Tumgik
#mbeeer
gadisturatea · 1 year
Text
“Berikanlah yang terbaik, maka Allah pun akan berikan kau yang terbaik. “
Ini adalah prinsip yang aku pegang selama ini. Dan setelah menikah, prinsip ini ternyata sangat berguna untuk keharmonisan rumah tangga. Niat yang berlandaskan karena Allah, berbuah pengharapan balasan hanya dari Dia Sang Maha Kaya dan Sang Maha Baik.
Anehnya, ketika kita hanya berharap balasan dariNya, malah Allah jadikan suami sebagai wasilah datangnya balasan kebaikan itu. Jadi terlihat seakan suami membalas kebaikan kita. Padahal Allah lah yang menggerakkan hatinya.
Masyaallah. Betapa indahnya jika kita bermuamalah dengan Allah. Tidak ada kecewa, tidak ada sakit hati. Semuanya adem, tenang, tentram. Karena hati hanya bersandar kepadaNya.
194 notes · View notes
mbeeer · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
Foto pertama waktu ide draft awal. Corat coret di karton.
Foto kedua adalah resep 3 bab terakhir sebelum ending. Akhirnya sebulan rampung juga bikin kerangka. Itu satu warna = satu karakter.
Sampai jumpa di buku selanjutnya.  Semoga kalian suka. 🙏🏻
as usual, membahas tentang orang-orang yang dikucilkan di masyarakat. Dipandang sebelah mata. 
127 notes · View notes
tulangrusukwaktu · 11 months
Text
Tumblr media
7 notes · View notes
capesamin · 1 year
Text
Belakangan ini lagi belajar ngerencanain surprise, maklum belum pernah benar benar sendiri dari mikirin, cari tahu, sampai eksekusinya 😅. Terlebih yang mau di surprise-in pun termasuk yang susah di buat kaget. Alhasil di surprise-in balik jadinya sampai mikir kok bisa gini jadinya 🙃
RaFa
7 notes · View notes
helloiminel · 1 year
Text
Malam itu malaikat menepuk pundakku. Aku menatapnya, dan dia justru tertawa meledek. Seakan dimatanya, doa-doaku selama ini tak lebih dari pameo belaka. Hal uzur yang patut ditertawakan.
Mungkin, dia sudah berkali-kali berkata, bahwa tak usah berharap terlalu banyak. Dan, aku pun bukan bajingan tengik yang melawan. Sesekali aku setuju. Namun, di depan kenyataan bahwa sekarang dia memilih seseorang yang ternyata bukan aku, rasanya anjing juga.
Doa yang aku sembunyikan dari lirikan mata malaikat itu, ternyata pada akhirnya hanya menjadi kepak sayap yang tak pernah berhasil terbang pada tujuannya. Dia serupa tisu untuk buang ingus. Dibuang di tempat yang tak lebih bacin dari keadaanku sekarang.
Segala juang, segala usaha, dan segala pencapaianku tak membuatnya melirik padaku sekalipun. Berkali-kali tertawa, menertawai diri sendiri. Ternyata, firasatku benar. Pada akhirnya, kau menerima cinta dari orang yang dulu kau bilang bukan siapa-siapa.
Malaikat menepuk pundakku sekali lagi.
Kali ini dia tidak tersenyum—seperti turut berduka pada doa yang tak berhasil dia sampaikan kepada Tuhan.
“Bagaimana? Bagaimana rasanya setelah berjuang sejauh ini, dan ternyata di matanya, tetap bukan kamu yang dia cari?”
- Brian Khrisna (The Book of Almost)
3 notes · View notes
friiieeennnddds · 2 years
Text
Pernah ada disaat diri yakin, diri bisa, diri mampu. Karena semua itu memang perlu usaha, kerja keras, semangat, dan kepercayaan. Dan itu berasal dari dalam diri itu sendiri. Membangun pondasi itu sendiri juga butuh perjuangan, tidak mudah pastinya.
Tapi, lingkungan disekitar, menentang dengan keras, membuat pondasimu cacat sedikit demi sedikit, mulai membuat diri bertanya-tanya. Ragu akan diri itu sendiri pun mulai terbit.
Apa benar diri ini bisa? Apa benar diri ini mampu? Diri ini itu sendiri apa? Diri ingin apa? Apa diri memang kuat? Apa diri sudah berjuang? Apa pondasi yang diri punya itu nyata? Apa yang diri lakukan? Dan banyak lagi pertanyaan-pertanyaan lainnya.
Pertanyaan yang tidak ada habisnya itu kemudian memakan diri secara perlahan-lahan. Jika ingin baik-baik saja, apa kiranya yang dapat diri lakukan?
6 notes · View notes
syafiraoctafiani · 1 month
Text
Tumblr media
KEMBALI
Kemarin, kulihat seorang wanita berdiri di lorong stasiun kereta
Dengan ransel yang terlihat usang di pundaknya
Berdiri dengan rona bayangan yang tak semua orang bisa melihatnya
Ia diam dalam sunyi, dengan gaduhnya cakrawala
Disini dan disana
Kulihat beberapa manusia berjalan, berlari, dan berlari lagi
Riuh sekali dengan panorama yang terasa sempit dalam megahnya dunia
Wanita itu tetap diam dengan imaji nya
Menatap dalam hampa seolah lupa bahwa ibu kota begitu riuhnya
Tanpa sadar, akupun tenggelam dalam diam bersamanya
Dalam emosi yang terasa dingin, menelanjangi ruang pikir yang hampa
Aku terkadang ingin tahu apa yang ia rasa
Tapi ternyata aku sudah lebih dulu mendalami apa yang dikira fatamorgana
Siapa ia?
Sosoknya adalah refleksi dari cermin raksasa di belantara dunia
Tertunduk dengan tangan memangku harapan dalam rapuh dan hancurnya kisah romansa
Yang telah dirajut dengan sutra
Lalu kemudian terbakar dan hanyut dalam realita
Cahaya semakin berlalu,
Gelap, gelap sekali
Dimana wanita itu? Apakah dia baik baik saja?
Bisakah ia berlari dalam gelap?
Tidak, ia tak sekuat itu
Aku mencarinya dalam riuh redam gemerlap
Dalam keheningan malam
Tersungkur
Jatuh
Dan terperanjat
Rupanya, aku pun tidak sama baiknya
Rupanya, aku lebih buruk darinya
Rupanya, aku diikat oleh sekat memoriku sendiri
Yang membelenggu seluruhnya
Sesak, sesak sekali
Kemana wanita itu pergi?
Aku masih akan tetap bermalam disini
Dalam lintas dimensi ini
Rupanya aku pun terbangun dari mimpi
Tapi rasanya tetap begini.
Kembali.
Ruang imaji, 210324
00:38
0 notes
pewdew · 4 months
Text
Tumblr media
4.5/5 - Sisi Tergelap Surga by @mbeeer
0 notes
setitikcerita · 8 months
Text
Yang tersisa
Kalau @/mbeeer punya baju yang tersisa. Aku pun juga sama. Ada satu sepatu mu yang masih tersimpan rapih di dalam kamar ku. Aku lindungi dalam kotak, agar tidak terkena bulu-bulu dari kucing ku. Iya, aku simpan sebaik-baiknya karna kamu alergi dengan bulu-bulu kucing.
Setiap lihat sepatu itu, aku merasa masih ada hadir mu di samping ku. Aku ingat betul kamu menyimpan sepatu mu di sini karna kita selalu ada agenda untuk olahraga sekedar jogging dekat-dekat rumah ku.
Kamu menyimpannya di sini, agar tidak repot banyak bawaan ketika kamu ingin bermalam di rumah ku. Aku tidak keberatan. Karna aku memang ingin.
Tapi, agenda itu belum terjadi, kamu sudah pergi dari samping ku. Lalu aku harus bagaimana sekarang? Apa harus aku kembalikan? Tapi nanti aku sepi.. sudah tidak ada kamu di sini.
Hanya sepatu mu yang bisa membuat aku berkomunikasi kembali dengan mu. Tapi aku bingung.. apakah aku harus menghubungi mu terlebih dahulu untuk mengembalikan sepatu itu? Atau aku kirim saja lewat jasa paket tanpa memberi tahu mu terlebih dahulu?
Karna sebenarnya sakit melihat pesan terakhir ku tidak kamu balas. Aku tidak mau jadi wanita yang terus menerus menghubungi mu.
Aku belum siap kalo ternyata memang kamu yang sudah tidak mau berkomunikasi lagi dengan ku.
Benarkah, kita akan kembali menjadi orang asing satu sama lain?
0 notes
bukanlovebird · 1 year
Text
Siapa sih yg gamau ketemu sama love of their lives. Gue juga mau. Secepat mungkin. Mgkn gue emg kurang beruntung ya, belum dipertemukan di akhir umur 20an ini. Beda kayak tmen2 sepantaran yg udh masuk jalur pelaminan dan bahkan punya kurcaci menggemaskan. Iri memang, tp emg org2 punya waktunya sendiri. Gue tetap mencari kok, kira2 dimana yah dia, gitu.
Tapi 20++ gue idup, pasti ada lah ya ketemu sama jodoh2 yang ternyata bukan jodoh, nah gimana tuh wkwkw. Mereka org2 yg gue ingin habiskan waktu bersama, tp ternyata waktu dan perasaan nipu gue. Sial. Tau gitu mending gue ga usah sedalam itu sama dia, tau gitu mending gue ga beliin dia ini itu juga, tau gitu gue gabakal mau jadi ojeknya lintas kotanya dia. Tau gitu gue juga gamau jauh2 malang jatinangor cuma buat pindah tidur doang, elunya ga nyamperin. Hadeh.
Tapi ya disisi lain kadang gue juga ga nyesel juga sih dg apa yg gue lakuin. Hal2 yg gue lakuin yg seperti sebuah pengorbanan, sebenernya bikin gue seneng juga, di setiap perasaan yg gue rasain, ternyata ada usaha dari gue untuk mendapatkannya. Karna gue masih merasa bahwa gue pasif banget dalam mengungkapkan perasaan. Ga bisa se lepas dan seluwes itu, dan pasti malu2 untuk menunjukkan kalau gue ada rasa nih sama dia. Jadi biasanya cuma nunggu si cewe yg mengindikasikan perasaan gue nyampe, cuma lewat telepati aja wkwkw. Tapi kalo udh pacaran, beda lah ya. Kalo gue udh tau doi emg ada perasaan ke gue, gue malah jadi all out attack no defense.
Bg mbeer, liatin lo ngeliatin foto masa lalu kek gitu. Gue juga ada loh, tapi ya di cuma di dompet, filenya udh ga ada lagi, ilang pas laptop hang yg keberapa juga gue lupa. Kayaknya momennya menyenangkan yah. Pengen masuk lagi ke momen itu, dimana ngobrol sama dia ga butuh timing, nyari topik ga butuh buku, bahkan emang dia yg pengen deket juga. Siapa yg gamau momen itu datang lagi, ygy.
Bg mbeeer, kalo lo emg ga dijodohkan sama dia, lo masih bisa menyukai pasangan lo nantinya seperti lo menyukai dia dulu ga? Hal2 yg lo rasain skrg itu ada cuma karna lo kesepian kan? Karna jodoh lo yg sbenernya blum dateng aja kan, dan mengingat kenangan sama dia itu cuma ngisi sisi melankolis lu aja kan? Iya kan ya? Tar kalo Tuhan mempertemukan lo dg tulang rusuk lo, lo ga bakal ngingat momen2 di foto itu lagi kan ya?
Bg mbeeeer. Gue seneng baca tulisan lo yg kayak2 gini tuh. Sisi kesepian gue berasa keisi. Ga kayak lo yg bisa ngubah hal itu jadi duit, gue cuma bisa nulis buat gue sendiri. Gapapa juga kok, im okay with it, dingin angin malam laut pulau burung cukup bikin gue seneng kalau gue prepare hoodie dari kosan, dan bikin gue mau nulis ini.
Tumblr media
0 notes
gadisturatea · 2 years
Text
Ketika kamu sedang gencar -gencarnya memohon kepada Allah agar segera dipertemukan dengan seseorang, di saat yang sama ada banyak istri di luar sana yang sedang merana karena rumah tangganya yang tidak bahagia.
Aku bukan ingin membanding-bandingkan derita. Hanya saja aku ingin kau menyadari, bahwa hidup ini sejatinya adalah ujian.
Belum menikah adalah ujian, sudah menikah pun ujian. Maka siapkanlah hati yang lapang untuk menerima setiap episode takdir dalam hidupmu.
198 notes · View notes
mbeeer · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
The Book of Almost EDISI 5 TAHUNAN!!
Bukuku yang paling sering bertengger di rak Best Seller sampai sekarang. Menceritakan tentang segala kisah-kisah keparatku yang selalu saja berakhir di kata hampir hampir.
Hampir menjadi sepasang kekasih. Hampir bersama. Hampir bahagia. Tapi pada akhirnya gagal juga.
Ada cukup banyak tambahan tulisan baru di buku edisi 5 tahunan ini. Salah satunya yang seperti ini. Judulnya Jirat, atau bahasa lain dari batu nisan.
Ditulis waktu keadaan lagi anjing-anjingnya.😤
Yuk kalian bisa pesan di: bit.ly/pesanbrian tulis sendiri aja di browser yaaak.
50 notes · View notes
tulangrusukwaktu · 1 year
Text
Tumblr media
8 notes · View notes
fitatamind · 2 years
Text
Sedang ditahap tidak ingin memiliki hubungan (baru) dengan siapapun, mencoba sekadar mengenalpun masih enggan. Aku tidak pandai bermain lakon, aku masih menjadi aku yang mencintainya. Orang yang memaksaku untuk pergi. Terdengar bodoh memang, tapi yang namanya mencintai itu tidak bisa dipaksakan, apalagi berpura-pura. Aku masih merindukannya, tapi sialnya aku tidak ada nyali untuk menghubunginya karna janji yang kubuat pada diri sendiri. Aku tidak mau lagi menyakiti aku yang sudah mencoba kemarin. Pada tuanku, maaf rindu dan rasa ini masih milikmu .. setidaknya sampai hari ini.
Pada akhirnya di hadapan keputusanmu itu, ada satu pertanyaan yang membekas di kepalaku dan tidak pernah hilang sampai sekarang.
“Aku bisa apa?”
- @mbeeer
0 notes
joyexe · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
sabrinacarpenter via instagram " @vanityfair 💗 "
70 notes · View notes
kaqurro · 3 years
Text
Ketika otak mengajak berkompromi dengan hati. Mencoba rasional dan tidak perlu ada yang di rasai. Wajah ini kuat untuk terlihat bahagia setiap hari. Mulut tersenyum, tertawa dan ceria. Mata? Tidak bertugas untuk membendung sedikitpun, karna tidak ada yang keluar disana. Hidung dapat normal untuk menyaring udara.
Aku tidak menangis dalam keramaian. Bukan! Aku tidak akan pernah menangis dalam kondisi apapun.
Sampai ketika, hati tergelincir dan menolak ajakan otak. Seolah memutuskan koneksi dan tidak ingin bergabung menjadi satu bagian dengan tubuh. Tidak menurut akan perintah. Mulut mulai bergetar, hidung berlendir, air mata mengalir. Mereka mengikuti hati yang tidak patuh pada tuannya. Otak pun sendiri, tidak ada yang mau peduli.
Untuk hati ayo berkompromi -it's enough
58 notes · View notes