Tumgik
#khazanah keilmuan
hidayatuna · 30 days
Text
Khazanah Keilmuan dalam Ilmu Fikih
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Jauh sebelum saya bisa duduk di hadapan Maulana Syekh Ali Jumah dan Masyayikh Al-Azhar lainnya, saya sudah sering membaca kitab-kitab beliau hingga sedikit tahu dengan manhajnya. Namanya juga naluri manusia tentu ada satu-dua persoalan yang saya rasa kurang ‘sreg‘ di hati saya. Kadang sebagian persoalan tersebut saya telusuri apa faktornya? Ada yang sifatnya…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
putrhanna · 1 year
Text
Ternyata Ilmu itu tdk hanya cukup didapat dari pada kita membaca buku saja . Melainkan berinteraksi dengan org Sholih , berdiskusi , berdialog , bertukar pikiran dg org yg kita yakini kapasitas ilmunya tinggi . Ini bisa memantapkan khazanah keilmuan kita serta mempertajam tsaqofah kita dalam memandang sesuatu .
Diskusi dg org hebat itu effort nya luar biasa bnget. Berasa diri ini masih banyak yg harus di benahi. Yg pastinya efek nya nnti kita akan menjadi legowo dg ilmu baru yg kita terima. Gtu sih.
So, ngk cukup hanya dg mengandalkan buku atau dg media² sosial lainnya namun meninggalkan amalan yg juga penting dalam menambah keilmuan kita ..
Dilain hal , kita juga perlu hati yg lapang dalam menerima sesuatu yg berbeda dg cara pandang kita . Menerima , berrti kita menyiapkan gelas kosong untuk kemudian diisi tanpa harus mencaci maki .
Semoga Allah mudahkan kita dalam memahami agama ini
Selamat berpuasa ..
17 notes · View notes
azwar-marbun · 2 years
Text
Kepergian sang penerang akhir zaman
Sore itu, saat langit senja mulai gelap pertanda waktu maghrib segera tiba. Sembari menunggu masuknya azan maghrib saya membuka sosial media sesekali menyimak lantunan suara ngaji dari kubah masjid. Terbacalah sebuah berita yang rasanya tdak ingin tahu apa isiinya, sebab setelah tahu tubuh rasanya lemas membaca berita kepergian sosok ulama yang menjadi rujukan ummat di zaman ini, ya, Syeikh Dr Yusuf Qardawi, wafat di usianya 96 tahun. Ulama 'alim itu telah pergi untuk selamanya. Syeikh Qardawi, saya mengenalnya sebagai ulama yang tegas dalam berpendapat, berterus terang dalam berfatwa, tak ada khawatirnya bila fatwa-fatwanya tidak disukai sebagian kelompok umat Islam . Tidak ada keraguaannya dalam berfatwa selagi itu sesuai dengan agama dan realitas zaman. Syeikh Qardawi dikenal sebagai ulama yang Washityah (moderat, pertengahan) beliau tidak menyukai kekauan dalam beragama, juga tidak menyukai terlalu melonggarkan-melonggarkan perkara agama, sikap wasahatiyah itulah Ia diterima mayoritas umat islam dunia. Hal yang paling menarik adalah Syeikh Qardawi tidak hanya dikenal ulama Fiqh tapi juga dikenal sebagai ulama pergerakan, Ia terlibat dalam aksi-aksi politik. Ia membangunkan umat Islam dari tidur panjangnya, Ia ulama yang menggerakakn umat islam seluruh dunia untuk bangkit melawan dari segala penindasan yang dialami umat Islam. Fatwa-fatwanya membuat gentar musuh-musuh Islam, tak heran jika Ia dipenjara akibat sikapnya yang tak mau lunak ke pada penguasa zalim dari masa ke masa, akibat sikap tegasnya itu keluar masuk penjara adalah hal yang sering Ia rasakan, bahkan saat masih berusia 23 tahun penjara telah menjadi salah satu tempatnya bermalam sunyi bersama Rabb-Nya. Ketika di negerinya sendiri sudah tidak bisa menjadi tempat yang aman baginya, harus merelakan meninggalkan tanah kelahirannya sendiri, Mesir, Qatarpun menjadi tempatnya melanjutkan proyek-proyek kebangkitannya hingga akhir hayatnya.
Tentu, hal yang tak bisa lekang dari Syeikh Qardawi adalah kegigihan dan kesungguhan dalam ilmu. Ia dikenal bukan hanya sikap-sikap politiknya yang tegas, tapi karena karya-karyanya yang agung yang tersebar ke seluruh penjuru bumi. Melalui karya-karyanya umat Islampun tercerahkan dari suramnya kegelapan akhir zaman, keluar dari kekauan, serta terhindar dari kejumudan beragama. Melalui karya-karyanya Ia sampaikan maksudnya yang maha agung yaitu persaudaraan umat Islam (ukhuwah Islamiyah), bukunya yang berjudul fiqih ikhitlaf (fiqih perbedaan) hendak Ia sampaikan kalau perbedaan adalah hal biasa terjadi, perbedaan baginya adalah bagian khazanah keilmuan dalam islam, tak perlu ada saling bertikai, memaki, bahkan membenci lantaran perbedaan satu dua hal dalam fiqh khusunya. Hal yang paling terlihat dari kegigihannya dalam ilmu adalah di usianya mendekati senja hampir 1 abad membuka lembaran-lembaran kitab, mengkaji dari satu bab ke bab lain, dari satu kitab ke kitab yang lain tetap menjadi rutinitasnya, padahal pasca terkena Covid19 tahun 2021 lalu hampir sulit Ia untuk beraktifitas, tapi sekali lagi kegigihannya akan ilmu tak menyurutkannya, tidak hanya mengkaji utk dirinya masih sempatnya menyebarkan ilmunya lewat sisial medianya, youtube hingga TV yg ditontonton jutaan ummat. Buah dari ilmunya ia rasakan saat Allah yang maha pengasih penyayang memanggilnya kembali, umat islam seluruh dunia tak henti-henti memanjatkan doa-doa kebaikan untuknya. Pun, diriku tak lupa mendoakannya di penghujung malam "Semoga Allah mengangkat derajatnya disisiNya lantaran ilmunya yg agung, dikumpulkan bersama para solihin, siddiqin dan para nabi-nabi Allah, amiin ya rabbal alamin, aamin ya Rabbal alamain." Jasad dan ruhnya memang telah kembali kepada Rabbnya tapi ilmu bersama dengan karya-karya tetaplah menjadi penerang umat di zaman akhir ini. Meski, kita harus menghadapi kegelapan akhir zaman tanpa sang penerang umat di zaman ini. Kalau kita ingin melihat orang yang usianya mendekati 1 abad mendapat keberkahan umur lantaran ilmu-ilmu serta amal-amalnya beliaulah orangnya, Syeikh Dr Yusuf Al-Qardawi.
Subulussalam, waktu subuh, 26 september 2022.
2 notes · View notes
turisiancom · 8 months
Text
TURISIAN.com -  Sumbu Filosofi Yogyakarta, sebuah garis khayal yang membentang melalui sejarah, seni, dan alam, kini memiliki tempat istimewa di dunia. Baru-baru ini, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menambahkan harta karun budaya baru itu ke dalam daftar Warisan Dunia. Sementara itu, penetapan ini dirayakan dalam pertemuan Komite Warisan Dunia UNESCO ke-45. Lokasinya  di Riyadh, Saudi Arabia, pada Senin, 18 September 2023. Indonesia, negeri kepulauan yang kaya akan budaya dan alam, telah menjadi tuan rumah bagi sejumlah Warisan Dunia UNESCO yang tak tertandingi. BACA JUGA: Jenang Gempol, Kuliner Legendaris di Pasar Pujokusuman Yogyakarta Dengan penambahan Sumbu Filosofi Yogyakarta, kini terdapat sepuluh permata budaya dan alam dari Indonesia yang bersinar di panggung dunia. Kelima warisan budaya dan lima warisan alam ini membentuk khazanah tak ternilai yang memancarkan pesona Indonesia kepada dunia. Mari kita kenali lebih dekat beberapa dari warisan budaya luar biasa yang telah mengukir sejarah: Kawasan Candi Borobudur Dengan kemegahannya yang tak tertandingi, Candi Borobudur telah menjadi monumen Buddha terbesar di dunia. Dibangun pada masa Dinasti Syailendra pada abad ke-7 hingga ke-8, candi ini terdiri dari sekitar 2 juta batu yang diambil dari sungai di sekitarnya. BACA JUGA: Suluh Sumurup Art Festival Hadir di Taman Budaya Yogyakarta, Apa Saja Yang Dipamerkan? Mengingat nilainya yang tak ternilai, kunjungan ke atas candi diatur dengan kuota ketat, memungkinkan 1.200 orang per hari atau 150 orang per jam untuk menikmati keindahan candi ini. Arca Siwa Mahadewa Kawasan Candi Prambanan Kompleks candi Hindu terbesar di dunia ini mempesona dengan arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter. Candi Prambanan, yang dibangun pada masa Raja Rakai Pikatan pada abad ke-9, terletak di wilayah Klaten, Jawa Tengah, dan Sleman, Yogyakarta. Dengan tiga halaman yang dibatasi oleh pagar keliling, tempat ini adalah bukti megah peradaban Hindu di Indonesia. BACA JUGA: Obelix Sea View, Spot Wisata di Yogyakarta yang lagi Ngehits Situs Manusia Purba Sangiran Sangiran, yang ditetapkan sebagai Warisan Dunia pada tahun 1996, adalah saksi bisu masa lalu manusia. Terletak di Kabupaten Sragen dan Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, tempat ini terbagi menjadi lima klaster. Yakni,  mencakup pusat kunjungan, Klaster Dayu, Klaster Bukuran, Klaster Ngebung, dan Museum Manyarejo. Von Koenigswald, peneliti Belanda, menemukan alat-alat batu hasil budaya manusia purba di sini pada tahun 1934. Dimana, kemudian diikuti dengan penemuan fosil manusia purba pertama pada tahun 1936. Sistem Subak Bali Bali, pulau dewata yang indah, juga memiliki warisan budaya dunia dalam bentuk Sistem Subak. Diakui oleh UNESCO pada tahun 2012, sistem ini bukan hanya sekadar sistem irigasi tradisional. Tetapi juga mencerminkan konsep filosofis Tri Hita Karana yang menghubungkan alam roh, dunia manusia, dan alam. Di sini, budaya gotong-royong dan pelestarian lingkungan menjadi inti dari kehidupan petani padi yang produktif. BACA JUGA: Omaga Donuts &  Coffee Meluncur di Yogyakarta, Ini Misinya Teknologi pertambangan bangsa Eropa Tambang Batu Bara Ombilin, Sawahlunto Tempat ini bukan sekadar tempat penambangan batu bara tertua di Asia Tenggara, tetapi juga merupakan perpaduan antara kearifan lokal masyarakat Sumatera Barat dengan teknologi pertambangan bangsa Eropa. Ditambah dengan proses penambangan berkualitas tinggi, tempat ini menampilkan kisah unik pertukaran pengetahuan dan teknologi. Sumbu Filosofi Yogyakarta Tidak hanya kaya akan warisan budaya, Yogyakarta juga memiliki satu lagi harta karun yang baru diakui oleh UNESCO. Sumbu Filosofi Yogyakarta adalah sebuah sumbu imajiner yang menghubungkan Tugu Golong Gilig, Keraton Yogyakarta, dan Panggung Krapyak. Namun, sumbu ini juga membentang lebih jauh, menghubungkan Gunung Merapi di utara hingga pesisir laut selatan.
BACA JUGA: Pembalap Sepeda Berbakat Asal Yogyakarta Ini Juarai Event & Independence For Ride 2023 Gagasan ini berasal dari Sri Sultan Hamengku Buwono I, pendiri Keraton Yogyakarta. Dan memiliki makna "Hamemayu Hayuning Bawono," yang berarti membuat alam menjadi indah, selamat, dan lestari. Indonesia, dengan kekayaan budaya dan alamnya yang tak ada tandingannya, terus memberikan kontribusi berharga kepada dunia dengan mempertahankan dan membagikan harta karunnya yang tak ternilai. Semua ini adalah peninggalan yang tak hanya menjadi milik Indonesia. Tetapi juga warisan yang harus dijaga dan dilestarikan bagi generasi mendatang. Selamat kepada Indonesia atas prestasi luar biasa ini! ***
0 notes
nan-amatullah · 9 months
Text
KEPUTUSANKU SEDERHANA.
Tapi pada hakekatnya tak semua paham dengan maksud dan tujuan mengapa kita menjatuhkan pilihan tersebut.
Aku memilih jalan ; yang kadang orang bertanya-tanya "untuk apa lagi sih? Mau cari apa di sana? Terus kalau sudah dari sana mau jadi apa? ".
Demikian ucapan yang kerap terlontar dari orang-orang yang ku temui saat ini.
Perihal karena mereka telah memasang ekspektasi untukku.
Aku menyebutnya "jalan sunyi". Yang tak semua orang bisa pahami. Yang tak semua orang bisa menerima.
Kadangkala aku berpikir untuk mundur dari langkah yang telah kupilih, namun untuk apa? Apakah untuk mengikuti perkataan orang? Ataukah untuk menyenangkan perasaan orang lain?
Oh tidak, itu bukan tugasku. Selama dalam koridor yang benar. Maka aku tak perlu mendengarkan semua omongan orang, tidak juga menjadi penyenang untuk setiap perasaan yang kutemui.
Aku memilih jalan ini.
Jalan juang bersama Al- Qur'an.
Meski aku benar-benar tahu diri, bahwa tak layak aku ini bersanding dengan kemuliannya. Sedang dosaku telah membabi buta dan meraja.
Namun beginilah ikhtiar yang dapat ku lakukan, memanfaatkan masa muda bersama kalamNya, Semoga dengan ini Dia ridho menjadikanku keluargaNya di dunia. Dia ridho menjadikanku hamba yang senantiasa taat akan perintahNya.
Ya Allah, betapa Maha baik Engkau ya Allah..
Namun ternyata ujiannya tak sampai disitu. Selama masih di dunia, maka selama itu pula kita akan di uji olehNya. Sampai mana ketaatan kita padaNya, sejauh mana kita bersandar denganNya.
Hingga dalam perjalanan ini. Saya memilih menutup dan menghapus aplikasi yang ada. Untuk tidak lagi bermain instagram dan Facebook, maka tiktok, telegram, threads, bahkan Shopee aku memilih untuk tidak menginstallnya.
Betapa banyak waktu yang sia-sia karena termakan oleh akses yang demikian hebatnya. Hingga waktu di dunia nyata, seolah hanya menyapa.
Salah saya sendiri, karena tidak bisa mengintrol pribadi. Hanya saja saya harus tegas terhadap diri. Biarlah ini menjadi bentuk hukuman, untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.
Maka di suatu waktu jika semua benar-benar siap, jadilah yang biasa saja terhadap dunia maya. Tetap fokus pada tujuan. Karena semuanya tak akan bisa di ulang.
Keputusanku sederhana saja..
Untuk kembali belajar, meski telah selesai di perguruan tinggi. Namun bagiku tak ada kata selesai dalam menuntut ilmu.
Untuk mengefektifkan waktu, dengan tidak menjadi budak aplikasi.
Semoga dengan ikhtiar ini;
Bisa mendekatkan diri dengan Al Qur'an ; mempelajarinya, mentadabburinya, mengamalkannya, dan kelak menyampaikannya.
Untuk terus membaca lembaran buku yang ada, menambah khazanah keilmuan, dan belajar dari para guru.
Untuk tetap memberi manfaat; hingga generasi selanjutnya dapat merasakan hikmahnya.
Kita saling mendoakan yah..
Di penghujung malam; sehari sebelum melangkah berjuang kembali.
10 Agustus 2023.
#
0 notes
farrahhanifah · 10 months
Text
Gemilang Perkembangan Astronomi dalam Sejarah Peradaban Islam
Tugas Artikel Pekanan PKU XVII tema "Sains Islam"
Berangkat dari ketertarikan pada luar angkasa dengan segala elemennya, membuat penulis menjadi sangat antusias untuk bisa menyelami khazanah Astronomi di dunia Islam yang amat gemilang. Dunia sains selalu lekat dengan ilmuwan Barat, nama-nama seperti Isaac Newton, Albert Enstein atau bahkan Gelileo Galiei mungkin sudah kita kenal sejak duduk di sekolah dasar, tapi sayangnya kita hampir tidak pernah diperkenalkan dengan para ilmuwan Muslim yang menjadi pelopor awal dari perkembangan sains baik fisika, kimia, matematika bahkan astronomi. Tercatat bahwa para ilmuwan Muslim di abad pertengahan, yakni masa gilang gemilangnya peradaban Islam menghasilkan banyak sekali karya luar biasa dalam ilmu pengetahuan khususnya astronomi. Mendalami astronomi menjadi semacam hasil dari para ilmuwan Muslim dalam membaca tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta ini, yang mana semangat tersebut berangkat dari semangat Al-Qur’an untuk mengungkap kebenaran. Sejumlah literatur astronomi karya astronom Muslim pun meramaikan jagad keilmuan dunia bersama para ilmuannya yang amat gigih dalam menjelajahi berbagai negeri untuk mendapatkan data astronomis.
Para Astronom Muslim yang Gigih dan Beradab
            Kegemilangan perkembangan Ilmu pengetahuan di dunia Islam tidak luput dari para ilmuawan dan sarjananya yang beritegritas tinggi. Sebelum jauh berlari menuju hasil penelitian para sarjana Muslim, alangkah baiknya kita menengok terlebih dahulu bagaimana mereka menempatan adab sebelum ilmu. Para sarjana Muslim khususnya astronomi sangat memperhatikan kode etik dalam penulisan karya yang diturunkan oleh  para astronom klasik. Tradisi penyebutan tokoh terdahulu sebagai bentuk apresiasi atas keilmuan tumbuh subur, tidak seperti yang terjadi di Barat, di mana Ptolemeus merasa tidak berkewajiban untuk menyebutkan sumber-sumber penelitiannya. Para Astronom Muslim sangat menjaga orisinalitas, seperti bagaimana Ibn Sina hanya tertarik para hasil penelitian pendahulunya yang orisinil. Para Astronom Muslim bukan hanya cerdas di tengah keterbatasan alat untuk mengembangkan penelitian, tapi juga memiliki motivasi yang tinggi dan amat teliti dalam setiap pengamatannya. Para Astronom Muslim juga sangat terbuka dengan manuskrip-manuskrip astronomi dari India, Persia dan Yunani, tanpa terwarnai dengan nilai-nilai yang bertentangan dengan Islam. Sumber-sumber tersebut justru diolah dengan kreatif oleh para Astronom Muslim untuk kemudian membangun basis keilmuan yang didasari oleh prinsip-prinsip Tauhid dan kenabian.
Kemajuan Astronomi Islam yang Gemilang
Jazirah Arab yang berisi hamparan padang pasir yang amat luas memiliki langit yang bersih lagi bercahaya, sehingga bangsa Arab pada masa itu suka sekali mengamati benda-benda langit. Pengamatan yang dilakukan tersebut bukan semata mata melihat keindahan alam sahaja, tapi berupa tadabbur yang berangkat dari ayat-ayat Al-Qur’an yang banyak menyebutkan alam semesta dan benda-benda langit yang saling berputar pada garis edarnya. Pengamatan itu membuat orang-orang Arab memiliki pengetahuan mengenai terbit dan tenggelam hingga penentuan waktu baik harian maupun tahuan dengan detail.
Selain sebab topografi Jazirah Arab yang mendukung, apresiasi penguasa juga menjadi faktor penting atas kemajuan astronomi di dunia Islam. Kekhalifahan Abbasiyah tercatat menjadi era terbaik dalam perkembangan ilmu pengetahuan terutama astronomi. Selain memberikan kontribusi dalam memudahkan waktu ibadah, astronomi juga telah berperan dalam perkembangan sains lainnya seperti pelayaran, pertanian, kemiliteran dan lain sebagainya. Banyaknya prestasi yang ditorehkan dalam bidang astronomi tentu tak terlepas dari peran para ilmuannya, di mana berkat rihlah ilmu yang mereka lakukan demi melengkapi celah-celah dalam pencarian, menjadi sangat penting untuk dapat mengenalnya sekaligus mengenal karyanya. Seorang astronom yang namanya paling mahsyur, serta ahli dalam bidang eksakta lainnya, Al-Biruni (973-1048) yang tercatat pernah melakukan observasi menggunakan instrumen astronomi bernama “al-Halqah asy-Syahiyyah”. Al-Biruni menghasilkan karya besar dalam bidang astronomi bernama “paradoks sirkum navigator” yang membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat. Ilmuwan Muslim lain yang menjadi ahli astoronom pada masanya adalah Ibn Syathir (1034-1375). Ibn Syathir bahkan digelari ‘allamah atas kejeniusannya, di mana kajiannya tidak terbatas pada teoritis, melainkan beberapa akselerasi dan improvisasi berupa modifikasi astrolabe, al-basith dan styling ulang jam matahari sebagai instrument astronomi. Ada pula  Al-Marrakusyi yang melakukan rihlah ilmiah untuk mengumpulkan data-data lintang dan bujur beberapa kota di dunia. Rihlah ilmiah tersebut menghasilkan sebuah kitab berjudul “Jami’ al-Mabadi wa al-Ghayat fi Ilm al-Miqat” yang merupakan ensiklopedia terkait aspek teoritis dan praktis astronomi.
Berbagai perkembangan astronomi serta para tokohnya yang amat cerdas membuat dunia Islam begitu bersinar dengan cahaya ilmu. Keindahan itu terpancar manakala segala yang berkembang telah berangkat dari mentadabburi ayat-ayat Al-Qur’an serta membaca alam semesta ini sebagai bagian dari kekuasaan Allah. Maka di mata seorang Muslim, alam ini merupakan buku yang ketika membacanya, bertambahlah keimanan kita. Ketika menyaksikan pertunjukan langit malam bertabur bintang, maka selaraslah pikiran kita bermuara pada yang Kuasa di balik seluruh penciptaan ini. Nilai-nilai tauhid tersebutlah yang kemudian membedakan sains dalam dunia Islam dengan dunia Barat. Maka bertasbilah menyebut nama Allah dalam setiap keagungan-Nya yang wujud dari pada alam semesta ini.
0 notes
iyas1998 · 1 year
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Assalamualaikum #SobatIAEI
Kepintaran Said Nursi Badiuzzaman dalam bidang ilmu-ilmu Syarī’at terlihat ketika merampungkan diplomanya hanya dalam tiga bulan (seharusnya 15 tahun), sehingga mendapat gelar Molla (penghormatan atas seorang yang terpelajar di bidang agama) dan julukan Bediüzzaman (keajaiban zaman) karena penguasaannya di pelbagai bidang keilmuan. Lantas bagaimana pandangannya terhadap konsep rezeki?
Swipe yuk buat tahu lengkapnya, dan diskusikan pendapatmu di kolom komentar ya Sob! 🙂
#EkonomiIslam #LiterasiEkonomiIslam #Horizon #Khazanah #SaidNursi #Rezeki #EkonomiSyariah #RoadtoMuktamarVIAEI
1 note · View note
kursusjerman · 2 years
Text
Kursus Bahasa Jerman Tebet Terbaik • Executive-Education.id
Tumblr media
Eropa memang dikenal dengan negara yang mampu hasilkan produk teknologi dan khazanah keilmuan unggulan, Jerman adalah negara salah satunya. Negeri panzer telah berhasil mengembangkan industri-industri otomotif dan transportasi dengan dukungan teknologi canggih berbekal segala kemampuannya. Di lain sisi, Jerman juga menyediakan universitas-universitas terkemuka bagi mahasiswa antar negara. Tak heran jika berbagai keunggulan yang ada tersebut membawa Jerman menjadi negara paling dikenal di dunia. Kurang lebih sudah ada ratusan warga negara Indonesia yang menetap di Jerman selama beberapa tahun sebagai mahasiswa hingga karyawan.  Penting bagi Anda mempelajari bahasa Jerman secara Intensif jika mulai tertarik meningkatkan jenjang karir atau meneruskan studi di negara tersebut. Memanggul tutor dari lembaga les privat kursus bahasa Jerman Tebet bisa menjadi solusi terbaik untuk mendapatkan cara belajar yang terstruktur. Dengan demikian, penguasaan materi terhadap bahasa Jerman menjadi lebih mudah karena tutor mampu menyediakan bimbingan yang disesuaikan. https://youtu.be/YHDpRZkvHIw
Les Privat Kursus Bahasa Jerman Tebet Terkemuka & Profesional
Sebagai lembaga penyedia kursus bahasa Jerman Tebet, Executive Education dibantu dengan tutor-tutor berpengalaman yang siap mengajar siswa dengan cara belajar efektif. Setiap tutor yang ditugaskan untuk mengajar bahasa Jerman tentu telah melalui proses seleksi untuk memudahkan lembaga kami dalam mengidentifikasi cara mengajarnya, karakternya dan kompetensinya. Hampir dari beberapa tutor tersebut merupakan alumni maupun mahasiswa universitas unggulan dengan jurusan di bidang yang sama. Hingga sampai detik ini, kami telah sukses menjadi penyedia kursus bahasa Jerman dengan area cakupan Jabodetabek dan sekitarnya.  Proses belajar bahasa Jerman akan berlangsung "one on one" yang berarti satu tutor hanya membimbing satu siswa saja dalam mode les privat. Adapun untuk mode pembelajaran berkelompok, masih memungkinkan untuk diisi dua sampai tiga siswa saja. Semakin bertambahnya tahun, tentu semakin banyak masyarakat luas yang bergabung dalam program les privat kursus bahasa Jerman Tebet tersebut karena dinilai terpercaya. Komitmen pelayanan berkualitas merupakan bukti bahwa kami akan senantiasa menjaga loyalitas siswa dan wali siswa.  Segera hubungi pihak admin jika mulai ingin mengetahui informasi lebih lanjut terkait program kursus bahasa Jerman Tebet melalui detail kontak yang tersedia.  Kunjungi: https://kursus-jerman.vercel.app/kursus-bahasa-jerman-tebet.html
Apa Saja Keunggulan Kursus Bahasa Jerman Tebet?
Meski Anda bisa belajar bahasa Jerman sendirian, namun hasilnya akan jauh lebih optimal bila dibimbing oleh tutor. Siswa akan dipandu oleh tutor terbaik yang mampu bantu terapkan metode bimbingan efektif. Di lain sisi, pada program les privat kursus bahasa Jerman Tebet juga telah disediakan keunggulan yang mampu memudahkan siswa ketika masa bimbingan berjalan.  Konsultasi Online Gratis Siswa tidak lagi merasa khawatir belajar bahasa Jerman sendirian tanpa ditemani langsung oleh tutor. Dengan tersedianya akses gratis untuk layanan konsultasi online kursus bahasa Jerman Tebet, maka siswa bisa melakukan tanya jawab langsung pada tutor. Walau konsultasi bersifat fleksibel dalam hal waktu, namun pastikan mulai hubungi tutor ketika memasuki jam aktif demi menjaga etika kesopanan.  Garansi Ganti Tutor  Selama masa bimbingan, siswa dipastikan memiliki hubungan yang nyaman dengan tutor untuk hasilkan pembelajaran optimal. Dengan demikian, kami memberikan jaminan garansi ganti tutor kursus bahasa Jerman Tebet apabila siswa atau wali siswa sudah tidak lagi merasa cocok. Bahkan siswa bisa mengajukan ganti tutor sebanyak mungkin, sampai siswa merasa cocok dengan gaya mengajar dari tutor baru.  Fleksibilitas Waktu  Bimbingan les privat kursus bahasa Jerman Tebet bisa ditentukan waktunya secara fleksibel. Siswa yang dilanda kesibukan harian padat dan seringkali tidak menentu akan merasa terbantu dengan adanya kemudahan ini. Meski demikian, konsultasi harus dilakukan siswa pada pihak admin apabila terjadi perubahan jadwal bimbingan. 
Tumblr media
Harga / Biaya Kursus Bahasa Jerman Tebet 
Lembaga kami dinilai menyediakan bimbingan mahal oleh sebagian masyarakat karena keunggulannya. Namun faktanya, kami memberi penawaran bimbingan kursus bahasa Jerman Tebet dengan biaya yang cenderung kompetitif atau tidak kalah saing dengan lembaga lain. Siswa juga dipermudah dengan penawaran biaya bimbingan yang disesuaikan dengan kondisi keuangan atau budget terkini. Setiap sesi bimbingan akan diakumulasi dalam sebulan, selanjutnya siswa bisa melakukan pembayaran melalui transfer antar rekening bank. Mulai jadwalkan bimbingan bersama tutor kursus bahasa Jerman Tebet untuk dapatkan cara belajar berkualitas dari lembaga terpercaya, hanya di Executive Education!  Read the full article
0 notes
amirkazuma · 2 years
Text
Celoteh Peribadi 169 : Kekecewaan Terhadap Usaha Pelestarian Khazanah Karya Ahli Bait
Saya kagum melihat kesungguhan usaha pihak salafi dalam memelihara khazanah tokoh ilmuwannya sehinggakan ceramah kuliahnya disimpan rakaman audionya dalam laman web khas mereka dan disediakan bersama transkrip pada bicara dalam audio itu.
Apabila saya melihat dari pihak yang lawan menjadi salafi, khususnya dari kalangan ašᶜarian, māturīdian dan sufi, usah kata rakaman audio dan transkripnya yang tidak dapat disimpan dengan baik. Adakalanya, karya mereka tidak dipelihara dengan baik sehingga tidak sampai seratus tahun pemergian salafi yang hidup pada zaman pita rakaman dan kamera yang terhad untuk yang dipikul di bahu, karya tersebut boleh dikatakan hilang ditelan zaman dan tidak ditemui sekalipun ada rekod penisbahan judul karya itu kepadanya atau karya itu masih lagi dalam bentuk manuskrip yang sehingga sekarang belum dicetak.
Mereka sendiri tidak ada perisian seperti Maktabah Syamilah untuk mengumpulkan khazanah-khazanah mereka. Bahkan, para pecinta ahli bait yang memandang tinggi terhadap tokoh-tokoh ilmuwannya yang merupakan zuriat terbaik di muka bumi dan peninggalan beban yang diwasiatkan Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam- pun seolah-olah tidak ada usaha sepertimana yang dilakukan salafi.
Kita ambil contoh daripada keluarga al-Ġumāriyy sudah memadai. Walaupun karya *Abdullah bin Muḥammad bin aṣ-Ṣiddīq al-Ġumāriyy sama ada berbentuk buku atau artikel dalam majalah berjaya diensklopediakan, tetapi masih belum ada perisian khas sepertimana Maktabah Syamilah untuk melestarikan dan memesradigitalkan karyanya. Itu belum lagi karya adik-beradiknya yang lain yang masih terabai.
Ada karya abangnya; Aḥmad al-Ġumāriyy masih lagi berbentuk manuskrip penulisan tangan dan sampai sekarang tidak dicetak seperti «al-Iqlīd Fī Tanzīl Kitab Allah *Alā Ahli at-Taqlīd» dan «al-*Atb al-I*lāniyy Li Man Waṯṯaqo Ṣōliḥan al-Fulāniyy».
Ada karya adik-adiknya yang lain yang entah di mana simpanannya, entah bila akan ditemui semula dan entah bila dicetak sekalipun ada rekod penisbahan pemilikan judul kitab itu. Beberapa kuliah audio Muḥammad az-Zamzamiyy dan anaknya; *Abdul Bārī berjaya disimpan, tetapi masih belum ada transkip, apatah lagi buku khas yang mengumpulkan transkripnya sepertimana yang dilakukan pada salafi yang lain.
Apa yang terjadi sebenarnya? Di mana semangat pecinta ahli bait untuk memperkasakan karya ulamanya dan melestarikan khazanahnya? Adakah jauh ketinggalan berbanding salafi? Saya sangat berharap ada perpustakaan digital khas seperti Maktabah Syamilah yang memfokuskan karya-karya ahli bait memandangkan ahli bait adalah beban peninggalan yang diwasiatkan oleh Rasulullah -ṣollallahu *alayhi wasallam-. Namun, entah bila kita akan menikmati manfaat itu.
Saya dapat mengutarakan dua sebab mengapa ini terjadi. Pertama, boleh jadi kebanyakan ilmuwan ahli bait berpihak pada kelompok mereka pada masa kini dan setaraf dengan mereka sama ada dari segi tahap keilmuan, kesolehan dan kedudukannya. Maka, kebanyakan orang yang tidak memandang tinggi terhadap ahli bait menganggap bahawa ahli bait dan ulama yang lain adalah sama.
Maka, bagi mereka, ambil yang mana-mana pun tidak ada masalah. Adakalanya, yang ahli bait begitu dipinggirkan dan tidak diutamakan yang sewajarnya bersama kecintaan yang mendalam sepertimana yang dilakukan pada tokoh-tokoh dan karya yang selain daripada ahli bait.
Ramai sahaja daripada mereka berkata bahawa ahli bait adalah zuriat yang dimuliakan di muka bumi ini. Akan tetapi, apabila melihat senarai karya-karya yang mereka selalu rujuk, yang telah mereka baca dan yang menjadi keutamaan langsung tidak diberikan kepada ahli bait. Nama-namanya banyak yang selainnya. Seakan-akan tokoh ilmuwan ahli bait ini sama sahaja seperti tokoh yang lain sehingga mana-mana boleh diambil atau karya ahli bait tidak ada masalah dipinggirkan.
Kedua, barangkali berlaku banyak perpecahan dalam kalangan mereka sehingga sukar untuk mereka bersatu dalam menjayakan usaha untuk membangunkan perisian yang sama seperti Maktabah Syamilah. Boleh jadi perpecahan adalah disebabkan tuduhan terhadap orang lain dengan label wahabi yang sembarangan atau mana-mana yang tidak semanhaj dengannya, dianggap bukan kelompok yang patut diberikan keutamaan atau beri ruang kepadanya.
Tokoh ahli bait ini sememangnya tidak terhad pada ašᶜarian semata-mata, ada yang salafi seperti Muḥammad Būẖubzah bin al-Amīn, *Alawiyy bin *Abdul Qōdir as-Saqqōf, Ḥasan bin *Aliyy al-Kattāniyy dan saudaranya; Ḥamzah dan ada juga daripda zaydian yang jumlahnya sangat ramai serta sebahagiannya mungkin syiah imāmian. Itu belum lagi subpecahan yang ada pada masing-masing yang mungkin sahaja ada perbezaan yang jelas.
Bahkan, antara andaian saya adalah karya Aḥmad al-Ġumāriyy tidak mendapat tempat sepertimana adiknya; *Abdullah kerana ketidaksukaan sebahagian orang yang cakna bahawa Aḥmad al-Ġumāriyy ini sangat kuat mengutuk ašᶜarian meskipun dia adalah sufi. Ḥasan bin *Aliyy as-Saqqōf dalam «al-Jawāb ad-Daqīq *Alā Mā Waqo*a Fī Kitāb Darr al-Ġommām ar-Roqīq» mendakwa bahawa teks-teks kutukan Aḥmad al-Ġumāriyy terhadap ašᶜarian adalah yang telah diseleweng walaupun ini adalah dakwaan kosong dan tidak berasas.
Kalaulah masing-masing saling berpecah antara satu sama lain, ada sentimen tersendiri dan tidak dapat menghargai keunikan yang ada pada setiap satu daripada ilmuwan, sampai bila-bila kita akan ketinggalan dalam pecutan yang telah didedikasikan oleh salafi terhadap khazanah tokohnya sama ada karyanya atau kuliah audionya.
Tokoh ahli bait yang salafi mungkin akan ditolak habis-habisan kerana sentimen akidah dan manhaj yang ekstrim. Sebegitu juga salafi yang menolak ahli bait dari aliran selainnya dan termasuk daripada golongan bidaah atau kalaupun mereka menerimanya sebagai ahli sunnah, ia di kelas yang rendah.
Akhirnya, pelestarian khazanah peninggalan bait sepertimana pihak salafi yang lain tinggal angan-angan dan impian yang tidak kesampaian. Dukacita untuk kita menghadapi situasi sebegini.
Yang lebih mendukacitakan lagi adalah mereka yang selalu mendakwa bahawa ikutan mereka adalah yang paling majoriti pun tidak dapat memelihara karya mereka dengan jumlah yang ramai. Malulah kalau seringkali mengutuk wahabi sebagai golongan minoriti, tetapi golongan mereka sendiri tidak dapat menjaga peninggalan tokoh-tokoh dari golongan sendiri.
Tidak ada guna mengutuk dan menempelak wahabi yang giat aktif menyebarkan dakwahnya, fahamannya dan hegemoninya kalau diri sendiri masih berpecah, luntur semangat untuk membuat alternatif yang setara dan berdaya saing serta tidak menghargai keunikan yang ada pada dalam sama aliran.
Ambilan : https://www.wattpad.com/1262501032-celoteh-peribadi-amir-kazuma-celoteh-169
Tumblr media
1 note · View note
hellopersimmonpie · 3 years
Text
Babling
Hari ini saya mengikuti kajian Lingkar KGI  (Keadilan Gender Islam) yang diisi oleh Bu Nyai Dr Nur Rofiah, Bil Uzm. Pembahasan kali ini tentang novel Perempuan di Titik 0 dari Nawal El Saadawi. Selama ini, saya tidak pernah membaca novel tersebut meskipun banyak yang ngasih rekomendasi. Bukan karena saya anti dengan pandangan Feminisme. Tapi lebih karena membaca sinopsisnya saja sudah membuat tangan saya dingin. Saya tidak sanggup membaca karya sastra yang sifatnya triggering semacam itu.
Saya tidak akan menulis ulang materinya seperti apa. Tapi saya ingin menceritakan bagian akhir kajian ini. Saat kajian akan ditutup, ada peserta yang bertanya:
“Nawal El Saadawi pernah mengatakan bahwa ayat-ayat Al Qur’an harusnya diperbarui karena ada beberapa bagian yang tidak relevan dengan perkembangan zaman. Bagaimana pendapat Ibu tentang ini?”
Jawaban dari Bu Nur Rofiah mengkonfirmasi apa yang saya pikirkan selama ini dan entah kenapa, saya merasa bahagia sekali.
Selama ini, saya selalu berpikir bahwa Al Qur’an itu kandungannya sangat luas. Diturunkan dari Allah yang Maha Adil dan Maha Bijaksana. Maka sifat ayat Al Qur’an itu tetap, tidak berubah dan berlaku sepanjang zaman.
Akan tetapi, untuk menterjemahkan Al Qur’an menjadi hukum, kita membutuhkan proses interpretasi (tafsir). Yang menafsirkan Al Qur’an adalah manusia dengan nalar dan wawasan yang sangat terbatas sekali. Manusia yang rawan berbuat salah dan sudut pandangnya kadang tidak utuh.
Oleh karena itu, interpretasi Al Qur’an sifatnya memang bertahap, dinamis, dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Seiring dengan bertambah luasnya wawasan dan perspektif manusia. 
Salah satu sifat dari ilmu adalah terus berkembang. Jika Allah menurunkan Al Qur’an untuk menemani manusia hingga akhir zaman, maka ilmu tafsir juga harus terus bertumbuh mengikuti zaman. Karena bagaimanapun, ilmu tafsir adalah lensa yang membantu manusia untuk terus berinteraksi dengan Al Qur’an.
....
Tiap melihat orang seperti Nawal El Saadawi, alih-alih membenci, saya justeru merasa beliau berjasa atas kepekaan beliau terhadap ketidakadilan. Adapun jika ucapan beliau bertentangan dengan apa yang saya percayai, saya memahami bahwa mungkin saja dalam perjalanan hidup beliau, beliau belum banyak berinteraksi dengan tafsir-tafsir yang bisa menyelesaikan masalah yang beliau hadapi.
Background akademik Nawal El Saadawi adalah kedokteran. Bukan Ilmu Tafsir.
Saya merasa sedikit relate karena background akademik saya juga bukan Ilmu Tafsir. Saya menghabiskan 12 tahun untuk menggeluti Teknik Informatika (5 tahun melalui kuliah S1-S2 dan 7 tahun di dunia kerja). Itupun, ilmu saya juga masih tidak dalam. Sementara ilmu agama saya pelajari di sela-selanya. Maka sudah pasti, awam seperti saya akan kelimpungan dan akan selalu punya banyak pertanyaan yang perlu dijawab. Satu waktu, mungkin saya yang perlu bersabar. Lain waktu, andaikata pertanyaan dari orang seperti saya lebih terasa seperti gugatan, saya selalu berharap ada teman yang menyambut saya dengan hangat dan menemani saya untuk belajar. Bukan malah diasumsikan yang tidak-tidak.
...
Saya pernah di fase stuck dan lelah sekali dalam memahami ayat tentang perempuan. Kenapa dalam Al Qur’an sampai ada ayat yang mengizinkan laki-laki memukul isterinya? Bagaimana jika yang terjadi adalah sebaliknya? Kalau laki-laki yang salah apakah boleh dipukul juga?
Jangan memahami paragraf di atas sebagai bentuk permintaan izin biar perempuan bisa memukul laki-laki. Hehe
Selama ini, saya memandang bahwa manusia bukan sekedar makhluk fisik tapi juga makhluk intelektual dan spiritual. Fisik laki-laki dan wanita memang berbeda. Tapi dari sisi intelektual, laki-laki dan wanita punya potensi yang sama. Akal laki-laki dan perempuan sama-sama bisa menerima ilmu dengan baik. Akal laki-laki dan perempuan juga sama-sama bisa terjebak bias. Maka laki-laki dan perempuan ini seharusnya sama-sama punya peluang untuk saling mengingatkan satu sama lain. Adapun dari sisi spiritual, laki-laki dan perempuan punya peluang yang sama untuk mendekat kepada Allah. 
Saya mendiamkan pertanyaan tersebut begitu lama. Bukan karena takut untuk memprotes tapi lebih karena saya menyadari bahwa ilmu saya masih sempit. Mungkin saja jika kelak saya berinteraksi lebih sering lagi dengan Al Qur’an, saya akan memahami ayat ini dengan baik.
Hingga suatu hari, ustadz Nouman Ali Khan memasukkan ayat ini ke dalam segmen Messed In My Head. Ayat yang dibahas dalam segmen ini adalah ayat-ayat yang maknanya masih membingungkan bagi kita. Kita perlu memperluas wawasan dan mempertajam nalar untuk memahami ayat tersebut.
Sayapun merasa throwback ke beberapa tahun yang lalu. Ketika saya kecil, saya belajar fiqih tidak dengan cara:
“Ada masalah ini“
“Dalilnya ini“
“Hukumnya ini“
Tapi ustadz dan ayah saya suka menanyakan:
“Dek, hukumnya jual beli kotoran ternak buat pupuk apa? Kenapa bisa begitu?“
Maka jawabannya jadinya:
“Kotoran ternak itu masuk najis. Kalau mau jual belinya sah, barang yang dijual harus suci. Jadi jual beli kotoran ternak tidak sah dari sisi akad”
Saya dulu suka banget dengan fiqih karena dinamikanya sangat terasa. Penambahan pemahaman tentang suatu konsep dan penajaman nalar berpengaruh sekali ke perspektif kita akan suatu perkara.
Selama belajar, saya bisa banyak bertanya tentang kasus-kasus random semisal:
“Kalau di suatu daerah cuma ada burung dara, apakah kita boleh berkorban dengan burung dara? Bukan kambing atau sapi?“
Ya emang nggak bakal ada daerah yang semacam itu sih. Tapi imajinasi anak-anak kan suka random sekali ~_~ Karena saking randomnya, biasanya sama ustadznya dijawab:
“Nanti kalo kamu udah gedhe, kamu cari orang yang lebih pinter dan tanya ke mereka”
Kata-kata seperti ini mungkin terdengar sepele. Tapi ketika saya dewasa, saya jadi tersadar bahwa ini bentuk kejujuran yang perlu kita utarakan kalau kita belum memahami konsep dasarnya dan akal kita belum bisa untuk menjangkau itu. Karena bagaimanapun, untuk memperkaya pemahaman melalui proses berpikir, akal tetap butuh pijakan yang kuat dan validasi yang jelas untuk memastikan bahwa kita berpikir ke arah yang benar.
.....
Ketika remaja, saya mulai berinteraksi dengan banyak pemikiran. Saya mulai menemukan pemikiran yang menganggap bahwa sebagai bentuk ketegasan dalam beragama, hal-hal yang sebenarnya masih terbuka harus segera dipastikan jawabnya. Seperti ayat tentang memukul isteri tadi. Maka demi memaksakan kepastian, dicarilah dalil bahwa perempuan akalnya setengah dari laki-laki dan seterusnya. Sehingga ayat itu sudah pasti benar.
Padahal letak masalahnya bukan di “benar atau salahnya ayat”. Ayat tersebut sudah bagian dari Al Qur’an yang kita imani kebenarannya. Permasalahannya terletak di:
“Ayat tersebut substansinya apa? diturunkan dalam konteks apa? Berlaku secara khusus pada zaman tertentu atau bagaimana? dst dst?”
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita masih kesulitan. Tapi alih-alih bersabar dengan ketidaktahuan, kita buru-buru menutup dengan ungkapan bahwa “akal perempuan setengah dari laki-laki”. Saya sempat merasa jumud gara-gara itu.
Usai menyimak kajian-kajian ustadz Nouman, saya kembali tersadar bahwa Al Qur’an akan terus menerima pertanyaan dari kita dengan ramah.  Dalam khazanah keilmuan Islam ada banyak ladang amal bagi ulama untuk terus berikhtiar menggali makna Al Qur’an. 
Pelan-pelan, saya mulai menerima bahwa kita selalu diizinkan untuk jujur jika ada ayat yang memang belum dipahami maknanya. Tidak memaksakan harus sesuai dengan sudut pandang kita. Tidak memaksakan nalar bergerak tidak terkendali apalagi kalau sampai mencari “data dukung” yang mendukung asumsi kita yang bias.
Al Qur’an sifatnya tetap. Ilmu tafsir itu dinamis. Apa yang saya tulis bukanlah hal yang baru. Tapi sebagai awam, saya merasa bahagia dengan ini. Karena hal ini membuka ruang bagi kita untuk terus bertanya, untuk bisa dengan jujur mengungkapkan rasa tidak nyaman, untuk terus berinteraksi dengan orang-orang yang berilmu kemudian memahami ayat-ayatnya dengan lebih baik sehingga hidup kita juga menjadi lebih baik karenanya.
.....
Ayat Al Qur’an itu berlaku tidak terbatas ruang dan waktu. Akal manusialah yang terbatas. Maka untuk menjadikan islam sebagai Rahmatan Lil Alamin sesuai dengan panduan Al Qur’an, dibutuhkan kolaborasi antar generasi untuk tidak lelah menghidupkan tafsir Al Qur’an agar Al Qur’an bisa terus menemani kita bertumbuh.
64 notes · View notes
hidayatuna · 2 years
Text
Kisah Perlawanan Syekh Nawawi Al-Bantani Terhadap Belanda
Kisah Perlawanan Syekh Nawawi Al-Bantani Terhadap Belanda
HIDAYATUNA.COM, Jakarta – Syekh Muhammad Nawawi Al-Bantani, atau Syekh Nawawi Al-Bantani dikenal sebagai ulama kelas dunia yang memiliki khazanah keilmuan yang luas serta dikenal sebagai ulama yang produktif dalam menghasilkan karya. Dari tangan beliau, lahir karya-karya penting yang menjadi rujukan keilmuan dunia. Antara lain, kitab Tafsir Al-Munir yang fenomenal, Kitab Ats-Tsamar Ay-Yani’ah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mutiarafirdaus · 2 years
Text
#CatatanRamadhan.Hari 2
Ketika kita membuat jadwal perencanaan harian memang kerap kali tak terlaksana sesuai dengan apa yang dicanangkan. Bahkan seringkali jauh dari harapan.
Tapi ada satu yang patut disyukuri, setiap harinya minimal ada bersitan tekad untuk melaksanakan aneka kebaikan dan yang telah dituliskan.
Daripada tidak dituliskan, alih-alih muncul tekad untuk memaksimalkan waktu dalam kebaikan. Yang ada justru terombang-ambing dalam jeratan leha-leha yang membuai.
Seorang kawan memberikan saran dalam membuat jadwal harian. Bahkan ia berbaik hati memberikan jadwal harian versinya untuk bisa diduplikasikan.
Caranya ialah, buat jadwal dengan fokus kegiatan dalam sebulan, kemudian tuliskan kegiatan pokok beserta waktunya dari Senin-Ahad. Dari situ akan teridentifikasi mana saja waktu kosong yang kita punya
Kemudian ingat kembali visi hidup yang dimiliki. Isilah waktu-waktu kosong tersebut dengan hal-hal yang kita minati dan berkorelasi dengan visi yang dimiliki.
Misal, menonton kajian. Kajian tentang apa? Sejarah, Tarbiyatul Awlad, Tazkiyatun Nafs, dll. Tuliskan dalam jadwal itu kajian sesuai dengan temanya agar jelas dalam sebulan itu khazanah keilmuan apa yang bertambah.
Juga buku, apa saja yang mau dibaca. Jangan random menulis di jadwal jam sekian sampai sekian baca buku. Banyak sekali buku, mau yang mana judulnya?
Kemudian pastikan jadwal itu "manusiawi". Jangan berisikan agenda padat semua yang membuat amunisi kita habis.
Sediakan juga waktu untuk tidur siang, me time bermanfaat, mandi sore hingga bebenah rumah. Bahkan dalam kategori bebenah rumah dituliskan juga apa yang mau dikerjakan. Sikat kamar mandi kah? Cuci baju? Setrika baju, dll. Hal ini insya Allah bisa mengantisipasi kejadian seharian berkutat bebenah rumah, hingga membuat aneka kewajiban lainnya terabaikan.
Kemudian waktu untuk belajar. Di waktu tersebut apa saja opsi kegiatan yang bisa kita lakukan, apakah membaca jurnal, menyimak video materi kuliah, mengerjakan tugas dari dosen dan lainnya
Dan pagi ini aku mencoba menyusun jadwal tersebut. Dengan harapan Ramadhan ini, setiap detik harus bernilai agar kita semakin dekat dengan Allah Ta'ala!
Yang menjadi motivasi terbesar adalah sebuah kalimat yang berbunyi, "Lelahnya berbuat baik akan hilang namun pahalanya menetap. Dan nikmatnya bermaksiat akan hilang, namun dosanya menetap."
Jadi kalo udah mulai capek bebenah, atau belajar atau rapat organisasi dan mikirnya mendingan nonton film atau tidur atau skip aja lah aneka rancangan sok idealis ini, inget lagi sama narasi diatas. Dan juga minta kekuatan dari Allah serta ingat lagi bahwa laa rohah illa fil jannah..
Kemudian ada juga kalimat yang membuatku tersengat, "Setan hanya membisiki. Sisanya ada pada kendali dirimu."
Ya, jadi aneka kemaksiatan yang kita kerjakan itu bukan secara utuh digerakkan oleh setan. Makhluk itu hanya membisiki, dan sejatinya kita bisa membangun tameng dengan senantiasa berdzikir kepada Allah dan menepis bisikan itu.
Yosh semangat semuanya, jangan mau kalah dan takluk dengan bisikan setan sehingga terperangkap dalam lubang kemaksiatan dan kesia-siaan.
Ingat, sekecil apapun kebaikan yang kita upayakan dengan mengharap ridha Allah, maka tak akan sia-sia dan disia-siakan ✨
5 notes · View notes
nakindonesia · 3 years
Quote
Jika ada seseorang yang mengkritik pendapat, kelompok, dan ustad kita, jangan buru-buru kita cap sebagai "syubhat". Tapi, jadikan sebagai khazanah keilmuan dan wawasan bagi kita. Kita tampung, renungi, dan pelajari. Siapa tahu suatu saat kita akan membenarkannya lalu mengamalkannya. Pengetahuan itu bersifat dinamis (berkembang) seiring bertambahnya ilmu yang kita miliki. Jangan mau untuk jadi "katak dalam tempurung". Oke ?!
Abdullah Al-Jirani
36 notes · View notes
frasa-in · 3 years
Text
Tumblr media
Mariam Al-Ijliya
Ilmuan Muslimah Dibalik Penemuan Astrolobe
Sisters tentu tak asing lagi dengan suatu teknologi bernama Global Positining System (GPS). Teknologi bermanfaat dan sangat dapat membantu untuk mencari lokasi yang belum pernah kita kunjungi. Namun, adakah yang tau bahwa pembuat teknologi mutakhir ini merupakan seorang muslimah?
Tepat. Dia lah Mariam Al-Ijlia, seorang muslimah dyang hidup pada abad ke-10 di Aleppo, Suriah. Mariam merupakan salah satu ilmuan yang sangat sedikit sekali dikisahkan dalam sejarah, namun siap sangka? Penemuannya sangat bermanfaat untuk digunakan di zaman sekarang.
Mariam adalah seorang muslimah yang sangat berprestasi di bidang astronomi. Dia merupakan ilmuan yang merancang dan membangun astrolobe. Instrumen ini digunakan untuk menentukan posisi matahari dan planet yang terdapat dalam keilmuan astronomi, astrologi, dan horoskop.
Dahulu astrolobe dikenal dengan istilah ponsel pintar kuno dimana saat ini kita mengenal astrolobe dengan sebutan GPS. Astrolobe juga digunakan untuk mengetahui waktu, menentukan kiblat, serta mendapatkan tanda awal Ramadhan dan Idul Fitri.
Ayah Mariam juga merupakan seorang pembuat astrolobe bernama Al-Ijliyy Al-Astrulabi. Ayahnya adalah murid dari seorang pembuat astrolobe terkenal bernama Bitolus.
Ayahnya menurunkan keahlian membuat astrolobe ini kepada anaknya. Hingga Marian Al-Ijliya dan ayahnya dikenal sebagai anggota dari insinyur yang kaya akan tradisi dan pembuat instrumen astonomr pada abad 9-10. Keduanya bekerja di istana Sayf Al-Dawla.
Sejauh ini dalam sumber-sumber klasik yang tersedia dijelaskan bahwa Mariam Al-Ijliya merupakan satu-satunya perempuan yang disebutkan dalam sejaran yang berhubungan dengan instrumen dan pekerjaan teknik berfokus pada bidang astronomi.
Sosok Mariam memberikan teladan kepada seluruh muslimah dunia bahwa kodrat sebagai seorang perempuan tidak menghalanginya untuk belajar ilmu pengetahuan umum, meskipun ilmu pengetahuan tersebut tak banyak dijumpai seorang perempuan yang berfokus pada bidang itu.
sumber:
https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/14/02/25/n1iv34-mariam-alijliya-muslimah-pembuat-astrolobe
https://bincangmuslimah.com/muslimah-talk/mariam-al-ijliya-al-asturlabi-ilmuwan-muslimah-berpengaruh-di-balik-astrolab-31277/
Frasa-Perempuan Ilmu dan Rasa-
17 notes · View notes
putrhanna · 4 years
Text
Tumblr media
Ketika melihat foto diatas ini, mungkin akan langsung mengira bahwa deretan kitab-kitab itu adalah aneka macam buku atau kitab dalam sebuah perpustakaan.
Namun, siapa sangka bahwa, kitab-kitab itu adalah karya-karya yang ditulis oleh para ulama hanya untuk menerangkan dan menjelaskan isi dari 1 kitab saja, yaitu Shahih Bukhari.
Jadi, semua kitab yang ada digambar hanya membahas isi shahih Bukhari. Ada fath al Bari, umdah al Qari, Irsyad as Sari, at Tausih ala Jami' ash Shahih, dan lain lain.
Begitu luasnya khazanah keilmuan agama islam kita.
Jd, Jangan sampai karena baru tahu 1 Hadis “Kullu Bid’atin Dholalah” lalu sudah berani untuk membid’ah2kan Amaliyah orang lain.
Jangan sampai karena baru tahu 1 Dalil sudah mudahnya menyesatkan dan mencap Musyrik, Munafik orang lain.
Sing penting, Ngaji.
*dikutip dri telegram
28 notes · View notes
ariinamhyn · 4 years
Text
Judul buku : Ayat-Ayat Sains
Tebal buku: 212 halaman
Pengarang: Nurrohman
Penerbit : Noktah
Kota terbit: Yogyakarta
Tahun terbit :2019
RANGKUMAN
BAB 1
Sains dalam Al-Quran
Perintah untuk berpikir dan menghayati
Perintah untuk berfikir dan menghayati merupakan hal yang semestinya dilakukan oleh manusia. Dampak berpikir manusia tidak mampu melakukan hal yang telah dipikirkannya. Allah SWT memerintahkan manusia untuk berpikir bukan karena semena-mena dan tanpa alasan. Sebab, tentu dibalik berpikir itu, ada hal yang luar biasa yang manusia, atau muslim khususnya, bisa raih. Dalam (Q.S Al Ghasiyah (88): 17-20) Allah SWT. berfirman yang artinya "Maka, apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan, dan langit bagaimana ia ditegakkan, dan bumi bagaimana dia dihamparkan?
Ayat di atas merupakan salah satu ayat yang memerintahkan manusia untuk berpikir. Pada ayat tersebut kita sebagai manusia diperintahkan untuk memerhatikan Al-quran. Sebab memperhatikan Al-quran sangatlah penting karena dari sanalah segala yang manusia perlukan untuk menjadi khalifah di bumi ini dapat digali. Dalam arti, jika Al-quran itu dapat kita pelajari dengan baik seluruh kandungannya, maka persoalan kita dalam mengemban tugas sebagai khalifah akan dapat teratasi.
Dalam Islam, akal dan Nalar manusia itu ditempatkan pada posisi yang terhormat. Bahkan, kata"fikr" pun, dalam berbagai bentuk dan turunannya, disebutkan dalam banyak pokok pembahasan di dalam Alquran. maka, sampai di sana saja, peran pikiran dan berpikir sudah sangat luar biasa. Apalagi, dalam banyak mendapat, disebutkan pula bahwa untuk mencapai makrifatullah sekalipun, tetap dilakukan dengan rasio pula. Hal tersebut dibuktikan bahwa banyak sufi yang meski jalannya adalah perjalanan batin, tetapi untuk mampu memahami jalan tersebut mereka memerlukan kemampuan untuk memahami pula. Maka, perintah untuk berpikir dan memahami segala yang ada di sekitar kita, baik itu mengenai penciptaan ataupun yang lainnya, tidak sekadar dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan saintis. Melainkan Allah subhanahuwata'ala menginginkan agar proses pencarian pengetahuan terus dilakukan melalui pengamatan, penelitian dan percobaan. Meski Indra Manusia itu memiliki banyak keterbatasan.
Bab 2
Landasan Pokok Sains dalam Al-Qur'an
A. Ilmu Astronomi
Astronomi adalah salah satu bagian dari ilmu alam, atau ilmu pengetahuan alam, yang melibatkan pengamatan benda-benda langit. Ilmu ini secara pokok mempelajari berbagai sisi dari benda-benda langit tersebut, serta mengenai pembentukan dan perkembangan alam semesta yang tentu berkaitan dengan pengetahuan akan benda-benda langit tersebut. Dalam Alquran sendiri, pembahasan mengenai benda-benda langit atau secara umum mengenai langit itu sendiri sangatlah banyak. Salah satunya dalam QS. Al-An'am 6:97 yang artinya: " dan, dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan laut. Sesungguhnya, kami telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang mengetahui. "
Ayat tersebut secara lebih jelas menerangkan bahwa benda-benda langit, yang dalam hal ini disebutkan berupa bintang-bintang, merupakan suatu petunjuk. Kita tentu paham bahwa banyak para leluhur yang mampu membaca arah hanya dengan melihat posisi rasi bintang. Meskipun, dengan teknologi yang semakin canggih di zaman ini, hal tersebut pun sudah diuraikan dalam ilmu astronomi observasional Sebagaimana telah dijelaskan di atas. Maka, hal tersebut dapat menjadi suatu petunjuk bahwa Alquran telah menyampaikan hal-hal yang saat ini tampak sangat luar biasa, Jauh sebelum itu semua diteliti. Alquran menyampaikan ilmu astronomi, meski tidak secara detail, yang itu justru dapat menjadi landasan untuk pengembangan keilmuan astronomi itu sendiri.
B. Ilmu Geologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi, komposisinya, strukturnya, sifat-sifat fisiknya, sejarahnya, dan proses pembentukannya. Dalam Al-quran ayat yang membahas mengenai hal ini terdapat dalam (QS.An-Naml (27):88) yang artinya:" dan, kamu lihat gunung-gunung itu, Kamu sangka Ia tetap di tempatnya, padahal Ia berjalan sebagaimana jalannya awan. Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu. Sesungguhnya, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan."
Mengenai hal ini, ada satu ayat dalam Al-quran yang menerangkan bahwa meski gunung-gunung yang selama ini kita sangka tetap kokoh pada tempatnya pun, ternyata mempunyai gerakan sebagaimana gerakan awan. Maka, demikianlah kita memposisikan gunung, yaitu Ia melakukan gerakan, tetapi amat sulit untuk kita sadari bahwa ia bergerak. Hal tersebut juga tentu bisa menjadi satu landasan dalam ilmu geologi bahwa bumi itu bergerak.
C. Ilmu Arkeologi
Arkeologi merupakan bidang ilmu yang mempelajari kebudayaan manusia masa lalu, melalui kajian sistematis atas material fisik yang ditinggalkan, baik berupa kerangka tubuh, Candi, prasasti, ataupun yang lainnya. Mengenai hal ini, ada satu ayat dalam Al-quran yang menerangkan bahwa Allah SWT. Pun menjadikan jasad seorang manusia, yang pernah hidup ketika itu, sebagai bahan pembelajaran untuk manusia setelahnya, Ayat tersebut terdapat dalam (Q.S. Yunus (10):92) yang artinya "maka, pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami." Ayat ini mengajarkan kepada kita untuk menjadi manusia yang berbudaya karena tetap menjaga kelestarian yang juga berimbas pada perkembangan khazanah keilmuan arkeologi.
D. Ilmu Arsitektur
Arsitektur adalah ilmu bangunan dan orang yang bergelut dalam bidang tersebut dinamakan arsitek. Dalam (Q.S Hud ayat 11:37 disebutkan yang artinya: Dan, buatlah bahtera itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu kami, Dan janganlah kamu bicarakan dengan aku tentang orang-orang yang zalim itu. Sesungguhnya, mereka itu akan ditenggelamkan."
Ayat di atas terdapat kisah Nabi Nuh as. Jika kita jeli maka kita akan menemukan bahwa arsitektur telah diterapkan pada masa itu. Yaitu, Nabi Nuh as. Membuat bahtera, atau kapal yang sangat besar dengan bimbingan langsung dari Allah SWT. Maka dengan demikian, arsitektur menjadi tidak sederhana lagi, yaitu selain mengenai ilmu bangunan, arsitektur juga berkaitan dengan desain-desain yang menjadikan suatu bangunan itu terwujud. Tidak terkecuali pada bangunan kapal yang amat besar, atau pada cerita Nabi Nuh as. disebut sebagai bahtera. Dengan demikian, landasan mengenai ilmu arsitektur pun sebenarnya telah ada dalam al-quran, jauh sebelum keilmuan tersebut populer sebagaimana sekarang.
E. Ilmu Metalurgi
Metalurgi yaitu ilmu yang mempelajari tentang perilaku fisika dan kimia dari unsur ,senyawa, logam, dan perpaduan perpaduannya. Selain itu, metalurgi pun disebut sebagai ilmu logam. Dalam QS Al Kahfi ayat 18: 96-97 yang artinya . "Berilah aku potongan-potongan besi, apabila besi itu telah sama rata dengan kedua puncak gunung itu, berkatalah Zulkarnain, ' tiuplah api itu itu.' Hingga, apabila besi itu sudah menjadi merah seperti api, iapun berkata, Berilah aku tembaga yang mendidih agar aku tuangkan ke atas besi panas itu. Maka, mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa pula melubanginya. "
F. Ilmu Kesehatan
Ayat tersebut menjelaskan dengan baik ihwal produksi logam titik memang, tidak bisa dilepaskan bahwa ayat tersebut berkaitan dengan Zulkarnain dan kaumnya yang menghalangi suatu kaum tertentu agar tidak keluar dari balik gunung. Dan, cara yang digunakan oleh Zulkarnain adalah dengan menutup 2 Gunung yang berdampingan itu dengan logam-logam atau dalam hal ini ialah besi. Maka dapat kita pahami bahwa metalurgi merupakan sebuah ilmu tentang logam yang penjelasannya pun sebenarnya telah ada di Alquran, Bahkan dalam kisah-kisah yang waktu kejadiannya sudah lampau.
Sering kita dengar bahwa untuk menjaga kesehatan, Hal pertama yang mesti kita perhatikan adalah makan tidak terlalu kenyang. Bahkan sering kita dengar nasihat "makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang". Nasihat-nasihat tersebut tentu bukan asal petuah bijak titik sebab dalam Alquran sendiri ada sebuah ayat yang menerangkan Iwan menjaga perut yakni terdapat dalam surah al-a'raf ayat 31. Ayat tersebut menyampaikan perihal menjaga diri dari berlebihan dalam mengonsumsi makanan titik dan, hal tersebut pun menjadi masuk akal bagi kita karena teramat sering penyakit pada badan itu berasal dari perut yang tentunya berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi sehingga, Islam pun memberikan aturan mengenai batasan tersebut, yaitu tidak berlebih-lebihan.
4 notes · View notes