Rasa ini sebenarnya sudah lama ingin kutuliskan. Tapi apa daya dengan kemalasanku. Malam ini, dengan backsound suara teriakan penonton bola, akan kutuliskan sebuah rasa.
Sebelumnya, aku akan berbicara mengenai alasan tulisan ini mengangkat judul film dari negara Thailand, "Not Friend". Seperti judulnya, tulisan ini bukanlah review film. Tulisan ini berisi bagaimana perasaanku mendengar seorang teman telah tiada. Jika pernah menonton film Not Friend, kurasa kalian telah memahami maksudku.
Aku ingat, saat itu adalah 1 tahun yang lalu.Temanku, sebut saja si A meninggal karena kecelakaan. Almarhumah adalah temanku sedari SD. Kami tidak dekat. SMP, kami di sekolah yang berbeda. Kemudian, saat SMA, kami bertemu kembali di sekolah yang sama. Sungguh, kami tidaklah dekat.
Ketika SD, setelah kuingat kembali, aku memang pernah mengobrol dengannya. Cukup sering, mungkin. Dalam ingatanku, kami sering mengobrol mengenai hal-hal mistis. Seperti, lele berkepala manusia, pipi bolong akibat menyiram ular dengan air panas, dan lain-lain. Saat SD, di mataku ia adalah sosok yang asik untuk bercerita hal-hal yang berbau mistis, ia memiliki segudang cerita. Perempuan di kelasku pernah terbelah menjadi dua kubu, kami berada di kubu yang berbeda. Tapi percayalah, meskipun kami berada di kubu yang berbeda, tidak ada masalah di antara kami berdua. Ya, Karena, kami memang tidak pernah dekat.
Singkat cerita, ketika SMA kami bertemu, namun selalu di kelas yang berbeda. Dalam tiga tahun, kami tidak pernah sekelas. Jangankan sekelas, mengobrol dan menyapa saja tidak pernah. Apakah pernah bertemu? Pernah, beberapa kali. Sekolahku tidak sebesar itu hingga memungkinkan dua makhluk tidak pernah bertemu. Ketika kami bertemu, di antara kami tidak ada yang memulai untuk menyapa duluan.
Kau tahu? Kepribadianku sangatlah angkuh kurasa. Aku sangat ingin menjadi seseorang dengan jiwa sosial yang tinggi. Tapi itu hanyalah keinginan belaka, nyatanya ketika bertemu teman yang tidak terlalu dekat aku seperti kebingungan. Dan kurasa, kebingungan itu terasa angkuh bagi orang lain. Aku tidak menyangkalnya.
Aku bingung ketika bertemu teman-teman lama yang tidak begitu dekat. Bingung memulai pembicaraan. Sangking bingungnya, aku ragu itu adalah kenyataan.
"Apa di depanku benar-benar teman lamaku?"
"Saat ini kah waktunya kami bertemu?"
"Mengapa semua orang seperti sudah akrab, hanya aku kah yang terasing di sini?"
"Mengapa hanya aku yang belum bisa mengalir mengikuti pembicaraan mereka?"
Pertanyaan-pertanyaan bodoh itu terus berputar di kepalaku. Maka dari itu, aku (sedikit) benci perkumpulan dengan teman (tidak dekat) lama.
Kembali mengenai perasaanku 1 tahun yang lalu, aku merasa seperti ketinggalan kereta. Waktu di mana aku dapat menyapanya, mengobrol dengannya, meminta maaf kepada nya telah melaju dengan kecepatan penuh. Aku tidak bisa apa-apa. Aku tidak dapat mengejar waktu itu. 3 tahun yang kulalui di SMA seakan pudar, hambar, dan tak bermakna. Beberapa kali reuni SD dan SMA diadakan, terasa seperti tiket bioskop yang kulewati karena ketiduran.
Periode SD yang kulalui, sangatlah mungkin menciptakan kesalahan-kesalahan yang kulakukan terhadapnya. Lalu, periode SMA dan setelahnya, adalah waktu di mana aku seharusnya dapat menyapanya dan mengobrol dengannya. Dan mungkin, ketika aku telah berteman dengannya, ia akan memaafkan kesalahan-kesalahan yang tak sengaja telah kulakukan. Tapi apadaya, aku tidak menyapanya waktu itu.
Kereta itu telah melaju kencang.
Memang benar apa kata pepatah. Waktu adalah uang.
Pesan: untuk kalian yang membaca tulisan ini, kumohon doakan temanku dengan segala kebaikan.
Berdamai dengan keadaan dan menerima keadaan itu sendiri mungkin adalah jalan terbaik dalam menghadapi persoalan yang berada di ujung tanduk. Mungkin sudah benar bahwa hal-hal mustahil tidak dapat diubah. Maafkan diriku yang berpikiran kekanak-kanakan. Diriku hanyalah manusia biasa dan mungkin kamu menyadari bahwa selama ini diriku selalu melarikan diri ketika mengambil sebuah keputusan yang penting. Terlepas dari itu semua, diriku hanya menginginkan satu hal yaitu kebahagiaan buat dirimu.
Terkadang tidak selamanya keadaan itu bisa membahagiakan. Maafkan diriku yang ternyata tidak sanggup menghadapi persoalan di ujung tanduk ini. Diriku ternyata lemah dan tidak berdaya hingga berujung malu dilihat dunia. Rasanya seperti ingin menghilang dari dunia ini, tetapi itu sama saja dengan melarikan diri dari keadaan. Diriku hanyalah manusia bodoh seperti joker yang menebar kebahagiaan.
Maafkan aku yang terkadang tidak peka padamu. Mungkin dirimu merasa kesal karena ketidakpekaan diriku. Maafkan aku yang belum bisa memahami dirimu secara mendalam. Maafkan aku yang mungkin secara tidak sengaja maupun sengaja telah menyakiti dirimu. Mungkin bisa dibilang aku menjadi orang jahat, tetapi sekali lagi maaf, maaf dan maaf. Mungkin inilah konsekuensi untuk diriku yang sudah mengambil keputusan. Siap tidak siap harus terima.
---------------------------------------------
Ps: Raito menjadi terdiam setelah membaca isi serpihan surat tersebut. Hanya bisa menangis dalam hati dan merasa sesak sambil menatap langit.
Kunjungi Keluarga Almarhumah Nur, Kepala Dikes Kabgor Sampaikan Permohonan Maaf
Kunjungi Keluarga Almarhumah Nur, Kepala Dikes Kabgor Sampaikan Permohonan Maaf
#DinasKesehatan #KabupatenGorontalo #PuskesmasTelaga
Hargo.co.id, GORONTALO – Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kabupaten Gorontalo, Ismail T Akase didampingi Kepala Puskesmas Telaga Meliyana Panther dan jajarannya mengunjungi keluarga Arif Ismail, suami dari almarhumah Nur Hayati Pipi’i, seorang pasien yang diduga tak mendapatkan layanan maksimal dari Puskesmas Telaga.
Arif Ismail dikunjungi Kepala Dikes Ismail di kediamannya yang terletak di Desa…
5 Cara Meminta Maaf Kepada Orang Tua Saat Lebaran dengan Baik dan Benar
Cara masyarakat merayakan hari raya Idul Fitri kian beragam dari tahun ke tahun. Tidak hanya dilakukan dalam satu cara, begitu pula dengan cara meminta maaf kepada orang tua saat lebaran. Hari raya Idul Fitri dapat dijadikan sebagai moment untuk lebih mendekatkan diri kepada orang tua yang memiliki peran besar terhadap tumbuh kembang anaknya.
Meminta Maaf Kepada Orang Tua Saat Lebaran
Tidak semua…
Seperti yang diduga, penyesalan akhirnya datang. Penyesalan akhirnya mampu mengejar dan menangkap diri ini.
Tentu saja, hanya bisa terdiam diri, bertanya dalam hati, "Mengapa ini semua bisa terjadi?". Padahal dari awal sudah tahu kalau yang dilakukan akan justru merugikan hidup.
Ya, sekarang saatnya introspeksi. Minta pertolongan Tuhan. Tidak ada cara lain selain bertobat. Akui salah. Perbaiki hidup. Jadi lebih baik lagi.
Tetap sabar. Tetap kuat. Semua pasti ada jalan keluar. Semua akan baik-baik saja.
Asalkan mau berubah dan kembali ke jalan yang benar. Ingat keputusan hari ini akan mempengaruhi hari-hari kedepannya.
Seseorang datang padaku mengadukan kekesalannya lantaran bantuannya tak dihargai. Jangankan untuk dihargai, ucapan terima kasih saja tak ia dengar sama sekali.
Katanya, ia juga kesal karena ada orang yang telah mengkhianati janji tapi tak ada kata maaf darinya. Lakunya nampak biasa, merasa tak berdosa.
Ya, terkadang memang ada manusia seperti itu. Lantas apakah kita harus berhenti berbuat baik jika mereka tak memperlakukan kita dengan baik?
Tidak juga kan?
Karena tidak ada yang pantas kita harapkan dari kebaikan yang telah dilakukan kecuali ridhonya Tuhan.
Mengharapkan penghargaan dan timbal balik yang sama dari manusia hanya akan mengundang kecewa.
Bagaimana mungkin kita berharap pada sesuatu yang fana lagi papa? Sesuatu yang juga sama-sama membutuhkan seperti kita?
Jangan menunggu terima kasih untuk memberi lagi.
Jangan menunggu kata maaf untuk memaklumi khilaf.
Jangan menunggu kata tolong untuk menolong.
Terkadang kita perlu inisiatif sendiri.
Hargai usaha kita sendiri meskipun tak diapresiasi. Setidaknya kita telah berusaha memberikan yang terbaik, dan itu cukup untuk mendatangkan bahagia dalam diri kita bukan?
Karena sikap orang lain terhadap kelakuan kita berada di luar kendali.
Tapi laku kita berada dalam kendali diri sendiri. Maka fokus saja pada apa-apa yang bisa dikendalikan, dan abaikan yang tidak.
Semoga firman-Nya dalam surat Al Qashash ayat 77 mampu menyadarkan kita, bahwa kita berbuat baik bukan karena perlakuan baik orang lain, tapi karena Allah telah berbuat baik kepada kita.
Hai, orang baik yang aku kenal secara tiba-tiba. Kamu adalah orang idamanku.
Kalau akhirnya kita bakal:
Loss contact
Loss respect
Tidak bisa lagi selalu ada buat diriku
Sudah tidak seakrab dulu lagi
Sudah tidak bisa saling cerita
Sudah tidak ada kabar
Sudah jadi orang asing
Diriku cuma ingin kamu tahu bahwa I'm so lucky to meet you! Aku sangat bersyukur bisa bertemu kamu walaupun tidak bisa sampai akhir. Secara jujur, diriku merasa senang. Terima kasih sudah menjadi pendengar yang baik. Terima kasih sudah mengubah aku menjadi orang yang lebih baik.
Maaf kalau kamu sudah bertemu orang seperti diriku. Kalau kamu merasa tidak beruntung ketemu aku, aku cuma mau minta maaf dan terima kasih buat segalanya.
Tidak Cukup Minta Maaf, Hasan Basri Mendesak Peneliti BRIN Ditindak Tegas
Tidak Cukup Minta Maaf, Hasan Basri Mendesak Peneliti BRIN Ditindak Tegas
JAKARTA | TRANSPUBLIK.co.id – Ketua Komite III DPD RI Hasan Basri, mengecam keras pernyataan ancaman pembunuhan yang disampaikan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.
Hasan Basri menilai pernyataan tersebut sangat tidak pantas disampaikan oleh Aparatur Sipil Negara.
“Pernyataan yang keluar seperti itu dari lembaga riset dan teknologi seperti BRIN, sangat luar…
Tidak Cukup Minta Maaf, Hasan Basri Mendesak Peneliti BRIN Ditindak Tegas
Tidak Cukup Minta Maaf, Hasan Basri Mendesak Peneliti BRIN Ditindak Tegas
Jakarta, Goosela.com – Ketua Komite III DPD RI Hasan Basri, mengecam keras pernyataan ancaman pembunuhan yang disampaikan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang.
Hasan Basri menilai pernyataan tersebut sangat tidak pantas disampaikan oleh Aparatur Sipil Negara.
“Pernyataan yang keluar seperti itu dari lembaga riset dan teknologi seperti BRIN, sangat luar biasa,” kata…
Top News Akui Perintahkan Rusak Barang Bukti, Ferdy Sambo Minta Maaf ke Terdakwa Obstruction of Justice
Akui Perintahkan Rusak Barang Bukti, Ferdy Sambo Minta Maaf ke Terdakwa Obstruction of Justice adalah artikel yang trending di
Hingga kini topik tersebut saat ini ramai dicari dalam 1 jam.
Untuk itu kami akan membahas Akui Perintahkan Rusak Barang Bukti, Ferdy Sambo Minta Maaf ke Terdakwa Obstruction of Justice yang bisa kamu baca nantinya.
Penasaran dengan Akui Perintahkan Rusak Barang Bukti, Ferdy Sambo Minta Maaf ke Terdakwa Obstruction of Justice? Jika benar yuk simak artikel tersebut di samping https://beritapolisi.id/akui-perintahkan-rusak-barang-bukti-ferdy-sambo-minta-maaf-ke-terdakwa-obstruction-of-justice/