myusena and cats/raudha and family for @leatherdaddymoominpappa (and the various people who made the cats)
daisy for @inkwell33
lovemail for @weedsmokingbf
jude and vilhelm for Marisa_Eggs
fennel for @creachurcritter
nudity and ids under cut
[image 1: myusena, a fat white man with a long black beard tied in two pink ribbons, wearing a patterned green sweater, pink knitted hat and grey trousers, sat on a kerb in front of and backlit by a nondescript shop, surrounded by cats. these cats include: a white cat with black and orange spots clinging to his arm with his eyes closed, wearing a red bandana; a dark teal cat with a sharks fins and tail and scars on his neck and haunch, lying on his thigh; a cat with a white left side and blue left eye and black right side and red right eye, sheltered under one knee; a white cat with blue, pink and green splotches including a pink heart around their eye, a green tongue, green claws and green spines on their tail rested around his shoulders; a little light yellow cat with green spots and a leaf on their head sitting on his hat; a tiny tuxedo cat wearing green ribbons on their neck and tail clinging to his beard, asleep; a small orange, brown tabby, and white cat resting her paws on his boot; a fluffy brown and tan cat sitting on his knee; a skinny cat with a pale beige spotty pattern and scars on her nose, front leg and back, scratching his leg; a brown-and-pink cat with a vine pattern eating his shoelace, and a tuxedo cat walking away from him with his wallet in her mouth]
[image 2: a brightly-coloured garden scene. in the foreground, raudha, a black girl with brown hair tied up in a puff with a frog on the hairband, wearing a teal shirt and blue shorts, lies on her stomach, legs kicked in the air, watching a frog in a pond. in the background, azhar, a young black man with a wide brown afro wearing a yellow tank top with a pink heart on it and a pink skirt carries lachlan, a little black boy with light brown dreads wearing one pink and one green croc, on his back. to their right and behind, orion, an elderly black man with moles and long, curly blond hair, wearing rectangular glasses, blue jeans and an orange button-up, smiles down softly at oleander, a black toddler with shorter, curly blond hair, wearing blue dungarees and a turquoise shirt, reaching up for him, faced away from the viewer. they are in the doorway of a shed painted blue - inside, behind orion, a shed is visible. to their right and in front, layla, an elderly black woman with long, curly black hair wearing a yellow dress with ruffled sleeves, and harry, a black teenage girl with lilac hair, blue shorts, and brown sandals, watch tilly, a black toddler with long black hair in a pink dress and red trainers draw on a red fence in chalk. harry is squatted down, with one of tilly's hands on her knee - both are faced away from the viewer.]
[image 3: a bright, cartoony drawing of a woman shaped like a daisy, skipping through a field, wearing a puffy orange shirt, green trousers, and white gloves, throwing up a peace sign]
[image 4: a drawing in a traditional-tattoo style of a robot with light brown skin, a pink hat with white wings and an antenna with a heart on it, a pink torso with a gold-framed heart-shaped window in the front with a heartbeat monitor in it, a pink skirt with a gold buckle and trouser chain with heart-shaped links, pink thigh-high boots with wings on the heels and hearts on the knees, and segmented silver sections on the arms, legs, neck and stomach. he's holding out an envelope with a heart on it and text in the background reads "you got mail".]
[image 5: a bust drawing of jude, a black man with slight wrinkles around his eyes, sharp cheekbones, and short dreads, wearing a black robe and an earring shaped like a dagger. he's depicted in profile on a bright yellow background with yellow lighting, while jude himself is purple-toned.]
[image 6: a half-body drawing of vilhelm, a very muscular light-skinned man with red eyes, stringy black hair, and big fangs, wearing a broken shackle around his neck and black trousers. he is hunched over in a dark forest, shirtless]
[image 7: a drawing of fennel, a blue lynx with black horns in a beige jacket and peach t-shirt, blue-grey trousers and brown boots. he's depicted in the style of an animal crossing character on a brown planet with a blue, starry sky in the background.]
ryohei for @peteradnan
[image 8: ryohei, an older east asian man with a small moustache and straight, shoulder-length brown hair, wearing rectangular glasses and a blue robe with white stripes but otherwise full-frontal nude. he has hair on his chest, arms, legs, and stomach, and is sitting in a relaxed pose on the vague impression of a surface. the background is made up of vague blue and green watercolour blotches.]
Khatib jumat di dekat asrama adalah khatib terbaik menurut saya setelah Syekh Makki di Masjid Sahabah, Bawwabat. Selain teknik (intonasi, gerakan tangan, mimik wajah), materi khutbahnya juga bernas. Dari khutbahnya nampak kalau dia adalah orang yang banyak baca.
Dan khutbah hari ini adalah salah satu khutbah terbaik. khatib bicara 3 bahaya yang mengancam umat hari ini dan di masa depan. Tiga hal itu adalah: ateisme, penyimpangan seksual dan narkoba. Materi yang esensial dan menyentuh problematika umat.
Tapi, saya punya sedikit kritik terkait khutbah jumat hari ini. Sedikit sekali. Sakin sedikitnya mungkin yang baca tulisan ini agak kesulitan menangkap bagian mana yang dikritik.
Khatib jumat mengisahkan satu kisah yang dirawayatkan oleh Ahmad Syakir (w. 1958 M) dalam bukunya Kalimah Al-Haq. Begini cerita ringkasnya:
Seorang alim dan khatib di Mesir berkhutbah. Kebetulan di antara jamaat waktu itu ada Raja Husein dan Sastrawan Mesir Taha Husein.
Alim tadi melontarkan sebuah syair yang menyanjung Raja Husein dan terkesan merendahkan nabi. Muhammad Syakir (ayah Ahmad Syakir) yang kebetulan hadir waktu itu langsung menyanggah khutbah tersebut. Berita ini sampai ke telinga Raja Husein. Akibatnya, si khatib langsung dicopot dari jabatannya dan dilarang khutbah di berbagai tempat.
Ahmad Syakir sebagai perawi kisah bertutur kalau si khatib ini akhirnya jatuh miskin dan ditemukan gelandangan di pintu-pintu masjid. Kemudian Ahmad Syakir bilang kalau inilah akibat dari merendahkan nabi.
Khatib jumat hari ini sebenarnya mendengar kisah ini dari syekhnya di majelis Muwattho. Khatib bercerita, setelah syekh menceritakan kisah itu, syekh meminta tanggapan murid-muridnya. Maka salah satu yang hadir saat itu angkat tangan dan berkomentar,
"Masalahnya si alim ini kenapa ia tak berbisnis atau membuka usaha saja dan tak hanya bergantung dengan gajinya sebagai khatib.!?"
Syekh yang mendengar itu langsung berseloroh,
"Sungguh Barat telah menjajah bahkan sampai ke majelis ilmu kita".
Khatib jumat melalui kisah di majelis muwattho ingin mengingatkan penyakit materialisme yang menjangkit umat. Buktinya jawaban yang terlontar di majelis tadi.
Tapi kalau kita perhatikan lagi, sebenarnya yang mengajarkan materialisme terlebih dahulu adalah syekh itu sendiri melalui kisahnya. Jelas sekali di kisah itu dampak materi (jatuh miskin) digaris bawahi dengan spidol merah. Syekh, Ahmad Syakir, dan Khatib jumat seolah ingin mengatakan, "lihatlah azab orang-orang yang menghina nabi, mereka jatuh miskin!".
Model berpikir inilah yang memenuhi mimbar-mimbar masjid, diajarkan guru agama dan orang tua sejak dahulu. Nilai dan ajaran agama selalu dipromosikan dengan dampak materi.
Misal, kena longsor gara-gara banyak perzinaan, anak durhaka nanti matinya jadi ikan pari, orang yang makan harta haram nanti matinya dengan perut buncit penuh nanah atau baca surat tertentu buat kaya, rajin salat malam buat tubuh sehat dan bugar. Gaya ceramah model ini yang mengisi mimbar masjid umat dan indonesia (terkhususnya). Dan saya menyaksikannya sendiri waktu pulang ke Indonesia kemaren.
Padahal, Al-Quran ketika mensyariatkan salat, puasa, zakat dan haji selalu menjelaskan hikmah nya secara maknawi.
Agar jiwa bersih. Bukan badan sehat. Agar mengingat Allah. Bukan biar kaya.
Respon yang terlontar di majelis Muwatto adalah respon yang wajar. Sekaligus kritis. Ya, agar tak jatuh miskin caranya belajar perencanaan finansial, bisnis, investasi, kerja. Kalau ingin dapat nilai bagus adalah dengan belajar. Rasanya tak ada orang berakal yang menolak kaedah ini.
Trus Allah kamu kamu letakkan dimana?
Allah selalu kita ingat selama kita terus melaksanakan salat lima kali sehari semalam. Selama dua kalimat syahadat terus kita pegang erat.
Kita ingat Allah dengan cara memperhatikan aturan-aturan-Nya. Ketika bekerja, bekerja dengan jujur dan tak zalim. Ketika berbisnis, berbisnis dengan yang halal. Ketika ujian tak curang. Ketika sudah mengerahkan seluruh usaha tapi tetap gagal, maka ingat qadha dan qadar Allah. Beginilah makna hakiki dari mengingat Allah. Itulah mengapa disyariatkan salat lima kali sehari semalam. Agar hati manusia terus terpaut dengan Sang Pencipta. Ketika hati terpaut dengan-Nya, ia akan terdorong untuk meninggalkan larangan-Nya dan bersegera melakukan perintahnya-Nya.
Itulah beda orang yang ingat Allah dan tidak. Antara beriman dan yang tidak beriman. Mereka yang tidak ingat Allah mungkin dalam bekerja bisa saja menghalalkan segala cara. Ketika mereka gagal dalam usaha, mereka akan putus asa. Pikiran mereka terbatas pada materi. Karena bagi mereka hidup itu cuma satu kali. Dan kebaikan itu cuma materi. Mereka tak mengenal istilah pahala, berkah, rahmat, dan ampunan Allah.
Setiap manusia berkesempatan menjadi kaya raya. Setiap manusia berkesempatan jadi orang sukses. Tapi yang membedakan seorang muslim adalah mereka punya prinsip-prinsip yang tak terima kompromi (tsawabit). Selain itu mereka punya pandangan jauh melampaui hal-hal materi. Karena mereka beriman pada Allah dan hari akhir serta mereka memiliki syariat yang mengatur kehidupan mereka. Oleh sebab itu dalam Al-Quran orang yang tak beriman memiliki hidup yang sempit,
Hal-hal maknawi mengambil porsi besar dalam agama. Agama ada agar mendidik sisi ruhiyyah dan mengikis kotoran-kotoran materialisme dari jiwa manusia. Dalam Al Quran sediri dikatakan,
Dua ayat ini kata para ulama menjadi salah satu tujuan utama penciptaan manusia. Yaitu mensucikan diri. Dan agama ada untuk merealisasikan tujuan-tujuan penciptaan manusia.
Masalahnya, kebanyakan orang adalah hamba oportunis. Mengingat Allah ketika susah saja. Berdoa ketika ada maunya saja. Allah baginya hanya di masjid dan di tikar sajadah. Baginya agama adalah jembatannya meraih dunia. Agama malah menyuburkan benih-benih materialisme dalam dirinya.
Kalau kita resah dengan penyakit materialisme yang menjangkiti umat, mungkin salah satu yang berkontribusi menebar penyakit ini secara tak sadar adalah para penceramah yang banyak tahu tapi kurang hikmah.
Itni Si Baat Hai Lyrics from Azhar is the latest Bollywood song sung by Antara Mitra, Arijit Singh with music also given by Pritam Chakraborty.Itni Si Baat Hai song lyrics written by Manoj Yadav.
Itni Si Baat Hai Song Details
Song:
Itni Si Baat Hai
Movie:
Azhar
Singer:
Antara Mitra, Arijit Singh
Lyrics:
Manoj Yadav
Music:
Pritam Chakraborty
Itni Si Baat Hai Lyrics
Tere dar pe aake tham…
'People would pay for lacking unbiased worldwide security': Hammad Azhar
‘People would pay for lacking unbiased worldwide security’: Hammad Azhar
Pakistan Tehreek-e-Insaf leaders Fawad Chaudhry and Hammad Azhar have criticized the incumbent authorities’s insurance coverage protection safety insurance coverage protection insurance coverage insurance policies after the rise in gasoline prices by Rs60 in just one week.
The former data minister took to Twitter and acknowledged that ‘The increase of Rs60 rupees per litre petrol and Rs8 on…
Saya tiba-tiba teringat dengan hadis sahih riwayat Bukhari dan Muslim dimana Sayyidah Fatimah meminta pembantu pada ayahnya baginda Nabi sallallahu alaihi wa sallam agar pekerjaan-pekerjaan rumahnya menjadi ringan. Tapi, nabi menolak. Kemudian beliau bilang,
أدلك على ما هو أفضل من خادم: تسبحين الله عند النوم ثلاثا وثلاثين، وتحمدين الله عند النوم ثلاثا وثلاثين، وتكبيرينه عند النوم أربعا وثلاثين، فهذا خير لك من خادم
Sebagai gantinya, Nabi sallallahu alaihi wa sallam menyuruh Sayidah Fatimah untuk berzikir sebelum tidur. Setelah mengamalkannya, Sayidah Fatimah tak lagi merasakan letih.
Kita (atau saya saja) pasti bertanya-tanya, masalah yang dihadapi Sayidah Fatimah adalah masalah pekerjaan ('amaliy). Tapi, solusi yang diberikan Nabi malah solusi yang tak ada kaitannya dengan pekerjaan. Bagaimana mungkin hanya dengan menggerakkan mulut rasa letih setelah kerja seharian bisa hilang? Kita mungkin bisa mengerti kalau misalnya Nabi menyarankan agar merutinkan olahraga atau konsumsi makanan tertentu agar stamina tubuh bertambah. Ini kenapa malah zikir?
Setelah sedikit merenung, saya sadar kalau zikir itu bukan sekedar menggerakkan mulut. Tasbih, tahmid, takbir, tahlil, istirja', hauqolah, dan semua zikir punya makna. Dan makna itu adalah makna iman. Imanlah yang memberikan energi.
Iman letaknya di hati. Pemilik iman dalam sejarah selalu menciptakan peristiwa-peristiwa hebat. Seperti kisah peperangan antara pasukan Thalut dan Jalut di Surat Al-Baqarah,
Walau dari segi logistik pasukan Thalut lemah, tapi kekuatan iman menjadikan mereka kuat. Pasukan Thalut berhasil mengalahkan pasukan Jalut.
Keimanan memberikan suntikan energi pada pemiliknya. Pemilik iman kuat walau secara materi terlihat kurang.
Sedangkan orang yang tak hidup dalam hatinya makna-makna iman akan merasakan kesempitan dan pesimisme dalam hidup. Walau ia kaya secara materi. Dalam Sunan At-Tirmdzi, Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda,
من كانتِ الآخرةُ هَمَّهُ جعلَ اللَّهُ غناهُ في قلبِهِ وجمعَ لَه شملَهُ وأتتهُ الدُّنيا وَهيَ راغمةٌ ، ومن كانتِ الدُّنيا همَّهُ جعلَ اللَّهُ فقرَهُ بينَ عينيهِ وفرَّقَ عليهِ شملَهُ ، ولم يأتِهِ منَ الدُّنيا إلَّا ما قُدِّرَ لَهُ
Kekuatan Iman yang membuat Nabi Ibrahim berani dilempar ke dalam Api. Kekuatan iman yang membuat Baginda Nabi sallallahu alaihi wa sallam dan para sahabat bertahan di tengah siksaan bertahun-tahun lamanya di Makkah. Kekuatan iman juga yang membuat seorang Bilal bin Rabah bertahan di bawah terik matahari, di atas pasir panas, dan di bawah himpitan batu.
Kalau pengaruh iman sebesar ini, lalu bagaimana untuk hal sekedar pekerjaan rumah?
Baginda Nabi sallallahu alaihi wa sallam ketika menyuruh Sayidah Fatimah berzikir, sebenarnya beliau bukan tak memberikan solusi. Beliau memberikan solusi yaitu solusi kejiwaan.
[Bagian 2] Keimanan Adalah Energi Terbesar Umat Islam
Semakin hari saya semakin yakin bahwa keimanan adalah energi terbesar umat. Dan energi ini tak dimiliki umat-umat lain.
Setiap orang dari berbagai etnis, ras, dan agama bisa menjadi kaya raya, terkenal, pakar di bidang tertentu, dan meraih kesuksesan materi lainnya. Tapi, satu hal yang membedakan seorang muslim sukses dan seorang non muslim sukses adalah keimanan.
Seorang muslim punya tujuan yang melampaui hal-hal materi. Karena ia beriman pada Allah dan akhirat.
Seorang muslim ketika mengalami kegagalan ia takkan tenggelam dalam kesedihan. Karena ia beriman dengan qada dan qadar.
Seorang muslim ketika ia tak mendapat pujian atau apresiasi atas pekerjaannya ia tak perlu risau. Karena ia bekerja karena Allah. Ada pujian atau tidak itu semua tak mempengaruhi kerjanya.
Kemudian makna-makna iman tadi selalu dicas dengan salat. Sebanyak lima kali sehari semalam seorang muslim diingatkan akan Rab-nya.
Ketika ia mengucapkan takbiratulihram, ia diingatkan bahwa Rabb-nya Maha Besar dari apapun.
Ketika ia membaca surat Al-Fatihah ia diingatkan bahwa setelah kehidupan dunia ada kehidupan akhirat. Ia juga diingatkan bahwa tak ada yang layak dijadikan tempat bergantung dan pertolongan selain-Nya.
Ketika membaca dua kalimat syahadat ia dingatkan lagi dengan identitasnya sebagai seorang muslim pengikut risalah Nabi terakhir Muhammad sallallahu alaihi wa sallam.
Salat itu punya tujuan yang sama dengan zikir. Dalam Surat Taha,
Seandainya seorang muslim memahami bacaan-bacaan salatnya, maka itu sudah cukup untuk jadi bekal imannya seharian.
Terkahir, setiap ritual yang disyariatkan dalam islam (salat, zikir, haji, dll) mewujudkan makna iman dan ubudiyah dalam diri manusia. Kemudian dalam bingkai iman dan ubudiyah tadi manusia merealisasikan tujuan utama penciptaanya yaitu memakmurkan bumi. Seperti yang diistilahkan oleh Dr. Abdul Majid An-Najjar: khilafat al ard ala minhaj al ubudiyyah. Dalam Surat Al-Anbiya,
"Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Aż-Żikr (Lauḥ Maḥfūẓ), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang salih."
"The Eavesdropper", Folio 47r from a Haft Paikar (Seven Portraits) of the Khamsa (Quintet) of Nizami of Ganja
Calligrapher Maulana Azhar
Poet Nizami
Painting by Unknown