Tumgik
#hilyah kamilah
hilyahkamilah · 1 year
Text
Catatan Malam Minggu #54
Berada di fase hibernasi. Melakukan kegiatan-kegiatan santai, seperti membaca dan menonton.
Bagiku, menonton sama halnya seperti membaca. Sama-sama penting, sama-sama bisa mendapatkan Insight.
Entah itu menonton film, YouTube, atau sekedar Reels dan Tiktok. Toh mereka hanyalah media, isinya bisa kita pilah-pilah.
Aku memperhatikan beberapa video YouTube tentang morning routine. Ada banyak sekali, juga banyak versi jam bangun tidur dan aktivitas pagi hari.
Menariknya, rata-rata mengikuti gaya bangun pagi Robin Sharma, jam 5 pagi. Lalu memulai kegiatan dengan meditasi, olahraga, baca, atau belajar.
Beberapa ada yang bangun jam 6 atau jam 7 pagi. Itulah pagi, bangun lebih cepat dari biasanya. Kegiatannya pun sama seperti orang-orang yang bangun jam 5 pagi.
Kemudian para muslim-muslimah bangun lebih pagi lagi. Jam 3.30 atau jam 4.30 pagi. Tentu saja ada yang berbeda dengan aktivitas mereka. Memulai hari dengan Tahajud, tadarus, kemudian shalat subuh. Kemudian melakukan kegiatan yang sama dengan yang lain. Olahraga, baca atau belajar, sarapan dan lainnya.
Lalu ternyata aku menemukan ada yang lebih pagi lagi bangunnya. Bahkan bisa kita sebut masih dini hari.
Seorang pembuat roti di Jepang sudah mulai beraktivitas dari jam 2 pagi. Wow. Jadi ingat di buku Ikigai, pergi pagi-pagi untuk mencari ikan yang lebih segar.
Aku pun ingat pedagang sayur dekat rumah, jam 5 pagi selepas subuh sudah buka warung sayurannya, dan beliau baru saja pulang dari pasar menjelang subuh. Bisa jadi ia mulai beraktivitas pagi hari sejak jam 12 malam atau jam 1 pagi.
Ada orang-orang yang sedang berjuang membangun produktivitas pagi hari dengan memulai konsistensi kebiasaan. Ada yang bangun pagi karena sudah menjadi kebiasaan dan kewajiban. Ada juga memang sudah menjadi bagian pekerjaan, bagian kehidupan.
Setiap orang punya alasan mengapa mereka harus bangun lebih pagi. Hasilnya pun ya memang mereka mendapat keuntungan dari bangun lebih pagi.
Tidak ada keraguan dari perintah Allah dan Rasul-Nya. Di antara isya sampai sepertiga malam adalah waktu tidur terbaik. Dan pagi adalah waktu yang dipenuhi keberkahan.
Tangerang, 25 Februari 2022.
4 notes · View notes
shirajoko · 3 years
Photo
Tumblr media
Gambaran Qiyamu Lail Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu "Dahulu aku bertetangga dengan Umar bin al-Khaththab, maka aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih baik daripada Umar. Sesungguhnya malamnya dihabiskan dengan shalat, dan di waktu siang dia berpuasa dan memenuhi kebutuhan orang-orang." (Al-Abbas bin Abdul Munththalib) ===================== 🔰 Gambaran Qiyamul Lail Umar Bin Khattab RA ◆◇ Umar masuk Islam dalam keadaan kuat, berhijrah dalam keadaan kuat, dan terbunuh dalam keadaan kuat. ◆◇ Setan takut kepadanya, Hurmuzan gemetar karena melihatnya dan dinasti Bani Sasan hancur olehnya, ◆◇ Dalam Hilyah al-Auliya', Al-Abbas bin Abdul Munththalib berkata, "Dahulu aku bertetangga dengan Umar bin al-Khaththab, maka aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih baik daripada Umar. Sesungguhnya malamnya dihabiskan dengan shalat, dan di waktu siang dia berpuasa dan memenuhi kebutuhan orang-orang. ◆◇ Dalam kitab Madarijus Salikin, karangan Ibnul Qayyim telah disebutkan, dari Zaid bin Aslam, dari bapaknya, bahwa pada suatu malam Umar bin Al-Khaththab melaksanakan shalat sebanyak yang dikehendaki oleh Allah, hingga manakala tiba di akhir malam, dia membangunkan keluarganya untuk shalat, dia berkata kepada mereka, "Shalat... Shalat...!" Kemudian dia membaca ayat ini : وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِا لصَّلٰوةِ وَا صْطَبِرْ عَلَيْهَا  ۗ لَا نَسْــئَلُكَ رِزْقًا  ۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَ  ۗ وَا لْعَا قِبَةُ لِلتَّقْوٰى "Dan perintahkanlah keluargamu melaksanakan sholat dan sabar dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik di akhirat) adalah bagi orang yang bertakwa." (QS. Ta-Ha : 132) ◆◇ Dalam Al Bidayah wa an-Nihayah, Ibnu Katsir berkata, "Umar mengimami orang-orang melaksanakan Shalat Isya', kemudian dia masuk ke rumahnya, maka dia terus-menerus shalat sampai fajar." Wallohu'alam 📚 Sumber : Kaanu Minal Laili Maa Yahja'uun 🍂🍂🌼🌼🍂🍁🍂🌼🌼🍂🍂 ==========☆☆☆============ ═❁💰SEDEKAH KUTUB💰❁ ═ 💰 Bank Muamalat (kode bank 147) atas Nama Komunitas Tahajjud Berantai ☎ Syiar Dakwah – No.Rek : 3180005019 atau melalui MAK bagi yg sudah mendapatkannnya 📱Konfirmasi : https://wa.me/6285749376876 (B (di Dpd Kutub Blitar) https://www.instagram.com/p/CNkGm0esCoJ/?igshid=wzb904m3onfg
0 notes
hilyahkamilah · 1 year
Text
Catatan Malam Minggu #55
"If it were easy everyone would do it."
Kalimat tersebut adalah permulaan newsletter yang dikirimkan oleh Matt D'Avella, seorang YouTuber yang gemar membagikan tips produktif dan menantang dirinya untuk melakukan suatu perubahan. Konten-kontennya sering menginspirasi aku untuk membuat berbagai macam tantangan membuat kebiasaan baru.
Aku setuju. Jika itu mudah, semua orang akan melakukannya.
Nyatanya membuat kebiasaan baik baru itu sulit. Apalagi kalo ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru, sebelumnya kita sudah melakukan hal-hal yang lebih buruk.
Makan makanan seenaknya di lidah, tanpa memikirkan konsekuensi ke organ tubuh. Sekarang memilih makan yang bikin enak kinerja organ tubuh, tidak sekedar memanjakan lidah yang hanya beberapa detik itu.
Melakukan kegiatan suka-suka, tanpa memikirkan konsekuensi. Rebahan sepanjang hari, tanpa memikirkan bahwa ada amanah anggota tubuh yang harus dibawa gerak.
Sekarang, minimal sadar. Bahwa hidup bukan sekedar hidup, ada banyak yang harus dijaga dan diperjuangkan. Misalnya diri sendiri dan organ tubu di dalamnya, hati dan jiwa juga perlu dirawat.
Memulai itu sulit. Istiqomah pada kebaikan jelas sangat sulit.
Tapi bukan tidak bisa. Pilihannya mau memilih jalan yang sulit itu, yang hanya sedikit orang mau memilihnya. Atau ya pilih aja yang tidak sulit, meski tanpa kita sadari ada kemungkinan 'hukuman' di kejauhan sana.
Aku menyadari dalam proses ini kadang aku merasa lelah dan jenuh. Aku sering melakukannya hanya untuk memenuhi target dan menggugurkan kewajiban, tanpa memaknai proses perubahan yang aku lakukan.
Faktanya, ketika aku jenuh dan lelah kemudian aku meninggalkan kebiasaan-kebiasaan baik itu dalam beberapa hari. Aku sadar, bahwa ini bukan sekedar memenuhi kewajiban, tapi benar-benar aku membutuhkannya.
Contohnya, bangun lebih pagi. Terbiasa bangun jam 3.30 atau jam 4.00 kemudian baru 2 hari aku bangun jam 5.30 bahkan jam 6.00 membuat aku keteteran menjalani hari. Dan ketika kesulitan menjalani hari itu bikin stres dan banyak tanggungjawab yang ditinggal begitu saja.
Dengan melakukan beberapa kebiasaan secara konsisten juga membentuk body clock atau jam biologis dalam 24 jam.
Berlelah-lelah dalam membentuk kebiasaan sampai tubuh dan jiwa terbiasa.
Kalau sudah terbiasa, habit baru itu bukan lagi sebuah tantangan. Sudah menjadi bagian hidup. Barulah kita mencari makna.
Terkadang kita hanya perlu memulai saja meski kita belum mengetahui 'mengapa saya mau melakukan ini' karena ya ketika kita mau berubah, kita sudah punya alasan. Walau belum memiliki alasan kuat. Juga belum menemukan manfaat dari habit baru.
Semangat berproses pada kebiasaan baik. Semoga lelah menjadi Lillah.
Tangerang, 4 Maret 2023.
5 notes · View notes
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #51
Kembali lagi dari hibernasi yang cukup lama. Benar-benar gak tau mau menulis apa, rasanya ya sepertinya ga ada yang mau dibahas. Mungkin karena ga ada pemantik juga. Akhirnya semua hal hanya berputar-putar di pikiran.
Tapi sebenarnya masih tetap produktif kok. Baca buku, nonton, dan memperhatikan apa yang sedang viral juga seru kok. Seperti melihat sesuatu dengan sudut pandang orang lain.
Dari beberapa kejadian belakangan ini jadi belajar banget tentang mempersiapkan mental, ilmu, empati, dan lainnya.
Berita tentang kericuhan, tentang KDRT, tentang bencana, tentang iklim yang semakin kacau, sampai tentang ancaman resesi.
Kita tidak pernah tau apa yang akan benar-benar terjadi di masa depan. Meskipun beberapa hal bisa diprediksi secara pasti dengan beberapa teori. Tapi apakah prediksi akan terjadi masih sebuah rahasia, atau prediksi itu menjadi nyata cepat atau lambat. Kita hanya bisa mempersiapkan diri. Banyak membekali diri.
Buka mata, buka hati, buka pikiran. Melihat lebih luas, mendengar lebih banyak, berdoa tak pernah putus.
Semoga sehat sehat aja ya. Aamiin.
Tangerang, 15 Oktober 2022
5 notes · View notes
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #52
Pada catatan malam minggu kali ini aku hanya ingin mengeluarkan unek-unek saja. Ada beberapa hal yang membuat aku banyak berpikir.
Beberapa kali menonton video YouTube dari beberapa content creator atau Youtuber Indonesia yang awalnya mereka sekolah atau berkarya di luar negeri tapi tiba-tiba pulang ke Indonesia lalu menjadi full time content creator.
Bukan suatu masalah sebenarnya. Karena memang rezeki itu bisa ada di mana saja dan mungkin saat ini rezeki mereka melalui konten yang mereka tampilkan dan usahakan. Aku tahu memang bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Apalagi memang lebih banyak cuan ya kalau mereka sudah mendapatkan adsense atau kerjasama marketing lainnya.
Tapi menurutku memang agak disayangkan, karena mereka sendiri sebetulnya punya privileged secara keilmuan, relasi dan pengalaman yang bisa memberikan impact lebih kepada masyarakat Indonesia.
Seperti halnya penelitian, karena kita kekurangan peneliti (scientist) untuk banyak bidang keilmuan. Padahal di masa depan hasil penelitian itu akan sangat bermanfaat. Kita juga membutuhkan tenaga ahli untuk mengelola banyaknya anugerah kekayaan alam. Kita butuh seseorang yang bisa membuat perusahaan yang banyak membuka lowongan kerja atau mengelola BUMN. Kita butuh seseorang yang kegiatannya bermanfaat untuk masyarakat dan bukan sekedar hiburan.
Aku melihat sekarang banyak content creator Indonesia pulang menjadi full time content creator kontennya tentang entertainment atau hiburan. Sangat disayangkan ya karena mereka sebetulnya punya kesempatan lebih untuk berbuat banyak kepada masyarakat Indonesia.
Tapi kan memang realitanya setiap orang butuh kehidupan yang lebih baik secara finansial. Apalagi kalau sekarang kan ramai tentang pencapaian seseorang. Harus mencapai kesejahteraan finansial di usia dibawah 30 tahun, 20 tahun harus punya apa, 30 tahun harus punya apa, 40 tahun harus punya apa. Dan akhirnya semuanya tertuju kesana. Ketika mereka mendapatkan itu mereka akan fokus kepada hal itu.
Walaupun sebetulnya kita bisa saja menjadikan idealisme dan realita berjalan beriringan. Realitanya kita butuh mencapai kesejahteraan finansial, idealismenya kita bisa berbuat lebih kepada masyarakat secara luas. Sebuah sistem yang diwariskan, sebuah ilmu yang dimanfaatkan.
Aku tahu beberapa content creator yang masih bisa menyatukan kehidupan profesional dan kehidupan digital mereka. Tetap bisa berbuat kepada masyarakat secara luas.
Tidak ada salahnya juga mereka memilih menjadi full time content creator atau bisa tetap menjadi seorang profesional di sesuai bidang keilmuan mereka atau mereka bisa menggabungkan keduanya.
Karena sejatinya hidup bukan sekedar kesuksesan pribadi atau kelompok, tapi kesuksesan bersama. Bermanfaat untuk semuanya.
Tangerang, 12 November 2022.
1 note · View note
hilyahkamilah · 2 years
Text
Sebelum Sepasang #10
Marriage is everything beginning.
Aku pernah mendengar curahan hati seorang teman bahwa ia memiliki trust issue. Jangankan beranjak menuju pernikahan, membayangkan pun tidak. Sempat ia pernah berkata, "Mungkin aku tidak akan menikah."
Huft, aliran darahku agak deras. Dalam pikiranku aku sudah menyiapkan banyak kata-kata untuk menasehati, tetapi aku tahan. Ia temanku, tak sanggup menambah luka untuknya.
Satu lagi ada temanku yang juga memiliki trust issue mengalami ketakutan untuk menikah. Beberapa laki-laki dekat dengannya, bahkan ada yang beberapa tahun berkomitmen tentang perasaan. Ujungnya menyerah pada luka. Ia takut kembali terluka, takut apa yang terjadi di masa lalu terjadi lagi.
Seorang teman juga memiliki ketakutan pernikahan karena melihat apa yang terjadi dengan ketidakbahagiaan kehidupan pernikahan orang yang ia kenal dekat. Bahkan ini banyak terjadi pada netizen, aku melihat komentar-komentar netizen menjadi takut menikah karena faktanya pernikahan tak selalu tentang romantisme.
Takut menikah karena luka. Apakah semuanya seperti itu?
Ada yang pernah menghadap ke psikolog untuk memperbaiki pola pikir yang menganggap, "Orang baru yang hadir di dalam hidupku hanya bonus." Pikiran yang keliru. Mengapa bisa punya pikiran seperti itu?
Seseorang itu berasal dari keluarga yang hangat dan suportif. Ia tidak kekurangan sedikitpun kasih sayang dan cinta. Tidak merasa sendirian. Ia selalu merasa bahagia. Merasa cukup dengan apa yang hadir dalam hidupnya saat ini.
Di saat teman-temannya sudah menikah dan punya anak, ia baru menyadari bahwa ada yang salah dari pola pikirnya. Menganggap orang baru adalah bonus, sama saja tidak memberi ruang apapun sedikitpun.
Bahkan terkesan takut keluar dari zona aman dan zona nyaman. Egoisme dirinya yang tidak ingin berjuang. Bahkan muncul rasa khawatir, "Apakah ia akan sebaik keluargaku?"
Bukan hanya tentang luka, terlalu bahagia juga bisa memunculkan kekhawatiran dan ketakutan akan pernikahan. Ketidaksiapan akan perubahan.
Menikah adalah fitrah.
Fitrah manusia diciptakan berpasang-pasangan. Fitrah manusia untuk saling mengenal, untuk berbagi kasih sayang. Fitrah manusia sebagai jalan manusia membentuk generasi.
Hadirnya rasa tertarik, kebutuhan untuk mencintai dan dicintai. Semuanya tumbuh karena fitrah.
Mungkin saja kita memiliki rasa khawatir ataupun rasa takut akan pernikahan. Tidak lain karena setiap manusia menginginkan keberkahan pernikahan berupa bertambahnya kebaikan dalam hidupnya. Tetapi manusia hidup dengan fitrahnya.
Kalau sudah siap, sembuhkan luka kembali hati terbuka.
Apa yang terjadi di masa lalu, biarlah. Bahkan apa yang dituliskan cerita tentang hari ini, bisa jadi besok berbeda lagi. Begitupun apa yang terjadi pada orang lain. Setiap buku memiliki kisahnya sendiri, alur ceritanya berbeda-beda.
Tentang masa depan, tentu masih rahasia. Tetapi masih bisa diusahakan, masih ada waktu untuk persiapan, dan akan selalu ada kesempatan.
Kalau hari ini sudah cukup kasih sayang dan kebahagiaan, hei bisa jadi hadirnya orang lain bisa membuat kebahagiaan berlipat-lipat. Seseorang yang baru itu bukan bonus, tetapi ia adalah bagian dari jalan cerita hidup. Salah satu tokoh utama dengan tujuan happy ending.
Pernikahan adalah buku baru, setiap lembarnya adalah kisah yang baru. Menikah adalah permulaan kehidupan terbaru.
Jika dahulu menghadapi kekhawatiran dan ketakutan sendirian, kali ini dihadapi dengan berduaan. Jika dahulu cukup bahagia dengan kesendirian, kali ini bertambah bahagia dengan berdua. Aku mendoakan semoga segala keresahan, trauma, dan luka masa lalu dapat disembuhkan. Membuat kisah baru yang lebih baik.
Dalam doaku; semoga kisah lembaran baru bersama seseorang yang ditakdirkan, akan selalu berada dalam kasih sayang keberkahan Allah SWT sejak prolog sampai epilog. Aamiin.
Selamat menempuh hidup baru.
HK | Tangerang, 24/07/2022.
6 notes · View notes
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Perjalanan #3
Beberapa waktu yang lalu aku banyak melakukan perjalanan bersama keluarga. Aku sudah membuat beberapa draft catatan, tapi aku tidak berhasil menyelesaikannya. Saat melakukan perjalanan dengan keluarga aku fokus quality time dengan mereka. Kalaupun aku bisa menulis catatan itu juga setelah selesai melakukan perjalanan. Hal itu membuat aku tidak bisa menyelesaikan catatan.
Aku tau bahwa itu hanyalah alasanku saja. Pembenaran atas kemalasan hehehehe.
Kali ini, aku rasa aku akan mampu menuliskan catatan ini. Sebab, kali ini aku melakukan perjalanan sendiri lagi.
Bandung, kota tujuanku berikutnya. Untuk memenuhi undangan pernikahan sahabatku. Tepat di ulang tahunku ia menikah. Benar-benar ya, merayakan ulang tahun di hari pernikahan sahabat, perjalanan sendirian pula.
Aku jadi punya waktu untuk bermuhasabah. Apalagi aku memilih untuk naik kereta daripada naik bus atau travel. Sejujurnya memang aku lebih suka perjalanan naik kereta ketika sendirian. Suasananya cukup mendukung. Meskipun kali ini aku tidak nyaman karena entah mengapa aku sering buang air kecil selama di kereta sementara aku duduk dekat jendela, jadi agak tidak enak untuk bolak balik ke toilet. Lumayan sekitar 1 jam menahan buang air kecil. Syukur Jakarta - Bandung cukup ditempuh kurang dari 3 jam.
Pada tanggal 21 - 22 Mei 2022 aku akan bertemu sahabat-sahabat yang telah membantuku selama kuliah dan merantau. Alhamdulillah sampai saat ini komunikasi kami berjalan dengan baik. Kerap kali kami chat berbagai macam hal receh, kadang telponan, sesekali.
Bertemu dan bertukar cerita dengan mereka. Saat ini, aku rasa secara karir mereka luar biasa. Tetapi tentu saja nyatanya ada saja kesulitan dan kegalauan.
Oiya, sebelum berangkat aku sempat ngobrol dengan sepupuku disini, ia bertanya " suka minder gak kalo ketemu temen-temen yang lebih sukses?" Awalnya aku gak kepikiran hal itu, tapi jadi kepikiran juga. Aku akan bertemu dengan teman-teman yang aku rasa saat ini mereka sudah cukup sukses. Tetapi, aku dan teman-teman komunikasinya cukup lancar, selama ini pun kami tak pernah membahas tentang pencapaian. Jadi sepertinya aku lebih ada perasaan bahagia bertemu teman daripada khawatir akan membandingkan pencapaian.
Benar saja, setelah aku bertemu teman-teman kami lebih banyak ngobrol tentang kesukaran, keresahan, kegalauan, dan banyak satir tanpa bawa perasaan.
Sebab, apapun jabatan dan pencapaian teman-teman kita saat ini, ya kan teman. Bab cerita kita itu berbeda. Bukan tentang pekerjaan atau jabatan, tetapi tentang masa sekolah, masa remaja, masa perjuangan, masa keresahan, masa kegalauan.
Kami pun datang untuk menjadi saksi perjalanan kisah asmara teman. Kami pun datang untuk seru-seruan. Pada dua hari itu bahkan kami tidak bisa mengatur mau mengunjungi tempat wisata atau restoran enak atau tempat estetik yang mana, tidak sempat. Waktu kami dihabiskan untuk mengobrol, bahkan foto pun baru bisa dilakukan saat kami mau pulang ke kota masing-masing.
Tidak banyak tempat yang kami kunjungi selama di Bandung. Hanya tempat makan yang kami temui ketika lapar, lalu mengobrol panjang. Perjalanan ke toko buku sambil mengobrol. Di penginapan pun dihabiskan dengan mengobrol. Selama Sabtu - Minggu di Bandung aku tidur tidak sampai 4 jam. Semua waktunya diambil untuk mengobrol.
Pertemuan yang sangat singkat. Padahal beberapa tahun yang lalu kami banyak menghabiskan waktu bersama.
Tidak perlu repot-repot untuk membuat list tempat yang akan dikunjungi. Nyatanya momen sederhana yang hangat itu sangat berarti dan memberi energi baru.
4 notes · View notes
hilyahkamilah · 1 year
Text
Dan taatlah kepada Allah dan Rasul (Muhammad), agar kamu diberi rahmat. Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari Tuhanmu dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa; (Yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.
[Qs. Ali Imran: 132-134]
Dari Uqbah bin Amir Al-Jahmy ra. Meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda kepadanya, "Wahai Uqbah maukah kamu aku tunjukkan akhlak yang paling baik, bagi penghuni dunia dan akhirat? (Yaitu) engkau menyambung (persaudaraan) orang yang memutus persaudaraanmu, memberi hadiah kepada orang yang tidak pernah memberimu hadiah dan memaafkan orang yang menzalimimu."
[HR. Al-Hakim]
Beberapa poin yang bisa kita tadabburi dari dua pedoman hidup manusia (Qur'an dan Hadits) di atas, ada beberapa akhlak baik bagi orang-orang bertakwa yang bisa kita lakukan:
• Berinfaq
• Menahan amarah/ emosi
• Memaafkan
• Silaturahmi
• Memberikan hadiah
Baarakallah fiikum
1 Ramadan 1444 H
0 notes
hilyahkamilah · 1 year
Text
Catatan Malam Minggu #53
Sleep Training.
Sejak pertengahan November 2022 mulai hidup tertata dengan membuat To Do List setiap hari. Beberapa list dikelompokkan pada bagan tertentu, seperti kegiatan pagi, belajar, ibadah, domestik rumah, sampai kegiatan malam.
Kegiatan lainnya sudah terlatih dan tinggal menjalani saja.
Ada satu kegiatan yang dikerjakan sambil latihan. Tidur sesuai jadwal.
Pengen banget bisa tidur 8 jam tiap malam, tapi bahkan ketika sedang haid pun paling maksimal bisa tidur 7 jam. Apalagi ketika sedang tidak haid. Paling bisa 5-6 jam.
Yaudah gapapa sih, yang penting ada ritmenya dulu deh. Paling tidak, tidak begadang. Minimal bisa tidur lelap di antara jam 23.00-02.00 itu aja targetnya. Tidur lelap 4 jam.
Bagaimana aku melatih jadwal tidurku?
Awalnya, aku membuat alarm pada jam 21.20 untuk menghentikan semua aktivitas dan bersiap-siap untuk tidur. Menyiapkan tempat tidur yang nyaman, bersih-bersih badan, skincare malam, sampai berdoa.
Semua berjalan lancar.
Sampai di Januari 2023, setelah pulang liburan aku jadi mudah mager. Bahkan untuk mematikan saklar lampu pun mager, padahal aku lebih nyaman tidur dalam gelap.
Akhirnya aku memanfaatkan aplikasi lampu kamarku untuk mematikan lampu, atau bahkan langsung memberikan perintah google assistant.
Ternyata masalah baru muncul, karena biasanya hp ada di meja yang jauh dari jangkauan, kini masih digunakan menjelang tidur. Ada distraksi, dan gagal tidur jam 22.00 malah tidur tengah malam.
Aku baru ingat kalau di aplikasi lampu atau via google assistant bisa membuat alarm kapan harus mematikan dan menyalakan lampu kamar.
Akhirnya aku atur alarm mati-nyala lampu, kemudian silent hp karena internet harus tetap nyala, dan letakan hp di meja yang jauh dari jangkauan.
Kembali pada rutinitas menyiapkan diri menuju tidur lelap sambil baca buku. Begitu lampu sudah mati, ya sudah tutup buku langsung tidur.
Begitupun ketika bangun tidur, karena lampu sudah nyala jadi aku bisa langsung semangat.
Ternyata menggunakan alarm lampu cukup efektif untuk menghindari dari distraksi hp. Hal ini juga membuatku terlatih. Lampu mati waktunya tidur, lampu nyala waktunya bangun.
Aku rasa dengan mengatur beberapa hal tersebut membuat tidurku cukup berkualitas. Ketika sedang tidak haid aku bisa tidur 5-6 jam. Sementara ketika sedang haid aku bisa tidur 7 jam.
Tapi tidur yang berkualitas itu 8 jam. Betul, semoga aku bisa memajukan jam tidurku. Bukan memundurkan jam bangun tidur. Sebab, sejatinya hidup kita untuk ibadah.
Bukankah tidur yang cukup juga membuat nyaman beribadah? Bukan biar tidur cukup lalu melupakan ibadah.
Jadi beginilah caraku untuk melatih pola tidurku:
1. Mengatur jadwal kegiatan
2. Alarm waktu untuk siap-siap tidur
3. Bersih-bersih badan
4. Bersihkan tempat tidur, dan siapkan untuk posisi nyaman
5. Menggunakan bantuan teknologi untuk mengatur pencahayaan
6. Maksimalkan jam tidur lelap
7. Jangan lupa doa dan dzikir saat menjelang dan bangun tidur
Tangerang, 21 Januari 2023.
1 note · View note
hilyahkamilah · 1 year
Text
November 2022
Inilah salah satu momen terbaik dalam hidup saya. Dibalik kekacauan saya harus memutar otak dan dituntut kreatif.
Bagaimana mengelola waktu, ada banyak pekerjaan yang perlu diselesaikan. Sementara otak bingung mau memprioritaskan apa, memulainya dari mana. Mulai merasa diri ini menyebalkan, karena hanya kebingungan dalam kebengongan.
Tugas tidak segera selesai, hiburan dan liburan pun tidak digapai.
Akhirnya mencoba kembali membuat daftar tugas harian. Kali ini mencoba bikin banyak daftar, tidak apa-apa hanya bisa sebentar atau sekedar memenuhi kewajiban sudah mencentang daftar tugas.
Hasilnya? Dalam beberapa hari semua tugas selesai, saya masih bisa meluangkan waktu untuk belajar, tentu saja tetap bisa bersenang-senang.
Tumblr media
Setiap tugas dikelompokkan. Rutinitas pagi hari, rutinitas untuk kesehatan, target belajar dan mengembangkan diri, rutinitas urusan domestik rumah, pekerjaan, rutinitas sore hari, sampai rutinitas ibadah.
Setiap tugas dilakukan hanya sebentar, hanya beberapa menit, bahkan yang paling lama hanya satu jam. Setiap hari konsisten, yang penting dilaksanakan. Hasilnya akan terwujud dalam beberapa hari.
Setiap daftar tugas dievaluasi menjelang tidur malam. Kemudian setelah selesai evaluasi langsung membuat daftar tugas buat besokannya. Ketika bangun tidur, langsung sat set mulai mengerjakan satu persatu tugas harian.
Sirkadian tubuh lebih teratur, tugas selesai tepat waktu tapi tidak merasa terforsir, pemanfaatan waktu lebih maksimal, lebih fokus, tubuh pun tidak kelelahan.
Akhirnya menemukan solusi hidup tanpa prokrastinasi. Tanpa mengulur waktu, dan tidak menunda-nunda.
0 notes
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #50
Bisa produktif dengan menambahkan beberapa usaha, mengurangi leha-leha, dan mengikuti ritme sirkadian tubuh.
Ternyata selama ini saya terlalu banyak waktu tidur tapi tidak efektif. Akibatnya? Jelas banyak pekerjaan yang tidak selesai sesuai jadwal.
Sebelumnya saya terbiasa melakukan aktivitas sampai malam, kemudian tidur sekitar 4-5 jam, lalu nanti mengambil tidur siang 30 menit - 2 jam. Tetap saja serasa tidak punya banyak waktu.
Bukan tidak punya banyak waktu, hanya saja tidak efektif menggunakannya. Perlu juga menyesuaikan dengan ritme tubuh kita.
Setelah beberapa hari bisa tidur 6-8 jam full di malam hari, sisanya saya tidak membutuhkan tidur tambahan saat setelah subuh atau saat tidur siang. Semua aktivitas bisa dimaksimalkan saat matahari terbit, dan mulai istirahat ketika matahari terbenam.
"Dan adalah karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, agar kamu beristirahat pada malam hari dan agar kamu mencari sebagian karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya."
- Qs. Al Qashash: 73 -
Tidak perlu mengubah-ubah lebih bisa bekerja ketika bergadang, atau yang penting selesai ketika deadline.
Karena bukan sekedar pekerjaan selesai atau tidak selesai, tetapi tentang hak tubuh yang perlu dipenuhi. Istirahat.
Saya baca di sebuah artikel bahwa jam biologis atau body clock manusia selama 24 jam memiliki mekanisme jadwal kerja seluruh organ tubuh yang berjalan secara otomatis.
Sejam jam 9 malam sampai jam 3 pagi adalah waktu tubuh untuk tidur, dari sekedar tidur ringan sampai tidur lelap. Sementara waktu bekerja yang terbaik adalah sejak jam 9 sampai jam 12, kemudian setelah itu mulai memasuki lelah bekerja sampai jam 3 sore.
Kemudian ada waktu-waktu terbaik untuk makan, untuk relaksasi, bahkan untuk olahraga.
Sebetulnya pada waktu-waktu shalat itu adalah sirkadian terbaik. Beberapa waktu setelah Isya mulai siap istirahat, tidur sampai menjelang subuh. Kemudian beraktivitas sampai Dzuhur. Bekerjalah lebih santai sampai menjelang Ashar. Kemudian mulai bersantai-santai sampai Maghrib. Relaksasi sampai waktu Isya.
Begitu seterusnya. Betapa Islam adalah Rahmatan Lil 'Alamiin.
Tangerang, 17 September 2022.
1 note · View note
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #49
Sudah satu tahun berusaha memperbaiki pola makan dan pola hidup yang sehat. Alhamdulillah.
Betul, tepat agustus tahun lalu aku mulai Vegan Challenge. Tidak muluk-muluk makanan yang bisa difoto secara estetik, hanya sekedar berusaha makan produk nabati saja dan mengurangi bahkan menghindari makanan hewani.
Apa alasannya?
Banyak yang menjadi alasan mengapa aku berusaha mengubah pola hidup ini. Mungkin ada beberapa momen yang menjadi pemicunya.
Pertama, kondisi kesehatan orangtua. Sudah cukup sering dokter mengingatkan bahwa satu-satunya cara agar tidak memiliki kondisi kesehatan yang sama dengan orangtuaku ya merubah pola hidupku. Harus lebih baik dari orangtuaku. Aku mengikuti diet orang yang sakit, meskipun aku sehat. Justru itulah yang harus dilakukan selagi sehat, bukan karena sakit.
Momen kedua, haruskah aku berterimakasih kepada pandemi? Aku yang tidak sibuk dan semakin gabut tiba-tiba terpikir untuk beli sepatu dan beberapa alat olahraga supaya ada kegiatan. Sedikit demi sedikit aku menambah alat olahraga lainnya. Kemudian mengisi waktu dengan menonton berbagai film dokumenter dan video YouTube tentang kesehatan dan krisis iklim, akhirnya aku tergerak untuk melakukan berbagai macam perubahan.
Momen ketiga, aku tidak haid selama kurang lebih 6 bulan. Aku sudah memikirkan untuk datang ke dokter obgyn, juga memikirkan untuk bekam, tapi aku perlu mengumpulkan keberanian. Hingga akhirnya aku mulai dahulu dengan minum jamu yang pahit itu sampai aku kebal dengan rasa yang aneh-aneh.
Momen keempat, ketika hampir sebulan makan daging qurban merasa sangat bosan. Membuat gigi dan mulut capek untuk mengunyah. Ketika melihat seorang youtuber membuat berbagai macam challenge, akhirnya aku tergerak membuat vegan challenge.
Nah, baru 2 pekan vegan challenge akhirnya aku haid. Langsung sujud syukur dan bertekad untuk terus memperbanyak makan sayuran dan buah.
Dari berbagai momen inilah aku mulai serius untuk memperbaiki pola hidup sehat. Baca buku, nonton YouTube, follow berbagai macam sumber, sampai ikut course di EdX.
Ditambah ketika aku punya timbangan digital yang bisa menunjukkan komposisi tubuh. Semakin aku bisa merekam jejak kesehatan semakin aku bisa mengontrol diri.
Tidak perlu perubahan yang signifikan, pelan-pelan saja. Ketika aku mulai stress dan tidak nyaman ya aku tinggalkan, kemudian tidur. Besoknya mulai lagi dengan pelan-pelan. Sampai aku enjoy dan menjadi kebiasaan.
Perubahan itu akan datang kalau kita memulainya, bukan sekedar memikirkannya.
Tangerang, 27 Agustus 2022.
0 notes
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #48
Manusia itu sangan dinamis, terkadang sangat mudah berubah, juga mungkin sulit berubah.
Kemarin sempat ada yang tanya, "Kalau dalam dua tahun ini tidak berubah, apakah saya bermasalah, apakah ada salah?" Lalu aku tanya balik, "Kenapa tidak berubah itu salah atau bermasalah?" Seorang yang bertanya itu hanya terdiam.
Seingatku aku pernah menulis (kalau tidak salah) kita akan berubah kalau kita menghendaki akan perubahan. Sekalipun banyak kritik yang diterima belum tentu bisa langsung berubah atau apa yang dikritik itu. Kalau kita masih merasa nyaman dengan situasi sekarang ya tidak apa-apa.
Memang pada kondisi tertentu kita perlu penyesuaian. Adaptasi lingkungan.
Biasanya seseorang butuh momen untuk menyadarkan. Apakah harus bertahan atau melakukan perubahan, entah perubahan karakter, religiusitas, bahkan termasuk fisik.
Coba dituliskan atau dirasakan, kira-kira apakah saat ini perlu bertahan atau berubah?
Beberapa pekan terakhir aku merasakan tidak nyaman memandang kamar sendiri ketika bangun tidur. Padahal aku cukup rajin membersihkan dan merapihkan kamar. Tapi entah kenapa tetap saja merasa tidak nyaman, bikin aku jadi agak bad mood meski tidur nyenyak semalaman.
Akhirnya aku memutuskan untuk membongkar seluruh isi kamar. Mulai dari lemari pakaian, rak buku, meja, sampai box perintilan. Tidak banyak yang aku lakukan sebenarnya, semuanya berada di posisi semula, hanya saja banyak barang yang disortir untuk sebagian dikeluarkan.
Sebetulnya baru terpikir akan membereskan seluruh isi kamar itu sudah tercium aroma malas dan terbayang bakal capek banget. Seperti tag line sebuah e-commerce, "Mulai aja dulu" ya mulai aja dulu dari yang paling mudah. Tidak apa-apa gak langsung selesai seharian. Untuk menyelesaikan beberes itu aku membutuhkan 4 hari kerja dengan rata-rata 5 jam sehari.
Lumayan lama ya ternyata. Tentu banyak selingan waktu untuk santai-santai setiap harinya. Tapi alhamdulilah selesai juga. Kamar pun lebih nyaman, hanya dengan mengeluarkan barang-barang yang sudah tidak digunakan.
Ternyata keresahan itu muncul ketika aku merasa gundah gulana karena ada beberapa barang yang sudah tidak difungsikan. Makanya aku beberes sedikit demi sedikit. Berubah deh.
Itulah kenapa manusia bisa berubah. Kalau sudah resah, kemudian merasa bahwa butuh suatu perbaikan pada dirinya ia akan berusaha untuk memperbaiki. Tidak apa-apa kalo perubahan yang dilakukan tidak besar, yang penting sudah berusaha. Nikmati proses.
Tangerang, 14 Agustus 2022.
0 notes
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #47
Menjadi bijaksana, selayaknya membakar diri sendiri.
Menikmati keresahan dan kesedihan. Merasa baik-baik saja ketika mengalami musibah dan kesulitan. Bahkan turut melebur pada kesulitan, musibah, keresahan, dan kesedihan orang lain. Lalu mengambil hikmah dari setiap kejadian.
Jadilah bijak. Ya seakan membakar diri sendiri. Terbakar memang panas bahkan bikin melepuh. Tetapi kali ini layaknya api yang membakar Nabi Ibrahim AS. Apinya dingin tidak terasa panas, terbakar, ataupun terluka. Kali ini apinya sejuk.
Terkadang harus mengalah untuk meredam situasi yang penuh perdebatan. Bukan untuk menyakiti diri sendiri, tetapi menyelamatkan situasi. Ada waktunya, dengan pengamatan dari hikmah yang sudah diambil dari situasi sulit itu jadi belajar hal-hal apa saja yang bisa dilakukan untuk menghindari konflik. Dari pengalaman jadi bisa menyiapkan diri untuk menang lain waktu.
Terkadang harus meminta maaf duluan. Saat ego sedang tinggi semuanya merasa paling benar. Padahal tanpa kita sadari bisa jadi ada kesalahan karena emosi dan ego menguasai. Tidak apa-apa meminta maaf duluan.
Bahkan manusia pun dianjurkan untuk terus istighfar meski merasa hari itu tidak berdosa. Ada banyak hal yang tidak kita sadari itu adalah salah ataupun dosa.
Maafkanlah terlebih dahulu, meski bisa jadi mereka belum sadar telah bersalah, atau ya bisa jadi masih gengsi. Daripada hati dongkol dendam menguasai, lebih baik memaafkan.
Berhati-hati untuk mengungkapkan pendapat. Apakah akan ada yang tidak setuju bahkan marah, apalagi fitnah.
Terkadang harus diam terlebih dahulu. Bukan untuk membiarkan, tetapi berpikir jernih butuh waktu. Mencari solusi tidak bisa gegabah, semua harus dibuat sejuk hatinya. Berbuat adil dan berusaha yang terbaik, bukan untuk menyenangkan salah satunya. Meski terkadang dianggap lambat mengambil keputusan, lalu menerima caci maki tak terbantahkan.
Menjadi bijaksana memang sulit bukan? Harus rela membakar diri sendiri ketika diperlukan. Tetap tenang, api bijaksana itu menyejukkan.
Tangerang, 16 Juli 2022.
1 note · View note
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #46
Beberapa kali dapat pertanyaan tentang bagaimana aku bisa santai dalam hidup dan bisa bersikap bodo amat. Mungkin ini alasannya:
• Fokus dengan tujuan akhirat
• Bersyukur dan merasa cukup
• Percaya dan yakin dengan value sendiri
• Mencintai diri sendiri
• Empati dan kontrol diri
• Muhasabah dan gratitude journal sebelum tidur
• Menerima masa lalu, menikmati masa sekarang, berjalan dan bersiap diri tentang masa depan
Dari kebiasaan - kebiasaan yang aku sebutkan terkesan kitaakan peduli dengan pendapat orang lain. Bukan seperti itu. Lebih seperti kita berusaha menyaringnya untuk kebaikan diri sendiri. Kesehatan mental kan penting.
Kita memang tidak butuh validasi orang lain. Tetapi kita tetap butuh sudut pandang objektif dari orang lain. Ketika ada saran dan kritik, tampung saja dahulu. Kalau sudah menerima pendapat orang lain boleh memikirkan apa yang harus dilakukan. Bahkan kalau mau nangis dahulu pun gapapa. Ketika sudah siap mulai deh evaluasi diri.
Jangan langsung direspon. Pasti bawaannya emosi. Kalau bukan emosi mungkin saja langsung terbang dipuji. Kasih waktu beberapa detik untuk respon saran dan kritik orang lain. Terkesan lemot ketika memberi jeda, tetapi kita punya waktu sejenak memikirkan respon terbaik. Hal ini dilakukan agar tidak menyakiti diri sendiri maupun orang lain
Memang lama latihan mengelola emosi, memberikan respon, menerima kritik, dan evaluasi diri. Sudah bertahun-tahun ini masih latihan juga.
Terkadang kita butuh untuk menuliskan apa saja saran dan kritik, apa saja yang menjadi keresahan hati, atau hal-hal yang membuat kita terbawa perasaan. Ketika semua itu tidak ditulis dan hanya berputar-putar di dalam pikiran, hanya menjadi beban perasaan dan kita tidak bisa berpikir logis.
Salah satu hal yang perlu ditakutkan adalah ketika tidak bisa berpikir logis. Ketika perasaan lebih menguasai, sekalipun kita perempuan. Kita tidak akan kehilangan feminitas hanya karena mengedepankan logika. Baik buruknya harus diketahui dan diterima.
Beri waktu beberapa menit sebelum tidur untuk muhasabah dan bersyukur. Kalau sempat sholat sebelum tidur lebih baik, entah sekedar sholat sunnah hajat atau witir. Ini momen ketenangan untuk bermuhasabah.
Begitupun ketika bangun tidur. Tidak heran mengapa banyak orang-orang shaleh terbiasa shalat tahajud. Di saat orang-orang tertidur tetapi ia memilih untuk bercengkrama dengan Tuhannya. Jelas ini waktu terbaik untuk memulai hari.
Bagaimana memulai hari dan menutup hari juga berpengaruh terhadap cara kita hidup. Mau hidup santai, nyaman, tenang, dan damai? Mulailah kebiasaan baik sejak membuka mata sampai menutup mata.
Tangerang, 2 Juli 2022.
1 note · View note
hilyahkamilah · 2 years
Text
Catatan Malam Minggu #45
Negative thinking tapi gak overthinking.
Sebagai orang dengan kepribadian INFJ sering banget ketika akan melakukan sesuatu itu kepikiran banget, " nanti kalo begini, kalo begitu" harus banget terencana, termasuk memikirkan hal-hal terburuknya. Semua hal tersebut berputar-putar di pikiran.
Overthinking? Iya. Negative thinking? Iya.
Bagusnya aku jadi penuh persiapan. Well prepared.
Contohnya ketika pekan lalu aku ke Bandung. Hanya 2 hari, ah bahkan tidak sampai 48 jam penuh. Datang dengan tujuan memenuhi undangan sahabat, tanpa rencana untuk jalan-jalan. Tetapi dari sebulan (lebih kayanya) sebelumnya aku sudah bolak balik melihat google maps. Memperkirakan aku akan naik transportasi apa untuk ke Bandung, pun selama di Bandung, aku akan menginap dimana, berapa budget yang aku butuhkan, pun termasuk melihat review penginapan padahal cuma buat numpang tidur tanpa niat staycation.
Termasuk dua hari sebelum berangkat, aku membuat daftar barang apa saja yang perlu aku bawa dan itu tertulis di notes. Setelah packing, ternyata barang bawaanku cukup banyak untuk ukuran pergi 2 hari. Lucunya lagi, tas aku dipenuhi untuk 'barang cadangan' iya hanya untuk cadangan. Aku sudah mengukur bahwa kebutuhan ku tidak banyak, tapi aku tetap membawa barang-barang cadangan itu.
Aku bisa saja beralasan karena aku punya pengalaman tidak mengenakan ketika keluar kota tanpa membawa cadangan aku jadi keribetan sendiri. Tetapi aku juga berpikir ini juga merepotkan. Bagaimana mau jadi minimalis?
Nah, itu baru barang. Banyak banget hal-hal lain yang aku pikirkan sampai hal terburuknya, dan aku membutuhkan cadangan rencana A-Z.
Capek sebenarnya. Untuk sebuah persiapan itu capek, tapi ketika sudah berakhir ya jadi lega. Kalau cadangan terpakai ya tetap bersyukur, " syukurlah bawa extra." Kalau tidak terpakai ya apalagi itu bersyukur banget.
Begitupun dengan perencanaan-perencanaan lain. Ketika sudah sesuai rencana aku sangat bersyukur, tidak sesuai rencana aku bersyukur sudah mempersiapkan diri.
Ternyata pikiran negatif ada bagusnya juga kalau hal itu membuat kita bersiap-siap. Bukan cuma dipikirkan saja jadi beban otak yang menghabiskan otak meski tidak melakukan aktivitas fisik.
Mungkin kalau nanti punya pikiran-pikiran negatif atau hal-hal yang membuat khawatir lebih baik ditulis, kemudian memikirkan apa yang akan dilakukan dan apa yang perlu dipersiapkan.
Tangerang, 28 Mei 2022.
1 note · View note