Tumgik
mrsva · 5 years
Text
Tumblr media
Dia tetap bersujud kepadaNya saat diguyur api neraka. Panasnya bukan main, dan sakitnya tak usah lagi ditanya.
Tuhan menawarkan surga agar dia berhenti bersujud, lalu makhluk tersebut berkata:
"Aku tak peduli panas api nerakaMu ya Tuhan, dan aku tak peduli betapa nikmat indah surgaMu. Jika surga menjadi alasan aku berhenti mencintaimu, akan kubakar dan kuratakan surga tersebut. Jika neraka menjadi alasan untuk menakutiku agar berhenti mencintaimu, akan kuminum dan tenggelam di dalamnya hingga padam. Aku berkodrat makhluk, yang bernilai bebas di tanganMu. Engkau sendiri lah yang berhak menentukan hancur atau adanya keberadaanku, bukan surga atau neraka. Keimananku tidak bertambah ketika mereka memuji sifatku, keimananku juga tidak berkurang ketika mereka semua meragukanku. Kupikir aku hanya berurusan denganMu, aku tak butuh semesta beserta isinya sekalipun untuk menilai keimananku."
Tuhan pun tersenyum dan bertanya padanya, "ada berapakah makhluk di dunia yang sepertimu? Aku yakin aku hanya menciptakan beberapa saja"
Dari kisah diatas, semoga teman-teman sekalian menjadi lebih mengerti tentang esensi terpenting dari beribadah dan beriman. Surga dan neraka memang ada, tapi jauh dari itu kau bukan pengecut yang takut neraka, ataupun hasrat yang ingin mencicipi surga. Merana atau sejahteranya dirimu, itu bukan urusanmu. Satu-satunya alasan mengapa dirimu ada, adalah Tuhan itu sendiri
sumber referensi:
ig: Sultandonnie.
5 notes · View notes
mrsva · 5 years
Text
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Wahai akhi.. Pahamilah.
3 notes · View notes
mrsva · 5 years
Text
Hisablah dirimu sendiri sebelum kau dihisab. Timbanglah dirimu sendiri sebelum kau ditimbang. Dan bersiaplah untuk hari besar ditampakkannya amal.
Umar bin Khattab
4 notes · View notes
mrsva · 6 years
Text
HUKUM PERAYAAN ULANG TAHUN* 🎉🎊🎁
❓Pertanyaan
🔘 Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya :
▪Apakah perayaan ulang tahun anak termasuk tasyabbuh (tindakan menyerupai) dengan budaya orang barat yang kafir ataukah semacam cara menyenangkan dan menggembirakan hati anak dan keluarganya ?
☑ Jawaban
▪Perayaan ulang tahun anak tidak lepas dari dua hal ; dianggap sebagai ibadah, atau hanya adat kebiasaan saja.
▪Kalau dimaksudkan sebagai ibadah, maka hal itu termasuk bid’ah dalam agama Allah. Padahal peringatan dari amalan bid’ah dan penegasan bahwa dia termasuk sesat telah datang dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda:
وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الأُمُورِ ، فَإِنَّ كُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَ كُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
“Jauhilah perkara-perkara baru. Sesungguhnya setiap bid’ah adalah sesat. Dan setiap kesesatan berada dalam Neraka”.
▪Namun jika dimaksudkan sebagai adat kebiasaan saja, maka hal itu mengandung dua sisi larangan:
📌 Pertama
▪Menjadikannya sebagai salah satu hari raya yang sebenarnya bukan merupakan hari raya (‘Ied). Tindakan ini berarti suatu kelalancangan terhadap Allah dan RasulNya, dimana kita menetapkannya sebagai ‘Ied (hari raya) dalam Islam, padahal Allah dan RasulNya tidak pernah menjadikannya sebagai hari raya.
▪Saat memasuki kota Madinah, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendapati dua hari raya yang digunakan kaum Anshar sebagai waktu bersenang-senang dan menganggapnya sebagai hari ‘Ied, maka beliau bersabda.
إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَبْدَلَكُمْ بِهِمَا خَيْرًا مِنْهُمَا يَوْمَ الأَضْحَى وَيَوْمَ الْفِطْر
“Sesungguhnya Allah telah menggantikan bagi kalian hari yang lebih baik dari keduanya, yaitu ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha”.
📌Kedua
▪Adanya unsur tasyabbuh (menyerupai) dengan musuh-musuh Allah. Budaya ini bukan merupakan budaya kaum muslimin, namun warisan dari non muslim. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa meniru-niru suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka”.
▪Kemudian panjang umur bagi seseorang tidak selalu berbuah baik, kecuali kalau dihabiskan dalam menggapai keridhaan Allah dan ketaatanNya. Sebaik-baik orang adalah orang yang panjang umurnya dan baik amalannya. Sementara orang yang paling buruk adalah manusia yang panjang umurnya dan buruk amalanya.
▪Karena itulah, sebagian ulama tidak menyukai do’a agar dikaruniakan umur panjang secara mutlak. Mereka kurang setuju dengan ungkapan : “Semoga Allah memanjangkan umurmu” kecuali dengan keterangan “Dalam ketaatanNya” atau “Dalam kebaikan” atau kalimat yang serupa. Alasannya umur panjang kadangkala tidak baik bagi yang bersangkutan, karena umur yang panjang jika disertai dengan amalan yang buruk -semoga Allah menjauhkan kita darinya- hanya akan membawa keburukan baginya, serta menambah siksaan dan malapetaka.
==================
📚 Diringkas dari Fatawa Manarul Islam 1/43, di kitab Fatawa Ath-thiflul Muslim, almanhaj.or.id
📚 Kurikulum Bimbingan : Aqidah, Fikih, Hadits, Manhaj, Adab, Petuah Ulama, Tazkiyatun Nufus, Nasehat, Dll.
•┈•◎❅❀❦❖🌷🌻💎🌻🌷❖❦❀❅◎•┈•
7 notes · View notes
mrsva · 6 years
Text
SAAT DIBERI UCAPAN SELAMAT ULANG TAHUN🎂
❓ TANYA
Assalaamu'alaikum Ustadz...
Hari ini hari kelahiran ana. Ana udah menghindar dan tidak menunjukkan sama sekali kalau hari ini hari kelahiran ana lalu ada yang mengucapkan ke ana, bagaimana cara ana menanggapinya ? Dan ibu ana itu menyuruh ana buat mentraktir sahabat2 ana, kalau ana anggap itu sebagai sedekah ke mereka gimana ya? Jadi bukan untuk merayakan hari kelahiran ana.
Jazaakallahu khayran
➖➖➖➖➖➖➖
❗ Jawaban
بــسم اللّٰـه
وعليكم السلام ورحمة الله وبركاته
1⃣ Jika kita diberi ucapan selamat ulang tahun atau happy milad, tidak usah direspon atau dijawab. Jika harus mengucapkan pun, ya Ucapkan saja terima kasih.
2⃣ Jika kita didoakan, semisal dikatakan : semoga semakin berkah usianya, semoga semakin shalihah, dst... Maka aminkan doanya.
3⃣ Jika kita diberi hadiah ulang tahun, maka tolaklah secara halus dan katakan : “mohon maaf saya tidak merayakan ulang tahun... ”
4⃣ Jika dia memaksa memberi hadiah - atau menyebabkan dia tersinggung-, maka terima hadiahnya dan ucapkan terima kasih. Sampaikan semoga dengan hadiah ini kita sebagaimana yang dikatakan nabi : Tahâdû tahâbû (salinglah kalian memberi hadiah niscaya kalian saling mencintai).
5⃣ Jika kita ditraktir makan, maka terima traktirannya dan berikan persyaratan padanya : tidak ada ucapan selamat ultah atau yang semisal.
6⃣ Jika kita diminta orang tua kita untuk mentraktir kawan-kawan kita sebagai rasa syukur lalu mereka memberi kita uang, maka silakan gunakan uang tersebut itu mentraktir mereka atau selainnya. Semoga bisa menjadi sedekah. Tapi ingat, jangan diniatkan untuk ultah dan sampaikan ke kawan yang ditraktir, bahwa ini traktiran biasa tidak ada kaitannya dengan ultah...
7⃣ Jika banyak yang komplain dan protes, kamu koq ekstrem banget sih beragama. Masak ultah aja ga boleh...
Maka sampaikan bahwa aku Muslim, aku mencintai agamaku, aku juga cinta Nabîku. Nabîku bilang : man tasyabbaha biqoumin fahuwa minhum, siapa yang menyerupai suatu kaum maka ia termasuk kaum itu. Aku tidak mau diserupakan dengan kaum selain Islam.
8⃣ Jika ada yang berkata : kalo bukan untuk perayaan ultah, tapi bersyukur atas usia kita dengan acara syukuran dan mengucapkan doa, happy milad, dan semisalnya. Masak ga boleh?
Maka katakan, aku bersyukur kepada Allâh setiap hari, dan hari-hari yang berlalu tidak ada yang istimewa dan spesial kecuali Allâh sendiri atau Nabî yang mengistimewakan atau menspesialkan.
Hari kelahiranku tidak istimewa dan spesial, bahkan usiaku tidak semakin panjang karenanya, namun semakin pendek. Aku berusaha bersyukur kepada Allâh setiap waktu, jika aku disuruh memilih untuk berbagi seperti sedekah atau hadiah, maka aku cari hari yang diistimewakan oleh Nabîku, yaitu pada hari Jumat, atau pada hari Arofah, atau pada 10 hari awal Dzulhijjah, atau hari-hari lain yang Allah sendiri istimewakan...
So, tetap istiqomah, tidak perlu takut menyampaikan yang benar, keep humble to people, selalu berbuat baik, santun dan sopan, insya Allâh, yang mendekat dengan kita adalah orang² yang baik dan sholeh, serta keberkahan lainnya...
------------------------------------
❓ TANYA 2
Ustadz sehubungan dengan point ke 7 ⬆ bila bertasyabuh dengan kaum kuffar apakah akan mengeluarkan kita dari Islam?
❗Jawaban
🔶 Tidak, kecuali jika diiringi dengan keyakinan bahwa ajaran agama lain lebih baik sehingga lebih layak ditiru... Maka dia kafir karena keyakinan nya tersebut.
Wallâhu a'lam bish showaab
✏️ @abinyasalma
•┈•◎❅❀❦❖🌷🌻💎🌻🌷❖❦❀❅◎•┈•
1 note · View note
mrsva · 6 years
Text
Wasiat Seorang Ibu Kepada Anak Perempuannya
Anjuran Berwasiat Kepada Calon Isteri Anas mengatakan bahwasanya para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam jika mempersembahkan (menikahkan) anak perempuan kepada calon suaminya, mereka memerintahkan kepadanya untuk berkhidmat kepada suami dan senantiasa menjaga hak suami. Pesan Bapak Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan Abdullah bin Ja’far bin Abu Thalib mewasiatkan anak perempuannya, seraya berkata, “Jauhilah olehmu perasaan cemburu, karena rasa cemburu adalah kunci jatuhnya thalak. Juga jauhilah olehmu banyak mengeluh, karena keluh kesah menimbulkan kemarahan, dan hendaklah kamu memakai celak mata karena itu adalah perhiasan yang paling indah dan wewangian yang paling harum”. Pesan Ibu Kepada Anak Perempuannya Diriwayatkan bahwa Asma binti Kharijah Al-Farzari berpesan kepada anak perempuannya disaat pernikahannya, “Sesungguhnya engkau telah keluar dari sarang yang engkau tempati menuju hamparan yang tidak engkau ketahui, juga menuju teman yang engkau belum merasa rukun dengannya. Oleh karena itu jadilah engkau sebagai bumi baginya, maka dia akan menjadi langit untukmu. Jadilah engkau hamparan baginya, niscaya ia akan menjadi tiang untukmu. Jadilah engkau hamba sahaya baginya, maka niscaya ia akan menjadi hamba untukmu. Janganlah engkau meremehkannya, karena niscaya dia akan membencimu dan janganlah menjauh darinya karena dia akan melupakanmu. Jika dia mendekat kepadamu maka dekatkanlah dirimu, dan jika dia menjauhimu maka menjauhlah darinya. Jagalah hidungnya, pendengarannya, dan matanya. Janganlah ia mencium sesuatu darimu kecuali wewangian dan janganlah ia melihatmu kecuali engkau dalam keadaan cantik. [1] Pesan Amamah binti Harits Kepada Anak Perempuannya Saat Pernikahan. Amamah bin Harits berpesan kepda anak perempuannya tatkala membawanya kepada calon suaminya, “Wahai anak perempuanku! Bahwasanya jika wasiat ditinggalkan karena suatu keistimewaan atau keturunan maka aku menjauh darimu. Akan tetapi wasiat merupakan pengingat bagi orang yang mulia dan bekal bagi orang yang berakal. Wahai anak perempuanku! Jika seorang perempuan merasa cukup terhadap suami lantaran kekayaan kedua orang tuanya dan hajat kedua orang tua kepadanya, maka aku adalah orang yang paling merasa cukup dari semua itu. Akan tetapi perempuan diciptakan untuk laki-laki dan laki-lakai diciptakan untuk perempuan. Oleh karena itu, wahai anak perempuanku! Jagalah sepuluh perkara ini. Pertama dan kedua : Perlakuan dengan sifat qana’ah dan mu’asyarah melalui perhatian yang baik dan ta’at, karena pada qan’aah terdapat kebahagiaan qalbu, dan pada ketaatan terdapat keridhaan Tuhan. Ketiga dan keempat : Buatlah janji dihadapannya dan beritrospeksilah dihadapannya. Jangan sampai ia memandang jelek dirimu, dan jangan sampai ia mencium darimu kecuali wewangian. Kelima dan keenam : Perhatikanlah waktu makan dan tenangkanlah ia tatkala tidur, karena panas kelaparan sangat menjengkelkan dan gangguan tidur menjengkelkan. Ketujuh dan kedelapan : Jagalah harta dan keluarganya. Dikarenakan kekuasaan dalam harta artinya pengaturan keuangan yang bagus, dan kekuasaan dalam keluarga artinya perlakuan yang baik. Kesembilan dan kesepuluh : Jangan engkau sebarluaskan rahasianya, serta jangan engkau langgar peraturannya. Jika engkau menyebarluaskan rahasianya berarti engkau tidak menjaga kehormatannya. Jika engkau melanggar perintahnya berarti engkau merobek dadanya. [2] Bahwasanya keagungan baginya yang paling besar adalah kemuliaan yang engkau persembahkan untuknya, dan kedamaian yang paling besar baginya adalah perlakuanmu yang paling baik. Ketahuilah, bahwasanya engkau tidak merasakan hal tersebut, sehingga engkau mempengaruhi keinginannya terhadap keinginanmu dan keridhaannya terhadap keridhaanmu (baik terhadap hal yang engkau sukai atau yang engkau benci). Jauhilah menampakkan kebahagiaan dihadapannya jika ia sedang risau, atau menampakkan kesedihan tatkala ia sedang gembira. Tatkala Ibnu Al-Ahwash membawa anak perempuannya kepada amirul mukminin Ustman bin Affan Radhiyallahu
0 notes
mrsva · 6 years
Text
"Ketika Jenazah Diiringi Milyaran Malaikat"
======================= Suatu saat Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan adalah panah yang beracun, yang merupakan salah satu panahnya iblis”. (HR. Ahmad dan al-Hakim). Ketika seorang laki-laki memandang lawan jenisnya dengan syahwat, maka seakan-akan matamu dipanah oleh panahnya iblis yang beracun. Ada seorang sahabat setelah mendengar dakwah Rasulullah SAW tersebut ia pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ketika naik ke loteng rumah ia melihat tetangganya seorang perempuan yang tidak menutup aurat. Iapun melihatnya. Setelah itu ia sadar dan menyesal. Ia merasa ketakutan karena menurutnya ia telah berbuat dosa besar. Setelah itu ia tidak berani shalat di dekat Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sampai terheran dan menanyakan dimanakah si fulan. Rasulullah SAW memerintahkan para sahabat agar mencarinya. Setelah ketemu, ia ditanya kenapa kamu tidak mau shalat dekat Rasulullah SAW. Ia menjawab bahwa saya ini kotor karena sudah melihat aurat wanita. Rasulullah SAW kemudian memintakan ampun untuk sahabat tersebut. Setelah itu dia mau shalat di belakang Rasulullah SAW. Tapi tidak sampai lama, rupanya perasaan telah berdosa itu menghantui pikirannya. Saking tersiksanya dengan perasaan berdosa ia sampai jatuh sakit. Rasulullah SAW kemudian menjenguk sahabat tersebut. Rasulullah SAW meletakkan kepalanya di atas paha Rasulullah SAW. Namun, sahabat itu seakan tidak mau, dia mengelakkan kepalanya. “Wahai fulan, kenapa kamu tidak mau meletakkan kepalamu di atas pahaku”. “Wahai Rasulullah mataku yang telah melakukan dosa ini tidak pantas berada di atas paha engkau,” jawabnya. Rasulullah SAW kagum dengan sahabat ini yang begitu menyesali perbuatan dosanya meskipun hanya dosa kecil. Rasulullah SAW kemudian mendoakannya dan diapun meninggal husnul khotimah. Ketika mengantarkan jenazahnya ke pemakaman Baqi’, Rasulullah SAW berjalan dengan jinjit. Para sahabat terheran-heran. Setelah pemakaman selesai, para sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa engkau saat mengantar jenazah si fulan, engkau jalan dengan jinjit.” Rasulullah SAW menjelaskan, “Tahukah kalian saat jenazah si fulan diantar ke pemakaman Allah SWT memerintahkan semua malaikat untuk turun. Milyaran malaikat turun dari langit dan mengiringi jenazahnya. Ia melakukan dosa kecil, tapi merasakan itu seakan-akan dosa besar. Maka iapun dicintai dan diridhoi Allah SWT.” Subhanallah. ======================= Raih Amal Shalih, Share ini jika bermanfaat untuk Anda, Yuk Tebar Semangat, Tebar Manfaat, Kebaikan Didapat..
14 notes · View notes
mrsva · 6 years
Video
SURAT AL-INFITHAR (TERBELAH) AYAT 1 – 8 Merupakan surat yang ke-82 yang diterima Rasulullah dan surat yang ke-82 berdasarkan urutan Mushaf al-Qur’an. Terdiri dari 19 ayat. Surat ini termasuk surat Makkiyah. Asbabun Nuzul Asbabun Nuzul surat Al-Infithar ayat 6, diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim yang bersumber dari ‘Ikrimah bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Ubay bin Khalaf yang mengingkari hari ba’ts (dibangkitkan dari kubur). Ayat ini merupakan teguran kepada orang yang tidak percaya kepada ketentuan Allah. Artinya: 1. Apabila langit terbelah, 2. Dan apabila bintang-bintang jatuh berserakan, 3. Dan apabila lautan menjadi meluap, 4. Dan apabila kuburan-kuburan dibongkar, 5. Maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakan dan yang dilalaikannya, 6. Hai manusia, Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah, 7. Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang, 8. Dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu. 🌹Kosakata🌹 Bu’tsira terambil dari kata ba’tsara yang terambil dari kata ba’atsa ditambah dengan huruf ra’ sehinga berarti membangkitkan disertai dengan mengacak, sehingga dalam dan luarnya terbalik dan terbongkar sedemikian rupa. Gharraka terambil dari kata gharara yang berarti memandang baik perbuatan yang buruk atau merasa bahwa kesalahan akan terampuni, atau memperdaya. Al-Karim adalah sifat Allah Yang Maha Pemurah. Kemurahan Allah di dalam ayat ini digandengkan dengan kata ar-Rabb, yang berarti Pemelihara, Pengatur dan Pemilik. Hal itu menunjukkan bahwa kemurahan Allah ini terwujud dalam penciptaan alam semesta dan penciptaan manusia serta pemeliharan Allah secara terus menerus terhadap manusia itu sendiri. Fa’adalak terambil dari kata ’adl yang antara lain berarti seimbang. Pada ayat di atas maksudnya adalah susunan tubuh manusia benar-benar seimbang, bagaimana Allah menciptakan mata hidung mulut telinga dan rambut pada posisi yang memang diperlukan oleh manusia. Allah menjadikan mulut satu dan telinga dua. Tangan yang berjumlah dua, kemudian diujungnya diberi jari-jari yang berjumlah sepuluh. Kedua kaki yang terletak di bawah. Pesan Surat Al- Infithar Ayat 1 – 8 🌸Ayat 1-5. Allah SWT mengingatkan kita bahwa kehidupan dunia ini akan berakhir. Dan itu ditandai dengan pecahnya langit yang berada di atas kita. Langit yang tadinya kuat dan kokoh tiba-tiba terbelah dan pecah karena mengikuti perintah Allah. Kemudian akan diikuti dengan meluapnya air laut, artinya air laut itu akan habis dan menjadi kering, karena pada awalnya laut-laut akan menyatu dan airnya berlimpah, tetapi jika terjadi ledakan maka airnya akan menjadi cerai berai sehingga kering. Setelah itu kuburan-kuburan akan dibongkar dan dikeluarkan apa yang ada di dalamnya dari mayit-mayit yang menjadi hidup lagi. Dan bumi akan dibongkar dan dikeluarkan seluruh isinya. Pada saat itulah manusia baru sadar akan amal perbuatannya yang selama ini dikerjakan. 🌸Ayat 6. Allah SWT mengingatkan manusia agar tidak terperdaya dengan kemurahan yang telah diberikan Allah kepada manusia, sehingga Dia tidak langsung menurunkan siksa-Nya di dunia ketika manusia berbuat jahat. Seringkali Allah mengundur siksa kepada manusia, agar manusia intropeksi dan mau meninggalkan kejahatannya kemudian bertaubat dan kembali kepada Allah SWT. Jangan sampai hal ini, membuat manusia terbuai dan menganggap bahwa perbuatan-perbuatan jahatnya tidak akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT dan dia akan luput dari sangsi-Nya. 🌸Ayat 7-8. Allah SWT menciptakan manusia dalam keadaan paling sempurna dibanding dengan makhluk-mkahluk lainnya. Yakni yang menjadikan manusia dalam keadaan normal, tegak, mempunyai tubuh yang seimbang, dengan tampilan dan bentuk yang sangat baik. Allah-lah yang menciptakan manusia dalam bentuk yang beragam dan berbeda-beda. Sebagian dari mereka ada yang mempunyai postur yang tinggi, sebagian lainnya mempunyai postur pendek, ada yang berkulit putih dan ada yang berkulit hitam, ada yang tampan dan rupawan, ada juga yang biasa. Ada yang gendut dan ada yang kurus. Semua itu adalah kehendak Allah Yang Mencipta makhluk-makhluk-Nya dalam bentuk yang berbeda-beda untuk suatu hikmah dalam kehidupan ini.
0 notes
mrsva · 6 years
Photo
Tumblr media
🌻⚖️🕌 SESEORANG YANG TURUN UNTUK SUJUD MENDAHULUKAN TELAPAK TANGAN ATAU LUTUT❓ •••┈••••○❁🎍❁○••••┈••• Tentang meletakkan tangan lebih dulu atau lutut lebih dahulu sewaktu akan sujud. Para ulama telah berselisih tentang masalah ini, tetapi yang rajih lagi shahih adalah meletakkan kedua tangan lebih dahulu, karena dalilnya shahih, dan maknanya jelas! DALIL MELETAKKAN TANGAN LEBIH DAHULU SEWAKTU AKAN SUJUD[1] 1. Hadits Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلاَ يَبْرُكْ كَمَا يَبْرُكُ الْبَعِيرُ وَلْيَضَعْ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ “Jika salah seorang dari kamu (berkehendak) sujud, maka janganlah dia menderum sebagaimana menderumnya onta, maka hendaklah dia meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya”. Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Ahmad II/381, Abu Dawud (‘Aunul Ma’bud III/70), An-Nasa-I II/207, Ad-Darimi I/245, Al-Bukhari di dalam At-Tarikhul Kabir I/1/139, Ath-Thahawi di dalam Syarh Ma’anil Atsar I/245, Al-Hazimi di dalam Al-I’tibar (hal:158-159), Ad-Daruquthni I/344-345, Al-Baihaqi II/99-100, Ibnu Hazm di dalam Al-Muhalla IV/128-129, Al-Baghawi di dalam Syarhus Sunnah III/134-135, dari jalan Ad-Darawurdi, dia berkata: Muhammad bin Abdillah Al-Hasan bercerita kepada kami, dari Abuz Zinad, dari Al-A’raj, dari Abu Hurairah, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Syeikh Abu Ishaq Al-Huwaini berkata: “Isnadnya shahih, tidak ada kesamaran. Tetapi Syeikhul Islam Ibnul Qayyim rahimahullah di dalam kitabnya yang istimewa, Zadul Ma’ad, menyebutkan beberapa cacatnya, tetapi berdasarkan penelitian tidak-lah demikian” [2] 2 .Hadits Abu Hurairah yang shahih di atas dikuatkan lagi oleh hadits Ibnu ‘Umar: قَالَ نَافِعٌ كَانَ ابْنُ عُمَرَ يَضَعُ يَدَيْهِ قَبْلَ رُكْبَتَيْهِ وَ قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ n يَفْعَلُ ذَلِكَ “Nafi’ berkata: “Kebiasaan Ibnu ‘Umar meletakkan kedua tangannya sebelum kedua lututnya”. Hadits Shahih. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari di dalam Shahihnya secara ta’liq (tanpa menyebutkan sanadnya-Red), dan disambungkan sanadnya oleh Ibnu Khuzaimah I/318-319, Ath-Thahawi di dalam Syarh Ma’anil Atsar I/254, Ad-Daruquthni I/344, Al-Hakim I/226, Al-Baihaqi II/100, Al-Hazimi di dalam Al-I’tibar (hal:160), dari jalan Ad-Darawurdi, dari ‘Ubaidillah bin ‘Umar, dari Nafi’, dari Ibnu ‘Umar. Syeikh Abu Ishaq Al-Huwaini menyatakan bahwa Al-Hakim berkata: “Shahih berdasarkan syarat Muslim” dan disepakati oleh Adz-Dzahabi, dan hadits itu memang sebagaimana yang dikatakan oleh keduanya”.[3] 3. Al-Mawirzi menyebutkan di dalam “Masailnya” dengan sanad yang shahih dari Al-Auza’I, bahwa dia mengatakan: “Aku mendapati orang-orang meletakkan tangan mereka sebelum lutut mereka”. Riwayat ini disebutkan oleh Al-Albani di dalam Shifatush Shalat, dan beliau menyatakan: “Ibnu Sayyidinnas berkata: “Hadits-hadits yang mendahulukan kedua tangan lebih kuat”. Ibnu Hazm berkata: “Kewajiban bagi setiap orang yang shalat jika bersujud, untuk meletakkan kedua tangannya ke tanah sebelum kedua lututnya, dan itu harus”. (Al-Muhalla IV/129). Bersambung... •••┈••••○❁☀️❁○••••┈•••
0 notes
mrsva · 6 years
Photo
Tumblr media
🔰✅ SYARAT-SYARAT LAA ILAAHA ILLALLAAH
🔑 KUNCI SURGA DAN GERIGI-NYA 🔑
Wahb bin Munabbih rahimahullah pernah ditanya: “Bukankah kunci surga adalah Laa Ilaaha Illallah?” Beliau menjawab: “Ya. Tapi setiap kunci pasti memiliki gerigi-nya. Jika engkau memiliki kunci dengan gerigi yang tepat maka pintu itu akan terbuka, namun jika gerigi kunci itu tidak tepat, maka pintu itu tidak akan terbuka”. (Hilyatul Awliyaa’ (4/66), atTaarikhul Kabiir (1/95)).
Wahb bin Munabbih adalah salah seorang tabi’i. Beliau murid beberapa orang Sahabat Nabi seperti Ibnu Abbas, Abu Hurairah, Abu Sa’id al-Khudriy, anNu’man bin Basyir, Jabir bin Abdillah, dan Ibnu Umar. Al-Imam al-Bukhari meriwayatkan hadits yang melalui jalur Wahb bin Munabbih tidak kurang dalam 2 riwayat, sedangkan al-Imam Muslim meriwayatkan tidak kurang 4 hadits.
Makna ucapan dari Wahb bin Munabbih di atas adalah: “tidak cukup bagi seseorang sekedar mengucapkan Laa Ilaaha Illallaah. Ia harus menjalankan konsekuensi/ syarat dari ucapan itu. Konsekuensi/syarat dari ucapan Laa Ilaaha Illallah adalah ibarat gerigi bagi sebuah kunci. Benar bahwa Laa Ilaaha Illallah adalah kunci surga, namun konsekuensi yang dijalankan setelah mengucapkan Laa Ilaaha Illallah adalah gerigi yang menentukan apakah pintu (surga) itu terbuka atau tidak.”
Al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah bertanya kepada seseorang: “Apa yang engkau persiapkan untuk kematian?” Orang itu mengatakan: “persaksian (syahadat) Laa Ilaaha Illallah.” Al-Hasan al-Bashri menyatakan: “Sesungguhnya bersama persaksian itu ada syarat-syarat (yang harus dipenuhi)”. (Siyaar A’laamin Nubalaa’ (4/584)).
Al-Hasan al-Bashri adalah seorang tabi’i. Beliau murid dari beberapa orang Sahabat Nabi seperti Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Imron bin Hushain, al-Mughiroh bin Syu’bah, Jabir.
Para Ulama’ setelahnya kemudian mengumpulkan dalil-dalil dan merangkumnya dalam penjelasan tentang apa saja syarat-syarat yang terkandung dalam Laa Ilaaha Illallah. Syarat-syarat tersebut harus terpenuhi sebagaimana diibaratkan sebagai gerigi dalam kunci untuk membuka pintu surga.
📝 Syarat-syarat Laa Ilaaha Illallah ada 7, yaitu:
1⃣ Mengetahui maknanya (al-‘Ilmu).
2⃣ Yakin dan tidak ragu akan kandungan maknanya (al-Yaqiin).
3⃣ Menerima konsekuensi dari ucapan Laa Ilaaha Illallah dengan lisan dan hatinya serta tidak menolaknya (al-Qobuul).
4⃣ Tunduk terhadap perintah dan larangan yang terkandung dalam Laa Ilaaha Illallah dan berserah diri kepada Allah (al-Inqiyaad).
5⃣ Jujur dalam mengucapkan Laa Ilaaha Illallah (as-Shidq).  Sesuai antara apa yang diucapkan dengan yang diyakini dalam hati serta menjalankan konsekuensinya.
6⃣ Ikhlas dalam mengucapkannya karena Allah (al-Ikhlash).
7⃣ Cinta terhadap kandungan yang terdapat dalam Laa Ilaaha Illallah (al-Mahabbah).
Berikut ini akan disebutkan dalil-dalil dan penjelasan terhadap ke-7 syarat tersebut :
📕Pertama: al-Ilmu, mengetahui kandungan makna Laa Ilaaha Illallah.
Seseorang muslim harus mengetahui makna Laa Ilaaha Illallah. Allah memerintahkan dalam al-Quran untuk mengetahui makna Laa Ilaaha Illallah tersebut: فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ
Ketahuilah, bahwasanya tidak ada Ilaah (sesembahan yang haq) kecuali Allah…(Q.S Muhammad: 19)
Sangat disayangkan ketika sebagian besar saudara kita muslim masih belum mengerti dan memahami makna Laa Ilaaha Illallah. Makna Laa Ilaaha Illallah sebenarnya juga terkandung dalam bacaan dzikir yang disunnahkan untuk dibaca setiap selesai sholat fardlu: … لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ…  …Laa Ilaaha Illallah, dan kami tidak menyembah (beribadah)) kecuali hanya kepadaNya…(H.R Muslim dari Abdullah bin az-Zubair).
Itu menunjukkan bahwa ucapan Laa Ilaaha Illallah maknanya adalah tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah. Segala macam bentuk ibadah hanya boleh dipersembahkan untuk Allah semata, tidak boleh diberikan kepada selain-Nya.
📗Kedua: al-yaqiin, yakin dan tidak ragu terhadap kandungan makna yang terdapat di dalamnya. إِنَّمَا الْم
ُؤْمِنُونَ الَّذِينَ آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا
Hanyalah orang-orang yang beriman itu adalah orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian tidak ragu…(Q.S al-Hujuraat:15).
📘Ketiga: al-Qobuul, menerima dengan sepenuh hati tidak bersikap sombong dengan menolaknya. Bersedia menjalankan konsekuensinya
Sikap orang yang beriman berbeda dengan orang-orang kafir yang ketika disampaikan kepadanya Laa Ilaaha Illallah, mereka bersikap sombong (takabbur). إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ
Sesungguhnya mereka (orang-orang musyrikin) jika dikatakan kepada mereka Laa Ilaaha Illallah, mereka menyombongkan diri. (Q.S as-Shaffaat: 35).
Orang-orang musyrikin Arab sangat paham dengan makna Laa Ilaaha Illallah. Mereka tahu bahwa jika mereka mengucapkannya, mereka harus meninggalkan seluruh sesembahan selain Allah yang sebelumnya mereka sembah. Mereka tidak mau melakukan konsekuensi itu sebagai bentuk kesombongan.
Orang-orang musyrikin Arab tersebut menganggap dakwah Nabi itu sebagai sesuatu yang aneh. Mereka mengatakan: أَجَعَلَ الْآَلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ
Apakah dia (Muhammad) menjadikan sesembahan-sesembahan itu hanya satu saja? Sungguh itu adalah suatu hal yang mengherankan!! (Q.S Shood:5).
Hal ini menunjukkan bahwa konsekuensi dari ucapan Laa Ilaaha Illallah adalah meninggalkan sesembahan-sesembahan lain selain Allah. مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَكَفَرَ بِمَا يُعْبَدُ مِنْ دُونِ اللَّهِ حَرُمَ مَالُهُ وَدَمُهُ وَحِسَابُهُ عَلَى اللَّهِ
Barangsiapa yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dan mengkufuri segala yang disembah selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, serta perhitungannya diserahkan kepada Allah. (H.R Muslim) 
📙Keempat: al-Inqiyaad, tunduk patuh dan berserah diri kepada Allah. وَمَنْ يُسْلِمْ وَجْهَهُ إِلَى اللَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى…
dan barangsiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedangkan ia berbuat kebaikan, maka sesungguhnya ia telah berpegang dengan buhul tali yang kokoh (Q.S Luqman: 22)
Buhul tali yang kokoh itu ditafsirkan oleh Sahabat Nabi Ibnu Abbas sebagai Laa Ilaaha Illallah (Tafsir atThobary)
📓Kelima: as-Shidq, Jujur, tidak mengandung kedustaan مَا مِنْ أَحَدٍ يَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ صِدْقًا مِنْ قَلْبِهِ إِلَّا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ
Tidaklah ada seseorang yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (sesembahan yang haq) kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, jujur dari hatinya, kecuali Allah akan haramkan ia dari anNaar (neraka)(H.R al-Bukhari dari Anas bin Malik).
Sebaliknya, orang munafik hanya mengucapkan secara lisan namun tidak jujur dalam hatinya. Hatinya mengingkarinya. …يَقُولُونَ بِأَفْواهِهِمْ مَا لَيْسَ فِي قُلُوبِهِمْ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا يَكْتُمُونَ…
…mereka (kaum munafikin) mengucapkan dengan mulut mereka apa yang tidak terdapat dalam hati mereka, dan Allah Paling Mengetahui apa yang mereka sembunyikan (Q.S Ali Imran: 167).
📔Keenam: Ikhlas dalam mengucapkannya, hanya karena Allah فَإِنَّ اللَّهَ قَدْ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللَّهِ
👓Sesungguhnya Allah mengharamkan dari neraka orang yang mengucapkan Laa Ilaaha Illallah, (hanya) mengharapkan Wajah Allah (ikhlas)(H.R al-Bukhari dan Muslim dari ‘Itban bin Malik)
Orang beriman mengucapkan dan menjalankan konsekuensi Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas karena Allah semata, sedangkan orang munafik mengucapkannya hanya untuk kepentingan duniawi.
📒Ketujuh: al-Mahabbah (Mencintai Laa Ilaaha Illallah, dan mencintai orang-orang yang menjalankan syarat-syaratnya).
Konsekuensi dari mengucapkan Laa Ilaaha Illallah adalah mencintai Ahlul Iman/ Ahlut Tauhid dan membenci kesyirikan, kekufuran dan orang-orangnya. Mencintai Allah di atas segala-galanya. Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah. وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ وَالّ
َذِينَ آَمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ…
Dan di antara manusia, ada yang menjadikan tandingan-tandingan dari selain Allah yang mereka mencintainya sebagaimana kecintaan mereka kepada Allah. Sedangkan orang yang beriman lebih tinggi kecintaannya kepada Allah… (Q.S al-Baqoroh:165). لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Tidaklah engkau dapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhir mencintai orang-orang yang memusuhi Allah dan RasulNya walaupun orang itu adalah ayah, anak, saudara laki-laki, atau karib kerabat mereka. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tetapkan iman dalam hatinya dan Allah kuatkan mereka dengan pertolongan yang datang dariNya. Dan Allah memasukkan mereka ke dalam surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Mereka adalah golongan Allah. Ketahuilah sesungghnya golongan Allah adalah orang-orang yang beruntung (Q.S al-Mujaadilah:22).
✏ Di tulis oleh Al Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
————————————–
🔹 WA AL ISTIQOMAH 🔹
1 note · View note
mrsva · 6 years
Photo
Tumblr media
💎💎Memohon Maaf, Keselamatan dan Penjagaan Allah Ta’aala dari semua Urusan💎💎 اللهم إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِيْ الدُّنْيَا وَ الآخِرَةِ. اللهم إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ اللهم اسْتُرْ عَوْرَتِيْ وَآمِنْ رَوْعَاتِيْ اللهم احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمِنْ خَلْفِيْ وَعَنْ يَمِينِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ وَ مِنْ فَوْقِيْ وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ مِنْ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ ». Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keselamatan di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu maaf dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut. Ya Allah, peliharalah aku dari depanku, belakangku, kananku, kiriku, dari atasku, dan aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (dibenamkan ke bumi).” Dalilnya :_______ Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia telah berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallama tidak meninggalkan kalimat-kalimat ini apabila beliau berada pada waktu pagi dan apabila beliau berada pada waktu sore. (kalimat-kalimat tersebut adalah) : lihat doa di atas [Hadits Riwayat Imam Al Bukhari rahimahullahu dalam Al Adabu Al Mufrad no. 1200] Wallahu a’lam 📝 ibnu mukhtar 📚 https://t.me/doapilihanku/26 •═════◎◎۩❁۩◎◎═════•
0 notes
mrsva · 6 years
Photo
Tumblr media
“Ya Allah, dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolonganMu kami memasuki waktu sore. Dengan rahmat dan pertolonganMu kami hidup dan dengan kehendakMu kami mati. Dan kepadaMu kebangkitan (bagi semua makhluk).” HR. At Turmudzi 3391 dan dishahihkan Al-Albani. Keterangan: Dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu, beliau berkata: Ketika masuk waktu pagi, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam biasa membaca: (dzikir pagi) dan ketika sore beliau membaca: (dzikir sore). Doa di atas menunjukkan betapa orang yang membacanya adalah orang yang sangat pasrah kepada Allah. Dia mengakui bahwa dirinya mampu hidup di hari itu, semata karena nikmat dari Allah ta'ala. Dia senantiasa dalam kondisi mengakui hal itu selama hidup dan matinya. Dia juga mengakui bahwa dia bakal kembali kepada Allah ta'ala.
0 notes
mrsva · 6 years
Video
Aku ingin seperti Aisyah yang di panggil Humaira Akhlaknya indah Bagai bunga yang merekah Biar manja, tetapi tetap terjaga… Aku ingin seperti ibunda Aisyah yang bersuamikan Rasulullah Cerdas dalam mendidik, namun tetap ramah dan tamah… Wahai calon bidadari surga Kita memang jauh dari kata sempurna Penuh dengan lumpur dosa Tapi kita adalah kaum wanita, Yang namanya abadi dalam surat Annisa… Semoga harapan menjadi seperti Aisyah Bagai kepingan doa Yang di aamiin Kan semesta… “Orang yang mulia dari kalangan laki-laki banyak, namun yang mulia dari kalangan wanita hanyalah Maryam Binti Imron, Asiyah istri Fir’aun, dan keutamaan Aisyah atas Semua Wanita……” (HR Bukhari dan Muslim).
0 notes
mrsva · 6 years
Text
Kisah kesetiaan abadi Ummu Darda terhadap suaminya
TAK BISA KE LAIN HATI Hari itu, Ummu Darda' bergumam dalam doanya, اللَّهُمَّ إِنَّ أَبَا الدَّرْدَاءِ خَطَبَنِي فَتَزَوَّجَنِي فِي الدُّنْيَا، اللَّهُمَّ فَأَنَا أَخْطُبُهُ إِلَيْك،َ وَأَسْأَلُكَ أَنْ تُزَوِّجَنِيهِ فِي الْجَنَّةِ "Duhai Allah, sesungguhnya Abu Darda' telah resmi melamarku, dan mengikat daku dalam mahligai pernikahan di dunia ini. Oleh karena itu Ya Allah, kini Aku meminangnya, dan memintanya kepadamu, agar nanti engkau nikahkan daku dan dia di JannahMu kelak." Mendengar hal itu, Abu Darda' lantas membalasnya dengan mengatakan, فَإِنْ أَرَدْتِ ذَلِكَ فَكُنْتُ أَنَا الأَوَّلَ فَلا تَتَزَوَّجِي بَعْدِي "Jika engkau memang menginginkan hal itu, maka Aku adalah cintamu yang pertama. Dan, janganlah engkau menikah lagi dengan pria lain sepeninggalku nanti." Berlalu masa, akhirnya Abu Darda' lebih dahulu wafat meninggalkan dunia ini. Kala itu, Ummu Darda' dikenal seorang wanita yang berparas cantik dan begitu gemulai. Berselang waktu, sahabat Muawiyah datang untuk meminang Ummu Darda. Namun Ummu Darda' menolak hasrat baik tersebut dengan mengatakan; لا وَاللَّهِ لا أَتَزَوَّجُ زَوْجًا فِي الدُّنْيَا حَتَّى أَتَزَوَّجَ أَبَا الدَّرْدَاءِ إِنْ شَاءَ اللَّهُ فِي الْجَنَّةِ "Tidak, demi Allah. Sungguh Aku tak akan menikah lagi di dunia ini, sehingga nanti dengan izinNya, Allah nikahkan kembali Aku dan Abu Darda' di JannahNya kelak." Hilyatul Auliya, 1/224 KETERANGAN: Ummu Darda' memohon dalam doanya seperti itu, karena di Jannah kelak, seorang wanita akan disandingkan kembali dengan suaminya yang terakhir ia nikahkan saat di dunia. Sebagaimana disebutkan dalam hadits: أَيُّمَا امْرَأَةٍ تُوُفِّيَ عَنْهَا زَوْجُهَا فَتَزَوَّجَتْ بَعْدَهُ فَهِيَ لِآخِرِ أَزْوَاجِهَا “Wanita manapun yang ditinggal mati suaminya, kemudian si wanita menikah lagi, maka dia menjadi istri bagi suaminya yang terakhir.” (HR. Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Washith dari Abu Darda'. Dishahihan oleh Al-Imam Al-Albani dalam Ash-Shahihah 3/275) 🏞 Dengan cara itu, Ummu Darda' berharap Allah satukan kembali dirinya dengan Abu Darda di JannahNya kelak. Wallahu a'lam (pen) Diterjemahkan Oleh: Ustadz Abdul Wahid at-Tamimi hafizhahullah #Fawaidumum #cinta #kesetiaan #suami_istri Sumber: http://www.warisansalaf.com
0 notes
mrsva · 6 years
Text
TAFSIR AL-MUYASSAR SURAT AL-MAA’UUN
Ayat ke-1 Surat al-Maa’uun أَرَءَيۡتَ ٱلَّذِي يُكَذِّبُ بِٱلدِّينِ Bagaimana pendapatmu tentang keadaan orang yang mendustakan (hari) kebangkitan dan pembalasan أرأيت حال ذلك الذي يكذِّب بالبعث والجزاء؟ Ayat ke-2 Surat al-Maa’uun فَذَٰلِكَ ٱلَّذِي يَدُعُّ ٱلۡيَتِيمَ Mereka itu adalah orang yang menghardik (mengusir) anak yatim secara keras dan kasar agar tidak mendapatkan haknya. Hal itu menunjukkan kerasnya hati mereka. فذلك الذي يدفع اليتيم بعنف وشدة عن حقه؛ لقساوة قلبه. Ayat ke-3 Surat al-Maa’uun وَلَا يَحُضُّ عَلَىٰ طَعَامِ ٱلۡمِسۡكِينِ Dan mereka tidak mau menganjurkan orang lain untuk memberi makan kepada orang miskin. Bagaimana mungkin mereka sendiri mau memberi makan kepada orang miskin ولا يحضُّ غيره على إطعام المسكين، فكيف له أن يطعمه بنفسه؟ Ayat ke-4 dan 5 Surat al-Maa’uun فَوَيۡلٞ لِّلۡمُصَلِّينَ ٱلَّذِينَ هُمۡ عَن صَلَاتِهِمۡ سَاهُونَ Maka adzab yang pedih bagi orang-orang sholat yang lalai dari sholatnya, (yaitu) tidak menegakkan sholat sebagaimana semestinya, tidak pula menunaikannya pada waktunya فعذاب شديد للمصلين الذين هم عن صلاتهم لاهون، لا يقيمونها على وجهها، ولا يؤدونها في وقتها Ayat ke-6 Surat al-Maa’uun ٱلَّذِينَ هُمۡ يُرَآءُونَ Mereka itu adalah orang-orang yang menampakkan amalan-amalan kebaikan yang dilakukannya untuk diperlihatkan kepada manusia الذين هم يتظاهرون بأعمال الخير مراءاة للناس. Ayat ke-7 Surat al-Maa’uun وَيَمۡنَعُونَ ٱلۡمَاعُونَ Dan mereka mencegah dari meminjamkan barang-barang yang sebenarnya tidak merugikan mereka sendiri jika dipinjamkan, seperti bejana (wadah air/makanan), dan selainnya. Mereka tidak berbuat baik kepada Rabb mereka, tidak juga berbuat baik terhadap para makhlukNya ويمنعون إعارة ما لا تضر إعارته من الآنية وغيرها، فلا هم أحسنوا عبادة ربهم، ولا هم أحسنوا إلى خلقه ******** Penerjemah: Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
1 note · View note
mrsva · 6 years
Text
Ukuran Kebenaran {Kembali Kepada Al Qur’an dan Hadits}
#Nasihat Ulama [Persatuan yang Diangankan.. Ke mana??] 🛣 Perdebatan tidak kunjung usai, perselisihan tiada henti terjadi, masing-masing merasa dirinya lah yang paling benar. Saat masing-masing memiliki tolak ukur atau timbangan yang berbeda-beda dalam menentukan kebenaran wajarlah jika perseteruan ini terus terjadi. Sudahlah! Tinggalkan semuanya.. Kembali pada Alquran, hadits, dan apa yang dipahami oleh sahabat demi terwujudnya persatuan yang kita impikan selama ini. وكل طريق لم يصاحبها دليل القرآن والسنة فهي: طريق الجحيم والشيطان الرجيم "Tiap jalan yang tidak disertai oleh dalil Alquran atau Hadits; maka itu adalah jalan menuju neraka jahim dan jalannya asy-Syaithan ar-Rajiim." (Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Madarijus Salikin, II/439) Syaikh Muhammad Nashir rahimahullah berkata : الدّين ليسَ بالعقلْ ولاَ بالعَاطِفة؛ إنَّما بإتَّباع احكام اللّه في كِتَابِه؛ وأحكام رَسولهِ في سنَّته. "Agama tidak bersumber dari akal dan perasaan! Sungguh, hanya saja agama itu; mengikuti hukum Allah dalam kitab-Nya, dan hukum Rasulullah dalam sunnahnya." (al-Hudaa wa an-Nuur, 32/530) Semisal dengan ini, asy-Syaikh Shaalih al-Fauzaan hafizhahullah menyatakan: الحــق لا يُعــرف بالعـــــقول أو يُعـــرف بالعـــادات أو التــــقاليد أو الأفـــكار وإنـــما يـــعرف بالـــوحــي "Kebenaran tidaklah diketahui melalui jalur akal, adat istiadat, maupun pemikiran!! Kebenaran hanyalah diketahui melalui jalur wahyu (Alquran dan hadits)." (Syarah Hadits "Innaa kunnaa fii Jaahiliyyah wa Syarr", hlm. 15) ══════════════════════ 🛣Artikel : Tim Berbagi Ilmu Mari ikut berdakwah dengan turut serta membagikan artikel ini, asalkan ikhlas insyaallah dapat pahala.
0 notes
mrsva · 6 years
Text
CIRI-CIRI ORANG YANG MENDAPAT HIDAYAH ALLAH
1. Dipahamkan perkara agama, dapat membedakan mana yang sesuai Al-Qur'an dan Hadits(Sunnah Rosulullah & sunnah Khulafaur Rasyidin). 2. Mulai mencari-cari (haus) kajian ilmu agama, senang menghadiri majlis ta'lim, senang mendengarkan ceramah agama, senang mempelajari Al Qur'an dan Hadits. 3. Membenahi ibadah sholatnya sesuai sifat sholat Nabi dan sunnah-sunnahnya, membenahi cara wudhu'nya dan bacaan dzikir usai sholatnya dan lainnya. 4. Mulai menanyakan / mencari apa dalil dari suatu ibadah, tidak pernah lagi Taqlid Buta, tidak mau lagi ikut-ikutan saja. 5. Membenahi bacaan Al Qur'an-nya dan menambah hafalannya dengan niat bisa hafal al-Qur'an. 6. Mulai berpenampilan sebagai seorang Mukmin. Bagi pria berjenggot dan bercelana diatas mata kaki (tidak isbal). Bagi wanita memakai hijab Syar'i. 7. Selalu sholat fardhu di awal waktu. Bagi laki-laki selalu sholat fardhu berjamaah di Masjid kecuali ada udzur syar'i. Bagi Perempuan sholat fardhu di rumah. 8. Semakin giat mengerjakan sholat sunnah, terutama sunnah rawatib, tahajud, witir, dhuha, dll. 9. Menjauhi dan meninggalkan perkara agama yang bid'ah dan syubhat. 10. Mulai rajin bersedekah walaupun sedikit dan meninggalkan Riba. Bagi laki-laki langsung berhenti merokok. Bagi perempuan langsung meninggalkan ghibah. 11. Tidak mengenyangkan perut saat makan minum, khawatir ibadah sholatnya akan terganggu. Mulai mengemari memakan buah kurma dan apa pun yang disukai Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa salam. 12. Seringkali terbangun sendiri di sepertiga akhir malam, Qiyamul Lail. 13. Mulai menjalankan sunnah Rasulullah di kehidupan sehari-hari, menghafal doa masuk keluar rumah/ masjid/ kamar mandi, doa makan minum/ tidur bangun/ naik kendaraan, dsb. 14. Tidak mau lagi bersalaman dengan orang-orang yang bukan Mahramnya. Bagi laki-laki menundukkan pandangannya terhadap wanita. Bagi perempuan tidak mengunakan parfum yang berlebihan dan membantu kaum lelaki dalam menjaga pandangannya. 15. Sering mengingat Mati, bertambah baguslah persiapannya. Menanggalkan ilmu tenaga dalamnya dan semua ilmu bantuan dari JIN, hanya hafalan Al Qur'an dan pengetahuan Hadits pegangannya. 16. Selalu berbicara diatas kebenaran, menyampaikan yang benar, menjauhi debat (apalagi debat kusir dengan orang-orang Jahil/ Bodoh) 17. Sangat senang berada di bulan yang penuh berkah yaitu bulan Ramadhan. Yang mana poin-poinmu saudaraku, hitunglah sendiri di dalam hati kemudian tambahkan/ tingkatkan ketakwaanmu. Tapi, ingat.. Rahasiakan ketakwaanmu hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Semoga Allah senantiasa memberikan Hidayah-Nya kepada kita semua. Aamiin. ❅Sumber : Group Doa & Dzikir. Channel Sahabat Tausiyah •═══════◎❅◎❦۩❁۩❦◎❅◎═══════• CHANNEL MULIA DENGAN SUNNAH Website : https://asysyamil.com
0 notes