Tumgik
#Tanpa Robot
nadivacaroline · 16 days
Text
Tumblr media
0 notes
felliciaagathakqq · 16 days
Text
Tumblr media
0 notes
increms · 5 months
Photo
Tumblr media
Cara Membuat Expert Advisor Forex yang Profit
0 notes
cocotangaje · 10 months
Text
4 Agustus 2023
Lucu banget emang dunia ini.
Baru jam 1 kemaren gue nyampe rumah, kemudian di jam 2 siangnya, pas gue lagi mau berak, tiba-tiba dikabarin HRD kalo gue lanjut interview kedua di hari ini.
Yang mana gue udah gak di Jakarta lagi pada saat itu.
Tanpa nunggu lama, gue langsung pesen travel hari ini yang jam 7. Terus berangkat dari rumah jam 6an. Tidur di jalan, nyampe sekitar jam 10 kurang 15. Langsung otw sudirman, titip baju ganti sama sepatu di loker, naik KRL ke arah duri deh.
Dan pas banget jam 11 tadi gue nyampe ke starbucks buat duduk dulu, nulis di tumblr, kosongin otak, makan onigiri, minum matcha latte (karena magh gue lagi kumat, jadi gue masih belum berani ngopi), dan ke toilet.
Dari sini udah deket banget ke kantor. Kemaren juga gue cuma sekitar 15-20 menitan. Paling gue otw set 2an atau jam 1 lewat.
Gue tadi sempet review soal materi SEO yang sempet lupa sama explore materials self-study yang belum sempet gue liat-liat sepanjang periode bootcamp kemaren. Soalnya kalo udah di tahap ini gue perlu chill se chill mungkin biar karakter gue lebih keluar nantinya. Kalo tegang suka auto jadi robot soalnya.
Nanti liat aja lah ya hasil interviewnya gimana wkwkw. Best luck for me deh.
9 notes · View notes
lamyaasfaraini · 8 months
Text
Teh kotak x cakue?!
Teh kotak dibeliin ayang. Cakue taman pandawa
Tumblr media Tumblr media
Aku tipe org yg kalo punya cemilan harus bareng dengan minumannya, bapak @sagarmatha13 udah paham betul. Kek bikin eskosu pagi2 harus ada cemilannya misal kentang goreng, atau bebikinan yg goreng2 gitu lah. Kalo lg dirumah ortu palagi ibu rajin bebikinan kek risol mayo, mac n cheese, garlic bread atau skedar bala2, surabi dan cakue (beli inimaaah hey). Karenaaa bapakku jg kalo ngopi kudu ada "temennya". Termasuk kalo lg snacking, misal punya soft drink (minuman manis) nah cemilannya jg harus ada, bisa kek chips2 ciki2an, keripik2 kiloan, atau makan ratjun kek basreng, cilok, cimol dan yg lain yg loba ituu.. Tandemnya ya adikku paling suka makanan ratjun, dulu kita suka beli makaroni ngehe kalo order biasanya makaroni basah balado, bihun kering pedes dikit, cimol (jrg ada ini) kdg ganti otak2 (keju/balado), duh apalagi ya pokonya ini kalo berdua nyisa bnyk aja kenyanggg, tidak lupa minumnya teh kotak! Wkt kami belom pada nikah udah umuran 20 keatas udah pada kerja tetep "baong" kalo suka jajanan begituan, karena udah dilarang bapak si adik kan udah kena gerd. Ah jadi kangen jajan2 sama si adik. That's why partner Keuken (fest makanan tahunan yg tau tau aja inimah kayanya, dibilang tenar ya tenar2 aja, dibilang ngga tenar bnyk yt gatau jg wkwk. Pokonya inimah khas gen millenial pada jamannya) adalah adikku sebelum akhirnya pacar2 kami mau diajak ke Keukeun (beberapa tahun pacar2 kami skip kalo diajak wkwk).
Balik lg ke teh kotak x cakue.. Aduh ini memang jaman hamil ngidamnya kek beginian, ngga sehat kaan tp ttp ada cheating day sih kalo ngga ngacay weeh. Saat itu mama mertua selalu nyetok teh kotak, jamanku hamil itu musim kemarau jadi bawaannya pgn yg seger dan dingin tp ya ngga tiap hari minum teh kotak jg haha tiap ada cemilan aja. Nah ngidam ke 2 ini cakue! Itu cakue di tamsar depan rumah teteh sepupu suamiku enakkk, suami sblm kerja suka beliin soalnya jualannya pagi2 deket sekolahan. Keknya ini ngidamnya sampe hamil gede haha bukan ngidam ya emg jatohnya cemilan fav aja. Jalan udah kek robot hamil gede nyari cakue ke taman pandawa. Nah jadi nih nemo suka bgt bgt sama cakue, apa bener karena faktor wkt aku hamil makan cakue terus jadi anaknya suka skrg hahaha. Kalo teh kotak mah msh aku pantau sih boleh minum teh kotak tp harus berdua sama aku belom aku kasih 1 kotak gt.
Cerita teh kotak these days.. Tempo hari aku cerita ttg cemilan sambil nonton series fav kita. Nah aku rikues minumnya teh kotak, kayanya sih si bapak udah ngerti sendiri tanpa aku blg. Si series ini ada 8 ep dan kita tiap malem palingan nonton 2 ep keburu ngantuk wkwk. Dan tiap malem blio ke warung beliin teh kotak padahal istrinya ngga minta. Sampe kubilang "aduuuuh yang, jgn tiap hari teuing atuh kan itu minuman kemasan kebayang gulanya. Kan aku baru turun bb (eh iya gt wkwk)". Semalem teh kotak ke 3 yg blio beliin. Si perhatian tapi jgn bikin genuuuttt dong hey~ mana weekend kita skip lari nih huft.
Dan pagi tadi, lagi nyari kang sayur eee malah nyangkut di kang cakue taman pendawa, ya belilah jadinya. Cakue deui cakue deui~
Begitulah cerita tentang teh kotak dan cakue.. Seru kan? Ya ngga seru mana ada ceritaku yg seru hahaha. Karena kumenulis hanya untuk skedar ingin, ngga ada beban tulisan bagus dan mikir supaya menarik (dari tahun 2008/2009 pny tumblr ya tulisanku udah begini).. Ah hidup sudah sulit jgn kau persulit lagi~
4 notes · View notes
frasa-in · 1 year
Text
Tumblr media
Dear Sisters,
Suatu hari seorang pemuda mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk meminta izin berzina. Orang-orang pun marah dan melarangnya melakukan itu. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata, “Bawalah dia dekat denganku.” Maka pemuda itu mendekati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Apakah kamu suka (perbuatan zina) bila itu terjadi kepada ibumu?”
Ia menjawab, “Demi Allah, tidak! Lebih baik Allah jadikan aku tebusan (kematianku) bagimu!”
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “(Begitulah juga halnya) orang lain tidak suka hal itu (terjadi) kepada ibu-ibu mereka.”
Jawaban yang sama diberikan pria tersebut ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi, “Bagaimana bila terjadi kepada anak perempuannya dan bibi-bibinya (saudari dari ayah dan ibunya).” HR. Ahmad.
Sisters, hadits diatas bukanlah hanya sekedar tentang larangan berzina, tapi juga menekankan bahwa hidup itu terkait dengan aturan dari Allah subhanahu wa ta’ala, perbuatan harus diperhitungkan dampaknya bukan hanya buat diri sendiri tapi juga buat orang lain. Tidak ada istilah “yang penting saya bahagia, tidak peduli dengan orang lain”.
Saat ini begitu banyak orang yang berteriak “be yourself”, sebagai cara memotivasi orang lain untuk bangkit dan tidak takut dalam berbuat sesuatu, atau khawatir dengan celaan orang lain. Namun dalam realitanya, untuk menjadi diri sendiri tidak diikuti dengan pemahaman yang utuh.
Sehingga “be yourself” dimaknai dengan “terserah gue”. Bebas melakukan apa yang kita mau, dan menolak untuk hal yang kita tidak suka. Tidak mau diatur orang lain dan hanya meyakini aturan sendiri yang dipahami. Barometer pemahaman bukan kepada ridho Allah, tapi ridhonya akal pikiran manusia yang lemah.
Maka bermunculah gerakan-gerakan berdalih kebebasan murni tanpa diikuti rasa tanggung jawab antara sesama, pejuang keadilan namun sepihak, pantang dinasehati karena merasa dirinya paling benar, tapi suka berkomentar tajam kepada orang yang tidak sepemahaman, selalu merasa insecure dalam menjalani kehidupan.
Muncul prinsip:
Nomor satu “Saya selalu benar”
Nomor dua “Kalau saya salah, lihat nomor satu”.
Seperti apa yang dikatakan Fudhail bin Iyadh, “Engkau telah berbuat buruk, namun menyangka dirimu telah berbuat baik. Engkau bodoh, tapi menyangka dirimu berilmu. Engkau bakhil, tetapi menyangka dirimu dermawan. Engkau dungu, tetapi menganggap dirimu bijaksana. Ajalmu dekat, tetapi angan-anganmu panjang.” Syiar A’lamin Nubala 8/440.
“Be yourself” akan bermakna positif ketika kembali kepada fitrah yang telah Allah subhanahu wa ta’ala berikan, selaku pencipta manusia.
Fitrah identik dengan ketundukan, ketaatan kepada Rabbnya. Bila keluar dari fitrah, maka akan semaunya sendiri, tidak taat aturan, maka akan membahayakan dan lebih baik dihancurkan bila tidak dapat diluruskan kembali. Misalkan kita mencipta robot, andai robot itu keluar dari perintah yang kita berikan, maka pasti akan membahayakan, sehingga harus segera diperbaiki. Bila tidak bisa, maka lebih baik dihancurkan sebelum membuat kerusakan fatal.
Allah sengaja mengabadikan kisah-kisah para pembangkang di dalam Al-Qur’an, mulai dari Fir’aun dengan kesombongannya menganggap dirinya yang paling benar dan perkasa, kaum Nabi Luth yang hancur karena homoseksual, kaum ‘Ad dan Tsamud yang cerdas dan kaya namun melawan perintah Nabi-Nya. Bahkan peninggalan azab Allah masih bisa kita lihat sampai saat ini sebagai bentuk peringatan nyata, seperti pompeii di Italia.
Menurut sisters, seperti apa jati diri dengan kebahagiaan dan kebebasan yang hakiki itu bagi seorang muslim?
Frasa: Perempuan, Ilmu, dan Rasa
20 notes · View notes
mavesthoughts · 7 months
Text
Saatnya berbicara dengan anak dengan seni (Part 1)
Saya bukanlah seorang ibu yang palig sabar dan tenang. Tapi selama hampir 5 tahun ini, rasanya sudah harus mengesampingkan perasaan emosi berlebihan yang ingin dilampiaskan khususnya pada anak sendiri. Tidak adanya contoh pembelajaran di lingkungan terdekat, maka mari kita otodidak membaca buku! Buku yang menjadi plihan saya adalah karya Joanna Faber & Julie King yaitu Seni Berbicara pada Anak.
Point pertama dalam buku ini yaitu bagaimana kita bisa menghadirkan peralatan menangani emosi menjadi tools dasar dalam menyikapi permasalahan dalam hubungan anak-orang tua. Mengakui perasaan dengan kalimat adalah peralatan pertama, eits jangan lupa beberapa tindakan memang harus dibatasi ya meskipun semua perasaan dapat diterima. Langkah dalam mengakui perasaan si anak yaitu:
1. Kuatkan hati untuk menahan diri tidak membalas emosinya (saya tau ini susah sekali kalau orang tua sedang tertekan, but keep learning to be better)
2. Pikirkan emosi yang dirasakan.
3. Akui emosi itu dan masukkan dalam kalimat.
Memang benar sih, karna menurut pengalaman saya selama ini, Albee anak saya, akan lebih mudah meledak-ledak ketika saya diamkan atau hanya bilang, “Jangan marah dong” ketika dia marah. Dia lebih cepat tenang ketika saya mengusap air matanya dan berkata, “Albee sedih ya, ibu sibuk ya? Maaf ya kita main sebentar lagi”. Anak lebih mendengarkan ketika perasannya diakui, bahkan orang dewasa juga begitu ya khususnya wanita? Hehe.
Point lainnya dalam mengakui perasaan anak yaitu mengganti kata “tetapi”. Bayangkan ketika kita berbicara “Ibu tau kamu masih bermain, tapi kita harus jemput saudaramu dulu sekarang” rasanya seperti merampas hadiah. Kita bisa menggantinya dengan kalimat Masalahnya adalah yaitu, “Memang kesal harus jemput saudara kamu saat kamu lagi seru bermain, masalahnya adalah kakak sudah menunggu dan sendirian”. Bisa juga dengan kalimat Meski kamu tau, contoh kalimat adalah, “Meski kamu tau ini saatnya menjemput kaka, memang kesal kalau harus pergi saat kamu masih asyik bermain”. Kalimat ini memberi kesempatan anak untuk memahami masalah yang ada dan dia tau bahwa kita berempati dengan apa yang ia rasakan.
Masuk ke peralatan 2 mengakui perasaan dengan tulisan. Ini berguna saat anak yang suka merengek sesuatu ketika pergi berbelanja daripada menjelaskan kepada anak alasannya tidak perlu merengek. Lebih baik kita menulis daftar keinginannya. Hm, bukankah itu membuat anak mengira semua keinginannya akan dipenuhi? Nope, justru cara ini dapat mencegah anak mengamuk dengan mengakui perasaan anak tanpa memanjakannya. Misal saat ia melihat mainan baru di mall, kita bisa bilang, “Kamu ingin sekali robot itu ya, ayo kita tulis didaftar keinginan” sehingga tidak langsung ditolak keinginannya namun orangtuanya mau mendengar apa yang ia rasakan saat menginginkan sesuatu dan secara tidak langsung menunda keinginannya.
Mengakui perasaan dengan seni sebagai peralatan 3, karna terkadang peralatan 1 dan 2 tidak cukup. Misal, anak yang terobsesi dengan kereta api namun rel kereta apinya hancur berantakan, sebelum ia meledak, penulis tidak mengatakan, “Tidak apa-apa, kita bisa memperbaikinya” namun mengakui perasaannya dengan, “Ah, menjengkelkan sekali! Kamu pasti tidak mau keretamu berantakan” lalu menggunakan papan tulis untuk mengajak anak menggambar perasaannnya dengan gambar wajah sedih dan 1 tetes air mata sehingga sang anak merasa didengar bahkan ikut menggambar banyak tetes air mata yang besar seakan mengatakan ia sesedih itu sampai ia puas dan tersenyum kembali.
Tetap saja seorang anak menginginkan sesuatu yang tidak mungkin kita berikan. Biasanya saat kita menjelaskan mengapa kita tidak bisa memberikannya, anak akan marah dan tidak mau mendengar. Jadi mari gunakan peralatan 4; Berikan fantasi yang tak dapat kita berikan dalam realitas. Ketika seorang anak yang merengek dan marah karena tiba-tiba harus pindah kerumah baru, maka penjelasan sulit didengar sehingga kita bisa menggunakan fantasi setelah sebelumnya mengakui perasaan kalau ia benar-benar sedih harus pindah, lalu menanyakan apakah ia mau memilih rumah baru dan bagaimana rumah yang ia inginkan.
Dengan empat peralatan tadi saya jadi menyimpulkan, dalam mengakui perasaan anak agar ia dapat berkomunikasi dengan baik kepada orangtua tanpa meledak-ledak, maka kita harus menangkap emosinya, tidak memanipulasinya, dan memahaminya seperti kalimat “Yaampun, menyebalkan sekali! Hari ini parah sekali, semua orang menyudutkanmu”. Bahkan terkadang kita harus menahan keinginan untuk menanyai anak yang sedang jengkel khususnya ketika ia tidak tau alasan ia marah. Frasa-frasa semacam “Kamu tampak bersedih”, “Pasti terjadi sesuatu”, “Ada yang bikin kamu kecewa” akan memancing anak bercerita.
Peralatan terakhir di bab pertama yaitu akui perasaan dengan perhatian (yang hampir) tanpa suara. Cara ini mungkin tidak begitu menarik tapi efeknya besar. Cukup berempati dengan kata, “Wow, “Oh”, “Mmm”, atau “Wah”. Tentunya dibarengi dengan telinga kita yang mendengarkan mereka atau menggeram dengan simpati untuk memasuki perasaan anak. Tanpa perlu tiba-tiba memberi nasihat, pertnyaan ataupun koreksi supaya tidak mencegah mereka berproses. Karna yang paling penting dan perlu kita berikan pada mereka adalah perhatian penuh dan kepercayaan untuk melakukan semua itu.
Wow, saya akui satu bab saja seakan sudah mengajari kiat-kiat mengatasi 10 anak yang berbeda karena memang didalamnya mencontohkan beberapa kasus dan penanganan dengan peralatan yang berbeda-beda. Sepertinya buku ini akan tampak lusuh saking seringnya saya buka kembali untuk memberi petunjuk apakah tindakan dan respon saya dalam mengatasi komunikasi dengan anak sudah benar atau belum. Saya sakin masalah anak akan semakin bervariasi seiring umur, tentu satu bab tidak akan cukup! Jadi, tertarik untuk melanjutkan ke bagian berikutnya?
3 notes · View notes
ihsnfkri · 1 year
Text
Ketika Saya Beragama Saya Juga Bertuhan
Saya pernah ditanya apakah saya percaya Tuhan? dengan sangat simpel dan personal (seperti bagaimana saya mencerminkan diri) saya menjawab: Ya, saya sangat percaya.
Tapi dibalik itu ada proses panjang yang saya lalui untuk menjelaskannya sesingkat mungkin.
Semua itu berawal dari latar belakang saya sebagai anak dari keluarga muslim taat yang moderat. Yang secara fundamental ternyata membuat saya menjadi muslim yang mengikuti perkembangan zaman, anehnya orang-orang malah menyebut saya liberal.
Tumbuh tanpa ayah, membuat saya banyak menunduk dan kehilangan kepercayaan diri. Satu-satunya yang membuat saya menengadahkan kepala adalah langit malam. Seperti ayah, langit malam penuh misteri. Saya bercita-cita jadi astronom waktu kecil (bukan astronot ya) Tapi anehnya saudara saya mengirimi saya ke pondok pesantren. Tempat dimana pertama kalinya saya melihat kesombongan dalam beragama. 'Islam itu benar yang lain salah' jangan tanya-tanya lagi.
Bodohnya 6 tahun di pondok saya bukannya semakin tunduk kepada Tuhan. Malah mencarinya, semakin bertanya-tanya dan kadang ekspedisi yang saya lakukan terlalu jauh. Tapi saya bertekad, saya harus menemukannya. Untuk mempercayai keyakinan saya tentang agama, awal mulanya say jadi agnostik. Diam-diam saya mengabaikan tuhan sepenuhnya. Tapi ternyata jadi ateis tidak membuat saya bahagia. Nilai-nilai Islam itu masih ada. Saya haus akan keyakinan dan jadi ateis seperti tinggal di gurun pasir. Tidak ada air sama sekali.
Puncaknya adalah saat ujian madrasah. Saya dimarahi mengapa tidak ikut tes bacaan doa dan hafalan Qur'an? Akhirnya saya sadar, tidak ada ruang untuk ateis di dunia ini.
Dalam perjalanan spritual saya, yang paling lucu adalah setelah lulus MAPK. Ketika saya diwanti-wanti kuliah di Jawa oleh ibu. Tentang liberal lah, kristenisasi lah, radikal lah. Mencerminkan bahwa rata-rata agama sanawi itu tidak ada yang pluralis, semuanya egois dan takut-menakuti satu sama lain.
Awal-awal kuliah, saya justru malah tertarik dengan Bhuddisme. Buddha artinya sadar. Dan saya sadar betul Tuhan itu ada. Segampang itu ternyata.
Agama Buddha adalah agama perbuatan. Sejak awal saya merasa agama ini tidak begitu mementingkan Tuhan. Mereka lebih suka membicarakan siklus kehidupan, reinkarnasi dan jika di kehidupanmu ini kamu baik, kamu akan dimudahkan dikehidupan sebenarnya.
Seperti impian saya yang pupus, menjadi ilmuwan, pakar sains dan astronom yang tak terwujud itu. Saya akhirnya menyerah tentang pencarian Tuhan.
Seperti halnya langit malam. Saya sangat mencintainya. Meski saya sendiri tidak tahu apa-apa tentang langit diluar sana.
Saya kini hanya berharap bahwa semua ibadah saya tidak seperti robot. Ketika saya beragama saya juga bertuhan.
12 notes · View notes
lilanathania · 2 years
Text
Ketidakpastian
Manusia selalu membenci ketidakpastian. Segala sesuatu yang tidak pasti di masa depan membuat kita resah, galau, dan khawatir. Namun, akankah kita bahagia jika segala sesuatunya menjadi pasti?
Tumblr media
Terkait ketidakpastian, dua hal yang paling sering membuat kita bingung adalah tentang pekerjaan dan pasangan. Apakah ini pilihan karier dan perusahaan yang benar? Betulkan pacar yang sekarang ini jodoh saya? Kita selalu bimbang dan khawatir mengenai pilihan-pilihan penting dalam hidup.
Kegalauan tadi tentu merupakan hal yang wajar. Sebagai manusia, kita takut salah memilih. Jangan-jangan salah pilih jurusan. Jangan-jangan pilihan karier tidak cocok dengan karakter. Jangan-jangan pacar bukan jodoh yang tepat. Jangan-jangan... Ada begitu banyak hal yang tidak pasti.
Bagaimana jika kita tiba-tiba diberi super power untuk mengetahui masa depan? Anda tahu pasti karier apa yang paling cocok, harus bekerja di posisi mana dan perusahaan apa. Jodoh Anda bernama xxx, akan berkenalan di tanggal dd-mm-yy ketika acara zzz dan pacaran y tahun sebelum menikah. Apakah kita akan bahagia dengan hidup yang seperti ini?
Awalnya saya berpikir, enak lah! kita bisa langsung fokus mengajar karier yang spesifik, tidak usah bekerja di posisi atau bidang yang bukan passion atau calling. Tidak perlu buang-buang waktu mempelajari hal lain yang tidak penting. Begitu juga dengan jodoh, tidak perlu sia-sia berpacaran bertahun-tahun lalu putus. Tidak ada lagi korban perasaan. Semua serba pasti dan berjalan mulus sesuai rencana. Sempurna, bukan?
Namun setelah saya renungkan lagi lebih jauh, kondisi tanpa ketidakpastian ternyata tidak sesempurna itu. Saya melupakan satu aspek yang sangat penting; human nature. Manusia pada dasarnya sering merasa malas, tidak mau berkembang, susah belajar dan berubah. Orang yang paling rajin dan penuh kegigihan pun pasti pernah merasa malas dan ingin berada di zona nyaman. Bisa kita bayangkan, di dunia yang semuanya pasti, tantangannya justru kita akan sulit sekali berkembang.
Mau belajar hal baru? Tidak usah lah, toh saya tidak akan bekerja di profesi tersebut. Mau kenalan dengan orang baru? Ah, bukan jodoh juga, lebih enak main game di rumah. Mau ikut komunitas tertentu? Yah, di situ saya akan berkenalan dengan teman yang ternyata toxic, tidak mau!
Dengan adanya kepastian akan masa depan, kita sangat mungkin menjadi malas belajar dan berkembang. Kita merasa aman dengan jaminan atas pilihan-pilihan yang diambil. Padahal, manusia justru berkembang dari kegagalan dan kesalahan.
Tanpa berpacaran dengan orang yang salah, kita mungkin tidak akan pernah menjadi orang yang dewasa seperti sekarang. Tanpa bekerja di perusahaan dan profesi yang salah, mental kita tidak teruji dan skills tertentu tak pernah dimiliki. Tanpa berteman dengan orang yang menipu dan memberi pengaruh negatif, kita tidak menghargai sahabat sejati. Segala kekeliruan dalam hidup justru krusial dalam pembentukan pribadi dan jati diri.
Tak hanya itu, tanpa adanya tantangan dan dinamika hidup, dalam sekejap saja manusia akan bosan. Jika semuanya serba terjamin dan tak bisa berubah, masihkah ada gairah untuk hidup? Jangan-jangan kita akan menjadi seperti robot, sekadar menjalankan tugas serta tanggungjawab yang sudah diatur dan direncanakan dengan pasti.
Lepas dari angan-angan ini, saya jadi bersyukur. Dalam dunia yang penuh ketidakpastian, kita sebetulnya diberi kesempatan untuk terus belajar. Karena tidak tahu akan jadi apa, kita bisa menjajal profesi apapun dengan semangat penuh. Cocok disyukuri, tidak cocok berarti bisa mencari dan mencoba lagi. Karena tidak tahu akan menikah dengan siapa, setiap hubungan dijalani dengan serius dan penuh perasaan. Entah gagal atau berhasil, kita menuangkan seluruh hati dan pikiran untuk hubungan itu. Jika dalam berproses kita tidak berusaha sepenuh hati, tentu tidak ada proses pembelajaran dan pendewasaan.
Kita yang hari ini adalah pribadi yang sudah melalui begitu banyak hal. Tengoklah ke masa lalu Anda. Sudah berapa kali gagal? Sudah berapa kali putus? Sudah berapa kali salah mengambil keputusan? Kegagalan bukanlah sesuatu yang membanggakan, namun diperlukan. Tanpa berbuat salah, kita tidak belajar untuk menjadi benar. Tanpa menangis, malu, dan putus asa, kita tak akan bisa berhasil dan mensyukuri pencapaian hidup. Tanpa dijahati, ditipu, dan diperlakukan dengan tidak adil, kita tidak akan menghargai orang-orang dan lingkungan yang suportif.
Walaupun tidak nyaman ketika dijalani, ketidakpastian sejatinya merupakan sesuatu yang baik. Sebagai manusia yang sering lemah dan berbuat salah, kita memang harus banyak gagal-belajar-berubah untuk menjadi lebih baik. Semoga kita semua selalu bersabar dan mau berproses dalam perjalanan pendewasaan ini :)
22 notes · View notes
thepassermontanus · 1 year
Text
Ibu : Bukanlah Robot Penghasil Cinta
Tangki Cinta yang Kosong
Dalam Fitrah Peran Bunda, seorang Ibu salah satunya memiliki peran "The Person of Love & Sincerity". Yang memberikan cinta dan ketulusan. Yang tanpa pamrih merawat dan menjaga, hampir 24 jam dalam setiap harinya. Ibu Sang Penghasil cinta.
Seorang Ibu bisa terus mencintai anaknya. Mencintai anak tidaklah sulit sebenarnya. Tapi menyelesaikan semua tugas rumah tangga yang tercakup dalam ekspektasi diri dan orang lain itu yang sulit. Ingin rumah bersih rapih, memasak tepat waktu, anak tidak rewel, punya waktu mandi yang nyaman, ingin punya lebih banyak waktu untuk tidur, dsb. Sulit untuk memenuhi semua itu. Pada akhirnya Ibu berdamai bahwa tak mungkin semuanya terwujud. Dan keluarga lainnya juga seharusnya begitu.
Dengan semua cinta yang diberi di setiap harinya, memang terbentuk cinta-cinta baru yang diperbaharui dengan syukur dan sabar. Dengan kebahagiaan dan senyuman. Dan semua hal baik lainnya. Tapi bukan berarti seorang Ibu tak bisa terkuras. Bukan berarti seorang Ibu tak bisa kehabisan cinta.
Ibu-di luar sana-yang menyakiti anaknya adalah contohnya. Tangki kosong yang tak bisa menuangkan bulir cinta, malah menumpahkan air mata. Tangki yang kehilangan sumber cinta dan bahagia, kehilangan juga kemampuan sabarnya dan logikanya.
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dari Allah, Dia yang Maha Cinta, mengisi supply kebutuhan cinta yang diilhamkan kepada hati para Ibu di dunia, tapi bukan berarti Ibu tak butuh diisi cintanya oleh orang terdekatnya. Merasa dicintai, adalah sumber kekuatan, tak bisa kita pungkiri.
Bukanlah Robot
Barangkali ada seorang Ibu tak pernah ditanya bagaimana kabarnya, disaat yang sama keluarga atau orang lain hanya peduli dengan bayinya yang manis dan lucu. Sakit sakit di badannya tak ada yang peduli, yang mungkin hanya dinasihati, "Sabar ya". Tak ada lagi foto kebanggaan dirinya berisi kenangan tentang dirinya, kini kebanyakan diisi oleh sang buah hati dan orang lain yang meminta foto bersamanya.
Seperti kedengarannya, bukan robot. Jelas. Ibu adalah manusia. Bisa kelelahan dan marah. Bisa sakit hati dan terluka. Bisa sakit dan tak berdaya.
Jangan minta seorang Ibu untuk menampik semua perasaan itu, bahkan demi sang anak. Yang perlu dilakukan adalah membantu seorang Ibu untuk melampiaskan semua rasa itu dengan benar.Tak ada ibu yang sempurna, begitu juga untuk sang Ayah.
Menjadi orang tua, kita dianugerahi kekuatan. Kita bisa melakukan apa saja yang diperlukan. Tapi bukan berarti melupakan jati diri orang terdekat kita yang sedang menjadi orang tua, apalagi orang tua baru, mereka juga manusia.
Seringkali Ikhlas Butuh Dibantu
Salah satu percakapan terbaik versiku di film ayat-ayat cinta : Saat Aisyah pergi dari rumahnya (yang ada Maria dan Fahri) karena cemburu dan perasaan yang teraduk-aduk, Fahri mengatakan ini kepada Aisyah untuk menjemputnya kembali : "Ikhlas Aisyah. Itu yang saat ini aku berusaha untuk jalani. Aku tidak ikhlas menerimamu lebih kaya dari aku, aku tidak ikhlas menerima kondisi kita bertiga dengan Maria, hingga aku tidak tahu adil itu apa dan bagaimana. Aku akan belajar lagi. Tapi untuk itu aku butuh kamu."
Dari percakapan ini, aku mengambil salah satu hikmah bahwa untuk mencapai titik keikhlasan, kita sebagai manusia yang lemah, seringkali butuh dibantu. Keikhlasan ditemukan dalam ketenangan. Konteks diatas , Fahri sebagai suami membutuhkan Aisyah sebagai istri untuk membuatnya tenang.
Bantuan itu, bukan hanya dibantu secara spiritual melalui kedekatan kepada Sang maha Pencipta, tapi seringkali juga bantuan secara langsung. Melalui perpanjangan kasih sayangNya, pertolongan nyata itu dibutuhkan, semisal orang tua yang kehilangan anaknya karena terbunuh. Mengapa sang orang tua menyuarakan keadilan dan hukuman terhadap pelaku? Bukan berarti orang tua tersebut tak ikhlas akan kehilangan anaknya, tapi dengan keadilan itulah hadir ketenangan. Ketenangan yang menghasilkan keikhlasan.
Seorang Ibu yang penuh kekhawatiran, yang dicekoki kalimat negatif, tak dipercaya mengurus anaknya, tak cukup dicintai keluarganya, tak diisi nafkah lahir batinnya, apakah mampu untuk ikhlas menjalani perannya sebagai Ibu? Sulit. Hm, Mungkin ada yang bisa, dengan hikmah dari Allah tentunya.
Bantulah para Ibu. Bantulah juga para Ayah.
Inilah sedikit perenunganku. dari kisah yang diceritakan bibir, atau dari cerita dari film yang kusimak, dari nasihat pernikahan yang kudengar, dari pengalaman dalam mencintai sebagai seorang Ibu
Semangat ya, para Ibu ^^ Muthi Fatihah Nur 17/2/2023
16 notes · View notes
o-agassy · 1 year
Text
Refleksi Tahun kedua
Tumblr media
Tahun 2022 meninggalkan jejak begitu dalam di kehidupan saya. H-tiga minggu sebelum sidang master program, Bapak meninggal dunia.
Waktu itu saya sudah diambang kepasrahan dan keputus-asaan. Alhamdulilah, saya berhasil melanjutkan dan menyelesaikan studi master ini tepat waktu, regardless bagaimana proses dan hasilnya.
Secara kesehatan mental, sepertinya sudah tidak lagi sama dengan sewaktu Bapak masih ada. Saya sudah tidak lagi bersemangat untuk melanjutkan studi di Korea.
Saya kurang paham atas apa yang sebenarnya terjadi. Saya merasa masih belum menemukan ritme kerja lagi pasca Bapak meninggal. Namun, satu yang saya yakini, bahwa saya harus menyelesaikan amanah ini sebaik mungkin, walaupun terbata-bata dan terseok-seok di hari-hari akhir ini. Karena ini merupakan salah satu amanah yang Bapak titipkan, “Lekas diselesaikan, agar lekas pulang”.
Opini saya, ini karena saya sudah saturasi dengan kehidupan dan ritme kerja di Korea. Sudah tidak lagi se-excited dulu waktu pertama kali datang. Rindu ini sudah membuncah untuk bertemu dengan keluarga di Indonesia, setelah dua tahun lamanya saya merantau untuk menuntut ilmu. Saya paham atas keadaan ini, namun pada kenyataannya, saya masih cukup sulit untuk mengendalikan diri dan berkonsentrasi.
Satu bulan terakhir ini, konsentrasi saya pecah, saya menjadi seperti robot. Hanya datang dan melakukan apa yang diperintahkan, tanpa ada proses untuk mencerna dan memahami lebih jauh, apa yang bisa saya kembangkan dan apa yang bisa saya tambahkan. Saya menjadi robot. Keadaan ini diperparah dengan seringnya miskomunikasi dengan Professor. Beliau orang yang baik, tapi dengan versinya, bukan dengan versi khalayak umum. Kita sama-sama orang Asia, tapi beliau lebih banyak menggunakan western-culture dalam pendekatan dan pola pikirnya.
Ada beberapa tipe orang yang mampu membaca dan memahami ekspresi dan perasaan lawan bicara dengan hanya berinteraksi dalam sesaat, namun ada juga yang tidak. Singkat cerita, Prof saya merupakan orang yang arah pendekatan personalnya berbeda dengan saya. Jadi ya demikian, beberapa hal menjadi tak sederhana lagi.
Mungkin ada beberapa catatan untuk saya pribadi di awal tahun ini.
Pertama adalah tentang keluarga, sudah saatnya pulang, berkumpul dengan keluarga dan mulai membangun apa yang harusnya dibangun sejak lama. Untuk mewujudkan keluarga sakinah itu masih terbatas ruang dan waktu, jadi sekarang saatnya untuk pulang. Melipat waktu dan melunasi rindu.
Ke depan nya, masih bisa lanjut lagi untuk kuliah program doktor di Indonesia, nggak harus di luar negeri. Masalah netizen yang nyinyir, yasudahlah, toh mereka nggak akan menanggung beban kita juga. Yang struggle hidup di luar negeri ini ya kita, yang jauh dari keluarga ya kita, yang bahkan ketika sakit pun kita sendiri yang berjuang, mereka tak akan mau membantu. Jadi, biarkanlah mereka berkata apa. Whatever. Rasa nyaman dan tenang ketika dekat dengan keluarga merupakan sebuah hal yang tak tergantikan.
Kedua, mengenai masalah kemampuan akademik dan penguasaan bahasa asing. Mungkin ada sebuah hikmah yang bisa diambil dari perjalanan dua tahun ini tentang hal tersebut. Ilmu bisa dicari dan dipelajari dengan semangat serta ketekunan. Namun, hal itu belum cukup jika ada permasalahan lain yang mengganggu pikiran kita, yaitu kesehatan mental kita.
Ketiga, semua sudah punya jalan hidup masing-masing. Ada waktunya, ada fasenya, ada gilirannya, dan semua itu sudah pada koridor rejeki masing-masing. Bahagia mereka belum tentu menjadi bahagia kita. Begitupula kesusahan kita, belum tentu juga menjadi kesusahan mereka. Spektrum kehidupan ini begitu luas. Jadi lebih baik untuk menyiapkan hati yang lapang serta rasa syukur yang melebihi rasa sambat.
Meninggalkan keluarga selama dua tahun lamanya merupakan pengembaraan yang panjang. Ada suka duka, tangis dan tawa. Semua ini dapat terlewati karena atas izinNya.
Terima kasih atas semua yang telah digariskan oleh Allah di tahun ini. Semoga untuk kedepannya, semua diberikan jalan yang terbaik, menurut Allah.
Lagi-lagi, kita manusia hanya sampai koridor berharap, berusaha, dan berpasrah. Mengenai bagaimana nanti hasilnya, masih ada pada koridor genggamanNya
Sampai jumpa, 2022!
Daejeon, South Korea, 04th January 2023
8 notes · View notes
ariekdimas · 1 year
Text
Kisah Seorang Suami dan Gunpla nya
Tumblr media
Yang namanya hidup berumah tangga pastinya perlu pengaturan keuangan  yang baik antara suami dan istri. Tapi kalau sudah urusan hobi sudah pasti sulit untuk dilepas bagi suami, apalagi hobi mengkoleksi mainan.
Eits tapi jangan kira semudah itu Ferguso untuk bisa lolos dari omelan istri. Contoh si Raden, dia gemar mengkoleksi Gunpla atau model kit Gundam di rumahnya. Walaupun sudah menikah, Raden tetap bisa membeli rutin mainan robot sultan tersebut.
Raden punya trik sendiri gimana dia bisa lolos dari omelan istri. Mau tau bagaimana triknya si Raden?
Pertama, ketika membeli Gundam, Raden selalu minta Mas-mas penjaga toko untuk mencopot label harganya. Terus ia request untuk diganti label harganya jadi Rp200 ribu, padahal harga aslinya Rp800 ribu. Tujuannya biar istrinya mengira kalo harga semua mainan Raden itu cuma 200 ribu. Jadi kelihatannya masih aman di budget toh.
Trik kedua. Nah biar gak dicurigain istri karena beli Gundam melulu, Raden kadang request ke penjaga toko buat jadi bestie-nya. Maksudnya gimana? Jadi setelah membelinya, Raden menitipkan terlebih dahulu Gundam tersebut ke Mas Penjaga Toko. Terus si penjaga toko diminta dateng ke rumah pas malem ,  lalu pura-pura jadi teman Raden yang minta bantuan untuk ngerakitin robotnya.
Lanjut trik ketiga. Khawatir istri googling sendiri harga Gundamnya di internet. Raden juga sering beli Gundam tanpa kotak dus,  biar kotaknya gak keliatan istri. Karena dikotak itu tertulis nama Gundamnya, nanti kalo di googling kan jadi bisa ketahuan harganya.
Berkat trik menipu istri nya tersebut, Raden sampai bisa mengkoleksi dua lemari display penuh Gundam. Raden tentu bangga atas skillnya tersebut.
Tapi sepandai-pandainya tupai  melompat pasti jatuh juga. Kali si Raden ketimpa apes. Di suatu hari, si Mas Penjaga Toko datang ke rumah namun bukan untuk ‘minta Raden rakitin robot’ melainkan buat menagih hutang, karena si Raden ternyata punya  hutang yang lama belum ia bayar dengan Mas Penjaga Toko. Di hari itu Raden sedang tidak ada dirumah, hanya ada istri nya di rumah. Dan akhirnya terbongkar juga trik licik Raden, si Mas Penjaga Toko memberitahukan semuanya ke istri Raden. Sejak saat itu senyum Raden berubah jadi rak lemari kosong.
by Ariek Dimas
2 notes · View notes
Text
Ulasan buku Bumi Series, seri Matahari
Judul : Matahari
Penulis : Tere Liye
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama - Jakarta
Cetakan pertama : Juli 2016
Jumlah halaman : 400
Novel ini karya seorang penulis ternama Indonesia, Tere Liye yang masuk ke dalam kategori best seller. Tere Liye banyak mengeluarkan buku yang bertema petualangan, salah satunya Bumi Series. Bumi Series adalah buku yang karangan Tere Liye yang banyak digemari masyarakat, baik usia remaja hingga dewasa. Bumi Series sendiri memiliki banyak seri, seperti Bulan, Bintang, Ceros Dan Batozar, Nebula, Selena, Komet, Komet Minor, Lumpu, Si Putih, Bibi Gill, Sagaras, Matahari Minor, termasuk Matahari. Seri Matahari ini adalah seri ke-tiga dari Bumi Series.
Bumi Series menceritakan tentang petualangan tiga sekawan yakni Raib, Seli, dan Ali. Mereka masing masing memiliki kekuatan tersendiri yang dapat saling membantu dalam setiap kesusahan di saat petualangan dunia paralel. Pada seri Matahari ini, mereka mengunjungi klan Bintang, yang dimana klan Bintang ini adalah klan yang membenci klan permukaan. Klan Bintang hidup di perut Bumi, dengan cara mengukir perut bumi dan membuatnya menjadi seperti permukaan bumi. Awalnya mereka hanya ingin melakukan kunjungan santai karena Ali --Si jenius yang tampak berantakan-- berhasil menemukan dimana klan Bintang berada, karena klan Bintang merupakan klan yang amat tersembunyi.
Awalnya petualangan ini berlangsung dengan santai, diluar bertemu dengan monster di lorong kuno, tapi ternyata Dewan Kota Zaramaraz --Ibukota klan Bintang-- membenci para pemilik kekuatan, hingga akhirnya petualangan santai mereka menjadi misi pelarian. Singkat cerita, Dewan Kota Zaramaraz berhasil menangkap Raib, Ali, dan Seli dengan bantuan robot Z, dan mengambil buku kehidupan milik Raib. Raib dan Ali terkurung di sel kubus penjara klan Bintang, sedangkan Seli di ruang berbeda. Namun, dengan kecerdasan dan kekompakan mereka bertiga, serta bantuan dari beberapa penduduk yang memiliki kekuatan(Para pemilik kekuatan), akhirnya mereka dapat kembali ke klan Bumi dengan selamat. Tapi dengan membawa kabar buruk, mereka mengetahui rencana Dewan Kota Zaramaraz yang ingin menghancurkan klan permukaan dengan pasak bumi purba yang sangat besar. Yang lebih buruknya, mereka berhasil menyelamatkan klan permukaan, tapi melepaskan musuh terkuat mereka, Si Tanpa Mahkota, Tamus, dan juga Ketua Konsil Matahari.
Serial Bumi ini bertema fantasi dan fiksi ilmiah, dengan tokoh utama seorang gadis berusia 15 tahun, dia garis keturunan murni, Putri dari klan Bulan, dan memiliki kekuatan, sesuai namanya Raib, artinya menghilang.
Seli teman sebangku Raib sekaligus sahabat Raib, ia keturunan petarung klan Matahari. Seli bisa mengeluarkan petir.
Ali, teman sekelas Raib yang sering membuat jengkel, tapi siapa sangka, mereka malah menjadi teman dekat setelah Ali mengetahui kekuatan Raib dan mereka bertiga bertualang di dunia paralel. Ali bisa berubah menjadi beruang, dia juga amat sangat jenius. Kalau saja orang tuanya mengizinkan, pasti dia sudah menjadi mahasiswa universitas kedokteran.
Novel ini memiliki alur cerita yang agak rumit tapi mengesankan, banyak sekali pelajaran yang dapat di ambil dalam setiap serinya. Bumi Series menyelipkan banyak sekali arti persahabatan, kepercayaan, persatuan, dan pelajaran hidup yang sering kita temui. Buku ini memang sangat bagus, tapi bahasa yang digunakan sedikit terlalu susah untuk dipahami. Novel ini tidak memiliki plot kosong karena selalu ada plot twist di setiap serinya. Novel ini sangat disarankan untuk orang yang memiliki imajinasi tinggi, karya Tere Liye yang satu ini benar benar menarik.
4 notes · View notes
cocotangaje · 2 years
Text
28 September 2022
Selain itu, guetuh pemikir banget yang lebih suka merenung buat memahami sesuatu. Gue memang bisa mendevelop kemampuan berinteraksi dan bersosialisasi gue kemudian menyamar jadi manusia yang menyenangkan buat diajak ngomong, TAPI ITUPUN GUE PELAJARI SENDIRI ANJIR. BUKAN BASIC DARISONONYA. Makanya setiapkali ngelakuin itutuh gue selalu capek dan pusing banget. Bawaannya pengen ngurung diri di kamar nggak mau ngapa-ngapain bahkan ngobrol nyapa juga nggak mau. Kalo gak punya waktu dan space sendiri gitutuh gue jadi badmood, cranky, sensian, cepet kesel, marah-marah dan jadi nggak bisa mikir jernih karena kepala gue isinya penuuhhh sama paparan energi manusia. Gak kebayang se-setress apa gue kalo harus maksain diri buat mikir sekaligus terus-terusan interaksi tanpa henti. Jadi lupa diri iya kayaknya. Kalo enggak switch ke mode robot gitu yang ga ngerasain emosi apapun.
6 notes · View notes