How many Felixes are there in the Lady Bug universe?! What is the difference between Felix Agreste from Lady Bug PV and Felix Sphinx? did they have different characters and personalities? How are they different and how are they similar? Was Felix always a morally gray character (anti-hero/anti-villain) or is there still a version where he was an antagonist, sociopath or Marinette's arch rival?

LOl ok slow down.

Maybe in mini-menace there might have been a rivalry. Chat is only present in one cover, and another cover where he is implied to be hunting ladybug via the black cat and ladybug.

However, My favorite idea is that chat noir may be the detective investigating Ladybug for her vigilantism and/or involvement in the gang involved in the murder of her parents.

Since then, Chat noir was always designed to be her partner.

even if that "partnership" is less than ideal on Marinette's (Or Nathan, as I like to call this version of Chat) part. This dynamic was phased out pretty quickly, about the end of the QK phase of development.

There is no "Felix Agreste" the PV "Felix" is actually Adrien Nanty. (Felix Nanty, if you want to stick the felix name.) His father was actually a hotel baron (think chloe's dad sans the mayorship) and his mother was present and doting, especially due to his disability. (That whole narrative is really ableist and deserves its own breakdown) And he's actually quite sweet, as depicted in a ton of the bibles as thinking fondly of Marinette and turning to her for advice quite frequently. He's also depicted as wanting to be a doctor, so he funnels all his free time into studying. (Which is most likely what he was doing in the library during PV)

Not to say that his name was never "Felix", because it was. But by the time PV rolled around, his name had been changed to Adrien.

Felix Sphinx is the idea that If Adrien -> Gabriel, than Felix -> Richard. And Richard Sphinx -> Felix Sphinx. He's an interesting villain who fills that shitty father role way better than Gabriel. (who was actually really pompous and silly in his first incarnation after they phased out Richard)

How many Felixes are there in the Lady Bug universe?

One at a time. Be it Nathan, Adrien, or Felix himself. The character went through tons of development. Felix Fathom is not a "Felix" because he is not Chat Noir. He is a new character, original to the series like Kagami and Luka.

What is the difference between Felix Agreste from Lady Bug PV and Felix Sphinx?

Agreste's dad is Gabriel, Sphinx' Dad is Richard Sphinx. PV Felix' parents are not shown, but it is most likely he is Adrien Nanty, who's parents are alive, not evil, and own a hotel. However, since the identity of Papillon is kept a mystery in all media (including Canon for a time) it is possible that pv Felix is Sphinx. But the characters are similar enough that it could be interchangeable. Who knows.

did they have different characters and personalities? How are they different and how are they similar?

Yes. But not in the way you think. Nanty and Sphinx liked Marinette. Nathan found her annoying. Adrien did not have an opinion on her for a long time- (esp if we are to base it all on episode 1/introducing the characters, Adrien was indifferent and distant)

Was Felix always a morally gray character (anti-hero/anti-villain) or is there still a version where he was an antagonist, sociopath or Marinette's arch rival?

Err... Morally grey, maybe in QK stuff and canon. Where he aims for ladybugs affection instead of being a hero. Antagonist maybe in Mini Menace. But sociopath? Canon maybe. Adrien frequently throws tantrums and threatens people, is viciously jealous, and has threatened and blackmailed plagg at least three times (remember kuro neko where feeling left out > his relationship with Plagg) but, again, PV era Felix/Adrien isn't an asshole or a jerk. He just has teenage angst and suffers from the twilight sparkle disease of "stop studying, make some friends, and touch grass" jfc.

Look, I know people are super ride or die on "cursed ring needs a kiss" stuff but there is more evidence to the contrary. The artbook is a great resource, but it was made by another company, and the curse is never mentioned anywhere else. I don't doubt that there was a phase where they did consider it, but it vanished so quickly that it was mentioned only once and then disappeared. Yet nobody uses other details like.. him wanting to be a doctor... Or his boxing... Or him being super into art... Or even his love of BMX. Yeah.

Anyway. Hope this helps.

I can't believe he had silver/gray hair at some point. Shonen protagonist-looking baby

He is cute but he feels like an OC to me 😅 Maybe because all other characters in that era seem to have natural hair colours (even Alix). I guess Richard's white hair was genetic back then 🤔

how do we know that the first 2012 bible depicts felix sphinx, and not adrien’s original personality?

from art, and the pv, we can tell that felix is aloof, and has his head in books (lol).

from here, we can tell felix’s name was still felix in 2012. in the july 2012 bible, it’s stated as adrien.

despite that, the image used is still one of felix, and his personality matches up with the art we got.

however in the october 2012 bible, his personality is similar to the current adrien. and if you notice, there isn’t any images representing “adrien” anymore.

why? this is when felix (design and personality) transitioned to adrien.

we can assume that in these 3 months, they scraped and changed felix for adrien.

from this we can make a guess that they planned to change felix from the first bible on, hence the name “adrien” given despite no other change.

furthermore, the first bible being named: “v3.1” also suggests that minor changes were made, but not significant enough for it to be a new bible “edition”.

so what is felix sphinx’s personality? based on all that we have, we are 99% sure that aside from his injury, the description in the july 2012 show bible is for him. any variations in personality should be kind of minor

*this was made in response to a commenter accusing me of saying that felix sphinx’s personality was baseless as the first bible depicts adrien, not felix. because “felix is not handicapped, adrien is” “it clearly says adrien” “how do you know that this is felix’s character?”

WNI Title Glam: Hari Ini Akan Kita Ceritakan Nanti Project Announcement Photoshoot

(L to R) Jourdy Pranata, Yunita Siregar, Angga Dwimas Sasongko.

Cr. Jozz Felix/Netflix © 2022

Cintai Rasul sebagaimana Beliau ingin dicinta, Bukan sekehendak hati kita.

Sebenarnya kita dari waktu sekolah qt udah diajarin ketika dikasih soal pengertian sel misalnya menurut Robert Huki tapi kita menjawab pengertian sel dari Felix wantana maka walaupun esensi dan inti atau maknanya sama tapi sama guru bakal disalahin karena redaksi kalimatnya beda.

Begitu juga ketika kita lagi sidang skripsi kalau kita mencantumkan suatu definisi atau teori yang gak ada sumbernya itu bakal ditanya sama dosen ini mana sumbernya ini apa referensinya, kalau ga ada ya bakal disalahin dan harus direvisi .

Nah begitu juga dalam agama udah ada yang namanya syariat dan referensinya tuh Alquran Hadis. Jadi nggak bisa kita beribadah semau kita dengan dalih niat baik tapi itu menyelisihi Rasul dan para sahabatnya. Tidak ada dalilnya, pakai dalil palsu, bahkan ada dalil yang jelas2 melarangnya.

Jadi nggak ada jalan lain kita harus cari ilmunya nanti di akhirat dalam Alquran akan ada orang yang ditanya sama Allah kamu ngelakuin ini ikut siapa? Aku ikut si anu tapi sama Allah ditolak dan yang diikutinya itu pun mengelak. Kita harus tahu dalilnya sanadnya karena agama itu dibangun atas dalil dan itu harus sampai ke Allah dan Rasulullah.

Jadi kalau dapat ilmu itu kita tabayunnya ke yang paling awal dulu ke Allah, Rasul lalu para sahabatnya baru berikutnya kepada tabiin tabiin dan ulama-ulama setelah -setelahnya nya bukan di balik urutannya karena yang paling murni sunnahnya dan lurus ajarannya itu adalah yang hidup paling awal terutama yang sezaman dengan nabi. Jadi kalau mau mengikuti Ulama di zaman ini Ikutilah ulama yang ajarannya paling sesuai quran dan hadist dalam artian selalu memakai dalil2 yang shahih bukan dongeng semata.

Dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu, dari Rasulullah bahwasanya beliau pernah bersabda,

"Barangsiapa yang tidak suka terhadap sunnahku, maka dia bukan termasuk golonganku".

Pada suatu hari, Rasulullah mengimami kami. Seusai shalat, beliau menghadapkan wajahnya kepada kami, kemudian menyampaikan nasihat yang amat mendalam sehingga membuat mata kami menangis dan hati kami merasa takut. Lalu seseorang berkata: 'Ya Rasulullah, seakan-akan ini nasihat perpisahan. Apakah yang akan kau wasiatkan kepada kami?' Beliau bersabda: 'Aku mewasiatkan kepada kalian agar senantiasa bertakwa kepada Allah, senantiasa mendengar dan taat (kepada pemimpin), meskipun pemimpin kalian adalah seorang sahaya Habasyah. Sungguh, barangsiapa di antara kalian yang hidup sepeninggalku, maka niscaya dia akan melihat perselisihan yang sangat banyak. Oleh karena itu berpegang teguhlah kalian kepada sunnahku dan sunnah para sahabat (Khulafaur Rasyidin) yang memperoleh petunjuk setelahku. Berpegang teguhlah kepadanya, dan gigitlah ia dengan gigi geraham kalian.

Dan jauhilah olehmu perkara agama yang diada-adakan, karena sesungguhnya setiap perkara agama yang diada-adakan itu adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu adalah sesat'". (HR.Abu Dawud-An Nasa'i Imam Nawawi menukil Hadist ini Shahih)

"Aku akan mendahului kalian menuju ke al-Haudb (telaga Nabi di Surga), serta akan ada orang-orang yang benar-benar dihalau dariku. Aku berkata: 'Wahai Rabbku, mereka itu adalah para Sahabatku'. Dan dikatakan (kepadaku): 'Sungguh, engkau tidak tahu apa yang mereka ada-adakan sepeninggal engkau'". (HR Bukhari Muslim)

Jadi ini bukan hanya tentang bagaimana kita mencintai Rasulullah Tapi tentang apakah Rasulullah juga mencintai dan mengakui kita sebagai umatnya. Karena setiap orang berhak mencintai siapapun tapi belum tentu dia juga dicintai oleh yang ia cintai.

NGAJI JOMBLO 05 : NIKAH 103

By : ustdz Felix siauw

“Kenapa saya harus pergi kesana?” Kenapa ini menjadi suatu pertanyaan penting untuk kita jawab sebelum mau maju kemana. Seperti kenapa saya memilih Turki daripada yang lain, Turki adalah salah satu negara muslim yang seperti Eropa mudah mencari makanan halal, dimana tempat sholat ada masjid. Di Turki lah kekhalifahan terakhir umat muslim.

Jika seseorang tidak tahu “Why”nya dalam hidup maka Ia tidak akan bersemangat. Begitu juga dengan menikah, jika tidak tahu alasannya makan bisa jadi prespektifnya salah, nyarinya salah, sama siapa nikahnya salah, semua berantakan.

Setiap hidup manusia memiliki tujuan, seperti Allah menciptakan manusia juga memiliki Tujuan. Salah satu di Al Quran yaitu ingin menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi (menjaga dan memakmurkan bumi ini). Jika manusia tidak rusak maka bumi juga senantiasa membaik, maka Rasulullah di utus untuk menyempurnakan Akhlak.

Rasulullah bersabda “Sesungguhnya menikah adalah sunahku, maka yang menjalankan sunahku menjadi bagian dariku. Maka menikah lah karena aku kelak akan berbangga-bangga dengan orang-orang yang banyak daripada umatku”. Tujuannya untuk memenuhi muslim yang baik di muka bumi. Cara salah satunya adalah dengan berdakwah, cara yang lain adalah dengan punya anak yang saleh.

Ketika menikah ini diniatkan lillah, maka Allah akan jadikan segala sesuatu yang terjadi dalam pernikahan, seluruh aktifitasnya adalah bagian daripada ibadah kepada Allah yang mungkin di dapat kalau seandainya orang itu tidak menikah. Orang yang menikah dan tidak menikah akan berbeda, semakin berat beban orang yang menikah maka semakin berat pula pahala yang dijanjikan. Maka akhirnya terjawab “Kenapa kita menikah?” Karena merupakan bagian ibadah, karena ini bagian dari memenuhi tujuan Allah, menjadi hambanya yang baik, menjadi hamba yang bertakwa, menjadi hamba yang bersyukur kepadanya, menjadi hamba yang bersabar kepadanya dan kesemuanya itu ada dalam bingkai pernikahan.

Orang yang tidak menikah bisa sholat, tapi sholatnya orang menikah nilainya lebih besar daripada shalatnya orang yang belum menikah. Kok bisa begitu? Karena ketika dia sudah menikah, Allah membuat dirinya tenang. Ada satu titik dalam hidup kita, dimana ketika kita sudah baligh, maka ada banyak sekali hal-hal yang harus di Stelle down, harus di tenangkan, harus di kendalikan dan itu sangat sulit mengendalikannya kalau seandainya orang itu tidak menikah.

Karena menikah adalah ibadah maka mempersiapkannya juga sangat penting. Hal ini menjadi perbedaan yg nyata antara orang-orang yang beriman dan tidak beriman. Ketika sudah paham tujuan menikah maka tidak ada unsur perlombaan. Kenapa? Karena sudah tidak ada lagi tujuan menikah karena tidak enak dengan teman-temannya atau karena gaya-gayaan.

Terkadang kita mendengar anak sd berbicara “aku pengen nikah sama dia kalau sudah gede” kita yang mendengarnya pun ketawa dan lucu ngelihatnya, padahal ungkapannya serius. Tahu kenapa? Karena ketika kita sudah ngomong pengen nikah, maka kita tidak hanya ngomong tapi memang kita sudah mempersiapkan karena kita sudah paham.

“Ada cerita tentang sepasang kekasih yang kemudian bertaubat dan ingin menikah. Bukan tidak boleh, tapi tunggu dulu, hijrah dulu mempelajari agama, lalu mengetahui gambaran besar pernikahan itu seperti apa, bisa jadi dia berubah dan ketika dia berubah, bisa jadi pandangan dia tentang bagaimana seorang istri ideal atau seorang perempuan yang kelak nanti akan menjadi Ibu daripada anak-anaknya bisa berubah juga. Di depan saya banyak sekali orang yang berhijrah, ketika mereka sudah berhijrah lantas mereka merasa tidak cocok lagi dengan pasangannya. Kenapa? Karena ternyata bukan ini pasangan yang di perlukan ketika dia sudah punya gambaran tentang hijrah tentang Islam”

Jika baru hijrah maka tahan dulu, belajar dulu. Jika memang orang itu kemudia speknya cocok dengan alasan kenapa kita menikah maka lanjutkan. Tapi kalau tidak, coba lihat lagi bisa jadi ada pertimbangan-pertimbangan yang lain. Lebih baik menunda nikah daripada menikah dengan orang yang salah, karena akan sangat sulit untuk memperbaiki dan anda punya luka di dalam hidup anda, karena visi kita itu ditentukan banget dengan “Kenapa kita melakukan itu?”

Kenapa kita menikah dan apa itu nikah menjadi dasar untuk pembahasan-pembahasan lain. Seperti apa pasangan yang saya pilih, kalau ada permasalahan bagaimana cara menyikapinya. Semua tergantung pada semua itu. Kalau sudah paham banget tentang gambaran nikah maka tidak akan terburu-buru dan menggebu2, karena kita sudah punya pandangan yang berbeda, karena ketika kita bicara ibadah yang penting adalah prosesnya bukan hasilnya.

Nikah 103 artinya menyelesaikan semuanya. Bahwa kita pengen menjadi bagian daripada umatnya Rasulullah SAW, pengen mengikuti sunnah nabi yang mana ketika mendapat keturunan itulah yang kelak menjadi sebuah investasi kita nanti, ketika sudah meninggal. Hidup ini kan masalah berinvestasi kan?Rasul mengatakan ketika mati anak Adam, maka terputuskan amalnya kecuali 3 investasi ; ilmu yang bermanfaat yang di bagikan, shodaqoh jariyah seperti membangun masjid, membangun gedung dakwah, dan doa anak sholeh. Maka dakwah itu selalu bicara tentang investasi, bicara tentang apa yang akan kita tinggal.

Pernikahan adalah jalan kebangkitan umat, karena ketika kita menikah bukan hanya mencari pasangan tapi kita mencari “umm” atau “ibu” dan kata umm adalah kata yang mendasari dari kata “ummat”. Memilih ibu yang terbaik itu menjadi tugas Anda selaku jomblo-jomblo dan mempersiapkan menjadi ibu yang terbaik itu adalah tugas anda para jomblowati.

Open Day and Idul Adha

Hello, welcome back at my disposal!

Hari ini (Kamis) dan kemarin (Rabu) ku helping around di Open Day-nya department. Ku senang banget deh. Udah tahu sih kalau Kamisnya akan Idul Adha (di googlecalendar-ku kan kumasukin hari libur Indonesia juga ya), tapi pas sign-up ku mikirnya yaudahlahya it’s not like I’m going to celebrate hari raya Idul Adha in some special way juga. Palingan kalau ambil day off juga terus ngapaenn, mendingan saya kerja atau mencari uang. Tahun lalu sih kayanya berhasil solat Id di OXCIS ya sama Diny, tapi apa lagi hari Sabtu ya? Pokoknya siangnya lanjut ngopi di Starbucks terus rame orang gitu dan I didn’t feel guilty at all for not working. Nah yang ini tuh kenapa sign up buat Open Day adalah karena kerjanya dari jam 9-16 (paynya ga gede sih cuma £13/hour, tapi kalau dikali 7 dan dikali 2 lumayan lah ya) dan awalnya kupikir solat id bakal pagi (di Indo kan biasanya jam berapa sih, jam 7, atau paling siang jam 8 lah), eh ternyata di sini baru solat jam 9.30…. Mayan kebingungan kemarin. Awalnya padahal udah yang yah yasudahlah skip aja solat id kan sunnah, eh tapi kebetulan di dept ada Adewunmi teman muslim yang ikutan openday juga dan dia ngajakin solat bareng di RobertHooke jam 9.30 setelah ijin ke Sarah… jadinya ikut lah saya…. (which is REALLY GOOD, thank you Adewunmi….). Di Robert Hooke tapi PANAS banget sampe pusing dan super penuh ku nyempil-nyempil, begitu salam langsung buka mukena dan cabs balik ke dept…

Oh iya, OPEN DAY. Iya jadi open day seperti namanya adalah hari buka… Atau mirip kaya open house gitu kali ya. Kan University of Oxford ini seperti yang kalian ketahui (atau nggak ketahui? Tapi sekarang jadi tahu), sangat tertutup dan elit. Masuk college harus ngetap pake bod card, sampe ada email hati-hati di-tailgate segala. Setiap building department pasti akses harus pake bod card juga, atau kalau pun departmentnya open kaya Earth Sciences ya harus pass receptionist dulu di jam kerja weekday. Paham sih karena ini menyangkut masalah safety dan security kan. Kalau college ya karena living compound juga aja and you don’t want just any other people to get into your living quarter and then possibly take your stuff. Kalau di dept ya karena ada lab dengan data-data penting. Dan ya karena university adalah sekolah aja gaksih, supaya bisa belajar comfortably ya harus merasa aman dulu.

Nah tapi, kecuali 2 hari ini (hari ini dan kemarin), hampir semua part of Oxford open for prospective students (and their parents, or families, or friends), termasuk college-ku sendiri yaitu Exeter college, dan Department Earth Sciences. Tujuannya ya supaya anak-anak yang masih galau milih mau kuliah apa (dan orang tuanya) ini bisa lihat department jurusan yang akan dipilih anaknya ini offer course apa aja sih, apa yang akan dipelajari, ada fasilitas apa, siapa yang akan ngajar, gimana sustainabilitynya terhadap environment (if that is something that is valuable and important to their lifestyle), gimana diversitynya, apakah communitynya tight atau nggak, akan burn out nggak nanti karena kan ni sekolah anak pinter semua isinya, gimana mental health supportnya, etc2. WHICH IS REALLY GOOD. I was talking to Mas Felix earlier (karena kami ber2 dosen di UI, di department yang sama): “kita di Indo gaada gaksih mas kaya gini? Aku dulu kayanya sama mama papa gapernah ke openday ke ITB gitu, di UI ada gak ya?” Terus Mas Felix ingetnya ada sepertinya tapi emang yang ngerjain semua mahasiswa dan himpunan. Ku Cuma ingetnya dulu di FITB sepertinya ada semacam hari buat tur jurusan gitu, ke gedung geologi, ke meteorologi labbir, geodesi, tapi itu setelah masuk TPB, bukan sebelum milih jurusan di SNMPTN. Kemudian ku baru inget lagi juga ada acara “Aku Masuk ITB”, karena KPA pernah nampil di openingnya di Aula Barat, terus tapi aku gainget konsep acaranya gimana dan apakah ku pernah promoting jadi student volunteer buat promoting geology ke anak-anak SMA…. Sepertinya nggak….

Kalau di sini, yang ngomong ya emang betulan faculty-nya, bahkan selain talk introduction to earth sciences, ada juga talk yang lebih thematic, si Laura bahas research ice sheetnya, dan Ros bahas paleobiology. Terus tugasku sebagai PhD student sebetulnya ngeliatin aja cool volcanic rocks, volcano suits, terus microscope dan thin section, talk about field trips. Selain yang kusebut barusan, ada juga desk meteorite dan seismology. Si visitors ini juga di-offer buat lab tour, ngeliatin geological map, intinya dikasih tau lah apa yang bakal dihadapi 4 tahun ke depan. Bisa sampai nanya-nanya proses admissionnya juga, funding, sampai assessment exam.

Kemarin ku sempat ngobrol sama yang jauh-jauh datang dari Italia, France, China, beneran beda ya kalau world-class university beneran modelan Oxford. Terus paling lucu biasanya yang lebih excited dan tidak malu-malu nanya adalah parentsnya compared to the children, padahal yang mau skola kan anaknya ye, tapi ya apparently sama aja kultur barat atau timur kalau bahas parents mah. Terus paling nervous kalau parentsnya adalah GEOLOGIST atau EARTH SCIENTIST juga… karena kan ya emang common kan ya pattern orangtua encouraging anaknya to take the same path as theirs. Kadang kalau case yang ortunya geologist ini tapi bisa lebih enak juga sih, karena most of the time mereka sendiri yang ngejelasin ke anaknya jadi w tinggal ngangguk-ngangguk aja, ngeiyain.

Terus selain lab tours, talks, dan showcases of cool rocks, ada demonstration juga! Tentang atmospheric circulation dan seawater density. VERY VERY COOL. Asli ye. Kalau mama papa w kaya banget, pasti pengen banget ambil undergrad study di Oxford. Sayangnya cuma mampu sampai ITB aja dulu HUHU (but it’s okay tho Non, sekarang kan toh udah di Oxford juga??!).

Oh iya, terus dari sini juga tapi jadi belajar BANYAK BANGET aja sih, terutama ke “gimana mau bangun department geoscience sendiri nanti di UI”. Gak sendiri, tapi maksudnya, how we could do better. Tapi jujur ya, ku merasa bersyukurrrrr banget bisa ke Oxford. Ku dari sekarang udah meresapi as much as I can gimana si Earth Sciences departmentnya Oxford ini jalan terus udah ngebayangin implementasinya nanti sebaliknya ku di UI. VERY VERY EXCITED.

Selain buat Geosains UI, ku juga mikir, wah ini yang namanya well-informed candidate. Betulan sebelum milih mau kuliah apa tuh ya emang paling bener ya research kaya gini. Datengin sekolahnya, ngobrol sama orang-orangnya, ngeliat tempat tinggalnya kaya apa, baru make reasonable choice after considering and analysing all options. Ku dulu juga banyak banget sih ngelakuin research. Untungnya mamaku sangat pintar huhu jadi kami ke UNS liat FK-nya (dari luar doang sih, tapi at least ku tahu “Oh ini ya UNS”. Terus UGM mah gausah research banyak juga ku sudah banyak tahu dari pelatnas IESO untungnya (walaupun sangat biased karena ku cuma tahu FT dan Teknik Geologi aja). Terus ITB juga lumayan dari labbirnya udah banyak hangout di sana sejak SMA, dan di Bosscha bahkan ku hidup di sana sebulan (yang membuatku yakin bahwa ku gamau ambil Astrophysics because otak gasampe). Hm ke UI juga pernah, karena dekat rumah aja kali ya. Dan yaudah dari semua options itu ku akhirnya pilih ITB. Tapi gapernah tuh ku menghadiri open daynya Geologi ITB terus dapet informasi tentang sekolah geologi itu ngapain, kulap ke mana, dosennya siapa, typical day mahasiswanya kaya apa (untuk “apa yang dipelajari” tentu saja ku sudah khatam karena udah belajar sampai bikin penampang dari SMA jadi bukan masalah besar). Tapi bayangin kalau kalian bukan anak olim kebumian, mana tahu??? Terus yaudah milih-milih aja gitu random FITB tanpa tahu FITB itu apa (well, secara umum pasti tahu sih ada di internet), tapi to interact, to experience directly, kan nda. Btw kalau kalian di sini ada yang tahu uni di Indo yang ngadain open day kasihtahu ya.

Tapi ya emang balik lagi, ga murah juga sih, ku sadar di sini bisa kaya gini, dan bahkan orang-orang internasional ini bisa datang ke Oxford karena mereka mampu secara ekonomi. Mungkin konsepnya ya “liburan sekolah” sekalian lihat-lihat future campus, terus mereka ke UK dan kemudian ke Oxford dan Cambridge dan kampus-kampus London. Dulu kayanya Nadia juga sempat ngajak buat nemenin dia open day di UCL atau LSE gitu, terus tapi ku sibuk dan akhirnya Bu Yani yang nemenin.

Udah sih basically ini postingan cuma cerita aja kalau sangat senang habis bantu-bantu open day dan betapa konsep open day ini sangat bagus dan harus diimplimentasikan di Indonesia (yang setahuku belum ada? But I might be wrong).

Besok meeting sama Tamsin jam 10 gatau mau ngomongin apa, tadi Erdem ngemail ngajak ketemu bahas data RE tapi kubilang lagi bantuin openday jadi besok aja ye, jadi yasudah. Ini mau langsung pulang setelah beli makan malam gatau apa tapi, ke M&S aja kita lihat.

17.10 29/06/2023 @30.18

Ngabuburead dan Cerita Lain

Sore itu hujan masih menyisakan aroma petrikor saat ada tamu yang kusukai sekali suaranya,

"Pakeeeeeet"

Beberapa hari lalu aku memang tengah memesan novel bekas. Semenjak efek pandemi yang menyebabkan beberapa penerbit dan toko buku gulung tikar serta harga kertas jadi naik--pun buku, membeli buku bekas jadi solusi alternatifku supaya tetap bisa mengkonsumsi buku ori dengan harga terjangkau (kecuali buku cetakan lama yang langka--karena biasanya lebih mahal daripada buku baru).

Beberapa tempat yang biasanya aku kunjungi untuk membeli buku bekas dengan harga terjangkau di antaranya adalah Soping (Jogja), Glamedia (Gladak Media--Solo), Kafe buku Lawas (Solo) dan juga Sriwedari (Solo), Kalau online biasanya aku membeli di @bukumantan @danlainlainbuku serta dari hasil koleksi pribadi kawan yang tengah berusaha mengosongkan raknya karena suatu hal. Di Gladak, Soping, dan Sriwedari kadang amat susah untuk mencari buku ori tapi bekas diantara tumpukan bukubuku repro. Tapi kalau diamati dengan seksama bukubuku ori memiliki lem yang tidak sama dengan buku repro, tulisannya juga lebih menyatu daripada bukubuku repro-- yang kadang hurufnya putusputus, buku repro layoutnya kadang juga tidak rapi dan memiliki sampul yang khas.

Selain harga terjangkau, yang kusukai dari membeli buku bekas adalah warna kertas yang sudah menguning-- menghadirkan nuansa klasik gitu soalnya, aromanya yang khas, kalau beruntung dapat cetakan pertama, serta yang tidak kalah menarik adalah jejak pemilik sebelumnya yang biasanya berupa tulisan random, gambar atau coretan aneh (itu semua menghadirkan pengalaman seru di kala menebak maksud yang ingin disampaikan pemilik sebelumnya).

Buku yang tiba sore itu Ibu Nh. Dini punya. Yang kubeli ini merupakan seri Kenangan---yang jumlahnya ada sekian buku. Buku pertama yang menjadi teman ngabubureadku adalah Sakayu. Buku itu selesai, aku melanjutkan buku yang ke dua; Kuncup Berseri. Keduanya benarbenar jadi penyegaran atas kebosanku dengan buku teoritis yang tengah kubaca---aku kira cara bertuturnya yang khas menjadi muasal aku kerasan berlama-lama membacanya, hingga buku itu aku selesaikan kurang dari tiga hari.

Karena telah selesai, di ngabuburead selanjutnya aku membaca buku milik Ziggy Zesyazeoviennazabrizkie yang berjudul Tiga Dalam Kayu. Buku terbarunya ini tersusun dari beberapa cerita. Aku berhenti membaca di cerita ke empat.

Setelahnya, aku membaca chat di gawaiku satupersatu. Tiba di suatu grup, ada yang tengah mengobral koleksi pribadi bukunya. Tertera di sana bukubuku yang memang tengah kucari. Naas, beberapa sudah tertandai dengan warna biru yang menerjemahkan bahwa buku itu telah berpemilik.

Setelah membaca satusatu di masingmasing kolom, akhirnya aku dapat dua buku; Orang-orang Oetimu kepunyaan Felix K. Nesi dan Di Tanah Lada milik Ziggy. Aku memilih buku Orang-Orang Oetimu karena penasaran dengan ceritanya. Sedang bukunya Ziggy, aku sebetulnya sudah membacanya di Ipusnas. Alasan kenapa kemudian aku memungutnya adalah ceritanya yang sangat bagus, dan kurasa aku bakal membaca buku ini lebih dari sekali, jadi aku membelinya. Beberapa hari setelah buku itu datang, senang sekali rasanya karena dapat bukunya Ziggy cetakan pertama dengan harga 30k!

Sama halnya dengan Nh. Dini, Ziggy juga punya cara bertutur yang khas dalam setiap karyanya. Kalau Ibu Nh. Dini lebih ke halus namun lugas serta disertai diksi yang emang itu Ibu Nh. Dini banget, Ziggy lebih ke menarasikan cerita dark namun dibalut humor yang jenaka, random, "tak beraturan", sadis (kadang), serta upnormal. Bahkan untuk beberapa karyanya seperti Semua Ikan Di Langit, Nanti kita Pergi Hari Ini (atau Tempat-Tempat Indah dalam Mimpi-Mimpi Anak-Anak Baik-Baik) dan Tiga dalam Kayu, tugas sebagai pembaca hanyalah menikmati setiap ceritanya.. (biar nggak pusing menebak maksudnya apa hahaha)----Karena hanya dengan menikmati itulah baru kemudian apa yang ingin penulis sampaikan dapat dipahami.

Surga rasanya ketika menemukan buku bagus tuh.. Membaca buku yang biasanya berusaha segera ditandaskan. Untuk bukubuku bagus ini, rasanya ingin berhemat membacanya---ingin berlamalama menikmatinya. Apalagi kalau penulisnya memang memiliki gaya kepenulisan yang khas~ Aku amati orang yang mampu menghasilkan suatu karya yang dapat membentuk identitas dirinya selalu menarik, unik, dan karismatik karena warna yang telah berhasil ia bentuk. Dan itu tercermin pada karyanya..

Jadi, apa warnamu?

Duh, jadi bikin merenung lagi kan (?) hahaha. Untuk menemukan jawaban ini, kayaknya butuh ngabubu-read kedalam diri..

Sudah diperintah Allah pun~

"Bacalah.."

Demikian jurnal ini saya akhiri, terima kasih telah membaca..

#blabberingpagipagi

Nonton Youtube Ustadz Felix tentang marriage. Terus ada satu bahasan yang ga gitu related tapi deep sekali. Beliau bilang gini:

"Seorang Bapak itu akan ada kapanpun yang diminta anak perempuannya. Dimanapun mereka (si anak perempuan ini) entah, seperti apapun dunia mereka, mereka bisa mencapai apapun dalam kehidupan mereka. Tapi suatu saat ketika mereka memerlukan Ayahnya, Ayahnya selalu ada di situ"

Di kata-kata itu aku lihat dan rasakan ketulusan beliau sebagai seorang Ayah yang punya anak perempuan. Seorang Ayah yang janjinya untuk selalu ada bukan hanya kata-kata aja, tapi memang buah dari cinta yang akan direalisasikan setiap saatnya. Itu, tabiat seorang Ayah untuk anak perempuannya. Walaupun disebut setelah tiga kali sebutan "Ibu", cinta untuk anak-anaknya nda perna sekalipun ia nomer sekiankan, meski bahasa cintanya kadang nda gitu nampak seperti cinta Ibu.

Jadi ingat waktu Kak Khonsa nikah, aku nda liat Abi nangis. Tapi aku lihat Abi diem lama waktu Kak Khonsa keluar dari kamar selepas akad, dengan status baru sebagai seorang istri. Ada tatapan Abi yang nda bisa dijelaskan, ada sedih yang kentara walau disembunyikan. Bi, berat banget ya?

Walaupun aku belum menjalani pernikahan seperti kak Khonsa, tapi aku jadi paham sekarang kenapa walaupun Kakak udah berkeluarga, udah punya rumah sendiri di luar kota sana, tapi Abi selalu pengin 'ngasih' sesuatu selayaknya dulu yang Abi berikan waktu Kakak belum nikah. Karena itu memang tabiat seorang Ayah yang punya anak perempuan. Sampai kapanpun, anaknya akan selalu spesial.

Jadi Abi, boleh kuulang pertanyaanku sekian tahun lalu itu?

"Abi besok, di saat nda ada lagi anak perempuan yang harus Abi jaga, apa Abi akan jadi Abi yang sama? Yang selalu bertanya kabar, yang selalu peduli paling awal, yang selalunya selalu ada kapanpun kami butuhkan?"

Kuulang pertanyaan itu, soalnya sekarang aku tau jawabannya bi. Kapanpun itu, Abi akan selalu ada untuk kami. Sejauh apapun kami pergi, dan bagaimanapun keadaan kami nanti, abi akan terus ada -entah di hadapan kami, ataupun di dalam hati kami. Abi akan selalu ada.

Terima kasih sudah selalu jadi yang pertama untuk kami Bi. Terima kasih sudah jadi Abi kami di dunia, dan semoga juga di akhirat💕

A Day in 3rd Ramadhan 1445 H

Hari ini lagi-lagi kebangun sahur jam 4. Mana belum ada makanan apapun buat dimakan versi diet, jadi ya ngga solat Tahajud lagi deh demi memenuhi kebutuhan perut.

Sahur tadi karena mau gercep, akhirnya ngedadar telor 2 butir terus dimasukin sedikit bayam ke dalamnya. Tapi salahnya, sang bayam ngga dipotong lebih kecil lagi dan ngga direbus dulu. Jadi rasa2 sulit mengcover telur yg cuma dua biji. Yaudah, cuma makan itu doang. Berharap kenyang dan bisa bertahan pas di kantor.

Budget makan sahur: Telur 2 butir 4.000 + bayam seuprit ngga usah dihitung = 4.000. Beginilah tampilannya:

Sehabis subuh Alhamdulillah masih bisa ikut kajian Ustad OM dan Ustad Salim plus nyatet ringkasannya. Jam 7 langsung mandi, soalnya mau Dhuha dan ngaji dulu sebentar sebelum ke kantor. Btw hari ini kantor masuk jam 8.

Kerja-kerja-kerja di kantor, ngga sempet ikut kajian yg di jam 10 pagi itu. Siangnya ngga ke mana-mana, tetap di kantor. Sayangnya ngga bawa Qur'an, jadi ngga bisa ngaji. Besok mau bawa Qur'an dan bantal deh biar bisa tidur dikit di atas meja kerja.

Nah, pulang kantornya jam 3. Kerjaan belum selesai sih, tapi lanjut lagi besok. Sampe jam segini bahkan ngga sempet bales2in wa setelah minta SK Fungsional orang2 dan nanyain data Opla. Biarin deh, kan bisa besok. Mana besok mau bikin draft penempatan PPL pula. Masa iya seorang saya ikutan menentukan di mana para senior ditempatkan? Agak laen emang kalo dipikir pake otak yg ngga seberapa.

Nah, pulang kantor tuh langsung nyari sayur di toko Acong. Beli cincau, sawi, dan timun. Terus rencananya mau nyari air kelapa biar bisa makan cincau ada rasa walau tanpa gula. Akhirnya jalan lah ke arah pasar, eh keterusan nyampe pasar. Nyambi deh beli kentang 1 kg, kol 1/4, pir 2 butir, dan bawang bombai 1 buah. Gila ya belanja jaman sekarang. Cuma beli-beli gitu aja sehari habis sekian sekian. Enak bener jadi anak raja. Tapi kan kalo bilang begitu lupa Allah sudah kasih nikmat tiada tara tiada dua. Alhamdulillah masih bisa belanja.

Sampe di rumah udah jam 4. Langsung sholat Ashar ngga sempet tilawah. Setelah itu langsung ke dapur lagi, mikir mau masak apa dan bagaimana.

Pas buka kulkas, ternyata masih ada tempe yg dibeli di hari Jumat. Kelihatannya udah kurang seger, tapi dibuang juga sayang. Yaudah deh kita coba olah aja, kalo enak dimakan kalo ngga ya ngga usah. Soalnya kan ngga bisa icip-icip juga.

Jadi tempe tadi dipotong kecil2, tumis bawang merah, bawang putih, dan cabe dengan sedikit minyak, lalu masukin deh si tempe tanpa digoreng terlebih dahulu. Untung ada saori yg menyelamatkan rasanya. mkmkm..

Terus ternyata bayam yg dibeli Jumat juga masih ada, yaudah langsung direbus aja. Ngga masak apa-apa lagi sih, cuma itu doang plus ngerebus kentang dan telur.

Setelah itu nyempetin nyiangin sawi yg tadi dibeli, biar ntar kalo mau masak ngga terlalu repot lagi. Btw ini masaknya sambil dengerin kajian Ustad Edgar Hamas dan dengerin podcasnya Ustad Felix dan dr. Richard. Tapi ngga sampe selesai karena waktunya udah mau magrib sementara saya belum mandi. Akhirnya mandi deh, tanpa sempet workout juga hari ini. Jadi sampe sekarang juga belum sempet nonton podcast dr. Richard dan Podcast YNtv. Mungkin nanti sambil menuju tidur. Main duolingo juga cuma 2 sesi, belum mencapai target. Baca buku juga belum sempat. Yaa begitulah karena hari ini sudah banyak habis di kantor.

Setelah mandi baru deh adzan magrib. Zaza and her family hari ini bukber di rumah, jadi rame deh. Nah, ini penampakan makanan berbuka hari ini.

Ini cincau 1 (beli 2, Rp 5000) + air kelapa 1/2 buah (beli 1, Rp 10.000) bagi 2 buat ibu. Cincaunya 2.500 + air kelapa 5.000= 7.500.

Ini makannya. Ada kentang ukuran kecil 1 biji mungkin 2.000 + telur sebutir 2.000 + tempe 1/4 Rp 2.500 (1/2 dari 1/2 yg beli tempo hari, 1/2 sisanya buat sahur) + Pir 1/2 Rp 3.250 (harga pir 2 biji 15.000) + bayam seikat 3.500 + Timun sebutir 1.250 (5.000 dapet 4). Total= 14.500.

Ditutup dengan minum rimpang. Ngga usah dihitung, soalnya ibu yg beli rimpang-rimpangannya.

Jadi total makan hari ini 4.000+14.500+7.500 = 26.000

Nah, setelah makan, Zaza and family pulang. Kami pun beres-beres. Nyuci piring, buang-buangin sampah, ngerebus ayam buat Ilham dan David terus nyuapin mereka makan. Mereka dari pagi ngga mau makan ikan, kayaknya gara-gara ikan rebusnya udah agak berubah aromanya. Soalnya sudah 3 hari lalu ngerebusnya. Walau disimpen di Kulkas, tapi lidah dan penciuman mereka tuh pemilih dan manja banget. Jadi mereka dari pagi cuma makan krekes. Itu pun maunya RC. Udah tau babunya ini hanya pegawai rendahan, tolonglah kerjasamanya. Semoga ada rezekinya ya. Ya Allah manja banget 2 bocah bulu itu, pengen ku gigit kadang-kadang.

Abis itu siap-siap sholat Isya dan Tarawih. Selesai tarawih, tilawah dapet 3 lembar doang. Setelah itu ya langsung nulis ini biar ngga terlewatkan. Sambil nunggu kajian ustad OM tentang tadabur Surat Al Mulk. Ternyata sekarang sudah jam 21.19.

Btw tadabur surat Al Mulknya seru lho. Kemarin baru 1 ayat. Jadi 1 ayat per hari sampe 30 hari sesuai jumlah surat. Kemarin ayat pertama itu maknanya bahwa kita jangan pernah takut selama yg memiliki kita itu Allah. Tuhan kita itu Allah yg Maha segalanya. Dia lebih kuasa dari CEO, dari Direktur, presiden, raja, perdana menteri, dll. Jadi kenapa mesti khawatir selama nyawa kita ada di genggamannya. Yaudah, pasrah aja. Minta aja sama Allah. Allah Maha kuasa atas segala sesuatu. Kita tuh lagi di kerajaannya Allah. Wong kalo pun raja kita sekelas Nabi Sulaiman aja pasti kita rakyatnya bakal tenang karena rajanya sekuasa itu. Apalagi ini kita berada di kerajaannya Raja dari para raja. Apa sih yg ngga bisa bagi Allah? Apa yang ngga mungkin kalo mintanya ke Allah.

Nah kurang lebih begitu isi ayat pertama Al Mulk.

Okedeh. Sekian ya. Mau siap-siap dengerin kajian ayat kedua, setelah itu kalo belum ngantuk masih mau main Duolingo sedikit dan baca buku beberapa lembar.

Sekian.

13/3/2024

Chapter Two: Crossing Path

Universitas Mentari Mulia - Tangerang

Pagi itu matahari bersinar cerah, burung-burung berkicauan, awan putih berlayar seperti kapal di langit biru yang terhembus angin sepoi-sepoi, pohon-pohon rindang di taman kampus elit ini pun menciptakan suasana yang damai dan syahdu membuat Felix, yang hampir tidak pernah tidur lebih dari 3 jam selama 3 malam silam, merasa lebih tenang walaupun kepalanya masih berdenyut. Felix berjalan gontai sambil menghela napas panjang, mood-nya benar-benar berantakan, ia berharap bisa mendapatkan tidur yang cukup nanti malam. Tanpa Felix sadari, kehadirannya pagi ini memikat seseorang yang memperhatikannya dari jauh.

Gabriel bersandar ke kaca yang memisahkan gelanggang basket dengan taman kampus saat matanya menangkap sesosok yang ia kenali. Rasa kantuknya seketika hilang saat ia melihat penampakan Felix: rambutnya yang mulai panjang ditata seadanya dengan bando hitam ke belakang, ransel biru muda yang dilampirkan di salah satu bahu, t-shirt biru dengan wajah smiley dan jeans yang terlihat sedikit kebesaran membuat ia terlihat seperti anak sekolah dasar yang sedang tersesat di kampus ini. Walaupun wajahnya terlihat lelah dengan kantong mata yang mulai menonjol, sama sekali tidak mengurangi ketampanan pemuda itu.

Gabriel hanya bisa tertegun diam mengamati Felix yang berjalan pelan ke arahnya. Entah mengapa pagi ini kaki jenjangnya memiliki pikirannya sendiri; mulai melangkah ke tengah-tengah jalan setapak seperti berniat untuk menghalangi jalan pemuda berbaju biru yang berjalan ke arahnya. Dan benar saja, Felix yang sedari tadi hanya melihat ke bawah kontan terkejut karena Gabriel yang muncul tiba-tiba di depannya. Badannya terhuyung ke belakang tiba-tiba terhenti oleh tangan yang menangkapnya. Mata mereka pun bertemu kembali, Gabriel dengan mata gelapnya bertemu dengan mata cokelat Felix yang membesar.

Satu... dua... tiga... empat detik mereka membeku di posisinya masing-masing, Gabriel yang menopang tubuh Felix dengan tangan kanannya dan Felix yang bersandar 45 derajat ke tangan kanan Gabriel. Beberapa pasang mata mahasiswa yang berlalu lalang di dekat mereka menatap dengan terkesima seperti menyaksikan shooting adegan K-drama.

"ARE YOU FUCKING CRAZY?!" Felix yang akhirnya tersadar menapakkan kakinya dan mendorong Gabriel dengan sekali sentakan. Teriakannya kontan memecah ketenangan taman kampus pagi itu; membuat beberapa mahasiswa yang sedang berjalan menuju gedung fakultas mereka masing-masing maupun security yang berjaga di sekitar taman tersentak dan otomatis menoleh ke arah suara lantang tersebut.

Gabriel bisa meilhat wajah berubah merah padam dan mata cokelat Felix memandangnya dengan penuh amarah. Tidak ia sangka Felix bisa menjerit sekencang tadi.

"The fuck is your problem?!" Felix berkata tajam sambil memungut kembali ransel miliknya yang sempat terjatuh dan meninggalkan Gabriel. Kejadian ini sama sekali tidak ada di kartu bingo bulan Septembernya.

"For Christ's sake, what did you do, Gab?" Seorang gadis yang tak kalah tingginya dengan Gabriel berjalan cepat menghampirinya, bingung dengan teman sekelasnya yang sudah berbuat onar pagi ini. Ia mengenakan jas lab yang tak terkancing dengan kerah bergaris hijau —tanda mahasiswa prodi Biotechnology; name tag yang terbordir bertuliskan Patricia Vossbein.

Yang ditanya hanya terkekeh seperti orang gila, "Gapapa Pat, cuma iseng." Gabriel menjawab sekenanya.

"Gue cuma ninggalin lu beli air bentar, dan lu udah bikin anak orang ngamuk. Sinting lu emang." Patricia menjulingkan matanya, heran tapi tak heran dengan kelakuan Gabriel yang seringkali diluar nalar teman-teman sekelasnya. "Ayo buruan, si Vanessa udah nungguin dari tadi di lab mikro. She's been bitching on whatsapp and I can't take it anymore." Gabriel yang digandeng Patricia ke arah gedung fakultas STEM hanya bisa menatap punggung Felix yang semakin berjalan menjauh dari dirinya.

Menarik, batin Gabriel sambil tersenyum.

[To Be Continued]

in the 2012 bible

Adrien (Felix) had a bad leg and was studying to be a doctor. Except he's really good at art.

Good morning, I'm thinking about this bastard today

I went through bible and artbook translations again. I really wanna know how and when they went from "sows chaos to stimulate his creative spirit and observe the consequences" and "seeks wealth and world domination" to Mr. Freeze backstory.

The artbook says he is obsessed with wealth and power to forget the pain of his missing wife. In July 2012 bible madame Nanty is still alive, just as busy as her husband and assigned the bodyguard to Adrien/Felix because she considers him fragile. In later bibles I don't see her mentioned at all (unless I missed it), and never is her name mentioned. Adoni, Null and the Pergue organization aren't mentioned either. I want to know more about them.

Kalo kata ust felix siauw, Rasulullah SAW pernah bilang kebahagiaan di dunia ini ga ada apa2nya dibandingkan kebahagiaan nanti di akhirat..

Tapi kenapa sih aku masih suka ngejar kebahagiaan di dunia☹️

Bukan sekali duakali, tapi bertubi-tubi

Masa awal-awal ngaji, kakak guru pernah berkata kepadaku, “kita ini Dek pasti akan diuji oleh Allah SWT pada titik-titik kelemahan kita.

Kalau kita lemah dalam hal baqo, Allah akan menguji kita di sana. Kalau kita lemah dalam hal nau, Allah akan mempertemukan kita dengan orang-orang yang melalui mereka garizah nau kita diuji.” Perkataan itu selalu kuingat. Bahkan aku mencari beberapa artikel yang membahas tentang hakikat ujian kehidupan agar menjadi benar-benar paham.

Mengutip sebuah tulisan oleh Mardiana Umari bahwa: Orang itu diuji tepat dititik terlemah yang dia miliki. Orang akan diuji pada titik di mana kapasitas dan kualitas diri mereka dianggap Allah masih kurang dan membutuhkan peningkatan. Orang akan diuji pada kelemahan yang harus dihilangkan. Penulis kemudian memberikan contoh. Jika kelemahan seseorang adalah kesombangan, maka Allah akan menguji orang itu dengan perkara yang semakin menjadikan dia sombong atau justru mengurangi harta agar dia insaf dan tidak lagi berperilaku seperti itu.

Mungkin jika kuanalogikan, sama halnya dengan mahasiswa yang selalu menunda untuk menghadiri kajian karena alasan sibuk mengerjakan tugas. Allah akan senantiasa memberikan dia kesibukan ketika dia akan berangkat. Terus seperti itu Sampai dia memilih memprioritas utama dalam aktivitasnya. Apakah belajar Islam atau perkara lain?

Aku jadi teringat dengan cerita guru biologi waktu SMA dulu. Ceritanya seperti ini, beliau dari kecil alergi sama telur dan sangat pantang makan telur. Karena kalau makan telur, kepala beliau akan ditumbuhi bisul. Lalu tiba-tiba beliau menemukan sebuah teori bahwa alergi itu kalau terus “dimanjakan” dalam artian diberi perlakuan spesial, ia akan bertambah betah dan terus menempel dalam tubuh kita. Tapi kalau alergi itu diserang secara terus menerus dengan yang menjadi pantangannya, alergi itu akan menjadi jenuh, terus memudar, dan hilang tidak akan pemah muncul lagi. Beliau lalu mencoba membuktikan teori itu pada dirinya sendiri. Beliau yang tidak bisa makan telur memaksa dirinya untuk makan telur sampai kepalanya dipenuhi oleh bisul. Beliau mengaku sangat kesakitan karena bisulnya semakin membesar dan memerah. Namun, beliau tetap saja memaksakan diri makan telur, bahkan sampai kepala beliau berdarah-darah.

Lama kelamaan bisul-bisul di kepala beliau pecah semua. Tapi beliau tetap saja makan telur. Sampai perlahan-lahan bisul di kepala beliau mulai menghilang, dan akhirnya bisul itu sudah tidak pernah muncul lagi meski memakan telur berkali-kali.

Dari cerita itu, aku memahami seperti itulah Allah menguji seseorang. Allah memberikan ujian memberikan ujian sesuai dengan kelemahan orang tersebut.

Allah sangat tahu kalau kelemahanku adalah mudah baperan hehe. Baperan itu termasuk ke dalam garizah baqo. Jadi bahasa “ngaji”nya orang yang mudah baperan adalah “baqoan.”

Maka Allah terus menerus mempertemukanku dengan orang yang akan membuatku baper, yang membuatku jadi mudah tersinggung, merasa kesal, dan merasa kecewa. Ujiannya bukan sekali duakali, melainkan bertubi-tubi. Ya namanya juga ujian kehidupan, bukan ujian final yang tidak ada remedialnya. Agar apa? Agar suatu hari nanti jika seseorang memperlakukanku dengan hal yang tidak kusukai, seperti tidak menepati janji, tidak dapat dipercaya, atau berkhianat, aku tidak akan baper lagi. Karena hati ini lama kelamaan sudah jenuh dibuat baper melulu.

Padahal, berdakwah itu mengajak kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Dakwah adalah perkara yang seharusnya ikhlas dilakukan karena Allah bukan karena siapa siapa. Maka satu-satunya tempat berharap adalah Allah SWT semata. Jadi tidak perlu dibuat baper lagi. Seperti kata Ustad Felix, “kalau dakwah jangan baper, kalau baper jangan dakwah.”

Memang agak meyakitkan.

Tapi menaklukkan garizah baQo diri sendiri itu tidak mudah. Sangat sangat tidak mudah. Bahkan sekadar mengurangi kebaperan itu membutuhkan waktu, kesabaran, dan keihklasan. Seperti bapak guru yang dengan sabar menahan sakit untuk menghilangkan bisul di kepalanya.

Jadi inti dari tulisan ini adalah aku ingin berterima kasih kepada orang-orang yang pernah membuatku baper di masa lalu, juga kepada yang membuatku baper sepekan belakangan ini. Karena kalau mereka tidak membuatku baper, aku tidak akan lulus ujian dari Allah. Dan kalau aku tidak lulus ujian dari Allah, aku akan mejadi orang yang baperan melulu.

Aku juga minta maaf kepada orang-orang yang menjadi korban kebaperanku. Karena kebaperan ini mebutuhkan peralihan atau penyaluran. Bukankah setiap manusia adalah ujian bagi manusia lain? Jadi jangan tanya kenapa.

Mengutip sebuah kutipan: “Jangan pemah mempersoalkan mengapa kita diuji, karena sudah sememangnya taraf kita yang bergelar hamba ini layak diuji.”

Masih mengutip sebuah tulisan dari laman Kumpulan Materi Tabiyyah: “Ingatlah mushaf Alquran tidak akan pernah terbang sendiri kemudian datang dan memukuli orang-orang yang bermaksiat. Sungguh teramat merugi mereka yang mengikuti hawa nafsu kemudian pergi meninggalkan kebersamaan dalam dakwah tanpa mau bersabar sebentar dalam ujian keimanan. Tanpa mau mencoba bertahan sebentar dalam dekapan ukhuwah.”

Semangat melewati ujian dari Allah. Biidznillah, kalau aku bisa, kamupun pasti bisa. Tapi kalau ingin lulus ujian tentu ilmu harus diperbanyak. Ilmu tentang apa? Ilmu Islam dan mekanisme pertahanan diri, hehe.

Makassar, 12 November 2019

"Perjalananku, aku rayakan."

Bukan perihal mudah untukku sampai disini, aku disini, miliki juta arti. Yang akanku kagumi, sampai akhir perjalananku nanti.

Masih aku ingat, pertama kali diriku muncul di televisi. Bukan, ini bukanlah hal yang keren, ini fantastis! Aku mengikuti survival show berjudul Stray Kids besutan Mnet, yang waktu itu tayang perdana pada 17 Oktober 2017. Aku yang masih awam, banyak belajar dari member yang lain. Masa trainee singkat dan hanya punya skill menari. Dan aku, tereleminasi.

7 November 2017, aku resmi tereleminasi dari program itu. Yang awalnya kukira 'kan jadi tempatku berkembang dengan rekan baru. Nyatanya, aku masih baru dan lugu. Banyak yang perlu aku latih dan asah lagi, sampai akhirnya aku mampu.

19 Desember 2017, aku diundang tuk hadiri acara final survival show Stray Kids. Yang kukira, ku 'kan beri selamat pada rekanku yang akan debut nanti. Yang seketika namaku dipanggil, turut bergandeng tangan dengan Felix, rekanku yang pula tereliminasi. Kami berjejer, dengan member lain, dengan sedikit tunduk layangkan sarat resah dan sedikit, sedih. Hingga kami, di detik kemudian, diumumkan sebagai line-up debut untuk Stray Kids; kami bersembilan.

Banyak yang berlalu, dari kami beri semangat baru, sebagai rookie lugu yang baru debut. Nyanyikan District 9 dengan bangga, meski sempat dilabeli grup gagal dari agensi besar; kami tak gentar. Hingga kami, secara mengejutkan, dapatkan kemenangan pertama kami dengan Miroh. Ah aku ingat, aku sedikit menangis kala itu, yang aku janji itu tangisan terakhirku di depan kamera.

Waktu terus berjalan, banyak lika-liku yang kami jalani sebagai idol group. Kami kehilangan satu member kami, dan mencoba untik terus merangkak, membahagiakan penggemar kami, Stay. Waktu itu, konser pertama kami, tangis kami pecah; tak ingin kehilangan Stay. Oh, seperti yang aku bilang, aku tidak menangis. Aku ambil tugasku sebagai kakak tertua kedua; yang beri tenang pada keenam adik-adikku.

Waktu demi waktu, kami terus berkembang, kami terus dikenal. Sampai datang satu momen yang beri cahaya terang tuk jalan kami, GO LIVE. Kami rilis lagu kami, God's Menu, Waktu demi waktu, kami terus berkembang, kami terus dikenal. Sampai datang satu momen yang beri cahaya terang tuk jalan kami, GO LIVE. Kami rilis lagu kami, God's Menu, yang dapat perhatian dunia. Seketika, kami temukan jutaan kebahagiaan yang tak kami duga. Titik pembalik itu, God's Menu, jadi awal baru bagi kami, Stray Kids sampai dikenal seluruh dunia.

Yang terus dukung kami, Stay, beri kekuatan terbesar bagi kami. Hingga kami banyak dapat penghargaan bergengsi yang tak pernah kami sangka, lagi. Kami memenangkan Kingdom, salah satu survival show besar untuk Boy Group, kami menangkan The Most Popular Group pada MAMA 2022. Dan, kami berhasil, memecahkan rekor sebagai grup dengan Pre Order album terbanyak sepanjang sejarah. Dan terakhir, kami dapat penghargaan tertinggi di VMA sebagai Best Kpop, kami, sudah jauh berkembang; aku sudah jauh berkembang.

Aku sudah berjalan sejauh ini, ya? Langkah demi langkah yang kupijak, lahirkan aku yang sekarang. Aku yang berkembang, aku yang bangga dengan diriku sendiri: aku dengan versi terbaikku.

Aku, sudah berjuang. Dan tak akan pernah berhenti.