Tumgik
#Nyastra
lavienbleuuu · 5 months
Text
Masih ada 76 draf tulisan yang ngganggur di tumblr milikku. Entah kapan aku punya keinginan buat posting satu-satu. Selalu ada catatan baru dan catatan baru lainnya yang lebih menarik buat diposting dan dibahas secara santai. Maklum, 76 draf lainnya isinya tak lebih dari jurnal refleksi yang agak panjang dan bahasa Inggris pulak. Bosen nggak tuh? Wkwkwk.
Akhir-akhir ini aku jadi nyimpen banyak banget catatan, refleksi, dan ide-ide liar yang sekelebat lewat di ponselku. Tiap habis baca buku, ngobrol, jalan-jalan sore, jajan, badminton, deep talk bareng keluarga, scrolling-scrolling, pokoknya apapun deh. Ada aja yang nyangkut di kepala dan rasanya kudu segera ditulis.
Udah banyak ya tulisan-tulisan ala-ala akhir tahun dan tahun baru. Udah ikut-ikut tren belum? Ahahaha. Beberapa hari lalu si kurik Aldi nanya dan aku cuman terkekeh. Dia pasti tahu betapa getolnya diriku akhir-akhir ini posting sana-sini. Kalau ditanya: apa sih yang didapet? Ya gak ada sih. Paling nggak aku posting hal-hal baik. Berbagi semangat positif dan membawa isu-isu yang emang jadi keresahan pribadi.
Dari awal kuliah sampai sekarang semangat bermedia sosialku nggak pernah berubah. Rata-rata isinya ya kalau nggak nyastra, catatan, jurnal refleksi. Udah. Hampir semuanya ditulis dengan personal, tidak menyangkut paut orang lain, dan membawa tone positif. Bisa dicek kok. Perbedaannya, makin ke sini makin sadar kalau media sosial itu punya peran dan dampak yang jauh lebih luas dan dalam daripada yang kita perkirakan. Jadinya udah mulai ngerti caranya mengatur dan menata bahasa. Udah tau kalau segala hal nggak bisa dibawa ke persidangan medsos. Udah tau kalau main medsos dengan menuhankan sejumlah angka dan validasi followers cuman akan membuat kita kehilangan diri sendiri. Udah mulai ngerti kapan harus beri batasan dan kapan harus let people in.
Aku juga jadi ingat sepanjang jalanan Pandaan-Malang aku masih sempet-sempetnya nanya: emang postinganku isinya sok bijak semua? Nah nah ini. Untungnya temenku ini bantu aku lebih jelas melihat semuanya. Ini juga sempet kutanyakan ke beberapa orang, tapi hampir semua orang bilang kalo nggak kok. Jadi sadar akhirnya. Iya ya. Aku jadi punya banyak mutualan hanya karena kita punya pemikiran dan semangat yang sama lo. Nggak sedikit juga tiba-tiba DM asing masuk dan bilang makasih ya atau tiba-tiba jadi obrolan panjang karena kita sepemikiran. Senengnya lagi, semua obrolan dan diskusinya bernada positif, jadi kasih semangat positif. Nggak jarang aku jadi tuker tambah ilmu dengan sejumlah temen mutualan. Aku jadi tahu konsep arsitek itu gimana, istilah capsule wardrobe, peta politik, pengarsipan buku, pakem fotografi, UU ITE, dan ilmu-ilmu lainnya yang kadang dibahas ringan sampai serius juga ada. Kebayang nggak serunya gimana klo diketemuin bareng secara live? Ini nih yang namanya Merdeka Belajar.
Mereka semua pasti bilang, emang kenapa sih kalo postingan kita ala-ala motivasi? Ada masalah ya? Kalau pencintraan, semua orang pasti bangun image nggak sih? Emang ada yang bener-bener se-apa adanya gitu? Semua yang diposting di medsos itu pasti ada motif kan? Sama kayak kita ngelakuin sesuatu pasti ada motif. Kita pernah bahas ini deh Ras? Dan aku cuman cengar-cengir. Iya sih.
Intinya ya semua orang hanya perlu ketemu sama yang sefrekuensi. Tapi inget! Kalau nggak cocok, bukan berarti sah buat kita bilang orang lain punya selera yang nggak bagus. Aku jadi paham sampai sini. Intinya kalau suka ya ikuti, kalau nggak suka ya lewati. Meninggalkan komentar buruk hanya akan menunjukkan ketidakmampuan kita. Terus aja membagikan hal-hal yang menurut kamu otentik, kamu banget, dan konsisten aja. Tariklah semakin banyak orang untuk berkeinginan atau memiliki semangat baik yang sama. Sisanya ya let it go. Manusia-manusia yang kenal baik di dunia nyata lebih jujur dan ngerti kamu gimana sehari-harinya. Sisanya? Ya kalau udah ngikutin kamu dari awal ya bakal ngerti polanya. Oh ya emang identitas kamu, udah gitu aja. Yang baru kenal? Jelas pendalaman lah. Pada akhirnya semua juga bakal seleksi alam. Jadi kenapa ribet-ribet mikir pendapat orang lain yang kenal kamu aja nggak? Aku diem mikir dan mbatin 'Hm, menarik ya".
Banyak banget rasanya yang pengen ditulis kilat. Daftarnya udah numpuk di notes ponselku. Meskipun begitu semuanya nggak bisa ditulis gitu aja. Meski bikin catatan kilat, pikiran kilatku juga masih mikir-mikir dan kurasi bahasa ini-itu. Karena aku percaya bahwa kebebasan mutlak berekspresi sama halnya ilmu pengetahuan tanpa kebijaksanaan. Gimana? Modyar gak tuh ngartiin analoginya? Wkwkwkwk.
Yang jelas semua tulisan-tulisanku pasti akan menemukan pembacanya sendiri. Yang nggak seneng bakal skip. Yang seneng ya bakal dibaca. Sesi nulis-ku sebenarnya nggak lebih dari menulis pesan untuk diriku sendiri. Itu sebabnya semua hal personal ditulis ulang dan dengan membawa semangat positif. Bayangin apa iya kamu mau negative self-talk ke dirimu sendiri? Ya nggak lah! Yang ada positive self-talk. Tapi ingat ya, postive self-talk ini jangan sampai ngarahin kamu jadi toxic positivity! Wkwkwk. Udah mulai mikir kan? Ahhahaa. Selamat berpikir, Peeps!
0 notes
kalembut · 2 years
Text
🐛☘️ Pada ulat, aku pernah belajar ☘️🐛
Karena perbaikan hafalanku mulai dari awal lagi,,, agar jelas panjang pendeknya,,, agar pas "dengung yang lama" Nya,,,, 😆 karena dulu bacaan dengung ku "dengung yang sebentar"... 🙈 agar fasih pelafalan istifal dan isti'la nyaaa daaannn agar hafalanku tak sekedar ucapan merdu yang di dengar telinga tapi mati dalam rasa.... Maka mulailah dari awal lagi..... Hai surat" At-Thur" Perlahan² aku sedang berjalan menuju mu... 😭😭
Kenapa kali ini harus hafal sekaligus mengetahui maknanya....??? Karena tertampar dengan surat Al-Jumuah, dalam surat Al-jumuah Allah menyamakan para ahli kitab dengan keledai,,, dimana, kebanyakan ahli kitab hafal dan senantiasa membaca² kitab² yang ia bawa,,, tapi kitab yang ia baca tak ia gunakan untuk melembutkan hatinya,,, kita yang ia baca hanya fasih di mulut, tapi mati dalam hatinya,,, jadi tak ubahnya seperti keledai,,, yang selalu membawa barang,, ada kalanya barang itu adalah kitab² dari tuannya,, tapi kitab yang senantiasa ia bawa itu,, sama sekali enggak berpengaruh untuk hatinya,, apalagi untuk perilakunya.... Allah enggak suka kalo kita cuma sekedar baca,, tapi kita sendiri enggk tau apa makna dari apa yang kita baca... Kayak seorang yang coba menghafal bahasa korea,, tapi ia sendiri enggk tau apa maksud dari apa yang di kata² yg di hafalnya..... Wajar kan yaa,, kalimat itu enggk akan berpengaruh pada hati...?? Apalagi pada perilaku, , wahai diriii......😔
nahh,,, ceritanya aku udah sampe di surat Al-Fil... Dan aku tiba² takjub akan pemilihan Allah pada kalimat ayat terakhir.... "Sehingga mereka di jadikan-Nya seperti daun yang di makan ulat"...... Cantik banget kan kalimat ini....., sastra nya tinggi beut.... Sebenarnya Allah bisa aja langsung bilang,, kami jadikan dia bergelimpangan,, atau kami habisi mereka sampai tercerai berai tubuhnya sendiri,, atau yang lain². .... Tapi kalimat seperti barusan kan vulgar beut, enggak nyastra sikit pun... 😆 tapi Allah memilih kalimat yang indah,, yang membuat kita harus berpikir dan menelaah..... Membuat kita harus membuka mata tentang hal² atau fenomena yang terjadi pada alam yang di ciptakan-Nya..... Lalu seperti apa daun yang di makan ulat......????
Tumblr media
Pada daun yang bagiannya termakan, warna daun berubah menjadi coklat,, menandakan daunnya tampak kelihatan tidak segar,, dan bagian² nya menjadi tak utuh..... Berarti ada kecacatan kan yaa.....?? Dan jika sudah begini, tak perlu menunggu daunnya berubah menjadi warna coklat semua dan menunggu waktu gugur,, dengan model yang kayak gtu,, daun langsung terhabisi sendiri di batang karena keadaan dirinya yang sudah hancur lebur..... Ngeri juka kan yaaa, kalo ayat itu di jadikan perumpaan kondisi manusia.... Menyeramkan.... 😫😫😰
☘️✨✨☘️✨✨☘️✨✨☘️✨✨☘️✨✨☘️
Tapi ngomong² tentang ulat,, aku punya pengalaman tersendiri tentang ulat,,, lagi² ini adalah tentang skripsi,,, ternyata perjalanan tentang skripsi salah satu pengalaman yang paling membentuk mental ku,,, ah "S.Psi",,, ada banyak hal denganmu pengalaman berkesan yang aku alami..... 😆😍🙃
Nah,,, ceritanya,, saat masa kuliah dulu dan pas di ramadhan,, otomatis aku harus pulang dari banda aceh,, dan tentu saja aku masih berkutat dengan drama skripsi.... Dan ketika di kampung,,, ceritanya aku lagi pergi ke kebun kopi,, hahahhahahaha,, lagi² banyak yaaah ceritaku di kebun kopi.... 😅😅😅😅 nah,, ketika timbaku telah full dengan kopi merahnya,,, tiba² ulat kecil nyempil deh tu,, di sela² kopi yang ada di timbaku..... Jadi, ku mainkan lah dia dalam sebuah ranting kayu.... Ku perhatikan warna badannya,, ada belang²nya,, ku perhatikan jumlah kakinya, banyak beut,, ku telusuri matanya,, lalu timbul tanya "ini matanya,, atau kulit yang berbentuk mata"....?? Karena kan enggk nampak bola mata nyaa.... Hahahhahahahahahha,, ada² ajaaa.... 😄😄😄🤣🤣🤣🤣
Lalu ku perhatikan cara ia berjalan,, seperti alunan gelombang,, pokoknya naik turun deh tu anggota badanya..... Mulai dari leher, perut sampe ekornya,, walaupun enggk jelas sihh, bagian leher yang mana,,, karena sama bentuknya dengan area perut......😆😆😆
Jadi ku halangi lah dia dalam ranting kayu kecil yang ada di tanganku,, saat dia udah sampe di ujung ranting,,, ku halangi dia dengan jari ku,, akhirnya balek badan lah dia untuk menuju ujung ranting satunya lagi,,,,, begitu seterusnya sampe ulat itu bolak balik ujung ke ujung sampai tiga kali.....
Lalu apa kalimat ku,, ??? serius aku ngomong di depan ulat yang berada di ranting mungil yang sudah patah,, yang ku letakkan di tanganku, "liat lah ya Allah,,, nih ulat aja pasti bakalan stres juga kalo setiap jalan yang harus ia lewati buntu terus, selalu ada hambatan terus".... Jadi ceritanya aku melampiaskan keluh ku pada ulat yang di ranting kecil yang ku mainkan dengan tanganku tadi,, aku merasa wajar mengeluh dengan perjalanan skripsi, akibat hambatan yang ku temui di sana sini......
Selesai kalimat itu terucap dari mulutku,,, "byuuuuuuurrrr meluncur ulat yang ada di ranting kecil itu dihadapan mataku, ulat itu mengeluarkan benangnya,, dan ia selamat alias lolos dari tanganku".......
Aku langsung terkesiap dan sontak bersuara "ya Allah ternyata ulat ada benangnya"....??? Berarti terkadang ulat² yang ada di pohon pete tu,, enggak payah turun ke batang kopi,, enggk perlu jalan terus menerus dengan perutnya bergelombang kayak tadi ?? Teryata dia bisa terjun payung pakek benangnya,, sampe deh tu dia ke daun² kesukaannya"......
Seriusssss,,,,, ulat itu meluncur persis setelah ku halangi bolak baliknya 3 kali,, persis setelah aku meluncurkan kalimat keluhku.......
Aku maluuu,,, aku malu setengah mati di hadapan ulat itu,,, seakan ia ngomong sama aku " Heh karina, kalo setiap usaha udah di coba berkali² dengan cara yang sama dan tetap tidak berubah hasilnya,, ambil cara lain,, keluarkan potensi mu yang lain,, niscaya kau akan lolos dari hambatan yang menimpa"......
Sampe² aku perhatikan setiap batang pete,, ada memangg,,, memang ada terkadang ulat bergelantung dari atas pohon pete,,, turun melalui benang yang ada di tubuhnya,, turun deh tu ke daun² kopi yang berwarna hijau itu"......
Sungguh aku pernah malu menyampaikan kalimat keluhku di hadapan seekor ulat,,, cara dia lolos dari tangaku, benar² menamparku.....
Ahh ulatttt,,,, engkau perantara, sehingga aku dapat merakan kebesaran dan pertolongan dari Rabb ku....... 😭😭
Hahahhahaiii,, pengalaman bersama ulat.... Heiii,, apa pengalaman mu...???? 😄😉🐛
0 notes
fasihrdn · 3 years
Text
Semisal kau kecewa dengan cinta yang tak seperti maumu, biarkanlah maaf ini saja yang menjadi kekasihmu.
©Fasih Radiana (@fasihrdn)
7 notes · View notes
langitlaut · 6 years
Video
Pembacaan alinea yang tergesa. Sepenggal pesan untuk Alina dalam buku Sepotong Senja untuk Pacarku karya Seno Gumira Ajidarma. Idolaku.. idola yang kubelum kesampaian untuk bertemu. . . . #alina #senja #sepotongsenjauntukpacarku #sga #senogumiraajidarma #sastra #nyastra #membaca #read #words #word #kata #katakata #puisi (at Special Region of Yogyakarta)
1 note · View note
ufuksenjablog-blog · 6 years
Text
RINDU
Takdir menjatuhkan kenangan di kota yang jauh. Kemudian, Ia membaca hujan, yang suaranya tak lebih gaduh dari sebuah kerinduan.
-- @upuksenja
5 notes · View notes
seribuserbi · 7 years
Photo
Tumblr media
Selamat malam para perindu Bulu kemesraan terasa belum menangkal dinginnya angin Wahai para pujangga Dukamu bak luka terusik kenang Gambaran by dimas @oxayu . lihat juga @sering_ngawur @jalan.hati @sajakmelupa @nakal_sopan @pengkopigila @penjahat.introvert @ardomaniaardo @syair_kelam @penulis_rahasiamu @yusuf3nsyh @taesapi @lamunan_puitis supported by @sikecilberbisik @sikecilberbisik #aksimenulis #puisi #poem #sajak #poet #poets #poets #poetry #wikipuisi #puisigagal #sastragagal #quote #quotes #sikecilberbisik #cahbuku #igreads #nyastra #instagood
1 note · View note
heartfullcalum · 7 years
Photo
Tumblr media
Menuju malam yang buta Mataku masih saja terjaga Bercakap dengan Tuhan Perihal seseorang yang sedang kedinginan, Dan terlelap sendirian Merapal doa berkat Walau pinta tak terlihat Namun itu caraku memelukmu dengan paling hangat. . . . . . . . So, 6 hari yang lalu acyuu merasa benar2 hidup hari itu, because acyuu bangun pagi, prepare buat pkl and went to cevest. In cevest I'm so damn tired at that time. It feels like I'm gonna die in there but I'm still alive and i save by the clock--finally time to go home--im so happy bc i think i can go home n rest in my own comfort bed but unfortunately i must go to my bestfriend's birthday party. Ugh I'm so fucking tired bc acyuu belum sempet duduk dan--intan--she pick me up in my house to go to widia's birthday party. Well, i haven't feels like so fucking live in one day. Just incase dat i always--not always too--be in my own comfort bed and i think my body is shock if i work to hard. But it's makes me feel healthy and i happy 4 dat. #tsah #tsaadeesstt #ulalaaa #uwuwuw #dududu #uhuq #aw #hihiiww #pwissie #puisi #muisi #poetry #poems #writersofinstagram #sajak #nyajak #sastra #nyastra #apalahitu #gmm #stbb #widiasday #partnersday #bfsday #friendship
1 note · View note
tataphari · 7 years
Text
Temu
Aku masih seperti menyentuh api yang panas Menggapai langit-langit yang begitu tinggi Virtual tak tau wujud Namun tampak menyenangkan seperti bunga edelweiss dipuncak gunung Sadarku tamak Bahkan mungkin nanti akan ada saatnya kamu dan aku yang perlahan sembunyi lalu menghilang
4 notes · View notes
la-panrita-blog · 7 years
Text
Sederhana
Bahasaku tidak rumit, sederhana saja. Kalimatku juga tidak banyak, itu-itu saja. Karena yang aku sadari, untuk mencintai tidak butuh rumus yang banyak. Apalagi mencintaimu: sederhana. Mewah bukan caranya, sebab nanti kau tidak akan ingat cinta. Dan kalimat rayuan bukan segalanya, sebab nanti kau bosan dimakan kata. Lalu bagaimana? Sudah dibilang sederhana.. Biar aku jadi aku; karena cintamu tidak lain adalah jiwa sombong yang selalu menyatakan "aku cinta kamu" pada saat malam yang mulai bosan mendengar aku bicara itu padamu. 23/Jan/2017 - La Panrita
3 notes · View notes
inkalestari · 2 years
Text
Tumblr media
Ya Allah. Nu Maha Wening. Nu Maha Nyastra. Paparin abdi sadar jeung sabar nu salega langit.
5 notes · View notes
yukiyaaihara · 2 years
Text
[Book Talks]
Memoirs of a Geisha
by Arthur Golden
~
Buku ini menceritakan perjalanan hidup seorang gadis miskin sederhana dari perkampungan nelayan, yang dijual orangtuanya karena beratnya beban kehidupan, saat berumur 9 tahun! Little Chiyo bahkan tidak mengerti bahwa dirinya dijual hiks. Sebagai anak 9 tahun yang terbiasa dgn hidup yg sederhana dan keras, mendapati secuil kebaikan dan perhatian membuatnya mudah percaya terhadap si pemberi perhatian, padahal itu adalah org yg ngirim dia ke Kyoto buat dijual. T_T
Refleksi dari Kondisi Gion Saat Itu
Bacanya tuh berasa lagi ada di Gion (sebuah distrik di Kyoto yg dulu sangat otentik dengan teahouse dan Geisha-nya, idk gimana dgn distrik lain gini juga apa nggak, soalnya novelnya berlatar di Gion sih), hampir seratus tahun yang lalu.
Not only beauty, they also have to be smart!
Kerasnya kehidupan yang penuh tipu daya memaksa mereka untuk pinter-pinter. Cantik aja ngga cukup deh untuk menjadi seorang geisha. Kalo ngga pinter, ngga bakal bertahan lama disana, karena dijatuhkan (atau dijebak) oleh geisha lainnya yang ngga suka punya saingan. Udah gitu, ngga bisa kabur gitu aja lagi. Mereka masih punya hutang yang harus dibayar kepada rumah (okiya) yang membeli dan membesarkan mereka. Lalu berakhir menjadi maid seumur hidup deh. Ckckck.
Takjub sih dgn kepintaran perempuan² disana (kebanyakan okiya isinya perempuan semua. Semacam high class prostitution gitu kali ya). Jadi bisa belajar juga how to be a manipulative person in a very polite way. Atau how to survive in a very manipulative situation. Hahahha. Hidup mereka penuh dgn manipulasi; geisha yg dibesarkan di satu okiya dan diangkat jadi anak bisa saja suatu hari menendang ibu angkatnya keluar okiya. Serem gak sih. But, realistic. Ya hidup memang begitu, org baik gak selamanya baik dan org jahat itu bukannya ngga punya sisi baik juga. Ngga ada yg absolutely black or absolutely white dalam hidup ini.
Di buku ini diceritakan dgn rinci bagaimana seorang geisha dibentuk. Mereka dibekali dgn kemampuan bermain alat musik, menari, bernyanyi, dll. A geisha is an entertainer and a performer. Mereka juga diajari tentang seluk beluk tea ceremony. Mungkin krn ini kali ya, sekarang Kyoto menjadi sejenis kota budaya nya Jepang. Keren sih ini, jadi semacam upaya untuk melestarikan budaya (terlepas dari tugas lain (atau malah tugas utama?) seorang geisha.)😂
Good Manner and Attitude
Dialog² nya juga sopan² banget, bahkan Hatsumomo yg terkenal gaada akhlak pun ngomongnya masi lebih sopan daripada saya. 😂 Kalo nyindir, halus banget. Tersinggung pun, bales sindirannya lebih halus lagi. Geisha sih ya, mereka dididik bertahun² agar memiliki attitute dan manner yg baik. Mungkin 11 12 sama didikan putri kerajaan, tapi beda kelas. Wkwkwk. Mereka kayak memegang prinsip, "kata²mu menunjukkan dirimu." Jadi mau oranglain ngomong sejahat apapun, balesannya tetap baik dan santun. Karena yg jahat kan dia, kita enggak (bahkan pas dijahatin sekalipun). Tapi dalam kesantunan itu kadang ada pedang yg tajamnya melebihi hatespeech. Hati-hatilah. Wkwkwk
Poin yg paling bikin saya terkesan sih itu, the way they communicate each other. Top bgt deh. Mungkin kalo kita punya etika dan manner kek mereka, jadi menantu idaman mertua dah. Hahaha
Bahasanya Sastra Banget!
Terus bahasa bukunya tuh nyastra banget menurut saya. Susunan kalimatnya menarik dan ngga kaya bahasa inggris umum yg sering kita temui dimana-mana. Vocab yg digunakan pun jarang ditemui sampe saya bolak balik cek kamus pas baca bukunya (apa krn saya yg jarang baca dan minus vocab yak? 😂)
Penceritaan yang Baik
Cara penulis bercerita membuat kita seolah berada pada zaman itu dan menyaksikan langsung setiap detail kejadiannya, atau mendengarkan langsung sang tokoh utama menceritakan kisah hidupnya. Kebawa banget sih ini baca bukunya.
~ Waah lama ngga ngoceh dimari, cek draft ada banyak yg layak posting keknya. Post aaah 😌
Beberapa hari yg lalu saya akhirnya nonton movie 'memoirs of a geisha', dan tida kecewa samsek (pdhl biasanya suka kecewa kan ya kl nonton habis baca bukunya). Two thumbs up!
Katanya, "kami bukanlah seorang geisha hingga kami menjadi karya seni yg berjalan."
6 notes · View notes
fonemida · 4 years
Text
Kurma, 3. Alasan Se-bucin Apapun..
Saya kira, Saya ini termasuk makhluk teramat bucin. Menye-menye. Bagaimana tidak, saya mulai menyukai (teman) lelaki di umur 7 tahun. Kelas 2 SD. Entah teramat polos atau justru mendewasa sebelum waktunya. Bisa jadi, ini dampak kebanyakan nonton sinetron berjam-jam dalam sehari. Terkhusus, sinetron di stasiun televisi yang berlogo ikan terbang—dulu.
Tidak hanya itu. Ketika banyak orang ditanya bagaimana dia mulai menulis, banyak alasan yang teramat mulia dan indah yang diutarakan. Sedangkan diriku, memulai tulisan dengan alasan-alasan menye dan bucin.
Selain dari pelajaran Bahasa Indonesia tentunya, lalu kumpulan puisi Bapak dan bermacam koran serta cerpen yg disuguhkan padaku sejak kecil, saya mengenal kalimat nyastra juga dari pacar.. Iya. Dulu sekali, si pacar setiap pagi—atau subuh—mengirim SMS berisi ucapan selamat pagi yang begitu puitis. Rentetan kalimatnya bahkan masih kuingat hingga sekarang. Meski sesederhana;
“..semoga hari ini indah, semanis senyum dan tawamu.”
Beuh. Untuk anak bau kencur, kalimat itu sudah amat menye romantis dan nyastra. Selain buat senyam-senyum, tanpa disadari saya belajar beragam diksi. Sampai akhirnya ketika udahan, saya pun menulis berlembar-lembar curahan hati sambil menangis sesenggukan. Ah, banyak juga mungkin yang seperti itu. Tetapi setahun kemudian, ketika kubaca ulang ocehan patah hati itu, ternyata cukup membuat pede untuk bilang; bisa nulis nih kayaknya haha.
Lalu, menulis bergenre puisi-puisi-an dieksekusi dengan sedikit serius waktu patah hati zaman Esemka. Beragam suasana tidak mengenakkan, kejengkelan si dia terhadapku, pun sebaliknya menjadi modal puisi-puisi-an itu. Tulisan yang tersimpan rapi di sub menu ‘konsep’ sebuah ponsel.
Dan lagi. Di bangku perkuliahan. Di suatu pagi ketika sebuah kelas dimulai, saya menulis sederet kalimat sebagai ucapan ulang tahun untuk orang—ehem—istimewa. Ucapan ulang tahun paling favorit saya hingga kini. Iseng-iseng, saya jadikan tulisan pendek itu sebagai unggahan pertama di story WhatsApp. Tidak dinyana, seorang mas-mas yang saya anggap keren—tulisan dan cara mikirnya—mengirim komentar; weh apik no Kaf wkwk.
Meskipun diakhiri dengan ‘wkwk’, saya terlanjur dan tetap senang bukan kepalang. Sepele mungkin. Tapi justru dari selarik respons itu, saya mulai menulis lebih giat. menemukan banyak pola tulisan dan diksi anyar. Setidaknya untuk story WA dan tagihan artikel berita sejak 3 tahun lalu. Kadang singkat, kadang panjang. Kadang rada serius dan bener, kadang menye bukan main. Mendatangkan sedikit kebahagiaan ketika satu dua teman turut senang. Juga tambahan uang jajan. Masih, sampai sekarang. Dan ya gitu.
..
Memulai dengan alasan bucin sekalipun, kesenangan membual dan menulis, saya rasa layak untuk ditekuni. Memang menulis curhatan dan puisi-puisi menye terkesan tidak penting dan buang-buang waktu. Berlebihan. Lebay. Tapi saat itu juga, seorang remaja yang sedang bertumbuh tengah mencoba mengenali dirinya, beragam perasaan yang melingkupinya, mulai menyusun potongan-potongan pikirnya, lalu bercerita lewat diksi yang diingini.
Puthut EA dalam buku Menjadi Penulis mengatakan;
Sebab di dalam menulis kita belajar tentang bagaimana menstrukturkan gagasan, mensolidkan argumen, menyusun logika, merapikan antara apa yang substansi, dan mana yang sampiran atau pemanis. Di dalam proses menulis, kita bergulat bahkan belajar menantang pikiran dan imajinasi kita.
Ya meskipun yang coba dikenali adalah rasa kecewa yang belum semestinya dan pada waktunya; kecewa karena berharap pada manusia. Sebuah perasaan yang harus dikelola dengan tegas sekaligus hati-hati. Tetapi kita tidak pernah tahu, melalui apa perasaan kecewa semacam ini dikelola oleh tiap-tiap orang. Siapa tahu melalui tulisan, seseorang mampu berkontemplasi dan meredakan ke-bucinan. Supaya tidak melampaui batas yang telah dipatok Pemilik Hidup.
Maka, memulai sesuatu dengan alasan sederhana atau bahkan terkesan sepele tidak selalu keliru. Seperti kata Pandji Pragiwaksono, Komika kenamaan Indonesia pada sebuah acara di UNS tahun lalu, “Keberhasilanmu tidak melulu ditentukan oleh bagaimana kamu mengawalinya, tetapi bagaimana kamu menjalani pilihanmu.” 
Tentu saja bukan pilihan untuk bucin pada manusia. Kalau ditanya lagi, saya pun tidak mau patah hati teramat apalagi menangis sesenggukan sebagaimana masa-masa sekolah dulu untuk suatu hal yang tidak pasti dan tidak perlu.
Bukan berarti juga abai terhadap pentingnya meluruskan niat saat membuat sebuah pilihan dan melakukan suatu tindakan. Hanya saja saya mengamini bahwa ‘meluruskan niat’ adalah proses terus berulang seumur hidup. Menanyakan lagi dan lagi pada diri, apakah niatku benar? Masihkah lurus? Atau sedikit berbelok tanpa sadar?
..
Selepas beragam alasan cinta-cintaan pada seorang insan, saya hanya berharap kemudian. Bisa terus mencintai pekerjaan tulis-menulis. Iya, ‘cinta’ saja. Cukup. Sebagai bagian pelurusan niat dari diri yang sempat meleng dulu. Semoga juga, menjadi medan untuk lebih mencintai dan dicintai Allah, Pemilik Cinta yang sebenar-benarnya.
4 notes · View notes
rarawoo0rlds · 4 years
Text
Tumblr media
kemarin waktu ga sengaja scroll twitter dan menemukan pamflet menarik ini.
pertama kali lihat udah ngira pamflet konser terus mulai baca deskripsi dan kaget sendiri.
apasihh wkwk
jadi ini tuh sandiwara sastra gitu kolaborasi produksinya kemendikbud, yayasan titimangsa sama kawankawan media trus diproduserin mba happy salma sama mba yulia evina bhara.
mantap.gatau aku dah bayangin mantap aja sih soalnya produsernya mba happy salma.
sastra gt kan, beliau ni kan ciamik yaa.
awalnya baca perempuan indigo dan langsung fokus sama jefri nichol, oka sama chelsea islan sampe baru sadar kalau cerita yang mau di alih wahanakan itu perempuan indigo di lalitanya ayu utami.
aku baca itu shock bangett.
karena lalita pas pasan baru ku tamatin sebelum akhir 2019 lalu.
salah satu novel yang ku temukan di perpustakaan kota waktu bolos jam terakhir bimbel berdua sama imut.
awalnya cuman liat sampul dan tulisan lalita yang punya vibes bahagia gitu dengan tumbuhan dan bebungaan wkwkwk
ngebaca judulnya "lalita" bayanganku udah novel novel remaja biasa doang.
dan terus turun menemukan nama "ayu utami" sebagai penulisnya.
Tumblr media
ayu utami namanya beberapa kali dengar atau baca cuman selentingan doang, karena dulu salah satu karyanya pernah jadi soal bacaan gitu di ujian entah ujian apa gitu pas smp kalau ga salah.
beberapa kali pak ai juga pernah nyebutin nama penulis sastra hebat dan namanya beliau ini ikut kesebut.
maka masuklah si "lalita" ini dalam daftar pinjam perpustakaanku.
terus dijalan waktu makan masih sempet browsing cari tau biografi singkat ayu utami dan baru tau kalau lalita ini adalah salah satu novel series "bilangan fu" gitu jadi ada novel sebelum ini dan lalita adalah yang ketiga alias masih ada dua novel sebelumnya yang harusnya kubaca dulu.
boro boro mau baca tau bentukannya aja engga.
dan akhirnya mengendap aja lama di meja belajar ku karena ga kubaca baca.
tapi pas pasan semua novel pinjeman ku pada abisan semua aku jadi mulai ngambil ini dan bismillah gas ajaa wkwk
waktu pertama kali baca awalnya aku udah ngira kalau kayaknya ini satu series tapi
kalau dibaca terpisah gapapa deh soalnya GA NGERTIII JUGA ANJIR WKWKWKWK
aku bloon banget hikd
ternyata isinya ga seunyu cover bukunya:'))
karena anaknya yang ga nyastra banget dan kapasitas otaknya yang bikin ngelus dada.
bacaan lalita yang entah menyinggung nyinggung masalah kesustraan, filsafat, ideolog, spiritualitas atau arkeologi lebih lebih tentang borobudur ngebuat aku kayak lagi mainan keong alis hah hah muluu wkwk.
tapi toh akhirnya novel itu berhasil kutamatkan walaupun dengan setengah bagian memori dalam otakku yang nyaris njebluk.
saking ga kuat menampung banyak kosa kata kosa kata asing atau nama nama yang nyelempit dan sama sekali ga pernah kubaca atau ku dengar.
sama juga menyisakan banyak kebingungan dan pertanyaan macam "sebenernya fokus ceritanya ini dimana sih?"wkwk
entah emang aku doang yang ga nyampe si ini fix karena isi dari novelnya menurutku complicated parah.
dan keknya emang kurang cocok buat di nikmatin sama orang awam.
begitu aja kemudian lalita pulang kembali ke perpustakaan kota dan gak meninggalkan kesan apapun untuk bocil yang pas itu lagi di tatar tryout parah parahnya menjelang kelulusan.
eh meninggalkan si, kesan njelimet buat keren kerenan doang karena udah berhasil namatin.
iya tamat doang ngerti juga engga wkwkk.
Tumblr media
dan lalu kemaren malam menemukan pamflet sandiwara sastra itu sebagai jawaban atas doa doaku tentang cara lain untuk menikmati lalita dengan versi yang lain. yang mungkin lebih bisa kuterima.
dan subhanallah aktor yang ngisi juga ciamik sekali omegoott.
siapalah aku yang bukan siapa siapa ini mau ngereview abal abal tipis tipis sesuai apa yang aku rasain waktu dengerin podcast ini.
dengan narator mas jefri yang punya suara adem macem ubin mesjid, sopan sekali bertandang ketelinga. dengan intonasi dan penegasan pada beberapa kata untuk lebih mendeskripsikan suatu keadaan, detail dan alhamdulillah tidak belibet ya soalnya narasinya agak semlehoy wkwk mungkin karena preparenya juga lama jadi mateng sempurna. oh sunggu mas jefri kamu menang memegang kendali cerita disana.
terus sandi yuda yang di peranin sama oka antara.sebenarnya pas baca bukunya tuh aku kayak ngebayangin rio dewanto gitu si soalnya kan doski ni pemanjat tebing, nah keknya cocok gitu sama perawakannya rio dewanto tapi so far oka antara ga kalah bagus
momen momen pas dia ngerasa gugup, grogi dan bodoh alias mati kutu di depan lalita nih sukses bikin senyum senyum sendiri.
atau waktu monolognya dia yang kayak lagi ribut sama isi kepalanya sendiri itu ciamik bangett.
really love it
DAN YANG TERAKHIR ADALAH MBA CHELSEA ISLAN YANG TENTU SAJA MENJADI LALITA VISTARA YANG SUMPAH AKU CINTA BANGET JUJYUR MO MENINGGAL WKWKWKWKWK
tapi seriusan sekeren itu dari waktu dialog pertama "siapa ini" tuh sumpah ngena bangett.
pembawaannya yang lues, cerdas, misterius,perfeksionis dan agak bitchy gitu ngena banget dibawain sama chelsea.
lalita vistara yang digambarkan sebagai perempuan indigo karena semua yang membalut badannya indentik dengan warna biru hampir menyentuh ungu, yang cantiknya etheral,gak wajar, vulgar tapi juga cerdas banget beneran ngena banget di chelsea entah gimana caranya.
apalagi waktu dialognya yang
"jangan sekali sekali panggil aku lita yaa, panggil aku lalita eheheh"
tawa kecilnya dia di ujung kalimat tuh kek bisa ngebawa pikiran buat ngebayangin gimana sosok lalita yang keliatan manja dan mengintimidasi di satu waktu yang sama.
atau waktu dia ngerayu yudha buat di bungkus kerumah wkwk "aku akan mengajari kamu, aku punya kamar gelap di rumahku"
trus juga penjelasan tentang aksis mundi kecil yang dia sampein dengan detail dan hati hati kayak seolah olah takut kata katanya bakal meluncur kemana mana kalau ga dia tahan tahan, masih tetap dengan nada mengayomi yang sometimes terdengar sangat menggoda di satu waktu yang lain.
dan semakin ciamik dengan penutup dialog "yudha yang baik, selamat malam" behhhh itu demagenya ga ngotak si parahhhh
so far ini menyenangkan banget buat di denger.
selain karena ceritanya ini memang bagus juga karena aktor yang main totalitas banget, detail ilustrasi musik yang di pegang sama mas yenu ariendra dan penata suaranya mas pramudya adiwardhana makin ngebuat yang denger larut dalam suasana.
mengisi malam ku yang unfaedah dan suram menjadi lebih menyenangkan dan berwarna
huhuhu udah ah udah panjang capek
1 note · View note
krisanyuanita · 5 years
Text
Kadang-kadang capek juga eike kalo nulis harus milih-milih diksi supaya terlihat indah 😌. Jadi pas udah butek banget nih otak milih kata-kata yaudahlah seadanya aja yang penting apa yang ingin disampaikan terbaca. Kan, sebenarnya itu yang kita butuhkan; mengungkapkan perasaan biar lega dan nggak lagi sesak. Masalah kosa kata, nyastra atau nggak mah belakangan. Gitu, kan?
16 notes · View notes
bibunbibun · 4 years
Text
Prolog
Halo anak-anakku nanti. Perkenalkan, aku ibumu. Panggil mamah aja ya biar kalo dipanggil mantep ho oh gitu lah.
Ehem. Udah lama banget nih gak nulis. Awkward banget rasanya. Bingung juga mau bahasa baku, nyastra biar menyentuh apa informal kayak begini. Untuk sementara kaya gini dulu aja ya. Udah lama buanget mamamu ini gak nulis. Tiap mau nulis gak jadi-jadi. Jangan ditiru ya, terutama anak mama yang virgo!
Mama mau buat blog baru untuk kalian baca kelak. Tentang mama, bapakmu, tentang kisah kami berdua, atau kisah sekeliling kami. Semoga ada yang bisa kalian ambil pelajaran atau buat menemani kalian ketika kalian sudah agak besar nanti.
SIlakan menikmati!
1 note · View note
langitlaut · 6 years
Video
Jawaban Alina untuk Sukab Masih dari buku Seno Gumira Ajidarma: Sepotong Senja untuk Pacarku. Dan buku ini telah menguasai imajiku tentang pernyataan cinta sejak delapan tahun lalu. . . . #alina #sukab #senogumiraajidarma #sastra #nyastra #membaca #suara #cinta #love #surat #suratcinta (at Special Region of Yogyakarta)
0 notes