Tumgik
#indonesianbook
prototypeofgod · 1 year
Text
After the Last Page of Laut Bercerita (Leila S. Chudori)
Tumblr media
He’s 10 but the sea loves him more adalah impresi awal yang saya tangkap dari perbincangan media tentang Laut Bercerita ketika bahkan saya belum mengenal kerangka dari konstruksi buku ini (tentu saja selain bagaimana khalayak sama-sama membenarkan sebegitu nahas nasib tokoh utamanya). Sebetulnya Leila telah memberi gambaran awal yang mewakilkan keseluruhan peristiwa pada masing-masing linimasa blurb-nya serta sampul yang merepresentasikan takdir sang tokoh utama, Biru Laut Wibisana. Adalah sepasang kaki yang terkelepai di dasar laut bertemankan clownfish, clarion angelfish, kuda laut, dan penghuni terumbu karang lainnya.
Jakarta, Maret 1998
Di sebuah senja, di sebuah rumah susun di Jakarta, mahasiswa bernama Biru Laut disergap empat lelaki tak dikenal. Bersama kawan-kawannya, Daniel Tumbuan, Sunu Dyantoro, Alex Perazon, dia dibawa ke sebuah tempat tak dikenal. Berbulan-berbulan mereka disekap, diinterogasi, dipukul, ditendang, digantung, dan disetrum agar bersedia menjawab satu pertanyaan penting: siapakah yang berdiri di balik gerakan aktivis dan mahasiswa saat itu.
Jakarta, Juni 1998
Keluarga Arya Wibisono, seperti biasa, pada hari Minggu sore memasak bersama, menyediakan makanan kesukaan Biru Laut. Sang ayah akan meletakkan satu piring untuk dirinya, satu piring untuk sang ibu, satu piring untuk Biru Laut, dan satu piring untuk si bungsu Asmara Jati. Mereka duduk menanti dan menanti. Tapi Biru Laut tak kunjung muncul.
Jakarta, 2000
Asmara Jati, adik Biru Laut, beserta Tim Komisi Orang Hilang yang dipimpin Aswin Pradana mencoba mencari jejak mereka yang hilang serta merekam dan mempelajari testimoni mereka yang kembali. Anjani, kekasih Laut, para orangtua dan istri aktivis yang hilang menuntut kejelasan tentang anggota keluarga mereka. Sementara Biru Laut, dari dasar laut yang sunyi bercerita kepada kita, kepada dunia tentang apa yang terjadi pada dirinya dan kawan-kawannya.
Buku ini dibagi menjadi dua bab yang membedakan sudut pandang Laut kemudian adiknya, Asmara Jati. Laut adalah mahasiswa Sastra Inggris di Universitas Gadjah Mada, putra sulung keluarga Arya Wibisono sekaligus kakak laki-laki Asmara yang saat itu menempuh pendidikan di FK UI. Laut bersama kawan-kawannya–Daniel Tumbuan alias Mat Keluh (sebutan karena ia begitu sering protes bahkan tentang hal remeh sekalipun), Sunu Dyantoro, Alex Perazon (fotografer asal Flores yang kelak menjadi kekasih Asmara), Gusti Suroso (pemuda yang memiliki hobi sama seperti Alex namun kehadirannya tidak lepas dari kekesalan kawan-kawannya akibat berlebihan dalam penggunaan blitz), Naratama (karakter paling dicurigai sebagai ular sebab keangkuhannya), Arifin Bramantyo, Gala Pranaya alias Sang Penyair (karakter yang memiliki keterikatan batin dengan Laut dan belakangan saya ketahui bahwa penciptaan tokoh Sang Penyair terinspirasi dari Widji Thukul yang juga penyair sekaligus aktivis yang hilang), Kasih Kinanti (si pengambil keputusan), dan Ratih Anjani (kekasih Laut yang digambarkan sebegitu menarik)–tergabung ke dalam kelompok Winatra. Bersama-sama mereka berupaya melengserkan rezim Orde Baru dan mendiskusikan buku-buku “kiri” yang dianggap memiliki unsur komunisme oleh pemerintah saat itu sehingga Winatra dipandang sebagai kelompok berbahaya.
Sudut pandang Laut banyak menceritakan kelompok Winatra dan agenda-agenda perkumpulan mereka di suatu tempat yang bebas dari incaran intel karena letaknya jauh di tengah hutan, Seyegan, Yogyakarta. Termasuk pertemuan Laut dengan Anjani yang kemudian dituturkan ketika markas Seyegan membutuhkan mural untuk menutupi tembok kusam. Laut serta-merta jatuh hati dengan gadis bergigi biji mentimun tersebut ketika si gadis menjelaskan bagaimana ia membalik potongan kisah Ramayana, dimana Rama justru terculik dan dibebaskan oleh Shinta.
Winatra tetap kukuh memihak masyarakat yang kehilangan lahan sebagai haknya dengan melakukan aksi tanam jagung di Blangguan yang (hampir berlangsung) dramatis sebab jejak-jejak intel masih mengepung mereka, mengakibatkan aksi tersebut urung dilakukan dan terpaksa harus memutar arah menuju gedung DPRD di Surabaya. Di Terminal Bungurasih, penculikan itu terjadi. Laut dan beberapa dari keseluruhan anggota Winatra diinterogasi menyangkut Aksi Blangguan. Setidaknya menurut Laut, penyekapan saat itu tidak seberapa apabila harus dibandingkan dengan siksaan yang diterimanya (bersama Sunu, Daniel, dan Alex) pada tahun 1998 kelak usai penjemputan paksa yang dilakukan beberapa lelaki bengis tidak dikenal di Rumah Susun Klender, Jakarta. Pada hari itulah, Laut–beserta (beberapa anggota dari) kelompok Winatra yang kelak enggan dipulangkan–terakhir kali terlihat.
Dimulai dari hari itu pula, keluarga Arya Wibisono berangsur kacau. Sebagaimana yang Leila tuturkan pada blurb, sang ibu tetap mengaduk gulai tengkleng dengan tenang seraya terus memastikan masakannya tidak akan memperoleh protes apapun dari Laut yang pada dasarnya terlatih jeli untuk mengenali bumbu-bumbu. Sementara sang ayah senantiasa menyiapkan empat buah piring dan berulang kali memperingatkan bahwa Laut akan datang untuk menyesap sumsum iga kambing itu sembari mendengarkan lagu-lagu The Beatles. Maka ketika netra Asmara harus menyadari pemandangan tersebut, dirinya serta-merta meninggalkan dapur untuk menangis sejadi-jadinya di toilet. Pun Anjani. Gadis bergigi biji mentimun itu kini tidak lagi berkawan baik dengan sampo serta kemeja yang seharusnya dicuci.
Bagi saya, Laut Bercerita terepresentasikan sebagai apapun yang asin: gulai tengkleng, bawang putih, keringat, air mata, air laut, darah, dan entitas lain yang banyak membayang-bayangi gejolak Winatra sebagai organisasi yang terbungkam karena dianggap memiliki unsur kritik terhadap pemerintahan Orde Baru. Serangkaian upaya penangkapan, penculikan, pembunuhan, termasuk larangan kepada sastrawan agar tidak mengusik pemerintahan dilakukan untuk tetap memelihara bangsa yang saat itu penuh dengan korupsi, kolusi, dan nepoitisme. Meski begitu, sebagaimana sebait puisi yang dituliskan Sang Penyair untuk Laut di suatu hari, “Matilah engkau mati. Kau akan lahir berkali-kali….”, mereka–Laut dan kawan-kawannya yang tidak kembali–akan tetap lahir berkali-kali melalui setiap frasa di buku ini, melalui pesan terakhirnya untuk Anjani dan Asmara Jati, serta wajah Indonesia yang tidak akan pernah mereka alami termasuk buku-buku cetak karya Pramoedya Ananta Toer yang kini duduk tenang di rak-rak perpustakaan dan toko buku.
7 notes · View notes
thewildlily · 6 months
Text
The Time We Walk Together #review
The Time We Walk Together - Lee Kyu Young 5/5 ⭐
Komedi romantis di dunia nyata itu ada. Tidak sekedar genre yang dibuat-buat agar kita sementara senang.
Menceritakan pertemuan penulis dengan istrinya. Graphics book yang hangat menyentuh dan konteksnya benar-benar menggambarkan kalau CINTA ITU EKSIS. Pasangan yang saling merayakan. Ilustrasi hidup bersama yang masuk akal, unik.
Kalau dalam lingkungan Jawa, orang tua selalu berpesan cari partner yang "gemati" "ngemong" yang artinya penuh kasih sayang dan bisa membimbing. Di buku ini kita bisa melihat tutorial menjadi pria idaman mertua Jawa.
Favorite part ✨
#Satu-satunya pendukungku di dunia
......di pelukanmu aku bisa menangis tanpa perlu ditahan lagi. Sekarang aku akan ceritakan dengan berani
#Rembulan
Tentang pertengkaran dan meminta maaf "...Maafkan aku ya karena kurang memahamimu"
#Lapisan Pelindung
Tidak apa-apa kamu kadang goyah atau terjatuh, aku akan memegangmu erat-erat
Mungkin ini terlalu personal dan suka tidak suka bisa juga karena terpengaruh suasana. Intinya selamat membaca, semoga kamu suka💗.
0 notes
paperbacktomes · 6 months
Text
Blogtour | Didn't See That Coming by Jesse Q. Sutanto Moodboard
Heya, I'm starting off Didn't See that Coming booktour with my moodboard of the book. Have a quick peek at it on my blog! #TBRBeondTours #DiverseReads #IndonesianBooks #bookreviews #moodboards
Hi, it’s been a while here. How have you all been? It’s been a long year, and sadly, I couldn’t post much on this blog. Today, I’m kicking off the booktour of Didn’t See That Coming by Jesse Q. Sutanto. She became one of my auto-buy authors after I read Well, That Was Unexpected last year. If you like Romcoms, I highly recommend her books. Now, let’s start this tour!! Book DETAILS ► Title:…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
princesswind · 2 years
Photo
Tumblr media
[ 𝕂𝕚𝕥𝕔𝕙𝕖𝕟 ℂ𝕦𝕣𝕤𝕖 : 𝕊𝕥𝕠𝕣𝕚𝕖𝕤 ] . 𝚃𝚑𝚒𝚜 𝚋𝚘𝚘𝚔 𝚋𝚛𝚘𝚞𝚐𝚑𝚝 𝚖𝚎 𝚋𝚊𝚌𝚔 𝚝𝚘 𝚝𝚑𝚎 𝚝𝚒𝚖𝚎 𝚠𝚑𝚒𝚕𝚎 𝙸 𝚎𝚗𝚓𝚘𝚢𝚎𝚍 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚑𝚎 𝚠𝚎𝚎𝚔𝚕𝚢 𝚜𝚑𝚘𝚛𝚝 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢 𝚙𝚞𝚋𝚕𝚒𝚜𝚑𝚎𝚍 𝚒𝚗 𝚕𝚘𝚌𝚊𝚕 𝚖𝚊𝚐𝚊𝚣𝚒𝚗𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚗𝚎𝚠𝚜𝚙𝚊𝚙𝚎𝚛𝚜. 𝚃𝚑𝚎 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚒𝚎𝚜 𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚛𝚞𝚛𝚊𝚕 𝚕𝚒𝚏𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚌𝚘𝚖𝚖𝚘𝚗 𝚜𝚎𝚌𝚛𝚎𝚝. 𝚃𝚑𝚎 𝚝𝚠𝚒𝚜𝚝𝚎𝚍 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢 𝚏𝚛𝚘𝚖 𝘼𝙪𝙣𝙩𝙞𝙚, 𝚝𝚑𝚎 𝚖𝚒𝚜-𝚛𝚘𝚖𝚊𝚗 , 𝙈𝙮 𝙇𝙞𝙥𝙨𝙩𝙞𝙘𝙠 𝙞𝙨 𝙍𝙚𝙙, 𝘿𝙖𝙧𝙡𝙞𝙣𝙜 𝚘𝚛 𝙉𝙤 𝘾𝙧𝙖𝙯𝙞𝙚𝙨 𝙞𝙣 𝙏𝙝𝙞𝙨 𝙏𝙤𝙬𝙣. . 𝚃𝚑𝚎 𝙍𝙤𝙩𝙩𝙚𝙣 𝙎𝙩𝙚𝙣𝙘𝙝 𝚒𝚜 𝚏𝚊𝚜𝚌𝚒𝚗𝚊𝚝𝚎𝚍 𝚖𝚎. 𝙸𝚝 𝚠𝚊𝚜 𝚠𝚛𝚒𝚝𝚝𝚎𝚗 𝚒𝚗 𝚜𝚒𝚗𝚐𝚕𝚎 𝚜𝚎𝚗𝚝𝚎𝚗𝚌𝚎. 𝙽𝚘 𝚏𝚞𝚕𝚕 𝚜𝚝𝚘𝚙, 𝚗𝚘𝚝 𝚞𝚗𝚝𝚒𝚕 𝚝𝚑𝚎 𝚕𝚊𝚜𝚝 𝚠𝚘𝚛𝚍𝚜. 𝙸 𝚝𝚑𝚒𝚗𝚔 𝚝𝚑𝚒𝚜 𝚒𝚜 𝚝𝚑𝚎 𝚠𝚊𝚢 𝙴𝚔𝚊 𝙺𝚞𝚛𝚗𝚒𝚊𝚠𝚊 𝚌𝚘𝚗𝚟𝚎𝚢𝚎𝚍 𝚝𝚑𝚎 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢 𝚘𝚏 𝙸𝚗𝚍𝚘𝚗𝚎𝚜𝚒𝚊𝚗 𝚋𝚒𝚐𝚐𝚎𝚜𝚝 𝚖𝚊𝚜𝚜𝚊𝚌𝚛𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚌𝚛𝚒𝚖𝚎 𝚋𝚢 𝚐𝚘𝚟𝚎𝚗𝚛𝚗𝚖𝚎𝚗𝚝. 𝙽𝚎𝚎𝚍 𝚝𝚘 𝚋𝚎 𝚝𝚘𝚕𝚍 𝚒𝚗 𝚘𝚗𝚎 𝚠𝚘𝚛𝚍 𝚠𝚒𝚝𝚑𝚘𝚞𝚝 𝚜𝚝𝚘𝚙𝚙𝚒𝚗𝚐 𝚒𝚗 𝚝𝚑𝚎 𝚖𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎. 𝙾𝚛 𝚝𝚘𝚕𝚍 𝚋𝚢 𝚐𝚒𝚟𝚎 𝚊𝚗 𝚛𝚎𝚋𝚎𝚕 𝚊𝚕𝚒𝚊𝚜, 𝙋𝙚𝙩𝙚𝙧 𝙋𝙖𝙣. . 𝙱𝚞𝚝 𝚖𝚢 𝚖𝚘𝚜𝚝 𝚏𝚊𝚟𝚘𝚛𝚒𝚝𝚎 𝚜𝚝𝚘𝚛𝚢 𝚒𝚜 𝙆𝙞𝙩𝙘𝙝𝙚𝙣 𝘾𝙪𝙧𝙨𝙚, “𝒯𝒽𝑒𝓇𝑒 𝒶𝓇𝑒 𝓈𝑒𝒸𝓇𝑒���� 𝓂𝒾𝓍𝓉𝓊𝓇𝑒𝓈 𝒽𝒾𝒹𝒹𝑒𝓃 𝒾𝓃 𝓉𝒽𝑒 𝓀𝒾𝓉𝒸𝒽𝑒𝓃 - 𝓈𝑒𝒸𝓇𝑒𝓉 𝓅𝑜𝓌𝑒𝓇 𝓁𝒾𝑒𝓈 𝒾𝓃 𝓉𝒽𝑒 𝒽𝒶𝓃𝒹𝓈 𝑜𝒻 𝓉𝒽𝑒 𝓌𝑜𝓂𝑒𝓃 𝓌𝒽𝑜 𝑔𝓇𝒾𝓃𝒹 𝓈𝓅𝒾𝒸𝑒𝓈 𝒶𝓃𝒹 𝒷𝑜𝒾𝓁 𝓅𝑜𝓉𝒶𝓉𝑜𝑒𝓈. 𝒮𝑜𝓂𝑒 𝑜𝒻 𝓉𝒽𝑒𝒾𝓇 𝒹𝒾𝓈𝒽𝑒𝓈 𝓌𝒾𝓁𝓁 𝒷𝑒 𝑒𝓍𝓆𝓊𝒾𝓈𝒾𝓉𝑒 𝓂𝑒𝒶𝓁𝓈 𝒻𝒾𝓉 𝒻𝑜𝓇 𝓉𝒽𝑒 𝑔𝑜𝒹𝓈, 𝓈𝑜𝓂𝑒 𝓌𝒾𝓁𝓁 𝒷𝑒 𝓂𝒾𝓇𝒶𝒸𝓊𝓁𝑜𝓊𝓈 𝒽𝑒𝒶𝓁𝒾𝓃𝑔 𝓂𝑒𝒹𝒾𝒸𝒾𝓃𝑒𝓈, 𝒶𝓃𝒹 𝓈𝑜𝓂𝑒 𝓌𝒾𝓁𝓁 𝒷𝑒 𝓂𝑒𝓇𝒸𝒾𝓁𝑒𝓈𝓈 𝓀𝒾𝓁𝓁𝑒𝓇𝓈. 𝒜𝓃𝒹 𝒾𝓉 𝒾𝓈 𝑜𝓃𝓁𝓎 𝓉𝒽𝑜𝓈𝑒 𝓌𝑜𝓂𝑒𝓃, 𝓉𝒽𝑜𝓈𝑒 𝒸𝑜𝑜𝓀𝓈, 𝓌𝒽𝑜 𝓀𝓃𝑜𝓌 𝓉𝒽𝑒 𝒹𝒾𝒻𝒻𝑒𝓇𝑒𝓃𝒸𝑒.” . . [ 𝕂𝕚𝕥𝕔𝕙𝕖𝕟 ℂ𝕦𝕣𝕤𝕖 : 𝕊𝕥𝕠𝕣𝕚𝕖𝕤 ] 𝕰𝖐𝖆 𝕶𝖚𝖗𝖓𝖎𝖆𝖜𝖆𝖓 𝟤𝟢𝟣𝟫 book : seven . . #ekakurniawan #kitchencurse #indonesianwriter #bookstagram #book #books #booklover #buibubacabuku #bookaddict #windputribookshelf #marchreads #ekakurniawanbook #indonesianbook https://www.instagram.com/p/Ca2L-wvge__/?utm_medium=tumblr
0 notes
myquietchapters · 3 years
Quote
Bila kemarin kita tak pernah merasakan duka, mungkin saat ini kita tak akan merasakan suka. Bila saja segala hal yang ada di dunia ini bisa begitu mudah untuk kita capai, maka tak akan ada kenangan tentang duka yang kemudian akan selalu kita ingat, bahkan hingga menimbulkan gelak tawa atau memantik sebuah senyuman kala mengingatnya dan bernostalgia dengan kawan lama.
Hujan Bahagia
0 notes
gloriachaoauthor · 4 years
Photo
Tumblr media
So happy to announce that RENT A BOYFRIEND is going to INDONESIA!!! 🇮🇩 The translation will be published by the wonderful @bukugpu (who published the Indonesian translation of AMERICAN PANDA). ✨ . . . . . #RentABoyfriend #booktranslation #edition #indonesiantranslation #indonesianbook #gloriachao #foreignedition #foreignrights #booknews #yalit #yaromance #authorgram #authorlife #yacontemporary #yaromcom #yaromance # https://www.instagram.com/p/CGVFjhQgEnS/?igshid=w6y1qx4swpdg
0 notes
novemberninth · 4 years
Photo
Tumblr media
360˚ - Bab 6: Mulai Tergoda (on Wattpad) https://my.w.tt/JPgUe5Rxq9 Pernahkah kamu mendengar misteri-misteri yang beredar mengenai sekolahmu? Mungkin kamu pernah mendengar, dulu sekolahmu itu bekas rumah sakit atau bekas kuburan. Mungkin kamu mendengar, kelas yang kamu tempati itu bekas kamar mayat. Mungkin kamu pernah mendengar, ada seseorang yang mati di sekolahmu .... Ada banyak variasi-variasi lainnya. Reaksi orang-orang biasanya ada tiga jenis. Satu, kamu tidak akan percaya. Biasa, di tiap sekolah pasti ada saja kisah horor seperti itu. Dua, kamu percaya-percaya saja, tapi tidak akan melakukan apa-apa. Ya, sudah. Kalau memang kelas tempat kamu belajar tiap hari dulunya bekas kamar mayat, mau bagaimana lagi? Tiga, kamu percaya dan mencoba menyelidikinya. Ada kabar bahwa ada murid yang mati di sekolahmu? Kamu akan mencoba mencari tahu. Hidup ini tidak ada artinya tanpa sedikit petualangan, kan? Kalau reaksimu adalah yang ketiga, biar kuberitahu kepadamu: JANGAN. Sebelum kamu bernasib sama sepertiku.
Alright, so this story was originally written for my final test for Wattpadesurd School, an online writing school that I joined (and just graduated from, woohoo!) but since I got the idea anyway, I might as well turn in into a full-fledged story. I’m already quite invested in the plot already. Indonesian readers, please check it out! Comments and votes are much appreciated!
1 note · View note
ludostrait · 7 years
Photo
Tumblr media
Kembalikan Merah Putih Pada Si Toni! Fifteen years ago I read this very book and had been, ever since, hypnotized by it. Today, I went to Taufiq Ismail's Rumah Puisi in Aia Angek Cottage area. I finally regained back my consciousness of the book that had introduced me to many Indonesian poets including Rendra and Sumandjadja. This book was the first poetry book I've daringly read in my secondary years. Here's also one poem I really adore most: Surat Amplop Putih Untuk PBB. 'Bersama ini kukitimkan ludahku padamu Di pinggir amplop berwarna putih bersih Yang kutulis dengan hati yang sangat perih'. -Malu (AKU) Jadi Orang Indonesia- #PoetryBook #TaufiqIsmail #Poem #Poet #MAJOI #IndonesianBook #Literatures #GreatOne
0 notes
norsajidahzulkafli · 6 years
Photo
Tumblr media
Sebab belum share buku-buku yang dibeli untuk 2nd trip #PBAKL18 Ahad lepas. Pergi kejap je, banyak spend masa di booth @imanshoppe_official & booth buku-buku Indonesia (Paviliun Indonesia) . . Buku Catatan Hati di Setiap Doaku & Rumah Tanpa Jendela tu beli kat booth Indonesia, Ustazah & Pergi tu beli kat booth Jejak Tarbiah. Sebelah je dengan booth buku Indonesia. Level bawah, tak silap berhadapan dengan kedai Jakel/Ariani . . Sebenarnya ada lagi buku yang nak beli kat booth @imanshoppe_official. Sebab tu perlu ada 3rd trip! 😂 Sebelum ni pergi cuma beli yang memang dah list kan. Sekarang dah ada list baru, so kena pergi lagi. Takpelah walaupun pergi booth yang sama. 🤭 . . #sajidaAndBooks #pbakl #klibf2018 #asmaNadia #tereliye #pergiTereliye #rumahTanpaJendela #indonesianBooks (at Kuala Lumpur, Malaysia)
2 notes · View notes
sjmunkian · 6 years
Photo
Tumblr media
This year I think about a lot of things, and writing is one thing that makes me proud and feel alive. Three books are finished, ready to be published and ready for you guys to read. 2018 not just three, there will be more. 2018 let's shine. #sjmunkian #youngwriter #novel #novelindonesia #bukubaru #indonesianbook
0 notes
prototypeofgod · 1 year
Text
After the Last Page of Julia Mencari Tuhan (Atika C. Larasati)
Ketika sekali lagi seseorang berkata untuk tidak menilai sebuah karya dari sampulnya, maka untuk kali ini (saja) saya harus sepenuhnya membenarkan. Setidaknya setelah membaca blurb di halaman belakang buku setebal 164 halaman dengan judul Julia Mencari Tuhan.
Ibu tak mau pergi ke Gereja juga tak mau mengucapkan kalimat syahadat. Kata Ayah, kelak aku akan seperti Ibu, menganggap tuhan dan masalah ketuhanan itu kecil. Karena perkataan Ayah ini pula aku tak pernah lagi menuliskan kata tuhan dengan t besar. Aku kehilangan kepercayaan tentang keberadaan tuhan.
Yang membuatku bertanya-tanya adalah kenapa Ayah merasa putus asa kepada Ibu, tapi pergi meninggalkanku pula tanpa arah dan keyakinan tentang tuhan mana yang bisa aku temui di akhir masa nanti?
Apa persoalan agama pada abad ini menjadi permasalahan paling penting yang membuat orang terpecah belah, saling memusuhi, melukai, membunuh, dan meninggalkan. Aku tak pernah habis pikir.
Bumi dan manusia hadir atas kepercayaan yang berbeda dari tiap manusia yang telah diciptakan. Bagaimana mungkin ada satu tuhan, satu pencipta, satu agama, satu cerita yang sama, walaupun sebenarnya ada satu kebenaran yang mungkin samar-samar kita ketahui.
Mencerna blurb sebanyak 140 kata tersebut agaknya tidak sesulit ketika saya harus melahap satu per satu bab di dalam bukunya. Usia saya terhitung masih di bawah umur ketika saya menemukan buku bersampul kuning kecokelatan ini di rak, berusaha menafsirkan kata-kata yang tercetak ke dalam empat paragraf tersebut dengan serta-merta menganggap persoalan agama sebagai suatu perbincangan yang menarik, dan menutupnya kembali bahkan sebelum halaman di buku ini habis. Saat ini pun, saya perlu menelaah satu per satu ulasan beberapa tokoh di beberapa halaman pertama (yang agaknya memang diharapkan dapat membantu mendongkrak pemahaman pembaca seperti saya). Kebanyakan dari sekian jumlah mereka berpendapat sama. Julia Mencari Tuhan berisi dialog antara aku-dan-aku-saja yang dikemudikan seorang tokoh bernama Julia.
Julia lahir dari pasangan beda agama, Islam dan Nasrani. Ibunya, Eliseba Yahya (dengan ‘Eli’ yang berarti tuhan, ‘Seba’ berarti janji, dan Yahya yang hanya kosakata asal karena mungkin nama Eliseba terdengar lebih bagus jika disandingkan dengan Yahya) dikenal sebagai sosok yang tidak pernah berteman akrab dengan tuhan. Menikah dengan laki-laki muslim temperamental yang beranggapan agamanya lebih baik, kendati masih belum bisa dikatakan dengan tegas bagaimana kepatuhannya terhadap tuhan, namun, setidaknya, ia masih pergi salat Jumat dibanding Eliseba yang merayakan Natal saja enggan. Mereka bahkan berdebat sengit sejak Julia masih di dalam kandungan untuk sekadar memutuskan memberi anak yang mereka buat sakit jiwanya itu dengan nama Yulia atau Julia. Masih tentang keyakinan mereka, Yulia bermakna pembawa kesejahteraan dalam Islam atau Julia sebagai nama perempuan Nasrani. Pada akhirnya–dalam rentang waktu yang tidak sebentar bagi Julia di seumur hidupnya mendengar perdebatan tentang keyakinan milik siapa yang paling benar–pasangan itu berpisah dengan r-u-m-i-t pula. Dalam Islam, menceraikan perempuan bisa hanya dengan mengucapkan satu kalimat–dan sedangkan dalam agama Eliseba tidak. Karena itu, salah satu pihak menganggap mereka bercerai, dan pihak lainnya tidak.
Kisah berkerut-kerut yang dimiliki orang tua Julia pun menemui titik pengakhiran (setidaknya saya enggan lagi tertarik membaca pernikahan beda agama yang lantas seakan membuat persoalan ini tidak kunjung selesai, walau sebenarnya memang iya). Saya justru lebih terbawa dengan pemikiran Julia dalam beberapa hal yang telah saya plotting dan highlight (dalam makna harfiah, saya benar-benar perlu meng-highlight setidaknya dua atau tiga kalimat dengan warna kuning terang supaya enggan terlewatkan mengingat buku ini berisi pemikiran abstrak), di antaranya.
Pertama. Tuhan telah merencanakan pengusiran Adam dan Hawa jauh sebelum tuhan menciptakan bumi yang kemudian akan diisi manusia-manusia seperti kita ini. Karena, jika tuhan hanya ingin menciptakan Adam dan Hawa, tidak akan ada aturan di surga yang berakibat pengusiran mereka untuk tinggal di bumi dan menyiapkan manusia. Adam diberikan perintah oleh tuhan untuk menghuni bumi, terlepas dia telah melanggar perintah untuk tidak memakan buah yang dilarang.
Kedua. Bumi dan manusia hadir atas kepercayaan yang berbeda dari tiap manusia yang telah diciptakan. Bagaimana mungkin ada satu tuhan, satu pencipta, satu agama, satu cerita yang sama, walaupun sebenarnya ada satu kebenaran yang mungkin samar-samar kita ketahui.
Ketiga. Julia bertanya-tanya entah kepada siapa bahwa apakah seseorang akrab dan beriman hanya diukur dengan seberapa sering dia pergi ke rumah ibadah untuk bertemu tuhan? Ayolah! Apa tidak ada yang sepakat bahwa tuhan ada di mana saja? Bagaimana bisa sekadar dilihat dari frekuensi mengunjungi, misal Gereja, atau tempat ibadah lain? Jika aku bertahan dengan pernyataan ini, banyak yang akan menyangka bahwa akulah orang yang tidak jelas imannya. Dari kutipan ini saya bisa menyimpulkan, Julia bukan tidak percaya tuhan karena ia bahkan percaya tuhan ada di mana-mana. Termasuk di dalam cangkir espresso-nya yang tetap utuh kendati angin puting beliung yang menyapu pelataran Gereja terus mengejarnya. Julia juga percaya bahwasanya untuk mengubah sayur terancam yang dimasak bersama daun pepaya pahit buatan Eliseba selamanya tidak akan serta-merta layak dinikmati sebelum tuhan menggunakan tangan Eliseba untuk mengolah sayur dengan cara yang lebih baik.
Pada akhirnya, selain memberi pelajaran untuk meningkatkan keimanan kepada Tuhan Yang Maha Esa, buku ini juga memperingatkan saya untuk tidak lagi-lagi mempelajari perdebatan antara dua keyakinan yang seharusnya sama hebatnya dan sama benarnya.
0 notes
blablanomad · 7 years
Photo
Tumblr media
This book I bought in 2014. This is one of a novel from the series of STPC or Every Place Has Stories (Setiap Tempat Punya Cerita). This book tell you about An Indonesian guy who looked for his brother in Bangkok, Thailand while he met a Thailand girl--who would make him fall in love. You would be suprised to read this book. The romance thing also not that awkward so it was very good for me. Very recomended. But in this year, to get this book such an impossible thing. The book may be sold out or already vanished from bookstore. 😂😂😂
0 notes
bibliognost-me-blog · 7 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
A - WULANFADI •••••• HOLLA! IM BACK🔥 so, tangan saya sedang tidak bisa diam untuk tidak menulis review. jadi saya menulis lagi setelah me-review yang sebelumnya. Dan kali ini saya akan membahas dan mengulas tentang buku Wulanfadi yang hanya berjudul A. jadi saya sudah sekitar setahun yang lalu membeli buku ini dan di bulan Juli kemarin tepatnya saya bisa menamatkan buku ini 😭 (karena saat itu mood saya sedang mengarah ke Wattpad dan saya dengan jahat menganggurkan buku saya) blame me yeah. so, saya akan menjelaskan lebih detail tentang buku ini. Judul : A (Aku, Benci, & Cinta) penulis : Wulanfadi Jumlah Halaman : 454 hal Genre : romance, fiction penerbit : Best Media •••• Review for the cover. Seperti yang kita lihat di foto, cover buku ini lumayan menggiurkan atau menggoda iman saya untuk membaca buku ini, terlebih saat pertama kali saya tau buku ini akan diterbitkan saya dengan sigap dan berniatan untuk membeli buku yang ditulis oleh salah satu Author kesayangan saya di Wattpad. terdapat seperti bulu-bulu entahlah yang saya tau itu seperti bulu burung (?) yang disatukan menjadi Huruf A cukup keren ya.. dengan ditambah bercak cat keungu-unguan dan kebiru-biruan menambah kesan menarik untuk cover ini. Rating for this cover : 7 •••• untuk sinopsis bisa dilihat difoto😊 •••• My opinion about this book. Jadi, fyi buku ini di publish pertama kali di wattpad yang mana dulu saya sangat tergila-gila dengan TRS series (jika mengikuti perkembangan wulanfadi di wattpad kalian pasti akan tau apa itu TRS), Dan selain sudah dijadikan buku cetak buku ini pun diangkat menjadi sebuah Film dan berhasil membuat para penonton dan pecinta Alvaro seperti saya jatuh cinta untuk yang kesekian kalinya dengan pesona Alvaro yang tengil dan kadang ngeselin. Bagi saya, buku ini tidak terlalu jauh berbeda dengan yang versi wattpad nya, dan versi filmnya juga ada yang berbeda dari novelnya dan yang pasti sesuai ekspetasi saya. dan saya juga sangat menyukai alur dari novel ini. kenapa demikian? karena, siapa sih yang tidak jatuh hati dengan karakter Alvaro yang terkenal dengan kejahilan, ketengilan, keras kepala, serta senang menggaet wanita dengan bujuk rayu gombalnya itu. saya sendiri yang membacanya sudah melewati berbagai macam fase mulai dari berguling-guling dilantai seperti biasanya, mengigit-gigit bantal,guling, kuku, dan lainnya. sampai-sampai saya melempar buku nya kesembarang arah ketika saya kesal karena terlalu menjiwai (lebay ya. iya memang begitu kalian tidak tau rasanya seperti saya yang tergila dengan lelaki fiksi *hiks) dan menurut saya alur dari cerita ini sangat apik dan bagus, rangkaian katanya pun sangat rapi tidak ada banyak typo disana sini, penulisnya sudah sangat handal dan sepertinya sudah memahami konsep EYD hahaha.. tidak dapat dipungkiri walaupun alurnya agak lamban di awal, tapi percayalah dengan kata-kata saya kalian akan terisihir dengan alur novel ini yang begitu mengasiykan dan membuat saya ingin kembali ke zaman SMA hahaha.. dan fyi again, buku ini adalah buku TRS pertama yang dijadikan buku.. jadi apa itu TRS? TRS adalah singkatan dari The Rules Series, jadi ada 6 lelaki yang masing-masing diceritakan oleh wulanfadi diseriesnya tidak hanya sisi Alvaro yang diceritakan di TRS, sisi teman-temannya seperti seth, julian, juna, matt, mika pun diceritakan jadi istilah dan lain katanya adalah bukunya seperti bersambung satu sama lain.. mungkin ada beberapa karakter yang tidak kalian kenali tiba-tiba muncul di cerita A nah biasanya karakter itu pernah dijelaskan di cerita lain di TRS jadi untuk bisa mengtahui siapa karakter itu kalian harus membaca Seriesnya mulai dari awal. dan sekarang buku TRS Beberapa sudah ada yang di terbitkan antara lain : 1. matt and mou 2. story of seth 3. with julian jika ingin lebih lanjut kalian bisa membuka akun wattpad wulanfadi. oke. (malah promosi haha gpp lah sekali-kali) jadi inti dari semua review ini adalah.. buku A sangat bisa membuat saya teringat pada zaman SMA 😂 (GA! NYAMBUNG YA) yha jadi .. Rating for this Book : 7.5 ✨🎆🔥 ••• oke itu tadi review yang penuh dengan kebasa basian semoga kalian paham dan mengerti bahasa saya yaa... tunggu review buku selanjutnya! salam, Bibliophile! Aul, xoxo💞
0 notes
princesswind · 2 years
Photo
Tumblr media
𝕊𝕖𝕞𝕒𝕤𝕒 [ℚ𝕦𝕒𝕣𝕒𝕟𝕥𝕚𝕟𝕖 𝔹𝕠𝕠𝕜] . “𝒯𝑒𝓇𝓀𝒶𝒹𝒶𝓃𝑔 𝓀𝒶𝓊 𝓂𝑒𝓇𝒶𝓈𝒶𝓀𝒶𝓃 𝓇𝒾𝓃𝒹𝓊 𝒶𝓀𝒶𝓃 𝒽𝒶𝓁-𝒽𝒶𝓁 𝓎𝒶𝓃𝑔 𝓀𝒶𝓊 𝓉𝒶𝒽𝓊 𝓉𝒾𝒹𝒶𝓀 𝒷𝑒𝓉𝓊𝓁-𝒷𝑒𝓉𝓊𝓁 𝓀𝒶𝓊 𝓇𝒾𝓃𝒹𝓊𝓀𝒶𝓃. 𝐵𝑒𝒷𝑒𝓇𝒶𝓅𝒶 𝒽𝒶𝓇𝒾 𝓀𝑒 𝒹𝑒𝓅𝒶𝓃, 𝓂𝓊𝓃𝑔𝓀𝒾𝓃 𝓀𝒶𝓂𝒾 𝒶𝓀𝒶𝓃 𝓂𝑒𝓃𝑒𝓂𝓊𝓀𝒶𝓃 𝒽𝒶𝓁-𝒽𝒶𝓁 𝓉𝒾𝒹𝒶𝓀 𝓁𝒶𝑔𝒾 𝓈𝑒𝓅𝑒𝓇𝓉𝒾 𝒹𝓊𝓁𝓊, 𝒷𝑒𝓃𝒹𝒶- 𝒷𝑒𝓃𝒹𝒶 𝒷𝑒𝓇𝓊𝒷𝒶𝒽, 𝒶𝓉𝒶𝓊 𝓇𝒾𝓉𝓊𝒶𝓁-𝓇𝒾𝓉𝓊𝒶𝓁 𝓉𝒶𝓀 𝓁𝒶𝑔𝒾 𝒹𝒾𝓁𝒶𝓀𝓊𝓀𝒶𝓃.” . 𝚃𝚑𝚒𝚜 𝚋𝚘𝚘𝚔 𝚝𝚑𝚛𝚎𝚠 𝚖𝚎 𝚝𝚘 𝚝𝚑𝚎 𝟿𝟶’𝚜 𝚛𝚘𝚊𝚍 𝚝𝚛𝚒𝚙 𝚊𝚌𝚛𝚘𝚜𝚜 𝚝𝚑𝚎 𝚂𝚞𝚖𝚊𝚝𝚛𝚊 𝚊𝚗𝚍 𝙹𝚊𝚟𝚊 𝚒𝚜𝚕𝚊𝚗𝚍, 𝚏𝚛𝚘𝚖 𝙼𝚎𝚍𝚊𝚗 𝚒𝚗 𝚝𝚑𝚎 𝚜𝚘𝚞𝚝𝚑 𝚂𝚞𝚖𝚊𝚝𝚎𝚛𝚊 𝚝𝚘 𝙻𝚞𝚖𝚊𝚓𝚊𝚗𝚐 𝚒𝚗 𝚝𝚑𝚎 𝚎𝚊𝚜𝚝 𝙹𝚊𝚟𝚊, 𝚝𝚑𝚎 𝚖𝚎𝚎𝚝 𝚠𝚒𝚝𝚑 𝚖𝚢 𝚌𝚘𝚞𝚜𝚒𝚗𝚜 𝚊𝚗𝚍 𝚋𝚒𝚐 𝚏𝚊𝚖𝚒𝚕𝚢 𝚏𝚛𝚘𝚖 𝚋𝚘𝚝𝚑 𝚖𝚢 𝚍𝚊𝚍 𝚊𝚗𝚍 𝚖𝚢 𝚖𝚘𝚖. 𝙻𝚎𝚊𝚍 𝚖𝚎 𝚝𝚘 𝚝𝚑𝚎 𝚖𝚎𝚖𝚘𝚛𝚢 𝚠𝚑𝚎𝚗 𝙸 𝚕𝚎𝚏𝚝 𝚝𝚑𝚎 𝚝𝚘𝚠𝚗 𝚠𝚑𝚎𝚛𝚎 𝙸 𝚜𝚙𝚎𝚗𝚝 𝚖𝚢 𝟷𝟽 𝚢𝚎𝚊𝚛𝚜 𝚘𝚏 𝚌𝚑𝚒𝚕𝚍𝚑𝚘𝚘𝚍, 𝚒𝚝 𝚠𝚊𝚜 𝟸𝟹 𝚢𝚎𝚊𝚛𝚜 𝚊𝚐𝚘. 𝚃𝚑𝚒𝚜 𝚋𝚘𝚘𝚔 𝚋𝚛𝚒𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚌𝚔 𝚝𝚑𝚎 𝚖𝚎𝚖𝚘𝚛𝚢 𝚘𝚏 𝚖𝚢 𝚍𝚊𝚍. 𝚃𝚑𝚒𝚜 𝚋𝚘𝚘𝚔 𝚒𝚜 𝚠𝚊𝚛𝚖 𝚌𝚘𝚗𝚟𝚎𝚛𝚜𝚊𝚝𝚒𝚘𝚗 𝚊𝚋𝚘𝚞𝚝 𝚍𝚛𝚎𝚊𝚖 𝚊𝚗𝚍 𝚖𝚎𝚖𝚘𝚛𝚢. 𝚃𝚑𝚎 𝚠𝚒𝚜𝚑 𝚒𝚗 𝚋𝚎𝚝𝚠𝚎𝚎𝚗 𝚝𝚑𝚎 𝚝𝚒𝚖𝚎. 𝚃𝚑𝚎 𝚙𝚛𝚘𝚖𝚒𝚜𝚎 𝚊𝚗𝚍 𝚝𝚑𝚎 𝚝𝚎𝚊𝚛𝚜. 𝚃𝚑𝚎 𝚕𝚘𝚜𝚝 𝚊𝚗𝚍 𝚏𝚘𝚞𝚗𝚍. 𝙸 𝚠𝚊𝚜 𝚜𝚎𝚗𝚝𝚒𝚖𝚎𝚗𝚝𝚊𝚕𝚕𝚢 𝚕𝚒𝚜𝚝𝚎𝚗𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚘 𝚃𝚛𝚘𝚢𝚎 𝚂𝚒𝚟𝚊𝚗 - 𝚂𝚝𝚛𝚊𝚠𝚋𝚎𝚛𝚛𝚢 𝚊𝚗𝚍 𝙲𝚒𝚐𝚊𝚛𝚎𝚝𝚝𝚎𝚜 𝚠𝚑𝚒𝚕𝚎 𝚛𝚎𝚊𝚍𝚒𝚗𝚐 𝚝𝚑𝚒𝚜 𝚋𝚘𝚘𝚔 𝚊𝚗𝚍 𝚏𝚎𝚕𝚝 𝚕𝚒𝚔𝚎 𝙸 𝚠𝚊𝚜 𝚒𝚗 𝚝𝚑𝚎 𝚋𝚊𝚌𝚔 𝚌𝚊𝚛 𝚜𝚒𝚝, 𝚕𝚘𝚘𝚔𝚒𝚗𝚐 𝚊𝚝 𝚝𝚑𝚎 𝚗𝚒𝚐𝚑𝚝 𝚛𝚘𝚊𝚍 𝚍𝚒𝚖 𝚕𝚒𝚐𝚑𝚝 𝚝𝚑𝚛𝚘𝚞𝚐𝚑 𝚝𝚑𝚎 𝚠𝚒𝚗𝚍𝚘𝚠 𝚊𝚗𝚍 𝚕𝚎𝚝 𝙲𝚘𝚛𝚘 𝚊𝚗𝚍 𝚂𝚊𝚌𝚑𝚒 𝚝𝚊𝚕𝚔𝚎𝚍 𝚒𝚗 𝚜𝚒𝚕𝚎𝚗𝚝. . 𝕊𝕖𝕞𝕒𝕤𝕒 𝕿𝖊𝖉𝖉𝖞 𝖂.𝕶𝖚𝖘𝖚𝖒𝖆 - 𝕸𝖆𝖊𝖘𝖞 𝕬𝖓𝖌 2019 book : five . #books #book #bookstagram #bookreview #bookreader #winterreads #winterreading #quarantinelife #quarantinebooks #semasa #indonesianbook #indonesianwriter #indonesianliterature #windputribookshelf #weekendreads #buibubacabuku #maesyang #teddywkusuma https://www.instagram.com/p/CZ7MaKZAiS3/?utm_medium=tumblr
0 notes
hellokink-blog1 · 7 years
Quote
Stigma itu membuat kita semakin jauh, kenapa kamu tidak biarkan saja mereka berkata? Ini kita, bukan mereka.
BRIAN by amelianor
0 notes
myfirstpicturebook · 4 years
Text
My First Indonesian Alphabets Picture Book with English Translations
Tumblr media
Did you ever want to teach your kids the basics of Indonesian ? Learning Indonesian can be fun with this picture book. In this book you will find the following features: Indonesian Alphabets. Indonesian Words. English Translations. Some Important Information Regarding Our Books: Each Alphabet has its own Page. All Pages are in Color. No Transliterations (Pronunciations). You (the Parent) should be helping your child learn how to pronounce.  #BasicIndonesian #IndonesianAlphabetBook #IndonesianAlphabetsBook #IndonesianAlphabetsforKids #Indonesianbooks #Indonesianforkids #IndonesianKidsAlphabetBook #IndonesianPictureBook #IndonesiantoEnglishAlphabet #IndonesiantoEnglishTranslation #LearnIndonesian #TeachIndonesian Read the full article
0 notes