Tumgik
#Nabi Muhammad SAW
hamdosana · 7 months
Text
"Rizq isn't just food or money. A sincere friend is also a form of rizq, a loving spouse, barakah in time, the peace of heart, a content family, all of this is a part of rizq."
2K notes · View notes
Text
This subject of corruption, tyranny and ruination by mankind has been presented in several places in the Quran, e.g. in (Surah At-Taubah, Ayat 126), (Surah Ar-Raad, Ayat 31), (Surah As-Sajdah, Ayat 21), (Surah At-Tur, Ayat 47). #LearningIslamTogether
Tumblr media
9 notes · View notes
chillinaris · 8 months
Text
Kenyang dan bersenang-senang di atas penderitaan makhluk Tuhan.
Demi SEMBAKO dan HEDON biadab menyiksa hewan.
Sabda Rasulullah ﷺ, “Terhadap yang mempunyai hati yang basah terdapat pahala.” (Diriwayatkan Ahmad dan Ibnu Majah).
Sabda Rasulullah ﷺ, “Siapa tidak menyayangi, ia tidak akan disayangi.” (Muttafaq Alaih).
Sabda Rasulullah ﷺ, “Sayangilah siapa saja yang ada di bumi, niscaya kalian disayangi siapa saja yang ada di langit.” (Diriwayatkan Ath Thabrani dan Al-Hakim).
8 notes · View notes
masjid-world · 1 year
Text
Tumblr media
43 notes · View notes
thehalalgirlofficial · 9 months
Text
REMINDER
tomorrow Monday, July 31 will be the 13th of muharram, which means the ayaame bidh (days of the full moon) fast will fall on:
✨ Monday, July 31
✨ Tuesday, August 1
✨ Wednesday, August 2
It was narrated that Abu Dharr ‏رضي الله تعالى عنهsaid: The Messenger ﷺ of Allaah ﷻ said to me: “If you fast any part of the month, then fast the thirteenth, fourteenth and fifteenth.”
Narrated by al-Tirmidhi (761); al-Nasaa’i (2424).
This hadeeth was classed as hasan by al-Tirmidhi, and al-Albaani agreed with him in Irwa’ al-Ghaleel, 947.
4 notes · View notes
ayosenyum · 9 months
Text
Ayok baca sholawat!
Biar cinta Nabi Muhammad SAW. kita dapat❤️
۞اللهم صل على سيدنا محمد وعلى ال سيدنا محمد۞
4 notes · View notes
rinaam-sblog · 10 months
Text
NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Sekularisme Pangkal Kesesatan | NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Sekularisme (aqidah yang memisahkan agama dan kehidupan) yang dianut dan diterapkan di negeri ini sesungguhnya adalah pangkal kesesatan. Dari aqidah ini lahir sistem demokrasi yang menjamin kebebasan (liberalisme). Di antaranya kebebasan beragama. Ini tidak ada masalah. Sebabnya, dalam Islam pun setiap orang bebas memeluk agama. Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk memeluk agama Islam. Allah SWT berfirman:
لاَ إَكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ
Tidak ada paksaan dalam memasuki agama (Islam) (TQS al-Baqarah [2]: 256).
Masalahnya, dalam demokrasi, kebebasan beragama tak hanya dipahami sebagai kebebasan untuk memeluk agama tertentu. Namun faktanya, demokrasi juga menjamin kebebasan orang untuk gonta-ganti agama, termasuk murtad dari agama Islam. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam) maka bunuhlah (HR al-Bukhari).
Demokrasi juga menjamin kebebasan bagi siapapun untuk menyelewengkan ajaran agamanya. Buktinya, munculnya ratusan aliran sesat, termasuk yang menistakan ajaran Islam, terkesan seolah dibiarkan. Belum lagi munculnya beragam pemikiran liberal yang juga sesat dan menyesatkan. Misalnya saja pemikiran tentang pluralisme agama, yang memandang semua agama sama. Juga pemikiran tentang toleransi beragama yang kebablasan, yang melahirkan sinkretisme (campur-aduk) agama seperti doa bersama lintas agama, dll. Semua seolah dibiarkan oleh negara atas nama demokrasi dan kebebasan.
Di sisi lain, sikap untuk berpegang teguh pada akidah Islam yang lurus, termasuk pada identitas Islam, keinginan untuk hidup diatur oleh syariah Islam secara kâffah, termasuk mengkaji dan mengajarkan ajaran Islam tentang Khilafah, acapkali dicap sebagai radikal, atau dikaitkan dengan radikalisme, bahkan dengan terorisme.
Alhasil, sekularisme yang melahirkan kebebasan (liberalisme) justru merupakan pangkal kesesatan. ========++++========
NEGARA WAJIB MENJAGA AKIDAH UMAT
Buletin Kaffah No. 299 (12 Dzulhijjah 1444 H/30 Juni 2023 M)
Akhir-akhir ini publik sedang dihebohkan oleh berita tentang Pondok Pesantren Al-Zaitun pimpinan Panji Gumilang yang berlokasi di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Banyak pihak menilai Al-Zaytun dan Panji Gumilang telah menyimpang dari ajaran Islam. Berita heboh dimulai saat beredar video pelaksanaan Shalat Idul Fitri di Al-Zaytun yang memperlihatkan adanya sosok wanita di shaf paling depan yang sejajar dengan shaf laki-laki. Video lainnya memperlihatkan Panji Gumilang mengucapkan salam di hadapan jamaahnya dengan ucapan salam yang diduga khas Yahudi. Ada pula cuplikan video ceramah Panji Gumilang yang mengklaim bahwa al-Quran bukanlah firman Allah SWT, tetapi ucapan Nabi Muhammad saw. yang berasal dari wahyu Allah SWT. Klaim ini terkonfirmasi juga saat wawancara eksklusif Panji Gumilang dengan SCTV baru-baru ini. Selain itu, dari berita yang beredar, Al-Zaytun dan Panji Gumilang disinyalir terafilisasi dengan NII KW-9 yang juga dianggap gerakan yang menyimpang.
Aliran Sesat di Indonesia
Di Indonesia, aliran sesat memang cukup banyak bermunculan. Sebagian ada yang hilang, namun kemudian muncul lagi dengan nama baru. Berdasarkan catatan MUI pada tahun 2016 saja sudah ada lebih dari 300 aliran sesat di Indonesia (Cnnindonesia.com, 2/1/2016). Di antaranya yang sudah resmi difatwakan sesat oleh MUI adalah: Ahmadiyah yang mentahbiskan pendirinya (Mirza Ghulam Ahmad) sebagai nabi; Lia Eden atau Salamullah yang didirikan oleh Lia Aminuddin, yang mengaku pernah bertemu dengan Malaikat Jibril; Al-Qiyadah al-Islamiyah pimpinan Ahmad Moshaddeq yang mengaku sebagai nabi; Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang dianggap meneruskan ajaran Al-Qiyadah al-Islamiyah; Kerajaan Ubur-ubur di Serang Banten; Puang Larang/Tarekat Tajul Khalwatiyah Syekh Yusuf Gowa. Adapun Al-Zaytun, meski sudah berdiri lebih dari 20 tahun, belum secara resmi dinyatakan sesat oleh MUI.
Pertanyaannya: apa kriterianya sebuah aliran dianggap sesat? Pada tahun 2007 MUI Pusat mengeluarkan rekomendasi/fatwa tentang 10 kriteria sebuah aliran dianggap sesat/menyimpang. Kesepuluh kriteria tersebut adalah: 1. Mengingkari salah satu dari rukun iman yang 6; 2. Meyakini dan atau mengikuti aqidah yang tidak sesuai dengan al-Quran dan as-Sunnah; 3. Meyakini turunnya wahyu setelah al-Quran; 4. Mengingkari otentisitas dan atau kebenaran isi al-Quran; 5. Melakukan penafsiran al-Quran yang tidak berdasarkan kaidah-kaidah tafsir; 6. Mengingkari kedudukan Hadis Nabi saw. sebagai sumber ajaran Islam; 7. Menghina, melecehkan dan atau merendahkan para nabi dan rasul; 8. Mengingkari Nabi Muhammad saw. sebagai nabi dan rasul terakhir; 9. Mengubah, menambah dan atau mengurangi pokok-pokok ibadah yang telah ditetapkan oleh syariah, seperti haji tidak ke Baitullah, salat wajib tidak 5 waktu; 10. Mengkafirkan sesama Muslim tanpa dalil syar'i seperti mengkafirkan Muslim hanya karena bukan kelompoknya (Republika.co.id, 26/10/2017).
Melindungi Aqidah Umat
Salah satu peran negara yang paling utama dalam pandangan Islam adalah menjaga dan melindungi aqidah/keyakinan umat Islam. Munculnya banyak aliran sesat di Indonesia jelas menunjukkan bahwa negara saat ini tidak hadir dalam menjaga dan melindungi aqidah umat Islam. Padahal aliran-aliran sesat itu telah memakan banyak korban dari kalangan umat Islam. Mereka banyak yang akhirnya tersesat/menyimpang dari aqidah Islam yang lurus, bahkan murtad dari Islam.
Mengapa negara terkesan tidak hadir untuk menjaga dan melindungi aqidah umat Islam? Tidak lain karena negara saat ini menganut dan menerapkan aqidah sekularisme. Sekularisme hakikatnya adalah aqidah sesat. Pasalnya, sekularisme adalah aqidah yang meyakini agama harus dipisahkan dari urusan negara. Dalam negara sekuler, negara tidak boleh campur-tangan dalam urusan keyakinan warga negaranya. Andai ada warga negara yang gonti-ganti agama/keyakinan, negara tak peduli. Negara pun tak akan peduli andai banyak Muslim yang murtad dari Islam, termasuk menganut aliran sesat.
Padahal dulu Rasulullah saw.—sebagai kepala negara—sangat tegas terhadap aliran yang menyimpang. Sebagaimana diketahui, dalam sejarah Islam, pernah muncul seorang yang mengklaim sebagai nabi (nabi palsu). Dia adalah Musailamah al-Kadzdzab (Musailamah Sang Pendusta). Nama aslinya Musailamah bin Habib dari Bani Hanifah. Berbagai cara dilakukan Musailamah untuk mengukuhkan posisinya. Salah satunya mengirimkan surat kepada Nabi Muhammad saw. Dalam surat itu, Musailamah meyakinkan bahwa dirinya adalah seorang nabi dan rasul Allah juga, sama seperti Nabi Muhammad saw.
Nabi Muhammad saw. kemudian mengirimkan surat balasan untuk Musailamah. Sebagaimana dikutip dalam Sirah Ibnu Ishaq, berikut surat balasan Nabi Muhammad saw.: “Dari Muhammad Rasulullah kepada Musailamah sang Pendusta. Keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang mengikuti petunjuk (QS Thaha: 47). Sungguh bumi ini adalah milik Allah. Allah mewariskan bumi ini kepada siapa saja yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa." (Ibnu Hisyam, Sîrah Ibnu Hisyâm, 2/601).
Peristiwa itu diperkirakan terjadi pada akhir tahun ke-10 Hijrah. Namun demikian, balasan surat Nabi Muhammad saw. itu sedikitpun tidak mengubah keyakinan dan semangat Musailamah untuk menyebarkan ajarannya. Bahkan ‘dakwah’ Musailamah semakin aktif setelah Nabi Muhammad saw. wafat. Akibatnya, propaganda yang disebarluaskan Musailamah itu mempengaruhi stabilitas pemerintahan Islam pasca Rasulullah saw., yakni pemerintahan Islam di bawah Khalifah Abu Bakar as-Shiddiq ra. Karena itu di bawah komando Khalifah Abu Bakar ra., pasukan kaum Muslim kemudian menumpas Musailamah dan pengikutnya dalam Perang Yamamah (12 H) (Al-Mubarakfuri, Ar-Rahîq al-Makhtûm, hlm. 416).
Sebetulnya, selain Musailamah, di era pemerintahan Islam, khususnya masa Khulafaur Rasyidin dan era setelahnya, masih banyak orang yang menyebarkan aliran sesat/menyimpang. Rata-rata mengklaim sebagai nabi. Mereka sebelumnya adalah Muslim, lalu menyimpang dari ajaran Islam. Disebutkan dalam Nihâyat al-'Alam karya Muhammad al-'Arifi bahwa selain Musailamah, ada beberapa nabi palsu yang hidup pada zaman Rasulullah saw. dan para khalifah sepeninggal beliau. Semuanya diperangi oleh negara, tentu setelah sebelumnya mereka diminta untuk bertobat dan kembali ke dalam pangkuan Islam, tetapi mereka menolak.
Sekularisme Pangkal Kesesatan
Sekularisme (aqidah yang memisahkan agama dan kehidupan) yang dianut dan diterapkan di negeri ini sesungguhnya adalah pangkal kesesatan. Dari aqidah ini lahir sistem demokrasi yang menjamin kebebasan (liberalisme). Di antaranya kebebasan beragama. Ini tidak ada masalah. Sebabnya, dalam Islam pun setiap orang bebas memeluk agama. Setiap orang tidak boleh dipaksa untuk memeluk agama Islam. Allah SWT berfirman:
لاَ إَكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ
Tidak ada paksaan dalam memasuki agama (Islam) (TQS al-Baqarah [2]: 256).
Masalahnya, dalam demokrasi, kebebasan beragama tak hanya dipahami sebagai kebebasan untuk memeluk agama tertentu. Namun faktanya, demokrasi juga menjamin kebebasan orang untuk gonta-ganti agama, termasuk murtad dari agama Islam. Ini jelas bertentangan dengan ajaran Islam itu sendiri. Rasulullah saw. bersabda:
مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
Siapa saja yang mengganti agamanya (murtad dari Islam) maka bunuhlah (HR al-Bukhari).
Demokrasi juga menjamin kebebasan bagi siapapun untuk menyelewengkan ajaran agamanya. Buktinya, munculnya ratusan aliran sesat, termasuk yang menistakan ajaran Islam, terkesan seolah dibiarkan. Belum lagi munculnya beragam pemikiran liberal yang juga sesat dan menyesatkan. Misalnya saja pemikiran tentang pluralisme agama, yang memandang semua agama sama. Juga pemikiran tentang toleransi beragama yang kebablasan, yang melahirkan sinkretisme (campur-aduk) agama seperti doa bersama lintas agama, dll. Semua seolah dibiarkan oleh negara atas nama demokrasi dan kebebasan.
Di sisi lain, sikap untuk berpegang teguh pada akidah Islam yang lurus, termasuk pada identitas Islam, keinginan untuk hidup diatur oleh syariah Islam secara kâffah, termasuk mengkaji dan mengajarkan ajaran Islam tentang Khilafah, acapkali dicap sebagai radikal, atau dikaitkan dengan radikalisme, bahkan dengan terorisme.
Alhasil, sekularisme yang melahirkan kebebasan (liberalisme) justru merupakan pangkal kesesatan.
Pentingnya Berpegang Teguh pada al-Quran dan as-Sunnah
Di antara dampak buruk sekularisme yang diterapkan di negeri ini adalah menjadikan banyak kaum Muslim tidak lagi berpegang teguh pada agamanya. Mereka tidak lagi berpegang teguh pada al-Quran dan as-Sunnah. Akibatnya, banyak kaum Muslim mudah tersesatkan dari agamanya. Padahal Rasulullah saw. telah menegaskan, saat berkhutbah pada Haji Wada’:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّى قَدْ تَرَكْتُ فِيكُمْ مَا إِنِ اعْتَصَمْتُمْ بِهِ فَلَنْ تَضِلُّوا أَبَدًا كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Wahai manusia, sungguh telah aku tinggalkan di tengah-tengah kalian suatu perkara yang jika kalian pegang teguh niscaya kalian tidak akan tersesat selama-lamanya: Kitabullah dan Sunnah Nabi-Nya (HR al-Hakim dan al-Baihaqi).
Berpegang teguh pada al-Quran bermakna menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai pedoman hidup. Sikap ini meniscayakan antara lain: Pertama, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai rujukan (Lihat: QS an-Nisa’ [4]: 59). Kedua, menjadikan al-Quran dan as-Sunnah sebagai standar halal-haram, benar-salah, dan baik-buruk. Artinya, yang wajib dijadikan tolok ukur adalah apa saja yang diputuskan dan dinyatakan oleh al-Quran dan as-Sunnah (Lihat: QS asy-Syura [42]: 10). Ketiga, mengamalkan seluruh kandungan al-Quran dan as-Sunnah dalam seluruh aspek kehidupan (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 208).
WalLâh a’lam bi ash-shawâb. []
---*---
Hikmah:
Allah SWT berfirman:
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ اْلإِسْلاَمِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي اْلآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Siapa saja yang mencari agama selain Islam tidak akan diterima dan di akhirat dia termasuk orang-orang yang rugi. (TQS Ali ‘Imran [3]: 85). []
4 notes · View notes
sufimuda · 4 days
Text
MOOD, ISTIQAMAH dan AHIMSA
Abuyazid al Bisthami setiap malam membaca al-Qur’an dengan cara teramat unik, kaki di ikat di atas sementara kepala tergantung kebawah. Al-Qur’an di baca tanpa henti sampai darah keluar dari matanya, Ketika darah keluar barulah di berhenti membaca Qur’an. Abu Yazid telah hapal al Qur’an sejak umur 10 tahun dan kemudian melanjutkan cara membaca al quran seperti di atas, bukan lagi untuk menguatkan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
bantennewscoid-blog · 1 month
Text
Annie Schimmel dan Kanjeng Nabi Saw
Oleh: Sulaiman Djaya, penyair di Kubah Budaya Beberapa penceramah dan sebagian muslim memandang perayaan Mawlid Nabi saw sebagai bid’ah bahkan kesesatan, di saat mereka merayakan hari lahir mereka sendiri dan hari lahir anak-anak mereka. Padahal perayaan Mawlid Nabi Saw sejatinya adalah ungkapan syukur dan kecintaan kaum muslim yang merayakannya sebab datang dan hadirnya pemberi petunjuk dan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
jagungbakarudayana · 3 months
Text
Shalat adalah istirahat, shalat adalah hiburan.
Peristiwa Isra' Mi'raj terjadi dua tahun setelah wafatnya istri Rasulullah tercinta, yaitu sayyidah Siti Hadijah ra. Saat itu Rasulullah SAW bersedih dan kehilangan.
Allah SWT memperjalankan Rasulullah SAW dari Masjidil Haram (Mekkah) ke Masjidil Aqsa (Palestina) kemudian naik ke Sidrotul Muntaha untuk diberikan hadiah yaitu Perintah Shalat 5 Waktu.
Betapa Shalat adalah hadiah dari Allah SWT untuk menghibur hambaNya yang sedang bersedih. MasyaAllah.
Shalat adalah istirahat, bagi hambaNya yang lelah, jenuh, dan penat dengan urusan dunia.
Maka bagaimanapun kondisimu, dirikanlah Shalat.
Maha Suci Allah dengan segala firmanNya.
0 notes
Text
Washiyatul Mustofa
Tumblr media
Washiyatul Mustofa ialah sebuah risalah yang menghimpun wasiat-wasiat Nabi Muhammad SAW untuk umatnya. Karya ini disusun oleh Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki Al-Hasani, seorang ulama terkemuka dari Maroko. Bagi umat Islam, Washiyatul Mustofa memiliki signifikansi yang besar, karena mengandung panduan-panduan dari Nabi Muhammad SAW mengenai tata cara menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran.
Washiyatul Mustofa tidak hanya memberikan petunjuk tentang kehidupan pribadi, tetapi juga mencakup nasihat-nasihat berharga terkait dengan hubungan sosial, keadilan, dan moralitas. Kitab ini menyoroti pentingnya toleransi, kerja sama, dan kasih sayang dalam membangun masyarakat yang harmonis. Nabi Muhammad SAW melalui wasiat-wasiatnya memberikan landasan etika bagi umat Islam, mengajarkan nilai-nilai seperti kejujuran, kesederhanaan, dan kepedulian terhadap sesama. Dengan memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Washiyatul Mustofa, umat Islam diharapkan dapat menciptakan lingkungan sosial yang berlandaskan nilai-nilai moral dan spiritual yang tinggi.
Selengkapnya dapat anda baca disini : Washiyatul Mustofa
1 note · View note
hamdosana · 7 months
Text
"You are a form of someone's rizq, so take care of yourself and your imaan."
754 notes · View notes
Text
This subject of corruption, tyranny and ruination by mankind has been presented in several places in the Quran, e.g. in (Surah At-Taubah, Ayat 126), (Surah Ar-Raad, Ayat 31), (Surah As-Sajdah, Ayat 21), (Surah At-Tur, Ayat 47). #LearningIslamTogether
Is
9 notes · View notes
chillinaris · 9 months
Text
AJARI anak-anak kita tentang KEBAIKAN dan AKHLAK YANG BAIK.
2 notes · View notes
tessalationstation · 6 months
Text
Ramadan/Eid Al Fitr 2023
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
July 14th, 2023 11:29pm
1 note · View note
ukmonline · 7 months
Text
Teladan terbaik ada pada Rasulullah
Teladan dari Rasulullah dapat menuntun kita ke jalan kebenaran, menuntun kepada hidup yang tenteram dan damai, menuntun kepada kondisi sosial yang lebih baik. Mengenai teladan dan contoh yang baik pada diri Nabi, Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam surat al-Ahzab Ayat 21 :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا Artinya,
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Sumber: https://islam.nu.or.id/khutbah/khutbah-jumat-rasulullah-dan-kejujuran-inspirasi-mewujudkan-ketenangan-1yMZE
0 notes