Tumgik
#ke 4.08
spockvarietyhour · 2 months
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Parallels and Divergences "Before and After" & "Year of Hell Pt. 1"
472 notes · View notes
ghostfacerseffect · 2 years
Text
Everyone is completely entitled to their own feelings and reactions, I'm not going to tell people to Stop Feeling How You're Feeling. That's not how things work. However people calling anything that happened this episode "shock value" will remain incredibly funny to me coming from the show that is so notoriously unsubtle with their metaphor and foreshadowing *especially* regarding this scenario.
9 notes · View notes
theboundlessxvoid · 2 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
this is how it ended nothing happened after this
135 notes · View notes
love-villaneve · 2 years
Text
Tumblr media
stop this is so funny-
40 notes · View notes
navyblushrose · 5 years
Text
p u a s a
4.08 am
hari pertama puasa di tahun ini.
sungguh tidak terasa, rasanya baru kemarin puasa pada 1439 H selesai. tiba-tiba hari ini sudah puasa lagi. alhamdulillah masih bisa ketemu sama atmosfer bulan ramadhan yang selalu dirindukan ini.
ini artinya aku sudah memasuki tahun ke-2 menjalani puasa jauh dari rumah. tahun lalu, sempat sedikit terasa hawa sedihnya karena mengingat kebiasaan puasa selama di rumah saat masih di bangku sekolah.
saat sekolah, dari SD hingga SMA, selalu ada pondok ramadhan. walaupun cuma dilaksanakan 1 hari selama bulan ramadhan di setiap tahunnya, itu adalah salah satu hari yang aku tunggu.
kegiatannya tidak saklek. kadang dari pagi hingga malam ada kegiatan yang dilakukan, layaknya pesantren kilat. terkadang cuma dari sore hingga tarawih malamnya. sejujurnya tidak banyak hal spesial yang terjadi di dalamnya, tapi aku rindu akan atmosfer yang terasa disana.
Tumblr media
sore itu kami memakai baju muslim yang telah kami siapkan, karena kesempatan memakai baju bebas ke sekolah itu jarang terjadi. tas kami telah terisi dengan sajadah, mukenah, buku kegiatan ramadhan, dan bekal yang dibawa untuk buka bersama nantinya. terkadang ada juga teman yang berbaik hati menyediakan takjil untuk kami berbuka. sambil menunggu azan maghrib berkumandang, biasanya ada kegiatan yang kami lakukan, seperti membaca Al Quran atau mendengarkan kajian.
tiba saatnya berbuka, tidak ada yang jauh berbeda sebenarnya. kami semua tetap makan nasi seperti hari-hari biasa. namun kapan lagi kami bisa berkumpul bersama, membatalkan puasa yang telah dijalani sehari penuh, di bawah naungan atap sekolah yang biasanya hanya kami lihat di siang hari? sambil melihat kesana-kemari menelusuri bekal apa saja yang dibawa teman-teman. selesai berbuka, kami keluar kelas, berlarian dan bercanda menikmati udara malam sambil menunggu azan isya.
di hari lainnya, sepulang sekolah, aku dan keluargaku senang mencari lauk dan takjil buka puasa di pasar ramadhan dekat rumah kami. semakin sore, semakin mendekati jam 5, maka semakin ramai pula pasarnya. tak jarang jalan sempit tempat para pengunjung berjalan melewati kios-kios pedagang itu padat, menyusahkan kami untuk melihat dagangan yang dijual.
mulai dari sayur, lauk pauk, es buah, jajanan pasar, seblak, roti maryam, kembang api, hingga mainan anak-- semuanya lengkap disana. wah, pokoknya disana banyak godaannya, semua ingin dibeli.
sebenarnya tidak hanya itu.
buka bersama di rumah, menonton Para Pencari Tuhan (yang sudah berseason-season itu) di SCTV setiap sahur dan buka, tarawih di masjid dekat rumah, lalu ditutup dengan mudik ke Madura dan bertemu dengan sanak saudara di sana, berkeliling ke rumah-rumah tetangga di Madura (yang sebenarnya tidak kukenal) dan disuguhi kue sampai kekenyangan -- hal-hal sederhana seperti itu bisa jadi hal yang dirindukan setelah kuliah begini.
puasa di rantau tidak menyedihkan kok, tapi puasa di rumah jadi dirindukan.
setelah menjalani puasa pertama di rantau mulai tahun lalu, aku jadi tahu rasanya sahur tanpa keluarga tapi bersama teman, buka gratisan di masjid, juga ke pasar ramadhan versi kampusku.
bagaimana pun puasanya, rasanya bulan ramadhan akan selalu jadi bulan yang paling dirindukan, ya kan?
2 notes · View notes
KONTAK PERKASA FUTURES SURABAYA – IHSG pagi hari ini dibuka turun 0.27% atau 17.62 poin ke level 6598.40. Demikian juga dengan indeks LQ45, bergerak ke zona merah, melemah 0.43% atau 4.08 poi…
0 notes
bulandee · 6 years
Text
Dari Si Naga
Hey si gila, Untuk kesekian kali izinkan aku bertanya Moga saja ini kali terakhir ianya terpacul dari mulutku –
Apakah yang kita miliki tika ini benar? Atau cuma dongengan sahaja.
Aku juga perit bergantungan pada awan Aku juga lelah menemuimu disempadan hari Tangisan aku seperti deruan air deras menuju ke muara besar menanti bebas dari sumpahan ini
Kau bilang akulah paling cantik, paling menarik, paling kau sayang Tapi mengapa aku masih dipergantungan ini Menanti hari untuk dijerut atau diselamatkan kembali
Pesanku cuma satu, Pilihlah apa yang paling membenarkan hatimu Sama ada aku si naga cantik atau dia yang sedia ada Kebahagiaan kamu, kamulah yang tahu
Aku selayaknya berdiam diri di atas puncak sana Menjadi asbab yang sedia ada punah aku tidak sudi Menjadi perosak harapan kamu memiliku juga aku tidak mahu Dan bila kau punya jawapan yang jitu Kembalilah mencari aku disebalik pepohon Dan katakan apa putusmu.
Kerana aku ingin bebas sebebasnya mencintai si gila.
Bulan.
(4.08 am)
0 notes
kokmandisore · 7 years
Text
Rantau :)
Sayang, terhitung sejak tanggal 3 Agustus aku meninggalkan Kampung Baru, desa Sukabaru Kecamatan xxx xxxx, tanah kelahiranku, untuk menyusulmu ke tanah rantau :)
Sayang, kini baru aku tahu mengapa tidur itu sangat mahal rasanya bagi seorang pekerja :’) Maafkan aku telah banyak menghakimimu hampir tiap malam, dulu, saat kita masih berhubungan jarak jauh.
Tapi, sayang. Tidakkah kamu rasakan, semakin dekat kita, meski aku kini di ibukota dan kamu di kota sebelahnya, pertemuan rasanya sayang untuk disia-siakan. Tapi, sayang. mengapa semakin sering kita berselisih paham? Sering sebelum aku lelap, aku bertanya-tanya, akan seperti apakah akhir dari cerita kita ini? Akankah bahagia penuh tawa duduk bersama di atas pelaminan lalu beranak pinak dan setiap pagi minum secangkir teh berdua? Atau itu bukanlah angan melainkan mimpi yang layak ditertawakan? Tapi, sayang. Aku ingin. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi di masa depan. Meski itu bukanlah suatu hal yang harus ditakutkan.
Masih ingat zaman skripsimu belum rampung? Dan judul skripsiku yang masih terpecah belum tersambung :’D Betapa nikmat setiap hari serasa istirahat. Yang dipikirkan mentok-mentok hanya menyusun jadwak pertemuan dengan dosen yang sering pura-pura rapat :”D
Sekarang?
Seringkali kamu shift malam, pulang pagi di saat aku sedang bersiap berangkat kerja. Aku baru saja tiba sepulng kerja, kamu sudah kembali bersiap untuk berangkat kerja :) Waah hidup ini keras :”D Terlebih lelahmu memikirkan aku yang mental Shinchan ini. Kerja ini gak betah kerja itu gak betah :”D Maafkan aku yaaa
Sayang, masihkah kamu ingin menggapai mimpi kita berdua? Aku masih berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa aku sudah pantas membicarakan hal seserius ini kepada kedua orang tuaku. Agar memberi restu padaku, padamu, pada kita.
Aku menikmati setiap proses ini :) Karena aku percaya, muda hanya sekali saja. Menikah hanya sekali juga. Kita bertemu di sana, ya :) Ada Bapakku yang siap menjabat tanganmu :)
Masih jam kerja, tapi rindu
Jakarta, 11 November 2017
4.08 pm.
YOURS:)
0 notes
haramkangalau · 7 years
Text
Rantau :)
Sayang, terhitung sejak tanggal 3 Agustus aku meninggalkan Kampung Baru, desa Sukabaru Kecamatan xxx xxxx, tanah kelahiranku, untuk menyusulmu ke tanah rantau :)
Sayang, kini baru aku tahu mengapa tidur itu sangat mahal rasanya bagi seorang pekerja :’) Maafkan aku telah banyak menghakimimu hampir tiap malam, dulu, saat kita masih berhubungan jarak jauh.
Tapi, sayang. Tidakkah kamu rasakan, semakin dekat kita, meski aku kini di ibukota dan kamu di kota sebelahnya, pertemuan rasanya sayang untuk disia-siakan. Tapi, sayang. mengapa semakin sering kita berselisih paham? Sering sebelum aku lelap, aku bertanya-tanya, akan seperti apakah akhir dari cerita kita ini? Akankah bahagia penuh tawa duduk bersama di atas pelaminan lalu beranak pinak dan setiap pagi minum secangkir teh berdua? Atau itu bukanlah angan melainkan mimpi yang layak ditertawakan? Tapi, sayang. Aku ingin. Aku takut sesuatu yang buruk terjadi di masa depan. Meski itu bukanlah suatu hal yang harus ditakutkan.
Masih ingat zaman skripsimu belum rampung? Dan judul skripsiku yang masih terpecah belum tersambung :’D Betapa nikmat setiap hari serasa istirahat. Yang dipikirkan mentok-mentok hanya menyusun jadwak pertemuan dengan dosen yang sering pura-pura rapat :”D 
Sekarang?
Seringkali kamu shift malam, pulang pagi di saat aku sedang bersiap berangkat kerja. Aku baru saja tiba sepulng kerja, kamu sudah kembali bersiap untuk berangkat kerja :) Waah hidup ini keras :”D Terlebih lelahmu memikirkan aku yang mental Shinchan ini. Kerja ini gak betah kerja itu gak betah :”D Maafkan aku yaaa
Sayang, masihkah kamu ingin menggapai mimpi kita berdua? Aku masih berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa aku sudah pantas membicarakan hal seserius ini kepada kedua orang tuaku. Agar memberi restu padaku, padamu, pada kita.
Aku menikmati setiap proses ini :) Karena aku percaya, muda hanya sekali saja. Menikah hanya sekali juga. Kita bertemu di sana, ya :) Ada Bapakku yang siap menjabat tanganmu :)
Masih jam kerja, tapi rindu
Jakarta, 11 November 2017
4.08 pm.
YOURS:)
0 notes
atintintintin · 7 years
Text
Parent-Reported Severity and Health/Educational Services Use Among US Children with Autism: Results from a National Survey.
Parent-Reported Severity and Health/Educational Services Use Among US Children with Autism: Results from a National Survey.
J Dev Behav Pediatr. 2017 Apr 12;:
Authors: Zuckerman KE, Friedman NDB, Chavez AE, Shui AM, Kuhlthau KA
Abstract OBJECTIVE: Little national data exist regarding service use patterns for children with autism spectrum disorder (ASD) of varying severity. This study aimed to assess the relationship between parent-reported severity and use of educational and health care services. METHODS: Data from the 2011 Survey of Pathways to Diagnosis and Services were used to examine a nationally representative sample of 1420 US children aged 6 to 17 years with ASD, with or without developmental delay and intellectual disability. Weighted multivariable logistic regression assessed associations of parent-reported ASD severity and child sociodemographic characteristics with school-based therapy, non-school-based therapy, behavioral interventions, and specialty provider visits. RESULTS: Higher parent-reported ASD severity was associated with increased likelihood of current use of school-based therapy (adjusted odds ratio [AOR] = 4.08, 95% confidence interval =1.85-8.98), non-school-based therapy (AOR = 3.60 [1.95-6.66]), and behavioral interventions (AOR = 2.30 [1.22-4.34]), as well as regular specialty provider visits (AOR = 2.99 [1.38-6.46]). Although rates of service use were generally highest among children with severe ASD, non-school-based therapy and behavioral interventions were only used by about half of children with severe ASD, and about 1 in 4 children with mild ASD were using none of the therapies asked about. CONCLUSION: Parent-reported severity is associated with increased therapy and specialty provider service use among children with ASD. However, substantial variability exists in service use across levels of severity.
PMID: 28410256 [PubMed - as supplied by publisher]
via pubmed: autism http://ift.tt/2ox8S2c
0 notes