Tumgik
#jazirah arab
hidayatuna · 2 years
Text
Potret Situasi Politik, Sosial-Budaya dan Keagamaan Jazirah Arab Pra-Islam
Potret Situasi Politik, Sosial-Budaya dan Keagamaan Jazirah Arab Pra-Islam
HIDAYATUNA.COM, Yogyakarta – Jazirah Arab sebagai tempat lahirnya Islam tentunya memiliki berbagai aspek yang menarik untuk dibahas. Diantaranya adalah mengenai situasi politik, ekonomi, sosial-budaya, serta keagamaannya sebelum Islam datang. Secara umum, masyarakat Arab dapat dibagi ke dalam dua golongan yakni golongan yang pertama adalah golongan Arab ‘aribah dan golongan yang kedua adalah…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
Text
Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah di jazirah arab
Tumblr media
WhatsApp : 0813-8928-9150 Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah di jazirah arab terletak di wilayahLangsung ORDER KLIK WA https://wa.me/6281389289150 , Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah di jazirah arab terletak di wilayah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah di jazirah arab terletak di wilayah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah dubai, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah dress, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah di pbb, Harga Kiswah Ka'bah Bordir hak kiswah adalah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah itu artinya apa, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah jewellery sahibi, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah masjid ar rahman blitarJual kiswah ka�bah bordir kualitas terbaik se-Indonesia.Harga kiswah ka bah Terbaik.Berpengalaman bordir kaligrafi lebih dari 30 tahun.Melayani pesanan kiswah ka�bah bordir replika dengan berbagai ukuran, costume, kiswah potongan, kiswah full, kiswah kain penutup makam Nabi Muhammad & kaligrafi bordir.Pesan via Whatsapp : 0813-8928-9150#HargaKiswahKa'bahBordirka'bahdijaziraharabterletakdiwilayah, #HargaKiswahKa'bahBordirka'bahdijaziraharabterletakdiwilayah, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahdubai, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahdress, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahdipbb, #HargaKiswahKa'bahBordirhakkiswahadalah, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahituartinyaapa, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahjewellerysahibi, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahmasjidarrahmanblitar
0 notes
Text
WA 0813-8928-9150 Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah di jazirah arab terletak di wilayah
Tumblr media
WhatsApp : 0813-8928-9150 Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah di jazirah arab terletak di wilayah
Langsung ORDER KLIK WA https://wa.me/6281389289150 , Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah di jazirah arab terletak di wilayah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir ka'bah di jazirah arab terletak di wilayah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah dubai, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah dress, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah di pbb, Harga Kiswah Ka'bah Bordir hak kiswah adalah, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah itu artinya apa, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah jewellery sahibi, Harga Kiswah Ka'bah Bordir kiswah masjid ar rahman blitar
Jual kiswah ka’bah bordir kualitas terbaik se-Indonesia.
Harga kiswah ka bah Terbaik.
Berpengalaman bordir kaligrafi lebih dari 30 tahun.
Melayani pesanan kiswah ka’bah bordir replika dengan berbagai ukuran, costume, kiswah potongan, kiswah full, kiswah kain penutup makam Nabi Muhammad & kaligrafi bordir.
Pesan via Whatsapp : 0813-8928-9150
#HargaKiswahKa'bahBordirka'bahdijaziraharabterletakdiwilayah, #HargaKiswahKa'bahBordirka'bahdijaziraharabterletakdiwilayah, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahdubai, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahdress, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahdipbb, #HargaKiswahKa'bahBordirhakkiswahadalah, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahituartinyaapa, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahjewellerysahibi, #HargaKiswahKa'bahBordirkiswahmasjidarrahmanblitar
0 notes
iniakunisna · 2 months
Text
Spil Tipis-tipis Siroh Nabawiyah
Insight "Buku Ar-Raheeq Al-Makhtum" karya Syeikh Shafiyyurrahman Al Mubarakfuri. Terjemahan Hanif Yahya, penerbit Darussalam (2008).
#1
Pas baca mukadimahnya aja aku rekomendasiin buku ini buat dibaca walaupun butuh effort lebih buat aku yg kurang suka sama sejarah wkwk. Aku harus baca ulang² sampai paham :")
Selain karena buku ini hasil dari juara 1 penelitian ilmiah juga karena isinya banyak makna dan pelajaran dari hidup seorang Rasulullah yang dapat kita contoh buat jadi Panutan dalam kehidupan sehari hari.
Di awal bab aja udah dikasih alasan kenapa risalah Nabi itu berada di jazirah Arab ya karena letak geografis, politik dan suku budayanya.
Nambah wawasan juga buat silsilah kabilah² yang diturunkan dari Nabi Ibrahim ke Ismail, hingga akhirnya Bangsa Arab mengikuti dakwah Nabi Ismail yang diturunkan dari Nabi Ibrahim yaitu keyakinan Tauhid menyembah Allah. Zaman ini udah ada Bid'ah seperti menyembah berhala, meniru haji yg mengelilingi Ka'bah tapi diganti dengan Berhala. Sampai kondisi dimana banyak ajaran/agama muncul dan membawa banyak penyimpanan yang merusak. Aku jadi paham kenapa Rasulullah diutus untuk bangsa Arab selain karena masyarakatnya jahiliah, juga untuk meluruskan ajaran tauhid Nabi Ibrahim dan Ismail yang dulu dibawa mulai berubah karena ada pengaruh luar yang merusak dan membuat musyrik.
Dan kalau dilihat, manusia² saat ini juga banyak yg jahiliah. FYI gambaran juga orang² yahudi dari dulu hingga sekarang ternyata ga jauh beda. Dulu Yahudi datang ke Yaman yang mayoritas masyarakatnya pemeluk nasrani, dan pemeluk nasrani di Yaman dipaksa masuk yahudi. Kalau mereka menolak masuk Yahudi mereka akan dicampakan, dibakar. Yahudi tidak pandang bulu, entah itu anak-anak, tua, laki-laki atau perempuan. Naudzubillah :" emang laknatullah
Alasan lain kenapa misi Rasulullah di Bangsa Arab yaitu karena aslinya Bangsa Arab memiliki moral mulia (Dermawan, menepati janji dll) tapi mereka riya' dan berbangga diri. Cara mereka berbangga diri karena telah melakukan hal baik itu dengan foya2, perbuatan zina, maksiat, nista, judi dll
2 notes · View notes
yunusaziz · 2 years
Text
Tentang Sejarah dan Kepemimpinan
Prolog
Berbicara mengenai perjuangan, saya menganut paham bahwa turbulensi yang dihadapi para pejuang dari masa ke masa adalah sekedar pengulangan demi pengulangan dari yang sudah-sudah. Sejatinya persoalannya sama, hanya pada pengemasan saja yang mungkin berbeda. Maka, bagi generasi muda atau siapapun yang memegang tampuk perjuangan saat ini, jika tidak ingin tersesat ditengah jalan adalah dengan tidak putus sejarah dari para perintis jalan.
Lalu saya teringat satu kalimat yang diutarakan guru saya dalam sebuah lingkar diskusi bahwa, "Tegaknya perjuangan ini adalah ketika dua unsur dapat saling terpadu. Apa dua unsur itu? Yaitu, hamasatuss syabab (semangat para pemuda) dan hikmatush syuyukh (hikmah dari para pendahulu)." atau dalam kalimat sederhana, tidak putus sejarah antara generasi baru dan lama.
Pun Bung Karno dalam ssbuah pidatonya mengenalkan sebuah semboyan dalam akronim yang menggelegarnya kala itu, yaitu, "JAS MERAH : Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah". Dua kutipan diatas memiliki satu benang merah yaitu soal ketidakbolehan meninggalkan sejarah.
Sebelum berbicara lebih jauh, mari kita samakan persepsi kita soal arti sejarah. Secara harfiah istilah sejarah diambil dari kata Arab yaitu sajaratun artinya adalah pohon. Sedang dalam bahasa arab sendiri, sejarah sering disebut tarikh yang diartikan ke bahasa Indonesia, yaitu waktu dan penanggalan.
Akan tetapi, kata sejarah lebih dekat ke bahasa Yunani kuno, yaitu historia, yang kemudian diartikan sebagai ilmu atau orang pandai (merujuk pada para pendahulu). Dari kedua rujukan itu poin yang perlu digarisbawahi adalah bahwa sejarah merupakan suatu kajian ilmu komprehensif yang mencakup waktu, pengalaman, metode atau apapun itu dari para pendahulu.
Isi : Belajar dari Khalifah Umar Bin Khattab
Umar bin Khattab, adalah salah seorang sahabat Rasulullah yang atas keislamannya mampu membawa angin segar bagi umat Islam kala itu di Makkah. Melihat bagaimana perlakuan kaum kafir Quraisy yang kian hari kian tidak manusiawi kepada Nabi Muhammad dan para pengikutnya, setelah masuknya beliau dibarisan umat Islam, membuat kekuatan kaum muslimin menjadi jauh lebih kuat dari sebelumnya.
Mendengar telah bersyahadatnya Umar, jelas hal tersebut membuat gentar para kaum kafir Quraisy. Bagaimana tidak, Umar bin Khattab adalah seorang pemuda gagah, cerdas, ahli kelahi dan memiliki kekuasaan yang amat berpengaruh di kota Makkah.
Bahkan suatu ketika pada awal Islam, nabi Muhammad sampai memanjatkan do'a, "Allahumma a’izzal Islam bi Umar wa Abu Jahal"  (Ya Allah, agungkanlah Islam dengan [Islamnya] Umar bin Khattab dan Abu Jahal). Akan tetapi, Allah hanya kabulkan satu diantaranya, yaitu dengan hanya bersyahadatnya Umar bin Khattab.
Betapa luar biasanya Umar yang mampu membangun karakter yang kuat hingga para musuh-musuhnya takut kepadanya. Jangankan manusia, setanpun memilih mencari jalan lain ketika berpapasan dengannya.
Akan tetapi, pada kesempatan kali ini kita tidak akan bahas sahabat Umar dari sisi itu. Saya akan sampaikan satu kisah yang membuat Umar ketika beliau menjadi seorang Khalifah sukses dan mampu membangun perdaban Islam yang luar biasa megah, kuncinya adalah beliau tidak pernah tanggalkan perjuangan dari para pendahulunya : Nabi Muhammad dan Khalifah Abu Bakar.
Sejarah mencatat bagaimana kegemilangan kepemimpinan Islam ditangan Khalifah Umar, menjadi Khalifah selama lebih kurang 10 tahun, salah satu capaiannya adalah melebarkan teritori kepemimpinan Islam sampai ke 18 negara jika kita konversikan ke era sekarang ini. Islam berhasil memperluas pengaruhnya ke wilayah-wilayah di luar Jazirah Arab melalui berbagai penaklukan yang dilakukan oleh pasukan-pasukan Muslim di bawah komando Khalifah Umar.
Dengan menaklukkan dua kekuatan besar kala itu, Romawi dan Persia. Ada satu tantangan baru yang kemudian dihadapi kekhalifahan, yaitu munculnya masyarakat multikultural dengan jumlah besar dan kekayaan yang amat melimpah ruah.
Kegemilangan tersebut justru menimbulkan keresahan pada sang Khalifah, satu ketika ia termenung lama, "Apakah ini sebuah kebaikan, atau justru musibah? Jika ini kebaikan, kenapa belum pernah terjadi di masa sebelumnya? Kalau ini musibah, apakah Allah hendak pisahkan aku dari para pendahulu?" hal itu yang terus terngiang di kepalanya atas fenomena-fenomena yang dijumpai di masa kekhalifahannya. Tentu hal ini belum pernah dijumpai di era kepemimpinan sebelumnya.
Maka ia mulai mengkomparasikan dengan apa yang telah ditempuh para pemimpin sebelumnya, bagaimana Nabi Muhammad Saw dan khalifah pertama, Abu Bakr memimpin. Beliau takut jangan-jangan kepemimpinannya sudah melenceng jauh dari narasi perjuangan yang sudah dibangun generasi awal, yang tentunya sesuai dengan kaidah Al-Qur'an dan Ash-Sunnah.
Ini adalah resah dari seorang pemimpin yang tidak pernah selesai belajar. Ia selalu menjadikan masa lampau sebagai referensi dalam menentukan langkah dan sikap baru yang akan ditempuh. Ia terus berpikir dan berpikir, mencari benang merah dari setiap kejadian yang ia lalui. Beliau semasa hidupnya telah membersamai Nabi Muhammad selama 18 tahun dan Abu Bakr selama 2,5 tahun, menjadi waktu yang sangat cukup untuk belajar dari kedua pemimpin hebat itu.
Walaupun zaman yang beliau hadapi terlalu jauh berbeda dari sebelumnya, tetapi beliau memiliki sumber pembelajaran lapangan selama 20an tahun dan itu sangat memadai untuk membantu beliau meletakkan dasar-dasar negara baru di Madinah. Beliau letakkan dasar-dasar pemerintahan, perekonomian, membangun basis militer yang kuat, melahirkan futuhat-futuhat (pembebas) yang puncaknya adalah pembebasan masjid Al Aqsa.
Itulah mengapa, Rasulullah SAW dan Abu Bakar bersama Umar Bin Khattab selalu diletakkan sebagai founding fathers dari sebuah negara, bernama Madinah. Satu waktu sang pendiri negara itu berpesan kepada siapapun yang kelak akan melanjutkan perjuangan ini : “Ta’allamu Qobla An Tasuuduu: Belajarlah sebelum kalian memimpin.”
Epilog
Maka kawan, jika saat ini kita keluhkan bagaimana agama ini terseok-seok, tercampakkan sampai serendah-rendahnya, intisari-intisari ajaran Islam ditertawakan, problematika keumatan kian pelik, memutar otak mencari jalan keluar tapi buntu bisa jadi karena kita terputus dari narasi perjuangan para pendahulu kita.
Kita telah disaksiskan betapa gemilangnya seorang Muhammad saw, Abu Bakr, Umar Bin Khattab, Khalid bin Walid, Shollahudin Al Ayyubi, Muhamad Al Fatih dsb, jika ingin kembali kepada masa kejayaan itu konsekuensi logis yang harus ditempuh adalah mencontoh habis-habisan bagaimana beliau-beliau merintis langkah kepemimpinan. Maka saya ingatkan kembali, meminjam istilah yang selalu digaungkan Soekarno pada para generasi penerus; jangan pernah meninggalkan sejarah.
Wallahua'lam bish showab.
Tidak lupa, mengucapkan Dirgahayu Republik Indonesia ke 77. Pulih Lebih Cepat, Bangkit Lebih Kuat.
52 notes · View notes
alfinsyahrin · 8 months
Text
Kyai Menipu Setan
Beliau KH. Bisri Musthofa atau lebih akrabnya dipanggil Mbah Bisri. Beliau adalah ayah dari ulama serta budayawan era kini yaitu KH. Mustofa Bisri atau dikenal dengan sebutan Gus Mus. Mbah Bisri kecil sudah terbiasa dilatih dengan keilmuan agama oleh kedua orangtuanya. Beberapa pesantren di nusantara sudah ia singgahi untuk memperluas ilmu agamanya. Bahkan untuk memperdalam ilmunya beliau juga belajar ke ulama-ulama Jazirah Arab, diantaranya Syekh Alwi al-Maliki, Syekh Hamdani al-Maghrobi, Sayyid Amin dan ulama lainnya. Semangat mencari ilmu di masa mudanya itu yang membuatnya menjadi salah satu ulama yang berpengaruh di Nusantara.
Selain memiliki ilmu keislaman yang tinggi beliau juga seorang yang sangat produktif baik dalam dakwah dan ceramah terlebih dalam bidang menulis dan mengarang. Sekitar 176 kitab dan karya tulis sudah ia buat. mulai dari Tafsir Al-Qur’an sampai novel Jawa dengan judul “Qohar lan Salikah”. Dalam bidang tafsir salah satu karya besarnya adalah Tafsir al-Ibriz. Adalah kitab tafsir yang berbeda dengan yang lainnya, kitab ini sangat erat ke-jawa-annya karena di dalamnya Al-Qur’an ditafsiri dengan bahasa jawa serta lengkap dengan ma’na jawa pegon ala pesantren di Pulau Jawa.
Suatu ketika Mbah Bisri kedatangan tamu KH. Ali Maksum Krapyak. Kedua ulama itu pun berbincang tentang dunia tulis-menulis. “Lak soal ilmu, aku ya ndak kalah Ngalim dari sampeyan Gus, bahkan mungkin aku lebih tinggi dari sampeyan. Tapi aku ya heran kenapa sampeyan itu lebih produktif dalam bidang menulis daripada saya. Saya kalo ngarang kitab iku ndak sampai setengah wes macet, kadang ya cuma sepertiga ya wes mandek.”
Jawab Mbah Bisri “ya nggih… paling sampeyan lak ngarang utawa nulis iku diniati Lillahi Ta’ala..” sambil tertawa ringan. 
“Loh kan bener to Gus, ngarang kitab itu kan ibadah dadi kudu diniati seng sae-sae kudu Lillahi Ta’alaa.”
kemudian Mbah Bisri membalas lagi “Nak kulo mboten, kulo lak ngarang kitab iku tak niati nyambut gawe (bekerja). Dadi aku kudu niru tukang jahit. Tukang jahit meskipun ada tamu utowo pelanggan, dia akan tetap menjahit sembari melayani tamunya tersebut, soale kalau tukang jahit itu ndak njahit pawone (dapurnya) orah bakal murup (hidup)”
lanjut Mbah Bisri “Dan lagi kalau dari awal sampeyan sudah diniati yang baik-baik, yang mulia-mulia, nanti setan yang akan menggoda sampeyan itu setan kelas kakap, bongso setan seng gedi-gedi. Tapi kalau di awalnya diniati biasa-biasa saja kan setan yang menggoda juga setan biasa-biasa. Nanti kalau sudah rampung dan mau diterbitkan baru ganti niat. Kudu niat seng Lillahi Ta'ala dan ikhlas Linasyril ‘ilmi (menyebarkan ilmu) Setan perlu kita tipu.”
Author : M. Alfin sy.
4 notes · View notes
arifaizin · 1 year
Text
Ringkasan Kitab Nawaqidul Islam - HSI Abdullah Roy
Tumblr media
Penulis kitab ini adalah Syaikhul Islam Muhammad bin Abdul Wahab bin Sulaiman At Tamimi yang lahir pada tahun 1115 H di Uyainah, sebuah daerah di Jazirah Arab.
Nawaqid artinya adalah pembatal-pembatal. Jamak dari Naqidun yang artinya pembatal atau perusak.
Keislaman tersebut bisa batal apabila melakukan satu diantara Nawaqidul Islam. Dan pembatal-pembatal keislaman ada yang berupa ucapan, keyakinan di dalam hati, dan perbuatan anggota badan.
Diantara pembatal keislaman, ada yang berupa keyakinan, seperti:
• Meyakini bahwa ada illah (sesembahan) selain Allah
• Meyakini bahwa hukum selain hukum Allah adalah lebih baik daripada hukum Allah
• Meyakini bahwa shalat lima waktu tidak wajib
• Meyakini kehalalan sesuatu yang jelas diharamkan di dalam agama Islam, seperti zina, homoseks, minuman keras, dan lain-lain.
Pembatal keislaman ada yang berupa perbuatan anggota badan, seperti:
• Bersujud kepada selain Allah
• Menyembah untuk selain Allah
• Dan lain-lain
Mengetahui Nawaqidul Islam (pembatal-pembatal keislaman) merupakan perkara yang sangat penting, karena seseorang harus mengetahui kebaikan untuk diamalkan dan mengetahui kejelekan supaya bisa terhindar dari kejelekan tersebut.
Hudzaifah Ibnu Yaman, seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
كان أصحابُ النَّبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يَسأَلُونَه عن الخَيرِ، وكُنتُ أسأَلُه عن الشَّرِمَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي
“Dahulu, para sahabat Rasulullah Shallallāhu ‘alaihi wa sallam, mereka bertanya kepada Beliau tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya kepada Beliau tentang kejelekan, karena aku takut terjerumus ke dalam kejelekan tersebut.” [Muttafaqun’ Alaihi]
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,
والجهل داء قاتل وشفاؤه أمران في التركيب متفقان نص من القرآن أو من سنة وطبيب ذاك العالم الرباني
“Kebodohan adalah penyakit yang mematikan dan obatnya adalah dua hal yang digabung menjadi satu, yaitu nash dari Al Qur’an atau dari As Sunnah dan dokternya ada seorang ‘alim robbani.”
Allah berkata,
(وَلَا تَقُولُوا۟ لِمَا تَصِفُ أَلۡسِنَتُكُمُ ٱلۡكَذِبَ هَـٰذَا حَلَـٰلࣱ وَهَـٰذَا حَرَامࣱ لِّتَفۡتَرُوا۟ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَۚ إِنَّ ٱلَّذِینَ یَفۡتَرُونَ عَلَى ٱللَّهِ ٱلۡكَذِبَ لَا یُفۡلِحُونَ)
[Surat An-Nahl 116]
“Janganlah kalian mengatakan dengan lisan-lisan kalian, ini adalah halal, ini adalah haram, untuk berdusta atas nama Allah. Orang-orang yang berdusta atas nama Allah, maka dia tidak akan beruntung.”
Di sana ada dua kelompok yang tersesat di dalam masalah ini.
1. Kelompok yang berlebih-lebihan, hingga mengatakan bahwasanya ini adalah sesuatu yang kufur, padahal Allah tidak mengatakan itu adalah sebuah kekufuran. Seperti orang-orang Khawarij yang berkeyakinan bahwa orang yang melakukan dosa besar, dia keluar dari Islam.
2. Orang-orang yang berlebihan, sehingga mengatakan bahwa ini sesuatu yang tidak kufur, padahal Allah telah menjelaskan bahwa itu adalah kekufuran. Seperti orang-orang Murji’ah, yang mereka menganggap bahwasanya keimanan cukup dengan keyakinan di dalam hati. Seandainya seseorang mengucapkan ucapan yang kufur atau melakukan amalan yang kufur, yang penting hatinya mengenal dan meyakini Allah, maka dia tidak keluar dari agama Islam.
Ahlussunnah wal Jama’ah bukan termasuk Khawarij dan juga bukan termasuk Murji’ah. Mereka berada di pertengahan.
Diantara kaidah yang disebutkan oleh ulama Ahlussunnah wal Jama’ah di dalam masalah pembatal keislaman adalah:
• Terkadang seseorang mengucapkan ucapan yang kufur atau melakukan amalan yang kufur akan tetapi tidak dihukumi sebagai orang yang kafir, karena di sana ada syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika seseorang dihukumi sebagai orang yang kafir. Diantaranya: Baligh, berakal, tidak dipaksa.
Beliau mengatakan, “Ketahuilah sesungguhnya termasuk Nawaqidhul Islam (pembatal-pembatal keislaman) yang paling besar ada 10″
i’lam (آعلم) artinya adalah ketahuilah.
Dan kalimat ini digunakan oleh orang arab untuk memberi tahu bahwasanya apa yang akan dia katakan adalah sesuatu yang penting.
1. Menyekutukan di dalam beribadah kepada Allah.
Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla ketika menyebutkan tentang 10 hak di dalam surat An Nisa, hak yang pertama yang disebutkan adalah hak Allah sebelum hak yang lain.
Allah berfirman,
وَٱعۡبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشۡرِكُوا۟ بِهِۦ شَیۡـࣰٔاۖ وَبِٱلۡوا⁠لِدَیۡنِ إِحۡسَـٰنࣰا وَبِذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡیَتَـٰمَىٰ وَٱلۡمَسَـٰكِینِ وَٱلۡجَارِ ذِی ٱلۡقُرۡبَىٰ وَٱلۡجَارِ ٱلۡجُنُبِ وَٱلصَّاحِبِ بِٱلۡجَنۢبِ وَٱبۡنِ ٱلسَّبِیلِ وَمَا مَلَكَتۡ أَیۡمَـٰنُكُمۡۗ
[Surat An-Nisa’ 36]
“Dan sembahlah Allah, dan janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, tetangga yang jauh, teman, ibnu sabil, dan hamba sahaya yang kalian miliki.”
Ibadah adalah:
اسْمٌ جَامِعٌ لِكُلِّ مَا يُحِبُّهُ اللَّهُ وَيَرْضَاهُ مِنْ الْأَقْوَالِ وَالْأَفعَالِ الظَّاهِرَةِ وَالبَاطِنَةِ
“Seluruh perkara yang dicintai dan diridhoi oleh Allah, baik berupa ucapan maupun perbuatan yang dhohir maupun yang batin.”
Kemudian Syeikh menyebutkan dalil bahwa kesyirikan adalah pembatal keislaman, yaitu firman Allah,
إِنَّ ٱللَّهَ لَا یَغۡفِرُ أَن یُشۡرَكَ بِهِۦ وَیَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَن یَشَاۤءُۚ ⁠
[Surat An-Nisa’ 48 dan 116]
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan mengampuni dosa yang di bawah syirik bagi siapa yang dikehendaki.”
2. Barangsiapa yang menjadikan antara dia dan Allah perantara-perantara, berdo’a kepada mereka, meminta kepada mereka syafa’at, dan bertawakal kepada mereka, maka dia telah kufur, dengan kesepakatan para ulama.
Maksudnya adalah di dalam ibadah, menjadikan makhluk, baik itu seorang Nabi, malaikat, atau orang yang shalih, sebagai perantara di dalam ibadahnya kepada Allah agar mendekatkan dia kepada Allah. Atau menjadikan dia sebagai syufa’a (orang-orang yang memberikan syafa’at baginya di sisi Allah) dan bertawakal kepada perantara tersebut, maka ini adalah perbuatan yang diharamkan, termasuk kesyirikan, karena berdo’a dan bertawakal adalah ibadah yang tidak boleh diserahkan kepada selain Allah.
Dalil yang menunjukkan bahwa do’a adalah ibadah, firman Allah,
(وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدۡعُونِیۤ أَسۡتَجِبۡ لَكُمۡۚ إِنَّ ٱلَّذِینَ یَسۡتَكۡبِرُونَ عَنۡ عِبَادَتِی سَیَدۡخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِینَ)
[Surat Ghafir 60]
“Dan Rabb kalian berkata, ‘Berdo’alah kalian kepada-Ku niscaya aku akan mengabulkan untuk kalian.’ Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku, niscaya mereka akan masuk ke dalam neraka Jahannam dalam keadaan hina.”
Ayat ini menunjukkan bahwa do’a adalah ibadah, dari dua sisi:
1. Allah memerintahkan kita untuk berdo’a kepada-Nya. Berarti Allah mencintai do’a. Dan ini menunjukkan bahwa do’a adalah ibadah.
2. Allah menamakan do’a dengan ibadah. Karena setelah Allah mengatakan, ‘Berdo’alah kalian kepada-Ku’ Allah berkata setelahnya, ‘Sesungguhnya orang-orang yang sombong dari beribadah kepada-Ku’.
Orang-orang yang shalih, mereka sudah meninggal dunia. Menolong diri mereka sendiri saja mereka tidak mampu, lalu bagaimana mereka bisa menolong orang lain?
Memohonkan ampun untuk diri sendiri sudah tidak bisa, lalu bagaimana mereka memohonkan ampunan untuk orang lain?
Ternyata Umar radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu meminta do’a dari Abbas yang masih hidup saat itu dan tidak meminta do’a dari Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Apabila seseorang mengatakan, kita memerlukan perantara kepada Allah sebagaimana kita memerlukan perantara ketika akan berbicara dengan presiden, maka dia telah menyamakan Allah dengan makhluk.
Diantara mereka ada yang beralasan bahwa kita adalah hamba yang berdosa dan banyak maksiat. Apabila kita berdo’a sendiri maka Allah tidak mengabulkan dan kita tidak diampuni dosanya sehingga kita harus punya perantara.
Maka kita katakan, selama kita mau berdo’a kepada Allah dan masih mengharap kepada Allah, justru itu adalah sebab kita mendapatkan ampunan dari Allah.
Dalam hadits yang lain ketika Beliau ditanya oleh Abu Huroiroh,
من أسعدُ النَّاسِ بشفاعتِك يومَ القيامة؟
“Siapakah orang yang paling gembira mendapatkan syafa’atmu di hari kiamat?”
Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengatakan,
مَن قَالَ لا إلهَ إلَّا اللَّهُ خَالِصًا مِن قَلبِهِ
“Orang yang mengatakan لا إلهَ إلَّا اللَّه ikhlas dari hatinya.” [HR Al Imam Al Bukhari]
3. “Barangsiapa yang tidak mengkafirkan orang-orang musyrikin atau dia ragu tentang kekufuran mereka atau membenarkan madzhab mereka, maka dia telah kafir dengan ijma’ para ulama.”
Tidak boleh ada satupun kabar yang datang dari Allah dan Rasul-Nya didustakan oleh seorang muslim. Barangsiapa yang mendustakan apa yang datang dari Allah dan juga Rasul-Nya berupa kabar dan juga berita, maka dia telah keluar dari agama Islam.
Dan diantara kabar yang datang dari Allah dan juga Rasul-Nya adalah kekafiran orang-orang yang kafir. Di dalam Al Qur’an Allah mengkafirkan orang-orang musyrikin, ahlul kitab baik Yahudi maupun Nasrani, dan orang-orang munafikin. Kewajiban kita adalah meyakini kekafiran mereka.
Ketika Allah mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir, maka tidak boleh seorang muslim mengatakan bahwa ahlul kitab sama dengan kaum muslimin.
Diantara bentuk kekafiran ahlul kitab adalah membeda-bedakan diantara para Rasul Allah. Beriman kepada sebagian Rasul dan mendustakan Rasul yang lain.
Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلَا نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Tidaklah mendengar tentang kedatanganku salah seorang diantara umat ini, baik seorang Yahudi maupun Nasrani kemudian dia meninggal dunia dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia adalah termasuk penduduk neraka.” [HR Muslim]
Allah juga mengabarkan tentang kekafiran orang-orang munafik, di dalam firman-Nya,
وَلَقَدۡ قَالُوا۟ كَلِمَةَ ٱلۡكُفۡرِ وَكَفَرُوا۟ بَعۡدَ إِسۡلَـٰمِهِمۡ
[Surat At-Tawbah 74]
“Dan sungguh mereka (orang-orang munafik) telah mengucapkan ucapan yang kufur, dan mereka kafir setelah keislaman mereka.”
"Barangsiapa yang meragukan kekafiran orang-orang musyrikin”, mengatakan dengan hatinya ‘mungkin mereka kafir dan mungkin mereka muslim. Atau membenarkan madzhab mereka, maka dia telah kafir dengan ijma."
Ada hal yang boleh kita lakukan terkait orang-orang yang kafir dan ada hal yang tidak boleh kita lakukan terkait dengan mereka.
Diantara yang boleh dilakukan:
1. Berbuat baik kepada orang-orang kafir.
2. Berbuat adil kepada mereka.
3. Jual beli dengan mereka.
4. Boleh berhutang.
5. Boleh membuat perjanjian damai.
Allah membolehkan kita untuk berbuat baik kepada mereka selama mereka:
1. Tidak memerangi kita di dalam agama kita
2. Tidak mengeluarkan kita dari daerah kita
Diantara yang tidak boleh kita lakukan adalah:
1. Mendzolimi orang-orang kafir
2. Mewarisi harta mereka
3. Menguburkan mereka di pekuburan kaum muslimin
4. Mendahului mengucapkan salam kepada mereka
5. Mengucapkan selamat atas hari raya mereka
6. Menyerupai mereka
7. Mentaati mereka dalam kekafiran atau kemaksiatan
4. “Barangsiapa yang meyakini bahwa selain petunjuk Nabi lebih sempurna daripada petunjuk Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam, atau meyakini bahwa selain hukum Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam lebih baik daripada hukum Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam, seperti orang-orang yang mengutamakan hukum thaghut di atas hukum Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam, maka dia telah kafir.”
Allah yang lebih mengetahui apa yang maslahat bagi kita dan apa yang mudhorot bagi kita.
Hukum thaghut adalah hukum-hukum yang dibuat oleh manusia. Kalau diyakini itu sama dengan hukum Allah atau lebih baik daripada hukum Allah, maka pelakunya keluar dari agama Islam. Tapi kalau dia berhukum dengan hukum tersebut karena sebab dunia, seperti harta dan jabatan, namun di dalam hatinya meyakini hukum Allah lebih baik, maka dia fasik, tidak keluar dari agama Islam.
5. “Barangsiapa yang membenci sesuatu diantara yang dibawa Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam meskipun dia mengamalkannya, maka dia telah kufur dengan ijma’. Dalilnya adalah firman Allah yang artinya ‘Yang demikian karena mereka membenci apa yang diturunkan oleh Allah, maka Allah membatalkan amalan-amalan mereka.’”
Ucapan beliau شَيْئًا artinya ‘sesuatu’, tidak harus membenci semuanya.
Orang-orang munafik di zaman Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam terkadang mereka berjihad, sholat lima waktu berjamaah di masjid, berinfak, tetapi mereka membenci semuanya itu di dalam hati mereka. Secara umum mereka membenci syari’at Islam.
Allah mengatakan,
(وَمَا مَنَعَهُمۡ أَن تُقۡبَلَ مِنۡهُمۡ نَفَقَـٰتُهُمۡ إِلَّاۤ أَنَّهُمۡ كَفَرُوا۟ بِٱللَّهِ وَبِرَسُولِهِۦ وَلَا یَأۡتُونَ ٱلصَّلَوٰةَ إِلَّا وَهُمۡ كُسَالَىٰ وَلَا یُنفِقُونَ إِلَّا وَهُمۡ كَـٰرِهُونَ)
[Surat At-Tawbah 54]
“Dan tidaklah mencegah dari menerima shodaqoh-shodaqoh mereka (orang-orang munafik) kecuali karena mereka kufur kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan mereka tidak melakukan sholat kecuali dalam keadaan malas dan mereka tidak berinfak/bershodaqoh kecuali dalam keadaan benci dengan shodaqoh tersebut.
Dan dalil yang menunjukkan kekufuran orang yang membenci apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah firman Allah,
(وَٱلَّذِینَ كَفَرُوا۟ فَتَعۡسࣰا لَّهُمۡ وَأَضَلَّ أَعۡمَـٰلَهُمۡ ۝ ذَ ⁠لِكَ بِأَنَّهُمۡ كَرِهُوا۟ مَاۤ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحۡبَطَ أَعۡمَـٰلَهُمۡ)
[Surat Muhammad 8 – 9]
“Dan orang-orang kafir, maka kecelakaan bagi mereka dan Allah membatalkan amalan mereka. Yang demikian, karena mereka membenci apa yang Allah turunkan. Maka Allah pun menghapuskan seluruh amalan mereka.”
Dalam sebuah hadits dari Umar bin Khatab radhiyallāhu Ta’āla ‘anhu, ada seorang laki-laki di zaman Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam bernama Abdullah. Gelarnya Himar (حِمَار). Dahulu sering menghibur Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan Nabi dahulu mencambuk beliau dengan sebab minum minuman keras.
Suatu saat laki-laki tersebut didatangkan dan diperintahkan untuk dicambuk karena minum minuman keras. Kemudian ada seseorang yang berkata, “Ya Allah, laknatlah dia. Betapa sering dia dibawa ke sini.” Maka Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam mengatakan, “Janganlah kalian melaknat laki-laki ini. Demi Allah, aku tidak mengetahui kecuali dia adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya.” [HR Bukhari dan Muslim].
Ini menunjukkan bahwa kemaksiatan tidak menunjukkan kebencian kepada Allah dan Rasul-Nya.
Allah berfirman,
( لَاۤ أُقۡسِمُ بِیَوۡمِ ٱلۡقِیَـٰمَةِ ۝ وَلَاۤ أُقۡسِمُ بِٱلنَّفۡسِ ٱللَّوَّامَةِ)
[Surat Al-Qiyamah 1 – 2]
“Aku bersumpah dengan hari kiamat. Dan aku bersumpah demi jiwa yang selalu mencela (dirinya sendiri).
Maksudnya adalah jiwa yang ketika dia melakukan kemaksiatan, dia mencela dirinya sendiri.
Kita harus membedakan antara الكُرهُ الإِعتِقَادِي, kebencian yang merupakan keyakinan. Dia membenci syari’at Allah baik syari’at tersebut berat atau tidak. Dan inilah yang merupakan kekufuran.
Dan الكُرهُ الطَّبِيعِي kebencian yang merupakan tabiat manusia, seperti kebencian karena beratnya syari’at tersebut bagi dirinya, disertai keyakinan bahwa syari’at Allah itulah yang benar. Di dalamnya ada kebaikan dan harus diikuti, seperti berat bagi seseorang berperang karena harus menahan sakit ketika terluka, berpisah dengan keluarga, dll. Seperti beratnya seseorang ketika berwudhu di waktu yang dingin. Maka kebencian seperti ini adalah tabiat manusia, bukan merupakan kekufuran.
6. “Barangsiapa yang mengejek sesuatu dari agama Allah atau pahala-Nya atau siksaan-Nya, sungguh dia telah kufur.
Dalilnya firman Allah yang artinya: Katakanlah, apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, Rasul-Rasul-Nya, kalian mengejek? Janganlah minta udzur, sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.”
Beliau berkata setelahnya, أَوْ ثَوَابِهِ، أَوْ عِقَابِهِ atau mengejek pahala Allah atau siksaan-Nya, seperti mengejek surga dan kenikmatan di dalamnya, dan mengolok-olok neraka dan berbagai siksaan di dalamnya.
Barangsiapa yang menyifati Allah dengan kekurangan, sungguh dia telah merendahkan Allah. Seperti orang-orang yang meyakini bahwa Allah memiliki anak. Sebagaimana keyakinan orang-orang musyrikin dan ahlul kitab.
“Orang-orang Yahudi mengatakan ‘Uzair adalah anak Allah dan orang-orang Nasrani mengatakan Isa Al Masih adalah anak Allah.” [Surat At-Tawbah 30]
Diantara contoh merendahkan Allah, apa yang diucapkan orang-orang Yahudi ketika mereka menyifati Allah dengan kefakiran. Mereka menyifati bahwa tangan Allah terbelenggu.
Seseorang yang di dalam hatinya ada keimanan, dia akan menghormati ayat-ayat Allah.
Ayat-ayat Allah ada dua:
1. Ayat-ayat kauniyah, yaitu tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di alam semesta ini.
2. Ayat-ayat sam’iyyah. yaitu tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di dalam kitab-Nya, seperti yang ada di dalam Al Qur’an.
Dalil bahwasanya orang yang mengejek agama Allah dan apa yang berkaitan dengannya menjadi kafir adalah firman Allah,
قُلْ أَبِاللهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِؤُونَ لاَ تَعْتَذِرُواْ قَدْ كَفَرْتُم بَعْدَ إِيمَانِكُمْ
“Katakanlah wahai Muhammad, apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya, dan Rasul-Nya, kalian mengejek-ejek? Janganlah kalian minta udzur. Sungguh kalian telah kufur setelah keimanan kalian.” [At Taubah 65-66]
Allah mengatakan, كَفَرْتُم (kalian telah kufur).
Padahal saat itu yang mengucapkan ucapan ejekan hanyalah satu orang. Yang demikian karena orang-orang yang mendengar saat itu ridho terhadap ejekan tersebut, meskipun mereka tidak mengucapkan.
“Dan sungguh telah Allah turunkan kepada kalian di dalam Al Qur’an, apabila kalian mendengar ayat-ayat Allah dikufuri dan diejek, maka janganlah kalian duduk bersama mereka sampai mereka berbicara tentang pembicaraan lain. Sesungguhnya kalau kalian demikian, maka kalian semisal dengan mereka. Sesungguhnya Allah mengumpulkan orang-orang munafik dan orang-orang kafir di dalam Jahannam, semuanya.”
[Surat An-Nisa’ 140]
Dan perlu diketahui bahwa mengejek terkadang dengan lisan, terkadang dengan tulisan, bahkan bisa dengan isyarat, seperti isyarat mata atau tangan.
7. “Yang ke tujuh adalah sihir. Dan diantara macamnya, Ash Shorfu dan Al ‘Athfu. Barangsiapa yang mengerjakannya atau ridho dengan sihir, maka dia telah kufur, keluar dari Islam. Dalilnya adalah firman Allah yang artinya ‘Dan tidaklah keduanya mengajarkan sihir kepada seseorang sampai keduanya berkata sesungguhnya kami adalah ujian, maka janganlah engkau kufur.’ [Al Baqarah 102]”
السِّحْرُ
di dalam Bahasa Arab adalah segala hal yang samar sebabnya.
Sihir yang dilarang ada dua jenis:
1. Sihir hakiki
Yaitu sihir yang benar-benar, maksudnya sihir yang memudhoroti orang lain, membuat sakit, membunuh, sihir yang menjadikan kecintaan menjadi sebuah kebencian, dan sebaliknya.
2. Sihir takhyili, yaitu sihir yang hanya sekedar hayalan, menjadikan penglihatan orang lain melihat sesuatu yang tidak sebenarnya, seperti yang terjadi di zaman Nabi Musa ‘alaihissalam ketika Fir’aun mengumpulkan tukang sihir-tukang sihir di Mesir untuk melawan Nabi Musa ‘alaihissalam. Mereka menggunakan sihir takhyili, menyihir mata-mata manusia sehingga melihat tali-tali yang mereka lempar seakan-akan itu adalah ular.
Ini berbeda dengan mukjizat Nabi Musa ‘alaihissalam dimana Allah benar-benar menjadikan tongkat Nabi Musa, ular yang hidup yang bergerak yang memakan tali-tali yang dilempar
Kedua jenis sihir ini diharamkan di dalam agama Islam dan sihir memiliki macam-macam yang banyak, diantaranya kata beliau adalah As Shorfu dan Al ‘Athfu.
Ash Shorfu artinya adalah memalingkan. Maksudnya memalingkan rasa cinta menjadi rasa benci. Misalnya seorang suami yang mencintai istrinya berubah menjadi kebencian dengan sebab sihir ini.
Al ‘Athfu artinya adalah cinta. Sihir ini menjadikan seseorang yang awalnya membenci akhirnya menjadi mencintai.
Orang-orang Yahudi meyakini bahwa Sulaiman bisa menundukkan jin dengan sihir sebagaimana tukang sihir-tukang sihir. Padahal tidak demikian. Allah telah menjadikan jin dan syaithan tunduk kepada Nabi Sulaiman ‘alaihissalam, sehingga mereka pun menurut ketika diperintah oleh Nabi Sulaiman.
Adapun tukang sihir-tukang sihir, maka mereka menundukkan jin dengan mantra-mantra yang isinya adalah kekufuran kepada Allah. Apabila diucapkan oleh seorang tukang sihir, maka syaithan akan ridho karena syaithan sangat senang dengan kekufuran. Apabila dia ridho, maka dengan senang hati dia dan pasukannya membantu apa yang diinginkan oleh tukang sihir, berupa santet dll.
Hukuman bagi tukang sihir adalah dibunuh, dan yang menegakkan hukuman adalah hak pemerintah yang sah, bukan dilakukan secara individu.
Mereka mempelajari sihir yang tidak memudhoroti mereka & tidak memberikan manfaat kepada mereka. [Surat Al-Baqarah 102]
Menunjukkan kepada kita bahwasanya orang yang melakukan sihir nanti diakherat tidak memiliki bagian artinya tidak memiliki kenikmatan.
8. “Yang ke delapan: menolong orang-orang musyrikin dan membantu mereka di dalam memerangi kaum muslimin. Dalilnya adalah firman Allah yang artinya ‘Dan barangsiapa yang menolong mereka maka sesungguhnya dia termasuk mereka. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.’ [Al Maidah : 51]”
Adapun orang yang membantu orang-orang musyrikin dan orang-orang kafir dalam memerangi kaum muslimin tetapi bukan karena cinta dengan agama orang-orang kafir tersebut dan bukan karena senang apabila agama orang-orang kafir lebih nampak dari agama kaum muslimin, contohnya dia menolong karena keinginan duniawi seperti jabatan, harta, wanita, dll, maka orang yang demikian telah melakukan dosa besar tetapi tidak sampai keluar dari agama Islam. Ini termasuk kefasikan.
9. “Yang ke sembilan, barangsiapa yang meyakini bahwa sebagian manusia tidak wajib mengikuti Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan bahwa dia boleh keluar dari syari’at Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam sebagaimana Nabi Khadhir keluar dari syari’at Nabi Musa ‘alaihissalam, maka dia kafir.”
Dan ini adalah keistimewaan Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam. Adapun para Nabi sebelumnya, maka mereka diutus untuk kaumnya saja.
Nabi Musa ‘alaihissalam diutus kepada Bani Israil. Nabi Isa ‘alaihissalam diutus kepada Bani Israil. Nabi Shalih ‘alaihissalam diutus kepada Tsamud. Nabi Hud kepada ‘Aad. Nabi Syu’aib diutus kepada Madyan. Nabi Nuh diutus kepada kaumnya.
Kemudian Rasulullah berkata,
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ أَنَّ مُوسَى كَانَ حَيًّا مَا وَسِعَهُ إِلَّا أَنْ يَتَّبِعَنِي
“Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, seandainya Musa ‘alaihissalam sekarang ini hidup, niscaya dia tidak boleh kecuali harus mengikuti diriku.” [HR Imam Ahmad dan dihasankan oleh Syeikh Al Albani Rahimahullah]
Risalah Nabi shallallāhu ‘alaihi wa sallam adalah umum untuk seluruh manusia dan jin.
Setelah ini semua, apabila ada seseorang di zaman sekarang meyakini bahwa sebagian manusia boleh untuk tidak mengikuti Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam, boleh untuk tidak beriman dengan Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam, boleh untuk keluar dari syari’at Beliau shallallāhu ‘alaihi wa sallam, maka dia telah keluar dari agama Islam.
Kenapa demikian?
Karena dia telah mendustakan kabar Allah dan karena dia telah mendustakan kabar Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam.
Masuk di dalam golongan ini sebagian manusia yang mengaku telah mencapai derajat tertentu di dalam agama, maka dia sudah tidak terikat dengan perintah dan larangan, boleh baginya tidak sholat lima waktu, tidak puasa Ramadhan, meminum minuman keras, berzina, dll. Dan mereka mengatakan bahwasanya syari’at hanyalah untuk orang-orang yang memiliki derajat yang rendah di dalam agama.
Barangsiapa yang meyakini keyakinan ini, maka dia telah keluar dari agama Islam.
Mereka beralasan “Sebagaimana Nabi Khadhir boleh keluar dari syari’at Nabi Musa.”
Maka kita katakan ini adalah sebuah alasan yang tidak benar dan alasan yang bathil, karena Nabi Khadhir ‘alaihissalam bukan termasuk Bani Israil. Sedangkan Nabi Musa ‘alaihissalam hanya diutus kepada Bani Israil.
10. “Yang ke sepuluh adalah berpaling dari agama Allah. Tidak mau mempelajarinya dan tidak mau mengamalkannya. Dalilnya adalah firman Allah yang artinya “Dan siapa yang lebih dzalim daripada orang-orang yang diingatkan dengan ayat-ayat Rabb-nya kemudian dia berpaling dari ayat-ayat Allah. Sesungguhnya kami akan mengadzab orang-orang yang mujrimin.” [As Sajdah 22]”
Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah.
Maka dia harus mengetahui makna ibadah, macam-macamnya, supaya dia menyerahkan seluruh ibadah tadi hanya kepada Allah.
Dan juga harus mempelajari macam-macam kesyirikan, supaya tidak terjerumus ke dalam kesyirikan yang merupakan perkara yang bertentangan dengan لا إله إلا الله
Dan ilmu yang dimaksud di dalam Al Qur’an dan juga Sunnah adalah ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang diamalkan oleh orang yang memilikinya. Bukan hanya sekedar pengetahuan.
Orang yang berilmu dan dia tidak mengamalkan ilmunya, maka dia seperti orang-orang Yahudi.
Dan orang yang beramal tanpa berdasarkan ilmu, maka ini seperti orang-orang Nasrani.
---
“Tidak ada bedanya di dalam pembatal-pembatal keislaman yang sepuluh ini antara orang yang bercanda, orang yang bersungguh-sungguh, dan orang yang takut, kecuali orang yang dipaksa.”
Telah berlalu penyebutan kisah orang munafik yang mengejek Rasulullah shallallāhu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Dan dia menyebutkan bahwa ejekan dia dilakukan karena permainan saja. Namun ternyata yang demikian tidak bermanfaat dan dia tidak diberikan udzur.
Beliau berkata,
وَكُلُّهَا مِنْ أَعْظَمِ مَا يَكُونُ خَطَرًا، وَأَكْثَرِ مَا يَكُونُ وُقُوعًا،
فَيَنْبَغِي لِلْمُسْلِمِ أَنْ يَحْذَرَهَا وَيَخَافَ مِنْهَا عَلَى نَفْسِهِ
نَعُوذُ بِاللهِ مِنْ مُوجِبَاتِ غَضَبِهِ، وَأَلِيمِ عِقَابِهِ
“Dan semuanya ini termasuk yang paling berbahaya dan paling banyak terjadi. Maka sepantasnya seorang muslim waspada dan takut terjadi atas dirinya sendiri. Kita berlindung kepada Allah dari perkara-perkara yang menyebabkan kemarahan-Nya dan kita berlindung kepada Allah dari pedihnya siksaan-Nya.”
Ini menunjukkan bahwa di sana masih ada perkara-perkara yang lain yang tidak beliau sebutkan di sini.
Dengan demikian kita sudah menyelesaikan kitab yang mulia ini, kitab yang sangat bermanfaat, yaitu Nawaqidul Islam, yang berisi tentang 10 perkara yang paling besar yang bisa membatalkan keislaman seseorang.
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memberikan kita ilmu yang bermanfaat dan menjadikan ilmu yang kita dapatkan adalah ilmu yang diamalkan.
9 notes · View notes
dwimartutiningrum · 1 year
Photo
Tumblr media
The Eternal Love and Guidance
Tentang Islam dan Al-Qur’an yang diturunkan di jazirah Arab.
Jika masyarakat paling jahiliyah saja bisa ‘diobati’ dengan Islam melalui Nabi Muhammad SAW dan Al-Qur’an, bagaimana potesi Islam ‘mengobati’ dunia dan memandu dalam menyelesaikan tanggung jawab dan tugas sebagai manusia? 
Yogyakarta, 9 April 2023
#KRM23
2 notes · View notes
hikmahjalanan · 1 year
Text
Beberapa hari sebelum Ramadhan tiba, ketika mengikuti shalat berjama'ah di masjid deket kosan, sang Imam membaca ayat berikut:
لِاِيۡلٰفِ قُرَيۡشٍۙ
اٖلٰفِهِمۡ رِحۡلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيۡفِ‌ۚ
فَلۡيَـعۡبُدُوۡا رَبَّ هٰذَا الۡبَيۡتِۙ‏
الَّذِىۡۤ اَطۡعَمَهُمۡ مِّنۡ جُوۡعٍ ۙ وَّاٰمَنَهُمۡ مِّنۡ خَوۡفٍ
1. Karena kebiasaan orang-orang Quraisy,
2. (yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas.
3. Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan (pemilik) rumah ini (Ka‘bah),
4. yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari rasa ketakutan.
-Q.S Al-Quraisy
Entah kenapa rasanya ada yang berbeda dari surah Al-Quraisy kala itu. Gue seakan menemukan dan lebih memahami makna baru dari surah yang seringkali gue baca kalau lagi shalat sendirian ini.
Selama ini ketika membaca ataupun mendengar lantunan ayat-ayat Surah Al-Quraisy, ya gue cuma berpikir;
"Oh ini tentang Bani Quraisy yang seharusnya bersyukur sudah di beri berkah Ka'bah sehingga bisa menjadi suku yang besar dan memiliki pengaruh luar biasa di Jazirah Arab."
Sesederhana itu,
Tapi hari itu, gue baru tersadar kalau surah ini bukan hanya tentang Bani Quraisy, tapi juga tentang masing-masing diri kita, terutama diri gue.
Kisah Bani Quraisy yang di angkat dalam Al-Qur'an ini hanyalah secuil contoh, bagaimana dengan mudahnya Allah menetapkan suatu sunnatullaah dan jalan sehingga satu suku yang kecil bisa mendapatkan limpahan keberkahan tanpa mereka sadari dan mereka minta.
Sesuatu yang memang 'given' dari sananya, tapi yang menerima itu which is disni Bani Quraisy ga sadar klo itu given dari Allah tanpa perlu mereka bersusah payah mengupayakannya.
Memiliki Ka'bah sehingga masyarakat Arab berbondong-bondong setiap tahun datang ke Makkah, sehingga makmur lah penduduk Makkah yang di dominasi Bani Quraisy, Rizki dan makanan yang mendatangi mereka secara suka rela.
Memiliki siklus musafir untuk berdagang pads musim dingin dan panas yang terbentuk sejak nenek moyang mereka dan ternyata jadi kebiasaan turun menurunkan hingga terkenal pula mereka sebagai bangsa yang mahir berdagang oleh masyarakat jazirah arab saat itu. Tiada khawatir barang tak laku saat berpergian jauh untuk berdagang, sebab mereka sudah viral seantero Arab akan dagangannya bahkan sebelum berjualan kalau kata manusia modern hari ini.
Semua keberkahan tadi sudah Allah siapkan sejak lama dan diberikan tanpa mereka memintanya. Ibarat jalan tolnya udah disiapin dengan nyaman, tinggal pake dan manfaatin aja dah tuh Bani Israil.
Tapi ya gawatnya banyak yang kufur nikmat,
(to be continued, dah malem)
3 notes · View notes
nandstory · 1 year
Text
Hari terakhir di tahun 2022.
Tahun yang sangat melelahkan buat gue, sekaligus tahun yang punya banyak cerita.
Dunia pun banyak ceritanya dengan permulaan dan pengakhiran sebuah era. Salah satu pengakhiran era yang paling besar adalah, Her Majesty Queen Elizabeth II, yang selama 70 tahun ini jadi kepala monarki kerajaan Inggris, Meninggal dunia bulan September.
Permulaan era pun banyak sekali, era di mana harus sekali lagi menyaksikan perang antar negara, Russia menginvasi Ukraina.. era di mana melihat Negara jazirah Arab, Qatar berhasil menyelenggarakan Piala Dunia pertama di musim dingin di tengah terpaan protes masala kemanusiaan.
Covid-19? ya mereka tetap ada, bahkan akhirnya setelah bersih 2 tahun penuh semenjak pertama datang menyerang, gue mencicipi rasanya terinfeksi Covid-19. Namun by ALLAH grace, gue sembuh.
Update per 31 Desember, hari ini, Pembatasan Pergerakan Massa resmi dicabut di Indonesia. Menandakan Masyarakat +62 ini akan sangat liar untuk membuat hal-hal yang selama ini dibatasi atau bahkan dilarang.
Well, 2022, terimakasih buat semua pembelajarannya.
2023, Please, be nice. and, hopefully gue bisa mulai nyicil rumah wkwkwk.
ditulis di: Threegrams Coffee Cempaka Putih
3 notes · View notes
sharekajianilmu · 2 years
Text
Fiqih Sirah Nabawiyah (1) -- Syekh Said Ramadhan Al Buthi
Manhaj yang ditempuh oleh Syekh Said Ramadhan Al Buthi adalah menjelaskan kejadian yang dialami oleh Rasulullah SAW dan kemudian menjelaskan hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari setiap kejadian tersebut.
Dengan belajar Sirah Nabawiyah maka kita akan mendapatkan faedah faedah,
Mengetahui tentang kepribadian Rasulullah SAW dan meluruskan yang salah paham tentang Rasulullah SAW.
Rasulullah SAW sebagai penerang untuk memahami Alquran secara baik.
Sebagai teladan bagi kita disetiap bidang kehidupan. Bagaimana cara menjadi Ayah yang baik, bagaimana cara menjadi Suami yang baik, bagaimana cara menjadi pemimpin yang baik, bagaimana cara menjadi anak yang baik, dan lain sebagainya..
Menambah pengetahuan wawasan keislaman secara umum.
Untuk mempelajari manhaj dakwah kepada Allah SWT. Bagaimana cara berdakwah kepada Allah SWT. Karena Nabi SAW adalah Sayyidnya pada Dai.
Kemudian sumber untuk mempelajari Sirah Nabawiyah adalah,
Alquran
Sunnah/Hadits Nabi Muhammad SAW meskipun tidak terkumpul jadi satu.
Kitab Kitabl/ Buku buku yang membahas tentang Sirah Nabi Muhammad SAW.
Pertama kali yang konsen terhadap Sirah Nabawiyah adalah Tabiin diantaranya adalah Urwah bin Zubair, Abanah, dan ibnu Syihab Az Zuhri juga Muhaddits ibnu Thabari serta yang lainnya. Mereka mengumpulkan hadits hadits dan Sunnah Nabi Muhammad SAW yang berkaitan tentang kehidupan Beliau SAW. Lalu hal tersebut dikumpulkan oleh Muhammad bin Ishaq yang lalu diringkas oleh Ibnu Hisyam.
Namun disana ketika penjajahan Inggris atas Mesir mereka berkeinginan untuk mengubah manhaj Al Azhar. Inggris adalah penjajah yang keji dalam segi kekuatan dan segi makar serta kekuatan. Saat itu Al Azhar sangatlah berwibawa dan kuat pengaruhnya di Mesir.
Mereka ingin membuat umat Islam minder dengan berkata bahwa sebab kami maju adalah kami mementingkan ilmu pengetahuan. Sedangkan kalian tidak. Pengetahuan disini maksudnya adalah pengetahuan yang bersifat materi. Maka Inggris berkata jika kamu ingin maju maka berbuatlah seperti kami (yakni ikutlah kami yang melihat segala sesuat berdasarkan materi). Hal hal ghaib, mukjizat, karamat tidak masuk dalam pengetahuan menurut Inggris. Maka sukseslah Inggris menaruh racunnya.
Inggris ingin memisahkan Al Azhar dari kehidupan rakyat Mesir. Lalu muncullah Hussein Haikal yang menulis buku Hayat Muhammad (Kehidupan Muhammad). Hussein Haikal tidak menggunakan kata Nabi atau kata Shallallahu Alaihi wasallam. Kitab Hayat Muhammad hanya ingin menampilkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah manusia yang jenius dengan mengabaikan kenabian dan kerasulan Beliau. Kitab Hayat Muhammad juga menafikan segala bentuk mukjizat dan keajaiban yang muncul dari Nabi Muhammad SAW sebagai pemberian dari Allah SWT. Kitab Hayat Muhammad terpengaruh propaganda Inggris. Serta muncul kitab kitab yang serupa dengannya.
Salah satu penyebab Syekh Said Ramadhan Al Buthi menulis Fiqih Sirah ini adalah untuk menjelaskan bahwa adanya Nabi Muhammad SAW di dunia adalah untuk Kenabian dan Kerasulan. Bukan hanya berkata kejeniusan Beliau dan mengabaikan sisi kenabian dan kerasulan. Buku buku seperti Hayat Muhammad dan lainnya akhirnya tenggelam dan tidak menjadi rujukan.
Kenapa Nabi Muhammad SAW diutus di Jazirah Arab adalah
Jazirah Arab berada di tengah tengah dunia/peradaban sehingga cocok Risalah kenabian dan keasulan Nabi terakhir ditempatkan disana.
Bahasa Arab adalah bahasa yang paling bisa mengakomodir makna maka. Makna Makna Risalah kenabian dan kerasulan dapat diakomodir dengan bahasa Arab sehingga Allah SWT memilih bahasa Arab sebagai bahasa Alquran.
youtube
3 notes · View notes
roketnasai · 1 year
Text
Kisah Ali bin Abi Thalib: Sosok Cerdas yang Dijuluki Gerbang Ilmu Pengetahuan
Membaca kisah para sahabat Nabi merupakan cara untuk meneladani sifat dan karakter Nabi besar Muhammad SAW. Sahabat Nasa’i dapat menjadikan kisah-kisah tersebut sebagai sumber inspirasi serta untuk memacu diri agar selalu menaati Allah SWT dan RasulNya. Kisah kedua dari roket nasa’i kali ini akan membahas kisah hidup salah satu sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad SAW yaitu Ali bin Abi Thalib.
Sayyidina Ali merupakan sepupu Nabi yang memiliki nama asli Haydar bin Abi Thalib. Nama Haydar berarti singa, yang diambil dari nama kakek Ali, Asad. Ayah dari Ali bin Abi Thalib merupakan paman nabi, Abu Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay. Sedangkan ibunya bernama Fathimah binti Asad bin Hasyim bin Abdi Manaf.
Ali bin Abi Thalib diperkirakan lahir pada tahun 599/600 Masehi atau 10 tahun sebelum dimulainya kenabian Rasulullah SAW di daerah Hijaz, Jazirah Arab. Nama Ali sendiri merupakan julukan yang diberikan oleh Nabi Muhammad SAW yang berarti tinggi. Sejak kecil, Ali diasuh oleh Rasulullah SAW. Kesempatan ini membawa ia untuk mempelajari secara langsung wahyu yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW. Ali bin Abi Thalib merupakan orang kedua yang memeluk agama islam setelah istri nabi, Khadijah. Hal ini menjadikan beliau sebagai golongan anak-anak pertama masuk islam.
Berbeda dengan sahabat lainnya yang hanya diberi gelar radiyallahu ‘anhu, Sayyidina Ali bin Abi Thalib memiliki gelar lain yang biasa disematkan setelah namanya. Sebuah gelar khusus yang hanya diperuntukkan untuk Ali bin Abi Thalib, yaitu karramallahu wajhah yang artinya ‘Semoga Allah memuliakannya’.
Karena mendapatkan didikan langsung dari Rasulullah SAW, sejak kecil ia digembleng untuk menjadi sosok cerdas, berani, dan bijak. Beliau mendapatkan pendidikan dalam semua aspek ilmu islam, seperti aspek dzhahir, syariah dan bathin, serta tasawuf. Di kalangan pemuda Arab, Ali dikenal sebagai pemuda pandai. Sebab pada zaman itu masih banyak orang yang tidak dapat menulis dan membaca, termasuk Nabi Muhammad SAW yang juga merupakan sosok ummi atau buta huruf.
Kepandaian Ali membuatnya dijuluki Babul Ilmi atau gerbang pengetahuan. Dengan kepandaiannya, Rasulullah SAW memberikannya peran khusus pada peristiwa hijrah nabi Muhammad SAW. Pada saat itu, ia ditugaskan menjadi tameng untuk mengelabui musuh yang hendak membunuh Rasulullah SAW. Pada malam keberangkatan hijrah, rumah Rasulullah SAW dikepung oleh kaum kafir Quraisy.
Saat itu, Ali bin Abi Thalib berperan untuk menggantikan Rasulullah SAW di tempat tidurnya. Para musuh mengira bahwa Nabi Muhammad SAW masih tidur, berbaring di tempat tidurnya. Padahal sebenarnya Nabi sudah menyelinap pergi bersama Abu Bakar. Yang berbaring di tempat tidur pada saat itu tidak lain adalah Ali bin Abi Thalib.    
Setelah melalui peristiwa hijrah bersama Nabi Muhammad SAW, kemudian ia dinikahkan oleh puteri bungsu Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra. Adapun, kisah cinta antara Ali bin Abi Thalib dan Fatimah merupakan kisah cinta yang banyak dikagumi oleh kaum muslim.
Nah itulah sekilas mengenai kisah Ali bin Abi Thalib. Semoga dengan membaca kisah hidupnya menjadikan Sahabat Nasa’i gemar untuk selalu mempelajari dan meneladani kebaikan yang tertanam pada karakter sahabat Nabi Muhammad SAW. Sampai jumpa di kisah berikutnya.
2 notes · View notes
Text
Kita menyangka Isr4el hanya ingin mendapatkan tanah Palestin sahaja, rupa-rupanya telahan kita salah. Pelestin hanyalah permulaan untuk mereka merampas “tanah” yang lebih besar. Mereka mahukan Jordan keseluruhannya, mereka mahukan Lubnan, dua pertiga Syria, tiga perempat Iraq. Mereka juga bercita-cita ingin menguasai Jazirah Arab hingga ke Khaibar dan Madinah. Tak cukup dari itu mereka ingin merampas wilayah Sinai dan sebahagian dari negara Mesir dengan menggunakan slogan “ Tanahmu wahai Bani Isr4el dari Furat hingga Nill”.)
The Empire Of Student
0 notes
mediaban · 1 month
Link
0 notes
elfujar · 2 months
Text
Arti Mengislamkan
Tabligh (mendakwahkan) risalah adalah wajib bagi Nabi. Karena itu Nabi mengirim surat keapda raja-raja mengajak mereka masuk Islam. Salah satu suratnya dikirim kepada Ebrewez, kaisar Persia. Pimpinan negara adikuasa dan cucu mendiang kaisar Khosru I, yang dinobatkan jadi Kaisar baru pada tahun 590 M. Itupun gara-gara ayahnya kaisar Murmuza IV terbunuh.
Dalam bukunya Tarikh al-Muluk wa al-Umam, al-Tabari menceritakan bahwa Ebrewez tergolong raja Persia yang paling kuat. Jajahan dan kekuasaannya paling luas. Prestasinya tak tertandingi oleh kaisar sebelumnya. Karena itulah ia digelari Ebrewez yang berarti si Perkasa. Dalam bahasa Arab disebut al-Mudhaffar. Karena itu wajar jika ia dikenal suka menunjukkan kemewahan dan kebesarannya, menimbun harta kekayaan dan perhiasan. Ketika ia memindahkan singgasananya dari bangunan lama ke bangunan baru tahun 607-608 M harta yang dipindahkan terhitung sebanyak 468 juta gantang emas. Pada tahun ke 13 dari kekuasaannya kekayaannya mencapai 880 juta gantang emas.
Surat Nabi yang singkat itu diantaranya berbunyi “Masuklah Islam agar anda selamat dan jika anda menolak maka bagi anda dosa seluruh kaum Majusi”
Namun, ternyata Ebrewez bukan penguasa yang bijak bestari. Bukan pula pemimpin yang adil dan beradab. Ia begitu pongah bagai Fir’aun dan angkuh tak tersentuh. Yang pasti ia tidak dapat hidayah. Dan benar, ketika cucu Anusyirwan itu menerima surat Nabi ia sangat murka. Ia tidak seperti Heraclitus raja Romawi Timur yang menolak halus ajakan serupa. Ebrewez merobek-robek surat Nabi itu. Dengan pongahnya ia berkata,”Pantaskah orang itu menulis surat kepadaku sedangkan ia adalah budakku?”
Namun, ulah Ebrewez itu tidak sedikitpun memancing amarah Nabi. Dengan tauhid dan tafwidh-nya yang kuat Nabi yakin dan pasrah. Hanya Allah yang dapat memberi dan mencabut kekuasaan. Nabi membalas dengan doa sederhana. Tanpa emosi dan rasa perkasa “Semoga Allah merobek-robek kerajaannya” (Mazzaqa Allah mulukahu). Bagaimana caranya, digambarkan Nabi begini, nanti :“Allah memberi kekuasaan pada putera kaisar Persia yang bernama Syiraweh untuk mengalahkan dan membunuh ayahnya.”
Nabi bukan futurologi, tapi itulah Nabi. Doa dan gambaran Nabi benar terjadi. Pada tahun 628 M putera Ebrewez yang bernama Qabaz yang digelari Syirawaih itu merebut kekuasaan dan membunuh Kaisar Ebrewez, ayahnya sendiri. Qabaz pun kemudian berkuasa, tapi tidak lebih dari empat bulan saja ia diturunkan.
Selanjutnya kekaisaran Persia itu berganti-ganti hingga sepuluh kali dalam masa empat tahun. Itulah kenyataan dari mazzaqa Allah mulukahu. Allah benar-benar telah merobek-robek kekaisaran itu. Selama itu kerajaan mengalami kekacauan dan huru-hara Akhirnya rakyat berhasil mengangkat kaisar Yazdajir sebagai kaisar Persia terakhir dari keluarga Sasaniah. Bagi yang berfikir sekuler, itu semua terjadi karena proses politik. Tidak ada campur tangan Tuhan. Kaisar jatuh oleh rakyat, bukan dijatuhkan oleh Tuhan. Tapi bagi Mu’min, itulah jawaban doa Nabi. Begitulah cara Allah memberi dan mencabut kekuasaan.
Di masa kekuasaan kaisar Yazdajir (sekitar tahun 637) inilah tentara Islam datang ke Persia. Namun, kerajaan Persia yang telah berusia empat abad sudah seperti kakek gaek yang ompong, lemah dan sakit-sakitan. Ketika kaum Muslimin datang, dapat dikatakan tanpa perlawanan dan penduduknya masuk Islam dengan sukarela. Kekaisaran itu benar-benar runtuh. Bahkan putera-puteri kaisar sangat berminat menikah dengan bala tentara Islam, dan idolanya adalah Ali bin Abi Talib. Keruntuhan kerajaan Persia persis seperti yang diramalkan Nabi delapan tahun sebelum itu:”Jika kaisar Persia hancur tidak akan ada kaisar lagi sesudahnya” (Hadith Ibn Kathir jld. 3)
Namun, Muslim tidak datang untuk melakukan invasi apalagi kolonialisasi. Kolonialisasi atau eksploitasi bukan karakter Muslim dan peradaban Islam. Muslim tidak memboyong kekayaan Persia ke jazirah Arab. Konsepnya adalah hijrah. Berpindah, hidup, berkarya dan memakmurkan kawasan yang dituju lahir batin. Istilah yang digunakan al-Qur’an bukan penaklukan tapi pembukaan atau kemenangan (al-Fath), seperti fathu Makkah, fathu Andalus, fathu Misra dsb. Membuka, membebaskan, menyelamatkan atau mengislamkan.
Para ulama dan bala tentara Muslim mengajari bangsa Persia al-Qur’an, Hadith, bahasa Arab dan pandangan hidup Islam. Yang dahulu jahil menjadi alim, yang dulu tersesat mendapat petunjuk, yang dulu miskin menjadi kaya dan makmur. Itulah rahmatan lil alamin.
Kepercayaan Persia kuno yang mitologis dan animistis perlahan berganti dengan aqidah Islam yang rasional. Adat istiadat berganti syariat. Tradisi kekuasaan, kemegahan, dan kemewahan berganti tradisi ilmu. Mungkin bala tentara Islam, ulama dan relawan Arab itu tahu sabda Nabi bahwa “Andaikakata ilmu itu berada di bintang Suraya pasti akan dicapai oleh orang-orang Persia”. (Lihat Musnad Ahmad, jld 2).
Ternyata, benar setelah ilmu-ilmu Islam yang tinggi itu dicapai dari kawasan ini lahir ulama-ulama besar dalam sejarah Islam. Tradisi ilmu Islam telah melahirkan ulama seperti al-Khawarizmi, Imam Bukhari, al-Isfahani, Fakhr al-Din al-Razi, Ibn Sina, al-Ghazzali, Ibn Taymiyyah dsb. Dari sini pulalah lahir kekhalifahan besar Islam, Abbasiyah yang bertahan selama 5 abad (750-1250), lebih lama dari kekaisaran Persia.
Begitulah, Islam datang membawa pandangan hidup yang mencerahkan, aqidah yang mencerdaskan, syariah yang membebaskan dan ritual keagamaan yang memudahkan.
Itulah arti mengislamkan yang sesungguhnya. Bangsa ini berjasa pada umat manusia karena Islam. Dapat berprestasi tinggi karena mereka menerima worldview Islam. Benarlah George F Kneller ketika mengatakan bahwa “Ketika keluar dari jazirah Arab bala tentara Islam tidak membawa apa-apa kecuali al-Qur’an dan Hadith, tapi karena inner dynamic-nya, Islam menjadi worldview yang kelak memberi manfaat kepada umat manusia”.
Jadi, Islamisasi adalah membebaskan dan sekaligus menyelamatkan manusia dari cengkeraman worldview yang tidak sesuai dengan fitrahnya. Wallahu a’lam.
0 notes
yabapir · 5 months
Text
Yaman Disebut di Al-Quran Surat Apa? Simak Penjelasannya
loading… Yaman disebut di dalam Al-Quran surat apa? Sebelum membahas hal itu mari kita mengenal negeri tersebut. Yaman merupakan sebuah negara jazirah Arab . Berada di kawasan Asia Barat, wilayah tersebut cukup identik dengan sebutan Negeri Seribu Wali karena kemurnian Islam yang masih terjaga utuh. Pada statusnya, wilayah ini juga memiliki sejumlah keistimewaan. Beberapa kali, Rasulullah SAW…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes