Tumgik
#gw kenapa sih
xivdl · 2 years
Text
dia adalah top gun ku tahun 1986
Tumblr media
inspo
Tumblr media Tumblr media
372 notes · View notes
surreal-duck · 1 year
Text
messing around a bit
Tumblr media
#delete later#man i havent rly drawn for myself in a while it feels weird#trying to play around w my style lately but i dont think its getting anywhere whwhkjsdghjdg#shoutout to yuzuru if nobody's got me after burning out all of my creative juices ik hes got me#should probably go to sleep early tonight got assigned another project to work on through next week at my internship 😔#still going through a very mixed feelings stage regarding on how i see my art but ill live i guess#just. nothing is good enough. im never gonna be satisfied. i think this looks fine. this is the worst thing ive ever seen and made.#im gonna fall behind. it isnt a race. everyones already far ahead. maybe this is okay. why are you satisfied with this much its not enough.#aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa being an artist am i right ! agony#well i guess lately its not that i just havent been drawing things for me but more like i cant for some reason. burnouts an asshole#even though i really really did want to make things it honestly sucked ass not being able to i rly dont know what id do if i cant draw#actually took some time for myself yesterday and walked around town a bit it was nice. pierced my ears again and treated myself#but as consequence of course i am now broke </3 unfortunate#hmmmmm idk what im saying kdjsjgdhhskgjdhsdg hope things r going well for everyone else if you're even reading this! may u have a good week#man i wish i just knew if things are gonna be okay#hngggg baru aja tiga bulan masuk balik sekolah sama udah secapek ini wkwkwkwkkwkwk payah gk sih gw ini#masih setahun lebih sampe lulus juga head in hands kenapa gk bisa tidur buat seminggu aja aaagh#ya yang penting juga gw masih hidup sih gk mau kemana-mana kyk gini#aaaaaaaaa gk mau masuk studio besokkkk mau tidurrrr#me when i have to do my job at work#i wonder what i should make for lunch and dinner tomorrow. knowing me though ill end up falling asleep as soon as i get out of the shower#sorry this is. all over the place props if you're even reading this far LOL apologies you have to see me rant a bit
18 notes · View notes
silver-queen · 7 months
Text
Cuma kesini karena lagi kena panic attack. Halo
1 note · View note
manifestasi-rasa · 2 months
Text
Ujian
Kalimat ini mungkin klise: Ujian ini bernama cinta. Ah, sebenere geli betul aku menulis kata 'cinta', tapi sepertinya it happening to me. Setelah sekian lama denial, akhirnya aku mengaku ke diri sendiri klo gw kena virus yg agak tidak jelas ini. Masalahnya adalah, aku jadi irrasional dan perasaan ini berdampak ke mood, pikiran dan perasaan yg agak ambyar. Masalah lainnya adalah: ini tuh bukan waktu yang tepat, harusnya aku fokus ngurusin organisasi, tapi aku sendiri sedang terjebak di siklus aneh ini, hamdallah ngga ngaruh ke organisasi sih. Organisasi masih aman, yang kacau adalah aku. Another problem (duh banyak bener): adalah objeknya.
Dulu aku terlalu naif menganggap bahwa temenan sama dia tuh aman aman aja. Aman buat perasaanku. Ternyata engga. Zonk. I'm falling. And this friendship kinda weird nowadays. Aku yang dulu ga banyak mikir buat ngajak join agenda kemana mana, explore tempat dkk, belakangan menahan diri banget. Kalau misal hampir papasan dan aku tau jalan lain, bisa dipastikan aku bakal puter lewat jalan lain supaya ga papasan. Bahkan pada akhirnya isi chat dan obrolan kita bahasannya adalah organisasi, karena dia pegang ormawa lain juga. Pun belakangan ketemu cuma di forum komunikasi ketum ukm ormawa. Aku yang tenang di percakapan, tapi kusut di pikiran dan perasaan.
Well, dari sekian lelaki yang aku kenal, kenapa harus kamu, sih? Kenapa harus temen sendiri 🥲 aku jadi relate sama postingan di IG "Siapa orang yang kamu cintai?" "Yang aku batasi komunikasinya". Exactly! Setelah sadar klo aku punya hal lain ke dia, komunikasi dan perilaku ini jadi... aneh. Tapi yang bikin aku lebih sebal lagi adalahh: meski udh meminimalisir komunikasi dan temu, nih anak sering amat nongkrong di kepalaku. Bisa minggir nggaa 😩 aku mw mikir yg lain plszzzz.
Pada akhirnya aku tulis ini, berharap supaya segala perasaan ini lekas reda. I don't care whom read this, even if he find this, yaa baca aja dah silakan. Well, if u have 'Tutorial menetralkan perasaan' pls reach me out asap!!!
27 notes · View notes
asrisgratitudejournal · 3 months
Text
Dimensions
Ku waktu kapan itu pas lagi pengen nulis banyak perasaan banyak banget yang mau diomongin. Eh tapi sekarang giliran udah ada waktunya malah bingung mau ngomong apa.
Kalau lihat catatan sih, mau bahas “dimensions”, jujur ini pasti ada istilah psikologi/saintifiknya, tapi intinya adalah memahami bahwa satu orang itu bisa punya BANYAK banget facets.
Aku sempat frustrasi banget pas pernah ditegur mama: “udah mau doktor kok ya nonton konser”. Aku bingung. Hah apa hubungannya? Apakah menjadi doktor/ibu/dosen/presiden/(insert pekerjaan di sini) dan nonton konser/(insert apapun bentuk orang mencari inspirasi di sini) mutually exclusive? Apakah yang satu tidak bisa kalau yang lainnya terjadi juga secara bersamaan?
Oh jadi inget, salah satu trigger yang muncul kenapa ku pengen bahas ini adalah karena kemarin dua tweets-ku viral di saat yang bersamaan itu. Ada yang komen “ku-follow akunnya karena mau belajar sains, eh ternyata ngetweet politik, jadi unfollow deh”. Pertama ye balasan-ku ke orang ini: “no one f-ing asked”, lu mau follow gw kek, unfollow kek, bebas, terserah anda, kalo katanya Iqbal “this is not an airport, you don’t have to announce your departure”. Kedua, ya itu tadi “lah emang kalau gw saintis terus jadi gw ga bisa ngetweet politik?? Yee akun akun gua.”
Intinya adalah, ku sangat frustrasi dengan pandangan orang-orang (terutama di Indonesia) that people can’t have more than one dimension. It’s as if a person can only have one axis run in them. Oh kalau lo a, ya yaudah a aja yang dikerjain, gausah ngerjain b c d. Ini juga yang cukup menjelaskan kenapa banyak orang terkejut-kejut kalau ada Presiden/Pejabat pemerintah punya interests/hobbies di luar politik.
Cuma mau bilang aja, orang mau ngapain, suka apa juga mah terserah. Selama dia ga ninggalin responsibilities dia di salah satu posisi yang dia pegang. Gak ngerugiin orang lain. Ku super reflective banget karena ku baru sadar aku teh geologist tapi ya bahas geologinya di tempat kerja aja??? Di sosmed ya bahas apa yang kusenangi: Stray Kids, Bangchan. Kemudian kalau nggak lagi kerja ya ku bakal nonton konser. Ibadah juga, punya facet muslim juga kan soalnya. Kemudian sebagai Indonesian ku suka main angklung, gamelan. Sebagai woman, ku ada values on equality yang kuperjuangkan. Ku suka banget BELAJAR BAHASA. Jadi, ku juga explore side linguistics. Selain doing research, ku juga suka banget NGAJAR, jadi ku bakal ngebacot dan suka ngulik tentang psikologi siswa, psikologi guru/dosen, power-relation dosen-mahasiswa, assessment methods.
Kalau ku disuruh describe diriku dalam 1 kata aku ini apa, THAT WOULD BE VERY HARD?? I think I would say… “I am a learner”. WOW CLICHÉ BANGET FAK NON WKWKW. Tapi beneran I don’t think I would say “I am a geologist”/”earth scientist” karena jujur I don’t think I am se-“geos” itu. I love going to the field, but also I find it really hard thinking in the field. Mostly, I would just be amazed and mesmerized at the rocks/landscapes, appreciating the process through time, tapi kalau disuruh nulis paper tentang itu? Sorry gak dl.
I wouldn’t say “I am a teacher/lecturer” because do PEOPLE realize how hard it is to be a teacher??? The emotional roller-coaster you have to go through?? At least with rocks, they won’t talk back to you, but with human bruv? Pain. Apalagi kalau humannya super entitled dan ngerasa “loh kan gw udah ngebayar lo buat ngajarin gw? Ya ajarin gw sampe gw ngerti dong!”. Jadi balik lagi ke postingan-ku sebelum ini tentang belajar yang mana ku masih merasa responsibility of understanding something lies in the hands of the learner themselves, not on the teacher.
“I am an Indonesian”?? Jelas nggak. Ku betul-betul sudah considering melepas passport Indonesia-ku for real, karena betul-betul lebih banyak kemaslahatannya ni paspor.
“I am a muslim” juga berat banget. I don’t think I am an exemplary muslim, but I am trying(??).
“I am a KPOP fan” juga akan works in some settings, tapi beneran I don’t think I want to be remembered as that when I die later.
“I am a scientist” juga terlalu broad and with my laziness with writing, kayanya scientist is not the job I preferred to be called.
Intinya susah banget kalau harus mendefine sesuatu sebagai sesuatu (ini filosofis). I can be anything I want. So do you, so does other people. Let people have as many dimensions as they want. Jadi semoga ke depannya kita nggak yang: “ih dia kok xx sih, padahal kan dia xx”. Just let them be, people. Selama gak merugikan kita, gak membahayakan siapapun, selama mereka happy. (KU BACA LAGI KALIMAT DI ATAS, ini betul-betul prinsip liberal dan personal freedom-nya US lol).
Dah gitu dulu. Mau pulang dan solat Magrib. Happy weekend all! Part 3-nya tentang Science Comm menyusul yah. Semoga sempat menulis weekend ini.
30.18 17:26pm 26/01/2024
7 notes · View notes
lebensmoode · 11 months
Text
Gunting Kuku Kaki
Gw bukan mau ceritain tutorial gunting kuku kaki ya, ato gw pake gunting jenis apa, gak. Ini adalah hasil perjalanan otak gw yang suka melalang buana ketika gw ngelakuin sesuatu, seperti mandi, solat, atau di atas motor ojol. Maklum, tante ini ovt-nya udah mendarah tulang, gadak daging soalnya 🙃
Pas gunting kuku kaki yg telunjuk kalo gak salah inget, melintas tiba-tiba pemikiran gini,
Mungkin manusia tuh diciptakan oleh Tuhan untuk gabisa hidup dengan tenang di dunia kali ya? Dengan sifat-sifat manusia yang pendengki, tukang iri, tukang halu, susah ngontrol nafsu, susah ngeliat orang seneng, egois, tamak, suka kepo, lemah, dan lain-lain. Sebisa-bisanya seseorang ngeklaim kalo hidupnya udah tenang, bukan berarti masalah berhenti datang kan? Emosi bakal diuji lagi, keyakinan, iman, prinsip hidup, cara berpikir, semua diuji terus dari segala sisi.
Udah sampe situ, gak sadar gw udah pindah ke kaki kiri buat digunting kukunya. Trus, otak jagung ini bekerja lagi,
Jadi, emang bener kata Ayah. Dunia ini bukan tempatnya manusia bisa hidup dengan tenang. Gak bisa. Ceunah yg solat pun, gw lah misalnya pake pengalaman sendiri aja gausah orang lain. Memang, ada sebagian diri gw yang merasa solat itu nenangin, but not 100%. Bisa jadi itu hanya perasaan lega karena udah menunaikan kewajiban, bisa jadi juga karena udah berdoa jadi gak merasa sombong lagi, dan perasaan lain sebagainya. But still, gw masih mikirin sampe kapan yak gw miskin, kenapa ya gw gak nikah-nikah, ngapa yak orang di luaran gampang bgt idupnya, kapan ya gw bisa beli mobil Raize warna khaki, dll. Intinya, apa itu ketenangan?
Tanpa sadar lagi udah nyampe di jari kaki kelingking. Terus gw nyeletuk, waw tumben bener otak lu jalannya lurus hw, biasanya isinya kerukan sampah wkwk.
Gw juga gatau ya, solat tapi masih gak tenang tuh berarti ada yg salah gak sih? Gw akui iya, gw masih belum khusyuk alias ✨mindful✨ ketika solat. Masih suka bercabang pikirannya, eh tau-tau udah ruku, eh tau-tau lupa ini teh rakaat ke berapa. Pas berdoa juga gak bener-bener di situ hatinya untuk meminta, baca doa utk kedua orang tua aja udah kayak nyebutin pancasila yg di luar kepala. Jadi yg salah bukan solatnya sih, tapi gw. Bukan ibadahnya, tapi yang mengerjakannya. Bukan Tuhannya, tapi manusianya. Ya masa mau nyalahin Pencipta. Se-perfect ini alam semesta, sesempurna ini cara kerja organ dalam manusia, mau disalahin tuh berarti ada yg salah sama empedu gw :’)
Udah, udah kelar gw gunting kuku. Lama amat perjalanan tante ini gunting kuku yaa hm
Yang bisa gw simpulkan dari pemikiran tadi adalah, well kalo cari ketenangan hqq juga sepertinya mustahil selama bernapas di dunia ini, make sense sih kalo Allah menawarkan surga sebagai transaksi yg ditukar dengan keimanan, amal, dan ketaqwaan? Toh naluri manusia utk bisa hidup tenang, damai, free-ovt akan didapat di sana. Gak perlu hopeless, ga perlu takut gapunya duit, ga perlu takut wish-nya gak terkabul. Just follow My rules and you’ll get the access to live peacefully and to have everything you want. Beneran ada harga ada kualitas, kan?
Berat? Ya pasti. Selain bukan tempat untuk merasa tenang, dunia juga bukan tempatnya bermudah-mudahan. Cuan aja kudu dicari baru dapet, jodoh juga, pendidikan juga, mobil Raize juga. Tapi kenapa kalo soal agama dan ibadah ini tuh kek level beratnya beda gitu looh, ketauan bgt emang berat di dosha 🥹
Hush ah, jangan ngomongin dosa dan pahala. Pamali, ntar gw disangka asisten Tuhan lagi, atau si paling penghuni syurga wkwk. Gw pribadi sebenernya juga menghindari topik ini sih, pahala dan dosa. Award and punishment. Sama aja kan, ya? Kalo mau diobrolin mau aja sih, agak panjang tapi jatohnya. Trus agak nunggu moodnya bagus juga. Ehe
Yap, mari kita melanjutkan membaca novel lagi karena sistem otak gw udah ketularan bahasa terjemahan yang nauzubillah kaku banget twoloooong. Pas nyoba nulis cerita berasa banget kaya mesin, gak ada seni dan jiwanya. Oh ya happy weekend cingudeuul 💃🥂
28 notes · View notes
pheauxb · 8 months
Text
Parah juga wkwkwkkww gw kan mau kerja biar memperpintar diri kenapa gw jadi ngerasa makin bego wkwkwkwkw malah ngerasa makin susah dpt kerja wkwkwkwk gimana sih wkwkwkwkw kok gw malah jadi penurunan wkwkwkwkw trus gw ngapain dong kek gini wkwkwkwkwngomana deh wkwkwkwkw
19 notes · View notes
gelaskuning · 1 month
Text
Siang-siang gini ngobrol sama temen-temen kerja, ngebahas tentang perempuan itu sulit untuk mengungkapkan perasaan dan keinginannya. setelah gw pikir-pikir emang iya sih.
Entah kenapa ngungkapin keinginan tuh sesulit itu. padahal tinggal ngomong doang kan, biar si laki-laki nya paham apa yang diinginkan si perempuan.
Tapi emang gak semudah itu. butuh belajar lagi.
Dilanjut bahas laki-laki yang gak peka, laki-laki pengennya ya perempuan itu ngomong, bukan ngasih kode, karena sulit memahami kode dari perempuan.
Sampe ada temen yang bilang "kalo gamau memahami perempuan ya sama laki-laki aja sono".
Wkwk
Jadi sebenernya sih menurut gw mah, perempuan itu belajar ngungkapin keinginannya, ngomong dengan jelas trus laki-laki nya juga belajar memahami.
Tapi ya itu kan seninya ya. seni dalam berhubungan antara laki-laki dan perempuan.
2 notes · View notes
ariniaris · 10 months
Text
Jadi, tadi barusan ada rekan sejawat yang ngomong gini ke gw...
"Kalau gak mau hamil jangan nikah. Kalau gak mau nikah jangan jadi perempuan. Kalau gak mau jadi perempuan masuk kembali ke rahim ibumu."
Kira-kira seperti itu di ingatan gw, mungkin maksudnya bercanda. Tapi sambil nunjuk juga. Jadi, gw yang di depannya cuma bisa pasang muka datar sambil senyum kecil. Terus gw balas becanda, "udah gak muat masuk ke rahim ibu kembali."
Jujurly... ini kali pertama ada yang becanda ke gw kayak gini. Kaget iya, sepersekian detik. Abis itu blank. Terus pura-pura ketawa, nimpalin. Yah kali gw maki orang tua, kan gak mungkin. Secara umur, dia lebih tua dibanding gw. Jadi mau tak mau hanya sekedar membalas dengan tawa garing.
Kenapa becandaan sekarang tuh harus nyakitin sih. Apa karena gw suka Kpop? Atau karena gw terlihat seperti sangat terobsesi dengan warga korea? Jadi setiap kali becanda selalu gw duluan yang kena. Suka korea kan bukan berarti gw gak kepingin nikah, bukan berarti gak pengen punya anak. Gw rasa gak ada perempuan didunia ini yang gak mau jadi ibu, kecuali gitasav dan para pengikutnya ya.
Nah, kan jadi curhat gw.
Manusia mungkin punya pandangan sendiri soal bercanda, hanya saja, tolong... ketika bercanda pilihlah kalimat yang tidak menyakiti orang lain. Jangan bercanda dengan fisik orang, mental orang, atau kegagalan orang. Jangan juga bercanda dengan kekurangan orang lain. Membuat orang tertawa bukan berarti meninggikan suara dengan kelemahan mereka kan.
Ini alasan kenapa di tempat kerja, gw gak pernah mau ngobrol duluan. Gak pernah mau nimpalin becandaan yang keterlaluan, gak pernah bicara kalau gak diajak bicara duluan. Bodo amat orang bilang gw pendiam, songong, sombong, sok. Asal tidak nyakitin orang lain itu udah lebih dari cukup.
Ah, mari tidur, besok mungkin jauh lebih buruk dari hari ini.
14 notes · View notes
yasmijn · 1 year
Text
Gitasav
Kayak udah jadi agenda rutin deh tiap berapa bulan sekali Gitasav mengeluarkan opininya tentang topik-topik kontroversial terus bikin keributan di dunia maya. Yang paling baru adalah komentar dia tentang Qatar yang melarang penggunaan armband bendera LGBTQ oleh para pemain timnas.
Aku - sebagai orang mencintai kedamaian dan tau opini Gitasav tentang hal-hal kayak begini likely akan bertentangan dengan prinsipku - ya langsung swipe aja dan nggak membuang-buang energi untuk baca ketikan panjangnya yang kecil-kecil itu.
Ya heran aja sih sama netizen Indonesia yang emang suka merasa holier than thou dan merasa berhak untuk nge-bash dia atas opininya yang bertentangan sama mereka. Udah tau orangnya begitu, nggak bisa dikasih tau, dan kalau diserang ya bakal nyerang balik. Dari dulu baca-baca tulisan Gitasav dan juga nonton beberapa video opininya, emang kerasa sih kalau dia tuh keras banget, kayanya lebih keras daripada batu (apa berlian?), sangat opinionated, dan kayanya punya anger issues. 
Gita juga baru-baru ini ganti style hijabnya jadi semi-semi turban gitu yang memperlihatkan lehernya (gak selalu sih), terus ya tentu saja tentara holier than thou juga menyerangnya di komentar IG. Rese-rese banget udah serasa pasti masuk surga. Sebagai orang beragama ya mungkin ada waktunya iman naik turun... dan ya kita juga nggak tau kan struggle orang itu kayak apa. Kenapa sih harus meluangkan waktu dan energi untuk menyakiti orang lain? 
Gatau sih menurut w orang-orang tuh harus stop berkomentar akan opini dan keputusan orang lain. Apa itu escaping mechanism karena masalah hidupnya terlalu pelik jadi yaudah ngurusin orang lain aja gitu? Gabisa juga lah beralasan bahwa ya itu risiko dia jadi influencer - apakah orang-orang dengan platform besar itu nggak bisa sakit hati dan marah kalau diserang terus? I don’t think all that commented on Gita’s IG have a motivation that comes from a good place - kalo w liat malah kayak orang-orang yang komen dengan harapan akan dibalas dengan kasar supaya bisa komentar, “Dih orang udah baik mau ngingetin kok malah ngeyel? Udah untung gw ingetin!”
Please stop meddling in other’s people life. Kecuali u kenal sama orang secara langsung, tanpa proxy-proxy, punya nomor kontak pribadinya di ponsel u - then tell the person directly, not publicly. Stop wasting your energy on unnecessary battles. Gak penting. Menurut w di akhirat nanti juga malaikat nggak akan nanya: “Kenapa kamu nggak nasihatin Gitasav pas dia komen soal armband LGBTQ di Qatar World Cup 2022????”
Seperti kata HR Tirmidzi:
“Part of a person’s being a good Muslim is leaving alone that which does not concern him.”
P.S. I’m not defending Gitasav, I’m just saying that people should find better things to do than bullying people online.
26 notes · View notes
hellopersimmonpie · 2 years
Text
Gue tuh pernah ditegur sama senior:
"Kalo kerja jangan bawa-bawa urusan personal"
Gegara gue negur temen w di rapat. Gue negur temen w di ruang publik ya karena masalahnya nggak kelar di japri. Pas gue lapor senior perkara ini, alih-alih nemu solusi, gue cuma dinasehati buat sabar dan jangan baperan.
Habis ditegur gitu, gue ngomong ke beliau:
"Bapak tuh...kalo yang ngadu cowok, pasti langsung direspon. Kalo yang lapor cewek, belum apa-apa udah dijudge baper. Jadi gimana nih pak? Saya harus bikin list bukti aduan ato saya nyewa jubir laki-laki? Saya selalu addressing problemnya lho pak. Ga pernah jelek-jelekin temen saya dengan menempelkan sifat yang enggak-enggak. Tapi kenapa kalo saya yang ngadu selalu dianggap kebencian personal? Kalo cara komunikasi yang salah, mohon dikoreksi. Saya tidak punya kepentingan untuk membenci siapapun. Saya berhak atas lingkungan kerja yang nyaman. Bapak harusnya negur anak buah yang salah. Bukan malah marah ke saya karena saya udah effort addressing masalah"
Text ini masih kesimpen di WA gw sih. Cuman ga gw screenshot biar ga obvious banget yg w kirimin pesen siapa. Cara kayak gini tuh ga bisa selalu dipake. Soalnya kalo kita terus-terusan kayak gini, kita bakal konflik mulu. Kapan kerjanya 😂
Keberanian untuk protes itu perlu didasarkan pada kepahaman kita atas masalah yang kita hadapi. Soalnya kita ga pernah tau, orang yang kita protes tuh tipe orang yang open terhadap kritik, mudah tersinggung atau manipulatif. Kalo orangnya open mah enak. Kalo orangnya manipulatif, mereka biasanya gaslighting. Nah....seringnya, logika kita mendadak freeze kalo di-gaslight orang. Gue juga berkali-kali gitu. Sampe tiap diasalahin orang, gue selalu nanya ke diri sendiri ato temen ghibah...stance w bener ato ga?
Punya temen kerja sekaligus temen ghibah yang objektif itu privilege. Soalnya mereka bisa bantu kita meyakinkan diri kalo salahnya bukan di kita.
79 notes · View notes
jagungrebus · 2 years
Text
Dikejar Apa Sih Buk?
Melihat teman-teman sibuk rapat, ikutan lomba internezienel, jadi pejabat daerah, ngurus masyarakat, riset kesana kemari, ngedosen, atau apalah. Ngeliat suami sendiri mulai sibuk dan giat ngejar pencapaiannya.
Sementara gw juga masih disini-sini aja, ngurusin BB anak yang gak naik-naik. Ngurus besok anak makan apa ya biar gak GTM. Sibuk bersihin remah-remah makanan anak yang dikerubutin semut. Sementara usia udah pertengahan 30-an. Orang mah udah kemana-mana, gw sedang berhenti disini dan entah kapan akan mulai lagi padahal usia mulai senja.
Kemudian gelisah sendiri, merasa dikejar-kejar. Kenapa gini-gini aja? Percuma pinter kalo ga dipake. Kemudian buru-buru pingin berbuat ini itu, padahal cucian belum kelar dijemur.
Jadi dikejar apa sih Buk? Ya dikejar-kejar sama pencapaian orang-orang yang berlalu lalang. Dah lah, ngemper aja ke Indomaret makan sosis, biar rehat sejenak dari melihat hiruk pikuk perjalanan pencapaian orang-orang.
91 notes · View notes
manifestasi-rasa · 2 months
Text
Satu pertanyaan yang idk what's the answer, 'aku ini lagi kenapa sih?!' rasanya sedang memasuki fase entah apa tapi yang pasti rasanya seperti bukan aku bgt. Beberapa hari ini liat sw seorang temen yang aktif jalan jalan, hari ini ke gunung, besok di pantai, lusa udh lain tempat lagi. Terus keinget akh dulu yang kayak gitu, persis. Kayak gapunya capek dan selalu curious buat jelajah tempat baru. Sekarang? Duh, mager. Motoran agak jauh udh mikir nanti cape ga si? Panas banget ga si? Dll. Mentok mentok nya yaa janjian sama temen di cafe atau taman buat ngobrol. Kenapa ya?!
Futur. Kayanya iya. Entah sejak kapan ya, hidup berasa banyak hampanya. Banyak malesnya. Padahal harusnya gaboleh gini. Gw pegang organisasi cuy. Gimana mau mimpin ukm kalo mimpin diri sendiri aja keteteran gini? Orang-orang mandang aku kek apa sih? Pencitraan banget kayaknya aku klo diliat dr luar.
Padahal sadar, mimpi mimpimu yang banyak itu kan gabisa diraih pake males malesan gini. Tapi kenapa sih ah. aaaaaaa.
26 notes · View notes
jemala · 7 months
Text
Taylor, dulu pas SMA ditanya sama guru BK mau lanjut kuliah jurusan apa, gw jawab mau ambil sastra indo, tapi ortu ngga ngizinin. Akhirnya gw ambil jurusan Sosio karena gw suka, tapi ngga lolos yang akhirnya bikin gw gap year. Selama gap year, gw belajar banyak hal. Masa-masa itu kayanya masa yang berat bagi gw.
Terus gw berpikir kalau gw mau ambil jurusan psikologi, karena dari masa SMP gw udah tertarik dengan psikologi. Tapi tetap ngga diizinin, katanya prospeknya kurang.
Tapi Taylor, tanpa gw rencanakan, gw malah ambil jurusan kuliah yang kelihatannya gampang, tapi awikwok sekali. Gw tetap masih belajar perihal psikologi, bedanya apa yang gw amati adalah diri sendiri. Tapi memang harus stress dulu sih, sampai akhirnya gw paham banyak hal.
Taylor, walaupun gw ngga jadi kuliah psikologi, tapi gw sudah ngga seberantakan dulu (pikir gw sih gitu). Tapi gw masih inget sih, sama perkataan seseorang pas gw lagi stress banget sama semua hal di dunia ini, dia bilang "Kenapa? Lu mau bunuh diri?". Gw takut mati Taylor, liat darah aja pengen pingsan. Di ruangan sempit aja gw sesek, gimana bikin pertunjukan tali biru. Makanya gw nunggu dijemput aja dah, dari pada pulang duluan, nanti bingung cari rumah, karena ngga akan diterima di rumah manapun.
Taylor, buat kehidupan sekarang, kayanya gw memang harus seperti ini dulu.
11 notes · View notes
asrisgratitudejournal · 5 months
Text
Capek
Ku udah curhatin ini ke Abi dan Mita dan respon semua orang selalu sama “udahsih ga usah diladenin lagi orang kaya gitu, bikin lo capek doang” tapi betulan bingung kadang lebih ke “kok bisa ya ada orang kaya gini….?”
Long story short (sumpah bear with me ya audience, ini ceritanya petty banget dan super seperti cerita anak ABG dan SMP, tapi kata Abi valid kok for me to be upset, so… I accept Abi’s validation), ada orang ngajak lunch bareng today (Wed) di hari Senin.
(Btw iklan karena sekarang sudah feel WAY BETTER after lunch – kayanya tadi pas kesel-keselnya ini tuh pas lagi hangry juga)
Tapi iya gapapa tetap recounting the story aja, walaupun approachnya sekarang udah in different light.
Iyaaaa
Jadi si teman ini, anggap aja namanya Fulan ye. Si Fulan ngajak lunch hari Rabu. Terus aku tuh tipe yang satset aja kalau ku udah bilang iya biasanya akan kumasukkin kalender dan yaudah gaakan ku-plot untuk ngerjain agenda lain. Nah terus si Fulan nih ye, kemarin Selasa ngechat lagi “Jadi kan besok?”, terus kan aku anaknya ga megang hp setiap saat ye, jadi ga baca dong itu teks. TERUS DITELEPONNNN. Duh paling ga nyaman banget sama orang-orang yang telepon sembarangan, kayak…???? What if I were in a middle of important meeting or something??? Minta ijin dulu??? Wah ku jadi getting worked up lagi… Anyhow, ku bales “Jadi”, terus kukasih jam, “Jam 12 ye, mau di mana bebas kabarin aja”. Terus ditawar “kalau jam 1 bisa gak?”. Ini teksnya udah malam banget jadi baru kubalas besoknya yang adalah hari ini yang adalah hari Rabu.
Ku-reply tadi pagi kutawar balik “12.30 gimana, gw sudah harus kembali ke office jam 1.30 soalnya” terus terjadilah tawar menawar dia tiba-tiba yang “ooo apa habis kamu kerja aja ya kita ketemunya” yang aku pun sebetulnya fine-fine aja. Dia tanya ku kelar jamber. Kujawab jam 6. Terus dia sepertinya merasa jam itu kemaleman apa gimana, tiba-tiba “eh yaudah lunch aja deh”. Aku udah yang ????
(Sumpah pas diketik gini ku jadi merasa bersalah… apa saya yang terlalu petty banget aja ya kaya ginian aja dipermasalahin, tapi emang tadi tu keselnya kesel banget sampe yang ke ubun-ubunnnn).
Akhirnya long story short pokoknya lunchnya ga jadi karena menurut si Fulan “waktunya ga cocok di saya” yang adalah nonsense to me because 1. YOU are the one who asked to have a lunch together in the first place????; 2. What time do you think lunch time is??? Jam 2 siang?
Udah sih, si Fulan ngajak ketemu lagi malam tapi ku sudah males jadi kubilang gabisa aja. Kayanya part of what makes me upset is: I have put you into my schedule, meaning I’m committed to you, but then you just canceled it mid-way? Kayak…? And this is not the first time? Gabisa banget beneran deal sama orang kaya gini. Ribet. Rempong. Terlalu banyak mau. YAALLAAH beneran deh jauhin banget dari orang-orang kaya gini ke depannya, Aamiin.
Partly juga ku terganggu dan sampe cerita ke Abi, Mita, Tharin sepertinya adalah karena: I feel bad for having this hatred towards this person and I feel like I shouldn’t hate them (?) (UGH Noni and her niceties). Mita sampe suggested for me to block her, tapi it sounds too mean to me ☹ Terus ya muncul juga justifikasi kenapa si orang ini gapunya teman for example, karena emang orang harus struggle banget buat berteman sama dia…
Sebetulnya jadi makes sense sih behaviour si Fulan ini, sangat tidak contradictive antara satu behaviour dengan behaviour lainnya (studi yang bagus kalau kalian lagi build character in fiction). Action dia di mana dia merasa harus confirming stuff repeatedly before the meeting only to make sure adalah salah satu cara dia mencari assurance, yang dia sendiri sebetulnya gabisa kasih. Dia mastiin lagi ke orang meeting jadi apa nggak, karena dia punya habit breaking the promise/cancelling meeting last minute. Karena dia berperilaku seperti itu, jadi dia projecting, thinking kalau orang lain akan change plan juga last minute. Dia butuh reassurance yang mana dia gabisa kasih ke pihak lain.
Menarik banget gaksii. Perhatiin deh next time ya. Kalau kalian ada teman yang aneh. Atau gak harus yang aneh. Yang work functionally well juga boleh. Kalian bisa lihat patternnya. Orang itu pasti konsisten. Kalau dia kerjanya bagus in friendship aja misalnya, they always keep their promise, dateng on time, biasanya di kerjaan dia juga akan bagus. I know some people (many, most people around me) who do this and it holds true. Tapi kalau dari friendship aja udah bobrok, ga jelas kalau bikin janji, telat mulu datengnya, hampir bisa tercermin juga dari kerjaannya.
Udahdeh itu aja kayanya ngeluhnya hari ini. Mayan cape ya ceu curcol di tumblr. Tapi iya jangan jadi Fulan ya ges. Capek bgt soalnya being the other party. Semoga kalian selalu diberkati juga untuk ga dihadirkan Fulan dalam hidup kalian… Aamiinnn.
30.18 16:07 13/12/2023
2 notes · View notes
lebensmoode · 6 months
Text
Drawing Journey #1
Tbh, I've been into drawing people face or expression since school era back then. Thanks to komik-komik bacaan jaman kecil dulu. Dan biasanya gw jarang pake helping line alias draf kasar ketika ngegambar wajah, langsung firm line yg nanti tinggal dipertegas. Jadi gak ada tuh yg gambar lingkaran dulu, kasih garis batas mata, hidung, mulut, telinga, dkk. Alasannya... kalo pake helping line gambar gw jadi aneh 🙂
Mungkin karena udah kebiasaan juga kali ya, I feel more comfortable by not drafting. Udah terbiasa sama hasilnya juga.
Naah last July or August, gw mantengin satu channel menggambar di yutub. Gak sengaja padahal. Pas diperhatiin cara beliau ngegambar wajah pake draf ini kok keliatan mudah diikutin dan hasilnya juga chakep yaa. As you guess, gw mulai coba latihan pake lingkaran kecil lingkaran kecil... lingkaran besaar #yousingyoulose
(Btw nama channel nya @chommang_drawing)
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Hasilnya sedih 🥲 dan aneh 🥲
Ada yg matanya gak puguh, alisnya gak simetris, terlalu lonjong. Gw bukan tipe yg harus simetris segala letak komposisi wajah like the real human ya, asalkan di mata gw nyaman aja ngeliatnya yaudah, oke gitu. Tapi ni pas trial awal awal adaaa aja yg ganggu mata aing. Nah, trus gw juga mulai belajar gambar cowo. Not bad sih rambutnya, tapi mukanya itu loh. Kayak topeng scream 😭
3 bulan kemudian alias hari ini, gw coba lagi dah tu ngegambar. Penasaran aja apa ini skill kalo gak diasah malah tambah butut apa tetep mirip kaya dulu-dulu.
Surprisingly...
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Eh markijan??? Kok alus???
At least menurut gw ya. Tambah rapi 🥹 Jujur gw kaget dengan hasilnya. Again, matanya mungkin terlihat aneh kalo diperhatiin, ada garis wajah yg ketebelan juga. But overall, I. Love. It. Dan setelah gw pikir-pikir, gw tau alasan lain kenapa hasilnya bisa begini............
..........gw asik nonton anime aja 3 bulan terakhir 🤡
RUBBY IS ON THE BLAME !1!1!1!
Makanya ini gw lagi stop nonton dan akan mulai nge-review anime apa aja yg udah aing saksikan selama ini. Manatau ada yg mau mengikuti jejak hamba banting setir ke anime karna durasi drakor dirasa sudah sangat wasting time dan menambah feeling guilty (and honestly I fed up with kdrama so... 🙂🫱🏼‍🫲🏿)
Kembali ke leptop
Pernah gak sih hw hasil gambar lu jelek? Of course pernah, dan masih sampe sekarang. Yaitu saat hamba menggambar wajah yang serong ke kiri.
Tumblr media Tumblr media Tumblr media
Dah. Dahla. Bye pokoknya 👋🏻
Udah lah jelas gak simetris, mata gw beneran gak nyaman ngeliatnya hft. Ini salah satu PR gw dalam pergambaran. Kudu bisa gambar wajah serong kiri yg enak ditengok. Dah, intinya gitu. PR lainnya adalah, gw tu selalu gambar wajah cuma sampe dada alias bust up. Hampir gak pernah full body, even sampe half body aja gw jaraang beut. So I've collected some human pictures with different pose yg nantinya pengen gw jadiin referensi menggambar half/full body. Doain terlaksana yak.
And it seems like I will make separated account for my drawings?? Hmmm let's see
Sekian dulu gais. Ada jambu di kulkas yg nungguin, mau gw makan pake somboy sambil nonton. Nite nite ✨🫰🏻
8 notes · View notes