Tumgik
#niatpuasa
dapur-asik · 1 year
Text
Niat Puasa Ramadhan Dengan Tulisan Arab, Latin Serta Terjemahannya Lengkap
Tumblr media
Niat Puasa Ramadhan Lengkap - Puasa Ramadhan adalah ibadah wajib bagi setiap muslim dewasa yang sehat dan mampu untuk melakukannya. Selain menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga matahari terbenam, ada juga bagian niat puasa Ramadhan yang harus dilakukan. Niat puasa harus diucapkan sebelum fajar tiba dan berbuka puasa di malam hari. Dalam tulisan ini, akan dijelaskan tentang niat puasa Ramadhan dengan lengkap, mulai dari tulisan arab, latin hingga terjemahannya dalam bahasa Indonesia.
Apa Itu Niat Puasa Ramadhan?
Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah wajib bagi setiap muslim yang sehat dan mampu untuk melakukannya. Namun, tidak hanya menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri, niat puasa juga merupakan bagian penting dalam ibadah puasa Ramadhan. Niat puasa Ramadhan adalah suatu ucapan yang dilakukan sebelum fajar tiba sebagai tanda bahwa seseorang berniat untuk berpuasa. Niat ini juga harus diucapkan setiap hari sebelum memulai puasa Ramadhan dan sebelum berbuka puasa di malam hari. Tanpa niat, puasa yang dilakukan tidak akan dianggap sah di hadapan Allah SWT. Selain itu, niat puasa Ramadhan juga merupakan tanda kesungguhan seseorang dalam melaksanakan ibadah puasa. Dalam niat tersebut, seseorang harus mengucapkan kalimat yang menjelaskan tujuan puasa dan mengarahkan hati untuk melaksanakan ibadah puasa dengan benar. Oleh karena itu, sebagai seorang muslim yang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, sangat penting untuk memahami dan mengucapkan niat puasa dengan benar. Hal ini akan membantu kita untuk mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT serta menjadikan ibadah puasa Ramadhan kita menjadi lebih bermakna.
Niat Puasa Ramadhan
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ شَهْرِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitu shauma ghadin ‘an ada’i fardhi syahri Ramadhana hadzihis sanati lillahi ta’ala Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala”
Niat Puasa 1 Bulan Penuh
نَوَيْتُ صَوْمَ جَمِيْعِ شَهْرِ رَمَضَانِ هٰذِهِ السَّنَةِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى Nawaitu shauma jami’i syahri ramadhani hadzihis sanati fardhan lillahi ta’ala Artinya: “Aku niat berpuasa di sepanjang bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti pendapat Imam Malik, wajib karena Allah Ta’ala.”
Berbuka Puasa dan Niatnya
Berbuka puasa adalah momen yang sangat dinantikan oleh setiap muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Namun, sebelum kita memulai makan dan minum, kita harus mengucapkan niat berbuka puasa. Niat berbuka puasa adalah ucapan yang dilakukan sebelum memulai makan dan minum pada waktu berbuka. Tujuan dari niat berbuka puasa adalah untuk menguatkan niat kita dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan serta mengharapkan pahala dari Allah SWT. Untuk mengucapkan niat berbuka puasa, kita bisa menggunakan kalimat seperti berikut: اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa'ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin. Artinya: "Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmatMu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang." Setelah mengucapkan niat berbuka puasa, kita dapat memulai makan dan minum dengan porsi yang tidak berlebihan. Kita juga disarankan untuk mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi agar tubuh tetap sehat selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, niat merupakan hal yang sangat penting. Dengan mengucapkan niat berbuka puasa dengan sungguh-sungguh, kita dapat memperkuat keimanan serta meraih keberkahan dari Allah SWT.
Tata Cara Puasa Ramadhan Yang Baik
Puasa Ramadhan adalah salah satu ibadah yang wajib dilaksanakan oleh umat muslim di seluruh dunia. Berikut ini adalah tata cara puasa Ramadhan yang bisa diikuti: - Menentukan niat puasa Ramadhan di malam sebelumnya atau sebelum waktu Subuh tiba. - Menjaga kesucian hati dan menjauhi perbuatan yang tidak diinginkan selama bulan Ramadhan. - Menjaga kesucian tubuh dan lingkungan sekitar. - Menahan diri dari makan, minum, dan hubungan suami istri dari terbit fajar hingga terbenam matahari. - Membaca Al-Quran dan memperbanyak amalan kebaikan selama bulan Ramadhan. - Meningkatkan kualitas ibadah shalat, baik wajib maupun sunnah. - Berinfaq dan berzakat kepada orang yang membutuhkan. - Meningkatkan ibadah sunnah seperti tahajud, dzikir, dan doa di malam hari. - Membuka puasa dengan makanan dan minuman yang sehat dan bergizi. - Menjaga kegiatan sehari-hari agar tidak terlalu berat dan melelahkan. - Dalam melaksanakan ibadah puasa Ramadhan, kita juga disarankan untuk memperhatikan kesehatan tubuh dan menjaga kondisi fisik agar tetap sehat dan kuat. Oleh karena itu, kita perlu memperhatikan asupan nutrisi serta menjaga pola tidur yang cukup untuk menghindari kelelahan. Dengan mengikuti tata cara puasa Ramadhan yang benar, kita dapat memperkuat keimanan, meningkatkan ibadah, serta meraih keberkahan dari Allah SWT. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan! Read the full article
0 notes
masjidputra · 1 year
Photo
Tumblr media
💖 NIAT PUASA RAMADHAN ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Perlukah memperbaharui niat puasa setiap malam? • Sebahagian ulama membolehkan niat puasa sebulan pada malam pertama Ramadhan sebagai langkah ihtiyat (berjaga-jaga) andai terlupa. Namun dalam masa yang sama tetap wajib berniat puasa pada setiap malam Ramadhan. • Sekiranya sudah berniat puasa sebulan dan terlupa niat puasa harian, maka puasanya masih dikira sah. *Bacaan lanjut sila ke https://bit.ly/niatpuasaRamadhan ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Jom ikuti medsos Masji Putra juga: - fb.com/MasjidPutra - instagram.com/masjidputra - twitter.com/masjidputra_ - bit.ly/utiubMPutra ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ #RamadanKareem #SelamatBerpuasa #RamadhanMubarak #Alhamdulillah #igMasjidPutra #Putrajaya #fyp #jomsolatberjemaah #masjidputradihatiku #malaysiaigers #igersmalaysia #assalamualaikum #niatpuasa #viralmalaysia #instadakwah https://www.instagram.com/p/CqDbRjBMCZv/?igshid=NGJjMDIxMWI=
0 notes
ydsfpeduli · 1 year
Text
Niat Berpuasa di Bulan Ramadan
Tumblr media
Bulan Ramadhan tiba tidak lama lagi, seluruh umat muslim akan melaksanakan ibadah di bulan yang mulia ini, salah satunya yakni ibadah puasa wajib. Maka, penting untuk memahami doa dan niat berbuka puasa.
Agama Islam mengajarkan kita untuk memulai amalan dengan doa dan niat. Terlebih lagi, jika kita dapat memahami makna dibalik doa dan niat yang kita panjatkan pada Allah SWT. 
Dalam melaksanakan ibadah puasa, baik saat berbuka puasa maupun sahur, terdapat doa dan niat tersendiri. Lantas, bagaimana doa dan niat berbuka puasa?
Niat berpuasa
Sebelum memulai berpuasa, niatkan bahwa ibadah kita benar-benar untuk Allah SWT. Pasalnya, ibadah puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi ada hikmah yang dapat kita dapatkan di bulan Ramadhan yang penuh berkah.
Doa niat puasa Ramadhan:
Nawaitu shauma ghadin an adai fardhi syahri ramadhaana haadzihis-sanati lillahi ta'ala.
Artinya:
“Saya berniat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan tahun ini, karena Allah Ta’ala”.
Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan sahur. Sahur memiliki keutamaan dalam puasa Ramadhan. Hal ini didukung oleh hadits berikut:
“Sahur mengandung berkah. Maka, jangan kalian meninggalkannya walau kalian hanya meminum seteguk air karena Allah dan malaikat bershalawat untuk mereka yang sahur.” (HR. Ahmad).
Lafadz niat berbuka puasa
Setelah melaksanakan puasa seharian, selanjutnya tiba waktu kita untuk berbuka puasa. Waktu berbuka puasa berbeda untuk setiap daerah bahkan negara. Jika telah waktunya tiba, kita disunnahkan untuk segera berbuka puasa.
Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ala rizqika aftartu. Birahmatika yaa arhamar raahimiin.
Artinya:
“Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai Yang Maha Pengasih dan Penyayang”.
1 note · View note
basterarusdi · 1 year
Video
youtube
BACAAN NIAT PUASA RAMADHAN
0 notes
Photo
Tumblr media
═════ •❀•◎---◎•❀• ═════
MARHABAN
YAA RAMADHAN
═════ •❀•◎---◎•❀• ═════
Segenap Keluarga Besar DAI School Bandung mengucapkan,
SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1444 H
Semoga Allah 'Azza Wa Jalla memberikan kemudahan kepada kita dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan.
Barokallahu Fiikum
➡️ FOLLOW US
Instagram.com/dai_school
t.me/dai_school
facebook.com/daischoolbandung
#sunnah
#ramadhan
#ramadan
#ramadhankareem
#ramadhan2023
#islam
#ramadhanmubarak
#alquran
#puasa
#puasaramdhan
#puasawajib
#puasasunnah
#ramadhanberkah
#quote
#daischool
#dai_school
#tauhid
#albaqarah183
#doa
#doaharian
#doaramadhan
#doabukapuasa
#sahur
#niatpuasa
#tarawih
#shalattarawih
0 notes
anak-baper · 5 years
Text
Allahu Akbar...gak jenuh bacanya...
Kami sedang antri periksa kesehatan. Dokter yang kami kunjungi ini termasuk dokter sepuh –berusia sekitar tujuh puluhan- spesialis penyakit...
“Silakan duduk,” sambut dr.Paulus.
Aku duduk di depan meja kerjanya, mengamati pria sepuh berkacamata ini yang sedang sibuk menulis identitasku di kartu pasien.
“Apa yang dirasakan, Mas?”
Aku pun bercerita tentang apa yang kualami sejak 2013 hingga saat ini. Mulai dari awal merasakan sakit maag, peristiwa-peristiwa kram perut, ambruk berkali-kali, gejala dan vonis tipes, pengalaman opnam dan endoskopi, derita GERD, hingga tentang radang duodenum dan praktek tata pola makan Food Combining yang kulakoni.
“Kalau kram perutnya sudah enggak pernah lagi, Pak,” ungkapku, “Tapi sensasi panas di dada ini masih kerasa, panik juga cemas, mules, mual. Kalau telat makan, maag saya kambuh. Apalagi setelah beberapa bulan tata pola makan saya amburadul lagi.”
“Tapi buat puasa kuat ya?”
“Kuat, Pak.”
“Orang kalau kuat puasa, harusnya nggak bisa kena maag!”
Aku terbengong, menunggu penjelasan.
“Asam lambung itu,” terang Pak Paulus, “Diaktifkan oleh instruksi otak kita. Kalau otak kita bisa mengendalikan persepsi, maka asam lambung itu akan nurut sendiri. Dan itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang puasa.”
“Maksudnya, Pak?”
“Orang puasa ‘kan malamnya wajib niat to?”
“Njih, Pak.”
“Nah, niat itulah yang kemudian menjadi kontrol otak atas asam lambung. Ketika situ sudah bertekad kuat besok mau puasa, besok nggak makan sejak subuh sampai maghrib, itu membuat otak menginstruksikan kepada fisik biar kuat, asam lambung pun terkendali. Ya kalau sensasi lapar memang ada, namanya juga puasa. Tapi asam lambung tidak akan naik, apalagi sampai parah. Itu syaratnya kalau situ memang malamnya sudah niat mantap. Kalau cuma di mulut bilang mau puasa tapi hatinya nggak mantap, ya tetap nggak kuat. Makanya niat itu jadi kewajiban, ‘kan?”
“Iya, ya, Pak,” aku manggut-manggut nyengir.
“Manusia itu, Mas, secara ilmiah memang punya tenaga cadangan hingga enam puluh hari. Maksudnya, kalau orang sehat itu bisa tetap bertahan hidup tanpa makan dalam keadaan sadar selama dua bulan. Misalnya puasa dan buka-sahurnya cuma minum sedikit. Itu kuat. Asalkan tekadnya juga kuat.”
Aku melongo lagi.
“Makanya, dahulu raja-raja Jawa itu sebelum jadi raja, mereka tirakat dulu. Misalnya puasa empat puluh hari. Bukanya cuma minum air kali. Itu jaman dulu ya, waktu kalinya masih bersih. Hahaha,” ia tertawa ringan, menambah rona wajahnya yang memang kelihatan masih segar meski keriput penanda usia.
Kemudian ia mengambil sejilid buku di rak sebelah kanan meja kerjanya. Ya, ruang praktek dokter dengan rak buku. Keren sekali. Aku lupa judul dan penulisnya. Ia langsung membuka satu halaman dan menunjukiku beberapa baris kalimat yang sudah distabilo hijau.
“Coba baca, Mas: ‘mengatakan adalah mengundang, memikirkan adalah mengundang, meyakini adalah mengundang’. Jadi kalau situ memikirkan; ‘ah, kalau telat makan nanti asam lambung saya naik’, apalagi berulang-ulang mengatakan dan meyakininya, ya situ berarti mengundang penyakit itu. Maka benar kata orang-orang itu bahwa perkataan bisa jadi doa. Nabi Musa itu, kalau kerasa sakit, langsung mensugesti diri; ah sembuh. Ya sembuh. Orang-orang debus itu nggak merasa sakit saat diiris-iris kan karena sudah bisa mengendalikan pikirannya. Einstein yang nemuin bom atom itu konon cuma lima persen pendayagunaan otaknya. Jadi potensi otak itu luar biasa,” papar Pak Paulus.
“Jadi kalau jadwal makan sembarangan berarti sebenarnya nggak apa-apa ya, Pak?”
“Nah, itu lain lagi. Makan harus tetap teratur, ajeg, konsisten. Itu agar menjaga aktivitas asam lambung juga. Misalnya situ makan tiga kali sehari, maka jarak antara sarapan dan makan siang buatla sama dengan jarak antara makan siang dan makan malam. Misalnya, sarapan jam enam pagi, makan siang jam dua belas siang, makan malam jam enam petang. Kalau siang, misalnya jam sebelas situ rasanya nggak sempat makan siang jam dua belas, ya niatkan saja puasa sampai sore. Jangan mengundur makan siang ke jam dua misalnya, ganti aja dengan minum air putih yang banyak. Dengan pola yang teratur, maka organ di dalam tubuh pun kerjanya teratur. Nah, pola teratur itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang yang puasa dengan waktu buka dan sahurnya.”
“Ooo, gitu ya Pak,” sahutku baru menyadari.
“Tapi ya itu tadi. Yang lebih penting adalah pikiran situ, yakin nggak apa-apa, yakin sembuh. Allah sudah menciptakan tubu kita untuk menyembuhkan diri sendiri, ada mekanismenya, ada enzim yang bekerja di dalam tubuh untuk penyembuhan diri. Dan itu bisa diaktifkan secara optimal kalau pikiran kita optimis. Kalau situ cemas, takut, kuatir, justru imunitas situ turun dan rentan sakit juga.”
Pak Paulus mengambil beberapa jilid buku lagi, tentang ‘enzim kebahagiaan’ endorphin, tentang enzim peremajaan, dan beberapa tema psiko-medis lain tulisan dokter-dokter Jepang dan Mesir.
“Situ juga berkali-kali divonis tipes ya?”
“Iya, Pak.”
“Itu salah kaprah.”
“Maksudnya?”
“Sekali orang kena bakteri thypoid penyebab tipes, maka antibodi terhadap bakteri itu bisa bertahan dua tahun. Sehingga selama dua tahun itu mestinya orang tersebut nggak kena tipes lagi. Bagi orang yang fisiknya kuat, bisa sampai lima tahun. Walaupun memang dalam tes widal hasilnya positif, tapi itu bukan tipes. Jadi selama ini banyak yang salah kaprah, setahun sampai tipes dua kali, apalagi sampai opnam. Itu biar rumah sakitnya penuh saja. Kemungkinan hanya demam biasa.”
“Haah?”
“Iya Mas. Kalaupun tipes, nggak perlu dirawat di rumah sakit sebenarnya. Asalkan dia masih bisa minum, cukup istirahat di rumah dan minum obat tipes. Sembuh sudah. Dulu, pernah di RS Sardjito, saya anjurkan agar belasan pasien tipes yang nggak mampu, nggak punya asuransi, rawat jalan saja. Yang penting tetep konsumsi obat dari saya, minum yang banyak, dan tiap hari harus cek ke rumah sakit, biayanya gratis. Mereka nurut. Itu dalam waktu maksimal empat hari sudah pada sembuh. Sedangkan pasien yang dirawat inap, minimal baru bisa pulang setelah satu minggu, itupun masih lemas.”
“Tapi ‘kan pasien harus bedrest, Pak?”
“Ya ‘kan bisa di rumah.”
“Tapi kalau nggak pakai infus ‘kan lemes terus Pak?”
“Nah situ nggak yakin sih. Saya yakinkan pasien bahwa mereka bisa sembuh. Asalkan mau nurut dan berusaha seperti yang saya sarankan itu. Lagi-lagi saya bilang, kekuatan keyakinan itu luar biasa lho, Mas.”
Dahiku berkernyit. Menunggu lanjutan cerita.
“Dulu,” lanjut Pak Paulus, “Ada seorang wanita kena kanker payudara. Sebelah kanannya diangkat, dioperasi di Sardjito.
Nggak lama, ternyata payudara kirinya kena juga. Karena nggak segera lapor dan dapat penanganan, kankernya merembet ke paru-paru dan jantung. Medis di Sardjito angkat tangan.
Dia divonis punya harapan hidup maksimal hanya empat bulan.”
“Lalu, Pak?” tanyaku antusias.
“Lalu dia kesini ketemu saya. Bukan minta obat atau apa.
Dia cuma nanya; ‘Pak Paulus, saya sudah divonis maksimal empat bulan.
Kira-kira bisa nggak kalau diundur jadi enam bulan?’
Saya heran saat itu, saya tanya kenapa.
Dia bilang bahwa enam bulan lagi anak bungsunya mau nikah, jadi pengen ‘menangi’ momen itu.”
“Waah.. Lalu, Pak?”
“Ya saya jelaskan apa adanya. Bahwa vonis medis itu nggak seratus persen, walaupun prosentasenya sampai sembilan puluh sembilan persen,
tetap masih ada satu persen berupa kepasrahan kepada Tuhan yang bisa mengalahkan vonis medis sekalipun.
Maka saya bilang; sudah Bu, situ nggak usah mikir bakal mati empat bulan lagi.
Justru situ harus siap mental, bahwa hari ini atau besok situ siap mati.
Kapanpun mati, siap!
Begitu, situ pasrah kepada Tuhan, siap menghadap Tuhan kapanpun. Tapi harus tetap berusaha bertahan hidup.”
Aku tambah melongo. Tak menyangka ada nasehat macam itu.
Kukira ia akan memotivasi si ibu agar semangat untuk sembuh, malah disuruh siap mati kapanpun.
O iya, mules mual dan berbagai sensasi ketidaknyamanansudah tak kurasakan lagi.
“Dia mau nurut. Untuk menyiapkan mental siap mati kapanpun itu dia butuh waktu satu bulan.
Dia bilang sudah mantap, pasrah kepada Tuhan bahwa dia siap.
Dia nggak lagi mengkhawatirkan penyakit itu, sudah sangat enjoy.
Nah, saat itu saya cuma kasih satu macam obat. Itupun hanya obat anti mual biar dia tetap bisa makan dan punya energi untuk melawan kankernya.
Setelah hampir empat bulan, dia check-up lagi ke Sardjito dan di sana dokter yang meriksa geleng-geleng. Kankernya sudah berangsur-angsur hilang!”
“Orangnya masih hidup, Pak?”
“Masih. Dan itu kejadian empat belas tahun lalu.”
“Wah, wah, wah..”
“Kejadian itu juga yang menjadikan saya yakin ketika operasi jantung dulu.”
“Lhoh, njenengan pernah Pak?”
“Iya.
Dulu saya operasi bedah jantung di Jakarta. Pembuluhnya sudah rusak. Saya ditawari pasang ring.
Saya nggak mau. Akhirnya diambillah pembuluh dari kaki untuk dipasang di jantung.
Saat itu saya yakin betul sembuh cepat. Maka dalam waktu empat hari pasca operasi, saya sudah balik ke Jogja, bahkan dari bandara ke sini saya nyetir sendiri.
Padahal umumnya minimal dua minggu baru bisa pulang.
Orang yang masuk operasi yang sama bareng saya baru bisa pulang setelah dua bulan.”
Pak Paulus mengisahkan pengalamannya ini dengan mata berbinar. Semangatnya meluap-luap hingga menular ke pasiennya ini. Jujur saja, penjelasan yang ia paparkan meningkatkan harapan sembuhku dengan begitu drastis.
Persis ketika dua tahun lalu pada saat ngobrol dengan Bu Anung tentang pola makan dan kesehatan. Semangat menjadi kembali segar!
“Tapi ya nggak cuma pasrah terus nggak mau usaha.
Saya juga punya kenalan dokter,” lanjutnya,
“Dulu tugas di Bethesda, aslinya Jakarta, lalu pindah mukim di Tennessee, Amerika.
Di sana dia kena kanker stadium empat. Setelah divonis mati dua bulan lagi, dia akhirnya pasrah dan pasang mental siap mati kapanpun.
Hingga suatu hari dia jalan-jalan ke perpustakaan, dia baca-baca buku tentang Afrika.
Lalu muncul rasa penasaran, kira-kira gimana kasus kanker di Afrika.
Dia cari-cari referensi tentang itu, nggak ketemu. Akhirnya dia hubungi kawannya, seorang dokter di Afrika Tengah.
Kawannya itu nggak bisa jawab.
Lalu dihubungkan langsung ke kementerian kesehatan sana. Dari kementerian, dia dapat jawaban mengherankan, bahwa di sana nggak ada kasus kanker.
Nah dia pun kaget, tambah penasaran.”
Pak Paulus jeda sejenak. Aku masih menatapnya penuh penasaran juga, “Lanjut, Pak,” benakku.
“Beberapa hari kemudian dia berangkat ke Afrika Tengah.
Di sana dia meneliti kebiasaan hidup orang-orang pribumi. Apa yang dia temukan?
Orang-orang di sana makannya sangat sehat.
Yaitu sayur-sayuran mentah, dilalap, nggak dimasak kayak kita.
Sepiring porsi makan itu tiga perempatnya sayuran, sisanya yang seperempat untuk menu karbohidrat. Selain itu, sayur yang dimakan ditanam dengan media yang organik. Pupuknya organik pake kotoran hewan dan sisa-sisa tumbuhan.
Jadi ya betul-betul sehat.
Nggak kayak kita, sudah pupuknya pakai yang berbahaya, eh pakai dimasak pula. Serba salah kita.
Bahkan beras merah dan hitam yang sehat-sehat itu, kita nggak mau makan.
Malah kita jadikan pakan burung, ya jadinya burung itu yang sehat, kitanya sakit-sakitan.”
Keterangan ini mengingatkanku pada obrolan dengan Bu Anung tentang sayur mayur, menu makanan serasi, hingga beras sehat. Pas sekali.
“Nah dia yang awalnya hanya ingin tahu, akhirnya ikut-ikutan"
Dia tinggal di sana selama tiga mingguan dan menalani pola makan seperti orang-orang Afrika itu.”
“Hasilnya, Pak?”
“Setelah tiga minggu, dia kembali ke Tennessee.
Dia mulai menanam sayur mayur di lahan sempit dengan cara alami.
Lalu beberapa bulan kemudian dia check-up medis lagi untuk periksa kankernya,”
“Sembuh, Pak?”
“Ya! Pemeriksaan menunjukkan kankernya hilang.
Kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik. Ini buki bahwa keyakinan yang kuat, kepasrahan kepada Tuhan, itu energi yang luar biasa.
Apalagi ditambah dengan usaha yang logis dan sesuai dengan fitrah tubuh.
Makanya situ nggak usah cemas, nggak usah takut..”
Takjub, tentu saja.
Pada momen ini Pak Paulus menghujaniku dengan pengalaman-pengalamannya di dunia kedokteran, tentang kisah-kisah para pasien yang punya optimisme dan pasien yang pesimis.
Aku jadi teringat kisah serupa yang menimpa alumni Madrasah Huffadh Al-Munawwir, pesantren tempatku belajar saat ini.
Singkatnya, santri ini mengidap tumor ganas yang bisa berpindah-pindah benjolannya.
Ia divonis dokter hanya mampu bertahan hidup dua bulan. Terkejut atas vonis ini, ia misuh-misuh di depan dokter saat itu.
Namun pada akhirnya ia mampu menerima kenyataan itu.
Ia pun bertekad menyongsong maut dengan percaya diri dan ibadah. Ia sowan ke Romo Kiai, menyampaikan maksudnya itu.
Kemudian oleh Romo Kiai, santri ini diijazahi (diberi rekomendasi amalan)
Riyadhoh Qur’an, yakni amalan membaca Al-Quran tanpa henti selama empat puluh hari penuh, kecuali untuk memenuhi hajat dan kewajiban primer.
Riyadhoh pun dimulai. Ia lalui hari-hari dengan membaca Al-Quran tanpa henti.
Persis di pojokan aula Madrasah Huffadh yang sekarang. Karena merasa begitu dingin, ia jadikan karpet sebagai selimut.
Hari ke tiga puluh, ia sering muntah-muntah, keringatnya pun sudah begitu bau.
Bacin, mirip bangkai tikus,kenang narasumber yang menceritakan kisah ini padaku. Hari ke tiga puluh lima, tubuhnya sudah nampak lebih segar, dan ajaibnya; benjolan tumornya sudah hilang.
Selepas rampung riyadhoh empat puluh hari itu, dia kembali periksa ke rumah sakit di mana ia divonis mati.
Pihak rumah sakit pun heran.
Penyakit pemuda itu sudah hilang, bersih, dan menunjukkan kondisi vital yang sangat sehat!
Aku pribadi sangat percaya bahwa gelombang yang diciptakan oleh ritual ibadah bisa mewujudkan energi positif bagi fisik.
Khususnya energi penyembuhan bagi mereka yang sakit.
Memang tidak mudah untuk sampai ke frekuensi itu, namun harus sering dilatih. Hal ini diiyakan oleh Pak Paulus.
“Untuk melatih pikiran biar bisa tenang itu cukup dengan pernapasan.
Situ tarik napas lewat hidung dalam-dalam selama lima detik, kemudian tahan selama tiga detik. Lalu hembuskan lewat mulut sampai tuntas. Lakukan tujuh kali setiap sebelum Shubuh dan sebelum Maghrib.
Itu sangat efektif. Kalau orang pencak, ditahannya bisa sampai tuuh detik.
Tapi kalau untuk kesehatan ya cukup tiga detik saja.”
Nah, anjuran yang ini sudah kupraktekkan sejak lama. Meskipun dengan tata laksana yang sedikit berbeda.
Terutama untuk mengatasi insomnia. Memang ampuh. Yakni metode empat-tujuh-delapan.
Ketika merasa susah tidur alias insomnia, itu pengaruh pikiran yang masih terganggu berbagai hal.
Maka pikiran perlu ditenangkan, yakni dengan pernapasan.
Tak perlu obat, bius, atau sejenisnya, murah meriah.
Pertama, tarik napas lewat hidung sampai detik ke empat, lalu tahan sampai detik ke tujuh, lalu hembuskan lewat mulut pada detik ke delapan. Ulangi sebanyak empat sampai lima kali.
Memang iya mata kita tidak langsung terpejam ngantuk, tapi pikiran menadi rileks dan beberapa menit kemudian tanpa terasa kita sudah terlelap.
Awalnya aku juga agak ragu, tapi begitu kucoba, ternyata memang ampuh. Bahkan bagi yang mengalami insomnia sebab rindu akut sekalipun.
“Gelombang yang dikeluarkan oleh otak itu punya energi sendiri, dan itu bergantung dari seberapa yakin tekad kita dan seberapa kuat konsentrasi kita,” terangnya,
“Jadi kalau situ sholat dua menit saja dengan khusyuk, itu sinyalnya lebih bagus ketimbang situ sholat sejam tapi pikiran situ kemana-mana, hehehe.”
Duh, terang saja aku tersindir di kalimat ini.
“Termasuk dalam hal ini adalah keampuhan sholat malam.
Sholat tahajud. Itu ketika kamu baru bangun di akhir malam, gelombang otak itu pada frekuensi Alpha. Jauh lebih kuat daripada gelombang Beta yang teradi pada waktu Isya atau Shubuh.
Jadi ya logis saja kalau doa di saat tahajud itu begitu cepat ‘naik’ dan terkabul. Apa yang diminta, itulah yang diundang.
Ketika tekad situ begitu kuat, ditambah lagi gelombang otak yang lagi kuat-kuatnya, maka sangat besar potensi terwujud doa-doa situ.”
Tak kusangka Pak Paulus bakal menyinggung perihal sholat segala. Aku pun ternganga. Ia menunjukkan sampul buku tentang ‘enzim panjang umur’.
“Tubuh kita ini, Mas, diberi kemampuan oleh Allah untuk meregenerasi sel-sel yang rusak dengan bantuan enzim tertentu, populer disebut dengan enzim panjang umur. Secara berkala sel-sel baru terbentuk, dan yang lama dibuang.
Ketika pikiran kita positif untuk sembuh, maka yang dibuang pun sel-sel yang terkena penyakit.
Menurut penelitian, enzim ini bisa bekerja dengan baik bagi mereka yang sering merasakan lapar dalam tiga sampai empat hari sekali.”
Pak Paulus menatapku, seakan mengharapkan agar aku menyimpulkan sendiri.
“Puasa?”
“Ya!”
“Senin-Kamis?”
“Tepat sekali! Ketika puasa itu regenerasi sel berlangsung dengan optimal.
Makanya orang puasa sebulan itu juga harusnya bisa jadi detoksifikasi yang ampuh terhadap berbagai penyakit.”
Lagi-lagi,aku manggut-manggut.
Tak asing dengan teori ini.
“Pokoknya situ harus merangsang tubuh agar bisa menyembuhkan diri sendiri.
Jangan ketergantungan dengan obat. Suplemen yang nggak perlu-perlu amat,nggak usahlah. Minum yang banyak, sehari dua liter, bisa lebih kalau situ banyak berkeringat, ya tergantung kebutuhan.
Tertawalah yang lepas, bergembira, nonton film lucu tiap hari juga bisa merangsang produksi endorphin, hormon kebahagiaan. Itu akan sangat mempercepat kesembuhan.
Penyakit apapun itu! Situ punya radang usus kalau cemas dan khawatir terus ya susah sembuhnya.
Termasuk asam lambung yang sering kerasa panas di dada itu.”
Terus kusimak baik-baik anjurannya sambil mengelus perut yang tak lagi terasa begah. Aneh.
“Tentu saja seperti yang saya sarankan, situ harus teratur makan, biar asam lambung bisa teratur juga.
Bangun tidur minum air hangat dua gelas sebelum diasupi yang lain.
Ini saya kasih vitamin saja buat situ, sehari minum satu saja. Tapi ingat, yang paling utama adalah kemantapan hati, yakin, bahwa situ nggak apa-apa. Sembuh!”
Begitulah. Perkiraanku yang tadinya bakal disangoni berbagai macam jenis obat pun keliru.
Hanya dua puluh rangkai kaplet vitamin biasa, Obivit, suplemen makanan yang tak ada ?;kaitannya dengan asam lambung apalagi GERD.
Hampir satu jam kami ngobrol di ruang praktek itu, tentu saja ini pengalaman yang tak biasa. Seperti konsultasi dokter pribadi saja rasanya.
Padahal saat keluar, kulihat masih ada dua pasien lagi yang kelihatannya sudah begitu jengah menunggu.
“Yang penting pikiran situ dikendalikan, tenang dan berbahagia saja ya,” ucap Pak Paulus sambil menyalamiku ketika hendak pamit.
Dan jujur saja, aku pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mules, dan saudara-saudaranya.
Terima kasih Pak Paulus.
Kadipiro Yogyakarta, 2016
Dari wordpress GUBUGREOT
8 notes · View notes
arnamee · 5 years
Text
Niat Puasa & Doa Berbuka Puasa Dalam Rumi:
4 notes · View notes
Photo
Tumblr media
... Nawaitu shouma ghodin ‘an adaa-i fardhisy syahri romadhoona hadzihis sanati lillaahi ta’aala. Artinya: “Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban di bulan Ramadhan karena Allah Ta’ala.” #bulanpuasa #bulanramadhan #niatpuasa #niatpuasaramadhan #ramadhan #ramadhan2021 #bulansuciramadhan #cirebon #kuningan #majalengka #indramayu #brebes #tegal #mitsubishikuningan #mitsubishicirebon #mitsubishipusatcirebon #mitsubishimajalengka #mitsubishiindramayu #mitsubishibrebes #mitsubishitegal #idosfirdaus #puasa #puasaramadhan #shaumramadhan https://www.instagram.com/p/CNqUquUMoL2/?igshid=8wxwlnifucj5
0 notes
zulfasyaf20 · 4 years
Photo
Tumblr media
Jangan lupa persiapkan diri untuk bulan yang istimewa! 🙂 Yuk catat tanggalnya! Jangan lupa saur ya 😊 #puasasunnah #kuatmuslimah #semangat #niatpuasa https://www.instagram.com/p/CEQWK1-M49y/?igshid=13xuuokyk71ai
0 notes
designmasalalu · 4 years
Photo
Tumblr media
Syawalan dulu... Apa qodho dulu genks... Syawal sunnah Qodho wajib Tp syawal waktunya terbatas hanya dibulan syawal Sedang qodho waktunya luas sampe menjelang ramadhan th berikutnya.. #syawal #qodhopuasa #niatpuasa (di Jln. Angsana I, Pejaten Timur.) https://www.instagram.com/p/CAoaxZRJyxk/?igshid=100nv0c1l6wq9
0 notes
buka-aura · 4 years
Photo
Tumblr media
Tingkatkan Keyakinanmu dengan niat yang kuat #niat #niatkaya #niatkerja #semangatberusaha #niatkurus #niatpuasa #dieting #dietfood #berjuangbersama #berjuang #dietsehat #niatbaik #diet #late_post #rafiahmad #prilaga #berjuangsendiri #dewipersik #latebreakfast #dietalami #patahhati💔 #patahhati #dewisandra #dietcepat #niatingsun #berjuangbersamamu #latepos #sandradewi #dietherbal https://www.instagram.com/p/B_OUjP0DZ8q/?igshid=1w3fuovf9vbeq
0 notes
nbkuantan36 · 5 years
Photo
Tumblr media
#niatpuasa #tadikalegasinaluribestari #inicaranbktn #jomdaftartlnb #malaysiapreschool https://www.instagram.com/p/BxJSyMxn_4w/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1acj7oeugahj7
0 notes
jbh84x · 5 years
Photo
Tumblr media
#jmbelog @jmbelogs #niatpuasa #niatpuasaramadhan https://www.instagram.com/p/BxFkjD4gKQH/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=1rstopio62yw
0 notes
Photo
Tumblr media
═════ •❀•◎---◎•❀• ═════ MARHABAN YAA RAMADHAN ═════ •❀•◎---◎•❀• ═════ Segenap Keluarga Besar Yayasan Daar Al Atsar Indonesia mengucapkan, SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADHAN 1444 H Semoga Allah 'Azza Wa Jalla memberikan kemudahan kepada kita dalam menjalankan ibadah di bulan Ramadhan. Barokallahu Fiikum 🔲 Daar Al Atsar Indonesia instagram.com/daaralatsar.indonesia facebook.com/daaralatsar.indonesia twitter.com/daaralatsar_id t.me/daaralatsar_indonesia www.daaralatsarindonesia.com #sunnah #ramadhan #ramadan #ramadhankareem #ramadhan2023 #islam #ramadhanmubarak #alquran #puasa #puasaramdhan #puasawajib #puasasunnah #ramadhanberkah #quote  #رمضان_كريم #tauhid #رمضان #doa #doaharian #doaramadhan #doabukapuasa #sahur #niatpuasa #tarawih #shalattarawih #رمضان_مبارك
0 notes
fnqamarani · 5 years
Photo
Tumblr media
#Repost from @dakwah_tauhid by @quicksave.app ・・・ Melafazhkan Niat “Nawaitu Shouma Ghodin…” . Sebenarnya tidak ada tuntunan sama sekali untuk melafazhkan niat semacam ini karena tidak adanya dasar dari perintah atau perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, begitu pula dari para sahabat. Letak niat sebenarnya adalah dalam hati dan bukan di lisan. An Nawawi rahimahullah –ulama besar dalam Madzhab Syafi’i- mengatakan, . ‎لَا يَصِحُّ الصَّوْمَ إِلَّا بِالنِّيَّةِ وَمَحَلُّهَا القَلْبُ وَلَا يُشْتَرَطُ النُّطْقُ بِلاَ خِلَافٍ . “Tidaklah sah puasa seseorang kecuali dengan niat. Letak niat adalah dalam hati, tidak disyaratkan untuk diucapkan dan pendapat ini tidak terdapat perselisihan di antara para ulama.” (Rowdhotuth Tholibin, I/268, Mawqi’ul Waroq-Maktabah Syamilah) . . #dakwahtauhid #dakwah #tauhid #puasa #niatpuasa #ramadhan #InstaSaveApp #QuickSaveApp https://www.instagram.com/p/BxFau37nA_4/?igshid=becm2c7maav8
0 notes
Photo
Tumblr media
Jom baca niat Berpuasa. 🤗 Hari ini sahor pertama untuk semua yang berpuasa. Tolong kejutkan sahur ya. 🤗 #ramadhan #niatpuasa #ibadahPuasa #bruneisatayhouse (at Brunei Satay House Indah Permai) https://www.instagram.com/p/BxFaXJ3HgiK/?utm_source=ig_tumblr_share&igshid=oplmheum20zd
0 notes