Tumgik
#malam pergantian tahun
padoskawruh · 1 year
Photo
Tumblr media
(via Rs Juwita)
0 notes
mamadkhalik · 3 months
Text
Ibadah Terlama
Saya lupa tadi lewat di timeline punya siapa, tapi saya sepakat bahwa ibadah terlama itu bukan menikah, tapi tauhid.
Mengapa? Sejauh seperempat abad ini, memang ujian terbesar kita adalah memaknai tauhid, akidah, syahadatain, dan sebagainya.
Kita pasti dihadapkan pada pilihan berat, tapi kita berhasil melewatinya. Itu kuasa Allah, sudah tertulis di langit.
Kita dihadapkan keraguan akan suatu hal, bingung, lalu menghadap kepada Allah. Akhirnya diberikan ketenangan dan kemantapan hati. Itu kuasa Allah.
Dan masih banyak lagi, tentang kuasa yang tak terhingga, pergantian siang malam, fenomena-fenomena yang di luar nalar, juga tentang keajaiban yang hadir dari tempat yang tak disangka-sangka. Itu kuasa Allah.
Coba renungi kembali Ayat-ayat ini :
"Allah tidak membebani kaum melebihi kemampuanya"
"Bersama kesulitan ada kemudahan"
"Kamu adalah umat terbaik...."
"Nikmat manalagi yang kau dustakan?"
Salah seorang senior menjelaskan, betapa pentingnya kekuatan akan tauhid ini sebelum umur 40 tahun.
Jangan sampai nanti tubuh kita menua, namun ruh kita masih seperti anak kecil akibat memahami tauhid yang salah, sekadar menggugurkan ibadah hingga tak merasa itu sebuah kebutuhan dan kewajiban. Jangan sampai.
Arsa Coffee and Library, 4 Ramadan 1445 H
Tumblr media
*) edisi ngisi diskusi di warung kopi kebanggaan. From customer to narasumber
58 notes · View notes
nonaabuabu · 3 days
Text
Menggugat Rasa
aku ingin mengajukan gugatan, kepada seorang lelaki bernetra malam. ia kerap menghantui setiap kali aku membaca puisi, entah itu tentang cinta entah itu tentang negara.
namun aku tak punya perkara yang bisa kujadikan senjata jaksa, terakhir kami bercakap saja, ia membuatku tertawan. ralat, maksudku tertawa.
sejak kembang api yang menghiasi pergantian tahun, aku menambah beban hidup bernama rindu, dan cemburu.
padahal aku memiliki cukup untuk semua yang kuinginkan, aku memiliki selesai untuk yang tak mampu kudapatkan, maka aku tak ingin masih mencarinya dari segala riuh dunia yang kupunya.
seharusnya aku tak tak bersitegang dengan hati, hanya perkara menolak ingin memiliki. namun bagaimana membungkam rahasia dalam dada, saat tak ada lagi pintu keluar kecuali doa agar ia menjadi tiada?
25 notes · View notes
lamyaasfaraini · 5 months
Text
Cerita di penghujung tahun (part 2)
Sabtu pagi tgl 30 des, sepupunya suami mampir dulu kerumah buat belanja utk grill2an tahun baru. Meanwhile aku dirumah packing, order gofud, beberes rumah mau ditinggal. Habis magrib baru kita otw sumedang. Dijalan ngebubur dulu lanjut jalan via tol cisumdawu lewatin terowongannya, baru pertama kali lewat malem2 terang bgttt kaya dimanaaa gitu haha.
Alhamdulillah sampe di sumedang sekitar jam 21.00, istirahatlah kami lalu bersiap tidur. Esoknya, msh prepare bahan2 pergrillan yg kurang, kita belanja aja ke griya mayan jauh soalnya rumah bibi jauh dr kota, griya nya ya ada di kota dong. Jam 11an kayanya kita pergi cuaca super panas, hareudang weh~ katanya belom ada hujan lama kesini. Pantesan..
Cuy, akhir tahun dan prepare tahun baruan griya penuh bgt. Belanja satset secukupnya yg kurang2, ehh malah nyangkut di tmpt diskonan baju, disc nya gede2 suami lg nyari chino dapet deh tapi yg pendek mayan jd murceu bgt haha.
Lanjut pengen ngopi cenah, sepupu suami blg ada tmpt ngopi enak, aku blg gosah mikirin tmptnya yg penting enak kopinya. Di Maja coffee katanya deket bgt dr alun-alun kota sumedang, gasslah kesana
Begini suasananya sehabis hujan badai, gede bgt wkt kita msh di griya tadi. Sekitaran jam2an kita disana. Sumedang berubah seketika jadi dingin bgt, fresh, seger. Ini msh agak deras hujannya, di rumah bibi malah msh hujan besar.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Lagi santai ngobrol, tiba2 ada guncangan kenceng.. Sama beberapa kepanikan pengunjung, teriakan jg ada. Gempa ya Allah.. Kaget bgt, mau lari agak keluar udah slesei gempanya. Kami lsg buru2 ngecek bmkg ternyata titiknya ngga jauh dr posisi kami di sumedang kota 4,1 skala richter. Mayan gede itu bikin geumpeur. Ngga skali, ditambah ada gempa2 kecil.
Pulang2 sore, prepare buat grill2an tahun baru ya simple aja sih makanannya mah gini aja.
Tumblr media Tumblr media
Pas lagi ngumpul di teras tiba2 ada gempa lg dan lebih besar, kaget dan panik semuanya. Pas di cek bmkg, sebesar ini huhu.
Tumblr media
Shock yg td sore aja masih, ketambah malam malah lebih besar. Lsg teu pararuguh, makan jg ngga nafsu. Maunya cpt bobo aja. Sekitaran rumah yg asalnya rame jd sepi dan mendadak semuanya ngaji dan berdoa. Petasan, kembang api jg ngga ada. Kedengeran tp kaya jauh bgt. Beberapa org tidur di teras takut ada gempa susulan. Aku sama nemo tidur dikamar tp ttp kebangun2 malah sampe kemimpiin gempa, ya Allah..
Tgl 1 januari 2024 akhirnya tiba, disambut dgn mencekam semalam. Lsg melamun knp pergantian tahun ini harus diawali dgn bencana dan kepanikan. Ya Allah lindungilah kami, jangan sampe ada gempa2 lagi..
Planningnya plg hari ini, batal karena bibi nahan kita supaya extend sehari. Menjalani tgl 1 sambil ttp waswas dan melamun, hari berasa sangat panjang. Sampe tiba malam hari, org2 ngumpul di teras, aku yg gakuat ngangin mutusin menghangatkan diri dikamar sampe ketiduran. Dan di jam yg sama kaya kemarin guncangan gempa datang lg, aku yg tidur nyenyak sampe kegeser nabrak lemari sebelah kasur. Msh stengah sadar aku lari keluar kamar sambil pabeulit sama selimut, hp ngga aku bawa kaya bodo amat yg penting lari dulu aja. Gemeteran, kaki lemes, lagi2 dibikin shock therapy berkali2. Besar juga guncangannya pas di cek 4,5 dan pusatnya msh di daerah kota. Akibat gempa dari kemarin, RSUD, SMAN 1 smd bangunan2nya belah2 dan retak. Itu posisinya di kota bgt, kemarin ngelewat dan aku blg ke suami, "oh ini RSUD nya? Baru liat", trus jalan lg "itu SMAN 1 smd? Bagus amat bangunannya, besar pula" taunya skrg belah2, malah depan RSUD bikin tenda darurat bencana.
Menjalani malam hari msh belom tenang, bibi ikut ngaji ke sebelah. Beberapa org tidur lg di teras, nemo panik gamau masuk kamar hampir tidur diluar, serba salah kalo diikutin maunya, dia punya alergi gamungkin aku biarin. Dibujuk akhirnya tidur di dpn tv, dan akhirnya diangkut sama ayahnya ke kamar biar lebih anget.
2 harian ini kami tidur dgn resah, sambil berdoa ngga ada gempa susulan yg besar lg. Tibalah kami harus pulang, ninggalin kelg kita di smd, sedih sih knp berpisahnya harus susasanya tegang dan waswas kaya gini. Ya Allah, jagalah kami semua, lindungilah kami dari marabahaya dmnpun kami berada. Hanya Engkau satunya penolong kami. Mudah2an Kau izinkan kami untuk hidup ngga penuh ancaman bencana lg. Aamiinn
4 notes · View notes
ulvafdillah · 1 year
Text
Umat Muslim dan Euforia Pergantian Tahun
Nyatanya euforia pergantian tahun masih disambut hangat oleh sebagian umat Islam. Masih menjadi perayaan tahunan yang digelar bahagia dengan macam-macam pesta. Masih menjadi perayaan yang dipenuhi suka cita, juga kerlap-kerlip kembang api yang memekakan telinga.
Tidak sedikit yang berdalih, "Kami tidak merayakan," "Ini hanya sekadar makan-makan," "Kami hanya kumpul keluarga." "Ini hanya bentuk kesyukuran kami atas tahun ini dan tahun mendatang."
Tidak merayakan tapi sengaja menyajikan menu istimewa.
Tidak merayakan tapi sengaja bercengkrama hingga larut malam tiba.
Tidak merayakan tapi melihat kembang api dengan raut bahagia.
Nyatanya masih banyak umat muslim yang menganggap pergantian tahun adalah momen istimewa.
Begitu banyak umat muslim yang beranda sosial medianya berseliweran untaian pengingat tapi rupanya acuh dengan semua nasihat.
Padahal tiap tahun telah digaungkan sebuah nasihat yang kini telah masyhur terdengar "Barang siapa yang meniru kebiasaan suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut." (HR. Ahmad dan Abu Daud).
Nyatanya masih sangat sedikit yang memegang teguh jati dirinya sebagai seorang muslim. Masih sangat sedikit yang menyadari bahwa merayakan tahun baru tidak dilihat hanya dari letusan kembang api atau ucapan selamat yang datang silih berganti.
Tapi perayaan tahun baru juga tentang antusiasme yang hadir di dalam hati kecil kita perihal malam pergantian tahun.
Maka ketika ada seorang muslim yang turut andil dalam perayaan tahun baru agama lain, patutlah sekiranya jika dikategorikan sebagai perbuatan meniru kebiasaan suatu kaum.
Dan sungguh, umat Islam memiliki kalendernya sendiri. Mengkhususkan rencana, kegiatan, agenda atau bahkan amalan pada akhir tahun saja, maka termasuk ikut-ikutan pada kaum kafir.
Rasulullah bersabda, "Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta. Sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang dhob (kadal gurun), pasti pun kalian akan mengikutinya."
Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani?"
Beliau menjawab, "Lantas siapa lagi?"
(HR. Muslim No. 2669)
01:34 a.m || 01 Januari 2023
45 notes · View notes
afrianajeng · 5 months
Text
Halo, 2024!
Tahun ini melewati malam pergantian tahun seperti malam-malam sebelumnya. Tak kemana-mana. Hidupku tetap berputar di pusaran "semua akan baik-baik saja dan saat hancur maka akan baik baik lagi, hancur lagi lalu baik-baik lagi, begitu seterusnya".
Dan, di tahun 2024 ini aku yakin pusaran itu akan tetap ku hadapi. Tahun ini punya daftar ekspektasi dan mimpi-mimpi namun tidak segamblang tahun lalu, masih di kepala belum coba diurai satu per satu. Katanya, mimpi itu suatu saat bisa tumbuh lagi. Semoga berani mencoba di tahun ini.
Ekspektasi kadang cenderung melukai. Tapi, tanpa ekspektasi hidup ini rasanya kurang menantang, kalau gagal ya tinggal coba lagi. Jika ditanya pencapaian terbesar tahun lalu apa, tentu saja: masih hidup, beriman dan bertahan. Pencapaian kedua, ketiga, dan selanjutnya tak lagi penting hahaha. Gak deng, berchandyaa.
Tahun lalu di empat bulan terakhir coba membaca buku dan menuliskan apa yang dicerna. Yaah emang biasa aja tapi ini hal baru yang aku coba. Semoga tahun ini lebih banyak lagi ya.
Tumblr media
Selanjutnya adalah kembali menyentuh benang dan jarum jahit. Mulai dari dari rework celana karena suka celana berkantong, rework kemeja jadi tas, rework jaket, rework celana jeans jadi vest, sampai rework kemeja jadi topi. Belum sempurna, tapi aku suka.
Tumblr media
Apa lagi ya? Kayaknya itu aja yang mau aku tulis. Semoga hal-hal baik di tahun lalu bisa berlanjut dan bertambah di tahun ini. Semoga Israel runtuh dan Palestina MERDEKA. Semoga aku dan kamu tetap bisa menemukan alasan-alasan receh untuk tetap mencintai hidup. Mencari jawaban siapakah penemu kursi? apakah belut listrik bisa kesetrum? ikan, ikan apa yang *hayoooo?
Panjang juga nih tulisan di awal tahun hari ketiga ini. Semua yang datang akan pergi. Semua yang bertemu bisa berpisah lagi. Semua yang hilang akan terganti. Semua yang terkreasi bisa terdestruksi. Semua yang hancur berantakan akan baik-baik saja sebelum hancur dan berantakan lagi.
Selamat tahun baru. Semoga bisa berjumpa denganmu. Sehat selalu.
youtube
4 notes · View notes
skyrettes · 2 years
Text
I miss you, I'm sorry
Tumblr media
Damian
Dari sekian banyak hal di dunia ini, nggak ada yang benar-benar mengalahkan rasa cinta gue terhadap balapan. Lo tahu kan gimana rasanya ketika lo bisa ngelakuin sesuatu yang lo sukai? Gue nggak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata mengenai sensasinya, tapi yang jelas perasaan luar biasa itu pasti ada. Dan ketika lo melakukannya secara berulang, sering kali hal itu munculin adrenalin baru yang menantang.
Beberapa orang bilang kalau gue adalah orang yang haus akan sebuah pencapaian. Gue terlalu ambisius sampai kadang mereka sering berpikir gue mirip orang gila. Gue memang ambisius. Karena ketika gue menginginkan sesuatu, maka prinsip gue adalah gue harus mendapatkannya. Sekalipun hal itu bikin gue jatuh berulang kali.
Tapi anehnya kadang rasa yang timbul ketika akhirnya mencapai sesuatu yang kita inginkan malah nggak terlalu berkesan, karena bagian prosesnya lah yang justru lebih membekas. Proses dimana kita mengalami banyak hal yang nggak pernah terpikirkan dalam kepala. Entah itu capek, rasa ingin nyerah, muak, nangis, senang, dan masih banyak lagi. Semua proses itulah yang nantinya akan paling diingat ketika kita udah ada di atas.
Banyak orang yang meragukan gue sejak awal. Mereka ragu kalau kemampuan gue nggak akan ada apa-apanya dibandingkan dengan pembalap-pembalap lainnya yang punya jam terbang sama kayak gue. Lucu— Iya, lucu. Karena secara nggak sadar mereka nggak pernah berkaca pada diri mereka sendiri. Mereka nggak berkaca apakah pencapaian mereka sudah sesempurna itu hingga sampai meragukan kemampuan orang lain yang jelas-jelas masih berproses untuk menjadi sempurna.
Saat akhirnya gelar juara dunia kembali berada di tangan gue, sekarang gue jadi penasaran udah sampai titik mana orang-orang yang dulu meragukan gue itu. Nggak— gue nggak akan flexing ke mereka. Gue cuma mau bilang I made it with my own hands.
Mungkin lo semua udah muak mendengar soal sebesar apa cinta gue terhadap balapan. That's fine, lagi pula gue nggak akan berhenti mengatakannya dengan bangga ketika orang lain bertanya. Karena gue tahu bukan hanya gue yang berkorban ketika pada akhirnya bisa mencapainya.
Empat bulan berlalu sejak hari itu. Hari dimana hidup gue berubah hingga seratus delapan puluh derajat. Hampa— semuanya terasa begitu hampa selama beberapa bulan ini. Nggak ada hal yang menarik sekalipun kembang api di malam pergantian tahun karena gue masih sibuk merenung. Memikirkan semua hal yang udah berlalu tapi memorinya tetap melekat di otak gue.
Gue sadar bahwa sesuatu dalam hidup gue ikut menghilang ketika Mama pergi. Tapi anehnya gue selalu merasa ada hal lain yang juga menghilang tanpa gue sadar.
"Woy!" gue menoleh ketika suara familiar itu sedikit mengejutkan gue.
Yang gue lakukan pada saat itu cuma rolling eyes waktu dia lagi yang datang. Begitu Mama pergi, gue benar-benar mutusin buat menetap di Bali. Nggak, gue masih belum pindah ke Ubud tempat rumah gue yang baru di renovasi karena gue belum siap. Gue masih butuh waktu untuk kembali ke tempat itu dan gue nggak tahu kapan waktu itu datang. Gue mutusin buat tinggal di Gianyar tepatnya di villa punya Erland selama empat bulan ini. Dan kalau dihitung sejak gue pindah ke sini, kayaknya ini bocah dua minggu sekali pasti datang. Gue juga bingung kenapa, padahal kerjaan dia di Jakarta lagi banyak.
"Anjing lo, ada tamu bukannya di sambut!" seru dia tanpa turun dari mobil Rubicon warna hitamnya itu. Dan kalian harus tahu setiap kali Alex datang ke Bali, dia selalu pakai mobil yang beda-beda. Literally gue nggak tahu mobil siapa aja yang dia pinjam buat flexing ke gue.
***
"Minjam mobil siapa lagi lo?" tanya Damian sambil meletakkan papan surfing miliknya bersamaan dengan sosok Alex yang pada akhirnya turun dari atas mobilnya.
Beberapa bulan terakhir Damian sedang menggeluti hobi barunya itu, yaitu berselancar. Ia merasa olahraga air ini membantunya untuk kembali relax dan juga menghilangkan stress. Dan kebetulan ia masih bisa melakukan kegiatan ini ditengah jadwal kosongnya sebelum akhirnya kembali di sibukkan dengan kegiatan balapan musim ini sebagai rider MotoGP yang rencananya akan kembali dibuka pada akhir bulan.
"Mobil gue lah. Beli sendiri nih." ujar Alex dengan begitu bangganya.
Alex baru saja sampai di Bali beberapa jam yang lalu setelah perjalanan panjangnya menggunakan mobil. Laki-laki itu memang sejak awal lebih suka melakukan perjalanan pribadi daripada menggunakan transportasi udara. Karena ia pikir perjalanan jauh dan sensasi berlalu melewati aspal membantunya merasa lebih senang.
"Beli papan baru?" tanya Alex ketika ia menyadari papan surfing milik Damian yang terlihat berbeda saat terakhir kali ia datang.
"Yoi, yang kemarin patah." jawab Damian sambil menyandarkan tubuhnya pada kursi panjang tepat dimana Alex berbaring untuk berjemur.
Alex tiba-tiba menurunkan kaca mata hitam miliknya untuk melihat arloji ditangannya ketika ia diingatkan akan sesuatu. Laki-laki itu mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk yang membuat Damian menaikkan alisnya dalam sambil memberikan adiknya itu tatapan penuh tanda tanya.
"Btw, She'll come." ujar Alex yang tidak ditanggapi oleh Damian karena laki-laki itu tidak mengerti apa maksud daripada perkataannya.
Melihat Damian yang tidak menunjukkan reaksi apapun, Alex dengan reflek mendorong tubuh shirtless laki-laki itu menggunakan kakinya hingga membuat sosok Damian terjatuh di atas lantai.
"Anjing!" seru Damian dengan perasaan gondok, bersiap akan memukul adiknya itu.
"Goblok, gue bilang cewek lo dateng. Lo budek apa gimana sih?" Alex kembali melirik arloji miliknya untuk mengkalkulasi kapan kemungkinan pesawat milik Alessia datang. "Lima menit lagi pesawatnya landed." lanjut Alex dengan wajah polos tanpa bersalahnya.
"Gimana?" tanya Damian kembali yang membuat Alex siap melayangkan tinjuan kepada kakaknya itu, tapi Damian dengan buru-buru menghindar.
"Ales di Bali, njing!"
Damian yang baru paham pun reflek memukul kepala Alex yang membuat laki-laki itu marah tidak ketulungan. "Kenapa lo nggak bilang dari tadi goblok!"
Damian berlari masuk kedalam villa untuk mengganti pakaiannya dengan buru-buru. Ia kembali berlari keluar dengan terburu-buru, namun ia tiba-tiba membeku di tempat ketika teringat akan satu hal.
"Kenapa?" tanya Alex dengan bingung saat melihat ekspresi wajah Damian yang sekarang terlihat konyol.
"Gue belum mandi, sat!"
Alex hanya mampu menghela nafas panjang melihat tingkah Kakaknya itu. Sejak awal kedatangannya, Alex memang sengaja tidak memberi tahu Damian jika Alessia datang, dan Alessia pun juga tidak tahu bahwa Damian yang harus menjemputnya.
"Lo nggak mandi juga dia tetap cinta sama lo. Dah sana buruan, kasian nungguin lama."
Damian hanya mampu mengacak rambutnya dengan frustasi lalu menyambar kunci mobil milik Alex dan kemudian berlari terbirit-birit karena dikejar oleh waktu.
"Shit..."
***
Alessia
Bali...
Apa, ya? Gue selalu punya kesan yang baik ketika tempat ini muncul di dalam benak gue. Selain karena Bali adalah tempat dimana gue dan Damian jadian, Bali juga adalah tempat dimana beliau diistirahatkan.
Hampir dua minggu sekali gue singgah di Bali untuk pergi ke pemakamannya. Awalnya gue pikir nggak akan ada orang yang mengetahui aksi gue, sampai akhirnya Alex memergoki gue secara langsung. Cuma Alex yang tahu. Dan gue meminta dia untuk tutup mulut mengenai hal ini agar jangan sampai Damian tahu.
Hari ini gue berniat datang seperti rutinitas gue sebelumya. Dan rupanya Alex pun demikian. Waktu gue mengajaknya untuk pergi bersama ternyata dia lebih memilih pakai kendaraan pribadi karena katanya dia mau stay di sini lebih dari dua hari. That's fine, toh gue sendiripun nggak ada rencana untuk stay di sini lebih dari dua hari karena akhir-akhir ini gue cukup sibuk.
Gue tiba di Bandara Ngurah Rai sekitar sepuluh menit yang lalu. Karena Alex tiba-tiba bilang bakal ada yang jemput, jadi gue memilih untuk menunggunya langsung di depan gerbang kedatangan untuk memudahkan dia mencari gue.
Lima belas menit berikutnya gue masih menunggu sosok Alex yang nggak kunjung datang sambil berpikir mungkin dia masih terjebak macet. Tapi kemudian gue sadar kalau hal itu agak nggak mungkin karena ini Bali dan bukan Jakarta. Hingga suara berat nan cukup familiar itu membuat tubuh gue membeku.
***
Damian
"Heh,"
Gue nggak tahu perasaan macam apa yang timbul saat ini. Ketika tubuh kecilnya itu terlihat oleh mata gue, untuk beberapa saat gue hanya mampu diam membeku beberapa meter di belakang dia. Meneliti objeknya itu seolah gue sedang memastikan apakah dia nyata atau nggak.
Sekitar bulan Desember lalu, gue memutuskan untuk konsultasi ke psikologi akibat trauma yang gue hadapi. Gue mengalami prolonged grief disorder yang membuat aktivitas gue menjadi terganggu akibat kesedihan berlarut-larut yang gue alami. Setelah konsultasi dengan psikiater dan berusaha untuk menerima semua ini, kondisi gue kini mulai membaik meskipun belum sepenuhnya.
Gue nggak pernah berpikir bahwa akibat dari kondisi gue itu menyebabkan hubungan gue dan Alessia kembali merenggang. Dan bisa dibilang kalau kejadian waktu itu adalah karena kondisi mental gue yang nggak kuat menerima kepergian Nyokap gue. Karena itu tanpa pikir panjang keputusan untuk pergi dari hidup dia untuk sementara waktu mungkin adalah pilihan yang paling tepat.
Dia berbalik menatap gue dari jarak dua meter yang memisahkan. Dia diam, sama halnya dengan gue. Dan mungkin dia masih sibuk mencerna apakah cowok brengseknya ini benar-benar nyata atau hanya haluan semata.
"Am I late?" tanya gue dari jarak sejauh ini tanpa berjalan mendekat sedikitpun karena gue masih belum yakin untuk mendekat kearahnya dan kembali memulai semuanya dari awal.
Dia masih terdiam, meremas tali tas ransel miliknya dengan pandangan lurus kearah gue, hingga gue berpikir mungkin dia nggak mengedipkan matanya sama sekali.
Cantik.
Masih sama cantiknya ketika gue diingatkan kembali awal kita kembali bertemu di Bandara Internasional Soekarno Hatta satu tahun yang lalu.
Cantik.
Dia masih sama cantiknya ketika angin Bali kembali menerpa wajahnya itu dan juga matahari kembali menciumnya lebih dahulu sebelum gue.
Cantik.
Sampai-sampai gue masih nggak percaya dia adalah milik gue.
"Damian..." Suaranya lembut. Selembut senyuman dan juga tingkah lakunya.
Dia nggak melanjutkan ucapannya dan kembali terdiam. Tangan-tangan kecilnya itu masih setia meremas tas ransel berwarna hitam miliknya. Kepalanya tiba-tiba menunduk dalam, tidak membiarkan gue untuk kembali melihat wajahnya itu.
"Jawab dulu pertanyaannya. Am I late?" ujar gue kembali untuk memastikan apakah masih ada kesempatan lain bagi gue.
Karena gue takut. Gue takut bahwa kedatangan gue sudah terlambat, yang mana artinya segalanya telah usai dihari ketika gue memutuskan untuk pergi lebih dulu.
Alessia menggeleng. Dia menggeleng dengan kuat dan mulai terisak. Nggak terhitung sebanyak apa dia menangis untuk gue. Nggak terhitung sebanyak apa dia berkorban untuk gue dan nggak terhitung selama apa dia akan berdiri di sana untuk kembali menunggu gue.
Gue ingin kembali. Kembali ke dalam pelukan paling nyamannya itu. Pelukan yang membuat gue merasa menjadi orang paling beruntung karena bisa merasakannya.
"I'm home, Alessia."
Ketika akhirnya gue mengikis jarak dua meter diantara kita, disitulah gue akhirnya sadar. Gue sadar jawaban atas pertanyaan gue selama ini sekarang ada di depan gue. Pertanyaan mengenai hal apa yang sebenarnya hilang dari hidup gue.
Iya, sesuatu yang hilang itu adalah sosoknya. Sosoknya yang membuat hati hampa gue ini semakin mati rasa ketika dia nggak ada.
55 notes · View notes
zulfazzakiyah · 5 months
Text
Sang Penyusun Waktu
Penuh dengan bilangan dan aksara. Menyimpan puluhan kenangan juga cerita. Berisi dengan berbagai program serta agenda. Terpampang jelas pada tiap sudut griya. Sebagai penanda akan bertambahnya masa. Juga sebagai pengingat akan beberapa peristiwa. Aku lah yang selalu dinanti tiap pergantian era. Sebab berpuluh resolusi telah tertata.
Bersama sang penanda waktu tugasku beriringan. Bergerak maju tanpa pernah berbalik haluan. Sebagai pengingat akan waktu yang terus berjalan. Tak akan pernah mundur barang sepersekian.
Hari Sabtu di akhir bulan. Tertanda angka dua puluh tiga berdampingan. Terlihat sekilas ramainya jalanan. Cakrawala yang cerah seakan berkawan. Menemani indahnya malam mingguan. Kukira hanya jalanan yang sedang bising, rupanya banyak kedai yang penuh raga berdatangan. Sayup-sayup kudengar perbincangan. Membahas resolusi tahun yang akan tiba kemudian. Dengan amat jelas kudengar ingin adanya perubahan. Hal biasa yang di catat agar tak hanya menjadi harapan.
Tak jauh dari kedai yang sedang bising. Di pojokan lampu lalu lintas yang sedang berwarna kuning. Nampak bapak tua sedang berdagang. Membawa tumpukan kertas dengan tahun yang sudah berselang. Dengan penuh semangat menjajakan di sepanjang jalan yang penuh dengan lalu lalang. Tanpa peduli malam yang semakin garang.
Aku adalah sang penanda waktu. Tertanda dengan angka dan huruf yang menyatu. Sering menempel dengan sekat pemisah itu. Agar aku mudah untuk di pantau. Aku adalah kalender, sang penyusun waktu. Terbagi denganku hari, tanggal, bulan, dan tahun yang menjadi satu. Berharap akan adanya pernyataan baru.
2 notes · View notes
by-u · 1 year
Text
"Selamat menikmati liburan akhir tahun dan selamat merayakan pergantian tahun nanti malam, sudah mengatur rencana untuk nanti malam kah? Kalau belum.. datang ke rumahku saja, ada banyak cerita yang ingin ku bagikan denganmu."
Pesan untukmu yang hanya tersimpan di draft sedari 4 tahun lalu.
16 notes · View notes
bettersea · 7 months
Text
30 Tahun
23 Oktober adalah hari sepesial, tahun ini 2023 saya kembali memulai peta baru dalam kehidupan, perjalanan usia 30 tahun (3 dekade) yang begitu tidak terasa, terasa sangat cepat, dengan berbagai fase yang sudah di hadapi dalam hidup ini, Alhamdulillah kepada Allah sang pencipta masih diberikan kesempatan untuk terus ada di dunia ini. Saya ingin merefleksikan perjalanan hidup saya hingga usia 30 tahun ini, merefleksikan perjalanan 3 dekade saya dalam sebuah tulisan agar saya bisa terus baca dan ingat kedepan :
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Baru saja kemarin, nenek saya (mama aji) membongkar dometnya, dan tidak sengaja menemukan foto kakek saya (bapak aji) yang mengejutkan di dalam foto terselip itu ia menemukan tulisan tangan kakek saya yang melingkari kalender 23 Oktober 1993, berikut berisikan nama saya dan tanggal lahir hingga jam nya, saya berfikir kakek pasti begitu bahagia cucu pertamanya ini lahir, meskipun tidak sempat bersama lama tapi saya merasakan betul kasih sayang bapak aji atau kakek pada saya cucunya kala itu. Al-Fatihah
23 Oktober 1993 (pergantian 22 ke 23) RS UMUM Samarinda.
Saya lahir ke dunia dan diberi nama UTARI OCTAVIANTY (Utari - karena terinspirasi dengan salah satu penyiar TV, tapi karena juga dekat dengan kata MENTARI / MATAHARI yang bersinar) , OCTAVIANTY (yah sama dengan kebanyakan masyarakat indonesia pada umumnya karena oktober hehe)
23 Oktober 1996 (Ulangtahun ke-3)
Tumblr media
Tidak banyak dokumentasi yang saya punya, tidak banyak yang saya ingat, satu hal yang pasti di masa kecil saya ingat 23 Oktober selalu menjadi hari dimana saya di rayakan meskipun itu semua berakhir saat ada berbagai masalah dalam keluarga, namun kenangan manis di masa kecil itu terus teringat hingga saat ini.
23 Oktober 2023 (Ulangtahun ke-30)
Hari ini, saya duduk di kamar saya sembari merefleksikan semua perjalanan hidup saya sejauh ini, tiada kata selain syukur kepada Allah, semoga Allah terus memberikan dan menguatkan saya hambanya yang begitu lemah dan masih banyak salah.
ada beberapa foto-foto yang ingin saya kenang dimasa ulangtahun saya dalam 1 dekade terakhir :
Tumblr media
20 - (Bandung - Bersama Ika dan Ecin)
Tumblr media
21 TAHUN (Bandung - Bersama Btari, Citnan & Winda)
Tumblr media
22 TAHUN (Bandung - Bersama BPM Sukses)
Tumblr media
23 TAHUN (Bandung - Bersama Tya & Lala)
Tumblr media
24 TAHUN (Jakarta - Bersama Nakama Tebet)
Tumblr media Tumblr media
25 TAHUN (Jakarta - Bersama Nakama Ponkel & Dia)
Tumblr media Tumblr media
26 TAHUN (Jakarta - Bersama Nakama Pasming)
Tumblr media Tumblr media
27 TAHUN (Balikpapan - Bersama Keluarga)
Tumblr media Tumblr media
28 TAHUN (Depok - Bersama Keluarga&Sahabat)
Tumblr media Tumblr media
29 TAHUN (Samarinda - Wedding Day)
Tumblr media Tumblr media
30 TAHUN (Now it's anniversary & birthday)
Kini, makna 23 Oktober bukan hanya menjadi hari kelahiran, tapi juga menjadi peringatan hari jadi pernikahan saya dan suami. Begitu banyak doa dan harapan yang saya ingin utarakan di usia ini. Begitu banyak syukur saya sampaikan kepada Allah,
Saya dalam hening malam ini berdoa agar kami - saya, suami dan keluarga bisa terus diberikan kesehatan di lapangkan kemudahan pada apa yang kami upayakan, jika sudah tiba waktunya di tambahkan anggota keluarga pada keluarga kecil kami. Saya berdoa agar keluarga kami, ayah ibu kami, saudara-saudara kami diberikan kesehatan dan keberkahan. Saya berdoa agar apa dan sahabat-sahabat saya upayakan di aruna dapat dilancarkan agar di usia usia saya selanjutnya bisa terus memberi dampak dan manfaat yang semakin luas agar hidup ini menjadi bermakna. Amiin
Alhamdulillah, Bismillah.
2 notes · View notes
puspadwin · 9 months
Text
Unlocked treasure
Tumblr media
Dulu, aku merasa tak akan sanggup bertahan. Namun keadaan memutuskan berjalan, Menjalaninya dengan serba setengah dan tertahan.
Lalu Allaah datangkan berkali-kali kejutan, Hadirkan dengan lekat berlapis kehangatan, Dan kini telah sampai pergantian lembaran, ternyata Allaah mampukan dan sampaikan.
Alhamdulillaah, Alhamdulillaah, Alhamdulillaahiladzi bini'matihi tatimmush sholihaat♡
Tumblr media
6 tahun lebih sekian hari, perjalanan tak terduga ini terpaksa kuambil.
Dulu, tiap malam telfon siapapun sambil menangis. Dulu, tiap dua minggu sekali nekat pulang ke rumah naik bus antar kota antar provinsi. Dulu, tiap bulan selalu minta doa dan ucapan manis.
Lalu Allaah takdirkan untuk sementara lebih lama berada di rumah.
Hingga kemudian perjalanan baru dimulai kembali, perjalanan yang lebih menyegarkan dengan hujan badai yang tak tentu lalang.
Meminta doa, bukan lagi tiap menjelang ujian, karena tiap harinya bahkan berbilang dua tiga yang menghadang. Pagi buta, saat bersiap, kala tiba, waktu akan memulai, setelah selesai, bahkan sampai larut malam menjelang fajar lagi, tak berjeda diri ini memohon doa sebagai pengiring langkah kaki.
Hingga di akhir perjalanan, ucapan terima kasih yang tak pernah cukup, bersanding dengan isak lirih tangis, memeluk mereka, "Makasi yaa pak buk, ini buat ibuk bapak."
Selepasnya, kubaca ulang rentetan pesan-pesan itu, pesan berisi keluh kesah, rengek manja, takut cemas marah, dan juga satu dua kabar gembira, berbalaskan doa-doa mereka yang selalu melangit di atas sana.
Ternyata rindu ya, bermesra denganNya dan dengan mereka melalui berbagai-bagai pinta dan cita.
3 notes · View notes
derstyando · 1 year
Text
1. Refleksi Tahun Lalu
Kala malam pergantian tahun , suasana sangat meriah. Orang-orang berkumpul di suatu tempat untuk merayakan acara pergantian tahun bersama keluarga, kekasih dan sahabat. Mereka saling makan bersama, anak-anak ramai meniup terompet dan bermain kembang api hingga puncaknya pada pukul 23.59, mereka seraya berdoa atau melihat langit untuk menyaksikan ragam warna kembang api yang semarak mewarnai malam pergantian tahun.
Saya, sebagai bagian dari rakyat Indonesia memaknai tahun 2022 sebagai tahun kebangkitan. Pandemi covid-19 membuat kami harus mengurung diri. Kami berusaha menjalani keseharian dengan cara yang terbatas, sehingga segala aspek kehidupan menjadi terganggu.
Dengan bekal optimisme dan disiplin protokol kesehatan dan program vaksinasi, perlahan kehidupan kami menjadi normal. Kami diperkenankan untuk beraktivitas di luar rumah kembali, merasakan lingkungan sekitar, bersilaturahmi dengan orang-orang tersayang dan beribadah dengan baik.
Rasa syukur tak terkira kepada Allah SWT semuanya kembali seperti biasa. Semua hal yang menurut manusia itu tidak bisa, tapi Allah dengan karuniaNya mampu menjawab doa dan ikhtiar baik umatnya. Mari bersyukur dan seraya memohon maaf kepada Allah atas segala perbuatan yang dilakukan.
- 1 Januari 2023 -
7 notes · View notes
mnwlife · 1 year
Text
Tumblr media
Umat tidur ketika lailatul qodar,
Dan bergadang untuk merayakan malam pergantian tahun baru.
Maka janganlah engkau menanyakan tentang sebab kehinaan Dan kemundurannya.
Sumber:
7 notes · View notes
auliasalsabilamp · 11 months
Text
Pentingnya Tabayyun
Tumblr media
Screenshot chat dari Fadhil yang berisi pendapatnya tentang amalan sunnah yang tidak memiliki sumber yang jelas atau valid.
Semalam aku mendapat masukkan dari salah satu temanku di kampus, namanya Fadhil. Dia adalah teman satu jurusanku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Telkom.
Aku mengunggah sebuah story di instagram yang berisikan amalan sunnah yang bisa dilakukan di akhir bulan hijriyah. Semalam adalah malam pergantian tahun dalam kalender Islam. Ada beberapa amalan sunnah yang dianjurkan oleh para ulama, antara lain: Membaca Surat Yasin 3x, Membaca doa awal tahun, Membaca Ayat Kursi 360x, Tafaulan Minum Susu Putih, dan Berpuasa. Dari beberapa amalan sunnah tersebut, ternyata ada amalan yang sumber hadistnya tidak jelas atau valid. Amalan di anjurkannya minum susu putih termasuk salah satu amalan yang sumber hadistnya tidak valid.
Alhamdulillah dari kejadian semalam, aku jadi belajar pentingnya tabayyun sebelum kita akan mengeshare suatu informasi di sosial media. Betul kata Fadhil "Sulit memang untuk memfilter antara yang beneran baik dan benar dengan yang baik tapi belum tentu benar".
Tumblr media
Screenshot lanjutan chat dari Fadhil yang berisi pendapatnya tentang amalan sunnah yang tidak memiliki sumber yang jelas atau valid.
Hikmah lain dari kejadian ini adalah kita sebagai ummat muslim tidak boleh taklid buta pada tokoh tertentu, karena jika kita mendapatkan informasi dari suatu tokoh tertentu sekalipun dia seorang ulama terkenal, tetap hal pertama yang harus dilakukan adalah tabayyun atas informasi yang disampaikan oleh tokoh tersebut. Karena bisa jadi pendapat tokoh tersebut salah tapi dia menganggap pendapat dirinya benar. Jadi sebetulnya untuk mengetahui benar atau tidaknya suatu informasi kita harus pintar-pintar dalam memfilternya.
Hal yang aku syukuri dari kejadian ini adalah alhamdulillah Allah mudahkan aku untuk memiliki teman-teman yang saleh. Teman-teman yang saling mengingatkan dalam kebaikan dan ketaatan kepada Allah. Semoga Allah mudahkan kita untuk diberikan pertolongan agar memiliki teman-teman yang memiliki sifat shaleh dan tidak bosan-bosan mengingatkan kita ketika melakukan suatu kesalahan atau maksiat, aamiin.
Semoga aku dan teman-teman juga Allah mudahkan untuk semangat dalam belajar ilmu Agama Islam. Semoga Allah memberikan pertolongan kepada kita agar dimudahkan dalam mencari kebenaran dalam berIslam dan semoga Allah mudahkan kita dalam mengamalkannya, aamiin.
Bandung, 19 Juli 2023 | 1 Muharram 1445 H.
5 notes · View notes
windaaannisa · 1 year
Text
25
"Turning 25 is a big milestone. You are now in the in-between of being a young adult and a mature one. It seems after one turns 25 that they should know exactly where their life is headed, how they should live, and what they will find on the other side."
Tumblr media
Menjelang usia dua puluh lima, banyak sekali khawatir dan takut bagaimana menghadapi hari-hari selanjutnya. Sebentar-sebentar diam, merenung, dan suka kasih waktu buat memproses kehidupan yang panjang ini. Sepanjang siang sibuk sama kehidupan, sepanjang malam nggak pernah absen mikir sesuatu yang nggak tau sebenernya penting apa enggak buat dipikirin. Jalan semakin berat, pikiran semakin rumit, menangis semakin sering.
Rasa-rasanya jadi dewasa adalah proses yang melelahkan, semua hal jadi nggak sesederhana kelihatannya; belajar tanggung jawab, belajar peka sama keadaan, belajar menempatkan diri, belajar mengelola emosi, belajar mengurangi ekspektasi berlebihan, belajar menurunkan ego, belajar merasa cukup, belajar mengenali diri sendiri, dan belajar banyak hal baru yang nggak tertulis dibuku cetak dan nggak ada dimata pelajaran sekolah. Belum lagi kalau harus dihadapkan dengan kebiasaan membandingkan pencapaian satu dengan yang lain. Susah memang, tapi harus tetap dilewati.
Kata ibu, "Boleh nangis tapi karena Allah aja".
Ah, bener banget. Harusnya aku nggak sekhawatir itu ya menghadapi pergantian usiaku, karena aku punya Dia yang Maha Segalanya. Harusnya aku juga nggak kebingungan sendiri merencanakan hari-hariku setelah ini, karena aku punya Dia yang Maha Pemberi Petunjuk. Harusnya aku makin percaya kalau hidupku sudah dijamin, karena Dia Sang Penulis Jalan Cerita Terbaik. Semoga setelahnya aku selalu ingat bahwa tugasku hanya berdoa, berusaha, dan sisanya urusan Yang Maha Kuasa.
Untuk dua puluh limaku yang luar biasa berharga—gagal, berantakan, pahit, getir, takut, kecewa, syukur, tumbuh, menang, senang, tenang, dan menerima—terimakasih untuk selalu jadi pemeran utama paling keren diperjalanan ini.
Untuk dua puluh limaku yang dilalui bersama tahun terakhirku sebagai mahasiswa strata satu—yang mungkin bukan idealnya dua puluh lima tahun kebanyakan orang—aku teramat bersyukur berjalan di waktu terbaikku.
Dan untuk aku yang sudah dua puluh lima, selamat bertumbuh dan mendewasa. Semoga jadi dua puluh lima tahun yang penuh keberkahan.
So, let's give life our best shot; completely submit to Him. Again and again.
Bismillah.
@windaaannisa
Ditulis di Kairo, 22 Desember ke 25 | 00.08 CLT
10 notes · View notes
dittoradityo · 2 years
Text
A Change of Me, Welcoming 30
23 November 2022
05:02am
Hari ini, menjadi lembar pertama ku genap berusia 30 tahun. Jika pada tahun-tahun sebelumnya aku kerap mengaku tidak ada yang berbeda, maka kali aku tegaskan semua sudah berubah.
Puncak dari perubahan ini terjadi pada sepekan sebelum tulisan ini terbit. Saat malam pergantian hari, aku tidak bisa tidur. Benak pikir ku kala itu berkata, pekan depan aku sudah seutuhnya melepas masa lajang.
Secara fakta, masa lajang ku memang sudah berakhir pada 28 November 2021, namun realitanya, dalam setahun terakhir sifat kelajangan ku belum benar-benar sirna.
Malam itu aku berkontemplasi, bahkan aku sedikit menitihkan air mata. Aku bersedih, kenyataan menjadi seorang suami dan seorang ayah membutuhkan masa adaptasi yang tidak instan.
Banyak faktor memang, mungkin karena saat itu kami tengah terpisah jarak, Jakarta-Sukabumi. Mungkin juga karena hubungan pacaran yang singkat dan baru saling mengenal lebih banyak ketika sudah diikat oleh agama dan negara.
November menjadi bulan peralihan, semua tutur laku sebagai lajang harus tuntas. Membuang hal bodoh yang bisa merusak ketenangan tatanan kehidupan.
Ketika ada hal buruk yang menimpa akibat kebodohan, aku tidak lagi berdiri di atas nama diri sendiri atau bahkan berlindung kepada orangtua. Sebab kini, baik buruknya aku akan jelas berdampak kepada keluarga. Ada istri dan anak yang harus dijaga, lahir dan batin.
Mereka adalah tanggungjawab, tanggungjawab utama yang ku pilih untuk usia 30. Menjaganya adalah janji sehidup dan semati. Bahkan, jika nyawa ini yang harus taruhannya.
Aku sadar, dengan begitu porsi untuk diri ku sendiri sudah bukan menjadi prioirtas. Kebahagiaan ku harus bergeser dari kesenangan pribadi menuju kegembiraan bersama.
Aku tidak bisa mengatakan sudah bahagia saat mereka tidak ikut merasa. Tapi, aku harus bisa ikut mereka dalam suka cita meski faktanya aku sedang tidak baik-baik saja.
Aku memang belum ahli bagaimana menjadi nyata di tengah fana. Sebab yang aku tahu, perjalanan ini hanya sementara. Mungkin aku hanya perlu berpura, hingga pada nantinya aku bisa menuju bahagia tanpa harus banyak warna.
9 notes · View notes