Tumgik
#sholihah
ummuasmaa · 10 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
23 notes · View notes
rizqikhildaamalia · 7 months
Text
Akhir-akhir ini, aku baru menyadari bahwa ternyata yang kita butuhkan dalam hidup ini adalah ketenangan. Rasa yang membuat hati kita seketika merasa cukup.
Tenang, karena bisa menyantap makanan dengan lezat dan tidak kelaparan. Tenang, karena memiliki tubuh yang sehat. Tenang, karena kebutuhan kita tercukupi.
Tenang, karena dikelilingi teman-teman yang mendukung dalam kebaikan. Tenang, karena dikaruniai pasangan yang senantiasa mengajak kita dalam ketaatan. Tenang, karena memiliki orangtua dan keluarga yang harmonis, serta anak-anak yang sholih sholihah. Tenang, karena diberikan rezeki untuk bersedekah dan membantu orang lain.
Tenang, karena kita bisa menikmati setiap ibadah yang kita jalani dengan khusyu'. Tenang, karena kita berusaha menjemput semuanya dengan cara yang Allah sukai.
Rasa tenang yang semoga dapat mengantarkan kita kepada jalan-jalan kebaikan yang lebih luas nantinya. Lalu membuat kita bertemu dengan orang-orang baik lainnya yang membuat kebaikan itu semakin berlipat dan menghebat.
83 notes · View notes
imespramesti · 7 months
Text
Sifat Buruk
Selama ini kukira sifat buruk harus dibasmi sampai habis. Sikap-sikap seperti malas, mudah menyerah, gampangan, pemarah, dsb. Lama-lama lelah juga karena sepertinya manusia nggak mungkin bebas dari perilaku itu.
Tiap selesai bikin to-do-list harus ada perang dengan rasa malas. Tiap mendengar adzan, apalagi. Kapan jadi sholihah kalau tiap hari kayak gini?
Baru sadar kalau manusia suka ngeyel waktu dikasih kaidah . Mestinya menerima aja bahwa kita adalah tempat salah dan lupa. Bahwa perilaku-perilaku buruk ini nggak bisa hilang.
Dan memang jangan, justru nggak boleh hilang.
Ternyata yang salah bukan sikap buruk, tapi pada (si)apa kita melakukannya. Malas berdosa itu harus. Mudah menyerah dengan nasihat guru itu perlu. Dan marah saat prinsip kita terusik itu bagus.
Kita harus punya saluran-saluran yang benar untuk menempatkan hawa nafsu. Kalau berhasil, segala sikap 'tercela' yang kita kira kekurangan justru jadi bagian support system supaya makin bertaqwa.
Ya Rabb, semoga hati kita semangat berikhtiar tapi malas melawan takdir. Semoga hati kita 'gampangan' dalam memercayai-Nya. Semoga kita, mudah menyerah dengan ketetapan-Nya.
Glasgow, Sep 2023
57 notes · View notes
penaalmujahidah · 26 days
Text
Cerita Ramadan
Curhatan Anak di Bawah Tekanan
Salah satu siswa SD kelas 5 bercerita tentang dirinya yang selalu dimarahi ibunya di rumah. Dia dituntut menjadi anak yang sempurna dalam segala hal. Jika sedikit saja malas belajar, ibunya selalu memarahinya dengan teriakan dan bahasa yang kurang pantas. Di semester kemarin, dia juga sempat dimarahi karena rangking dua. Padahal rangking dua sudah sangat hebat menurutku. Tapi bagi ibunya itu masih kurang, karena seharusnya anaknya rangking 1.
Mendengar ceritanya dan gaya dia menirukan teriakan ibunya membuat aku meringis ngilu. Selain itu, yang membuatku ikut sedih adalah saat dia bercerita kalau dirinya selalu dibanding-bandingkan dengan anak-anak teman ibunya yang lebih baik dalam segala hal. Pasti tidak mudah baginya menjalani hari-hari di bawah tuntutan orang tua. Apalagi selalu dibanding-bandingkan. Perasaan itu membuat dirinya merasa tidak berharga. Padahal tidak ada dari kita yang mau dibandingkan bahkan dengan saudara kembar sekali pun.
Pernah suatu ketika dia menceritakan bahwa ibunya sangat ingin dia lahir pada tanggal cantik, hanya agar mendapat hadiah dari kantor tempat bapaknya bekerja. Ya salaam... Aku sampai tak habis pikir. Mengapa ada orang tua yang menjadikan anaknya sebagai alat beradu gengsi. Meskipun mungkin maksud orang tuanya itu baik. Tapi itu membuat anaknya tertekan. Si anak bilang, dia tidak berani membantah ibunya, tapi dia sendiri merasa lelah dengan segala tuntutan yang ditujukan padanya.
Aku memang belum menjadi orang tua, tetapi sedikit demi sedikit aku mulai belajar parenting lewat webinar, buku-buku, juga dari apa yang aku dengar dan saksikan langsung melalui orang-orang sekitar, termasuk cerita-cerita murid-muridku yang curhat. Mendengar cerita-cerita mereka membuat aku berpikir tentang bagaimana nanti aku menjadi orang tua, meskipun aku tidak tahu apakah akan sampai pada masa itu atau tidak.
Guruku pernah bilang, "Saat kau menjadi guru, jangan meminta murid untuk memahamimu. Karena mereka belum pernah menjadi guru. Saat kau menjadi orang tua, jangan pernah meminta anak untuk memahamimu karena mereka belum pernah menjadi orang tua. Karena tidaklah seseorang dapat memahami kita, kecuali mereka pernah ada di posisi yang sama sebelumnya." Kurang lebih begitulah yang dikatakan beliau. Kata-kata itu membuatku merenung. Betapa seringkali aku sebagai guru menuntut dipahami oleh murid. Mungkin begitu pun orang tua yang ingin dipahami oleh anak. Padahal benar, anak-anak itu belum pernah berada di posisi kita.
Saat ini meskipun aku belum menikah, aku selalu berdoa semoga jika aku menikah dan menjadi orang tua, Allah menjadikanku istri dan ibu yang sholihah, mushlihah, dan bijaksana. Betapa aku ingin menjadi istri yang baik bagi suamiku kelak, juga ibu yang mampu mendidik anaknya dengan baik.
15 notes · View notes
andromedanisa · 1 year
Text
Fase yang sebagian kata orang melelahkan.
Hal yang paling menguji iman dikala kita sedang di fase menunggu. Apapun itu, enntah jodoh, entah sedang proses skripsi, entah kerja, entah anak, atau barangkali kematian..
Barangkali kamu pernah merasakan beberapa itu semua dan melaluinya dengan penuh airmata.. Pernah ditahap dimana pasrah dengan apapun pilihan Allaah untuk dirimu. Di kala menunggu jodoh, dan ditengah puncaknya pasrah menunggunya. Allaah hadirkan seseorang yang sebelumnya tiada pernah terpikirkan olehmu.
Barangkali berkali-kali gagal dalam proses ta'aruf membuatmu sedikit terguncang, dan memiliki trauma yang cukup mendalam. Takut jika proses ta'aruf selanjutnya akan gagal lagi. Lalu kamu meminta, agar dimudahkan jalanmu untuk menjadi seorang istri/suami untuk seseorang yang kamu doakan dengan begitu
Allaah mudahkan. Entah bagaimana proses itu berjalan mudah dan terjadi sebuah akad. Lalu, Allaah uji kamu dengan sebuah penantian kembali, seorang anak-anak yg Sholih dan Sholihah. Allaah uji keyakinanmu, Allaah menguji ketulusan airmatamu.
Kini kala dirimu diuji dengan sebuah penantian , hatimu jauh lebih lapang. Sebab kamu tahu dan yakin Allaah pasti akan mengabulkan. Demikianlah janjiNya, ini hanya butuh waktu yang entah kapan itu akan terjadi
Semangat dear, dirimu tak sendiri. Menanti memang melelahkan namun ada jauh yang lebih melelahkan yaitu hilangnya harapan kita kepadaNya..
Rinai hujan yang jatuh || 13.10
124 notes · View notes
ann7am · 7 months
Text
Tentang Adab
Kita terlalu sibuk mengurusi hidup orang lain dan menganggap pertanyaan-pertanyaan ini harus segera terjawab.
Kenapa belum dapat kerja?
Kenapa kerja di tempat itu?
Kenapa kamu belum menikah?
Kenapa kamu belum punya anak?
Kenapa kamu belum tambah anak juga?
Kenapa gaya parentingnya seperti itu?
Kenapa kuliah terus kerjaannya?
Kenapa belum punya rumah dan kendaraan yang bagus?
Kenapa jalan-jalan terus? Kenapa ga disedekahkan saja hartanya?
Kenapa sering makan di tempat yang bagus?
Kita terlalu menormalisasi pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kita tidak peduli bagaimana perasaan orang yang ditanya dan sesusah apa mereka sudah berusaha akan hal-hal yang ditanyakan itu. Kita tidak peduli apakah yang ditanya merasa tersudut dan bersedih dengan pertanyaan-pertanyaan personal tersebut.
Padahal takdir setiap orang berbeda. Padahal prioritas setiap orang tidak bisa disamakan. Padahal tidak ada kewajiban orang lain untuk segera menjawab semua pertanyaan yang bersifat pribadi itu. Padahal tidak ada urgensinya kita tahu penjelasan orang lain tentang kehidupan yang dijalaninya. Padahal kita tidak ada niat untuk memberikan solusi kepada mereka yang kita tanya-tanyai tentang kehidupannya.
Padahal urusan ibadah tidak perlu diumbar di media sosial. Padahal anak kita sendiri tak terurus, kurang kasih sayang dan malah dititipkan pengasuhannya pada orang lain. Padahal ada keluarga kita yang mesti dinafkahi. Padahal ada hubungan tak baik yang mesti diperbaiki oleh kita dengan mertua. Padahal ada urusan domestik rumah tangga yang perlu diurus juga.
Padahal ada hati kita yang mesti diperbaiki dari segala racun dan penyakitnya. Padahal ada suaminya yang perlu ditaati dan dipenuhi kebutuhannya. Padahal masih banyak urusan yang mesti kita selesaikan ketimbang mencari-cari aib orang lain.
Kita kadang sering jumawa, merasa sudah paling baik keturunannya, merasa sudah paling baik leluhurnya, merasa sudah paling sholih dan sholihah sehingga sangat mudah untuk memandang rendah orang lain, menganggap orang lain paling salah dan berdosa. Padahal dosa-dosa kita juga banyak. Hanya Allah sedang sembunyikan saja.
Semua hal tentang hidup orang lain didasarkan hanya karena ingin tahu saja. Hanya ingin membandingkan saja. Yang lebih parah, kita hanya ingin memastikan saja orang lain tidak lebih bahagia dari hidup kita.
Kita tidak mau mengakui kalau ada yang bermasalah dalam hati kita ketika kita merasa tidak senang melihat orang lain merayakan pencapaian-pencapaian kecil dalam hidupnya. Kita tidak mau mengakui bahwa ada titik ketidakbahagiaan yang membuat kita ingin menutupinya dengan cara mencari-cari kesalahan orang lain. Kita tidak mau mengakui bahwa hidup kita ternyata tidak sebahagia orang lain.
Dan ini yang paling menyengsarakan, tuan dan puan. Semakin kita membandingkan hidup kita dengan orang lain, semakin tidak bahagialah kita dan semakin sempitlah hati kita ketika melihat orang lain lebih bahagia hidupnya.
Semua orang hanya sedang menjalankan takdirnya masing-masing. Hidup ini terlalu singkat jika tidak digunakan untuk berbenah diri
Amalan kita mungkin masih sedikit. Tak ada jaminan pula kita bisa masuk surga. Tak ada yang tahu. Sampai kita mengetahui bagaimana kesudahan hidup kita nanti; ketika ruh sudah terlepas dari raga. Maka perbanyaklah mengurus diri sendiri. Perbanyaklah mengurus urusan dengan Rabbmu.
Sebelum menyesal.
Sebelum berpulang.
Semoga Allah memberkahi tuan dan puan.
20 notes · View notes
aydhana · 1 year
Text
Masih Tentang Wanita
Tidaklah ketika seorang wanita hadir dengan keshalihannya kecuali keberuntungan besar akan meliputi siapapun disekitarnya. Allah menyerupakan wanita dengan tanah, karena pada tanah semua kehidupan akan dimulai.
“dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran kami) bagi orang-orang yang bersyukur.” (Q.S. Al-Araf : 58)
Orang tua akan beruntung, ketika seorang wanita sholihah atau anak perempuannya yang dijaminkan akan menjadi tabir baginya dari panasnya api neraka, “Barangsiapa yang menanggung nafkah dua anak perempuan sampai baligh, maka pada hari kiamat antara saya dan dia seperti ini, (beliau menggabungkan jari-jarinya)” (HR. Muslim)
Seorang suami pun akan beruntung karena memiliki partner terbaik menuju akhirat dan anaknya mendapatkan madrasah terbaik untuk mereka sebagaimana Rasulullah Saw. berkata kepada Umar, “sebaik-baik simpanan yang dimiliki olehmu wahai umar, sungguh simpanan terbaik ialah seorang wanita sholihah yang membantumu dalam urusan akhirat.”
Dari sini kita menyadari, bahwa beratnya langkah dakwah nabi Nuh. Putra nabi Nuh tidak mau taat, padahal beliau hidup bersama anaknya terus menerus. Sementara disisi lain ada nabi Ibrahim, beliau bertemu dengan nabi ismail hanya 4 kali saja, namun putra nabi Ibrahim memiliki ketaatan yang luar biasa sementara putra nabi Nuh tidak mau taat.
Para ulama lantas menjelaskan bahwa perbedaan diantara keduanya hanya ada 1. Yaitu nabi Nuh tidak memiliki support system yang baik sebagaimana nabi Ibrahim. Nabi Nuh memiliki istri yang membangkang dan tidak mau taat kepada Allah. Sementara istri nabi Ibrahim memiliki ketaatan yang luar biasa kepada Allah.
Menyelesaikan urusan dalam diri
Tentunya setiap wanita selazimnya menyelesaikan pekerjaan besar dirinya karena sejatinya tidak akan beres amanah apapun hingga terselesaikan masalah yang ada dalam dirinya sendiri. Jangan bicara mengenai kejayaan islam sebelum terselesaikannya keimanan pada wanita.
Karena sebelum Allah mengamanahkan nabi Isa, maka Allah menyeleksinya dengan ibadah internal yang panjang hingga siap membawa amanah kandungan Nabi Isa dalam dirinya.
Seorang wanita harus selesai terlebih dahulu dengan dirinya, karena jika ia menyelesaikan semua urusannya, maka semua amanah yang akan jatuh kepadanya akan lebih mudah untuk dijalankan.
Maka ada pekerjaan besar wanita untuk melejitkan potensinya, yang terbagi menjadi 2 pilar :
1.      Komitmen hatinya untuk senantiasa terjaga menghambakan diri kepada Allah
2.      Mengasah karakter pribadinya.
Hati akan mempengaruhi bagaimana kita menjalani kehidupan. Harus senantiasa memiliki harapan bahwa apapun yang kita lakukan dan apapun yang kita perbuat hanya untuk Allah semata. Hati perempuan juga akan mempengaruhi terhadap kualitas kehidupan dalam rumah tangga. Kualitas hati seorang istri, akan mempengaruhi kualitas respon yang akan diberikan suami, begitupula dengan kualitas hati seorang ibu, akan mempengaruhi kualitas respon dari bayi yang sedang dikandungnya atau sedang diasuhnya (secara tidak langsung).
Untuk melejitkan potensi wanita, ada beberapa perkara yang harus selalu diamalkan, diantaranya ialah :
·        Harus senantiasa menenangkan hati
·        Mendatangi majelis-majelis ilmu
·        Selalu mengingat balasan Allah di akhirat
·        Berkumpul dengan orang sholih
Seorang wanita pula harus senantiasa mengasah karakter dan potensi yang dimiliki. Jika dia sudah selesai dengan suatu perkara maka hendaknya ia berpindah kepada perkara yang lain agar lebih bermanfaat dan bisa mengasah potensi yang ada dalam dirinya.
Allah membagikan amal, sebagaimana Allah membagi rezeki. Sebagaimana itupula peran setiap wanita bisa bermanfaat untuk banyak orang.
62 notes · View notes
maitsafatharani · 10 months
Text
The First, a Letter to the Dearest You
Nak, nggak terasa waktu semakin dekat.
Sekarang usiamu sudah menjelang 35 minggu ada di rahim ummi. Tanpa sadar, kenangan berminggu-minggu lalu kembali berputar.
Bulan pertama, Allah belum hadirkan kamu. Abi dan ummi sama-sama mencoba menerima. Introspeksi dulu, mungkin Allah belum titipkan kamu, karena banyak hal yg harus abi dan ummi benahi sebelum hadirnya kamu.
Bulan kedua, setelah terlambat siklus bulanan selama berhari-hari, ummi memberanikan diri untuk mengecek. Siklus yang terbiasa mundur beberapa hari membuat ummi tidak langsung terburu membeli alat tes. Ummi menunggu sampai siklus itu benar-benar terlambat. Dan ternyata, Allah mengabulkan doa kami saat itu, positif. Kamu ada, sudah Allah titipkan, walau ummi belum bisa sepenuhnya merasakan adanya kamu.
Alhamdulillah, selama mengandungmu, Allah banyak berikan kemudahan Nak. Ummi nggak merasakan mual muntah yang parah, nafsu makan tetap normal, emosi pun masih terbilang stabil walau kadang sesekali ummi merasa sedikit sensitif. Perkembanganmu di rahim ummi pun baik. Setiap pemeriksaan, selalu ada kabar yg melegakan hati Abi dan Ummi. Kamu tumbuh dengan baik, terimakasih ya Nak.
Hari ini, kurang lebih satu bulan lagi dari hari kelahiranmu.
Senang sekali akhirnya dekat waktu perjumpaan kita, Nak. Meski Ummi tak lepas rasa khawatir, tentang diri ummi sendiri yang masih perlu banyak belajar ke depan. Ummi sering merasa kuatir, tidak bisa memenuhi hakmu, tidak bisa menjadi teladan yg baik, dan banyak lagi.
Tapi Nak, nggak apa ya, kita sama-sama belajar? Kita belajar bareng. Ummi belajar menjadi ibu, abi belajar menjadi ayah, dan kamu belajar menjadi seorang anak.
Nak, begitu banyak harapan, doa-doa baik yg kami panjatkan untuk kamu. Namun terlepas dari semua itu, yg paling kami harapkan adalah kamu tumbuh menjadi seorang perempuan yg sholihah, sehat. Sampai nanti ummi dan abi nggak bisa lagi membersamai, kamu punya bekal yg cukup untuk menjalani hidupmu sendiri.
Nak, semoga abi dan ummi juga bisa menjadi orangtua yg sholih. Yg bisa menjadi teladan buat kamu. Memperkenalkanmu dengan Allah dan segala kasih sayang-Nya. Menjadi rumah tempat kamu pulang. Menjadi tempat yg nyaman untuk kamu menjadi dirimu sendiri.
Semoga, abi dan ummi selalu ingat, dan memanfaatkan waktu-waktu terbaik bersamamu di kehidupan awalmu untuk memberikanmu sebaik-baik bekal. Supaya kamu menjadi perempuan yg sholihah. Baik budi pekerti, baik ibadah, baik dalam amal, dan selalu memperbaiki diri.
Warmest hug,
Ummi.
NB: ditulis pada 6 April 2023
46 notes · View notes
gakpapa · 5 months
Text
Ya Allah hamba memohon kepadaMu agar Engkau jadikan hamba istri yang sholihah
Dulu pas jomblo gabung kelas teh pepew, lihat segala tips rumah tangganya yang seringkali kita akan ditekankan poin poin 'jadikan suami sebagai qowwam', ' jangan menekan suami', 'jangan mendikte', 'kalaupun kita inginkan sesuatu, sampaikan dengan cara diskusi, nanti biarkan ia berfikir kira kira memang dibutuhkan atau tidak saran kita, kalau misal saran kita diambil ya Alhamdulillah kalau enda ya sudah', dulu cuman manggut manggut, kaya yang 'okelah, tak catet poin poinnya, gak begitu susah sepertinya'... hingga akhirnya kita sampai pada fase dibenturkan masalah baru dengan orang baru yang ternyata ritme hidup dan pola fikirnya jauh berbeda dengan kita. Wow ternyata ini tantangan yang amat amat susah, seringkali, usaha untuk melancarkan serangan opini dan merusak opini yang tidak senada ini akan terus menggebu nggebu, poin poin hubungan istri dengan suami dengan ketundukan yang 100%nya (selama bukan perihal kemaksiatan) auto lupa dan ngeblank seketika. Emosi memuncak disertai ego tidak mau kalah dan ngalah menghiasi sanubari kita, terlebih untuk kita yang terlahir sebagai anak pertama,,, hahahahaha
Susahnyaaaaa
Lebih lebih juga untuk kita, yang tidak jarang orang mencari jalan keluar melalui opini kita, sedangkan kita dipaksa untuk tunduk pada opini orang yang secara teknisnya kita perkirakan akan sangat tidak sat set, dan bahkan kita mempunyai cara pandang sendiri yang kita anggap lebih singset (singset? Satset? Wkwk), rasanya ini hal yang sangat susah untuk diurai, begitupun aku mengingat betapa susahnya kita tunduk pada pemimpin secara umum yang notabene nya sama sama manusia, seperti akan selalu ada sisi yang perlu untuk di kritisi, walau itu hanya hal teknis yang tidak ada sangkut pautnya dengan dosa dan maksiat sama sekali.
Tapi ya memang begitulah ego itu ada, selalu meminta agar hanya dia yang dituruti, hingga kita melupakan jiwa pemimpin yang berdosa jika kita rebut semau kita. Karena memang yang kita cari dari hubungan ini bukan kuat kuatan pendapat, bukan kuat kuatan opini, pun bukan kuat kuatan akal kita dalam menimbang jalan keluar. Bukan untuk mencari yang paling diantara 2 kepala yang berbeda, namun, seprti doa saat sah nya pengantin baru, yakni keberkahan, keberkahan yang tidak mungkin datangnya dari durhaka kepada pihak yang Allah perintahkan kita tunduk padanya tanpa tapi tanpa nanti.
Memang selayaknya beginilah bahtera rumah tangga itu berjalan,, jika kita memberi peluang yang sama bagi dua kepala ini, nantinya kita hanya akan menghabiskan cerita hubungan kita dengan perdebatan, pertengkaran, perselisihan, yang tidak akan ada habisnya... Semoga kita akan selalu sadar untuk sabar mencintai pasangan kita, sekalipun pada hal yang tidak kita sukai, selama itu bukan yang Allah tidak suka
18 notes · View notes
fadiladeen · 6 months
Text
Aku tak apa apa jika tidak ditakdirkan berjodoh denganmu. Aku hanya belajar banyak tentang arti pengharapan.
Segala postinganku, segala tulisanku bukan karena menggambarkan aku seorang yang 'bucin'. Bukan juga seorang perindu yang mengharapkan cinta.
Aku sudah terbiasa menuliskan segala perasaanku agar bisa ku baca kembali sebagai refleksi di masa depan. Dan mungkin akan menjadi buku perjalanan kisah cintaku.
Aku mengaku kalah dengan banyaknya wanita yang mengharapkanmu. Toh dunia ini tak selebar daun kelor, pasti akan ada yang lebih baik dengan keunikannya masing masing.
Mulai hari ini, aku ingin menjadi Fatimah saja. Wanita yang terjaga hatinya, mulia akhlaknya. Aku akan berusaha sebisa mungkin meraih impianku untuk orang-orang yang aku sayang.
Aku ingin menulis buku, ingin menyelesaikan amanah kuliah ku, ingin menjadi versi terbaik di mata Allah.
Maafkan aku jika tak seperti biasanya lagi. Maafkan aku yang tidak akan kepo lagi, maafkan aku yang tidak akan menyembut namamu dalam doaku lagi.
Bismillahirrahmanirrahim
Semoga Allah ridho dengan apa yang aku niatkan hari ini. Semoga Allah ridho menemani perjalananku untuk menjadi wanita yang baik dan sholihah.
Aku juga berdoa agar Allah menjaga kamu, hati dan imanmu. Terimakasih sudah mengajarkan aku banyak hal.
03.04
9 notes · View notes
gelasgelaskaca · 8 months
Text
Tumblr media
Perempuan harus aktif, harus punya skill. Karena katanya ngga semuanya jadi tanggungjawab suami, termasuk menyenangkan hati orangtuamu, menafkahi orangtuamu.
Istri yg sholihah adl hasil kerja keras orangtuanya, wanita yg tangguh lahir dari rahim yg tidak banyak mengeluh.
17 notes · View notes
khouladilah · 6 months
Text
Muslimah Underrated : Barakah Binti Tsa'labah
Aku seperti baru berkenalan dengan muslimah yang satu ini, namanya sudah familiar terdengar. Tapi baru benar-benar mengenal saat aku dapat permintaan untuk mengisi salah satu konten Departemen Perempuan di Shahabiyah Talks mereka. Akhirnya, aku banyak mencari tahu tentang kehidupan beliau.
Nama panggungnya Ummu Aiman, tapi nama asli beliau adalah Barakah binti Tsa'labah. Kenapa di bilang underrated? karna bagiku, nama ini gak se-famous shahabiyah idola para muslimah lainnya. Padahal kisah keimanannya gak kalah menarik dengan shahabiyah sholihah yang sering kita dengar kisahnya. Bahkan beliau termasuk manusia ahli surga yang Rasulullah pernah sampaikan.
Ummu Aiman bukan berasal dari kalangan terpandang, atau keluarga yang punya harta melimpah. tapi beruntungnya beliau, adalah salah satu orang pertama yang melihat, memegang dan menggendong Nabi Muhammad kecil, bahkan sejak lahir. Ummu Aiman adalah budak yang dibeli ayah Rasulullah SAW. saat di Mekkah. Beruntungnya Ummu Aiman karena dibeli oleh keluarga yang memperlakukannya dengan sangat baik dan sopan. Setelah Abdullah menikah dengan Bunda Aminah, Ummu Aiman juga ikut dengan keluarga mereka. Ummu Aiman pun menjadi budak warisan yg diberikan ayah Rasulullah untuk mengurus Bunda Aminah sepeninggal Abdullah bin Abdul Muthalib wafat.
Dalam suatu perjalanan, Bunda Aminah bersama Nabi Muhammad SAW. kecil dan Ummu Aiman hendak mengunjungi kerabat keluarga Ayah Muhammad. tapi dalam perjalanan di daerah Abwa', Bunda Aminah terkena sakit, dan akhirnya wafat. Sebelum wafatnya Bunda Aminah, Ummu Aiman berjanji untuk mewakafkan dirinya untuk mengurus dan merawat Nabi Muhammad SAW.
Ibu Kedua Rasulullah SAW.
Keterikatan Ummu Aiman dengan Rasulullah semakin dekat, setelah kakek Rasulullah wafat. Seperti yang kita tahu, selepas wafatnya Abdul Muthalib, Rasulullah diasuh oleh pamannya. Dan disaat ini pulalah Ummu Aiman dan Rasulullah lebih dekat.
Rasulullah SAW. tidak pernah kehilangan sosok seorang ibu dan ayah
karena peran-peran itu selalu diisi oleh kakek dan pamannya sebagai seorang ayah, dan Ummu Aiman sebagai seorang ibu. Yapp, Ummu Aiman benar-benar memperlakukan Rasulullah seperti anaknya sendiri. begitu pula Rasulullah menganggap Ummu Aiman seperti ibunya. Dalam salah satu sabdanya Rasulullah pernah berkata
"Ummu Aiman Ummi ba'da Ummi" (Ummu Aiman adalah Ibuku setelah Ibuku"
See? Rasulullah sendiri menganggap bahwa wanita sholihah yang tulus dan setia ini adalah ibu keduanya. Gak ada perlakuan seperti majikan-budak dalam relationship Rasulullah SAW. dengan Ummu Aiman
Ummu Aiman selalu menyiapkan kebutuhan dan keperluan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana janjinya kepada mendiang Bunda Aminah. Sampai akhirnya Rasulullah SAW. menikah dengan Siti Khadijah RA. akhirnya Rasul membebaskan Ummu Aiman sebagai budak dan memintanya untuk hidup sendiri. Rasul menganjurkan beliau untuk menikah.
Wanita Ahli Surga
Semasa hidupnya, Ummu Aiman dikisahkan menikah dua kali. Suami pertamanya adalah Ubaid bin Zaid. Dan kemudian dari pernikahan dengan Ubaid mereka dikarunai seorang anak bernama Aiman bin Ubaid. Yang kemudian kita kenal beliau dengan nama panggung atau nama kunyahnya Ummu Aiman (Ibu Aiman). Namun tidak lama setelah itu, Ubaid wafat terlebih dahulu.
Ummu Aiman termasuk generasi awal yang masuk islam pada masa kenabian. Beliau adalah syahidah yang juga ikut memperjuangkan islam ketika banyak siksaan dari kaum kafir quraisy. atas dedikasinya melayani sang nabi terakhir dan perjuangannya menegakkan bendera islam, maka Rasulullah menyebutnya sebagai wanita ahli surga.
"Barangsiapa yang senang menikah dengan wanita ahli surga, maka menikahlah dengan Ummu Aiman" Kata Rasulullah
Ummu Aiman akhirnya dipinang oleh anak asuh Rasulullah, Zaid bin Haritsah. Disini bisa dilihat, bahwa luar biasanya sahabat-sahabat jaman Rasul tuh, gak memperdulikan jarak umur Zaid dan Ummu Aiman terpaut cukup jauh, tidak peduli Ummu Aiman sudah tua, dan janda. Karena yang ingin diraih adalah sebagaimana sabda Nabi. Menikahi wanita ahli surga.
Dan dari pernikahan Ummu Aiman dengan Zaid bin Haritsah ini lahirlah seorang panglima perang yang kelak kita ketahui kisahnya menjadi panglima perang termuda. yang kisahnya kita teladani hingga hari ini. panglima muda itu adalah, Usamah bin Zaid
Dibalik Anak yang hebat, terdapat Ibu yang tak kalah hebatnya
Pernahkah kita merenung, para pahlawan islam yang kisahnya selalu kita jadikan teladan hari ini adalah buah manis dari hasil didikan orangtua yang tak kalah hebatnya. Karena pasti, dibalik kesuksesan seorang pahlawan ada kasih seorang ibu yang mendidik dan mendoakan anaknya. Termasuk hasil didikan Ummu Aiman kepada Usamah bin Zaid. Ummu Aiman telah memanen buah-buah unggul. Tidak akan ada Usamah dan Aiman yang berani dengan gagahnya maju di medan perang Khaibar, perang Hunain, jika tidak atas kecerdasan dan kelembutan didikan seorang ibu.
Dalam kisahnya pula, Ummu Aiman salah satu wanita yang pernah ikut dalam peperangan. Ketika Perang Uhud, beliau berperan sebagai pembagi air minum dan mengobati para pasukan yang terluka.
Betapa cerdas, berani, dan tangguhnya sosok seorang Ummu Aiman ini. Semoga kita sebagai muslimah, bisa meneladani kecerdasan didikan beliau, seperti halnya beliau merasakan manisnya buah dari anak-anak sholihnya.
Semoga kita selalu bisa mengingat kemuliaan, kesetiaan, dan ketulusan Ummu Aiman seperti kita mengingat kisah-kisah shahabiyah lainnya yang sudah hapal diluar kepala kita mengenalnyaa.
8 notes · View notes
babblingpipit · 7 months
Text
At peace
Ingin bersyukurr sedalam-dalamnya karena akhirnya bisa merasakan damai lagi dalam hidup, bisa beneran enjoy lagi doing day-to-day mundane things, dan bahkan ada hal baru (lari) yang mayan bikin semangat.
Momen after grief tuh gelap banget, ga keliatan masa depan, ga keliatan jalan keluar, gatau gimana caranya buat bertahan. Tapi give it time, susah bgt buat let yourself feel the sadness but it will eventually pass.
Weekend kemarin w pertama kali ikut race dan langsung ikut half marathon wkwk lari 21.6km banget ga tuh. Terus ngasal banget karena daftarnya race yang lumayan kompetitif jadi ada cut-off timenya yaitu 3 JAM! Padahal sbg beginner harusnya ikut race yang gaada cut off timenya aja biar santay.
Ku pake program training dari garmin gitu total 16 minggu, tapi pas haji bolong 3 minggu, terus kemarin pulang ke aussie dan indo jg bolong-bolong lagi. Pas balik kesini sabtu malem terus di minggu itu masih mayan jetlag, eh sabtunya udah race WKWKKW.
Agak tertampar pas race karena dibalap semua orang! Literally w orang kedua terakhir yang finish dan itupun 3jam 7mnt, masih untuk masih dikasih label sebagai finisher meski lewat cut-off time. Padahal yang ikut beragam banget orangnya sampe yang tua-tua juga ada, tapi emang kalo training ga disiplin tuh ya ngaruh aja ga peduli masih muda dan segar.
Happy banget karena badan ini dari yang semula lari 30menit aja ngosngosan banget ternyata sekarang bisa endure lari 3jam (banyak jalannya sih). Terus happy karena kemaren ga diduga bisa pulang ke selong, nengokin oma sepeninggal ninin, nengokin makamnya ninin, main sama alen sama ima + temen-temen SMA. Berasa perjalanan lintas waktu banget apalagi adit ga ikut (tapi kangen berat). Terus ternyata perjalanan haji kemaren sangat mempengaruhi daily life aku sekarang. Karena pas haji tuh literally gaada kerjaan lain selain nungguin waktu solat dan ibadah kan. Jadi tertanam kalo hidup tuh enaknya gini kali ya, nunggu waktu solat terus ngerjain hal-hal lain di tengah-tengahnya. A day could be bad or good tapi solat tetep tepat waktu lah itungannya (riya ga nih astagfirullah).
Kaget juga karena ternyata ane udh bisa at peace di harvard dan ga ngerasa balap-balapan lagi. Nyesuaiin ritme sama adit yang sekarang kerja full time + kuliah part time juga sudah oke. Terus selain lari kadang main tenis & bultang sama anak-anak Indonesia + udah nemu kelas zumba deket rumah yang instrukturnya oke banget. Yang bikin anxious sekarang adalah: family planning! Bener-bener ya I've done hard things (like PhD) in the past tapi anxietynya family planning tuh ga kaleng-kaleng. Harap-harap cemas menjelang waktu dapet, sedih kalo ternyata dapet, ulang lagi tiap bulan, bismillah semoga Allah kuatkan dan kasih rejeki anak yg sholih/sholihah aaamin.
13 notes · View notes
fazarrias · 1 month
Text
Sudah 3 Bulan
Mas, sudah 3 bulan kita bareng-bareng. Makasih ya.. mas sudah menjadi teman dalam menjalani hidup. Sudah menjadi sosok yang setia mendengarkan keluh kesah yang kadang itu-itu saja. Juga banyak sekali bersabar dalam menghadapi diri ini yang masih jauh dari kata sholihah.
Mas, rasanya seneng banget bisa satu atap denganmu yang pada setiap hal berusaha menyikapi dengan baik. Rasanya beruntung bisa dibuat tertawa oleh leluconmu meski kadang sedikit menyebalkan.
Maaf ya, mas. Aku masih belum bisa jadi istri yang beruntung untuk engkau miliki. Aku masih sering tiba-tiba diam dan mengabaikanmu karena kesal. Aku masih sering memaksamu menungguku tidur padahal engkau sudah benar-benar mengantuk. Tapi, entah kenapa rasanya sulit sekali tidur jika tau kau sudah lebih dulu tidur. Seperti saat ini.
Kedepannya, aku akan berusaha untuk tidak mengganggumu saat tidur lebih dulu. Karena aku tau kau sudah cukup lelah. Akan kucoba tidak memintamu menungguku walau mungkin aku akan sulit tertidur karenanya.
Palembang, 23 Maret 2024 || Selamat tidur, mas.
5 notes · View notes
andromedanisa · 2 years
Text
Perihal Penantian..
Hal yang paling menguji iman dikala kita sedang di fase menunggu. Apapun itu. Entah menunggu beasiswa untuk melanjutkan mimpi kita, jodoh, ataupun anak..:"))
Aku pernah merasakan semuanya. Pernah ditahap merelakan mimpi, dan menata apa-apa yang telah terlepas. Pernah ditahap dimana pasrah dengan apapun pilihan Allaah untukku nantinya. Di kala menunggu jodoh, dan ditengah puncaknya pasrah menunggunya. Allaah hadirkan seseorang yang sebelumnya tiada pernah terpikirkan olehku. Dikala banyak gempuran pertanyaan yang setiap tahun, bukan lagi setiap tahun bahkan setiap bulan, entah dari keluarga, teman, ataupun tetangga.
Berkali-kali gagal ta'aruf membuatku sedikit terguncang, takut jika proses ini akan gagal lagi. Setiap kali gagal ta'aruf selalu muncul pertanyaan "seperti apa yang sedang kau cari?" Mengapa tak menurunkan standartmu itu dan pertanyaan yang lebih dari itu. Alih-alih terguncang, aku lebih memilih untuk diam. Biarlah, biarkan aku meminta kepada Dzat yang tidak pernah tidur. Lalu aku meminta, agar dimudahkan jalanku untuk menjadi seorang istri untuk seseorang yang Sholih.
Allaah mudahkan. Entah bagaimana proses itu berjalan mudah dan terjadi sebuah akad. Tanpa berbelit, tanpa ada banyak drama seperti proses-proses sebelumnya. Lalu, Allaah uji kami dengan sebuah penantian kembali, menanti hadirnya buah hati ditengah keluarga kami, seorang anak-anak yang Sholih dan Sholihah. Allaah uji keyakinan kami. Allaah uji ikhtiar kami, Allaah uji harapan kami.
Kini kala diuji dengan sebuah penantian , hatiku lebih lapang. Sebab aku tahu dan yakin Allaah pasti akan mengabulkan. Sekalipun sering kali aku menangis atas beberapa peristiwa yang menghujam batinku. Aku manusia, banyak sekali lemah dan tak berdayanya. Namun berkali-kali pula Allaah memberikan kekuatan untuk tidak berhenti berdoa meminta kepadaNya. Demikianlah janjiNya, ini hanya butuh waktu yang entah kapan itu akan terjadi.
Untuk siapapun yang sedang di fase menanti. Semangat dear, dirimu tak sendiri. Menanti memang melelahkan namun ada jauh yang lebih melelahkan yaitu hilangnya harapan kita kepadaNya..
Its okay to take a break from whatever you're doing. Its okay to feel down or sad. You're tired, I know that. But to give up, never. You're half way there and you can do it! InshaAllaah.
Allaah, izinkan septemberku tahun depan menjadi lebih berwarna dan membahagiakan ya. 28 September 2022
184 notes · View notes
dewisetiyanip · 7 months
Text
Hal yang mungkin jarang disadari para ayah-bunda tuh, setelah taufik dari Allah, kehadiran sosok ayah memegang kunci penting pertumbuhan dan perkembangan anak. Semua akan terlihat saat bunda hamil-melahirkan-menyusui-masa MPASI-toodler- dan seterusnya~
Apalagi saat masa-masa MPASI, dimana kesabaran bunda sungguh sangat diuji.
Kehangatan kehadiran sosok ayah nanti akan terus membekas sampai anak dewasa, bahkan secara langsung akan mempengaruhi kepribadian anak.
Poin penting banget dalam memilih sosok suami yang mungkin sering terlewat.
_
Kemaren aku habis read aloud ulang buku KIA didepan Ayah Rara😆, ya karena belio tipe yang suka mendengar sambil diskusi dari pada baca sendiri.
Terima kasih para ayah hebat yang tanpa ragu dan malu terjun langsung dalam membersamai anak✨
Setelah satu bulan LDM, rara lengket banget sama ayahnya, mandi makan pup maen, ke masjid maunya sama ayah. Tiap pagi ada aja drama "mau ikut ayah kuliah".
Kemaren rara dah buat lagu baru, kata ayahnya, waktu shalat di masjid, tiba-tiba rara nyanyi gini :
Pok ame ame belalang kupu-kupu
Siang makan nasi kalau malam minum susu
Rara anak manis ditinggal bunda kerja
Rara anak sholihah ditinggal ayah kuliah
Pas diceritain antara terharu sama sedih gitu, dalam hatinya pasti sedih kalau ditinggal ayah bundanya🥲
Sabar ya anak sholihah 🫶
_
2023 penuh dengan kejutan MasyaAllah Tabarakallah. Bulan Oktober ini juga MasyaAllah sekalii, Bismillah semoga Allah kuatkan 🤍
6 notes · View notes