Tumgik
#Siksaan
newsindonesiacoid · 1 year
Text
Cerita Pilu TKI Asal Jember, Mendapatkan Siksaan hingga Pelecehan dari Majikan di Suriah
JEMBER, (News Indonesia) – Niat hati ingin mendapatkan penghidupan yang layak di negeri orang, Siti Aisyah seorang tenaga kerja (TKI) asal Desa Sidomulyo, Kecamatan Silo malah mendapatkan siksaan dari majikannya di Suriah. Di depan Camat Silo, Siti mengungkapkan selama 4 tahun bekerja di Suriah, dirinya kerap mendapatkan siksaan, bahkan selama itu pula tidak digaji sama sekali. “Saya jadi…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
gizantara · 3 days
Text
Cinta Selain Allah
Kita sering berpikir semua jenis siksaan akan dibalaskan di akhirat. Tapi yang tidak kita sadari adalah bahwa kepedihan akibat mengambil sesuatu selain Allah dan mencintainya seperti kita mencintai Allah akan menyiksa kita dalam kehidupan ini.
Kamu paham cara kerjanya? Allah telah merancang alam semesta ini dengan spesifik termasuk hati manusia. Jika kamu mengubah desain itu, jika kamu menentang cara kerja desain itu, kamu akan merasakan sakitnya. Karena kamu melawan hukum alam semesta. Hukum apakah itu? “Laa ilaaha illallah.”
“Laa ilaaha illallah” bukan hanya sebuah pernyataan yang kita ucapkan. Melainkan kamu mengakui bahwa tidak ada yang layak diletakkan di pusat kehidupanmu, kecuali Allah. Tidak ada lagi yang layak memenuhi pikiranmu sepanjang hari. Tidak ada lagi yang layak untuk dianggap penting kecuali Allah.
Allah membuat hati kita sedemikian rupa, sehingga hanya bisa diisi oleh-Nya. Jadi, jika kamu mengisi sesuatu dengan substansi yang tidak semestinya mengisinya, dia akan hancur. Ketika kamu mengisi tangki bensin dengan jus jeruk, kamu telah mengisinya dengan sesuatu yang tidak dirancang untuknya. Bukan keputusan yang cerdas, kan?
Sama halnya jika kamu memilih untuk mengisi hati dengan kehidupan ini, dengan "ad-dunya" seperti harta, gelar, maupun lawan jenis. Hatimu tidak akan pernah merasa tenang. Hati tidak akan terasa damai hingga dia dipenuhi dengan apa yang dirancang untuknya.
— Yasmin Mogahed
24 notes · View notes
zarabinwa · 2 months
Text
Waktu berlalu begitu cepat hingga tak sadar bahwa Izrail mencabut nyawa tanpa memandang usia, mati dan melewati berbagai alam lalu menjadi kekal di akhirat—entah akhirat yang penuh siksaan atau nikmat.
Selamat mengabadi makhluk abadi, selamat mempertanggungjawabkan semua yang telah kau perbuat di muka bumi.
16 notes · View notes
langitawaan · 1 year
Text
142.
Maret membawa jejak-jejakmu berserakan di beranda rumah. Menyisakan aroma bisu dari heningnya ritual obrolan panjang di larutnya malam.
Menerbangkan kenangan lakon manis yang berharap diperankan sampai akhir pertunjukkan. Mengabarkan semilir kerinduan dan seutas sesal di sebalik senyuman.
Aku telah gagal mencintaimu dengan cara yang kau inginkan sementara kau pun gagal memahami caraku mencintaimu. Aku mengaku terus diabaikan sedang kau merasa sudah terlalu sering berkorban.
Kita bersumpah bahwa bersama hanyalah siksaan namun lebih buruk setelah bersepakat saling meninggalkan. Kita sebenarnya ingin mempertahankan namun harga diri lebih diutamakan. Ego menang lalu kita tenggelam dalam lautan penyesalan.
Terlambat sudah. Tiada yang bisa diperbaiki sedari awal. Begitulah kita menerima garisan takdir yang meninggalkan lubang besar penuh kesakitan setiap tarikan nafas.
Menyedihkan!
Dini Hari, 00.00 | 03 Maret 2023.
75 notes · View notes
palupiyuliyani · 26 days
Text
Jangan tutup mata atas perjuangan suamimu
Beberapa pekan ini qodarullah HP suami rusak dan posisi kami masih LDR.
Dan selama hampir sebulan terakhir ini kami sangat jarang berkomunikasi karena hal itu.
Jujur aku merasa kesepian, ada rasa sedih, dan tanpa komunikasi tentu saja rasa rindu jadi makin berlipat-lipat.
Di tengah berbagai perasaan menyebalkan yang berkecamuk di hati, yang juga berefek pada mood dan semangatku sehari-hari. Aku berusaha tetap tenang, tidak dramatis atau membesar-besarkan masalah.
Aku benar-benar sangat berusaha kuat sendiri. Tidak mengeluh di status, tidak di keluarga, apalagi di teman. Tetapi tidak juga menghindari perasaan-perasaan negatif yang berkecamuk, hanya memilih tempat dan waktu yang tepat untuk melepaskanya. Kadang aku menangis sedu biasa, sesekali menangis terisak saking lelahnya dengan keadaan, kadang aku membiarkan diriku tidur dan bermalas-malasan seharian di rumah. Aku tahu aku hanya butuh waktu, dan aku tahu berbagai ekspresi perasaan itu memang harus dikeluarkan agar bisa tetap "waras" dan segera lega.
Setelah lega, aku bisa kembali menjalani hari dengan biasa saja. Bisa kembali menyimpan rindu dalam diam dan ketenangan.
Beberapa hari terakhir suami menghubungiku dengan nomor temannya, beberapa kali mengirim foto-foto dokumentasi laporan agar bisa kusimpan. Bukan foto PAP spesial, benar-benar hanya foto dokumentasi kegiatan.
Kulihat badannya agak kurus, kulitnya semakin gelap, rambutnya sudah lebih panjang, nampak tak terurus karena memang sedan di pedalaman.
Ah, tidak tega rasanya. Mbrebes mili, melihat bagaimana perjuangannya disana. Aku hanya kesepian, tetapi segala fasilitas dia penuhi. Aku bisa makan, ada internet, TV, motor, dsb.
Bagaimana mungkin aku merengek dan mengeluh ditengah perjuangannya itu. :")
Kulihat lagi ada foto-foto dia bekerja memasang alat-alat kelistrikan, membantu tukang memperbaiki alat entah apa namanya sambil tersenyum, dia terlihat menikmati pekerjaannya. Sedikit menenangkanku.
Semoga Allah mengganti semua kebaikanmu dengan pahala berlimpah.
Lagi-lagi, episode LDR kali ini aku belajar sesuatu.
"Semoga Allah memudahkan rezeki pada suami yang sedang berjuang untuk keluarga, semoga Allah menjaganya dalam ketaatan, melindunginya dalam setiap aktifitas."
Merauke, 2 April 2024
H-8 lebaran, berusaha biasa saja di tengah siksaan rindu
11 notes · View notes
langitdanlaut · 5 months
Text
"Rindu adalah siksaan yang paling indah."
9 notes · View notes
dhr-ao3 · 5 days
Text
Finding New Home
Finding New Home https://ift.tt/Aklx8o9 by MusangAlbino Terangnya dunia sihir tanpa adanya bayang-bayang kegelapan justru membuatnya asing, tidak nyaman. Bagi seseorang yang sudah terbiasa berdiri di bawah naungan hitam, sinar tiba-tiba yang menyorot justru menjadi sebuah siksaan. Dan dia tidak tahan berada di bawah sorot itu. Draco selalu merasa buruk dan belum sepantas itu untuk bisa bergaul kembali dengan penduduk dunia. Words: 2108, Chapters: 1/15, Language: Bahasa Indonesia Series: Part 1 of Finding New Home Fandoms: Harry Potter - J. K. Rowling Rating: Mature Warnings: Major Character Death Categories: F/M Characters: Draco Malfoy, Hermione Granger, Blaise Zabini Relationships: Hermione Granger/Draco Malfoy via AO3 works tagged 'Hermione Granger/Draco Malfoy' https://ift.tt/Uu91TRm April 23, 2024 at 11:18PM
3 notes · View notes
khouladilah · 6 months
Text
Muslimah Underrated : Barakah Binti Tsa'labah
Aku seperti baru berkenalan dengan muslimah yang satu ini, namanya sudah familiar terdengar. Tapi baru benar-benar mengenal saat aku dapat permintaan untuk mengisi salah satu konten Departemen Perempuan di Shahabiyah Talks mereka. Akhirnya, aku banyak mencari tahu tentang kehidupan beliau.
Nama panggungnya Ummu Aiman, tapi nama asli beliau adalah Barakah binti Tsa'labah. Kenapa di bilang underrated? karna bagiku, nama ini gak se-famous shahabiyah idola para muslimah lainnya. Padahal kisah keimanannya gak kalah menarik dengan shahabiyah sholihah yang sering kita dengar kisahnya. Bahkan beliau termasuk manusia ahli surga yang Rasulullah pernah sampaikan.
Ummu Aiman bukan berasal dari kalangan terpandang, atau keluarga yang punya harta melimpah. tapi beruntungnya beliau, adalah salah satu orang pertama yang melihat, memegang dan menggendong Nabi Muhammad kecil, bahkan sejak lahir. Ummu Aiman adalah budak yang dibeli ayah Rasulullah SAW. saat di Mekkah. Beruntungnya Ummu Aiman karena dibeli oleh keluarga yang memperlakukannya dengan sangat baik dan sopan. Setelah Abdullah menikah dengan Bunda Aminah, Ummu Aiman juga ikut dengan keluarga mereka. Ummu Aiman pun menjadi budak warisan yg diberikan ayah Rasulullah untuk mengurus Bunda Aminah sepeninggal Abdullah bin Abdul Muthalib wafat.
Dalam suatu perjalanan, Bunda Aminah bersama Nabi Muhammad SAW. kecil dan Ummu Aiman hendak mengunjungi kerabat keluarga Ayah Muhammad. tapi dalam perjalanan di daerah Abwa', Bunda Aminah terkena sakit, dan akhirnya wafat. Sebelum wafatnya Bunda Aminah, Ummu Aiman berjanji untuk mewakafkan dirinya untuk mengurus dan merawat Nabi Muhammad SAW.
Ibu Kedua Rasulullah SAW.
Keterikatan Ummu Aiman dengan Rasulullah semakin dekat, setelah kakek Rasulullah wafat. Seperti yang kita tahu, selepas wafatnya Abdul Muthalib, Rasulullah diasuh oleh pamannya. Dan disaat ini pulalah Ummu Aiman dan Rasulullah lebih dekat.
Rasulullah SAW. tidak pernah kehilangan sosok seorang ibu dan ayah
karena peran-peran itu selalu diisi oleh kakek dan pamannya sebagai seorang ayah, dan Ummu Aiman sebagai seorang ibu. Yapp, Ummu Aiman benar-benar memperlakukan Rasulullah seperti anaknya sendiri. begitu pula Rasulullah menganggap Ummu Aiman seperti ibunya. Dalam salah satu sabdanya Rasulullah pernah berkata
"Ummu Aiman Ummi ba'da Ummi" (Ummu Aiman adalah Ibuku setelah Ibuku"
See? Rasulullah sendiri menganggap bahwa wanita sholihah yang tulus dan setia ini adalah ibu keduanya. Gak ada perlakuan seperti majikan-budak dalam relationship Rasulullah SAW. dengan Ummu Aiman
Ummu Aiman selalu menyiapkan kebutuhan dan keperluan Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana janjinya kepada mendiang Bunda Aminah. Sampai akhirnya Rasulullah SAW. menikah dengan Siti Khadijah RA. akhirnya Rasul membebaskan Ummu Aiman sebagai budak dan memintanya untuk hidup sendiri. Rasul menganjurkan beliau untuk menikah.
Wanita Ahli Surga
Semasa hidupnya, Ummu Aiman dikisahkan menikah dua kali. Suami pertamanya adalah Ubaid bin Zaid. Dan kemudian dari pernikahan dengan Ubaid mereka dikarunai seorang anak bernama Aiman bin Ubaid. Yang kemudian kita kenal beliau dengan nama panggung atau nama kunyahnya Ummu Aiman (Ibu Aiman). Namun tidak lama setelah itu, Ubaid wafat terlebih dahulu.
Ummu Aiman termasuk generasi awal yang masuk islam pada masa kenabian. Beliau adalah syahidah yang juga ikut memperjuangkan islam ketika banyak siksaan dari kaum kafir quraisy. atas dedikasinya melayani sang nabi terakhir dan perjuangannya menegakkan bendera islam, maka Rasulullah menyebutnya sebagai wanita ahli surga.
"Barangsiapa yang senang menikah dengan wanita ahli surga, maka menikahlah dengan Ummu Aiman" Kata Rasulullah
Ummu Aiman akhirnya dipinang oleh anak asuh Rasulullah, Zaid bin Haritsah. Disini bisa dilihat, bahwa luar biasanya sahabat-sahabat jaman Rasul tuh, gak memperdulikan jarak umur Zaid dan Ummu Aiman terpaut cukup jauh, tidak peduli Ummu Aiman sudah tua, dan janda. Karena yang ingin diraih adalah sebagaimana sabda Nabi. Menikahi wanita ahli surga.
Dan dari pernikahan Ummu Aiman dengan Zaid bin Haritsah ini lahirlah seorang panglima perang yang kelak kita ketahui kisahnya menjadi panglima perang termuda. yang kisahnya kita teladani hingga hari ini. panglima muda itu adalah, Usamah bin Zaid
Dibalik Anak yang hebat, terdapat Ibu yang tak kalah hebatnya
Pernahkah kita merenung, para pahlawan islam yang kisahnya selalu kita jadikan teladan hari ini adalah buah manis dari hasil didikan orangtua yang tak kalah hebatnya. Karena pasti, dibalik kesuksesan seorang pahlawan ada kasih seorang ibu yang mendidik dan mendoakan anaknya. Termasuk hasil didikan Ummu Aiman kepada Usamah bin Zaid. Ummu Aiman telah memanen buah-buah unggul. Tidak akan ada Usamah dan Aiman yang berani dengan gagahnya maju di medan perang Khaibar, perang Hunain, jika tidak atas kecerdasan dan kelembutan didikan seorang ibu.
Dalam kisahnya pula, Ummu Aiman salah satu wanita yang pernah ikut dalam peperangan. Ketika Perang Uhud, beliau berperan sebagai pembagi air minum dan mengobati para pasukan yang terluka.
Betapa cerdas, berani, dan tangguhnya sosok seorang Ummu Aiman ini. Semoga kita sebagai muslimah, bisa meneladani kecerdasan didikan beliau, seperti halnya beliau merasakan manisnya buah dari anak-anak sholihnya.
Semoga kita selalu bisa mengingat kemuliaan, kesetiaan, dan ketulusan Ummu Aiman seperti kita mengingat kisah-kisah shahabiyah lainnya yang sudah hapal diluar kepala kita mengenalnyaa.
8 notes · View notes
triastariirfiani · 8 months
Text
Dalam setiap episode, semakin terasa kedewasaan dalam merespons segala hal. Terkadang, tatkala segala kata terasa tidak mampu digungkapkan, hati hanya ingin berseru kepada-Nya. Bahkan berbagi cerita kepada orang lain, keraguan datang menghampiri, seakan kita harus merenungi berulang kali sepenting apa meminta advice.
Seperti hari-hari sebelumnya, pikiran kemana-mana, mempertimbangkan apakah kisah ini patut diceritakan, apakah solusi memang sedang menanti di sana. Padahal, jawaban sejatinya telah bersemayam di lubuk jiwa. Hanya butuh keberanian untuk menjawab panggilan itu. Terutama setelah mempelajari terkait teknik "self coaching", banyak momen di mana jawaban-jawaban sudah menemui kita, lewat percakapan ke dalam diri.
Di banyak titik kejadian, satu-satunya pegangan pasti adalah Allah. Dia adalah satu-satunya tempat kita kembali kapan saja. Maaf-Nya luas bagi hamba-hamba-Nya. Dia menerima kita dalam segala keadaan, Dia yang paling memahami isi hati kita. Bahkan dalam dialog doa, ada ketenangan yang tak terhingga.
Kini paham, bahwa dalam setiap titik kegelapan, selalu terselip sinar terang. Allah Maha Mengetahui.
Ada satu doa dalam dzikir pagi petang yang terasa sangat dalam:
"Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah. Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu. Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua. Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.”
Saat merenungkannya, tergambar jelas betapa kita adalah makhuk lemah. Bahkan setiap peristiwa, sekecil apapun menurut pandangan kita, hanya mungkin berjalan atas izin-Nya.
Berdoalah dalam setiap urusan, bahkan ketika segalanya tampak mustahil. Bukankah Allah memiliki kekuasaan tanpa batas untuk mewujudkan hal yang tiada?
- 25 Agustus 2023, penghujung Jumat -
11 notes · View notes
faizaalbi · 1 year
Text
Aku ingin dirimu bahagia #1
Aku terjatuh dengan pukulannya yang kuat mengenai kepalaku. Napasku seakan berhenti saat itu. Menahan rasa sakit dan pukulan lainnya yang berangsur mengenai tubuhku. Aku meringkuk. Seakan ingin mendapat perlindungan dari siksaan laki-laki itu. Akan tetapi, tidak ada satupun yang dapat menjadi pelindungku saat itu. Lelaki itu menggenggam rambutku dan menariknya sekuat tenaga, hingga aku memaksakan tubuhku untuk terseret mengikuti tarikan itu. Dia menarik tubuhku ke dapur. Setelah ia puas, ia melepaskan genggamannya. Kini tidak tersisa tenaga dalam tubuhku. Aku tergeletak di lantai dengan tatapan kosong yang penuh air mata.
Kapan semua ini akan berakhir?
Kejadian ini sudah berulang-ulang. Apakah masih ada harapan?
Saat itu aku teringat dengan buah hatiku sedang tidur dalam kamar. Airi. Buah hatiku. Ia adalah harapanku. Alasan aku dapat bertahan. Alasan aku harus kuat. Karena aku harus melindunginya. Aku tidak ingin anakku besar dalam lingkungan seperti ini.
Belum puas dengan menyiksaku, ia melangkah ke kamar itu. Dimana Airi sedang tidur. Seketika itu aku langsung sadar dan menahan kaki kirinya melangkah lebih jauh dengan tangan dan sisa tenagaku.
"Jangan Mas.. Tolong jangan Airi. Aku aja. Aku aja, Mas.." ujarku lirih, memohon kepadanya berulang-ulang.
Tapi ia tetap bersikukuh untuk ke kamar itu.
Jangan!! Aku berteriak dalam hatiku.
Seketika itu, tak sadar bagian setengah atas tubuhku langsung terbangun, terduduk tegak, dan mataku terbuka. Aku terkaget. Wajah dan leherku penuh dengan keringat dingin. Napasku tersenggal-senggal. Tanganku mencengkram selimut. Aku menoleh dan melihat sekeliling. Membutuhkan tiga puluh detik untuk sadar kembali itu hanya mimpi.
Alhamdulillah, itu udah lewat.
Itu udah lewat. Aku mengulangi kata-kata itu dalam hati untuk meyakinkan, itu hanya mimpi buruk. Itu kejadian 6 tahun yang lalu.
Setelah mulai tenang, aku meraih gelas di meja sebelah tempat tidurku. Kemudian meneguk air dalam gelas itu hingga tak tersisa lagi.
Aku beranjak dari tempat tidur dan melangkah keluar kamar. Menuju kamar Airi. Aku melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 00.30. Airi sedang tidur dengan mulutnya sedikit terbuka. Aku tersenyum melihatnya. Bahkan wajah tidurnya sangat cantik. Aku membuka selimut Airi, dan berbaring memeluknya dari belakang. Tercium harum Airi dari rambutnya yang khas. Menikmati harum Airi. Lama kelamaan kelopak mataku terasa berat hingga tak mampu membukanya lagi. Aku terlelap.
*****
"Airi, sini Bunda keringin dan kuncirin dulu rambutnya."
Ini kebiasaan kami sebelum Airi berangkat sekolah. Setelah bercerai dengan Ivan, aku bisa menjalani pagi yang damai bersama Airi. Airi mendekat kepadaku dan duduk di atas karpet sebelah tempat tidur. Sementara aku duduk di atas tempat tidur dan mulai mengeringkan rambut Airi.
"Bunda mimpi buruk lagi ya?" tanya Airi kepadaku. Kebisingan hair dryer memang membuat suara Airi kurang terdengar, tapi aku tau apa yang Airi jelas tanyakan.
"Bunda kangen aja tidur sama Airi. Udah lama kan, kita ga tidur bareng?"
Airi mengangguk. Aku tetap lanjut mengeringkat rambut Airi.
"Bunda, hari ini Airi ada pelajaran olahraga. Jadi rambut Airi dikepang aja ya."
"Oke, sayang."
Aku mulai mengepang rambut Airi. Dari bagian seperlima atas, kemudian aku tambahkan berangsur-angsur helaian-helaian rambutnya ke dalam kepangan hingga mencapai ujung rambut.
"Udah, gimana rambutnya? Udah cantik kan?" tanyaku dengan bangga.
Airi menoleh kepadaku. Ia menatap mataku dan tersenyum. Tubuhnya makin mendekat, melingkarkan kedua tangannya ke leherku dan mendekapku.
"Makasih Bunda. Kapanpun Bunda mau, tidur aja ke kamar Airi."
Aku membalas dekapannya. Walaupun tubuhnya masih kecil, pelukannya sangat hangat. Seakan dia tau kegelisahan dalam malamku. Ya Allah, terima kasih Engkau telah memberikan mutiara yang sangat indah kepadaku.
Setelah kami sarapan bersama, aku mengantar Airi ke sekolah. Kemudian aku pergi untuk menyibukkan diri dengan pekerjaanku. Rutinitasku setelah mengantar Airi adalah mengajar. Selain untuk membiayai kehidupan Airi, pekerjaan ini juga menjadi hobiku. Aku mulai mengajar juga sejak bercerai dengan Ivan, karena diajak oleh sahabat dekatku, Nami, menjadi dosen di Fakultas Kedokteran Gigi universitas swasta. Walaupun aku tidak menyangka ternyata tugas dosen sebanyak itu. Tidak hanya mengajar mahasiswa, tapi dikejar untuk melakukan penelitian, menulis jurnal serta mempublikasikannya, dan harus selalu update ilmu yang tak berhenti berkembang. Mengajar mahasiswanya juga tidak hanya S1, tetapi juga mahasiswa koasnya.
"Han, makan siang keluar yuk.", tanya Nami yang tiba-tiba membuka pintu ruang dosen.
"Udah kelar kerjaan, Nam?"
"Nanti aja abis maksi. Aku diajak makan bareng temen kampung."
"Aku harus ikut? Lagi males ketemu orang."
"Temenin aku dong, Han. Dokter anak. Bisa konsul gratis kan.", ujar Nami sambil menyengir khasnya. Nami sangat mengenalku. Ia tau cara merayuku. Aku suka belajar, apalagi ini mengenai parenting mungkin. Ini juga salah satu alasan Nami mengajakku untuk menjadi Dosen. Karena aku suka belajar.
Aku menghela napas. "Naik mobilmu ya.", jawabku. Aku kalah.
"Siap!"
*****
Sampai dua ratus meter di depan meja tujuan, aku berhenti melangkah.
"Nam, kamu ga bilang temenmu cowo?"
"Kamu ga nanya, Han."
"....."
"Udah gapapa, Han. Ayok." ajar Nami sambil menarik lenganku, melanjutkan berjalan.
Okelah. Mau gimana lagi. Udah terlanjur nyampe sini dan aku lapar. Setidaknya aku bisa dapet ilmu parenting darinya. Sepertinya.
Laki-laki itu menoleh dan sepertinya langsung mengenali Nami. Ia bangkit dari duduknya dan menyambut Nami. "Mi, ga ada berubah ya lo."
"Lo juga lagi, Tih. Ga jadi bareng Yogi?"
"Tiba-tiba ada operasi darurat. Jadi ga bisa ikut. Nanti nyusul kalo keburu katanya. Ini siapa Mi?", tanyanya ketika menyadari adanya kehadiranku bersama Nami.
"Kenalin, ini temen gue dari pas kuliah. Sampe sekarang masih kerja bareng."
"Fatih.", ujarnya sambil menundukkan sedikit kepalanya dan tersenyum.
"Hana.", jawabku membalasnya.
Bersambung.
21 notes · View notes
mnwlife · 1 year
Text
Kokoh dan Bersabar dalam Mentauhidkan-Nya serta Berittiba'
Pada suatu saat adzab (siksaan) orang musyrik semakin berat kepada para sahabat. Khabab bin Al Arat mendatangi Rasulullah, Beliau mengadu dan mengeluh kepada Rasulullah
"APAKAH engkau tidak mendoakan kami kepada Allah untuk mereka yang mengadzab kami?"
Maka Rasulullah berdiri dan mukanya menjadi merah (Beliau Marah). Dan beliau duduk dengan mukanya yang masih me-merah, lalu Rasulullah membawakan sebuah kisah...
Dahulu sebelum kamu.. orang yang beriman kepada Allah dan Nabi-nabi-Nya itu, mereka disisir dengan sisir besi sampai terkena daging dan tulangnya... Sampai hancur, tetapi orang tersebut tetap kokoh. Dan mereka ada yang digergaji kepalanya menjadi separuh, namun ia tetap kokoh dengan agamanya
Rasulullah memberi pelajaran kepada beliau, bahwa adzab (siksaan dari manusia) sudah biasa sebagai seorang mukmin apabila mengatakan لآإِلَهَ إِلاَّ الله
Dan Rasulullah mengatakan, islam nanti akan jaya... Namun kalian tergesa-gesa tidak bersabar atas hal ini. Karena walaupun mereka berbuat seperti itu, pasti Allah akan membela kalian.
Catatan Faedah Kajian Al Ustadz Al Walid Abdurrahman At Tamimi hafidzahullah - Sirah Nabawiyah “Hijrah Ke Habasyah”
18 notes · View notes
zarabinwa · 2 months
Text
Qunut Nazilah untuk Palestina
اَللّٰهُمَّ إِنَّا نَسْتَعِيْنُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيْكَ، وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ، وَنُثْنِيْ عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ، نَشْكُرُكَ وَلَا نَكْفُرُكَ، وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ. اَللّٰهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَكَ نُصَلِّيْ وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُوْ رَحْمَتَكَ وَنَخْشَى عَذَابَكَ، إنَّ عَذَابَكَ الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحِقٌ. اَللّٰهُمَّ ثَبِّتْ إِخْوَانَنَا اْلمُجَاهِدِيْنَ فِي فِلِسْطِيْنَ، خُصُوْصًا فِيْ غَزَّةَ، وَاحْقِنْ دِمَائَهُمْ. اَللّٰهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُوْدِ، الصُهْيُوْنِيِّيْنَ الْمَلْعُوْنِيْنَ، وأَنْزِلْ غَضَبَكَ عَلَيْهِمْ. اَللّٰهُمَّ انْصُرْ دِيْنَكَ وكِتَابَكَ وَسُنَّةَ نَبِيِّكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Artinya,"Ya Allah, kami memohon pertolongan-Mu, pengampunan-Mu, dan petunjuk-Mu. Kami beriman kepada-Mu, bertawakal kepada-Mu, dan bersyukur atas segala kebaikan-Mu. Kami bersyukur kepada-Mu dan tidak kufur kepada-Mu. Kami menjauhi orang-orang yang mendurhakai-Mu. Ya Allah, kami hanya beribadah kepada-Mu, bersujud dan berdoa kepada-Mu. Kami berusaha dan bergerak dengan harapan rahmat-Mu dan rasa takut akan siksaan-Mu. Kami menyadari bahwa azab-Mu yang berat menimpa orang-orang kafir. Ya Allah, kuatkan saudara-saudara mujahidin kami di Palestina, terutama di Gaza, dan lindungi mereka. Ya Tuhan, hukumlah orang-orang Yahudi Zionis yang berdosa, dan tunjukkan murka-Mu kepada mereka. Ya Tuhan, bantu agama-Mu, kitab-Mu, dan sunnah Nabi-Mu, Muhammad. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan kedamaian atas beliau."
5 notes · View notes
mutiarafirdaus · 1 year
Text
Kilau Mutiara Seorang Penggembala (Ep.1)
Ia sedang menggembala kambing ketika dua orang mulia yang tak diketahuinya datang. Mereka seperti kelelahan dan meminta kepadanya sedikit susu dari kambing gembalaanya. Tegas gembala kecil itu menolak.
"Bukan saya pemilik kambing ini, melainkan hanya yang bertugas berjaga. Tidaklah memiliki hak untuk memberikan air susu kambing kepada tuan-tuan."
Terpukau dua orang dihadapannya mendengar ketegasan anak itu. Alih alih mengancam karena tak dikabulkan pinta mereka, salah seorang yang wajahnya bercahaya itu meminta kepada anak tadi untuk dibawakan kambing yang sama sekali tidak bisa mengeluarkan susu. Permintaanya dipatuhi.
Dengan izin Allah, sosok bercahaya itu mengusap kambing dan keluarlah susu yang bisa diminum oleh beliau SAW, sahabatnya Abu Bakr dan juga dibaginya pada gembala kecil yang gantian terpukau dengan pemandangan dihadapannya. Setelah itu kambing tersebut kembali kurus dan tidak bisa mengeluarkan susu.
Dua sosok mulia tersebut pergi meninggalkan Abdullah bin Mas'ud yang bertanya tanya tentang siapa mereka. Dicarinya sosok tersebut, ditanyakannya kepada orang-orang, maka tahulah ia bahwa tak lain tak bukan beliau adalah Baginda Nabi SAW.
Segera Ibnu Mas'ud menghadap dan berikrar syahadat. Tergabung dalam kelompok Assabiqulan Awwalun, siap diterpa ragam siksaan dan ujian asalkan iman senantiasa menghujam.
Meski hanya seorang penggembala, tak ragu ia mencari kebenaran. Bahkan menjadi garda depan orang yang gigih belajar Quran. Tak merasa rendah diri juga dalam berbaris di barisan dakwah bersama Abu Bakr atau Utsman bin Affan yang merupakan orang terhormat di kaumnya.
Karena kebenaran bukan milik mereka yang berlimpah uang atau tinggi jabatan. Juga bukan milik mereka yang pandai pengetahuan atau luas kekuasaan. Tapi kebenaran milik mereka yang hatinya senantiasa jujur dan terpaut pada Rabb Semesta Alam.
Sampai sampai Ibnu Mas'ud mendapatkan legitimasi dari Nabi untuk mengajar Quran kepada para sahabat, tersebab mampu membaca Quran sebagaimana diturunkan!
Lantas bagaimana Quran mengubah hidup Ibnu Mas'ud? Pembelaan apa yang Nabi berikan kepada sahabat mulia ini?
Apa hal heroisme yang Ibnu Mas'ud lakukan di Perang Badr? Apa nama surat yang langsung dihafal Ibnu Mas'ud meski baru sekali dibacakan oleh Rasul, dan surat tersebut panjangnya sekitar 23 halaman serta ketika turunnya diantar oleh 70.000 malaikat?
Ceritanya lagi ngikutin Jihad At Turbani, Jurnalis Palestina yang disetiap akhir ceritanya memberikan rentetan kalimat tanya 😆
13 notes · View notes
gsatriaandika · 2 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”
“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka” (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai shahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَن��َكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih". (QS. Ibrahim :7)
Didapatkan beragam penjabaran dari kalangan ahli tafsir terhadap kandungan ayat tentang bersyukur, sebagiannya sebagaimana berikut:
Musa berkata kepada mereka, ”dan ingatlah ketika tuhan kalian memberitahukan dengan pemberitahuan yang tegas, ’jika kalian beryukur kepadaNya atas nikmat-nikmatNya, pastilah Dia akan memberikan tambahan karunia kepada kalian, dan jika kalian mengingkari nikmat-nikmat Allah, niscaya dia benar-benar akan menyiksa kalian dengan siksaan yang pedih.” (Tafsir al-Muyassar)
76 notes · View notes
frasa-in · 2 years
Text
Tumblr media
“Perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan-perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang. Mereka memperoleh ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” QS. An-Nur: 26.
Ayat ini diturunkan oleh Allah sebagai pembelaan kepada Aisyah, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang pada waktu itu tengah difitnah oleh kaum munafik. Ayat ini secara tidak langsung menjelaskan bahwa Aisyah yang merupakan istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, seorang laki-laki baik, juga merupakan perempuan baik, sehingga membantah tuduhan kaum munafik yang tidak berdasar.
Ayat ini juga menjadi dasar dari ungkapan jodoh itu merupakan cerminan diri. Meskipun demikian, tak selalu perempuan yang baik mendapatkan laki-laki yang baik, begitu pula sebaliknya. Belajar dari sejarah, kita mengetahui bahwa Nabi Ayyub dan Nabi Nuh memiliki istri yang tidak baik. Pun dengan Asiyah yang akan kita bahas kali ini, Asiyah merupakan wanita sholihah yang bersuamikan Fir’aun, musuh Allah yang mengaku sebagai Tuhan, banyak mendzolimi rakyatnya dan banyak membunuh manusia.
Masya Allah betapa teguhnya dan sabarnya Asiyah memiliki suami seperti Fir’aun. Maka tak selalu jodoh merupakan cerminan diri, ketika bertentangan ini bisa jadi merupakan ujian dari Allah.
Meski bersuamikan Fir’aun, ini tidak menghalangi Asiyah untuk beriman kepada Allah dan mengimani bahwa Nabi Musa merupakan utusan Allah. Ketika Nabi Musa mengalahkan para tukang sihir Fir’aun, keimanan Asiyah semakin mantap. Keimanannya kepada Allah sebenarnya sudah lama tertanam di hatinya. Asiyah menolak menyatakan Fir’aun (suaminya) sebagai Tuhan. Dalam Tafsir Muroh Labid disebutkan bahwa benih-benih iman dalam hati Asiyah mulai tampak ketika ingin mengasuh Nabi Musa yang dihanyutkan di sungai.
Ketika mengetahui keimanan istrinya kepada Allah, maka murkalah Fir’aun. Dengan keimanan dan keteguhan hati, wanita shalihah tersebut tidak goyah pendiriannya, meski mendapat ancaman dan siksaan dari suaminya. Kemudian keluarlah sang suami yang dzalim ini kepada kaumnya dan berkata pada mereka, “Apa  yang kalian ketahui tentang Asiyah binti Muzahaim?”
Mereka menyanjungnya. Lalu, Fir’aun berkata lagi kepada mereka, “Sesungguhnya dia menyembah Tuhan selain ku”. Berkatalah mereka kepadanya, “Bunuhlah dia!” Alangkah beratnya ujian Asiyah, disiksa oleh suaminya sendiri.
Dimulailah siksaan itu, Fir’aun pun memerintahkan para algojonya untuk memasang tonggak. Diikatlah kedua tangan dan kaki Asiyah pada tonggak tersebut, kemudian dibawanya wanita tersebut di bawah sengatan terik matahari. Belum cukup sampai disitu siksaan yang ditimpakan suaminya. Kedua tangan dan kaki Asiyah dipaku dan di atas punggungnya diletakan batu yang besar.
Namun, akankah siksaan itu menggeser keteguhan hati Asiyah walau sekejap? Sungguh siksaan itu tak sedikitpun mampu menggeser keimanan wanita mulia itu. Akan tetapi, siksaan-siksaan itu justru semakin menguatkan keimanannya.
Iman yang berangkat dari hati yang tulus, apapun yang menimpanya tidak sebanding dengan harapan atas apa yang dijanjikan di sisi Allah. Maka Allah pun tidak menyia-yiakan keteguhan iman wanita itu. Ketika Fir’aun dan algojonya meninggalkan Asiyah, para malaikat pun datang menaunginya.
Di tengah beratnya siksaan yang menimpanya, wanita mulia ini senantiasa berdoa memohon untuk dibuatkan rumah di surga. Allah mengabulkan doa Asiyah, maka disingkaplah hijab dan ia melihat rumahnya yang dibangun di dalam surga. Diabadikanlah doa wanita mulia ini dalam Al-Qur’an.
“Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir’aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang dzalim.” QS. At-Tahrim: 11.
Ketika melihat rumahnya di surga dibangun, maka berbahagialah wanita mulia ini. Semakin hari semakin kuat kerinduan hatinya untuk memasukinya. Ia tak peduli lagi dengan siksaan Fir’aun dan algojonya. Ia malah tersenyum gembira yang membuat Fir’aun bingung dan terheran-heran. Bagaimana mungkin orang yang disiksa akan tetapi malah tertawa riang? Sungguh terasa aneh semua itu baginya. Jika seandainya apa yang dilihat wanita ini ditampakkan juga padanya, maka kekuasaan dan kerajaannya tidak ada apa-apanya.
Maka tibalah saat-saat terakhirnya di dunia. Allah mencabut jiwa suci wanita shalihah ini dan menaikkannya menuju rahmat dan keridhaan-Nya. Berakhir sudah penderitaan dan siksaan dunia, siksaan dari suami yang tak berperikemanusiaan.
Sisters, tidakkah kita iri dengan kedudukan wanita mulai ini? Apakah kita tidak menginginkan kedudukan itu? Kedudukan tertinggi di sisi Allah Yang Maha Tinggi. Akan tetapi adakah kita telah berbuat amal untuk meraih kemuliaan itu? Kemuliaan yang hanya bisa diraih dengan amal shalih dan pengorbanan. Tidak ada kemuliaan diraih dengan memanjakan diri dan kemewahan.
Kisah Asiyah ini merupakan salah satu contoh bahwa catatan amal seorang istri tidak tergantung pada catatan amal suaminya. Seorang suami beramal sholeh untuk dirinya sendiri, juga seorang istri beramal sholeh untuk dirinya sendiri. Tak ada jaminan kita bersuamikan seorang laki-laki sholeh, kita juga akan selamat di akhirat kelak. Juga tak menjadi sebab bahwa kita bersuamikan laki-laki tidak sholeh, sehingga kita tidak selamat di akhirat.
Maka jangan merasa aman, sadarilah bahwa di dalam rumah tangga kita bertugas saling mengingatkan antara suami-istri, orangtua-anak, dan antar saudara. Maka jadikanlah rumah tangga kita yang berprioritas pada akhirat, yag senantiasa menjaga nilai-nilai islam pada setiap insan di dalam rumahnya.
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
35 notes · View notes
shofiakh · 7 months
Text
Rabbighfirli
Syurga yang mereka ingin, sama seperti apa yang kita damba.
Namun, rupanya amalan kita jauh dari mereka,
Disaat bahagia kita hanya sebatas dunia dan dikelilingi orang terkasih
Syahid, menjadi tujuan utama hidup mereka, kehilangan orang terkasih adalah sebuah kebanggaan.
Ya Raab, ampuni kami yang masih lalai melindungi saudara di palestina, ampuni kami yang masih tidak sepenuhnya sadar untuk melindungi al-aqsa.
Ya Raab, lindungi dan selamatkanlah saudara kami di palestina, tolonglah saudara kami yang sedang berjihad.
Ya Raab, keraskanlah siksaan-Mu pada orang-orang kafir yang dzalim di palestina dan di seluruh penjuru dunia.
~Aamiin
5 notes · View notes