Tumgik
#ruang
sleepy-bebby · 11 days
Text
Ruang volcano eruption
North Sulawesi, Indonesia
59 notes · View notes
discluded · 3 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
someone please help their poor child who is hanging on for dear life 😂
131 notes · View notes
womanonthehill · 3 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Awww
72 notes · View notes
Tumblr media Tumblr media
This scene! ☺️🥹🥺
65 notes · View notes
diksifaa · 3 months
Text
Berhentilah dari ratapan salah yang berkepanjangan. Sebab hidup memang berdampingan dengan kesalahan. Nyatanya, selalu ada ruang-ruang perbaikan di tiap kesempatan.
Menepilah sejenak untuk mendamaikan nurani yang terbelenggu dosa. Bukan berlari sejauh mungkin dari segala masalah yang telah tercipta.
Sebentar saja, jiwa hanya butuh hening. Berdiam diri dan merenungi tiap-tiap luka yang menganga, dan tiap perasaan bersalah yang menderita. Juga merombak hati dari desahan pilu yang kian menggerogoti seisi raga.
Pada akhirnya, hidup tetap dilanjutkan. Dan kita telah meraih penerimaan yang utuh, hati yang membaik, jiwa yang pulih, dan ketenangan untuk memperbaiki semua salah dan berusaha tak mengulanginya lagi.
~Faa
55 notes · View notes
andromedanisa · 6 months
Text
Ruang Mengeluh..
Apa yang akan kamu lakukan ketika kamu sudah berupaya memberikan yang terbaik untuk seseorang, namun seseorang itu tidak menghargaimu bahkan ia melakukan hal-hal yang membuatmu semakin merasa takut kepadanya.
Marah? Bisa jadi.
Takut? Ini pasti.
Iya, otomatis kamu akan merasa begitu takut dengan hal-hal yang ia lakukan. Kala upaya terbaikmu tidak dihargai, kamu mungkin bersedih. Namun kemungkinan kecewa dan takut itu kecil sekali. Berbeda jika ia sudah tidak menghargai upayamu dan ia melakukan hal-hal yang juga membuatmu takut, membentak misalnya.
Dalam ruang terkecilmu, kamu tanpa sadari akan merasa kecil dan kerdil untuknya. Merasa tidak pantas dengannya, merasa tidak bisa menyeimbangi langkahnya. kamu yang bahkan terlalu perasaan mendengarkan perkataan yang tidak baik, akan semakin merasa takut setiap kali ia berbicara. kamu akan kehilangan jutaan file kosa kata yang ada pada dirimu. kamu akan lebih sering membeku saat bersamanya, dan mungkin akan merasa bebas saat tidak dengannya.
Berkali-kali kamu bertanya kepada dirimu, akankah tetap berdiri bersamanya, berdiri di depannya, atau meninggalkannya dan mencukupkan diri melihatnya dari kejauhan dengan caramu. Namun kamu tidak pernah mendapatkan jawaban atas pertanyaanmu.
Lalu ketakutanmu kepadaNya semakin lama semakin besar. kamu menyimpannya sendiri dalam ruang yang telah kau sediakan dengan begitu lapang. "Nggak apa-apa semuanya akan membaik." Ucapmu berkali-kali untuk meyakinkan diri.
kamu memendamnya begitu dalam, dan tak membiarkan seorangpun masuk untuk sekadar bertanya, "ada apa?". kamu membiarkan dirimu hidup dalam ketakutan dengan terus menampilkan wajah yang selalu baik-baik saja. kamu memendamnya sendiri, tak pernah menguatkan kepadanya bahkan kepada orang lain terdekatmu.
Padahal, tak ada salahnya untuk mengeluh. Mengatakan dan menyatakan bahwa kamu sedang tidak baik-baik saja. Bahwa kamu butuh untuk ditolong. Namun kamu tidak membiarkan dirimu untuk mendapatkan pertolongan. Bahkan kepadaNya saja, kamu enggan untuk mengatakan.
Mengatakan bahwa kamu hidup dalam ketakutan bukanlah sebuah dosa. Manusiawi sekali jika harus mengeluh sebab lelah, sebab hal-hal yang tidak pernah berjalan dengan baik. Memendam semuanya dalam ruang tersendiri itu melelahkan, sayang. Maka izinkanlah dirimu untuk ditolong. Biarkan dirimu diselamatkan dari ruang yang kamu bangun itu.
Mengeluh, mengatakan keluhanmu, mengatakan bahwa kamu lelah, capek. Bukan sematah kamu butuh pengakuan saja. Melainkan agar perasaanmu lebih ringan, lebih tenang.
Jangan biarkan dirimu berjalan dengan kekosongan. Izinkan dirimu untuk merasa bahagia, dan tenang. Izinkan dirimu merasakan lebih banyak kasih sayang. Barangkali ini adalah cara Allaah menolongmu dengan mengabulkan pintamu yang selalu kamu pinta dengan menangis sekalipun tanpa kata-kata.
80 notes · View notes
kevinsetyawan · 1 year
Text
Ruang Imaji
Oleh : Kevinsetyawan
Tumblr media
Aku ingin bebas memelukmu dengan sangat erat seolah hari esok tak akan pernah tiba.
kita bisa bebas berbagi bercerita tanpa henti, bahkan kita bisa tertawa lepas mengingat hal hal yang telah lalu.
Indahnya malam itu, aku bisa terus bersamamu menatap jutaan bintang yang tengah berkilau di kelopak matamu, walau sebenarnya kutahu waktu sudah tidak berarti lagi untuk kita.
Tak ada lagi yang nyata selain dirimu seolah yang lain tak lebih dari kiasan fatamorgana belaka.
Suaramu bak senandung malam yang berhasil membuatku ingin menari dibawah sinar bulan.
Menyusuri jalanan setapak malam itu bersamamu sembari mencari peta kebahagiaan untuk kita terus beriringan.
Bersamamu aku merasakan hidup dalam keabadian didalamnya sembari tersesat dalam labirin kebahagiaan aku ingin berbisik dibalik telingamu seolah kita berjanji untuk tidak saling meninggalkan.
Rasanya aku ingin lagi kembali ke ruangan itu lagi dimana aku masih bisa bersamamu melihat senyumanmu dan kita masih bisa tertawa bersama.
Karna waktu tak bisa abadi jadi biarlah semua itu menjadi bagian dari ruang imajiku dengan kamu sebagai wujud yang tak pernah sirna didalamnya.
61 notes · View notes
esbatubulet · 20 days
Text
Ingatlah untuk selalu menyediakan ruang ikhlas di setiap harapan..
7 notes · View notes
muzantropic · 12 days
Text
Tumblr media
5 notes · View notes
guratpena · 1 year
Text
ruang
kadang yang disesali dari rasa adalah bekas saat ditinggalkan, meski ukurannya tergantung dari rasa itu sendiri.
ada rasa sederhana yang meninggalkan sepetak kenangan yang bahkan bisa ditertawakan begitu tangis mereda.
namun sedihnya, ada rasa yang lebih kompleks. yang meninggalkan ruang besar kosong. yang kemudian terus dibiarkan kosong.
kasihan.
14 notes · View notes
itsffah · 2 years
Text
Selamat tinggal, Nadir
Berapa hari yang telah kuhabiskan denganmu? Mungkin terlalu banyak sampai rasanya sulit tak memusatkan diri padamu. Sudah cukup ruang yang kamu hadirkan untuk membuatku terluka. Sudah cukup kamu beri pahatan yang pilu. Dan, sudah cukup aku mengharapkan hal yang semu.
Aku sudah mendapatkan reda dari kecewa paling dalam. Aku menemukannya dari untaian rasa syukur. Aku akan menikmati apa yang memang ditakdirkan untukku. Aku pikir, titik paling sempurna itu bahagia. Ternyata, aku melupakan bagian dari "menerima".
Nadir, titik tumbuh itu bagian dari diriku yang terluka. Biarkan saja semestinya. Tak perlu mengajaknya larut dalam kesedihan. Tak perlu memberi antusias pada patah yang keterlaluan.
Nadir, sudah ku cukupkan waktu untukmu. Terima kasih telah bersedia menampung banyak cerita. Mungkin, kita akan bertemu lagi. Tapi, aku akan memastikannya hanya sebentar.
Titik bertemu, 24 Agustus 2022
Iffah
17 notes · View notes
imnifit · 1 year
Text
Fase
Yang tidak kau dengar berkeluh, bukan berarti selalu tangguh.
Bisa jadi, ia sekadar tahu tempat untuk sebenar-benar jatuh.
Ia sekadar sadar ruang untuk mengaku rapuh.
Sebab adakalanya, yang ia butuhkan hanyalah sejengkal ruang untuk luka.
Di dalamnya, ia merayakan kecewa dengan cara-cara yang tak biasa.
Di dalamnya, ia mengambil cukup waktu untuk nelangsa.
Bukankah selalu tidak apa-apa untuk merasa tidak baik-baik saja?
Lantas kenapa kau minta ia selalu bahagia?
Pangkalpinang, November 2022
10 notes · View notes
surimaida · 2 years
Text
something wrong
ternyata proses sembuhnya luka lebih menyakitkan dari pada jatuhnya. Menyadari inilah jawaban dari do’a yang selama ini kupinta ternyata lebih sulit ketika meminta. Banyak hal yang telah sang pencipta kabulkan namun sempitnya hati seorang hamba terlalu sukar untuk menemukan maknanya, karena terlalu fokus pada apa yang diminta bukan pada jawabannya. “Allah memberikan apa yang kita butuhkan bukan apa yang kita inginkan” kalimat ini seharusnya sudah lama didengar namun pada kenyataannya sulit sekali untuk menerjemahkan pada kenyataan... untuk hal yang selalu kau idamkan biarkanlah dia pergi kawan, sadarlah kita hanya hamba yang kemampuannya terbatas namun memiliki Rabb yang maha mengetahui segalaNya. Ingat -ingat lagi bahwa boleh jadi kamu menginginkan sesuatu padahal itu buruk bagimu dan sebaliknya. Pahami itu!
terakhir... Kembalilah jangan buang waktu dan perhatianmu kepada selain Rabbmu 
16 notes · View notes
tipsseputarrumah · 2 years
Video
youtube
Hal Yang Harus Kamu Lakukan Saat Menata Ruang
Kunjungi Decorunic di 
Shopee : https://shp.ee/n3rz3m5 
Tokopedia : https://tokopedia.link/SKa21pJuQnb 
 ..................................... 
 IG : @decorunic.official 
Tiktok : @decorunic 
Website : https://decorunic.id 
Whatsapp : 0857-2817-2379
4 notes · View notes
miaow miaow
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
nong Cham with Apo
or
Khem with Ruang
48 notes · View notes
diksifaa · 4 months
Text
Tumblr media
Joeang & Roemah
Bak pejuang kemerdekaan, insan mencari makna, arti, atensi, pundi rupiah, puing pencapaian, gemerlap kedudukan, cuatan validasi, demi masa yang cerah dan mimpi yang nyata bernamakan kesuksesan.
Bak api yang menyala-nyala, insan jauh menerjang, mantap melangkah, melanglang buana, merangkai alur, lebih jauh, jauh, meninggalkan rumah, merapah, bahkan sampai ke negeri china.
Ditengah jalan, matanya nanar, memerah, menggenang, merindu peluk hangat, memutar kenangan, mengalir membasahi pipi. Namun tertawan oleh ingin yang lebih kuat, untuk membawa hadiah ketika pulang, ia tetap melanjutkan dan mengusahakan yang terbaik.
Pada akhirnya, bagaimanapun perjalanannya, hasilnya, mungkin gagalnya, berhasilnya, ceritanya, riangnya, sedihnya, kecewanya, rumah tetap menerima, tersenyum, mendekap penuh cinta, menunjukkan legawa. Padahal selama ini Rumah juga memendam renjana, namun rumah yang paling kuat merapal doa, mengukir tulus di langitNya, agar putra/putri kecilnya bahagia. Mereka yang Berpura-pura selalu dalam keadaan baik, menyembunyikan kecewa, menutupi peluh, merawat penuh kasih.
-
Maafkan putrimu yang belum memberikan senyuman yang banyak. Oo Allah guide me to be a better person, give them long live, bless our fams, until we meet in Your Heaven later.
~Faa, menulis dengan menangis
In frame : Sulung, Ayah, Ibu, Bungsu
#020124
4 notes · View notes