Tumgik
#janda nakal
soya-chubby · 6 months
Text
Korang kenal x janda TikTok ni ? Stimmm tengok bibir dia...bibir besar sexy sedap blowjob 🤤 lidah dia pun nakal... memang dh berpengalaman jilat batang laki 😏 kalau dapat ni memang aku sumbat konek dalam mulut dia sampai ke tekak 💦 pastu pancut mani kat dahi dia 😆
Tolong komen nakal² sikit 😝
635 notes · View notes
rinaimimpi · 2 years
Text
Khadijah Binti Khuwailid | Kisah Istri dan Putri Nabi | Teladan Dulu, Kini, dan Nanti
Qawammah itu bukanlah masalah finace dan usia. Rasulullah dengan Khadijah menikah dengan perbedaan umur 15 tahun, Khadijah 40 tahun sedangkan Rasul 25 tahun. Rumah tangga Rasulullah dengan Khadijah merupakan rumah tangga terbaik yang dimiliki oleh rasulullah. Khadijah seorang womanpreaneur (sudah kaya raya), misalkan makkah dibagi 3, maka 1/3 adalah milik Khadijah. Sebelum menikah dengan Rasulullah, memang sudah berdagang. Khadijah bukanlah wanita biasa, wanita terhormat, bisa menggerakan bisnis (woman power).
Khadijah menikah dengan Rasulullah dalam status janda. Harta kekayaan yang Khadijah miliki bukanlah warisan dari suami sebelumnya. Abu Halah (suami terdahulu Khadijah yang meninggal). Khadijah itu wanita karier. Apakah wanita sekarang boleh berkarie seperti berusaha atau berdagang? Ya tentu sah – sah saja.
Memang idealnya yang mencari Maisyah dalam keluarga adalah laki – laki. Tapi ketika seorang perempuan bisa mencari Maisyah, mungkin malah di dalam rumahnya sendiri, Khadijah tidak sering keluar rumah, namun usahanya bisa di handle di dalam rumah. Tetap menghasilkan tanpa melupakan tugas – tugasnya sebagai seorang istri atau ibu.
Khadijah sebelum menikah dengan Nabi Muhammad belum mengimani islam. Tapi memang Khadijah itu wanita mulia. Bapaknya Khadijah merupakan bani asad, bapak Khadijah bernama Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushay Al Quraisy. Khuwailid bin Asad merupakan laki – laki yang terhormat dari kalangan bangsawan. Khadijah kecil dididik dengan akhlak – akhlak yang baik oleh orang tuanya. Khadijah bertumbuh di lingkungan yang baik juga. Khadijah merupakan sepupu dari Waraqah bin Naufal. Waraqah bin Naufal adalah seorang pendeta Quraisy yang mempelajari kitab. Waraqah mengimani Taurat dan Injil. Khadijah kecil yang sering berinteraksi dengan Waraqah, otomatis menjadi ikut baik, karena Waraqah memiliki hati yang baik dan pola pikir yang cenderung kepada fitrah manusia, selain itu dia juga menolak perbuatan – perbuatan yang buruk. Dia tidak suka berinteraksi dengan perempuan – perempuan sebaya dengan waraqah (ikhtilat) karena banyak sekali keburukan – keburukan yang ada di tangan wanita Quraisy. Khadijah lebih suka berinteraksi dengan Waraqah bin Naufal dalam mempelajari kitab (ilmu samawi). Khadijah mendapatkan insight yang menumbuhsuburkan iman dari belajar kitab samawi. Khadijah sebelum menikah dengan Rasulullah, sudah mendapatkan gelar Ath – Thahirah (wanita suci). Pernikahan Khadijah dengan Rasulullah, menjadikanya semakin mulia dengan kemuliaan yang memang sudah ada terlekat oleh dirinya.
First impression Khadijah sama Rasul tuh gimana? – Khadijah basicnya wanita yang baik. Berdasarkan QS. An – Nur ayat 26 (perempuan – perempuan yang keji untuk laki – laki yang keji, dan laki – laki yang keji untuk perempuan – perempuan yang keji (pula), sedangkan perempuan – perempuan yang baik untuk laki – laki yang baik dan laki – laki yang baik untuk perempuan yang baik (pula). Ayat ini sebenarnya turun berkenaan kejadian Haditsul Ifki dari Sayyidah Aisyah, tapi ini memang sudah rumus dan ketetapan Allaah bahwa orang – orang yang baik akan ketemu dengan yang sejenisnya. “Al arwah junudun mujannadah” – kalaupun seandainya di dalam perjalanan sejarah ini ada pengecualian seperti Nabi Luth yang shalih, Nabi Nuh yang shalih namu ketemu dengan perempuan yang kafir, perempuan yang mengkhianati dakwah (hal ini merupakan pengecualian)—sebagai ujian bahwa nantipun seiring dengan berjalannya waktu akan ada model – model seperti ini. Tapi islam sudah memberi panduan dan ramvu secara umum kaidah laki – laki yang baik ketemu perempuan yang baik.
Di era sekarang kan misalkan banyak perempuan itu sudah shalihah, rajin sholat, pun segala macam amal kebaikan, tapi kenapa masih mendapatkan suami yang tukang mabuk atau nakal? – nah itu golongan ujian (misalkan sayyidah Asiyah binti Muzzahim (istri firaun) – dijadikannya sebagai ilmu seandainya itu terjadi dan bagaimana sikapnya.
Ada suatu kejadian penting di dalam sejarah kehidupan Khadijah yaitu beliau mimpi. Mimpinya adalah matahari masuk ke dalam kamarnya Sayyidah Khadijah. Dia belum tau tawil mimpinya. Terus dia coba cerita ke sepupunya Waraqah bin Naufal, menceritakan mimpi tersebut. Waraqah bin Naufal menjawab, jika memang Allaah menjadikan mimpimu itu nyata dan menempatkan mimpimu, maka Nubuat akan masuk ke dalam rumah tanggamu (kenabian masuk ke dalam rumah tangga Khadijah). Kamu akan mendapatkan suami seorang nabi. Maka, Khadijah semakin mantab atas kemuliaan – kemuliaan yang dia punya dan terus memelihara itu (memantaskan diri sebagai pendamping seorang nabi). – mari dicontoh ya diriku he he.
Misalkan nih, kita melihat ada ikhwan atau akhwat yang shalih atau shalihah, terus jadi kepingin memantaskan diri, yaa sah – sah aja. Tapi ingat ya, niat memantaskan diri itu harus murni karena Allaah, bukan kalo nanti udah dapat ikhwan/akhwat idaman balik lagi perangainnya jadi buruk. Ingat niat harus dilandaskan atas Allaah.
Khadijah menyiapkan dzohir, batin, mental dan pikirannya untuk menyambut takdir Allaah. Maka, anak muda macem kitani harus kuatin ilmu fiqih, muamalah, fiqih nikah, intinya memperdalam ilmu agama, menyiapkan bekal untuk memutuskan menjalani ibadah terpanjang. Uwuwu, so sweet tapi geli – geli gimana gitu ya haha, ga deng, belajar tuh penting bestie.
Khadijah merupakan seorang wanita yang dipersiapkan oleh Allaah secara khusus menjadi pendamping Nabi Muhammad. Kenapa dipilih usia yang sudah 40 tahun?—supaya beliau lebih keibuan bagi Rasulullah, karena Nabi Muhammad adalah anak yatim. Dipilihkan seorang yang sudah menikah supaya nanti membantu Rasulullah. Kaidahnya orang baik untuk orang baik. Kalo ada yang berkebalikan (itu pengecualian).
Pasti ada pikiran kalo, Rasul aja ganteng baik jujur wes pokoknya ikhwan idaman deh, tapi kenapa malah disatukan dengan Khadijah yang janda dan berumur?—nikah Rasulullah dengan Khadijah ini bukan kehendak Rasulullah pada awalnya, tapi yang pingin itu justru Khadijah. Jadi Khadijah ini mau sama Rasul, terus Rasul ditanya deh, mau engga sama Khadijah? – Khadijah ini sudah terkenal dengan sifat kemuliaannya, dan sebenernya Khadijah meskipun sudah 40 tahun tapi masih cantik. Jadi, di makkah terkenal ada seorang pemuda yang terkenal dan memiliki sifat Al – Amin (amanah) yang namanya Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib. Khadijah yang dengar itu tidak serta merta langsung percaya, Khadijah buktiin dulu dong, akhirnya ketika Rasul mengambil barang dagangan dari Khadijah, Khadijah ahlan wa sahlan den sama Rasul. Ketika itu, Khadijah memberikan barang terbaiknya kepada Rasulullah, selanjutnya Khadijah mengutus budaknya yang bernama Maisarah (gender=cowo). Diutus Khadijah untuk memantau, perhatikan semuanya tentang Rasul. Rasul berniaga ke Syam dan alhamdulillah dagangannya laris manis. Kemudian Maisaroh laporan Khadijah, dia berkata kalo Rasulullah itu akhlanya baik luar biasa. Ketika Rasul pergi kemana -mana, selalu ada awan yang menaunginya. Bahkan satu kejadian ketika di suatu tempat, Rasulullah beristirahat di sebuah pohon, Maisarah dipanggil oleh seorang rahib, lalu rahib bertanya “itu yang duduk disana siapa?”—itu Muhammad bin Abdullah. Rahib itu mengucap “tidaklah orang duduk di bawah pohon itu melainkan seorang nabi.”---- oke berarti tugas Maisaroh terjawab, mission completed!
Khadijah lantas mengambil sikap, untuk inilah aku bersiap, dan untuk inilah aku menunggu (so sweet). Khadijah mulai memerintahkan sahabat karibnya bernama Nafisah binti Munyah untuk menghubungi pihak keluarga Rasulullah yaitu Abu Tholib. Ditanyakan deh, Rasulullah udah siap belum untuk menikah? Kalo mau menikah, mau ndak sama saya?. Saat ditawarkan Khadijah dengan Rasulullah, maka Rasulullah juga sudah tahu betul Khadijah ini siapa dan bagaimana. Di Makkah itu ga ada yang ga kenal Khadijah, bahkan Abu Jahal pernah melamar Khadijah, tapi ditolaknya. Rasulullah yang ditawari langsung mau dengan menjelaskan kondisinya, bahwa menyatakan kalo “saya orang biasa, secara harta engga banyak amat.” Meskipun itu Rasulullah mengaku apa adanya, mereka nikah dengan maharnya yang banyak yaitu 20 ekor unta dan 12 ½ uqiyah emas atau setara 500 dirham. Menikahlah Rasulullah dengan Khadijah (seorang laki – laki baik untuk perempuan baik). Perempuan yang mempersiapkan dirinya mendapatkan laki – laki yang sesuai dengan kapasitasnya. Jadi pada waktu itu, terjadilah pernikah antara wanita terbaik pada masanya dengan laki – laki terbaik pada masa itu, sehingga menghasilkan generasi – generasi terbaik yang luar biasa.
Rasulullah ketika mendapatkan wahyu sebagai nabi posisinya sudah menikah dengan Khadijah dah udah punya anak (sudah lahir semua anaknya). Anak dengan Khadijah ada 6. Anak yang pertama Qasim (laki2), Rasul memiliki nama kuniyah yaitu Abu Qasim dan Khadijah dengan sebutan Ummu Qasim. Anak laki – laki nomor duanya itu bernama Abdullah. Nah ternyata di usia batita, anak – anak laki – laki Rasul diwafatkan oleh Allaah Subhanahu wa Ta’Ala (QS. Al Ahzab [33]: 40). Kenapa anak laki – laki rasulullah diwafatkan usia masih batita atau balita, hikmahnya adalah Rasulullah bukan bapaknya siapapun. Rasulullah itu adalah penutup para nabi dan rasul (nasab terhenti). Amazed yak guys! Intinya biar gaada claim keburukan. Nah, kalo anaknya Rasulullah yang putri itu ada 4 yaitu Zainab menikah dengan Abul ‘Ash bin Rabi, Ruqayyah menikah dengan Utsman bin Affan, setelah Ruqayyah wafat lalu Ummu Kaltsum dinikahkan dengan Utsman bin Affan – Nabi Muhammad tuh percaya banget sama Utsman guys. Sedangkan anaknya yang Fatimah itu dinikahkan dengan Sayyidina Ali.
Ketika mengarungi bahtera rumah tangga dengan Rasulullah, Khadijah memperoleh kepuasan yang luar biasa secara jasad, ruh, dzohir, lahir, dan batin. Btw uang yang diusahakan atas usaha Khadijah dan Rasulullah yang hasilnya banyak, dijadikan untuk menyantuni orang anak yatim, orang yang punya banyak utang, dll orang yang membutuhkan (karena ilmu juga nih kan, kita jadi tau gimana mengarahkan harta untuk kemanfaatan orang lain dan bekal kelak di akhirat, wiww ma syaa Allaah).
Ketika turun wahyu, ada satu peristiwa penting yang harus diambil oleh akhwat – akhwat. Jadi, 3 tahun sampai 4 tahun sebelum turunnya wahyu itu, Rasulullah suka untuk tahanus (menyendiri di gua hira), kalo bahasa jaman now nya tuh berkontemplasi yang berharap mendapatkan pencerahan dan petujuk dari Allaah. Suatu malam, datanglah malaikat jibril yang memerintahkan Rasulullah untuk Iqra (bacalah) – turun wahyu surat Al – Alaq ayat 1-5. Nabi Muhammad kan gabisa baca ya guys, Rasulullah itu seorang ummi (gabisa baca dan nulis), hikmahnya supaya orang – orang tidak bisa mengatakan bahwa Al – Qur’an itu karangan Nabi Muhammad. Ingat ya ges ya, kecerdasan itu pemberian Allaah, jadi mboten pareng sombong 😊. Rasulullah lalu pulang dalam keadaan ketakutan, pucat, pasi sedemikian rupa, terus ketika disambut sama Khadijah yang keluar dari lisan beliau itu “zambiluni alias selimuti aku.”—ketika suami pulang membawa masalah, dia tidak langsung membrondong dia dengan pertanyaan. Khadijah memenuhi hajat dan keperluan suaminya terlebih dahulu. (kalo ciwi – ciwi jaman now, atau mungkin aku sendiri dah khawatir terus jadi tanya2 kan ya, beuuh dahal harusnya mendengarkan suami dan diam dulu), belajar ya diriku dalam menyimpan banyak tanya atau kepo, intinya belajar membaca situasi dan ngerti timing. Lalu Nabi Muhammad tuh meminta Khadijah untuk menuangkan air dingin ke atas kepalaku (air dingin itu bisa menghilangkan rasa takut). Tapi juga diingatkan guys, Khadijah itu beradab dalam memerlakukan Rasulullah karena Rasulullahpun yang mendidik (nah pentingnya pendidikan dari seorang suami kepada istri), gaada yang ujug – ujug. Nah barulah ketika Rasulullah ngomong, disitulah Khadijah menanggapi.—ternayat Rasulullah takut hancur. Maka Khadijah sebagai seorang istri hadir untuk menenangkan hati suami dan menghilangkan kegundahan suami, mampu menghibur suami. Lalu Khadijah menjawab – Demi Allah, Allah tidak mungkin menyia – nyiakan kamu, kamu ini orang baik. Nah dari sini terlihat bahwa istri memposisikan diri karena laki – laki itu dia kadang – kadang goyah kok, sekuat – kuat apapun Rasulullah (level Rasul bos), its normal jika pernah goyah atau down. Maka, Khadijah meyakinkan suami meskipun gatau apa yang dihadapi suaminya. Setelah suaminya tenang, Khadijah membiarkan Rasulullah istirahat dan tidur.
Keesokan harinya, Rasulullah dibawa ke Waraqah bin Naufal untuk Rasul menceritakan apa yang terjadi kepada Waraqah bin naufal. – poin pentingnya bagi akhwat, Khadijah itu ga cuman bisa menenangkan suaminya ketika ada masalah, namun juga memberikan solusi dari permasalahan (ngasih saran gitu). Jadi akhwat itu perlu pinter, sat set sat set wkwkw.
Oke, ternyata jawaban Waraqah bin Naufal adalah “bahwa itu adalah malaikat yang juga datang kepada nabi Musa, maka nanti suatu hari kalau masyarakat mengusir kamu, aku akan ada di posisi beriman kepadamu dan menolongmu. Lantas Rasulullah tuh tanya ke Waraqah bin naufal, “hah umatku akan mengusirku?”--- “Iya, tidak ada seorangpun yang mendapatkan hal semacam ini melainkan dia pasti akan diusir dan demi Allaah seandainya waktu kamu diusir aku masih hidup dan masih sehat, aku akan menolong kamu dengan sebenar – benar pertolongan”, jawab Waraqah.--- oke, Khadijah berarti bisa mebantu mencarikan solusi atas permasalahan suaminya.
Lalu terjadi kekosongan waktu setelah wahyu surat Al- Alaq ayat 1-5 tadi, sampe Rasulullah tuh agak frustasi, kan nanggung gitu ya disuruh Iqro tapi langkah selanjutnya tuh gimana. Lalu selang beberapa waktu kekosongan itu, turunlah wahyu kedua QS. Al – Mudatsir [74] ayat 1-3. Ketika turun wahyu kedua itu, Rasulullah mulai berdakwah dan jelas para ulama sepakat bahwa orang yang pertama kali beriman kepada Nabi Muhammad adalah Khadijah (secara mutlak). Kenapa Khadijah? Karena Khadijah sudah dari sejak awal mempersiapkan diri sekian lama untuk itu, menunggu, dari sejak mimpi, nikah, sampai momen ketika usiannya 55 tahun tanpa ada pertimbangan sama sekali, lalu Khadijah mengucap syahadat (Ya Allaah so sweet banget yak, no menye mnye club gituloh, ma syaa Allaah).
Dari situlah Khadijah memerankan diri, beliau ambil bagian ketika risalah ini datang pada Rasulullah di 3 tahun pertama saat dakwah sirriyah, Khadijah menjadi Dai wanitanya. Khadijah berkolaborasi dengan Ummu Fadhl, Ummu Fadhl ini istrinya Abbas, jadi ujung tombak Dai nya Rasulullah (the power of emak – emak guys), ingat ya ini emak – emaknya yang berkualitas 😊.
Nah, meskipun menjadi dai wanita dan membantu Rasulullah, Khadijah tetap menjalankan kewajiban sebagai istri. Khadijah tetap menyediakan apapun yang dibutuhkan suaminya. Ketika Rasulullah berdakwah selama 3 hari dan tidak pulang, lalu ketika pulang sangat lelah dan memutuskan tidur di paha Khadijah, Khadijah enjoy dan memperhatikan Rasulullah, Khadijah ga protes (wkwk mentalnya ajib ya, ga ngeluh ngeluh gitu, bener – bener strong women, ga manja dan marah ngomel meskipun dah ditinggal 3 hari dakwah).
Btw, saking Khadijah ini emak emak kuat dan istri yang shalihah, pokoknya ya hebat banget, Allaah dan malaikat jibrilpun sampai menyampaikan salam langsung untuk Khadijah lewat perantara Rasulullah (apresiasi dari gusti Allaah nih bos). Khadijah nanti akan dibuatkan rumah dari emas dan permata di surga yang sepi hening dang ga ada suara bising menganggu sebagai balasan---karena di dunia, Khadijah tidak bisa menikmati sunyinya dan hening rumah (btw Khadijah sibuk banget nerima tamu – tamu Rasulullah yang buanyak pol. Btw Khadijah juga menghabiskan semua hartanya buat dakwah sampai akhir hayatnya, Khadijah itu mengalami siksaan terberat dari orang Quraisy yang disebut Khisor. Khisor artinya tuh boikot, jadi di embargo---nah Bani Hasyim dan Bani Muthallib, mau muslim atau bukan. Nah, Khadijah ini termasuk di embargo. Masa – masa itu, makanan harganya berkali-kali lipat, sedangkan harta Khadijah dan Rasulullah sudah digunakan semua untuk dakwah, akhirnya beliau – beliau memilih memakan daun kering (dulu dia seorang wanita terhormat, lalu menghabiskan hartanya untuk dakwa Rasul, dan setia menemani rasulullah sampai akhir hayatnya). Khadijah berpesan kepada rasulullah, “wahai suamiku, jika nanti aku sudah mati, kau masih membutuhkan sesuatu dariku, bongkarlah kuburanku, jadikan tulangku ini sebagai misalkan saja bisa dibuat dijadikan kapal untuk nyebrang, kalo semua hartaku habis karena dakwah beliau ridha.” --- merinding akutu ngetik ini, ma syaa Allaah.
That’s why Rasul tuh sering menyebut – nyebut nama Khadijah sampai istri – istri yang lain cemburu. Tidak ada yang bisa menggantikan Khadijah, Rasul menjawab “sungguh aku telah diberi Allaah rasa cinta kepada Khadijah. Dia yang membenarkanku saat yang lain mendustakanku, dia yang membelaku saat yang lain memusuhiku, dia yang mengorbankan hartanya dan dari dia aku dikaruniai anak.” Rasulullah tetap romantis meskipun istrinya sudah mati.--- yaa Allaah menanges, baik banget loh Sayyidina Khadijah.
Khadijah wafat ketika di Syi’ib, menanyakan “Ya Rasulullah, wahai suamiku, apakah bisa aku makan manisan Makkah ini, aku rasanya pingin makan manisan Makkah?”
lalu Rasulullah menjawab, “Wahai istriku, tidak tersisa lagi satu peser pun uang kita.”
Sayyidina Khadijah menjawab, “apakah itu semua habis untuk dakwah?”
Rasulullah pun menjawan “Iya.”
Sayyidan Khadijah menjawab, “ kalau iya, aku ridha juga.”
Tak berapa lama, Sayyidina Khadijah dipanggil Allaah untuk selama-lamanya *(menangis dimulai)*
Lalu dijadikanlah tahun Amul Huzni yaitu tahun kesedihan (2 bulan sebelum Khadijah meninggal, Abu Tholib meninggal dan disusul Khadijah)--- sosok yang menjadi benteng dakwah utama Rasulullah di luar maupun di dalam. *ih serius baru seumur hidup aku denger kajian lengkap soal ini, dulu di LKS buku agama islamku masih terpotong – potong, hela nafas, pantas banget ya Khadijah binti Khuwailid mendapatkan syurga, ga maen – maen bos*
Pesan kajian: para akhwat jaman sekarang, jangan salah idola, belilah buku – buku tentang shahabiyyah, ini perlu dimiliki. Yang dipelajari apa, yang bisa diamalkan apa. Pelan – pelan sambil suami yang mengarahkan (nanti nek wes bersuami hahaha), pelajari – amalkan – pelajari – amalkan, in syaa Allaah suatu hari Allah memudahkan kita untuk jadi perempuan – perempuan Khadijah – Khadijah jaman now, aamiin aamiin..
Ketika kita menikah dengan yang lebih dewasa, merasa cocok, jadi cowo tuh masih ada sisi yang kaya kanak – kanaknya. Maka jadilah wanita yang dewasa. Tapi yaa Allaah, akutu juga mau laki – laki yang dewasa biar bersinergi hehe.
Habib Ja’far Al Jufri
Alas Maroon, 3 September ‘22 | 23.54 wib
4 notes · View notes
pokmat5781 · 1 year
Text
Geng dlm group ni ada ke tele atau wassp group utk geng2 janda nakal ke atau geng 3some atau swinger....klu ada add bg link blh ke atau add aku skli
1 note · View note
myrealstory · 2 years
Text
Jendes
Sengaja namanya ku pleset biar sedikit keren hahaha
Yaps jendes, kenapa sih status itu selalu dipandang rendah orang-orang. Sehina itu kah seorang jendes..
Pliss deh gak ada yang mau ada di posisi itu, semua ingin awet dan bertahan sampai akhir hayat bahagia dunia akhirat, hahah
Jendes itu bukan pilihan tapi di pilihkan dari Allah untuk orang-orang yang dianggap sanggup jalani sttus itu.
Hmmm kadang ada yang menganggap jendes itu gatal, tolonglah buka mata banyak jendes yang terhormat, bahkan tidak bisa dipungkiri bahwa banyak jendes yang lebih berkelas dan berkualitas dibanding yang masih gadis. Dan juga ada banyak yang masih menjadi sttus istri tapi ganjen sana sini lupa dengan statusnya.
Coba deh survey diluaran sana hanya beberapa anak gadis yang masih bisa mempertahankan kesuciannya.
Gatal atau nakal itu bukan dilihat dari sttus masih gadis atau sudah janda, itu tergantung dari pribadi masing-masing.
Huaakh maap ku sedikit mengkesel dengan beberapa tanggapan manusia berisik diluar sana yang suka nyinyir.
0 notes
Text
3 notes · View notes
Mencari scandal..umur xpenting..yg penting real girl..pm me.
27 notes · View notes
zam-jb · 2 years
Text
Wanita berusia 42 tahun itu mengalihkan pandangannya ke luar cermin pintu di dalam tren itu. Enam bulan telah berlalu semenjak Hamid dihantar pulang ke negara asal. Aliza masih terkenang bagaimana gagahnya lelaki Pakistan itu memenuhi dan melayani keinginan batinnya setiap kali nafsunya bergelora dahagakan belaian serta sentuhan berahi seorang lelaki. Hamid selalu melempiaskan nafsu serakahnya dengan mengerjakan wanita itu yang kerap kegersangan memandangkan isterinya sendiri berada jauh di Pakistan. Aliza terangsang sendirian di dalam tren apabila teringat kembali kenikmatan yang sering dirasai sewaktu dihenjut dan diliwat lelaki Pakistan itu.
“Stesen berikutnya, Chan Sow Lin. Untuk ke destinasi Sri Petaling, sila buat pertukaran di platform 2A. Next station, Chan Sow Lin. Passengers to Sri Petaling, please disembark here and proceed to platform 2A”
Pengumuman yang kedengaran di dalam gerabak tren itu menyedarkan Aliza. Wanita itu mengeluh sendirian. Aliza pernah berkahwin sebanyak tiga kali dan diceraikan suami pertamanya kerana ditangkap ketika sedang asyik menghisap zakar rakan suaminya di dalam kereta. Suami kedua wanita itu menceraikannya selepas melihat sendiri isterinya mengangkang dan mengerang dihenjut lelaki Arab yang juga cikgu tuisyen anak mereka di dalam rumah. Suami ketiga janda itu pula menceraikannya kerana menyaksikan kecurangan Aliza yang menonggeng dan meraung diliwat lelaki mat saleh merangkap bosnya di pejabat. Wanita itu menjanda selama lima tahun selepas ketiga-tiga perkahwinannya gagal.
“Zel!”, panggil janda itu sebaik melihat susuk tubuh seseorang yang dikenalinya memasuki tren.
Nazel melihat kepada arah suara yang memanggilnya. Anak muda yang lengkap berpakaian sukan itu tersenyum.
“Eh, Auntie Liza”, sahut Nazel sambil mengangkat keningnya dan menuju ke arah kawan ibunya itu.
“Zel dari mana ni?”, tanya Aliza.
“Sekolah. Hari ni ada Koko. Baru habis tadi”, jawab anak muda itu.
“Oh. Patut la siap pakai jersi dengan seluar sukan. Eh, tapi Zel naik tren ni nak pegi mana?”, soal wanita itu kembali apabila menyedari laluan yang dilalui anak kawannya.
Nazel tidak dapat menjawab seketika apabila ruang tren sarat dengan penumpang yang meluru masuk. Anak muda itu terhenyak ke hadapan dan berdiri rapat di hadapan kawan ibunya.
“Jumpa member. Diorang ajak lepak Ampang Point. Zel ikut je. Takde apa nak buat kat rumah pun”, jawab Nazel.
“Jalan dengan girlfriend ye?”, usik janda itu.
“Takde lah. Semua kawan sekolah je”, ujar anak muda itu.
Tren bergerak dan masing-masing memusatkan pandangan ke luar tren. Nazel mencuri pandang wajah kawan ibunya itu yang berdarah campuran Melayu dan Cina. Aliza yang memiliki tona kulit yang cerah dan bibir yang tebal secara semulajadi cukup membuatkan anak muda itu tidak keruan memandang wanita itu. Nazel geram melihat bibir tebal janda itu yang membuatkan seribu satu imaginasi nakal bermain di dalam kepalanya. Anak muda itu perlahan-lahan semakin berahi menatap wajah kawan ibunya yang berambut paras bahu.
Fikiran Nazel ligat berputar kepada bentuk tubuh janda itu. Anak muda itu teringat kembali sewaktu tiga bulan yang lepas ketika Aliza mengunjungi ibunya di rumah. Wanita itu hanya memakai gaun ketat dan singkat paras peha yang jelas menampakkan keseluruhan kakinya. Meskipun janda itu telah berusia dan boleh dikategorikan sebagai kurus, namun dengan pehanya yang sederhana tembam, kulit yang putih, kaki yang licin, bibir yang tebal, mata yang separuh kuyu secara semulajadi, dan ketinggian yang sedikit rendah darinya benar-benar membuatkan tubuh kawan ibunya itu kelihatan menawan sekali. Selepas Aliza pulang, Nazel melancap di dalam bilik tidurnya malam itu sambil membayangkan menyetubuhi janda yang mempunyai empat orang anak itu.
Zakar anak muda itu di dalam seluar sukannya mulai mengembang. Nazel bertambah ghairah melihat Aliza lebih-lebih lagi kerana fantasi nakalnya yang tidak henti berputar di dalam kepala. Tubuh anak muda itu semakin rapat ke hadapan kerana pergerakan penumpang dari stesen berikutnya yang berpusu-pusu masuk ke dalam tren dan secara tidak sengaja zakarnya yang mulai mengeras di dalam seluar sukan yang dipakainya mengenai peha wanita itu yang berbaju kebaya ketat. Janda itu tersentak apabila merasakan sesuatu yang keras menembab bahagian pehanya dari hadapan. Aliza mendongak memandang anak kawannya yang berada di hadapan dan menunduk sedikit melihat ke bawah. Wanita itu tergamam apabila pandangannya terpaku pada bonjolan yang jelas kelihatan pada seluar sukan anak muda itu. Janda itu bagaikan tidak percaya bahawa objek keras yang sedang menembab pehanya ketika ini adalah zakar anak kawannya sendiri.
“Sorry, Auntie Liza. Tak sengaja”, bisik Nazel perlahan apabila melihat kawan ibunya yang tidak berganjak dari memandang ke bawah.
Aliza mendongak kembali memandang anak muda itu dengan mata yang yang tidak berkedip selama beberapa minit dan kemudian memandang ke sisi. Nazel sedikit gelisah dengan reaksi wanita itu
“Betul la Zel punya ni”, desis janda itu di dalam hati.
Penumpang yang semakin penuh dan seakan saling menolak menyebabkan tubuh Nazel tersangat rapat dengan tubuh kawan ibunya itu. Zakar anak muda itu yang mengeras di dalam seluar semakin menembab hebat kawasan peha Aliza yang lengkap berbaju kebaya itu dan bergerak ke kiri dan kanan peha wanita itu kesan dari pergerakan gerabak tren yang sedikit bergoyang. Janda itu mencuba mengawal perasaannya sendiri sambil fikirannya serba tidak kena dan entah mengapa mencongak saiz sebenar kemaluan anak kawannya berdasarkan bonjolan keras yang dirasai di kawasan pehanya.
“Ermm, macam gemuk je anak Hasnah punya.. Tapi Zel ni sekolah menengah lagi”, getus Aliza sendirian sementara farajnya telah mula mengemut di sebalik kain baju kebaya yang dipakai.
Sebaik sahaja penumpang di stesen seterusnya menaiki tren, gerabak tren itu sudah semakin sarat dengan penambahan bilangan penumpang. Aliza terperosok betul-betul di pintu tren dengan punggungnya terhenyak di pintu tren itu sementara Nazel tidak dapat mengelak dari menghimpit tubuh kawan ibunya dengan erat. Tembaban zakar keras anak muda itu di dalam seluar sukan juga secara tidak sengaja mula mengenai kawasan kelangkang wanita itu. Faraj Aliza di dalam kain kebaya mula mengemut bertalu-talu merasai tekanan zakar anak kawannya yang menjengah dari luar baju kebaya yang dipakai wanita itu. Janda itu semakin tidak keruan. Zakar keras Nazel di dalam seluar sukan semakin menekan hebat kawasan kelangkang wanita itu. Anak muda itu sendiri semakin asyik dengan keadaan yang dialaminya bersama kawan ibunya ini. Aliza tidak dapat mengelak dari terkesan dengan situasi yang dihadapinya di dalam tren itu. Faraj janda itu semakin rancak mengemut ditekan zakar tegang anak kawannya dari bahagian luar baju kebaya sementara kakinya mulai terketar-ketar kesan dari perlakuan anak muda itu.
“Sorry I buat macam ni dengan anak you, Hasnah..”, desis Aliza di dalam hati dan tidak dapat lagi mengawal berahinya sendiri.
Wanita itu perlahan-lahan menjarakkan sedikit ruang antara kedua-dua kakinya. Nazel mengambil kesempatan itu dengan menembab dan menekan zakarnya di kawasan kelangkang kawan ibunya yang berbaju kebaya dari dalam seluar sukan dengan lebih kuat. Tubuh janda itu sedikit terketar sambil menunduk dengan mata yang terpejam kerana menikmati eratnya tembaban dan tekanan zakar anak kawannya. Aliza kemudian mendongak memandang anak muda itu. Pandangan mereka berdua saling bertembung. Nazel hanya tersenyum kecil kepada Aliza.
“Basah Auntie macam ni..”, getus wanita itu di dalam hatinya sendiri sambil mengetap bibir ketika memandang wajah anak kawannya.
Nazel semakin menembab dan menekan zakarnya dengan hebat di kawasan kelangkang kawan ibunya dari dalam seluar. Aliza semakin terangsang dengan perlakuan anak kawannya dan terketar-ketar memaut tangan anak muda itu. Faraj wanita itu mengemut bertalu-talu dan semakin galak berair. Nazel menekan dan menembabkan lagi zakarnya di kawasan kelangkang kawan ibunya itu. Janda itu semakin tidak keruan dan menyembamkan wajahnya di dada anak kawannya serta memeluk erat anak muda itu. Nazel amat gembira sekali di dalam hati melihat reaksi yang dipamerkan kawan ibunya itu. Anak muda itu menghebatkan lagi tembaban dan tekanan zakarnya yang menegang di dalam seluar sukan selama beberapa ketika.
Tubuh Aliza kemudian mengejang sambil punggungnya yang terhenyak di pintu tren itu terangkat-angkat sambil wanita itu terketar-ketar memeluk anak kawannya dengan sangat erat. Janda itu menonggek saat mencapai klimaksnya di dalam tren. Beberapa orang penumpang warga Bangla berbisik sesama mereka dan memusatkan pandangan mereka kepada Aliza apabila melihat wanita itu yang memeluk erat dan menyembamkan wajahnya yang berpaling ke sisi di dada Nazel sambil janda itu masih lagi di dalam posisi menonggek. Anak muda itu memeluk pinggang Aliza tatkala merasakan turun naik gerak nadi kawan ibunya. Wanita itu tercungap-cungap selepas mengalami klimaks yang tidak dirancang. Pipi janda itu kemerahan menahan rasa malu yang tiba-tiba menyerbu ketika mendongak memandang wajah anak kawannya. Aliza memusingkan tubuhnya dan membelakangi Nazel. Wanita itu sekali lagi tergamam apabila zakar keras anak muda itu dari dalam seluar sukan menembab pula punggungnya yang berbaju kebaya
ketat kerana tindakannya tadi.
“Keras betul anak Hasnah punya.. Kuat pulak si Zel ni tekan dia punya kat bontot aku..”, desis janda itu sendirian di dalam hati dan tersenyum apabila zakar anak kawannya itu semakin menekan hebat kawasan punggungnya.
Nazel mengalami sensasi yang semakin membara kerana zakarnya di dalam seluar sukan sedang menembab punggung kawan ibunya yang lengkap berbaju kebaya ketat. Anak muda itu semakin menekan kuat zakarnya di dalam seluar sukan ke kawasan punggung Aliza dengan penuh bernafsu apabila wanita itu seakan-akan sengaja meninggikan lagi punggungnya sementara tubuh janda itu sangat rapat ke pintu tren.
“Stesen berikutnya, Ampang. Terima kasih kerana menggunakan perkhidmatan kami. Next station, Ampang. Thank you for using our service”
Pengumuman yang kedengaran di dalam gerabak tren menyedarkan pasangan itu. Masing-masing berjalan seiringan keluar dari tren. Bonjolan yang masih kelihatan pada seluar sukan Nazel di sepanjang perjalanan untuk ke tempat menunggu teksi yang berada di hadapan stesen menarik perhatian kebanyakan pengunjung stesen tren tersebut. Ada yang berbisik sesama sendiri dan tidak kurang juga yang memandang sinis kepada anak muda itu dan wanita berusia di sebelahnya dengan seribu satu anggapan.
“Zel.. Tutup la tu dengan beg”, tutur Aliza dengan perlahan kepada anak kawannya itu apabila mereka berdua beratur dan menunggu giliran untuk menaiki teksi namun tidak dapat menyembunyikan ghairahnya yang mula bercambah terhadap anak muda itu.
“Eh, lupa. Bangun pulak lolipop ni”, balas Nazel berbaur sedikit gurauan nakal.
“Lolipop nakal tu la yang kacau Auntie dalam tren tadi”, usik wanita itu sambil menjuihkan bibir tebalnya ke arah bonjolan seluar sukan anak kawannya.
“Err.. Tak sengaja”, ujar anak muda itu.
“Ye ke? Macam saja je? Nanti Auntie report kat mama Zel, baru tau”, usik janda itu lagi.
Nazel sedikit gelabah.
“Ala, Auntie Liza. Jangan la bagitau ibu. Sorry la. Tadi tu accident je. Orang ramai kot dalam tren. Tu yang tak dapat elak”, jelas anak muda itu kepada kawan ibunya.
Wanita itu tergelak kecil melihat reaksi Nazel. Mustahil Aliza akan mengadu kepada Hasnah tentang perlakuan anaknya di dalam tren tadi sedangkan janda itu sendiri telah kebasahan merasai bonjolan zakar anak muda itu.
“Ni Zel nak kena pegi Ampang Point jugak ke?”, tanya Aliza ketika beranjak ke hadapan tatkala gilirannya menunggu teksi tiba.
“Tak tau la. Kenapa, Auntie Liza?”, jawab Nazel sambil mencuri pandang tubuh kawan ibunya itu yang lengkap berbaju kebaya ketat.
Wanita itu tersenyum kerana menyedari hala tuju mata anak kawannya.
“Datang rumah Auntie je la. Boleh borak lama-lama sikit”, luah janda itusambil memegang tangan anak muda itu dan mengenyitkan mata.
“Ok. Kejap lagi Zel sms kawan cakap tak dapat join”, balas Nazel dengan pantas.
Aliza mengangguk dan memalingkan arah tubuhnya. Anak muda itu pula menunggu teksi di belakang wanita itu sambil matanya khusyuk memandang susuk tubuh kawan ibunya dengan bernafsu. Baju kebaya ketat yang dipakai janda itu benar-benar mengikut serta menampakkan bentuk tubuhnya dan membuatkan Aliza kelihatan amat seksi pada pandangan Nazel. Teksi berwarna kuning dan biru gelap berhenti di hadapan barisan menunggu. Wanita itu menonggeng ketika menyatakan destinasi kepada pemandu teksi selepas membuka pintu teksi. Pemandu teksi kemudian menganggukkan kepala dan menekan butang meter. Janda itu menoleh ke belakang dan tersenyum kecil apabila melihat bonjolan keras pada seluar sukan anak kawannya yang bergerak-gerak. Aliza memegang tangan Nazel dan memimpin anak muda itu menaiki teksi. Teksi itu memulakan perjalanan.
Di dalam teksi, mata wanita itu tidak lekang dari memandang bonjolan pada seluar sukan yang dipakai anak kawannya. Faraj janda itu kembali mengemut-ngemut sendirian. Aliza kemudian meletakkan tangan kiri di atas peha kanan Nazel dan menggosok perlahan peha anak muda itu. Nazel merenggangkan sedikit kedua-dua kakinya dan sengaja menggerak-gerakkan zakarnya yang sedang mengeras di dalam seluar sukan sambil menaip mesej di handphone kepada rakannya untuk menyatakan tidak dapat menyertai mereka. Dada wanita itu berdebar-debar dengan kencang melihat tindakan anak kawannya menggerak-gerakkan zakarnya yang mengeras di dalam seluar sukan.
“Zel..”, tutur janda itu perlahan sambil mencuit pinggang anak muda itu.
“Hurm?”, balas Nazel dan memandang kawan ibunya.
“Auntie nak tanya sikit, boleh?”, tanya Aliza perlahan.
“Auntie Liza nak tanya apa?”, jawab Nazel.
“Tapi Zel jangan marah Auntie tau”, jelas wanita itu yang menelan air liur melihat bonjolan pada seluar sukan anak kawannya.
“Buat apa Zel nak marah pulak?”, balas anak muda itu.
Janda itu mendekatkan bibirnya pada telinga Nazel.
“Auntie nak pegang Zel punya boleh tak..”, bisik Aliza perlahan agar tidak didengari pemandu teksi.
Nazel tersenyum miang serta merapatkan duduknya di sebelah wanita itu dan mencium pipi janda itu.
“Pegang la. Memang Zel nak Auntie Liza pegang pun. Tapi Zel cuak pulak nak cakap”, bisik anak muda itu.
Aliza mencubit peha Nazel dan tersenyum. Tangan kanan wanita itu mula menyentuh bonjolan yang terpamer pada seluar sukan anak kawannya. Anak muda itu merasai sensasi yang enak apabila zakarnya yang tegang di dalam seluar sukan kini mula dipegang oleh kawan ibunya. Janda itu semakin bernafsu menggenggam kemaluan Nazel yang masih berseluar sukan. Aliza mengetap bibir sambil menatap bonjolan seluar sukan anak muda itu sementara tangan kanan wanita itu ligat meramas-ramas zakar anak kawannya dari luar seluar sukan yang dipakai dan tangan kiri janda itu menggosok-gosok farajnya sendiri yang berair serta terkemut-kemut di dalam teksi.
“Tebal jugak Zel punya ye..”, bisik Aliza sambil mendongak dan memandang anak kawannya.
Nazel menyelukkan tangan kanannya melalui belakang tubuh kawan ibunya dan menggenggam serta meraba-raba buah dada wanita itu dari luar baju kebaya.
“Takde la. Zel punya biasa-biasa je. Mana boleh lawan dengan skandal-skandal kesayangan Auntie Liza. Apa nama lelaki yang selalu kongkek Auntie Liza tu, ye? Hamid, eh? Mesti Pakistan tu sedap dapat main dengan janda anak empat ni puas-puas, kan?”, bisik anak muda itu dan mencium pipi kawan ibunya di samping meramas buah dada janda itu yang masih lengkap berbaju kebaya .
“Zel!”, tutur Aliza sambil menggenggam zakar Nazel dari luar seluar sukan dengan seerat-eratnya serta membulatkan mata ketika memandang wajah anak kawannya.
“Adui. Slow la sikit kalau nak pegang pun, Auntie Liza. Senak pelir Zel. Dah la tengah stim ni”, seloroh anak muda itu.
Wanita itu tersenyum dan melonggarkan genggaman tangan kanannya.
“Kenapa Zel horny sangat ni? Daripada dalam tren lagi, kan?”, tanya janda itu sambil mengusap pipi Nazel dengan tangan kiri.
Anak muda itu tersengih.
“Sebab tengok Auntie Liza la. Geram betul kat bibir tebal Auntie Liza ni. Lagi-lagi bila nampak Auntie Liza tonggeng tadi”, usik Nazel dan tersenyum sementara tangan kirinya menyentuh bibir tebal Aliza.
“Nakal la anak Hasnah ni”, luah wanita itu dan mencubit pipi anak kawannya.
Nazel meraba pipinya sambil tersengih.
“Auntie Liza pun sama jugak”, bisik anak muda itu dan kemudian mengucup sekilas bibir tebal kawan ibunya .
Janda itu mengetap bibir. Aliza kemudian memeluk Nazel dan mencium bibir anak kawannya itu dengan bernafsu. Wanita itu kini saling berpelukan dengan anak muda itu dan berbalas ciuman dengan ghairah di dalam teksi. Pemandu teksi yang menyedari aksi berahi Nazel dan janda itu di tempat duduk penumpang hanya mencuri pandang dengan khusyuk melalui cermin pandang belakang sehinggalah teksi itu tiba di destinasi yang dituju beberapa minit kemudian.
“Ehem!”
Bunyi deheman pemandu teksi menyedarkan Aliza dan anak muda itu. Mereka berdua melepaskan pelukan masing-masing. Selepas membayar tambang yang dikenakan, wanita itu mengikuti langkah anak kawannya keluar dari teksi dan berjalan memasuki perkarangan kondominium itu.
“Tak menyempat betul. Dalam teksi pun jadi ke? Untung budak tu dapat perempuan lagi tua dari dia. Konpem mak cik tu kena projek habis-habis lepas ni”, desis pemandu teksi itu di dalam hati ketika menoleh memandang Nazel dan wanita berusia di sebelahnya.
Anak muda itu berjalan di sisi kawan ibunya sambil berpimpinan tangan dan berpelukan. Sesekali Nazel mengambil kesempatan meramas punggung janda yang berbaju kebaya ketat itu dan dicubit kembali di lengan oleh Aliza. Pasangan itu kemudian saling bergelak ketawa.
“Baik aku balik rumah memantat bini aku jap seround dua dulu. Lepas tu baru keluar lagi. Geram pulak rasanya”, fikir pemandu teksi itu sambil memandu teksinya dengan laju bersama keinginan yang menggunung untuk pulang ke rumah dan menyetubuhi isterinya.
Di dalam lif, Aliza begitu bernafsu merocoh zakar anak kawannya dari luar seluar sukan manakala Nazel pula cukup bersyahwat meramas faraj wanita itu dari luar kain kebaya. Di sepanjang rangsangan berahi itu, mereka berdua saling berciuman dengan ghairah sehingga pintu lif terbuka setelah tiba di tingkat yang dituju untuk ke rumah janda itu.
“Masuk la”, pelawa Aliza kepada anak kawannya setelah membuka kunci gril serta pintu utama dan menanggalkan kasut tumit tingginya sebaik sahaja melangkah masuk ke dalam rumah.
Nazel menanggalkan kasut sukan yang dipakai setelah berada di dalam rumah dan meletakkan begnya di atas lantai berhampiran rak kasut. Sebaik sahaja anak kawannya memusingkan badan, wanita itu terus duduk berteleku di hadapan Nazel pada paras kelangkang anak muda dan mencium-cium zakar anak kawannya dari luar seluar sukan dengan penuh berahi.
“Auntie nak hisap batang anak Hasnah ni.. Auntie tak tahan.. Auntie nak sekarang, Zel..”, luah janda itu sambil mendongak memandang Nazel sementara tangan kanannya meramas-ramas zakar anak kawannya itu dengan rakus dari luar seluar sukan dan tangan kirinya menggentel-gentel farajnya sendiri dari luar kain kebaya dengan berahi.
Anak muda itu menunduk memandang Aliza yang dilanda kegersangan sambil mengusap pipi kawan ibunya itu dan menganggukkan kepala. Wanita itu tersenyum girang dan menjilat-jilat zakar anak kawannya yang tegang dari luar seluar sukan dengan rakus. Nazel mendengus enak menikmati permainan lidah janda itu.
“Stim habis dah Auntie Liza ni. Teruk aku macam ni. Nasib la dapat janda gersang”, getus anak muda itu di dalam hati sambil mengetap bibir melihat kerakusan Aliza menjilat-jilat dan mencium-cium zakarnya dari luar seluar sukan.
Sebaik sahaja Aliza mendongak dengan mimik muka jalang, Nazel membongkok dan mencium bibir kawan ibunya dengan bersyahwat sambil wanita itu melucutkan seluar sukan yang dipakai anak kawannya sehingga ke paras lutut.
“Auntie Liza. .”, dengus anak muda itu dan mencium-cium pipi kawan ibunya kerana janda itu merocoh zakarnya dengan bernafsu.
Nazel kemudian menegakkan kembali badannya dan khusyuk memandang kawan ibunya yang sedang merocoh zakarnya. Aliza kemudian menggenggam zakar anak kawannya dan mencium-cium bahagian tengah zakar anak muda itu. Selepas itu, wanita itu melepaskan genggaman tangannya dan menatap zakar tegang serta keras milik Nazel dengan penuh berahi.
“Bertuah Hasnah ada anak batang gemuk macam ni..”, luah janda itu.
“Manada gemuk, Auntie Liza. Biasa je. Kecik je pun”, balas anak muda itu dan menggerak-gerakkan zakarnya.
Aliza mengetap bibir dan mendongak memandang anak kawannya.
“Zel pernah main dengan mama Zel tak? Pernah try tak? Hurm?”, soal wanita itu dengan nakal dan mencium-cium kepala zakar anak muda itu.
“Tak pernah.. Apa la Auntie Liza ni. Kang tak pasal-pasal ibu mengamuk kalau Zel cakap nak main dengan ibu. Kalau dengan Kak Uda pernah la. Dah banyak kali jugak Zel kongkek Kak Uda. Lepas Kak Uda kahwin pun Zel dapat main dengan dia lagi. Sedap henjut Kak Uda tu”, tutur Nazel sambil menyua-nyuakan zakarnya ke bibir tebal janda itu.
Aliza tersenyum mendengar pengakuan anak muda itu. Fikiran wanita itu berputar kepada anak perempuan kawannya. Janda itu masih lagi mengingati bagaimana hebatnya anak perempuan kawannya itu menghisap zakar rakan sepejabatnya sendiri sehingga benih lelaki dari benua Afrika itu terpancut-pancut ke wajah licin gadis bertubuh genit itu dengan amat bernafsu sekali atas persetujuan mereka bertiga. Aliza disetubuhi dan diliwat lelaki benua Afrika itu dengan menggila lebih-lebih lagi kerana anak perempuan kawannya menolak dari ditiduri rakan sepejabatnya itu.
“Dengan Farah? Emm, dah rasa kakak sendiri rupanya. Zel dah pernah buat la sebelum ni ye? Senang la Auntie nanti”, ujar wanita itu dan menjilat zakar anak kawannya yang mencanak keras dan tegang.
“Huu.. Sikit je la, Auntie Liza.. Zel bukannya pandai main pun.. Jolok bodoh je..”, balas Nazel yang menikmati jilatan janda itu pada zakarnya.
Aliza tersenyum nakal selepas menyudahkan jilatannya dan kembali mendongak memandang anak muda itu.
“Auntie boleh imagine kalau Zel main dengan mama Zel nanti, mesti menjerit-jerit si Hasnah tu bila kena jolok dengan batang gemuk anak sendiri. Jelous Auntie kat mama Zel sebab takde anak lelaki batang gemuk macam ni. Anak Auntie semua perempuan”, luah wanita itu dan menyonyot kepala zakar anak kawannya.
Anak muda itu mendengus kecil kerana kenikmatan kepala zakarnya dinyonyot kawan ibunya.
“Huu.. Entah lah, Auntie Liza.. Kalau Zel nak try janda anak empat ni, boleh tak?”, goda Nazel dan mengusap-usap pipi kawan ibunya sambil menggerak-gerakkan zakarnya mengenai hidung janda itu.
Aliza memandang anak muda itu dan mengetap bibir. Wanita itu kemudian terus rakus menghisap santak zakar anak kawannya. Nazel tersentak dengan tindakan janda itu serta mengeluh-ngeluh kenikmatan sambil menarik baju sukannya ke paras atas perutnya dengan tangan kiri.
(Flop! Flop! Flop! Flop! Flop! Flop!)
“Huu.. Auntie Liza..”, dengus anak muda itu kepada Aliza sambil tangan kanannya mengusap-usap pipi kawan ibunya itu.
Nazel sangat terangsang melihat zakarnya dibaham oleh bibir tebal wanita itu dengan penuh bernafsu. Teknik janda itu begitu ampuh sekali tatkala menghisap zakar anak kawannya dengan santak dan kemudian menggoyang-goyangkan pula kepalanya ke kiri dan kanan sehinggalah menuju ke hujung kepala zakar anak muda itu. Permainan mulut Aliza pada zakar Nazel berulang-ulang dengan pantas sehingga membuatkan anak kawannya itu mendengus-dengus kenikmatan.
“Lain macam betul penangan Auntie Liza ni.. Nampak gayanya memang janda anak empat ni kaki gian batang.. Kena kerja keras la aku jawabnya.. Syok pulak dapat janda gila batang ni.. “, desis anak muda itu di dalam hati ketika menunduk memandang kawan ibunya yang sedang khusyuk mengerjakan zakarnya.
(Slurp! Slurp! Slurp! Slurp! Slurp!)
Wanita itu mengubah rentak rangsangannya dengan menjilat-jilat pula zakar Nazel dengan rakus. Lidah janda itu begitu bijak mengerjakan setiap inci zakar anak kawannya dengan bernafsu. Anak muda itu terdongak-dongak menikmati enaknya khidmat lidah Aliza pada zakarnya.
“Haa.. Sedap, Auntie Liza.. Zel suka janda jilat batang..”, keluh Nazel dan menunduk melihat kawan ibunya itu yang juga mendongak memandangnya sambil menjilat-jilat bahagian tengah zakarnya.
Wanita itu kemudian mencium-cium buah zakar anak kawannya sambil menolak dan menahan zakar anak muda itu dengan tangan kiri. Lidah janda itu terus menyusuri buah zakar Nazel dan kemudian menghisap-hisap buah zakar anak kawannya itu.
“Huu.. Pandai la Auntie Liza ni..”, dengus anak muda itu.
Mulut Aliza kemudian kembali membaham zakar anak kawannya dan memegun di situ. Nazel amat bernafsu melihat bibir tebal wanita itu yang mengemam zakarnya sambil mendongak memandang.
(Ermph! Ermph! Ermph! Ermph!)
Janda itu meneruskan langkah seterusnya dengan ghairah menyonyot zakar anak kawannya sambil meramas-ramas buah zakar anak muda itu dengan tangan kanan dan meramas-ramas peha Nazel dengan tangan kiri. Kaki anak muda itu terjingkit-jingkit sambil mendengus-dengus nikmat dek kerana nyonyotan padu kawan ibunya pada zakarnya.
“Huu.. Mantap siot janda nyonyot batang..”, keluh Nazel sambil memaut bahu wanita itu dan terdongak-dongak.
Janda itu semakin ampuh menyonyot zakar anak kawannya. Aliza meneruskan lagi nyonyotannya dan kemudian berhenti serta mendongak.
“Sedap tak, Zel?”, goda wanita itu yang tersenyum sambil memegang zakar Nazel yang mencanak tegang dan keras dengan maksimum.
“Sedap, Auntie Liza. Tip-top la Auntie Liza buat”, ujar anak muda itu sambil mengusap-usap rambut kawan ibunya dan menggerak-gerakkan zakarnya.
Janda itu tersenyum miang dan memaut kedua-dua belakang peha anak kawannya.
(Flop! Flop! Flop! Flop! Flop! Flop!)
Aliza terus menghisap zakar anak muda itu dengan lebih deras berbanding sebelumnya. Hisapan padu wanita itu nyata memukau berahi Nazel yang kakinya kini terketar-ketar merasai asakan mulut kawan ibunya yang jelas semakin bernafsu mengerjakan zakarnya.
“Huu! Huu! Auntie Liza.. Power betul janda hisap batang.. Huu!” keluh anak muda itu yang ternganga kenikmatan kerana zakarnya dihisap janda itu.
(Flop! Flop! Flop! Flop! Flop! Flop!)
Aliza sangat berahi menghisap zakar muda itu. Nazel mengeluh-ngeluh kesedapan sambil memegang kepala kawan ibunya dek kerana hisapan deras wanita itu pada zakarnya. Hisapan janda itu begitu bernafsu sehingga menerbitkan bunyi yang sangat menggairahkan lagi anak kawannya.
(Flop! Flop! Flop! Flop! Flop! Flop!)
“Sedap, Auntie Liza.. Sedap.. Huu!”, dengus anak muda itu dengan kaki yang terketar-ketar hebat dan mulai memegang kepala Aliza menggunakan kedua-dua tangannya serta memegunkan pergerakan mulut wanita itu yang dari tadi begitu deras menghisap zakarnya tanpa henti.
Anak muda itu kemudian menarik zakarnya keluar daripada mulut kawan ibunya dengan perlahan. Di sepanjang proses itu, janda itu menyonyot-nyonyot zakar Nazel sehingga anak kawannya itu selesai mengeluarkan zakarnya.
“Pandai betul Auntie Liza buat lelaki gersang, kan?”, usik anak muda itu sambil menggerak-gerakkan zakarnya mengenai lidah Haliza.
“Auntie suka batang tebal.. Penuh mulut Auntie bila hisap..”, luah wanita itu dan menjilat-jilat hujung kepala zakar anak kawannya sambil mendongak.
Nazel memaut kepala kawan ibunya dengan erat.
“Auntie Liza ni buat Zel tak tahan la..”, tutur anak muda itu dan terus menghenjut mulut janda itu dengan deras.
(Plop! Plop! Plop! Plop! Plop! Plop!)
Zakar Nazel terus menujah mulut kawan ibunya dengan penuh syahwat. Aliza memaut kedua-dua belakang peha anak muda itu dengan erat sambil menikmati asakan zakar anak kawannya itu yang menghentak santak mulutnya bertalu-talu.
(Plop! Plop! Plop! Plop! Plop! Plop!)
“Huu! Nikmat giler jolok mulut Auntie Liza..”, keluh Nazel yang terdongak mengerjakan mulut wanita itu dengan berterusan.
Kepala janda itu yang dipegang erat anak kawannya kemudian didongakkan oleh anak muda itu yang menunduk sambil menghenjut mulutnya dengan rakus. Mereka berdua saling menatap antara satu sama lain.
(Plop! Plop! Plop! Plop! Plop! Plop!)
“Sedap betul jolok mulut janda ni.. Auntie Liza sayang.. Huu!”, dengus Nazel sambil menunduk memandang kawan ibunya dan menghenjut mulut wanita itu berterusan.
Aliza semakin mengeratkan pautan tangannya pada belakang peha anak kawannya. Tangan kiri janda itu meramas-ramas farajnya sendiri.
“Kuat betul anak you jolok mulut I, Hasnah..”, desis Aliza di dalam hati sambil menahan asakan zakar anak kawannya yang rakus menghentak mulutnya sementara kepalanya mendongak memandang anak muda itu yang terdongak-dongak mengeluh kenikmatan.
(Plop! Plop! Plop! Plop! Plop! Plop!)
“Auntie Liza.. Auntie..”
Nazel semakin ampuh menghenjut mulut wanita itu dengan rakus sehinggalah anak muda itu memegang kepala kawan ibunya sehingga santak ke pangkal zakarnya serta memegunkan pergerakannya.
“Auntie Liza! Zel pancut dalam mulut Auntie Liza! Huu! Best giler pancut dalam mulut janda..”, keluh Nazel yang terdongak sambil kakinya terjingkit-jingkit dan terketar-ketar ketika memancutkan benihnya ke dalam mulut janda itu.
(Crett! Crett! Crett! Crett! Creet!)
Aliza membiarkan pancutan deras air mani anak kawannya itu memenuhi mulutnya. Wanita itu mengusap-usap peha Nazel dengan perlahan di sepanjang proses itu sehingga ke buah zakar anak muda itu sambil mendongak. Nazel kemudian mengeluarkan zakarnya dengan perlahan setelah memancutkan benihnya ke dalam mulut janda itu. Anak muda itu menunduk memandang kawan ibunya yang masih duduk berteleku dan mendongak.
(Glup. Glup. Glup.)
Aliza menelan kesemua kuantiti air mani anak muda itu yang bertakung di dalam mulutnya. Wanita itu bangun dari duduknya dan kemudian berdiri di hadapan Nazel. Janda itu mendongak dan mengusap-usap pipi anak kawannya sambil tersenyum.
“Banyak air anak Hasnah ni. Dah lama Auntie tak telan air lelaki tau. Thank you, sayang”, luah Aliza dan menjingkitkan kaki ketika mengucup dahi anak muda itu.
Wanita itu kemudian melucutkan baju kebaya ketat yang dipakai dan hanya berpakaian dalam berwarna putih sahaja di hadapan anak kawannya. Nazel meneguk air liur melihat tubuh janda itu yang hanya berpakaian dalam sahaja ketika ini. Selepas melucutkan pakaiannya, Aliza kemudian menanggalkan pula jersi dan seluar sukan yang dipakai anak kawannya sehingga anak muda itu hanya bertelanjang bulat di hadapannya.
“Zel haus tak? Kita rehat kejap, ye? Keluar banyak kan tadi? So, kena la bagi batang gemuk anak Hasnah ni charge balik. Auntie nak lagi nanti”, ujar wanita itu dan tersenyum nakal sambil memeluk Nazel dan memegang-megang zakar anak muda itu.
“Okay, Auntie Liza. Zel ikut je”, balas Nazel dan mencium pipi janda itu.
Aliza memimpin tangan anak kawannya dan berjalan menuju ke dapur. Anak muda yang berjalan di belakang wanita itu pula begitu asyik melihat lenggok punggung janda itu yang hanya berseluar dalam. Setelah tiba di bahagian dapur, Aliza mengambil dua gelas kosong dari rak peralatan serta sebotol air sirap daripada peti sejuk dan menuju ke meja makan. Nazel yang berada di tepi meja makan begitu khusyuk memerhati pergerakan wanita itu.
“Kenapa tengok Auntie macam tu?”, tanya janda itu sambil menuang air sirap ke dalam kedua-dua gelas kosong.
“Takde apa. Saja je. Geram pulak bila Zel tengok Auntie Liza lama-lama”, balas anak muda itu.
“Kenapa geram pulak? Bukannya Zel tak pernah nampak Auntie pun, kan?”, ujar Aliza sambil menghulurkan satu gelas berisi air kepada anak kawannya dan meneguk air dari gelas satu lagi.
Nazel tidak menjawab dan terus meminum air di sisi wanita itu. Mata anak muda itu tekun melihat bibir tebal kawan ibunya yang sedang menghirup air daripada gelas. Zakar Nazel yang memejal menampakkan tanda akan mengeras sekali lagi. Anak muda itu meletakkan gelas di atas meja makan dan berdiri di belakang janda yang baru menyudahkan minum dan sedang berkira-kira untuk menyimpan semula botol air ke dalam peti sejuk dan meletakkan gelas ke dalam sinki. Nazel memeluk lembut tubuh kawan ibunya dari belakang.
“Memang la. Tapi Zel mana pernah nampak Auntie Liza pakai coli ngan panties je sebelum ni. Kalau setakat baju ketat ngan singkat, tu dah biasa sangat. Auntie Liza lagi seksi bila pakai macam ni”, tutur anak muda itu dan mencium bahu Aliza.
“Apa la Zel ni. Merapu betul. Mana-mana perempuan pun kalau pakai underwear or lingerie je memang la seksi”, usik wanita itu dan memaut pergelangan tangan Nazel yang memeluk perutnya.
“Zel kan tengah tengok Auntie Liza ni? Bukannya tengok perempuan lain. So tak sama la”, balas anak muda itu dan mencium pula leher kawan ibunya.
“Ada je anak Hasnah ni menjawab, kan?”, ujar janda itu dan mencium pipi anak kawannya serta sengaja melentikkan tubuh agar punggungnya menekan zakar anak muda itu.
“Tak tahan pulak kat janda anak empat ni..”, bisik Nazel dan mengucup bibir Aliza setelah menarik perlahan wajah kawan ibunya itu agar menoleh ke sisi.
Bibir wanita itu dan bibir anak kawannya saling bertaut sambil mereka berdua berpelukan dalam keadaan di mana Nazel berada di belakang janda itu. Anak muda itu kemudian mencium-cium pipi kawan ibunya.
“Auntie pun sama.. Tak sangka Auntie boleh horny kat anak kawan sendiri..”, luah Aliza perlahan sambil mendongak serta melentikkan punggungnya.
Nafsu Nazel semakin bergelora kerana sedang memeluk kawan ibunya dari belakang sambil wanita itu semakin galak melentikkan lagi punggungnya. Ketinggian janda itu yang rendah sedikit darinya cukup merangsang naluri syahwat anak muda itu. Tubuh Aliza yang hanya berpakaian dalam sahaja ketika melentik benar-benar membangkitkan berahi Nazel sementara zakarnya semakin ligat mengeras kerana bersentuhan dengan punggung wanita itu yang berseluar dalam.
“Auntie Liza ni rendah ngan kurus je orangnya, kan? Jenis kurus yang tak kurus sangat. Tapi body Auntie Liza memang buat lelaki stim habis. Pandai janda anak empat ni jaga badan”, ujar anak muda itu dan menjilat-jilat leher kawan ibunya.
“Amboi, melambung je anak Hasnah ni puji Auntie, ye? Mesti la Auntie kena jaga badan, sayang. Kalau tak, jatuh la market Auntie nanti. Siapa yang nak Auntie kalau body Auntie tak cantik? Hurm?”, goda janda itu sambil melentikkan lagi punggungnya dan kemudian melurut-lurut zakar Nazel secara menaik dan menurun.
“Huu.. Auntie Liza..”, dengus anak muda itu yang kemudian menarik kembali wajah Aliza agar menoleh ke kanan dan mencium bibir wanita itu.
Nazel dan kawan ibunya saling berbalas ciuman dengan bernafsu. Punggung janda itu yang berseluar dalam semakin asyik melurut zakar anak kawannya sambil melentik dengan penuh berahi. Zakar anak muda itu mencanak tegang dan keras dek kerana lurutan punggung Aliza yang amat mengghairahkan. Tangan kiri Nazel perlahan-lahan menyeluk coli kawan ibunya dan meramas-ramas buah dada wanita itu sambil anak muda itu masih memeluk erat janda itu dari belakang. Aliza menikmati ramasan anak kawannya pada buah dadanya dari dalam coli yang dipakai sambil masih melentikkan tubuhnya yang rendah sedikit dari anak muda itu.
“Zel geram giler kat Auntie Liza ni..”, bisik Nazel dan menjilat-jilat leher kawan ibunya sambil tangan kirinya rakus meramas buah dada wanita itu dari dalam coli sementara zakarnya pula menekan-nekan hebat punggung janda itu dari luar seluar dalam.
“Uhh..”, desah Aliza perlahan sambil melentikkan lagi punggungnya sementara kakinya mulai sedikit terketar dan tangan kanannya kemudian memimpin perlahan tangan kanan anak kawannya ke kawasan farajnya dari luar seluar dalam yang masih dipakai.
Tangan kanan anak muda itu menggentel-gentel kawasan faraj kawan ibunya yang lengkap berseluar dalam dan tangan kirinya meramas-ramas buah dada wanita itu dari dalam coli dengan rakus. Janda itu mendesah-desah enak menikmati permainan tangan anak kawannya yang mengasak buah dada dan farajnya serentak. Jemari kanan Nazel semakin mengasak faraj Aliza yang mula berair sementara buah dada kawan ibunya itu digenggam dan diramas rakus dengan tangan kirinya.
“Ahh.. Ahh..”, desah Aliza yang masih menekan hebat punggungnya pada zakar anak muda itu sambil melentik sambil kedua-dua kakinya menggeletar kerana getaran yang menerjah farajnya.
Tangan kiri wanita itu memaut sisi meja makan yang berada di hadapannya sementara tangan kanannya memaut pergelangan tangan kanan Nazel yang meramas, menggentel, dan mengasak kawasan farajnya dari luar seluar dalam dan punggungnya juga ditekan hebat oleh zakar anak muda itu. Janda itu semakin terketar-ketar dirangsang anak kawannya sendiri. Faraj Aliza yang masih berseluar dalam semakin kebasahan di samping kakinya terjingkit-jingkit dan terketar-ketar kesan dari permainan jemari dan asakan zakar Nazel. Anak muda itu semakin terangsang apabila merasai kelembapan yang hadir pada faraj kawan ibunya dari luar seluar dalam. Nazel merancakkan lagi tempo gentelan jarinya pada faraj Aliza dari luar seluar dalam, menekan hebat punggung wanita itu yang juga masih berseluar dalam dengan menggunakan zakarnya, dan membuat love bite yang ampuh pada leher kawan ibunya itu selama beberapa ketika.
“Janda anak empat depan Zel ni memang nafsu kuat, kan.. Kenapa la Uncle Samad, Uncle Gopal, ngan Uncle Wong ceraikan Auntie Liza ni.. Kenyang lelaki lain dapat main dengan janda diorang ni..”, bisik Nazel dan mencium-cium pipi janda itu.
“Uhh.. Zel kena la puaskan Auntie kalau macam tu..”, balas Aliza dengan perlahan sambil terketar-ketar menahan gentelan jari anak kawannya dan tekanan zakar anak muda itu.
Nazel mencium leher kawan ibunya dan melucutkan coli yang dipakai wanita itu. Anak muda itu kemudian memusingkan tubuh kawan ibunya agar janda itu berdiri menghadapnya.
“Tak dapat la nak janji kalau nak cakap konpem dapat puaskan Auntie Liza. Buat malu je kalau nanti masuk angin je lebih. Tapi Zel boleh try kalau Auntie Liza nak”, tutur Nazel sambil kedua-dua tangannya meramas-ramas punggung kawan ibunya yang hanya berseluar dalam.
“Elehh. Merendah diri la tu, ye?”, usik Aliza yang mendongak dan mencubit pipi anak anak muda itu.
“Bukan la, Auntie Liza. Ni namanya sedar diri. Mesti Zel kena kerja keras kalau nak puaskan janda yang kat depan mata ni. Tak nak la pulak cakap besar je. Auntie Liza pun bukannya calang-calang perempuan. Dah la expert, banyak pengalaman lagi. Teruk Zel nanti bila janda anak empat ni keluar semua skill dia”, usik Nazel dan menggeselkan hidungnya pada hidung kawan ibunya itu.
“Nakalnya la Zel ni. Boleh pulak cakap Auntie macam tu? Auntie tak kisah kalau anak Hasnah ni nak try Auntie. Zel nak ke kat Auntie? Hurm?”, ujar Aliza yang masih mendongak sambil tangan kanannya mencubit pipi Nazel dengan lembut dan tangan kirinya memegang dada anak kawannya itu.
Anak muda itu tidak menjawab dan terus mencium bibir kawan ibunya. Selepas bahagian bibir, Nazel beranjak kepada mencium-cium dan menjilat leher wanita itu. Janda itu memeluk anak kawannya dan mendesah kecil menikmati hala tuju permainan rangsangan anak muda itu.
(Slurp. Slurp. Slurp. Slurp. Slurp.)
Lidah Nazel perlahan-lahan mula menjilat puting buah dada kawan ibunya. Aliza ghairah melihat anak muda itu yang membongkok mengerjakan buah dadanya dengan perlahan. Tangan kanan wanita itu mengusap-usap belakang leher Nazel sementara tangan kirinya tidak henti-henti meramas zakar anak kawannya itu. Lidah Nazel yang masih menjilat perlahan mula meneroka segenap penjuru buah dada janda itu dengan khusyuk.
“Ess.. Ess..”, desah Aliza perlahan.
Selepas beberapa ketika, lidah anak muda itu kembali kepada puting buah dada kawan ibunya. Kedua-dua buah dada wanita itu mula digenggam dengan erat dengan kedua-dua belah tangannya.
(Slurp! Slurp! Slurp! Slurp! Slurp!)
Nazel kemudian menjilat rakus puting buah dada janda itu. Aliza kenikmatan menikmati asakan lidah anak kawannya yang menggentel puting buah dadanya dan memeluk erat anak muda itu.
“Uhh.. Uhh..”, desah wanita itu sambil mengusap rambut Nazel.
Anak muda itu berterusan menjilat kedua-dua puting buah dada kawan ibunya secara bergilir-gilir. Janda itu mendesah-desah enak kerana gentelan lidah Nazel yang pantas dan jitu mengerjakan kedua-dua puting buah dadanya.
(Slurp! Slurp! Slurp! Slurp! Slurp!)
“Zel.. Uhh..”, desah Aliza sambil memaut dan meramas-ramas rambut anak kawannya.
Anak muda itu kemudian menukar rentaknya dengan menghisap buah dada kawan ibunya sambil meramas-ramas punggung wanita itu yang hanya berseluar dalam dengan rakus.
(Ermmh! Ermmh! Ermmh! Ermmh!)
“Ahh.. Ahh.. Hisap tetek Auntie lagi, sayang..”, desah janda itu lagi dan mengucup dahi anak kawannya serta meramas rambut anak muda itu.
Nazel semakin rakus menghisap buah dada kawan ibunya. Anak muda itu ligat membaham kedua-dua buah dada Aliza bergilir-gilir. Wanita itu mendesah-desah dengan enak menikmati permainan mulut anak kawannya pada buah dadanya.
(Ermmh! Ermmh! Ermmh! Ermmh!)
“Ahh.. Ahh..”, janda itu mendesah lagi.
Permainan mulut Nazel kemudian berhenti sambil anak muda itu menegakkan badannya dan mencium bibir kawan ibunya. Aliza saling memeluk erat anak kawannya dan berbalas ciuman dengan penuh nafsu.
“Pandai anak Hasnah ni hisap tetek Auntie..”, luah wanita itu sambil mendongak memandang Nazel dan tangannya melurut-lurut zakar keras anak muda itu yang mencanak tegang.
“Siapa boleh tahan dengan Auntie Liza ni? Semua lelaki pun nak sental body janda anak empat ni cukup-cukup kalau dapat. Zel sama je”, ujar anak muda itu dan menjilat leher kawan ibunya.
“Auntie suka..”, tutur janda itu perlahan sambil mendongak dan sebelah lagi tangannya mengusap-usap belakang badan anak kawannya.
Nazel tersenyum dan mengucup bibir Aliza serta meramas punggung kawan ibunya itu yang hanya berseluar dalam. Pinggang wanita itu kemudian dirangkul erat sambil anak muda itu membongkok menuju ke bahagian buah dada kawan ibunya. Mulut Nazel kemudian membaham perlahan buah dada wanita itu dan mengemam seketika.
(Ermph! Ermph! Ermph! Ermph!)
Anak muda itu kemudian terus menyonyot padu buah dada kawan ibunya. Janda itu mendesah-desah dengan tidak keruan menikmati keampuhan nyonyotan anak kawannya itu pada buah dadanya.
“Ohh.. Ohh..”, desah Aliza.
Nazel khusyuk menyonyot buah dada kawan ibunya dengan mata yang terpejam. Wanita itu memaut erat tengkuk anak kawannya dan semakin karam dengan nyonyotan jitu anak muda yang sedang menerjah buah dadanya.
(Ermph! Ermph! Ermph! Ermph!)
Nyonyotan Nazel kini beranjak pula kepada sebelah lagi buah dada janda itu. Aliza dilanda kenikmatan kerana asakan nyonyotan anak muda itu yang bernafsu menjamah buah dadanya.
“Nyonyot tetek Auntie kuat-kuat, sayang.. Uhh.. Uhh..”, rengek wanita itu sambil menarik-narik kepala anak kawannya agar semakin rapat ke buah dadanya.
Nazel kemudian menggenggam sisi kedua-dua buah dada kawan ibunya dan rakus menyonyot buah dada janda itu bertalu-talu secara bergilir-gilir.
(Ermph! Ermph! Ermph! Ermph!)
“Ahh.. Ahh.. Sedap, Zel..”, desah Aliza dengan tubuh yang terketar-ketar sambil berselang-seli terdongak dan menunduk sementara tengkuk anak kawannya dipaut erat.
Selepas beberapa minit, anak muda itu menegakkan badan dan memeluk erat tubuh kawan ibunya dan mencium bibir wanita itu. Zakar Nazel tidak henti-henti dirocoh janda itu sambil bibir pasangan itu saling bertaut dan ciuman demi ciuman singgah di antara mereka berdua.
“Horny betul Zel kat Auntie ye.. Ni yang buat Auntie makin suka kat anak Hasnah ni..”, luah Aliza sambil mendongak dan menggenggam zakar anak kawannya dan memimpin Nazel ke kerusi meja makan dengan zakar anak muda itu yang masih di dalam genggaman tangannya.
Wanita itu kemudian duduk di atas kerusi meja makan dan mendongak memandang anak kawannya sambil tangan kanannya melurut perlahan zakar anak muda itu.
“Zel suka Auntie tak?”, goda janda itu dan menjilat perlahan zakar Nazel.
(Slurp. Slurp. Slurp. Slurp. Slurp.)
“Suka, Auntie Liza.. Zel suka Auntie Liza..”, balas anak muda itu yang menunduk dan menikmati jilatan kawan ibunya pada zakarnya.
Wanita itu tersenyum miang sambil mendongak memandang anak kawannya. Janda itu kemudian menghisap zakar Nazel dengan perlahan.
(Flop. Flop. Flop. Flop. Flop. Flop.)
“Huu.. Auntie Liza..”, dengus anak muda itu sambil menyisir rambut Aliza.
Hisapan wanita itu terus meneroka zakar anak kawannya dan berhenti pada buah zakar anak muda itu. Janda itu kemudian merocoh-rocoh zakar Nazel sambil mendongak dan mengetap bibir.
“Anak Hasnah ni nak main dengan janda tak..”, goda Aliza lagi.
“Nak, Auntie Liza.. Zel nak main janda anak empat ni.. Huu..”, keluh anak muda itu yang kesedapan zakarnya dirocoh kawan ibunya.
Wanita itu melepaskan rocohan tangannya pada zakar anak kawannya dan mengangkangkan kakinya menghadap anak muda itu.
“Sini, Zel.. Jilat pantat Auntie dulu..”, gamit janda itu sambil tangan kanannya meraba farajnya sendiri yang masih berseluar dalam dan tangan kirinya meramas buah zakar Nazel.
Anak muda itu duduk berteleku di atas lantai dapur sambil menghadap kerusi meja makan yang sedang diduduki Aliza. Ibu jari kanan Nazel menggentel-gentel faraj kawan ibunya dari luar seluar dalam. Wanita itu tidak keruan tatkala lidah anak kawannya mula menjilat perlahan menyusuri kawasan farajnya yang masih berseluar dalam.
“Tanggalkan panties Auntie..”, pinta janda itu perlahan sambil meramas rambut Nazel.
Anak muda itu mencapai kedua-dua sisi seluar dalam Aliza dan kemudian melucutkan seluar dalam yang dipakai kawan ibunya itu dengan perlahan-lahan. Wanita itu meluruskan, merapatkan, dan melunjurkan kedua-dua kakinya ke atas sambil anak kawannya menanggalkan seluar dalamnya sambil perlahan-lahan bangun sehingga ke hujung kaki. Nazel tidak henti-henti mencium-cium segenap inci kaki janda itu di sepanjang pelucutan seluar dalam kawan ibunya sehinggalah Aliza hanya bertelanjang bulat sahaja tanpa seurat benang pun menutupi tubuhnya.
“Kat kaki Auntie pun anak Hasnah ni horny jugak? Fetish la Zel ni..”, usik wanita itu yang mendongak dan masih duduk di atas kerusi meja makan sambil kedua-dua kakinya melunjur dan melurus ke atas sementara tangan kanannya melurut-lurut zakar anak kawannya.
Nazel kemudian mengangkangkan kaki janda itu dan mencium-cium kedua-dua tapak kaki kawan ibunya dengan rakus. Aliza khusyuk melihat anak kawannya yang berahi kepada sepasang kakinya. Lidah anak muda itu kemudian mula menjilat tapak kaki wanita itu dan perlahan-lahan menuju ke bawah sambil meneroka kawasan betis, peha, dan akhirnya menuju ke kawasan faraj kawan ibunya itu. Nazel kini kembali duduk berteleku menghadap janda itu yang hanya bertelanjang bulat dan sedang duduk di atas kerusi meja makan sambil mengangkang.
“Jilat pantat Auntie sekarang, sayang..”, rayu Aliza dengan kedua-dua tangannya memaut kedua-dua belakang lututnya sambil kedua-dua kakinya dijarakkan.
Bibir anak muda itu mula menjengah permukaan faraj kawan ibunya. Kedua-dua tangan Nazel memaut kedua-dua tangan wanita itu yang memaut kedua-dua bahagian belakang lututnya sendiri dalam keadaan mengangkang di atas kerusi meja makan. Anak muda itu kemudian mencium-cium faraj janda itu di samping menggesel-geselkan hidungnya.
“Ess.. Ess..”, desah Aliza.
Selepas beberapa ketika, lidah Nazel mula mengasak faraj kawan ibunya dengan perlahan.
(Slurp. Slurp. Slurp. Slurp. Slurp.)
“Horny Auntie tengok anak Hasnah ni jilat pantat Auntie.. Ess.. Uhh..”, desah wanita itu lagi sambil menikmati rentak jilatan lidah anak kawannya.
Nazel semakin khusyuk menjilat faraj janda itu. Setiap inci dan ruang faraj Aliza dijilat dengan penuh asyik oleh anak muda itu. Wanita itu terketar-ketar kerana
kenikmatan dek permainan lidah anak kawannya.
“Uhh.. Uhh.. Ess..”, desah janda itu di atas kerusi meja makan.
Nazel kemudian menyudahkan khidmat lidahnya dan mengusap-usap faraj kawan ibunya. Pandangan anak muda itu mendongak memandang Aliza yang mengetap bibir.
“Auntie nak lagi, Zel.. Jilat pantat Auntie lagi..”, luah wanita itu yang menunduk dengan wajah yang masih menginginkan farajnya diteroka lagi.
Nazel tersenyum kecil dan memaut kedua-dua belakang peha janda itu dengan kedua-tangannya.
(Slurp! Slurp! Slurp! Slurp! Slurp!)
Lidah anak muda itu kembali mengerjakan faraj Aliza dengan tempo yang berbeza dari sebelumnya. Asakan deras jilatan Nazel pada faraj kawan ibunya begitu menusuk syahwat wanita itu yang kini tidak dapat lagi mengekalkan pautan tangannya.
“Ahh.. Ahh.. Zel..”, desah janda itu sambil meramas-ramas rambut anak kawannya.
Jilatan anak muda itu semakin deras menerjah faraj Aliza. Nazel begitu khusyuk memastikan lidahnya bertalu-talu menjamah ruang faraj kawan ibunya. Wanita itu terketar-ketar menerima tujahan lidah anak muda itu yang berterusan mengerjakan farajnya seperti lidah kucing ketika meminum air. Janda itu meramas-ramas rambut anak kawannya dengan rakus sambil menunduk ke bahagian farajnya.
(Slurp! Slurp! Slurp! Slurp! Slurp!)
“Lagi, Zel.. Ohh.. Ohh.. Auntie suka anak Hasnah ni jilat pantat Auntie.. Ahh.. Zel suka jilat pantat janda kan..Uhh.. Uhh..”, rengek Aliza yang terdongak dan menunduk sambil bernafsu melihat anak kawannya yang berhempas-pulas menjilat farajnya bertalu-talu.
Nazel meluruskan lidah dan memegunkan kepalanya seketika. Anak muda itu kemudian menukar rentak permainan oralnya dengan menjolok-jolok faraj kawan ibunya menggunakan lidah. Pergerakan kepala dan lidah Nazel pada faraj wanita itu berulang-ulang dan statik pada tempo yang sama.
(Plurp! Plurp! Plurp! Plurp! Plurp!)
“Zel.. Uhh.. Uhh..”, desah janda itu yang kemudian menganga kecil sambil memaut tengkuk anak kawannya.
Jolokan lidah anak muda itu pada faraj Aliza sangat konsisten pada tempo dan kedalaman yang dicapai. Wanita itu terketar hebat tiap-tiap kali lidah anak kawannya menyucuk ke dalam rongga farajnya. Ketika Nazel menyudahkan fasa rangsangan oralnya, lidah anak muda itu menjolok faraj kawan ibunya dengan sedalam-dalamnya dan memegun seketika. Janda itu terketar-ketar dengan lebih hebat tatkala anak kawannya menggeleng-gelengkan kepala sehingga lidah anak muda itu dikeluarkan dengan sepenuhnya dari faraj Aliza.
“Best betul la gomol burit Auntie Liza.. Zel nak korek pantat janda ni jap..”, tutur Nazel perlahan yang mendongak memandang kawan ibunya dan menjolok faraj wanita itu dengan laju menggunakan jari hantu tangan kanannya sambil tangan kirinya mengusap-usap peha kanan janda itu yang kini berada di dalam posisi duduk kebiasaan di atas kerusi meja makan itu.
(Clop! Clop! Clop! Clop! Clop! Clop!)
Aliza dilanda kenikmatan yang memuncak dek henjutan jari anak muda itu pada farajnya. Tangan kanan wanita itu memaut erat pergelangan tangan kiri Nazel yang mengusap peha kanannya sementara tangan kiri janda itu memaut erat bahu kanan anak kawannya itu.
“Uhh! Uhh! Zel.. Ahh!”, erang Aliza sambil terdongak-dongak dengan kaki yang menjingkit-jingkit dan terketar-ketar.
Anak muda itu makin menghenjut laju faraj kawan ibunya dengan menggunakan jari hantu tangan kanannya. Wanita itu tidak henti-henti mengerang di atas kerusi meja makan kerana asakan jari anak kawannya yang mengerjakan farajnya bertalu-talu.
“Seksinya Auntie Liza mengerang.. Ni yang buat lagi syok korek burit janda ni laju-laju.. Auntie Liza suka tak pantat kena korek? Hurm? Hurm?!”, ujar Nazel sementara jari hantu kanannya berterusan menjolok faraj kawan ibunya dengan kederasan maksimum sambil tangan kirinya menggenggam erat buah dada janda itu.
(Clop! Clop! Clop! Clop! Clop! Clop!)
“Ohh!! Ohh!! Ohh!!”, raung Aliza dengan kuat sambil kedua-dua tangannya memeluk erat belakang tengkuk anak kawannya dan wajah wanita itu menunduk ke bawah dengan mata yang terpejam rapat dan dahi yang berkerut bersama mulut yang menganga.
Tubuh janda itu semakin kerap terketar-ketar bersama kaki yang terjingkit-jingkit. Keampuhan jari anak kawannya yang mengerjakan farajnya cukup menikmatkan Aliza walau pun terpaksa menanggung asakan berahi yang menghempas-hempas dalam keadaan duduk di kerusi meja makan. Wanita itu yang masih memaut belakang tengkuk Nazel kemudian menggagahkan diri menundukkan kepala dan mendekatkan wajahnya kepada wajah anak kawannya itu walau pun farajnya sedang diasak bertalu-talu.
“Zel suka dera Auntie kan.. Ahh.. Ahh.. Teruk Auntie kena dera dengan anak Hasnah ni.. Uhh.. Uhh..”, rengek janda itu perlahan namun tidak mampu menyembunyikan desahannya sementara tubuhnya terketar-ketar dan kakinya terjingkit-jingkit dalam keadaan duduk.
Nazel mencium-cium pipi kawan ibunya dan semakin mengerjakan faraj wanita itu dengan rakus menggunakan jari hantu kanannya.
(Clop! Clop! Clop! Clop! Clop! Clop!)
“Ohh!! Ohh!! Zel! Zel!”, raung Aliza dengan lebih kuat dan kemudian membuat love bite yang sangat padu pada leher muda itu.
Tidak berapa lama kemudian, janda itu memeluk Nazel dengan sangat erat sambil kakinya yang terketar-ketar dan mengepit-ngepit tangan anak kawannya itu yang berada di bahagian farajnya. Tubuh Aliza mengejang sambil tertonggek walaupun dalam keadaan duduk di atas kerusi meja makan.
(Chush. Chush.)
“Auntie keluar, Zel.. Auntie dah keluar..”, bisik wanita itu perlahan sambil tercungap-cungap dan mengucup pipi anak kawannya.
“Ye, Auntie Liza. Zel rasa. Teruk jugak ye bila janda pancut. Banyak pulak janda anak empat ni keluar air. Kesian Auntie Liza, kan?”, usik Nazel dan mengucup leher janda itu.
“Zel jahat!”, tutur Aliza dan mencubit belakang lengan kiri anak muda itu.
Nazel tergelak kecil dan perlahan-lahan mengeluarkan jari hantu kanannya dari faraj kawan ibunya itu. Anak muda itu kemudian menjilat sedikit jari hantu kanannya sambil memandang wanita itu yang menegakkan tubuh dalam keadaan duduk di kerusi meja makan itu.
“Erk. Rasa payau pun ada. Lantak la. Payau pun payau la. Telan je la air Auntie Liza ni”, getus Nazel di dalam hati dan menelan baki air janda itu yang ada di jari hantu kanannya.
Aliza tergelak kecil melihat tindakan anak kawannya.
“Macam mana, Zel? Sedap tak rasa air janda anak empat ni? Best ye telan air janda?”, usik wanita itu sambil menunduk dan mengusap-usap rambut anak muda itu dengan penuh kasih sayang.
“Boleh la. Sedap jugak air Auntie Liza”, jawab Nazel.
Janda itu tersenyum kecil dan mencubit pipi anak kawannya. Nazel kemudian menyumbat jari hantu kanannya ke dalam mulut kawan ibunya. Aliza kemudian menghisap dan menyonyot jari anak muda itu dengan bernafsu.
“Seksi la bibir tebal Auntie Liza ni hisap ngan nyonyot jari Zel”, tutur Nazel.
Hisapan dan nyonyotan wanita itu berhenti apabila anak kawannya mengeluarkan jarinya.
“Auntie Liza suka tak rasa air sendiri?”, usik anak muda itu.
“Auntie dah biasa la, sayang”, balas janda itu pula dan kemudian mengucup dahi Nazel.
“Alaa”, jawab anak muda itu dengan spontan kerana usikannya yang tidak menjadi.
Nazel kemudian berdiri di hadapan kawan ibunya yang masih duduk di kerusi meja makan. Anak muda itu mendongakkan wajah Aliza dengan tangan kiri sambil tangan kanannya membelai zakarnya sendiri. Wanita itu yang memahami keinginan Nazel kemudian mengetap bibir sambil mendongak dan tangan kanannya melurut-lurut zakar anak kawannya itu.
(Flop! Flop! Flop! Flop! Flop! Flop!)
Janda itu terus menghisap zakar anak kawannya dengan deras dan penuh bernafsu.
“Huu! Huu! Terbaek betul Auntie Liza hisap konek.. Mantap giler rasa janda blowjob.. Huu!”, keluh Nazel sambil menyisir rambut kawan ibunya.
Wanita itu semakin rakus menghisap zakar anak kawannya. Anak muda itu pula mengeluh-ngeluh menikmati asakan mulut kawan ibunya. Nazel sangat berahi melihat bibir tebal janda itu yang membaham zakarnya. Aliza kemudian menyudahkan permainan mulutnya dan mengemam pangkal zakar anak muda itu. Wanita itu mengeluarkan zakar Nazel dan menggenggam pangkal zakar anak kawannya itu yang mencanak keras dan tegang dengan maksimum dengan tangan kanannya.
“Zel geram sangat kat Auntie Liza ni”, ujar anak muda itu sambil duduk berteleku di hadapan kawan ibunya yang sedang duduk di kerusi meja makan dan mengangkangkan kembali kedua-dua kaki janda itu.
520 notes · View notes
notworthygod · 3 years
Text
Datin Ju Part 2
Masa berlalu begitu cepat, diam tak diam sudah setahun aku mendirikan rumah tangga dengan Datin Julia Raof.  Dia seoarang janda, setelah menjadi Isteri aku, status datin dan janda gugur dengan sendirinya. Kerana aku bukan bergelaran Dato'. Statusnya sekarang hanya sekadar puan sahaja. 
Kami berkenalan sewaktu aku membantu tukarkan tayar keretanya yang pancet di labuh raya timur barat. Perhubungan kami bertambah intim dan bertukar menjadi sepasang kekasih, apabila aku menumpang di  rumahnya untuk berulang alik menghadiri seminar di ibu kota. Sewaktu berkahwin umur ku 30 tahun dan Julia 37 tahun, dia lebih tua daripada aku 7 tahun. Aku tak kisah dengan perbezaan umur kami yang begitu ketara. Walaupun umur 37 tahun, tapi perwatakannya dan raut wajahnya nampak lebih muda daripada umurnya yang sebenar. Aku korbankan cinta ku demi kasih sayangnya yang amat mendalam  terhadap ku. Maklumlah janda bertemu pula dengan teruna.  Walaupun sebelum ini aku sudah mempunyai ramai teman wanita yang jauh muda daripadanya. Dah jodoh apa nak buat.
Di antara ramai teman wanita ku, yang spesil ialah seorang gadis kadazan student Universiti. Yana Uyen namanya dan dia berasal daripada Serawak.  Perhubungan kami terputus apabila aku mengambil keputusan untuk berkahwin dengan Julia isteri ku sekarang ini. Aku dengan Ju sebelum berkahwin dulu,  perhubungan kami sudah pun macam suami isteri. Jadi aku mengambil tanggung jawab terhadap apa yang telah aku lakukan. 
Aku bertekad tidak mahu mengulangi gaya hidup ku semasa bujang dulu. Nak jadi seorang  suami yang setia, romantis dan jujur. Ini tekad ku.  Aku cuba hadkan aktiviti sosial ku. Ke mana saja aku pergi, aku akan bawa Ju, isteri ku bersama. Masa bujang dulu aku jenis lelaki yang tak boleh jumpa perempuan. Inilah satu-satunya kelemahan ku. Dapat saja peluang, aku mesti nak test kejantanan aku. 
Hampir kesemua perempuan yang aku dampingi akan menyerah dan melutut di depan aku. Aku bukan  hebat sangat, tapi sentiasa berusaha ke arah itu. Dalam banyak-banyak teman wanita ku, cuma gadis kadazan itu sahaja yang liat. Sehingga hubungan kami terputus dia tak dapat aku jinakkan. Jinak-jinak merpati katakan. Khabarnya dah tamat pengajian dan balik ke negerinya Serawak.
Sekarang ini, aku berkerja dengan syarikat hartanah milik isteri ku sendiri. Terletak di Bandar Tasik Selatan. Dia bos dan aku second bos. Itu di pejabat sahaja, di rumah aku suami dan bos. Kami masih tinggal lagi di rumahnya yang lama. Bunglow dua tingkat milik isteri aku Ju. 
Isteri ku ini mandul, aku tahu sejak kami masih menjadi sepasang kekasih lagi. Sebelum berkahwin, Ju tinggal dengan pembantu rumah Indon, Rikni namanya. Dia sudah pun pulang ke kampongnya di Surabaya. Jadi rumah yang besar  itu cuma tinggal kami berdua sahaja. Rasa sepi juga, apatah lagi Julia isteri ku, tak akan dapat melahirkan zuriat untuk ku. 
Pada satu petang,  ketika perjalanan pulang dari pejabat, kami berbincang untuk mengambil pembantu rumah yang baru. Ju memberi pandangannya. "Bang, apa kata kalau kita jemput Su tinggal bersama kita. "Aku hanya diam sambil memandu memandang terus ke hadapan, seperti dengar tak dengar aja apa yang Ju cakapkan tadi. Bisik dalam hati kecilku, cari nahas, nanti lain pula jadinya. 
Su atau Suzie adalah adik angkat isteri ku yang tinggal di Grik, Perak. Umur Su baru 27 tahun masih  bergetah. Badannya kiut miut pula tu. Aku takut, aku tak tahan godaan nanti. Dia salah seorang daripada senarai gadis yang pernah aku telanjangi. Yalah..... kami pernah lakukan hubungan sex sebelum ini. 
"Bang! tak dengar ke apa yang Ju cakap tadi." Ju Isteri ku , bertanya balas apabila melihat aku tidak respon pertanyaannya." 
"Iya, abang dengar. Tapi Ju...! tak kan Ju tak ingat masa kita berkawan dulu. Ju..., orang lain tak ada ke?" Aku bertanya balas.  Su juga pernah terlibat dengan permain cinta tiga segi kami dulu. Isteri ku Ju, Suzie dan Rikni pembantu rumah, pernah main sex  serentak pada satu masa. Peristiwa ini berlaku di sebuah hotel di Pulau Pinang. Aku bimbang bilananti Su tinggal bersama kami, perangai nakal aku akan berulang kembali. Manalah tahu, hidangan dah ada depan mata. Kucing mana tak ngap ooii. Ini yang aku takutkan ini. Sejak aku kahwin dengan Ju, semua teman wanita telah aku putuskan, termasuklah Suzie. 
"Abang cadangkan kita ambil orang lain ajalah." Aku membuat cadangan balas. 
"Tapi, bangg...! ,Ju kesian dekat Su tu, sampai sekarang belum kahwin-kahwin lagi." Ju bagaikan merayu. Setakat ini, semua permintaan isteri ku tak pernah aku hampakan.  Hai kenapalah si Su ini yang di pilih. Walaupun aku bertekad nak berubah, tetapi perangai lama ku belumlah pasti dapat habis ku kikis . 
"Ok lah, abang setuju. Tapi bila nak jemput Su kemari...?"  Aku inginkan kepastian. 
"Nantilah, Ju uruskan."  Aku membelok kereta masuk ke dalam kawasan rumah. 
Perhubungan sex dengan isteri ku macam biasa, berjalan lancar. layanannya sungguh istimewa. Pengalamannya membuatkan aku puas dan nikmat yang tiada terhingga. Aku sayang isteri ku. 
Sebagai second bos di syarikat hartanah milik isteri ku, aku handle bahagian pemasaran dan pelanggan. Kerja ku agak rumit dan sibuk juga. Bilik pejabat ku agak luas, selasa dan lengkap. Meja tulis ku yang besar dan lebar dengan kursi duduk yang ekslusif. Kumputer peribadi, fail kabinet, sofa tetamu yang panjang, muat untuk dua orang dewasa tidur . Bilik pejabat ku tertutup daripada pandangan luar dan di sudut sebelah kanan disekat dengan cermin untuk bilik sketeri ku. 
Aku di bantu oleh sorang sketeri, Rina namanya. Cantik, anggun orangnya tapi dia isteri orang. Suaminya seorang pegawai kerajaan. Nak jadikan cerita, suami si Rina terpaksa keluar negara bertugas sebagai pegawai diplomatik. Rina terpaksa berhenti kerja dan ikut suaminya ke sana. Jadi jawatan sketeri ku tinggallah kosong dan belum ada penggantinya. Itu pun Isteri ku masih nak cadangkan Suzie, tapi aku menolaknya.  Kekosongan jawatan setiusaha diiklankan di ahkbar. 
Kebetulan pada hari temuduga untuk jawatan sketeri, aku terpaksa bergegas ke Seremban. Jadi, tak adalah peluang untuk aku jadi penginterviewnya calun sketeri ku. Sekurang-kurang aku dapat memilih mengikut cita rasa aku sendiri. Pegawai perjawatan En. Lan yang mengendalikan interview ini. 
Selesai sahaja tugas aku di seremban, aku terus pulang ke  rumah. Isteri aku, Ju dah pun ada di rumah. Dia sambut ku depan pintu. Terperanjat aku di sebelah nya terjengol si Suzie. "Haii Su, bila sampai?'  "Petang ni, bang Yus."  Aku menyapa Suzie sambil melangkah masuk di iringi Ju dan Suzie. Su aku lihat kurus sedikit, tapi tetap cantik macam dulu. 
"Lama tak dengar berita, sihat ke?" Aku sambung lagi sambil duduk di meja makan. "Sihat"  Balas Su.  "Su tak rindu kami ke?"  Aku saja nak test.  Su hanya  tersenyum, tanpa menjawab balas. Isteri ku Ju, ke ruang dapur menyediakan minuman untuk aku. Su juga ikut Ju ke ruang dapur. Harap-harap aku akan dapat bertahan. 
Selepas makan malam, kami berborak di bilik TV, sambil menonton vcd filem hindustan. Setahun aku tak jumpa dengan Su, rindu tu adalah sikit-sikit. Isteri ku Ju, amat ceria, tak nampak lansung riak cemburunya . Begitu mesera berbual dengan Suzie. Aku hanya mencelah sekali-sekala. "Ju, ramai ke yang hadir temuduga tadi?"  Aku bertanya ingin tahu perkembangan temuduga yang dijalankan siang tadi. 
"Kata Lan, 7 orang. Ju pun belum check nama-nama calunya." Isteri ku Ju, memaklumkan perkembangan siang tadi.  "Oii ramainya...! nak pakai sorang aja."  Su pula yang menyampuk. Malam tu isteriku tidur dengan Suzie di bilik kami. Sementara aku pula sibuk menyediakan kertas kerja plan pemasaran. Entah bila aku tertidur, tapi sedar aja dari tidur jam dah  7 pagi.  
"Bang malam tadi kenapa tak masuk tidur?." Isteri ku bersuara sambil membawa dulang minuman letak ke atas meja. "kami berdua menunggu abang."   Aku kurang faham apa yang Ju cakapkan tadi. Otak ku berputar mencari jawapannya. Setelah bersarapan aku dan Ju ke pejabat. Su tinggal di rumah sendirian.
Masa berlalu. Hari ini setiausaha yang baru lapur diri berkerja.  Namanya dan orangnya aku belum kenal.  Fail biodata masih ada pada pegawai perjawatan ku Lan. Tempat jam 9 pagi, Lan call aku, "Encik Yusri.... Sketeri baru you dah sampai. Nak bawa jumpa sekarang?" Suara Lan dari spesker intercom. 
"OK lah Lan, bawa dia masuk dan biodatanya sekali." Aku mengarahkan Lan bawa masuk sketeri baru ke pejabat ku. Selang beberapa minit pintu pejabat aku diketuk daripada luar. 
"Yes ! Masuk !"  Pintu dibuka, Lan bersama seorang gadis yang sememangnya aku kenal. 
"Morning, cik Yusri", Lan masuk berdiri di kiri meja ku. "Ini encik Yusri, eksisten maneger kami." Lan memperkenalkan diriku kepada gadis itu. 
"Hai, Yana...! Silakan duduk." Aku bersalaman dengan sketeri baru ku sambil menarik kerusi mempersilakan duduk.  Yana seperti tak percaya, merenung wajah ku, takut silap orang. 
"Ini Yusri Latif." Nada Yana masih kurang yakin apa yang di lihat dihadapannya. "Cik Yus dah kenal Cik Yana ke?"  Lan inginkan kepastian.  Fail biodata masih di tangannya tapi aku dah kenal nama gadis ini. 
"Ok, thanks Lan." kata ku. "Cik Yus, saya keluar dulu." Lan meminta diri. Yana masih terpegun di hadapan ku. Aku sambung perbualan. "Dah habis belajar"  "Ye, Tahun lepas" 
"KL  Yana tinggal kat mana." "Rumah Abang di Salak South." Yana mula yakin dengan dirinya sendiri. "Tak balik Serawak ke?"  "Baru balik bulan lepas"   "Yana tak percaya ke saya ni Yusri Latiff."
"Bukan tak percaya, tapi tak sangka pula...."  " Dah tahu saya, ni Yusri Latiff, so how, Yana boleh terima ke?" Aku cuba menduga hati Yana. "Emm.. susah nak cakap."  " Yus tanya persenal sikit boleh?" 
"Yang persenal tu apa Yus."  "Yana ada.."  Belum sempat aku habiskan ayat, Yana cepat-cepat mencelah "Boyfriend?"  "Yes!. itu yang Yus nak tahu."  Aku sambung ayat yang tergantung. "Yus nak tahu... dulu dan sekarang itulah lelakinya." "Thanks, Yana."  Kami bungkam terdiam sebentar, Aku pandang tepat wajahnya, Yana tunduk sambil tersenyum.
Cantik dan anggun dengan suite yang dipakainya hari ini. Terkenang Nastalgia percintaan aku dengannya. Tubuh mogel ini, satu ketika dulu pernah berada dalam pelukan ku. Kami pernah bercumbuan mesera tapi belum pernah terlanjur. Kulitnya kuning langsat, matanya ayu dan meredup. Wajah pan Serawaknya tetap cantik walau pun tanpa solekan.  Cuma khazanah dalamnya sahaja yang belum aku terokai. Dia gadis yang jinak-jinak merpati. Aku bangun dari tempat duduk menghampiri Yana dan mengucup bibirnya. Yana menolak lembut. 
"Apa tugas Yana, hari ini...?" Yana bersuara setelah melihat aku terdiam sejenak.  "Ok, tu bilik Yana."  "Yana kemaslah apa yang patut." "untuk hari ini itu dulu." "Yes, incik Yusri Latiff." Yana nampak ceria kembali, setelah ku lihat tadi air jernih bertakung di matanya. Telefon berdering. "Hello, yes.." I'm coming." Aku letak telefon semula.  "Now, Yana buatlah apa yang patut."  "Yus keluar kejap."   "Nanti lunch time temani Yus Ok!" Aku berlalu keluar, meninggalkan Yana.
Sudah seminggu Yana jadi sketeri aku, dan sudah dua minggu juga Suzie tinggal dengan kami. Setakat ini aku masih boleh bertahan. Tapi sampai bila? Kedua-duanya, berada di depan mataku. Nampaknya aku akan tewas. Hubugan aku dengan Yana semakin intim. Suzie pula semakin hari semakin mencabar kejantanan ku. Isteriku pula Ju, seperti melepas tali kepada ku. 
Akhirnya aku tewas jua.  Semalam call dari JB memerlukan isteri ku untuk bereskan urusan kontrak jual beli lot tanah untuk pembinaan kondominium. Pagi ini dia berolak ke JB ditemani Suzie. Mungkin lusa baru balik. Aku pula kena handle tender sebut harga bagi projek landscap taman.  Jadi kedua-dua projek ini amat penting bagi syarikat kami. 
Di pejabat hari ini akulah bos, akulah second bos. Aku sedang berbincang dengan pembantu pemasaran, Yana turut sibuk membantu menyiapkan plan  landscap yang perlu dihantar besuk. Waktu kerja sebenarnya dah habis, perkerja bawahan semuanya dah meninggalkan pejabat. Tinggal aku, Yana dan pembantu pemasaran. 
Banyak lagi perkara yang perlu dibereskan. Jam sudah hampir jam 9 malam. Aku benarkan pembantu pemasaran pulang, cuma tinggal sikit lagi kerja-kerja yang perlu dibereskan. Aku tersandar di kurusi keletihan. Yana masih meneruskan kerja-kerjanya. Sekarang hanya tinggal kami berdua.
Setelah menikmati kopi panas yang dihidangkan oleh Yana, aku kembali segar. Yana memicit-micit bahu ku. Aku tarik Yana duduk ke atas riba ku, tangan nya memaut bahu ku. Mukanya dalam keadaan mendongak.  Midi singkat paras paha yang dipakainya  mendedahkan paha putih gebunya pada pandangan mata ku. Kami berkucupan sebentar. Tangan ku mengusap-ngusap pahanya perlahan-lahan. Mata Yana dah layu. Batang ku tegang menolak seluar ku dari dalam yang bersentuhan dengan punggung Yana. Tanganku terus menjalar ke pangkal pahanya. Yana  respon membuka lebih luas kedua pahanya. 
Kami masih berkucupan. Lidah Yana ku hisap lembaut.  Rabaan tangan ku bergerak ke atas dan berhenti di celah kelangkangnyanya. "Yusss.. cukup.... jangan pergi jauh tau." Dia bersuara menahan aku dari bertindak lebih daripada itu. Yana memang jinak jinak merpati. Aku terlupa syarikat ini milik isteri ku. Tapi burung sudah di tangan.
Aku tukar teknik. Tubuh Yana  aku rangkul dan kemudian baringkan di atas sofa pejabat . Aku kucup bibir Yana semula. Midinya terselak sedikit pahanya terserlah. Tangan ku pula menjalar ke atas buah dadanya. Aku usap dan picit-picit perlahan. 
"Yusss..  Jangan kuat sangat, sakit."  Dia bersuara bila aku ramas bertalu-talu. Butang baju Yana aku tanggal satu-satu, dan sudah nampak branya. Cangkuk branya aku tanggalkan dan lurut ke bawah. Buah dadanya tersembul keluar. Tanpa buang masak aku nyonyot dan jilat puntingnya yang dah keras keghairahan. Yana meregek , "Yussss aaaahhhhh..... "
Tindakan ku lebih agresif lagi.  Aku tanggalkan cangkuk dan zip midinya. lurut ke bawah dan tanggalkan terus. Kini tubuh Yana yang putih mulus hanya dibaluti seluar dalam sahaja.  Bibir ku aku pendapkan di pangkal paha sambil perlahan bergerak ke atas dan singgah ditundunnya yang masih lagi berbalut seluar dalam. Perlahan aku hulurkan lidah ku ke bahagian alur pantatnya.  Apabila tersentuh saja lidah ku,  Yana merengek lagi aaaaa....!!! aaaaaa.....!!! Aku terus pelbagaikan jilatan situ. 
Seluar dalamnya aku tarik perlahan. Yana tidak membantah. Aku tanggalkan seluar dalamnya. Pantatnya sudah terdedah keseluruhan tanpa pakaian lagi. Batangku pula menambah degree ketegangannya bila lihat pantatnya yang tempam itu. Tundunnya agak tinggi, bibir pantatnya bertaut rapat kiri dan kanan.
Hujungnya biji kelentiknya terkeluar sedikit. Alur pantatnya putih bersih kemerahan. Pantat gadis kadazan ini belum pernah aku usik lagi. Sambil menjilat pantatnya, aku turut membuka seluar dan seluar dalam aku sendiri. Batang ku terpacak keras. Mata Yana mencuri pandang menjeling-jeling pada batang butuh ku yang keras tegang.  
Aku minta dia pegang batang ku. "Emmmh.... kerasnya." Yana bersuara. Diusapnya perlahan dari pangkal ke hujung kepala. "Yana please...." aku minta Yana kulum batang ku. Dia menggelengkan kepalanya tak mahu. "Please...Yana !  Yana kulumlah sekejap aja...!"
"Tak mau le Yusss... Yana tak biasa macam ni." Batang butuh ku sekadar diusap-usap lembut. Tangannya yang lembut sudah cukup membuat aku kegahairahan. Perhatian ku masih di kelangkang Yana. Air pantatnya sudah banyak keluar. 
Operasi diteruskan lagi. Lidahku menjilat keseluruhan bibir, kelentik dan permukaan pantat Yana. Sekali-sekala aku masukkan lidah ku ke alam lubang pantatnya yang sikit terbuka bila pahanya dikangkang lebar. Terangkat-angkat punggung yana beberapa kali menahan keghairah yang amat sangat. "Aaaaa.....!!! aaaaa Yussssss.... nikmatnya Yusss.....! Oooo teruskan Yus...!" Aku perhebatkan lagi dan mempelbagaikan jilatan. Air pantatnya bertambah banyak.
Punggungnya terangkat beberapa kali. "Yus i tak tahan niii.... Tolong Yus. Please.... please ....!!!" Aku lihat mata Yana terpejam layu, nafasnya tak keruan lagi. Ghairahnya dah memuncak. Menyerah dan pasrah. Hanya menunggu respon dari aku seterusnya. 
Aku sedar inilah detik dan masa yang terbaik untuk dapat pantat Yana. Aku mula celapak ke atas sofa.  Aku kangkangkan paha Yana lebar. Dia menurut sahaja.  Posisi aku berada di kelangkang nya melutut. Batang butuh ku yang dah lama menegang aku sentuhkan ke bibir pantatnya sambil mencecah alur lubang pantat yang sedikit ternganga. Aku usap biji kelentik dengan batang ku. 
"Please Yuss... Please...!!!" Yana merengek meminta batang butuh ku segera disumbatkan ke dalam lubang pantatnya. Aku pun tekanlah perlahan-lahan. Kepala dan takuk dah masuk sikit hinggakan bibir pantat Yana turut terselak menelan batang butuh ku.  Aku  amat keghairahan. Batang ku yang dah masuk kepala tu aku tekan lagi.  Tapi tiba-tiba satu tindakan spotan dari Yana. Tangannya menolak-nolak dada ku. 
"Yuss...!, jangan kuat Yuss... sakit...!" wajahnya juga berkerut. Aku tarik balik batang butuh ku. Air pantat Yana semakin banyak. Kali ini, aku ajah-ajah dipermukaan lubang pantatnya. Kemudian, dengan sekali tusukkan yang padu, batang ku masuk hingga ke pangkal. 
"Yuss.... sakiiiiit Yus...!!!" Bibirnya digigit menahan kesakitan apabila batang butuh ku lolos masuk ke dasar lubang pantatnya. Kedua tangannya cuba menolak dada ku. Tapi pada masa tu batang ku dah pun selamat terbenam.  Aku tarikkan keluar semula. Ada periksa keadaan batang aku tu. Ternyata ada kesan darah di pangkal batang aku. Rupanya masih virgin lagi gadis kadazan ni. Melerek aku tersenyum membanggakan perkara tersebut. Namun lepas tu aku masukan semula batang ku dan memulakan aksi sorong tarik. 
Kali ini tangannya memeluk erat tubuh ku. Mungkin sakitnya dah hilang dan yang ada hanyalah kenikmatan yang tidak terhingga. Rengekan sakit bertukar nada "aaaa...! aaaaa...! aaa...!" 
Berselang seli dengan irama sorong tarik batang ku ke dalam lubang pantatnya. Dalam kesedapan berkeluar masuk dan bersorong tarik, terasa ketat dan sendat lubang pantat Yana. Aku pun percepatkan lagi rentaknya. 
"Aaaaaa......!, yes! yess.. fuck me Yuss! Comon Yus. Comon. aaaa...! aaaaaa...! "Ternyata sakitnya dah hilang terus. Aku pun laju dan makin laju.  Kemutan pantat dara yang masih ketat itu lancari air pelicin yang keluar begitu banyak dari pantatnya.  "Oooohh, aaaaa.... coming...! I'm coming...!!!" Yana dah sampai kekemuncak klimak sambil aku perlajukan lagi hentakan. Giliran aku sampai ke kemuncak juga telah tiba.
"Ahhh....! aaaa...!!!" Ledakan air pekat ku terpancut ke dalam pantat Yana. Ketika itu kami berpelukan erat bagaikan satu badan. Aku pun perlahankan sorong tarik dan lepak di atas perutnya.  Sebelum bangun kami berkucupan seketika.  
"Yus, how if i got pregnent...?"  Yana mulai rasa kebimbangan. 
"Don't worry about i....! Kita kawin ajelah!" Jawab ku dengan penuh keyakinan.
Malam tu selepas makan malam aku hantar Yana balik ke rumah abangnya.Bermula dari sex pertama itu, Yana semakin ketagih. Pantang ada peluang, kami pasti lakukan. Tak kira di mana pun. 
Tak lama lepas tu, Yana dah mampu kulum batang ku. Kami dah cuba bermacam style. Dalam pejabatku dah ada set vcd. Selalunya kami menonton vcd dulu dan main sepertimana style dalam vcd tu. 
Aku memang ada niat nak buat Yana jadi isteri nombor dua aku. Tapi aku bimbang kerana isteri ku Ju lebih mahukan Suzie menjadi madunya. Ini yang problem sikit. 
Setakat ni perhubungan aku dengan Suzie masih macam biasa. Itu pun aku tak tahu sampai bila boleh bertahan. Sejak kebelakang ini, Suzie seperti benar-benar mencabar kejantanan ku. Semakin provok aku dengan pakaiannya yang sendat dan seksi. Kedang dia mengenakan gaun tidur yang jarang nipis tanpa seluar dalam . Bulu pantatnya pun aku boleh nampak dengan jelas. Aku pernah menegurnya. Tapi dia pula yang menyindir aku sebagai bukan lelaki tulin. Bukan aku tak mahu melayannya, tapi aku rasa dah cukup dengan ada Julia isteri ku dan spare part ku Yana Uyen. 
Malam tu, seperti biasa aku sedang menyiapkan kertas kerja plan pemasaran untuk tanah pesisiran pantai.  Pintu bilik kerja ku selalunya aku tutup tapi tak pernah lock. Apa nak dibimbangkan, inikan rumah sendiri. Isteri ku Ju bersama Su di bilik Tv. Aku tak tahulah filem apa yang mereka tonton. Selalunya filem hindustanlah apa lagi. Tiba-tiba pintu bilik aku di ketuk. "Masuk ajalah pintu tak berkunci." Aku mempersilakan masuk. Rupanya Su, dia cuma bersuara dari luar. 
"Bang Yusss." Su sengaja merengek manja. "Kak Ju panggil sekejap."  "Ok. Ok."  Jawab ku ringkas. Aku tinggalkan kerja ku dan terus dapatkan mereka di bilik TV.  Aku masuk duduk di sebelah Ju yang dah siap berpakaian tidur. Su pula dengan gaun tidurnya yang amat jarang dan nipis. Duduk di atas lantai yang berkapet. Rupanya Vcd  yang sedang dimainkan adalah Vcd blue. Adegan jilat menjilat dan kulum mengulum.  
Pelakun lelaki berkepala botak dengan perempuan negro. Pelakunnya taklah mengacam sangat, tapi batang butuh lelaki tu besarnya mak datuk. Saiz panjangnya hampir 10 inci, besarnya macam sarung torchligth everyday  saiz sel besar.  Hebat sungguh batangnya. Bila batang saiz xxl itu masuk dalam pantat perempuan negro, bunyi volume Vcd macam menjerit. 
"Su larat tahan ke saiz besar tu?" Aku bersuara, bila ku lihat Su serius tumpukan perhatian pada Vcd yang dimainkan. Batang aku pun dah mula tegang. "Alaaa... besar lagi pun Su tak kisah." Sahut isteri ku.
Ju, hanya tersenyum. "Su nak menonton yang live punya."  Aku prokvok Su. "Ok, Bang Yus dengan Kak Ju berlakun sekarang."  Su pun segera matikan punat Vcd dan menghadap kepada aku  "Su nak joint pun boleh...!" Kata isteri ku.
Aku terperanjat dengan pelawaan isteri ku. "Bang Yus yang jual mahal." Su macam merajuk. "Ok Su.... Malam giliran kamu." Isteri ku Ju, lansung tak ada perasaan cemburu. "Kak Ju bantu ye." Su hampiri aku. Kain yang aku pakai dilondehnya. Aku biarkan saja. Su pegang batang ku yang dah keras ghairah dengan adegan Vcd tadi lalu dikulum dan dinyonyotnya. Hujung lidahnya nakal mencuit-cuit saluran kencing ku.
"Sedapnya Su.....!" Aku keghairahan. Isteri ku Ju hanya melihat sebagai penoton. Aku selak baju tidur Ju, aku tarik kangkangnya rapat dengan mulut ku. Aku mula menjilat pantat Ju.  Ju membiarkan sahaja tanpa respon.  Aku beralih pula kepada Su. Gaun tidurnya aku selak, senang sahaja aku dapat jilat pantat Su sebab dia tak pakai seluar dalam. 
Isteri ku Ju, cuma sekadar mengusap batang ku  Dia yang tolong tanggalkan pakaian Su. Su dah telanjang bulat. Buah dada Su menjadi sasaran tangan ku, aku usap dan ramas semahunya. Su tidak membantah. Pantatnya pun aku terus jilat. 
"Aaaaa..!." Su merengek kecil. Su baring atas lantai dengan pahanya terbuka. Aku segera bercelapak di celah kelangkangnya. Tanpa buang masa, aku halakan kepala butuh aku ke pintu lubang pantatnya. Masuk saja batang butuh ku ke dalam lubang pantat, Su merengek "Ohhh... Yuss! Sedapnya Yus...!" 
Ju isteri ku, menjadi penonton adegan kami. Lebih kurang 5  minit aku ubah posisi. Su seperti merangkak. Pantatnya dah basah berair. Su terpaksa pula melayan aku pada posisi doggie style. Cukup cergas pantatnya membuat kemutan demi kemutan. Tujuh lapan kali aku sorong tarik butuh aku ke dalam pantatnya.
Kemudian aku minta nak main buntutnya pulak. "Su...! Yus main buntut Su...!" Su aggukkan kepalanya. Aku pun cabutkan butuh aku keluar dari lubang pantatnya dan  pegang batang ku menghala ke lubang buntutnya. Bila dah ready, aku tekan terus hingga ke pangkal.
"Ooohhhh.....! Nikmatnya ohhh...!!! Ju pun turut membantu dengan menolak punggungnya setiap kali aku sorong tarik butuh ke dalam lubang buntutnya. Aku tukar posisi lagi, kali berbaring pula. Su tekan dari atas. Lubang pula bertukar silih berganti. Sekejap lubang pantat, sekejap lagi pula lubang buntut. 
Style bertukar lagi. Tangan Su pegang penyandar kerusi dan dia sedikit membongkok. Aku terjah pantat Su daripada belakang. Aku semakin agresif, sorong tarik diperhebatkan. Ju isteri ku membantu dengan menekan  punggung ku. 
'Aaaa.....! Yus...!, aaaa.... aaaa sedapnya Yus...!" Su merengek kuat bilamana dia nak capai klimak.  "Aaaaaaa ohhhh emmh.....!!!" Aku perlajukan lagi sorong tarik,  dah tak tahan. 
"Aaahhhh......!!!" aku terpancut di dalam lubang pantat Su. Ju, isteri ku menarik keluar  batang butuh ku dan dihalakan ke mulut Su. Su nyonyot dan jilat rangkus. Aku keletihan. "Bang, nak Ju buatkan air?" Isteri ku bertanya dan melangkah keluar. Tinggal aku dan Su yang belum masih bertelanjang bulat. 
Bibir Su menguntumkan senyum puas. "Bang Yus, Su baru lepas pusingan period. Harap-harap Su hamil selepas ini. 
Rupanya aku telah terperangkap dengan planning isteri ku dan Su. Mungkin inilah pengorbanan murni seorang isteri untuk mendapatkan zuriat. 
Ya, tepat sekali seperti yang telah mereka rancang. Akhirnya Su menjadi isteri kedua ku. Isteri pertama ku Julia mendesak supaya aku berkahwin dengan Su. Kami tinggal di rumah yang sama tapi berlainan bilik. Tapi kekadang tu kami main bertiga gunakan salah satu daripada bilek tersebut. Aku dan Ju berkerja, sementara Su menjadi suri rumah sepenuh masa. Selepas dua bulan berkahwin, barulah Su disahkan hamil. Aku rasa cukup gembira kerana bakal menjadi ayah di samping memiliki dua isteri yang cantik dan taat.
Gadis Sketeri ku Yana Uyen masih kekal berkerja di situ tapi dah dinaikan pangkat sebagai pegawai kewangan syarikat. Sketeri aku yang baru adalah seorang lelaki.
133 notes · View notes
thehmovement · 4 years
Text
Dua Lobang 1 Malam
Aku Rizal, 24 tahun, jatuh cinta dengan seorang janda, Rubiah, 34, tak ada anak - seorang setiausaha di pejabat sama blok dengan aku ni. Kami bercinta dan setelah mengenal hati budinya, dan kisah silammnya, setelah dekat setahun aku pun melamarnya. Bukan main suka lagi Ruby. Keluargaku pun bersetuju setelah ada bantahan sebelum itu - maklum lah aku ni ‘bujang teruna’ kata mereka dan tak patut aku cari janda pulak. Tapi janda pilihan aku tu macam anak dara… mereka tak kenal dan belum berjumpa lagi dgn Ruby…
Walaupun majlis itu sederhana, ramai juga ahli keluarga kami yang datang, tambhan lagi keluarga Ruby sendiri dah besar - 6 adik beradik, aku ni 3 beradik saja… Ruby, kakak yang tua dan yang lain semua perempuan, cantik2 belakan macam Kak Long mereka, kecuali yang bongsu saja lelaki - masih di tingkatan 3. Yg lainnya dah bekerja dan di kolej inst pengajian tinggi. Adik Ruby, yang nombor dua Lisa juga seorang janda, 32 tahun, tapi dah ada dua orang anak….kami semuanya mesra belaka… meriah lah malam tu… usik mengusik dan bergurau senda mereka adik beradik, dan saudara sepupu yang lain…. mengusik usik kami masa makan malam tu… pendek kata meriah lah di rumah Mak Ruby di kampung tu.
Malam pertama tu, setelah tamat majlis yang sederhana di rumah maknya, pada jam 11mlm, kamipun beredar ke bilik pengantin. Bilik yang paling besar di rumah kampung tu, satu je bilik di sebelah atas tu, bilik2 lain di belah bawah.
Bilik Pengantin tu cantik berhias, dengan bunga, wangi2an… perabot baru, cadar baru, carpet baru, semua baru lah. Aku yang masih teruna ni, tak lah teruna tulen, dah ada yg lain memegang dan hisap konek aku ni dulu (tapi tu cerita lain)….bagiku teruja lah sangat, kami semasa becinta, ada juga pegang2 dan kissing, tapi setakat had 20km se jam je, tak sampai terbabas pun…. malah nampak pun belum lagi di bahagian dalam nya.
Aku melangkah masuk dahulu, lepas Ruby masuk je, aku pun menutup pintu… kami pernah bergurau yang Dia akan aku dukung masuk dan letakkan atas katil.. macam ala ala filem star Hollywood pulak… hehehhe… tapi, tak kesampaian begitu … kami masuk dan aku lihat Ruby renang tersenyum…
Aku pulak tak lah gementar sangat, agak tenang dan teratur langkahku. Aku tahu, dia pun tahu, malam tu lah kali pertamanya kami akan mengadakan hubungan sex, dan memadu pernikahan kami ini. Aku tahu, yang Ruby ada pengalaman, walaupun dah menjanda 5 tahun, suami menceraikannya setelah dia ke luar negara menyambung pelajarannya. kata Ruby, sebab jauh dan lama sangat ditinggalkan… begitu lah.
Aku terus ke meja, membuka baju melayuku, ada singlet lah, dan Rubi pula di almari baju mencari baju tidur.
“Abang… ” mula Ruby.
“Ye Bi…” aku jawab. Memang ‘Bi’ utk ‘baby’ juga tu. Menoleh ke belakangku.
First time aku nampak belakang Ruby. Bajunya dah ditanggalkan, cuma bra saja…. bra hitam… belakangnya putih melepak, lagi putih dari kulit tangan dan mukanya. Aku perhatikan sambil aku menanggalkan seluar…bernafsu horny aku ni….
“Malam ni… kali pertama kita ni, ” dia menoleh padaku seketika. Menjeling sikit. Manja …. Baju dipegangnya di dada. Ruby pusing dan “Ruby nak rasa nikmatnya bersama abang.” dia senyum malu2… aduhhh memang aku dah keras dah ni… malam pertama!
Aku pun memakai kain, dan duduk di birai katil. Memandang isteriku menyalin pakaian, pakaian yang akan aku buka nanti… Dia senyum memandangku. Diletaknya pakaian tidurnya itu, aku ingat baju tu, aku yang beli, 'utk malam pertama’ kataku. Dia pun melorotkan zip di tepi kainnya, mennanggalkan dengan perlahan lahan…. melepaskan jatuh terus ke lantai. Peha kakinya sungguh seksi… berisi sikit …ermmm… panties merah! aku kena sabar… ini mlm pertama… jgn gelojoh, tak lari pantat ni… isyy!
“Abang…. Bi nak rasa malam pertamakita ni suatu keseronokkan bang…. bagi kita.” Rubi mengadap aku… hanya dengan bra dan panties seksinya …. berdiri depan aku, tak ada lain yg melindungi body seksi Rubi… dia senyum manja… membuat aku keras saja… normal la aku ni.
“Ye Bi, abang pun nak begitu… nak merasa nikmatnya kali pertama ni…” kataku, walaupun aku tahu dia janda, dan bukan anak dara, tak akan berlaku lah 'pecah dara’ dan ada kesan darah, 'reaksi terkejut melihat batang lelaki tu boleh membesar dan lembek mengecil’ dan lain lainnya… (reaksi ni memang ada - ada perempuan yang tak tahu batang tu kecil dan boleh membesar!!!)
Rubi tersenyum, nampak kegembiraan di mukanya… lalu dia menanggalkan bra dan pantiesnya perlahan lahan depan aku. Aku perhatikan tetek Bi yang akan aku ramas dan hisap… nyonyot… aduhh pantatnya di trim cantik… nampak liang pantatnya. “Abang suka?” manja menjeling…
“Suka sangat Bi… suka sangat.” aku kata… dan mengurut urut batang keras aku.
“Bi pun suka batang keras abg tu… hihihi!” dia memuncung pada batang aku yg dah keras ni.
“Bi nak batang ni masuk dalam pantat Bi malam ni kan?”
“Ermmm… nak bang… dan nak hisap sekali… dalam mulut Bi ni bang…” jawabnya manja. Aku bertambah stim dan keras… kalau nak cepat2 la mandi… aku dah tak tahan ni!
“Kat sini bang…. tengok ni bang!: kata Rubi menggosok gosok tundun dan liang pantatnya… pantat bini aku, pantat aku la…
“Ermmm… Bi… mari lah sini …. ” aku dah tak tahan…
“Bagi lah Bi mandi dan wangi2 dulu bang…. baru best abang nanti….” jawab isteri aku ni… manja dan cukup sabar… pandai buat aku nak kan dia… “Bi bau masam la bang… berpeluh tadi…” katanya lagi lalu mencapai tuala mandi, dan melangkah ke bilik mandi. Aku stim.
Isteri baru ku tu masuk ke dlm bilik mandi… berkemban, “Bang.. lepas mandi ni, abang nak Bi pakai yang mana? ada dua yg abg belikan ni… hitam? atau merah?” katanya senyum , nampak manja… ada sikit sundal… semua ada lah… dan aku suka semuanya yg ada pada Bi.
“Pilih lah Bi, bagi abg surprise… hehehe!” aku tawa kecil , ada bunyi nakal sikit! Terdengar air shower di buka… “Bi nak bersih2 dan wangi2 dulu, abang.” katanya senyum. Aku tahu dia nak cuci sikit badannya tu, mungkin nak letak wangian… atau cuci cipap dia tu… hehehehe!!
Aku pun baring, dengan membantalkan lenganku, memandang ke siling… teringat akan satu malam dulu, masa ber dating. Keras tegang konek aku masa tu, baru saja dapat kucupan sikit di bibir… malam tu aku teringat yang Ruby meraba pehaku, dan aku pula dapat menyentuh buah dadanya, tapi da pakai baju dan bra lah… isyyy! itu pun dah tegang keras dah… ini kan pula, kejap lagi… dapat aku sentuh semuanya, dalam keadaan telanjang bogel tanpa 'seurat benang pun’… isyyy!!!
Konekku bergerak gerak dalam kain pelekat ni, menanti isteriku yang akan aku tiduri buat kali pertamanya…yang akan aku masukkan konek keras aku ni ke dalam lubang cipapnya tu…apa rasanya ye? Betul ke sedap sangat macam err… macam… yang ditonton dalam vcd2 lucah tu?
Terbayang pulak aku, akan vcd dan clip video porno yang aku tonton… dan mms gambar2 video clip budak2 Felda dan minah2 rempit yang entah sesiapa yg hantar padaku tu! Bukan aku yang beli vcd2 tu, tengok kawan punya lah… itu pun ramai ramai tengok! Nak stim pun kena usik! Pegang konek pun kena usik! Kena sorak! Kena kutuk! Macam2 lah kawan2 di rumah bujang dulu! hehehehe!
Aku pasti yang body isteriku ni, memang macam pelakon2 porno tu, aku tengok memang mantap sangat… buah dadanya masih tegang, dan agak besar juga… tapi memang baka kot, semua dalam family dia ni, macam tu je bentuk badan mereka, berisi sikit… tak gempal lah…
Hmm… dan cipapnya… hai cipap, aku pun tak tahu nak kata apa ni…nak bayangkan macam mana pun tak reti… dah tengok dia mengangkang nanti baru lah tahu, kan? ye tak? Macam pantat ratu2 porno tu ke? Hehehehe!!! stim jugak menunggu ni… mesti sexy Ruby bila dia pakai salah satu baju tidur yang aku belikan tu, khas utk malam pertama begini lah… ada dua pasang aku belikan, siap dengan panties yang tali tu… dan yg satu tu ada lace… Hmm… memang stim dah ni, menunggu je dah stim, belum kena sentuh lagi, atau kena hisap! Tanganku merayap ke batangku… dah tegak! Hmmm… nak selindung apa pulak, bukannya ada orang lain lagi dalam bilik ni…
Baru saja Bi keluar, pintu biilik diketuk. Dengar suara. “Bang? Bang?” aku pun bangun membuka pintu, tanganku menutup ketegangan di celah kangkangku ni.
“Ohh Lisa?” Lisa ni adik Rubi yang janda tu. “apa hal?” aku tengok Lisa, dia, er, dia sexy nak mampus! Pakai pulak baju tidur yang aku belikan utk Kakak dia? Isteriku? kenapa pulak dia yang pakai? atau dia ada yg sama?
“Mak bagi ni hah… utk abang dan akak.” kata Lisa…terseipu sipu Lisa.
“Oh air mineral! terima kasih Lisa… ada rasanya dalam bilik ni..” aku jawab, memandang pada Lisa, tetek macam nak terkeluar dari baju tu… ternganga juga aku dibuatnya.
“Yang ni lain bang, kata Mak…” senyum menawan Lisa padaku.
“Ye lah… lain apa nye ye?” aku mengambil dari tangannya, tapi masih memandang dia dari atas ke bawah… peha nampak gebu… oleh kerana baju tu nipis, aku nampaklah panties yang dipakainya.
“Entah Lisa pun tak tahu, mungkin utk abang dan kakak malam ni lah… hihihi..” ketawa Lisa.
“Errr….Lisa ni…” aku teringin nak bertanya kenapa dia memakai baju tidur pink Kakaknya tu?
“Lisa tahu, abang nak tanya pasal baju teddy ni kan?” nampak hilang senyuman Lisa, berganti dengan muka masam sikit. “abang jangan marah lah…”
“Ye lah… cakap lah…” aku nak tahu sangat, kenapa Lisa pulak yang pakai baju ni khas utk Ruby!
“Biar Lisa masuk jap…” lalu dia masuk dan duduk di katil. “Macam ni Bang… dua hari lalu Kak Bi datang ke bilik Lisa, dia nak pandangan Lisa je… yang mana lebih sexy.” Lisa senyum padaku, dia duduk, tapi oleh kerana baju tidur tu pendek sangat, maka aku nampak lah apa yang di celah kangkang Lisa tu… aku memang dah keras…
“Hmmm… ” aku tak tahu nak respond macamana bila berdepan dengan seorang pompuan yang berpakaian sexy di depan aku ni, duduk di katilku, pada malam pengantinku, dan pompuan ni bukan isteriku! adik iparku! (Kau org yang baca ni , tahu ke nak cakap apa?)
“Tapi bang, panties ni…” dia menunjukkan pantiesnya padaku pulak?
“Err?” aku nampak, Lisa mengangkangkan pehanya… panties berenda, yang brwarna biru dan ada riben putih di tengah2 tundunnya tu dan di tepi.
“Ini bukan panties yang abang belikan Kak Bi tu… cuma baju je yang Lisa pakai ni sama dengan apa yg kakak ada, juga panties macam ni.. yang tali kat tepi pinggang ni…” Lisa sengaja je menunjukkan apa yang ada di bawah pinggangnya… Lisa menarik baju tu ke atas… nampak pantiesnya… budak ni! Seksi lagi dari wife aku!! aduhh!
“Orrrrr…” aku nampak macam tatu 'kupu kupu’ kecik sepasang, di pangkal peha kanannya…. betul2 di tepi tundunnya yang tembam tu…
“Tapi cantik lah bang, pandai abang pilih, sexy giler utk Kak Rubi… mesti best lah abang… Lisa nampak pun memang abang dah sedia sangat tu…” jarinya menunjuk pada depan kan aku tu… Oh? Tegang menegak macam khemah kawin depan aku. Aku capat2 tutup dengan tangan. Lisa senyum nakal …
“Eh? Lisa niii!” aku kata. dgn nada sedikit marah.
“Lisa pergi dulu bang ye… anak2 Bi dah tidur dah tu, akak tunggu dalam bilik mandi tu kan? Selamat malam bang… enjoy yourself puas puas bang!” Lisa datang memeluk ku dan mencium pipiku. “Lisa suka la akak dah kawin balik!”
Dia memandang pada ku, dia pakai contact lens coklat, sama dengan warna rambutnya yang di dye nya. “Buat baik2 bang eh? Kak Bi tu dah lama sangat tak kena tu…hihihihi!!” kata Lisa yang terus menyentuh batang keras aku! Terperanjat aku! Lisa bangun senyum. “Wow! Keras mcm kayu jati bang!” Dia bangun, melangkah keluar… punggungnya yang nampak nak koyak panties tu… macam mengamit gamit aku pulak… “Lisa rasa abang dah selalu buat ni… tapi dia tu dah lama la bang… bertahun dah tu.” kata LIsa.
“Apa?”
“Kak Bi tu… dah lama tak dapat tu bang! Mesti bagi dia puas bang!” dia ketawa kecil dan aku perhatikan adik ipar seksi aku keluar… “err.. selamat malam Lisa…” itu saja yang dapat aku katakan. Dan Lisa pun keluar bilik. “Buat baik baik bang… Kak Bi dah nak sangat tu… dah lama tunggu…” Dia senyum dan mengenyit mata pada ku, semasa dia di pintu!
Keliru dan confused aku sekejap. Apa yang baru berlaku 5 minit tadi tu? Lisa, adik iparku, juga janda, masuk bilik bawak mineral water dan dia pakai baju tidur sexy yang sama mcm aku belikan utk kakaknya… dan tayang body! Bukan tu saja, tayang cipap dia lagi, dan tetek dia yang menggunung besar tu? Tegang aku dibuatnya, tapi aku keliru! Stim juga… tapi masa dia masuk tu, aku mmg dah stim pun, tapi kenapa pulak aku rasa stim sangat ni?
Lima minit kemudian, Rubi isteriku keluar dari bilik mandi …tiba2 hilang bayangan dan imej Lisa yang sexy tadi tu….. tumpuanku kini pada isteri ku yang sah… “Jangan padam lampu Bi.” aku kata. Aku nak puas2 pandang tubuh sexy isteriku ini. aku tengok dia pakai baju tidur yang hitam… mana mana pun memang sexy pada ku…
“Malu la bang… ” kata Rubi senyum….
“Nakal eh? Apa nak malu kan….memang kita kan tengok body masing2 malam ni… dan kita akan madu asmara sayang Bi.” kataku. Terperanjat jugak aku boleh kata maccam tu… entah mana datangnya ayat puitis tu!
“Hihihihi!!!! ” ketawa Rubi dan dia datang rapat padaku… aku duduk di katil , dan dia betul2 di depanku… aku cium perutnya dulu… dia ketwa kecil kegelian. Tanganku di sisinya, dan tangan Rubi di bahu dan di tengkokku… menarik kepalaku ke depan… dia nak aku kucup cium dulu tubuhnya sebelum yang lain. Aku cium dan jilat seluruh perut dan naik ke dada teteknya…. Rubi mendesah….bibirku bergerak dari tetek ke pusat dan ke sisi pula… di pinggang…. tanganku dah bergerak ke buah dadanya… aku ramas2 manja…. memang best, boleh tahan lagi tegangnya… “Ohhh bannnggg!!!” keluh Rubi isteriku.
aku ramas lah… apa lagi kan, memang ini yang aku tunggu lama ni… hanya kain nipis saja yang menghalang kulit kami bertemu… aku gesekkan tapak tanganku ke puting kanannya dulu….. “Hmm….Ohhh!!!” mengeluh kesah Ruby. Gesek, gosok dan ramas puas… ramas manja… memang tak rugi aku ni.. kenyal dan puting tegang… panjang sikit, takkecik… ye lah, tak pernah kena hisap… Lepas ni aku nak hisap puting kau, isteriku…
“Ohhh banggg.. lemah lutut Bi bang….” kelohan Ruby…
“baring sini… mai…” kata ku. Mata kami bertentangan… dia yang menarik dulu pandangannya… aku tahu dia sedikit malu lagi. Betul kata Lisa, dah lama tak dapat… eh? apa pulak aku teringatkan si Lisa ni? ada yang baik depan aku ni…?
Ruby baring… pehanya yang gebu tu naik sebelah… tersingkap kain baju nitie tu … aku di sebelah, aku pandang dari atas, lagi mata kami bertentangan… tangan ku menguapkan helaianrambut nya. Rambut Rubi pangan melepasi bahu… tapi semua adik2nya pun macam tu… Lisa pun macam tu juga… aiks? apa pulak yang imej Lisa yg sexy tadi tu masuk dalam secene ni?
Aku sapu2 kan mukanya… dahinya… mengngetepikan helaian rambut yang menutup sedikit dahi dan mata Rubi… “Hihihi… malu la bang… abang pandang macam tu…” kata Rubi. Pangkal dadanya macam nak selambak terkeluar dari top nitie tu. Kembung… best… memang ini lah sebabnya aku belikan baju ni…
“Tak perlu malu dengan abang Bi… kan abang akan punyai tubuh mu ni… selama nya…” kata ku berbisik.. dan aku tunduk… rapat … tanganku di sebelah lengannya… kami kucup. Batang aku keras melintang terhimpit dengan body isteriku. “Hmm…” bunyi suara Ruby. Kami kissed memang bernafsu… lidah kami bertemu… lamanya kami tak kissing macam ni… sejak bertunang dulu, tak pernah kiss mcm ni lagi… 3 bulan…
“Ohhh!!! Banggg… basah abang buat Rubi..” kata katanya yang pertama selepas kami berkucupan tadi. tangan aku kembali ke buah dada nya… aku ramas… batang aku yang keras tu menyondol nyondol pinggang Ruby.
“Abang dari tadi dah keras dah…” aku kata memberi senyuman. Hmm… masa Lisa masuk tadi pundah keras… Oh? Lagi imej Lisa masuk dalam kepala aku ni!!!
Tangan aku turun ke bawah, kami masa bertentang mata… ke bawah, ke cipap Rubi…yang masih ditutupi panties hitam string… “bang… jilat Bi kat situ, bang…Ohhh!!!” kata Rubi yang dahbasah tadi. Jari2 ku turun di situ dulu, di alornya… memang dah basah alor ni…
“kejap lagi lah, abang nak puas puas tengok Bi dulu… dari sini… dan raba raba Bi…” kataku.
“Hmmm…. banggg… air Bi dah kuar banggg!!!” Rubi terketar ketar sedikit danpehanya mengepit jari2 ku… “Ohhhh banngggg!!! Ohhh!!!” mendesah Rubi… dan dia mengalami klimaks kecilnya dulu…
aku tahu pompuan akan basah kat situ… dan akan selalu capai klimaks dulu. jari2ku mula bergerak kembali ke alor cipap Rubi. masa tu lah aku merasa kali pertama tangan Ruby menyentuh konek aku… “Ohhh Bi…” aku pulak bersuara .
Dia tersenyum dan bergerak gerak sepanjang konek aku yang terpacak tu… dia kemudian menggenggam dengan perlahan. “Penuh tapak tangan Bi bang… gemok batang abang ni…” kata Rubi pertama kali menyentuh konek aku, dia kata batang? Ye lah, bantang la tu… dah keras macam batang, kalau kecik lembek, konek je… ok lah tu. Tapi gemuk? Hmm… dia dah mula buat perbandingan tu… dengan batang suaminya dulu ke? Ye lah dia janda, sama macam Lisa… Isssyyy!!! Lagi lagi imej Lisa masuk ke dalam minda aku ni…. ganggu je lah..!
“Ohhhh Bii… pandai Bi gosok dan buat macam tu lagi Bii…” aku pulak merasa nikmatnya bila kali pertama 'batang’ aku digenggam dan diurut urut macam dia buat tu. Tak apa lah, aku dahtahu isteriku ada pengalaman, seorang janda, aku tahu tu, awal lagi aku dah tahu… dia jujur… walaupun macam anak dara, dia bagii tahu aku dulu… takkan lah dia tak tahu nak buat macam tu, nak bagi 'suaminya’ dulu tu kenikmatan sex? kan? aku pun terasa nikmatnya… aduhhh best betul biii…macam Lisa juga, seorg janda juga… itu sebab dia nakal semacam je denganabang iparnya, dia boleh kangkang macam tu… di atas katil pengantin ni? belum kakak dia kangkang, Lisa dah buat dulu… alamak! balik2 imej Lisa yang masuk kepala aku ni, imej Lisa terkangkang pulak tu…isyyy!
Jari2 ku masuh lagi di alor cipapnya… 'kat situ’ kata Bi. Memang aku nak jilat kat situ… nak jilat puas puas…. kata geng kat pejabat yang dah kawin tu, ada byk pengalaman tu, 'kau jilat je Zal… mesti dia lemah punyer.’ Macam2 aku diusik mereka minggu lepas… sebelum aku ambik cuti panjang. 'Lepas tu kau masukkan je…’ Aku ingat lagi apa kata mereka tu.
'kau nak kawin dengan Ruby tingkat 11 tu? Untungnya kau Zal!!! Body mantap montok tu… janda lagi! Untung kau Zal!’ , 'tahniah Zal! Kau dapat jugak dia eh. Puas aku mengorat dulu tak dapat!’ kata kawan2 di pejabat. jari2 ku masih di alor basah Ruby… dia mendesah sepanjangan… sedap lah tu.
Aku cium lagi bibir isteriku dan aku alihkan posisiku. Kini aku di celah pehanya… aku tolak kain nitie tu dari pinggangnya ke atas… Rubi mengetap bibir menunggu aku membogelkannya… dia senyum… aku pun balas senyuman isteriku yang sexy ni, di bawah aku ni… kain dah aku tanggalkan, Rubi nampak batangku kali pertama… “Hmm… betul teka Bi bang, batang abang gemuk! Dia senyum…”
“Hehehehe!! Batang Rubi juga tu… ” Rubi tersenyum…..
“Rubi punya kan bang? Dan bukan orang lan punya kan?” kata Rubi menggatal dengan suaminya, aku. Aku senyum dan bergerak nak menanggalkan pantiesnya. Dan dengan kerjasama Rubi yang mengangkat punggunnya sedikit aku melorotkan panties nya….aku terbau wangian di tundunnya… tundun Rubi di cukur di sebelah tepi.. tapi di tengah2 ada satu garisan bulunya yang saja ditinggalkannya… “Cantiknya tundun Rubi ni…” aku puji jagaan Rubi. Memang cantik pun, macam ratu2 porno dalam vcd2 tu lah… aku jatuhkan panties hitam tu ke bawah.
“Hmm…cantik ke bang… pantat Bi tu?” dia senyum lagi, menarik sangat padaku… Pantat? Pantat katanya… ok lah, pantat lah…
“cantik sayang…. memang macam ni Bi jaga dari dulu?” aku letakkan tapak tanganku di atas tundunnya dan aku tekan sedikit dan aku lorotkan ke bawah… mengikut alor cipapnya….. alor pantatnya yang dah lama basah.
“Ye bang… macam ni lah pantat Rubi, tapi malam ni specialla sikit, Rubi …Ohhhh banggg!!!” keloh Rubi sebelum diahabis menjawab… sebab aku melorotkan jari2ku kebawah… menggesel alor pantatnya.
“Ohhh abangggg!!! sensitif kat situ bangg…” kata Rubi mendesah. dan aku mula menjolok jariku masuk.. sebelah tangan lagi meramas ramas buah dadanya…dengan jari telunjukkyu aku menjentik jentik puting Rubi sebelah kiri… jari tangan sebelah kanan dah masuk… basah lecin dan panas… aku jolok… “Ohhh banggg… ahhhh!!!” aku teruskan menjolok dan setiap kali aku tolak masuk, ibu jariku mengena bijik kelentit Rubi. lama jugaaku buat begitu, dari satu jari dah menjadi dua… sambil melutut di celah kangkangnya , aku meraba meramas buah dadanya dengan tangan kiri, dan menjolok2 dengan jari2 tangan kanan.
“Ohhh banggg kat situ banggg!!! Laju lagiii!!” aku mengikut kehendak Rubi, aku nak bagi dia puas dulu… sebelum batang gemuk aku ni masuk… Rubi menggigil dan kedua duatangannya meramas buah dadanya… diramasnya kuat, takut aku menlihatnya, diramasnya kuat betul… dia klimaks tu… aku teruskan menjolok dua jariku… ke dalam lubang pantat isteriku.,… sampai dia klimaks. aku perhatikan Lisa dengan pejammata mengerang dan mengerang, lebih kuat pulak tu suara dia mengerang…pasti ada yang mendengarnya, maklum je lah, dinding katu papan!
Aku tarik jari2 ku keluar sebaik saja dia menggigil mencapai klimaks tadi… dan saja aku perhatikan, ini kali pertama padaku. Setelah aku lihat Ruby tersenyum memndang aku…buka matanya, aku pun rapat dan mengucupnya. “Terima kasih bang…”
Selepas tu aku pun memberi salam dan terus masuk ke dalam lubang pantat Rubi, memang dia tak dara lagi, sama macam Lisa, alamak!! aku ni kena fokus lah!!! dan aku terus saja masuk, Bi mengerang dan aku masuk sampai ke tahap maksimum batang aku boleh masuk, “Ohhhhh bvanggg!!!”
“Ohhh Rubi…ketat nya… sayang !!!” aku tujah keluar masuk dan masuk keluar, aku angkat kaki Ruby dan aku masuk dengan pantas dan lebih dalam lagi. Ini semua membuat Rubi mengerang tak henti henti. “Ketat pantat kau ni Rubyyy!!!” aku ulang dan ulang. Sensasinya tak boleh nak aku bayangkan.. ini kali pertama aku masuk ke dalam panta seorg pompuan…. dan dia isteriku Ruby.
Kali pertama tu tak lama, aku tak tahan dikemut dan dikepit begitu… dan aku pun pancutkan kat dalam “Ohhhhh!!! Rubiii!!!” aku mengerang masa aku lepaskan maniku ke dlam lubuk pantat isteriku…
“Banggg!! panasnyaa…” balas Rubi… “banyaknya banggg!!! cepat kita dapat anak ni…” senyum puas Ruby ku. Aku biarkan batangku di dalam, nak rasa kemutan pantat isteriku tu….
“Ohhhh Bi… puas abang, Bi… Ohhh!!!” kataku dan aku rasa batangku dikemut2 Ruby.
“Banyak mani abang… cepat kita mengandung ni bang….” kata Rubi manja… kami kissed….
Aku tunduk dan rapat pada Rubi, masa aku tunduk tu, aku terampak lampu kecik merah berkelip kelip, aku pandang lagi…. dan ke depan lagi, batang aku menjolok dalam lagi… Rubi mengerang sedap… “Ohhh banggg dalammnya…”
Aku tengok? Eh? Ada camera video di kepala katil…? lampu merah yang berkedipan tu, merakam tu? tadi aku tak perasan… lampu pun terang… tak nampak lah… memang sah itu kamera video… dan aku boleh agak yang itu adalah kepunyaan Lisa. tak kan ada org lain masuk, selain kami berdua saja….
Kami kissed dan aku baring di sebelah Rubi memikirkan Lisa yang sexy tadi , adik iparku, dah letak kan Vcam… dan mindaku berfikir utk apa dia rakam aku dan kakaknya mengadakan sex? nanti aku akan cari jawapannya. “Bang… best tak bang?”
“Abang puas Bi, best! Sedap betul body Bi ni…” kataku… tangan ku masih di body sexy Ruby… bermain main, janganlah nak aku jemu kat body sexy isteriku ini…aku berdoa perlahan lahan dalam hati.
“Hmmm… I love u bang…” kata Rubi memeluk aku, kemudian dia terus ke batang aku yang masih lagi tegang tu, dihisapnya… aku mengerang dan mainkan buah dadanya… “Ohhh biii…. ” aku mengerang bila batang aku di kolom dan dijilat Ruby.
Ruby menghisap dan menjilat… pandai mahir isteriku ni… Ada kawan kata, 'janda mesti best lah… pandai semua, hisap batang lagi pandai!’ aku pernah dengar kata2 salah seorg dari kawan2 di pejabat.
Semua janda mahir ke menghisap batang ni? Lisa mahir juga tu? Teringat lagi aku pada Lisa, sedang isteriku menghisap dan menjilat batabngku ni, aku boleh terkenangkan imej adiknya? Tak betul aku ni!!!
Telor aku dimain mainkannya, ramas2 manja… aduhhh best betul dia menghsiap… dilepaskan kepala takok ku, “bang… nanti Rubi trim bulu abang ni ye… ” jari2nya bermain main di situ… “kat sini panjang la bang… ” dia menggunakan jari2nya menyentuh kawasan yang nak ditrimnya itu. Hmmm isteriku nak trim bulu aku…. hihihi… dan terus aku menikmati blow job darinya.
“ye sayang….” aku jawab, dan Rubi meneruskan menghisap batang ku sehingga la aku terlena. Pandai isteriku menghisap batang. “semua janda pandai hisap batang lah’ kata2 kawanku terngiyang ngiyang di teligaku… aku ngantok… aku mimpi malam tu yang Lisa datang masuk bilik, masa kami dah lena, dihisapnya batang aku… sampai keras sangat dan terpancut aku… kami tidur bogel malam tu…
Aku tak sedar yang aku dah terlena… aku terasa batang aku dihisap dan dijilat… ermmm memang sedap - pandai Rubi menghisap batang pelir aku… Hisap lagi Bi… Masa aku rasa nak terpancut tu aku buka mata, aku tersedar dari tidur, alamak! Bukannya aku bermimpi, memang betul batang aku dihisap, tapi oleh Lisa, adik Rubi, Dia tersenyum mengolom kepala takok aku… sedang menghisap batang aku dari tepi katil. “Syyy bang!!” katanya… memberi isyarat supaya aku diam… Lampu utama dah dipadamkan, Rubi yang padamkan kot, aku tak sedar bila aku terlena, dan bila pula dia tidur… aku terlopong sekejap. Aku raba di sebelah, aku terasa peha Rubi. “Hmm… tidur bang, esok k?” suara Rubi… dan dia lena semula…kepenatan.
Lisa langsung tak lepaskan batang aku, dia terus menghisap dan menghisap… tak peduli dia yg kakaknya ada tidur di sebelah aku… aku pulak, serba salah… membiarkan saja!!! salah aku ke ni?
“Banggg syyyy! bagi la Lisa air mani abang sikit..” bisiknya, dia naik ke atas dan bisik ke telinga ku. Aku nampak dia tak pakai baju… topless je… aku main2 kan tetek besarnya… eh apa aku ni? apa aku buat ni? raba tetek dia pulak ni? tetek adik ipar aku yg baru ni?
Lisa senyum nakal. “best kan bang… tetek Lisa… besar sikit dari kakak punya.” katanya mengodaku… aku takdapat nak kata apa apa…
Aku duduk, dan dia menyambung menghisap aku… “Abang nak ke toilet lah…” aku kata. Aku bangun dan Lisa mengikut ku dari belaakang. “Eh? Lisaaa… dah lah, pergi balik bilik Lisa lah… tidur ok?” aku bisik! aku takut Rubi terjaga. Aku pandang ke arah Rubi yang bogel masih lena… kepenatan kena seks dan kepenatan hari pernikahan…
“Bang… bagi lah Lisa rasa sikit, Lisa jealous lah… dengar kakak dapat malam tadi…” adik iparku mengikut ke bilik mandi…
“abang nak buang air lah…” aku kata. Dia masih rapat… dah bogel pun… memang dia se cantik dan se seksi Rubi… cuma dia lebih muda, tapi masih lagi tua dari aku dari segi umur… aku 24 dan Lisa 29.
“Biar Lisa tolong bang…” kata Lisa. Dipegangnya batang aku yang masih besar tegang tu dan dihalakan ke toilet bowl. Aku perhatikan yang dia ni, gian sangat dah ni? “Abang… ini rahsia kita, ye?” kata Lisa… mtanya ke batang aku mengacukan ke mangkok toilet…
“Lisa? Ni malam pengantin abang dan kakak kau. tak baik tahu kau datang macam ni… bogel…lagi?” aku kata…
“Dan hisap batang suami baru akak Lisa lagi…hhihihi!! dan abang pun diam jer tadi masa Lisa hisap …hihihihi!” kata Lisa , celaka betul Lisa ni. Sudah je aku kencing, Lisa yang melalukan air ke batang aku… dicucinya batang aku… digenggam dan dibelek beleknya… dia curahkan air mencuci kepala takok aku… aku kembali keras… tak dapat aku kawal lagi dah masa tu…
“Lisa dah lah….. ok? abg nak tidur lah, kau pergi tidur ye, nnt pagi esok kita buat tak tahu je ye? Buat seperti yg perkara ni tak berlaku langsung? ok?” aku cuba nak rasionalkan pada Lisa. Mampus aku kalau insiden ni diketahui. Ini skandal serious ni!
“Abang, abang fuck saya di sini… kalau tak saya jerit!” Lisa memegang bahuku. Tapi dia tak lah nampak garang dan marah… sebab aku tahu yang dia gian sangat nak kan aku.
“Ok…macam ni, Lisa. Kali ni je ok? dan abg tak janji akan pancut malam ni… abg baru je tadi dgn Kak Rubi…” aku mengalah… bukan lah sebab sey sangat sebab tak mahu ada masalah masa tu, bayangkan akalu ada yang terjumpa kami dalam bilik mandi tu? atau Rubi masuk dan terserempak dengan kami yang dah bogel ni? mampus aku!
“Lisa, Janji tahu? Malam ni je…ok?” aku tengok muka Lisa, sexy menarik…
“Terima kasih bang. Baik bang…. Lisa janji. Tapi…” LIsa memeluk aku. Buah dadanya melempap di antara body kami… berisi best je… macam 36C je ?
“Tak ada tapi tapinya lagi lah…” aku bertegas, walaupun aku tahu aku akan dapat pantat Lisa bila bila masa je …
“Kalau LIsa gian lagi bang… abang je tempat Lisa mintak tolong.” Lisa manja berbisik pada telinga ku. tanganku meraba punggungnya… macam isteriku je…
“Lisa, kita ni sama sama dah dewasa ok? waras kan? Kita nak tengok kakak Rubi dankeluarga ni aman dan bahagia kan?” aku rasionalkan padanya lagi.
“Ok lah bang… Lisa mengalah… abang menang.” bunyi macamnak merajuk je. “Tapi abang fuck Lisa dua kali ye? Lisa nak dua kali pancut!” katanya.
Aku buka shower dan aku tanggalkan seluar dalam Lisa. Pussy cukur… “tak ada lagi la… sekali je malam ni…”
“Hmm… abang , fuck LIsa bang… masukkan bang… LIsa nak rasa bang…” aku pun tonggengkan Lisa di bawah shower tu, air suam panas. Lisa memang cantik, bulat punggung berisinya… dan aku pun masukkan batangku , terus masuk ke dalam. Aku tewas dengan godaan manjanya… Lisa memang penggoda licik dan lucah sekali! “Ohhh!!! Banggg!!! Besar gemuk abang punya …ohhh!!!” keloh Lisa.
Aku paut pada pinggang ramping Lisa, aku tarik, dan aku tujah. Padu masuk batang aku… memang pantat Lisa ketat, dah lama tak kena batang…. Dia menonggeng, dan tetek nya yang besar yang aku geram kan tu, berbuai buai… Tetek yang besar tu aku ramas ramas bila dia tegak berdiri…
“Ohh bang! Dalamnyer? Ahhhh!!!” aku tujah dalam dalam, membuat Lisa lagi mengerang. Lisa mengerang dengan menutup mulut…. menonggeng, sebelah tangan di mulut dan sebelah lagi menapak ke dinding… menahan tujahan aku.
“Perlahan lah mengerang tu Lisa…” aku henti menujah pantat kecik Lisa. Walaupun punggung besar dan dah ada dua org anak, pantatnya masih legi ketat, 'under used’ lah ni… Kenapa lah cantik2 dan sexy2 macam ni dah jadi janda… buta ke suami mereka ni?
“Sedap bang… lama dah tak dapat banggg!!! Abang tak sayang ke adik ipar abang ni… ?” kata Lisa . Celaka punya adik ipar! Tadi gertak aku, sekarang ni nak 'sayang-sayang’ pulak? Bila dah masuk batang aku baru lah nak 'sayang sayang’? Alahai… sedap pantat kau Lisaa oi! Aku tujah je la…
Lisa menonggeng lebih rendah lagi, tangannya mencapai lantai… aku terasa batang aku masuk menlengkung…. aku tujah juga … “Ohhh bangg!!” keluh Lisa… aku paut pinggangnya kuat dan aku tarik, berlepak lepak bunyi punggungnya berlaga dengan peha aku…. memang padu aku bagi Lisa ni…. dia yang nak… aku kasi jer lah.
Lagi Lisa mengerang lain macam jer, aku tahu dia klimaks. “Ohhhhh mmmphhhh!! Banggg!!” erangan Lisa tenggelam sikit bila dia menutup mulutnya sendiri… aku terasa kemutan kemas sekali dari pantat Lisa ni… adik ipar janda aku ni.
Aku cabut batang aku dari pantatnya, aku pusingkan Lisa, dan aku tegakkan dia, aku sandarkan Lisa ke dinding tiles bilik mandi kami tu… aku nampak mukanya, wajahnya memang sedang menikmati klimaks…. aku kucup bibir Lisa…. aku sedut lidahnya… tangan aku meramas ramas tetek besarnya… memang tegang puting Lisa masa aku gentel2 …. dia mengeluh… dalam suaranya… aku tahu air birahnya sedang meleleh keluar…
“Ohh banggg!! Sedappnyer banggg!!! Puasss nyer Lisaa bangg!!” keluh Lisa… aku stim dengar keluhan manja macam tu… lama aku bujang tak dapat aku jumpa macam peristiwa malam ni… malam pengantin aku ni… dua pantat adik beradik yg seksi cantik dah aku fuck… aduhh …
Aku rapatkan muka aku ke mukanya…. “abang belum puas lagi Lisa…” aku jawab… dan aku nampak sedikit senyuman dengan matanya yang kuyu tu.
“Puaskan diri abanggg… fuck me banggg! Buat Lisa apa yg abg sukaaa…” keluh Lisa macam sundal betul….
Aku angkat kakinya sebelah dan letakkan atas kolah… tangan aku ke pantatnya…. kami masih bertentangan lagi… aku tahu bibir pantatnya terbuka… kaki sebelah naik… aku rapatkan batang aku…. “Bagi Lisa masukkan banggg….” dan Lisa memegang batang aku dan dimasukkan ke bibir pantatnya… aku tolak.. nampak matanya terbeliak dan mulutnya ternganga… seksi sungguh Lisa masa tu….
“Ermm… banggg!!” keluhnya bila aku masuk sikit… telur aku diramas manja… dibelai dengan batang aku masuk dan masuk… mulutnya terbuka lagi… dan bila seluruh batang aku dah masuk… aku terasa dia melepaskan nafasnya…. “Ohhh bangggg!!! Sedapppnyerrr… sedap bang…. Lisa nak batang abang selalu bangggg arghh!!” aku dengar tu… aku buat tak tahu jer… Lisa dah mula nak mungkir janji , kami janji tadi , hanya sekali saja malam ni…. aku pun keliru juga… kepala kata jangan, hati dan batang aku kata… fuck je pantat Lisa ni… dia yang nak bagi!
Aku sodok dan tujah ke atas sikit… terangkat punggung Lisa… dan aku pun terus saja tujah dan tarik… memang sedap… pantatnya masih basah licin… batang aku entah macam mana malam ni…. keras benar… besar keras… dan aku pun tujah kuat2… teteknya bergegar gegar… memang tumpuan aku masa tu, aku ramas kasar dan aku hisap satu satu puting tegangnya….. warna coklat… aku hisap dan sedut… Lisa mengemut ngemut…. aku tujah dan tarik….
Lisa mengerang kuat lagi… aku tutup mulutnya… dan dia klimaks lagi,aku tak peduli, aku tujah juga.. dan kami berkucupan…. kami berdakapan… teteknya penyek dicelah kami berdua… terasa aku puting2 tegangnya di dada aku… aku ramas punggungnya… Lisa berdengus masa tu, kami kiss dan kiss…
Harap Rubi tak dengar erangan Lisa. Aku fuck dengan baik dan laju tadi, dah pandai sikit sebab dah ada pengalaman tadi bersama Rubi. dalam 10 minit saja aku pun pancut! “Ohh Lisa… abang nak pancut dah niii…!!” aku bisik!!
LIsa cepat2 dia menoleh dan melutut “Kat muka Lisa banggg!!” dia mendongak dan menganga menunggu mani aku. Matanya pejam….panjang bulu mata palsunya… makeup masa kenduri pun tak tanggallagi… terasa macam aktres cerita porno pulak Lisa ni. Dan aku pun pancut! Tak lah banyak sangat tak macam pertama kali tadi… kali kedua aku pancut dengan Lisa… melebihi dari isteri baru aku! Tewas aku…! Tewas pada godaan adik ipar baru aku ni!!
Lisa senyum… “Ermmmm!! Terima kasih bang… ada lagi air mani abang… hehehe!” Dia menghisap batang ku selepas das terakhir aku lepaskan… lidahnya menjilat jilat batang aku. Amat nikmat betul dapat pancut kali kedua malam tu…. satu di dalam pantat si Kakak, satu lagi di muka si adik! Kalau kawan2 di office tahu ni, ada yang pengsan ni!!!!
“Lemak masin bang…hehehe!” Lisa membersihkan batang aku yg masih tegang keras tu.. dan mukanya… habis bersih mani di mukanya. Dicolek2nya dengan jari dan dimasukkan ke dalam mulutnya… mengicap jari si janda muda ni! Dia senyum, memangnya cantik sexy… tapi tak ada yang nak.
Lisa berdiri… senyum kepuasan jelas di mukanya. Kami berpelukan, “Abang tak nak Lisa datang malam2 macam ni lagi!” aku kata, tegas… ada bunyi marah sikit.
“Ye bang…Lisa tak akan buat lagi dtg malam2… abg tak suka ke body Lisa ni…?” tanya Lisa. Senyum sundal nya menyerlah… dia memberi isyarat lah tu yang dia nak lagi! Berapa hari aku di sini? di rumah kampung Rubi ni?
“Errr… suka… suka.” aku jawab. “Memang la suka, body macam artis… ” aku kata. “…tapi ni salah Lisa! Faham tak? Ini last tahu?” aku tegas kembali. Batang aku masih dalam tangannya - membelek belek batang aku yang masih keras tu…
Senyum Lisa, “Lisa sayang lah kat abang. Abang ipar Lisa yang baru ni…. Lisa faham bang…” Lisa mengucup aku.
“Kalau nak selalu, Lisa cepat2 nikah, tahu?” aku nasihat. Dia menghadap pintu, aku tepuk punggung nya…pejal kenyal… aduhh! Apa yg dah aku lakukan ni? Aku dah lepaskan monster seks maniac yang mungkin akan meruntuhkan perkahwinan aku ni!! Aku dah mula fikir yg bukan bukan…
“Aww! bangg! Nakal eh?” disapu2nya punggung bulatnya itu…. dia berseloroh dengan aku.
“Cepat2 kawin tau?” aku ulang nasihat aku lagi… memang untung dapat dua pantat seksi ni… kalau la kawan2 ofis aku tahu ni… mesti ada yg takpercaya ni!
“Alaaa, abang kan ada… ni…” dia memegang batang aku. “Ni Lisa nak pinjam kakak punya ni. Bukan selalu bang…Ermm!” dia mengoda aku lagi… manjanya Lisa ni…. batang aku ni, kakaknya punya, dia nak pinjam? aduhhh!!! “Sesekali je bang… please ok?” manja dia merayu aku.
“tak boleh la Lisa…. pergi tidur, ok?” Lisa nampak masam muka… dia perlahan lahan memakai panties, nampak rekahan pantatnya… licin tak ada bulu! aduhh! Teteknya berbuai buai masa dia bongkok menyarung panties seksi nya tu…. dan kemudian mengenakan tuala , menutup body dia yang sexy tu…berkemban.
“Dan satu lagi, video cam tu? Tape nya abg nak. Tak leh tengok tau?” aku kata.
“Apa bang? Video cam mana pulak ni bang? Bukan Lisa punya lah… ” balas Lisa berbisik dan dia pun keluar dari bilik kami tu. Aku pandang ke arah isteriku, melihat agar Rubi tak terjaga. Diamasih lena, dalam posisi seperti tadi juga. Reda sikit hati aku… dia tak perlu tahu semua ni… mampus aku nanti!
Aku cuci badan sikit… dan naik semula ke katil…aku capai video cam kecil tu, aku OFF kan. Tape 3 jam? Hmm… siapa lah punya ni.. kalau bukan Lisa punyer, siapa pulak?
926 notes · View notes
Text
youtube
2 notes · View notes
millamilqu · 3 years
Text
Ibu merasa gagal, .. Bukan ibu yg gagal tapi aku .. Bukan karena aku punya uang, melainkan sedari dulu aku hidup tanpa papah... Papah ada, tpi dia jarang pulang paling sebulan sekali dan libur panjang anak sekolah..
Dulu aku sering dapat ranking masuk 3 besar, bukan karena aku pintar tpi karena aku mau belajar . . itupun aku lakukan supaya mama dan papa senang.. Setidaknya jika kakakku tak dapat aku harus dapat..
Sampai satu waktu namakulah yg sering di panggil "Mila sarmelia putri binti Didi Irsandi" tpi papah ku gada, yg maju mamah .. Sampe ada orang yg bilang "nama bapaknya sering di sebut tapi orangnya gada, orang jarang sekali mengenal papahku" .. Ibuku sedih saat itu.. Mulai tumbuh kekesalanku pd bpak..
Yg paling menyakitkan itu 2012 papah bilang "mamah ama papah udah pisang iyos jangan nakal yah" rasa hidupku hancur disitu.. Dengar gosip demi gosip bapakku nikah lagi dengan seorang janda nenek nenek .. Selang beberapa hari . aku sedang main, tiba tiba aku di panggil temanku namanya neneng ke kamar mandi mushola dia bilang Ibu ku sudah menikah lagi tapi aku gak pernah menyaksikan pernikahan mereka .. Aku nangis sendirian ... Aku tegarrr..
Ibuku sering di bawa suaminya, sampe aku tinggal berdua sama abangku, untung nya dlu ada Rani sama emak cami, aku sering nginep sama mereka.
Tak berpa lama kemudian ibu ku cerai dgn suaminya, ibuku bingung harus ngasih makan aku sama apa .. Kemudian ibuku di tawarin pekerjaan sebagai tukang masak di Alas .. Ibu ku ngeluh sekali, tpi dia harus kuat demi dua orang anaknya, aku tinggal berdua sama abang. Abangku kerjaannya main tiap malam aku bukain pintu buat abang. Dari stu aku belajar ngurusin diriku dan abangku, sampe aku gak sempet belajar.
Sampe akhirnya ibu bertemu orangjawa dan menikahi ibu, awalnya aku benci dan kesal ama bapak yg sekarang, ia tak setanpan papahku tapi ia baik dan tanggung jawab . aku ngerasa kehidupanku membaik, aku merasa punya keluarga lengkap dan aku masuk SMA tambah aku punya pacar yg perhatian dan dewasa Dia kakak kelasku, tpi hanya bertahan 1.5 tahun karena Dia menjemput takdirnya yang pasti bukan aku (proses disini begtu kelam), dan aku ttep sekolah fokus sampe lulus.. Sampe aku kerja, Sampe sekarang ia tak pernah meninggalkan ku .. Sampe terakhir dia bilang "klo kamu nikah kabarin aku yah, skali aku gak kamu undang?" Aku ingin kmu mendapat kan laki laki minimal setara dengan ku. Tpi aku ingin yg lebih baik dariku..
Dan pernah ada satu peristiwa saat itu aku kangen papah, aku ingin ketemu dengan nya sampe mamah nganterin aku, papah jemput aku di pasar rebo. Makanya aku klo inget tempat itu hati aku remuk inget mamah yg nangis, karena mmh suruh pulang lgi ama pph, tpi untungnya ada nenek ku di jakarta timur kmudian mmh pergi ke rumah nenek dan tinggal disana, 3 hari kemudian aku pulang ke rumah nenek rasanyaaku bahagia sekali melihat ibuku baik baik saja ...
Tuhan aku minta padamu cabut nyawaku sehari sebelum enggau cabut nyawa ibuku...
5 notes · View notes
hayaulfah · 4 years
Text
Sariawan.
Melewati hari Arafah hingga tasyrik berakhir, selama itu pula sariawan nakal bersemayam dibawah lidah, perih dan nyeri kalo kesenggol. Jangankan makan, bicara sedikit saja terusik. Pun kalau terpaksa harus keluar suara, makharijul hurufnya menjadi tadak jelas. Cadel, gremeng dan belibet sekali.
Kemudian ditengah-tengah pengerjakan silabus kajian yang baru kegarap ditemani sariawan yang setia, saya teringat laki-laki dari masa lalu. Bukan do'i juga bukan mantan. Namanya Musa 'alahissalam. Laki-laki itu dulu juga mengalaminya. Sulit bicara dan tidak fasih. Tentu saja bukan karena sariawan. Melainkan karena pembuktian dari kecurigaan Fir'aun. Lebih lengkapnya silahkan bisa baca Sirah. Jangan males. Saya sedang tidak ingin menceritakan Fir'aun yang gila, saya lebih tertarik untuk menyentil kita yang manja. Eh saya maksudnya hehe, nyari temen banget.
Saya, yang bergerak di lembaga dakwah sekaligus suatu pergerakan mahasiswa muslim di kampus. Seringkali mengeluhkan dan mendengarkan keluhan tentang tantangan yang semakin rupa-rupa, pergerakan musuh dakwah yang masif luar biasa. Lalu fasilitas yang kian berkembang, kemajuan teknologi melambai-lambai, melenakan lagi fana. Hingga kemudian banyak kita temukan kader dakwah yang loyo dan kehilangan semangat. Mungkin beberapa memilih menjadi kader manja dan banyak alasan.
Melihat sekaligus pernah merasakan berada pada kondisi ini, Seharusnya saat ini kita sangat malu bila dibandingkan dengan militansi yang ditunjukkan oleh para sahabat Radhiyallahu'anhu ajma'in apalagi Rasulullah Saw.
Lalu solusinya adalah hendaknya kita menumpang lorong waktu untuk menengok sejarah bagaimana orang-orang terdahulu bertahan. Tentu bagian lorong waktu itu hanya mengahayal, kita bukan jidan dan pak ustad yang memiliki akses. Oleh karena itu, kita diberi cermin dalam Al-Qur'an dengan kisah-kisah aktivis dakwah yang luar biasa. Salah satunya adalah Musa. Sang Rasul ulul Azmi yang berliku betul perjuangan dakwahnya dibawah LDK Bani Israil.
Kalo kita perhatikan kenapa nama Musa disebutkan paling banyak dalam Al-Qur'an. kurang lebih sebanyak 120 kali dimana nama Muhammad hanya disebut 4 kali. Jawabannya adalah, karena sosok Musa lah yang dijadikan oleh Allah SWT untuk melecutkan semangat Rasulullah Saw.
Coba kita bandingkan, Muhammad dan Musa. Yang satu sempurna, satunya lagi cacat lidahnya. Muhammad ialah sesosok yang fasih, dapat berbicara bahasa Arab yang paling fushah, dapat pula menirukan lahjah-lahjah. Tapi Musa tidak, ngomong aja susah. Padahal tugasnya Rasul adalah menyampaikan Risalah. Sampe-sampe Fir'aun bilang "memangnya Tuhanmu tidak punya orang lain lagi untuk diutus? Lah kamu ngomong aja susah kok ngaku-ngaku utusan Allah!" Sungguh berat sekali beban mentalnya Musa. Maka Rasulullah dimotivasi oleh Allah, "Musa yang tidak sempurna aja bisa. Hai Muhammad kamu pasti bisa lebih!"
Lalu yang kedua adalah tahriqot atau rekam jejak masa lalu. Muhammad itu Al-Amin. Orang semua kenal bahwa beliau adalah orang yang baik, jujur dan dermawan. Lalu Musa? Sebelum meninggalkan Mesir beliau pernah membunuh orang. Lalu kembali lagi dengan membawa risalah. Kebayang gimana tertekannya? Semisal membunuh di Mesir lalu menjadi nabi di madyan mah mending. Lah ini, tempat dia pernah membunuh sekaligus tempat yang kudu didakwahi sama. Lalu apa kata Fir'aun? "Oh ini pembunuh yang lari itu? Datang-datang ngaku aku utusan Allah. baguuss!"
Yang ketiga, Nabi Muhammad itu tidak punya hutang Budi dengan duri-duri di jalan dakwahnya. Tidak kepada Nazr bin Harits, Utbah bin Rabi'ah, abu Lahb, abu Jahal, abu-abu, apalagi abu janda. Sedangkan Musa? "Heh dulu kalo kamu ngga di pelihara keluarga kami udah mati broo!" Cemeeh Fir'aun. Kalo mau beralasan, banyak betul bahan alasan Musa untuk loyo.
Kemudian yang ke empat, Nabi Muhammad mempunyai Sahabat-sahabat yang luar biasa macam Abu bakar, Umar, Utsman, Ali, Abdurrahman, thalhah, Zubair dan lainnya. Lah Musa punya siapa? Harun! Satu doang. Itupun saat ditinggal 40 hari oleh Musa, kaumnya nyembah patung sapi Harun ngga bisa ngapa-ngapain. Stress ngga jadi Musa?
Mimpin kaumnya susah-susah. Susah betul. Susah banget. Dimana kaumnya udah diperlihatkan tangan bercahaya, tongkat jadi ular, tukang sihir dikalahkan, lautan terbelah, Fir'aun ditenggelamkan, Manna dan Salwa turun dari langit. Kemudian saat melihat kaum lain mempunyai sesembahan berhala, Bani Israil bicara pada Musa, "kok kita tidak punya sesembahan kayak mereka? Bikin dong". Lalu kata Musa "bal antum qoumun tajhalun, gebleeekkk!"
Stres betul kalo kita jadi Musa. Tantangan dakwahnya bukan ecek-ecek apalagi dibuat-buat alias buatan. Sampe sini Masih mau ngeluh dengan tantangan dakwah saat ini? -Sembari nunjuk pala sendiri. Bahkan tantangan terbesarnya justru adalah diri kita sendiri. Kemalasan kita, kebodohan kita, kita yang merasa sudah bergerak banyak, kita yang bahkan kurang dekat dengan Siapa yg kita sembah. Lah gimana mau ngajak orang mendekat, saat jarak kita dengan Sang Pencipta masih amat sangat jauh.
Lagi-lagi ayook tadabbur. Banyak harta Karun berserak dari kisah masa lalu. Supaya kita belajar dan dapat mengambil pelajaran. Muhammad pun ditarbiyah dengan kisah. Banyak sharing, banyak diskusi, supaya tau perjuangan Abang-abang dan mba-mba kita dulu juga banyak. Heh yang susah bukan kita doang.
Walahu 'alam.
3 notes · View notes
makassar-infota · 4 years
Photo
Tumblr media
Efriza Yuniar alias Yuyun, perempuan berusia 45 tahun yang berprofesi sebagai guru sekolah dasar di Desa Marga Rahayu, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten, Banyuasin, Sumatera Selatan, ditemukan tewas di dalam bak mandi rumah. Kapolres Banyuasin Ajun Komisaris Besar Danny Sianipar mengatakan, saat ditemukan rekannya hari Kamis (9/7) siang, jenazah Yuyun telanjang bulat. "Saat itu, tubuh korban dalam kondisi telanjang, tangan dan kaki terikat tali rafia, serta tubuhnya dimasukkan dalam ember bak plastik berukuran sekitar 60 sentimeter," kata Danny seperti dikutip Suara.com dari Riauonline.co.id, Sabtu (11/7/2020). Setelah menerima laporan dalam kasus ini, polisi langsung melakukan olah TKP di rumah korban. "Polisi juga melakukan pencarian bukti-bukti dan menginterogasi saksi di sekitar rumah korban," kata dia. Berdasarkan pemeriksaan sementara, korban yang diketahui berstatus janda tanpa anak itu dibunuh. Selang sehari sejak penemuan mayat, Jumat (10/7), polisi meringkus Ardiansyah, pemuda berusia 18 tahun yang menjadi pembunuhnya. Tak hanya itu, setelah ditangkap, terkuak fakta baru bahwa pelaku lebih dulu memerkosa korban sebelum dibunuh. Dendam Motif di balik aksi keji Ardiansyah ternyata adalah dendam. Pelaku mengakui, korban adan gurunya semasa SD. "Pelaku ini mantan anak didik korban saat SD. Sudah lama memang, tapi masih ada dendam," kata Kapolsek Muara Telang Iptu Gunawan. Berdasarkan hasil pemeriksaaan, kata Gunawan, tersangka pernah ditegur korban karena ribut di ruang kelas sewaktu SD. Tersangka dikenal nakal dan jahil terhadap teman-teman wanita di kelasnya. Sebelum melancarkan aksinya, Ardian kerap mendatangi rumah korban yang ada di kompleks sekolah. Ia beberapa kali datang untuk melihat situasi dan mengintip ketika korban mandi. "Pelaku sudah tahu situasi rumah korban. Karena hasil keterangan dia sudah sering mengintip korban saat mandi," katanya. ➖➖➖➖➖➖➖➖➖ Follow media parnert kami : @makassar_info_viral @makassarhitskekinian @makassar_receh @makassarupdateterkini @mks.update @halu_idn @sulawesihitskekinian SC: Kompas.com - #mksinfo #makassarinfo #makassarterkini #makassarinfo #mksinfo #marosinfo #kejadianmakasssar #infokejadiankotam https://instagr.am/p/CCf5Vvtnhjh/
3 notes · View notes
Text
JANDA & GADIS MELAYU NAKAL🔞
✅JANDA BOLEH❗❗❗
✅GADIS BOLEH❗❗❗
Follow & Support🙏🙏🙏
https://t.me/gadismelayunakal18
14 notes · View notes