Tumgik
#masalah
yasirmukhtar · 8 months
Text
Premis: Kita bisa ciptakan value dengan menjawab masalah yang dirasakan orang.
Pertanyaan: Gimana menemukan masalah yang layak dijawab?
Insight: Sebagian masalah gak obvious pada awalnya. Pilih satu masalah apapun yang mau dijawab, nanti masalah-masalah lainnya akan mulai keliatan.
53 notes · View notes
arno-vindra · 1 month
Text
Pernah kah terbesit di benak kalian?
Pernah kah terbesit di benak kalian?
bahwa hidup terlalu lama(Panjang Umur) itu terlalu melelahkan. In Another Mean.
I mean.. bukan yang apa seperti yang ada di pikiran kalian. Saya tidak pernah mengajarkan putus asa.
Tapi berpikir ke after life. Memang jika hidup panjang umur di barengin dengan kegiatan positif dan mendatangkan amal baik itu bukan nya bagus tidak? tapi jika hidup anda penuh masalah, maksudku.
Anda terlalu tamak di dunia ini, tidak pernah mengajarkan kebaikan, tidak pernah mengejar kebaikan bahkan mengarah ke hal negatif. tentu saja ada masalah mengikuti anda di balik semua konsekuensi yang anda pernah lakukan itu. amal buruk tentu saja anda peroleh setelah mati. in another mean. kita lebih baik mengerti diri sendiri. sebaiknya diri kita dibawa kemana selama kita hidup. ke arah negatif atau ke arah positif. Choose Wisely. Sebelum umur anda tutup buku. Tuhan tahu apa yang selama ini kita lakukan di dunia. Disini point nya adalah, hidup terlalu lama itu seperti orang tidak bisa tidur selamanya. pahamkan maksudnya?
Tumblr media
7 notes · View notes
esbatubulet · 3 months
Text
Aku datang bukan untuk penasaran, tapi aku datang dengan perasaan. Tujuan dari kedatanganku adalah untuk membangun sebuah hubungan yg tidak akan pernah terputus seberapa besarpun masalahnya. Aku sangat menginginkan sebuah hubungan yg tidak pernah berakhir, dan itu adalah denganmu..
12 notes · View notes
ruanguntukkita · 1 year
Text
Katanya, semakin kita dewasa, kita semakin menginginkan apa-apa yg tidak kita dapatkan semasa kecil. Semisal; kehangatan dalam keluarga, teman untuk berbagi cerita, sentuhan dan pelukan yg menenangkan, mengunjungi tempat yg diinginkan, melakukan hal-hal yg menyenangkan, bahkan membeli barang-barang yg dulu tidak dapat dibeli.
Tapi sampai di usia segini, mengapa aku hanya menginginkan hidup yg begini saja? Sendirian, dan tidak memerlukan banyak hal.
Aku yg denial, atau memang tidak menginginkan kesenangan lagi?
72 notes · View notes
lembarkertas · 2 years
Text
Bila percaya bahwa semua kesulitan ada jalan keluar, dan lalu berani menjalankan pilihan yang terbaik, seberapa besar pun masalah akan bisa terlewati.
46 notes · View notes
maujadibaik · 1 month
Text
Tumblr media
3 notes · View notes
dhon-romadhon · 3 months
Text
Ngga semua masalah harus dipikirin, kalo ngga dipikirin juga ngga masalah.
6 notes · View notes
jusuffarhan · 5 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Tenang, yakinlah bahwasanya semua bisa teratasi, karena pundakmu kini jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Karena ujian yang sekarang di hadapi, bukankah dulu kamu pernah melewati dan merasa berat juga?
Temanmu @jusuffarhan
3 notes · View notes
vivisufi · 1 year
Text
Dulu sempat kesel dengan diri sendiri yang cengeng, terlalu lemah untuk setiap masalah, tapi sekarang mulai berpikir bahwa ternyata menangis itu kenikmatan, iya karena masalah yang sesungguhnya adalah ketika kamu sampai pada titik dimana kamu sudah tidak bisa menangis, sesak di dada, ingin berteriak tidak bertenaga, bahkan ketika kamu ditangisi orang lain kamu hanya bisa menatap dan berharap tangis itu keluar dari matamu sendiri. Serapuh itu sampai tak sanggup mengeluh. Sedih...
7 notes · View notes
hanifahdwis · 2 years
Text
Tawa seringkali jadi pengalihan isu tentang betapa mengerikannya terlihat menyedihkan di mata manusia lain.
Seolah - olah, kesedihan adalah tabu. Mau bagaimana lagi, kalau dunia memang bukan tempat ternyaman untuk bersandar.
26 notes · View notes
dheaaalf · 1 year
Text
Sebuah Pengakuan
Entah bagaimana harus menyikapi awal tahun yang belum apa-apa aku sudah lebih terdahulu merasa lelah dan muak. Bulan Januari yang diselimuti kehampaan.
Berbagai hal yang menyakitkan tiba-tiba datang bertumpang tindih menindih tubuh ini yang sebenarnya sudah cukup banyak memikul beban.
Diri ini berkali-kali mengeluhkan lelah.
Aku masih bisa bertahan saat itu, namun benar saja masalah lain datang, padahal yang sedang aku pikul saja belum selesai.
Lelah itu berbuah menjadi muak. Meski muak itu berkecamuk, diriku yang sudah didoakan banyak orang untuk tumbuh kuat dan sabar ini masih mampu memikulnya, hingga aku tiba dipenghujung pasrahku. Aku yang menurut orang adalah sosok yang tangguh dan sabar akhirnya tumbang dan tak sanggup berdiri.
Entah kuat bagian mana yang orang lihat dari aku yang sebenarnya sudah rapuh ini?
Aku lelah pada dunia yang berjalan tak mengiringi langkahku. Bagaikan didunia ini, tak ada cahaya. Aku berjalan di kegelapan yang tentu saja aku tak dapat melihat jika kaki ini terus menginjak masalah.
Ditengah pencarianku atas jawaban “Mengapa masalah ini tiba-tiba menghujami ku?”, aku tersadar. Ternyata akulah yang menjadi alasan mengapa dunia tak memberi cahayanya untukku.
Ternyata, akulah pembuat dosa yang hebat namun tak mengakui semua kesalahanku. Aku lari dari Tuhanku. Aku lalai dalam mencintai-Nya. Aku sudah sejak lama tak bergantung pada-Nya.
Sungguh aku adalah manusia yang tak tahu diri.
Teringat disuatu masa saat aku berdoa. Aku merasa bahwa aku telah melangkah menjauh dari-Nya, aku memohon dan meminta agar didekatkan kembali pada-Nya. 
Inilah jawaban dari doaku..
 Didekatkannya aku kembali kepada-Nya, melalui masalah-masalah yang Dia beri untukku.
Sungguh Kasih-Nya, Cinta-Nya, dan Ampunan-Nya tak terbatas.
Ampunilah diri ini, Yaa Allah.
Kuatkanlah kembali langkahku untuk menghadapi segala ujian Mu. Sungguh, didunia yang gelap ini, Aku percaya bahwa cahaya-Mu akan segera datang menyinari langkahku.
13 notes · View notes
gibrantsaqieef · 1 year
Text
sebuah masalah tak akan jadi masalah jika tidak dipermasalahkan
2 notes · View notes
blogalloh · 1 year
Text
Kuasailah Masalahnya, Engkau Telah Mendapatkan Setengah Jawaban. Maka Lebih Mudah Menyelesaikannya #Dakwah #Islam
Tumblr media
Setiap kita tentu punya masalah. Manusia terlahir sebagai bayi, balita, remaja hingga menjadi seorang dewasa dan tua renta, memiliki masalah dalam setiap fase kehidupan. Masalah selalu mengiringi langkah kita dalam menjalani kehidupan ini. Tentu dengan kadar masalah masing-masing. Tidak hanya bagi orang yang kurang mampu, orang yang kaya raya dan tampak selalu hidup dalam gelimang harta pun, pasti memiliki masalah. Inilah kehidupan. Kuasailah Masalahnya, Engkau Telah Mendapatkan Setengah Jawaban. Maka Lebih Mudah Menyelesaikannya Setiap kita punya sikap yang berbeda dalam menghadapi masalah. Ada orang yang mudah depresi, selalu mengeluh, dan ada pula yang sabar dan berusaha menghadapi masalah dengan tulus. Islam mengajarkan kepada kita cara pandang yang terbaik agar masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan ikhlas dan tuntas. Bukan dengan cara dihindari, lari dari tanggung jawab. Bagaimana sebenarnya cara pandang seorang Muslim dalam menghadapi masalah? Tulisan ini akan mencoba untuk menjawab pertanyaan ini. Pertama, memandang masalah merupakan bentuk kasih sayang Allah swt yang berupa ujian dan peringatan. Al-Quran menegaskan hal ini dalam surat al-Anbiya ayat 35: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. Secara eksplisit ayat ini menandaskan masalah adalah cara menguji Allah swt kepada hambanya, apakah termasuk orang-orang yang sabar dan kesungguhan dalam menjalani hidup. Ketika kita mampu menjalani masalah dengan sabar dan bijak, maka secara tidak sadar sebenarnya itulah bentuk dari kasih sayang Allah swt. Ketika kita kembali kepada-Nya, kita telah mampu menjalani bentuk kasih sayang-Nya yang berupa masalah selama kita hidup di dunia. Kedua, menganggap masalah merupakan media/cara Allah swt untuk meningkatkan derajat dan status kita sebagai hamba. Al-Quran surat al-Insyiqaq ayat 6 menegaskan: يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَى رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيه Hai manusia, sesungguhnya kamu sudah bekerja untuk Tuhanmu dengan sungguh-sungguh, maka kamu (kelak) akan menemuinya. Setiap orang memiliki kadar kesungguhan yang berbeda-beda dalam menghadapi masalah dan menjalani kehidupannya. Perbedaan usaha dan kesungguhan ini biasanya berbanding lurus dengan hasil akhir yang dicapai. Secara adat dan kebiasaan, semakin besar kadar kesungguhan seseorang dengan segala situasi yang dihadapi tentu potensi yang diterimanya juga semakin besar. Allah swt memberikan amanah yang besar seperti rizki, jabatan, dan lainnya seiring dengan masalah yang ada di dalamnya. Begitu pun ketika kita menjalani hidup, tentu apa yang kita dapat dan apa yang hilang dari kita merupakan bagian dari cara Allah swt menguji kita untuk meningkatkan derajat. Ketiga, mempercayai bahwa Allah swt memberikan masalah sesuai dengan kadar kemampuan kita. Allah swt Maha Adi yang tidak akan membebani hambanya di luar batasnya. Cara pandang seperti ini akan membuat kita selalu optimis dalam menjalani hidup dan menghadapi masalah. Ketika kita telah yakin, maka kita tinggal mencari jalan keluarnya. Al-Quran mengingatkan dalam surat al-Baqarah ayat 45: وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ Dan mohonlah pertolongan Allah dengan sabar dan salat, dan sesungguhnya hal tiu sangat berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu’. Ayat ini merupakan panduan bagi kita dalam menghadapi masalah, dua kata kunci yang dapat kita pegang adalah ikhtiar dan doa. Sikap sabar diimplementasikan edengan cara menyelesaikan masalah secara prosedural, tidak melanggar aturan, dan menapaki setiap tingkat permasalah sedikit demi sedikit. Aspek yang tidak kalah penting adalah konsistensi dalam berdoa dan beribadah. Dengan adanya masalah, semestinya kita semakin mendekatkan diri kepada Allah swt, memberbanyak ibadah dan bera
mal salih. Dengan demikian, sabar dan salat merupakan representasi dari rasionalitas dan spiritualitas. Keempat, meyakini bahwa dimana ada kesulitan di situ pasti ada kemudahan, sebagaimana firman Allah swt dalam Q.S al-Insyirah: 6, فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا () إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Ayat ini penting bagi kita untuk kita renungkan, bahwa ketika kita menghadapi satu kesulitan sebenarnya secara tidak sadar ada kemudahan yang kita dapatkan pada aspek lain. Terkadang kita tidak menyadarinya karena terlalu fokus pada masalah, sehingga menafikan bahwa pada saat yang sama ada kemudahan yang kita rasakan. Cara pandang ini menjadikan kita terhidar dari sikap putus asa. Adanya kesulitan sepatutnya semakin memacu kita untuk menemukan kemudahan yang ada bersamanya untuk kita syukuri. Jika kita fokus pada kemudahan-kemudahan yang ada, maka hal ini bisa memacu kita untuk semakin kuat dalam menghadapi masalah. Wallahu A’lam. sumber : https://bincangsyariah.com/kalam/cara-pandang-seorang-muslim-dalam-menghadapi-masalah/ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Kuasailah Masalahnya, Engkau Telah Mendapatkan Setengah Jawaban. Maka Lebih Mudah Menyelesaikannya
2 notes · View notes
esbatubulet · 3 months
Text
Satu hal yg bisa kujanjikan padamu, serumit apapun perdebatan kita nanti dan sebesar apapun masalah yg akan kita hadapi nanti, aku tidak akan meninggalkanmu..
8 notes · View notes
ruanguntukkita · 1 year
Text
Dipercaya untuk menjadi pendengar oleh orang-orang yg membutuhkan memang menyenangkan.
Tapi dihadapkan pada cerita dua pihak yg sedang berselisih, dan dimintai bantuan untuk penyelesaian, ternyata tidak mudah.
Ah, ingin aku berkata; "aku juga sedang menyelesaikan perihal hidup sendiri".
Tapi apa orang-orang mengerti?
7 notes · View notes
lilanathania · 2 years
Text
Pada Waktunya
Anda mungkin pernah membaca kisah remaja atau artis muda yang bunuh diri gegara depresi. Ketika diusut, alasannya banyak yang terdengar sederhana. Pernahkah Anda bertanya, "Gitu doang kok sampe bunuh diri ya?"
Tumblr media
Dahulu saya pun mempertanyakan hal yang sama. Mengapa hal-hal kecil seperti putus cinta, ditolak pujaan hati, atau dikucilkan teman-teman sekolah dapat membuat orang dengan mudahnya mengakhiri hidup? Apakah mereka tidak punya rasa cinta pada diri sendiri? Apakah mereka tidak memikirkan perasaan keluarga yang ditinggalkan?
Seperti biasa, saya melakukan kilas balik pengalaman sendiri ketika SMP dan SMA. Kala itu, masalah yang saya hadapi juga remeh; nilai ujian jelek, dimarahi orang tua, atau berseteru dengan teman sekelas. Hal-hal tersebut sudah membuat saya stress dan bad mood. Ketika diingat lagi, sekarang hal itu terasa sangat receh. Batin pun berpikir, "Astaga, saya pernah ya selemah itu?"
Kemudian saya menjadi sadar bahwa di kala itu, kapasitas seorang Lila yang masih SMA memang hanya sebesar itu. Permasalahan receh itu sudah bisa membuat saya sedih. Kapasitas orang lain mungkin lebih besar atau lebih kecil, tergantung dari kepribadian dan pengalaman hidup masing-masing. Karena itulah orang-orang yang memiliki hidup keras biasanya menjadi dewasa dengan cepat. Bagaimana tidak, mereka dipaksa untuk berhadapan dengan masalah-masalah besar yang biasanya baru dialami orang ketika sudah dewasa.
Menyadari hal ini membuat saya memahami bahwa setiap masalah datang sesuai porsi dan pada waktunya. Apa yang kita alami kini adalah beban yang sesuai dengan kemampuan saat ini. Jika kita mendapatkan masalah berat, berarti diri sedang diuji dan diminta belajar untuk naik ke level selanjutnya.
Meski jatuh, terluka, dan kadang menangis, kita mesti terus berjuang untuk hidup dengan baik. Tidak selalu harus berlari. Kadang berjalan, kadang merangkak, kadang berhenti sejenak pun tak mengapa. Hidup adalah tentang mau terus belajar, yang penting jangan menyerah. Dalam setiap kepahitan pasti ada pelajaran manis yang bisa diambil.
Hidup rasanya memang tak pernah bertambah mudah. Baik Anda muda atau tua, miskin atau kaya, semua punya tantangannya masing-masing. Dalam tahap hidup apapun, kita semua punya cerita dan problem unik yang belum tentu bisa dipahami orang lain.
Mari kita berjuang bersama, menjalani tantangan masing-masing. Mungkin hari ini terasa berat, tapi inilah yang namanya hidup dan berproses. Yakinilah bahwa di suatu waktu di masa depan, kita akan menengok ke belakang dan tertawa, "Astaga, saya pernah ya selemah itu?"
11 notes · View notes