Black Canyon
Jadi ceritanya ini mau menceritakan soal kisah liburan singkat yang gue dan temen-temen lakukan tahun lalu di salah satu daerah Petungkriono. Lebih tepatnya Black Canyon.
Sedikit terlihat biasa saja mungkin, tapi kembali lagi tujuan awal tulisan ini dibuat untuk mengabadikan momen dan cerita yang ada di ingatan memori gue yang minimalis ini. Jika kalian pikir ini tidak begitu menarik perhatian, kalian bisa skip. Tapi kalau bisa jangan, please.
Baiklah, cerita bermula dengan meeting-meeting lewat google meet. Ceritanya ini bener bener acara niat gitu, karena lama banget ya kita ngga mengagendakan acara begini. Terakhir kumpul besar ya waktu buka bersama tahun 2021 kemarin, inget banget kita abis kelar bukber bukannya ikut solat tarawih malah asik-asikan narik kabel di Happy Puppy. Tolol sekali.
Kembali ke topik awal, jadi awal mula ide itu muncul begitu saja. Cobalah kita sounding di grup kelas (SMK), cuma ya ujung-ujungnya itu-itu aja yang merespon. Intinya lama-lama kita gondok juga kan, terus kita buat lah grup WhatsApp khusus untuk event ini –anjay event, udah berasa acara gede bin meriah aja ya. Total ada 9 orang yang berkenan hadir, untuk mengapresiasi para legenda ini mari kita coba abadikan nama mereka dalam tulisan kentang ini, ada sang mastermind: Siroj, Tegar aka Topung (si pengembara dalam kegelapan), Pak Amar (hanya karena beliau sekarang jadi guru, bentuk respect kita memanggilnya Pak), Mei (sang sekretaris dalam pagelaran event ini) beliau yang selalu rajin mencatat notula disetiap rapat, Qotun (eks Timetoon Chamblast), Rotti (si paling ngaret, eks Timetoon Chamblast juga), Muslima (si paling niat bikos sampe rela balik ke Pekalongan biar bisa ikut event ini di tengah kuliah S2-nya yang mungkin bikin pusing), Iyunk (seksi perlengkapan dan konsumsi).
Jujur, awalnya kita merencanakan untuk pergi keluar kota, namun mengingat waktu yang cukup singkat jadi kita putuskan untuk memilih daerah yang dekat-dekat saja. Meeting pertama dimulai, hampir semua antusias datang menyuarakan pendapatnya, pertama memilih lokasi. Dilanjut menentukan budget dan perlengkapan. Untuk lokasi kita putuskan untuk memilih Black Canyon –kalian bisa mecari tahu lebih detail di Google. Setelah menimang-nimang banyak faktor +- akhirnya kita putuskan untuk menjadikan BC sebagai tempat gathering kita. Gila ngga sih, sampe bener-bener kita analisa sebegitunya demi kelancaran MEGA-EVENT yang kita buat ini. Ngakak sampe bego.
Terus kita juga bahas makanan-minuman-snack, dan percaya ngga sih kalau kita langsung yang dateng ke tukang ayam potong, terus beli bumbu-bumbu & arang ke pasar (ini cuma Iyunk dan Siroj yang melakukannya) ribet deh pokoknya. Ya mohon dimaklumi aja ya, kita belum mampu buat hire EO gitu kan buat acara receh begini. Sayang juga kan uangnya, jadi ya kita mesti turun tangan sendiri dan berbagi peran.
Hingga tibalah hari HA. Kita berangkat Sabtu berpasang-pasangan, kebetulan gue kebagian sama Mei aka Meyong, well beliau ini juga Eks Timetoon Chamblast loh ya. Sedikit throwback, dulu kita berempat sempet membentuk semacam grup drama Bahasa Indonesia gitu jaman High School in Pekalongan.
Ya intinya kita orang punya ikatan yang lebih aja setelahnya, jadi temen curhat, temen main dan sebagainnya. Thanks to Timetoon Chamblast (bangsat pengen banget bahas Timetoon Chamblast lebih panjang), soon yaa dilain kesempatan.
Kita berangkat duluan nih ceritanya, Siroj nunggu Muslima landing di Pekalongan dari Solo, Iyunk nunggu Amar yang datang dari luar kota (berasa paling jauh banget say), Rotti si manusia paling lama dandan bareng Qotun, Topung sendirian karena dia dateng langsung dari Purwokerto. Melihat semua orang punya alasan untuk datang terlambat, alhasil timbang ribet kan ya, gue dan Mei gas duluan lah ke lokasi, sekaligus persiapan dan koordinasi sama pemilik BC yang lahannya udah kita sewa buat EVENT AKBAR kita punya. Sekaligus kita nyewa tenda gitu disana, total ada 3 tenda yang kita sewa.
Kita sampe lokasi masih sore, masih bisa lah liat sunset sebelum kabut tebal menyelimuti daerah BC yang notabene kategori dataran tinggi.
Udah lah setelahnya kloter kedua ada Amar-Iyunk & Rotti-Qotun, posisi mereka sore masih di jalan, jadi pas naik ke daerah hutan sambil gelap-gelapan. Sempet ada drama anjir, Rotti nge-bel Mei kalo dia ngga jadi ikut, ya akibat hari sudah gelap jadi khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Mei udah mulai panik tuh, yakali dia cewe sendirian ditambah Muslima bakal se-canggung apa bangke, ya kita akui kalau memang mereka bukanlah teman dekat sewaktu jaman sekolah. Ya sekedar teman biasa saja, tidak lebih. Maka dari itu Mei sempet panik dan hopeless. Tapi gimana ceritanya ngga tau dah, pokoknya mereka berempat berhasil sampe lokasi. Setelahnya tidak lama Siroj-Muslima datang.
Satu hal yang kita semua salut –entahlah mungkin cuma gue ya, lihat Siroj dengan kacamata minusnya tapi masih berani gitu berkendara di tengah kegelapan dengan medan yang se ekstrim itu. Gokil asli. Yang ngga kalah gilanya, Topung cuy, tengah malem dia baru sampe lokasi kira-kira jam 12-an. Dan dia sendirian naik motor antiknya dari Purwokerto, sempet nyasar katanya karena ini baru pertama kali ke BC. Gila ngga tuh? Ditambah mata dia kan juga berkebutuhan khusus, juga posisi ujan waktu itu. Sungguh manusia-manusia siluman kucing.
Kita bakar-bakar tuh ayam yang udah setengah mateng, kasih kecap sama sambel, sosis-bakso juga sekalian dibakar, mantep banget udah itu kumpul sambil ketawa-ketawa, bakar-bakaran, makan-makan, juga tidak ketinggalan poto-poto e-ke-e mengabadikan momen. Anjay.
Selesai makan niatnya mau nyanyi nyanyi gitu kan pake api unggun ala-ala summer camp gitu, tapi nyatanya gerimis hujan turun, alhasil kita masuk ke tenda dan mulai main card game, terus yang kalah mesti kena hukuman pilih truth or dare gitu. Seru lah pokoknya. Se-jam lebih kita main judi –ralat kartu remi– mulai nguap-nguap tuh kita, tanda ngantuk. Istirahatlah kita.
GOOD MORNING.
Esok pagi harinya kita siap-siap buat sarapan, kita bakar sisaan bakso dan sosis yang semalam sambil makan cemilan kita punya, tak lupa bolu kukus Delizia menjadi saksi bisu MEGA-EVENT kita kali ini –bisa nih soon jadi official sponsor. Kita sarapan sambil bincang-bincang juga di gazebo sekitaran BC dengan ditemani luwak white cofee –kopi nikmat yang nyaman di lambung. (SHIT! Paragraf ini sepenuhnya diisi dengan iklan). Btw udah berasa kayak bule gitu kan kita, sarapan pake roti, sosis, sambil minum kopi, ancurrr bor!
Tak terasa udah agak siangan jam 10-an, baru lah kita ke lokasi curug atau ke Black Canyon itu sendiri. Sesuai namaya, Black Canyon memiliki view serupa dengan Grand Canyon di Amrik, cuma ini versi yang basah dan berwarna hitam untuk bebatuannya.
Pokoknya seru aja udah bisa main air, berenang di sana. Walau ini bukan kali pertama ke Black Canyon cuma tetep aja terasa begitu menyenangkan bersama para kunyuk-kunyuk ini.
Selesai sudah perjalanan fall-camp kali ini –anjay gaya banget pake istilah fall-camp, berasa tinggal di negara 4 musim lo? Haha. Ya pokoknya seru aja bisa gather sama temen temen lama, sampai kapanpun akan selalu seru. Walau makin tahun makin dikit personelnya, ya kalian tahu lah.
Setelah menikah, jelas prioritas seseorang akan berubah menjadi kepada keluarga dibanding teman. Kadang gue suka mikir kalau hidup itu soal fase, dan ya akan ada masanya fase ini berakhir dan lanjut ke fase kehidupan berikutnya. Just living for the best aja sih kalo kata gue, nikmati aja. Toh akan ada saatnya juga kalian bakal menutup fase hidup yang ini terus lanjut ke fase berikutnya.
Dan ya setiap orang kan punya masanya masing masing, jadi ya dibikin santai aja. Sesantai liburan fall-camp di Black Canyon. Sejenak lupain urusan kerjaan, bisnis, dan hal-hal duniawi lainnya.
Kawan, kalian butuh liburan. Kita semua akan selalu butuh liburan.
Kemasi barang-barang kalian, mari kita berangkat liburan.
0 notes