Tumgik
#Maha Baik
abidahsy · 7 months
Text
Menangis
Menulis tulisan ini sebenarnya cukup menantang karena aku tidak terlalu menyukai kata menangis. Bagiku, menangis memiliki makna yang negatif, meskipun tidak selalu seperti itu. Karena itulah aku berkali-kali mengubah outline tulisan ini.
Awalnya, aku mau menulis tentang hal-hal yang serius seperti mental health issue, lalu berubah menjadi penyakit hati, hingga sempat hampir menulis topik yang membahas perbedaan antara jiwa dan ruh.
Namun, semua ide-ide itu urung aku selesaikan. Semuanya masih mentah dan mendadak semakin mentah setelah aku mengobrol dengan dia yang di warung kopi.
Singkat saja, tidak sampai satu jam obrolan kami kali ini. Meski begitu, hanya dengan satu kalimat darinya, tulisan ini bisa mengalir dengan mudah menjadi rangkaian paragraf yang terdiri dari ratusan kata yang saat ini kamu nikmati. Ya, semoga kamu bisa benar-benar menikmatinya.
Tema tulisan kali ini sebenarnya bukan tentang menangis, tapi tentang kata sakit. Aku mengaitkan kata sakit dengan menangis karena ingatanku lebih lekat pada tangisan sedih dibanding tangisan yang mengharu-biru.
Ibukku pernah bilang bahwa luka fisik itu bisa membuat seseorang berdarah, tapi berbeda dengan luka batin yang akan menghasilkan air mata. Aku setuju dengannya. Dan di sinilah aku dengan darah bening bernama air mata.
Selama ini, biasanya dia yang di warung kopi yang meminta waktuku untuk bicara lewat telepon, tapi kemarin berbeda. Aku yang meminta waktunya terlebih dahulu karena memang kali ini aku yang punya serentetan pertanyaan. Termasuk mau memastikan kabarnya selepas kepergianku beberapa waktu lalu.
Segala puji hanya bagi Allah, ternyata dia sudah lebih baik dengan rencana-rencana masa depan yang menurutku sangat layak untuk dicoba. Walau perbaikan yang dia usahakan masih berbanding terbalik dengan kondisi hubungannya bersama orang masa lalu yang semakin rumit saja.
Serumit isi kepalaku saat mengobrol dengannya kali ini. Karena sudah berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan mengosongkan ekspektasi saat bicara dengannya, aku jadi sangat berhati-hati. Tidak seperti biasanya yang sebebas merpati menanyakan apapun yang aku mau sesuka hati.
Dan sampailah aku pada satu pertanyaan,
"Kenapa sih, Bro, lo yakin banget bahwa gak ada perempuan lain yang lebih baik daripada orang yang di masa lalu?"
"Ini semua karena gue udah sayang, Bid. Kalau dibilang lebih baik mungkin ada, pasti ada. Orang yang misalnya kelebihannya tujuh, tapi kekurangannya cuma tiga. Tapi ini bukan soal logika aja,"
Sebenarnya kalimat-kalimat setelahnya tidak begitu aku perhatikan. Aku sudah terpaku pada kalimat pertamanya. "Oh, jadi masih sayang," begitu pikirku. Entah, apakah aku layak untuk merasa sakit di dalam rongga dadaku saat memikirkannya.
Aku pun segera mengambil alih isi kepalaku dan melanjutkan obrolan hingga akhir.
Sampai di titik ini, aku belum menangis.
Di waktu yang bersamaan, seorang teman yang serupa tapi tak sama denganku dalam hal proses pencarian, mengirimkan undangan pernikahan digitalnya. Tersenyum aku dibuatnya. Doa-doa terbaik aku sampaikan padanya dan semoga melangit tinggi. Dia membalas pesanku dengan doa yang tidak kalah indah.
Sebagaimana pemaknaan pesan doa dalam undangan. Semoga kelak Allah pertemukan Abidah dengan calon suami yang shalih, mendekatkan diri pada Allah, dan bisa memperluas manfaat. Aamiin.
Doa yang hanya bisa aku amini saja, tidak dengan embel-embel penuh semangat seperti biasanya. Aku masih bingung dengan isi kepalaku, terutama dengan rasa aneh yang ada di rongga dadaku saat ini.
Sampai akhirnya aku membaca sebuah kutipan yang tertulis di undangan digitalnya. Tanpa diminta, air mata pun jatuh begitu saja saat aku membacanya.
Allah itu baik, sangat baik, Maha Baik. Maka sungguh, tak ada takdir buruk bagi setiap hamba-Nya. Termasuk mempertemukan sepasang hamba-Nya. Tak ada kata terlambat atau terlalu cepat. Semua ada saatnya. Tugas kita adalah menjaga prasangka baik pada-Nya. Insight dari buku Teropong Waktu.
Bagaimana aku tidak menangis?
Perasaan aneh yang muncul dalam rongga dadaku pun pemberian Allah, bukan? Dia Maha Tahu apa yang aku rasakan saat ini, apa yang aku bingungkan. Dia Maha Kuasa membolak-balikkan hati sesuai kehendak-Nya. Dia Maha Penyayang yang sangat lebih dari cukup sebagai pelindung dari kesedihan dan kekecewaan yang tidak perlu.
Jadi, setidakjelas apapun yang aku rasakan saat ini. Seberantakan apapun isi kepalaku. Serumit apapun kisahku dalam mencari yang ke-12. Tugasku cuma satu, berprasangka baik pada Allah.
Itu semua cukup, insha Allah. Cukup bagiku Allah. Allah Yang Maha Baik.
Dan di titik ini, aku menangis.
Entah karena rasa sakit atau rasa haru. Atau mungkin keduanya.
14 notes · View notes
allaboutmyminds · 11 months
Text
Penggerak Hati orang Baik
Beberapa hari lalu, aku putuskan untuk berhenti sejenak bercengkrama dengan dunia sosial yang melelahkan, dan menikmati alam indah di Kota Bandung. 
Aku menyusuri wilayah bukit yang ntah daerah apa aku tak pernah tau. 
Selama diperjalanan, aku sempat ragu bisa sampai tujuan. 
Takut mungkin saja sesuatu hal akan terjadi padaku
Tapi rasa itu semua kalah dengan keberanian dan rasa penasaran aku dengan alam.
Tak terasa akhirnya ku sampai di sebuah bukit indah dengan pemandangan kota yang terlihat damai.
Aku berhenti disana, lalu ku menarik nafas panjang untuk menghilangkan penat.
Aku merenung betul-betul sepi dengan kesendirian.
Beberapa menit kemudian, seekor kucing berwana oren tengah memperhatikanku dari jarak sekitar 5 langkah dari tempat ku berdiam
Dia mengeong dan melihatku seolah-olah tahu bahwa aku sedang bersedih 
Kucing itu setia menemaniku tanpa menolehkan pandangannya sama sekali
Sedikit creepy memang, tapi setidaknya aku tidak merasa sendirian sekali saat itu 
Tidak lama setelahnya, seorang Bapak paruh baya tiba-tiba menghampiriku 
Dia adalah pengantar makanan yang baru saja mengantarkan pesanannya di sekitar sana 
...
“neng lagi cari udara segar yah?”
“kenapa sendirian? temen-temennya dimana?”
...
Dengan penuh was-was dan kecurigaan, aku jawab seperlunya.
Tak terasa, justru pembicaraan semakin mendalam. 
Dia mengatakan bahwa saat melihatku dia teringat akan putrinya yang sedang merantau di kota orang. Dan dia merasa khawatir 
Sampai akhir pembicaraan, bapak tersebut mengatakan sesuatu yang membuat hatiku terenyuh.
...
“Syukur kalo tujuan merenungnya positif, kalo tiba-tiba datang kesini tujuannya negatif, kan pasti lagi ga baik-baik aja yah”
...
Tiba-tiba saja dada ini rasanya sesak mendengar Bapak itu mengucapkannya.
Ku tahan air mata ku sekuat mungkin, sampai akhirnya si bapak pamit untuk pergi 
Dengan senyumannya yang ramah, dia memberikan doa terbaik untuk ku 
...
“Bapak pergi dulu yah neng, semoga apapun yang direncanakan sama neng nya dilancarkan” 
...
Selepas beliau pergi, air mataku mengucur dengan deras begitu saja 
Menyesali kecurigaanku terhadap Bapak yang Baik hati itu 
Aku menangis tersedu-sedu, langsung ku kenakan masker dan helm untuk menutupi tangisanku
...
Begitu baik alam ini memperlakukanku,
Bahkan sempat terlintas dibenaku bahwa mereka adalah malaikat tanpa sayap yang sengaja Allah pertemukan untuk menemani kesedihanku
Kejadian ini mengingatkan ku pada Dalil Quran surat At-Taubah ayat 40:
“La tahzan innallaha ma ana”
“Janganlah engkau bersedih, karena sesungguhnya Allah bersama kita”
...
Allah tidak akan pernah membiarkan hambanya berlarut-larut dalam kesedihan. 
Dan aku betul-betul merasakannya dalam kejadian itu
Aku berpikir bahwa memang Allah sengaja menggerakan hati Si Kucing dan Bapak pengantar makanan itu untuk memberikan kebaikan hatinya pada ku
Bagaimana pun Allah adalah Maha Baik dari segala yang Baik.
7 notes · View notes
lathifatulmahmudah · 1 year
Text
Tumblr media
sekarang aku lebih tahu, betapa besar cinta Allah kepada ku.. kabar gembira ini aku lihat dari orang2 sekitar yg mencintaiku tanpa sebab, tanpa syarat. Allah,, aku terlalu jauh berpaling dari-Mu. ma'afkan aku jika masih tertatih tatih menuju-Mu. aku tahu cinta ini berasal dari-Mu. Allah.. meski aku banyak dosa, banyak mengecewakan-Mu, entahlah sepertinya engkau menghiraukan hal itu, engkau malah terus memberiku jalan menuju-Mu..
sampai kapanpun, hambamu ini akan tetap berusaha menjadi hamba yang paling kau cintai meski sekarang berlumur dosa, dan aku masih belum tahu cara membersihkannya.. Allah tunggu aku. peluk aku. redakan gelisahku. terimakasih telah memberiku kesempatan mendapatkan cinta-Mu..
00.43
ramadhan kamis, 30 mar 2023
13 notes · View notes
menepih-sejenak · 1 year
Text
Tumblr media
4 notes · View notes
vinsyasalsabila · 1 year
Text
"Menguatkan dan dikuatkan"👨‍👩‍👧‍👦
1 note · View note
kurniawangunadi · 4 months
Text
Jangan jadikan uang sebagai orientasi/tujuan. Nasihat yang dulu kujawab dengan bebal ini berangsur bisa kupahami. Seiring waktu berjalan, dari yang dulu single dan sekarang berkeluarga. Kalau dihitung sekali jalan perlu 4 tiket jika pakai pesawat / kereta. Sekali menginap langsung booking 2 kamar. Rasanya kalau kekhawatiran soal uang dan materi apalagi jadi tujuan / orientasi. Aku akan diselimuti kegelisahan sepanjang waktu karena takut kekurangan, berpikir bahwa uang/materi adalah satu-satunya pembebas biar leluasa ke sana kemari dan ngapa2in. Lupa bahwa rezeki itu sudah diatur, sudah dialokasikan sama Yang Maha Pengasih. Apalagi setelah berkeluarga, saat kebutuhan tak lagi soal diri tapi sudah merambat ke biaya pendidikan, properti, dsb. Pasti ada jalannya, ada rezekinya, yang penting terus berikhtiar sebaik mungkin.
Belajar lebih tawakal. Stres di tahun 2023 dipikir-pikir karena ingin sekali mengendalikan banyak hal. Ingin semua hal bisa berjalan dengan baik, tapi ternyata tidak. Ada hal yang akhirnya eror, tidak berjalan sesuai rencana, tidak bisa kukendalikan. Akhirnya stress. Belajar utk lebih berserah pada hasil setelah berusaha. Ada Allah yang mengatur segalanya, kita tidak perlu pusing untuk memikirkan semuanya. Apalagi terus berharap bahwa apa yang kita usahakan, selalu berhasil sesuai yang direncana. Nanti jadi mudah kecewa.
Komunikasi adalah kunci dari kelanggengan relasi. Baik itu dalam pertemanan, pernikahan, pekerjaan, dsb. Belajar untuk lebih komunikatif, lebih banyak mendengar, dan juga belajar untuk berkata yang baik-baik. Berhati-hati dengan lidah yang tak bertulang, yang berpotensi menyakiti orang lain - fitnah - dan berbagai hal yang bisa jadi keluar darinya karena tak mampu dikendalikan. Yang berakhir pada hilangnya kepercayaan, kesempatan, bahkan hubungan.
Jangan ragu untuk memutus pertemanan yang tidak sehat. Belajar untuk lebih dekat dengan lingkaran-lingkaran kebaikan, yang mengajak pada hal-hal baik, yang mengingatkan pada hal-hal baik, yang semakin dewasa ini sangat dibutuhkan banyak sekali nasihat ketimbang haha-hihi. Apalagi lingkaran-lingkaran salih yang membuat kita lebih dekat dengan Sang Pencipta.
Lebih banyak menerima feedback. Meski terdengar tidak nyaman, tapi kita sangat memerlukan kritik dari orang lain. Alih-alih denial, coba resapi bahwa bisa jadi ketidakpekaan kita selama inilah yang menghambat diri untuk berkembang. Karena diri menolak untuk dinilai dan dikritik. Tidak mendapatkan evaluasi, tidak mendapatkan saran untuk hal-hal yang perlu dibenahi, bersembunyi dibalik kata-kata mutiara "Aku memang seperti ini, kalau gak suka ya gak apa-apa, aku mau jadi diri sendiri." Apakah benar menjadi diri sendiri itu artinya tidak mau berubah lebih baik lagi atas sifat-sifat buruk yang dimiliki?
POV Orang Tua, anak-anak di masa kecilnya hanya akan terjadi sekali. Jangan sampai lalai dengan urusan pekerjaan dsb yang menyita waktu hingga tidak ada waktu untuk menjadi orang tua yang utuh, yang hadir, yang dengan segala keadaan yang nanti terjadi, tetaplah hadir sebagai orang tua bagi anak-anak.
Jangan memelihara rasa benci. Jangan memelihara pikiran yang picik. Jangan terus menerus berpikir buruk tentang orang lain dan juga diri sendiri. Apalagi memiliki sekeciiilll apapun buruk sangka kepada Allah - jangan sampai terjadi.
542 notes · View notes
jndmmsyhd · 6 months
Text
Agar tenang hati dan pikiranmu, yakinlah bahwa tidak ada kebaikan apapun yang Allah ambil darimu. Semuanya baik kok, pada setiap yang hadir dan yang pergi. Sudah, tenang, ya.
Syukuri apa yang datang, syukuri pula pada apa yang pergi. Sebab hadir dan pamit itu sesuatu yang tidak bisa kamu pisahkan.
Tidak apa-apa jika harus kehilangan, toh kehilangan pun tanda akan ada pengganti yang datang, dan tentunya jauh lebih baik.
Maha Suci Tuhan, yang dalam setiap takdir dan ketentuannya selalu berisikan kebaikan.
— Jundi Imam Syuhada
736 notes · View notes
milaalkhansah · 3 months
Text
Berdoa itu gratis. Jadi, di hadapan Allah, mintalah segala ketidakmungkinan itu. Jadilah realistis di setiap doa yang kita panjatkan. Karena tidak ada yang tidak mungkin jika Allah telah berkata "iya".
Percaya, ya? Kelak semua doa kita pasti akan terjawab dengan cara yang tidak pernah kita sangka-sangkakan.
Kelak, kita pasti akan dibuat terharu oleh betapa Maha Baiknya Allah terhadap takdir yang telah Dia tetapkan untuk kita.
Kita boleh saja kehilangan semuanya. Tetapi jangan pernah kehilangan doa dan prasangka baik kita kepada-Nya, ya sayang?
339 notes · View notes
fawazsidiqi · 7 months
Text
Cara Berdo'a agar Mustajab
Berikut 6 adab Berdo'a yg Allah janjikan akan terkabul, sebagaimana terkabulnya do'a Nabi zakariya. Disarikan dari kajian Tafsir surat Maryam ayat 1-9 oleh Buya Yahya.
1. Menyadari kelemahan. Ungkapkan kelemahan dan keterbatasan kita selaku manusia. misalnya do'a Nabi Zakariya diawali pernyataan "Ya Allah sesungguhnya tulang ku sudah lemah dan rambutku sidah putih (baca : berusia tua).."
2. Sebutkan Hajat/permohonan kita. Hajat yg paling utama ialah dikuatkan iman, diperbaki alhlak dan dimudahkan taat, serta dijauhkan dari maksiat. Juga hajat lain misalnya : ingin menikah, punya anak dsb.
3. Khusyuk dan menyadari keagungan Allah. Sadari dan yakini bahwa Allah Maha Kuasa. Tidak ada yg mustahil bagi Allah.
4. Bersyukur atas kenikmatan yg dimiliki. Jangan hanya mengeluh, sadari nikmat yg Allah berikan. misalnya ketika hendak berdo'a agar anak menjadi sholeh (saat itu masih nakal) maka ungkapan rasa syukur bisa berupa : "Ya Allah, Alhamdulillah engkau beri aku karunia berupa anak, karena ternyata tidak semua orang dapat memiliki anak."
5. Jelaskan kegunaan/fungsi/tujuan/motivasi hajat. Misalnya (do'a Nabi zakariya) : "Aku takut tidak ada yg mewarisi kebaikan yg Engkau berikan kepada-ku dan kebaikan keluarga Ya'kub.." contoh lain ketika minta harta bisa dijelaskan kegunaan harta tsb : membayar hutang, bersedekah dsb.
6. Didasari rasa tulus dan husnuzhan. Yakini bahwa Allah pasti mengabulkan sesuai kehendak-Nya yg hal itu adalah pasti baik untuk kita. Jangan putus asa. Pengabulan do'a bisa jadi dalam bentuk lain yg lebih dibutuhkan, atau bahkan nanti di akhirat.
Wallahua'lam.
430 notes · View notes
yunusaziz · 9 months
Text
"Hidup ini akan menjadi menyenangkan ketika kita mampu melihat sesuatu pada sudut pandang yang tepat."
Misalnya, ketika seseorang dilanda ujian, pada sebagian banyak orang yang menganggap ujian adalah masalah besar yang menganggu harmonisme kehidupan. Ada sebagian mereka yang menganggap bahwa ujian adalah cara terbaik Tuhan dalam memberi pelajaran baru pada hidupnya, yang dengannya akan menaikkan derajat hidupnya.
Maka tiadalah keluh kesah yang mendominasi sikap dan rasa di dalam dirinya, yang ada hanya prasangka baik, menerima dengan lapang dada dan optimis di dalam menjalaninya. Kenapa demikian? Ya karena dia yakin bahwa Tuhannya Maha Tahu, dan Maha Bijaksana.
Atau pada capaian-capaian hidupnya yang tertunda, barangkali Tuhan memintanya untuk sedikit lebih bersabar, karena Dia Maha Tahu bahwa jika hal itu diberikan saat ini juga, belum tentu dia mampu mengelolanya, malahan justru terbuai olehnya, dan melupakan Tuhannya.
Ya, ini semua hanya tentang bagaimana cara yang tepat dalam melihat, memaknai dan bersikap pada kehidupan. Jika kehidupan adalah soal mengambil satu sudut pandang dan bersikap, maka salah dalam memilih sudut pandang maka akan berakibat fatal pada sikap yang kita jalankan.
Semoga kita selalu mampu mengedepankan prasangka-prasangka baik dalam segala keadaan.
325 notes · View notes
hellopersimmonpie · 7 days
Text
Muqollibul Qulub
Bicara tentang self-care seringkali tricky banget karena definisi tentang self-care tuh seringkali berdasarkan proyeksi kita terhadap apa yang telah kita alami. Bagi orang yang hidupnya selalu hectic, slow living adalah self-care. Sementara bagi orang yang hidupnya baru nemu tujuan, mungkin bentuk self-care-nya adalah kerja keras. Buku-buku self-care pun sangat bervariasi. Ini yang kadang membuat kita bingung ke arah mana hidup kita sebenarnya.
Ada yang bilang bahwa tanda kehidupan yang baik adalah hati selalu tenang dan tidak gelisah. Bahwa tanda manisnya iman adalah ketika kita bisa kalem ketika ditimpa cobaan berat. Apakah demikian? Apakah gelisah itu tanda bahwa manusia sedang jauh dari Allah? Yang maha menenangkan jiwa?
Belajar hidup dengan ADHD membuat gue belajar banyak hal tentang cara kerja jiwa. Dan ternyata ketenangan yang seringkali kita impikan ya memang tidak selalu ada. Tidak selalu kita capai and that's okay.
Kadang kita hidup dengan dopamin yang cukup sehingga bisa beraktifitas dengan baik. Kadang kita hidup dengan dopamin yang kurang sehingga sulit sekali berkonsentrasi.
Neurotransmitter effect is real.
Belakangan gue nyoba ngatur pola makan dengan protein diusahakan tinggi dan tanpa gorengan. Dopamin gue cenderung stabil dan nggak cepat stress. Tapi kadang perkara imbalance hormon or neurotransmitter juga bukan seperti saklar yang ada on-off nya. Maka definisi self-care versi gue adalah bersabar merawat diri sendiri. Ngasih makan-makanan yang baik, disiplin istirahat dan bersabar juga dengan mood yang tidak nyaman akibat neurotransmitter yang tidak seimbang.
Gue nggak lagi meromantisasi ADHD atau ngasih excuse kalo tiba-tiba mood gue jelek. Ini gue tulis karena ketenangan hati itu seringkali dikaitkan dengan iman. Padahal hati dan jiwa yang bergejolak tuh ya mungkin aja memang fitrahnya manusia. Entah karena punya masalah, entah karena struktur otak yang beda.
Berapa kali penyandang neurodivergent ditakut-takuti dengan "gelisah adalah tanda kurang iman", bahwa pengobatan ke psikiater akan membuat kita bergantung dan lepas kendali terhadap diri kita sendiri. Maka kepada Allah gue menitipkan diri gue ketika pikiran gue tidak sedang dalam kondisi baik. Semoga Allah berkenan menjaganya selalu. Agar jangan sampai merugikan diri sendiri dan orang lain. Dan jika pikiran gue sedang dalam kondisi baik, semoga Allah selalu memberi kesempatan untuk berbuat baik.
....
Hari ini ngerasain banget tenaga full tapi nggak mampu konsentrasi. Akhirnya gue cuma diem dan minum air anget sambil ngadep jendela. Yang muncul di kepala gue adalah:
"Ya Allah aku sudah berusaha dengan baik agar tidak mudah stress dan tubuh ini senantiasa dalam kondisi baik. Maka jika mood hamba berantakan lagi, engkau yang maha membolak-balikkan hati. Kutitipkan kepada-Mu dan jaga dengan baik"
Selanjutnya gue nulis tumblr ini dan ya again gue kepikiran buat bilang bahwa gelisah itu hanyalah signal yang harus dimaknai lebih jauh lagi. Bukan tanda bahwa yang maha menenangkan hati sedang tidak mau menenangkan kamu. Rahmat Allah itu luas. Bersabar dalam kegelisahan sampai kita bisa berdiri tenang juga termasuk ruang untuk mendapatkan pahala. Berikhtiar ke psikiater biar bisa hidup dengan baik juga bagian dari kebaikan.
95 notes · View notes
mbeeer · 5 months
Text
Glimpse of Us
Akhir tahun ini, saya mendapatkan sebuah jawaban yang dulu selalu mengganjal di kepala saya.
Jawaban dari pertanyaan yang padahal sudah saya ikhlaskan. Yang kalaupun saya tidak tau, hidup saya akan tetap seperti ini. Tidak ada yang berubah. Pun kalaupun saya tahu, saya juga tidak akan berbesar kepala.
Sebab seperti yang sudah saya bilang, pertanyaan itu sudah saya ikhlaskan.
Pertanyaan tentang,
“Kenapa jalan kita terus bersebrangan kalau sebenarnya kita tidak bisa bersama? Kenapa kita tidak bisa bersama padahal saya tau bahwa perasaan kita sama?"
Di pertemuan terakhir sebelum pada akhirnya saya dan dia tidak akan pernah bisa bertemu lagi, kami sempat bertemu sekali lagi. Kali itu, semua terasa berbeda. Kali itu, untuk pertama kalinya, kami berdua sama-sama merasa bisa memperjuangkan hubungan itu.
Tapi lagi-lagi hidup begitu lucu.
Hidup saya saat itu tiba-tiba tertahan oleh sesuatu hingga saya tidak bisa menghubunginya. Dan selepas pertemuan itu, kami tak pernah bertemu lagi, saling hilang kabar, dan berpisah jalan.
Banyak yang terjadi di hidup kami berdua setelah bertahun-tahun tak bertemu. Dia sudah bahagia dengan buah hati dari seseorang lelaki yang sebenarnya dulu saya pernah berdoa untuk bisa ada di tempatnya. Sedangkan saya masih tetap ada di sini. Dan baik-baik saja.
Tapi akhir tahun ini saya mendengar sebuah cerita, bahwa sebenarnya tanpa saya ketahui, di pertemuan terakhir itu dia mencari saya. Tapi sayangnya, saya tidak bisa ditemukannya.
Dan kalian tau apa yang lebih lucu? Alasan dia mencari saya saat itu adalah, karena saat itu dia akan bertemu dengan lelaki asing. Namun, dia merasa ragu dan ingin membatalkan pertemuan itu karena dia merasa lebih baik menghabiskan waktu dengan saya.
Sayangnya, saat itu dia tidak bisa menemukan saya.
Dan kalian tau siapa orang yang akan dia temui saat itu?
Orang itu adalah suaminya yang sekarang.
Bayangkan apa jadinya kalau saat itu dia menemukan saya? Mungkin semuanya berbeda.
Tuhan memang Maha bercanda..
174 notes · View notes
andromedanisa · 10 months
Text
Perihal langit yang tak berujung..
Allaah, aku tidak pernah paham dan aku tidak ingin memahami juga. Tapi entah mengapa, saat hal yang tidak aku inginkan, atau aku sedang menangis mengalami kesulitan dan kesedihan yang mungkin seperti tak terlihat ujungnya. Lalu aku mengangkat wajahku dan melihat langit yang begitu tinggi dan begitu luas. Seketika itu pula perasaan sedih dan seluruh kesulitan ku luruh.
Perasaan baik sangka dan semangat untuk memulai kembali agar bangkit perlahan menyelimuti diriku. Tenang dan menenangkan. Tangiskupun mereda, kesedihankupun berkurang. aku seperti mendapatkan kembali diriku dengan penuh keyakinan bahwasanya setelah ini hidupku akan baik-baik saja. Sebab Engkau yang akan menolongku entah bagaimanapun diriku.
Langit dan segala keindahan yang telah Engkau ciptakan begitu tinggi dan menakjubkan. Membuatku paham, bahwasanya ada Engkau, Dzat yang Maha Tinggi dan Maha Kuasa. Kesedihan dan kesulitan yang aku lalui dan aku rasakan, sebetulnya tak ada apa-apanya bila sedari awal aku meminta pertolonganMu. Bertawakal penuh hanya kepadaMu saja.
Setelah ini, aku akan terus melangkah. Kedepannya aku tak pernah tahu. Yang kutahu, bahwasanya aku tak pernah benar-benar berjalan sendiri. Bahwasanya kesedihanku tak bernah benar-benar abadi, jika merasa lelah dan sedih sepertintak berujung. Maka cukup memperbanyak melangitkan doa kepadaMu dan seraya melihat langit yang luasnya tak memiliki sebuah ujung.
"Jika kamu ingin menangis, jangan menunduk. Menataplah ke langit. Langitkanlah doa-doa baik kepadaNya."
304 notes · View notes
nonaabuabu · 8 months
Text
SETARA
Sejak aku pernah melisankan aku ingin pasangan yang setara, alam ternyata bekerja mendatangkan orang-orang yang ingin membahas keinginan setara ini. Mulai dari orang asing yang tiba-tiba dekat, teman lama yang bertemu lagi, adek tempat kerja yang berencana menikah, laki-laki yang belakangan jadi teman cerita, dan pertanyaan di kolom instagram.
Jika ditanya aku ingin laki-laki yang bagaimana di enam tahun lalu (masa ini aku ingin menikah dengan seseorang) aku dengan mudah menjawab, aku ingin seseorang yang lebih baik dari aku. Kondisinya aku baru lulus kuliah, pekerjaan belum stabil, mimpi masih tidur dan keinginanku masih seperti teman-teman yang lainnya.
Rasanya saat itu, jika aku tidak menemukan lelaki yang lebih baik, maka kehidupanku hanyalah mimpi buruk. Karena lucunya, saat itu aku juga menganggap salah satu pencapaian itu adalah, siapa yang kelak aku menangkan.
Tapi ternyata Tuhan dengan maha baik memberikan aku perjalanan yang lebih panjang, dan aku melewati lebih banyak waktu dengan mengesampingkan hal-hal yang berhubungan dengan lelaki yang kuinginkan seumur hidup.
Sekarang, jika harus menjawab pertanyaan tentang bagaimana aku akan mencari, dia adalah yang setara denganku. Setara di sini bukan seseorang yang harus sama persis, tapi kami ada di rentang yang sama setidaknya untuk hal-hal crusial yang aku pertimbangkan untuk memilih pasangan.
Sejujurnya aku lebih suka meromantisasi hidupku dan ingin pertemuan yang tidak terduga saja, tapi akan selalu ada plan B dari setiap rencana, dan setara adalah plan B. Namun jika harus belajar dari sejarahku sendiri, barangkali aku akan eksekusi di plan E yang entah apa.
Sekarang, aku hanya tahu ini tentang diriku. Aku ingin seseorang yang setara, setidaknya untuk pola pikir, wawasan, kematangan emosi, finansial, daya tahan juang, pendidikan, empati dan kasih sayang.
Aku percaya jika seseorang memiliki banyak rentang kehidupan yang sama, maka saling memahami itu menjadi mudah. Saat memahami lebih mudah, maka berkomunikas bukan lagi sesuatu yang harus diusahakan, tapi menjadi keseharian. Saat dua orang berkomunikasi dengan tepat, maka telah menyelesaikan separuh dari masalah antara keduanya.
Aku tidak bisa membayangkan hidup dengan seseorang yang tidak bisa mengendalikan emosinya. Aku tak ingin hidup dengan seseorang yang mudah sekali menyerah setelah seumur hidup aku habis-habisan berjuang. Aku tak mau pula jika ternyata perasaan di antara kami terlalu timpang sehingga hanya satu yang berusaha maksimal.
Aku ingin berjuang dengan seseorang yang juga memperjuangkan, aku ingin bicara dengan seseorang yang bisa berbicara balik, aku ingin bertumbuh dengan seseorang yang juga ingin bertumbuh. Aku ingin makan di tempat tertentu, dengan seseorang yang mempertimbangkan rasa bukan harga.
Aku ingin teman, partner, pasangan, yang membiarkan aku ruang penuh untuk terus maju, sebab ia juga tahu apa yang ia mau. Aku ingin seseorang yang akan mendengarkan aku sebab ia tahu aku mampu.
Orang lain boleh bilang ini terlalu banyak ingin. Boleh dibilang barangkali aku tidak akan bertemu. Boleh dibilang aku tak tahu mana kebutuhan mana keinginan. Dan apapun orang lain boleh bilang.
Tapi untuk hidup panjang yang telah kulalui, aku tak ingin berkompromi menerima seseorang yang tak memberikan solusi.
Aku tahu aku mampu memberikan yang sama, jadi adalah tepat bagiku menginginkan hal yang sama.
19 September 2023
246 notes · View notes
kurniawangunadi · 1 month
Text
Hidup yang Sangat Tidak Terduga
Beberapa tahun terakhir, saat memasuki fase berumah tangga dan menjadi orang tua. Prioritas hidup bergeser, menjadi memahami kenapa di luar sana banyak yang bilang kalau makin dewasa atau setelah berkeluarga/jadi orang tua, circlenya semakin menyempit. Karena memang butuh fokus yang besar. Sampai mungkin tidak sempat untuk nongkrong seperti waktu-waktu muda kemarin.
Dan sebab begitu fokusnya kita sama hidup sendiri, sampai-sampai kita tidak memerhatikan apa yang terjadi di kehidupan sekitar kita, termasuk orang-orang yang pernah kita kenal di waktu sebelumnya. Kita hanya mendengar sedikit kabar tentang kapan dia menikah atau dia lagi kerja di mana, selebihnya kita tidak tahu. Tidak sempat mencari tahu, dan memang tidak ada keperluan untuk mengetahui.
Sampai waktu berlalu begitu saja, lima tahun terlewati, hingga sepuluh tahun berlalu. Saat anak-anak mulai memiliki dunianya yang bisa ia rancang sendiri. Kehidupan kita mulai terasa stabil. Kita mulai memerhatikan kehidupan di sekitar, berusaha mencari tahu kabar dari kawan-kawan lama.
Mereka sekarang tinggal dimana, sedang apa, siapa pasangannya, dan banyak hal lainnya. Berusaha kembali menyambung komunikasi dan silaturahmi. Memang, ternyata ada fasenya lagi untuk begitu.
Tapi di lain sisi, kita mungkin akan mendapati kabar yang tak pernah kita sangka. Mungkin ada yang telah meninggal lebih dulu, ada yang pernikahannya berakhir perceraian, ada yang tidak seorang pun tahu kabarnya, ada yang masih berjuang dengan dirinya sendiri, dan lain-lain. Setidakterduga itu kehidupan berlalu selama sepuluh tahun terakhir.
Terakhir kali sebelum fokus sama dunia sendiri, dulu sempat bertemu terakhir kalinya di meja-meja kafe membicarakan tentang masa dengan dengan optimis, terakhir mendengar kabarnya adalah kebahagiaan bersama orang yang akan jadi pasangannya, naik gunung bersama, diskusi di serambi-serambi masjid tentang impian, dan banyak sekali momen yang kuingat dengan baik, sebelum akhirnya memasuki fase baru yang menuntut prioritas dan fokus yang baru saat itu.
Tidak pernah diduga sama sekali. Kehidupan yang berputar di sekitar kita ternyata sebergejolak itu, hidup kita mungkin juga bergejolak, hanya saja tidak pernah menyangka bahwa di orang lain, gejolaknya adalah hal yang tak pernah kita pikirkan akan terjadi pada mereka.
Siapapun kamu yang membaca tulisan ini. Saat ini, hidup kita yang tak saling mengenal ini sedang berjalan di orbitnya masing-masing. Mungkin orbit kita tidak pernah beririsan, tapi aku selalu mendoakan, kita sama-sama berdoa semoga hidup yang sedang dijalani ini diberikan sakinah, diberikan keberkahan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Aamiin
154 notes · View notes
jndmmsyhd · 11 months
Text
Apa yang kita takutkan dan khawatirkan soal masa depan, serahkan pada-Nya. Perihal keuangan, keluarga, jodoh dan impian-impian kita lainnya. Masa depan adalah mutlak ranahnya Tuhan, jangan pernah kita memasuki dan ikut campur. Lakukan saja kebaikan apa yang sekarang ada di depan kita. Nanti Allah pertemukan kita dengan apa yang menjadi takdir kita.
Tidak semua hal harus kita pikirkan dan khawatirkan, ada beberapa hal yang seharusnya kita lepas dan biarkan saja, sebab itu adalah ranah Tuhan. Sebagian lainnya ada yang harus kita usahakan dengan sebaik-baik usaha dan doa.
Semoga, apa yang hari kita jalani, bisa kita kerjakan dengan sebaik-baiknya. Kebaikan apa yang ada dihadapan kita, bisa kita maksimalkan dengan sebaik-baik usaha.
Allah tidak tidur, Dia juga tidak tuli, Allah mendengar setiap doa yang kita panjatkan dengan detil dan sempurna. Dan ingatlah, Allah itu Maha Mengabulkan apa yang hamba-Nya minta. Pasti. Hanya soal waktu terbaik saja.
@jndmmsyhd
751 notes · View notes