Tumgik
#nikahi
sabrina25daisy · 1 year
Text
Perasaan Kita Berharga
Aduhai...
Wahai rindu yg tak kunjung lapuk...
Sampai kapan rindu tak berujung ini akan bertahan?
Kumohon Tuhan,, sekiranya sulit rindu ini untuk pudar,, maka izinkan, sampaikan lah segera pada tempat berlabuhnya...
Agar dengannya aku mampu memuja Mu, tanpa harus menoleh pada sesuatu yang tidak ditakdirkan untukku..
Agar dengannya aku memuja Mu, dengan khidmah terbaikku berperantara kekasihku...
Lelah aku dengan rasa ini, tapi bak candu tak bisa kutepi...
Kumohon Tuhan, sampaikanlah segera hatiku pada takdirku...
*terinspirasi dari kisah rindu dan patah hati dari salah seorang sahabatku
Ada hal yang kupelajari dari kisah sahabatku yang satu ini. Tentang kuat, tulus dan dalam perasaannya ketika mencintai seseorang. Untuk orang yang pernah mengalami mungkin akan mudah memahami dan memaklumi. Tapi, bagiku kadang masih sulit untuk memahami keukehnya dia mempertahankan perasaan itu.
Aku orang yang mudah tersentuh dengan kebaikan orang termasuk laki-laki, tapi itu bukan berarti aku pun mudah untuk merasa jatuh cinta kepada laki-laki tersebut. Kalau pun iya akhirnya aku merasa jatuh cinta, secara spontan pikiranku langsung memberikan tembok batasan. Mungkin wajar memang karena didikan dari kecil terkait bagaimana Islam mengatur pergaulan dengan lawan jenis. Tapi, disamping itu juga, menurutku ini soal menjaga perasaan sendiri dan perasaan orang lain.
Terus terang aku juga penikmat cerita romansa, dan menurutku setelah semua cerita yg kubaca, kudengar, atau pun kutonton. Perasaan antar seseorang itu pada dasarnya membutuhkan give and take dan untuk itu butuh pengorbanan di dalamnya. Dan ketika ada salah satu orang yg merasa tidak terpenuhi dari keduanya, ia akan mudah goyah. Sehingga, perasaan itu butuh Ikatan atau penyangga yg kuat agar dia kokoh. Meski dilanda badai kencang, ia tak akan mudah tumbang.
Diantara ikatan itu; ada ikatan keluarga atau kekeluargaan, ikatan persaudaraan, ikatan pernikahan, ikatan persahabatan, ikatan khitbah, ikatan pertunangan, ikatan pacaran (yah, termasuk lah), dll. Dan diantara semua tadi, ikatan pacaran itu adalah yg paling rentan dan sangat lemah. Bahkan ikatan ttm menurutku masih lebih kuat. Tapi, bukan brarti aku setuju stm/ttm ya, aku tim couple halal 😆.
So, lanjut... Aku merasa perasaan kita ini terlalu berharga, dan perasaan orang lain pun sama berharganya. Maka, jangan sampai perasaan yang berharga ini rusak karena ikatan yg lemah tadi. Entah, mungkin kita yg patah hati karenanya, atau orang yang patah hati karena kita. Dua-duanya terdengar menyedihkan bagiku.
Seperti halnya sahabatku. Disatu sisi aku takjub melihat betapa kuat dan dalam perasaan yang ia miliki. Di satu sisi juga aku iba dengannya dan geram dengan org yg membuatnya patah hati. Tapi, disatu sisi lagi aku merasa sudah resikonya ketika perasaannya itu sebelumnya terikat hanya sebatas ikatan pacaran.
Ketika perasaan sudah bertepuk sebelah tangan. Dan ternyata kita yg menjadi korbannya sulit mengontrol atau move on dari patah dan sakit hati. Tidakkah kita iba dengan perasaan kita sendiri? Meskipun, jika ternyata orang lain yg jadi korbannya, hatiku rasanya akan tetap sakit karena merasa bersalah telah menyakiti hatinya.
Alamat rindu yang minta berlabuh, tapi kini masih terus terombang-ambing. Sulit, bahkan tak boleh menepi atau meski sekedar singgah sejenak.
Hausnya perasaan minta ditegukkan, tapi tiada yg mau memberi. Ada pun yg mau memberi, tapi jika bukan dia, rasanya seperti diberi racun. Enggan untuk menerima.
Tapi, begitulah hati, siapa yg mampu menyangka. Ketika hati sudah jatuh dan buta, meski diberi penerang paling pelita ia tak akan peduli. Tetap gelap. Sampai ia sendiri yg membuka mata dan memilih pelitanya.
Untuk kamu atau pun kita yang masih sulit untuk move on atau membuka mata, semoga Allah berikan hidayah, kekuatan dan pelita untuk menuntun kita agar mampu melabuhkan hati yg berharga ini pada pelabuhan yang tepat. Aamiin. ❤️
Menurutku perasaan jatuh cinta itu memang terasa indah. Berbunga-bunga. Perasaan degub di dada yg bergejolak. Perasaan rindu. Perasaan gemuruh ketika tau ternyata diam-diam ia pun memiliki rasa yang sama. Sungguh itu memang terasa membahagiakan. Selayaknya bagaimana kisah romansa menggambarkan dalam sajak dan narasinya.
Tapi cukuplah sampai disitu. Cukuplah hanya jatuh cinta saja. Menyimpan perasaan indahnya ketika menyadari, ternyata aku mengagumi seseorang yang ada disana. Tidak berharap lebih, selagi belum ada pintu yang membawa pada ikatan yg kuat. Agar hati kita dan hatinya terjaga dari sakit dan patah, meninggalkan bekas luka yang mungkin akan sulit pulih dan diobati.
“Bagian terbaik dari jatuh cinta adalah perasaan itu sendiri. Kamu pernah merasakan rasa sukanya, sesuatu yang sulit dilukiskan kuas sang pelukis, sulit disulam menjadi puisi oleh pujangga, tidak bisa dijelaskan oleh mesin paling canggih sekalipun. Bagian terbaik dari jatuh cinta bukan tentang memiliki. Jadi, kenapa kamu sakit hati setelahnya? Kecewa? Marah? Benci? Cemburu? Jangan-jangan karena kamu tidak pernah paham betapa indahnya jatuh cinta.”― Tere Liye, Hujan
4 notes · View notes
askokussko · 2 years
Note
Bu pp bu bu buu xjxhxmxhxj harikasin kızımmm
bana kizim deme
2 notes · View notes
bantennewscoid-blog · 9 months
Text
Didesak Segera Nikahi Pacar, Pemuda di Kabupaten Serang Gasak Uang Nenek Angkat
SERANG – Alih-alih jadi menikah, pemuda berinisial SR di Desa Pasir Buyut, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Banten harus mendekam di balik jeruji. Ia nekat menggasak uang puluhan juta milik nenek angkatnya untuk biaya menikah. Pria berusia 23 tahun yang bekerja serabutan ini mengaku melakukan aksi pencurian lantaran desakan sang kekasih untuk segera menikah. Tanpa berpikir panjang, dia yang…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
borobudurnews · 1 year
Text
Rozy Mau Nikahi Ibu Norma Risma, Demi Hapus Dosa Perselingkuhan Menantu dan Mertua
Rozy Mau Nikahi Ibu Norma Risma, Demi Hapus Dosa Perselingkuhan Menantu dan Mertua
BNews–NASIONAL– Baru-baru ini masyarakat Indonesia tengah dihebohkan kasus perselingkuhan antara mertua dan menantu. Apalagi, Norma Risma selaku korban secara blak-blakan menceritakan kronologi kisah pilunya tersebut. Rozy Zay Hakiki, mantan suami dari Norma Risma telah melakukan perselingkuhan dengan orang terdekat Norma, yakni ibu mertuanya. Mirisnya, perselingkuhan itu berujung perzinahan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
jndmmsyhd · 8 months
Text
Menerima Kisahnya
Nanti, saat kamu menikah dengan seseorang, kamu tidak sedang menerima lembar buku yang kosong. Kamu akan mendapatkan seseorang yang sudah menulis begitu banyak catatan dan kisah, yang kamu baru akan benar-benar mengetahui kisahnya sesaat setelah akad terucap.
Pada kisah yang begitu menyedihkan, atau pada kisah yang begitu bahagia maka selalu siapkan hati yang lapang untuk menerimanya.
Sebab orang yang kamu nikahi adalah akumulasi dari masa kecil hingga ia dewasanya, bahkan sampai ia menemukanmu.
Tidak apa-apa, siapkan saja ilmu pernikahan dan mengelola rasa dalam berumah tangga. Kapan kamu harus menekan ego dan emosi, kapan kamu harus bersabar dulu untuk sesaat sebelum mengutarakan maksut dengan berbicara padanya.
Menerima kisah seseorang itu tidaklah mudah, terkadang ia jauh dari apa yang kamu harapkan, terkadang bahkan bertolak belakang dengan apa yang kamu bayangkan.
Sebab pernikahan itu menyatukan dan saling memperbaiki, kisah-kisah buruk dan hitam di masa lalu tidak perlu diungkap dan dibuka. Tutuplah serapat mungkin dan kubur sedalam-dalamnya, mulailah menjalani hari-hari dengan kebaikan yang penuh dengan keberkahan.
Andai kamu sedang menunggu seseorang yang datang padamu, maka siapkan ilmunya, perluas hatinya, dan mulailah melangitkan doa, agar apa yang kamu doakan senada dengan apa yang Tuhan takdirkan
Selamat malam, dariku yang tengah duduk di kereta menuju stasiun terakhir.
Gambir, 19 September 2023.
@jndmmsyhd
1K notes · View notes
kilasjejak · 21 days
Text
Menikah itu hanya mengubah setatus, tapi tidak dengan mengubah sifat asli seseorang.
Karena kita tidak tau bagaimana aslinya seseorang yang akan kita nikahi atau menikahi kita nanti, maka mintalah pertolongan pada Allah. Yang menggenggam jiwanya, yang tau bagaimana aslinya.
Jangan gegabah mengambil keputusan sendiri tanpa melibatkan Allah, fatal !!
341 notes · View notes
ulvafdillah · 1 year
Text
Terbuat dari apakah hati para lelaki?
Yang dengan mudah mempermainkan perasaan perempuan.
Yang dengan mudah menabur benih-benih janji namun berisi kepalsuan.
Terbuat dari apakah hati mereka?
Yang telah menikah, berkeluarga dan memiliki anak namun masih saja bermain mata di luar rumah.
Yang telah menikah dan dengan mudah berkirim chat mesra kepada selain istrinya.
Tidakkah ketakutan menyelimuti dadanya?
Perihal kecewa yang bisa hadir dari sorot mata perempuan yang ia nikahi dengan penuh perjuangan.
Atau perihal tatapan benci dari anak-anaknya yang mengetahui jika pemimpin keluarga mereka justru berlaku keji.
Terbuat dari apa hati mereka, para lelaki itu?
Yang memandang perempuan hanya sebatas pelampiasan nafsu.
Yang menilai perempuan hanya dari segi harta, tahta dan jabatan semu.
Yang menganggap bahwa nafkah seorang suami kepada istri hanya seputar isi perut dan hubungan biologis.
Terbuat dari apa hati para lelaki seperti itu?
Yang hadir di tengah-tengah rumah hanya pada saat perutnya keroncongan.
Atau ketika telah bosan bermain di luar selama seharian.
Yang mendatangi istri hanya saat ada keperluan.
Terbuat dari apakah hati para lelaki?
Yang dengan tega mengkhianati kepercayaan sang istri.
Yang dengan mudah ingkar janji.
Yang tak pernah sadar dan memahami bahwa hakikat pernikahan adalah perihal mengubah dan meninggalkan banyak kebiasaan.
Terbuat dari apakah hati mereka?
Yang telah dibersamai, dihormati, dilayani namun perihal menghargai dan memuliakan istri saja, mereka tak tahu caranya.
Mereka seolah buta, tuli dan mati rasa jika berkaitan dengan istri dan keluarga.
Mereka bekerja hanya untuk memenuhi tanggung jawab perihal nafkah berupa uang dan harta. Tapi pada hakikatnya mereka pelit, kikir dan perhitungan.
Terbuat dari apakah hati mereka? Para lelaki itu.
01.17 a.m || 30 Mei 2023
190 notes · View notes
auliasalsabilamp · 4 months
Text
Seseorang yang akan kita nikahi ialah mereka yang akan menjadi ibu atau ayah anak-anak kita.
Maka ini bukan hanya kriteria bagi diri kita pribadi, tapi juga kita tengah berupaya mencari sosok terbaik yang membangun madrasah peradaban ke depannya nanti. Maka tanggung jawab pengasuhan hakikatnya bukanlah dimulai saat sang anak lahir, tapi jauh bermula saat kita memilih pasangan siapa yang akan menjadi ayah atau ibu dari anak-anak kita nanti.
26 notes · View notes
journal-rasa · 6 months
Text
Cinta pertama, bukan ketika kau merasa jatuh cinta pertama kali. Tapi cinta yang membuatmu benar-benar takut kehilangan seseorang.
Cinta terakhir, bukan ketika kamu memutuskan menikah. Tapi cinta yang membuatmu menemukan dirimu sendiri. Cinta yang membuatmu merasa cukup, dan berhenti mencari pada orang baru.
Beruntunglah orang-orang yang cinta pertamanya sekaligus cinta terakhirnya sekaligus orang yang mereka nikahi.
31 notes · View notes
milaalkhansah · 2 months
Text
i know what i want dan who i need
Aku gak akan bohong, kalau selama masa single ini aku gak pernah tertarik sama laki-laki manapun. Aku pernah (dan sebenarnya sampai sekarang masih) suka sama seseorang yang aku kenal lewat media sosial. Alasan aku bisa suka sama dia sesederhana, selama kami bertukar pikiran, dia memiliki pola pikir yang beberapa sama denganku, dan juga aku kagum sama bagaimana cara dia memandang dunia, yang lumayan berbeda dengan kebanyakan laki-laki yang aku temui selama ini.
Laki-laki kedua, adalah seseorang yang baru kutemui Minggu kemarin, saat aku mengikuti acara temu buku salah satu booksclub di kotaku. Aku kagum bagaimana cara laki-laki tersebut berbicara, tutur katanya yang tertata, dan juga kata-kata yang dia keluarkan menunjukkan dia merupakan seseorang yang kaya akan ilmu dan juga pengalaman. Yep, seseorang yang berwawasan tinggi, disertai dengan adab yang baik tentunya—adalah kriteria yang paling mudah untuk membuatku merasa tertarik.
Namun, perasaan tertarik kepada dua orang laki-laki tersebut hanya sampai di situ. Aku gak memilih untuk melanjutkannya lebih jauh, karena apa yang membuatku tertarik kepada mereka tidak cukup kuat untuk menjadi alasan mereka adalah orang yang ingin aku nikahi, atau pengen aku jadikan pasangan hidup. Dengan alasan, selain memiliki beberapa persamaan, mereka tidak memiliki standar yang aku cari dalam sebuah pasangan.
Aku bersyukur, melalui banyak pengalaman tertarik dan juga merasakan suka sama lawan jenis, membuatku semakin paham laki-laki seperti apa yang aku butuhkan dan juga yang aku cari. Sehingga saat bertemu dengan seseorang yang membuatku tertarik, aku bisa dengan lebih mudah memutuskan langkah apa yang harus aku ambil. Tidak lagi dengan mudah diombang-ambingkan perasaan, atau berada dalam ketidakjelasan sebuah hubungan. Selain itu, aku juga tidak mudah merasa suka sama seseorang hanya karena fisiknya yang terlihat menarik atau termakan dengan omongannya yang manis.
Aku dengan tenang menjalani masa kesendirian ini, serta tak merasa harus terburu-buru hanya karena teman-temanku kini sudah banyak yang menikah dan membangun keluarga.
Aku punya dua standar terbesar yang menandakan aku siap untuk menikah. Salah satu standar tersebut adalah ridho Mama. Beberapa tahun yang lalu, ada beberapa laki-laki yang menyampaikan niatnya untuk meminang tapi terhalang oleh keinginan mama yang belum mau aku untuk menikah. Namun, tahun lalu, mama bilang kepadaku, jika ada lagi-lagi yang datang dengan niat serius padaku, mama bilang langsung suruh ke rumah aja. Yang berarti itu menjadi tanda bahwa mama udah ridho bila aku ingin menikah.
Lucunya, semakin ke sini malah aku yang semakin merasa lebih tenang untuk sendiri saja terlebih dahulu. Aku udah berada di tahap, entah mana yang menjemput duluan: jodoh, kesuksesan, atau kematian. Aku akan terima yang mana saja.
Lega banget rasanya, saat kita telah semakin mengenal diri kita sendiri. Karena di banyak aspek kehidupan, seseorang yang sudah mengenal dirinya dengan baik seperti nilai hidup yang dia pegang, dan apa yang dia cari dalam hidup ini, semakin membuatnya merasa tenang dengan hidupnya sendiri. Dengan takdir yang dia jalani, dengan apa yang sedang dia lewati, pun tidak lagi dengan mudah merasa iri, dan juga membandingkan kehidupannya dengan kehidupan orang lain.
Di usiaku yang sekarang ini, aku juga tidak mau lagi berada di keadaan "menunggu" seseorang. Aku menghargai waktu yang aku miliki, dan aku juga menghargai waktu yang orang lain miliki. Aku gak mau menghabiskannya untuk menunggu sesuatu yang tidak mempunyai akhir yang jelas. Tak hanya buang-buang waktu, buang-buang perasaan pula. Toh, jika memang jodohnya, nanti pasti akan dipertemukan di waktu dan keadaan yang tepat.
Semoga berapa pun waktu yang aku butuhkan untuk menemukan pasangan dengan usaha untuk memperbanyak belajar, memperbaiki diri, dan juga mengenal diri sendiri berbuah menemukan pasangan yang tepat dan juga sepadan dengan pergorbanan yang aku keluarkan.
Selamat memperbaiki diri, selamat menemukan pasangan yang tepat untuk diri kita masing-masing
13 notes · View notes
asqinajah · 2 years
Text
My Marriage Lesson: Pelan-pelan :)
Tumblr media
Banyak hal baru memang yang akan kita temui ketika memasuki dunia rumah tangga. Banyak sekali! Sekalipun kau terbiasa bertemu orang, biasa mengurus organisasi, tapi kehidupan rumahtangga tetaplah suatu hal yang baru dan berbeda. Sekalipun juga bila kau pernah mengenal sebelumnya orang yang kau nikahi, misalnya. Dan yap, tidak tergesa-gesa adalah salah satu pelajaran terbesarku!
Tidak tergesa-gesa dalam hal apa? Apapun. Yaitu, tidak tergesa-gesa untuk 'sok' memahami sifat, perangai, atau bahkan pikiran pasangan, padahal baru hidup sebentar dengan dirinya. Tidak tergesa-gesa pula dalam hal 'mengharapkan perubahan dari pasangan', padahal aku sendiri pun perlu banyak menyesuaikan diri terhadap pasangan. Tidak tergesa-gesa pula dalam menentukan arah keluarga yg nyatanya tidak seperti rapat menentukan 'garis besar halauan organisasi' yg mungkin sebulan jadi. Tidak tergesa-gesa pula berharap 'menstabilkan' biduk rumah tangga, padahal ya justru 'gonjang-ganjing' itulah yang menghidupkan keluarga.
Yang jelas, semuanya butuh proses, waktu, dan tentu saja kesabaran!
Kepada semua orang, baik yang sudah atau akan masuk dalam kehidupan rumahtangga; jangan pernah berhenti belajar! Belajar untuk mengerti kemana Allah hendak mengarahkan kita dengan pernikahan -baik ia telah diraih atau belum-, belajar pula untuk memahami pasangan, baik secara umum -misal ia sebagai laki-laki-, atau secara khusus, yaitu personal mereka yang kompleks. (Ingat, mereka sudah hidup pulan tahun tanpamu, kan? Jadi, jangan tiba-tiba mengharapkan ia mampu langsung menyesuaikan dengan dirimu. Kamu pun butuh proses untuk menyesuaikan dengan dirinya, kan?)
Jadii, mari terus berproses, pelan-pelan saja; yang penting Allah ridha. :)
(22/10/22)
Halo Tumblr!
Dari aku, dua bulanan lepas pernikahanki~
270 notes · View notes
borobudurnews · 2 years
Text
HEBOH !! Kakek Nikahi Bocah 14 Tahun, Tuai Kritikan Netizen
HEBOH !! Kakek Nikahi Bocah 14 Tahun, Tuai Kritikan Netizen
BNews–NASIONAL-– Baru baru ini beredar sebuah video pernikahan seorang lelaki tua dengan seorang Wanita muda viral di media sosial. Dilansir tik tok @utari_lestariy10 menyebutkan bahwa pasangan pengantin tersebut terpaut usia 36 tahun. Dalam video durasi 1 menit tersebut, terlihat lelaki paruh baya itu menggunakan kacamata hitam sembari tersenyum sumringah menatap mempelai Wanita. Pasangan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
lyrarch · 4 months
Text
Ketaatan sebelum memiliki seorang suami bagi perempuan adalah sepenuhnya taat kepada kedua orangtuanya selama masih dalam batasan yang Allah syariatkan.
Dan ketika ia telah di nikahi, wajib baginya untuk taat sepenuhnya kepada seorang suami selama hal itu tidak bertentangan dengan syariat islam.
12 notes · View notes
imgie54 · 6 months
Text
dulu pernah denger qoute di radio yg cocok buat yang pencarian pasangannya lewat perjodohan, "menikah dengan orang yg kita cintai adalah berkah, tapi mencintai orang yg kita nikahi adalah sebuah ibadah".
12 notes · View notes
adhindatb · 1 year
Photo
Tumblr media
Akad nikah itu benar-benar terjadi, setelah saksi berkata “sah” maka jatuh pula tanggung jawab Sabila kepada seorang pria bernama Arya Firdaus Andi Manggala. Laki-laki pendiam yang dewasa pemikirannya. Sabila akhir nya sadar bahwa laki-laki itu adalah penulis artikel yang tempo hari lalu Ia baca. Semua orang mulai menitipkan doa dan pesan, begitu juga dengan Ayah yang tersenyum bahagia melihat putri semata wayangnya itu menikah. Di Dalam hatinya, kini ia bisa pergi dengan tenang, karena tanggung jawabnya di dunia telah usai.
Kamar rawat inap hari itu jadi kelabu, napas Ayah sesak tepat satu jam setelah mereka menikah. Dokter masuk ke ruangan dengan tergesa, di tengoknya jalan napas dan kondisi tubuh Ayah. Tapi takdir berkata lain, Tuhan lebih sayang kepada Ayah hingga meminta nya dari sisi Sabila begitu cepat. Sabila dan ibu memeluk tubuh Ayah nya yang sudah tak bernyawa, tubuhnya masih hangat seperti sedang tertidur namun jiwa dan raga nya telah terpisah.
“Yang sabar Bil, Ayah sudah bahagia karena kamu, Ia pergi dengan tanggung jawab yang telah usai.” Arya merangkul pundak wanita yang baru saja Ia nikahi satu jam lalu itu.
“Kamu nggak ngerti rasanya jadi aku!” Sabila menepis rangkulan itu, Arya kaget dan terdiam. Mungkin istrinya  hanya belum terbiasa dengannya.
Arya keluar ruangan itu, disana sudah ada Alby yang sedari tadi menunggu diluar. Alby mengulurkan tangan pada Arya seraya mengucapkan selamat. Kini usai sudah tugas Alby menemani Sabila, sekarang Ia akan baik-baik saja bersama Arya.
“Jangan pernah sakiti Bila ya Ar, dia sahabat gue. Dia pasti sangat kehilangan sosok Ayah, jadi lu harus pastikan jadi pengganti Ayah yang bisa dia andalkan.” Alby memeluk Arya dan menepuk pundaknya seraya menyelipkan satu pesan penting baginya.
“Pastii, pasti By.” Alby menyimpan semua ini dari Arya, dia tidak boleh tahu terkait perasaannya pada Sabila, kini wanita yang Ia cintai telah menjadi istri orang lain.
***
1 Tahun Kemudian…..
Satu tahun setelah kepergian ayah, hari-hari Sabila kembali normal, namun tidak dengan rasa cinta nya pada suami yang ternyata belum juga Ia rasakan. Sabila masih sering pergi seorang diri, pulang larut malam karena pekerjaan, dan masih merasa enggan untuk mengakui bahwa kini Ia sudah membangun rumah tangga. Arya paham bahwa itu butuh waktu untuknya, mengalah dan meredam emosi istrinya dengan cara menuruti dahulu apa yang Ia mau. Namun sebagai seorang pria, kerap kali Ia merasa ingin diperlakukan dan diperhatikan layaknya seorang suami. Disambut ketika pulang dari kantor, disiapkan makan dan kebutuhannya, menjadi teman diskusi sebelum tidur, serta hal-hal lain yang wajar dilakukan oleh suami istri.
“Kamu mau kemana?” Sabila melewati meja makan begitu saja tanpa sapa dan pamit kepada Arya yang duduk disana.
“Kerja dong, kan kantor aku nggak kaya kantor mu yang bisa work from everywhere.”
“Aku antar ya?” Arya menawarkan hal itu bukan untuk yang pertama kali, walaupun Ia sudah tahu jawabannya adalah “Tidak” tapi dia akan terus berusaha.
“Nggak usah, biasanya juga nggak pernah nganterin.”
“Ya aku nggak pernah nganter karena selalu kamu tolak kan?” nada bicara Arya kali ini mulai meninggi, Ia merasa tidak dihargai,
“Aku bisa ke kantor sendiri, kamu kan juga harus kerja, kita punya urusan masing-masing, jadi selesaikan urusan masing-masing aja. Aku nggak mau bergantung sama kamu.” Sabila menjawab ketus, Ia masih kekeh dengan kemauannya untuk tidak mau bergantung pada laki-laki itu.
“Mau sampai kapan kamu kaya gini? Aku selama ini berusaha yang terbaik buat kamu Bil, aku berusaha ngasih seluruh apapun yang aku bisa. Tapi kamu sama sekali nggak menghargai perasaanku sebagai suamimu. Kamu tahu? Mungkin ketika ayah masih ada dan melihat hubungan kita yang seperti ini, beliau juga akan sedih. Ini bukan pernikahan yang beliau harapkan.”
Sabila terdiam, secara cepat bayangan momen di saat terakhir bertemu Ayahnya itu hadir merasuki ruang-ruang kerinduannya. 
“Kenapa kamu masih nggak bisa menerima aku? Apa yang salah dari usaha ku selama ini Bil? Tolong bilang, tolong komunikasikan sama aku biar aku tahu. Biar aku bisa terus menjaga amanah Ayah kamu. Putri yang sangat dia cintai.”
Sabila tertegun, Ia mencari pembenaran sejauh yang Ia bisa, namun tidak ditemukan apa salah suami nya itu. Yang ada hanyalah Ia yang belum mampu menerima Arya sehingga terus mencari kesalahannya, alih-alih membuat suaminya itu menjadi benci, Ia malah tidak menemukan celah itu. Sabila sadar bahwa selama ini hanya Arya yang berusaha mencintainya. Sabila lanjut berjalan, meski kini tiba-tiba air matanya turun, Ia tetap berangkat ke kantor tanpa diantar oleh Arya.
***
Jam menunjukkan pukul dini hari, Sabila belum juga menunjukkan batang hidung nya. Ini kali pertama Sabila pulang begitu larut. Arya mulai gelisah dan berkali-kali menengok jendela depan yang mengarah ke arah gerbang. Di genggamannya terdapat ponsel yang dari tadi Ia gunakan untuk terus menelpon Sabila. Namun hasilnya nihil, pesan tidak terkirim dan panggilan tersebut masih juga belum berhasil. Pikiran Arya mulai melanglang buana, Ia sangat khawatir apakah ini ada hubungannya dengan konflik mereka tadi pagi. Apakah bicara nya terlalu keras sehingga membuat Istri nya sakit hati dan enggan pulang kerumah. 
Tidak lama setelah itu terdengar suara klakson mobil, Arya segera bergegas, barangkali itu Istri nya. Ternyata itu mobil Alby yang didalamnya juga terdapat Sabila. Sabila nampak tidak merasa bersalah, Ia langsung masuk ke dalam rumah tanpa memberikan komentar apapun termasuk mobil nya yang entah kemana sehingga Ia harus diantar oleh teman kecil nya itu. Alby turun dari mobil dan memberikan sedikit penjelasan pada Arya.
“Tadi Sabila minta tolong sama gue, mobil Sabila mogok jadi dia telpon gue untuk minta bantuan dan minta diantar pulang.”
Tanpa menjawab sepatah kata pun, Arya langsung memasuki rumah itu. Emosi nya sudah diujung tanduk, namun tidak mungkin diekspresikan di saat semua tetangga nya sedang tertidur pulas. Ia menutup pintu dan segera bergegas menemui Sabila, sementara Alby Ia abaikan begitu saja.
“Aku kecewa banget lho Bil sama kamu, kamu lagi dalam kesulitan tapi yang kamu hubungi malah laki-laki lain? kamu lupa kalau kamu punya suami hah?!”
“Aku tuh tadi……” Belum juga terjawab lengkap pertanyaan suami nya itu, Arya kembali berkata,
“Terus pulang se larut ini? Aku khawatir sama kamu Bil. Kamu sengaja mematikan ponsel mu? kenapaa?”
“Bisa nggak dengerin aku jelasin dulu?? Hari ini aku banyak kerjaan, aku pulang juga sudah malam, di jalan pulang mobil aku mogok. Soal kenapa aku nggak ngehubungin kamu yaa karena aku pikir kamu sudah tidur, jadi aku nggak enak mau ganggu.”
“Kenapa nggak enak sih Bil? Aku kan suami kamu, kamu bisa minta tolong apapun.”
“Ah sudahlah, aku capek berantem terus sama kamu!!”
Sabila pergi dengan kesalahannya sementara Arya merasa kecewa karena bukan Ia yang hadir disaat Sabila memerlukan bantuannya.
[Bersambung]
20 notes · View notes
fitriamalina · 9 months
Text
Nilai dari seorang pria adalah bagaimana usaha yang ia lakukan untuk menjaga keharmonisan keluarga, bagaimana ia berusaha optimal untuk menciptakan sakinah di dalam setiap jiwa anggota keluarganya.
Percayalah, pria yang tidak memuliakan istri dan keluarganya akan dihujani berbagai ujian hidup khususnya perihal rezeki.
Maka, teruntuk para pria dimanapun yang telah berkeluarga, jika merasa rezekimu begitu sulit diraih mari evaluasi bagaimana kualitas hubunganmu dengan istri. Mungkin ada banyak perilaku maksiat yang berhasil dirahasiakan oleh diri dan circlemu, tapi tidak kah kau ingat bahwa Allah swt. Maha Melihat dan Maha Mengetahui bahkan apa yang ada di dalam hati hamba-Nya ?
Percayalah, rasa bahagiamu terlepas dari wanita yang dengan SAH kau nikahi melalui jalan yang baik itu tidak akan pernah berlangsung lama. Akan banyak penyesalan yang kau temukan di waktu yang akan datang, terkhusus bagaimana anak-anakmu menilai dirimu yang telah dengan bangga menyakiti Ibunya dan berbahagia dengan wanita yang kau peroleh melalui jalur maksiat.
Na'udzubillahi mindzalik.
---------------------------
Jumat, 1 September 2023
FA
8 notes · View notes