Tumgik
#diri sendiri
ichsanfath · 3 months
Text
Diantara alasan bekerja.
Selalu dibangunkan dengan pekerjaan, lalu mulai beraktivitas untuk bekerja. Perlahan namun pasti memudarkan alasan-alasan yang pernah muncul ketika tanda tangan kontrak bekerja. Kenapa begini dan begini. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan seperti ini. Diantara alasan untuk bekerja ada yang memilih karena waktu yang pas untuk bekerja dan diri sendiri, ada yang memilih karena lingkungan yang bertumbuh, ada yang memilih karena idealisme, ada yang memilih karena jarak tempuh dan jarak orangtua, ataupun karena nominal. Alasan itu semua adalah pilihan diri masing-masing.
Diantara alasan yang dipilih, prosesnya sulit kadang bikin galau juga, terlebih proses menerima kenapa harus ada disini begini dan begini, sampai pada akhirnya berada di satu titik menyadarkan kalau Allah tuh yang merencanakan jalan cerita ini, yang terbaik menurutNya. Kemudian dihiasi dengan kebaikan-kebaikan. Tinggal memilih mau melanjutkan kebaikan atau cukup saja demikian. Kadang gak sadar aja
Diantara alasan yang dipilih, seharusnya ada kesamaan. yakni sama-sama mendatangkan kebaikan. Kebaikan yang setidaknya untuk sendiri, syukur dapat bermanfaat untuk orang disekitar. Yang baik akan dipertemukan dengan yang baik, Begitu sebaliknya. Menyandarkan hanya satu alasan 'semua karena Allah' saja itu sulit, tapi yakin aja semua pasti ada balasan.
Karena ya siapa lagi yang bisa membalas semua yang kita lakukan kalau bukan Allah yang maha pemberi balasan.
39 notes · View notes
duniapetualangkata · 6 months
Text
Menjadi dewasa itu tidak semudah menjadi diri sendiri, menjadi diri sendiri itu seperti memakan buah simalakama. Ada menerima sikap kita dan tidak sedikit yang tidak menyukai kita. Menjadi diri sendiri itu kebanyakan makan hati. Karena kita tidak menjadi standar yang orang lain telah tetapkan. Menjadi diri sendiri itu adalah menjadi versi terbaik manusia tetapi tidak semua individu dapat beradaptasi dengan itu.
23 notes · View notes
sekadarnya · 2 months
Text
Kehilangan Diri Sendiri
Bismillah..
jika sebelumnya aku membahas tentang kita yg berubah dan berbeda itu tidak apa-apa, maka kali ini aku membahas tentang batasan kita berubah.
diambil dari kisahku sendiri yang baru saja tersadarkan bahwa kita berubah tetap ada batasan sebagaimana kita tetap tak kehilangan diri kita sendiri yang dulu.
seperti selalu berupaya mendekat diri kepada-Nya, berbuat kebaikan tanpa pikir panjang, dan selalu menerima segala keadaan yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
sekarang aku merasa kehilangan itu semua hanya karena aku tak bisa menolak orang lain. sekarang aku jadi berpikir, "oh ternyata, seni menolak ajakan orang lain itu harus ada juga ya..."
kita boleh jadi lebih pede, tapi tetep jangan sampai pede kita menjerumuskan diri kita sendiri ke kubangan buruk itu sendiri. kita boleh jadi aktif di kelas saat matkul, tapi tetap kasih kesempatan untuk teman yg lain agar bisa aktif juga.
selain itu, kehilangan teman pengingat juga semenyakitkan itu. aku bahkan sangat membutuhkan teman yang seperti itu. karena aku sadar jika aku kehilangan diri sendiri ketika aku diingatkan oleh temanku meskipun ia secara tersirat dan beda permasalahannya. Alhamdulillah, aku tiba-tiba kepikiran banget soal pernyataannya "kamu sekarang beda banget" dan aku mulai berpikir dan Alhamdulillah menemukan jawabannya.
tentu semakin dewasa, semakin merasa kita hidup sendiri-sendiri. tidak akan dicampuri urusan orang lain. senenarnya, pernyataan ini ada benarnya sih, tapi kalau kita cuek dan bomat sampai teman dekat kita terjerumus kepada keburukan, bukankah kita yang akan ditanya juga?
"Kenapa kamu tidak mengingatkannya padahal kamu tahu itu salah?"
aku juga belum bisa menjadi baik dan membaikkan orang lain, tapi masih berusaha sebisa aku menjangkau🙏
semoga bermanfaat🫶
anyway, selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H✨️
9 notes · View notes
vivisufi · 11 months
Text
Dalam perjalanan berjanjilah untuk selalu melibatkan Tuhan,
Segala hal yang mengecewakan memang akan datang,
Tapi kamu akan tetap tenang dan berujung menang dengan percaya Tuhan.
Kamu akan sampai pada puncak di mana kamu ingin memeluk tubuhmu sendiri,
Pelan membisikkan kata terimakasih karna bisa berdiri setelah sempat menginjak duri,
Ada rasa bangga pada diri karena tidak memilih memanjakan tubuh, selalu berupaya untuk sembuh.
Ada kenikmatan ketika kamu sadar betapa beraninya kamu mengambil resiko, beranjak dari zona nyaman, meninggalkan bangunan gelap meski sadar di luar mungkin lebih tidak menguntungkan, tidak ada yang bisa menjamin keindahan karna bisa lebih gelap bahkan ditambah basah kehujanan.
Selamat kamu hebat,
30 notes · View notes
yustrialubna · 10 months
Text
Kalau ditanya perihal siapa yang paling harus dimintai maaf. Nampaknya diri sendiri adalah orangnya. Betapapun menyakitkannya perkataan orang lain, acapkali tak pernah lebih menyakitkan daripada apa yang pernah terucap oleh diri.
Betapa habis-habisannya mengkritisi, merasa tidak aman sebenarnya buah pikir berlebihan yang dicipta sendiri.
Tak terhitung berapa kali merendahkan diri. Rasa-rasanya lebih mudah menyadari kelemahan dibandingkan kelebihan yang dimiliki.
Malam ini, mari jujur dan memeluk diri sendiri, seraya meminta maaf setulusnya dari hati. Sebab, siapa lagi teman yang lebih sejati jika bukan diri sendiri?
-
44 notes · View notes
nashmufblog · 7 months
Text
Bukan semesta yang banyak bercanda, tapi memang proses dewasa tidak pernah mudah badai yang datang, masalah yang tidak kunjung padam, selalu ada aku yang melewati itu sendirian. ya, menutup luka dengan tawa, mengganti air mata dengan senyum di wajah.
Sudah banyak perih yang ku lalui, peperangan batin dan banyak kekhawatiran yang selalu menjadi riuh dikepala, mereka pikir aku baik-baik saja, nyatanya dibalik rasa tenang, aku hampir gila menghadapi berbagai hal menyakitkan ini sendirian.
Entah perihal masa depan yang tampak harap harap cemas, perihal kebahagiaan orang tua karena harus dipaksa berpacu pada angka usia, perihal harapku memiliki seseorang yang bisa menjadi rumah disaat dunia tidak baik baik saja, dan lainnya yang tampak sulit diucapkan seperti air mata yang jatuh dibawah deras air hujan, dan kencangnya tangisan ditengah keramaian, tidak ada seorang pun yang menyadari bahwa luka ini kian membuatku menderita.
Terus berjalan dan menguatkan diri adalah satu satunya cara untuk tetap bisa bertahan, meski lelah, nyatanya memang hanya diri sendiri yang bisa memahami. tidak ada orang lain yang sehebat itu untuk mengerti.
Banyak dari mereka yang menawarkan tempat untuk bercerita "kalau ada apa apa bilang ya", ternyata mereka hilang. tampak seperti omong kosong. selalu berusaha menjaga perasaan manusia lain, tapi tidak ada satupun yang bertanya "pagaimana hari ini? ada cerita apa? kamu baik baik saja kan?"
Final chapter, aku terus tumbuh menjadi dewasa meski prosesnya menderita dan membuat luka, nyatanya pelajaran hidup tidak melulu dengan kata bahagia. terkadang perlu menangis untuk mencari versi terbaik diri.
Terlepas dari apapun itu, terimakasih untuk diriku sendiri, terimakasih karena selalu kuat ditengah banyak rasa kehilangan yang datang, ditengah harap yang masih belum terwujudkan. meski sulit mencari kata "tenang" diri ini mampu untuk terus bertahan hidup meski nyatanya sudah tidak ingin hidup.
10 notes · View notes
pastthelast · 11 months
Text
Kau tau jika hal yang dipaksa tak selalu baik. Tapi mengapa kau selalu memaksa sesuatu yang bukan kehendak kita dan juga bukan kemauan kita? Apa karena gengsi yang merasuki jiwamu? Sehingga kau memaksakan hal itu. Percaya nya lah pada Allah, Allah itu baik kok. Tidak akan menyulitkan hambaNya.
7 notes · View notes
gudangrasa · 1 year
Text
Tiba-tiba kepikiran. Gimana ya kalau kehilangan diri sendiri? Ini bukan tentang kematian.
Selama ini konteks kehilangan yang sering ada di tulisan-tulisan adalah tentang orang yang disayang, barang yang dimiliki atau hal apapun yang kita senangi tiba-tiba hilang dan tidak bisa lagi dimiliki. Diri kita sendiri gak pernah masuk dalam daftar-daftar itu, padahal hal yang terdekat adalah diri kita sendiri. Tanpa itu kita gak akan bisa dapatin apapun yang ada di dunia ini.
Mungkin akan ada jawaban. Ya, gak apa-apa kehilangan diri sendiri, daripada harus merasakan sakit karena rasa kehilangan. Tidak ada yang salah dari jawaban seperti itu, apalagi kalau harus merasakan sakit karena kehilangan orang tua. Tapi, bukankah kita akan terus bertumbuh bersama diri kita sendiri tampa ataupun bersama orang lain.
Kehilangan diri sendiri akan membuat kita tak tau lagi cara untuk hidup, melewati hari demi hari tanpa ada rasa bahagia, kita tak lagi bergairah untuk menatap hari esok.
Aku akan mulai untuk mencoba menyayangi diri sendiri, sebelum semuanya benar-benar terlambat.
Ratahan, 26 Maret 2023
11 notes · View notes
haimawar · 8 months
Text
Tumblr media
Gemuruh diatas langit
Suatu hari langit meminta kepada awan "awan, berilah sedikit air untuk membasahi kawasan sana, karena sepertinya kekeringan" awan pun mengerjakan apa yg diperintahkan nya langit itu, sambil bergembira ria, orang yg ada di penduduk itu senang karena merasakan hujan, seraya ada yg bilang "alhamdulillah hikmah hujan", "loh kok hujan sih, padahal kan aku mau ada urusan penting" Beragam ragam mereka bilang, bahwa apa yg penting dari pesan cerita ini?
Bukankah segala sesuatu sudah ada yg mengatur yaitu yg lebih kuasa atas kita, Allah, lalu mengapa terkadang kita masih saja tidak menerima pemberian dari Nya, bahwasanya langit diam tetapi ia menyaksikan apa yg telah kalian perbuat nya, bahwasanya bumi pun terlihat diam, tetapi ia juga menyaksian apa yg telah diperbuatnya itu.
Lantas mengapa harus khawatir?
Bukankah segala sesuatu sudah di atur oleh sang maha pencipta langit dan bumi.
4 notes · View notes
tirtabumi · 8 months
Text
Mengatur kepura-puraanku untuk baik-baik saja ternyata sesakit ini, mencoba menipu diri sendiri dengan luka yang lama. . . .
Ku kira aku sudah sembuh tapi lukanya nyatanya semakin mengangah sakitnya. . . .
Ku kira aku mulai baik-baik saja dan bukan apa-apa tapi ternyata aku ikut berperan di dalamnya . . .
Masih dalam proses memaafkan dengan mencoba melupakan. . . .
4 notes · View notes
maulanamibrahim · 8 months
Text
Belajar Pada Ketulusan
Hal yang berat saat kita menjalani sesuatu adalah karena ketidaktulusan kita dalam menjalaninya. Kita memahami bahwa banyak hal yang tulus membuat kita menerima dengan lapang dada. Bahkan tanpa beban sama sekali. Tapi menumbuhkannya juga tidak mudah. Perlu proses yang panjang dan perlu banyak untuk dipelajari. Masalahnya mempelajarinya tidak serta merta dapat dilakukan dengan instan. Perlu waktu yang tidak sedikit untuk melakukannya. Dengan banyak ketulusan kita dapat menemui setiap kenikmatan hal-hal yang kita jalani. Walaupun kadang tidak mungkin tapi dengan ketulusan semua akan menjadi indah.
Aku juga tidak sepenuhnya bisa. Aku juga masih banyak menelaah setiap hal yang ada, menemukan bagian mana aku bisa dengan tenang mengikhlaskan semuanya. Berusaha setulus mungkin dengan apa yang dijalani. Walaupun rasanya tidak mungkin bahkan berat sekali. Nyatanya kita lebih banyak khawatir dan tidak mengerjakan dengan setulus mungkin.
Aku tidak memahami tulus itu secara nyata. Tapi aku bisa merasakannya ketika aku jatuh cinta. Bagaimana dengan tanpa sadar aku tidak merasa terbebani dalam melakukannya. Semua hanya karena dirinya. Aku juga tidak paham dari mana itu datang. Tapi aku bahagia saja menjalaninya. Tanpa beban. Kini aku harus mulai dari banyak hal yang sering dijalani. Menjalani dengan tulus.
Tulus akarnya dari ikhlas. Maka menumbuhkan perlu banyak hal yang diabaikan. Tanpa merasa keberatan, tanpa merasa itu sebuah paksaan, tanpa merasa itu sebuah kewajiban. Walaupun nyatanya itu tidak mudah sama sekali. Aku juga sedang belajar makna tulus sebenarnya. Belajar percaya bahwa doaku apa pun kelak hasilnya diterima. Doa yang dilangit kan punya banyak jawaban. Tidak semua sesuai dengan keinginan kita. Semua adalah jawaban terbaik dari Allah untuk kita. Hanya kadang kita selalu takut bahwa tidak sesuai dengan harapan. Tidak sesuai dengan doa yang kita inginkan. Padahal sahabat saja bahagia bila doanya dijawab dengan berbeda dengan keinginannya. Karena itu jawaban terbaik dari Allah Yang Maha Tahu.
Lalu kenapa kita terus-terusan takut dengan jawaban doa kita. Jika doa adalah ibadah maka jangan takut untuk terus menerus memohon kepadanya dengan tulusa. Ketulusan tidak merugikan apa pun dari dirimu. Itu menenangkan dan membuat ringan setiap beban yang kita rasakan. Jadi mari belajar tulus adalam hal apa pun. Apalagi dalam menjalani tugas kita sebagai manusai menjadi khalifah. beribadah beramal sebagai bekal di Akhirat kelak. Semangat belajar ikhlas, selamat belajar tulus, selamat belajar.
3 notes · View notes
dinaandme · 1 year
Text
Relung “Mariana”
Laut itu cantik. Dari daratan manusia bisa melihat betapa eloknya gelombang naik turun. Menghantarkan angin sejuh, mengundang beberapa ikan moody untuk berlarian di permukaan. Itupun jika sedang beruntung dapat menyaksikannya. Adapun luas laut tidak pernah mengecewakan meski sering mendapat sapuan sampah dari daratan. Kelapangannya membuat pecinta lautan selalu betah untuk singgah melihat dari dekat. Bahkan banyak di tepian sana yang menikmati keindahan ekosistem yang masih terjaga. Namun, kesan “wah” tersebut mungkin dapat membuat seseorang tidak mengucap hal serupa kala sudah masuk ke bagian dalam. Tersebut “Palung Mariana”.
Manusia tidak bisa tinggal tanpa udara. Teknologi memutarbalikkan ketidaksanggupan menjadi apapun bisa dilaksanakan. Melalui proses yang tidak sebentar, manusia dapat memerintah ciptaan kecil berbasis teknologi pula untuk menjelajah tanpa kenal keluh kesah. Bukti tersebut dapat membuka cakrawala baru kala mengetahui jika laut terdalam pun bukan tempat yang cukup menyenangkan. 
Oh, ini bukan pantun, juga bukan puisi. Hanya mau mengingatkan saja. Kalaupun laut yang mengitari bumi ini punya sisi gelap, langit yang biru itu yang juga punya sisi gelap, mereka semua menyimpan keindahan. Menghapus ketidaktahuan menjadi pemahaman adalah anugerah. Lalu, gimana dengan relung yang satu itu? Yang sekarang berdiam di dalammu. Sering muncul ke permukaan wajahmu dengan wajah sendu. Terus? Bagaimana?
10 notes · View notes
arioagio · 1 year
Text
Diri sendiri.
Harus kuatin diri sendiri kalo jalan yang ditempuh gak sesuai harapan.
Harus semangatin diri sendiri kalo doa yang dijawab gak sesuai keinginan.
Yang bisa bantu diri kita sebenernya diri kita sendiri. Orang lain hanya bisa menasihati. Orang lain hanya bisa mendoakan.
Hidup kita ya hanya diri kita sendiri yang bisa mengendalikan. Semua keputusan untuk hidup kita hanya ada di kendali kita.
Apapun keputusan kita berharap itu adalah yang terbaik.
Amin.
3 notes · View notes
sazzadiyatan · 1 year
Text
Sejak aku memutuskan melakukan hal yang cukup berani. Minggu ini pikiranku setengahnya aku habiskan dengan hal tersebut. Tentu ini salahku, jadi aku harus sibuk bekerja hingga tak ada lagi waktu memikirkan itu. Dan Allah mendukungnya, Minggu yg akan kulewati besok dipenuhi oleh tumpukan tugas. Menjadi penguji, mempersiapkan sertifikat, mendesain acara, menjadi sekretaris panitia dan banyak lagi.
Mungkin ini rencana Allah agar aku tetap fokus di hidupku, namun aku juga berharap segera ku dengar keputusan tersebut. Mudahkan ya Allah, wakafa billahi syahidaa.
Gresik, 29 Januari 2023
Sazzadiyatan
5 notes · View notes
srifafa · 2 years
Text
Terkadang kita lebih mendengar suara orang lain dibanding suara terdalam hati yang berbicara murni.
Pada akhirnya saat kita terjerumus kita mengharapkan pembenaran atau mencari teman untuk membenarkan sesuatu yang tak sebenarnya benar.
15 notes · View notes
vivisufi · 2 years
Text
Apakah hari-harimu terasa sibuk?
Coba cek seberapa banyak tugas yang menumpuk?
Atau hanya pikiranmu saja yang sibuk?
Iya, sibuk memikirkan hari esok dan resikonya
Hay kamu boleh bekerja keras
Tapi jangan lupa menikmati hasil kerja kerasmu
Cerdaslah untuk dirimu sendiri
Investasi terbaik adalah upaya menjaga diri untuk tetap sehat dan waras
12 notes · View notes