Tumgik
#anak dari keluarga kurang mampu
wwwintinewscoid · 10 months
Text
Diperertimbangkan Bentuk Panja PPDB Oleh Komisi X
INTINEWS.CO.ID, NASIONAL – Banyaknya laporan temuan pelanggaran yang dilakukan sejumlah oknum selama penyelenggaraan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) oleh karena itu diperertimbangkan bentuk Panja PPDB oleh Komisi X. Foto, dokumentasi http://www.intinews.co.id Melihat kompleksnya persoalan penerimaan siswa baru, Wakil Ketua Komisi X DPR Dede Yusuf mempertimbangkan membentuk Panitia Kerja…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
yunusaziz · 17 days
Text
Tumblr media
Berbincang dengan orang tua pun ada seninya✨
Kemarin saya menghubungi Umi. Saya sampaikan pesan di atas. Terlihat birokratis? Memang haha. Tetapi dengan cara itu malam ini saya berhasil ‘menyita’ waktu Umi barang 1-2 jam untuk mengobrolkan perihal masa depan. Berdua.
Hal yang sama juga berlaku ke Abi, di tengah begitu padatnya aktivitas beliau, mencari waktu ‘intim’ untuk berdiskusi butuh membuat janji terlebih dahulu. Jauh-jauh hari.
Makanya dulu ada yang bertanya, "Kok bisa sih mas dekat dengan ortu? Atau tanya kiat meemulai ngonrol sama ortu?"
Saya ketawa aja kalau ingat dulu haha. Ya aslinya nggak dekat-dekat juga dulu, apalagi ketika Abi masih diamanahi jadi ‘wakil rakyat’, habis waktunya buat urusan umat. Dari pagi menuju pagi lagi, sampai kesal :)
Saya selalu meyakini bahwa segala sesuatu memiliki seni dalam upaya memperoleh hasil terbaik. Lebih-lebih aktivitas yang melibatkan orang lain seperti berkomunikasi. Butuh trik yang perlu dicermati, agar hasil optimal bisa didapati.
Apa yang saya lakukan di atas, tentu saja tidak sebatas ‘supaya ketemu’ saja, melainkan saya ingin Umi mempersiapkan diri sebaik mungkin. Nggak selalu gitu juga sebenernya, hanya kalau ingin deep-talk ajaa. Sepertinya umi juga mulai notice misal saya chat demikian, pikir beliau “Anak lanang (laki-laki) kayaknya lagi butuh nasihat nih.” responnya—hahaha😂☝🏻
Ya intinya begitulah. Apa poin dari tulisan ini?
Sebagai anak tentu saja kita mendambakan peranan orang tua yang mampu menjadi penerang di tengah kegelapan yang sedang kita alami. Nasihatnya, afeksinya, semuanya, adalah apa yang kita butuhkan ketika dalam keadaan yang sedang tidak baik-baik saja itu.
Hanya saja, mungkin tidak semua orang ‘beruntung’ memiliki orang tua, atau keluarga yang memiliki iklim sehat dalam hal komunikasi itu. Saya pun beberapa tahun yang lalu mengalami juga kok. Solusinya yaa hanya butuh kesabaran, ekstra tenaga untuk terus memulai, menginisiasi, sembari mencari celah untuk memjumpai trik jitunya.
Semua butuh proses. Sabar yaa… Jangan menilai orang tua kita dengan hal yang kurang baik hanya karena mereka dari sudut pandang kita ‘gagal’ dalam urusan menjadi orang tua seutuhnya. Setidaknya pada kesoktahuan kita ini^^
Anyway, mohon doa terbaik dari teman-teman untuk Abi saya.. terima kasih🙏🏻
109 notes · View notes
steven-wijaya · 4 months
Text
CERITA SEKS KEPUASAN DARI ASSISTEN PRIBADIKU (Part-1)
Tumblr media
Latar belakang keluargaku adalah dari keluarga yang dibilang sangat sukses. Suamiku bekerja salah satu keduta besar  Australia dijakarta pusat. Setelah aku menyelesaikan studinya S2 ku di  UGM, aku mengusulkan untuk mengajukan pindah ke kota Surabaya agar dapat berkumpul lagi dengan keluarga. Setelah mengurus melalui birokrasi yang cukup ribet,  akhirnya aku bisa pindah dari kantor yang ada diJakarta Pindah kesurabaya.
Sebagai orang baru, aku tentu saja harus bekerja keras untuk menunjukkan kemampuanku. Apalagi tugas baruku di kantor ini adalah sebagai kepala kantor dan aku harus mampu menunjukkan kepada anak buahku bahwa aku memang layak menempati posisi ini. Sebagai konsekwensinya aku harus rela bekerja hingga larut malam menyelesaikan tugas-tugas yang sangat berbeda saat aku bertugas dahulu.
Hal ini membuatku harus selalu pulang larut malam karena jarak rumah kami dengan kantor yang cukup jauh yang harus kutempuh selama kurang lebih tiga puluh menit dengan mobilku. Semenjak aku pidah kesurabaya aku menjadi  jarang bercengkerama dengan suamiku karena jarak antara kami sudah beda antara Jakarta dan Surabaya apalagi kita sama-sama semakin sibuk sejak karirnya meningkat. Praktis kami hanya bertemu seminggu sekali saja.
Atas kebijakan pimpinan, aku selalu dikawal oleh assisten kantorku jika hendak pulang. Sebut saja namanya Mas Tomi. Dia sering mengawalku dengan sepeda motor untuk mengiringi mobilku dari belakang hingga ke depan halaman rumahku untuk memastikan kalua aku aman sampai ke rumah. Dengan demikian aku selalu merasa aman untuk bekerja hingga selarut apapun karena pulangnya selalu diantar oleh Mas Tomi.
Tak jarang aku memintanya mampir untuk sekedar memberinya secangkir kopi. Mas Tomi seorang anak Muda yang sudah yang usianya sudah 30 tahunan dan sudah berkeluarga. Tubuhnya cukup kekar dengan kulit putih khas orang bandung. Ia memang asli dari bandung  dan dia juga mantan atlit angkat besi.  Semenjak menjadi assistenku dikantor,  akupun sudah dikenalkan dengan istrinya ya bernama Lilis.
Suatu hari, saat aku selesai lembur. Aku kaget hari itu Mas Tomi tidak masuk kerja.
"Lho Mas Tomi di mana pak?" tanyaku pada Security yang mengantarku.
"Katanya Bu, Pak Tomi hari ini minta ijin tidak masuk katanya istrinya melahirkan" katanya dengan sopan.
Akhirnya aku tahu kalau yang mengantarku adalah Pak Didik, Security yang biasanya masuk pagi.
"Kapan istrinya melahirkan?" tanyaku lagi.
"Katanya sih hari ini atau mungkin besok Bu" jawabnya.
Awal Perselingkuhan, dengan Assisten kantorku saat aku bersama suamiku memutuskan untuk menjenguk istri Mas Tomi di Rumah Sakit Umum. Akhirnya aku mengetahui kalau Lilis mengalami pendarahan yang cukup parah. Dengan kondisinya itu ia terpaksa menginap di Rumah Sakit untuk waktu yang agak lumayan lama.
Atas saran suamiku aku ikut membantu biaya perawatan istri Mas Tomi dengan pertimbangan selama ini Mas Tomi telah setia mengawalku setiap pulang kerja maupun dikantor. Sejak saat itu hubungan keluargaku dengan keluarga Mas Tomi seperti layaknya saudara saja. Kadangkala Lilis istri Mas Tomi mengirimkan sebuah buah pisang hasil panen dari kebunnya ke rumahku. Walaupun harganya tidak seberapa, tetapi aku merasa ada nilai lebih dari sekedar harga pisang itu. Ya, rasa persaudaraan! Itulah yang lebih berharga dibanding materi sebanyak apapun. Kadang akupun juga sering mengirimi beberapa makanan ringan dan sembako ke rumahnya yang sangat sederhana. Karena seringnya aku berkunjung ke rumahnya maka tetangga aku sudah menganggapku sebagai bagian dari keluarga Mas Tomi.
Suatu hari, saat aku pulang lembur, seperti biasa aku diantar Mas Tomi. Begitu sampai ke depan rumah tiba-tiba hujan mengguyur dengan derasnya hingga kusuruh Mas Tomi untuk menunggu dirumahku sampai hujan reda. Aku suruh pembantuku yang sudah tua untuk membuatkan kopi untuk Mas Tomi.
Sementara Mas Tomi menikmati kopinya aku pun masuk ke kamar mandi untuk mandi. Ini memang merupakan kebiasaanku untuk mandi sebelum tidur. Hujan tidak kunjung reda hingga aku selesai mandi, kulihat Mas Tomi masih duduk menikmati kopinya sambil menghisap rokok kesukaannya di teras sambil menerawang memandangi hujan.
Malam itu aku hanya mengenakan baju tidur satin model daster tanpa memakai Bra dan ikut duduk di teras untuk sekedar menemaninya ngobrol. Kebetulan lampu terasku memang lampunya  agak remang-remang yang sengaja kuatur demikian dengan suamiku agar enak menikmati suasana.
"Gimana sekarang punya anak Mas? Bahagia kan?" tanyaku membuka percakapan.
"Ya..Bahagia sekali Bu..! Habis dulu istri saya pernah keguguran saat kehamilan pertama, jadi ini benar-benar anugrah yang tak terindah buat saya Bu..".
"Memang Mas.. Aku sendiri sebenarnya sudah ingin punya anak, tetapi.." Aku tidak dapat meneruskan kata-kataku karena malu juga membicarakan kehidupan seksualku di depan orang lain.
"Tetapi kenapa Bu.. Ibu kan sudah punya segalanya, Mobil ada, Rumah juga sudah ada.. Apa lagi" Timpalnya seolah-olah ikut prihatin.
"Ya..Itu lah Mas.. Dari materi memang kami tidak kekurangan, tetapi dalam hal yang lain mungkin kehidupan Mbak Lilis istri Mas lebih bahagia"
"Mmnn…maksud ibu.." tanyanya terheran-heran.
"Itu lho Mas.. Mas Tomi kan tahu kalau saya selalu kerja sampai malam sedangkan suami ketemu hanya seminggu sekali jadi kami jarang bisa berkumpul setiap hari "
"Ya..Memang itulah rahasia kehidupan Bu.. Kami yang orang sederhana sedangkan keluarga ibu yang tidak kekurangan materi malah bingung tidak dapat kumpul".
Matanya sempat melirikku yang saat itu mengenakan daster satin yang kupakai, apalagi kedua putting susuku tidak dapat menutupi dengan kain satin dasterku . Kulihat penisnya mulai naik turun melihat kemolekan tubuhku. Mungkin karena hujan yang semakin deras dan aku yang jarang dijamah oleh suamiku membuat gairah nakalku juga bangkit.
Aku sengaja mengubah posisi dudukku sehingga pahaku yang mulus sedikit kelihatan. Hal ini membuat duduknya semakin gelisah, matanya berkali-kali mencuri pandang ke arah pahaku yang memang sengaja kubuka sedikit.
"Sebentar Mas aku ambil minuman dulu" kataku sambil bangkit dan berjalan masuk.
Aku sadar bahwa pakaian yang kukenakan saat itu agak memperlihatkan tubuhku sehingga bila aku berjalan ke tempat terang tubuhku akan membayang di balik gaun satinku yang licin itu.
"Oh ya Mas Tomi kita masuk saja ke dalam soalnya hujan kan di luar dingin.."
"Baik Bu.." jawab Mas Tomi agak tergagap karena melihat penampilanku ini.
Aku mengerti apa yang dirasakanya karena Mas Tomi sudah lama tidak menyentuh istrinya sejak melahirkan bulan kemarin, karena usia kelahiran bayinya belum genap 40 hari. Suasana sepi di rumahku ditambah dengan dinginnya malam membuat gairahku bergejolak dengan kehadiran Mas Tomi dirumahku.
Mas Tomi terlihat sangat terangsang melihat penampilanku yang sangat segar habis mandi tadi. Akhirnya mungkin karena tidak tahan atau karena udara dingin ia minta ijin untuk ke kamar kecil.
"Maaf Bu.. Boleh minta ijin ke kamar kecil"
"Silahkan Mas.. Pakai yang di dalam saja"
"Ah.. Enggak Bu saya enggak berani"
"Enggak apa-apa.. Itu Mas Tomi masuk aja nanti dekat ruang tengah itu"
"Baik Bu.."
Sambil berdiri Mas Tomi membetulkan mentuk  celana panjangnya. Aku melihat ada tonjolan besar yang mengganjal di sela-sela pahanya. Aku membayangkan mungkin isinya sebesar sayur terong Atau bahkan mungkin lebih besar lagi.
Agak ragu-ragu ia melangkah masuk hingga aku berjalan di depannya sebagai pemandu jalan. Akhirnya kutunjukkan kamar kecil yang biasa aku pakai. Begitu ia masuk aku pun pergi ke dapur untuk mencari makanan kecil, sementara di luar hujan semakin deras.
Aku terkejut saat aku keluar dari dapur tiba-tiba ada tangan kekar yang memelukku dari belakang. Tiba-tiba piring yang berisi pisang goreng hampir saja terlepas dari tanganku karena kaget. Rupanya aku salah menduga. Mas Tomi yang kukira tidak mempunyai keberanian ternyata tanpa kumulai sudah mendahului dengan cara mendekapku. Napasnya yang keras menyapu-nyapu bulu kudukku hingga membuatku merinding.
"Maaf Bu Ratna, aku sudah tidak tahan..melihat ibu seperti ini", desisnya diiringi dengus napasnya yang menderu.
Lidahnya mulai menjilat-jilat bagian tengkukku hingga aku menggeliat sementara tangannya yang kokoh itu secara menyilang mendekap kedua Payudara ku. Untuk menjaga wibawaku aku pura-pura sedikit marah.
"Mas.. Apa-apaan ini.." suaraku agak kukeraskan sementara tanganku mencoba menahan laju tanganganya  yang semakin liar meremas kedua payudaraku dari luar gaunku.
"Maaf Bu..sekali Maaf, Tomi. Sudah tidak tahan lagi.." diulanginya terus ucapanya itu.
Kedua tangannya semakin liar bergerak meremas-remas dan kedua ujung ibu jarinya memutar-mutar kedua puting susuku dari luar gaun satinku.
Karena desahan nafsuku juga sangat membutuhkan tubuhnya yang mendekapku dari belakang, aku biarkan dia memeluku. Apalagi tonjolan batang penisnya yang sudah dikeluarkan dari celah reslting  celananya yang keras menekan kuat di belahan kedua belah buah pantatku. Terus digesek-gesekanya hingga kain satin dasterku juga ikut terselip dipantatku dan Hal ini semakin membuat nafsuku terbangkit ditambah dinginnya malam dan derasnya hujan di luar sana.
Suasana sangat mendukung bagi godaan setan untuk menggoda dan menggelitik nafsuku malam itu. Tubuhku semakin merinding dan kurasakan seluruh bulu romaku berdiri saat jilatan lidah Mas Tomi semakin ganas menerpa tulang belakangku. Tubuhku didorong Mas Tomi hingga tengkurap di atas meja makan dekat dapur yang sangat kuat karena memang terbuat dari kayu jati pilihan. Saat itulah tiba-tiba salah satu tangan Mas Tomi beralih menyingkap gaunku keatas dan meremas-remas kedua buah pantatku. Aku semakin terangsang hebat saat tangan Mas Tomi yang kasar menyusup celana dalam nylonku dan meremas pantatku dengan gemas.
Begitu celana dalam nylonku terlepas dari tubuhku. Jari-jarinya mulai menyentuh lubang anusku. Gila..!! Mas Tomi, dia Benar-benar lelaki yang bertubuh kekar dan permainan seksnya sangat kasar dan liar. Tapi aku sengat suka atas permainan seksnya seperti orang kehausan dipadang pasir . beda dengan suamiku permainan ranjangnya memperlakukan aku seperti tuan putri dengan lembut.
Tapi kali ini sensasi sangat beda dari pada yang lain, Kasar dan liar. Apa lagi samar-samar kucium aroma keringat Mas Tomi yang berbau khas lelaki! Tanpa parfum.. Gila aku jadi terobsesi dengan bau khas seperti ini.
"Akhh..Masssss..jangaaannn……dongggg…..Anhh" desahku antara pura-pura menolak dan meminta.
Ya harus kuakui kalau aku benar-benar rindu pada jamahan lelaki kasar macam Mas Tomi ini yang memiliki tubuh kekar dan sudah sangat bernafsu dan akupun sudah tidak mempedulikan apa-apa lagi. Dengan beringas dan kasar dijilatnya punggungku diluar gaun satinku dan menjilat kesana-sini sehingga membuat gaun satinku basah oleh air liur bekas jilatanya, membuat tubuhku menggeliat dan menggelepar seperti ikan kekurangan air. Apalagi saat bibirnya mulai menjilat-jilat bagian pantatku.
"Ahh…anghh..Masss.. Akhh.. Jangan..Akhh" kepura-puraanku akhirnya hilang saat dengan agak kasar mulut Mas Tomi dengan rakusnya menijilati kedua belah pantatku.
Luar biasa sensasi yang kurasakan saat itu. Pantatku bergoyang-goyang ke kanan dan kiri menahan geli saat jilatan lidahnya masuk kedalam lubang Anusku.
"Unggg.. Pantat ibu indah.." kudengar Mas Tomi menggumam mengagumi keindahan pantatku.
Tanpa merasa jijik sedikitpun lidahnya terus  menyelusup ke dalam lubang anusku dan jilat sana jilat sini. "Ouunggg..uuuhhh..Masss…. Ampunnhh" aku mendesis karena tidak tahan dengan rangsangan yang diberikan lelaki muda yang masih bertenaga  itu apalagi dia assistenku yang seharusnya dia menghormati bila di kantor.
Malam itu aku benar-benar pasrah total begitu Liang vaginaku sudah berkedut-kedut seolah tak sabar menanti disodok-sodok oleh batang penisnya itu. Rangsangan semakin hebat kurasakan saat tiba-tiba kepala Mas Toni menyeruak di sela-sela pahaku dan mulutnya yang rakus mencium dan menyedot-nyedot lubang vaginaku ku dari arah belakang. Secara otomatis kakiku melebar untuk memberikan ruang bagi kepalanya agar lebih leluasa menyeruak masuk. Aku sepertinya semakin gila. Karena baru kali ini aku bermain gila di rumahku sendiri. Tapi aku sudah tak peduli yang penting gejolak nafsuku malam ini bisa terlampiaskan.
"Ouunggg.. uuhhhh..Terushh.. Ohh Masssss”, dari menolak aku menjadi meminta! Benar-benar gila ini.
Pantatku semakin liar bergoyang saat lidah Mas Tomi menyelusup ke dalam alur sempit di selangkanganku yang sudah sangat basah dan menjilat-jilat kelentitku yang sudah sangat mengembang karena birahi. Aku merasakan ada suatu desakan maha dahsyat yang menggelora, tubuhku seolah mengawang dan ringan sekali seperti terbang ke langit kenikmatan.
Tubuhku mengejang-ngejang menahan terpaan gelora kenikmatan. Mas Tomi semakin liar menjilat dan sesekali menyedot kelentitku dengan bibirnya hingga akhirnya aku tak mampu lagi menahan Birahiku.
"Akhh..Massss….akhh.." aku mendesis melepas orgasmeku yang pertama sejak seminggu kepergian suamiku ini.
Nikmat sekali rasanya. Tubuhku bergerak liar untuk beberapa saat lalu akhirnya terdiam karena lemas. Napasku masih memburu saat Mas Tomi melepaskan bibirnya dari gundukan bukit di selangkanganku. Lalu masih dengan posisi tengkurap di atas meja makan dengan setengah menungging tubuhku kembali ditindih Mas Tomi. Kali ini ia rupanya sudah menurunkan celana panjangnya setengah kaki dan benda hangat dan keras yang menempel ketat di belahan pantatku. Gila panas sekali benda itu! Aku terlalu lemas untuk bereaksi.
Beberapa saat kemudian aku merasakan benda itu mengesek-gesek belahan vaginaku yang sudah basah dan licin. Sedikit demi sedikit benda keras itu menerobos masuk kedalam lubang vaginaku. Sesak sekali rasanya. Mungkin apa yang kubayangkan tadi benar, Karena selama ini aku belum pernah melihat ukuran, bentuk maupun warnanya.
Aku kembali terangsang saat benda hangat itu menyeruak masuk dalam kehangatan bibir vaginaku.
Blesss…."Uunghhh..uuuhhhh..Bu..Ratna punya ibu benar-benar nikmat sekali.." Gumam Mas Tomi disaat batang penisnya masuk kedalam vaginaku.
Didesakkannya masuk lebih dalam lagi batang penisnya ke dalam lubang vaginaku.
“Oungggghh”.  lagi-lagi sensasi yang luar biasa menerpaku.
Di kedinginan malam dan terpaan deru hujan kami berdua justru berkeringat.. Gila.. Mas Tomi menyetubuhiku di ruang makan di mana aku biasanya sarapan pagi bersama suamiku! Gaun satinku tidak dilepasnya dan masih melekat ditubuhku, hanya disingkap bagian bawahnya sedangkan celana dalam nylonku sudah terbang entah kemana dilempar Mas Tomi.
"Ouhh Mas….tomiiii.. Ahh", aku hanya mampu merintih dan menahan kenikmat yang amat sangat saat Mas Tomi mulai memompaku dari belakang lubang vaginaku dengan batang penisnya.
Dengan posisi setengah menungging dan bertumpu pada meja makan, tubuhku disodok-sodok Mas Tomi dengan gairah yang meluap-luap. Tubuhku tersentak ke depan saat Mas Tomi dengan semangat menghunjamkan batang penisnya keluar masuk ke lubang vaginaku, Lalu dengan agak kasar ditekannya punggungku hingga Payudara ku agak sesak menekan permukaan meja, Tangan kirinya menekan punggungku sedangkan tangan kanannya meremas-remas buah pantatku dengan gemasnya. Tanpa kusadari tubuhku ikut bergoyang seolah-olah menyambut dorongan batang penisnya.
Pantatku bergoyang memutar mengimbangi tusukan-tusukan batang penisnya yang menghunjam dalam-dalam. Suara benturan pantatku dengan tulang kemaluan Mas Tomi yang terdengar di sela-sela suara gemuruh hujan menambah gairahku kian berkobar. Apalagi bau keringatnya semakin tajam tercium dilubang hidungku.
“Oh.. Inikah dunia..kenikmatan”,  Tanpa sadar mulutku bergumam dan menceracau liar.
"Ouhmm terushh.. Terushh.. Yang keras..Mas…tekan lebih dalam", Aku menceracau dan menggoyang pantatku kian liar saat aku merasakan detik-detik menuju puncak.
"Putar Bu.. Putarrhh" kudengar pula Mas Tomi menggeram sambil meremas pantatku kian keras.
Batang penisnya semakin keras menyodok lubang vaginaku yang sudah semakin licin. Aku merasakan batang penisnya mulai berdenyut-denyut dalam jepitan dinding vaginaku. Aku sendiri merasa semakin dekat untuk  mencapai orgasmeku yang kedua. Tubuhku serasa melayang. Mataku merem melek menahan nikmat yang amat sangat. Tubuh kami terus bergoyang dan beradu untuk mencapai titik kenikmatan, sementara gaun satinku sudah basah oleh keringatku sendiri.
Mas Tomi semakin keras dan liar menghunjamkan penisnya yang menusku keluar masuk lubang vaginaku dari belakang. Lalu tiba-tiba tubuhnya kulihat mengejang-ngejang dan mulutnya menggeram keras.
"Annghh..ahhh…terushh buu.. Goyangg.. Anggghh..Tomii….mau keluar….anghhh", Batang penisnya yang terjepit erat dalam vaginaku terasa berdenyut kencang dan akhirnya aku merasakan adanya semprotan hangat yang menyirami isi rahimku.
Crott….crottt…crottt...Beberapa kali air cairan sperma Mas Tomi menyirami rahimku seolah menjadi pengobat dahaga malam ini yang sudah lama tidak disalurkan oleh Mas Tomi ke istrinya.
Tubuhnya senakin kian mengejang-ngejang liar dan tangannya semakin  keras mencengkeram pantatku hingga aku merasa agak sakit dibuatnya. Tapi aku tak peduli Karena tubuhku juga seolah terkena aliran listrik yang dahsyat dan pantatku bergerak liar menyongsong hunjaman batang penisnya yang masih menyemprotkan sisa-sisa cairan spemanya didalam vaginaku.
"Ouunggghhh..Terus..Mas tomiiii…buang yang banyak spermau didalam vaginaku..anghhh", tanpa malu atau sungkan aku sudah meminta Mas Tomi untuk lebih kuat menggoyang pantatnya untuk menuntaskan dahagaku.
Akhirnya aku benar-benar terkapar diatas meja makan. Tulang-belulangku serasa seperti mau lepas semua. Benar-benar lemas aku dibuat oleh Mas Tomi. Kami terdiam beberapa saat menikmati sisa-sisa kenikmatan yang baru saja kami peroleh. Batang penis Mas Tomi kurasakan mulai mengkerut dan mengecil dalam jepitan lubang vaginaku. Perlahan namun pasti akhirnya batang penisnya itu terdorong keluar dan terkulai menempel di depan bibir vaginaku yang basah oleh cairan kami berdua.
Gila banyak sekali Mas Tomi mengeluarkan cairan spermanya, aku tahu itu karena banyaknya tumpahan sisa-sisa cairan spermanya meleleh keluar dari lubang vaginanku yang menetes ke lantai ruang makan.
"Ibu benar-benar hebat.. Tomi jadi sayang sama ibu.." bisik Mas Tomi di telingaku.
Aku hanya diam antara menyesal telah melakukan kesalahan terhadap suamiku dan terpuaskan hasrat liar Mas Tomi.
"Sudah Mas…Nanti Mbok Sarmi bangun",  kulepas tangan Mas Tomi yang masih memelukku.
Aku berusaha melepaskan diri dari jepitan tubuh Mas Tomi yang kekar dari belakang tubuhku. Lalu aku bergegas ke kamar mandi dan membersihkan tubuhku. Sekali lagi aku mandi di malam yang dingin itu.
Begitu selesai mandi aku keluar dari kamar mandi dan baru sadar betapa kacaunya ruang makanku ini karena di Meja makanku sudah bergeser tak karuan sementara kulihat celana dalam nylonku terlempar ke sudut meja makanku. Mas Tomi masih membetulkan celananya.
"Maaf Bu saya.. Boleh numpang mandi Bu.."
"Silahkan Mas.. Handuknya ada di dalam".
Setelah mengambil celana dalamku yang ada dimeja makan, aku segera masuk kedalam kamar dan mengambil baju tidur yang ada didalam lemari. Kupilih baju tidur satin model daster seperti tadi saat aku bermain seks dengan Mas Tomi. Tapi kali ini hanya beda warna tapi modelnya sama. Tanpa memakai Bra dan Celana dalam lagi langsung kupakai baju tidur itu dan setelah itu aku langsung keluar dari dalam kamar untuk mengambil kain pel dan membersihkan cairan sisa-sisa persenggamaanku dengan Mas Tomi yang berceceran di lantai. Sementara itu Mas Tomi masih mandi di kamar mandi yang baru saja kupakai.
Bersambung
121 notes · View notes
kaktus-tajam · 4 months
Text
Cara Terbaik Membalas Jasa Guru
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh dr. Detty.. apa kabar dok? semoga dalam keadaan sehat dokter & keluarga🙏🏻
Terima kasih banyak inspirasi dokter selama ini, terutama percakapan dengan dokter di Melbourne saat 2019. Mungkin dokter lupa namun bagi saya sangat berkesan, sebagai murid yang saat itu sedang exchange namun berkesempatan berdialog bahkan jalan-jalan dengan dokter Detty.. belajar banyaak hal saat itu.
Saya hendak memberi kabar baik dokter, insyaAllah saya akan melanjutkan studi S2. Alhamdulillah saat ini sudah diterima di Harvard Medical School dengan beasiswa LPDP. Mohon doa restu dan nasehat dokter..
Setelah beberapa hari lalu mendapat letter of acceptance dari Harvard, aku mengabari beberapa guru dan dosen. Salah satu dosenku yang kuhubungi adalah dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, SpOG(K).
Beberapa jam kemudian, ada pesan masuk.
Ternyata beliau sedang berada di tanah para Nabi, bumi yang diberkahi Allah. Tanah Syams: Palestina.
“MasyaAllah Tabarakallah. Saya merinding membacanya. Doa terbaik saya untuk dr. Habibah dari tanah para nabi yg diberkahi Allah, Palestina”
Beliau kemudian menambahkan:
Tumblr media
Aku yang jadi merinding.
Kilas balik ke 2019 ketika dirizqikan berjumpa beliau di Melbourne tanpa sengaja. Allah memang pembuat skenario terbaik. Saat jauh di negeri seberang justru bisa bertemu secara eksklusif, karena di kampus kami terpisah oleh kesibukan. Hanya dapat mengagumi Director of Cochrane Indonesia ini di kelas, saat lecture-lecture beliau.
"Dulu saya bela-belain menjadi asisten dosen untuk 3 departemen, demi menghidupi diri saat kuliah."
Sore itu, sambil menysuri St. Hilda Beach diiringi angin kencang, Allah mengajarkanku tentang kegigihan.
Kegigihan dr. Detty meniti pendidikan. Dengan latar belakang keluarga beliau yang kurang mampu, dokter Obgyn ini harus berjuang dengan beasiswa sejak bangku sekolah.. hingga S3.
Jadi asdos satu departemen aja berat, ini tiga. Batinku.
Setelah lulus menjadi dokter, beliau mendapat beasiswa dari Dikti untuk studi S2 di Swedia. Maka setelah menyelesaikan program wajib kerja 5 tahun sebagai obsgyn, beliau berangkat. Ternyata, setelah lulus.. beliau ditawarkan melanjutkan S3 oleh pemerintah Swedia.
Wah semangat sekali ya beliau sekolah terus.. MasyaAllah..
Awalnya beliau enggan karena harus meninggalkan anak-anak di Indonesia untuk periode waktu yang panjang. Namun berbekal ridha suami, beliau akhirnya mengambil tawaran tersebut.
Suami saya justru yang memotivasi saya. Kata suami saya: kesempatan tidak datang dua kali.
Alhamdulillah selama perkuliahan beliau diizinkan untuk pulang ke Indonesia dan menemui keluarga. Tidak hanya sekali, dua kali: 4x! dan itu semua dibiayai.
Beliau tersenyum sambil berkata,
Mungkin jarang yaa saat itu, ada seorang wanita, berjilbab pula, yang mau sekolah jauh-jauh (di tempat yang musim dinginnya -44 derajat Celsius).
Maka saya disekolahkan, tanpa harus ada tanggung jawab moral dan syarat mengabdi ke pemerintahan Swedia. Alhamdulillah.
Ternyata dengan niat yang baik, Allah mudahkan beliau mengikuti banyak courses di kota lain di Eropa (Geneva, London, dll.) secara cuma-cuma, selama studi S3 tersebut.
Kami terus mengobrol bahkan ketika di atas tram (kereta listrik di Melbourne). Aku sungkan dan canggung. Maklum, ini kali pertama aku belajar networking. Hehe. Apalagi dengan prestasi dr. Detty yang luar biasa. Minder sekali.
Namun.. beliau adalah dokter yang keibuan, rendah hati dan bersahaja. Terbukti dari hangatnya beliau menyimak cerita-cerita recehku tentang exchange hehe..
Wah, alhamdulillah ya dek masih muda sudah bisa dapat banyak pengalaman di luar negeri. Saya jadi ingat, pertama kali saya berangkat ke luar negeri. Saat itu saya kuliah semester 3. Saya diminta mewakili Indonesia untuk konferensi di Bangkok. Saat berangkat di bandara Adisucipto, saya diiringi seakan saya hendak berangkat haji.
dr. Detty tertawa mengenang ramainya keluarga dan dosen (dosen-dosen legendarisnya FK UGM) yang melepas kepergian beliau saat itu ke bandara. Memang di era tersebut, masih sedikit sekali orang Indonesia yang dapat berangkat ke luar negeri. Apalagi dengan ekonomi keluarganya saat itu.
Pertemuan itu membekas sekali. Aku terharu, juga tertampar. Ya Allah, banyak hal yang perlu kusyukuri. Banyak privilege yang Allah berikan padaku. Hari itu aku membatin, ingin mensyukuri nikmat ini dengan terus menuntut ilmu. Dengan terus mencari ladang amal yang bermanfaat untuk ummat. Hari itu terbersit di hati (dari Allah): semoga bisa bersekolah lagi, jika memang studi tinggi dapat meluaskan kebermanfaatan diriku.
Beliau satu dari sekian banyak guru-guru yang berjasa dalam hidupku.
Seorang kakak dulu mengingatkanku: jasa guru dan dosen tidak akan dapat terbayar,
Maka cara terbaik membalas jasanya adalah dengan mengamalkan ilmu yang diberikannya. Cara terbaik membalas jasanya adalah dengan mendoakannya. Doa agar Allah melipatgandakan kebaikan untuknya dan keluarganya.
Maka jika sekarang aku berdiri di titik ini, tidak lain dan bukan adalah akumulasi dari jasa banyak sekali manusia. Hanya Allah-lah yang dapat membalas kebaikan mereka, keikhlasan mereka.
Selamat terus bertumbuh, merely standing on the shoulders of giants.
-h.a.
Saya tidak pintar, namun saya dibiasakan dan dimudahkan mengamalkan satu amalan ketika saya belajar. Dari kecil, saya selalu belajar dalam keadaan berwudhu.
-dr. Detty Siti Nurdiati, MPH, PhD, SpOG(K)
Mohon doa untuk guru-guru kami..
44 notes · View notes
hellopersimmonpie · 1 year
Text
Dalam bayangan orang yang terjebak bubble, Ibu pekerja adalah ibu-ibu yang mengejar karir dan ambisi. Lupa kalo di luar sana ada TKW pekerja kasar, buruh pabrik, ART, dan profesi-profesi lain yang diambil bukan karena punya pilihan.
Pernah baca bukunya Anette Lareau yang judulnya Inequal Childhood ngebuat gue makin lama makin nggak berani mengomentari pola asuh dan pola pendidikan yang menurut gue "kurang" peran orang tua. Gue justeru berharap sistem pendidikan kita, baik yang di dalam ataupun di luar sekolah, mampu mengcover kebutuhan anak. Terlepas bagaimanapun kondisi orang tuanya.
Karena dari keluarga cemara ataupun dari keluarga yang tidak cemara-cemara amat, setiap anak berhak mengakses pendidikan yang baik. Pendidikan yang bisa menumbuhkan mereka sebagai manusia.
111 notes · View notes
penaimaji · 1 year
Text
Mengisi Tangki Cinta
Merantau bagi sebagian orang terlihat sangat berat, apalagi jauh dari keluarga. Namun sebenarnya ada banyak sekali sisi positifnya kalau kita bisa mencari partner hidup yang bisa diajak bekerjasama; punya lingkungan yang supportif; dan pertemanan yang cocok
Tapi, nyatanya nggak semudah itu. InsyaAllah bisa menjadi lebih mudah karena kita sandarkan semua pada Allah. Sombong kalau merasa diri sendiri mampu, padahal Ia yang memampukan
Semenjak hamil besar, ruang gerakku jadi terbatas banget. Apalagi setelah anak lahir, ulun gin kawa behinak ja alhamdulillah🤣
Luar biasa ternyata ya, merawat bayi bersama suami di tempat yang jauh dari siapa-siapa, disini support dari pasangan berpengaruh besar. Sungguh ku tak sanggup kalau sendiri
Fase-fase ini justru aku lebih slow, disamping pekerjaanku yang fleksibel, aku juga memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Mencari titik nyaman dulu menjalani peran ini. Soalnya kalau ini udah nyaman dan jadi habit, bisa eksplor lagi ke luar; update ilmu pengetahuan lebih banyak lagi
Gak ambis dulu, capek bener ngejar dunia tu nggak ada habisnya. Lagian apa yang dikejar? Harus merasa lebih dari orang lain? Wkwkwk gak dulu lah
Soalnya ya jadi ibu tuh rasanya kaya gimana yaaaa pokonya capeeeeee luar biasa. Stress nggak karuan; uring-uringan, sampe berpikir nggak sanggup punya anak, astaghfirullah
Sebulan ini akhirnya aku mulai mencari mana yang salah, mana yang perlu diperbaiki. Aku merefleksi diri, kalau selama ini kurang peka dengan perasaan anak. Wkwkwkw asli sih
Umur 1-4 bulan banyak cape fisik. Umur 5,5 bulan-7 bulan MP-ASI aman, sesuai feeding rules. 8-9 bulan mulai berantakan. Sampai masuk 10 bulan ini, aku pusing gimana cara dia mau makan dan ga minta ASI terossss. Capenya bukan lagi di fisik tapi psikis juga
Rutin fisioterapi, beberapa kali ke dokter spesialis anak, cari dokter yang cocok alhamdulillah dapat, baca-baca artikel dan konten kesehatan di yutub, sekaligus merenung apa yang kurang dariku. Sampai akhirnya aku menemukan sesuatu yang terlupa dan tidak aku sadari, yaitu..
Mengisi tangki cinta anak yang lagi kosong
Itu merupakan satu hal yang berpengaruh besar ketika anak lagi cranky. Selama ini aku terlalu sibuk melakukan aktivitasku, menjadikan anakku sebagai 'objek' yang harus di-treatment begini dan begitu se-ideal mungkin. Aku terlalu berambisi menjadi ibu yang bisa menjadikan anak sesuai inginku, hiks
Padahal anak ini juga manusia, sama halnya kita. Dia punya perasaan, dia punya keìnginan, dia punya selera, dia punya rasa ingin dicintai
Setelah mencoba memperbaiki keadaan dan menyentuh hatinya, melakukan banyak hal bersama dia dengan sepenuh hati. Alhamdulillah jadi beda banget perasaanku. Penuh cinta dan rasanya terharu sekaliiiiiii :') memang tidak mudah menjadi ibu, tapi mudah bagi Allah untuk menyadarkan kita; menjadikan kita sebagai manusia yang tidak pernah berhenti belajar dan melihat diri sendiri
Sungguh, kesalahan itu sejatinya melekat dalam diri manusia, maka dari itu perbanyaklah meminta petunjuk pada-Nya
Buntok, 29 Januari 2023 | Pena Imaji
64 notes · View notes
mulyanah · 1 year
Text
Nasabmu Tidak Menetukan Nasipmu
Jika kita bisa memilih sebelum lahir, mungkin tidak ada yang mau lahir dari keluarga yang kurang mampu, tidak ada yang mau lahir dari keluarga yang broken home, karena itu Allah tidak memberi kita pilihan sebab Allah tahu apa yang terbaik untuk setiap hambanya. Jangan pernah menyalahkan nasab hanya karena nasib kurang baik, ingat bahwa nasab tidak bisa dipilih sedangkan nasib bisa dipilih dan bisa diperbaiki semua itu tergantung dari usaha dan do'a yang kita lakukan.
Seadainya kamu termasuk orang yang nasabnya kurang baik, aku sarankan jangan pernah merasa berkecil hati apalagi sampai menyalahkan orang tuamu sendiri , lakukan hal sebaliknya yaitu belajar dan mengaji. Manfaatkan waktumu dengan sebaik mungkin putuskan rantai yang kurang baik dalam dirimu dan buatlah rantai baru yang lebih baik untuk keluargamu kelak di masa depan. Anak-anakmu berhak mendapatkan yang lebih baik dari dirimu. Apapun itu selagi bisa diikhtiarkan dan diupayakan pasti akan ada hasil yang lebih baik yang terpenting kita yakin sama yang Maha Rahman.
Fokusmu bukan mengeluh dan menyalahkan keadaan melainkan belajar dan mencari hikmah dari apa yang sudah Allah tetapkan kepadamu, karena kamu diberi akal jadi harus digunakan dan dimamfaatkan dengan cara yang baik dan benar.
21 notes · View notes
lamyaasfaraini · 2 months
Text
Silaturahmi keluarga almh Ibu
Hari ini kita abring2an sekeluarga mengunjungi keluarga almh ibuku. Di cileunyi dan di kircon. Kalo di cileunyi rumah sepupunya ibu dan msh ada bibinya ibu yg berumur 83 thn, MasyaAllah msh sehat ni bon! Sepupunya ibu ya berarti bibiku, bibiku sering ke rumah buat skedar kangen cucu (iya kangen nemo). Bibiku punya anak 3, cowo semua alhamdulillah udah pada settle lah. Oiya anak ke 2 bibiku itu sempet nyari jodoh ih sampe minta pangcariin jodoh ke suamiku, siapa tau ada guru single di sekolahnya, wkt itu msh kerja di cihampelas.. Trus suamiku mikir ada sih yg single tp ngga sih kayanya hehe entah knp. Anak ke 2 bibiku paling manis diantara 2 lainnya si anak tengah baik hati, penurut, paling soleh apa kata ibunya dia nurut, oiya paling kalem jg. Tp ketiga maniak game lah euy anak rumahan bgt wkwk. Alhamdulillah udah dpt jodoh skrg, dicariin ibunya pula.. Skrg umurnya 27 apa 28 gt yah, sedang menunggu dpt rejeki anak pertama krn pernah keguguran istrinya. Laaah knp jd nyeritain anak ke 2 bibiku ya pdhl td ngga ktemu, ktemunya sama anak bungsu yg wfh aja kerjanya gajinya mayan pula. Nunggu sidang akhir, sempet males bikin skripsi krn udah kenal duit kerja mulu.. Anak sulungnya, baru otw ke rumah katanya kerjanya di Bank mandiri Jkt.
Memang sih dari dulu lebih akrabnya kami tuh sama kelg bapak di Tasik (cimahi apalagi), kelg. Ibu itu akrabnya secukupnya bgt. Apalagi sama uwa, satu2nya kakanya ibu beda bapak pula. Sedikit emg kelg ibu tuh. Anak uwa ada 5 meninggal 1 wkt masih kecil akupun sempet main bareng sm alm jadi sisa 4, 2 laki2 dan 2 perempuan. Alhamdulillah nih anak2 uwa pendidikannya tinggin2 jd taraf hidupnya next level bgt. Sebetulnya uwa dan ibu dari keluarga yg kurang ya gmn dua2nya anak yatim dari dulu, nenek hanya mengandalkan uang pensiun kakek (bapaknya ibu) dan buka warung kecil2an. Nenek cm bisa nyekolahin uwa sampe STM dan ibu sampe D2 Upi tp alhamdulillah apalagi uwa karirnya melesatlah sampe bisa di sekolahin sm kantornya, di Total pertamina Balikpapan. Udah sering dinas luar negri jg. Literally from zero to hero bgt uwa tuh, jadi dgn uang hasil kerja dgn gaji yg besarnya mampu nyekolahin anak2nya sampe s2 ke luar negeri. Anak 1-3 anak unpad semua, ekonomi, fikom, hukum yg bungkus satu2nya masuk Itb dan skrg lg s2 lewat LPDP di Belanda. Disitulah letak powerfulnya dulu tuh kelg uwa terlebih lg almh uwa istri memang agak "sok kaya" hehe jadi kurang baik di mata kami. Padahal sebetulnya uwa ku (kakanya ibu) super baik bgt tp ya namanya pasutri kdg suka mempengaruhi. Itulah alesannya kami kurang dekat seperti "dijauhkan".
Alhamdulillah kemarin bisa silaturahmi kesana, uwa sampe terharu liat kami jadi inget almh adiknya jadi kangen. Meluk bapakku sampe nangis jg. Kami ngobrol sana sini, uwa alhamdulillah sehat skali di usianya yg udah senja. Oiya uwa jg udah punya istri lg, udah lama sih nikahnya. Cuma istri yg skrg mah ya lebih kalem aja gt cenderung introvert hehe. Sedih sih ketemu uwa jd inget almh ibu dan almh nenek krn mukanya mirip bgt sama uwa ya Allah. Oiya kemarin anak2 uwa yg ktemu baru teteh anak ke 2 dan aa anak sulung. Anak ke 3 lg otw ke rumah cenah, anak ke 3 yg dr dulu selalu hangat, aa ku ter luvvv ihhh karakternya gapernah berubah selalu hangat dan ramah paling beda pokonya sampe sedih dulu di aussy pas sekolah pernah jadi office boy krn nyari uang tambahan katanya hehe.
Mudah2an silaturahmi ini selalu nyambung yaa, nanti suatu saat ktemu lg saat ngumpul sama aa ke 3 dan si bungsu semoga segera menyelesaikan studynya di Belanda dan balik indo tahun depan ktnya sih udah mulai thesis. Aamiin. Walaupun kami kurang dekat dan jarang ktemu tp hubungan kami baik sekali, jauh lebih baik daripada dulu.. Huhu..
Ngeliat cucunya almh ibu nemo dan jena, uwa selalu bilang ihhh meni cantik berkali2 hahaha. Katanya mirip aku wkt kecil karena potongan rambutnya gt berponi.. Uwa sampe pgn di foto dulu cenah mumpung pada ke sana buat kenang2an.. Cucu2 uwa udah pada gede2 lakik semua lg pada di atas lantai 2 susah dipanggil udah pada pre teen yg sulung malah udah mahasiswa sekolah di Unpad..
Tumblr media
3 notes · View notes
abintanj · 2 months
Text
KOMUNIKASI ASERTIF
Komunikasi adalah hal yang paling penting dalam sebuah hubungan. Entah itu dalam hubungan keluarga, pertemanan, ataupun jalinan kasih. Cara komunikasi kita menunjukkan cara asuh orang tua kita. Selayaknya buah jatuh tak jauh dari pohonnya, seorang anak juga meniru/mencontoh cara orang tuanya berkomunikasi.
Keterampilan dalam komunikasi asertif tidaklah diperoleh begitu saja. Seseorang yanh tumbuh dalam lingkungan keluarga dengan komunikasi searah, otoriter, atau dalam arti kurang sehat, maka membutuhkan beberapa latihan untuk dapat berkomunikasi secara asertif.
Bagaimana cara berkomunikasi asertif?
Sejujurnya aku sendiri juga belum mampu melakukan sebaik teori itu. Namun aku sendiri berkomitmen sama diri sendiri ingin menjalin hubungan dengan siapapun secara sehat yang tentunya harus dilakukan dengan menerapkan komunikasi asertif itu sendiri. Sependek pengalamanku mampu mengungkapkan kenginan pribadi tanpa menyakiti hati orang lain (dengan kata2 yang baik dan intonasi bicara yang baik pula). Menyampaikan apa yang kita rasakan dan kita mau kepada orang lain dapat membantu orang lain memahami kita. Kemudian mencari jalan tengah dari setiap kondisi yang sedang terjadi. Seringkali kita dihadapkan situasi yang sulit karena menekan ego kita terhadap orang lain. Karena kita menjalin hubungan dengan orang yang kita sayang jangan sampai ada yang menang atau kalah dalam hubungan. Menang dan kalah itu hanya ada dalam perlombaan. Hak tersebut tentu hanya akan membawa penyakit pada diri ataupun rekan kita. Dan cara selanjutnya adalah rutin deep talk. Dengan saling berbicara tentang hal yang sudah terjadi, berlalu, dan telah dilewati bersama. Dapat pula berbicara tentang rencana-rencana masa depan, ataupun dapat saling mengungkapkan kondisi diri ataupun jiwa masing-masing. Selanjutnya adalah intropeksi diri dan memperbaikinya dengan terus mencoba. Jangan menyerah karena sebaik2 ilmu itu adalah ilmu yang dipraktikkan.
Aku bukanlah seseorang yang ahli, itu adalah upaya yang baru2 ini aku upayakan. Tulisan ini dibuat untuk reminder diri sendiri. Aku yakin diriku di masa depan yang sedang kalut, rapuh, ingatlah kita sudah berproses sejauh ini. Kamu pasti bisa melewati hal-hal lainnya juga! Semangat berproses yaa Bin!
"Hubungan yang baik itu harus diupayakan oleh kedua pihak"
- Ramadhan ke-24 | 3 April 2024 -
5 notes · View notes
yunusaziz · 10 months
Note
Nimbrung tanya juga ya kak.
Sebelumnya mau cerita sedikit. Saya anak perempuan. Ibu masih ada alhamdulillah.
Saya tau kak, bahwa berbakti kepada orangtua terutama ibu, itu adalah salah satu jalan Surga paling dekat dengan saya.
Tapi kak, gak bisa dipungkiri bahwa pasti ada saja gesekan dengan ibu dalam berpendapat. Kebetulan saya lahir di keluarga yang kurang "nderes" Islamnya.
Ketika saya lagi ada gesekan sama ibu, hati saya selalu ngasih alarm, "diem, kalem, gak perlu di tanggep jika nanti malah memperpanjang gesekannya dan menyakiti ibu".
Apalagi ketika ibu gak sengaja menyakiti saya, jujur kak di dalem kamar saya cuma bisa nangis sambil inget Allah. Terus puter murottal favorit saya. Jadi lebih calming.
Gimana ya kak biar kuat dalam masa berbakti kepada orangtua terkhusus ibu dalam kehidupan sehari hari jika in case nya seperti itu? Karena manusia gudangnya salah ya kak, tapi jujur ada beberapa hal yang ibu nyakitin ngebekas di hati dan sakit banget sedangkan berbakti kepadanya harus tetep jalan 🥹
Ada kaidah yang harus dipahami, bahwa semakin dekatnya interaksi kita dengan sesama manusia, peluang gesekan akan lebih besar terjadi. Karena keburukan, kesalahan, dan kekurangan adalah hal yang melekat yang tidak bisa dihindari.Maka dari itu, kedewasaan sikap dan kesabaran hati pada akhirnya adalah hal yang dibutuhkan dalam menyikapi segala dinamika yang terjadi.
Sabar bahwa kesalahan, ketidaksukaan yang kita terima dari orang lain adalah hal yang manusiawi. Mempeluas zona husnudzan, karena akibat tidak mungkin terjadi tanpa suatu sebab. Saya sendiri, jika pada akhirnya dimarahi adalah cara melepas emosi atau beban sejenak ibu saya akibat hal yang tidak mengenakkan yang beliau jumpai, saya lebih milih itu.
Kemudian bersikap dewasa bahwa segala persoalan terjadi karena sesuatu, dan menuntut adanya penyelesaian, sebagai langkah korektif, dan antisipatif di kemudian hari. Ini membutuhkan pelatihan, pembiasaan-pembiasaan yang tidak sebentar. Ya, memang manusia perlu belajar dari setiap soal kehidupan.
Yang jelas selama kita meyakini bahwa Ibu adalah salah satu jalan menjemput ridho-Nya, bersabarlah akan segala kekurangan yang ia miliki. Betapapun sakit yang kita alami dari bentakannya hari ini, niscaya tidak mampu mengganti beban sakit yang ia rasakan sedari kita di kandungannya.
Saya jadi ingat lirik lagu judulnya "Saat Kau Telah Mengerti" yang akhir-akhir ini sering sliweran di timeline ig saya :
Bila bentakan kecilku patahkan hatimu
Lebih keras dari itu dunia 'kan menghakimimu
Kubentuk dirimu menjadi engkau hari ini
Kau harus kuat, kau harus hebat
Permata hatiku
Nak, 'kan tiba waktu kau harus tentukan jalanmu
Yang mungkin tak searah dan indah di mataku
'Pabila terjadi
Berjanjilah kau akan s'lalu menjadi dirimu sendiri
Kelak kau 'kan jadi orang tua seperti aku
Yang ingin anakmu berkuasa atas hidupnya
18 notes · View notes
capritacorn · 3 months
Text
Light of My Life - Neuvifuriweek Day 1 - Modern AU
Matahari sudah tinggi tetapi masih ada satu gadis yang masih tertidur dengan nyenyak. Disekelilingnya banyak skrip film berserakan karena dibaca semalam suntuk oleh sang gadis.
Tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah pintu kamarnya yang membuat sang gadis terbangun dari dunia mimpi miliknya. Belum mampu bangun dia berusaha acuh dengan suara tersebut sampai terdengar lagi suara milik si pengetuk pintu
“Nona Furina, sudah saatnya Anda Bersiap, sebentar lagi jadwal anda untuk bertemu Sutradara.”
Dengan terpaksa dia terbangun dengan kesadaran baru setengah, berjalan ka arah pintu untuk membukanya.
Di balik pintu adalah teman sekaligus manajernya, Neuvillette. Melihat Furina masih mengenakan baju tidur matanya segera fokus menatap mata heterochromia sang gadis agar tidak berpikiran macam-macam.
“Ah… Sudah waktunya? Ughh kepalaku berat sekali, masih ingin tidur.” Keluh Furina
“Iya, sudah waktunya. Saya membawakan Anda sarapan pagi ini. Sebagai laporan saya juga sudah mempersiapkan barang yang harus dibawa serta pakaian yang akan anda kenakan. Sekarang mohon segera bersiap-siap.” Kata Neuvillette tegas sambil memasuki ruangan Furina untuk meletakan sarapan di atas meja di tengah ruangan.
“Oke… oke… Hmm… by the way, kalau kita sedang berdua tidak usah menggunakan bahasa formal kita teman, kan?” Ucap Furina menatap Neuvillette dengan mata berkaca-kaca yang mampu membuat semua orang melakukan apa saja yang dia inginkan.
 Sambil menghela napas Neuvillette pun menjawab, “Baiklah kalau itu yang kamu mau, tapi ketika ada orang lain kita tetap menggunakan bahasa formal.  Aku tidak ingin kamu mendapat skandal, padahal baru akan mulai terkenal.”
“Yaaay,,, I love you Neuvi! Tenang saja, aku akan berhati-hati kok. Baiklah aku harus bersiap.”, Kata Furina sambil mengedipkan matanya. Ia pun segera masuk ke kamar mandi tanpa menyadari ekspresi lawan bicaranya, raut mukanya datar namun ujung telinganya terlihat  memerah karena setelah mendengar “I Love You” yang diucapkan Furina.
Neuvillette pun bergegas pergi dari kamar Furina untuk mempersiapkan mobil. Sambil berjalan dia mengingat saat pertama kali mereka bertemu.      
Past Time
Furina menemukan Neuvillete ketika umur mereka masih belia dalam keadaan yang kurang beruntung. Tinggal di antara lorong gedung sambil mengais makanan di tempat sampah. Furina mulai tertarik sesaat melihat mata amethyst anak tersebut, mata yang sangat indah. Sementara Neuvillette melihat Furina Bagaikan sesosok malaikat kecil. Keduanya saling menatap mata satu sama lain.
Sambil tersenyum polos Furina menawarkan kue miliknya “Halo…. Kamu kelihatan lapar, ini aku kasih kue milikku.”
“….” Anak laki-laki kecil tersebut hanya diam memandangnya
“Ahh, aku belum memperkenalkan diri ya. Namaku Furina de Fontaine! Siapa namamu?”
“…. Aku tidak tau.” Bisik anak itu sambil mengalihkan pandangannya, tersipu malu setelah melihat senyum Furina.
“Tidak punya nama? Padahal setiap orang pasti punya nama.” Tanya Furina heran
“Aku tidak punya orang tua, orang yang merawatku tidak memberi nama dan menganggapku sebagai barang. Pada akhirnya aku bisa kabur sampai sini. Tapi hal itu tentu bukan urusan Nona besar sepertimu.” akhirnya anak laki-laki itu berani menatap mata Furina kembali dengan tajam.
“Jadi sekarang kamu sendirian? Hm….” Furina berpikir sejenak, lengannya melipat seperti ‘Orang Dewasa’ yang mempertimbangkan keputusan besar, dan benar saja, “Bagaimana kalau ikut denganku?”
Dengan kaget anak laki-laki itu pun berkata agak ketus, “Apa kamu sudah gila? Aku hanya gelandangan, memangnya kenapa kamu berpikir untuk menerimaku?”
“Alasannya sederhana,” Furina menampakan senyumnya lagi sebelum menjawab jujur, “aku suka matamu, hehe.”
Anak itu pun hanya bisa terperangah. Dia tidak tahu bahwa Furina merupakan salah satu anak dari keluarga Celestia yang mampu mendapatkan apapun yang dia inginkan dan pada saat ini ia menginginkan anak laki-laki di hadapannya. Ibu Furina, Egeria, yang pada saat itu melihat interaksi kedua anak tersebut pun segera mengijinkan. Alasannya sama dengan Furina, ketika melihat mata anak itu dia merasa anak itu bukan anak biasa. Egeria menawarkan anak itu tempat tinggal, makanan, pendidikan dan kebutuhan utama lainnya. Namun sebagai gantinya, dirinya harus melindungi Furina dari berbagai bentuk bahaya. Anak itu berpikir agak lama. Kemudian dia menyetujuinya karena merasa lebih baik menjadi anjing penjaga dibandingkan anjing jalanan. Anak laki-laki itu masih agak curiga dengan tawaran tersebut, tetapi setelah melihat senyum Furina kecurigaan itu perlahan mulai menghilang.
“Karena sekarang kamu sudah jadi milikku berarti aku berhak memberikan nama untukmu ya. Namamu adalah **** Neuvillette, Salam Kenal.” Furina mengulurkan tangannya untuk anak laki-laki yang diberi nama olehnya, “Neuvillette”.
“…. Salam kenal, Nona Furina.” Neuvillette pun membalas uluran tangan Furina.
Present Time
Neuvillette pun tersandar dari lamunannya ketika Furina sudah masuk ke dalam mobil. Melihat Neuvillette yang terkejut Furina pun menjadi khawatir, “Kau tidak apa-apa?”
“Aku tidak apa-apa. Kalau sudah siap kita harus segera berangkat.” Neuvillette bergegas menyalakan mobil dan melaju ke tempat tujuan.
Furina saat ini adalah aktris baru yang melejit, semua film yang diperankan olehnya pasti akan naik daun. Dia bisa melakukan berbagai hal yang berhubungan dengan entertainment; berakting, menyanyi, dan menari. Semua orang yang melihat sosoknya sebagai aktris akan terkesima, tidak terkecuali Neuvillette. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan untuk bertemu dengan salah satu Director paling terkenal.
Sesampainya di sana mereka segera diantar oleh petugas ke ruangan sang sutradara, di sana sudah berkumpul beberapa aktor yang akan ikut dalam projek film ini. Film ini adalah film romantis dengan pemeran utama wanita, Furina dan pemeran pria, Zhongli. Semua berjalan lancar ketika pembacaan naskah sampai selesai. Neuvillette sedari tadi menunggu Furina di luar ruangan dengan tenang, tepatnya di lobi lantai ruangan tersebut berada. Kemudian dia melihat semua pemeran yang bersangkutan pergi keluar ruangan, namun Furina belum terlihat. Setelah ditunggu beberapa saat, ia pun melihat Furina sedang bercanda dengan rekan kerja barunya, Zhongli. Sebelum menerima pekerjaan ini Neuvillette sudah menyelidiki secara terperinci, semua kru dan pemeran yang bersangkutan dengan film ini, termasuk Zhongli, hal ini dia lakukan agar tidak ada kendala dalam pekerjaan Furina.
Melihat Furina akrab dengan lelaki lain sudah biasa bagi Neuvillette. Furina sendiri pernah menjalin hubungan romantis dengan orang lain, meskipun hati Neuvillette sakit melihat itu namun dia hanya menginginkan kebahagiaan Furina. Dia percaya Furina pada akhirnya akan kembali kepada dirinya.
Furina yang sudah melihat Neuvillette dari kejauhan tersenyum dan langsung menghampirinya. Kemudian memperkenalkan Zhongli kepada Neuvillette. Setelah itu mereka berpisah jalan dengan Zhongli. Di dalam mobil Furina menceritakan betapa senang dirinya karena dapat memerankan karakter ini, belum lagi lawan mainnya adalah Zhongli yang merupakan aktor nomor satu saat ini.
“Tau tidak, tadi Zhongli mengaku merasa terhormat dapat bermain denganku padahal harusnya kan itu kata-kataku karena akhirnya bisa bermain peran dengan aktor nomor satu. Sudah tampan, rendah hati pula. Kami juga sudah bertukar nomor HP, katanya biar makin dekat. Gimana aku tidak berdebar-debar? Haahh… Seperti mimpi saja.” Kata Furina penuh semangat, terlihat raut wajahnya sedikit memerah.
Dia kagum dengan cara bicara dan gaya Zhongli yang mampu memikat banyak orang. Neuvillette hanya mendengarkan cerita Furina dalam diam.
Sejak saat itu Furina kian dekat dengan Zhongli, Neuvillette turut bahagia melihat Furina bahagia, tugasnya adalah melindungi Furina, benar melindungi cahaya dalam hidupnya. Orang yang telah memberikan    tujuan hidup baginya. Jadi, tidak apa-apa bila dia menahan rasa sakit ini.
------------------------------------------------------------------------------
Hujan turun sangat deras saat itu, Furina menangis karena tiba-tiba Zhongli tidak dapat dihubungi sama sekali. Setelah syuting film mereka selesai Zhongli seperti menghindari Furina dan tiba-tiba Furina tidak dapat menghubunginya, baik melalui telpon atau media sosial Zhongli. Neuvillette yang ada di sampingnya berusaha menghibur.
“Lupakan pria itu Furina, dia hanya sekelebat dalam hidupmu.” Kata Neuvillette lembut.
“Tapi dia pernah berkata suka, Neuvi, dia berjanji setelah syuting selesai dia akan memperjelas hubungan kami. Kenyataannya…nyatanya….”, Tangis Furina makin menjadi. Tidak tega melihatnya, Neuvillette langsung memeluk Furina.
“Tenanglah. Aku masih di sini selalu berada di sampingmu.” Kata Neuvillette sambil mengelus pelan punggung Furina. Tangisan Furina mulai mereda, tersisa isakan kecil.
“….Terima kasih Neuvi kamu memang yang terbaik.” Kata Furina yang membalas pelukan Neuvi dengan erat. Neuvillette hanya tersenyum lembut mendengarnya.
Furina melihat Zhongli lagi ketika event premiere film tersebut. Pada saat itu sakit hati Furina sudah mulai mereda setelah menumpahkan seegala rasa sedih dan kecewanya kepada Neuvillette. Dia pun tersenyum kepada Zhongli, sementara Zhongli hanya berusaha bersikap profesional meskipun terlihat ingin segera pergi dari tempat itu.
“Selamat atas Premier film kita dan seperti dugaanku film ini sukses diterima oleh banyak orang.” Kata Furina ramah.
“Ya, Selamat.” Kata Zhongli datar. Furina yang mendengar tanggapan dingin hanya bisa tersenyum kecut dan berbalik untuk menyapa aktor lain. Namun, sebelum dia meninggalkan Zhongli tiba-tiba pria itu berkata, “Hati-hati dengan orang-orang di sekitarmu. Barangkali orang terdekatmulah yang membuatmu terkukung dalam sangkar emas.”
Mendengar hal itu Furina hanya terdiam dan memutuskan pergi meninggalkan Zhongli.
Selesai acara Furina segera pulang ke kediamannya, diantar oleh Neuvillette. Perjalanan di dalam mobil sangat tenang, hanya terdengar mesin mobil. Sampai akhirnya Furina memecahkan keheningan, “Tadi aku bertemu Zhongli. Dia… terlihat baik-baik saja.” Neuvillette hanya diam mendengarkan. Furina pun melanjutkan “Dia bersikap sangat dingin padaku. Dia juga mengatakan hal aneh.”
“Hal aneh apa? Apa dia ingin mencelakakanmu?” Kata Neuvi berusaha tenang.
“Ahh tidak, dia hanya mengatakan bahwa aku harus berhati-hati dengan orang di dekatku dan sebab aku terkurung di sangkar emas. Jujur saja aku tidak mengerti yang dimaksud olehnya.” Kata Furina pelan, menunduk.
“Tidak usah dengarkan kata-katanya. Pria seperti dirinya biasa berbicara dengan bahasa yang puitis untuk menarik perhatianmu. Sebaiknya kamu tidak usah berurusan dengannya lagi. Tentu saja kecuali berhubungan dengan pekerjaan.” Kata Neuvillette tegas. Walau akan kupastikan kamu tidak akan bertemu dengannya lagi.
“Ya, kamu benar Neuvi. Sebaiknya seperti itu. Aku percaya dengan segala keputusanmu.” Jawab Furina sambil melihat pemandangan malam lewat jendela mobil. Perjalanan itu pun berlanjut dalam hening.
Setelah mengantar Furina dengan selamat sampai kamarnya, Neuvillette pun kembali ke kamarnya sendiri untuk beristirahat. Dia menyalakan lampu, di sana terlihat beberapa merchandise Furina, foto-foto furina ketika debut serta segala artikel yang berhubungan dengan Furina. Terlihat pula di pojok ruangan tergantung satu lukisan pemandangan yang indah. Dibaliknya lukisan tersebut. Terpampang beberapa wajah laki-laki yang pernah dekat dengan Furina.
Tanpa Furina ketahui, hal-hal di balik kejadian di mana para laki-laki yang pernah dekat dengannya mulai menjauhi Furina adalah ulah Neuvillette. Tidak, Neuvillette tidak akan membuat nama Furina ternodai, jadi dia menggunakan cara halus. Dia mencari segala informasi yang berkaitan dengan para laki-laki tersebut dan sedikit memberikan “peringatan” kepada mereka. Agar mereka menjaga jarak dengan Furina dan tidak mengatakan apapun terkait hal ini. Sebagai gantinya rahasia mereka akan aman di tangan Neuvillette. Zhongli merupakan aktor terakhir yang dekat dengan Furina. Dia agak susah diatasi namun pada akhirnya semua manusia memiliki kelemahan, Zhongli memiliki rahasia yang tidak diketahui siapapun. Dia memiliki anak, meskipun hanya anak angkat tapi anak tersebut merupakan harta berharga bagi Zhongli. Neuvillette hanya tersenyum mengingat percakapan mereka.
“Selamat Malam Tuan Zhongli, seperti percakapan kita di telepon sebelumnya apakah anda bersedia tidak akan ‘mengusik’ Nona Furina?” Kata Neuvillette, terdengar ramah namun sorot matanya menatap tajam ke arah Zhongli.
Zhongli menghela napas, “Kau mengancamku agar menjauh dari Furina, memang siapa dirimu berhak mengatur? Bagaimana jika aku menjawab tidak?” Jawabnya sambil berusaha meredam amarah.
“Kata mengancam tidak enak didengar, mungkin lebih tepatnya…. ‘Peringatan’ dan ingat, peringatan ini bukan main-main. Saya bisa saja langsung menyebarkan informasi yang telah saya dapat dengan mudah. Saya memiliki beberapa jaringan dan wartawan. Serta perlu diingat, bahwa yang terkena dampak dari hal ini bukan hanya anda.”
Zhongli yang geram mencengkeram kemeja Neuvi dan mengepalkan tangan untuk memukulnya namun dia mengurungkan niat.
“Baiklah kalau itu maumu, lagipula aku enggan berurusan dengan orang licik sepertimu. Dan ingat, jangan ganggu atau dekati orang di sekitarku.” Kata Zhongli sambil melepas cengkaramannya.
“Keputusan bagus. Tenang saja, rahasia Anda aman di tangan saya. Sebagai tambahan… Jangan katakan apapun kepada Nona Furina.” Kata Neuvillette merapikan kemejanya. Kemudian dia mengeluarkan secarik kertas dari tas kerjanya.
“Agar ke depannya tidak ada masalah mohon tanda tangan di surat perjanjian ini. Selanjutnya biar saya yang urus.”
Zhongli pun terpaksa menandatangani surat perjanjian itu. Kemudian menyerahkan kembali kepada Neuvillette.
“Bagaimana bisa Furina memelihara monster sepertimu di sampingnya. Kalau dia mengetahui tentang hal ini pasti dia akan mengusirmu.” Kata Zhongli.
“Saya anggap itu sebagai pujian. Saya pastikan Nona Furina tidak akan pernah mengetahuinya.” Dia berbalik pergi dengan surat perjanjian yang terlipat rapi di tangannya.
Di dalam kamarnya Neuvillette tersenyum melihat surat perjanjian itu. “Percuma apapun yang kau katakan, Zhongli. Nona Furina hanya akan percaya padaku. Seperti halnya Nona Furina yang merupakan cahaya dalam hidupku, aku adalah orang terdekat baginya. Dia tidak akan bisa lepas dariku, serta aku tidak akan berpisah darinya.”
Di masa depan dan seterusnya Furina akan tetap aman selama terus bersama Neuvillette.
Epilog :
Setelah selesai mandi Furina pun bersiap-siap akan tidur. Dia bersenandung dengan ceria sambil memakai perawatan malamnya. Di kaca dia tersenyum ceria, tidak tampak sedih seakan kejadian sebelumnya ketika bertemu Zhongli tidak pernah terjadi.
“Fufufu…. Zhongli lucu sekali dia khawatir padaku padahal dia sendiri sepertinya ketakutan.” Dia tertawa kecil mengingat kejadian tadi
“Neuvi pasti melakukannya lagi. Dia pikir aku tidak tahu yang dilakukannya di belakangku.… Aku tau segala tentangmu, Neuvi. Karena kamu adalah milikku.”
Tanpa Neuvillette ketahui, Furina tahu segala sesuatu yang telah dia lakukan di belakang Furina. Karena memang tanpa sepengetahuan dirinya, Neuvillette telah dimanipulasi agar selalu menomor satukan Furina dalam hal apapun. Furina mendekati para laki-laki tersebut hanya untuk menguji rasa “Cinta” Neuvillette. Dengan aktingnya, mudah bagi Furina untuk memanipulasi orang-orang di sekitarnya. Bagaimanapun Neuvillette tidak tergantikan dan hal itu sudah dia putuskan sejak pertama kali bertemu dengannya. Selain itu, Keluarga Celestia tentu akan menentang hubungan mereka, oleh karena itu dia merencanakan agar bisa mandiri dan lepas dari cengkraman Celestia dengan menjadi aktris besar. Apabila terdengar oleh keluarga Celestia bahwa dia selalu gagal berhubungan dengan lelaki manapun tentu mereka akan menyerah menjodohkannya dengan lelaki lain.
Selain Neuvillette.
“Bagaimanapun aku akan selalu mendapatkan yang aku mau.” Kata Furina tersenyum manis.
Dia pun tidur sambil tersenyum puas.
4 notes · View notes
jurnalweli · 4 months
Text
Doa Ibu Menembus Batas
"Kenapa sekarang aku nyaman menjadi guru, bukannya dulu aku betul-betul tidak ingin menjadi guru tapi kenapa pilihan, ketertarikan dan arah gerakku tertuju pada guru?", kataku kepada temanku saat itu.
Iya, sejak kecil ketika ditanya tentang cita-cita aku menjawab, guru. Tapi saat itu aku merasa belum paham maksud cita-cita dan belum banyak referensi tentang cita-cita. Beranjak remaja, masih tak jauh berbeda. Aku mulai mengerti tapi tetap belum memiliki pilihan sehingga ketika ada yang bertanya tentang cita-citaku aku belum mampu menjawab dengan tegas. Sampai suatu ketika aku mulai banyak referensi dan tidak memandang guru sebagai cita-cita. Aku juga tidak memiliki keinginan untuk kuliah di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan.
Ibuku adalah mantan seorang mahasiswa fakultas keguruan. Ibu sempat mendaftar dan diterima namun karena ekonomi keluarga yang kurang dan belum mendapat restu kakek akhirnya keinginan itu perlahan sirna. Ibu tidak jadi melanjutkan pendidikan. Ibu tidak kuliah dan cukup sampai di SMK. Ketika aku akan memasuki gerbang kuliah, ibu memberi pilihan padaku untuk mendaftar fakultas keguruan dengan tanpa memaksa seolah aku harus melanjutkan impiannya yang terkubur. Ibu tetap menyerahkan keputusan pilihan jurusan padaku. Akhirnya, aku lulus sebagai sarjana psikologi.
Seperti sudah alurnya begitu, seusai kuliah aku mencari pekerjaan. Pekerjaan pertamaku adalah guru TK. Pekerjaan yang jauh dari diriku dan keinginanku. Sudah tentu aku tidak mau guru, ditambah aku tidak menyukai anak kecil untuk belajar dan dididik seperti ini. Beda cerita jika anak kecil hanya diajak bermain dan lucu-lucuan, aku akan menikmatinya. Anehnya, ketika ada lowongan tersebut aku bersegera mendaftar.
Jujur, kujalani pekerjaanku dengan cukup bahagia. Mengeluh sedikit, wajar. Tapi tidak menyesal. Lama-lama justru aku lebih bahagia karena bersama anak-anak yang mungkin beban hidupnya belum banyak, ya hehe. Lalu aku resign karena beberapa hal salah satunya aku harus pulang kampung. Di rumah, aku mencari lowongan pekerjaan lagi. Aku mencoba mendaftar di beberapa lowongan yang mendekati dengan latar belakangku sebagai sarjana psikologi dan potensi lain yang aku punya dan yakini. Lagi-lagi aku mendaftar sebagai pendidik. Kali ini di sebuah pondok pesantren usia anak SMA. Aku menyimak hafalan santri dan ikut serta tinggal di asrama. Karena beberapa faktor, aku melepasnya.
Aku kembali merantau di kota kuliahku dulu. Aku mengabdikan diri di pondok pesantren lagi. Sama seperti sebelumnya, aku tinggal di asrama dan menyimak hafalan santri. Kurang lebih 3 kali aku berganti tempat kerja yang ternyata semua sama-sama sebagai pendidik. Betapa dulu aku sangat menolak bercita-cita sebagai guru, tapi dewasa ini aku didekatkan dengan bidang pendidikan sebagai pendidik dan perlahan aku menikmatinya.
"Jangan-jangan ada doa ibuku di sini", begitu pikirku.
Saat itu, ibu memang tidak memaksaku tapi barangkali ada harap dari ibuku yang ia langitkan. Entah hanya sekedar ucapan atau serius dalam doa. Ibu tidak menaruh harap padaku, ia langsung menaruh harap padaNya. Setiap kali aku meminta ijin untuk daftar kerja, ibuku juga tidak pernah berkomentar. Setiap kali aku bercerita jika gaji guru yang terasa kecil, ibuku malah menenangkanku.
Terimakasih, ibu sudah ridho atas segala pilihanku. Terimakasih, ibu untuk doa-doa baikmu. Aku yakin kebaikan dan keberuntunganku saat ini adalah karena doamu.
3 notes · View notes
beritasumaterautara · 10 months
Text
Tumblr media
"Dari Anak Tukang Bangunan Hingga Jadi Bintang Media Sosial: Kisah Maya yang Menginspirasi"
Siapa sangka, di balik sosok yang tangguh dan penuh semangat, seorang anak tukang bangunan bernama Maysaroh atau Maya menyimpan kisah inspiratif yang membuat kita terpukau. Maya tak mengenal kata menyerah dalam mengejar impian dan mencapai kesuksesan.
Berawal dari latar belakang keluarga yang sederhana, Maya tidak pernah merasa ingin menyerah dengan apa yang dia miliki. Ia berani melangkah ke jauh dari orang tua tercinta demi menjalani kuliah di Universitas Asahan. Keputusan tersebut adalah langkah pertama menuju kehidupan yang lebih baik, di mana Maya tidak hanya berfokus pada pendidikan, tetapi juga mengejar karier di dunia media sosial.
Perjuangannya di dunia pendidikan tidak mudah. Beruntung, Maya berhasil meraih beasiswa KIP Kuliah yang memberikan akses pendidikan tinggi bagi siswa berprestasi namun kurang mampu secara finansial. Keputusan mengambil kesempatan ini adalah langkah cerdas yang membuktikan betapa tekadnya dalam mewujudkan mimpinya.
Tapi Maya tidak berhenti di situ. Kejelian dan bakatnya dalam dunia media sosial membuka pintu kesuksesan lainnya. Dia sukses menjadi kreator snack video, YouTuber, dan TikTokers dengan konten pov yang unik dan menghibur. Melalui kreativitas yang luar biasa, Maya berhasil menarik perhatian dengan ribuan pengikut yang mengagumi dan menyukai kontennya.
Konten pov (point of view) yang Maya buat menjadi ciri khas unggulannya. Dengan menggunakan sudut pandang fiksi, dia mampu menghidupkan karakter dan situasi yang menarik. Maya pandai memilih topik yang relevan dan menarik untuk diangkat, dan itu membuatnya semakin dikenal di dunia media sosial.
Perjalanan menuju kesuksesan Maya tidak terlalu mudah. Dia telah menghadapi rintangan yang berat, tinggal jauh dari keluarga dan belajar mengatur waktu antara kuliah dan karier sosial media-nya. Namun, semangatnya yang tak tergoyahkan dan keyakinannya sendiri membantu Maya mengatasi segala tantangan tersebut.
Kisah hidup Maya adalah cerita inspiratif yang mengingatkan kita bahwa seorang anak tukang bangunan pun bisa meraih apa yang diimpikannya. Dia menginspirasi dan membuktikan bahwa ketekunan, kerja keras, dan tekad yang kuat adalah kunci untuk meraih mimpi.
Maya mengajarkan kita untuk tidak pernah menyerah dalam menghadapi kehidupan. Jangan biarkan latar belakang yang sulit menghentikan kita meraih kesuksesan. Dengan kerja keras dan semangat yang tak kenal lelah, impian kita bisa terwujud.
Teruslah berjalan di jalur yang telah dibuka oleh Maya. Mari kita kenali potensi kita sendiri dan mengejar impian kita. Dengan dedikasi dan perjuangan, siapa pun bisa menjadi bintang di bidang yang kita sukai. Mari kita bersama-sama meraih kesuksesan, seperti Maya, yang telah membuktikan bahwa tidak ada yang tidak mungkin jika kita berani mencoba.
4 notes · View notes
nurulputrihanifah · 1 year
Text
Menutup april tahun ini dengan banyaknya rasa syukur, atas banyaknya nikmat yang diberiNya, meski sering saya merasa masih banyaknya tak luput dari kesalahan, juga kelalaian. YaRabb, hamba memohon ampun, berikan selalu hidayah juga karuniaMu dalam setiap hidup yang Kau beri dihidup ini....
.
Sabtu kemarin, tanpa diduga, ternyata harus melepas untuk mendapatkan yang lebih baik lagi atas ijinNya. Perihal kendaraan (motor) yang hampir 6 tahun, Allah titipkan kendaraan itu u/menemani aktivitas saya (juga perjuangan, tangisan) didalamnya. Belum sempet 'perpisahan', si blue (panggilan motor kesayangan saya) sudah ditempat penggunanya yg baru, semoga bisa tetep bermanfaat blue, terimakasih sudah menjadi temen perjalanan selama hampir 6 tahun ini atas ijinNya.
Mungkin terlihat 'lebay', tapi makin kesini saya sadar, saya sedang belajar untuk mensyukuri dan belajar sekecil apapun proses yang sedang terjadi, karena dari situ saya bisa memandang setiap makna yang terjadi dalam hidup saya.
.
Singkat cerita, beberapa bulan belakang ini saya memang akui banyak mengeluh ttg si blue ini, mulai dari lampu sorot depan yg sering mati2, spinometer mati, rem juga kurang nyaman, dll. Hanya saja sy belum berfikir u/menggantinya karena alhamdulillah mesin masih sangat aman, selain itu saya juga belum mempunyai tabungan yg cukup u/membeli yg baru, dan saya sedang menghindari cicilan jika itu tidak urgent sekali.
. Jadi, sabtu kemarin saya meminta tolong ayah dan mamah saya u/service motor, karena kebetulan ayah mamah punya waktu luang.
Ternyata sampai dealer motor, mamah ayah berfikir u/membelikan motor tanpa persetujuan saya. Hanya langsung menelpon saya, suruh pilih warna apa. Awalnya saya kekeuh gamau, tapi memang sudah setahun lalu, ayah mamah menawarkan u/ganti motor, saya selalu menolaknya, karena jujur saya malu diusia segini rasanya saya masih saja merepotkannya, saya masih saja dikasih, yg seharusnya mungkin saya yang banyak membelikan u/mereka (apalagi saat ini ayah sudah pensiun).
Tapi, saya juga tidak mau terus ego, bismillah saya iyakan tawaran ayah mamah u/beli motor baru. Dengan syarat tidak nyicil. Alhamdulillah, mamah ayah ada tabungan, sehingga bisa beli cash.
Terimakasih yah mah, yang selalu mengusahakan fasilitas terbaik u/anaknya dari sejak lahir sampai saat ini bahkan seterusnya. Terimakasih sudah selalu support. Terimakasih atas perhatiannya. Semoga ayah mamah sehat terus, semoga doa yang sedang ayah mamah kuatkan, semoga Allah ijabah diwaktu yang terbaik dan tepat. Terimakasih Allah sudah menakdirkan saya menjadi anak dari ayah mamah, tidak ada keluarga yang sempurna yang ideal, tapi apa yang sudah jadi ketetapan jalan hidupmu itu yang terbaik.
Semoga dengan ada yang baru ini, semakin menambah rasa syukur, bahwa Allah menitipkan amanah lagi kendaraan yang insyaAllah bisa nemenin aktivitas2 saya, memberikan banyak manfaatnya u/ yang membutuhkan. Semakin menyadarkan bahwa beli sesuatu yang memang dibutuhkan, atau sudah jalanNya, semerasa tidak mampu pun, Allah mampukan dengan caraNya. Rejeki dari arah yang tak disangka-sangka.
Bismillah, dimulai dari 1.7 km 😇😊
Tumblr media
10 notes · View notes
bungajurang · 7 months
Text
Budi Pekerti
Tulisan ini mengandung spoiler dari film Budi Pekerti (2023)
"Goblok" -- adalah dialog pembuka terbaik tahun ini. Meski medoknya masih kurang mantap, tapi saya cukup puas mendengarnya. Kalau itu Bu Prani sedang memberi tugas refleksi pada salah satu siswanya. Dia habis merundung siswa lain dengan mengatainya bodoh. Bu Prani meminta siswa yang merundung untuk melakukan eksperimen sebagai berikut. Memutar rekaman berisi umpatan pada biji kacang hijau, sementara membiarkan biji kacang hijau lainnya tumbuh dalam keadaan normal. Hasilnya? Keduanya sama-sama tumbuh setinggi 23 cm.
Namun film ini bukan soal kecambah.
Saya kagum dengan film ini sebab mampu menggambarkan efek domino dari satu masalah, yang awalnya sepele lalu membesar hingga menyibak masalah di belakangnya--yang semakin rumit. Akhir dari film ini, saya pikir, jelas. Kehidupan keluarga Bu Prani berubah drastis, dan akan sulit untuk bangkit kembali. Mereka pindah dari tengah kota Yogyakarta menuju daerah pinggiran. Saya hanya heran, mengapa kondisi cuaca pada adegan pindah hujan. Tapi, ya, apalagi kalau bukan untuk tujuan dramatisir. Haha.
Informasi di media sosial tidak bisa selalu diandalkan. Informasi dari media-media alternatif pun tidak melulu berbeda dari media-media besar yang menerbitkan konten clickbait. Saya suka sekali sama monolog Tita saat ia memberi makan lele di peternakan. Ejekan "wawawa"-nya masih terngiang di kepala saya. Ada kepuasan tersendiri mendengar Tita mengejek orang-orang yang melakukan sesuatu hanya untuk membangun citra diri, mencari sensasi dan tidak tulus ingin memperbaiki keadaan. Peduli hanya pada dirinya sendiri.
Film ini menampilkan, apa ya istilahnya, pokoknya, bagaimana satu keluarga kelas pekerja (atau ya kelas menengah yang bukan miskin, tapi juga jelas bukan orang kaya) menjadi kelompok yang sangat rentan dalam hal ketenagakerjaan.
Anak-anak Bu Prani bekerja mengandalkan internet dan media sosial. Ketika Bu Prani viral, citra anak-anaknya ikut terdampak. Kepercayaan penonton dan pengikut Muklas menurun drastis. Meski kabar toko awul-awul Tita tidak ditampilkan secara gamblang di film, bisa ditebak bahwa ia tidak meneruskan usahanya tersebut. Sementara itu, Pak Didit yang mengidap bipolar mulai memasuki masa manic-nya ketika kasus Bu Prani semakin rumit.
Saya senang hari ini memutuskan nonton Budi Pekerti. Film ini membawa pesan yang cukup berat dan dalam, namun penyampaiannya ringan dan menghibur. 10 out of 10, minus dialog bahasa Jawa yang medoknya kurang nampol. :P
2 notes · View notes
ayuerahmi · 7 months
Text
Anak Pertama
Saya bukan anak pertama. Jelas tidak tahu betul rasanya jadi anak pertama. Dari mendengar cerita ibu, saya bisa mengira-ngira bahwa menjadi anak pertama itu punya sisi "berkorban" atau "berjuang" di masa kecilnya, walau sekedar dalam hal berbagi dengan si adik. Valid ngga? haha. Belakangan, saya semakin meng-iya-kan itu karena saya melihat dan merasakannya pada anak pertama, menuju lima bulan ini. Dengan alasan pengobatan adiknya, kami sering meminta izin kepada anak pertama kami untuk mau ditinggal di rumah bersama anggota keluarga yang lain. Jelas tidak mudah diawal. Dua minggu pertama penuh drama. Menyayat hati pasti. Mulai berantakan makannya, tak teratur jam tidurnya, bengkak matanya karena terus-menerus menangis ingin bertemu. Kami masih beradaptasi dengan keaadaan baru. Bertepatan masa orientasi masuk sekolah, Ara, anak pertama kami sakit. Adiknya terjadwal pula untuk memulai siklus kemoterapi. Ranap lagi. Kami harus pergi. Ara ditinggal lagi, dalam kondisi demam dan bintik-bintik bermunculan yang kemudian diketahui cacar api. Neneknya dengan sepenuh hati merawat Ara sampai kering cacarnya. Kami hanya bisa memantau dari rumah sakit melalui telpon dan video call. Beberapa hari selesai ranap, kadang kami harus pergi lagi untuk kontrol rawat jalan adiknya, yang seringnya tak cukup satu hari. Pernah dari Senin sampai Jumat tergantung kondisi si adik apakah perlu perbaikan atau tidak. Tentu Ara ditinggal lagi karena harus sekolah. Kadang baru seminggu di rumah, adiknya harus lanjut ranap kemoterapi lagi, Ara ditinggal lagi. Di ranap adiknya yang kelima, anak pertama kami sakit typus. Lagi-lagi saya tidak membersamainya. Tapi alhamdulillah saat itu suami bisa WFH dan fokus di rumah mendampingi Ara, sementara saya dan adiknya di rumah sakit. Rasanya? jangan ditanya. Setiap ibu pasti tahu. Sering saya bertanya-tanya, gimana perasaan Ara? Apakah Ara merasa kesepian? Apakah pernah ia merasa tidak disayang? Tak jarang saya meminta maaf kepada Ara atas kondisi yang harus ia jalani, meski pada dasarnya kami semua sedang sama-sama berjuang. Allah pasti sudah mengaturnya dengan amat sempurna. Makin kesini pun saya semakin merasa betapa sesungguhnya Allah Maha Menjaga. Anak-anak kita adalah titipan, kita dipinjamiNya lama atau sebentar. Dia yang berkuasa atas sakit dan sehatnya, atas sedih dan bahagianya, atas hidup dan matinya. Ada atau tanpa adanya kita. Sebagai yang dipinjami, kita hanya mampu merawat sebaik mungkin sampa harinya nanti ia harus dikembalikan. Untuk segala perhatian dan rasa sayang yang kurang saya berikan, saya selalu yakin dan berharap Allah akan menggenapkannya dengan sebaik-baik rasa cinta. Ternyata sekuat apapun saya sebagai orang tua, saya tetaplah seorang hamba kecil nan lemah, yang akan selalu bergantung kepada Yang Maha Kuat dan Menguatkan. Dear anak pertamaku Ara, jika nanti menemukan tulisan ini ketahuilah bahwa kami sangat menyayangimu.... :") _Rumah, 3 November-23
5 notes · View notes