Tumgik
#intuisi
giftedgift · 1 month
Text
Berfikir Bertumbuh vs Bahagia
Ternyata memiliki pikiran bertumbuh dan bahagia memiliki sisi kontradiksi
Bertumbuh identik dengan hal hal yang "berpindah" dari "zona aman". Cenderung banyak memiliki ketidaknyamanan, kekhawatiran akan harapan, kadang memaksa mengusahakan yang menjadi tujuan. Karna bertumbuh berarti menambah ruang diri untuk menjadi lebih besar, dan hal itu membutuhkan proses merelokasi dan eliminasi terkait segala objek di ruang tumbuh. Butuh effort dari pikiran dan rasa. Bila saat ini kamu sering merasa lelah, berarti kamu sedang ada dalam proses berfikir untuk bertumbuh
Sedang bahagia bertumpu pada penerimaan segala yang ada, segala yang telah terjadi, tanpa harus mencoba merubah keadaan. Karena "menerima" menjadi tumpuannya maka hal sekecil apapun bisa membuat bahagia. Pikiran dan rasa kita ada kata aman, nyaman, "legowo" didalamnya. Duduk manis dalam satu tempat yang sama
Berfikir untuk bertumbuh atau bahagia ini pilihan dari fokus kepala
Ia disesuaikan di kondisi dan fase seperti apa kita sedang ditempatkan semesta
Bukan tidak mungkin bertumbuh dengan bahagia
Caranya ? Saat datang ketidaknyamanannya, Senyum, Lepaskan segala ekspektasi. Yakinkan bahwa segala yang terjadi adalah yang terbaik. Cari dan fokus pada detail detail kecil membahagiakan
Selama manusia masih diberi waktu hidup
Selama itu pula proses bertumbuh berlangsung
Saat kita merasa sudah bahagia
Biasanya ada saja plot semesta membuat kita tak berhenti di satu titik saja
Kecuali memang sudah titik saja.
Habis perkara
17.07CM0504224
2 notes · View notes
metajess · 8 months
Text
Algofinder Expert dan Intuisi adalah kitab wajib pemain togel modern
0 notes
mr-jurnal · 10 months
Link
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis: Mengasah Intuisi Kecerdasan Jiwa. Pada perjalanan menuju pemahaman yang lebih dalam tentang diri dan dunia, berpikir kritis menjadi pancaran cahaya yang menerangi setiap langkah. Berpikir kritis adalah proses mental yang memungkinkan kita mengevaluasi, menganalisis, dan memahami dengan lebih mendalam. Artikel ini akan membahas  bagaimana mengasah intuisi kecerdasan jiwa untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis.
0 notes
akuaktor · 1 year
Photo
Tumblr media
Kita kasih #taudikit, sisanya cari sendiri ya! . . #akuaktor #taudikit #brenebrown #intuisi https://www.instagram.com/p/CpH4mAZyWtq/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
3amminds · 1 year
Text
Episode : Intuisi
Orang-orang bilang aku seperti cenayang, karena aku bisa merasakan hal-hal yang belum terjadi.
Aku akan mengatakan pada temanku "Jangan begini" atau "Jangan begitu" jika aku merasa hal itu buruk. Dan mereka mengikuti ucapanku, lalu ucapanku terbukti benar.
Aku seringkali tidak menyukai seseorang bahkan di kali pertamaku bertemu dengannya. Dan kuputuskan untuk menjaga jarak dengannya, lalu terbukti orang itu bermasalah.
Orang bilang itu seperti cenayang, aku bilang itu intuisi.
Lucunya, aku seringkali mengabaikan intuisiku untuk diriku sendiri.
Jangan lakukan, maka akan kulakukan. Tidak boleh, maka akan kucoba. Tidak, iya.
Dan selalu berakhir dengan diriku menertawai kebodohanku sendiri.
Sekali waktu aku tidak bisa mengabaikan begitu saja intuisiku. Entah karena aku memang langsung mempercayainya, atau karena ia datang terlalu kuat, seperti semalam.
Semalam, muncul dorongan yang begitu kuat agar aku pergi melihat seseorang. Begitu kuat sampai aku gemetar dan menangis karena tidak tahan dengan kacaunya pikiranku.
Sayangnya, semalam aku tidak bisa berbuat apa-apa. Bisa sebenarnya, kalau aku nekat. Tapi, kupikir hasilnya tidak akan baik, jadi aku mengalah. Kuputuskan untuk diam dan sekali lagi mengabaikannya.
Dan pagi ini,
aku menyesal melakukannya.
0 notes
gizantara · 6 months
Text
Self-awareness
Kecerdasan emosional (emotional intelligence), pertumbuhan pribadi (personal growth), dan nilai-nilai kehidupan (life values) semuanya bermuara pada satu konsep penting: kesadaran diri.
Kesadaran diri mungkin termasuk topik yang sering dibahas walau gak semua orang concern. Tapi apa maknanya, dan kenapa itu penting? Kenapa kita harus peduli dengan kesadaran diri?
Understanding ourselves jelas mengarah pada:
Peningkatan kepercayaan diri
Kebijaksanaan dan kematangan pengambilan keputusan
Hubungan yang lebih kuat
Komunikasi yang efektif
Peningkatan keterampilan kepemimpinan
Tingkat kepuasan atas pekerjaan lebih besar
Terus gimana kita membangun self awareness?
Self awareness itu sendiri sebenarnya lebih dari sekadar memahami cara kita memandang diri sendiri tapi juga mencakup bagaimana orang lain memandang kita. Makanya ada dua jenis self awareness:
Internal self awareness
External self awareness
Kuncinya adalah memahami kedua pandangan tersebut.
Internal self awareness berbicara tentang pemahaman nilai, passion, aspirasi, kesesuaian dengan lingkungan, dampak terhadap orang lain, serta reaksi dan melibatkan pengelolaan pikiran, perasaan, perilaku, dan mengetahui kekuatan dan kelemahan. Dampaknya adalah kepuasan kerja dan hubungan yang lebih tinggi, meningkatnya kontrol individu dan sosial, mengurangi kecemasan dan stres.
Sementara itu, eksternal self awareness berbicara tentang memahami bagaimana orang lain melihat kita. Hal ini melibatkan empati dan berpikiran terbuka serta mempertimbangkan perspektif yang berbeda. Dampaknya adalah meningkatnya keterampilan empati dan kematangan dalam menangani kritik dan mempertimbangkan sudut pandang orang lain.
Oke, tapi bukannya cukup milih salah satu aja? Kenapa kita harus peduli untuk menyeimbangkan kedua jenis awareness itu?
Tumblr media
Dari bagan 4 arketipe self awareness, aku jadi berkaca ke diriku yang dulu. Ada masanya aku jadi seekers yang nggak tau apa-apa, stres sama yang dikerjakan dan stress dengan apa yang terjadi. Ada masanya jadi pleaser yang ngejar-ngejar validasi orang lain sampai gak mikirin kepuasan dan pemenuhan diri. Ada masanya jadi introspector yang mengkritik diri sendiri lebih dulu daripada dikritik orang lain (takut ego terluka itu loh hahaha). Terus sekarang pelan-pelan menjadi si aware yang tenang, lumayan bisa nge-lead, susah dimanipulasi, kadang bisa menerjemahkan kompleksitas orang lain secara detail (walau kadang bolak-balik jadi introspector di kondisi tertentu).
Terus gimana kita bisa ngebangun kesadaran diri?
Fokus pada penyeimbangan, hindari konsep kebenaran tunggal dari satu sudut pandang saja (baik internal maupun eksternal). Pertahankan keseimbangan antara dua sudut pandang berbeda yang sering kali beradu di dalam kepala.
Cari feedback dan kritik dari mereka yang penuh kasih—mereka yang peduli dengan tulus menawarkan saran untuk kemajuan kita (seperti aku punya para teman melukai egoku hahaha).
Manusiakan manusia, jangan mendewakannya. Hindari bereaksi berlebihan atau memvalidasi pendapat seseorang secara berlebihan.
Lakukan pengecekan isi hati secara teratur. Pastikan tidak bias dan masih objektif dalam memandang sesuatu. Kurangi mengandalkan intuisi.
Sumber:
instagram
32 notes · View notes
diksifaa · 4 months
Text
Aku 'berpikir keras' untuk mencipta karya yang bisa dinikmati, namun aku kehilangan rasa untuk sekedar 'berpikir'.
Seseorang pasti memiliki ambisi dalam tujuan yang ingin dicapai. Namun beberapa lupa untuk menjaga keutuhan niat, rasa dan intuisi dalam setiap perjalanan.
Jika 'niat' hilang, Perbarui. Hilang lagi, perbarui lagi. Hilang lagi lagi, perbarui kembali. Selama waktu masih berpihak, hati kita masih bisa digenggam dan diarahkan. Hingga sampai saatnya tiba, hati kita akan mati. Time is over, Waktu telah berakhir. Dan semua hanya kenangan abu-abu yang tak ada siapapun yang dapat mengingat kita lebih lama.
~Faa
31 notes · View notes
semburatsore · 2 days
Text
ARAH GERAK INTUISI
Jangan hiraukan apa yang Tuhan kirimkan untukmu,
Pertanda, intuisi, gerak hati,
Wahai puan, ikuti saja.
Sebab itu adalah fitrah, Tuhan tidak bohong,
Yang hanya kau bisa lakukan adalah pertajam pisau, asah dengan kebaikan,
Maka yang layak untukmu akan mendekat, dan yang tak layak akan menjauh sendiri. Secara natural, bahkan hal yang kamu pertanya-tanyakan kenapa bisa begini dan begitu, akan terjawab dengan sendirinya. Jika kamu paham dan mengerti.
Semburat Sore,
13.05.24
8 notes · View notes
sastrasa · 19 days
Text
Kelinci Percobaan
Sayangku, bukankah kamu menyadari bahwa untuk memahamimu aku enggak memakai kamus-kamus dan buku panduan? Seperti menguji kelinci percobaan. Aku memahamimu dari asumsi ke asumsi, naluri ke naluri dan intuisi ke intuisi yang selalu berulang kukonfirmasi. Aku gagal berkali-kali dalam memahamimu, seperti kali ini. Walau seringkali memahamimu semudah bernafas, saat ini kubiarkan nafas merempas segala bingung yang kuharap segera terhempas. Meski di kebanyakan waktu, memahamimu semekanis detik mengejar menit mencipta waktu. Dan di semua waktu, aku kadang sengaja menepi pada keruh yang memang perlu kusinggahi, seperti waktu ini. Tenang, aku enggak kecewa, aku hanya enggak tahu harus bagaimana. Ini di luar kesanggupanku. Biarkan ini jadi peninggalan ke-gagal-pahamanku.
- Sastrasa
11 notes · View notes
giftedgift · 2 months
Text
Komunikasi
Seringkali orang bisa dengan mudah mengambil kesimpulan bahwa masalah utama segala sesuatu adalah Komunikasi
Lalu mendefinisikan kata komunikasi dengan membicarakan atau mendengarkan
Banyak sepertinya orang yang sudah bisa "bicara" dan sudah bisa seolah "mendengarkan" namun tetap saja relasi tidak terbangun dengan baik
Apa yang salah?
Sebenarnya titik utama segala sesuatunya adalah pemahaman. Selama tidak mampu saling paham. Tidak akan ada the "real communication"
Masih banyak orang yang sudah duduk berdua saling bicara tapi tak saling mengerti. Ada yang tidak memahami ada pula yang memang malas memahami. Raganya memang berdamping namun esensi jiwa dan pikirannya tidak pada ruang yang sama. Its a chaos
Saling memahami itu butuh kerelaan untuk saling bergantian memasuki dan menyiapkan ruang satu sama lain.
Berbicara bukan hanya mengeluarkan suara dan semua kata. Tapi memastikan yang diajak bicara sudah masuk keruang yang sama dengan definisi yang sama pula
Mendengarkan bukan hanya sekedar hadir mendengar, apalagi jadi hakim yang mengadili, tapi memberi empati dan menjadi refleksi. Merelakan diri untuk memasuki ruang yang sama dengan pembicara dan memantulkan gambar gambarnya.
Selama 2 paragraf diatas belum terpenuhi jadinya ya "fake communication"
12.22CM20032024
2 notes · View notes
sarasastra · 1 month
Text
Ternyata gini ya rasanya nge-unlock beberapa skill yang dibutuhkan buat mendukung dan mengimbangi pasangan.
Yang kurasakan sejauh ini;
- jadi lebih bisa antisipatif
- punya sense atau intuisi terhadap sesuatu hal
- lebih terencana/mampu membuat planning yang cukup solid
- punya kemampuan research yang cepat dan cekatan terhadap implementasinya
4 hal ini yang entah sejak kapan mulai terbentuk dan terbiasa ada. Walau memang perlu fokus dan komunikasi yang lancar dengan pasangan. Betul-betul soal kerjasama dan masing² punya 'arah kerja' dan bagiannya tersendiri.
Bener² ya, menjalani rumah tangga itu udah kayak menjalani satu persatu proker keluarga 😅 so far, seru sih!
Tangerang, 12 April 2024 | 21.51 WIB
16 notes · View notes
bayuvedha · 5 months
Text
Ulasan Personal Debat Capres pertama.
12 Desember 2023
Ada beberapa catatan penulis tentang debat Capres Pertama yang di selenggarakan KPU, 12 Desember 2023, mulai jam 19.00 hingga 22.00.
Penulis akan coba klasifikasikan performance para kandidat Presiden itu dari segi:
*1. Speak by data*
*2. Emotional Quality*
*3. Smart Argue*
Dari 3 poin itu, maka kita coba telaah sebagian saja dari debat capres, terutama ketika para calon saling bertanya pada calon lainnya.
*1. Prabowo bertanya pada Anies*
Tanya (Prabowo):
Anggaran DKI yang sekitar 80T, dan Jawa Barat yang sekitar 50T, jika di korelasikan dengan index polusi udara, mengapa DKI yang anggaran nya lebih besar, index polusinya lebih tinggi?
Jawab (Anies):
Di analogikan penanganan Covid, ada satu wilayah yang punya alat PCR terlihat data Covid tinggi, tapi ada wilayah yang tidak punya alat PCR, terlihat data Covid nya rendah, itu bukan karena wilayah itu bebas Covid, tapi karena tidak punya PCR.
*Belum selesai Anies menjawab, Prabowo terlihat emosional menjawab, bahwa pertanyaan bukan soal Covid.*
Anies tersenyum sambil katakan, biarkan saya selesaikan dulu pak, itu analogi nya, soal sebenarnya tentang polusi itu, DKI memiliki alat pendeteksi polusi udara, itu di pakai setiap hari, artinya, data yang muncul harusnya setiap hari polusi tinggi, jika polusi memang berasal dari kendaraan.
Jadi DKI akan senantiasa terpantau masalah polusi nya di banding daerah lain yang mungkin tidak ada alat Pemantau polusi.
*Alat itu di pakai setiap hari, dan nyatanya, data dari alat itu fluktuatif, ada kalanya polusi tinggi, ada kalanya polusi rendah, itu ternyata bisa di konfirmasi dari angin yang bertiup berubah ubah arahnya* , terkadang dari arah barat Jakarta (Banten dan Sumatera) atau sebaliknya dari Jakarta menuju ke wilayah tersebut. Logikanya jika polusi datang dari kendaraan, data polusi akan tetap sama dari hari ke hari, nyatanya tidak demikian.
*Prabowo menyangkal lagi, dan berkata , susah jika menyalahkan angin, jadi apa sebaiknya di DKI tidak ada pemimpin saja?* Di sini *Prabowo berdebat dengan tidak etis menurut penulis, karena berupaya menghina dan bukan mendebat.*
Di jawab lagi oleh Anies, inilah contoh; pemimpin yang *bicara dengan data* dan pemimpin yang *bicara dengan intuisi*
*Pemimpin itu harus mengedepankan science sebagai alat penunjang kebijakan* (Ucapan Anies ini mendapat sambutan gemuruh penonton), dan membuat Prabowo terdiam.
Dalam debat Prabowo vs Anies, menurut penulis, Anies unggul dalam hal data dan emosi, sekaligus smart argumentasinya.
*2. Ganjar bertanya pada Prabowo*
Tanya (Ganjar)
Masalah penghilangan aktivis tahun 1998, juga kasus lainnya, jika pak Prabowo jadi Presiden, apakah perlu di lakukan Penyelidikan dan Pengadilan HAM berat? Dan apakah masalah itu akan di selesaikan pak Prabowo?
Dengan agak emosi Prabowo menjawab, *kenapa setiap elektabilitas Prabowo naik, soal pelanggaran HAM selalu di ungkit?* Itu sangat tendensius, persoalan HAM itu sekarang di tangani oleh Cawapres paslon no.3 (Mahfud MD)
Penonton berteriak riuh menyambut jawaban Prabowo. Namun di tanggapi lagi oleh Ganjar; Pak Prabowo saya hanya tanya, apakah akan di perlukan Penyelidikan dan Pengadilan HAM? dan yang kedua apa perlu di selesaikan kasus ini?
*Prabowo terdiam lagi saat Ganjar kick back jawaban Prabowo yang terkesan emosional.*
Dalam debat Ganjar vs Prabowo, terlihat Ganjar lebih tenang dan Prabowo lebih emosional, terlihat juga Ganjar lebih cerdas dalam merespon jawaban Prabowo.
*3. Anies bertanya pada Ganjar*
Tanya(Anies):
Apa yang menjadi prioritas Pak Ganjar jika jadi presiden tentang masalah penegakan hukum, terkait kasus *Kanjuruhan dan kasus KM50?* Meski secara legalitas telah ada keputusan nya, namun belum memenuhi rasa keadilan masyarakat, apa tanggapan pak Ganjar?
Jawab(Ganjar):
Penegakan hukum yang sudah lama, sering kali di anggap selesai meski belum memuaskan para pihak, untuk itu terkait 2 kasus itu, *jawabnya bisa di buka kembali, dengan melakukan investigasi yang lebih lanjut dan ditujukan untuk mencari kebenaran*
Di jawab Anies, baik terima kasih. Namun itu *perlu hal yang lebih konfrehensif lagi dalam penyelesaiannya* yaitu dengan Penyelidikan dan penyidikan yang lebih netral dan *menjunjung tinggi supremasi hukum* karena negara ini adalah negara hukum, bukan negara kekuasaan, sehingga penyelesaian kasus itu secara *legalitas akan memberikan rasa keadilan bagi masyarakat.*
Dalam debat ini, baik Ganjar maupun Anies terlihat sepakat dalam isu Kanjuruhan maupun KM50, jadi argumen dan data nya bisa dikatakan seimbang.
*4. Anies bertanya pada Prabowo*
Tanya (Anies):
Apa perasaan pak Prabowo, saat *MKMK memutus keputusan MK no.90 itu pelanggaran berat etika?* Pak Prabowo masih punya beberapa hari saat itu untuk merubah penentuan Cawapres bapak sebelum pendaftaran ke KPU, tapi mengapa keputusan bapak mengambil langkah keputusan MK yang telah di vonis cacat etika oleh MKMK?
Jawab Prabowo:
Mas Anies...mas Anies, itu kan hukum sudah di tegakkan, sudah ada keputusan MKMK yang memvonis, untuk apa lagi mempertimbangkan hal lain? Come on mas Anies,kita bukan anak kecil lagi. *Biarkan rakyat yang memilih, jika rakyat tidak memilih Prabowo Gibran, ya tidak apa apa.*
Di tanggapi Anies, itulah pak, *jika di institusi tertinggi masih ada keputusan keputusan yang tidak memenuhi etika, namun berlindung di balik keputusan hukum* , akan menjadi preseden bagi seluruh rakyat, karena pemimpin itu pèrlu mencontohkan.
Prabowo terdiam lagi, namun terlihat gestur Prabowo agak marah.
Dalam hal ini, emosi Prabowo terlihat tidak stabil, *jawaban nya cenderung bluffing* tidak sesuai dengan substansi yang di tanyakan.
*5. Pertanyaan Ganjar pada Anies*
Tanya (Ganjar):
Mas Anies, saya ingin dengar *statement mas Anies yang clear tentang IKN, apakah anda menolaknya?*
Jawab Anies
Jika kita melihat Jakarta penuh masalah, banjir, macet dan polusi, kita *sebagai pemimpin justru jangan meninggalkan nya, justru tugas kita mencari solusi untuk mengatasinya.* Gemuruh penonton meyambut ucapan Anies, lalu di tambahkan Anies, kita jangan seperti pemerintah kolonial Belanda, ketika menjadikan Kota Tua Jakarta sebagai pusat kota, lalu terendam banjir, tiba tiba mengambil keputusan pindah ke Monas tanpa solusi yang komprehensif.
Di sini, terlihat argumen cerdas Anies dalam menjawab pertanyaan Ganjar yang membuat Ganjar terdiam.
Di sanggah lagi, oleh Ganjar, IKN itu sudah jadi cita cita *founding father kita (Sukarno) dan telah dilaksanakan pembangunan dengan biaya yang tidak sedikit.*
Di jawab lagi oleh Anies, *inilah contoh saat satu kebijakan tidak dilakukan sosialisasi dulu kepada masyarakat, namun langsung di putuskan, sehingga menyebabkan perdebatan di akhir, bukan di awal, jika kami jadi Presiden, akan kami pastikan kajian mendalam sebelum mengambil keputusan.*
Di sini, penulis tanpa tendensi mendukung siapapun, melihat memang Anies yang sangat cerdas menyampaikan gagasan nya.
*6. Pertanyaan Panelis pada Anies soal demokrasi dan kepartaian di Indonesia*
Jawab (Anies):
Indonesia saat ini masalah demokrasi bukan hanya masalah partai, namun lebih luas dari itu. ,*Saat ini kebebasan bicara, beroposisi seolah menjadi musuh, mengkritik langsung di sebut oposan, bahkan beberapa di antaranya ada yang menjadi kasus hukum, dengan penerapan pasal karet ITE.*
Saat ini oposisi saja mengalami banyak hambatan dan kesulitan dimana mana, itu yang harus di benahi dalam demokrasi kita, agar index demokrasi Indonesia kembali naik.
Di sanggah Prabowo:
Mas Anies, mas Anies, *anda itu berlebihan, jika oposisi di tekan oleh Jokowi, kalau Jokowi itu otoriter, anda tidak mungkin jadi Gubernur DKI, anda ingat, saya yang membawa anda jadi Gubernur!* Riuh rendah suara pendukung Prabowo menyambut kata kata Prabowo, bahkan terlihat Gibran Rakabuming Raka berdiri sambil mengacung ngacungkan tangan nya.
Di jawab lagi oleh Anies,
Ya pak Prabowo waktu itu adalah *masa yang berat sebagai oposisi, bahkan pak Prabowo pun tidak kuat jadi oposisi saat itu, bahkan pak Prabowo bilang, di mata Najwa, 20tahun sebagai pengusaha tertekan, ini bukan sekedar masalah bisnis atau usaha pak Prabowo, ini lebih dari sekedar hal itu.*
Prabowo kembali terdiam (Jleb bahasa anak milenial nya)
Dalam hal ini, *Anies sangat tajam merespon kata kata Prabowo yang sempat menggoyahkan Anies* namun menurut penulis, dengan Smart bisa di balik kan, hingga Prabowo dan pendukungnya terdiam.
Demikian ulasan debat Capres 2024 yang di selenggarakan 12 Desember 2023, dari acara penutupan nya terlihat gestur Anies dan Ganjar bersalaman dan berpelukan, namun Prabowo hanya bersalaman dengan Anies tanpa bicara. Sedangkan Prabowo dan Ganjar terlihat berpelukan, sebagai catatan penulis; bahasa Prabowo pada Ganjar lebih terlihat soft di banding ketika bicara dengan Anies, hal ini memunculkan spekulasi penulis, *bahwa kubu Prabowo paling mewaspadai kubu Anies.*
Terlihat Prabowo dalam closing statement terlihat seolah masih menaruh emosi dengan mengatakan, kita pilih pemimpin bukan yang pandai retorika saja, namun yang mau bekerja. Dari 3 kandidat itu yang menyebut nyebut nama Jokowi berulang ulang, hanya Prabowo Subianto.
18 notes · View notes
drprawedha · 4 months
Text
13/366
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” ― Pramoedya Ananta Toer
Sekedar mengingatkan betapa diri ini dahulu sangat suka dengan surat, buku dan segala artifak yang mengingatkan pada sosok seseorang. Terlepas cenderung suka atau tidak dengan nya.. Dan begitu juga kegiatan menulis dan menggambar coretan coretan untuk nanti ditularkan ke anak cucu. Sungguh cita-cita terbesar adalah menyebarkan ilmu itu bermanfaat hingga nanti menjadi jalan ketika diliang lahat.
Dari banyak cerita soal hidup, yang berperang sebagai seorang yang melankolis. serta menjadikan sarana menulis untuk sekedar berbicara kepada diri sendiri. mengingatkan dahulu sejak masa sekolah, berawal dari kegiatan menulis mengenai otak dan kecerdasan. kemudian berlanjut pada perang nan segala ketidak adilan serta protes-protes masyarakat terhadap pemerintah yang berkuasa. dan pula kebencian saya terhadap candu ( yang dalam hal ini disebut agama dan cinta ). Hingga kini semua terangkum dalam tulisan yang tertulis di buku yang diberi nama .......... 
Hingga sekarang telah lahir beberapa buku yang ditulis dengan tinta dan akan terus berlanjut hingga denyut nadi membisu di sebuah peti berukirkan"bersamanya telah tiada seorang revolusioner". Begitulah sekelumit impian receh yang pernah diperjuangkan dahulu. 
namun dalam tulisan ini inginnya tak akan membahas banyak mengenai diri sendiri (nun ternyata 100% narsisitasnya berkata demikian). pun pula patut diapresiasi atas usaha dalam menuliskan beberapa pesan kepada (?). Aku suka dengan tulisan sesiapa. Aku suka dengan cara pandang sesiapa dalam melihat dunia. Aku suka cara pemilihan kata yang menandakan sesiapapun itu manggunakan perasaan dan pikirannya yang mendalam dalam menulisnya. 
Namun memang tak bisa dipungkiri, Dalam bahasa yang lebih melankolia, kurasa. Refleksi dari buku buku yang dibaca sedikit banyak berpengaruh terhadap mindset yang kau sajikan kepada (?). Memang tak bisa melarang bahasa yang terpengaruh puitis khas melankolis. Atau cara seseorang menulis yang statis lagi mencari-cari arti selanjut makna. Dari perasaan yang kadang kau sibukkan untuk memenuhi nadi nadi goresan. Memang kadang terasa penat untuk membaca. Apalagi ketika dikau menyelipkan sebuah buku dengan aliran romantisme lainnya. Duh.. tapi Don't judge the book by cover. Aku membaca.
Namun, dari semua cerita yang disampaikan kepada (?). Aku mengerti. untuk menerima segala keabsurdan yang menjangkit jiwa lelaki ini. Butuh sebuah intuisi pendamping yang rela dengan tulus menerima segala hal yang ada didalam diri.
Kita mengetahui banyak dari teman akrab kita. Menjadi dekat karena dengan ketulusan mereka mau mentolelir kekurangan kita. sembari menyeimbangkan dengan nasehat nasehat bermunajatkan cinta yang kerap kita anggap acuh dan sok care buat dibahas. Namun ketahuilah, dalam cinta. Kita selalu menarik sesuatu yang sefrekuensi dengan kita. Kita akan sangat susah untuk memaksakan orang untuk sefrekuensi kecuali orang tersebut memiliki Visi yang berdasarkan dari pemikirannya. Namun bukan berarti perasaan saya nafikkan disini. Tentu tidak. Perasaan yang akan menghiasi ikatan tersebut. Bagaikan Rantai emas yang menjaga agar lampu kristal yak terjatuh dan pecah dari gantungannya. 
Begitulah sekelumit pesan yang aku sampaikan. Pahamilah setiap diksi, buka segala pintu yang mendekatkan pada kebenaran. karna sesungguhnya tak ada maksud lain dariku selain untuk membukakan jalan baru bagimu melihat sisi lain dunia (?). 
Et lux in tenebris lucens, et deducet in spe, Dear.
From Solo, With Love..
In Memoir of Me (2013)
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
11 notes · View notes
ifeginia · 2 months
Text
Sebuah Surat
Ketika nyaris terlambat melakukan apa pun, barangkali baru menyadari sesuatu itu berharga.
Ini sengaja tertulis, untuk yang diakui sebagai yang di cintai. Alangkah baiknya tenggelamkan diri lebih dulu pada satu-per-satu kata yang tertuang.
1.
Seharusnya sebuah surat sudah sampai di tanganmu, malam ini. Setelah dentang piano mengakhiri telinga, seorang pria tak dikenal memberikan amplop putih —lengkap dengan cap pengenal. Secarik kertas masih tersimpan rapih didalamnya. “Kali ini, apa tertulis?,” katamu.
Sudah tengah malam. Kamu sendiri sedikit menepi dari keramaian para pengunjung pesta. Dentang piano kembali terdengar, dalam sorotan cahaya ungu, seperti menyimpan kematian dalam lipatan kertas.
[Ungu : Menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, aspirasi yang tinggi, misteri, arogan, intuisi, ambisi, magic atau harga diri.]
2.
Kamu masih bercerita, padaku, dengan tema-tema menggigil setiap kalimat. Seperti ada luka yang terdapat dalam setiap kata. Suratmu masih aku baca. Seperti kekhawatiran yang akan membawamu, kesebuah kota hujan dan malam yang kini jadi benda-benda, yang pada tanganmu penuh cerita.
3.
Ketika tiba dalam perjumpaan. Aku bersalaman! Burung berita telah terbang memeluk sayapnya sendiri.
“Aku pandai merangkai kalimat, seharunya aku mampu mengabadikan kamu” kataku.
Sekarang berhenti, angkatlah matamu. Lihatlah malam yang mengelilingi kita bergerak tanpa suara.
Rasanya seperti berlarian berputar-putar dalam benakku.
–IFEGINIÆ
3 notes · View notes
educafni · 2 days
Text
Di Persimpangan Jalan: Menghadapi Kekhawatiran Dalam Menjalani Pilihan
Hai, apa kabar? Apakah hari yang kamu jalani sesuai keinginan kamu?
Kalau iya, aku turut bersyukur. Kalau tidak, aku harap kamu tetap menikmatinya dan optimis untuk esok hari. Apa? Kamu sedang bingung dengan beberapa hal yang harus kamu pilih? Yang kamu takutkan itu pilihan tersebut tidak tepat, atau ternyata kamu takut pilihan yang lain lebih menguntungkan?
Yah, hidup memang penuh dengan pilihan. Setiap keputusan yang kita ambil membawa konsekuensi dan membuka berbagai kemungkinan. Namun, di balik keragaman pilihan, terkadang muncul kekhawatiran yang menghantui. Apa saja sih berbagai kekhawatiran yang umum dihadapi dalam menjalani pilihan dan bagaimana menavigasi keraguan kita? Nah berikut poin pentingnya.
Pertama, manusia takut dengan kegagalan: Rasa takut gagal mungkin menjadi kekhawatiran terbesar saat dihadapkan pada pilihan. Bayang-bayang kekecewaan, penyesalan, dan stigma kegagalan bisa menggerogoti rasa percaya diri. Kekhawatiran ini bisa memicu keraguan dan menunda pengambilan keputusan.
Kedua, takut kehilangan kesempatan: Memilih satu opsi berarti melepaskan opsi lain. Kekhawatiran kehilangan kesempatan yang lebih baik bisa menjadi beban yang berat. Pikiran tentang "bagaimana jika" dan "seandainya" dapat menghantui dan membuat kita mempertanyakan pilihan yang telah diambil.
Ketiga, ketidakpastian pada masa depan: Masa depan selalu penuh misteri. Memilih satu jalan berarti melangkah ke arah yang belum diketahui. Kekhawatiran akan ketidakpastian dan konsekuensi jangka panjang bisa membuat kita ragu untuk mengambil keputusan.
Keempat, adanya beban ekspektasi orang lain:  Tekanan dari keluarga, teman, atau masyarakat bisa menambah beban dalam pengambilan keputusan. Kekhawatiran akan ekspektasi yang tidak terpenuhi dan kecewa orang lain dapat menghambat kita untuk memilih apa yang benar-benar kita inginkan.
Kelima, adanya penyesalan dan ketidakpuasan: Memilih satu opsi berarti meninggalkan opsi lain. Kekhawatiran akan penyesalan dan ketidakpuasan di masa depan bisa menghantui. Pikiran tentang "apakah ini pilihan yang tepat?" dan "apakah aku akan bahagia dengan pilihan ini?" dapat membuat kita ragu dan gelisah.
Bagaimana sih, cara yang pas untuk menavigasi kekhawatiran kita dalam memilih sebuah keputusan?
Mengakui dan Terima Kekhawatiran: Langkah pertama adalah mengakui dan menerima kekhawatiran yang muncul. Menyangkal atau menekan perasaan hanya akan memperparah keadaan.
Riset dan Informasi: Lakukan riset dan kumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang pilihan yang tersedia. Semakin banyak informasi yang dimiliki, semakin mudah untuk membuat keputusan yang matang.
Pertimbangan Matang: Pertimbangkan semua aspek pilihan dengan matang, termasuk potensi keuntungan, kerugian, dan konsekuensi jangka panjang.
Mendengar Intuisi: Dengarkan intuisi dan percayai suara hati. Seringkali, intuisi dapat memberikan panduan terbaik dalam pengambilan keputusan.
Berani Berubah: Jangan takut untuk berubah pikiran dan menyesuaikan pilihan seiring waktu. Hidup adalah proses belajar dan adaptasi.
Berdamai dengan Ketidakpastian: Masa depan selalu penuh dengan ketidakpastian. Belajarlah untuk berdamai dengan ketidakpastian dan fokuslah pada apa yang dapat Anda kontrol.
Mencari Dukungan: Carilah dukungan dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, teman, atau mentor. Berbagi kekhawatiran dan mendapatkan nasihat dapat membantu meringankan beban.
Menghadapi pilihan memang tidak mudah. Namun, dengan memahami kekhawatiran dan menerapkan strategi yang tepat, kita dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh keyakinan. Ingatlah, setiap pilihan membawa peluang dan pembelajaran baru. Jangan biarkan rasa takut dan keraguan menghambat kamu untuk melangkah maju dan meraih mimpimu.
2 notes · View notes
mulyanah · 3 months
Text
Ketika mulai merasa inscure, stress dan ovethinking saya memilih kembali pada Al-Qur'an dengan memperbanyak bacaan dan menghabiskan waktu berdua dengannya, setelah menghabiskan waktu bersama rasanya jauh lebih menenangkan dan melegakan
Namun bukan berarti perasaan lega dan tenang langsung didapatkan, kadang adakalanya perasaan-perasaan buruk dan tidak nyaman itu tetap bersemayam dalam hati namun setidkanya disituasi terburuk ada perasaan/intuisi untuk mengarahkan ke hal yang positif dan ini yang patut diayukuri.
Jika memang benar kau bersungguh-sungguh menjadikan Al-Qur'an sebagai patner hidup, teman dudukmu maka semoga Allah ridha atas apa yang kau lakukan dan semoga Allah tanamkan cinta juga Allah menjadikanmu sebagai salah satu hamba yg ia cintai pula. Membayangkannya saja sudah sangat bahagia, alangkah membahagiakan jika hal itu benar-benar terjadi.
6 notes · View notes