Review dan Tips: Beli Tiket Pesawat di Nusatrip vs Traveloka
Review dan Tips: Beli Tiket Pesawat di Nusatrip vs Traveloka
Review ini bukan dari hasil studi komprehensif terhadap dua layanan tersebut, melainkan hanya berdasarkan pengalaman saya selama >3 tahun sebagai pengguna. Saya tidak bermaksud menjatuhkan siapapun, namun berharap kedua situs besar tersebut dapat terus berkembang dan berbenah.
Check in Gates at Changi Airport
Tiga tahun yang lalu, saat saya hendak membeli flight ticket pertama kali ke luar…
View On WordPress
0 notes
Conquering Quarter-life Crisis, How?
Conquering Quarter-life Crisis, How?
Most of us face these questions at some point of our lives, especially after graduation. This phenomenon, is also commonly known as a quarter life crisis.
The ‘Quarter-life Crisis’ is widely faced by 20-somethings of the 21st century. Although young adults today are more educated and presented with better choices in life, they also experience an earlier existential crisis and feelings of…
View On WordPress
0 notes
Are We Too Dependent on Computers?
Are We Too Dependent on Computers?
Some people can’t remember the last time they read a book, even though they read all day long. They don’t read holding books or papers in their hands, but sitting in front of a screen. Text messages, Facebook updates, tweets, blogs, random news… we read brief content because our time is valuable. Computers make each daily task easier. We need to process as much information as possible in as…
View On WordPress
0 notes
Berbekal rasa penasaran dan nekat akhirnya saya mendaftarkan diri untuk ikut seleksi tim Protokol ITB.
Apa sih protokoler?
Protokoler secara sederhananya adalah orang-orang yang menjalankan protokol atau aturan yang ada. Biasanya protokol ini ada untuk urusan kenegaraan, atau keinstansian yang memerlukan sesuatu yang formal. Nah kalau di ITB sendiri fungsinya banyak sekali apalagi yang membutuhkan protokol kampus, tak semuanya butuh biasanya sih rektoratlah yang memerlukan jasa protokoler. Sebut saja acara wisudaan, penerimaan mahasiswa baru, upacara 17 Agustus di saraga, upacara ketika ada guru besar yang meninggal, ada presiden ke kampus, dan banyak lagi yang lainnya.
Awalnya aku tahu kehadiran mereka saat mengurusi wisudaan di kampus. Saat itu banyak laki-laki berjas, dasi, tampak rapi sedangkan perempuannya memakai blazer dan fantovel yang tentunya cantik dan genteng #eh. Lalu di majalah Boulevard ITB pun diulas sedikit mengenai protokoler ITB (sedikit promosi lah) jadilah aku tahu sedikit apa sih itu protokoler. Karena saat itu dibuka lowongan untuk maka tanpa basa-basi aku pun ikut mendaftar. Karena mencari sesuatu yang berbau profesionalitas apalagi ini berhubungan dengan instansi aku ingin mencoba belajar. Bosan juga berada di balik layar saat mengikuti segala sesuatu sekali-kali pengen eksis di depan pake baju formal pula. Aku berpikir sedikit besarnya kegiatan ini bermanfaat untuk kegiatan perhumasan alias hubungan dengan masyarakat agar tidak kaku.
Ternyata benar, sampai pada diklat pun kami benar-benar di godhog dengan cermat bagaimana berkomunikasi dengan orang lain. Karena nantinya kami akan diterjunkan di hadapan banyak orang, mulai dari tamu kenegaraan, sampai pada orang biasa. Tak ada yang membedakan, kami harus tetap ramah dan tersenyum. Salah satu motto kami.
Sistem penyeleksiannya terbilang cukup ketat saat itu. Melalui dua tahap kegiatan yang pertama adalah psikotes dan wawancara. Psikotes yang dijalani cukup membuat lelah seharian apalagi ada tes koran dan banyak soal matematika yang karena otak sudah lama tidak dipakai mikir jadi gak panas-panas. Ditambah telat datang, dikarenakan biasa lah lalai. Tes wawancara lah yang bikin hati cukup deg-degan karena memakai bahasa inggris untuk bagian perkenalan. Masalahnya sih ada denganku yang pelafalannya sering bikin salah kata. Dan alhamdulilah saya lolos untuk yang kedua ini.
Sebelum benar-benar terjun ke medan perang kami protokoler batch 2015 didiklat terlebih dahulu selama dua hari di TVST dan Annex (read: Rektorat). Selama itu kita diberi tahu mengenai jobdesk, pengetahuan dasar mengenai ITB, public relation, komunikasi efektif, berbicara di depan publik yang disampaikan oleh M.Achir (pembawa berita SCTV) , pengembangan diri dan banyak lagi yang lainnya. Disitu pula saya jadi mengenal banyak orang, banyak tokoh sekaligus banyak teman. Banyak ilmu tapi sedikit mencatat jadi banyak yang lupa. Hehe -_-
Dan jreng jreng jreng jreng, sampailah pada tugas pertamaku, Wisuda Oktober 2015. Wisuda yang terkenal dengan jumlah wisadawan/wisudawati nya yang membludak, yang berlangsung di Sasana Budaya Ganesha alias Sabuga :D #Yeee #prokprok. Karena wisuda dibagi menjadi dua hari biasanya hari Jumat untuk wisuda S2 dan S3, dan hari Sabtu untuk wisuda S1. Karena jumlah wisudawan S1 yang sangat banyak, maka ada 2 prodi yang diwisuda pada hari Jumat berbarengan dengan wisuda S2 dan S3. Hal ini sempat membuat kecewa beberapa mahasiswa/i terutama dari himpunan prodi terkait. Tapi apa boleh buat kapasitas Sabuga ya segitu-segitu saja. Jangan sedih yaaaa… hehe
Dengan pakaian yang sangat formal berupa rok panjang hitam, blazer hitam, kemeja putih, kerudung abu, dan sepatu fantovel aku bertugas. Pukul setengah enam pagi sudah ready di Sabuga, mungkin disangkanya aku mau ngelamar kerja atau bahkan mau ikutan ospek ya? #err. Sebelumnya sudah pernah gladi sih dengan peserta S-1 lebih dari 3600 mahasiswa. WOW, saat gladi saja ini jatah kursi S-1 sudah bikin kecil ukuran sabuga. Dan hari H pun tak serumit yang ku bayangkan karena semua tinggal jadinya saja. untuk logistik, konsumsi, acara dan lain-lain sudah ada yang mengatur dari rektorat itu sendiri. Masalah terbesar si paling ada di mondar-mandir pake sepatu yang bukan kets. Hehe. Heels pula.
My first job, wisuda Oktober 2015 yang terbagi jadi dua sesi Jumat (S2 dan S3, kurang lebih 500 wisudawan) dan Sabtu (S1 kurang lebih 1300 wisudawan). Saya pernah dikasihtau..wisuda itu adalah monumen sakral dan protokoler ada untuk membantu menciptakan suasana sakral dan khidmat itu. Hoo…rasanya seneeeng dan banggaaa banget jadi tim protokol. Meski harus beradu argumen dengan ibu-ibu atau orang tua wisudawan yang maksa pengen masuk sabuga padahal datang terlambat dan prosesi rektor masuk sedang dimulai. Bukan gak boleh masuk Bu, tapi ketika aturannya pintu ditutup dan kesempatan selanjutnya menunggu prosesi selesai mbok ya sabar….jangan malah marah-marah bilang mau menyebarkan lewat media,,hehehe jadi curhat..Tapi konflik-konflik kayak gitu seru juga dialami untuk dikenang. Harus tetap senyum, ceria, dan semangat..karena kita ini adalah etalasenya ITB (bener gak ya istilahnya..ya intinya menjadi yang terluar terlihat sebagai citra ITB).
Tugasku hari itu adalah menjaga pintu masuk SBT, yakni pintu masuk tamu-tamu khusus yang diundang oleh ITB. Beberapa tamu sudah pernah aku lihat di tivi, seperti Menteri Pendidikan, Dirut Pertamina, beberapa Rektor Universitas lain, dan para keluarga mereka. Uwow, seneng juga sih membawa sesuatu penuh rasa penghargaan bisa berinteraksi (walaupun terbatas) dengan para petinggi negeri ini. Kemudian, ada prosesi yang menarik setiap wisuda yakni pengumuman wisudawan terbaik dan pidato khusus dari wisudawan terbaik. Terntu saja wisudawan yang berkesempatan untuk melakukan itu adalah mahasiswa yang sangat berprestasi. Kalo liat ukuran IP sih aku memang belum pantas dapat julukan mahasiswa berprestasi tapi berprestasi menurut visiku sendiri aku tengah berproses. Eh jadi OOT.
Rangkaian jadwal masuk wisudawan maupun orangtua, sitem tutup pintu selama prosesi hingga indonesia raya, berdiri saat berdoa, menyanyikan indonesia raya, mengheningkan cipta, aturan pintu masing-masing (orangtua dan wisudawan, vip) semuanya dijalankan agar acara berjalan tertib, khidmat, rapih, tetap formal, berkesan, dan menjadi kenangan tersendiri.
Wisuda ITB keren karena Bapak Rektor kita full menyalami semua wisudawan-wisudawati lulusan ITB, sebagai bentuk penghargaan, dan kebanggan, serta salam yang mengantarkan lulusannya untuk berkarya diluar sana. Dibuka oleh rektor, lanjut sambutan serta pembacaan prestasi-prestasi mahasiswa, testimoni mahasiswa2 cumlaude, sambutan perwakilan mahasiswa (bisa semi curhat, orasi, menyampaikan kritik terbuka pada itb, dosen dengan tujuan itb yang lebih baik tentunya, terimakasih pada teman-teman, motivasi, penguat untuk tetap berkarya bagi Tuhan,bangsa dan almamater)
Last..mars yang dinyayikan PSM selalu membuat bulu kuduk merinding, dan mata kedutan karena mencintai almamater ini…. ITB
Mars ITB
Derapkan langkah tatap ke depan
ITB citra ganesha
Curahkan daya kejarlah cita
Bakti pada negara
Siapkan diri, teguhkan hati
Tegarkan tekad pribadi
Langkah dan karya nyatakan pasti
Dambaan ibu pertiwi
Hai putra bangsa insan persada
Tugas mulia menantimu
Smangat dan tekad kembangkan slalu
Sinar terang pasti datang
Kajilah ilmu dan teknologi
Seni dan budaya bangsa
Kukuhkan sikapmu dan tekadmu mandiri
Capai masa gemilang
Rentangkan sayapmu pancarkan citra
Cerdaskan putra negara
Hantarkan bangsa Indonesia
Adil makmur sejahtera
Majulah maju pandu sejati
Almamater yang tercinta
S’moga semakin kukuh dewasa
Tetap jaya dan abadi
Selain itu salah satu tujuan saya untuk apply menjadi protokoler adalah terus membuat diri menjadi orang yang kreatif. Bagaimana caanya? ya lakukan terus hal baru.. dengan begitu juga kita bisa memperluas cara pandang kita, dan bisa lebih menghargai orang lain. :)
Beberapa foto dokumentasi selama jadi protokoler ITB.
Ciao,
Protokoler ITB? Berbekal rasa penasaran dan nekat akhirnya saya mendaftarkan diri untuk ikut seleksi tim Protokol ITB. Apa sih protokoler?
0 notes
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Tidak terasa, ternyata sudah lewat sebulan kita menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadan, sekali lagi saat saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Tiga tahun lalu tepatnya tanggal 8 Agustus 2013 saya posting di blog ini juga.
Pada kesempatan ini dan khususnya untuk hari ini tanggal 1 SYAWAL 1437 H / 6 JULI 2016 M, dengan segala kerendahan hati menjelang waktu berakhirnya bulan suci Ramadhan dan datangnya Bulan Syawal 1437 H.
Perkenankan Filah dan Keluarga menghaturkan …
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI 1437 H.
Taqabbalallahu minna wa minkum, washiyamana washiyamakum.
Semoga amal dan ibadah kita di bulan Ramadhan diterima oleh Allah SWT dan kita menjadi bagian dari golongan orang-orang yang bertaqwa, penuh cinta bagi sesama, serta menjadi rahmat bagi semesta.
Semoga kita dipertemukan dengan bulan Ramadan berikutnya. Aamiin
آمــــــــــــــين.
وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه
Di hari-hari terakhir sebelum berpisah dengan Bulan Suci Ramadan, kami sekeluarga melaksanakan itikaf di Masjid Raya Provinsi Jawa Barat, Alun-Alun Kota Bandung. Alhamdulillah niat kami untuk melaksanakan ibadah tersebut bisa berjalan lancar, walaupun sebelum sampai ketempat tujuan kami menghadapi masalah kecil terlebih dahulu. Tak apa! Itu bentuk kasih sayang Allah swt. terhadap hamba-Nya.
Ya Allah swt., terima kasih sudah memberikan kesempatan untuk beribadah di Bulan Ramadan ini.
Wassalam.
Ciao,
Happy Eid Mubarak 1437 H! السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه Tidak terasa, ternyata sudah lewat sebulan kita menjalankan ibadah shaum di bulan Ramadan, sekali lagi saat saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H.
1 note
·
View note