Tumgik
#ulasan buku
mibeau · 3 months
Text
Imam Hanbali - Pejuang Kebenaran
🧮 Skor: 3.6/5.0
Tumblr media
■ Walaupun kandungannya telah diolahkan semula menjadi novel sejarah agar mudah difahami lebih ramai pembaca, namun, bunga penceritaannya masih agak “rigid” dan tona yang mendatar. Mungkin memang gaya hidup masyarakat setempat pada zaman Hanbali itu memang begitu, jadi sang penulis tak dapat mengubah sangat dan sengaja menyerap dan melontarkan “sisi gelap” sejarah Islam kita sebegitu. Yang penting, buku ini banyak menyentuh golongan Mutazilah dan sedikit Kawarij, yang saya rasa, banyak orang Malaysia kurang ambil tahu.
Tumblr media Tumblr media
■ Sebenarnya, fakta yang terkandung dan niat penyampaiannya bagus, cuma mungkin kerana saya memang kurang gemar genre yang banyak dengki-mengdengki dan satu pihak selalu beralah, so saya sekadar baca sampai habis sebab saya nak tau sejarah, bukan sebab tertarik dengan kisah hidup beliau. Sebab ketokohan Imam Hanbali yang terkenal penyabar dan “full of wisdom”, kurang menyerlah dalam novel ini. Tapi, dipandang dari sudut yang lain, kita dapat lihat kekuasaan Allah yang Maha Esa dan Maha Kuasa, di mana, pihak yang benar pasti akan lebih damai dan sejahtera, pengakhiran yang baik intinya.
Tumblr media Tumblr media
• Ditambah lagi pula, jenaka-jenaka orang Arab yang pada mereka kelakar, adalah juga diselitkan beberapa kali dalam buku ni, yang sebenarnya tak buat saya geli hati, tapi menyampah. Tapi tu lah, dah budaya mereka kan. Lain orang lain “taste”.
Tumblr media
• Dan kita memang tahu zaman dulu orang kuat perang. Tengok je lah sejarah Britain -- “The Terrifying Tudors”, lebih kejam! Tapi, penulis-lah yang perlu pandai ambil hati pembaca, terutama yang tak minat sejarah.
Tumblr media
■ Pendek kata, buku ini walaupun disifatkan sebagai Novel Fiksyen Sejarah, lebih berasa macam buku teks sejarah yang ditulis dalam bahasa mudah. Untuk bacaan umum dan pengenalan, ok je. Berbaloi untuk dibaca. Yang penting, mesti ada minat!
Tumblr media
Terima kasih penulis atas usahanya! Jazakallahu Khairan Kathira! --- 🛒 Dapatkan Novel ini di: BookCafe.com.my 🛍 --- *Baca juga ulasan saya di media sosial lain: • Instagram • Facebook . --- • Follow me on Telegram for quick updates!
2 notes · View notes
adeliyanr · 8 months
Text
Tumblr media
"Jadilah seperti lilin, yang tidak pernah menyesal saat nyala api membakarmu. Jadilah seperti air yang mengalir sabar. Jangan pernah takut mencoba hal baru".
Kutipan dari novel Tere Liye ini membuatku berpikir. Cih, mungkin memang aku saja yang sulit memahami. Tapi, ku ketikkan jemari ku untuk mengetahui apa maknanya. Katanya, jangan takut terluka, jangan takut salah jika kamu berniat baik. Kataku, jangan pernah menyesal dengan apapun yang akan, sedang atau sudah terjadi. Tetaplah melangkah, seperti air yang terus mengalir dengan sabar. Dan jangan menyerah.
Terima kasih, Sri. Aku suka semua cerita tentang kehidupanmu di novel ini.
5 notes · View notes
miliyaread · 2 years
Text
[ulasan buku] Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan oleh Hamka
Tumblr media
4.5⭐️/5
Apabila dibaca, buku ini lebih menceritakan Islam mengangkat martabat wanita dalam Islam, berbeza dengan yang diurakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
Telah diketahui bahawa wanita selalu ditindas bukan sahaja pada masa kini, namun juga pada masa lalu. Buku ini lebih mnegaskan bahawa wanita tidak layak untuk ditindas dan bercerita mengenai hak-hak yang wanita boleh tuntut.
Perlu diketahui bahawa wanita mempunyai hak dalam perkahwinan mereka, memiliki harta, menuntut ilmu serta banyak lagi. Tidak mengejutkan bahawa segelintir kelompok manusia masa kini masih lagi dibelungi dengan pemikiran kolot ini.
Jika anda perlukan isi untuk berhujah dengan manusia yang tidak percaya wanita berhak untuk melakukan sesuatu selagi tidak melanggar hukum agama, bolehlah baca buku ini dan berhujahlah dengan mereka.
Penafian: Semua pandangan mengenai buku ini adalah berdasarkan pandangan peribadi!
4 notes · View notes
mariafraniayu · 1 month
Text
Catatan Pendek Seorang Dosen: Setelah ini, Apakah masih ingin menjadi Dosen?
Judul               : Catatan Pendek Seorang Dosen Penulis            : Dian Hendrayanti Penerbit           : IPB Press Buku dapat diperoleh dalam bentuk fisik dari toko buku langganan, atau softcopy yang dapat diperoleh melalui Google Play Book. Buku yang berisi 17 catatan-catatan perjalanan penulis yang berprofesi sebagai seorang Dosen ini adalah buku yang sangat-sangat menarik! Ditengah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
naufal-portofolio · 3 months
Text
Sisters of the Revolution oleh Ann dan Jeff VanderMeer (editor): Ulasan Buku
2022
Tumblr media
Duo editor VandeerMeers mengkurasi dan mengedit cerpen-cerpen speculative terbaik dengan tema feminisme dari berbagai penulis perempuan yang terbit dari akhir 60-an sampai 2011. Hasilnya? Yes, this anthology!
29 penulis perempuan dari berbagai negara, 29 fiksi speculative yang menyajikan cerita bagus sekaligus membahas sedikit banyak topik feminisme, serta (tentu saja) 29 pemikiran feminisme yang bisa kita elaborasi lebih lanjut setelah merampungkan buku ini.
Gue suka sekali dengan antologi ini. Cerpen-cerpen bagus diterbitkan dalam satu buku. Science fiction, fantasy, supernatural/paranormal, horror, thriller, dan tentu saja the speculative itself.
Isu feminisme atau masalah ketidakadilan yang dialami perempuan di dunia yang patriarki ini, bagi gue, selalu challanging untuk diangkat ke medium fiksi. Bisa lebih memahami topik feminisme yang dikemas lewat karakter, plot, sampai dialog.
Rasanya mau bahas satu-satu semua cerpen di sini, tapi banyak banget euy ada 29.
0 notes
berkatatanpasuarablog · 7 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Sebuah Perjalanan - Dalam Buku “Bertumbuh”
Kemarin karena iseng dan aku tidak punya bahan bacaan akhirnya aku bongkar lemari bukuku. Ada satu buku yang kemudian aku ambil dan aku membacanya ulang. Aku bukan tipe manusia yang suka membaca buku yang sama dua kali, tapi pada buku yang aku ambil itu aku ingat sekali ada satu judul yang aku suka tentang “Perjalanan”.
Buku itu adalah “Bertumbuh” dalam satu buku tersebut terdapat lima orang penulis yang tulisannya dapat dijumpai pada setiap bab. Buku itu berisikan cerita-cerita pendek dengan masing-masing judul yang mengarah ke tema, yaitu bertumbuh -sedang berkembang (menjadi besar, sempurna, dan sebagainya).
Bertemulah aku pada satu judul perjalanan itu, tulisan itu dibuat oleh Mbak Novie Ocktaviani Mufti. Pada tulisanku ini akan aku jelaskan sedikit mengenai sebuah “perjalanan” tersebut. Pada karyanya Mbak Novie menjelaskan, bahwa sejatinya perjalanan manusia selalu berarti dua hal, yaitu berjalan lebih jauh atau berjalan lebih dalam. Yup. Jauh atau dalam. Perjalanan lebih jauh arah geraknya horizontal, hal itu menandakan akan ada pergerakan dari satu titik ke titik lainnya. Menjauhi diri dari tempat sebelumnya, akan ada banyak pertemuan dengan orang baru, banyak tempat yang dikunjungi, dan banyak pengalaman-pengalaman baru yang didapatkan. Sementara, berjalan lebih dalam arah geraknya vertikal, pergerakannya memang tidak terlihat signifikan, tidak juga berubah dari titik yang satu ke titik lainnya, tidak berbekal apa-apa kecuali yang ada pada diri dan hatinya. Orang-orang yang berjalan lebih dalam tidak akan kemana-mana, tidak akan menemui orang baru, tidak juga pergi ke banyak tempat baru, minim pengalaman. Namun orang-orang tersebut akan jauh lebih mengenali dirinya dan Tuhannya.
Aku tertegun ketika membacanya kembali. Tulisan itu kemudian menyadarkanku, menyadarkan seorang aku yang sedang dalam ketidakpercayaan diri yang penuh. Seringkali manusia dihadapkan oleh banyak hal dan ucapan yang menuntut seseorang untuk segera punya pencapaian. Aku yang sedang merasa disini-sini saja menjadi sering membandingkan diri dengan pencapaian orang lain. Usiaku baru menginjak 24 tahun, belum punya pekerjaan yang tetap, belum juga memiliki pasangan, aku ini apa sih sebenarnya? Begitulah aku dan rasa minder yang mengahntuiku.
Berdasarkan tulisan Mbak Novie tadi ternyata aku adalah orang yang sedang dalam perjalanan lebih dalam. Saat ini aku sedang berfokus pada diri sendiri, memaksimalkan potensi yang Allah titipkan melalui diri ini, tidak jarang aku menemukan hal-hal yang kemudian aku sukai dan tidak. Batasan diri yang semula tipis perlahan menebal dan menjadikanku lebih tegas. Aku lebih banyak sendiri dan berkontemplasi dengan khidmat. Pada akhirnya tidak hanya kualitas diriku yang membaik tapi aku jadi bisa merasakan betapa indahnya cara Allah menyayangiku sehingga apa yang terjadi dalam hidupku ternyata menyelamatkanku, membuat aku semakin lebih baik setiap harinya. Aku kemudian paham bahwa segala sesuatu yang terjadi membawa alasan dan hikmahnya masing-masing. Setiap luka, tawa, jatuh, bangun, pertemuan dan perpisahan, tidaklah terjadi karena Allah menginginkan kebaikan dari itu semua. Saat ini aku sedang belajar untuk melihat segala sesuatu lebih dekat dan mensyukuri apapun yang ada dan terjadi dalam hidup, karena aku percaya takdir terbaik adalah apa yang ada dihadapan kita saat ini. Bermodalkan hal tersebut, besok akan ku buat perjalanan ini melesat lebih jauh.
1 note · View note
misterway · 1 year
Text
Baca Buku Seminggu Dua Kali, Bisa?
Baca Buku Seminggu Dua Kali, Bisa?
Sempat menonton video Pak Gita Wirjawan yang menceritakan pengalamn hidupnya di channel youtube Cakap, salah satu penyedia aplikasi belajar bahasa. Beliau menceritakan salah satu hal yang konsisten ia lakukan hingga bisa menjadi seperti sekarang adalah membaca buku dua kali seminggu dan latihan berbicara di depan kaca. Buku menjadi sarana bagi dirinya untuk mengembangkan diri. Membaca buku…
View On WordPress
0 notes
generasbir · 2 years
Text
Ulasan Sejarah Amerika hubungan Keuangan Knight templar dengan Inggris
HUBUNGAN KEUANGAN Knight TEMPLAR DENGAN MAHKOTA INGGRIS Hingga menjadi Bankir
Ordo Knight Templar akrab bagi semua pembaca sejarah atau romansa abad kedua belas dan ketiga karena keberanian, kehebatan militer, kekayaan, dan kebanggaannya yang agak arogan. Para Templar bersama dengan Knights Rumah Sakit St. John telah membentuk elemen paling stabil di Tanah Suci dan dinas militer mereka di sana telah menerima pengakuan penuh. Tetapi ordo itu juga memberikan pelayanan penting kepada Susunan Kristen dalam bidang tindakan yang sangat.berbeda. Dalam suasana ruang penghitungan yang tidak berperang, para prajurit Kuil, selama lebih dari satu abad, menangani sebagian besar ibu kota Eropa Barat, menjadi akuntan ahli, administrator yang bijaksana, dan pelopor dalam.
Selengkapnya klik disini ⬇️
0 notes
kaktus-tajam · 3 months
Text
Dakwah dengan Data
“Selamat kak...setelah melalui beberapa proses penilaian Karya Tulis kak Habibah terpilih menjadi 10 Tugas Akhir Terbaik angkatan 13.”
Suatu pesan masuk dari kakak pengurus sekolah pemikiran islam (SPI), beberapa hari sebelum acara puncak (rihlah).
Haha tidak menyangka. Alhamdulillah.. biidznillah.
Langsung kilas balik ke awal semester 1, kepala SPI (Ustadz Akmal) memesankan kami bahwa tugas karya tulis di SPI ini salah satu tujuannya adalah: dapat menjadi landasan ketika diundang jadi pembicara, ngisi materi dan berargumentasi di forum, atau bahkan berdebat.. kita memiliki data, kita punya kajian ilmiah.
Nampaknya beliau bicara dari jam terbang dan pengalaman menghadapi para aktivis islam liberal dan pengalaman keliling menjadi narasumber ya.. bahwa ternyata dakwah tidak boleh tanpa data.
“Misal kita bilang film Barbie itu propaganda feminisme, mana ulasan yang bisa jadi buktinya? Mana datanya? Kajian risetnya?”
“Misal kita bilang buku Secrets of Divine Love itu kontroversial. Lalu dimana letak salahnya yang perlu dikritisi?”
Wah denger itu aku tuh jleb. Berat sih ya. Tapi penting ya. Sebagai yang sama-sama memiliki latar belakang pendidikan di sains (beliau S1 di ITB), jadi menarik. (Oh ya dua topik di atas sudah ditulis oleh teman SPI saya).
Akhirnya itulah salah satu poin yang menjadi motivasiku.
Sempet ragu? Iya. Tentunya. Sempet banyak bertanya, ini sudah benar belum ya? Kalau aku salah malah dianggap diskriminatif tidak ya haha.. dan lain-lain.
Tapi ternyata paling penting bertanya: kira-kira… Allah ridha tidak ya?
Akhirnya sembari meluruskan niat, aku refleksi ulang. Mengingat keresahanku yang hendak studi S2 (walau masih proses cari LoA).. dan pernah takut sendiri: gimana yaa kalau nanti malah involved di suatu research yang produknya dipakai untuk hal-hal buruk? Teknologinya disalahgunakan untuk melanggar aturan Allah?
Akhirnya lahirlah satu paper tentang dilema etika pada metode pencegahan HIV/AIDS, dari perspektif Barat yang sekular dan perspektif Islam.
Selama prosesnya benar-benar menikmati kesusahan menulis (yang akhirnya sampai 20an halaman juga), kesulitan menurunkan abstraksi pikiran dalam tulisan. Mungkin aku keenakan menulis lepas di Tumblr, atau menulis receh di X, yaa? Hehe astaghfirullah. Semoga yang di sini pun bisa menjadi amal jariyah.
Bismillah. Meminta kepada Allah swt. sebagai Yang Memiliki Ilmu, Al-‘Alim. Meminta kepada Yang Memberikan Hidayah dan Petunjuk.
Alhamdulillah Allah berikan kakak pembimbing yang luar biasa beserta beberapa rekomendasi buku authoritative yang bisa dijadikan rujukan, teman-teman diskusi, bahkan inspirasi tokoh-tokoh.
Hari H presentasi deg-degan! Padahal dibanding penyuluhan, dibanding forum di kampus, ini hanya forum kecil. Malah terasa sedang sidang ya haha.
Bersyukur ternyata selain apresiasi, Ustadz Akmal menegaskan kembali apa yang kusampaikan, memberikan highlight hal-hal yang penting. Pertanyaan dari teman-teman juga menambah khazanah pribadi tentang hal-hal yang belum kupikirkan.
Semoga Allah ridha dengan karya kami. dan semoga karya tersebut bermanfaat untuk ummat. Semoga Allah berikan taufiq agar karya kami jadi awal untuk karya-karya lainnya. Menjadi angin sejuk dalam musim semi peradaban Islam, menjadi karya yang menghidupkan jiwa umat yang sedang tertidur, dan menjadi bingkai kokoh dalam kebangkitan umat.
-h.a.
Sebuah kata pengantar. Hehe. Tunggu rilisnya(?).
Tumblr media Tumblr media
13 notes · View notes
maitsafatharani · 2 years
Text
Bersyukur dan Bersabar
Kemarin lusa, agenda kami di Terus Membaca adalah ulas buku personal yang disajikan oleh Mbak Mahar. Buku yang diulas berjudul: Karena Menikah Tidak Sebercanda Itu karya Amar ar Risalah.
Aku baru berkesempatan untuk ikut serta setelah ulasan berakhir, dan sesi sharing antar anggota tengah berlangsung. Sebagai salah satu anggota klub yang sudah menikah, sesuai prediksi, aku jadi salah satu ‘narasumber’ yang ditanyai.
“Gimana Maitsa, pengalamannya setelah berumah tangga, apa masih ada males-malesnya kayak waktu single, atau jadi lebih rajin?”
Pertanyaan ini dilontarkan kepadaku, karena sebelumnya ada statement: “bangun pagi saja malas, gimana mau bangun rumah tangga?”
Polemik setiap manusia single sepertinya, yang bawaannya kepingin nyantai terus begitu, kan. Lalu dihadapkan pada realita rumah tangga yang semua jadi tanggung jawab sendiri, alias tanpa backup-an dari orangtua lagi, cukup membuat ketar-ketir. Bisa tidak, ya?
Aku merasakan hal yang sama, by the way.
Sebelum menikah, aku juga punya banyak kekhawatiran. Kekhawatiran ini muncul karena aku yang memahami diriku sendiri. Aku sangat tahu, bahwa aku punya banyak kekurangan disana-sini. Dan kekhawatiran ini, di beberapa momen tertentu bisa memicu overthinking dan perasaan bersalah. Iya, perasaan bersalah. Aku pernah merasa khawatir, besok kekurangan-kekuranganku menjadi sesuatu yang menjadi penyebab masalah di rumah tanggaku kelak. Khawatir, pasangan tidak bisa menoleransi kekurangan-kekurangan itu. Ekstremnya, aku bisa merasakan takut, jika nanti menjadi istri dan ibu yang tidak berguna dan bertanggung jawab. Lalu pasanganku yang harus kerepotan membenahi ini-itu.
“Aku merasa, setelah menikah aku dapat banyak pertolongan Allah.” Jawabku. “Ada banyak ketakutan, ini aku cerita ya, salah satunya karena kekuranganku yang sulit sekali mendengar bunyi alarm.”
Teman-temanku sedikit kaget mungkin mendengarnya, karena aku pernah menjadi penanggung jawab program bangun pagi di komunitasku. Ada pula beberapa orang turut mengamini bahwa mereka juga punya keluhan serupa.
“H-2 menikah aku masih sulit mendengar bunyi alarmku. Aku kadang terpikir, bagaimana jika besok berumah tangga masih begini. Lalu saat besok punya anak, orangtua harus sigap saat anak terbangun di tengah malam. Aku sering bertanya-tanya, dan ketakutan, apakah aku bisa melakukan hal-hal seperti itu di saat pendengaranku seperti tidak berfungsi saat aku benar-benar terlelap. Bukan karena malas, tapi karena memang tidak kedengaran.”
Bahkan, kekuranganku yang satu ini pernah kusebutkan dalam doa. Sudah berbagai cara kutempuh rasanya, supaya bisa bangun dengan bunyi alarmku. Tetapi cara-cara itu hanya berfungsi sekali dua kali. Tidak bisa selamanya. Di titik tertentu, aku merasa hanya Allah yang bisa menolongku.
“Anehnya, setelah menikah dan pindah domisili, tiba-tiba pendengaranku seakan kembali berfungsi. Dia bisa mendengar suara alarm.” Lanjutku.
“Aku mengira, keajaiban ini hanya karena aku yang baru pindah, sehingga telingaku belum bisa ‘tidur pulas’. Tapi ternyata, berlanjut ke hari-hari berikutnya, dan sampai saat ini, aku masih bisa mendengar alarm dengan baik. Biasanya semasa single aku hanya bisa mendengar alarm ke-5 - dari serangkaian serial alarmku - menjelang subuh, sekarang sejak alarm pertama, aku bisa mendengarnya. Ya Allah, alhamdulillah.”
Selain ini, masih ada banyak hal lain yang kurasa impossible kulakukan setelah berumah tangga. Nyatanya bisa, dan tidak semenakutkan itu. Tapi namanya manusia, memang senang memperkeruh pikiran sendiri. Kekhawatiran yang memudar, kini berganti. Bagaimana jika besok diamanahi anak dan aku tidak mampu merawat dan mendidiknya dengan baik? Bagaimana jika besok kesibukan kami dalam sekolah dan bekerja menjadi batu sandungan untuk membesarkan anak kami? Dan begitu seterusnya.
Tapi sekarang, aku belajar dari pengalamanku. Aku banyak berdoa, semoga Allah juga membantu kami untuk seterusnya. Tanpa pertolongan-Nya, kami mungkin tidak akan sanggup.
Kemudian kami membahas tentang kriteria pasangan. Cari pasangan terbaik, tapi jangan lupa, dia tetaplah manusia biasa yang Allah tutupi aibnya. Adalah kalimat yang juga mengena bagiku.
Aku merasa, kebaikan yang selama ini orang lain lihat dariku, itu semata karena Allah yang Maha Baik menutupi aib-aibku. Pembahasan ini membuatku teringat akan sebuah nasihat dari Mbak Hajiah, sebelum aku menikah dan seringkali mengutarakan kekhawatiranku.
“Besok setelah menikah, banyaklah bersyukur atas kekurangannya, dan bersabarlah atas kelebihannya.”
Konsep ini unik, mungkin terkesan terbalik. Biasanya kita cenderung akan bersyukur jika melihat kelebihan, dan harus berupaya bersabar jika melihat kekurangan. Tapi, sampai hari ini aku merasa konsep ini benar-benar berlaku. Kalau kata yang memberi nasihat, konsep ini perlu ditanamkan supaya rumah tangga lebih terasa adem.
Saat melihat kekurangan pasangan, bersyukurlah, pasanganmu masih manusia biasa, dia bukan malaikat. Kekurangannya, syukuri sebagai kesempatanmu untuk membantunya. Sebaliknya, saat melihat kelebihannya, bersabarlah, ini saatnya kamu menerima dengan lapang dada pemberian pasanganmu. Jangan merasa bersalah karena merasa banyak diberi dan dibantu. Karena rumah tangga sendiri isinya memang tolong-menolong, kan?
Semoga tulisan ini menjadi pengingat, kalau nanti dalam perjalanannya akan ada hal-hal yang berjalan tidak mulus, ada emosi yang naik dan turun, ingat-ingat selalu tentang syukur dan sabar. Dan semoga, selalu ingat bahwa bukan hanya kita yang harus berusaha menjaga keutuhan rumah tangga dengan segala cara. Tapi juga, libatkan Allah di setiap langkah kaki kita. Pada urusan-urusan yang bahkan, kita anggap remeh pada mulanya.
Pamekasan, 16 Oktober 2022
76 notes · View notes
mibeau · 3 months
Text
💔Mendewasa Dengan Luka - Aiman Amri❤️‍🩹
🧮 Skor: 4.9/5.0
Tumblr media
■ Buku ini sememangnya pilihan yang tepat untuk peringkat saringan…
Tumblr media Tumblr media
• …bagi mereka yang ingin muhasabah dan mengenal masalah diri(jika ada) dan mencari keyakinan diri untuk pergi mendapatkan bantuan(jika perlu). Sebabnya, ada orang mungkin tiada masa, atau segan untuk berjumpa dengan kaunselor kerana fikir, masalah beliau perkara biasa, dan orang sekeliling ramai tak memahami.
• Tapi, tak semua orang mengerti diri sendiri, atau berupaya(mempunyai kapasiti/pengetahuan) untuk proses emosi sendiri. Kadang-kadang orang yang banyak tolong orang lain, tuan empunya badan sendiri, secara separa sedar yang telah lama “menderita” yang terseksa. Terutama mereka yang sudah terbiasa memikul tanggungjawab “besar” dan jarang mengeluh, sejak kecil lagi. Atapun orang yang memang lahir “timid”. Mereka memerlukan bimbingan, bahu untuk bersandar untuk berehat sebentar, teman berbual agar minda tidak terlalu berkecamuk dan tersusun, dan lain-lain. Tak semua orang familiar dengan konsep journaling.
Tumblr media
■ Bahasa mudah faham dan mesra pembaca.
Tumblr media
• Ada empati. Sesuai untuk semua lapisan masyarakat. Tetapi masih memerlukan orang yang mempunyai penguasaan Bahasa Melayu yang baik atau orang yang memang minat membaca. Sebabnya, saya ada beri kepada seorang remaja dewasa perempuan berbangsa India, beliau hanya baca sekerat jalan sahaja kerana banyak perkataan yang beliau tak “familiar”. . ■ Pembahagian bahagian utama dan penyusunan kandungan yang baik dan memberangsangkan!
Tumblr media
• “Masalah” atau “simptom” atau “kecendurangan akibat trauma” yang kebanyakan orang alami, disimpulkan dan disampaikan dan 5 bentuk cerita. Saya percaya banyak orang dapat “relate”, cuma tahap “severity” setiap individu berlainan. • Penggunaan typesetting yang kontra further emphasised the main points and fun soft illustrations that make the presentations more impactful for us, the readers, inshaAllah.
• Selepas bahagian penceritaan, baru sampai ke bahagian perbincangan mengenai kisah-kisah yang disampaikan, dan apa diperjelaskan lagi isu-isu yang ingin diketengahkan dan dikenalpasti serta apa stigma atau stereotaip masyarakat mengenai perihal-perihal tersbut.
Tumblr media
• Dan di bahagian terakhir, diberikan bahan-bahan dan alat-alat pengukur kendiri, untuk kita self-evaluate. Kemudian, cuba buat keputusan apa langkah seterusnya. Dapatkan khidmat professional atau mempunyai keberanian diri dan keyakinan diri untuk menyatakan pendapat atau bincangkan apa yang bersarang di fikiran dengan orang yang terdekat dan dipercayai.
Tumblr media Tumblr media
• Cuma, perkongsian rajah dan jadual sampingan yang diselitkan, tulisannya rata-rata agak kecil. Kalau tak pakai kaca mata pasti susah nampak. Kalau orang yang sah-sah rabun dekat, lagilah! .
Tumblr media Tumblr media
■ Percayalah, inshaAllah, buku ini sangat membantu! Mungkin orang yang tak pernah trauma boleh jadi terbahagi kepada dua, “stereotyping” dan meperkecilkan orang lain atau menjadi individu yng cuba memahami keadaan dan carikan bantuan. Bagi orang yang memang mengalami, dan baru mula cuba memahami diri, buku ini adalah satu bentuk “support system” yang ada.
Kita boleh! Healthy Mindset, Happy Life!
Tumblr media
--- 🛒 Get the book from Imanshoppe.com 🛍 --- *Read also on other platforms:
Instagram
Facebook --- Follow me on Telegram for quick updates!
2 notes · View notes
l-edelweis · 2 months
Text
Wishes for my quarter of century
Tahun ini aku akan menginjak angka 25. Tahun dimana saat ibuku menginjaknya, anak pertamanya sudah berusia satu tahun. Tapi saat anak pertamanya itu di angka yang sama dengan masa ibunya, masih suka beli balon dan permen karet.
But, as many people said, don't compare your life. Even comparing it with your mom, your family, your soul buddy.
Aku mau menuliskan doa dan cita-cita, yang aku harap bisa aku raih-aku dapatkan-aku capai-aku gapai-di usia 25 (dan seterusnya);
Aku pengen banget bisa baca buku rutin setiap hari. Kembali seperti dulu, saat terhanyut ke dalam tulisan-tulisan di buku itu. Sampai lupa makan, kadang lupa mandi. Kangeenn banget bisa baca buku mindfull. Aku harap aku bisa membaca buku dengan tenang, dengan nyaman, dengan menyenangkan. Suka sedih kalau melihat buku-buku yang menjadi kawan baikku itu teronggok di rak buku, dan mereka seperti memanggil-manggil minta dibaca.
Menyambung mimpi pertamaku, di usia ini aku juga berharap bisa menuliskan hasil membacaku dengan maksimal. Merefleksikan apa yang aku peroleh dari tulisan-tulisan yang aku baca. Mengabadikannya dalam sebuah ulasan alias review buku yang rajin yuk! Biar nggak lupa sama apa yang dibaca, tapi yang terutama biar bisa mengabadikan perasaan dan pikiran yang muncul saat membaca buku itu.
Aku berdoa semoga di usia ini aku dimampukan untuk ikut kelas-kelas yang aku sukai. Kelas-kelas yang dari situ aku bisa nambah temen, nambah sumber kebahagiaan, nambah aktivitas seru, dan tentu saja, nambah ilmu. Aku pengen bisa mindfull ikut kelasnya, dan menghindari mendengarkan rekaman kelas! Alias aku hadir betul di waktu yang dijadwalkan, dengan pikiran utuh dan diri yang siap mencatat, siap berdiskusi, siap menyerap segala yang disampaikan guru dan pemateri. Aku ingin bisa betul-betul menghargai orang yang menularkan ilmu itu lewat kelas yang diselenggarakan.
Ya Allah bismillah, everyday bisa rutin Qur'an journaling dan menyelami ayat-ayatMu lebih dalam. Memaknai tiap-tiap ayat yang aku baca dan merefleksikannya pada tiap-tiap hari yang aku lewati. Pun meresapi setiap ayatnya, lalu 'menghidupkannya' dalam tingkah laku sehari-hari. Mengikat segala yang aku baca-aku rasa-aku resapi-dalam huruf-huruf yang menari-nari di bukuku. Qur'an journaling dengan mindfull, damai, dan sepenuh hati.
Ini rencana yang selalu aku doakan setiap saat setiap waktu: nulis sesuka hati! Di manapun, kapanpun. Mengeluarkan apa yang aku pikirkan, merefleksikan apa yang aku rasakan. Semoga waktu dan keadaan selalu mengamini mimpiku ini.
Semoga punya waktu untuk mencoba resep-resep baru yang kutemukan di instagram maupun twitter. Pengen banget bisa bikin makanan yang menarik, enak, tapi yang utama adalah sehat dan penuh gizi. Ini hashtagnya #seperempatabadbisamasak
Bismillah, mewujudkan mimpiku dari zaman purba; Menerbitkan novel! Pengennya yang genre romance walaupun kayaknya pasaran, yak. Tapi kupastikan meskipun genre romance tapi tidak menye-menye seperti kisahku (ngga lah, canda hahahhaah). Yuk bisa yuk #seperempatabadnovelterbit
Ini mimpi yang baru kepikiran beberapa tahun belakangan. Terdengar tidak mungkin, tapi mari kita berdoa supaya di seperempat abad ini ada sutradara dan produser yang mau ngajakin aku jadi aktris, alias ngajak main film! Nggapapa deh ngga jadi main character. Yah minimal sahabatnya si main character. Kayaknya terlibat di industri per-filman tuh seru banget. Syuting kesana-sini, berperan jadi individu lain, sampai adu akting sama orang yang 'bukan dia' alias karena dia juga lagi jadi individu lain. Belum nanti kalau pas gala premier di bioskop, gimana ya rasanya 'melihat diri kita yang lain di layar bioskop'?
The last (in this post). Aku harap aku bisa membeli waktu, untuk melakukan hal-hal di atas.
Bismillah semoga yang membaca berkenan ikut mengaminkan :D
3 notes · View notes
mariafraniayu · 2 months
Text
Memperebutkan Hak atas “Rahim”: Ulasan Buku “Dari Rahim ini Aku Bicara” karya Ester Lianawati
“Dari Rahim ini aku Bicara”, sebuah buku terbaru karya tangkas Ester Lianawati itu sudah menggoda saya sejak teaser-nya dibagikan oleh penerbit Buku Mojok. Ada begitu banyak buku yang dapat mengubah manusia (dan pikirannya), dan buku karya Ester Lianawati ini adalah salah satunya. Mengupas buku ini tanpa menjadi tidak sentimental adalah sebuah kemustahilan. Ditulis dengan sangat apik, dengan…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
naufal-portofolio · 3 months
Text
Review / Ulasan
PUBLIKASI / LAIN-LAIN > REVIEW / ULASAN
2023
Katastrofe Mala oleh Utiuts: Ulasan Buku
A Kitchen in the Corner of the House oleh Ambai: Ulasan Buku
Balada Ching-Ching oleh Maggie Tiojakin: Ulasan Buku
2022
Sisters of the Revolution oleh Ann dan Jeff VanderMeer (editor): Ulasan Buku
A Wrinkle in Time oleh Madeleine L'Engle: Ulasan Buku
Dear Tomorrow oleh Maudy Ayunda: Ulasan Buku
A Sarah's Scribbles Collection oleh Sarah Andersen: Ulasan Buku
2021
Rainbirds oleh Clarissa Goenawan: Ulasan Buku
2020
Pengakuan Eks Parasit Lajang oleh Ayu Utami: Ulasan Buku
Do Androids Dream of Electric Sheep? oleh Philip K. Dick: Ulasan Buku
Koci, My Frienemy oleh Dian Kristiani: Ulasan Buku
Perempuan Patah Hati yang Kembali Menemukan Cinta Melalui Mimpi oleh Eka Kurniawan: Ulasan Buku
Your Perfect Year oleh Charlotte Lucas: Ulasan Buku
2019
Pulang oleh Leila S. Chudori: Ulasan Buku
Vegetarian oleh Han Kang: Ulasan Buku
Buku Panduan Matematika Terapan oleh Triskaidekaman: Ulasan Buku
Winter People oleh Jennifer McMahon: Ulasan Buku
2018
Basirah oleh Yetti A. KA: Ulasan Buku
Monsoon Tiger and Other Stories oleh Rain Chudori: Ulasan Buku
The Kite Runner (novel grafis) oleh Khaled Hosseini: Ulasan Buku
Jakarta Undercover Series oleh Moammar Emka: Ulasan Buku
The Perks of Being A Wallflower oleh Stephen Chbosky: Ulasan Buku
Beginnings, Middles, and Ends oleh Nancy Kress: Ulasan Buku
The Fiction Writer's Toolkit oleh Bob Mayer: Ulasan Buku
2017
The Place between O & K oleh Auri Hirao: Ulasan Buku
Kicau Kacau oleh Indra Herlambang: Ulasan Buku
Cinta. oleh Bernard Batubara: Ulasan Buku
Joker oleh Valiant Budi: Ulasan Buku
Dash and Lily's Book of Dares oleh Rachel Cohn dan David Levithan: Ulasan Buku
Untuk Indonesia yang Kuat oleh Ligwina Hananto: Ulasan Buku
Amy and Roger's Epic Detour oleh Morgan Matson: Ulasan Buku
Sejarah Tuhan oleh Karen Armstrong: Ulasan Buku
People of the Book oleh Geraldine Brooks: Ulasan Buku
2016
Grey & Jingga (The Twilight) oleh Sweta Kartika: Ulasan Buku
2015
Empat Musim Cinta oleh Adhitya Mulya dkk: Ulasan Buku
Pertemuan Jingga oleh Arumi E: Ulasan Buku
Pay It Forward oleh Emma Grace: Ulasan Buku
2014
Pintu Harmonika oleh Clara Ng dan Icha Rahmanti: Ulasan Buku
2013
Love Journey oleh Dee An, Lalu Abdul Fatah, dkk: Ulasan Buku
2011
Tea for Two oleh Clara Ng: Ulasan Buku
Always, Laila oleh Andi Eriawan: Ulasan Buku
Our Story oleh Orizuka: Ulasan Buku
Tiba-Tiba Malam oleh Putu Wijaya: Ulasan Buku
The Old Man and the Sea oleh Ernest Hemingway: Ulasan Buku
Azazil oleh Youssef Ziedan: Ulasan Buku
Tidak Hilang Sebuah Nama oleh Galang Lufityanto: Ulasan Buku
Negeri Bawah Air oleh Ary Nilandari: Ulasan Buku
Di Bawah Lindungan Kabah oleh Buya Hamka: Ulasan Buku
2010
Cado-Cado Kuadrat (Dokter Muda Serba Salah) oleh Ferdiriva Hamzah: Ulasan Buku
Filosofi Kopi oleh Dee Lestari: Ulasan Buku
2009
Malaikat Jatuh oleh Clara Ng: Ulasan Buku
Area X oleh Eliza V. Handayani: Ulasan Buku
0 notes
masdayat · 7 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Beberapa foto konten bookstagram favoritku sejauh ini. Mudah-mudahan bisa berbagi ulasan singkat juga dari buku-buku yang telah kubaca di media tumblr ini.
You can kindly follow @khalidteracy on instagram.
5 notes · View notes
chocohazel · 1 year
Text
ULasan: Pulang
Judul Buku: Pulang Genre Buku: Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik Penulis Buku: Leila S. Chudori Bahasa: Indonesia Penerbit Buku: Kepustakaan Populer Gramedia Rating Goodreads: 4.3/5 Rating Pribadi: 4.5/5
Novel dengan tebal 474 halaman ini akan mengantarkan pembaca ke setidaknya tiga latar masa lalu dalam ritme yang cepat. Pertama September 1965, di Indonesia. Kedua Mei 1968 di Perancis dan Mei 1998 di Indonesia. Novel ini dibagi menjadi tiga bagian dengan alur maju-mundur. Tiga bagian yang ada masing-masing memuat sudut pandang orang pertama dari point of view tiga tokoh utama (multiple POVs) dan dua tokoh pendukung. Walau memiliki pergantian point of view dan plot campuran, penulis menjahit masing-masing bagian cerita dengan sangat apik sehingga masing-masing cerita saling melengkapi "kekosongan" pada cerita lainnya. Setiap konflik dan penggalan kisah memunculkan rasa penasaran dari pembaca dan membuat pembaca semakin tertarik untuk melanjutkan perjalanan membacanya.
Pada bagian satu, novel ini berkisah tentang empat eksil politik Indonesia yang menjadi pendiri Restoran Tanah Air di Paris: Dimas Suryo, Nugroho Dewantoro, Risjaf, dan Tjahjadi Sukarna (Tjai Sin Soe). Kecuali Tjai, mereka berempat merupakan wartawan di Kantor Berita Nusantara sebelum Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Hananto Prawiro, pimipinan kantor Berita Nusantara adalah seorang jurnalis berpengalaman ekstrim kiri. Walau beberapa jurnalis dan karyawan lainnya cenderung netral dan bahkan memiliki sikap politik yang berlawanan, tetap saja eksistensi Hananto cukup untuk menjadikan Kantor Berita Nusantara dianggap sebagai gudang antek dan simpatisan PKI.
Menjelang Peristiwa 30 September 1965 terjadi, Dimas Suryo dan Nugroho menghadiri Konferensi International Organization of Journalists di Santiago, Chile. Sedangkan Risjaf menghadiri “agenda” lain di Havana, Kuba. Sementara Tjai meninggalkan Indonesia menuju Singapura sesaat setelah Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Sadar bahwa situasi politik di Indonesia pasca 30 September 1965 tidak berpihak dan sangat berbahaya bagi siapapun yang dengan mudah bisa dikait-kaitkan dengan PKI, maka Dimas Suryo, Nugroho dan Risjaf tidak berani untuk pulang. Selain itu, situasi membuat mereka memang tidak mungkin bisa pulang karena paspor mereka dicabut. Mereka kemudian pergi ke Peking dan bertemu dengan banyak eksil politik lain. Dari Peking mereka berkelana ke beberapa negara dan berakhir dengan pertemuan kembali di Paris kemudian mendirikan Restoran Tanah Air.
Di Prancis, Dimas Suryo menikah Vivienne Deveraux dan punya satu orang anak perempuan yang bernama Lintang Utara. Singkat cerita, Lintang dewasa pergi ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas akhirnya di universitas Sorbonne, yaitu membuat film dokumenter yang berisi wawancara dengan para eks-tapol Peristiwa 1965 beserta keluarga. Lintang pergi ke Jakarta pada bulan Mei 1998 dan bertemu dengan Segara Alam putra Hananto Prawiro dan Bimo putra Nugroho.
Setidaknya ada dua premis besar dalam novel ini, yang pertama tentang bagaimana kehidupan para eksil politik yang terpaksa berpetualang dari negara satu ke negara lain dan kemudian menjalani kehidupan sebagai warga negara Perancis di Paris, ribuan kilometer dari tanah air yang sangat mereka rindukan. Kemudian premis utama ini memunculkan premis baru tentang kehidupan anak-anak para eksil politik di luar negeri dan juga di Indonesia menghadapi situasi politik yang kembali memanas di tanah air, tiga puluh tiga tahun pasca pemberontakan PKI.
Keunggulan novel ini adalah penulis dapat menyajikan kisah sejarah kelam Indonesia dengan alur cerita yang menarik. Pembaca seolah dapat “menyaksikan” apa yang terjadi selama dua masa kelam perpolitikan Indonesia lewat rincinya penggambaran cerita yang disajikan melalui sudut pandang karakter utama. Sementara kekurangannya adalah karena tema dan pembahasan dalam cerita, novel ini memiliki segmentasi pembaca yang cenderung khusus yaitu dewasa di atas 17 tahun dengan minat bacaan fiksi-sejarah fiksi-politik.
12 notes · View notes