Tumgik
#orang tua
taufikaulia · 3 months
Text
Ridha Tidak Bisa Dipaksa
Ridha itu seperti mata air yang datang dari kedalaman hati. Sedangkan maaf itu ada di permukaan.
Seseorang bisa saja memberi maaf sekalipun ada luka yang belum sembuh, tergantung seluas apa hatinya. Lisannya bisa saja berkata ia ridha, tapi jika ridha itu ada di hati yang paling dalam, maka bagaimana mungkin orang yang sedang terluka bisa ridha begitu saja?
Ridha adalah perasaan itu sendiri dalam wujudnya yang paling murni. Sedih, senang, puas, atau kecewa. Ridha ada di dalam rasa-rasa itu yang saling berkelindan.
“Ridha itu diraih dengan susah payah, tidak seperti maaf yang bisa diminta kapan saja.”
—@taufikaulia
421 notes · View notes
kang-islah · 2 months
Text
Perempuan Milik Orang Tuanya
Perempuan itu harus manut sama orang tua. Orang yang membesarkan, merawat, menjaga, memastikan Ia tumbuh dengan baik. Walau terkadang ada batasan atas apa yang kamu inginkan, tapi mereka memberikan apa yang kamu butuhkan.
Anak perempuan itu milik orang tuanya. Segala apapun tanpa restu darinya kemungkinan akan jadi bahaya. Apalagi tentang pendamping hidup. Maka meminta pendapatnya sangat penting, dengan cara yang baik.
Anak perempuan milik orang tuanya. Memindahkan tanggung jawab penjagaan orang tua kepada 'orang asing' itu sangat berat. Tidak mudah, tidak boleh salah, khawatir 'orang asing' itu hanya baik penampilannya, tapi tidak baik sebenarnya.
Jadi, siapapun yang akan meminangnya pastikan beri penawaran terbaik. Penawaran itu bukan tentang harta benda, tapi tentang karakter yang telah dilatih, kata-kata yang tidak menyakiti, pikiran yang matang, hati yang lapang, wawasan yang luas, dan ilmu agama yang lebih dari cukup.
Anak perempuan milik orang tuanya. Bila kamu ingin datang, maka persiapkan sebaik-baiknya.
Kang Islah | Jaga Diri Baik-baik
Bogor, 9 Maret 2024
237 notes · View notes
ichsanfath · 4 months
Text
Dapat bekerja mencari uang sesuai dengan keinginan dan tetap dekat dengan kedua orangtua adalah salah satu bentuk syukur yang nikmat.
Nikmat itu berlipat sebab masih dapat mendengar dhawuh mereka, atau cerita apa saja.
Teringat dulu pernah ada doa yang tersebut ketika masih 'merantau' jauh dari rumah. Semoga di dekatkan dan dapat diandalkan orangtua di masa tuanya sampai kapanpun.
Mereka tentu setiap hari akan menua, dan banyak yang tidak punya kesempatan ada bersama mereka.
Alhamdulillah.
97 notes · View notes
herricahyadi · 1 year
Note
Assalamu'alaikum mas herri, mau tanya. Apa pesan dan nasehat kakak untuk seorang anak perempuan yang ingin menikah tapi belum berani mengungkapkan keinginannya kepada orang tua karena ia ingin meringankan beban orang tua dan posisinya menjadi tulang punggung? Walaupun dikatakan usianya sudah matang, di atas 27 tahun
MAU MENIKAH, TAPI ORANG TUA BAGAIMANA?
Wa'alaikumsalam wr wb
Jadi sebenarnya keinginanmu itu untuk menikah atau meringankan beban orang tua? Atau ini adalah keinginan yang bersamaan?
Kalau kamu perempuan, memang akan dilematis karena kalau mengikuti tradisi di negeri ini, pasti akan ikut dengan suaminya. Mengurangi waktu bersama dengan orang tua karena biasanya tinggal berbeda rumah. Tapi saya punya saran.
Pertama, kamu memetakan sumber pemasukan dari orang tuamu dan keluarga intimu. Kamu hitung masuk dan keluarnya. Lebih, cukup, atau kurangnya akan menjadi pertimbangan realistismu. Karena soal kebutuhan itu soal matematis yang bisa dihitung. Berbeda jika ternyata orang tuamu butuh ditemani secara psikologis. Ini bukan soal hitung-menghitung kebutuhan duniawi.
Kedua, sampaikan saja soal keinginanmu untuk menikah kepada mereka. Karena seharusnya, beban kamu untuk mengurus orang tua jadi agak ringan karena ada orang lain yang ikut membantumu dan menegakkan kepalamu. Kamu bisa minta pendapat mereka dan mereka pun dapat siap untuk kamu "tinggalkan".
Ketiga, pastikan bahwa orang yang akan kamu bersamai kelak bukan orang yang akan menghalangimu membersamai orang tuamu. Pastikan bahwa dia adalah orang terdepan yang justru memintamu agar terus dekat dengan orang tuamu. Karena jika dia mencintai orang tuanya, tentu dia juga akan memintamu agar dia bisa tetap membersamai orang tuanya meski sudah menikah. Membersamai itu tidak harus tinggal bersama orang tua. Bukan. Tapi terus merawat dan memperhatikan mereka. Bukankah ini kerja sama yang bagus bahwa kalian sama-sama merawat orang tua dan saling mendukung?
Saya doakan semoga kamu bisa menemukan laki-laki seperti ini. Banyak dan mungkin saja ada di sekitar kita. Semoga Allah ﷻ memberikan jalan dan petunjuk-Nya.
62 notes · View notes
irawanyusuf · 2 years
Text
Ada 3 orang yang jika mereka bicara padamu, diamlah, dengarkan, jangan potong perkataannya dan jangan kau balas dengan respon yang buruk.
Mereka adalah orangtua, anak kecil dan orang yang bersedih. Karena hati merekalah yang bicara. (Al Jahizh)
218 notes · View notes
kafabillahisyahida · 1 year
Text
Tidak ada Pemandangan yang lebih indah dari seyuman di wajah orang - orang yang dicintai, sudahkah melihatnya baru2 ini?☺️
42 notes · View notes
esbatubulet · 1 month
Text
Yaa Rabb, jika doaku terhalang oleh banyaknya dosa-dosa yg pernah aku lakukan, maka setidaknya kabulkanlah doa kedua orangtuaku..
7 notes · View notes
ummuasmaa · 10 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
23 notes · View notes
nisakhairunnisa · 1 year
Text
Orang Tua
Sudah beberapa tahun kebelakang, entah kenapa rasa-rasanya semakin hari ingin semakin lebih dekat dengan orang tua. Berusaha untuk selalu mengikuti perintah mereka dengan baik, berusaha untuk selalu menuruti setiap keinginan mereka, berusaha untuk selalu menuruti apa yang mereka katakan. Tapi keinginan dan perintah mereka sampai detik ini pun selalu tentang kebaikan diri ini bukan tentang mereka :")
Beberapa orang mungkin menganggap hal yang aku turuti dari kedua orang tua ku adalah hal receh, beberapa juga mungkin menganggap hal yang kuturuti dari ucapan mereka tak ubah nya seperti seorang anak kecil yang tidak punya keputusan sendiri, beberapa juga mungkin menganggap aku terlalu manut seperti tidak punya prinsip. Tidak apa, jika ada yang beranggapan seperti itu, aku sungguh tidak apa. Karena menurut ku beberapa hal yang mungkin orang lain anggap itu receh, adalah suatu hal yang istimewa yang mereka inginkan sebagai bentuk penjagaan mereka untuk ku.
Ridho Allah memang ridho orang tua, se-paling merasa lebih apapun dari mereka, kita hanya seorang anak, yang memang tidak patut untuk merasa "paling" dari mereka. Kekhawatiran mereka selama belasan, puluhan tahun, tidak akan pernah bisa tergantikan sedikitpun oleh kita.
Jadi teringat cerita seorang teman beberapa waktu lalu, saat ia harus mengalami sakit yang tidak terdeteksi secara medis secara berkepanjangan bahkan sampai harus mengorbankan banyak hal selama bertahun-tahun. Iya bercerita, bahwa benar hanya peran dari orang tua yang bisa menyemangatinya melewati masa-masa itu, bahkan teman-teman dekatnya sekalipun tidak bisa melakukan itu, bahkan beberapa meninggalkan nya karena merasa takut pada diri nya.
Teringat juga seorang teman yang sedang dalam perantauan, tetiba di beri kabar bahwa ayah nya sudah tidak ada, ia bilang hal itu benar-benar menyakitkan. Rasa sakit kehilangan orang tua itu betul-betul sangat melukai diri nya, peran yang tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun di dunia ini.
Ya Rabb, izinkan aku untuk selalu berbakti pada keduanya, sehatkan keduanya, lindungi keduanya saat tidak ada dalam penjagaan ku, bahagiakan mereka ya Allah, jangan biarkan aku melukai keduanya, jangan biarkan aku membuat kekhawatiran pada keduanya. Izinkan aku membahagiakan mereka sampai ke surga Mu ya Rabb :')
Bandung, 23 April 2023
31 notes · View notes
lilanathania · 1 year
Text
Menerima Orang Tua
Saat masih anak-anak, kita mungkin sangat mencintai, bahkan mengidolakan orang tua. Seiring berjalannya waktu, terkadang perasaan itu memudar. Kita mungkin merasa kesal dan marah pada keanehan mereka. Tak sedikit pula yang merasa orang tuanya telah gagal mendidik, bahkan membangun hubungan toxic.
Tumblr media
Meningkatnya kesadaran akan isu kesehatan mental membuat banyak orang mempertanyakan hubungannya sendiri. Di berbagai situs web dan media sosial, ada begitu banyak pembahasan tentang toxic parents. Setelah mengetahui ciri-cirinya, kita mencocokkan dan bertanya-tanya, "Apakah orang tuaku seperti itu?"
Dugaan saya, satu dua hal pasti pernah terjadi dalam relasi kita dengan orang tua. Mereka mungkin terlalu mengontrol, memarahi dengan berlebihan, atau melakukan kekerasan fisik (di kasus yang lebih jarang).
Setelah mengetahui fakta ini, kebanyakan anak menyalahkan. Mengapa orang tua saya seperti itu? Apakah mereka tidak peduli dengan kesehatan mental saya? Mengapa mereka begitu egois? Mereka sudah lebih tua dan dewasa, mengapa tidak bisa membuat keputusan bijaksana? Tentu ini salah mereka! Saya yang masih kecil kan belum tahu apa-apa?
Betul, orang tua seharusnya lebih bijak. Namun, kita sering lupa bahwa mereka juga manusia. Lepas dari betul salahnya semua tuduhan kita, mereka juga punya kelemahan. Lepas dari penghakiman berdasarkan artikel di situs web, mereka juga bisa khilaf.
Dengan bertambahnya usia, seharusnya kita makin dewasa untuk menilai bahwa orang tua kita adalah pribadi yang abu-abu. Ayah dan ibu tentu punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ayah yang inspiratif dan pekerja keras mungkin sangat disiplin atau galak. Ibu yang penyayang mungkin banyak menuntut dan baperan. Kita seharusnya kian memahami orang tua sebagai sosok yang kompleks.
Bayangkan betapa sulitnya menjadi orang tua. Mungkin kita dibesarkan dalam kondisi yang tidak ideal sehingga Bapak terpaksa melakukan a b c yang sebetulnya tidak terlalu baik. Mungkin kita merasa tidak dicintai oleh Bunda yang fokus bekerja demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Parenting adalah hal yang kompleks. Mengurus hidup sendiri saja susah, apalagi membangun keluarga dan mendidik anak. Adilkah menghakimi orang tua tanpa memahami situasi yang rumit?
Mencoba mengerti segala kesulitan ini membawa kita pada langkah terakhir (sekaligus terpenting) dalam menjaga hubungan dengan orang tua: memaafkan.
Pepatah berkata; memaafkan bukan untuk orang lain, melainkan diri sendiri. Pada sebagian besar kasus, orang tua tak akan minta maaf atas apa yang Anda anggap kesalahan besar. Mereka mungkin tak sadar atau bahkan malu atas kesalahan di masa lalu. Apabila kita memilih untuk menyimpan amarah, dendam akan perlahan menggerogoti. Demi kedamaian batin, alangkah baiknya kita memaafkan.
Orang tua memang bukan superhero yang sempurna. Justru dalam setiap kesalahan atau kekurangan, percayalah bahwa mereka sudah mengusahakan yang terbaik (dengan segala keterbatasan di waktu dan situasi itu). Sebanyak apapun uang yang harus dikeluarkan, selama apapun waktu yang harus dibuang, segalanya tak dihitung demi anak. Di balik semua hal yang terjadi, selalu ada cinta tulus dan harapan terbaik yang terselip dalam doa orang tua.
46 notes · View notes
nashmufblog · 3 months
Text
Kata ibu ndak papa rumahnya jauh, asal orangnya baik dan kamu diterima di keluarganya.
5 notes · View notes
taufikaulia · 2 months
Text
Jadi Orang Tua Itu Harus Komit Sama Prioritas Pengasuhan dan Jangan Gampang Nyerah
Jadi orang tua itu harus bisa nerima realita bahwa jadi orang tua itu pasti capek.
Prioritas dalam mengasuh seorang anak itu harus menyeluruh. Gak bisa cuma fokus di salah satu aspek kayak cuma yang penting menyediakan makanan, pakaian, dan sekolah yang baik, tapi abai dengan aspek-aspek lain kayak disiplin jam tidur dan pola hidup anak di dalam rumah.
Prioritas orang tua dalam membesarkan anak itu harus seimbang dalam semua aspeknya. Kalau cuma beberapa aspek saja yang jadi prioritas kita, kasihan si anak nanti karena si anak itu butuh SEMUANYA, bukan cuma butuh pakaian saja, makanan saja, atau sekolah saja.
Semua aspek hidup anak kita harus diperhatikan. Jam tidurnya, jam bangunnya, jam makannya, jam mainnya, jam belajarnya, jam ibadahnya, juga kapan dia harus disapih—jika anaknya di umur 2 tahun, orang tua harus punya komitmen di sini. Gak bisa asal jalan saja dan terus nyerah kalau anaknya ‘susah’ diarahkan.
Misal, kalau dari awal jam tidurnya gak disiplin, ke depan ya bakal susah buat bikin anak punya jam tidur yang disiplin, tidur lebih awal, dan bangun lebih pagi. Saat anak sudah terbiasa tidur larut malam, orang tua yang baik harusnya ‘alarm’-nya nyala kalau ini tuh gak baik, gak baik buat pertumbuhannya dan gak baik buat habitnya karena pagi-pagi harus dibiasakan shalat subuh dan persiapan sekolah. Morning person itu dibentuk dari kecil.
Orang tua harus mengerti bahwa yang namanya mengubah kebiasaan buruk ya dengan membangun kebiasaan baru yang baik. Gak instan. Pelan-pelan tapi kontinyu. Misal buat memperbaiki jam tidur anak jadi lebih awal, ya orang tuanya harus konsisten setiap hari mempersiapkan anak agar tidur lebih cepat. Mulai dari sikat gigi anak, ganti pampers, sampai waktu skin care-an orang tua ya juga harus lebih cepat. Kalau orang tuanya gak disiplin, mau ngandelin siapa lagi? Anaknya kan belum bisa mengurus dirinya sendiri.
Masih soal contoh memperbaiki jam tidur anak, di malam pertama anak masih susah tidurnya, orang tua nunggu lama sekali sampai anak tertidur. Ya jangan nyerah. Hari kedua coba lagi. Ketiga coba lagi. Keempat coba lagi. Sampai jam tidurnya bener. Kalau nyerah sekali saja, ya gak akan bener tuh jam tidurnya.
Soal menyapih juga sama. Anak tuh kalau gak dikasih nyusu sama ibunya pasti nangis ngerengek minta nyusu. Kalau gak disetop ya bakal gitu terus. Nah ada orang yang mudah menyerah, bukannya gak tega, tapi gak tahan ngadepin anak rewel. Alhasil dikasihlah terus anaknya nyusu. Gagal terus menyapihnya.
Lihat apa penyebabnya? Orang tuanya gak komit dan gampang nyerah.
Kalau di dua contoh ini saja orang tua gagal membangun habit anaknya, apa gunanya hal-hal lain yang diprioritaskan kayak makanan dan sekolah yang baik tadi? Jadi gak optimal.
Orang tua itu harus menyeluh prioritasnya. Ibu adalah madrasah pertama seorang anak, maka jadilah sekolah yang mengajarkan nilai, akhlak, adab, habit, pengetahuan dan pemahaman. Ayah juga sama. Saling melengkapi.
Baik ibu dan ayah jangan sampai absen dalam membesarkan anak di semua aspek tadi. Prioritasnya juga sama. Jangan cuma fokus ke beberapa aspek saja. Bagi tugas dan jangan buang-buang waktu di dalam rumah.
Orang tua yang bekerja pasti capek. Makanya atur prioritas dan komitmen di situ. Pulang kerja sampai rumah JANGAN LANGSUNG TIDURAN SAMBIL MAIN HAPE. Kerjakan dulu sesuai prioritas ini.
Segera bersih-bersih diri.
Tunaikan dulu ibadah wajib seperti shalat di awal waktu. Jangan di akhir.
Urus kebutuhan anak seperti makan dan tidur tepat waktu.
Kerjakan tugas-tugas pokok di dalam rumah.
Sediakan waktu untuk ngobrol, bermain, atau mengajari anak sesuatu.
Baru istirahat, tidur, atau main hape.
Sebenarnya tidak masalah jika kita orang tua menyempatkan istirahat atau membuka hape di sela-sela aktivitas 1-5, hanya saja harus sadar diri untuk punya batas seperti maksimal 5 menit saja rebahan sambil buka hape, jangan sampai kebablasan. Kalau molor, dampaknya ke anak kita.
Anak itu sejatinya menunggu orang tua akan ‘meng-apakan’ dirinya. Jadi ya jangan ditunda-tunda atau diabaikan anaknya.
Hal yang sifatnya kebutuhan pribadi orang tua seperti istirahat, entertain, atau skin care bisa dikerjakan setelah anak tidur dan tertunaikan haknya. Jangan kebalik, bahkan jika beralasan: kalau saya nidurin anak dulu nanti saya ikut ketiduran jadi gak bisa skin care-an.
Ya salah sendiri ketiduran. Sebenarnya bisa saja dikerjakan di sela-sela aktivitas tadi, tapi jangan lelet.
Yakin deh, kalau disiplin mengerjakan poin 1 sampai 6 di atas tanpa buang-buang waktu di sela-selanya, orang tua akan punya banyak waktu setelahnya (baca: setelah anak tertidur).
Yang jadi masalah itu kalau habit orang tuanya gak disiplin, pulang kerja sampe rumah langsung rebahan sambil main hape 30 menit, sholat maghrib sengaja diakhirkan biar wudhunya bisa sekalian buat sholat isya, di sela-sela semuanya terus buka hape scroll sosmed dan bales-bales WA, gak sempet tilawah apalagi ngajarin anak sesuatu. Problem utamanya: orang tua yang procrastination dan gak disiplin sama prioritas pengasuhan.
Jadi orang tua itu memang capek. Jangan cengeng dan gampang nyerah. Gak usah banyak alasan. Perkara prioritas pengasuhan ini bukan hal yang butuh uang banyak, cuma butuh kemauan aja.
@taufikaulia
238 notes · View notes
ruanguntukkita · 1 year
Text
Ada orang-orang yg sudah ditinggal mati oleh orang tuanya, tapi kasih sayangnya masih bisa dirasakan.
Ada orang-orang yg masih hidup bersama orang tuanya, tapi kasih sayang mereka sudah lama mati.
Apapun itu, bertahanlah.
The person you need the most to be there is your own self, not anyone.
- Pekanbaru, 19 November 2022
48 notes · View notes
apriliakinasih · 3 months
Text
Barusan baca buku yang bilang gini:
Banyak yang siap jadi ayah atau siap jadi ibu, tapi tidak semua siap jadi orang tua.
Jadi ayah atau jadi ibu, modalnya cukup satu: punya anak.
Tapi jadi orang tua butuh banyak modal ilmu dan keteladanan.
*Mumpung masih sendiri, siapin baik-baik ya Pril ilmunya. Semoga suatu saat nanti kamu bisa jadi orang tua yang berilmu dan bisa jadi teladan untuk anak-anakmu. (:
(17 Januari 2024 | 05.12)
3 notes · View notes
diksifaa · 1 month
Text
Mamak Ayah
Tumblr media
Segalanya. Bahkan tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Tak cukup diungkapkan dengan rentetan kalimat panjang. Dan tak mungkin terbalas segala jasa berapapun harta yang kita miliki.
Aku sedang membicarakan mereka yang terkasih. Mereka yang paling tulus. Mereka yang paling banyak melangitkan doa ~ untuk kita (anaknya). Dua orang yang menjadi sebab kita ada.
Mamak.
Ayah.
Maaf aku hanya bisa menangis menulis ini.
Bahkan tak sanggup sekedar mengungkapkan segala terima kasih dan maaf atas semua salah.
Waktu begitu cepat ya ? Seakan baru kemarin aku selalu mengintili mamak dan diantar ayah ke simpang untuk ke sekolah dari SMP hingga SMA bahkan awal-awal semester perkuliahan.
Sedangkan sekarang harus mencari solusi sendiri, walau tak pernah luput setiap keputusanku akan kutanya kepada mamak dan ayah. Pun aku masih diantar jemput ngajar ngaji oleh ayah. Dan masih dibangunkan pagi oleh mamak.
Manja sekali aku. 23 tahun. Pasti banyak sekali harapan mamak dan ayah kepadaku. Seperti ucapan dan doa di ulang tahun ku kemarin.
Ayah dan mamak masuk kamar ku pagi-pagi saat aku masih setengah sadar. Wkwk
"Selamat ulang tahun kak, udah dewasa yaa, udah 23 tahun, semoga cepat wisuda, segera dapat kerjaan bagus, dan segera dapat jodoh yang baik" kata mereka bersamaan. Klasik dan standar masyarakat sekali yaa, tapi itu lah harapan semuanya. Aku hanya mengaminkan dalam posisi diatas tempat tidur. Habistu menangis bisu dalam hening sambil pura-pura tidur lagi.
Maaf kakak belum jadi apa-apa di umur segini mak, yah. Maaf masih belum dewasa. Maaf jika banyak pertanyaan orang-orang yang membuat mamak ayah bingung jawabnya terkait anaknya yang belum ini itu. Doain selalu yang terbaik. Semoga mamak ayah sehat-sehat selalu dan dilancarkan rezekinya oleh Allah hingga melihat anak-anakmu sukses, pergi ke negara impian kita semua, berumah tangga hingga menimang cucu. Aamiin
~Faa, menulis ini dengan banjir air mata
#tautannarablog6 #orangtua
6 notes · View notes
educafni · 1 month
Text
Menjadi, orang-tua?
Di perjalananku pulang dari rantauan, duduk di bangku tunggu bersama calon penumpang lainnya, aku melihat banyak momen. Seorang anak yang sedang berlari bahagia sebab senang keramaian dengan disusul teriak khawatir orang tuanya. Seorang ibu menggendong dan menimang anaknya yang menangis sebab bingung dengan keramaian. Seorang ayah yang mengambil alih anak menggendong anaknya sebab sang istri lelah dan mau tertidur sebentar.
Ah, jadi orang tua itu unik, ya?
Walau saat ini aku belum menjadi orang tua, tapi menurutku setelah melihat orang-orang di sekitar, menjadi orang tua itu pengalaman hidup yang luar biasa. Penuh tantangan dan kasih sayang. Sebab ini merupakan perjalanan seumur hidup untuk membesarkan anak dan membantu mereka berkembang menjadi individu yang mandiri serta bahagia. Setiap orang tua memiliki pengalaman yang berbeda-beda, dan tidak ada cara tunggal yang "benar" untuk membesarkan anak. Inilah yang membuat perjalanan ini begitu istimewa.
Namun, apakah semua yang punya anak sudah siap menjadi orang tua?
Ada banyak pertimbangan yang harus dimatangkan sebelum menjadi orang tua. Bukan berarti perhitungan dan berbagai asumsi negatif. Namun menjadi orang tua tidak sesederhana itu. Ini menyangkut keberlangsungan hidup anak dan tanggung jawab atas anak yang hadir.
Komitmen seumur hidup. Ya, menjadi orang tua bukan seperti bermain rumah-rumahan dengan boneka ketika masih kanak-kanak. Menjadi orang tua adalah tanggung jawab jangka panjang. Ini membutuhkan dedikasi, kesabaran, dan cinta tanpa syarat.
Belajar terus menerus. Tidak ada orang tua yang sempurna, dan setiap anak itu unik. Orang tua akan terus belajar dan tumbuh bersama anak.
Keseimbangan dalam hidup. Menjadi orang tua dapat membuat hidup bertambah sibuk. Penting untuk menjaga keseimbangan antara kebutuhan anak dan kebutuhan diri sendiri untuk terciptanya "lingkungan" yang sehat.
Memenuhi kasih sayang. Menunjukkan cinta dan kasih sayang kepada anak adalah salah satu hal terpenting yang harus dilakukan sebagai orang tua.
Selain beberapa pertimbangan di atas, ada juga beberapa sumber daya untuk melengkapi perjalanan menjadi orang tua seperti buku dan artikel tentang pengasuhan, kelas parenting, komunitas orang tua dan tenaga profesional kesehatan. Di tahun 2024 ini sudah banyak orang yang peduli dan berbagai pihak turut menyediakan hal tersebut. Aku juga menemukan beberapa tips dari berbagai pihak tersebut untuk menjadi orang tua yang baik:
Penuhi kebutuhan dasar anak. Ini termasuk makanan, tempat tinggal, keamanan dan kasih sayang.
Tetapkan batasan yang jelas dan konsisten. Anak-anak membutuhkan batasan untuk membantu mereka merasa aman dan belajar tentang tanggung jawab.
Jadilah teladan yang baik. Anak-anak belajar dengan mengamati orang tua mereka. Pastikan untuk mempraktikkan perilaku yang ingin dilihat pada anak.
Habiskan waktu berkualitas dengan anak. Luangkan waktu setiap hari untuk terhubung dengan anak Anda dan melakukan aktivitas yang Anda berdua nikmati.
Bersikap sabar dan pengertian. Anak-anak terkadang membuat kesalahan. Penting untuk bersabar dan pengertian saat mendisiplinkan mereka.
Meskipun menjadi orang tua itu penuh tantangan, ini juga merupakan pengalaman yang luar biasa penuh kasih sayang dan kebahagiaan. Dengan menerima keunikan, perjalanan ini dapat lebih ternikmati prosesnya dan membangun hubungan yang kuat serta langgeng dengan anak.
2 notes · View notes