Tumgik
dream--something · 3 years
Text
[20/30] Diploma?
Day 20: How important you think education is
Edukasi, dalam konteks yang lebih umum, menjadi memiliki arti yang sangat luas. Secara garis besar, jika kita menilik arti edukasi secara harafiah yaitu pendidikan (or at least it is what KBBI said), aku merasa edukasi menjadi sangat penting. Edukasi (atau selanjutnya kita sebut dengan kata lain pendidikan) sangat penting bagi semua umat manusia. Tetapi yang perlu digaris bawahi disini adalah yang penting adalah edukasi itu sendiri.
Edukasi bisa berarti sangat luas, dari pendidikan tentang bagaimana seseorang mengetahui hasil perhitungan dari 2+2 hingga tentang bagaimana seseorang hendaknya berperilaku dalam masyarakat. Semua melalui proses pendidikan. Berapa lama pendidikan itu? Entahlah, bahkan banyak yang bilang bahwa proses belajar adalah proses seumur hidup. 
Tetapi, jika konteks disini adalah pendidikan formal. Menurutku pendidikan formal menjadi penting dan tidak penting, terutama jika konteksnya adalah universitas dan gelar. Di satu sisi, pendidikan formal akan memberikan diri kita sebuah “gelar”, sebuah “titel”, sebuah tanda bahwa kita telah menyelesaikan “standar pendidikan” dari sebuah negara. Sedangkan di sisi lain, apakah standar tersebut bisa menjadi nilai manusia yang hakikatnya berbeda-beda? Baik dari segi manapun, manusia merupakan individu yang unik. Lantas, dengan keunikan tersebutlah muncul sebuah “penyimpangan dari standar” yang nyatanya bisa saja berhasil.
Jadi kesimpulannya? Pendidikan itu penting. Bahkan belajar adalah proses seumur hidup. Tapi pendidikan formal? Tergantung.
2 notes · View notes
dream--something · 4 years
Text
[19/30] What is Respect, anyway?
Day 19: Disrespecting your parents
First of all, I think it is a big no. Tulisan ini akan sedikit banyak dipengaruhi oleh kultur kehidupanku yang berasal dari Indonesia. Dan sedikit disclaimer bahwa ini hanya pendapat subjektif dan tidak berlaku terhadap semua kasus orang tua. 
Sosok orang tua adalah sosok “guru” pertama kita sejak kecil. Percaya atau tidak percaya, saya merasa bahwa sekitar 75% prinsip nilai yang ada di dalam diri saya tertanam oleh orang tua baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Artinya orang tua punya kewajiban yang tinggi untuk membentuk nilai atau value seorang anak agar bisa setidaknya sesuai dengan jalan pemikiran orang tuanya. Memang menjadi munafik ketika kita berkata bahwa “semua orang tua mau yang terbaik untuk anaknya” sedangkan dalam beberapa kasus definisi terbaiknya adalah sesuai dengan jalan pemikiran orang tuanya. So I’ll leave it like that.
Sejujurnya ketika saya merefleksikan diri saya, banyak hal-hal yang saya kagumi dari sosok orang tua. Sesederhana bagaimana caranya saya bisa memegang sendok, ataupun sesederhana bagaimana caranya saya bisa merapikan pakaian. Kalau dilihat secara lebih kompleks, mungkin saya akan kagum tentang bagaimana orang tua saya mendidik saya untuk berperilaku agar bisa “diterima” di masyarakat. Diterima disini lebih ke dalam arti berbuat sesuatu yang baik di masyarakat. Saya mengagumi hal-hal yang sudah orang tua saya lakukan terhadap saya.
Memang meskipun tidak semuanya hal baik. Dalam arti pada akhirnya ada bagian dari diri kita yang kita bentuk bertentangan dengan orang tua kita karena kita menilai hal tersebut lebih baik. Namun jika ditarik ke dasar, penilaian tersebut ada karena ada orang tua kita sebagai “pembanding”. Sehingga hal inilah yang saya katakan secara tidak langsung dibentuk oleh orang tua.
Namun, saya juga tidak menyangkal bahwa ada beberapa kasus yang membuat orang tua tidak pantas diberikan respek. Contoh sederhananya adalah ketika orang tua tersebut tidak memberikan kewajiban dasarnya sebagai orang tua (menelantarkan anak misalnya). Tentu respek akan sulit diberikan dalam kondisi seperti itu.
Kesimpulannya adalah menurut saya respek itu penting diberikan jika memang orang tersebut pantas untuk diberikan (dalam hal ini orang tua). Respek terhadap orang tua memang penting dan jika mungkin harus diberikan sebesar-besarnya.
0 notes
dream--something · 4 years
Note
i enjoy your writing. eventhough i dont know you, reading your thoughts and reflection give me a glimpse about what kind of person you are; on another hand, it's also offer me a window to look inside myself and do some questioning. reading this blog made me feel like following a guided meditation. keep writing. i wish you well and happy.
No way..... You really don’t have any idea how surprised (and happy) I am to actually see someone using this. Thank you really for your kind comment. I am sorry for the lack of writing actually. Thank you, and I hope you well and happy too.
0 notes
dream--something · 4 years
Text
[18/30] Journey’s Song
Day 18: Your beliefs
First of all, I am sorry this writing is suspended for about.. idk 4 months? But it’s been a long time.
Jadi sebaiknya tanpa berlalu lebih lama kita lanjutkan saja penulisan ini. Berbicara soal kepercayaan (belief) tidaklah mudah. Hal itu karena kepercayaan terdiri dari berbagai macam aspek. Menurut saya pribadi, kepercayaan terbagi menjadi beberapa hal: kepercayaan spiritual (spiritual belief), kepercayaan terhadap sesuatu yang menjadi acuan dalam kehidupan (yang biasa kita sebut dengan subjective value), maupun kepercayaan-kepercayaan lainnya. 
Dalam konteks ini, izinkan saya berbicara mengenai beberapa hal yang saya percayai. Ketika berbicara soal spiritual beliefs, tentu saja ini akan lebih mudah karena I’m a Catholic. Yang artinya kepercayaan saya secara spiritual adalah kepercayaan yang dianut oleh Gereja Katolik. Otomatis, cara saya berdoa, cara saya mempercayai Tuhan, dsb sangat dipengaruhi oleh gaya gereja Katolik. Jadi memang kepercayaan saya adalah Katolik.
Tetapi jika berbicara soal kepercayaan subjektif atau nilai-nilai yang dianut secara subjektif, ini akan menjadi lebih sulit karena berbicara soal nilai yang dianut secara pribadi akan lebih cepat berubah seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya pengalaman. Contoh sederhananya adalah begini. Saya dulu percaya bahwa cara orang peduli itu harus sesuai dengan cara saya peduli dengan orang lain. Namun seiring berjalannya waktu, saya sadar bahwa orang bisa peduli dengan caranya masing-masing. Hal ini merupakan contoh kecil bahwa sebuah kepercayaan pribadi bisa berubah.
Selain itu, saya juga tidak percaya diri untuk bilang saya memenuhi atau mengikuti konsep kepercayaan diri saya seutuhnya. Hal ini sangat tergantung dan sangat perlu dilihat dari konteks lingkungannya. Saya percaya bahwa saya harus berbuat baik. Tapi pada kenyataanya, tidak semua hal yang saya lakukan baik ataupun dianggap baik oleh orang lain. Sehingga muncullah perspektif-perspektif yang macam-macam terhadap diri saya.
Jadi, sangat sulit untuk mendeskripsikan kepercayaan saya karena terlalu banyak. Mungkin akan lebih mendapatkan gambarannya jika kita bisa berbicara lebih dalam mengenai ini.
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[17/30] Bear with It
Day 17: Your highs and lows of this past year
I will be frank with this: this years is sucks. Setidaknya untukku. Terlalu banyak pengalaman menyedihkan yang tidak ingin kuingat-ingat kembali.
Jadi aku tidak mau terlalu banyak cerita mengenai hal ini. Sepertinya this 7 months that I went through is filled with ‘lows’. Jadi aku hanya berharap bahwa sisa tahun ini akan menyenangkan dan memberikan semangat baru bagiku.
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[16/30] Yours ≠ Mine
Day 16: Your views on mainstream music
Untuk bisa menggambarkan pandangan, kita harus berusaha menyamakan persepsi terlebih dahulu. Berbicara tentang mainstream memang menurutku sendiri multifaktor. Seperti apa musik yang dikatakan mainstream? Apa indikatornya? Bagaimana bisa sebuah musik masuk ke dalam kategori mainstream? Apa yang mempengaruhi musik tersebut hingga bisa membuatnya menjadi mainstream? Belum lagi jika kita menilik ke definisi mainstream sendiri yang terkesan tidak spesifik.
Salah satu fenomena yang menarik yang bisa membantu (tetapi belum tentu akurat) kita untuk mendefinisikan musik adalah media-media yang  mengkuantifikasi data-data terhadap sebuah musik. Sehingga banyak orang mengkategorisasikan musik yang mainstream adalah musik yang memiliki jumlah view atau pendengar yang banyak. Apakah itu definisi yang benar? Belum tentu juga. Karena setiap orang mendefinisikan musik dengan berbeda-beda.
Menurut saya, akan sulit untuk mendefinisikan sebuah musik yang mainstream. Tidak ada pandangan yang pasti. Tidak ada indikator yang spesifik dan umum untuk mengkategorikan sebuah musik. Musik adalah seni, dan seni adalah hal yang unik yang diciptakan oleh tiap individunya. Menurut saya pribadi sebuah seni tidak bisa dikategorikan menjadi sesuatu yang mainstream dan yang tidak. Sebuah seni dan impactnya akan berbeda-beda pada setiap individu, jadi akan sangat sulit untuk mengkategorisasi musik yang mainstream dan yang tidak.
Jadi pandangan saya terhadap musik mainstream? Tidak ada yang salah dari sebuah karya. Suka atau tidak suka akan kembali ke diri orang yang menikmatinya dan itu akan sangat subjektif dan tidak bisa disalahkan sepenuhnya.
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[15/30] Tumblr and Me
Day 15: Your favorite Tumblrs
Aku baru memiliki tumblr belum lama ini. Hal ini karena di negaraku selama ini situs Tumblr dilarang oleh pemerintah karena satu dan lain hal. Implikasinya adalah aku sendiri hampir tidak pernah bersentuhan dengan dunia Tumblr selama ini. Jadi akan sulit untuk menemukan Tumlbr paling favorit dalam waktu singkat selama aku berselancar disini.
So to keep it short: I don’t think I have any favorite Tumblr yet
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[14/30] Decision
Day 14: Your earliest memory
Ini kejadianku ketika aku ada di TK (yang lebih dikenal dengan sebutan PAUD sekarang).
Waktu itu, guruku memberikan kesempatan untuk bermain dengan mainan yang ada di belakang kelas. Jadilah kegiatan kami waktu itu adalah bermain. Kegiatan bermain untuk anak TK adalah hal yang lumrah. Mengingat usia kami masih sangat dini.
Setelah bermain, tentu saja ada kegiatan membereskan mainan yang harus dilakukan bersama-sama. Itu adalah aturan yang dibuat guruku yang jika aku refleksikan sekarang memiliki makna untuk menanamkan tanggung jawab untuk membereskan segala sesuatu yang telah kita mainkan.
Yang menjadi menarik adalah aku memutuskan untuk tidak ikut bermain karena aku tidak ingin membereskan mainan. Aku ingat persis pada waktu itu aku membawa buku cerita bergambar yang biasa dimiliki anak-anak. Saat teman-temanku mulai bermain di lantai, aku memilih duduk dan membuka buku cerita bergambar tersebut. Aku mulai membaca berulang kali walaupun aku sendiri kurang lebih sudah paham ceritanya. Guruku pun bertanya dan seingatku aku menjawab bahwa aku tidak akan ikut bermain. Guruku pun tidak masalah dengan hal itu. Dan akhirnya selama itu aku hanya membaca.
Ketika tiba waktunya untuk membereskan, teman-temanku membereskan mainannya dan aku hanya melihat mereka. Beberapa dari mereka kuingat bertanya mengapa aku tidak ikut membereskan mainan tersebut. Dan kujawab dengan mantap “kan aku tidak ikut bermain.” Guruku pun tidak masalah karena guruku tahu bahwa aku tidak ikut bermain sehingga tidak perlu ikut membereskan mainan tersebut.
Begitulah, dasar mager.
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[13/30] Wish and Hope
Day 13: Somewhere you’d like to move or visit
Tumblr media
This is the place I wish to move. Spanyol. Entah kenapa Spanyol memiliki daya tarik tersendiri. Berbeda dari tempat lain dan berbeda dari Indonesia tentunya. Spanyol memiliki sejarah historis yang cukup menarik dan kurasa akan sangat menarik bisa mengunjungi Spanyol untuk menetap disana. But I think there’s a big difference between hope and wish. So I’d just put it here. Dan inilah... Spanyol. Kota dengan segala keunikan tersendiri buatku. Bukan termasuk kota yang paling romantis, bukan termasuk kota yang terekspos banyak. Tapi this is anti-mainstream.
Tumblr media
(I really don’t know who take this pic. And this pic is not mine)
Ancol. Ga harus spesifik ancol sih, tapi menikmati waktu malam hari di luar rumah bersama orang lain akan sangat menyenangkan. Apalagi jika orang itu spesial buatmu. Kurasa salah satu tempat yang harus kukunjungi adalah tempat-tempat semacam ini. Tempat yang menyediakan ruang untuk saling berbicara dan menikmati suasana di malam hari. Aku butuh tempat seperti itu. Tempat untuk sekadar ‘melarikan diri’ dari kehidupan. So I really hope I can go here. I think I’ll enjoy it a lot.
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[12/30] Picture it Yourself
Day 12: Bullet your whole day
So this is it. Akan kugambarkan sedikit bagaimana hariku hari ini.
- Aku mengawali pagi dengan bangun pagi jam setengah 5 pagi karena terbangun - Kemudian aku terjaga sampai jam 9 lalu memutuskan untuk sarapan dan melanjutkan kegiatanku - Berikutnya aku hanya meratapi pilek yang menimpaku di hari ini dengan bersin-bersin - Jam 1.30 siang aku lapar, maka kuputuskan untuk memasak daging, sosis, dan bawang bombay dan kucampur dengan bumbu dari Korea. Ternyata daging pakai bawang bombay enak, selain itu ternyata perih ketika memotong bawang bombay. - Kemudian setelah makan aku ke tempat orangtuaku untuk mengambil makanan untuk adikku yang masih tertidur - Memesan tiket nonton film Spiderman: Far from Home - Tapi setelah itu tak lama akupun tertidur - Sebangunnya aku bersiap-siap untuk pergi makan malam dan nonton film bersama keluargaku - Nonton film Spiderman: Far from Home selama kurang lebih 2,5 jam - Pulang dan menulis ini
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[11/30] List Bermain
Day 11: Put your iPod on shuffle and write 10 songs that pop up
Sadly, I don’t have any iPhone or something that have playlist such as Joox or Spotify.
Hmm.. Bagaimana jika kuganti dengan 10 lagu yang belakangan ini kudengarkan? Kurasa itu juga cukup untuk menggantikan playlist acakku.
Baiklah, ini lagu-lagunya:
1. IZ*ONE - Up 2. IZ*ONE - Hey. Bae. Like. It 3. Jonas Blue ft. IZ*ONE - Rise 4. Wendy x Jung Jae Moon x Nile Lee - Have Yourself a Merry Little Christmas 5. Wendy - What if Love 6. IZ*ONE - Gokiyen Sayonara 7. Kenichiro Nishihara - Thinking about You (Illuminus Remix) 8. K-391 & Alan Walker - Ignite (ft. Julie Bergan & Seungri) 9. LANY - 13 10. Lauv - Paris in The Rain Bonus: - IU Piano cover by Shin Gi Won - Gfriend Piano cover by Shin Gi Won
Mostly memang lagu Korea, karena seperti di kisahku sebelumnya memang belakangan ini aku sedang tertarik dengan lagu Korea. Beginilah playlistku, mana playlistmu?
2 notes · View notes
dream--something · 5 years
Text
[10/30] There’s a First for Everything
Day 10: Discuss your first love and first kiss
My God, I will have an embarrassment while writing this. I hope the one who read it will not having a second-hand embarrassment.
Ketika ingin menggambarkan tentang cinta pertama, kurasa kita harus sama-sama memahami terlebih dahulu bahwa cinta itu subjektif dan berbeda-beda setiap pemahamannya. Selain itu, cinta juga ada berbagai macam jenis. Sehingga akan sangat sulit jika aku tidak berusaha mempersempit cinta yang ingin kugambarkan disini. Aku menggambarkan cinta disini sebagai cinta dengan romantic feeling dengan individu lain selain orang tua dan famili. 
Pertama kali aku tertarik dengan lawan jenis adalah ketika aku SD. Tertarik dalam arti ‘naksir’ atau suka. Tapi pertama kali aku memiliki status ‘pacaran’ adalah ketika aku ada di SD kelas 6/SMP kelas 1 (aku lupa tepatnya). Memang pacaran pada waktu itu adalah pacaran ala-ala anak SD. Saat bertemu saja malu-malu. Memang masa-masa kelabilan. Tapi begitulah masa laluku. I do think she is my first love after all. Aku belajar banyak tentang cinta dari situ meskipun kurasa apa yang kupelajari pun akan terus berubah seiring dengan perkembangan waktu.
Apa yang membuatku jatuh cinta? Kurasa karena sifatnya yang baik dan perhatian sehingga akhirnya membuatku merasa spesial.
First kiss. Now this is really embarrassing. Ciuman pertamaku adalah ketika aku SMA. Aku lupa antara kelas 1 atau kelas 2, namun aku yakin dan ingat bahwa ciuman pertamaku adalah saat aku SMA. Tempatnya? Di bioskop saat menonton film ‘Jack the Giant Slayer’.
Mungkin aku akan ceritakan sedikit kronologisnya. Jadi waktu itu aku dan mantanku sedang merayakan hari jadi bulanan (maklum masih SMA, jadi hal-hal seperti itu sangat penting untuk dirayakan. Namun aku lupa spesifiknya bulan ke berapakah itu) dengan menulis surat. Aku menulis surat kepada mantanku dan di surat tersebut aku memberanikan diri menulis salah satu harapanku adalah ingin mencium bibirnya karena selama masa berjalannya hubungan kami tersebut yang aku dan dia lakukan hanyalah mencium pipi dan berpelukan. Aku masih ingat betul aku sangat gugup ketika menuliskan surat tersebut.
Ia menjawab surat itu dengan SMS bahwa dia sendiri ragu untuk mengizinkan hal tersebut. Akupun tidak masalah dengan hal itu. Sehingga aku tidak terlalu memusingkan hal itu. Dan sampailah suatu ketika kami menonton bioskop bersama. Kami memang biasa nonton bioskop bersama, dan aku memang beberapa kali mencium pipinya (dengan sepengetahuan dan seizinnya tentu saja). Hingga pada saat itu ia memintaku menutup mataku dan akhirnya ia mencium bibirku dengan bibirnya.
Kurasa itulah pengalaman pertamaku. Dan karena itu pertama, masih kuingat sampai sekarang pengalaman tersebut. Intinya aku merasa sangat bahagia waktu itu. Aku ingat badanku langsung terasa panas karena bahagia bercampur gugup (mengingat itu bioskop). Tapi kurang lebihnya seperti itu.
Once again, hope all who read it don’t get second-hand embarrassment. Or worse, cringe.
ps. OMG I’m so embarrassed right now.
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[9/30] Happy, Please?
Day 9: How you hope your future will be like
The answer in this post is so simple: I just want to be happy. Aku mengakui bahwa aku bukan individu dengan perencanaan panjang yang baik. Aku lebih suka menghadapi masa kini dibandingkan mengejar apa yang ada di masa mendatang. Sehingga terkadang aku sendiri bingung ketika ditanya seperti ini.
Namun yang bisa kujawab adalah aku ingin bisa bahagia di masa depan. Meskipun sampai sekarang bentuk konkret dari kebahagiaan yang ingin kudapatkan masih kucari. Kebahagiaan untukku bukan hanya sekadar materi belaka, melainkan kebahagiaan diri secara fisik maupun mental. Kurasa kebahagiaan fisik akan mempengaruhi kebahagiaan mental begitupun sebaliknya.
Satu hal yang bisa kukatakan juga adalah aku berharap aku bisa menjadi sumber kebahagiaan bagi orang lain. Aku akan turut bahagia ketika melihat orang lain bahagia, apa lagi jika aku bisa terlibat baik secara langsung maupun secara tidak langsung dengan kebahagiaan orang lain. Kurasa itu akan jadi sumber kebahagiaanku juga sehingga akupun bisa turut berbahagia.
Jadi kuharap masa depanku diisi oleh banyak kebahagiaan yang bisa kudapatkan selama aku masih hidup
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[8/30] A Little Moment
Day 8: A moment you felt the most satisfied with your life
Sejujur-jujurnya saya bingung. Ketika diminta untuk mendeskripsikan momen yang membuat saya merasa puas dengan hidup saya, saya sulit untuk menyortir pikiran dan pengalaman saya. Saya merasa setiap pengalaman dalam hidup saya (baik atau buruk, pahit atau manis) membuat diri saya seperti sekarang ini. Saya mensyukuri hidup saya, meskipun saya tidak merasa hidup saya bukanlah hidup yang ideal. Tidak pula hidup saya bergelimang harta dan kemudahan, tetapi dari lubuk hati saya, saya sangat bersyukur dengan hidup saya.
Mungkin satu hal kecil yang bisa saya ingat saya merasa puas dengan diri saya adalah ketika saya pindah sekolah dari SD ke SMP. Saya bersekolah di SD Santo Yoseph yang terletak di Mangga Besar. Biasanya para siswa ketika bertolak dari SD ke SMP akan masuk ke SMP sekolahnya ketika sekolah tersebut punya SMP. Apalagi ketika sekolah tersebut punya SMA, otomatis banyak siswa dan orang tua yang tidak mau dipusingkan dengan pilihan sekolah.
Posisi saya adalah memilih antara masuk ke SMP Santo Yoseph atau pindah ke sekolah lain. Kondisi yang harus dipertimbangkan adalah SD saya tidak ada SMA. Dengan status sebagai ‘anak dalam’, saya hampir 100% diterima jika memutuskan untuk melanjutkan ke SMP Santo Yoseph. Meskipun konsekuensi dari hal itu adalah saya harus mencari SMA lain.
Orang tua pun membebaskan pilihan tersebut kepada saya. Saya pindah atau tidak akan didukung penuh, asalkan itu memang keputusan saya sendiri. Singkat cerita saya akhirnya memutuskan untuk pindah dan mencoba peruntungan ke SMP Kanisius. Saya bahkan lupa awal mula tercetus ide Kanisius, yang saya ingat adalah saya memantapkan diri untuk tes kesana. Kanisius hanya memiliki SMP dan SMA, praktis semua calon siswa yang ingin masuk SMPnya harus mendaftar dan mengikuti serangkaian tes.
Pendaftar SMP ketika saya mendaftar kurang lebih 800 orang dan yang diterima adalah sekitar 150 siswa. Dengan rahmat dan berkat Tuhan, saya merupakan salah satu dari sekitar 150 siswa tersebut.
Dari situ semua cerita SMP dan SMA saya dimulai. Mungkin momen tersebut adalah momen life changing buat saya. Saya di SMP dan SMA turut andil dalam membentuk saya yang sekarang, sehingga keputusan yang saya buat itu merupakan salah satu keputusan terbaik yang saya buat dalam hidup saya. Saya merasa saya tidak akan berkembang menjadi diri saya yang sekarang jika saya tidak mengambil keputusan tersebut.
Merasa puas dengan hidup tidak harus dari hal-hal luar biasa yang anda bayangkan, melainkan bisa saja dari keputusan yang kamu anggap tidak besar namun ternyata sangat mengubah hidupmu. Setidaknya, itulah yang saya rasakan.
1 note · View note
dream--something · 5 years
Text
[7/30] Zodiac? Really?
Day 7: Your zodiac sign and if you think it fits your personality
First thing first, saya tidak terlalu percaya dengan tanda-tanda zodiak. Salah satu landasan utama yang membuat saya tidak percaya dengan tanda-tanda zodiak adalah karena tanda tersebut tidak termasuk ilmu oleh Psikologi. Mengkategorisasi manusia menjadi 12 jenis (atau bahkan sekarang sudah ada zodiak ke-13) membuat manusia seolah-olah menjadi individu yang ‘sempit’ dan ‘mudah ditebak’. Padahal yang membuat unik manusia adalah personal differences dan keunikannya itu sendiri.
Saya termasuk individu yang percaya bahwa setiap individu adalah sosok yang unik dan tidak bisa dikategorisasikan sehingga saya tidak terlalu memperhatikan tanda-tanda zodiak. Tapi yang menarik adalah saya tidak menolak mentah-mentah zodiak. Hal itu karena zodiak sendiri didasari oleh hitung-hitungan astronomi yang ilmunya diluar kapabilitas saya. Jadi apakah tanda zodiak bisa dipercaya atau tidak semua kembali ke diri masing-masing.
Karena topik hari ini adalah mengenai zodiac sign, maka saya akan mengutip apa yang ditampilkan oleh https://www.astrology-zodiac-signs.com/zodiac-signs/gemini/ 
Strengths: Gentle, affectionate, curious, adaptable, ability to learn quickly and exchange ideas
Weaknesses: Nervous, inconsistent, indecisive
Gemini likes: Music, books, magazines, chats with nearly anyone, short trips around the town
Gemini dislikes: Being alone, being confined, repetition and routine
Surprisingly ada beberapa trait yang saya rasakan ‘masuk’ secara pribadi. Tulisan yang saya garis bawahi adalah beberapa trait yang saya anggap sesuai dengan diri saya
Kesimpulannya, zodiac sign mungkin memang bisa menggambarkan kepribadian seseorang tetapi saya sendiri masih kurang bisa mempercayai zodiak karena buat saya individu tidak bisa dikategorikan seperti itu 
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[6/30] 30 Shades of Me
Day 6: Write 30 interesting facts about yourself
Well, akan kubuat sebuah list tentang diriku yang mungkin tidak akan kujelaskan terlalu detail karena akan sangat panjang.
So this is me: 1. Percaya hipnotis. Pernah melihat langsung proses orang menghipnotis dan terhipnotis (tentunya bukan untuk alasan kejahatan)
2. Anak rumahan. Lebih suka liburan di Jakarta daripada harus keluar tanpa tujuan yang jelas
3. Pacaran terakhir waktu SMA kelas 1. Setelah itu sama sekali gapernah pacaran, sepertinya karena ga ada yang mau
4. Anak Psikologi tapi bikin skripsi temanya politik
5. Buat instagram hanya untuk keperluan magang, tapi setelah beberapa saat deact account karena merasa tidak nyaman dengan exposure di Instagram
6. Awalnya sebel banget sama Korea saat SNSD pertama kali booming, belakangan lagu Korea menemani hari-hariku
7. Juni 1996 (udah tua)
8. Pernah punya sabuk hijau Taekwondo (lebih tepatnya hijau strip biru)
9. Ga pernah mutusin pacar, tiap kali pacaran selalu diputusin
10. Biologi adalah mata pelajaran IPA yang paling tidak bersahabat buatku. Selalu remedial, bahkan kadang udah remedial masih ga lolos standar KKM
11. Jarang foto, tiap mau ganti profile picture pasti cari fotonya lama
12. Pernah jalan kaki dari sekolah ke rumah bersama teman-teman. Waktu itu lama perjalanannya kurang lebih 4-5 jam
13. 13 angka sial menurut tradisi orang Chinese, jadi di skip ya
14. Ga pernah download Tinder
15. 6 tahun sekolah menengah di sekolah yang isinya laki semua, jadi ga pernah ngerasain pacaran sekelas atau ngeliat temen-temen pacaran disekolah maupun di kelas (kecuali kalau lagi ada event sekolah)
16. Pernah ga lulus mata kuliah karena memilih tidur meskipun jatah absen sudah habis
17. Ga jago ngelucu
18. Ga ganteng dan ga pernah merasa ganteng
19. Pernah punya blog iseng bersama teman-teman SMA yang somehow sedikit eksis
20. Suka Arsenal awalnya gara-gara di PES dulu sering pakai tim North London
21. Ga suka sama Manchester United (MU) karena menganggap terlalu mainstream dan terlalu banyak teman yang mendukung MU
22. Pernah masuk peringkat 4 survey calon ketua BEM kampus, gara-gara diisengin sama temen-temen. Padahal ga ada minat jadi ketua BEM kampus
23. Kalau udah suka sama orang, kadang suka kelewatan. Harus berubah supaya orangnya jangan sampai ga nyaman
24. Kalau udah akrab sama temen kadang ngomong ga di filter. Ini juga harus diubah. Meskipun sekarang sudah lebih membaik (seharusnya).
25. Ga punya paspor sampai detik ini
26. Ga suka suasana club, terlalu berisik
27. Salah satu cita-cita kecil yang belum tercapai adalah ingin lancar berbahasa Jawa
28. Pernah ketauan main kartu di kelas saat SMP. Padahal yang main banyak, giliran hampir kepergok semua kartunya dimasukin ke kolong mejaku, alhasil akulah yang dipanggil guru saat itu. Teman-temanku luar biasa memang
29. Film bioskop pertama yang bikin nangis adalah film Wreck-it-Ralph
30. Bikin spreadsheet statistik piala dunia dan EURO, semoga 2020 masih berlanjut
Kurang lebihnya demikian, kalau penasaran/tertarik silahkan hubungi aja (pede mampus). Sekian.
0 notes
dream--something · 5 years
Text
[5/30] Read at your own Discretion
Day 5: A time you thought about ending your own life
[T/W: Suicidal Thought-kinda detailed]
The one that I will tell is about me in 8th grade. Saat kata orang lain sedang masa ‘mencari identitas diri’. Disaat itulah aku sempat berpikir bahwa identitas diriku adalah ‘ketidakhidupan’. Entah terlewat dewasa atau terlewat kekanak-kanakan, saat itu aku berpikir untuk mengakhiri hidupku.
Kalau diruntut ulang, kurasa ada beberapa faktor yang membuatku berpikiran seperti itu pada saat itu. Keluarga, pacaran ala-ala anak SMP, tekanan lingkungan, dan berbagai hal lainnya yang tidak atau belum kusadari sampai sekarang. Aku merasa hidupku tidak berguna. Aku merasa menjadi manusia yang sangat tidak berguna. Aku merasa dipermainkan oleh kehidupan. Intinya aku merasa sangat hampa dan kosong. Aku merasa bahwa aku sudah tidak lagi mau hidup di dunia. 
Beberapa kali pikiranku tertuju pada dapur tempat pisau-pisau berada. Menyayatnya pada pergelangan tangan atau menusuknya pada jantung meskipun aku tidak yakin terhadap letak persis jantung. Aku berusaha untuk mengakhirinya. 
Intinya aku merancang, tapi terlalu takut untuk mengeksekusi.
I don’t want to write a long story about this, but the point is: what I do is wrong. i do not suggesting it nor encouraging it. This is just a glimpse about my past. I do apologize if you sick of reading this and feel free to hate me. That’s why I emphasize my trigger warning and my title post.
Anyway if you have any suicidal thought, please contact psychologist or psychiatrist to help you get through it. Believe me, you will get through it. After all if I am still writing this, then you still have a bright road waiting for you to be explored.
I’m with you, even physically I’m not. After all we still are in the same universe
0 notes