Tumgik
#postingan panjang
staf · 2 years
Text
Tumblr media
PRO-009 Trik Pro Berhentilah Mencuri Karya Saya!
Setiap orang memiliki definisinya sendiri atas pencurian karya. Untuk beberapa orang, pencurian karya adalah saat Anda melakukan tangkapan layar atas suatu karya seni dan mempostingnya tanpa menyebutkan sumber. Sementara yang lain menganggap menggunakan karya mereka sebagai gambar tajuk tanpa izin merupakan pencurian.
Tidak ada cara terjamin untuk mencegah orang mencuri karya Anda. Tapi selalu ada untuk cara untuk menghentikan mereka.
Letakkan pemberitahuan pada profil Anda
Berikan sebaris penjelasan singkat pada profil Anda untuk meminta orang lain agar tidak memposting ulang tanpa memberikan kredit. Orang-orang mungkin tidak tahu kalau itu adalah karya asli Anda dan berpikir bahwa tidak masalah untuk mempostingnya ulang. Meski tindakan itu tidak akan menghentikan semua orang, tetapi setidaknya Anda menjelaskan posisi Anda dengan tegas.
Aktifkan tanya
Komunikasi yang terbuka memudahkan orang untuk mengirimi Anda pesan sebelum menggunakan karya Anda. Anda mungkin akan lebih setuju untuk membiarkan orang lain menggunakan karya Anda jika itu hanya untuk avatar atau gambar tajuk.
Berikan sumber di postingan Anda
Memberikan sumber pada karya Anda turut memberitahu orang-orang bahwa itu adalah konten asli Anda. Itu juga menunjukkan tautan menuju blog Anda jika postingan tersebut disematkan ke situs yang lain.
Berikan penanda pada karya Anda
Sangat sulit untuk membuat penanda pada karya Anda tanpa merusak karya tersebut. Namun meletakkannya di bagian tengah karya Anda dengan opasitas rendah akan menyulitkan si pencuri saat harus memotongnya. Pertimbangkan untuk menggunakan “blogAnda.tumblr.com” atau “@namapenggunaanda”.
😎
(Sumber: trik)
22 notes · View notes
naylaaaw · 9 months
Text
0852-0114-19002 (GARANSI TERMURAH), Terpercaya Jasa Iklan Online Kulon Progo
Tumblr media
"0852-0114-19002 (GARANSI TERMURAH), Terpercaya Jasa Iklan Online Kulon Progo
Langsung ORDER KLIK WA http://wa.me/62852011419002, Terpercaya Jasa Iklan Online Kulon Progo, Terpercaya Jasa Iklan Online Samosir, Terpercaya Jasa Iklan Online Serdang Bedagai, Terpercaya Jasa Iklan Online Simalungun, Terpercaya Jasa Iklan Online Tapanuli Selatan, Terpercaya Jasa Iklan Online Tapanuli Tengah, Terpercaya Jasa Iklan Online Tapanuli Utara, Terpercaya Jasa Iklan Online Toba Samosir
PAKET KEPUNG GOOGLE ?? Tingkatkan Omzet Penjualan dengan Cara Organik, Share Produk/Jasa Anda ke Website aktif Kami. Alhamdulillah banyak bisnis Owner yang terbantu. Sekarang Giliran Anda!
? Tidak ada Biaya Bulanan ? Tidak Perlu Ribet Maintenance Domain & Hosting ? Dibantu Riset Keyword ? Dibantu Posting dan Didaftarkan ke Google ? Terima Beres Kami Setting Semuanya ? Investasi Jangka Panjang, Postingan Lifetime Tidak Kami Hapus. . Pesan Jasa Kami Klik https://wa.wizard.id/c2c5e1 atau WA 0852 0114 19002
0 notes
kayyishwr · 5 months
Text
Memberi Dampak
Seringkali muncul pertanyaan sederhana tapi berat "Apa dampak yang kamu berikan?"
Ya, dampak ini adalah soal pengaruh. Dia tidak perlu terlalu besar atau rumit, sederhana tapi kecil itu sudah luar biasa.
Dampak, sebagaimana saya ikut sebuah pelatihan yang saat itu disampaikan oleh Bang Ivan Ahda, punya makna adanya 'perubahan' dan yang paling penting adalah 'improvment atau peningkatan'
Maka, pertanyaan "apa dampak yang kamu berikan, bermakna, keberadaanmu itu apakah membawa perubahan dan peningkatan atau sebaliknya?"
Mengapa ini penting untuk dibahas? Karena hari ini kita hidup dalam dunia yang penuh glorifikasi berlebihan dan terkadang semu; walaupun tidak semuanya seperti itu.
Orang-orang hanya menghargai jika yang berbicara adalah akun centang biru, yang dilakukan hal-hal besar dan rumit, atau ya yang terlihat keren saja; tapi saat ditelisik lebih dalam, ternyata cuma gimmick tanpa adanya dampak disana
Lebih lanjut soal dampak atau kerennya adalah impact, sebenernya adalah level yang perlu kita definisikan, supaya juga tidak bingung; dampak kita itu mau sampai dimana levelnya, ada macro, micro, sampe meso *klo kepo kita diskusi
Nah, untuk mencapai sebuah dampak, selain level, kita bisa memulai dari cara berfikir (system thinking), dan mungkin ini yang kadang terlewat atau terabaikan; yang penting, yang butuh kelihatan hal-hal besar atau rumit, padahal tadi cukup hal sederhana atau bahkan kecil, tapi mengandung dua hal perubahan dan peningkatan
Ya, soal cara berfikir ini, banyak toolsnya, tapi di pelatihan itu saya diajari dengan menggunakan TOC (Theory of Change) atau juga bisa menggunakan system Iceberg Phenomena *klo kepo juga kita diskusi
Yak, sudah panjang, dan gak lama nulis tema beginian, mungkin kalau nanti ada niat lebih dalam bakal lebih rapih sekaligus ada contoh penerapannya; entah di wordpress atau postingan IG, sekian
Oh ya kalian tau, Syaikh Ahmad Yasin, tokoh dari Palestina yang dibunuh harus dengan Apache padahal beliau hanya seorang kakek tua yang duduk di kursi roda, telah menciptakan impact untuk hari ini; sederhana saja, beliau membina generasi saat itu dengan Al Quran, hanya dengan Al Quran, sederhana dan bahkan disepelekan tapi begitulah dampak, yang terpenting ada perubahan dan peningkatan
Al Fatihah untuk beliau, kita doakan selalu saudara kita di Palestina, from river to the sea, Palestine will be free
Gambar diambil dari Google
Tumblr media
76 notes · View notes
monicaftr · 23 days
Text
Akan Kusebut Namamu Secara Ugal-ugalan, Tapi Kok Malah Nabrak
"Akan kusebut namamu dalam doa secara ugal-ugalan" Aku tersenyum seraya termotivasi atas sebuah postingan instagram yang dilatarbelakangi momen sepuluh hari terakhir di bulan Ramadan. Doa-doa di sepuluh hari terakhir peluang dikabulkannya lebih besar, termasuk waktu mustajab. Aku bertekad untuk banyak-banyak berdoa untukku dan juga orang-orang yang kusayang.
Kemudian sepuluh hari terakhir berjalan hari demi hari. Aku merasa doaku tidak ugal-ugalan, cenderung lambat hingga kembali cepat tidak beraturan. Apalagi saat masa-masa haid, benar-benar beringsut.
Kembali suci aku coba gas kembali. Hingga kemudian aku mendengar seorang imam memimpin doa di sepertiga malam, "doa ini diulang sebanyak 3x." Setelahnya sang imam membaca puji-pujian kepada Allah dan shalawat yang panjang, baru dilanjutkan dengan doa. Aku merasa tertampar atasnya. Teringat kisah Nabi Ibrahim, Nabi Zakaria, serta Nabi Ayub dalam kepala. Teringat petuah tentang doa layaknya seseorang yang mengayuh sepeda.
Bagaimana mau sampai jika aku mengayuh doaku saja hanya di momen-momen tertentu. Bagaimana Allah mau mengabulkan jika doaku bukan penuh harap tetapi penuh ego dan datang ketika hanya butuh. Syarat sampai kemenangan ternyata bukan hanya tau tujuan, tetapi juga memahami rute perjalanan. Akan kusebut namamu secara ugal-ugalan, tapi aku sedang berusaha untuk selamat sampai tujuan.
9 notes · View notes
nuritawa · 2 months
Text
Akhir-akhir ini aku menyelesaikan bacaan dari buku terbaru Mba Urfa Qurrota Ainy, perihal menghadapi duka ditinggal kepergian orang tua. Awalnya aku seperti merasa punya trust issue soal kematian, perasaan tidak ingin membuka memori lama karena aku berpikir sudah saatnya berjalan lebih jauh.
Aku merasa sudah sembuh.
Tapi yang terjadi setelah melewati lembar demi lembar malah membawa ku pada cerita masa lalu yang masih hangat dalam ingatan. Hampir dua tahun ibu berpulang tapi kejadian itu terlihat begitu jelas dalam benak kepala ku.
Bukan salah dari buku ini, tetapi seperti inilah perasaan berduka yang kupahami. Kejadian itu tidak akan pernah lupa sampai kapan pun, akan menjadi pengalaman duka yang kadang sulit aku pahami, apakah aku benar-benar selesai dengan perasaan ini, atau tidak?
Yang jelas luka itu memudar seiring berjalannya waktu. Membawa pandangan ku terhadap kematian berubah, dan tentu saja rasa dukanya berubah rasa tak sesakit sejak awal kepergian beliau.
Hari ini adalah tahun ke tiga ramadhan tanpa ibu. Ada perasaan kosong, hilang, sepi, sunyi bahkan perasaan berjarak yang begitu jauh dengan pertemuan. Anehnya meski digempur dengan perasaan yang cukup familiar dari tahun sebelumnya, aku belum menangis sama sekali. Tidak ada reaksi yang menandakan aku sedih menghadapi kenyataan ini. Padahal postingan soal sepinya ramadhan tanpa ibu berseliweran disemua beranda akun sosmed ku.
Bahkan anehnya saat ziarah kubur, aku hanya memandang gundukan tanah itu tanpa ada perasaan mendayu-dayu cemas, ketakutan, atau perasaan khawatir yang sempat ku rasakan dulu. Dan sampai pada malam ke dua ramadhan ini, belum ada satu tetes air mata ku yang jatuh untuk menggambarkan sepinya ramadahan ini tanpa beliau. Kadang aku berpikir, apakah aku sudah sepenuhnya sembuh dari luka berduka? atau apa mungkin sebenarnya aku sudah mati rasa? meninggalkan cerita dimasa lalu karena terbiasa tanpa adanya beliau?
Mungkin aku sudah cukup selesai pada semua emosi berduka. Aku melihat bahwa perjalanan ini sudah saatnya dimulai dengan melihat banyak hikmah dari segala kehidupan yang ibu berikan padaku.
Karena entah kenapa, aku seolah melihat ibu dijalan-jalan kampung, disudut rumahku, di dapur sederhana kami, di berbagai surau dekat rumah, dari berbagai alat masak atau alat makan, sederhananya rasa masakan, bahkan dari sisa alat sholat beliau yang tetap ku pertahankan sampai saat ini. Aku melihat beliau dalam bentuk pengajaran, ilmu, dan kasih sayang.
Mumpung Tuhan masih memberi ku ingatan pada setiap perjalanan bersama Ibu, selama ramadhan ini aku ingin mengabadikannya dalam tulisan. Kadangkala, pikiran ku tidak muat untuk memikirkan betapa luar biasa pengajaran beliau dalam merawatku selama ini.
semoga cerita sederhana ini bisa menjadi tabungan memori, sekaligus perjalanan healing terapi menerima perjalanan duka. Dan semoga, jika ada kebaikan didalamnya bisa menjadi amal jariyah yang panjang untuk beliau.
ps. ya, sebenarnya aku tidak bisa berjanji akan selalu tepat menulis cerita-cerita ini, tapi aku akan usahakan sebaik mungkin. Ohya, ternyata aku menangis juga ketika menulis ini. memang benar, aku perlu mengenal diriku lebih dalam lagi.
Banyuwangi, 12 Maret 2024 | nuritawa
7 notes · View notes
yunusaziz · 10 months
Note
Aku selalu bilang dalam hati "yaudh lah terserah Allah aja", selalu begitu.
Sampai pada akhirnya, aku melihat satu postingan yang kurang lebih intinya bilang bahwa kita juga harus ikhtiar semaksimal mungkin dan berdoa, jangan apa-apa dibilang terserah Allah.
dan aku jadi mikir "apa jangan-jangan selama ini aku yang terlalu pede bahwa aku sudah berikhtiar semaksimal mungkin padahal masih banyak ikhtiar yang belum kulakukan; atau jangan-jangan aku terlalu pede bahwa aku bertawakal padahal nyatanya aku sudah berputus asa"
Lalu gimana ya caranya agar aku tahu bahwa aku sudah berikhtiar dan berdoa kepada Allah, bukan hanya berlindung di balik kata tawakal padahal nyatanya aku sudah terlalu bodo amat alias pasrah?
duh panjang banget pertanyaannya, tapi semoga kamu paham ya :")
Bisa jadi demikian, kamu yang lebih paham dengan apa yang kamu hadapi saat ini. Yang namanya ujian hidup itu pasti akan selalu ada selama manusia hidup. Cuman yang perlu dipahami dalam menyikapi ujian :
Allah selalu menghadirkan ujian bukan tanpa sebab;
Allah menguji hamba-Nya sesuai kadar kemampuan, sehingga mustahil seorang hamba tidak mampu menghadapi;
Pada setiap ujian yang sulit selalu Allah hadirkan solusi didalamnya;
dan terakhir, Allah tidak pernah dzolim kepada hamba-Nya, sebaliknya justru Allah selalu menghendaki kemudahan buat hamba-Nya.
Maka, kalau ditimpa ujian, bersyukur dulu bagaiamanapun bentuknya, karena Allah milih kamu. Ujian adalah satu dari sekian cara Allah dalam menjaga kita, supaya terus ingat.
Dari kaidah-kaidah diatas tadi, maka "kadar maksimal" dalam berikhtiar yang paham kamu. Selama masih ada kesempatan-kesempatan yang masih bisa diupayakan termasuk juga melihat kondisi dan keadaanmu, bagi saya, ikhtiar berarti masih belum maksimal. Maka, ambil itu. Kita tidak tahu, barangkali bantuan Allah hadir dari perantara itu.
Ikhtiar itu adalah amalan fisik/dzahir, sedangkan tawakal adalah amalan batin. Keduanya harus ada. Seringkali kita menyerahkan kepada Allah pas udah mentok/stag, pas diawal dan proses menjalani kita seakan "tidak butuh Allah", karena merasa diri kita mampu.
Jadi, libatkan Allah dalam segala keadaan. Allah yang memberikan ujian, Allah juga yang akan mengangkat ujian itu.
Wallahua'lam.
26 notes · View notes
o-agassy · 7 months
Text
Yang kita butuhkan adalah sebuah kesabaran
Dunia maya yang sekarang menjadi mainstream ternyata masih menjadi trigger negatif untuk beberapa orang.
Salah satu dampak negatifnya adalah ambisi yang menjadi sulit untuk dikontrol karena terpantik oleh postingan-postingan kawan di media sosial yang tampaknya sangat melegakan achievement nya.
Pas lagi sadar, tentunya kita akan segera istigfar untuk berusaha kembali mengingat bahwa "semua sudah ada rejekinya" dan "setiap rejeki ada waktunya".
Di generasi sekarang, karena tempo media sosial yang sangat cepat, maka tak pelak para manusianya juga ingin mendapatkan segala sesuatu dengan instan. Instan berarti cepat dan tepat.
Padahal ini cukup berlawanan dengan konsep yang pertama tadi, bahwa rejeki sudah ada waktu dan ukurannya. Mau dipaksa secepat apapun, dan mau dipaksa untuk didapatkan sekarang, kalo bukan rejeki kita ya ngga akan kita dapat. Yang kita dapat malahan kekecewaan yang mendalam.
Seringnya kita pada kondisi terakhir, dimana yang kita dapat adalah kekecewaan, bukan keberhasilan. Memang benar berarti, yang kita butuhkan adalah sebuah kesabaran yang lebih panjang.
Fasbir Sob'ron Jamiila - Maka bersabarlah dengan sabar yang baik
19 notes · View notes
mutiarafirdaus · 22 days
Text
#CatatanRamadhan.18
"Kalau aku pribadi, semakin bahagia dengan kehidupan yang dijalani, semakin enggan dan merasa tak perlu untuk membagikannya di social media. Kalau kamu ingat, tau gak kapan terakhir kali aku posting urusan pribadi aku di sosmed?"
"Kita tidak pernah tahu kondisi audiens yang ada. Bisa jadi refleksi kesyukuran yang kita utarakan kepada publik adalah urusan yang terenggut darinya tanpa ia memberi tahu."
"Kita tak pernah tahu, sesederhana postingan makanan yang kita bagikan. Bisa jadi ada anak kos yang kelaparan dan tak punya uang sedang meringkuk sendirian dan hanya bisa melihat postingan kita."
"Kita tak pernah tahu, dari paras menggemaskan anak, adik ataupun saudara yang kita tampilkan ada perempuan-perempuan yang sudah bertahun-tahun menunggu buah hati tak kesampaian."
"Kita tak pernah tahu, dari foto keluarga semarak yang bermunculan, ada anak-anak yang kesepian karena tak memiliki figur orangtua yang hangat."
"Kita memang tidak prasangka buruk pada mereka akan menaruh hasad, bukan. Tapi kita perlu berprasangka buruk pada diri kita sendiri, jangan-jangan dari refleksi syukur dan euphoria gembira yang salah tempat itu jadi menciptakan kesedihan di relung hati saudara seiman. Padahal mereka punya hak yang harus kita jaga."
"Tapi kita juga tidak boleh melabeli salah bagi orang-orang yang terbiasa melakukan syiar itu. Bisa jadi memang itu refleksi syukur mereka atau bentuk dakwah mereka yang disesuaikan dengan individu masing-masing. Kewaspadaan itu tak perlu jauh-jauh digemakan ke orang-orang, cukup kita dulu yang latihan untuk menanamkan dan mengamalkan."
Sebuah refleksi pada percakapan silam, antara si hobi update status dengan si mengheningkan cipta sosmednya
Kayaknya dia kalau tau omongan-omongannya kumemoarkan di sosmed akan hela nafas panjang dengan mimik kelelahan.. 🤣
5 notes · View notes
manifestasi-rasa · 1 year
Text
Qadarullah Walhamdulillah
Beberapa bulan belakangan ini aku banyak belajar tentang menerima. Kali ini bener-bener pelajaran tentang penerimaan yang bikin aku yakin bahwa memang demikianlah yang harus terjadi. Kalau ngomongin jalan hidup, tentu ngga semuanya mulus sesuai rencana. Beberapa ada yang berubah haluan, beberapa ada yang tertunda dan ditunda, beberapa ada yang patah di tengah jalan. Ndak apa. Dua kata yang semakin familiar terdengar sebab kuucapkan sendiri, ataupun terucap dari orang lain.
Qadarullahi wa maa syaa a fa’ala, demikian ucap salah seorang temanku setiap kali aku bercerita tentang hal-hal yang yang menurutku tidak berjalan sesuai rencana. Mengingatkan bahwa rencana-rencana manusia tidak ada yang sempurna, dan ketentuan Allah adalah sebaik-baik ketetapan. Awalnya ngga mudah, tapi karena sering dikasih respon begitu tiap bertukar cerita, lambat laun aku pun jadi tertular untuk mengucapkan kalimat ini ketika mendapati hal tidak sesuai rencana. Qadarullah, kita adalah manusia dengan segala batasnya, sedangkan Allah adalah pemilik segalanya. Qadarullah, satu kalimat yang mampu menghantarkanku pada keyakinan bahwa sebaik-baik ketetapan adalah yang datang dari Allah, dan kita sama sekali tidak tahu bagaimana bentuknya.
Lain waktu saat aku melontarkan cerita lain tentang hasil yang kurang memuaskan, temanku merespon dengan ‘Alhamdulillah ‘alaa kulli haal’. Respon yang sama ketika aku bertanya bagaimana hasil dari apa yang telah ia upayakan namun tidak berbuah seperti yang dibayangkan. Segala Puji Bagi Allah atas setiap keadaan, kalimat sakti lain yang merupakan pembelajaran besarku sejak akhir tahun lalu. Tentang bersyukur. Gratitude. Kepada Allah.
Alhamdulillah dulu, Alhamdulillah lagi, Alhamdulillah terus.
Alhamdulillahilladzi bini’matihi tatimmush sholihaat, demikian kita berucap saat mendapati kebaikan.
Alhamdulillah ‘alaa kulli haal, demikian kita berucap saat mendapati atau menghadapi sesuatu yang tidak menyenangkan. 
Kayaknya sepele, tapi dua kalimat ini bener-bener bisa bikin aku legowo atas ketentuan-ketentuan Allah (tentu setelah beberapa waktu memahaminya). Saat kita menerima dengan penerimaan yang kaffah, maka hati emang rasanya lebih ringan dan kita ngga gampang mengutuki keadaan. Menerima, dalam psikologi adalah fase terakhir saat seseorang berduka (stages of grief - Kubler Ross), yang diawali dengan denial-anger-bargaining-depression. Tapi dalam Islam kita diperkenalkan dengan konsep penerimaan bahwa Allah adalah sebaik-baik pemberi ketentuan. Dan mari kita simak kembali bagaimana kisah Ummu Sulaim ra saat anaknya meninggal.
Ummu Sulaim, salah satu shahabiyah yang bersuamikan Abu Thalhah suatu waktu mendapati bahwa putranya sakit, sedangkan suaminya tidak berada dalam rumah. Hingga didapatinya putranya meninggal, namun Abu Thalhah belum juga kembali ke rumah. Saat Abu Tholhah kembali ke rumah, bertanyalah ia bagaimana kabar putra mereka, dan dijawab oleh Ummu Sulaim bahwa putranya dalam keadaan sehat. Pada malam itu Ummu Sulaim menjamu dan melayani Abu Tholhah, dan ketika telah menyelesaikan hajatnya, barulah ia menyampaikan jika putra mereka telah meninggal dunia. Ah, tentu kita pernah membaca kisah ini dengan narasi yang lebih apik. Tapi yang ingin aku sampaikan adalah, lihatlah bagaimana Ummu Sulaim tidak melewati fase denial dst, ia menerima kematian putranya sebagai ketentuan yang diberikan oleh Allah. Dan baru aja kemarin aku pun baca postingan Instagram Dena Haura menceritakan anaknya yang sakit jantung bawaan dan harus segera operasi. Apa yang ia lakukan kurang lebih sama dengan bagaimana Ummu Sulaim menerima kenyataan bahwa putranya meninggal. 
Atau kita kerapkali mendengar pula ‘legowo’, satu konsep yang sama tentang menerima dari tanah Jawa. Legowo berasal dari kata lego yang artinya luas dan dowo yang berarti panjang. Maksudnya adalah manusia bisa menerima suatu keadaan dengan lapang dada, ikhlas, serta sabar. Well, menjadi manungso ingkang legowo adalah perjalanan panjang, sebab ia tidak hanya menerima apa yang terjadi, namun juga menjadikannya pelajaran hidup. Dan semoga tiap-tiap kita dapat menjadi manusia yang legowo, yang menerima ketentuan-ketentuan yang ada bersebab yakin bahwa itulah yang terbaik dari Allah, serta dapat menjadikannya pelajaran kehidupan. 
Di akhir tulisan ini, aku sertakan kutipan dari novel Teman Imaji - Muthia Prawitasari (best novel i ever read!)
Hidup adalah pilihan. Tapi bukan memilih, bukan juga dipilihkan. Hidup adalah soal pilihan yang dipilihkan. Dipilihkan Tuhan.
21 notes · View notes
milaalkhansah · 1 year
Text
kemarin-kemarin, inget nangis doa minta sama Allah supaya dikasih kesibukan. sibuk yang bukan sekedar sibuk, alias sibuk yang produktif. karena waktu luang hanya membuat saya semakin tenggelam dalam kesedihan yang tak berkesudahan. minta sama Allah supaya saya diberi banyak kegiatan dan pekerjaan sehingga ketika pulang ke rumah, saya sudah teralu lelah untuk berpikir apa-apa. supaya ketika pulang ke rumah, pikiran saya hanya tertuju pada kasur dan istirahat, supaya tidak ada lagi malam-malam panjang yang saya habiskan dengan meratapi kesedihan yang berulang-ulang.
tak disangka, sebuah doa yang saya pinta disaat perasaan dan keadaan saya sedang tidak baik-baik saja, Allah ijabah dengan cara yang tidak saya duga sebelumnya. Saat ini, tidak ada hari tanpa kesibukan. selalu saja ada hal yang harus dikerjakan, sehingga terkadang bahkan tidak punya cukup waktu untuk beristirahat. mata dan pikiran selalu diajak untuk berpikir dan kerja 24 jam. selain itu, saya nggak tahu bagaimana menjelaskan betapa bersyukur dan berbahagianya saya yang kini sedang menjalin pertemanan dengan orang-orang yang bahkan tak pernah ada dalam daftar doa saya sebelumnya. orang-orang yang dengan kehadiran mereka membuat saya belajar banyak sekali hal yang tidak pernah saya tahu sebelumnya. orang-orang yang seakan menjadi bensin pembakar semangat saya untuk terus semakin baik dari hari ke hari.
bohong rasanya jika saya tidak merasa kelelahan. bohong rasanya jika introvert semacam saya tidak kehabisan energi bersosialisasi dengan banyak orang tak hanya di dunia nyata, di dunia maya pun demikian setiap harinya. bohong rasanya jika saya tidak merasa ‘penuh’ dan kehabisan daya. namun setidaknya dengan segala kesibukan melelahkan yang saya jalani kini, mampu menutupi sebagian ruang kosong dan kesepian yang akhir-akhir ini semakin saya berusaha padamkan.
seolah tak cukup dengan segala kesibukan melelahkan itu, saya kembali menangis meminta diberi kesempatan untuk bisa kembali melanjutkan sekolah. Yang cerita tentang hal itu sebenarnya sudah pernah saya bagikan di sini.
Saya pengen sekolah. saya pengen merasakan bangku kuliah. saya pengen belajar. saya pengen mengenyam gelar sarjana. keinginan itu sebenarnya telah saya pikirkan sejak setahun belakangan, saya pikir itu hanya keinginan sesaat yang muncul karena rasa iri melihat teman-teman seusia saya yang berkuliah, tapi ternyata tidak. keinginan itu muncul karena belajar ternyata menjadi salah satu cara saya untuk membangun kepercayaan diri saya yang semakin surut ini. karena kalau saya nggak kuliah, atau kembali belajar dan melanjutkan pendidikan saya..., apa yang akan saya lakukan ke depannya? even im still tweny. jika bukan sekarang saya memporsir tenaga dan kekuatan saya untuk belajar sebanyak-banyaknya. mau dibawa ke mana masa depan saya? saya nggak bisa berharap orang lain akan datang menyelamatkan, mengubah dan membawa keadaan saya dan keluarga saya ke keadaan yang lebih baik, kalau bukan saya sendiri yang mulai untuk mengubahnya.
sebenarnya ada sedikit rasa tidak percaya diri untuk mewujudkan hal itu, mengingat kondisi keuangan saya yang belum bisa meng-handle banyak hal disaat yang bersamaan. namun mengingat nasihat yang pernah saya tulis sebelumnya, bahwa ‘kita adalah apa yang kita pikirkan’. sehingga saya berusaha untuk memenuhi pikiran saya dengan kalimat-kalimat positif dan pikiran bahwa saya pasti bisa melewatinya, bahwa saya pasti mampu, bahwa pasti ada kemudahan dan Allah akan berikan jalan ke depannya.
terinspirasi dari tulisan mbak @dinisuciyanti yang sering membagikan pengalaman beliau mengejar beasiswa, dan dari tulisan-tulisan beliaulah, yang menjadi salah satu penyemangat  saya untuk bisa lanjut kuliah, ke depannya saya akan membagikan proses-proses yang saya hadapi untuk bisa sampai ke sana.
doakan saya ya, teman-teman ^^
- Chapter 14 in 2023
31 notes · View notes
lamyaasfaraini · 2 months
Text
Tumblr media
Dini, kawan kuliahku yang tinggal di cianjur skrg punya usaha kedai gitu bisaan deh pokonya! Nikahin kaka angkatan kita setahun diatas kita. Kalo gasalah si uda org padang (dulu banyak org padang sekolah di jurusan kita dan pinter2 bgttt). Aku liat2 dia lg suka lari malah sebelum aku, atau ngga workout dirumahnya soalnya ngga diizinin suaminya ngegym katanya, mending beli alat2nya aja dirumah haha alhamdulillah nurut ya dini, kalo aku kayanya gamau nurut hahaha peace bapak!
Ternyata mungkin larinya masih belom rutin katanya HRnya selalu warning aja, jd biasanya seminggu sekali. Terlebih lg cedera yg mayan panjang jadi dia ya ST dan workout dirumah bisa 4 hari berturut2 diamah hahaha edaaan. Iya kita jadi rajin dm2an gara2 suka lari. Akupun ngasih tips2nya yaa selama yg aku jalani ini semampu ini dan sedikit tips2 dari kuch bestie ku juga kubilangin ke dini. Dan iya berdasarkan pengalamanku jg yg msh seujung tai kuku ini, msh merabaraba jg, bahkan msh mentok di 10k, hayu bisa yu 12k selanjutnya hahaha.
Peer dini itu lari sesuai pace nya dia gaboleh maksa, kata kuch bestie kalo easy run berarti harus easy kalo ngos2an ya bukan easy, gaboleh maksa. Pace mah nanti spontan ngikutin sendiri tiba2 cepet sendiri, inimah berdasarkan pengalaman yg sedikit ini aja ya. Karena akupun ngga berpatok sama pace sih, ngatur pace ya segitu aja, kalo dirasa udah engap ya lambatin atau disudahi gapake maksa soalnya gapake band yg mendeteksi HRku ya jadi dikira2 aja limit kitanya. Kerasanya mah sih pas lari rutin dan bertarget kaya 2 hari sekali gini, lari semakin easy dan enakeun, pace bisa lebih cpt wlpn targetku bukan pace cepet sih akutu pgn main jarak, pgn longrun!
Btw postingan diatas ngga aku repost, malu ah lari belom setahun kesannya menggurui wkwkwk jadi aku share disini aja captured dulu. Tp ya hepi jg ternyata tips dariku, bermanfaat di dini alhamdulillah.. Tinggal berguru ST ke dini inimah hahaha.
Semangaaatt larinya din, semoga ngga cedera lagiii..
3 notes · View notes
staf · 2 years
Text
Tumblr media
MYT-001 Mitos & Fakta Kapan Waktu Terbaik untuk Memposting?
Waktu padat kunjungan Tumblr adalah antara pukul 17:00-20:00 Eastern Time (ET) atau 04:00-07:00 Waktu Indonesia Barat (WIB). Ini berarti memposting di pagi hari dapat membuat konten Anda mendapat lebih banyak perhatian. Tapi, kejadiannya tidak selalu sama pada setiap blog. Untuk mencari tahu waktu interaksi pengunjung tertinggi pada blog Anda, lihatlah halaman aktivitas Anda.
Halaman aktivitas menunjukkan postingan teratas Anda dan waktu ketika blog Anda mendapatkan interaksi terbanyak. Halaman aktivitas hanya dapat diakses melalui Desktop.
Anda dapat mempelajari lebih lanjut tentang menggunakan halaman aktivitas layaknya seorang pro di Tumblr. Namun, sementara ini, berikut cara menggunakan halaman aktivitas untuk melihat kapan waktu terbaik untuk memposting.
Desktop
Klik ikon manusia pada dasbor Anda
Tumblr media
Ketik Aktivitas pada bilah sisi.
Tumblr media
Anda sekarang akan melihat grafik yang menunjukkan tanggal dan waktu. Grafik menunjukkan jumlah interaksi pada postingan Anda secara per jam atau harian.
Tumblr media
Gunakan filter untuk menampilkan aktivitas Bulan lalu > Per Jam. Memfilter ke bulan lalu memberi Anda ukuran sampel yang lebih besar daripada ukuran sampel hari terakhir yang diatur secara bawaan.
Tumblr media Tumblr media
Selagi Anda melihat grafik di atas, jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut:
Apakah ada waktu khusus dimana postingan mendapatkan peningkatan nota yang signifikan?
Kapankah waktu di mana Anda mendapatkan grafik terendah pada hari itu?
Hari apakah dalam minggu tersebut yang memiliki interaksi tertinggi?
Menjadwalkan postingan di sekitar waktu di atas memastikan Anda memposting di saat pengikut Anda sedang aktif.
🔮
(Sumber: tips)
9 notes · View notes
saniyyaaa · 3 months
Text
without saying 'comeback'
Oke setelah sekian purnama kehidupan mengesampingkan literasi, sepertinya sudah saatnya kembali mencintai dunia baca dan tulis lagi untuk yg kesekian kali. Soal konsisten menulis mungkin sangat sulit, melihat saat ini pegang sosmed lebih dari 1, yg kadang pengen orang2 terdekat tau ya nulis di sw, pengen lebih umum lagi ya mentok repost postingan orang yg agak relate di sg, lbh mengerucut layaknya sambatan introvert ya di X, pengen yg agak panjang dan mode serius ya di tumblr. Sungguh banyak sekali opsi yg ada, hanya melawan godaan scroll reels aja yg sulit ditepis. (Sedang mencari kesibukan)gini aja terus dari semester 1 wkwk, tp kayaknya makin mantep sibukin diri dgn hobi2 aja deh. Kalo ngajar ya harusnya dijadikan kewajiban tp blm nemu yg sekiranya oke, semoga semester depan deh beneran ga jadi mahasiswa kupu-kupu, soalnya banyak banget keinginan ortuku yg dinomor dua-in karna menomor satu-kan kepentingan anak-anaknya, tunggu ya bi, mi..
3 notes · View notes
kayyishwr · 4 months
Text
Tumblr media
Menyimak tulisan Coach Rene di LinkedIn soal "More Reflection Less Resolution" ya inti tulisan itu adalah mari memperbanyak refleksi dan sedikit resolusi
Oh tapi apa resolusi tidak boleh? Ya boleh-boleh saja, tapi sepertinya kita hanya terjebak disana; sangat sedikit atau bahkan jarang refleksi
Yap refleksi; memikirkan, merasakan dan merenungkan segala hal; baik dan buruk, gagal dan berhasil, sedih dan bahagia; atas apa yang sudah terjadi, atas apa yang sudah kita kerjakan
Refleksi; kita berfikir, kita merasa, kita merenungkan apa yang sudah terjadi; karena sering kali, kita merasa biasa-biasa saja, seakan tidak ada apa-apa, seakan-akan tidak ada makna, seakan-akan tidak ada maksud dari Sang Pencipta, bukankah yang sudah terjadi semua ditakdirkan oleh Dia
Begitu juga atas apa yang sudah kita kerjakan; seakan biasa-biasa juga, atau yang kita kejar hanya yang agar terlihat 'wah', atau juga sekadar untuk 'konten' saja; bukankah kita bisa melakukan yang sudah kita kerjakan—dan bahkan akan—semua atas kehendak Dia juga; sudahkah kita berfikir, merasa, dan merenungkan itu semua?
Kalau kata mentor saya, di'internalisasi'; yang dimasukkan ke dalam diri kita, dijiwai, dimaknai, dirasakan
Refleksi membuat kita sadar kalau kita hidup di bumi sebagai hamba yang bertuhan; ada Yang Maha Mengatur
Refleksi lagi, kata ustadz yang pernah saya temui, akan mudah kita dapatkan contohnya di anime-anime semisal Naruto, One Piece, atau bahkan Tsubatsa; coba lihat beberapa kali ada episode flashback ke masa-masa lalu
Ya, lagi-lagi Jepang; negara dengan disiplin tinggi dan etos kerja luar biasa, seperti Swedia, mereka punya nilai-nilai yang kita sering dengar 'Ikigai' atau 'Kaizen'. Oh ya! Kalau di Swedia ada 'Lagom'— silakan baca disini soal Lagom
Oh ya, refleksi itu membuat kita lebih sadar juga kita hidup menginjak tanah langsung, tidak hanya sekadar berimajinasi terbang ke langit
Berapa hari lalu membaca postingan di X, ada mahasiswa kedokteran pernah gagal ujian blok, kemudian berkomentar apakah ada masa depan bagi dirinya? Duh!
Yah refleksi tidak senikmat membuat resolusi; resolusi berbicara hal-hal baik yang ingin kita capai, refleksi? Bukan hanya yang baik-baik lho, tapi juga yang gagal, kalah, dan jatuh
Memikirkan kegagalan, merasakan kekalahan, dan merenungkan saat jatuh; sulit, rumit, dan sakit, tapi begitulah refleksi—udah panjang gini jangan sampai mikir 'klo pijat refleksi gimana?'
Ah yasudahlah, sudah panjang juga—ini tulisan kedua, yang pertama tadi tidak terpublish, pertanyaan akhirnya juga sama; apakah penulis ini bisa punya kemampuan refleksi atau sekadar bikin konten tren awal tahun atau seperti tigapuluhhari bercerita? Ya doakan saja!
42 notes · View notes
andromedanisa · 2 years
Text
Kehati-hatian..
Ternyata adab dalam menasehati itu diperlukan ya. Tidak semuanya harus dikomentari dengan dalih menasehati dalam kebaikan. Sebab setiap ragam postingan pastilah punya porsi dimana ia memiliki ranahnya. Barangkali memberikan udzur lebih utama dibandingkan dengan mengomentari dengan alibi saling menasehati.
Ini tentu bukan karena anti kritik, namun sebelum berkomentar pikirkanlah baik-baik. Kedepankan lah udzur dan sudut pandang yang luas. Oh kenapa ya dia begitu, oh barangkali demikian, barangkali begitu. Jika tak mendapati udzur padanya maka barangkali dirinyalah yang memiliki udzur yang tidak kita ketahui hari ini.
Tidak semua ragam postingan harus ditanggapi bukan? Meski itu adalah sebuah postingan nasihat, tak perlulah mempertanyakan niat dari yang memposting. Selama itu adalah kebaikan dan tidak menyalahi syariat maka cukupkanlah untuk lebih memberikan udzur. Barangkali ia sedang ditahap semangat menyebarkan ilmu dari kajian yang dia dapat dan ingin orang lain mendapatkan manfaat. Tak perlulah menanggapi postingan dengan dalih saling mengingatkan bahwa penuntut ilmu kapasitasnya bukan menyebarkan ilmu, dll.
Ayolah, dakwah tidak sekaku itu. Adakalanya kita harus berlemah lembut. Menyampaikan dengan hikmah. Berkomentar itu juga perlu ada adabnya. Maka jangan matikan semangat saudaramu itu dengan kapasitas ilmu yang kamu punya, yang dirasa untuk ukuranmu adalah salah atau kurang pantas. Sebab benar dan salah ukurannya bukan ada penilaian sesama penuntut ilmu.
Jadi, jauh sebelum berkomentar panjang dengan dalih saling mengingatkan dalam kebaikan bersama. Coba bertanyalah dulu kepada ahli ilmunya, sudah benarkah hujjah yang kau sampaikan itu untuk mengomentari postingan saudaramu?
Sebab bisa jadi, hujjah yang kau sampaikan hanya sebatas pengetahuan keilmuanmu saja. Sementara saudaramu yang memposting postingannya sudah bertanya lebih dulu kepada ahli ilmu namun kamu tidak mengetahui kadar itu.
Jadi, dalam menanggapi ragam postingan dan berkomentar juga perlu kehati-hatian. Agar tidak ada hati yang tersakiti dengan dalih menasehati. Dan kala telah sampai hujjah kepadamu, maka terimalah dengan perasaan lapang. Bahwa tak semua yang kau pahami itu benar. Sebab perihal fiqih terkadang berbeda-beda dalam setiap mahdzab. Melembutlah dalam kebenaran wahai diri. Siapapun yang sedang di fase ini, melembutlah..
87 notes · View notes
akmalasworld · 5 months
Text
habis baca postingan kalau Kathryn dan Daniel putus. setelah 11 tahun saling bertumbuh, membersamai, dan memahami satu sama lain. artinya, sejak mereka memasuki usia remaja, mereka memutuskan untuk menemukan semua "pelajaran" kehidupan itu bersama-sama.
lalu saat ini hubungan itu berakhir.
hal itu cukup membuatku sedih karena selain mereka cocok satu sama lain, mereka adalah aktor dan aktris yang kalau dipasangkan dalam film, film nya pasti sukses besar. merekalah salah satu inspirasi ku dalam memperlakukan pasangan, juga bagaimana cara mencintai diri sendiri sebelum mencintai orang lain.
masalahnya adalah, putus itu mengerikan.
oh tidak, maksudku, hari-hari setelah perpisahan itulah yang mengerikan. hari-hari yang menyesakkan, menyakitkan, mengharukan. karena setelah kebersamaan yang panjang, lalu setiap hari diisi dengan saling berbagi kebahagiaan, serta keyakinan akan masa depan yang dijanjikan, dan ternyata kandas di akhir hubungan.
aku bisa menulis ini sebab itulah yang pernah aku alami saat dulu. saat hati tidak siap untuk kehilangan seseorang yang pernah membuat bunga di hati bermekaran. saat hati memutuskan titik berlabuhnya untuk tepat di hatinya. menaruh segala harap dan suka padanya. namun begitu cuaca indah datang, justru hujan lebat yang tidak disangka-sangka muncul di hadapan.
meski Kathryn dan Daniel memutuskan untuk tetap berteman.
itu tentu saja, namun, tidak semudah sebelumnya. tidak semudah bertemu dengan orang baru, lalu menjadi teman. tidak, Kathryn, itu tetap mengerikan menurutku. aku tidak mengambil contoh dirimu, tapi, diriku sendiri.
aku juga pernah "memutuskan untuk tetap berteman" seperti itu. berteman dengan seseorang yang hari-harinya PERNAH dihabisakan denganku. berteman dengan seseorang yang hatinya PERNAH dilabuhkan untukku, dan senyumannya yang PERNAH ditujukan tulus padaku, bahkan mimpi-mimpinya PERNAH dikaitkan bersamaan dengan mimpi-mimpiku.
apalagi, saat Kathryn bilang Daniel adalah cinta pertamanya.
aku pun sama, Kath. dan kau tahu? sampai bertahun-tahun setelahnya aku masih tetap mengingatnya sebagai "seseorang yang PERNAH ada". kami memang berteman dengan baik, sesekali berbagi hal yang selayaknya dibagi. namun, bagian yang menyesakkan adalah, aku harus menahan perasaanku untuk selalu baik-baik saja dan menabahkan isi hatiku bahwa dia bukanlah lagi rumah untukku.
aku harus menepis segala harapan yang muncul sedikit-demi sedikit bahwa kami dapat kembali saling membersamai. itu tidak pernah menyenangkan, Kath.
kemudian apa solusinya? apa yang kemudian aku lakukan selanjutnya?
adalah melepaskannya dengan damai dan memutuskan untuk membuka hatiku lagi kemudian menjatuhkan hatiku sejatuh-jatuhnya kepada seseorang yang tepat itu.
5 notes · View notes