Tumgik
#penerbit indie
laboratoriumkata · 9 months
Text
Tumblr media
READY STOCK } Buku Kumpulan puisi “Satu-Satunya Manusia “ karya Ramadhan A | IDR 77.500,- Bagi yang berminat bisa klik link berikut https://forms.gle/8YCFBBmFBBaxtBebA
1 note · View note
cantikahanah · 11 months
Text
Frequently Asked Question: Gimana Awalnya Bisa Jadi Editor Buku?
Jadi gini gaes ... mari kita mundur ke belakang beberapa waktu. Suatu hari di masa SMA, aku tersadar di satu titik ... ngapain ya ada di sini? Untuk apa ya ada di bumi? Krisis identitas. Existential crisis (sampai sekarang sih). Mungkin tulisan ini banyak curhatnya juga, gapapa, ya. Ya gitu. I feel so lost. Gak ada gairah untuk hidup. Kayak ... yaudah gitu? Lalu apa?
Sampai suatu hari, aku pinjam buku novel ke teman sekelas, Bumi, Tere Liye (mungkin beberapa orang udah bosen aku cerita ini, tapi gapapa, ini penting karena kita harus tahu kenapa dan titik awal kita mau bergerak). Di satu titik itu, duniaku seketika berubah. Satu titik bagian dalam otakku seperti menyentuh tombol on.
Seakan-akan selama ini baru "bekerja" dan merasa hidup. Baru kali itu aku betul-betul terpesona oleh kata-kata. Keajaiban kata-kata ternyata bisa sebegitunya. Bisa menghadirkan atau menyajikan kehidupan lain yang seru, alternatif lain dari kehidupan biasa yang monoton.
Di satu titik itu juga, aku seperti terpanggil kembali. Jiwaku seperti pernah mengalami sesuatu, seperti aku menyadari ada kaitannya dengan kehidupan awal sebelum kehidupan ini. Seperti ... akhirnya aku merasakan klik bahwa, "Ya ... I live for this, aku hidup untuk ini, untuk mengisi bagian dunia aksara, aku sebagai manusia di bumi yang berkontribusi di bidang bahasa dan sastra."
Dari situ, aku membulatkan tekad, aku harus memperjuangkan ini, aku mau hidup dalam dunia yang terus berkaitan dengan kata-kata, karena aku butuh merasakan hidup sebelum akhirnya mati. Sungguh menyedihkan kalau mati duluan sebelum mati, bukan? Ya, naluri untuk hidup.
Aku tidak mau melepaskan ini meski orang tuaku belum bisa mengerti. Waktu itu, aku pun belum bisa menjelaskan kepada mereka betapa aku keras kepala dan yakin akan hal ini. Aku ingin seluruh waktu hidupku di bidang ini.
Singkat cerita, mereka terus meragukanku apakah bisa hidup lewat bidang yang bertolak belakang dengan latar belakang mereka. Namun, dengan begitu, jadi energiku juga untuk terus meyakinkan bahwa aku bisa. Sejak hari itu, aku terus-terusan berusaha, belajar dan berkarya. Sampai orang-orang dalam kehidupanku tahu, kalau personal branding-ku di bidang ini.
Akhirnya, ketika pintu rezeki pertama itu datang, asal datangnya dari kedua kenalanku: guru PPL bahasa Inggris dan teman komunitas kepenulisan online. Lewat Instagram, mereka mengirimkan poster informasi lowongan pekerjaan sebagai editor lepas di suatu penerbit indie.
Saat itu, aku sudah lulus SMA dan baru masuk kuliah Bahasa dan Sastra Indonesia, UPI. Dengan berbekal ijazah SMA dan titel sebagai maba, kucoba saja lamaran itu. Ditolak. Oh, ya sudah. Namun, beberapa hari kemudian mereka menghubungiku lagi. "Apakah masih tertarik bergabung?" Ya, tentu. Dari sinilah pekerjaan pertamaku di dunia dimulai: sebagai editor buku.
Tips melamar pekerjaan: know who you are, know who they are, prove them how will the collaboration work.
Di lamaran pertamaku, sebelumnya aku memang sudah sering menunjukkan minat berkarya bersama mereka lewat portofolio. Juga, menjelaskan secara jelas dan to the point soal kelebihanku dan irisan potensial agar bisa bekerja sama, salah satunya latar belakang pendidikan. Namun, setahuku, kebanyakan itu yang terpenting adalah portofolio kita juga.
Buktikan kalau kita sungguh-sungguh ingin berkarya, bukan hanya ingin saja. Terus cari peluang dan berkorban meski kecil-kecilan, jeli lihat kesempatan dari lingkaran terdekat, beri dampak terlebih dahulu untuk sekitar. Tanya, bantu, coba. Bukan cari alasan semata.
Singkat cerita, selama 4 tahun bersamaan dengan kuliah, aku juga sambil belajar mengedit buku. Awalnya 0 pengalaman, tentu banyak kesalahan dan bimbingan dari pimpinan. Alhamdulillah lingkungannya baik dan mendukung untuk terus berkembang.
Sampai baru lulus kuliah, rasanya sudah cukup pengalaman dan pelajaran yang kudapatkan di penerbit ini. Aku pun makin berkembang, banyak kejadian yang jadi titik balik dan membuatku berubah. Singkat cerita, kecocokan dan tujuan kami sudah tidak sejalan lagi.
Di titik ini, aku lebih tertarik dan concern ke kehidupan yang lebih islami. Aku tahu kita akan mati dan aku ingin waktu setiap detik yang kugunakan bisa lebih bermakna dan tak sia-sia. Ekstremnya, tiba-tiba kutinggalkan semua yang tidak "islami" (maklum, anak hijrah baru, ilmunya masih dikit banget, padahal sekarang aku bisa lebih mengerti untuk tetap berbaur dengan siapa saja, asal dengan batas-batas prinsip yang bisa ditoleransi).
Aku mulai dari 0 lagi. Tidak punya pekerjaan. Tidak punya lingkaran "teman-teman" berjuang. Di antara kebimbangan dan terombang-ambing, aku terus berdoa dan berusaha agar bisa ada di lingkaran dan pekerjaan yang lebih islami.
Hari-hari terus bergulir dengan kekosongan dan keresahan, sampai akhirnya hari itu datang juga. Ada story Instagram dari penerbit islami yang ku-follow. Intinya: lowongan untuk jadi tim redaksi. Langsung kucoba alur rekrutmennya. Singkat cerita, aku diterima. Alhamdulillah.
Meski ditolak untuk fulltime di area Jabodetabek, aku masih ditawari untuk freelance secara remote. Jadi editor buku lagi. Kali ini di Penerbit Rekombuk. Pimpinannya: Bang Juna. Ternyata project pertamaku adalah bantu edit tipis-tipis soal penulisan buku zikir, kliennya: Kak Dena Haura. Iya, influencer anak muda itu. Favoritku!!! Senang banget. Meski gak interaksi secara langsung, aku bisa menitip salam lewat Bang Juna. Setelahnya, ada beberapa buku lain yang kuedit juga.
Secara garis besar, kegiatan edit-mengedit ini berpatok pada: ilmu yang kudapat selagi di perkuliahan, bolak-balik sesering mungkin untuk cek pedoman kebahasaan KBBI (kbbi.kemdikbud.go.id) dan EYD (ejaan.kemdikbud.go.id). Itu saja. Ditambah, feeling. Hehe. Hal terpenting, pesannya sampai.
Setelah kurang lebih setahun, aku disodorkan project baru lagi oleh Bang Juna. Kali ini, buku dari penerbit baru salah satu ustaz nasional, Ust. Oemar Mita. Awalnya, aku sama sekali tidak tahu beliau siapa (mohon maaf, Ustaz). Karena aku si anak baru hijrah ini hanya tahu: Ust. Hanan Attaki dan Ust. Felix Siauw. Padahal, beliau pun sudah banyak dikenal orang. Namun, di sini ada sisi plusnya juga, aku jadi bisa lebih meluruskan niat.
Kesempatan lainnya, aku juga mengincar bisa bekerja di Penerbit Linimasa. Karena kurasa dan sejauh yang kulihat, ada kesamaan visi dan value dengan mereka. Namun, saat itu belum tahu celah untuk memasukinya. Bahkan, aku sampai mimpi (literally) bisa mengunjungi kantornya.
Singkatnya, akhirnya hari itu tiba juga. Ada iklan Instagram yang lewat. Studio Nulis Buku dari Linimasa Studio. Ada audisinya juga biar bisa ikut kelasnya secara gratis. Aku langsung coba. Sambil berdoa, berusaha, dan menurunkan ekspektasi, setidaknya agar aku bisa "terlihat" dahulu oleh Teh Kartini F. Astuti dan teteh-teteh founder yang keren.
Alhamdulillah, ternyata aku dipilih juga. Aku bisa mengikuti kelasnya secara gratis selama kurang lebih 4 bulan. Kelas untuk jadi penulis. Ya karena memang awalnya, aku bermimpi jadi penulis buku yang buku terbitnya "masuk toko buku" biar merasa hidup wkwk. Namun, perjalanan hidup malah terus menuntunku dan menempatkanku sebagai editor buku. Allah yang memilihku.
Dari situ, aku jadi bisa kenal dan dikenali oleh mereka. Ternyata mereka bisa melihat potensi "mutiara" dalam diriku. Aku terus diajak berjalan untuk berjuang bersama mereka. Sebuah mimpi yang jadi nyata. Bahkan, aku belum mengirimkan lamaran sebagai editor. Namun, sudah ditawari begitu saja.
Ya begitulah. Perjalananku sampai detik ini yang masih jadi editor buku. Sekarang aku tengah memegang project-project dari Ust. Oemar Mita, Teh Kartini F. Astuti, Mbak Mawar Firdausi, dan Bang Amar Ar-Risalah. Meski masih ada plus minus, suka duka, dan perjuangannya ... semoga seumur hidup, aku masih bisa jadi editor buku islami. Untuk hidup dalam kata-kata.
Aku tahu suatu saat akan meninggalkan dunia ini, tetapi aku berharap dan senang juga kalau ada yang mau meneruskan perjuanganku ini. Rasanya, ke depannya akan ada peluang untuk mengisi posisi jadi editor buku islami lainnya, juga harus ada yang terus meneruskan risalah Nabi. Agar manusia ingat kembali: untuk apa mereka ada di dunia. Untuk Allah.
Karena setelah sepanjang hidup yang kujalani, manis pahit kehidupan ... kehidupanku jadi berantakan dan tidak jelas kalau bersandar pada diri sendiri. Namun, bersama-Nya, rasanya lebih ringan, tenang, dan bermakna.
Karena seseorang tidak dibebani melebihi kesanggupannya. Karena setiap kesulitan bersama kemudahan. Karena setelah selesai urusan yang satu, terus bekerja keraslah pada urusan lain, dan hanya pada-Nya tempat berharap.
Aku tahu napasku akan terhenti, maukah kamu melanjutkan napasku lewat kata-kata?
8 notes · View notes
sundayneverdie · 2 years
Text
DILEMA PENERBITAN BUKU
Aing dan istri membangun Penerbitan Buku dengan harapan bisa membantu penulis yang ingin menerbitkan karyanya dengan biaya yg terjangkau bahkan gratis.
Kemarin Perpusnas ngeluarin Perka terbaru tahun 2022. Bahwa buku yg diterbitkan ber-ISBN harus dapat disebar luaskan. Artinya, harus di cetak dg quantity yang gak boleh dikit.
Penerbit indie semacam kami, biasanya menerapkan sistem "self publishing". Yakni buku bisa dicetak sesuai kebutuhan. Bahkan 1 eksemplar saja.
Sehingga dapat memangkas biaya.
Bisa meminimalisir risiko, kalau buku tidak laku.
Dengan sistem ini, penulis bisa mengadu nasib apakah karya tulisnya laku atau tidak di pasaran.
Dan andaikan tidak laku, penulis tidak dirugikan. Karena buku bisa dicetak sesuai pemesanan.
Pun penerbit, tidak dirugikan jika bukunya tidak laku.
Kalau laku keras, jelas yg untung besar adalah penulisnya. Penulis biasanya cukup bayar biaya cetak saja, dan royalti bisa diakumulasi sendiri oleh penulis.
***
Dengan sistem yang sekarang, semacam memaksa penerbit untuk menjadi "mayor".
Dalam hal ini buku harus dicetak banyak.
Artinya,
Harus ada pihak yang mau menanggung modal pencetakan buku.
Penulis ataukah Penerbit?
***
Jika, penerbit yang nanggung biaya produksi masal--otomatis penulis harus mau menggunakan sistem royalti.
Sebab, biaya produksi dan kerugian, ditanggung besar penerbit. Belum biaya promosi dan perawatan.
Sedihnya, dg sistem ini penulis paling banter dapet royalti 20% dari harga jual buku.
Jika, penulis yang menanggung biaya produksi masal--kemungkinan besar penulis dapat mengatur nominal keuntungannya sendiri. Bisa untung besar.
Namun beranikah penulis ini mengadu nasib di pasar buku?
Pasalnya buku adalah salah satu komoditas yang agak sulit dijual. Apalagi bagi penulis-penulis baru yang sedang mengasah mata penanya.
Jelas, jika buku tidak laku. Penulis yang dirugikan. Alih-alih berkarya, malah buntung.
***
Namun, bagaimanapun peraturan Perpusnas ini secara keseluruhan bagus pisan. Peraturan ini setidaknya dapat memangkas penerbit-penerbit nakal yang nggak pernah setor buku ke Perpusnas.
Bahkan bisa memangkas akademisi nakal. Akademisi yg nerbitin buku ber-ISBN hanya untuk kepentingan KENAIKAN JABATAN. Bahkan banyak kasus, yang nggak ada buku fisiknya. Cuma ada ISBN-nya doang.
***
Bagaimanapun, Perka sudah disahkan. Jadi, tinggal kami selaku penerbit mencari strategi baru untuk merealisasikan peraturan tersebut.
Selamat malam.
KPH 31-082022 20:40WIB
18 notes · View notes
asupanharianku · 19 days
Text
Game Indie: Mengubah Lanskap Industri Game
Industri game telah mengalami perubahan besar dalam dekade terakhir, salah satunya adalah munculnya game indie. Game indie, atau game independen, adalah game yang dibuat oleh individu atau tim kecil tanpa dukungan finansial dari penerbit game besar.
Mengapa Game Indie Penting?
Game indie penting karena mereka sering kali mendorong batas kreativitas dan inovasi dalam industri game. Tanpa tekanan dari penerbit besar, pengembang indie memiliki kebebasan untuk bereksperimen dengan ide-ide baru dan unik.
Game Indie yang Sukses
Ada banyak contoh game indie yang telah mencapai sukses besar. Misalnya, 'Minecraft' adalah game indie yang telah menjadi fenomena global. Game lain seperti 'Among Us', 'Stardew Valley', dan 'Undertale' juga telah mencapai sukses besar dan mendapatkan pengikut yang setia.
Tantangan Pengembangan Game Indie
Meskipun game indie dapat sangat sukses, pengembangan game indie juga memiliki tantangannya sendiri. Dengan anggaran yang terbatas, pengembang indie harus membuat keputusan sulit tentang di mana menginvestasikan waktu dan sumber daya mereka. Selain itu, tanpa dukungan pemasaran dari penerbit besar, game indie harus menemukan cara untuk menjangkau audiens mereka.
Masa Depan Game Indie
Meskipun ada tantangan, masa depan game indie tampak cerah. Dengan platform seperti Steam dan Epic Games Store yang menyediakan cara bagi pengembang indie untuk mempublikasikan game mereka, semakin banyak game indie yang dapat mencapai audiens yang lebih luas. Selain itu, semakin banyak pemain yang menghargai game indie untuk kreativitas dan inovasi mereka.
Game indie telah mengubah lanskap industri game, dan mereka akan terus berperan penting dalam mendefinisikan masa depan gaming.
0 notes
naufal-portofolio · 4 months
Text
Love Journey oleh Dee An, Lalu Abdul Fatah, dkk: Ulasan Buku
2013
Tumblr media
Buku ini udah gue baca dan review tahun lalu (2013). Review-nya gue post pertama kali di note FB gue ( https://www.facebook.com/notes/naufal-rm/book-review-love-journey-ada-cinta-di-tiap-perjalanan/10151854702439554 ). Tanpa banyak kata, this is my review...
[Book Review] Love Journey: Ada Cinta di Tiap Perjalanan
Rabu, 10 April 2013
Judul: Love Journey: Ada Cinta di Tiap Perjalanan
Penulis: Dee An, Lalu Abdul Fatah, Dian Onasis, Dinar Okti Noor Satitah, Prita Kusumaningsih, Gita Lovusa, Helen Koloway, Icho Ahmad, Ihwan Hariyanto, Katerina, Lina W. Sasmita, Mudhalifana Haruddin, San Yasdi Pandia, Silvani Habibah, SugaAdiswara, Takedi Yaya, Ulil Lala, Yudith Fabiola
Penyunting: Lalu Abdul Fatah
Penerbit: Mozaik Indie Publisher
Tebal: 237 halaman
Tahun terbit: 2012
Harga: Rp45.000
Rating: 4/5 
WELL, sebenarnya saya bingung mau review apa. Bingung bukan karena apa-apa, lho. Tapi, selesai baca antologi travelogue ini, saya sebenarnya hanya butuh satu kata untuk merespons buku ini: IRI! Iya, iri. Huhuhu.
Sebagai anak rumahan (yah, ngaku juga, dah), saya selalu saja berdecak kagum pada para traveler yang bisa jalan-jalan ke suatu tempat dan ternyata memiliki cerita tersendiri di tempat melancongnya itu. Terlebih, mereka nggak sekadar jalan-jalan, tapi juga menuliskan kisah perjalanannya. Catatan perjalanan itu kadang bikin saya senang karena sedikit banyak saya bisa "jalan-jalan" juga meski hanya lewat imajinasi via kata-kata yang mereka tulis dan foto yang mereka jepret. Tapi, lebih sering iri, sih. Ish! Kapan, ya, gue bisa backpacker-an ke situ juga?! Hahaha.
Nah, begitu juga perasaan saya dengan "Love Journey: Ada Cinta di Tiap Perjalanan" ini. Senang dan iri bercampur jadi satu. Senang karena saya bisa "jalan-jalan" ke tempat lain lagi dan iri karena banyak destinasi di buku ini yang tidak biasa. Seru juga. 
Ada 18 catatan perjalanan dalam buku ini. Dan, semuanya tak hanya menyuguhkan serunya perjalanan, tapi sedikit banyak juga menyadarkan saya, kalau ternyata di tiap perjalanan, juga ada cinta. Cihuy! Emang, deh, cinta ada di mana-mana. Hehehe.
Karena semua cerita di buku ini punya kesan tersendiri buat saya, saya mencoba mengulas singkat kedelapan belas travelogue-nya. Masing-masing punya cerita berbeda, namun benang merahnya masih sama, yaitu cinta. Ciye, cinta! Hehehe. Oh, iya, semoga review ini nggak spoiler, ya. Hehehe. 
1. Cintaku Tertaut di Gunung - Lina W. Sasmita
Sebagai cerita pembuka, saya rasa, cerita ini cukup berhasil untuk membawa pembaca untuk terus menelusuri halaman demi halaman buku ini. Saya terkesima banget dengan bagaimana lika-liku Mbak Lina menemukan jodohnya. Nggak nyangka, ternyata ketemunya pas mendaki gunung. Apalagi pasangan ini punya hobi yang sama, yaitu sama-sama suka naik gunung. Seru banget, dah. Hehehe. Oh, iya, saya juga sedikit haru baca puisi-puisi Soe Hok Gie di sini. Keren!
2. Malinau nan Memukau - Takedi Yaya
Ternyata, di pedalaman Kalimantan sana ada juga objek wisata alam yang keren kayak di cerita ini. Setelah baca cerita ini, entah kenapa saya malah ingat diri saya sendiri. Gue udah bersikap baik belum, ya, sama Bumi? Jadi pengin peluk pohon-pohon yang gede kayak di hutan itu, dah. *brb ke Kebun Raya Bogor* :p
3. Love is So in the Air - Gita Lovusa
Cerita ini sederhana, tapi kena banget di hati saya. Jujur, mata saya malah berkaca-kaca pas baca cerita ini. Huhuhu. Bagi saya, cinta si Gadis Kecil ini tulus banget pada si Oom (dibacanya o-om, lho, bukan om). Tapi, saya penasaran, si Oom sebenarnya ke mana, ya?
4. Selamat Tinggal, Gaza, Sang Cinta! - Prita Kusumaningsih
Baca cerita ini saya berkali-kali mengucap kata syukur. Ternyata, memang tidak mudah hidup di Gaza. Pengalaman dokter Prita ini menyadarkan saya kalau memang sudah sepantasnya saya nggak usah banyak ngeluh tinggal di Indonesia. Alhamdulillah banget, lho, negera kita ini nggak perang kayak di Gaza sana. Tapi, kalau ada yang biayain saya untuk jalan-jalan ke Gaza, entah kenapa saya harus mikir-mikir dulu, sih. Huhuhu. 
5. Ada Cinta di Gerbong Kereta - Dee An
Lagi-lagi saya dibuat iri. Kadang jodoh emang nggak jauh-jauh, ya? Bisa aja kayak di cerita ini, yaitu sahabat slash partner perjalanan. Seru sendiri mengikuti romansa Mbak Dee An dan suaminya pas di kereta. Emang, dah. Seru banget kalau kita punya satu passion dengan mitra hidup kita nanti. Jadi, bisa melakukannya bersama-sama. Hehehe. *brb cari cewek yang suka baca juga* *eh*
6. Menaklukan Rasa Takut di Dasar Laut Pulau Dewata - Katerina
Nah, di cerita yang cukup panjang ini, saya yang sedikit banyak fobia dengan laut, ikut deg-degan mengikuti serunya pengalaman Mbak Katerina ketika ia belajar menyelam dengan Mas Neo. Seru, tapi tetap aja, sih, saya takut laut. Hehehe. Oh, iya, entah kenapa feeling saya mengatakan kalau Mbak Katerina ini kayaknya berjodoh, dah, dengan Mas Neo. Hahaha. *kabuuur* *lah? ngapain kabur?*
7. Bali, Tanda Cinta untuk Simbok - Ulil Lala
Lagi-lagi saya dibuat haru. Cerita ini mengingatkan saya pada ibu saya. Jadi ingat kalau saya belum bisa membanggakan beliau. Salut banget saya dengan Mbak Ulil untuk usuhanya yang ingin membahagiakan Simboknya dengan jalan-jalan.
8. Wo Xiang Suzhou - Yudith Fabiola
Baca cerita ini rasanya saya mau mengikuti jejak Mbak Yudhit. Kalau dia ke Cina untuk belajar bahasa Cina dengan orang sononya langsung, saya mau ke Prancis buat belajar bahasa Prancis langsung sama orang sononya juga. Lah, malah curcol. Hehehe.
9. Déjà Vu dan Cinta Itu…. - San Yasdi Pandia
Abis baca cerita ini, saya malah geleng-geleng. Gile! Ini kebetulan atau apa, ya? Selain seru mengikuti perjalanan Mas San pas pulang kampung, selain itu saya juga pengin, dah, ketemu dengan jodoh dengan cara yang tidak biasa kayak Mas San ini. Hehehe. *halah* *banyak maunya*
10. Pete-Pete, Aku Jatuh Cinta - Mudhalifana Haruddin
Sebagai angkot lover, selama baca ini saya selalu berseru: "Aku padamu, Mbak Mudhalifana!". Hahaha. Boleh juga, nih, ceritanya. Sederhana, tapi unik. Oh, ternyata begitu, toh, kehidupan perangkotan di Sulawesi sana. Hehehe.
11. Honeymoon ala Backpacker - Ihwan Hariyanto
Sebagai jomblo (hiks), saya lagi-lagi sedikit iri. Banyak amat, dah cerita tentang couple di buku ini. Hahahuhu. Tapi, seru juga, sih, ceritanya. Cerita tentang bulan madu yang tidak biasa. Jadi terinspirasi, nih, saya. Halah! Cari calonnya dulu sana! Hiks. Hahaha.
12. Teruslah Bermimpi, Helene! - Helene Koloway
Waw, mimpinya Mbak Helene keren banget. Dia mau menjelajah Indonesia. Mantap, dah! Well, baca cerita ini juga seru. Mengikuti perjalanannya dan keluarganya traveling ke berbagai daerah di Indonesia bagian timur. Ternyata, oh, ternyata, di sana alamnya nggak kalah indah. Eh, ternyata dia punya suami orang Prancis. Gile! Prancis gitu! Negara favoritku! Kenalin sama cewek Prancis, dong, Mbak! Hehehe. *HOI!**salah fokus*
13. Cintaku Kandas di Menara Pemantau Banteng - Icho Ahmad
Setelah baca cerita ini, saya ngakak. Hahaha. Ups! Nggak boleh gitu, woi! Orang dapat musibah, juga. Hehehe. Maafin saya, ya, Mbak Icho. Tapi, cerita di Pangandaran-nya seru, lho. Dan, Mbak berani banget, ya?! Hehehe. Eh! Iya, iya, saya nggak ngeledekin Mbak lagi, deh. Hihihi.
14. Kain Gendong Batik Sebagai Saksi Cinta - Dian Onasis
Again. Cerita tentang ibu. Seru mengikuti kisah Mbak Dian dan anaknya yang masih kecil di Cina sana. Tapi, setelah baca ini, saya tiba-tiba mikir. Dulu saya digendong pakai kain juga, nggak, ya, sama ibu saya? Huhuhu.
15. It's a Long Journey - Suga Adiswara
Jujur, sebenarnya saya nggak ngerti-ngerti banget dengan cerita yang ini. Mungkin karena gaya bahasanya yang agak-agak puitis. Tapi, sedikit banyak saya senang juga mengikuti kisah perjalanan Mas Suga pas di Karimun Jawa yang ia ceritakan di sini. Akhirul kata, semangat mengejar cintamu, Mas! Hobah! Hehehe. *apeu dah*
16. Cinta Bujur Sangkar - Silvani Habibah 
Cerita ini punya kesan lebih dari cerita lainnya karena pertama, Veni teman saya, dan kedua, saya sempat baca dan edit cerita ini sebelum jadi buku. Saya udah tau dengan gaya bahasa Veni yang mengalir dan mudah diikuti. Kisah jalan-jalannya di beberapa daerah di Jawa Timur ini juga ciamik diikuti. Terus menulis travelogue ya, Ven! (fiksi nggak pa-pa juga, sih). Hehehe.
17. Mencari Senja di Delhi - Dinar Okti Noor Satitah
Baca beberapa kalimat pertama cerita ini bikin saya hampir nggak percaya. Ajegile! Sakit hati sampai bisa bikin Mbak Dinar ini terdampar (well, jalan-jalan, lebih tepatnya) ke Delhi, India. Seru juga mengikuti perjalanannya di sana dan di beberapa tempat lainnya. Oh, iya, di antara semua penulis di buku ini, gaya bahasa Dinar ini jadi favorit saya. Entah kenapa, saya suka dengan beberapa diksi yang ia gunakan. :)
18. Aku Cinta Indonesia? - Lalu Abdul Fatah
Antologi ini ditutup dengan kontemplatif oleh Mas Lalu. Setelah baca ceritanya, entah kenapa saya jadi mikir kalau ternyata traveling yang kita lakukan itu, secara adar atau tidak sadar, memang berpengaruh pada berbagai hal. Salah satunya, lingkungan. Saya sedikit banyak sependapat dengan pemikiran Mas Lalu di sini. Tapi, mengikuti kisahnya menjelajahi beberapa daerah di Indonesia di sini juga mengasyikan, lho.
Fiuh! Capek juga, ya? Hehehe. Tapi, buat yang suka jalan-jalan dan ingin tahu kalau ternyata ada makna cinta, lho, di balik semua perjalanan, wajib banget baca buku ini. Oh, iya, saya juga suka warna biru di cover buku ini. Selain itu, kayaknya lebih seru, deh, kalau foto-foto di dalam buku berwarna. Hehehe.
Kayaknya review ini panjang banget, dah. Tapi, nggak pa-pa, dah. Pengalaman tersendiri baca antologi travelogue ini. Ternyata, cinta ada di mana-mana, ya? Well, termasuk dalam perjalanan. Hehehe.
Selamat membaca!
nb:
For your information, sebelum dibukukan, cerita-cerita perjalanan di sini ternyata dipilih dari lomba yang diadakan oleh Mas Lalu dan Mbak Dee An di Multiply. Sekaranmg Multiply udah wassalam. Hehehe. Well, semua penulisnya dulu memang nge-blog di Multiply.
0 notes
megandarii · 7 months
Text
Surat yang Tidak Akan Pernah Sampai
Apa kabar kamu? Aku hanya mencoba menyapa seperti sapaan pembuka surat pada umumnya. Selain itu, lama tidak berjumpa membuatku wajar bertanya kabar, bukan? Kabarku baik. Jauh lebih baik dari yang bisa aku harapkan. Kamu tahu, sejak dulu aku memang tidak pandai berharap pada apa-apa yang tidak pasti, dan kamu adalah salah satu ketidakpastian itu sendiri. Sudah berapa lama, ya? 8 tahun? Semoga kamu tidak lagi bertanya-tanya tentang kekitaan kita yang saat itu tiba-tiba tiada. Dengan surat ini, aku hanya ingin kamu tahu, aku sudah bahagia, dan kuharap kamu juga. Kita sudah banyak terluka, saatnya berhenti lupa cara menyayangi diri sendiri. Aku sudah bersama seseorang, bukan penggantimu. Tidak ada yang bisa menggantikan kamu. Dia berbeda. Dia tidak menjadikan dirinya alasan kebahagiaanku, tapi mengajariku cara berbahagia. Hingga saat dia tak lagi ada, aku tidak kehilangan segalanya. Dia sebuah ketidakpastian. Tapi dia adalah ketidakpastian yang tidak membuatku menunggu. Maaf untuk masa lalu. Terima kasih telah jadi bagian dari masa itu dan tetap ada di sana. Kuharap bahagia tidak pernah meninggalkanmu, cukup aku. Yang tak lagi menunggu kamu, Megandari
Randomly menemukan tulisan ini. Tulisan yang dikirim buat event menulis dari salah satu penerbit indie bulan Mei lalu, dengan tema "Surat: Untuk yang Telah Pergi". Karena ngga menang, at least bisa debut di sini lah yaaa.
0 notes
Text
Tumblr media
TERJAMIN, Jasa Penerbitan, WA: 0878-7354-7779, Bogor
Call nomor WA: 
087873547779
Jasa Penerbitan, Cetak buku di bogor, cetak buku tahunan sekolah, cetak buku cerita anak, cetak buku yasin
IPB Press
Jasa Penerbitan
Kawasan Science and Techno Park IPB
RT.03/RW.03, Babakan, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat 16128
Link Google Maps
#jasapenerbitan, #jasapenerbitanbuku, #jasapenerbitanbukumurah, #jasapenerbitandanpencetakanbuku, #jasapenerbitanmurah
jakad media publishing dimana
nasmedia penerbit
website penerbit buku
jasa isbn murah
penerbit buku internasional
penerbit indie anggota ikapi
penerbit insan cendekia mandiri
biaya cetak buku ber isbn
0 notes
kobongkastrol · 8 months
Text
Menulis di Agustus#29 Roosseno
Sebelum masuk ke kelas nanti siang, baca dulu tipis-tipis bukunya Rudolf Mrazek. Judulnya “ A Certain of Age”. Saya belum menemukan terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Baru dapat unduhannya berbentuk pdf. Mrazek pernah menulis tentang Sutan Sjahrir. Sudah diterjemahkan oleh Penerbit Obor.
Beberapa waktu lalu, buku Mrazek yang lain dialihbahasakan oleh Komunitas Bambu. Bukunya ihwal keseharian orang buangan di kamp kolonial, yag ada di Digul dan satunya lagi lupa.
Di buku “A Certain of Age” secara random saya menemukan nama Professor Roosseno Soerjohadikoesoemo yang awal kariernya adalah seorang insinyur lulusan THS Bandung jurusan sipil. Ia seorang yang supel.
Ditemui Mrazek pada tahun 1995 ketika Prof Rooseno sudah berusia 80 tahunan. Saat itu ia masih mengeluhkan tak bisa bisa motoran sesudah ada sedikit kecelekaan dan tak bisa berkeliling Jakarta hanya untuk sekedar berburu buku bekas dari toko-toko buku lawas.
Menurut Mrazek, di awal tahun 1938 sebuah majalah Jawa berterimakasih padanya karena sudah memasangkan sebuah antena di Bandung tanpa bayaran.
Bersama Sukarno yang lebih tua delapan tahun dan satu almamater, Roosseno mendirikan biro arsitektur. Beberapa desainnya adalah sejumlah rumah yang sampai saat ini masih tetap berdiri.
Konon, karena kecerdasannya, hanya ada tiga atau empat yang namanya bisa ditemukan di jurnal prestisius bidang teknik yang De Ingenieur in Ned-Indie. Salah satunya tentu saja Roosseno.
Ada kisah menarik ketika di usia 30an, Jepang semakin mendekati Jawa pada akhir tahun 1941 dan kemudian beliau diperintahkan oleh otoritas Belanda untuk menghancurkan jembatan-jembatan.
Ia berhasil dalam tugasnya dengan merusak 150 jembatan. Tak dinyana, setengah tahun kemudian, Jepang memerintahkan Roosseno membangun kembali jembatan-jembatan tersebut.  
0 notes
blogalloh · 1 year
Text
Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Berdebat & Bermusuhan" #Dakwah #Islam
Tumblr media
Debat yang tercela adalah debat yang tidak memakai dasar ilmu, tanpa dalil. Contohnya lagi adalah debat dengan menggunakan otot, bukan argumen yang kuat. Salah satu akibat suka berdebat yang tercela adalah menghilangkan keberkahan ilmu. Moga kita diberikan hidayah dengan merenungkan nasihat Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin berikut ini: Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Berdebat & Bermusuhan" Debat secara umum akan menghilangkan berkah. Telah disebutkan dalam Shahih Al-Bukhari, dari hadits ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, أَبْغَضُ الرِّجَالِ إِلَى اللَّهِ الأَلَدُّ الْخَصِمُ “Orang yang paling dibenci oleh Allah adalah orang yang paling keras debatnya.” (HR. Bukhari, no. 4523; Muslim, no. 2668) Yang dimaksud orang yang paling dibenci di sini adalah orang yang berdebat dengan cara yang keras. Secara umum, orang yang suka berdebat (yang tercela) akan menghilangkan keberkahan pada ilmunya. Karena orang yang menjatuhkan diri dalam perdebatan (yang tercela) tujuannya hanya ingin dirinya menang. Itulah sebab, hilangnya berkah ilmu pada dirinya. Adapun orang yang menginginkan kebenaran, maka kebenaran itu akan mudah diterima, tidak perlu dengan debat yang keras. Karena kebenaran itu begitu jelas dan terang benderang. Coba lihat saja pada pelaku bid’ah yang ingin mendukung kebid’ahannya. Yang ada, keberkahan ilmu pada dirinya berkurang. Ia sama sekali tidak bertujuan untuk mencari kebenaran. Karena ia hanya ingin mencari-cari pembenaran untuk mendukung pendapatnya saja, bukan sejatinya mencari kebenaran. Oleh karena itu, siapa saja yang berdebat hanya untuk cari menang, maka ia tidak diberi taufik dan tidak mendapatkan keberkahan ilmu. Adapun yang berdebat (berdiskusi) karena ingin meraih ilmu dan ingin meraih kebenaran serta menyanggah kebatilan, maka itulah yang diperintahkan. Hal ini disebutkan dalam ayat, ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ “Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An-Nahl: 125) (Penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin dalam Surat Al-Baqarah: 124. Dinukil dari Syarh Al-Kabair, hlm. 217-218) Semoga bermanfaat faedah ilmu di pagi ini. — Referensi: Al-Kabair ma’a Syarh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin. Cetakan pertama, tahun 2006. Imam Adz-Dzahabi. Penerbit Darul Kutub Al-‘Ilmiyyah. @ Darush Sholihin, Panggang, Gunungkidul, 15 Sya’ban 1437 H Oleh: Muhammad Abduh Tuasikal Sumber https://rumaysho.com/13513-ingin-berkah-ilmu-tinggalkan-debat.html بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم – قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ – اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ – لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ – وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ Allohumma solli ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa sollaita ‘alaa aali ibroohim, wa baarik ‘alaa muhammad, wa ‘alaa aali muhammad, kamaa baarokta ‘alaa aali ibroohim, fil ‘aalamiina innaka hamiidummajiid. Allâhumma-ghfir liummati sayyidinâ muhammadin, allâhumma-rham ummata sayyidinâ muhammadin, allâhumma-stur ummata sayyidinâ muhammadin. Allahumma maghfiratuka awsa’u min dzunubi wa rahmatuka arja ‘indi min ‘amali. Alhamdulillah Alloh Maha Sayang & Maha Menerima Tobat. Aku Jadi Kesayangan Alloh Saat Tobat Dari "Berdebat & Bermusuhan"
0 notes
mediaban · 1 year
Link
Novel berjudul Rumah di Tengah Sawah karya Muhammad Subhan diterbitkan Balai Pustaka, penerbit legendaris yang telah berusia 105 tahun. Novel yang pernah terbit secara indie kemudian lolos di perhelatan sastra Ubud Writers & Readers Festival (UWRF) 2017 itu direkomendasikan menjadi bacaan literasi siswa, khususnya untuk kalangan SD, SMP, dan SMA sederajat. “Saya bersyukur novel ini …
0 notes
penerbitindie · 2 years
Text
PERCETAKAN TERDEKAT, CALL 0812-3004-1340, PERCETAKAN MURAH , JASA CETAK BUKU TERBAIK
Tumblr media
klik https://wa.me/6281230041340 , atau website kami www.penerbituwais.com 
Penerbit buku terdeat, penerbit indie terdekat penerbit terdekat penerbit buku terdekat, penerbit indie terdekat, penerbit terdekat, penerbit indonesia, cetak terdekat, percetakan terdekat, percetakan buku murah , jasa cetak buku terdekat ,jasa percetakan terbaik, percetakan murah terdekat, percetakan terdekat, percetakan murah indonsia, percettakan 24 jam terdekat, cetak buku murah, penerbit buku di indonesia
Alamat kantor kami Ponorogo, Jawa Timur melayani seluruh Indonesia 
WA : 0812-3004-1340
WEB : penerbituwais.com 
IG : Penerbit Uwais 
FB : Penerbit Uwais 
0 notes
penerbitbuku · 2 years
Text
PERCETAKAN BUKU TERBAIK ! CALL 0812-3004-1340,  CETAK BUKU ONLINE, JASA CETAK BUKU MURAH
Tumblr media
Klik https://wa.me/6281230041340 penerbit buku di surabaya, penerbit buku di indonesia, penerbit buku di malang, penerbit cerpen, penerbit deepublish, penerbit di surabaya, penerbit di indonesia, penerbit gramedia, penerbit indie, penerbit indie terbaik, penerbit jurnal nasional, penerbit jurnal gratis, penerbit jawa timur, penerbit mayor, penerbit novel, penerbit uwais, penerbit uwais inspirasi indonesia, penerbit yogyakarta, 50 penerbit mayor, percetakan terdekat, percetakan surabaya, percetakan ngagel, percetakan murah surabaya, percetakan malang, percetakan buku, percetakan caruban, percetakan di surabaya, percetakan di malang, percetakan terdekat, percetakan tangerang, percetakan di bdg, percetkan di gresik, percetakan express, percetakan emboss, percetakan gubeng, percetakan gresik, percetakan goprint, percetakan gubeng surabaya, percetakan jember, percetakan jombang, percetakan jakarta, percetakan jogja, percetakan kediri. penerbitbuku.net
0 notes
coklatjingga · 2 years
Text
Mungkin teman-teman laman biru tua ada yang tau info lowongan editor di penerbit indie. Boleh berkabar ya, terima kasih ☺️
1 note · View note
Photo
Tumblr media
PENERBIT DI TANJUNGPINANG PROSES TERCEPAT! CALL WA 0812-3004-1340, CETAK BUKU DI TANJUNGPINANG
Klik https://wa.me/6281230041340, penerbit buku, penerbit buku di indonesia, penerbit buku di malang, penerbit cerpen, penerbit di surabaya, penerbit di indonesia, penerbit indie, penerbit buku di surabaya, percetakan buku, cetak buku, harga cetak buku, cetak buku satuan, cetak buku murah, jasa cetak buku, biaya cetak buku, cetak hardcover, cetak buku online, harga cetak buku satuan, cetak buku hard cover, cetak buku hardcover, cetak buku pod, harga cetak buku a5, cetak novel, cetak buku custom, cetak buku novel, percetakan buku murah, cetak buku a5, harga cetak buku novel, harga cetak hard cover, harga cetak hardcover, print buku murah, harga percetakan buku, percetakan novel, jasa cetak buku murah, biaya cetak buku isbn, penerbit ikapi, jasa isbn, jasa pengurusan isbn, jasa penerbitan buku isbn, jasa pengurusan isbn murah, cetak buku murah isbn, cara mendapatkan isbn, cara mengurus isbn, biaya pengurusan isbn, cara membuat buku ber isbn, penerbit buku ber isbn, penerbit buku ber isbn, Biaya ISBN, pengurusan isbn, biaya pengurusan isbn buku, cara menerbitkan buku ber isbn, penerbit buku isbn, cara menerbitkan buku sendiri, cara menerbitkan buku, cara menerbitkan buku di gramedia, cara menerbitkan novel, penerbit indie, menerbitkan buku sendiri, biaya menerbitkan buku, cara nerbitin buku, cara menerbitkan novel sendiri, jasa penerbit buku, pengurusan hki, cara mengurus haki, pengurusan haki, jasa pengurusan hki, biaya pengurusan haki, jasa pengurusan haki, biaya mengurus haki, penerbit indie terbaik, penerbit jurnal nasional, penerbit jurnal gratis, penerbit jawa timur, penerbit mayor adalah, penerbit novel, penerbit uwais, penerbit uwais inspirasi indonesia, penerbit yogyakarta, 50 penerbit mayor, percetakan terdekat, percetakan surabaya, percetakan ngagel, percetakan murah surabaya, percetakan malang, percetakan buku, percetakan caruban, percetakan di surabaya, percetakan di malang, percetakan dekat sini, di percetakan tangerang, percetakan di bdg, percetakan di gresik, percetakan express, percetakan emboss, percetakan gubeng, percetakan gresik, percetakan goprint, percetakan gubeng surabaya, percetakan jember, percetakan jombang, percetakan jakarta, percetakan jogja, percetakan kediri, percetakan ketintang surabaya, percetakan lumajang, percetakan lamongan, percetakan mojokerto, percetakan madiun, percetakan murah di surabaya, percetakan nganjuk, percetakan ngawi, percetakan nginden, percetakan offset surabaya, percetakan offset, percetakan offset di surabaya, percetakan online, percetakan offset malang, percetakan online surabaya, percetakan offset terdekat, percetakan offset sidoarjo, pt percetakan, pt percetakan surabaya, pt percetakan terdekat, pt percetakan gramedia cikarang, pt percetakan di jakarta, pt percetakan negara, percetakan sidoarjo, percetakan terdekat dari lokasi saya, percetakan terbesar di surabaya, percetakan trenggalek, cv percetakan, web percetakan, percetakan express cikokol, percetakan express cianjur, percetakan yang buka, percetakan 24 jam surabaya, percetakan 24 jam, percetakan 24 jam terdekat, percetakan 24 jam malang, percetakan 24 jam jakarta, percetakan 24 jam jakarta selatan, percetakan 24 jam ciputat, percetakan 24 jam margonda, percetakan 500 lembar, 5 perusahaan percetakan, cetak buku surabaya, cetak buku satuan surabaya, cetak buku online, cetak buku atm, cetak buku a5, cetak buku a4, cetak buku art paper, cetak buku berapa, cetak buku berwarna, cetak buku b5, cetak buku berapa lama, cetak buku bank bca, cetak buku custom, cetak buku cerita anak, cetak buku cerita, cetak buku hard cover, cetak buku di surabaya, cetak buku di malang, cetak buku dari pdf, cetak buku diary, cetak buku di word, cetak buku di padang, cetak buku di bandung, cetak buku eksklusif, cetak buku full color, cetak buku gratis, cetak buku gramedia, cetak buku grosir, cetak buku harga, cetak buku hard cover jogja, cetak buku isbn, cetak buku id, daftar isi buku cetak, cetak buku jombang, cetak buku jogja, cetak buku jakarta, cetak buku jahit, cetak buku jambi, cetak buku jurnal, cetak buku journal, cetak buku jakarta selatan, cetak buku kediri, cetak buku kena pph berapa, cetak buku klaten, cetak buku kena pajak apa, cetak buku latihan sekolah, harga cetak buku laporan, cetak buku bandar lampung, cetak buku di lumajang, cetak buku di lombok, cetak buku di langsa, cetak buku murah surabaya, cetak buku murah, cetak buku malang, cetak buku murah malang, cetak buku murah isbn, cetak buku murah jogja, cetak buku mandiri, cetak buku novel, cetak buku novel terdekat, cetak buku offset, cetak buku online murah, cetak buku online jogja, cetak buku on demand, cetak buku pdf, cetak buku paket, cetak buku pod, cetak buku pelajaran, cetak buku satuan, cetak buku sidoarjo, cetak buku skripsi, cetak buku sendiri, cetak buku terdekat, buku cetak ulang, buku cetak vs ebook, buku cetak vs buku digital, buku versi cetak, cetak buku wisuda, cetak buku warna murah, cetak buku di word 2010, biaya cetak buku warna, cetak buku di wonosari, cetak buku 1 eksemplar, cetak buku 100 eksemplar, cetak 1 buku, biaya cetak buku 1000 eksemplar, biaya cetak buku 100 halaman, 1 kali cetak buku berapa eksemplar, harga cetak buku 200 halaman, harga cetak buku 2020, harga cetak buku 500 halaman, harga cetak buku 50 halaman
 PENERBIT UWAIS
 Anggota IKAPI
0 notes
asupanharianku · 28 days
Text
Mengapa Game Indie Mendominasi Industri Game
Game indie, atau game independen, adalah game yang dibuat oleh individu atau tim kecil tanpa dukungan finansial dari penerbit game besar. Dalam beberapa tahun terakhir, game indie telah mendominasi pasar game dengan berbagai alasan:
Kreativitas: Tanpa batasan dari penerbit besar, pengembang indie memiliki kebebasan untuk bereksperimen dan menciptakan game unik yang tidak akan Anda temukan di tempat lain.
Harga: Karena biaya produksi yang lebih rendah, game indie seringkali lebih murah dibandingkan game AAA. Ini membuat mereka lebih mudah diakses oleh berbagai pemain.
Komunitas: Game indie seringkali memiliki komunitas yang kuat yang terlibat dalam pengembangan dan peningkatan game. Ini menciptakan hubungan yang lebih dekat antara pengembang dan pemain.
Contoh game indie yang sukses adalah "Among Us", "Stardew Valley", dan "Undertale". Mereka semua menunjukkan bahwa Anda tidak memerlukan anggaran besar untuk membuat game yang sukses dan berdampak.
0 notes
lovysmailbox · 2 years
Text
Semangat Produktif yang Dulu
Karena sedang merevisi Apple of Happiness, saya jadi nostalgia sama masa kecil.
Ah, kangen banget sama novel-novel yang saya tulis waktu dulu SD. Mendadak pengen banget baca-baca ulang fiksi bocil saya walaupun bakal bikin saya cringe berat sampai epilepsi.
Oh! Omong-omong, Apple of Happiness sekarang sudah saya upload di GWP. Kalian bisa klik di sini buat membacanya. Saat ini saya sudah upload 5 dari 7 bab, saya tidak menghitung prolog, epilog, dan extra chapter.
Berbeda dengan Apple of Happiness saya di Storial yang tidak saya bubuhkan pengantar ringan, di GWP saya menyelipkan sedikit sapaan di awal. Untuk Apple of Happiness yang telah saya upload di Storial, kemungkinan saya tidak bisa melanjutkannya karena kelihatannya Storial ada problem dengan sistem database-nya.
Sepertinya saya sempat lupa kalau saya pernah mengirimkan naskah novel satu ini kepada penerbit. Di surat sebelumnya saya hanya bercerita kalau Apple of Happiness adalah novel yang ingin saya terbitkan secara indie. Sebetulnya, sebelum memutuskan untuk terbit mandiri, saya yang 16 tahun saat itu sempat mengirimkannya ke Pink Berry Club, tapi karena tak pernah mendapat jawaban saya berhenti mengharapkannya. 
Saya gak tau novel ini bakal kena PHP dua kali. ._.
Saya baru ingat pernah mengirimkannya ke penerbit karena baru kemarin saya ingat pernah menuliskan “ucapan terima kasih” untuk novel ini. Saya sempat lupa karena saya tulis di file berbeda.
Tumblr media
Sebetulnya saya membuka lagi file ini karena saya ingat pernah menulis alasan kenapa dialog di dalam novelnya kerap selang-seling dengan Bahasa Inggris. Ternyata saya bukan menulis alasan itu di file ini. Masih berusaha mengingat saya tulis di mana “pengantar” tahun 2016 lalu.
Walaupun salah file, tapi saya menemukan hal mengejutkan di dalamnya.
Tumblr media
<(°~°)> ...
Kalau aku cek ebook Apple of Happiness versi pertama, total katanya ada sekitar 26.000 kata.
Kertas A4, margin standar: dua setengah, total halaman sampai 100.
Iya aku tau buat penulis pro mungkin bakal kayak, “Apa, sih? Biasa aja kali.”
TAPI MAAP MAAP NIH, 100 HALAMAN KURANG DARI 2 BULAN ITU TUH KEK REKOR.
Seenggaknya buat saya yang udah duapuluh ples ini sih gitu TvT
Ironis bet, padahal itu saya sendiri juga T~T
Entahlah, sampai sekarang saya masih suka shock sama pencapaian masa kecil saya sendiri.
Sebetulnya saya sendiri inget pernah mecahin rekor yang sama waktu nulis Twins or Another yang mana saya menulis novel tersebut sebelum Apple of Happines. Cuma saya tidak ingat sama sekali kalau saya melakukannya lagi saat menulis Apple of Happiness.
Mana lagi saya angkuh benar. Berani-beraninya bilang bisa selesai dua minggu kurang. Saya tau saat itu saya masih semangat-semangatnya menulis, dan saya yang sekarang udah gak inget sama sekali apa waktu itu saya beneran mampu, tapi ... gak mungkin, kan? Haha ... ^^”
Ah, kangen sesemangat itu. Dibanding dulu saat motivasi saya produktif murni karena menikmatinya, saya yang sekarang kadang cenderung melakukan hal-hal yang saya sukai demi keinginan untuk menjadikannya profesi yang berprofit. Kalau sudah dewasa, kadang susah ya buat menikmati kegemaran seperti waktu kita masih kecil, kadang jadi kangen kecil lagi.
Tapi waktu gak bisa diputer balik, yah.
Salam manis,
Arumi Cinta
0 notes