Tumgik
#marriagelife
l-edelweis · 3 months
Text
Untuk Anak-Anakku,
Aku menulis ini untuk seorang Faiz, saat nanti sudah menjadi ibu. Juga untuk anak-anakku, jika pada suatu hari secara sengaja ataupun tidak, mereka menemukan tumblr ibunya.
Nak, saat kamu lahir ke dunia dan beberapa tahun setelahnya, kamu adalah anak ibu. Tapi pada tahun-tahun berikutnya, mungkin kamu bukan 'hanya' anak ibu. Kamu juga menjadi teman, sahabat, kawan, yang hadirmu di rumah selalu ibu nantikan, cerita-ceritamu selalu ibu tunggu, dan pun keluh kesahmu selalu ibu rindukan. Jangan sungkan-sungkan untuk membagikan segalanya ke ibu dan ayahmu, ya. Kami akan sangat senang jika bahkan saat usiamu sudah menuju dewasa, kamu masih menangis dan tertawa kepada kami berdua.
Nak, saat pertama kali nanti kamu keluar rumah dan mulai belajar bersosialisasi dengan teman-teman, mungkin kamu akan menemukan banyak sekali 'keanehan'. Lalu muncul banyak pertanyaan seperti, 'kenapa dia boleh makan eskrim, sementara aku harus dijadwal sebulan sekali? kenapa dia boleh makan mie instan, sementara aku tidak? kenapa dia boleh main game sepuasnya, padahal ibu dan ayah malah menyuruhku membaca buku?' dan pertanyaan lainnya. Kamu mungkin heran, kenapa kamu berbeda dengan teman-temanmu. Begitulah, nak. Manusia tidak ada yang sama ritme hidupnya. Pada waktunya nanti, kamu akan belajar mengenai prinsip. Dan ayah ibumu sepakat bahwa, menanamkan prinsip sebaiknya memang sejak dini. Seiring berjalannya waktu, barangkali akan semakin banyak teman-teman yang berbeda denganmu. Tapi jangan khawatir, sebab semesta punya caranya sendiri untuk menyatukan orang-orang yang punya prinsip yang sama. Suatu hari kamu akan menemukan lingkunganmu, berkawan baik dengan orang-orang yang punya prinsip yang sama denganmu.
Nak, mungkin kamu akan menganggap bahwa orang dewasa itu selalu benar. Apa yang Ayah dan Ibumu ucapkan dan lakukan, itu adalah hal yang pasti benar. Apa yang gurumu lakukan, orang-orang dewasa di sekelilingmu lakukan, itu adalah kebenaran. Perlu ibu jelaskan bahwa kadang orang dewasa juga berbuat salah. Bahkan mungkin orang dewasa terlalu sering berbuat salah dibandingkan anak-anak. Sebagian orang-orang dewasa juga masih belajar dan terus belajar untuk melakukan hal yang benar. Untuk 'meraih' kebenaran. Maka, ibu harap kita akan sering mengobrol dan berdiskusi terkait hal ini. Ceritakanlah apa hal baru yang kamu dapat di hari itu kepada ibu dan ayahmu. Apa yang kamu rasakah, lihat, amati, dan pikirkan. Lalu kita sama-sama akan mendiskusikannya. Bahkan mungkin ibu dan ayahmu yang nanti akan lebih banyak belajar dari kamu.
Nak, hidup tidak melulu berpusat pada diri kita. Tidak setiap keinginan kita akan terpenuhi. Kamu mungkin jengkel saat minta mainan dan ayah ibumu tidak membelikan. Kamu mungkin akan marah saat minta dibelikan hape tapi ayah ibumu malah menyuruhmu menabung supaya bisa beli hape sendiri. Kamu mungkin gemas saat ayah dan ibumu menolak membelikanmu es jeruk saat kita berjalan-jalan di kota. Padahal saat itu cuaca sedang panas sekali, dan es rasanya bisa menyegarkan. Satu hal yang perlu kau catat, bahwa tidak setiap keinginan kita akan selalu diaminkan oleh Semesta. Pada waktunya nanti kamu mungkin akan semakin paham saat kamu ditolak di beberapa perusahaan impian, ditolak saat seleksi tahap akhir beasiswa kuliah, dan penolakan-penolakan lainnya. Padahal hal-hal itu adalah cita-citamu sejak lamaaa sekali. Tapi kalau semesta belum mengaminkan, mau bagaimana lagi? Bukan berarti ayah dan ibu menghalangimu untuk memiliki cita-cita yang tinggi. Justru kami sangat ingin kamu punya mimpi setinggi mungkin, melebihi impian kami. Kami hanya ingin kamu paham bahwa, impian kita tidak lebih baik dari rencana Allah. Sehingga jangan terlalu terpuruk saat keinginan kita tidak terwujud.
Nak, mungkin akan tiba saatnya nanti saat kamu menemui keunikan teman-temanmu. Salah satunya adalah bagaimana mereka bisa tega membohongi kedua orang tuanya. Pamit pergi kerja kelompok, tapi malah pergi ke mall untuk menonton bioskop. Memang kadang ada manusia-manusia unik yang sikapnya tidak masuk akal di logika kita. Biarlah mereka jadi bahan cerita kita di meja saat makan malam ya, nak.
Nak, silahkan untuk merasa puas dan cukup pada setiap hal, kecuali dua. Ia adalah amal dan ilmu. Teruslah menuntut ilmu sesulit dan serumit apapun. Belajar, membaca buku, merendahkan hati, membuka mata dan telinga. Kosongkan gelasmu saat mempelajari sesuatu dan hormatilah gurumu. Ilmu itu Inshaallah akan menjadi pegangan untuk hidup di dunia, serta bekal di akhirat nanti. Lalu jangan segan-segan untuk memberikan amal dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Apa yang kamu punya, sesederhana mungkin, berikanlah kepada orang yang pantas menerimanya. Sedekahkah harta, gemarlah berinfak, kumpulkan bekal untuk akhirat. Termasuk senyuman untuk saudara-saudaramu, yang kata Rasulullah, itu termasuk amal yang paling mudah.
Nak, pada masa hidupmu di dunia nanti, mungkin dunia akan tampak sangat menyeramkan. Huru-hara dimana-mana. Hal-hal baik bahkan mungkin akan menjadi sesuatu yang bias. Begitu juga hal buruk. Kebenaran menjadi sesuatu yang semu. Pada saat-saat itu, peganglah Al-Qur'an selalu. Cukup percaya padanya. Satu dua hal, mungkin akan sulit diterima akal. Kalau sudah begitu, coba tanyakan lagi hati kecilmu. Ada setitik cahaya terang di sana, yang Inshaallah akan menjadi tempat yang tepat untuk bertanya.
Nak, semoga ibu dan ayahmu bisa dan selalu bisa menjadi rumah paling indah. Yang menyayangimu sejak belum berwujud, Ibu<3
12 notes · View notes
lamanberkisah · 1 year
Text
Marriage Life-2
Diumur segini, memang rasanya sudah zamannya memasuki fase postingan sosial media kalau bukan orang nikahan, yaa orang lahiran.
Yang belum menikah, disetiap pengharapannya adalah agar dipertemukan segera juga dengan jodohnya.Saya jadi berpikir, kenapa kita kebanyakan hari ini terlalu menjadikan pernikahan sebagai sebuah akhir. Hingga berlomba-lomba saling menyudutkan orang yang belum menikah untuk segera dilamar do'i-nya.
Padahal, memasuki kehidupan pernikahan bagi saya adalah bukan sebuah akhir yang harus diperlombakan. Tapi sebuah awal dari kehidupan dewasa yang jauh lebih kompleks.
Pernikahan adalah tentang kesiapan dan penerimaan diri dengan penuh.
74 notes · View notes
yuliratnasr · 2 months
Text
Cerita Menikah
ada satu kalimat yg membuat saya lebih tenang saat masih sendiri, kurang lebih begini "kita akan menikah hanya ketika Allah mengizinkan kita menikah". saya meyakini bahwa tugas manusia hanya sampai pada doa dan ikhtiar, masalah waktunya kapan adalah sepenuhnya hak Allah
proses taaruf kami berjalan tanpa kami rencanakan (walaupun tentu sudah Allah rencanakan) berlangsung kurang lebih 1 bulan dari taaruf hingga khitbah. banyak hikmah yg saya dapatkan dalam proses taaruf kami. pertama, pentingnya ilmu pranikah, baik ilmu tentang taaruf, khitbah, nikah, managemen keluarga dan lainnya. yaps, ilmu sebelum amal itu penting. itu juga sebagai pembuktian keseriusan kita untuk menikah, "ya Allah saya sudah berusaha belajar tentang pernikahan. tentang menikah dengan siapa, atau menikah dan tidak, terserah Engkau".
kedua, pentingnya punya batasan diri, menentukan apa yg harus dimiliki calon pasangan dan apa yg bisa kita toleransi jika tidak ada pada calon pasangan. segala sesuatunya akan terasa lebih ringan dan tidak membuang banyak waktu jika kita merencanakan dan menuliskan apa yg ingin kita pilih, kurang lebih sederhananya begitu.
ketiga, meminta dibimbing dan menyandarkan diri pada Allah. poin ketiga sangat penting. saya selalu berdoa bahwa saya tidak ingin memilih, saya minta dipilihkan Allah saja. bahkan seminggu sebelum hari akad itu tiba. dari yg tadinya yakin, tiba-tiba terbesit ragu, apakah pasangan saya nantinya bisa menerima, membimbing, dan mengayomi saya (?) terlebih menerima segala kekurangan saya (?) hamdalah setelah sholat, keraguan itu Allah hilangkan.
setelah akad dan mengenal suami lebih jauh, saya tak menyangka akan dipasangkan dengan dia, ya karna ternyata banyak kliknya.  masyaAllah. padahal waktu taaruf komunikasi kami terbatas dan dia seperti orang yg pendiam pollllllll, setelah jadi suami malah hobi ndagel 🥲 lagi-lagi saya teringat doa-doa saya ke belakang agar dipasangkan dengan yg se-frekuensi. pernah di suatu pagi, suami bertanya perihal dari mana saya mengenal al-ma'tsurat, saya jawab sejak SMA. apa jangan-jangan kita dipersatukan karna doa rabithah kita? 😄
_____
katanya, jodoh adalah cerminan diri, tapi sampai sekarang saya merasa masih belum cukup baik untuk dia. Allah Maha Baik
semoga Allah mampukan kita untuk mengupayakan kebaikan dan perbaikan ya beb 🤍
10 notes · View notes
asqinajah · 1 year
Text
Pelan-pelan aku seakan terhempas dari lingkaran kawan-kawanku, dan nyatanya memang banyak hal yang selama ini aku hanya 'bertahan'. Seperti gaya hidup misalnya.
Tak hendak menyalahkan kehidupan lepas pernikahan, yang ternyata justru membawaku kembali pada gayaku yang sesungguhnya. Aku yang mungkin pernah demikian boros, sekarang dilatih untuk lebih hemat, bukan pelit. Aku yang dulu bisa melakukan berbagai hal sesuka hatiku, kini banyak sekali tanggung jawab yang perlu aku jaga dan pelihara sebelum kemudian melaksanakan apa yang kuinginkan -bukan kubutuhkan-.
Pelan-pelan aku memang seperti hidup dalam tempurung, berusaha menjaganya sedemikian rupa agar ia tak lepas dan hilang, macam rumah si ulat yang setelah selesai menjalankan fungsinya, akan terbuang. Aku sekarang ibarat seekor kura-kura, yang bagaimanapun harus 'membawa' rumahku kapanpun dan dimanapun juga.
Apakah aku marah? Apakah aku kesal? Apakah aku kecewa? Mungkin di awal ini ada rasa-rasa yang demikian, tapi aku tahu ini adalah prosesku menyesuaikan diri. Karena, bahkan saat aku menjadi kura-kura, aku pun masih mampu melakukan berbagai hal baru lagi menantang, hal baru yang aku pun menyukainya. Yang jelas, aku tidak sedang terpenjara.
Aku mungkin tak seperti ulat yang 'bebas' lepas menjadi kupu-kupu, tapi meski begitu aku bahagia. Atau, aku pasti menemukan kebahagiaan dan petualangan yang baru, hingga mungkin di depan aku menemukan kura-kura yang lainnya. Iya, kan?
~
Kehidupan lepas menikah sungguh tidak mudah, maka mengasah seni menikmati lagi mensyukuri adalah sebuah keharusan~
Selamat berjuang, wahai kita semuaaa; di atas berbagai jalan hidup yang sedang ditempuh. Apapun itu, semua membutuhkan proses yaaa :))))
(06/01/23)
40 notes · View notes
herucakra · 2 months
Text
Tumblr media
If hurting your spouse does not hurt you, then it means you do not love your spouse.
You are using your spouse.
3 notes · View notes
ceritaluna · 28 days
Text
I just want to start and end my day beside you
everyday
for the rest of my life
2 notes · View notes
dear4tlas · 2 years
Text
Vance: God, you're an idiot Bruce.
Bruce, holding up his hand with his wedding ring: Im your idiot. Forever!
81 notes · View notes
sua-kata · 10 months
Text
Pilihan
Sudah sebulan lebih aku dan suami terpaksa harus (kembali) LDR. Setelah dipikirkan matang-matang, aku dan anakku kembali lagi ke rumah mertua di Pekalongan, sedangkan suami tetap tinggal di Jakarta karena harus bekerja. Tadinya, kami berangkat bertiga dengan kereta. Tetapi setelah dipikir ulang, rasanya kurang efisien jika suami mengantar kami, lalu kembali pulang dan bekerja. Energi yang terkuras tak sebanding dengan lelahnya perjalanan pulang-pergi. Akhirnya hanya aku dan anakku yang berangkat naik kereta cepat, sedangkan suami mengantar sampai stasiun.
Jadwal kereta paling pagi dengan waktu tempuh tersingkat sengaja dipilih. Karena pesan tiket mendadak, aku kedapatan kursi di gerbong belakang. Hikmahnya, gerbong sepi dan banyak kursi kosong. Sangat kondusif untuk bayi. Dalam benakku, akan mendebarkan (dan repot) sekali melakukan perjalanan berdua saja dengan bayi 9 bulan. Tetapi Allah beri kemudahan dengan segala pertolongan yang kami dapatkan. Alhamdulillah. Perjalanan pertama berdua saja dengan bayi, menjadi amat berkesan.
Menjadi menantu perempuan pertama di keluarga suami menjadi kesyukuran tersendiri buatku. Ibu dan Bapak (mertua) tak pernah membeda-bedakan. Sudah tak ada beda antara mantu dan anak sendiri. Terlebih, anak-anak beliau sedang merantau semua. Jadilah aku bagaikan anak tunggal di rumah ini.
Meski tidak setiap minggu suamiku bisa pulang, tapi ia selalu mengusahakan agar kepulangannya berkualitas. Seperti saat kepulangan terakhirnya kemarin, kami berangkat ke kota naik motor berdua. Adik bayi sementara di rumah dengan mbah dan pengasuhnya. Rasanya sudah lama sekali kami tidak pergi berdua saja.
Tujuan kami bukan ke tempat-tempat fancy, seperti mall, atau restoran mahal dan tempat wisata. Sederhana saja, kami makan sate dan tongseng di lesehan kaki lima. Semenjak menikah dengan lelaki ini, aku belajar banyak hal tentang kesederhanaan, kebijakan, dan banyak hal lainnya, yang rasanya sudah lama sekali tak pernah kupraktekan.
Obrolan pun mengalir, dari topik receh sampai topik yang cukup berat.
"Tidak ada yang salah antara ibu pekerja dan ibu rumah tangga. Dua-duanya baik. Tetapi harus dikembalikan lagi kepada kondisi individu yang menjalaninya. Coba kamu analisa, bagaimana temanmu yang bekerja bisa menghandle semuanya. Pasti ada yang dikorbankan. Menitipkan anak di rumah dengan pengasuh, atau di daycare, merasa bersalah, dan lain sebagainya. Tapi di sisi lain, ia bisa tetap mengaktualisasi diri, bersosialisasi dengan relasi kerja, dan lain-lain. Perhatikan juga teman atau keluargamu yang memilih jadi ibu rumah tangga, pasti juga ada yang ia korbankan. Mungkin saja, ia jadi tak bisa sebebas dulu bersosialisasi dengan teman-temannya, atau harus siap dengan rutinitas yang itu-itu saja. Tapi, sisi baiknya, ia jadi bisa mengontrol tumbuh kembang anaknya setiap hari. Nah, kamu, ketika dihadapkan dengan pilihan seperti itu, harus bijak dengan segala konsekuensi yang muncul kemudian."
"Saya kira, kalau kamu memilih di rumah saja, kamu akan stress, overthinking, bingung, galau, karena kamu bukan tipe seperti itu. Kamu suka bersosialisasi, tidak betah di rumah saja, kan?"
"Jangan diartikan, saya memaksa kamu untuk bekerja. Sebelum menentukan pilihan, kamu juga harus mengenal diri kamu seperti apa."
"Supaya kamu happy menjalankan hidup, maka tentukan pilihan yang mendekatkan ke tujuan. Lalu berjuang dalam menjalani apa yang kamu pilih. Hidup kalau tanpa tujuan, akan terombang-ambing."
Begitu kira-kira kutipan kata-kata suami yang kalau dipikir-pikir, kok benar semua, ya?
Semenjak resign, suamiku banyak membantu dalam mengerjakan tesis. Bukan cuma dengan kalimat, "Semangat, ya!" --meskipun kalimat itu juga berarti, tetapi lebih dari itu, ia membantu menyusun kerangka penelitian, menyarankan ini dan itu, sampai menentukan target untuk bisa selesai tahun ini, salah satunya dengan "karantina" di rumah mertua ini. Alhamdulillah Allah mudahkan jalannya.
Dulu, awal-awal menikah, aku akan tersinggung dan menolak mentah-mentah tiap kali suamiku mengkritisi pola pikirku yang salah, atau menyarankan ini dan itu. Aku masih merasa dia adalah 'orang asing yang sok tahu'. Tetapi makin ke sini, aku semakin bersyukur mendapat pasangan yang sangat peduli terhadap masa depan istrinya. Aku juga jadi belajar untuk mau mendengarkan pendapat dari siapa pun. Bagiku, ia bukan sekadar suami, tetapi juga pemimpin, psikolog, dosen, guru, manager, teman, ayah, dan banyak peran lain. Biidznillah, ia mampu mengurai keruwetan pikiranku dengan berbagai solusi efektif dan mampu mengenali diriku seperti apa. Terima kasih ya, cuamik!
Jadi kalau ada yang bilang, suami yang baik adalah suami yang selalu menuruti kata-kata istri, aku tidak setuju. Bagiku, suami adalah pemimpin, pemegang kendali keluarga. Ia lah yang membuat keputusan, decision maker. Kuat atau tidaknya pondasi rumah tangga, bisa dilihat dari peran suami. Kalau suami masih bingung dengan dirinya sendiri, akan sulit mempertahankan biduk rumah tangga. Sedangkan istri, tugasnya hanya satu: taat kepada suami. Meski hanya satu, tetapi cabangnya tak terhingga. Salah satunya, mengendalikan ego saat tidak sependapat dengan suami.
Dalam hidup, akan terus ada pilihan demi pilihan yang kita hadapi. Pilihlah pilihan dengan manfaat yang lebih banyak. Bukan yang paling sedikit kesulitannya. Wallahu a'lam bishawab.
3 notes · View notes
meidarahmanisa · 9 months
Text
Tumblr media
Menikah ternyata tidaklah mudah. Tidak seperti dongeng atau drama korea. Banyak lika likunya. Hari-hari ini aku banyak menangis, tapi bukan karena mas. Masalah itu dari diriku sendiri. Ada pepatah yang bilang, bahwa pernikahan bisa mengungkap sisi lain diri seseorang yang belum pernah terungkap. Dan itu yang sedang terjadi padaku. Aku merasa begitu rapuh dan tak sekuat yang kukira selama ini. Aku banyak menyalahkan diri. Aku berusaha banget keluar dari perasaan itu, tapi rasanya seperti berenang melawan arus. Sangat melelahkan dan sangat melukai jiwa. Aku nggak tau apa ini depresi awal pernikahan atau bagaimana. I just want everything running perfectly. Dan aku tau itu g tepat. Pokoknya keruwetan itu benar-benar terjadi di kepala.
MaasyaAllah tabarakallah... Mas sabar sekali. Maafkan aku yang jauh dari sempurna untukmu... Cuma terima kasih yang bisa kusampaikan padamu, yang bahkan kadang kena getah ruwetnya isi kepalaku.
Semoga situasi ini segera berlalu, aku bisa menerima, memaafkan dan memeluk diriku sendiri dengan segala luka dan ketidaksempurnaan yang dimilikinya.
2 notes · View notes
777soulmate777 · 1 year
Photo
Tumblr media
Love❤❤❤❤❤ . Believe in life and the universe, reflect your energy 💙💙💙 . . 👉@555soulmate555 ✨ 👉@555soulmate555 ✨ 👉@555solumate555 ✨ . . . #relationshipissues #marriagetherapy #relationshipfacts #womendaily #marriagelife #mindsetpositivo #selflove #daylove #marriageproblems #womengrams #relationshipsquotes #womengrow #marriagerules #lovequote #godlymarriage #relationshipquestions #london #usa #newyork #australia #love #energy #cute (USA) https://www.instagram.com/p/CotCMzsLA2a/?igshid=NGJjMDIxMWI=
3 notes · View notes
l-edelweis · 2 days
Text
Sebuah kebahagiaan kecil dan sederhana. Seneng banget di sesi webinar kali ini ada seorang bapak yang turut menjadi peserta. Biasanya webinar parenting pesertanya semua ibu-ibu, atau perempuan-perempuan muda yang belum menikah. Tapi kali ini ada seorang bapak yang menyempatkan waktu untuk turut hadir dan belajar parenting.
Appreciate! Semoga setiap kita selalu dimudahkan untuk belajar dan merendahkan hati. Semoga setiap kita kelak akan menjadi orang tua yang memiliki keinginan untuk terus memperkaya ilmu pengasuhan.
Tumblr media Tumblr media
2 notes · View notes
dijeedij · 2 years
Text
Perasaan Asing
Semenjak kecil, aku sering dihadapkan dengan lingkungan baru karena latar belakang pekerjaan orang tua yang berpindah-pindah. Bila di hitung, jumlah TK ku dulu mencapai tujuh dengan tempat berbeda. Mungkin jaraknya tiga bulan sekali aku berpindah sekolah.
Lalu saat akan menikah, suami bertanya apakah siap jika suatu saat harus berpindah kota dan diajak untuk menempati tempat baru? Saat itu yang ada di kepalaku hanyalah keseruan yang akan ku dapati saat bisa merantau, dan tinggal di tempat baru. Tapi....ternyata aku salah.
Perasaan asing muncul, ketika telah menjalani semua hal yang dulu hanya ada dalam bayangan. Sekelebat masa kecil yang menyenangkan perlahan sirna, diganti oleh asing yang begitu sulit untuk di deskripsikan.
Lingkungan, tetangga, orang-orang, budaya, kebiasaan, semua yang melekat dalam ingatanku tentang kata “seru” itu ternyata tidaklah mudah. Satu setengah tahun menjalani dan mengenal seluruh yang ada di sekitar. Mencoba memahami bagaimana kehidupan yang berbeda benar-benar harus di hadapi.
Bagian paling sulit dari perasaan asing itu adalah saat menghadapi dan menerimanya. Ketika pertama kali merasakan suhu udara berbeda, pertama kali berkenalan dengan tetangga, pertama kali menyusuri jalan serta alamat berbeda, pertama kali berinteraksi dengan penduduk asli, pertama kali melihat budaya masyarakat, pertama kali menghadapi kesepian, kesendirian, juga usaha-usaha untuk menjalani hari dengan normal dan baik-baik saja.
Aku yakin, bukan hanya aku sendiri yang mengalami perasaan asing itu. Pengalaman orang lain dari ceritanya, menjadi bekal. Penguatan dari keluarga menjadi energi. Bahwa setelah menikah dan berkeluarga, tentu mempunyai konsekuensi. Punya tantangan dan ujian tersendiri, yang setiap keluarga pasti berbeda.
Hingga suatu waktu, saat mengikuti pengajian warga kemarin malam, aku tersadar. Aku telah melewati fase asing itu menjadi lebih berani. Aku telah melewati fase baru menjadi terbiasa. Juga membersamainya dalam menempuh perjalanan pernikahan yang panjang ini, dengan hati lebih lapang lagi. Karena sudah menerima kehidupan sekitar, jauh lebih lega dari sebelumnya.
Perasaan asing itu pun perlahan sirna, terganti dengan syukur yang semakin kuat ku rasakan. Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimush sholihaat. Segala puji hanya milik Allah yang dengan segala nikmatnya segala kebaikan menjadi sempurna.
Serang, 15 Juli 2022
2 notes · View notes
livingswag · 6 days
Link
0 notes
herucakra · 2 months
Text
Tumblr media
For 35 years today I have known this woman. For 35 years we have face our challenges together. For 35 years she has been nothing but loyal and faithful to me.
She is God's blessing for me.
2 notes · View notes
dear4tlas · 2 years
Text
Vance: God, you're an idiot Bruce.
Bruce, holding up his hand with his wedding ring: Im your idiot. Forever!
96 notes · View notes
talhanoblemarriage · 13 days
Text
Tumblr media
How Does Polygamy Work Sexually in Islam? The Basics You Must Know
Explore the rules and intricacies of polygamy in Islam, where men can marry up to four wives but must ensure equity and modesty in relationships, as interpreted from the Qur'an and Hadith.
0 notes