia bukan takdir yang hakiki, maka ia tidak akan pernah kembali.
Lantas bagaimana dengan jejak rasa sakitnya? Yang kutahu, itu bukanlah ilusi sama sekali. Kepergian mereka, meninggalkan lubang yang menganga.
Itu hanya karena kau mengikatnya terlalu erat. Bersikaplah dengan adil. Air mata yang jatuh pergi untuk mengundang tawa yang baru. Kenangan lama yang menyesakkan pergi untuk menyisakan tempat bagi kenangan indah untuk bertumbuh. Kamu yang memutuskan.
Karena.. Kau tahu? Kepergian tidak selalu seburuk itu. Ia pergi untuk memberi ruang bagi hal-hal baru yang menanti untuk kau raih.
Bagi hati yang luas dan lapang, seharusnya kepergian tidak akan terasa semenyakitkan itu.
@hardkryptoniteheart​ x @midnight-thought-and-daydreaming​
Aku selalu berpikir: kalau saat itu aku tidak pergi, mungkinkah aku akan berjumpa denganmu hari itu? Satu perjumpaan yang tidak pernah bisa kulupakan, hingga detik ini.
Adakah yang akan berbeda berjumpa denganmu atau tidak berjumpa denganmu? Lewat tatap mata semua makna yang aku ungkapkan tersirat.
Apakah semua yang terjadi padaku atas kehendak takdir yang tidak akan pernah bisa kutolak. Entah itu orang-orang yang telah pergi dari hidupku, dan orang-orang yang dikirimkan hadir ke dalam hidupku?
Lalu-lalang pertemuan demi pertemuan, dan kadang perpisahan ku tempuh tanpa pamrih setiap harinya. Apakah hanya akan dipenuhi ucapan selamat tinggal?
Ketibaanmu dalam hidupku menjadi salah satu hal yang tidak pernah kuduga. Namun, ketika kini aku sering berjumpa denganmu, aku selalu berharap bahwa tidak akan ada perpisahan lain. Sebab, aku menginginkanmu. Dapatkah kita melangkah secara beriringan?
Aku me-reset kembali pemikiran awalku, bagaimana ini bermula hingga begini jadinya. Terlalu banyak kata mungkin dalam cerita kita, aku pun tak pernah menduga. Ternyata cerita kita harus usai disini, mari akhiri dengan indah.
@shofiyah-anisa x @alqaani
Sepertinya kalimat "besok jangan pergi dari peradaban ya" itu lebih cocok disampaikan kepadaku. Tanpa di sadari akulah orang yang menghindar, dengan alasan mereka sudah tidak menerimaku sebab keadaan yang berbeda, atau sebab status yang berbeda. Entahlah.
Karena sejak saat itulah, pertanyaan ini menari-nari di kepalaku. Bukankah menjadi lebih baik adalah hak setiap orang? Lalu jika di sana tidak lagi aku temukan kebaikan, haruskah aku mempertahankan?
Sampai lembut suara menguatkanku..
Untuk hidup yang lebih baik.. Terkadang kita tidak bisa hanya dengan mengubah mindset, tetapi juga orang-orang yang ada di sekitar kita. Its time to look for you new people to be around who can give you positive support.
Itulah alasan kemudian aku memilih.. Pergi.
@gndrg​ x  @synanymore​
Tolong, bawa aku pergi Melarikan diri dari penjara ketakutan yang membelengguku disini Dari rasa sakit oleh luka yang sengaja kubuat untuk menyakiti diriku sendiri Dari mimpi buruk yang membuatku terjaga sepanjang malam
Bawa saja aku pergi kemanapun kau mau Rasa tenangmu seolah menggenggamku Membuat semua ancaman terasa begitu aman
Sekarang aku mengerti, Bahwa kepergian tak selalu menyakitkan Terkadang kita memang harus pergi Meninggalkan yang buruk dan menjemput hal-hal baik yang sudah dipersiapkan semesta
Mari dan cepatlah beranjak, lembayung senja sebentar lagi akan merubah warnanya. Rasanya cukup bahagia meski sekadar duduk dan menikmati jingganya, kuharap kau juga menyukainya.
Maaf, aku tak bisa menyuguhkan hal-hal indah, aku hanya bisa memberitahumu bahwa hidup bisa dinikmati dengan mudah. Lalu saat bersamamu, itu lebih mempermudah dan memperindah, hidup.
Tataplah aku dan ulurkan tanganmu, akan kubawa kau ke duniaku yang biasa dan sederhana. Namun perlu kau tahu, aku hanyalah penikmat kesunyian. Aku tak bisa menjanjikan ketenangan dan kenyamanan. Tapi akan kupastikan saat kau bersamaku, kau takkan merasa dirugikan.
234 notes · View notes
nonaabuabu · 1 year
Text
kadang hidup semenyebalkan itu
pasti kau juga sering kan diberitahu oleh orang-orang, atau membaca nasehat bijak kalau kita itu harus menjadi diri sendiri dan kita pasti diterima oleh orang-orang yang menyayangi kita. aku tahu itu benar, sepertinya kebenarannya juga absolut.
tapi realitanya tidak selalu seperti itu, beberapa dari kita justru ditinggalkan karena sudah jujur kepada diri sendiri dan kepada mereka yang kita anggap tidak akan pergi; bahwa kita tidak selalu mampu, bahwa kita memiliki masa lalu yang buruk, bahwa kita tidak punya masa depan secerah matahari musim panas, dan segala kurang dan juga pemikiran kita yang seringnya menjadi alasan orang-orang untuk pergi. paling buruknya mereka menghakimi saat kita sudah memilih tidak bersembunyi dengan topeng.
pada titik ini akhirnya kita sadar, oh ternyata benar tidak ada yang menyayangi kita, tidak ada yang peduli, semua orang hanya bersedia ada karena kita sesuai dengan standar dan keinginan mereka. rasanya seperti menjadi manusia tak berguna di dunia ini, rasanya menjadi sendirian yang benar-benar sepi.
itu menciptakan kebencian kita yang lebih mendalam kepada orang-orang, rasa tidak mau lagi percaya, menjadi skeptis dan berpikiran buruk. belum lagi demi mencari validasi itu —bahwa ada yang mampu menerima kita dan menyayangi kita dengan segala kurang kita— jadi melakukan segala cara tanpa akal sehat. yang lebih sialnya justru membawa kita pada titik jurang paling jatuh. iya, kadang hidup memang semenyebalkan itu.
tapi tunggu, hidup belum selesai. hari masih berlanjut, matahari pagi masih bersinar, malam masih menyambut, udara masih memenuhi ruang waktu. kabar buruk ya? saat kita sudah tidak punya apa-apa dan siapa-siapa, tapi masih diberi napas untuk merasa seberapa menyakitkan kehidupan yang kita punya.
ah, tidak ada kabar baik setelah itu, tidak ada. ini bukan tulisan bijak bukan juga nasehat kehidupan. jika memang semua orang pergi, maka biarkan. jika memang tak ada yang menyayangi, tidak apa-apa. jika pada akhirnya harus sendirian, dijalani saja.
karena bukan seberapa banyak orang di sisimu dan bukan seberapa banyak yang kau terima yang buat kau menjadi berguna, kau lebih tahu ini dari aku; kau bernilai dari apa yang kau beri pada kehidupan, tanpa perhitungan.
68 notes · View notes
tadikamesra · 1 year
Text
WP #54 TADIKA MESRA
Tumblr media
Pict: pinterest
Benarkah ilusi?
~~~~~~~~~~~~
Engkaulah rasi bintang yang menunjukkanku jalan pulang ketika aku terhilang.
Engkaulah matahari yang bercahaya terang ketika langitku diselimuti oleh temaram.
Engkaulah sayap yang membawaku terbang tinggi menuju tempat yang belum pernah kuketahui.
Tetaplah di sini.
Menemaniku menghapus sepi yang tiada bertepi.
Melewati malam yang kelam tanpa ikut tenggelam.
Bangunkan aku dari ilusi, tetapi jangan pernah pergi.
Tunggulah aku.
Yang belum ingin menyerah menemukanmu.
@hardkryptoniteheart
———
Di semesta raya
Biar cintaku mati saja
Namun rinduku tetap ada
Hidup di kepala masing-masing kita
Tak perlu ada temu
Biar waktu-waktu menjemu
Di antara doa-doa yang beradu
Saling menempuh tunggu
Berdampingan mencipta delusi
Terselimuti syair-syair patah hati
Semoga selalu saja begini
Sampai menemukan pelangi baru lagi
@by-u
———
Aku pikir rindu hanyalah bagian ilusi yang mengada-ngada. Namun, pikiran itu terbantahkan saat ku dapati aku rela menempuh jarak yang sangat jauh hanya untuk dapat bertemu denganmu.
Aku pikir, rindu hanyalah tubuh tanpa ruh—bagian dari Ilusi orang-orang yang kesepian. Namun, rindu ini memberi harapan dalam keputusasaan. Memberi waktu untuk menunggu. Memberi warna untuk segala lembaran ingatan yang kelabu.
Aku pikir, rindu hanyalah ilusi yang tersesat di dalam bilik kepalaku. Namun ku dapati karena ketersesatannya itu...hatiku selalu terketuk dan tanganku senantiasa menengadah untuk mendoakan keselamatanmu
Rupanya, rindu melampaui ilusi, ia nyata. Hidup dalam setiap jiwa yang mencintai.
@kkiakia
———
Dalam waktu aku mengenangmu engkau hadir sebagai kisah terindah dalam hidupku.
Saat bayangmu semakin nyata dirimu kian sirna di telan kenyataan.
Peluklah aku walau  hanya sementara , dan biarkan aku merasakan cinta yang sama lagi.
Ceritamu selalu tertulis indah dalam ruang imajiku.
bagai sajak yang tak bisa ku pahami.
Seperti puisi yang tak pernah bisa aku rangkai.
Saat semua tak lagi sama kau hidup dalam anganku sebagai ilusi yang terindah.
Buatlah semu menjadi nyata karna di dalam ilusi dirimu adalah sebuah kenyataan.
@kevinsetyawan
———
Para perempuan itu jadi sering berilusi, karena seorang lelaki.
Ia berbaik hati kepada semua orang, katanya. Karena pendidikan yang baik, karena itu ajaran agama, karena memang begitulah ia sejak masa kanak-kanak, _katanya lagi._
Karena sebab-sebab yang sama, ia mencari pembenaran dengan melakukannya secara terus-menerus kepada semua teman ~perempuan~ nya, ialah yang sebenarnya telah menciptakan berbagai ilusi di kepala semua orang yang menerima kebaikan hatinya. Bagi beberapa yang paham, ia berlebihan, dan memang begitu kenyataannya.
Ia seakan sengaja memberi kesempatan bagi banyak orang untuk menafsirkan bahwa kebaikannya punya maksud yang berbeda-beda. Kawan lamanya membela, "Ia hanya ingin mencari kemana arah kompas perasaannya. Ia mudah terbawa perasaan, (meski ia seorang lelaki) karena hal-hal yang sederhana, karena pertolongan kecil, karena kata-kata yang bijak dan satu lagi, ..."
"Rupa." Sela salah satu perempuan yang mulai paham.
"Ternyata kau sudah tahu jawabannya"
Dan meski sudah tahu bahwa kebaikannya milik semua orang, mereka, para perempuan yang telah berkali-kali kelimpungan dengan perasaan, masih menyimpan benih perasaannya pada tempat yang dikhususkan. Sembari berharap, pengharapan yang buta, semoga perasaan yang dirawatnya itu berhasil menjadi indah.
Padahal pengharapan mereka seperti pengharapan kepada matahari untuk menyinari rumahnya seorang."
Tapi para perempuan itu tidak menyadari, mengapa menjerumuskan diri mereka sendiri dengan mempercayai ilusi yang timbul karena kebaikan seperti ini?
@haloinifaiq
———
Bahwa di jaman baru ini,
Kita diharuskan untuk bertahan....
bertahan hidup dengan seluruh kemampuan yang ada
berusaha dengan segala daya dan sisa percik cahaya
menembus gelap yang entah sampai kapan....
entah ada ujungnya atau tidak....
lantas entah karena aku memang bodoh atau terlalu banyak menelan bualan para filsuf
aku semakin tak peduli dengan semua yang dikatakan "kebiasaan - kebiasaan baru" ini
aku justru merasa takut....
bahwa pada akhirnya, jika-pun aku sanggup bertahan aku akan terjebak dalam ilusi sesat ini....
Bahwa aku bertahan karena aku berusaha! Atas usahaku sendiri! Bukan karena memang masih direstui-NYA....
dengan demikian aku menjadi binatang kufur yang pongah
dan lantas untuk apa lagi aku bertahan lama-lama
@lucifermorningstark
———
"GITA CITA"
Tenang
Biar kutemui bapakmu
Kutanyai mau tidak dia jadi bapakku
Ibumu? Oo sudah tentu dia juga
Pasti mereka mau?
Oo belum tentu
Pokoknya kamu tenang saja.
Meski ini baru sebatas ilusi adanya.
@barakelana
———
Serangkaian takdir yang menyapa, terikat doa hingga mewujud menjadi nyata.
Banyak nyata yang terlewati begitu bermakna.
Meskipun pada akhirnya, menyublim sampai tidak ada lagi yang tersisa.
Harus kemana lagi kubagikan intuisi yang selalu menyala ini?
Terlalu lama disimpan sendiri yang ada malah membuatnya tidak lagi menyala.
Hingga akhirnya—
Intuisi yang menyala ini, menyumblim juga menjadi ruang tanpa suara.
Bagaimana bisa?
Intuisi. Resonansi. Senada-seirama pernah begitu apik menjalankan perannya dengan nyata—
Tetapi, kenapa nyata-nyata yang sudah terlewati menjelma menjadi cerita-cerita yang tidak bisa lagi kuraba?
Ilusi—Delusi.
Padahal sebelumnya Intuisi—Resonansi.
@aksara-rasa
———
Besok, akan ku masuki duniamu yang sepi.
Akan ku jadikan diriku nyala pijar di tengah sunyi.
Akan ku warnai harimu dengan warna-warni.
Masih besok belum hari ini, ketika mencintaiku bagimu sudah bukan ilusi.
@langitawaan
———
Atau memang benar adanya?
~~~~~~~~~~
Ruang Kelas Tadika Mesra, 29 Januari 2023.
64 notes · View notes
andromedanisa · 5 months
Text
Bagaimana Harus Bersikap??
Kenapa memilih diam, pergi dan menjauh sejauh mungkin?
Sebab ada jenis orang yang menolak yang paham dan sadar bahwa dirinya adalah akar dari permasalahan itu sendiri. dia menuduh orang lain sibuk dengan urusan orang lain, namun ia lupa dengan dirinya sendiri (aib) yang juga sibuk mengurusi urusan orang lain. Orang seperti ini biasanya menyakiti seseorang dan tak pernah merasa bersalah. Sebab baginya apapun yang ia lakukan ada sebuah tindakan yang benar, dan semuanya salah menurut ukuran dan cara pandangnya.
Orang seperti ini tidak akan pernah paham sekalipun banyak orang yang menjelaskan letak kesalahannya, orang seperti ini pula tidak akan menyesal atas apa yang telah ia lakukan kepada orang lain karena baginya hanya dia yang benar, dan semuanya salah sebab tidak bisa menerima kebenaran.
dia akan tetap berdiri pada pendiriannya sampai kapanpun sekalipun semua orang menasehatinya atau bahkan mengatakan letak kesalahannya, dan orang seperti itu akan punya banyak alasan perihal memutar balikan sebuah fakta dan sangat bisa menjadikan orang lain sebagai tersangkanya. Katanya, "pokoknya aku benar, orang lain yang salah karena gak paham atas maksudku."
Jadi, berhenti meladeni orang seperti itu. Berhenti berdebat dengannya, hargai dirimu sendiri. Jangan buang waktu dan energimu hanya untuk hal-hal yang tidak akan pernah dia bisa terima dalam hal apapun dan sampai kapanpun. Karena sungguh ini membuat lelah.
Biarkan dia dengan dirinya sendiri, biarkan dia dengan drama yang telah ia ciptakan sendiri, dan biarkan dia dengan prasangkaannya sendiri. Jangan menanggapi apapun itu. Sebab langit tak perlu menjelaskan bahwa dirinya tinggi. Dan laut tak pernah menjelaskan bahwa dirinya dalam. Demikian pula dengan dirimu. Jangan berpijak pada hal-hal yang sia-sia saja.
Diam, pergi, dan menjauh lah sejauh mungkin. Sekalipun yang terlihat tak bisa kau menangi didunia, kamu masih memenangkan dengan caramu sendiri. Mengadu kepada Allaah yang Maha Kuasa.
Sebab ada beberapa hal yang memang dalam hidup ini harus kita bawa, atau memang harus kita tinggalkan. Bukan sebab berhenti peduli, melainkan urusan hati manusia hanya Allaah yang bisa memberikan kelembutan dan penerimaan tentang sebuah kebenaran.
Pada akhirnya kita akan paham, sekuat apapun kita ingin memahamkan kepadanya, sekuat apapun kita memberikan sebuah kebenaran untuknya. Urusan hati mutlak adalah urusan Allaah. Maka jalan terbaik adalah mendoakan kebaikan untuknya dan diri sendiri. Agar kala nanti kebenaran apapun itu sampai kepada kita tak peduli siapa yang menyampaikan, Allaah berikan kita kelembutan hati untuk menerima kebenaran sekalipun tidak kita sukai sebelumnya.
Sebaik-baik tempat kembali adalah mengembalikan semuanya kepada Allaah. Cukuplah Allaah. Cukup... Maka cukup mengenal orang-orang yang demikian.
*aku nggak bisa bales apa-apa. dan Allaah menyadarkan bahwa orang seperti itu nyata adanya. Ya Allaah...
Ruang || 12.03
92 notes · View notes
yustrialubna · 9 months
Text
Berada dalam satu hubungan, bukan berarti segalanya mesti dilakukan bersamaan, ada kalanya kita perlu waktu masing-masing untuk sekadar jalan-jalan atau melakukan satu-dua kegiatan favorit yang cukup lama terlupakan.
Kalau kata Tulus, "Kita tetap butuh ruang sendiri, untuk menghargai sepi. Percayalah, rindu itu baik untuk kita."
-
23 notes · View notes
viviaramie · 1 year
Text
Tumblr media
Di rumah sepi, ibu sendiri. Ditemani benda mati; televisi. Sunyi berubah bunyi.
Di luar gaduh; mobil dan motor berteriak ingin berteduh, lalu debu-debu sibuk mengeluh.
Dan kita adalah sepaket rasa; sedih, hampa dan bahagia. Menjelma rembulan, bintang, matahari dan hujan. Berjalan ke depan. Tapi kenangan? menyeret balik ke belakang.
Lalu, tepat di ruang tamu, dapur, musholah, dipenuhi manusia. Ibu bahagia. Tawa-tawa pecah disetiap sudut rumah. Hari raya tiba.
Di waktu lain, halaman dipenuhi tenda, kursi dan meja, ibu masih bahagia. Ramai sekali manusia, dan ibu melepas anak gadisnya.
Masih di masa sebelumnya, kali ini hujan pecah di mata ibu, deras sekali rasa menguncang bahu. Laki-laki paling dicintai ibu pergi meninggalkan raga menemui Rabb-nya.
Dan sekarang, ibu dihantam masa lalunya, deras tak pernah reda. Kadang ibu menepi, tutup teliga pura-pura lupa. Lalu mengeringkannya dengan do'a-do'a.
Esok, jika ibu tiada, aku mengenangnya. Begitu seterusnya. Hingga kita berada di surga bersama, dan menceritakan semuanya.
Sajak ke - 4
62 notes · View notes
sofwahh · 11 months
Text
Sepertinya aku orang yang terlalu gengsi untuk bilang kalau aku kesepian.
Aku selalu bilang, "i'm okay kok. aku malah suka dengan suasana yang enggak rame gini."
Padahal, sometimes akupun merasa teramat sangat kesepian. Merasa butuh teman untuk sekedar berbagi ruang.
Makanya terkadang aku ketika ketemu orang, rasanya charging banget. Bisa ngobrol, sekedar berbagi hal receh, atau sesimpel jalan bareng adalah hal yang aku sukai.
Ternyata, aku yang suka dengan tempat tenang pun butuh keramaian sesekali. Meyakinkan diri bahwa aku masih dikelilingi oleh manusia-manusia lain.
Mungkin dalam perspektif beberapa temanku, aku butuh pendamping hidup. Yap, maybe. Tapi sepertinya terburu-buru untuk menyimpulkan hal itu.
Intinya, aku kesepian sekarang and i'm not okay. Aku udah bikin schedule bareng temen-temenku besok. So, jangan khawatir kawan. I'll be fine! 🤍
— ditulis di kamar yang sepi. 21.46 WIB
35 notes · View notes
callmehilmy · 1 year
Text
aku membusuk dalam dosa. rasa hitam semakin mengisi ruang terdalam. ada teriak yang terbungkam, suara kecil penuh keperihan, acak dan berantakan. benci adalah nama tengahku. cinta sudah melupakanku. aku pun melupakannya. aku menjelma kosong--menjadikan sepi teman abadi. aku membenci kelinci, kucing, dan hewan yang kausuka pada awalnya. aku membenci pantulan diriku di cermin itu. aku membenci ruang obrolan yang tak kunjung kuat untuk kututup dan kuhapus. aku tidak bisa menerima diriku yang serba tidak bisa menerima. aku membenciku. benci adalah ia yang lama tak kulihat lagi.
tapi aku tidak membencimu.
karena memang beginilah kita--mencoba untuk mencari tahu selaras adalah kata kita atau tidak yang ternyata tidak. kita sama-sama membenci waktu. membenci ingatan itu. ingin mengunci ingatan itu.
tapi aku (tetap) tidak membencimu.
faktanya aku masih berduka. ada kebencian yang kurasa pada kalimat "mudah, cari saja lagi" yang mudah keluar dari mulut mereka. mereka bukan aku, aku bukan mereka. mereka tidak menaruh kaki mereka di sepatuku, mudah bagi mereka untuk berkata begitu.
dan aku (tetap) tidak (bisa) membencimu.
masih mengeruak. hitam di dada ini seperti virus. aku terinfeksi hingga ingin mati. aku tidak ingin lagi. aku ingin keluar dari sini.
semoga kau bisa beranjak dari rasa tidak nyaman ini. silakan benci aku jika itu adalah yang kaumau. silakan hapus aku jika itu menenangkanmu. doaku toh tetap sama.
semoga kita segera pulih.
46 notes · View notes
niakurniatiginting · 6 months
Text
Itu kamu, suar dari ketersesatanku atas perjalanan menemukan. Menyelusupkan nyawa kembali ke dalam kata-kataku. Setelah sekian lama mati, membusuk di jantung ingatan. Rasanya begitu hangat; begitu rindu.
Kehilangan telah melumat segala harap selama ini, dan pertemuan dengan tetiap kata yang kamu tuliskan menjadi pemantik bagi api yang kembali nyalang di dalam ruang-ruang perasaanku. Api yang telah lama padam oleh kepergian seseorang yang pernah kucintai begitu lama.
Kamu, mengulurkan tanganmu ketika aku tersesat di persimpangan jalan: bertahan atau berhenti. Menyerah pada sepi. Kata-katamu, menjadi hujan di antara gersang hati ini. Ketiba-tibaan yang membuat sejenak ingatanku menziarahi kenangan lama;
- Kenangan perihal bagaimana caranya untuk mencintai seseorang kembali.
Meskipun perjumpaan kita saat ini hanyalah perihal bertukar kata tanpa bicara, tetapi sungguh, perlahan aku mulai mencintai setiap frasa-frasa yang kamu jahit dengan perasaan yang sungguh. Entah itu untukku atau tidak, aku tidak terlalu memikirkannya.
Meskipun perjumpaan masih menjadi batas di antara kita, aku telah menyematkan semoga perihal pertemuan itu- agar Tuhan menuliskan cerita yang berbeda untukku;
- untuk kita.
[October, 2023]
Ariqy Raihan @ariqyraihan
Tumblr media
10 notes · View notes
azasite · 29 days
Text
Ritual Malam
kamu duduk di balkon rumahmu, memandang gelapnya langit malam. Udara malam melingkupimu dengan dingin yang menyejukkan, tetapi kehadiranmu di sana membawa kesepian yang semakin menambah dinginnya malam. Setiap malam, di balkon rumah yang kau cintai itu, terdapat kerinduan yang tak pernah tersampaikan, terdapat kesepian yang dalam, yang hanya terasa semakin dalam setiap kali angin malam membelai rambutmu.
Saat kamu duduk di sana, dengan pikiranmu yang melayang jauh ke alam mimpi, kamu berharap dia menghampirimu, menyeka air matamu, dan menghapus kesedihan yang tersebunyi di balik senyummu yang rapuh. Langit tak pernah bosan menjadi saksi bisu dari cerita kehidupanmu yang penuh dengan rahasia dan harapan.
Dalam kesunyian malam yang hening, kamu terus duduk di sana, menunggu… menunggu apa pun yang mungkin datang menghampirimu di balik kegelapan yang mengintai.
Untuk kesekian kalinya, kamu mengangkat ponsel mu dan mencoba menghubunginya, kamu terus berharap, berharap untuk sekedar mendapat jawaban dari dirinya. Setiap malam, ritual yang sama berulang. Dengan ponsel di tanganmu, kamu menatap layar yang tetap sunyi. Pesan-pesan yang tak terbalas, panggilan yang tidak dijawab. Rasa cemas dan kekhawatiran mulai menggerogoti hatimu, meracuni pikiranmu dengan pertanyaan-pertanyaan tanpa jawaban.
"Kenapa dia tidak menjawab?" gumammu sendiri, suaramu terhenti di tenggorokanmu, tak bisa menemukan jawaban yang memuaskan, tak ada panggilan yang menjawab, tak ada pesan yang memecahkan keheningan. Hanya derap angin malam yang menghembus lembut, mengingatkanmu akan kekosongan yang kian mendalam.
Waktu berlalu dengan lambat, namun kerinduanmu tak kunjung reda. Setiap malam, ketika kau duduk di balkon rumahmu, perasaan kesepian itu semakin menggelayuti hatimu. Dan setiap kali kau mencoba menghubunginya, harapan itu kembali membakar dalam dirimu, meskipun seiring waktu, api itu semakin redup.
Dalam kegelapan yang mengintai, kau merenungkan hubunganmu yang rumit. Rasa cinta yang masih terasa begitu kuat, tetapi disertai dengan kebingungan dan keraguan yang mendalam. Apakah kau harus terus berusaha, ataukah kau harus mengakhiri segalanya?
Dan dengan itu, malam-malam terus berlalu, meninggalkanmu dengan pertanyaan yang belum terjawab, dan kekosongan yang tak terucapkan. Dan di balkon rumahmu yang sepi, cahaya rembulan menerangi langit, menyaksikan setiap langkahmu dalam perjalanan yang tak pernah berakhir.
Dengan hati yang berat, kamu bangkit dari kursi balkonmu. Langkahmu ragu-ragu, namun hatimu sudah mengambil keputusan. Kau tahu bahwa malam ini, mungkin saat yang tepat untuk mengakhiri penantian yang sia-sia, untuk memulai langkah baru yang tak pasti.
Dengan langkah kecilmu, kamu melangkah menuju ke dalam rumah, meninggalkan keheningan malam yang masih memeluknya dengan erat. Di dalam, di dalam ruang yang hangat, mungkin ada jawaban yang kau cari. Atau, mungkin, di sana kau akan menemukan kedamaian yang lama kau rindukan.
3 notes · View notes