Tumgik
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#justravel [Jejak-jejak yang Dikembalikan]
Tidak benar-benar terencana untuk akhirnya bersama bapak dan adik jalan-jalan ke kompleks Candi Prambanan. Kompleks candi ini tidak hanya melingkupi Candi Prambanan saja, tapi juga Candi Lumbung, Candi Bubrah, dan Candi Sewu. Karena masih di masa pandemi jadi tidak diperbolehkan masuk ke dalam candi, pun pengunjung yang datang juga tidak terlalu banyak jadi foto yang diambil nggak bocor-bocor.  Sembari mengambil foto sembari mengagumi betapa cantik dan beragamnya warna-warna batu candi yang disusun acak tersebut. Masih banyak sekali batu yang belum tersusun. Menurut miniatur yang diperlihatkan di museum di sana, diperkirakan ada banyak candi yang tersusun rapi mengelilingi kompleks utama Candi Prambanan. Kalau umumnya orang-orang hanya ke Candi Prambanan-nya saja, kami kemarin juga menyempatkan ke Candi Sewu yang letaknya sedikit di belakang area kompleks keseluruhan, sekaligus Candi Lumbung dan Candi Bubrah yang berada di antaranya. Sampai sesudah kami selesai mengunjungi Candi Sewu, barulah kami tahu kalau kami bisa menaiki golf cart untuk sampai ke sana karena memang jaraknya cukup jauh untuk berjalan kaki. Namun, lelah kami terbayar begitu sampai di kompleks Candi Sewu. Entah karena sudah terlalu sering melihat Candi Prambanan atau memang bisa dibilang aura mistis dan sakral lebih terasa di kompleks Candi Sewu ini. Mungkin karena hanya ada kami bertiga di sana, 'tersesat’ di antara beberapa buah candi yang tingginya kira-kira lebih dari tingga hingga lima kali tinggi manusia umumnya. Ya, mungkin juga karena jumlah candi yang terbangun/dibangun ulang lebih banyak serta jaraknya yang lebih rapat dibanding kompleks utama Candi Prambanan. Semoga suatu saat nanti pandemi berakhir dan orang-orang bisa menelusuri keseluruhan isi kompleks Candi Prambanan. Jejak-jejak peradaban ini terlalu sayang untuk dilewatkan.
16 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jusreviewing [Residential Project #2:  Lee&Tee House]
It’s review time!! Ini adalah salah satu dari sekian banyak karya arsitektur di daerah Vietnam berikut negara-negara tetangganya dengan tipologi lahan yang sama: lebar yang sempit dan memanjang ke belakang (#jusreviewing residential project sebelumnya juga membahas residensial dengan tipe yang sama, boleh banget dicek hehe). Rumah sekaligus tempat bekerja (home-office) ini adalah karya dari biro Block Architects.  Meskipun fasad rumah ini terbuka tapi cukup aman dengan adanya struktur jalinan besi kubus modular yang jadi kanopi di terasnya (foto ke-2). Fasadnya menjadi transparan yang dapat memasukkan cahaya ke dalam bangunan sekaligus menjaga keamanan dan privasi. Pada foto pertama terlihat struktur kubus modular dari besi ini sekaligus menjadi penyangga untuk tangga yang cukup kreatif dan aman. Begitu memasuki pintu depan, langsung disambut dengan ruang tamu yang terbuka (foto ke-9) memperlihatkan split level (loft) ruangan di atasnya yang berupa ruang kerja. Penggunaan split level ini menciptakan void sehingga ruangan terkesan lebih luas. Pas pertama liat foto ke-9 salah fokus sama pendant lamp yang dipakai di ruang tamu, cantik banget huhu Di foto terakhir, terlihat dining bar, innercourt, serta dinding kamar mandi di belakangnya yang dibuat melengkung (curving), kedinamisannya menciptakan kesan atraktif sekaligus menghilangkan kesan kaku pada rumah. Pada foto ke-5 terlihat kamar mandinya yang terbuka, berada di dalam rumah, tetapi tetap memperoleh suasana terbuka dengan adanya vertical garden yang ditanam di dinding belakang rumah. Ruang kerja di lantai mezanine dengan tinggi ceiling-nya yang tidak terlalu tinggi menciptakan suasana “dekat/intim” (foto ke-8). Namun, ruangan tidak terkesan sempit karena dikelilingi oleh void, yaitu tangga di sisi depan serta void di belakang berupa vertical garden sekaligus sebagai view yang menyegarkan bagi ruangan.   Jangan lupakan material ekspos berupa batu-bata yang menguatkan konsep kontemporer rumah ini, membuatnya terasa lebih lokal dan ramah lingkungan. Setiap void yang ada di rumah ini menciptakan kesan playful yang menyenangkan dan membuat nyaman para penghuni rumah serta orang-orang yang berkunjung. Sumber foto: Quang Dam . Diunduh dari: https://www.archdaily.com/804338/lee-and-tee-house-block-architects?ad_medium=gallery
1 note · View note
jusshareanything · 4 years
Text
Pindah kemana?
Lagi bingung, pengen tulisan di sini bisa ngeraih pembaca lebih luas tapi bingung mau dibawa kemana, at least selain ditulis di sini juga ditulis di sosmed lain. Kalau instagram mungkin aja sih tapi bukan akun utama soalnya masih malu malu gitu kalo dibaca langsung sama temen2 rl apalagi dari bidang yang sama hehe. Ya bisa tapi ngga sekarang. Sosmed lain masih nggaada yang memungkinkan hmm Oiya masih sedih juga belum bisa nemu perusahaan/biro kepenulisan arsitektur yang baik yang buka loker/at least nerima anak magang huhu pengen banget sambil nunggu loker jd drafter arsitek/junior architect bisa nyambi kerja jadi penulis:( Ada nyoba nanya di salah satu biro kepenulisan arsitektur tapi kayanya emang lagi ngga nerima jadi nggabales:( Dah sekian curhatnya, thankyou and bye!
2 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jussmoodboard [Arch+Art: Studio Ossidiana]
Ok, let’s get it! Daridulu suka banget sama seni rupa, tapi sama ortu dibilang jangan jadi seniman hoho. Tapi tetep masih suka sampai sekarang dan kebetulan kuliah masih sama-sama dibidang visual design, jadi jadilah. Suka seneng kalau nemu karya-karya arsitek yang kuat banget aspek art-nya, mau berbentuk bangunan atau sekedar paviliun atau bahkan cuma model konsep / sketsa aja. Kemarin kebetulan di timeline lewat akun @venice.architecture.biennale di instagram yang memposting karya biro arsitek Studio Ossidiana yang bakal ikut mengisi  #BiennaleArchitettura2021. Karena tertarik sama kombinasi art + arsitektur di karya mereka, akhirnya cari-cari info tentang biro ini. Suka banget! Mereka punya ciri khas dan prinsip membuat karya dengan konsep surreal + art, yang meskipun begitu tetap mempertahankan fungsionalitasnya. Belum lagi mereka juga eksplorasi material yang dominan menggunakan concrete, tetapi dengan variasi olahan, finishing tekstur, dan warna yang berbeda-beda. Material concrete yang dipakai juga material yang biodegradable, bakal hancur suatu saat nanti, kembali ke tanah sehingga tidak menjadi sampah. Di mooadboard ini memperlihatkan beberapa poin unik dari biro arsitek ini. Gambar 1 dan 2 render gaya surrealnya (sukaa huhu), Gambar 3-5 berupa model/maket konsep (suka gaya desain arsitekturnya yang abstrak dan geometris). Gambar 6 dan 7 model 1:1 dengan user fauna (di sini burung) dan detail materialnya. Gambar 8-9 salah satu karya arsitektur yang terbangun dan telah difungsikan. Gambar terakhir merupakan salah satu karya mereka yang mewadahi kehidupan flora, foto close-up yang memperlihatkan detail material yang digunakan. Sekian profil dari biro arsitek Studio Ossidiana! Sebenernya masih banyak banget foto yang mau dimasukin moodboard ini tapi gabisa upload lebih dari 10 foto huhu. Jadi, mending langsung mampir ke http://www.studio-ossidiana.com/ kalau ingin mengenal lebih jauh. Sesungguhnya ada keinginan kalau bisa magang atau kerja di sini atau biro-biro sejenis hehehoho:))) Bye! Sumber foto:  Pict 1-4, 6, 7, 10: Studio Ossidiana Pict 5:  EH (Kyoungtae Kim) Pict 8,9: Gert Jan van Rooijen http://www.studio-ossidiana.com/horismos http://www.studio-ossidiana.com/variations-on-a-birdcage-2 http://www.studio-ossidiana.com/amsterdam-allegories_20 http://www.studio-ossidiana.com/idylle http://www.studio-ossidiana.com/vocabulary-of-the-cage http://www.studio-ossidiana.com/variations-on-a-birdcage-copy-1
3 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
I wanna go there:(
Tumblr media
31K notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Love the objects and the composition! Aesthetically pleasing!
Tumblr media
14K notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
kapan bisa ke sini:’):’)
Tumblr media
19K notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jusreviewing
[Urban Space Project #1: Shenzhen Shenwan Street Park ]
*I’ll try to reviewing in english okay lets go** This is my another precedent for college’s final project, an urban space project by Aube Conception. I fallin love for the first time with this project. I love this project’s diversity---for everything. It’s a well designed and all-rounder works, get A from me for every architectural aspect (okay, maybe its getting too much).
On visual aspect, this urban space is eye-catching and attracting. The number one attractor  is the waterfall. People can find it from far distance because of its height. Its mass is simple, consist of a stick-shaped metal structure throwing-down(?) water and a flat-concrete circular-shaped mass as water catcher element. Architectural is about form and space, so it might be better (it should be) if an architectural work is a three-dimensional space.  The waterfall is pretty interactive. People can go up to the flat-circular mass, getting splashed and play there safely because of its flat surface (pict. 1 & 4). Actually, the waterfall is one of the rainwater harvesting system element on this urban space (pict. 3). Here we know that this project isn’t only about good visual but also great functionality. Its also educating people indirectly the need of energy-saving and zero-waste lifestyle. I’m glad that I find this project on my precedent folder and remember to give it a review. Thankyou for reading this! Semoga bermanfaat! :) Sumber foto: Tianpei Zeng . Diunduh dari: https://www.archdaily.com/939209/shenzhen-shenwan-street-park-aube-conception?ad_medium=gallery
2 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jusreviewing
[Random Project #2: Health Care Facility Josefhof]
Fasilitas kesehatan ini merupakan karya biro arsitek Dietger Wissounig Architekten. Ini salah satu bangunan yang jadi preseden pas tugas akhir kemarin, untuk contoh kompleks bangunan yang dibangun di lahan miring/lereng. Massa bangunannya bisa dibilang cukup kontemporer (atau sangat kontemporer?) karena bentuknya simple. Alih-alih massa yang tebal, bangunan dibuat menjadi beberapa massa berbentuk persegi panjang yang ramping dan tersusun berjajar menuruni lereng.
Pemecahan massa di sini menyelesaikan beberapa permasalahan. Pertama pemecahan massa mempermudah sebagian besar ruang memperoleh aliran angin yang melewati bangunan. Berhubung tipologi bangunan merupakan fasilitas kesehatan, kualitas udara di lingkungan bangunan menjadi aspek penting karena dapat membantu meningkatkan kesehatan user-nya. Pemecahan massa juga menciptakan lansekap yang menerus (tidak terputus) melewati ruang antar bangunan, sehingga mengurangi impact/dampak bangunan terhadap lansekap/site. Bangunan juga terkesan lebih bertoleransi dan menyatu dengan lansekap. Kedua, pemecahan massa merupakan salah satu prinsip dari bangunan yang dibangun di lahan miring. Dari segi konteks ini, kemungkinan karena massa yang terlalu besar akan terlalu mencolok dan terkesan kurang bertoleransi dengan sekitar. Selain itu juga terkesan kurang berinisiatif untuk memanfaatkan potensi dari lahan miring itu sendiri, seperti split level, dan lain-lain.  Site yang menurun dari sisi barat ke timur ini jadi keuntungan yang besar, karena dengan begitu bangunan yang disusun menurun ini  bisa memperoleh sisi panjang yang menghadap ke arah utara-selatan, memperoleh view penuh ke arah area hijau di seberangnya tanpa terkena paparan sinar matahari terus menerus.  Sekian, sempat kebayang kalau suatu saat bisa ke sana dan pas winter, kayaknya romantis banget. Periodt. wkwk. Bye! Sumber foto: Paul Ott, Helmut Pierer. Diunduh dari: https://www.archdaily.com/924253/health-care-facility-josefhof-dietger-wissounig-architekten
1 note · View note
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jusreviewing
[Random Project #1: Luciana Brito’s Gallery PART3]
Here is the PART3, yeorobun! (dance) (kek ada yang baca ae:’)) (no, semoga ada lah, ya:):) huhu)
next
Jadi, ternyata project galeri karya Piratininga Arquitetos Associados ini merupakan project restorasi. Bangunan awalnya berupa residensial (well, penulis cukup berminat sama ODAP atau restoration/extension jadi ya..). Dilihat dari fotonya yang hitam putih, bisa dibilang project residensial ini memang sudah lama dibangun, yaitu tahun 1958! Bangunan dirancang oleh arsitek Reno Levi dengan nama project Residência Castor Delgado Perez, berlokasi di Sao Paulo, Brazil.
Kalau dari perbandingan foto pertama, bisa dilihat kehadiran greenery memang sangat membantu, karena bisa menghalangi sinar matahari berlebih ke bangunan. Apalagi project ini hampir keseluruhan fasadnya berwarna putih jadi bakal silau kalau tidak ada penghalang/shading. Meskipun cuma dari foto, tetapi tetap kelihatan kalau suasananya jadi lebih sejuk setelah ada banyak tanaman di halaman rumah.
Pas pertama lihat foto kedua yang foto lamanya, sedikit kena mind blowing (well..) dan kagum karena ruangan yang sekarang dipakai buat venue utama galeri itu dulunya berupa ruang keluarga yang sangat homey, wkwk. Ruangannya terasa lebih hangat dengan furnitur kursi-karpet bulu. Ada feel ‘rumah musim panas’ atau villa buat liburan gitu. choayo~~
Buat denah, sepertinya tidak banyak yang diubah. Sepenglihatan penulis, semua dindingnya masih ada, yang berarti project ini cukup berhasil dalam restorasinya, meskipun telah berganti fungsi.
Foto keempat dan kelima,greenery di courtyard baik project lama dan baru sama-sama estetiknya, meskipun beberapa tanaman yang dipakai berbeda. Sama-sama pakai bermacam-macam tanaman. Sama-sama terawatnya juga! Ya, perawatan pasca pembangunan tetap penting, jadi nggak hanya bagus di awal saja, ya, tetapi tetap cantik sampai seterusnya. (Nggak kayak hubungan sama mantan, ya. Ups) (Hhh saya sudah moveon, kok:):):))
(Ah iya, somehow suka banget ketika foto lama dan baru dijejerin kayak gini hehe) (Lagi-lagi, restoration-project biased). Ok, kkeut!
Sumber foto: Acervo Digital Rino Levi FAU PUC Campinas, Ana Elísia da Costa, Acervo de projetos FAU USP. Diunduh dari: https://www.archdaily.com.br/br/766189/classicos-da-arquitetura-residencia-castor-delgado-perez-rino-levi
7 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jusreviewing
[Random Project #1: Luciana Brito’s Gallery PART2]
Melanjutkan pembahasan part sebelumnya, area lanskap (taman) di project galeri seni oleh Piratininga Arquitetos Associados ini tidak hanya yang ada di foto-foto sebelumnya (patio dan courtyard kecil di sudut ruangan). Area-area lanskap di galeri ini dapat dibilang cukup banyak hingga 50% dari total luas rumah. Lanskap tersebut tersebar dan memisahkan ruangan satu dengan lainnya. Secara fungsi, ia membantu menciptakan hierarki (perbedaan level publik-privat) antar ruang. Salah satu contohnya diperlihatkan dengan courtyard (taman di tengah bangunan) yang berada di belakang ruang pameran depan. Courtyard tersebut menjadi ruang transisi antara ruang publik tersebut dengan ruang-ruang servis di belakang-samping, sehingga ada ‘jarak’ yang cukup antar ruang yang berbeda zona. Selain itu juga menjadi ‘pembatas’ visual dari ruang publik menuju ruang servis. Secara konteks, adanya beberapa courtyard tersebut membantu memasukkan cahaya alami ke dalam ruangan. Karena letaknya tersebar hampir di sisi setiap ruangan, maka hampir keseluruhan ruang dalam galeri tersebut bisa memperoleh pencahayaan sekaligus penghawaan alami yang penting bagi ruang (untuk menghemat energi, mencegah ruangan jadi terlalu lembap, kenyamanan visual, dan lain sebagainya). Ingin mengapresiasi perancang karena lanskapnya yang cantik: ditanami tanaman yang beragam, pemilihan tanaman yang tepat sesuai iklim di sana yaitu iklim tropis lembap (sebelumnya prnulis menebak-nebak lokasi galeri ini dan ternyata benar berada di daerah amerika selatan yang beriklim tropis), dan tentunya juga penataannya yang apik. 
Path berupa batuan lebar di dalam galeri tepat diberikan karena area tersebut menjadi ruang transisi yang dapat diakses (foto pertama). Sedangkan area depan dengan lanskap yang tidak dapat diakses, keseluruhan tanahnya ditutup dengan tanaman perdu, yang menurut pribadi penulis merupakan suatu langkah yang bold, nggak tanggung-tanggung dan hasilnya memang cukup memuaskan (yang saya pelajari di perkuliahan, kalau desain jangan tanggung-tanggung gaes hoho). Lagipula dengan banyaknya greenery, semakin menguatkan tanah untuk menyerap air hujan. (Eh, trus kalau di situ jadi sarang ular gimana?) (Hwadu, gatau ya hehe)
Eits, masih ada PART3 mohon ditunggu~ Sumber foto: André Scarpa, Romulo Fialdini. Diunduh dari https://www.archdaily.com/876169/luciana-britos-gallery-piratininga-arquitetos-associados?ad_medium=gallery
11 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Quote
Ngikutin standar orang lain itu bikin capek. Jadikan perjuangan orang lain itu sebagai penyemangat dalam berjuang menjadi versi dirimu yang terbaik! Bukan versi orang lain, karena tiap orang punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Makanya, mengenal diri sendiri itu penting banget. Bagaimana secara genetik, lalu didikan orang tua dan lingkungan menciptakan dirimu yang sekarang, apa yang lebih-lebih yang bisa dikembangkan, apa kurang-kurang yang bisa disiasati. Yang terpenting lagi, keep moving forward.
me :)
2 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media
#jusreviewing
[Random Project #1: Luciana Brito's Gallery]
Review untuk salah satu karya Piratininga Arquitetos Associados ini adalah tentang lanskap/greenery-nya. Di awal nemu foto ini dulu (2 tahun lalu?) (foto pertama yaa), terkesiap sama courtyardnya, yang meskipun gersang, alias karena biasanya courtyard gitu berisi banyak tanaman yang umumnya hijau, tapi tertata rapi. Monokrom sekali! Cuma ada warna putih dan coklat dalam frame, putih polos dari dinding galeri dan coklat dari lanskap: serat batang pohon, tekstur penutup tanah (semacam pasir dan kerikil halus?), plesteran yang jadi pijakan jalan, dan furnitur kayu berupa meja kursi. Minimalis, klasik, elegan. Eh iya, tapi sekarang (kontemporer?) lagi musim banget lanskap gersang ala ala gitu wkwk. Jadi semacam cuma lahan kosong tapi pakai penutup tanah berupa kerikil-kerikil halus. Warna putih atau hitam. Terus dipadukan sama furnitur: meja kursi, bisa bermaterial kayu atau besi putih atau hitam yang berkesan industrial. Terkadang juga ditambah tanaman-tanaman semacamm calathea dan monstera yang ditaruh di pot atau ditanam langsung di tanah. Cantik!
Di foto kedua, agak kaget karena tidak mengira hijau-hijau di ujung ruangan itu ternyata greenery sungguhan. Maksudnya hidup. Daku kira itu lukisan yang dipajang hehe. Menghargai usaha perancang yang menjadikan ruangan sisa di pojok yang kurang fungsional (karena bentuknya) buat diisi greenery yang menjadikannya lebih bermanfaat. 
Kesimpulannya adalah, di galeri seni ini bahkan lanskap/greenery-nya punya kapasitas untuk menjadi salah satu ‘karya’ yang ikut dipajang. Well....
Sumber foto: Romulo Fialdini. Diunduh dari https://www.archdaily.com/876169/luciana-britos-gallery-piratininga-arquitetos-associados?ad_medium=gallery
0 notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jusmaking
[Kelompok-Culture-Tawang-’s-Maquette on Last WEX]
(WARNING! I will try to write it with my bad english, so-) Won’t tell too much about it but I had so much fun when made this with my team *fire* *fire* We couldn’t make design of new building that has height more than 2-3 floor cause it’s heritage site that having regulation for it. The problem was with that regulation, how could we make people know our building if it’s surrounded by high old-styled building in a large and dense area? Well that time was so frustating to search for answers, and there was still other problems hoho, but alhamdulillah at least we could come with our solutions, finished it and I’m satisfied enough with the results (thankyou guys for the hard work!) I love the colour and material all of our team maquettes! (yeah, we have all team sharing the same materials, or we can say it uniformed(?)(?)). I like how this maquette was more finished and completed than all of my previous individual studio maquettes hh (yea, it has people(s) model and so much trees and landscapes and bublled(?) texture of the water hoho) (previous? yeah I hope that I can make better model for my last studio project huhu) (Ok, it’s not that much, right?)
0 notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media
not a number architects weaves wooden facades for pavilions in crete https://ift.tt/2tZMqFZ
8 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jusreviewing
[Residential Project #1:  ‘Hope’ Lavan’s Studio Apartment PART2]
Hal lain yang menarik dari apartemen ini adalah program ruangnya yang simpel. Apartemen ini memiliki footprint yang kecil dan memanjang (sepertinya khas di Sri Lanka dan negara-negara tetangganya). Permasalahan yang perlu diselesaikan oleh arsitek yaitu bagaimana menciptakan apartemen yang mampu mewadahi berbagai fungsi tempat tinggal dengan suasana yang nyaman dan lega meskipun dengan lahan yang sempit.
Arsitek mencoba me-redesign apartemen ini dengan mengurangi kebutuhan ruangnya. Fungsi ruang yang dihilangkan antara lain ruang tamu dan satu kamar tidur. Apartemen pun menjadi lebih efisien karena hanya mewadahi ruang-ruang yang benar-benar dibutuhkan saja.
Orientasi setiap ruang-pun diubah. Yang awalnya menghadap ke sisi panjang apartemen (ke samping), diubah menjadi ke sisi pendeknya (ke depan / belakang). Sekat-sekat antar ruang dihilangkan oleh arsitek dan hanya tersisa untuk kamar mandi saja. Tanpa adanya sekat tersebut, ruang-ruang berbeda fungsi dalam apartemen menjadi ‘tergabung dalam satu ruangan’ atau biasa disebut dengan open layout, yang memang banyak digunakan dalam desain interior di masa arsitektur kontemporer ini. Terdapat sekat antara ruang dalam dengan innercourt, tetapi sekat tersebut bermaterial kaca, tidak masif sehingga berkesan tidak berat dan lebih lega.
Strategi open layout yang digunakan ini memberi beberapa kelebihan. Ruang-ruang dapat memperoleh aliran udara yang cukup baik dengan minimalnya sekat, muncul koridor yang mengalir ke seluruh ruangan dan mengalirkan udara keluar. Apartemen menjadi lebih lega, baik secara fisik maupun visual. Tidak terhalangnya pandangan dari satu ruang ke ruang lainnya membuat suasana menjadi lebih intim, antar user bisa menemukan keberadaan user lainnya dengan mudah.
Dengan beberapa hal yang telah dijabarkan (secara mbelibet oleh saya hehe), apartemen ini merupakan salah satu apartemen yang kunjung-able di Sri Lanka kan? Silakan silakan, merasakan langsung pengalaman ruang di sana, dan membuktikan bener nggak nih yang dibilang penulis ini? (baru nyadar saya hanya sekedar review dari luar tapi belum merasakan langsung huhu) (malah curhat:’)) (huehue give me money, then!) (and a friend, too:)))
6 notes · View notes
jusshareanything · 4 years
Photo
Tumblr media Tumblr media Tumblr media Tumblr media
#jusreviewing [Residential Project #1:  ‘Hope’ Lavan’s Studio Apartment PART1]
Sebuah apartemen kecil di Colombo, Sri Lanka ini didesain oleh MMGS Architects. Ketika pertama kali melihat review apartemen ini di Archdaily, foto pertama di atas cukup menarik perhatian. Innercourt di dalam apartemen ini bermandikan cahaya, menciptakan suasana yang menyenangkan. Belum lagi ditambah dengan permainan bayangan yang diciptakan oleh pergola yang menaunginya. Pohon di dalam innercourt, sebagai elemen yang dinamis, yang beradu dengan garis-garis minimalis dari bayangan pergola juga memunculkan kontras yang menyenangkan, lagi-lagi, sehingga semakin kaya pengalaman ruang innercourt tersebut. Oh iya, jangan lupa jendela kayu dan ukiran di atasnya, kursi, patung, bahkan elemen lantai yang kesemuanya merupakan elemen tradisional yang masih dipertahankan pada apartemen. Semua furnitur tersebut berhasil ditata dengan apik, simpel, tidak ‘ramai’ ataupun memenuhi ruang. Selain itu, hal ini juga memperlihatkan keberhasilan perancang menggunakan dan memadukan elemen tradisional dalam desain kontemporer yang lebih kekinian. Nah, baru innercourtnya, udah bikin jatuh hati. Part 2 akan membahas ruang serta aspek lain ladi apartemen ini. Next next~ Sumber foto: Ramitha Watareka. Diunduh dari https://www.archdaily.com/894557/hope-lavans-studio-apartment-mmgs-architects
22 notes · View notes