Tumgik
#pertama di Nusantara
andy-bt · 5 months
Text
Sejarah Islam di Sumatera
15 Juni 2022 – 22:08 Cetakan pertama buku ini keluar pada pertengahan 1945, beberapa minggu sebelum Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Meskipun Jepang masih keras dan segala karangan hendaklah berbau propaganda Dai-Nippon, di dalam buku ini diusahakan benar-benar supaya janganlah berbau Nippon. Sebab Nippon akan hilang, dan buku akan tinggal. Sebab itu, di cetakan berikutnya tidak ada yang…
Tumblr media
Tampilkan di WordPress
0 notes
hidayatuna · 2 years
Text
Mengenal Abdurrauf As-Singkili, Penulis Kitab Tafsir Pertama di Bumi Melayu
Mengenal Abdurrauf As-Singkili, Penulis Kitab Tafsir Pertama di Bumi Melayu
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Abdurrauf As-Singkili bernama lengkap Abd al-Rouf bin Ali al-Jawi al-Fansuri As-Singkili, seorang Melayu dari Fansur, sebuah wilayah yang terletak di pantai barat atau Laut Aceh. Tanggal kelahiran Abdurrauf As-Singkili tidak diketahui, tetapi jika dihitung kembalinya dari Timur Tengah ke Aceh, beliau dilahirkan sekitar 1024-1615. Sebagian besar ahli telah menyetujui…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
mamadkhalik · 10 months
Text
Obat Hati
Sejauh ini, bulan Juli banyak memberi pelajaran yang berarti. Tentang pertemuan dengan orang baru, cerita adik-adik, inspirasi baru, dan juga pengalaman spiritual baru. 
Tumblr media
Rakornas KAMMI di Surakarta.
Aku menemukan secercah harapan dari segala kegelisahan yang ada. Saat aku dan juga orang disekitarku mulai skeptis dengan realitas jalan ini, ternyata masih banyak orang yang hadir menyambut seruan dengan niat tulus serta dengan pengorbanan yang besar. 
Solo menjadi titik temu dari barat dan timur, orang-orang baru itu hadir membawa energi yang besar, sekaligus menaruh harapan yang sama. Mereka juga butuh semangat dan juga inspirasi. 
Bertemu dengan banyak kawan dari penjuru nusantara, berdiskusi di ruang makan dan forum sidang sudah cukup memunculkan optimisme kami untuk berbuat apa kedepanya.
Seperti lagunya Opick, Obat hati itu salah satunya berkumpul dengan orang-orang sholeh. 
Teringat pesan dari guru kami :
"Bahwa orang baik itu tak bertemu secara kebetulan tapi dipersatukan oleh niatnya."
Satu pesan yang cukup menjadikan alasan untuk selalu memperbaharui niat, agar kedepan nanti selalu diberi petunjuk dan yang pasti jalanya dipermudah. 
Namun ternyata niat saja tak cukup, perlu momentum yang tepat agar gerak dapat menjadi lebih muntijah.
Kalau disederhanakan, dimulai dengan memperbaiki niat, mencari momentum, dan terakhir memunculkan optimisme dalam gerakan.
Imam Hasan Al-Banna berpesan :
“Wahai pemuda perbaruhilah iman, kemudian tentukan sasaran dan tujuan langkah kalian. Sesungguhnya kekuatan pertama adalah iman, buah dari iman adalah kesatuan, dan konsekuensi logis dari kesatuan adalah kemenangan yang gemilang. Oleh karenanya berimanlah kalian, eratkanlah ukhuwah, sadarilah, dan kemudian tunggulah datangnya kemenangan."
Sekali lagi, kalau kata ibu-ibu di tiktok yang viral belakangan, pelan-pelan pak supir, amanah Nabi Adam!
Tumblr media
18 notes · View notes
lamyaasfaraini · 3 months
Text
Meet up college mates
Tumblr media
Alhamdulillah akhirnya bisa ktemuan sama sobi2 satu ini. Yang 1 mantan manager ms glow yg skrg lg nyari kerjaan yg lebih baik dan berkah, yang 1 lg manager cafe di cikole, tebih eyymmm.. Baru pisan kerjanya dirasa anak2nya udah pada gede, yaiya atuh nikah tahun 2012 nikah muda, wkt kondangan dia kayanya org pertama yg nikah deh di angkatan 2007, dia tp ngga slesei kuliahnya, keburu kerja dan berbagi hal pergulatan dlm kehidupannya lah yaa. Tp dia satu2nya yg selalu keep in touch sama kita, bahkan 5 thn kemudian aja dia dtg ke nikahan aku. Sobi jualanku, jajastipan, skrg kerja aja cenah barijeung pgn resign krn kejauhan da di cikole wkwk. Padahal wkt kerjanya enakeun tiap hari cuma mantau2 doang, 3 jam doang bisa lsg balik tp kalo ada tamu VIP biasanya full kerja atau lg high season udah kaya 9 to 5 office hours bgt.
Tiba2 aja saling komen di igs trus ngajak ktemuan satset hayu deh nyesuain jdwl kerja dulu, akhirnya bisanya maksi dan ya berarti aku harus bawa nemo hemm memang bawa anak tuh ngga jongjon yaa terbukti ada aja ngerengeknya pgn inilah itulah. Gabisa titip anak pula krn dadakan ktemuannya.
Hani si manager cafe ngide makan di Dailah resto nusantara gt, di cisangkuy. Hemm sering lewat sih tp gatau aja dalemnya belom pernah coba. Ternyata pricey dan fancy cuy.. Konsepnya nusantara bgt memang, mejanya udah kek fine dining ada serbetnya no tisu tisu kleub, wangi2 ruangan fancy otentik lemongrass gt jd inget di jogja kan kalo ngga wangi2 lemongrass, wangi dupa gt. Menu nya nusantara bgt jg kaya sei sapi, maranggi, betutu, sop konro, ayam lengkuas, opor bakar dll lah banyak bgt trus enak2 yg kami order tuh haaaaa.. Kalo masakan indo2 gini tuh suka inget suamikuuu suka bgt blio. Pankapan kita kesitu yuk~ kata Ipeh si mantan manager ms glow kalo di Jkt mirip Remboelan, ohhh iya tau resto itu mreka kalo di Jkt meet up nya kadang disitu.
Nemo tetiba bgt dessert cake biscoff. Rasanya leh uga sih akutu kureng sama yg giung2, buatku ini giungg huhu..
Tumblr media
Obrolan kami berbobot bgt ya dah umur 35 mah wkwk. Tentang kehidupan, tentang kerjaan, sharing2 managerial tuh berdua hahaha. Ya gitu kadang ngga ada wkt buat julidin org, ya ada sih dikit lebih banyaknya tentang diri kami. Kalo sama ipeh ini kami 1 geng sih tp udah jrg ktemuan sama membernya, ya begitulah.. Tp ttp kalo dah sefrekuensi mah candaannya ttp masookkk.. Sama hani yg bukan geng kita jg tp hani mah selalu se frekuensi wkwk.
Alhamdulillah bgt ih punya temen baik2 bgt, yg satu bayarin makanan, yg satu anterin pulang hahaha. Semoga rejeki kalian makin melimpaaah berkaaaah yaa aamiin.
Tumblr media
Next kita ke cikole okey, samperin hani yg gawe skalian culik balik wkwk. Jamnya di jam anak sekulah dong pleass~
3 notes · View notes
chocohazel · 1 year
Text
ULasan: Pulang
Judul Buku: Pulang Genre Buku: Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik Penulis Buku: Leila S. Chudori Bahasa: Indonesia Penerbit Buku: Kepustakaan Populer Gramedia Rating Goodreads: 4.3/5 Rating Pribadi: 4.5/5
Novel dengan tebal 474 halaman ini akan mengantarkan pembaca ke setidaknya tiga latar masa lalu dalam ritme yang cepat. Pertama September 1965, di Indonesia. Kedua Mei 1968 di Perancis dan Mei 1998 di Indonesia. Novel ini dibagi menjadi tiga bagian dengan alur maju-mundur. Tiga bagian yang ada masing-masing memuat sudut pandang orang pertama dari point of view tiga tokoh utama (multiple POVs) dan dua tokoh pendukung. Walau memiliki pergantian point of view dan plot campuran, penulis menjahit masing-masing bagian cerita dengan sangat apik sehingga masing-masing cerita saling melengkapi "kekosongan" pada cerita lainnya. Setiap konflik dan penggalan kisah memunculkan rasa penasaran dari pembaca dan membuat pembaca semakin tertarik untuk melanjutkan perjalanan membacanya.
Pada bagian satu, novel ini berkisah tentang empat eksil politik Indonesia yang menjadi pendiri Restoran Tanah Air di Paris: Dimas Suryo, Nugroho Dewantoro, Risjaf, dan Tjahjadi Sukarna (Tjai Sin Soe). Kecuali Tjai, mereka berempat merupakan wartawan di Kantor Berita Nusantara sebelum Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Hananto Prawiro, pimipinan kantor Berita Nusantara adalah seorang jurnalis berpengalaman ekstrim kiri. Walau beberapa jurnalis dan karyawan lainnya cenderung netral dan bahkan memiliki sikap politik yang berlawanan, tetap saja eksistensi Hananto cukup untuk menjadikan Kantor Berita Nusantara dianggap sebagai gudang antek dan simpatisan PKI.
Menjelang Peristiwa 30 September 1965 terjadi, Dimas Suryo dan Nugroho menghadiri Konferensi International Organization of Journalists di Santiago, Chile. Sedangkan Risjaf menghadiri “agenda” lain di Havana, Kuba. Sementara Tjai meninggalkan Indonesia menuju Singapura sesaat setelah Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Sadar bahwa situasi politik di Indonesia pasca 30 September 1965 tidak berpihak dan sangat berbahaya bagi siapapun yang dengan mudah bisa dikait-kaitkan dengan PKI, maka Dimas Suryo, Nugroho dan Risjaf tidak berani untuk pulang. Selain itu, situasi membuat mereka memang tidak mungkin bisa pulang karena paspor mereka dicabut. Mereka kemudian pergi ke Peking dan bertemu dengan banyak eksil politik lain. Dari Peking mereka berkelana ke beberapa negara dan berakhir dengan pertemuan kembali di Paris kemudian mendirikan Restoran Tanah Air.
Di Prancis, Dimas Suryo menikah Vivienne Deveraux dan punya satu orang anak perempuan yang bernama Lintang Utara. Singkat cerita, Lintang dewasa pergi ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas akhirnya di universitas Sorbonne, yaitu membuat film dokumenter yang berisi wawancara dengan para eks-tapol Peristiwa 1965 beserta keluarga. Lintang pergi ke Jakarta pada bulan Mei 1998 dan bertemu dengan Segara Alam putra Hananto Prawiro dan Bimo putra Nugroho.
Setidaknya ada dua premis besar dalam novel ini, yang pertama tentang bagaimana kehidupan para eksil politik yang terpaksa berpetualang dari negara satu ke negara lain dan kemudian menjalani kehidupan sebagai warga negara Perancis di Paris, ribuan kilometer dari tanah air yang sangat mereka rindukan. Kemudian premis utama ini memunculkan premis baru tentang kehidupan anak-anak para eksil politik di luar negeri dan juga di Indonesia menghadapi situasi politik yang kembali memanas di tanah air, tiga puluh tiga tahun pasca pemberontakan PKI.
Keunggulan novel ini adalah penulis dapat menyajikan kisah sejarah kelam Indonesia dengan alur cerita yang menarik. Pembaca seolah dapat “menyaksikan” apa yang terjadi selama dua masa kelam perpolitikan Indonesia lewat rincinya penggambaran cerita yang disajikan melalui sudut pandang karakter utama. Sementara kekurangannya adalah karena tema dan pembahasan dalam cerita, novel ini memiliki segmentasi pembaca yang cenderung khusus yaitu dewasa di atas 17 tahun dengan minat bacaan fiksi-sejarah fiksi-politik.
12 notes · View notes
bekhamalditama · 9 months
Text
Tugas Senin, 21 Agustus 2023
Nama : Muhammad Bekham Alditama
Nim : 20652070
Kelas : 7C Manajemen Pemasaran
Mata Kuliah : Marketing Politik
Tumblr media
Agustina Hermanto, S.Kom., M.H.
Mengenal Politikus Muda
Profil dan Jejak Digital Agustina Hermanto:
Agustina Hermanto atau lebih populer kita kenal sebagai nama Tina Toon adalah seorang aktris, penyanyi dan politisi Indonesia berdarah Tionghoa-Indonesia. Ia populer lewat lagu Bolo-Bolo, dan gerakan lehernya yang khas. Ia lahir di Jakarta pada tanggal 20 Agustus 1993 (30 tahun).
Agustina Hermanto atau yang lebih dikenal dengan nama panggung Tina Toon merupakan seorang penyanyi cilik yang kini menjadi salah satu politisi dari fraksi PDI Perjuangan.
Ia maju dalam Pileg 2019 lalu dengan mencalonkan diri sebagai Calon Legislatif (Caleg) 2019 dari partai PDIP untuk DPRD Provinsi DKI Jakarta periode 2019-2024.
Perempuan muda ini memiliki motivasi untuk maju di Pileg 2019 karena ingin menjadi anak bangsa Indonesia yang memiliki sumbangsih bagi bangsa dan negara dalam hal pembangunan serta kemajuan Indonesia.
Pada tahun 2019 lalu Ia pun akhirnya resmi terpilih oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai anggota DPRD DKI Jakarta pada periode 2019 hingga 2024 mewakili Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Pendidikan:
Tina Toon telah menyelesaikan pendidikan S-1 Sistem Informasi Universitas Bina Nusantara tahun 2015.
dan ia pun juga telah pula menyelesaikan pendidikan S-2 Magister Hukum dari Universitas Tarumanagara pada tahun 2017, saat ia berusia 23 tahun.
2. Elektabilitas dan Kapabilitas Al Ghazali sebagai anggota Partai Gerindra.
Tumblr media
Ahmad Al Ghazali Kohler
Sering kita Jumpai nama sapaan biasanya ialah Al Ghazali yang merupakan putra sulung dari artis musisi Ahmad Dhani. Al lahir di jakarta pada tanggal 1 September 1997.
Latar Belakang Al Ghazali:
Ia mulai kariernya secara profesional pada tahun 2009 bersama band Lucky Laki, yang merupakan grup musik keluarga dengan adik-adiknya. Lucky Laki merilis single pertama mereka yang berjudul Superman, dari single itulah nama Lucky Laki naik daun dan banyak dikenal orang.
Single itu ada di dalam album yang berjudul, New Beginning 09. Pada tahun 2012, Lucky Laki merilis single kedua yang berjudul Aku Suka Bersama Orang Yang Aku Suka yang disingkat menjadi ASBOYS.
Dua tahun berlalu, Al merilis lagu solonya yang berjudul Ku Rayu Bidadari dan Kasidah Cinta di tahun 2014.
Ia juga memulai debut kariernya di dunia peran di tahun 2014, berperan sebagai Musa di film Runaway garapan Guntur Soerharjanto, yang ia bintangi bersama aktris muda cantik, Tatjana Saphira dan Kimberly Ryder.
Pada tahun berikutnya, meneruskan karier beraktingnya, ia berperan di film yang berjudul LDR, garapan Guntur Soerharjanto, bersama lawan mainnya, Verrel Bramasta, Mentari De Merelle, dan Aurelie Moeremans. Al juga berperan di film lanjutan LDR Part 2: Where Is My Romeo?
Setelah filmnya, Al dan adik-adiknya membuat grup musik lagi, yang diberi nama baru yaitu Ahmad Bersaudara dengan single mereka, Jika Kau Percaya. Selain berkarier dengan Ahmad Bersaudara, Al masuk ke dunia periklanan dan membintangi beberapa iklan untuk brand-brand ternama, seperti Indomie, IM3, O-Mayo, Pocari Sweat, Biore Men, BeeTalk, dan BonCabe.
Tak puas dengan kariernya di dunia peran dan juga di dunia musik sebagai musisi, Al memutuskan untuk mencoba dunia baru, yakni dunia musik elektronik. Dengan nama Al Ghazali, ia memulai kariernya menjadi seorang DJ atau Disk Jockey.
Bersama dengan partnernya, Ranggaz Laksmana, ia kerap tampil di berbagai klub dan event-event besar, salah satunya adalah event It's The Ship, yang merupakan perjalanan di dalam kapal pesiar yang mempunyai event festival musik elektronik terbesar di Asia yang berlangsung di atas kapal pesiar itu.
Wajahnya yang tampan dan bakatnya berhasil mendapatkannya penghargaan di ajang penghargaan Silet Awards 2014, di kategori Idola Baru TerSilet dan juga di Bright Awards Indonesia 2016 di kategori Bintang Iklan Pria.
Fokus berkarier, Al yang telah menyelesaikan SMA-nya di tahun 2015 silam, kabarnya berkeinginan untuk melanjutkan pendidikannya di Kota London, Inggris, mengikuti jejak adiknya di sana.
Alasan lain dirinya ingin melanjutkan pendidikan di sana adalah karena pacarnya, Alyssa Daguise, yang kini tengah menuntut ilmu di Kota Paris.
Alasan Bergabung Partai Gerindra:
Adapun alasan Al Ghazali masuk Partai Gerindra ialah karena ia mengaku mengemari sosok Prabowo Subianto.
Prabowo selaku ketua umum Partai Gerindra dinilai memiliki sikap-sikap yang membuat Al merasa kagum.
Dia mengatakan, Prabowo dinilai seorang tokoh yang memiliki semangat bak api yang sedang membara dalam memimpin.
“Saya sudah ngfans dengan Pak Prabowo itu sudah sejak tahun 2014,” ujar Al Ghazali.
Jiwa semangat yang membara di dalam kepribadian Prabowo inilah yang diakui oleh All Ghazali dapat membantu mengobarkan semangat pula kepada para pemuda-pemuda indonesia.
Selain itu, Al Ghazali juga menilai sosok Prabowo adalah seseorang yang selalu ikhlas kepada rakyatnya.
Ia merasa kagum dan senang dengan kepemimpinan Prabowo, sehingga itu yang memberi alasan ia bergabung dengan Gerindra.
Oleh karena itulah Al Ghazali tertarik untuk ikut bergabung masuk kedalam partai politik khususnya Partai Gerindra.
Sekian dan Terima Kasih
2 notes · View notes
henyresiyanti · 9 months
Text
Tumblr media
Mengenal Politikus Muda
(Gerardus Budisatrio Djiwandono)
Gerardus Budisatrio Djiwandono yang lahir di Jakarta, 25 September 1981 adalah seorang politikus asal Indonesia. Ia maju sebagai calon legislatif dari Partai Gerindra untuk daerah pemilihan Kalimantan Timur. Ia adalah anak dari pasangan Bianti Djiwandono, kakak sulung Prabowo Subianto dan Gubernur Bank Indonesia, Sudrajad Djiwandono, serta merupakan adik dari Thomas Djiwandono.
Riwayat Pendidikan
SD , SANTAI THERESIA .
SMP , SEKOLAH PELITA HARAPAN .
SMA , BERKSHIRE SCHOOL, USA .
S1 GOV& INTERNATIONAL RELATION, CLARK UNIVERSITY . 
Karier
Sebelum menjadi anggota DPR-RI periode 2019–2024, Budi adalah anggota PAW DPR-RI sisa masa jabatan 2014–2019 menggantikan Luther Kombong yang telah meninggal dunia pada Juni 2017. Ia dilantik menjadi anggota DPR-RI pertama kali pada 24 Agustus 2017.
Nusantara Energy (Wakil Ditektur Utama)
Kertas Nusantara (Wakil Direktur Utama)
Nusantara Pandu Energi (Direktur Utama)
Kurnia Tidar Abadi (Direktur Utama)
Satrio Putra Tidar (Komisaris)
Komisi IV DPR RI  Anggota (2017-2019) Wakil Ketua (2019-sekarang)
Badan Kerjasama Antar Parlemen  Anggota (2018)
Legislasi Undang-undang – Pansus RUU Kewirausahaan Nasional : Kapoksi (2018-2019)
Badan Musyawarah DPR RI  – Anggota (2019-sekarang)
Fraksi Gerindra DPR RI – Wakil Sekretaris (2019-sekarang)
Gerardus Budisatrio Djiwandono juga memiliki beberapa pengalaman organisasi, sebagai berikut :
Tunas Indonesia Raya (TIDAR)
Wakil Ketua Umum (2008 -2016)
Partai Gerakan Indonesia Raya
Ketua Bidang Investasi dan Pasar Modal (2012)
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Provinsi Kalimantan Utara (2015-2018)
Pengurus Pusat Peratuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI)
Bendahara Umum (2015-2016)
Sekretaris Jenderal (2016-2019)
Ketua Umum Pemuda Tani Indonesia (2021-2025)
2 notes · View notes
adilemadil · 11 months
Text
Tumblr media Tumblr media
Nasehat untuk Hamilul Qur’an
13 Mei 2023, telah berlangsung agenda Khataman Akbar pertama Jam’iyyah Qurra wal Huffadz (JQH) NU Jawa Tengah di Masjid Agung Solo. Salah satu guru al-Qur’an Nusantara, Rais Majlis Ilm JQH Indonesia Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, Lc, MA menyampaikan beberapa nasehat terkait al-Qur’an, diantaranya:
Hendaknya kepada penghafal al-Qur’an untuk senantiasa melancarkan hafalannya. Karena terdapat perbedaan antara al hafidz dan as satir. Al hafidz ialah mereka yg sudah menyetorkan seluruh al-Qur’an dan jika diberikan pertanyaan untuk melanjutkan ayat tidak memiliki kesalahan/ hanya sedikit salahnya. Sedangkan as satir yaitu mereka yg sudah menyetorkan hafalannya namun belum lancar.
Al hafidz/ah harus memberi manfaat untuk masyarakat di sekitarnya, memberikan nuansa Qur’ani, membentuk majlis-majlis al-Qur’an, agar terwujud sebagaimana dalam hadits wa majtama’a qawmun fi baytin min buyutillah illa nazalat alaihim-as-sakinah.. “Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), dinaungi rahmat, dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisiNya” (H.R. Muslim, no. 2699).
Dengungkan Al Qur’an dimana-mana, dengan demikian akan tercipta kawasan Qur’ani —> memengaruhi pendidikan anak kita.. sebagaimana Q.S. al-Furqan: 30 berbunyi ‘ya rabbi inna qawmittakhodzu hadzal qurana mahjura’ ; Qawm yg Qur’ani hendaknya dapat membuat rumah-rumah tahfidz yg menciptakan taman quran yg sebenarnya, bukan rumah-rumah quran yg punya tujuan-tujuan lain selain untuk Allah ta’ala.
Q.S. Yunus: 57 ‘yaayyuhannasu qad ja-atkum mauidzatun min robbikum wa syifaullima fisshudur wa hudan wa rohmatulilmukminin’ perlu di per rinci apa saja poin dalam ayat tersebut. Bahwa al-Qur’an merupakan mauidzah (nasehat), syifa (obat hati), huda (petunjuk), sekaligus rahmat untuk orang-orang beriman.
Dalam kitab Ityanul mubin disebutkan tidak ada syafa’at yg melebihi al-Qur’an, maka setidaknya diantara kita dalam 1 keluarga ada 1 hafidzul quran.
6 notes · View notes
bajaklautairtawar · 1 year
Text
‘Kampil’: Jejak Bangsa Iranun di Lingga
Menelusuri benda bersejarah di Daik Lingga, tak akan pernah ada habisnya. Beragam jenis peninggalan tersimpan, seperti senjata yang menjadi salah satu alat pertahanan diri bangsa melayu, saat kesultanan Lingga. Salah satu tempat yang menjadi rujukan, terdapat di Museum Linggam Cahaya yang digagas pemerintah setempat sejak beberapa tahun silam. Terletak di komplek Istana Damnah, Daik Lingga berbagai jenis senjata sepeti Kampil, atau disebut juga Kampilan yang berarti kelewang, pedang (lihat KBBI). Senjata Kampil ini, diyakini bukan asli berasal dari bangsa melayu kepulauan Riau yang lazim seperti keris. Namun, Kampil dipercaya adalah salah satu senjata milik bangsa Iranun. Sebuah bangsa dari Mindanau wilayah Filipina Selatan  mencakup Tempasuk sebelah Sabah Borneo (Kalimantan Timur). Hubungan sejarah yang belum terbuka jelas hingga kini, menjadi pertanyaan bagaimana bisa senjata Kampil tersebut sampai ke Lingga. Senjata Kampil adalah senjata perang Iranun. Ciri-ciri kamil agak ringan dengan panjang berukuran 1 hingga 1,5 meter. Sisi tajam pada bilah dan bentuknya semakin melebar pada bagian ujung pedang. Mirip seperti Mandaw orang Dayak. Dibagian depat terdapat motif. Sedangkan pada gagang pedang, berbentuk seperti kepala buaya. Sementara besi pedang dari Kampil yang terus menua kini hanya menjadi koleksi yang tersimpan rapi. Sayangnya, senjata utama bagi bangsa Iranun ini yang digunakan dalam pelayaran ke Nusantara abad ke 17 hingga 18 ini sebagai bukti dari perlawanan kolonialisme belum banyak diketahui kalangan luas. Ada peran besar bangsa Iranun, dalam sejarah kerajaan Melayu disemenanjung. Berhasil mengusir Belanda keluar dari Riau atas permintaan Raja Bongsu dan Sultan Mahmud. Namun pengaruh besar Belanda saat era kolonial membuat bangsa Iranun tergeser. Kata Iranun kemudian bergeser pula  menjadi 'Lanun' atau Bajak Laut yang konotasinya menjadi lebih buruk dalam sejarah hingga kini. Dalam Thfat Al-Nafis, Sejarah Riau-Lingga dan daerah taklukannya 1699-1864, karya Raja Ali Haji, "Maka dijalankannyalah pekerjaannya yaitu menyuruhlah ia satu utusan ke Tempasuk adalah yang pergi itu namanya Encik Talib serta beberapa orang lagi sertanya membawa surat kepada Raja Tempasuk minta pertolongan kepada Raja Tempasuk itu pada mengamuk Holanda di Riau. Dan pada satu kaul memang keturunan daripada raja Johor di dalam Tempasuk itu bernama Raja Ismail. Maka tatkala tibalah Encik Talib itu dimaklumkannya seperti maksud Raja Indra Bongsu itu kepada Raja Tempasuk. Maka diterimalah oleh Raja Tempasuk kehendak Raja Bongsu seta Baginda Sultan Mahmud itu. Maka lalulah ia menyuruh anak-anaknya tiga orang, dan empat dengan Raja Ismail itu, dan adalah Raja Ismail itu menjadi panglima besarnya. Adalah nama yang disuruhnya itu pertama Raja Tebuk namanya, kedua Raja Alam namanya..." (Thufat Al- Nafiz, 203). Belanda-pun dapan diusir keluar dari Riau atas bantuan bangsa Iranun yang tangguh. Setelah selesai melawan Belanda di Riau, raja Lanun tersebut balik ke Tempasuk, namun Raja Muda Umak tetap tinggal di dalam negri Riau. Kemudian datang pula Tok Lukus dan Tok Akus memperhambakan dirinya untuk bersumpah setia kepada Sultan Mahmud. Karena melihat Riau yang pasti mendapat serangan balik dari Belanda, Sultan Mahmud pun memindahkan pusat ibukota berpindah ke Lingga bersama pengikutnya termasuk orang Iranun dengan 200 buah perahu. Menurut salah seorang pemerhati sejarah bangsa Iranun, Abdul Naddin dari Sabah mengatakan, Raja Muda Umak, Tok Lukas dan Tok Akus yang ikut bersama Sultan Mahmud ke Lingga diikuti pula oleh 900 pasukan Iranun dengan penjajab (red kapal). Kemudian, mereka menikah dengan penduduk Lingga hingga keturunannya lebih dikenal dengan sebutan Melayu Timur. Menurut hemat Naddin, dari sinilah mula banyaknya bangsa Iranun tersebar di Lingga hingga berketurunan. Adanya temuan Kampil di Lingga, menurut Naddin, kuat dugaan senjata utama bangsa tersebut yang dibawa dan diwariskan secara turun temurun di Lingga. "Kami yakin, kampil pasti ada hubungannya dengan bangsa Iranun. Kami sudah lama menjejaki bangsa Iranun. Pernah tahun 2010 kami singgah ke Tanjungpinang dan Pekanbaru. Sempat juga diinterview oleh wartawan Batam Pos, mencari jejak Iranun," kata Naddin yang dihubingi via Whatsapp beberapa waktu lalu. Menurut Naddin, bangsa Iranun adalah bangsa melayu yang setiakawan. Ikatan persawdaraannlah yang membawa orang-orang Iranun ikut dalam membantu Sultan Mahmud III mengusir Belanda di Riau. "Ikatan persaudaraan antara orang melayu dulu kuat. Mereka tidak tega melihat saudara mereka disakiti atau diserang. Mereka pasti datang menolong," sambung Naddin. Penjejakan orang Iranun, kata Naddin terus diupayakan untuk menemukan jejak sejarah dan keturunan. Kabar gembira adanya Kampil di Daik Lingga, juga membuat ia akan datang. Baru-baru ini kata Naddin, bersama rekannya keturunan bangsa Iranun, telah membuat sebuah forum dan pertemuan di Bangka Belitung. Merajut lagi tali persaudaraan yang terkucar kacir sejak Belanda mengecap orang Iranun atau Lananun adalah penjajah. Diakuinya, sejak cap negatif tersebut, banyak bangsa atau orang Iranun menghilang. (mhb)
9 notes · View notes
celotehku · 1 year
Text
SUMPAH AMUKTI PALAPA
Tumblr media
Kemarin sempat ramai soal diskusi makna "amukti palapa". Ada yang menerjemahkan bumbu, puasa mutih, dan lain sebagainya. Padahal, andaikata kita mau membaca Sĕrat Pararaton dengan seksama, maka arti kata tersebut dapat kita temukan.
Amukti Palapa disebutkan beberapa kali dalam Sĕrat Pararaton, yaitu :
Yang pertama, saat Gajah Mada berhasil menumpas pemberontakan Kuṭi tahun 1319, di mana ia kembali ke ibu kota bersama Raja, kemudian berhenti dari jabatan bĕkĕl bhayangkara dan "amukti palapa" selama dua bulan. Lalu ia diangkat sebagai patih di Kahuripan.
Yang kedua, saat diangkat menjadi patih amangkubhumi di Majapahit tahun 1334, Gajah Mada mengucapkan sumpah, yaitu jika Nusantara telah ditaklukkan, barulah ia "amukti palapa".
Yang ketiga, sesudah peristiwa Paḍompo dan Pasuṇḍa tahun 1357, Gajah Mada melakukan "mukti palapa".
Ada pendapat yang menafsirkan kata :
AMUKTI = a + mukti = tidak menikmati
PALAPA = bumbu
Jadi, maksud dari Sumpah Palapa adalah : Jika Nusantara belum ditaklukkan, maka Gajah Mada tidak mau menikmati bumbu, alias puasa mutih.
Pendapat semacam ini jelas keliru, karena menafsirkan kalimat berbahasa Jawa menggunakan cara Sanakerta. Ingat, bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno adalah beda! Bahasa Sanskerta asalnya dari India, bukan dari Jawa.
Dalam bahasa Sanskerta, awalan A bermakna "tidak", sedangkan dalam bahasa Jawa, awalan A justru bermakna "membentuk kata kerja".
Mari kita kupas makna Sumpah Palapa secara perkata :
"lamun huwus kalah nuṣantara isun amukti palapa"
Lamun = apabila
Huwus = sudah
Kalah = takluk
Nuṣantara = pulau-pulau di luar Jawa
Isun = aku
Sekarang tinggal kata "amukti palapa".
Amukti = adalah kata kerja yang terbentuk dari :
aN + bhukti, di mana aksara bha mengalami luluh dengan awalan anuswara.
- bhukti artinya "makan"
- amukti artinya "memakan" atau "menikmati".
Palapa artinya apa?
Kita tengok berita sebelumnya, yaitu tahun 1319 setelah penumpasan Kuṭi, Gajah Mada dibebastugaskan dari jabatan bĕkĕl bhayangkara, di mana ia "amukti palapa" selama dua bulan, baru kemudian ia diangkat sebagai patih di Kahuripan, yaitu negeri bawahan Majapahit.
Artinya .... Maharāja Jayanāgara berterima kasih atas jasa Gajah Mada menumpas Kuṭi, sehingga selama dua bulan ia "menikmati palapa", sebelum kemudian menjadi patih Kahuripan.
Palapa di sini dapat ditafsirkan "kenikmatan", "istirahat nyaman", "liburan", "bersenang-senang".
Kemudian kita temukan lagi sesudah peristiwa Pasuṇḍa Bubat, Gajah Mada kembali "mukti palapa".
Sekali lagi saya tegaskan, bahasa Jawa tidak sama dengan bahasa Sanskerta.
Menurut tata bahasa Sanskerta :
"mukti" berlawanan dengan "amukti"
"sura" berlawanan dengan "asura"
"ditya" berlawanan dengan "aditya"
Sementara itu, Pararaton ditulis dalam bahasa Jawa, bukan bahasa Sanskerta.
Menurut tata bahasa Jawa :
"nggawa" sama dengan "anggawa"
"njupuk" sama dengan "anjupuk"
"mukti" sama dengan "amukti"
Jadi, setelah Paḍompo dan Pasuṇḍa, Gajah Mada mendapat hak "mukti palapa = amukti palapa", yaitu "menikmati liburan dan kesenangan".
Kata PALAPA menurut tafsir Zoetmulder berasal dari kata dasar ALAP artinya "ambil" atau "makan". Dialap maknanya "diambil" atau "dilahap". Mungkin itu sebabnya kata "palapa" dalam bahasa Madura bermakna "bumbu" karena berhubungan dengan "makanan".
Sekali lagi saya ulangi, makna Sumpah Palapa :
"Lamun HUWUS kalah Nusantara, isun amukti palapa."
Artinya = Apabila SUDAH takluk Nusantara, saya menikmati kesenangan.
Bukan = Apabila BELUM takluk Nusantara, saya tidak menikmati kesenangan.
Kata "huwus" artinya "sudah".
Jangan diganti jadi "belum" hanya demi menafsir kata "amukti" pakai cara Sanskerta.
Nuwun.
#KutipanNaskahKuno
6 notes · View notes
kalamzain · 1 year
Text
Tumblr media
Perjalanan Perdanaku Bersamanya
Catatan hari ini hanya sekedar kisah sederhana yang akan ku abadikan. Kisah di mana diri ini baru pertama kali bepergian bersamanya menuju kampung halaman. Ya... mengajaknya bertemu keluarga di rumah.
Sore ini ku pamit sama teman-teman yang ku jumpai, mengharap doa keselamatan dari mereka. Dengar-dengar kita gak tau dari lisan siapa doa kita terkabul, mungkin saja teman-teman ku ini termasuk yang diijabah doanya.
Setibanya kami di stasiun, tangan ku begitu erat menggenggamnya; berharap tidak terjadi apa-apa seperti diculik orang misalnya. Kiranya hanya sehelai kain saja yang memisahkan kita.
Tak lama kereta tiba, kami pun bergegas memasukinya bersama mencari kursi kosong untuk duduk bersebelahan. Yes, tuhan berhendak demikian, kami dapat duduk dengan tenang.
Namun kondisi berubah saat kami memasuki stasiun Tanah Abang, kami terpaksa berdiri karena ada seorang ibu yang sudah berusia yang layak untuk menempati posisi tersebut. Kiranya setengah jam lebih kami berdiri sambil berhimpitan-himpitan.
Betapa malangnya diri ini, berdiri di kerumunan perempuan yang mayoritas kaum ibu-ibu. Satu persatu ku lirik wajah mereka, dan kudapati seorang ibu yang membuat ku terkejut sambil berpikiran negatif; karena wajahnya begitu putih bagaikan dilapisi bedak berkali-kali.
"Astaga... ibu ini dandanannya". Ujar ku di dalam hati. Dengan jiwa penasaran, ku lihat lebih lama ibu tadi dan ternyata........... diri ini salah besar dalam memvonis seseorang, ku kira ibu itu memakai bedak berlapis lapis, ternyata itu kelainan yang terjadi pada kulit seseorang; hal ini terlihat dari jidatnya si ibu.
Betapa menyesalnya hamba yaa tuhan, semoga engkau memaafkan hamba, aamiin. Dari sini ku belajar untuk tidak buru-buru memvonis seseorang, karena kita belum tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Perjalanan masih terus berlanjut, ia pun masih ku pegangi erat-erat, bahkan sesekali ku peluk; agak sedikit romatis memang. Namun itu kulakukan hanya sebatas menjaga norma terhadapnya.
Padatnya penumpang membuat kami harus berdesak-desakan di dalam gerbong, bau badan pun mulai terasa aromanya meskipun kami memakai masker. Keadaan inilah yang membuat ku berharap segera sampai tujuan, karena sudah tak tahan lagi dengan aroma yang ada, terutama karena posisi berdiri yang tepat di tengah ibu-ibu.
Namun tak lama ada seorang ibu yang mungkin juga mencium aroma tersebut, ia segera mengeluarkan ramuan rahasianya, yang membuat kami merasa sejuk dan lega. Sebut saja ramuan itu "Balsem".
Dan Alhamdulillah, akhirnya perjalanan kami pun selesai. Aku dan dia bertemu keluarga ku di rumah yang sudah siap menyambut kedatangan kami.
Kalian penasaran siapa sosok yang menemaniku selama perjalanan? Baik aku kenali kalian dengannya, ia adalah Bahrul Madzi, sebuah kitab karya ulama nusantara syeikh al-Marbawi, yang berhasil membuatku jatuh cinta padanya terlebih saat fisiknya ku miliki; meskipun hanya satu jilid, tapi aku bersyukur.
Terima kasih sudah membaca catatan sederhana ku
Bekasi, 3 Januari 2023
6 notes · View notes
Text
PALING KEREN,Kalung Etnik Wanita Di Tokopedia Area Surabaya Timur
Tumblr media
https://www.tokopedia.com/aksesorisetnik
kalung batik, kalung etnik, aksesoris wanita, gelang etnik, syal leher, syal batik, lanyard, id card etnik, kalung tanda pegawai, sirup jahe, kertas merang
Sedang HUNTING segala Aksesoris Etnik?. Sebagai koleksi pribadi maupun souvenir?. Kami pengerajin pertama dari Kota Malang. Melayani sesuai dengan selera dan koleksi busana anda.
aksesoris kalung etnik | kalung etnik kayu | kalung etnik handmade | kalung batu etnik kalung etnik wayang | kalung etnik tembaga | kalung tradisional | kalung nusantara kalung etnik nusantara | kalung batik wayang | kalung etnik wayang | kalung etnik papua kalung etnik bali | kalung etnik wanita | kalung etnik jogja | kalung etnik solo kalung etnik kalimantan
Pengrajin Aksesoris Etnik berbahan batik, tenun, kayu, logam dan kulit. Kalung-Gelang-Anting, Syal, Aksesoris Masker, Sirup jahe emprit, kertas merang, Tiwul & gathot
Ethnicware Indonesia by omahlamita - Malang Jawa Timur Indonesia 65144
Pusat Aksesoris Etnik di Malang. Aksesoris Etnik Wanita/Pria.
#kalungayu #aksesorisetrnik #perhiasanwanita #batiknusantara #etnik #ethnic #antingetnik #syalbatik #lanyard #gelangetnik #sosialitajakarta #wanitaindonesia
Sidoarjo, Balong bendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Prambon, Porong, Sedati, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu           
Asemrowo, Benowo, Lakarsantri, Pakal, Sambikerep, Suko Manunggal, Tandes, Dukuh Pakis, Gayungan, Jambangan, Karang Pilang, Sawahan, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Gubeng, Gunung Anyar, Mulyorejo, Rungkut, Sukolilo, Tambaksari, Tenggilis Mejoyo, Bulak, Kenjeran, Krembangan, Pabean , Cantikan, Semampir, Bubutan, Genteng, Simokerto, Tegalsari
Pakuwon City, Perumahan Gading Pantai, Pantai Mentari, Jl. Abdul Latif, Bulak, Galaxy Bumi Permai, Jl. Arif Rahman Hakim, Sukolilo, Pantai Mentari, Perumahan Gubeng, Citraland, Pakuwon Indah, Rungkut Asri, Rungkut YKP, Pandugo Indah, Manyar Tirtomoyo, Tompotika, Galaxy Mall, Kertajaya Indah, Darmo Satelit, Villa Bukit Mas, Candra Mas, Pandugo Indah, Cluster Riveira, Cluster Bougenvile, Perumahan Medayu, Wisma Mukti, Araya, Pondok Chandra, Surya Harmoni, Darmo Hill.
Bangkalan, Banyuwangi, Blitar, Bojonegoro, Bondowoso, Gresik, Jember, Jombang, Kediri, Lamongan, Lumajang, Madiun, Magetan, Malang, Mojokerto, Nganjuk,, Ngawi, Pacitan, Pamekasan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Sampang, Sidoarjo, Situbondo, Sumenep, Trenggalek, Tuban, Tulungagung, Batu, Blitar, Kediri, Madiun, Malang, Mojokerto, Pasuruan, Probolinggo, Surabaya
3 notes · View notes
Text
TERLARIS, WA 0819.9434.3432, Kalung Etnik Di Tokopedia Kota Malang
TERLARIS, WA 0819.9434.3432, Kalung Etnik Di Tokopedia Kota Malang
https://www.tokopedia.com/aksesorisetnik   https://shopee.co.id/kalungbatik_3iswari 
Tumblr media
Semua produk LAMITA dilapisi anti jamur -------------------- kalung batik, kalung etnik, aksesoris wanita, gelang etnik, syal leher, syal batik, lanyard, id card etnik, kalung tanda pegawai, sirup jahe, kertas merang Sedang HUNTING segala Aksesoris Etnik?. Sebagai koleksi pribadi maupun souvenir?. Kami pengerajin pertama dari Kota Malang. Melayani sesuai dengan selera dan koleksi busana anda. ------------------------------------------------------------------- Jual Kalung Etnik Wayang Jakarta Pusat, barat, selatan, utara, timur. Termurah, Terlaris, Terbaru, Terbaik, Paling Keren, Paling Bagus, Best Seller, Promo, Diskon, Unik, Terkenal, Yang Murah, Premium.
aksesoris kalung etnik | kalung etnik kayu | kalung etnik handmade | kalung batu etnik kalung etnik wayang | kalung etnik tembaga | kalung tradisional | kalung nusantara kalung etnik nusantara | kalung batik wayang | kalung etnik wayang | kalung etnik papua kalung etnik bali | kalung etnik wanita | kalung etnik jogja | kalung etnik solo kalung etnik kalimantan
Pengrajin Aksesoris Etnik berbahan batik, tenun, kayu, logam dan kulit. Kalung-Gelang-Anting, Syal, Aksesoris Masker, Sirup jahe emprit, kertas merang, Tiwul & gathot Ethnicware Indonesia by omahlamita - Malang Jawa Timur Indonesia 65144
Pusat Aksesoris Etnik di Malang. Aksesoris Etnik Wanita/Pria.
#kalungayu #aksesorisetrnik #perhiasanwanita #batiknusantara #etnik #ethnic #antingetnik #syalbatik #lanyard #gelangetnik #sosialitajakarta #wanitaindonesia
2 notes · View notes
mamadkhalik · 2 years
Text
Di Bawah Panji Estergon
Sejarah selalu berulang, tinggal kita saja yang mau belajar atau tidak. 
Tumblr media
Umat mulia ini memiliki tugas yang besar sebagai Rahmatan lil Alamin, maka belajar sejarah adalah sebuah keharusan. Setiap masa memiliki fase kejayaan, juga fase yang selalu jatuh di lubang yang sama. 
Dalam buku “Di Bawah Panji Estergon” yang ditulis Dr. Kasori Mujahid, saya menangkap sebuah pesan, bahwa tugas kita yang mengaku aktivis dakwah adalah melanjutkan estafet dan meminimalisir kesalahan yang sama. 
Kita tarik kebelakang, bagaimana peralihan Khulafaurrasyidin ke Bani Umayah memiliki sisi buruk dalam sejarah Islam, padahal sebagian dari mereka hidup di zaman Rasulullah. Sama halnya juga di zaman melemahnya Abbasiyah, dari pusat peradaban dunia, hancur seketika oleh bangsa mongol kala itu. 
Di Bumi Nusantara, kegemilangan Demak yang masyhur sampai timur tengah, hanya beberapa abad hilang karena perebutan tahta oleh generasi selanjutnya. Padahal, dakwah di Jawa adalah proses yang panjang para wali dengan segala dinamika yang ada di masing-masing zaman. 
Tapi, tak jauh dari setiap zaman juga, Allah menghadirkan hambanya yang tulus untuk memenangkan risalah dakwah. Sebut saja Umar bin Abdul Aziz permata Bani Umayah, Generasi Shalahuddin dengan penaklukan Al-Quds, dan yang tak kalah mentereng adalah Pangeran Mangkubumi dengan seruan jihad melawan penjajah yang akhirnya dilanjutkan juga oleh para cucunya, salah satunya Pangeran Diponegoro. 
Kemenangan Islam itu nyata dan kuasa Allah, semua itu tergantung ikhtiar dari masing-masing generasi, membaca perintah Allah dan bergerak dengan ketulusan hati.
Ibnu Khaldun dalam pengamatanya melihat bagaimana bangkit dan runtuhnya generasi-generasi saat genap  memiliki empat generasi.
Generasi pertama adalah pembangun. Generasi yang menciptakan dasar-dasar dan asas tegaknya sebuah masa. Generasi kedua, adalah yang melanjutkan pembangunan asas tadi.
Generasi ketiga, adalah masa ketika puncak kejayaan itu diraih. Sampai pada generasi keempat, bagaimana tatanan yang dibentuk sedemikian rupa hancur karena nafsu kekuasaan. 
Namun, di generasi ke empat itulah akan lahir-lahir para pembaharu, yang diantara mereka memegang teguh prinsip dan ketulusan dalam berdakwah, ditengah gempuran perang dengan musuh Islam atau bahkan antara umat Islam itu sendiri. 
Mengambil cuplikan dari buku Serpihan Identitas :
Ketika membaca sejarah peradaban, kita akan menemukan satu kaidah bahwa saat sebuah peradaban sedang naik, maka sesungguhnya peradaban itu sedang dikendalikan oleh ruh. Sementara ketika peradaban berjalan mendatar maka yang mengendalikan adalah rasio dan akal. Dan ketika peradaban sedang menukik turun, maka berarti ia sedang dikendalikan oleh hawa nafsu dan syahwat.
PR kita masih banyak, saatnya bergerak atau tergantikan, dalam misi menghantarkan umat di bawah Panji Estergon kembali, di bawah panji yang menciptakan kehidupan adil dan sejahtera untuk seluruh alam.
#DiBawahPanjiEstergon #BookReview
24 notes · View notes
Text
kerajaan Islam pertama dan paling besar di pantai utara Jawa ("Pasisir")
Masa Kejayaan Kerajan Demak - Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak ialah kerajaan Islam pertama dan paling besar di pantai utara Jawa ("Pasisir"). Menurut adat Jawa, Demak awalnya sebagai kadipaten dari kerajaan Majapahit, akhir ada sebagai daya baru mewariskan legalitas dari kebesaran Majapahit.
Kerajaan ini terdaftar jadi perintis penebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia kebanyakan. Walaupun tidak berusia panjang dan selekasnya alami kemerosotan karena terjadi persaingan perebutan kekuasaan di selang famili kerajaan. Di tahun 1568, kekuasaan Demak beralih ke Kerajaan Papang yang dibangun oleh Jaka Tingkir. Salah satunya warisan monumental Kerajaan Demak adalah Masjid Mulia Demak, yang menurut adat dibangun oleh Walisongo.
Lokasi keraton Demak, yang pada periode itu ada di pinggir laut, ada di daerah Bintara (dibaca "Bintoro" dengan bahasa Jawa), periode ini sudah jadi kota Demak di Jawa Tengah. Panggilan kerajaan pada masa saat beribukota di situ dikenali sebagai Demak Bintara. Pada periode raja keempat ibu-kota dipindah ke Prawata (dibaca "Prawoto") dan untuk masa ini kerajaan diberi nama Demak Prawata.
Periode awalnya
Mendekati kesudahan ratus tahun ke-15, bersamaan dengan kemuduran Majapahit, secara ringkas banyak wilayah kekuasaannya mulai pisahkan diri. Bahkan juga daerah-daerah yang menyebar atas kadipaten-kadipaten sama-sama serang, sama-sama mengeklaim sebagai ahli waris tahta Majapahit.
Sementara Demak yang ada di daerah utara pantai Jawa ada sebagai wilayah yang mandiri. Dalam adat Jawa dilukiskan jika Demak sebagai penganti langsung dari Majapahit, sementara Raja Demak (Raden Patah) dipandang seperti putra Majapahit terakhir. Kerajaan Demak dibangun oleh peluang besar seorang Tionghoa Muslim namanya Check Ko-po. Peluang besar puteranya ialah orang yang oleh Tomé Pires dalam Suma Oriental-nya dipanggil "Pate Rodim", kemungkinan ditujukan "Badruddin" atau "Kamaruddin" dan wafat sekitaran tahun 1504. Putera atau adinda Rodim, yang namanya Trenggana bertahta dari tahun 1505 sampai 1518, akhirnya tahun 1521 sampai 1546. Di selang ke-2  periode ini yang bertahta ialah iparnya, Raja Yunus (Pati Unus) dari Jepara. Sementara pada periode Trenggana sekitaran tahun 1527 pengembangan militer Kerajaan Demak sukses menundukan Majapahit.
Periode keemasan
Di awal ratus tahun ke-16, Kerajaan Demak sudah jadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa, tidak satu juga kerajaan lain di Jawa yang sanggup menyaingi usaha kerajaan ini dalam meluaskan kekuasaannya dengan menundukan banyak daerah dermaga dan pedalaman di nusantara.
Di bawah Pati Unus
Demak di bawah Pati Unus ialah Demak yang berpikiran nusantara. Misi akbarnya ialah jadikan Demak sebagai kerajaan maritim yang akbar. Pada periode kepimpinannya, Demak berasa terancam dengan wargaan Portugis di Malaka. Akhir seringkali dia mengirim armada lautnya untuk serang Portugis di Malaka.
Di bawah Trenggana
Trenggana melakukan perbuatan tingkah laku yang bermanfaat atas penebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya, Demak mulai kuasai beberapa daerah Jawa yang lain seperti merampas Sunda Kelapa dari Pajajaran dan menepis tentara Portugis yang hendak landing di situ (1527), Tuban (1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan, kerajaan Hindu paling akhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Trenggana wafat di tahun 1546 pada suatu pertarungan mengalahkan Pasuruan, dan akhir diarahkan oleh Sunan Prawoto. Salah seorang panglima perang Demak saat itu ialah Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang jadi menantu raja Trenggana. Sementara Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati diperintah oleh Trenggana untuk tundukkan Banten Riang. Akhir hari turunan Maulana Hasanudin jadikan Banten sebagai kerajaan mandiri. Dan Sunan Kudus sebagai imam di Mushola Demak pimpinan khusus dalam penguasaan Majapahit saat sebelum berpindah ke Kudus.
Kemerosotan
Suksesi ke tangan Sunan Prawoto tidak berjalan mulus. Pemilihannya sebagai sunan dilawan oleh adinda Trenggana, yakni Pangeran Sekar Seda Lepen. Dalam pembasmian perlawanan, Pangeran Sekar Seda Lepen akhir-akhirnya terbunuh. Namun, di tahun 1561 Sunan Prawoto dan keluarganya dihabisi oleh suruhan Arya Penangsang, putera Pangeran Sekar Seda Lepen. Arya Penangsang akhir jadi penguasa tahta Demak. Suruhan Arya Penangsang membunuh Pangeran Hadiri, raja muda Jepara, dan ini mengakibatkan adipati-adipati di bawah Demak memusuhi Arya Penangsang, satu diantaranya ialah Raja muda Pengging.
Arya Penangsang akhir-akhirnya sukses dibunuh dalam peperangan oleh Sutawijaya, anak naikkan Joko Tingkir. Joko Tingkir mengalihkan pusat pemerintah ke Papang, dan di situ dia membangun Kerajaan Pajang. info oki, infooki.
3 notes · View notes
warungkopi · 2 years
Text
Kopi Arabika Gayo – Harumnya Hingga Dunia Kopi Internasional
Kopi Arabika Gayo, selain harum aromanya, harum pula namanya di dunia kopi internasional.
Rasa khasnya yang unik menjadi pemenang di hati para penikmat kopi.
Aromanya yang kuat dan cita rasa yang fruity menjadi ciri khas yang membuatnya memenangkan berbagai kejuaraan.
Kopi varietas arabika ini merupakan komoditas unggulan dari dataran tinggi Gayo.
Sebagai kopi yang cita rasanya mendunia, pasti ada kisah menarik di baliknya.
Nah, supaya bisa makin menikmati cita rasa khas kopi ini, mari kita simak ulasannya.
Sejarah Kopi Arabika Gayo
Biji kopi arabika mocca pertama kali tiba di tanah Nusantara sekitar abad ke-17 lho.
Persebarannya ke berbagai wilayah di Nusantara sampai juga di Tanah Gayo karena adanya sistem tanam paksa pada masa kolonial.
Bertani kopi kemudian menjadi mata pencaharian sebagian masyarakat Gayo.
Perkebunan kopi arabika pertama kali dibuka oleh kolonial Belanda di Aceh Tengah tahun 1918.
Sejak itulah Kopi Arabika Gayo menjadi komoditas yang menarik di kalangan saudagar mancanegara.
Berkat dibukanya perkebunan ini, muncullah perkampungan Gayo yang juga membuka perkebunan kopi rakyat.
Meski sistem kolonial merugikan rakyat, sisi lainnya adalah kita semakin banyak pengetahuan tentang tanaman komoditas.
Kolonial Belanda banyak membawa tanaman dari negeri yang jauh dan tumbuh subur di Nusantara.
Pasca kemerdekaan, perkebunan kopi di Tanah Gayo berkembang sangat pesat.
Perdagangan kopi menjadi tulang punggung perekonomian wilayah Tanah Gayo.
Sayangnya, produksinya kemudian surut karena adanya konflik dengan GAM.
Perjanjian damai RI – GAM pada akhir 2005 membuka kembali peluang para petani kopi.
Petani mulai berani menanam kopi di lereng pegunungan.
Perdagangan kopi kembali menggeliat terutama karena harganya yang juga terus menanjak.
Karakteristik Unik Kopi Gayo
Kopi Arabika Gayo, atau sering disebut kopi Gayo, adalah kopi varietas arabika.
Seperti kebanyakan kopi arabika di Indonesia, kopi Gayo memiliki karakter rasa yang khas.
Orang Amerika dan Eropa menyukai body dan aromanya yang kuat.
Rasanya yang sedikit rasa pahit lebih digemari ketimbang varietas robusta yang lebih pahit.
Tingkat keasamannya juga rendah.
Karenanya, kopi Gayo sering menjadi campuran house blend berbagai gerai yang menjual produk olahan kopi.
Mengulik rasa lebih dalam, para pencicip kopi profesional juga menemukan sensasi rasa nutty dan cenderung buttery.
Dan aromanya yang kuat cenderung berempah seperti kebanyakan kopi khas Nusantara.
Rasa manis dari kopi Gayo membedakannya dari varian kopi lain di Jawa, bahkan Sumatera.
Karenanya, kopi Gayo sangat digemari di mancanegara.
Apalagi dengan clean aftertaste-nya.
Sayangnya, akan sangat sulit menemukan single origin Kopi Arabika Gayo.
Hal ini disebabkan adanya inkonsistensi rasa akibat perbedaan kebiasaan penanamannya.
Meski demikian, rasa yang tidak konsisten justru membuatnya lebih menarik.
Keunggulan Kopi Arabika Gayo
Kualitas kopi Gayo ini telah tersertifikasi internasional pada tahun 2010.
Dinominasikan juga sebagai kopi arabika terbaik oleh International Conference of Coffee Science. Keren banget kan?
Selain prestasi di berbagai kancah internasional, kopi Gayo dikenal dengan penanamannya yang organik.
Produksi kopi organik hanya bisa dilakukan di lahan dengan kesuburan alami yang tinggi, curah hujan cukup, juga kondisi alam yang mendukung.
Kondisi tanah perbukitan di ketinggian sekitar 1000 mdpl sangat cocok untuk menanam kopi arabika.
Sebagus itu ya, kualitas kopi Gayo.
Jadi semakin kenal nih, dengan kopi arabika terbaik negeri ini.
Meski harganya cukup merogoh kantong, pastinya nggak akan menyesal menyesap nikmatnya Kopi Arabika Gayo.
2 notes · View notes