Tumgik
#kacamata Wanita
klinkionnano · 2 years
Text
TERLARIS, Call 0812-8020-6147, Kaca Mata K-Ion Nano Original Winata70
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281280206147, K Ion Nano Anti Radiasi, K Ion Nano Untuk Anak, Kacamata K Ion Nano Anti Radiasi, Kacamatan Ion Nano Bogor, Kacamata K Ion Nano Untuk Cewek
Distributor Resmi K Link Seluruh Indonesia
Kota Wisata Cluster Pesona San Francisco, Blok 02 No.71
Ciangsana, Kec. Gunung putri, Bogor, Jawa Barat 16968
Negosiasi Langsung
0877-7774-7635
Kunjungi :
Kacamata K Link Ion Nano (Dewasa / Anak-anak) (winata70.com)
#kionnanogratisongkir, #kionnanoharga, #kionnanohebat, #kionnanokidsoriginal, #kkionnano, #produkkklink, #klink, #kacamataterbaik, #jualkacamata, #hargakacamataionnano
0 notes
sarasastra · 8 days
Text
Sudut Pandangku Sebagai Ibu Rumah Tangga
Malam ini saya menemukan beberapa postingan di threads yang sepertinya mereka posisinya sama² kayak saya, sudah menikah dan sudah punya anak. Tapi pola pikir dan prinsip kami tidak sama.
Mereka bilang kalau "tingkat stress IRT jauh lebih tinggi dibandingkan ibu bekerja." —hmm oke, saya coba cerna dengan telisik lebih jauh.
Apa sih yang bikin tingkat stress IRT lebih tinggi? Katanya, karena tiap hari harus berhadapan sama anak. Ngurusin anak. Ngedidik anak.
🤨😐
Hmm.
Kalau di tempat kerja, masih enak walau stress karena kerjaan masih bisa haha-hihi sama temen kerja, masih bisa ada jeda dari ngurus anak di rumah. Masih ada waktu buat ngelakuin hal-hal lain. Sementara kalau IRT full ngurus rumah sama anak. Stress banget ga sih? —gitu katanya WKWK
Walau iya ngerasa bersalah ninggalin anak di rumah sama pengasuh, harus ada drama ina inu sama ART dan pengasuh, cuman ya that's it.
Reply²an yang mampir juga rata² mengiyakan, ada sedikit yang bicara bahwa ikhlas ngurus anak di rumah karena ga mau melewatkan tumbuh kembangnya dimasa-masa awal ini.
Ini menyentil saya karena sebetulnya pola pikir seperti ini keliru, ya setidaknya dari POV saya ya :') tentu.
Circle pertemanan saya, rata² IRT full. Ada yang bekerja, tapi kebanyakan jadi guru, dokter, seller, ilustrator, dosen.. apalagi ya. Kurang lebih 5 pekerjaan ini yang kunotice.
Tapi pekerjaannya mereka itu sifatnya sampingan. Utamanya mereka "berperan" di rumah. Termasuk saya.
Saya punya kerjaan sampingan, ngefreelance ilustrasi kalau ada yang pesen, saya ga aktif cari klien. Sedatengnya aja. Karena memang saat ini prioritas waktu saya untuk anak dan keluarga.
Walau tema awal bulan ini saya lagi "reinventing my (new) self" ini bukan berarti saya miserable sebagai IRT.
Apakah saya capek? Secara fisik iya. Secara mental? Kadang-kadang. Namanya manusia butuh dinamisasi rutinitas kan ya. Butuh variasi. Itu aja challenge-nya.
Ngurus anak itu susah? Memang iya. Challenging banget. Tapi tau ga pahalanya sebesar apa? :") andai kita semua bisa melihat dari kacamata yang sama ya hehe pasti ngga akan mau melewatkan kesempatan pahala dan tiket surga sebesar ini.
Anak itu kita yang mengundang kemari, ke dunia ini. Ketika Allah beri, maka kita jaga. Karena anak adalah titipan, ia amanah yang Allah inginkan kita untuk menjaganya, merawatnya serta membesarkannya dengan baik.
Ada porsi tanggungjawab kita ketika ia masih kecil sampai ia baligh dan sempurna akalnya (untuk berpikir). Kita perlu didik dengan nilai² kebaikan dan kebenaran. Kita perlu asuh dengan cinta dan kasih sayang yang tepat.
Jadi ini memang tugas berat. Tugas besar yang kita sendiri memang memintanya dari Allah.
Yang namanya tugas besar dan berat pasti ada masa² kita stress. Tapi ingat stress itu baik selama punya kendali dan kesadaran diri.
Stress karena membesarkan anak dari bayi sampai toddler, mengurusi kebutuhan basicnya, kemampuan²an pertamanya seperti bicara, berjalan, dlsb itu belum ada apa²nya. Sebab nanti ketika masa remajanya maupun masa awal dewasanya kita akan menghadapi tantangannya tersendiri.
Jika kita tidak menginvestasikan waktu kita dikehidupan awal anak² kita maka entah bagaimana caranya kita akan "membayarnya" suatu hari nanti ketika anak kita sudah dewasa.
Justru ada enaknya juga ga sih kalau jadi IRT karena kita ngga harus mikirin cari uang (?) 😬 karena udah tercover dan terprovide sama suami semua kebutuhannya. Ini saya ngomong gini buat ngecounter opini ibu² threads ya yang kerja karena emang pengen kerja aja bukan karena tuntutan/desakan kebutuhan ekonomi. 🙏🏻
Bukan berarti jadi IRT itu mengubur mimpi. Nurut sama suami yang kayak kita tuh ga bisa ngapa²in dan ga punya pilihan gitu. Justru jadi IRT itu dizaman sekarang jadi sebuah privilese.
Udah langka. Jarang. Asing banget orang² di kota besar kalau lihat ibu anak main di taman disaat weekdays. Seringnya wanita dewasa atau yang paruh baya dengan seorang anak yang ternyata sedang diasuh oleh nanny-nya.
Apa yang membuat jadi IRT itu privilese?
Pertama, ga harus dan ga punya kewajiban untuk bantu keuangan keluarga karena memang satu income aja (dari suami) udah bisa mencukupi kebutuhan semuanya.
Ingat kebutuhan di sini sifatnya primer dan sekunder. Yang tersier nice to have aja tapi bukan berarti mendesak.
Jadi bisa dibilang, "sejahtera" deh kalau yang jadi IRT. Dengan catatan, keuangan keluarga ngga ada hutang dan cicilan apapun. Hidup dengan angka cukupnya sendiri + menyesuaikan gaya hidupnya dengan kemampuan finansialnya.
Kedua, ngga semua orang punya kondisi yang ideal buat jadi IRT. Kalaupun dapet kondisi idealnya, tapi gimana dengan mindsetnya? Apakah mau? Apakah memilih dengan sadar untuk jadi IRT? tidak terpaksa karena keadaan atau kondisi eksternal kah?
Saya pribadi berpandangan bahwa, jadi IRT itu cara sederhana untuk meraih surga.
Islam meminta kita para istri untuk taat pada suami perihal kebaikan² dalam perintah dan anjurannya, menjaga diri ketika suami tidak ada, shalat 5 waktu dan berpuasa.
Suami meminta kita untuk membantunya mengelola dan mengurus rumah? Ayo kerjakan. Suami meminta kita berkolaborasi mengasuh dan mendidik anak di rumah? Ayo bersamai. Suami meminta kita mempelajari hal² yang berkaitan dengan pendidikan anak, finansial keluarga, kesehatan, dlsb? Mari kita lakukan.
Ini contoh yang skala besar saja.
4 Cara sederhana tadi, termaktub di dalam hadits. Meski pun kelihatannya sederhana tapi nyatanya banyak sekali dari kita para istri yang punya ujian dari sisi-sisi itu. Terutama perihal menaati suami.
Kadang kita juga berpikir sebelumnya, suami yang seperti apa dulu yang perlu kita taati? —ini sih pertanyaan yang perlu diajukan sebelum kita nikah ya..
Ok balik lagi, dari opini ibu² threads yang saya bicarakan, saya sadar bahwa value hidup kami berbeda.
Ada yang lebih nge-value pekerjaan dibanding keluarga? Silakan. Yang pasti, saya tidak demikian.
Ada yang lebih nge-value karir di luar rumah dibanding anak? Silakan. Yang pasti, saya lebih memprioritaskan kebutuhan anak akan ibunya untuk saat ini. Terlebih anak saya masih kecil. Masih 2.5 tahun.
Lalu apakah pada akhirnya saya membiarkan diri saya stress karena jadi full IRT? 🙃
Nope. Bukan begitu cara berpikirnya.
Stress yang kayak gitu tuh terjadi kalau kita NGGA PUNYA CUKUP SUPPORT SYSTEM DISEKITAR KITA.
Selama suami punya andil, punya kendali dan membimbing dengan baik supaya peran jadi istri, ibu bahkan peran sebagai diri kita sendiri secara individu itu jalan. Maka aman harusnya.
Orang tua dan mertua bersinergi, atau cukuplah mendoakan serta mendukung dari jauh bagi kehidupan keluarga baru anak²nya, itu sudah cukup. Hubungan yang terjaga, komunikasi yang tertata, insya Allah akan memudahkan kita untuk menjalani peran IRT ini.
Kalaupun ternyata ada kisah seseorang yang menjalani peran IRT dengan sebaik-baiknya walau yang mendukung besar hanya dari sisi suami, hingga perlu kekuatan lebih untuk bertahan, perlu kita acungi jempol. Salut! Keren banget!
Betapa Allah memudahkan urusan serta menguatkan hatinya. Betapa Allah sayang sama dia. Masya Allah.
Jadi sebagai simpulan, gitu aja ya opini saya kali ini dari POV sebagai IRT dalam menanggapi postingan threads ibu² itu.
Semoga bisa dipahami dengan baik, dan tidak ada sama sekali keinginan saya untuk melukai atau menyudutkan para ibu pekerja yang memang mesti bekerja karena sebuah keadaan.
Btw, saya lahir dan dibesarkan oleh ibu yang seorang pekerja. Dan saya tau banget gimana perjuangan ibu saya untuk bisa mengimbangi urusan pekerjaan dan keluarga/rumah.
Ibu saya kini justru senang ketika tahu saya tidak ingin bekerja dan tidak harus bekerja. Ibu bangga anaknya bisa jadi IRT, sebuah cita² yang ternyata diidamkannya sejak dulu :')
Tangerang, 7 Mei 2024 | 22.13 WIB
29 notes · View notes
dianyunipratiwi · 3 months
Text
Malu karena Merasa Tertinggal dan Merasa Menjadi Produk Gagal
Bagaimana rasanya ketika ditanya kerja di mana? Sementara kita belum mendapatkan pekerjaan.
Bagaimana rasanya ketika ditanya sudah lulus kuliah? Sementara kita masih berjuang menyelesaikannya.
Bagaimana rasanya ketika ditanya biodata diri dan suami? Sementara kita belum menikah.
Bagaimana rasanya ketika ditanya anaknya umur berapa? Sementara kita belum memiliki anak.
Mungkin ada dari kita merasa biasanya saja dengan basa-basi seperti itu karena sudah menerima kondisi diri. Namun, mungkin ada yang merasa malu dengan berbagai alasan.
***
Pada suatu hari, di sebuah chat grup komunitas baru yang semuanya berisi akhwat, sang admin meminta para anggota grup untuk menuliskan biodata lengkap, beserta nama suami dan anak-anak.
Ada yang menarik dari perkenalan tersebut. Beberapa anggota yang belum menikah enggan menuliskan tahun lahir, termasuk saya. Tebakanku karena rata-rata umur mereka sudah termasuk umur terlambat menikah dalam stigma masyarakat. Sedangkan untuk single yang masih mudah, mereka dengan mudah menuliskan tanggal lahir.
Aku sendiri pun saat itu merasa enggan untuk menuliskan tanggal lahir karena merasa malu belum menikah. Merasa menjadi produk gagal. Lalu dari sini, aku jadi berkontemplasi dan mempertanyakan "mengapa merasa malu?", "Apa yang sebenarnya membuatku merasa malu?", "apakah memang perlu merasa malu?"
Dari pertanyaan-pertanyaan itu, akhirnya aku mempunyai jawaban untuk memperkuat kestabilan emosi diri sendiri. Kita seharusnya tidak perlu merasa malu atas sesuatu yang belum dimiliki atau dicapai, entah itu dalam masalah jodoh, pekerjaan, kelulusan, anak dan berbagai hal-hal duniawi lainnya. Belum memiliki apa yang kita inginkan atau belum mencapai yang pada umumnya sudah dicapai oleh kebanyak orang, bukanlah berarti kita adalah produk gagal. Cobalah mengubah kacamata kita dengan kacamata akhirat, bukan hanya dengan kacamata duniawi.
Dalam hal jodoh atau anak misalnya. Lihatlah Bunda Maryam! Ia adalah wanita mulia yang dijanjikan surga, tetapi sejauh cerita yang kita tahu beliau memiliki anak tanpa pasangan hidup. Lihatlah, Aisyah! Beliau tetap wanita mulia yang berkontribusi besar untuk pengetahuan tentang Islam. Ia tetap mulia walau tanpa anak. Lihatlah Asiyah! Beliau juga wanita yang dijanjikan surga walau memiliki suami yang buruk.
Dalam hal pencapaian atau ilmu. Lihatlah Nabi Nuh! Beliau tetap mulia walau pengikutnya hanya sedikit. Lihatlah Rasulullah! Beliau tetap dipercaya oleh Allah untuk mengajarkan wahyu walau ia sebelumnya tidak bisa membaca dan menulis.
Jadi yang ingin aku katakan untuk diriku sendiri dan teman-teman yang membaca tulisanku. Belum mencapai standar yang orang-orang sudah capai pada umur saat ini bukanlah berarti kita produk gagal. Selama kita berupaya untuk tetap berada di jalan Islam dan berupaya menjadi hamba-Nya. Berupaya beramal dan segera bertobat jika salah, kita tetap memiliki kesempatan menjadi orang derajat tinggi.
Kita menjadi produk gagal, ketika kita gagal menjadi hamba yang sesuai tujuan penciptaan.
Semoga bermanfaat.
3 notes · View notes
fitriaprin · 7 months
Text
nasihat ustadzuna حفظه الله yang sering disampaikan baik pada kajian sabtu petang tadzkiratus saami’ atau pada kajian setiap pagi riyadhush shalihiin dan kajian wanita al wabilush shayyib,
ilmu itu tidak akan bermanfaat kecuali dengan cara beradab dan memuliakannya. engga cukup dengan kecerdasan dan kecepatan, maka sikap harus terus dijaga.
di antara memuliakan ilmu adalah berteman/bergaul dengan orang yang shalih/shalihah, berharap kita mendapatkan kebaikan darinya dan bisa menjadi rem untuk kita.
setelah taufik dari Allaah, sosok-sosok yang shalih/shalihah itu ngebantu kita dan dekat dengan mereka adalah keberkahan, beriringan dengan mereka kita jadi bisa bertumbuh.
karena ilmu naafi (ilmu yang bermanfaat) itu bukan sekedar tau, bukan sekedar maklumat, tapi yang melahirkan iman dan amal shalih, yang bisa mengubah lisan dan sikap kita, yang melahirkan kebaikan di dunia dan di akhirat.
ilmu yang dengannya kita bisa melihat kehidupan.
————————————————————
ketika kita mengupayakan untuk berada di lingkaran orang shalih/shalihah, kita tetap dihadapkan dengan realita kehidupan.
salah satu tanda keberkahan ilmu yaitu ketika kita bisa memandang orang lain dengan kacamata hikmah, kita bertemu dan berinteraksi dengan manusia, maka sikapilah manusia sebagai manusia.
kata sebagian masyaikh,
"mari kita kasih udzur ke saudara kita, hak untuk melakukan kesalahan”
bukan membenarkan kesalahan, tapi itu adalah hal yang tidak bisa dipisahkan.
sebagaimana sabda nabi صلى الله عليه وسلم :
"setiap anak adam berbuat kesalahan"
jadikan kesalahan itu untuk belajar dan memperbaiki diri.
kitapun manusia yang ga luput dari kesalahan dan ketika memperbaiki diri bukan berarti bersih dari dosa, tapi meminimalisir dosa dan berusaha bangkit ketika terjatuh dengan pertolongan Allaah.
maka jangan menuntut pihak lain untuk menjadi sempurna, beri udzur, beri pemakluman, dan terus berprasangka baik.
in syaa Allah dengan demikian kita akan bersikap bijak.
3 notes · View notes
tutututula · 1 year
Text
Curhat cukup panjang
Agak ingin merayakan kalau akhirnya berhasil menamatkan buku ke tiga tahun ini. Hore! Soalnya sejak pertengahan kuliah, saya sudah tidak bisa baca buku se-leluasa itu. Fokus saya teralihkan ke serial-serial tv yang juga tidak kalah bagus ceritanya dan tentu saja kewajiban untuk belajar cari nafkah.
Kali ini saya tergelitik sesuatu. Bukan tergelitik karena hal ini fenomenal, tapi karena ini merupakan akumulasi dari hal-hal kecil lainnya yang menggelitik sejak jauh hari, kebetulan benang merahnya sama.
Dimulai dari fakta ringan kalau dulu ketika kecil saya selalu menulis cita-cita saya sebagai penulis novel. tepatnya, penulis fiksi. atau penulis cerita. Sebenarnya bisa saya ceritakan juga kenapa saya kecil bercita-cita seperti itu, tapi nanti kepanjangan. Singkatnya saya yang tumbuh dewasa menyadari kalau menulis itu butuh bakat dan latihan, sama seperti kemampuan-kemampuan lainnya, juga ilmu menulis tidak bisa pukul rata atau palu gada.
Misalnya kamu jago menulis puisi, belum tentu bisa menulis cerita. Kamu bisa menulis cerita, belum tentu bisa menulis essai. Kamu pandai menulis essai, belum tentu bisa menulis copy. Tapi kalau memang tidak bisa menulis semuanya, bukankah memang itu artinya tidak berbakat? Pikirku dulu ketika awal bekerja. Singkatnya, saya merasa tulisan saya biasa saja. Cenderung banyak yang perlu diperbaiki. Ketika ikut workshop, ada nasihat yang saya ingat: "editor akan malas membaca tulisan yang tidak rapi, jadi percuma bila menarik tapi tidak baik kaidah penulisannya”, saya jadi semakin ragu dengan kemampuan saya.
Walaupun berada di posisi belum ingin menyerah tapi juga tidak lanjut berjuang, saya masih suka membaca. Kali ini mencoba bentuk yang lebih modern, agar (saran dari teman) saya bisa melihat bahwa banyak juga teman-teman satu level yang juga sedang belajar menulis. Banyak tulisan yang tidak enak dibaca atau bahkan menarik bisa masuk ke artikel daring. Tapi mereka memang punya isi. Ibaratnya seperti belajar makan gado-gado gerobak ketika kamu terbiasa makan salad restoran yang mengikuti kurs dolar. Sama-sama sayur.
Isi dari tulisan jadi penting karena saya terganggu dengan beberapa kisah dari 'budayawan' Indonesia yang membuat fanfiction dari kisah perwayangan. Memang sepertinya sedang trend, membuat kisah alternatif dari kisah-kisah masa lalu. Terutama bila kisah saklek masa lalu diubah sudut pandangnya dari kacamata perempuan. Misal Medusa yang dikisahkan sebagai monster jahat, setelah ditelaah oleh pakar adalah penyintas yang sempat diperkosa salah satu tuhan dari Olympus sana. Sementara di Indonesia, muncul kisah 'alternatif' dimana Shinta dari kisah Ramayana dikisahkan menyukai Rahwana karena sesungguhnya ia hanya pria jatuh cinta dengan tulus dan tidak pernah menyakiti Shinta.
Kisah ini tidak populer tentunya, tapi bagaimanapun saya bisa melihat kalau ada beberapa orang yang aktif di ranah 'budaya' menyukai ide ini. Mereka lupa meskipun Rahwana tidak pernah menyentuh Shinta, menculik orang bukanlah bentuk kasih sayang. Setidaknya bukan saya. Mengurung paksa satu hari pun, bisa membuat saya dendam, meskipun dikurung dalam istana. Hingga kini saya bingung, apa tidak ada wanita di sekitar mereka yang menjelaskan betapa perempuan tidak butuh cinta hanya dari aksi melayani, tapi juga memberikan kebebasan.
Kisah alternatif diatas adalah salah satu alasan saya menulis ini, tapi ini cerita lama yang akhirnya saya pendam sendiri. Terlalu buang tenaga untuk menyuarakan ketidaksetujuan saya pada karya fiksi di sosial media. Namun alasan saya mengeluarkan uneg-uneg di tumblr setelah sekian lama tidak saya buka, sebenarnya karena saya sedang bekerja dengan teman-teman yang lebih pandai menulis. Satu lebih tua, lulusan sekolah di Amerika yang jelas lebih piawai dalam berbahasa seni. Satu lagi lebih muda dan pintar. Tentunya bukannya saya rendah diri, tapi teman saya yang muda ini seakan-akan menjadi contoh bagaimana jika saya yang muda tidak terhambat oleh gangguan mental yang saya abaikan saat itu: jalanmu di karir akan lebih mulus.
Tentu berkat teman dekat saya, saya mengerti bahwa ini bukan masalah besar. Hingga kemarin, ketika suatu hari teman saya dikirimi oleh seorang seniman senior sebuah tulisan panggung yang berisi cerita (lagi-lagi) tentang kisah alternatif wayang Ramayana. Dimana kali ini kisahnya Rama adalah seorang penyuka lelaki dan Shinta hendak membalas dendam karena merasa dimanfaatkan. Ceritanya menarik untuk diperdebatkan, karena memang unik, seperti kisah-kisah fanfiction pada umumnya (misalnya fanfiction Sherlock Holmes yang punya hubungan dengan Irene Adler, padahal di tulisan aslinya tidak).
Hanya saja, ketika saya membaca tulisan dari si seniman senior ini, ego saya protes. Tulisannya jelek dan terburu-buru, seperti tulisan kawan-kawan amatir yang tidak punya nama. Saya jadi berpikir, sepertinya dia ingin meminta bantuan teman saya yang pintar menulis ini menjadi editornya secara cuma-cuma. Tapi mungkin juga, saya lagi sirik saja dengan orang-orang yang sudah memiliki prestasi dan pengikut budaya tapi tata cara berpikirnya berbeda dengan saya.
9 notes · View notes
semangaaaatt · 1 year
Text
Mimpi terakhir. Perempuan yang akan membuatku sangat bersyukur. (Part 1)
Katanya setelah melewati banyak fase-fase sulit, akhirnya saya menemukan menyadarinya.
.
Dia yang akan menjadi teman sekaligus keluarga, dalam merangkai kata. Demi keberlangsungan hidup yang lebih bermakna.
.
Mmm, Tentu saja ia seorang yang pandai dan cerdas. Dia adalah calon madrasah yang sangat baikk bagi anak-anak saya belajar. Dia sangatlah cermat dalam bidang keuangan maupun dunia kependidikan.
.
Saya tau dia bukan perempuan dengan skill memasak yg jago, tapi dia berusaha. Dengan suka bereksperimen dan coba-coba, yaahh walau saya akan menjadi kelinci percobaan untuk mencicipinya. Tapi kita berdua tau, dgn sifatnya ini saya menyukainya.
.
Dengannya saya bisa semakin/lebih menyukai dan menekuni hobi-hobi saya. Dari mulai hal-hal berbau seni, kita akan banyak bernyanyi dan bermain musik bersama. Melukis dan menggambar wajah satu sama lain. Membaca novel/cerita dan menonton film hingga larut malam.
Hingga jalan-jalan bertraveling ria mendaki gunung berdua, pergi ke Islandia menikmati aurora, atau hanya sekedar keluar rumah menyantap kuliner pinggiran alun-alun kota.
.
Oiyaa, dia seorang perempuan muslimah dengan setengah kacamata. Alhasil saya bisa melihat 4 paras cantik berbeda dengan wajah yang sama wkwk.
Dengan elok cantik parasnya tentu tidak sedikit pria yang menyukainya. Tapi saya ingat perkataan alm eyang habibie, "Mau kalian jungkir balik pun kalau sy yang menjadi jodohnya kalian bisa apa" 😅
.
Dihadapan satu sama lain beralaskan sajadah, kita menamatkan hafalan Qur'an kita. Seperti janji diawal, kita akan menjadi pasangan sehidup sesurga.
.
Rupanya saya tak perlu mencarinya. Karena saya telah mengenalnya sedari dulu kala, beberapa waktu silam sebelum sadar bahwa ialah orangnya.
Saya ingat sy tidak mudah langsung mencintainya, tapi setelah berangsur-angsur berjalannya peristiwa.
Saya sadar memang dialah orangnya.
Wanita hebat yang akan sy cintai dengan hebat nya.
________________________
Kisah ayah pada puterinya.
23.41
6 notes · View notes
teman-baik-baik · 1 year
Text
"SIRIUS : Si Bintang Paling Terang"
#Planet : Si Bintang Pengembara
Part 1
Kumandang Adzan Subuh berpadu dengan alarm Handphone membangunkan mereka. Raga yang lelah karena perjalanan jauh membuat mereka begitu pulas dengan tidurnya. Dinda si tuan rumah kemudian menjelaskan agenda yang akan mereka lewati selama sepekan ke depan..
Dinda  : "Selamat pagi bestie-bestie ku.." (Seperti biasanya Dinda selalu enerjik dan ceria)
Berdua : "Pagi Dinda.." (Sahut Dyah dan Tari bersamaan)
Dinda   : "Hayuk kita siap-siap Sholat Subuh, abis itu kalian mandi, sarapan baru deh kita berangkat..hehe
Meja Makan
Tari    : "Din, emangnya hari ini kita mau kemana aja..?"
Dyah  : "Iya Din kemana aja kita hari ini..?"
Dinda : "Hari ini jadwal kita padat dong..wkwk. Rencananya kita bakal jemput Sarah sama Zahra, Nah ketemuannya nanti di sekitar Kota Tua."
Tari     : "Kota Tua..?"
Dinda : "Iya Kota Tua, kenapa emang Tar..??"
Tari    : "Ngga.. Gapapa ko. Yaudah kita lanjut makan aja yuk takut kesiangan nanti..hehe" (Raut muka Tari menunjukkan kepanikan dalam dirinya)
Dyah menatap curiga ke arah Tari. Dalam benaknya saat itu Tari seperti sedang menutupi sesuatu, meskipun akhirnya dia tetap percaya kalau teman baiknya itu tidak merahasiakan apapun.
Santapan Nasi goreng dengan topping telur mata sapi plus beberapa makanan ringan benar-benar memanjakan perut Tari saat itu. Maklum.. Tari anak kos dengan keuangan yang pas-pasan, sarapan seperti  itu jelas terlihat mewah baginya.
Segala yang perlu dibawa rasanya sudah cukup. Kini mereka siap berpergian. Tepat setelah mereka selesai menuruni anak tangga terakhir, seseorang terlihat membuka pintu dan mencoba masuk ke dalam rumah.
Sosok berparas cantik itu adalah Nana, Kakak sepupu Dinda yang memang ditugaskan untuk mengantar mereka berpergian selama Ayah dan Ibunya pergi. Dinda kemudian mengenalkan kakak sepupunya itu dengan panggilan "Banana", supaya lebih praktis katanya. Saat momen perkenalan singkat rampung, mereka pun bergegas menuju tempat tujuan.
Karena hari itu adalah awal pekan, jalan-jalan protokol Jakarta dipenuhi para pejuang nafkah yang berseliweran. Klakson mobil yang saling berbalas dan Suara pengumuman di stasiun "Jakarta Kota" jadi pertanda mereka sudah tiba di Kota Tua.
Bertutur sapa dengan "Bule", menaiki sepeda kontak, selfie di spot-spot unik membuat mereka lupa akan waktu yang terus berjalan. Tersadar sudah banyak waktu dihabiskan, mereka memutuskan untuk rehat sejenak.
Dyah    : "Din.. aku mau ke toilet deh, anterin yuk aku gatau Toilet di sebelah mana soalnya.."
Dinda  : "Yuk.. aku juga mau cuci muka dikit nih, berasa kucel banget.."
Tari      : "Kalian ngawur yaa, terus aku sendirian disini gitu..? Aku tuh sama sekali gatau Jakarta.."
Dinda  : "Gapapa ko tunggu disini aja sebentar doang.. Kita janjian sama Zahra dan Sarahnya disini, gapapa yaa..hehe"
Dyah   : " Jangan kemana-mana yaa kaka Tari.."hehe
Dengan rasa terpaksa dan sedikit menggerutu, Tari pun akhirnya meng-iyakan permintaan kedua temannya itu. Tatapan khawatir nan waspada terus terpasang selama ia menunggu kedua temannya. Waktu singkatpun terasa begitu lama baginya.
Jangkauan mata Tari sesaat berhenti pada sosok yang juga memperhatikannya dari seberang jalan. Berjarak sekitar tiga puluh meter, wanita dengan outfit serba hitam dari kepala hingga kaki itu terlihat amat mencurigakan. Bagaimana tidak, selain pakaian yang serba hitam, wanita itu juga mengenakan jaket hoodie berkupluk, kacamata hitam dan masker hitam menutupi hampir setengah wajahnya.
"Ya ampun ini Dinda sama Dyah kemana sih lama banget, udah hampir lima belas menit.."
Kepanikannya memuncak saat sadar bahwa wanita misterius itu terus menatap ke arahnya. Guna memastikan kalau orang itu tidak menaruh perhatian terhadapnya, Tari memutuskan untuk pindah tempat. Masa bodoh dengan Zahra dan Sarah yang janjian disana, baginya saat ini keselamatannya lebih penting.
Ratusan kaki Tari melangkah, keanehan semakin terkonfirmasi ketika sosok tersebut mengikuti kemanapun arah Tari berlari. "Mati gue, ini beneran ngikutin gua dong. Ya ampun harus lari kemana ini, ngga ada yang gue kenal lagi.." Gumam Tari dalam hati.
Sosok misterius itu terasa makin mendekat, sedikit lagi rasanya Tari berhasil diraihnya. Bingung harus berbuat apa, dalam keadaan yang cukup terancam Tari memutuskan untuk teriak meminta pertolongan.. "TOLONNNGGG".
Teriakan Tari tentu saja menjadi pusat perhatian orang-orang sekitar. Satu persatu mulai berlari menghampiri Tari. Posisi Tari yang terpojok membuat si pelaku berhasil menggapai tas milik Tari. Tari pasrah dia merelakan tasnya raib daripada hal lebih buruk terjadi padanya.
Sosok misterius itu memilih pergi saat sekumpulan orang yang tertarik suara Tari datang, Ia berlari sekencang yang ia mampu. Anehnya, ia tidak membawa barang apapun milik Tari. Ia hanya memasukkan sebuah amplop berisi surat ke dalam tas ransel berukuran mini milik Tari. "Banana" ternyata termasuk sekumpulan orang yang berusaha menolong Tari. "Banana" kemudian mendekap erat Tari. Wajah Tari yang memang sudah putih terlihat semakin memutih karena pucat pasi.
9 notes · View notes
komatahari · 11 months
Text
Kenapa ya hidupku lucu sekali
Apakah masih ingat dengan cerita menentukan kursi di krl?
Yap, barusan banget entah kenapa hati ini tiba² bilang "tengok deh ke kebelakang" disaat sudah berdiri di depan mbak² si orang linglung (buka IG, buka tiktok, buka wa, buka hp satunya gitu terus) sambil clingak clinguk
(anyway, si embak sekilas wajahnya mirip happy asmara, tapi pas maskernya di buka beda jauh, dia pake make up, pake kacamata item, baju dengan jahitan engga full body, tas kecil kek orang mau maen ke mall yang jelas bukan tampilan wanita angker ataupun pegawai yang dah jam pulang sore lusuh kek cucian seminggu) termasuk saya :))
Pas tengok ke belakang "woh, sepertinya menarik ya berdiri di situ, ada magnet yang melambai-lambai" tapi dengan tegas dijawab, "engga deh, berdiri depan mba mba linglung aja, keknya dia bentar lagi mo turun deh"
Eeettt, gataunyaa kursi di belakang kosong 1, yap... ada yang turun wkwk
Okeylah, tetep berdiri depan mba mba linglung. Masih dengan buka IG, buka tiktok, buka wa, buka chat, tengok kanan kiri. Tapi ternyata ada benang merah, dia fokus nonton Wiro Sableng (?) di IG. Dimana sinyalnya ternyata ngga lancar, sehingga dia buka tiktok 2 detik tutup, buka wa 2 detik cek chat tutup, balik ke IG dengan video Wiro Sableng.
Pas, udah ngga buffering. Dia tempelin speaker hp di telinganya, sambil ketawa-tawa.
Pas loading lagi. Dia kembali ke prosedur buka ini itu masing-masing sekitar 2 detik, abis itu clingak clinguk, liat jendela, liat pintu.
Hingga akhirnya seorang ibu di samping kiri si embak turun, dan tergantikanlah olehku.
NGGA BERENTI DI EMBAK² YANG DUDUK DISEBELAH KANAN. Ada simbah² di sebelah kiri diri ini.
Tentu, engga ada masalah besar dengan si simbah ini. Hanya sahajaaaa......
Simbah ini suka bergerak ke sana kemari, kemudian memasukkan tangannya ke perut lalu garuk² (otomatis sikunya menatap tubuh mungil diri ini). Lalu, pindah posisi badan ke sana pindah kemari, hingga pada akhirnya diri ini terpepet dengan posisi tas di atas dada, tangan di atas tas, lengan ke atas :(
Waktu bersamaan, si embak dan si simbah turun di stasiun yang sama. Aahhh luaassss~~
Tiba² ada ibu² dari ujung kursi bilang sembari melambai lambaikan tangan "bau pesing yaa, bau pesing" lalu berdiri.
Aku? Aku nengok ke bawah, bawah kursi simbah itu penuh air dan basah. Konfirmasi dengan melihat si simbah yang tengah antri depan pintu untuk turun, "oh engga basah kok celananya"
Sejenak dalam hati "hemm, emang agak pesing sih dari tadi, tapi ku abaikan"
Berusaha penuh tidak berpikir negatif. Alih alih memastikan, tapi juga menghindari bau, maka pindahlah ke kursi seberang. Yaps! Air mengalir banyak.
Tapi..... sepertinya itu air hujan yang masuk dari pintu akibat berenti di tiap tiap stasiun.
Oke, cukup sekian cerita tidak penting ini.
:)
2 notes · View notes
lamyaasfaraini · 1 year
Text
Appreciation post to my husband! @sagarmatha13
Tumblr media Tumblr media
Libur long weekend ku yang sederhana bersama keluargaku. Selain libur lebaran, libur sampe 4 hari itu jarang terjadi sih.. Alhamdulillah, walaupun kami ngga kemana2 maksudnya ngga kaya rangorang pergi keluar kota, kami spent time dirumah aja sesekali keluar rumah. Kamis dirumah, jumat kita berdua keluar rumah, sabtu dirumah, minggu sekeluarga keluar rumah berenang katanya kakek nenek traktir cucu2nya buat berenang, yg deket aja di panghegar waterpark, tempatnya oke.. Anak2 seneng dan puas!
Seperti biasalah, emaknya gapernah nyemplung.. Yg biasanya emg suka males kebetulan lagi dapet hari 3 yg msh bnyk pula huft. Jadi yodah deh bapake @sagarmatha13 aja yg ngasuh, emaknya jadi potograper skenanya haha. Disitu sambil ngasuh juga ponakan, keliatannya si bapak nih hepi n enjoy the moment ya diliat dr ekspresinya.
Kita pergi dr pagi, dzuhur slesei dah beres dah mandi smuanya. Ditengah bepergian itu aku mulai sakit kepala, entah dari kacamata yg udah ngga enakeun atau emg kaya biasa sakit kepala yg selalu aku alami. Pulang2 sore, ngga baikan. Udah berusaha di tidurin ngga ngaruh jg. Ayangku suamiku mijit2 kepalaku kaya biasa jg blio sambil ngelamun, taunya mikirin kerjaan belom beres huhu ciyan, pas aku ketiduran blio akhirnya buka laptop deh.. Ini sakit kepala berasa makin hebat, sampe mata ini agak memicing sipit. Dikuat2in buat mandiin anak sebentar lalu balik lg ke kasur sambil di pantau ayang bulak balik sambil kerja, blio ambilin obat sama minum anget sampe kudu disuapin, padahal mah bisa sendiri tapi ayangku cintaku terlalu perhatian sama aku. Tidur lagi, anak ya anteng2 aja, tiba2 ngantuk krn ngga tidur siang, jd tidur malem lebih pagi sampe skip makan malem, udah tidur aja dlm skejap no drama beneran pengertian ibunya lg ripuh.. Alhamdulillah. Dalam kesibukannya ayangku balik lg ke kamar, memantau keadaanku.. Alhamdulillah mendingan, saking perhatian darinya terasa penuh aku minta pelukan darinya, aku endus2 bajunya, bau badannya yg khas dan bikin nagih pgn ngekeupan terus. Bukan wangi atau bau tapi khas gt, gmn jelasinnya sikkk.
Sampe kelar kerjaannya, kita dah makan malem, skinkeran bareng, blio solat isya.. Rebahan siap tidur lg, pillowtalk sedikit ttg keresahanku akan planning rumah tangga kita, gamau bahas mendalam udah terlalu lelah kepala ini haha. Cuma kata blio
"manusia boleh khawatir akan sesuatu, tp kita punya Allah.. Siapa tau Allah bantu kita buat nyiapin itu semua, makannya hayu kita perbanyak lg berdoa"
Kami sangat ingin berhusnudzon memandang sesuatu atau merencanakan planning utk rumah tangga kami, tp si pikiran realistis ini seolah membelenggu kami utk "stop, nanti dulu". Cara bikin balance nya masih peer lah ini. Memang ini pikiran yg selalu ribut menjelang tidur, msh sempet2nya disaat sakit kepala melanda. Begitulah kekompleksan seorang istri-ibu-wanita yg selalu penuh antisipasi dlm segala hal, tp malah jadinya super khawatir. Padahal sudah berprinsip "seize the day" agar ngga terlalu khawatir akan masa depan, mari jalani hari perharinya.. Kita hidup hari ini, setelah berakhir hari ini alhamdulillah, bersiap utk besok.. Tapi kdg dgn prinsip hidup seperti itu aku takut malah ngga berplanning buat kedepannya. Ah.. Beneran sambil nulis ini malah overthinking lagi hahaha. Sebaiknya kudu ngopi dulu.. Kalo kata suamiku mah "kamu kayanya kurang caffein, yang" kalo lg sakit kepala, kalo lg rudet wkwkwk.
Oiya aku berpesan sama suamiku, tolong kalo lagi sebel sama aku, otak reptil aku lagi dominan, lagi berantem dan ego meninggi. Tolong baca lagi tulisan aku di Tumblr ini yah! Ini aku tulis sepenuh hati, pikiran waras dan tenang.. Karena menulis ini butuh mood yg bagus. I love you sayaaaaanggggg kisses n hugs 10000000000000x
Bonus foto bocil2 yg kesenengan
Panghegar waterpark di jalan mengger ini, mayan lah deket dari rumah. Kebetulan pula hari terakhir long weekend jalanan ngga macet, pulang pergi cepet. Saking gamau diem susah bgt buat fotoin deh ampun, yah mayan lah ini yg keambil. Tempatnya oke, ukuran lg libur ngga terlalu crowded bgt, bersih pulaa. Plus playlist lagunya Dewa 19 dari Ari Lasso sampe Once hahaha mayanlah..
Tumblr media Tumblr media
3 notes · View notes
dapur-asik · 2 years
Text
Orang Cantik, Sebuah Karunia Tuhan
Orang cantik dan kecantikan“orang cantik”, istilah yang lekat dengan perempuan. Jika ada kata cantik, niscaya langsung terbayang perempuan dengan raut wajah yang menawan. Cantik dan kecantikan adalah dua hal yang saling berhubungan. Orang cantik sudah tentu memiliki kecantikan ragawi yang tidak dapat diabaikan.
Orang Cantik - Cantik Luar Dalam
Tumblr media
Kecantikan akan membuat seseorang menempati posisi yang istimewa di mata orang lain. Berhadapan dengan orang yang cantik, akan membuat Anda, khususnya kaum pria membelalakkan mata. Benar, kan? Walaupun pada akhirnya kecantikan saja tidaklah cukup. Ada banyak faktor lain yang membuat seseorang mendapat penghargaan dari sekitarnya. Kecantikan hanyalah titik awal saja. Ada kalanya seseorang tetap disebut “orang cantik” meski kondisi fisiknya tidak luar biasa. Karena kecantikan yang terpancar dari dalam hatilah yang justru memberi pengaruh yang sangat besar. Ini memberi pelajaran terhadap satu hal, bahwa kemolekan dapat ditelan waktu. Akan tetapi, hati yang besar dan baik tidak akan tergerus usia. Anda tentu pernah bertemu seseorang yang sangat menawan, meski tidak tergolong rupawan, bukan? Anda pasti akan terpana dengan kebaikan dan kerahamannya, sekalipun orang tersebut tidak tergolong orang yang cantik secara fisik. Orang yang cantik secara fisik bisa menjadi jelek atau sebaliknya. Banyak elemen-elemen pendukung yang secara sadar atau tidak justru berguna membangun “kecantikan” itu. Anda sendiri lebih nyaman, dekat dengan seseorang dengan kebaikan hati, atau hanya memiliki kecantikan fisik namun sikap yang menyakitkan? Pernyataan ini bukan merupakan sebuah penegasan bahwa tidak ada orang cantik dengan hati yang tak kalah cantik. Anda tentu masih ingat dengan Putri Diana, bukan? Siapa yang bisa melupakan model rambutnya yang masih ditiru hingga detik ini? Begitu juga dengan kecantikannya yang tetap terjaga. Dan umumnya orang sepakat bahwa beliau pun memiliki hati yang cantik. Putri Diana mempunyai kepedulian sosial yang sangat tinggi. Begitulah dunia mengenangnya. Wanita yang satu itu merupakan sosok orang yang cantik baik dari luar maupun dalam.
Orang Cantik dan Standar Kecantikan
Tumblr media
Sebenarnya, apa standar dari kecantikan? Bagaimana seseorang bisa disebut cantik? Apa saja persyaratan yang harus dipenuhi untuk memenuhi standar kriteria orang cantik? Sepertinya, kecantikan tidaklah seragam. Standar kecantikan memiliki pergeseran dan perbedaan. Apa yang berlaku di suatu masyarakat bisa jadi tidak berlaku di masyarakat lainnya. 1. Standar Cantik di Cina Zaman Dahulu Orang cantik menurut kacamata bangsa Cina zaman dulu adalah perempuan dengan kaki yang sangat kecil. Hal itu didapatkan dengan cara mengikat kaki selama bertahun-tahun agar tidak tumbuh membesar. Bahkan ada tulang kaki yang harus dipatahkan untuk mendapatkan kaki seukuran anak kecil itu. Semakin kecil ukuran kaki, justru dianggap semakin cantik. Anda tentu bisa menilai betapa tidak sesuainya ukuran kaki perempuan dewasa sepanjang 9 sentimeter. Tapi, begitulah adanya. Semakin kecil kaki seorang perempuan, justru dinilai semakin baik. Padahal, butuh perjuangan untuk sekadar berdiri dengan baik di atas kaki sekecil itu. Masyarakat Cina pada zaman dahulu sepakat bahwa orang yang cantik itu memiliki kode kaki yang sangat kecil. 2. Standar Cantik di Ethiopia Masyarakat mursi dan surma di Ethiopia menilai orang cantik dengan unik. Mereka biasa menyelipkan sebuah piring kecil di dalam celah antara bibir bawah dan rahang saat menginjak usia awal dua puluhan. Piring kecil yang disebut labret itu akan diganti ukurannya dengan yang lebih besar jika bibir bawah mulai melar. Proses ini baru dihentikan setelah bibir bagian bawah melebar hingga seukuran piring makan yang biasa digunakan. Piring ini harus selalu dikenakan saat seorang wanita bersama-sama pria. Perempuan seperti inilah yang dinilai memiliki kriteria sebagai orang yang cantik. 3. Standar Cantik di Myanmar Kebiasaan yang tak kalah aneh terjadi di Myanmar. Wanita suku Padaung akan dianggap semakin cantik jika mempunyai leher yang sangat panjang. Untuk itu, mereka diharuskan mengenakan kalung khusus mirip cincin kuningan sejak usia lima tahun. Awalnya, anak-anak suku Padaung memakai lima kalung saja. Sesuai perkembangan usia, makin lama kalung-kalung itu pun bertambah jumlahnya. Hingga akhirnya leher para wanita itu mencapai 38 sentimeter. Ironisnya, leher sepanjang itu tidak akan mampu menyangga kepalanya jika kalung kuningan yang berat itu dilepaskan dari leher mereka. Itu semua adalah standar untuk menjadi orang cantik menurut masyarakat suku Padaung di Myanmar.
Fenomena Kriteria Orang Cantik
Tumblr media
Aneh, menakutkan, atau bahkan menggelikan. Namun memang seperti itulah kenyataannya. Standar kecantikan tidak pernah sama, meski di masyarakat yang sama sekalipun. Dulu sekali, Sophia Loren tidak dianggap cantik karena dinilai serba “berlebihan”. Akan tetapi, standar itu tidak berlaku di Hollywood. Sophia Loren menjelma menjadi orang cantik nan menawan dan terus dikenang seperti itu. Ada masanya orang cantik karena bentuk tubuhnya yang berisi dan montok. Bahkan cenderung gemuk. Setidaknya begitulah yang terlihat di lukisan-lukisan yang tersisa dari zaman dahulu. Kemudian muncul Twiggy, supermodel terkenal dengan tubuh super ceking. Ukuran tubuhnya menjadi standar baru bagi para model. Tak jarang, hal ini berujung pada bulimia, anoreksia, bahkan hingga kematian. Kelebihan lemak sedikit saja tidak bisa ditolerir. Monalisa dan senyum misteriusnya juga dinilai sebagai perwujudan orang cantik yang klasik. Di zaman modern ini, wajah seperti Monalisa mungkin hanya dinilai dengan “biasa-biasa saja”. Standar kecantikan terus bergerak. Kriteria orang cantik terus mengalami pergeseran. Naomi Campbell mungkin dinilai jelita, tapi tidak semua kelompok masyarakat akan menyetujuinya.
Kecantikan dan Harga yang Harus Dibayar
Banyak sekali perempuan di dunia ini yang ingin termasuk dalam kriteria orang cantik. Berbagai cara akan ditempuh untuk mewujudkan keinginan itu. Mulai dari berbagai perawatan, make up, hingga tindakan koreksi yang membutuhkan bantuan seorang dokter alias operasi. Dulu, mungkin tidak terpikirkan untuk memancungkan hidung, menarik sudut mata, atau memperhalus bentuk rahang. Kecuali untuk alasan yang tidak bisa dibantah, seperti kecelakaan. Saat ini, hal-hal seperti itu bukanlah sesuatu yang aneh. Hal ini dilakukan tak lain hanyalah untuk membuat Anda menjadi orang cantik. Jika Anda penggemar drama atau musik Korea, dapat dipastikan Anda akan melihat berbagai wajah-wajah rupawan. Seolah-olah negeri ginseng itu hanya berpenduduk orang cantik dan tampan. Sangat sulit mencari bintang dengan hidung pesek atau mata sipit. Mungkinkah itu terjadi karena sulap? Jawabannya, ya. Dan sulap itu terjadi di atas meja operasi. Menjadi orang cantik butuh biaya tidak sedikit. Apalagi bila pada dasarnya Anda terlahir tidak istimewa. Jangan juga lupakan rasa sakit yang ditimbulkan usai operasi. Seseorang yang pernah melakukan operasi pembentukan rahang menuturkan pengalamannya. Selama beberapa minggu hidup dengan wajah tak menentu dan rasa sakit yang tak tertahankan. Rahang yang dikoreksi itu harus dipukul berkali-kali hingga menemukan bentuk yang diinginkan. Sakitnya tentu saja tidak tertahankan. Tapi, semua rela dilakoni demi mendapatkan penampilan fisik sesuai keinginan.Kecantikan yang dianugerahkan Tuhan sejak lahir hanyalah modal awal. Demi predikat orang cantik yang akan disandangnya. Akan sangat bermakna jika terus dirawat dan dipelihara agar bisa bertahan. Namun justru menjadi sia-sia Jika diabaikan begitu saja. jika ingin tetap menjadi orang cantik, ada harga yang harus dibayar. Tak selalu dengan uang. Namun juga dengan tenaga, kesabaran, atau keuletan. Kecantikan harus dijaga. Tak selalu dengan produk mahal. Membersihkan wajah setiap hari dengan rutin, mengonsumsi sayur dan buah, serta minum air putih sesuai anjuran ahli kesehatan adalah beberapa contoh sederhana dari perawatan. Hal-hal seperti itu mau tidak mau harus dijalankan oleh orang cantik atau orang yang ingin terlihat cantik. Operasi plastik rasanya tidak perlu, karena kecantikan yang memancar dari dalam justru lebih dahsyat pengaruhnya. Kecantikan wajah karunia Tuhan hanyalah sebuah awal. Anda bisa meningkatkan atau justru menurunkan kadarnya. Kecantikan di permukaan kulit saja tidak ada artinya. Semua terserah Anda. Orang cantik akan terlihat lebih cantik jika di dalam hatinya juga cantik. Read the full article
2 notes · View notes
dwiajengra · 2 years
Text
Memantaskan agar dipantaskan
Pertemuan malam itu dengan sahabatku adalah pertemuan pertama kali pasca dua bulan kita tidak bertemu. Ya, dua bulan adalah waktu yang lama bagi kita. Bagaimana kesannya? Oh tentu saja aku dengannya sama-sama membawa banyak cerita yang ingin ditumpahkan atau sekedar saling mendengar. Di usia yang tak lagi muda, kita sedang menghadapi problem yang sama. Sama-sama sedang capek, sedang isecure dengan karir dan dunia pernikahan, ya tentu saja sedang ingin menghilang. haha bercanda. Ya, pokoknya begitulah lagi di fase capek tapi berusaha untuk tetap legowo tapi susah, eh gimana ya? Kita sendiri kadang nggak tau apa maunya kita. Setelah panjang lebar bercerita dan saling sharing soal kesibukan dan kehidupan masing-masing, tiba-tiba dia bercerita serius.
"Eh kamu tau mbak Honey? tetangga kamarku itu lho, kan pasutri baru sama-sama kerja. Mosok ya, yang istri itu kerjaannya liat tiktok"
"Lhoh kok bisa?"kataku heran.
Ya aku tau mbak sebelah kamarnya karena aku pernah menginap disana. Dan aku dengar sendiri bahwa panggilan sayang dari pasutri itu ya Honey. Geli sih tapi ya gimana.
"Ya bisa lah, wong aku denger tiap hari. Nih ya, yang masak kadang suami, yang nyuci piring juga suaminya, nyuci baju, njemur, yang belanja pun juga gitu nitip suami pas pulang kerja! Ya Allah kok bisa ya, orang-orang nikah dengan keadaan seperti itu!" katanya berapi-api.
"Iya ya, padahal kalau dipikir kita bisa lho melakukan itu semua, tapi kenapa kita belum dikasih suami ya? Ya, seengaknya dikerjain bareng-bareng gitu lah." kataku tidak terima.
"Lha ya, nih ya kalau kita bersuami pasti kita rajin. Kita bisa masak, nyuci, setrika, bersih-bersih juga rajin! Kita juga tahu mana kewajiban istri, kok mbaknya semena-mena ndak bersyukur udah dapat suami. Sebenernya yang suamo siapa, yang isteri siapa sih?" imbuhnya
"Astagfirullah....." wkwkwk kita sama-sama nyebut setelah marah-marah nggak jelas.
Dari situ kemudian aku mikir, kenapa ya kadang dunia nggak adil? Aku yang masih ada rasa capek untuk menunggu, merasa sudah banyak-banyak minta, banyak-banyak doa, banyak belajar juga buat memperbaiki diri, masih belum dipertemukan dengan laki-laki? sementara mereka yang jauh dari ekspektasi sempurna dengan mudahnya menemukan jodohnya? Astagfirullah, rupanya aku sekarang menemukan jawabannya. Ini bukan perkara sempurna atau tidak. Nggak ada yang sempurna di dunia ini. Menikah itu bukan soal siapa-siapa yang harus mengerjakan pekerjaan rumah. Banyak pertimbangan. Mungkin kita sebagai orang luar yang melihatnya, hal tersebut bukanlah hal yang wajar tapi bagi dia yang menjalani rumah tangganya dengan model seperti itu justru mereka fine-fine aja. Bagiku selain kesiapan, masing-masing kita harus paham mana kewajiban isteri mana kewajiban suami. Singkat, istilahnya menikah adalah pelajaran seumur hidup, dengan orang yang sama setiap harinya.
Soal sempurna, mungkin isterinya memang nggak sempurna dimata kita. Tapi bagi suami pasti dia punya pertimbangan lebih yang tidak bisa kita lihat dengan kacamata kita hingga ia berani memutuskan untuk menikahi istrinya. Ya, kita memang nggak bisa ngukur kadar bahagia, melihat baik buruknya kehidupan oranglain dari penglihatan kita. Nah ini, harusnya poin ini yang jadi pegangan kita untuk tidak membandingkan kehidupan kita dengan orang. Yang ada kita akan terus-terusan insecure.
Jadi masih insecure soal pernikahan nih?
Maafkan hamba ya Allah, rupanya hati dan pikiran hamba belum benar-benar bersih. Rupanya waktu tunggu yang Engkau berikan ini adalah jawaban agar hambaMu ini lebih sabar lagi, lebih banyak bersyukur, lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbakti pada kedua orangtua, lebih mencintai diri sendiri, mengejar mimpi-mimpi yang belum terwujud, dan pastinya lebih lama untuk belajar menjadi wanita yang lebih baik. InsyaAllah, sedang belajar dan terus belajar untuk memantaskan agar dipantaskan. Bukankah waktuMu adalah waktu terbaik? demikian juga dengan pilihanMu. Karena aku yakin, meskipun aku banyak maunya tetapi jika Engkau punya pilihan lain, aku nggak papa ya Allah.
2 notes · View notes
klinkionnano · 2 years
Text
TERLARIS, Call 0812-8020-6147, Kaca Mata K-Ion Nano Original Winata70
Tumblr media
KLIK https://wa.me/6281280206147, K Ion Nano Anti Radiasi, K Ion Nano Untuk Anak, Kacamata K Ion Nano Anti Radiasi, Kacamatan Ion Nano Bogor, Kacamata K Ion Nano Untuk Cewek
Distributor Resmi K Link Seluruh Indonesia
Kota Wisata Cluster Pesona San Francisco, Blok 02 No.71
Ciangsana, Kec. Gunung putri, Bogor, Jawa Barat 16968
Negosiasi Langsung
0877-7774-7635
Kunjungi :
Kacamata K Link Ion Nano (Dewasa / Anak-anak) (winata70.com)
#kionnanogratisongkir, #kionnanoharga, #kionnanohebat, #kionnanokidsoriginal, #kkionnano, #produkkklink, #klink, #kacamataterbaik, #jualkacamata, #hargakacamataionnano
0 notes
qanitah · 2 years
Text
Mawar
Berjalan ditengah keramaian kota sendirian membuatku bertanya, mengapa aku terus merasa seperti ini? Satu per satu sahabat, teman bahkan orang yang hanya sekedar kenal mulai menemukan pasangannya. Sepertinya hanya aku saja yang tak ada perubahan.
Apakah karena aku terlalu menutup diri? Tak punya inisiatif memulai pembicaraan jika di keramaian, cenderung menepi jika banyak yang mulai memandang. Tak lagi kuingat kapan terakhir aku merasakan degupan yang menyenangkan, atau memang aku tak pernah betul betul merasakannya.
Tahun demi tahun terlewati dengan berbagai kejadian, banyak darinya membuatku kewalahan namun nyatanya aku masih hidup juga karenanya. Tak dapat kubayangkan diriku yang sekarang memilih pilihan yang tak pernah ada dalam kamus diriku yang dulu. Pengalaman bukan hanya mengajarkan hal baru, namun mampu merubah sudut pandang kita melihat dunia ini. Dan salah satunya bagaimana aku memandang diriku dan seperti apa pendampingku nantinya.
Ada pepatah yang menyamakan wanita dengan bunga, mawar katanya. Sama-sama indah, namun sulit diraih karena dipenuhi duri. Harusnya wanita seperti itu, menurut mereka. Aku juga pernah melihat diriku demikian, duriku tercipta baik ku sengaja maupun oleh pengalaman yang terpaksa ku coba.
Namun rasanya terlalu tinggi ku tempatkan diriku jika harus seperti mawar di taman wisata. Tampaknya aku hanya tumbuh di semak belukar, yang belum pernah terjamah entah karena sulitnya ditemukan atau memang tak cukup menarik minat. Atau jangan jangan selama ini hanya harapanku saja, bahkan aku belum mengenal siapa diriku sebenarnya?
Sembari mendalami peranku, aku tersadar bahwa bukan hanya wanita saja yang bisa dianggap bunga. Bagi wanita, banyaknya pria juga seperti bertebarannya bunga. Mulai dari berbagai jenis, musim munculnya dan tempat tumbuhnya. Semuanya indah, namun kita hanya bisa memetik satu saja.
Bisa saja dia bukan yang dikagumi khalayak namun menurut kacamata kita dialah yang layak. Dan bertahan dengan pilihan kita, adalah lembaran baru yang harusnya sudah mulai disiapkan sekarang. Bagaimana nantinya kita akan sama-sama bertahan melewati pergantian musim yang extrem, pandangan siapa saja yang singgah, dan utamanya bagaimana bisa tetap mekar hingga pemilik kita dapat memanen nya dengan puas dan bahagia.
Selamat berusaha mengilhami filosofi mawar, untuk kita di tanah masing-masing, hingga kelak kita dipersatukan.
3 notes · View notes
johansuhartono · 20 days
Text
0 notes
beinginitself · 1 month
Text
Tentang orang lain:
"Dia mempunyai senyum manis bergingsul tipis disudut bibirnya. Rambutnya hitam sepunggung, kadang diikat dan kadang dikucir—semuanya memikat. Selaras dengan badan petite yang berkulit sawo matang menawan yang dia hidupi. Kecantikan realistis dan meneduhkan, menarik tanpa paksaan.
Dia berkacamata. Tanpa kacamata pun, matanya indah: mata seorang pembaca buku. Ada bentuk khas diujung hidungnya yang mancung itu, selaras dengan dagu dan bibir bawahnya yang seakan menantang hidup. Dia akan sangat memukau jika berkebaya—baik berkain hitam, putih, biru atau membayang, tak perlu diragukan.
Memandang wajah dia, cukup membantu meruntuhkan daya khayal akan fantasi industri kecantikan yang memaksa semua wanita harus serba putih dan serba mulus seperti tembok Istana Negara. Saya tak ingin terjebak oleh segala bentuk idealitas kecantikan yang ilusif. Bagiku, kecantikan dia sudah cukup membangkitkan kesadarkan saya sebagai manusia yang bernalar dan sebagai lelaki yang wajar. Ada harapan subtil yang muncul dalam benak: saya ingin bisa terus mendengar cekakak-cekikik suara tawa lepasnya yang sudah kuhafal di balik wajahnya yang jutek sekaligus manis."
Tapi apa daya, harapan tak berdaya ini mungkin akan cepat sirna bak api unggun yang meredup. Tak ada pintu terbuka, tak ada jalan masuk, dan tak ada penerimaan. Yang bisa kukenali hanya sebatas itu, diujung pintu yang tertutup. Memang tidak melukai, namun tetap pedih. Saya harus berani terima semua resiko dalam segala kemungkinan.
0 notes
sfrzlrynd · 1 month
Text
Februari 2024
Rasanya ingin sekali melupakan semua hal yang terjadi di bulan Februari tahun ini. Semua ingatan yang membuat sakit kepala. Momen-momen yang ketika diingat, menjadikan hampir setengah badan tertarik, stres tak beraturan. Mungkin ini bisa disebut sebagai sebuah trauma. Apa yang saya ingin tuliskan ini bukannya untuk mengabadikan rasa sakit itu, melainkan berharap dengan menulis, pikiran saya menjadi lebih tenang. Karena semua kemelut di kepala dapat terurai menjadi rangkaian kata-kata.
Pertama yaitu momen pemilihan presiden. Sedari awal, harusnya saya tidak terlalu berharap. Berharap mempunyai presiden yang cerdas, seorang profesor. Berharap memiliki pemimpin yang berintegritas, utuh pikiran dan perilakunya. Berharap adanya keadilan, kesetaraan, perubahan atas apa yang sekarang terjadi di negeri tercinta.
Saya yang sudah berkorban untuk bisa pulang kampung, sekadar untuk mencoblos itu, akhirnya harus merasakan kekecewaan. Pasangan presiden dan wakil presiden yang terpilih malah yang paling problematik. Jujur diri ini sangat tidak bisa menerima, tentu saja setelah menggunakan kacamata yang objektif. Tapi tetap saja tak bisa dipungkiri, kekecawaan itu begitu besar.
Kedua, saat melihat story Instagram Mbak Maya, yang memamerkan jari kelingking berlumur tinta. Sebuah foto khas saat pelaksanaan pemilu. Namun, tentu saja bukan itu fokusnya. Pada jari manis Mbak Maya terdapat sebuah cincin. Tidak ada alasan lebih tepat, jawaban yang lebih benar, selain itu adalah cincin tunangan. Kekecewaan yang tercipta akibat pilpres itu rasanya seperti luka yang disiram garam, menjadi semakin perih.
Wanita itu selama 3 tahun ini sudah saya anggap Mbak saya sendiri. Komunikasi via DM (Direct Message) Instagram menjadi sebuah kebahagiaan. Tentu saja setelah melihat postingan itu, saya tidak mungkin lagi mengirimkan DM ke dia. Mungkin itulah alasan mengapa beberapa bulan yang lalu, dia memutuskan untuk hiatus, tidak login ke Instagram sama sekali. Dia sedang mempersiapkan pernikahannya.
Rasa kecewa dan sedih itu menemani perjalanan saya naik kereta menuju ibukota, dimana saya harus melanjutkan hidup.
Tentu saja saya tidak ingin terus menerus dilanda kegalauan. Berhubung satu minggu setelah saya balik ke Jakarta, akan diadakan kegiatan AoC Summit. Sebuah kegiatan yang sudah saya tunggu-tunggu. Saya dan tim AYC sudah memiliki banyak rencana untuk kegiatan AoC di tahun 2024. Dan sebelumnya juga telah menaruh harapan kepada koordinator AoC yang baru, supaya AYC tetap ada dengan anggota tim eksisting.
Tapi, memang sepertinya bulan Februari adalah bulan paling memuakkan. Awal tahun yang sangat mengecewakan.
AoC Summit yang seharusnya menjadi mood booster setelah saya "patah hati". Malah menjadi momen saya harus menelan pil pahit. Luka yang belum benar-benar sembuh itu malah disayat habis-habisan. Tim AYC tidak hanya di-vakum-kan, tetapi juga program-program legacy kami seperti dianggap sebelah mata. Seakan-akan tidak sesuai dengan petunjuk teknis fungsi SDM terbaru.
Selain itu, pembubaran stream juga didasari atas hal tersebut. Koordinator AoC dan "pembina" merasa perlu membatasi program-program supaya tetap sesuai dengan panduan yang ada. Apa yang akhirnya semakin membuat saya kecewa adalah program-program yang dimasukkan ke dalam project charter tetap saja banyak. Bahkan saya tidak melihat kesesuaian program tersebut dengan juknis SDM. Jadi memang mungkin legacy yang sebelumnya ada harus dirusak.
Akhirnya, ketiga hal tersebut yang membuat saya seperti ini. Selalu sakit kepala apabila mengingat kejadian-kejadian itu. Selalu marah saat mencari jawaban, mengapa semua itu harus terjadi. Tentu saja, bagi orang yang melankolis seperti saya, amat sangat susah untuk memaafkan orang-orang yang 'berkontribusi' dalam menuang minyak goreng panas itu di atas hati saya. Walaupun pada akhirnya, "I don't do revenge, I delete people."
0 notes