Tumgik
#sembuh
arnamee · 4 months
Text
Tumblr media
18 notes · View notes
diksifaa · 2 months
Text
Kepada jiwa
Kepada jiwa yang sedang mencari jiwa. Sungguh luas samudera yang harus kau tempuh, bukit yang harus kau daki, lautan yang harus kau arungi. Karena kehilangan jiwa sendiri membutuhkan usaha lebih untuk ia berdamai dengan dirinya sendiri.
Kepada jiwa yang sedang menelisik hati. Lihailah dalam merasa, terbukalah dalam merenungi, mungkin kau butuh evaluasi, karena hati tetap tak pernah kau temukan dalam berisiknya pikiran di kepala bertubi-tubi.
Kepada jiwa yang sedang berdamai dengan logika. Kau hebat, tak semuanya harus dilalui dengan perasaan. Kau kuat, tak perlu dipertahankan yang membuat jiwamu tersakiti. Kau cermat, karena tetap bertahan waras dalam gempuran kegilaan dunia.
Kepada jiwa yang sedang berproses sembuh. Mungkin bukan obat yang kau butuhkan, mungkin bukan istirahat yang kau perlukan, dan mungkin bukan healing yang membuatmu damai. Karena mungkin kau hanya jauh pada sang Pemilik Jiwa yang Maha menyembuhkan.
Kepada semua jiwa yang bercita-cita tenang. Kau hanya perlu berdamai dengan rasa ikhlas dan penerimaan yang lapang, untuk mengembalikan jiwa, hati, dan logika pada jiwa itu sendiri agar mendapatkan porsi tenang yang sempurna lagi hakiki dalam menjemput gelar menang.
Memenangkan hidup di dunia dan akhirat.
~Faa
11 notes · View notes
abidahsy · 7 months
Text
Progress
Badai tahun 2022 merupakan badai yang sangat ingin aku lupakan dan hindari. Tapi, semakin keras aku melupakan, kadangkala ingatan itu malah muncul begitu saja.
Serentetan kejadian yang dampaknya masih membekas sampai saat ini. Bahkan, terakhir kontrol masih tersisa satu obat yang harus diminum. Jujur, aku sempat merasa sedih karena aku kira aku sudah siap hidup tanpa obat. Tapi, adikku yang menemaniku kontrol berkata, "Gapapa mbak, gak ada salahnya minum obat, lagipula yang penting kan (resep obatnya) menggambarkan kondisi yang sebenarnya, bukan dibuat-buat, sesuai kebutuhan," ucapnya mencoba meyakinkanku.
Kalimat itu muncul sebagai respon saat aku menunjukkan kekecewaan karena masih harus minum obat sampai 3 bulan ke depan (hingga waktu kontrol berikutnya). Biasanya, setiap kontrol, progress-ku bagus, entah dosis atau jarak minum obat pasti dikurangi. Kali ini tetap, tidak ada yang diturunkan.
Memang, bisa dibilang aku agak kurang tidur akhir-akhir ini, pola makanku pun sedikit berubah. Padahal, kalau mau diusahakan, aku bisa mempersiapkan hari kontrol dengan baik, agar ekspektasiku lepas dari obat bisa lebih mungkin tercapai.
Yah, itu kan ekspektasiku.
Bukankah hidup memang seringkali dihadapkan pada gap antara ekspektasi dan realita?
Kalau dipikir-pikir lagi, sebenarnya sampai di titik ini saja, sudah harus disyukuri. Masih bisa beraktivitas, belajar, dan berkarya seperti orang-orang pada umumnya. Progress yang bagiku terasa lambat (lebih dari setahun) pun masih terhitung cepat menurut seorang teman yang punya keilmuan di bidang ini.
"Setidaknya aku berprogress," begitu sugesti positif yang kuberikan pada diri. Alhamdulillah obatnya tetap, daripada ditambah? Memang proses sembuh tidak bisa instan, harus pelan-pelan dan bertahap.
Aku juga mulai bisa berdamai dengan pemicu yang ada. Pemicu berupa benda atau kejadian yang bisa mengingatkanku pada badai tahun 2022. Meskipun awalnya sedih karena kembali teringat, tapi aku mencoba memaksa diri untuk menggunakan benda itu. Benda itu tidak salah apa apa, mengapa dia harus ditumpuk di dalam lemari dan berhenti dipakai 'hanya' karena aku tidak cukup berani menghadapinya?
Terakhir, baru kemarin, seorang sahabat yang mungkin bisa dibilang lebih berpengalaman dalam menghadapi badai, mengirimkan sebuah kutipan.
All Allah wants from you is progress. He doesn't want perfection from you. That's what people wants from you, but not Him. Never. He knows what He created. Make progress, that's all He asked (Nouman Ali Khan)
Ya, sempurna sembuh tanpa cacat atau bekas dengan tempo yang sesingkat-singkatnya bukanlah yang aku butuhkan, karena bukan itu pula yang Allah minta. Yang Dia minta adalah aku yang terus ber-progress sesedikit atau sekecil apapun ke arah yang lebih baik. Sesederhana itu.
9 notes · View notes
yustrialubna · 8 months
Text
Sembuh yang mereka ucap perkara waktu, tak lebih dari sekadar janji palsu. Membuat inangnya sekarat lalu mati membeku.
-
9 notes · View notes
alfisyahrin · 2 months
Text
"Dimana kamu dapat menemukan Allah?? Aku menemukannya di hati-hati yang patah"
Aku tahu kamu begitu lelah, perasaan dan pikiranmu sedang kacau dan tubuhmu butuh istirahat. Dan mungkin saja dadamu juga sesak menahan tangis yang ingin pecah.
Tidak apa-apa. Kamu tidak bersalah jika merasa kesal, ingin marah, atau mengutuk semua orang yang membuatmu semakin tertekan.
Kamu sudah hebat. Kamu berhasil menjalani hidupmu setidaknya sampai hari ini.
Berdoa padaNya untuk tetap dikokohkan meski kehidupan selalu memberimu luka hingga terpaksa hancur berkali-kali. Tidak apa-apa. Angkat kepalamu lagi. Berjuanglah satu kali lagi.
"Labuhkan cintamu sesempurna mungkin kepada Allah, karena mencintai Allah adalah definisi cinta yang tidak akan bertepuk sebelah tangan."
3 notes · View notes
haiiniakuu · 2 months
Text
Ujian Itu, Berupa Kamu
"Di saat aku tidak ingin mencintai siapapun kecuali Allah,, Allah hadirkan kamu sebagai ujian pembuktian"
Tidak ada yang menyangka, entah apa yang ada pada pikiranku saat itu. Yang aku ingat, tiada terlintas sedikitpun namamu.
Aku tidak pernah mengundangmu datang, tapi Allah menghadirkan kamu di hidupku.
Menyelaraskan hati ternyata tidak mudah. Pada awalnya semua terlihat baik. Semu sekali menatap mana yang benar. Kuanggap segala yang baik adalah benar. Namun ternyata, tidak semua yang baik adalah benar tapi yang benar sudah tentu baik. Meski sangat sulit sekalipun.
Mempersilahkanmu singgah terlalu lama adalah kesalahan yang kini aku pelajari. Sebab tuan hati yang sejati, kiranya tidak ada yang tau benar selain pemilik hati manusia.
Mencintai bukan sekedar kata kerja, yang aktif ketika subjek bersanding dengan objek. Perlu ada aksi dan bukti. Sesungguh itukah? Iya, kuberi tahu.
Di saat aku tidak ingin mencintai siapapun, Allah hadirkan kamu menguji sesungguh apa hati ini? Betapa indah rentetan skenarioNya, hingga tak sedetikpun mampu di prediksi oleh akal manusia.
Hai, ini aku..
Yang larut pada kisah luar biasa. Iyah,, dari kisah ini aku belajar bahwa menjadikan Allah satu-satunya yang kita cintai adalah sebuah keharusan, maka jatuh hati pada makhlukNya berarti tidak menggeser sedikitpun posisi keberadaanNya di dalam hati. Tetaplah Ia yang paling utama, secinta apapun kamu terhadap makhluk yang bernama manusia.
Beberapa orang Allah datangkan untuk singgah cukup lama, beberapa lagi hanya menjadi figuran sesaat, dan sebagian yang lain singgah beberapa saat kemudian pergi.
Dunia ini adalah sebuah kesementaraan, yang tak satu pun akan abadi. Datang dan pergi itu bagian dari kehidupan yang tidak dapat dihindari. Pada keduanya terdapat banyak sekali pelajaran bermakna.
Aku, yang benar-benar memaknai datangmu, lantas melepas pergimu, kuberi tahu bahwa sungguh tidak ada yang mudah jika bukan Allah yang memudahkan.
Lagi-lagi,, aku paham..
Lewat dirimulah, Allah didik diriku tentang makna cinta yang sesungguhnya.
Bahwa tidak ada cinta yang lebih agung dari cintaNya.
2 notes · View notes
itsffah · 3 months
Text
Bagian mana dalam hidup yang ingin kamu lupa?
Aku ingin lupa, bagaimana manusia-manusia itu membunuh diriku.
Aku ingin lupa, seseorang yang kuanggap teman ternyata, menusuk duri tajam dari belakangku.
Aku ingin lupa, dihadapan mereka aku seperti hal yang tak berharga.
Aku tak ingin apapun, bisakah kalian melihat bahwa akupun manusia selayaknya kalian semua?
Aku membenci masa putih-biru yang kukira menyenangkan justru menjadi ajang paling menakutkan.
Sialnya, aku tak berani melawan mereka. Aku terluka parah tanpa seorang pun tahu. Mereka berkata aku tidak berharga. Aku layak untuk dihinakan dan ditindas.
Bertahun-tahun aku mencoba memulihkan luka, aku mencoba menatap mata lawan ketika berbicara. Aku mati-matian agar terlihat selayaknya orang biasa.
Aku hancur, tak bisakah seseorang yang teramat biasa ini mendapatkan tempat yang sama?
Ternyata tidak, mereka biadab. Mereka membunuh diriku yang tadinya utuh menjadi runtuh. Mereka mengecamku, memojokkanku, menertawanku. Apakah mereka layak disebut manusia?
Mentalku terbunuh, tak ada lagi harapan untuk sembuh. Tetapi, aku pelan-pelan belajar berdiri. Banyak hal yang membuatku terjatuh, lagi-lagi aku berdiri. Kakiku tak goyah, ternyata aku mampu berjalan sejauh ini untuk sembuh. Terima kasih aku.
Zakiyaarfh
Februari 2024
6 notes · View notes
lelihdyt · 1 year
Text
Masih Jelas Berjejak
Pada perkara yang telah diputuskan bersama beserta tapak kaki yang telah kita pilih akan melangkah kearah mana, kau tau, tak ku temukan celah kosong untuk menatap sesuatu tanpa jejak.
Ganjil yang sempat menggenap memberi segebung cerita dan kini ia melahirkan bayang-bayang yang sulit untuk ditepis.
Sungguh, tak bisa ku pungkiri waktu berjalan pun tak juga menyurutkan daya ingatku, bahkan meski hanya sebesar noktah yang pernah terpaut disana.
Bahkan kali ini, aku terpaku pada ingatan tentang bagaimana seseorang bisa sedemikian rupanya bersedia menanggalkan dirinya sendiri demi perubahan yang diinginkan orang lain.
Tidak, kali ini aku bukan sedang mengingatnya, tapi lagi-lagi semua itu terbesit di ingatan tanpa bisa ku tepis. Ya, hari-hari berlalu bukannya membuatku semakin melupa namun malah sebaliknya, sebab ternyata, tak pernah ada yang hilang semenjak hari itu, karena ia masih ada disana, di ruangan yang penuh kasih sayang, di jatung hati.
Hai, hari ini ingin ku sampaikan dan ku beritahu, bahwa sampai detik ini semua tentangmu masih lekat bersamaku, bersama rasa yang sempat ku bangun dengan susah payah, kau tau semuanya meninggalkan jejak, bahkan terhadap hal-hal kecil yang dahulu mungkin hanya sekilas.
Hari-hari berlalu, tapi tak satupun cerita yang sudah sukses terluput dari ingatanku. Aku terus berupaya, tapi biarkan ia mengalir seperti arus air di sungai, tanpa dipaksa untuk dibendung, sebab kelak arus itu akan tau kemana ia akan bermuara.
Bersama pijakan-pijakan yang sedang ku buat kokoh, aku percaya suatu saat nanti kita akan berdamai, terutama aku, berdamai dengan segala cerita dan rasa yang sempat terbentuk, berdamai bersama keputusan-keputusan yang sudah kita yakini dapat memberikan kebaikan.
Hilang dan lupa bukan wewenangku, maka itu tak akan pernah ku paksa, sejatinya aku hanya sedang menikmati prosesku sebelum akhirnya terbiasa.
Bekasi, 12 Januari 2023. Pukul 17:37. Ditulis bersama rasa yang belum berubah.
12 notes · View notes
aisyatulr · 7 months
Text
Semakin bertumbuh semakin paham cuman perlu rasa ikhlas agar tangguh bertahan di setiap keadaan.
5 notes · View notes
payungbercerita · 2 years
Text
TAWARAN UNTUK SEMBUH
Ada seseorang yang menawarkan telinganya untuk mendengarkan. Meluangkan waktunya, menyediakan ruang dalam hatinya untuk mengerti. Ia mulai bersiap, mengatur emosinya, menurunkan egonya untuk menawarkan obat demi kesembuhan seseorang.
Ada seseorang yang rela memberikan apa yang bisa ia berikan. Dari hal terkecil sampai hal terbesar, ia berharap itu sudah cukup menyembuhkan luka seseorang.
Ada seseorang yang rela menempuh jarak yang begitu jauh. Menawarkan janji-janji kebahagiaan yang akan didapatkan jika dia diizinkan menyembuhkan luka yang dipendamnya. Entah apa maksudnya, mengapa begitu rela menyembuhkan luka yang bahkan bukan dia yang menggoreskannya.
Tapi tawaran untuk sembuh menjadi hal yang akan diabaikan bagi mereka yang paham bahwa sembuh adalah upaya yang harus dilakukan sendiri, bukan dengan orang lain. Ia akan ditolak sebab menyembuhkan dengan obat yang diberikan orang lain sama dengan membiarkan orang lain memperparah luka yang disimpan. Mereka menyakini bahwa menerima obat dari orang lain, sama dengan membiarkan orang lain merasa telah memberikan sesuatu yang perlu mereka balas. Itu sama dengan menyusahkan mereka dan tidak memberikan kesembuhan selain merasa berutang budi.
Bukan karena mereka tidak membutuhkan siapapun, tapi karena mereka tahu bagaimana cara yang lebih baik untuk menyelamatkan diri mereka sendiri.
33 notes · View notes
maerah · 11 months
Text
Tentang luka
Tumblr media
Membiarkan luka terasa sebagaimana mestinya, tidak buru-buru atau gegabah menghindari dan lari.
Iya, aku paham betul, dengan sakitnya luka ini. Memang benar-benar membuat hati seolah hancur, atau yaa mungkin tak bisa dideskripsikan rasanya.
Namun tidak terburu-buru atau tidak berusaha menghindar bukan berarti tak ingin sembuh.
Mungkin, kita sering menyamakan "Lupa dengan Sembuh" Karena orang sering bilang "Biarlah, nanti kamu juga lupa", "Udah nanti seiring berjalannya waktu kamu bakal lupa kok". Ya memang akan lupa dan terlewati, tapi apakah sembuh?
"Lupa", bila teringat kembali, akan membuka "Luka" lama itu lagi
"Sembuh", apabila ingat menjadikan kita semakin kuat, dan kita mampu belajar dari luka itu untuk menghadapi luka yang serupa di masa depan.
Mungkin, saatnya kita mencari tau mengapa luka ini hadir dan diizinkan Allah untuk kita rasakan.
Mungkin ini saatnya kita memohon padaNya, agar dituntun untuk melihat segala apa yang terjadi dengan kacamata iman.
Dengan adanya luka, betapa lebih terasa nikmatnya bercengkrama dengan yang Maha Esa
Dengan luka, doa-doa yang sampai padaNya melesat lebih cepat dari biasanya
Dengan luka, kita mungkin akan paham. Bahwa dunia tempatnya lelah.
Dan dengan luka, semoga kita bisa ridha dan lapang dada agar mendapat cintaNya
Kalau memang dengan luka yang saat ini kita rasa bisa mendekatkan diri denganNya, dan mendapat cintaNya. Kenapa kita justru buru-buru tak terima dan mengeluh?
(Bedanya sembuh dan lupa adalah perilaku yang kita timbulkan setelah adanya luka tsb. Apakah kita berlemah-lemah dalam luka, terjebak dalam luka. Atau justru kita jadikan luka tersebut menjadi pembelajaran yang bisa membuat kita lebih baik.)
"Don't look at it as trauma, but as character development"
4 notes · View notes
setapakberlalu · 2 years
Text
Sebagaimana kita tahu, kopi selalu mampu "memaniskan" pilu, mantra mantra ikut di imbuh. Tapi tetap saja bagian tersulit dari hidup adalah sembuh.
36 notes · View notes
abidahsy · 8 months
Text
Obrolan Warung Kopi - Episode 3
Kali ini kami memilih mengobrol dalam arti yang sebenarnya. Butuh dua jam untuk menyampaikan situasi dan pendapat satu sama lain. Menariknya, antara kami berdua sibuk untuk menjadi pendengar alih alih pencerita.
Dia hadir dengan beberapa pertanyaan di awalnya, lalu bercerita tentang situasi terbaru yang dihadapi. Uniknya, situasi seperti itu juga baru dia alami dalam hidupnya. Sedangkan aku, sudah beberapa kali mendapatkan kisah sejenis dari orang orang yang pernah aku kenal.
Kisahnya tentang CLBK - Cinta Lama Bersemi Kembali, tentang ego dan distraksi, tentang menjaga, tentang menemukan kewarasan diri atau membuka kesempatan baru.
Satu hal yang membuatku terdiam cukup lama saat dia bilang bahwa kisah sebelumnya gak serumit ini karena dia menjaga prosesnya untuk tidak larut pada perasaan yang belum perlu muncul jika belum waktunya. Dia pun cukup setuju bahwa proses yang baik mengambil peran dalam keberkahan sebuah hubungan, meski bukan jadi penentu.
Begini katanya:
Sakinah Mawaddah Warrahmah adalah hasil dari pernikahan yang visinya terjaga. Lalu kenapa ada orang yang gak bahagia dalam pernikahannya? Ya karena dia rusak (secara sengaja maupun tidak) visinya. Kalau pihak yang tetap menjaga visi pernikahannya karena Allaah, ya bakalan baik baik aja. Bisa baik baik aja karena Allah jaga, masa orang baik gak Allah jaga?
Lucunya, ngobrol sama orang ini sebenernya effortless. Dia udh tau jawaban atas pertanyaannya sendiri. Dia udah punya alternatif dan opsi yang kuat dari keraguan yang dia hadapi. Dia udah punya dugaan, meski gak pernah mau menilai duluan. Ngobrol sama orang ini cuma perlu jadi cermin aja, sederhana.
Di sini aku malah jadi takut.
Takut kalau aku mulai berharap lebih. Lebih dari sekadar mengharapkan kesembuhannya. Semoga saja tidak.
Dan aku menanti sesi obrolan berikutnya, sesuai dengan apa yang dia katakan di akhir obrolan kami dini hari tadi.
3 notes · View notes
nurulbeysha · 1 year
Text
Ajarkan aku melupakanmu, bisa?
Konon katanya, waktu akan sembuhkan. Tapi ini sudah sangat lama, lukanya tak kunjung sembuh. Patahnya terus berlanjut, membuat sesak di dada ketika mengingatmu.
Lebih baik begini, sepertinya. Melanjutkan hidup berdampingan luka. Nantinya juga akan terbiasa, membuat hati yang patah utuh kembali.
3 notes · View notes
arnamee · 2 years
Text
Moga disembuhkan hati-hati sahabat saya yang sedang terluka. Selamat menemui hal-hal yang lebih baik, kelak. Insya-Allah.
12 notes · View notes
prettywallflwer · 1 year
Text
Aku tidak pernah menyangka sebelumnya, jika ternyata lagu-lagu melankolis yang selalu aku dengar tanpa arti, kini penuh sarat makna yang menyakitkan.
Aku tidak pernah membayangkan sebelumya, jika beberapa tempat di kota yang sudah kutinggali selama 4 tahun ini menjadi cerita-cerita yang mengingatkanku pada satu tujuan.
Aku tidak pernah menyangka sebelumnya, jika harus kembali merasa kehilangan setelah melepas sebuah keterikatan.
Aku tidak pernah membayangkan sebelumnya, jika di awal tahun ini aku harus kembali menata hati selepas momen ditemukan paling indah yang pernah kurasakan di tahun lalu.
Aku tidak pernah membayangkan sebelumya, jika harus bertemu perasaan sesak akibat dilanda rindu sesekali.
Aku tidak pernah menyangka sebelumnya, jika nyatanya aku memang sudah jatuh walau belum sedalam itu.
Aku tidak pernah membayangkan sebelumya, jika harus kembali menerima kenyataan bahwa di sinilah aku, tengah mengambil risiko sehabis berani mengambil keputusan untuk membuka hati lagi.
—P
4 notes · View notes