Situs nonton film gratis: layarkaca21 dunia21 indoxx1 rebahin lk21 layarkaca21 dutafilm bioskopkeren ngefilm 21 terbit21 ganool idlix cgvindo bioskop21 lk21 juragan film gudang film movieon 21 layarkaca21 lk21 layarkaca21 rebahin rebahin lk21

ULasan: Pulang

Judul Buku: Pulang Genre Buku: Fiksi Sejarah dan Fiksi Politik Penulis Buku: Leila S. Chudori Bahasa: Indonesia Penerbit Buku: Kepustakaan Populer Gramedia Rating Goodreads: 4.3/5 Rating Pribadi: 4.5/5

Novel dengan tebal 474 halaman ini akan mengantarkan pembaca ke setidaknya tiga latar masa lalu dalam ritme yang cepat. Pertama September 1965, di Indonesia. Kedua Mei 1968 di Perancis dan Mei 1998 di Indonesia. Novel ini dibagi menjadi tiga bagian dengan alur maju-mundur. Tiga bagian yang ada masing-masing memuat sudut pandang orang pertama dari point of view tiga tokoh utama (multiple POVs) dan dua tokoh pendukung. Walau memiliki pergantian point of view dan plot campuran, penulis menjahit masing-masing bagian cerita dengan sangat apik sehingga masing-masing cerita saling melengkapi "kekosongan" pada cerita lainnya. Setiap konflik dan penggalan kisah memunculkan rasa penasaran dari pembaca dan membuat pembaca semakin tertarik untuk melanjutkan perjalanan membacanya.

Pada bagian satu, novel ini berkisah tentang empat eksil politik Indonesia yang menjadi pendiri Restoran Tanah Air di Paris: Dimas Suryo, Nugroho Dewantoro, Risjaf, dan Tjahjadi Sukarna (Tjai Sin Soe). Kecuali Tjai, mereka berempat merupakan wartawan di Kantor Berita Nusantara sebelum Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Hananto Prawiro, pimipinan kantor Berita Nusantara adalah seorang jurnalis berpengalaman ekstrim kiri. Walau beberapa jurnalis dan karyawan lainnya cenderung netral dan bahkan memiliki sikap politik yang berlawanan, tetap saja eksistensi Hananto cukup untuk menjadikan Kantor Berita Nusantara dianggap sebagai gudang antek dan simpatisan PKI.

Menjelang Peristiwa 30 September 1965 terjadi, Dimas Suryo dan Nugroho menghadiri Konferensi International Organization of Journalists di Santiago, Chile. Sedangkan Risjaf menghadiri “agenda” lain di Havana, Kuba. Sementara Tjai meninggalkan Indonesia menuju Singapura sesaat setelah Peristiwa 30 September 1965 terjadi. Sadar bahwa situasi politik di Indonesia pasca 30 September 1965 tidak berpihak dan sangat berbahaya bagi siapapun yang dengan mudah bisa dikait-kaitkan dengan PKI, maka Dimas Suryo, Nugroho dan Risjaf tidak berani untuk pulang. Selain itu, situasi membuat mereka memang tidak mungkin bisa pulang karena paspor mereka dicabut. Mereka kemudian pergi ke Peking dan bertemu dengan banyak eksil politik lain. Dari Peking mereka berkelana ke beberapa negara dan berakhir dengan pertemuan kembali di Paris kemudian mendirikan Restoran Tanah Air.

Di Prancis, Dimas Suryo menikah Vivienne Deveraux dan punya satu orang anak perempuan yang bernama Lintang Utara. Singkat cerita, Lintang dewasa pergi ke Jakarta untuk menyelesaikan tugas akhirnya di universitas Sorbonne, yaitu membuat film dokumenter yang berisi wawancara dengan para eks-tapol Peristiwa 1965 beserta keluarga. Lintang pergi ke Jakarta pada bulan Mei 1998 dan bertemu dengan Segara Alam putra Hananto Prawiro dan Bimo putra Nugroho.

Setidaknya ada dua premis besar dalam novel ini, yang pertama tentang bagaimana kehidupan para eksil politik yang terpaksa berpetualang dari negara satu ke negara lain dan kemudian menjalani kehidupan sebagai warga negara Perancis di Paris, ribuan kilometer dari tanah air yang sangat mereka rindukan. Kemudian premis utama ini memunculkan premis baru tentang kehidupan anak-anak para eksil politik di luar negeri dan juga di Indonesia menghadapi situasi politik yang kembali memanas di tanah air, tiga puluh tiga tahun pasca pemberontakan PKI.

Keunggulan novel ini adalah penulis dapat menyajikan kisah sejarah kelam Indonesia dengan alur cerita yang menarik. Pembaca seolah dapat “menyaksikan” apa yang terjadi selama dua masa kelam perpolitikan Indonesia lewat rincinya penggambaran cerita yang disajikan melalui sudut pandang karakter utama. Sementara kekurangannya adalah karena tema dan pembahasan dalam cerita, novel ini memiliki segmentasi pembaca yang cenderung khusus yaitu dewasa di atas 17 tahun dengan minat bacaan fiksi-sejarah fiksi-politik.

Reminiscing my late books (Part 1)

(buku-buku terjemahan)

Karena fisik buku2nya belom aku amanin dari gudang, mari googling aja. Sedih sih tapi aku harus kuad (karena pasti buku ku ada yg rusak sih, atau jadi menguning) huft.

JK Rowling - Harry Potter.. Walaupun bukan buku pertamaku, tapi ini buku tebal yg pertama aku baca dan suka bahkan jadi candu. Wah JK Rowling briliant sih! Dari SMP kelas 2 karena ku telat ngikutinnya dan malah beli buku ke 2 dulu baru ke 1 hehe. Sampe buku terakhir pas kuliah. Menemaniku tumbuh bgt kan. When the last book comes to an end.. Sedih, rasanya ada setengah hati yg hilang, ngahuleng beberapa hari. Hah sumpah dah tamat? Ngga ada yg aku tunggu tiap tahun? Sediiihhh :(

Meg Cabot - The Princess Diaries. Kalogasalah ini belinya SMP jg transisi antara lepas dari komik dan pengen coba2 Novel teenlit2 gitu. Nyobain lah ini. Nama Putrinya, Mia wkwk, panggilan sebetulnya diambil dari Amelia tp jadi Mia napa ngga Amel atau Lia gt. Entahlah~. Lucu si Princess Mia ini.. Sampe bbrp thn kemudian Filmnya release, diperanin sama Anna Hathaway. Passs cocok! Sesuai fantasiku saat itu, malah Anna terlalu cantik huhu.. Nah buku ke 2 nya aku ngga ngikutin tp kalo Filmnya aku nonton.

Roald Dahl - The Witches. Ini dapet hadiah ultah dari bestie, sampe lupa tepatnya ultah ke brp? Entah 18/19 th atau early 20an. Yg pasti kusuka buku ini, buku fantasi yg anak2 bgt tp keren siapa yg gatau Roald Dahl yg terkenal itu yekaann. Makanya aku pgn punya book set nya yg aku blg di tulisan sebelumnya. Mudah2an yaa ada rejekinya.

Mitch Albom - For One More Day. Kayanya aku beli buku ini jaman2 lg fase berduka sepeninggal ibu. Makanya milihnya ko mature bgt yah, jarang2 aku beli buku cem ginian. Tadinya pengen healing gitu.. Sampe aku baca ulang itu pas jaman Path ada fitur what are you reading now? Ih kangen path ya lebih privat dan lengkap

Stephanie Meyer - Twilight Saga. Bukunya aku suka, Filmnya kagaaaa huaaaa.. Lupa percisnya gmn apa film ke 1 tayang dulu baru beli buku 1, 2, 3 atau buku dulu yah yg pasti 2 dan 3 itu aku baca buku duluan. Bukunya mah seru2 aja. Tp knapaaaa filmnya kurang. Bahkan di film ke 3 aku pertama kali nonton ketiduran di bioskop. Bosen bgt isinya edward dan bella kisseu, cuddling, kisseu, cuddling gitu terus dohhh boring. Saking ilfilnya sama yg ke 3. Buku ke 4 aku ngga beli dan ngga nonton endingnya pula hahaha dahlaahh bisa gt ya dari suka jadi ilfil.

Lupa ada lagi apa ngga, yg aku inget ya segini. Belom buku2 penulis lokal juga ada beberapa. Lanjut part 2 kali yaa wkwk

Nostalgia dan Klise

Foto pertama dari klise negatif yang dicuci. Pada foto tersebut, aku mempotret kekasihku dari belakang. Hasil fotonya memiliki lightleak yang membuat foto itu seperti visualisasi potongan ingatanku.

Malam ini (8/11/22) aku datang untuk ketiga kalinya dalam rentang seminggu terakhir ke Bersoreria, salah satu tempat cuci film di daerah Prawirotaman. Aku datang pukul 20.18, parkir, masuk, kemudian menyapa seorang lelaki umur 40-an akhir yang walaupun jenggotnya panjang dan beberapa helai rambutnya mulai putih masih memancarkan aura anak muda.

"Mau ambil atau cuci film, mas?" Tanyanya.

"Enggak, mas. Ini, saya mau memastikan film yang kemarin saya cuci," sambil mengeluarkan gulungan klise film negatif.

Sabtu kemarin (5/11/22), aku dan kekasihku habis mengikuti workshop merangkai bunga. Di sana kami menghabiskan sisa exposure dari film yang sudah hampir setahun bersarang di kamera analog tipe rangefinder-ku, Ricoh 500GX. Selesai workshop berangkatlah kami ke Bersoreria untuk mencuci film itu.

"Jadinya besok ya, mas," kata seorang perempuan berhijab umur 20-an yang jaga di meja kasir, "Nanti kalau file digitalnya udah dikirim lewat drive, berarti klisenya udah bisa diambil," lanjutnya. Pulanglah kami dengan perasaan penuh debar, mengantisipasi hasil jepretan kami akan seperti apa.

Minggu siang (6/11/22), masuklah email dan link menuju drive tempat hasil scan klise film negatif yang kami cuci. Rasanya seperti nostalgia karena film itu mulai masuk kamera di kencan pertama kami setelah beberapa bulan terpisahkan oleh jarak. Ada juga beberapa foto pada waktu tertentu yang menunjukkan rambut gondrongku waktu itu.

Namun, ketika kulihat-lihat foto yang ada di drive rasanya ada yang kurang. Ternyata beberapa foto terakhir yang kami ambil di acara workshop itu tidak ada. Kebingungan, sore itu aku pergi ke Bersoreria untuk mengambil klise dan menanyakan jumlah fotonya.

"Sudah bener kok, mas," kata kasir itu.

"Mungkin itu karena underexposure, mas. Makanya gak bisa di-scan," sambut lelaki itu.

Penjelasan yang masuk akal pikirku, sebab aku baru sadar ISO film itu 200 dan bukan 400 setelah film dikeluarkan dari kamera yang aku setting untuk ISO 400. Langit sore itu sudah gelap, maka aku putuskan menerima penjelasan itu dan melaju pulang sambil berharap tidak kehujanan.

Aku kemudian sampai kos sekitar pukul lima sore dengan kabar baik dan buruk. Kabar baiknya adalah aku tidak kehujanan. Tepat saat hujan tiba-tiba deras dan angin bertiup kencang, tepat pula aku parkir di garasi. Kabar buruknya adalah setelah kuhitung dan urutkan klise filmnya, ternyata klise foto terakhir hilang.

Film yang kupakai adalah Kodak Color Plus ISO 200 36 Exposure, artinya nomor terakhir yang ada di gulungan klise harusnya 36, tapi di sana cuma sampai 31. Berangkat dari keraguan dan kebingungan itu, malam ini aku berangkat lagi ke Bersoreria.

"Oh iya, saya lupa jelasin lebih lanjut kemarin. Jadi karena gak bisa di-scan itu, saya potong. Salah saya, mas, harusnya klise yang terakhir tetap saya masukkan. Saya masih ingat, klise terakhir itu kosong soalnya. Maaf tapi mas, kayanya udah saya buang. Nanti saya coba cari, mudah-mudahan ada," lelaki itu menjelaskan, "Jadi pelajaran juga buat saya, mas. Saya gak kepikiran bakal ada masalah kaya gini. Ke depannya kalau ada yang kosong gitu juga, paling enggak saya ikutkan di gulungan klisenya".

Baiklah... Mau bagaimana lagi?

Setelah itu, aku sempat mau langsung pulang, tapi entah dari mana, aku rasanya ingin mengobrol dulu dengan lelaki ini. Basa-basilah aku bilang kalau mulai main analog karena baca Majalah Hai edisi khusus yang membahas hype kamera analog. Setelah ngubek-ngubek gudang dan ketemu kamera pocket milik bapakku, cobalah main analog dan keterusan sampai 2018 beli kamera rangefinder dengan pinjam uang teman dulu.

"Sambil duduk aja kali ya, mas?" Aku bilang ke lelaki itu. Lalu terlibatlah kami dalam pembicaraan seru soal bisnis kamera analog. Dia bilang harga mahal sekarang itu karena ada "mafia" yang pegang stok barang banyak. Sengaja dibikin langka supaya harga melambung, barulah barang dikeluarkan.

"Persis kaya kasus minyak goreng kemarinlah, mas," katanya.

Di saat itu, aku bersyukur sempat menggeluti jurnalisme jadi tipis-tipis punya kemampuan bertanya dan menjaga obrolan tetap berjalan. Pelan-pelan aku bertanya soal proses cuci film, stok barang, bisnis Bersoreria dan lainnya.

"Kalau lagi gak ada bos sih, pas saya cuci film boleh kalau mau liat prosesnya, mas," tawarnya, "Soalnya kalau pas ada, saya bisa dimarahin," ucapnya sambil nyengir. Aku tentu diam-diam berharap kesempatan bakal datang dan bisa melihat proses cuci film suatu saat nanti.

Dia juga cerita soal kelakuan-kelakuan lucu konsumen yang baru pakai analog. Suatu waktu ada dua perempuan dari Jakarta lagi wisata ke Jogja. Perempuan yang satu cakepnya luar biasa, tapi yang satu biasa aja katanya. Mereka jalan bareng, jepret foto bareng, cuci film bareng juga. Sewaktu hasilnya sudah jadi, perempuan yang cakepnya biasa ini protes, "Jangan mentang-mentang saya jelek, tapi temen saya cakep jadi hasil temen saya dibikin lebih cakep dong, mas," protes perempuan itu.

"Ya, saya diam aja, mas. Mau jelasin apa lagi coba? Permasalahannya bukan karena perempuan yang satu lebih cakep, tapi emang kameranya yang satu lebih cakep. Kan mau gak mau hasilnya tentu beda, ya?" terangnya, "Ya sudah saya ketawa aja sehabis kejadian itu. Kan kesalahan bukan di saya, tapi di kebodohan dia yang gak ngerti alat. Biasa saya dimaki-maki kaya gitu sama orang yang baru main analog dan ngeyel harusnya hasilnya bagus. Gak saya masukin hati yang kaya gitu, mas. Repot entar".

Aku bertanya beberapa hal pribadi juga. Ternyata lelaki itu asli Semarang dan sempat kuliah fotografi di IKJ walaupun gak selesai. Sudah hampir 30 tahun dia bekerja di bisnis fotografi, terutama analog. Baru sekitar awal 2021 dia pindah ke Jogja setelah ditawari mengurus cabang Bersoreria di Jogja.

"Suntuk saya di Jakarta, mas," ucapnya, "Apalagi setelah istri saya gak ada. Jadi ya, mlipir dulu lah ke jogja biar dapet suasana baru. Anak saya juga kuliah di UNY ikut mbahnya kok".

"Ini berarti masnya tinggal di toko ini?"

"Iya, di situ," menunjuk kamar kecil di samping ruang gelap tempat cuci film.

"Sendiri, mas?"

"Iya. Mbak kasir yang itu kan part-time, jadi kalau udah jam enam sore dia pulang," ucapnya. Menarik menurutku part-time di Bersoreria, kalau ada bukaan lagi aku akan coba daftar juga sepertinya. "Wah, tapi saingannya anak-anak Fotografi ISI, mas. Tapi ya keputusan di bos, bukan di saya kalau soal part-time," katanya.

Diam-diam aku menyadari kalau kemungkinan lelaki ini cuma lelaki biasa yang kebetulan sedang mengalami mid-life crisis. Tinggal sendiri, suntuk dengan suasana yang itu-itu saja, dan istri yang dicintainya sudah tidak ada lagi.

Tanpa terasa ternyata sudah pukul 21.15.

"Oh udah lewat jam sembilan, mas. Tutup jam sembilan kan ya, siapa tau masnya mau istirahat," ucapku sambil pamit.

Sambil berdiri aku berkata, "Oh iya, sorry, mas. Nama mas siapa ya?"

"Nama saya Yono," ucapnya sambil menyodorkan tangan berkenalan. "Saya Rizal, mas," balas saya kemudian menjabat tangannya.

"Saya pamit dulu ya, mas."

"Iya, maaf ya mas klisenya malah kebuang. Nanti kalau ketemu saya kasih tau," ucapnya lagi.

"Gapapa, mas. Santai," kataku sembari keluar dari toko.

Keunggulan dan Manfaat Plastik Stretch Film dalam Bisnis

Dalam dunia bisnis yang kompetitif, setiap langkah yang meningkatkan efisiensi dan mengamankan produk Anda adalah investasi yang bijaksana. Di tengah dinamika industri, penggunaan Plastik Stretch Film telah menjadi pilar utama bagi banyak perusahaan dalam menjaga keamanan dan keutuhan produk mereka. Plastik Stretch Film adalah jenis film plastik yang elastis dan fleksibel, biasanya digunakan untuk mengemas dan melindungi barang-barang selama proses penyimpanan dan pengiriman.

Plastik Stretch Film, sering disebut sebagai "stretch wrap" atau "stretch film," adalah bahan kemasan yang terbuat dari polietilena. Film ini memiliki kemampuan untuk meregang secara elastis ketika diterapkan pada barang-barang yang dikemas, memberikan perlindungan yang kuat dan rapat. Dengan sifat elastisnya, Plastik Stretch Film mampu membungkus produk dengan erat, menjaga kebersihan, mencegah kerusakan, serta melindungi dari debu dan kelembapan yang dapat merusak.

Keunggulan Penggunaan Plastik Stretch Film dalam Bisnis

Keunggulan utama penggunaan Plastik Stretch Film terletak pada kemampuannya untuk menjaga keamanan dan keutuhan barang selama proses distribusi dan penyimpanan. Penggunaan Plastik Stretch Film telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan pertumbuhan industri e-commerce dan sektor logistik global. Keunggulan ini mencakup:

Perlindungan Terhadap Kerusakan: Plastik Stretch Film membantu mengurangi risiko kerusakan barang selama transportasi dan penyimpanan. Dengan membungkus produk secara rapat, film ini menahan gesekan dan guncangan yang dapat merusak barang.

Peningkatan Keamanan Produk: Dengan membungkus produk secara rapat, Plastik Stretch Film juga membantu mencegah manipulasi atau pencurian selama proses pengiriman. Ini memberikan keamanan tambahan bagi produk Anda di seluruh rantai pasok.

Efisiensi Operasional: Selain itu, penggunaan Plastik Stretch Film juga meningkatkan efisiensi dalam operasi penyimpanan dan pengiriman. Dengan memberikan dukungan struktural tambahan, film ini memungkinkan barang-barang untuk ditumpuk secara lebih efisien, mengoptimalkan ruang penyimpanan dan pengangkutan.

Dalam menghadapi persaingan yang ketat, memilih Plastik Stretch Film yang tepat menjadi keputusan penting bagi bisnis B2B. Tunas Mitra Makmur menyediakan Plastik Stretch Film berbagai jenis dan ukuran untuk membantu memenuhi kebutuhan Anda. Dapatkan segera Plastik Stretch Film!

Plastik Stretch Film bukan hanya sekadar kemasan, tapi investasi dalam keamanan dan efisiensi bisnis Anda.

Manfaat Plastik Stretch Film dalam Konteks Bisnis

Dalam mengelola bisnis B2B yang sukses, setiap langkah kecil memiliki dampak besar. Salah satu elemen penting yang sering diabaikan adalah penggunaan Plastik Stretch Film, sebuah solusi sederhana namun berdampak besar dalam menjaga kualitas produk dan kepercayaan pelanggan. Mari kita lihat beberapa manfaat utamanya.

Perlindungan Barang dari Kerusakan

Menjaga barang-barang Anda tetap aman dan tidak rusak selama perjalanan adalah prioritas utama dalam bisnis apa pun. Plastik Stretch Film efektif dalam melindungi barang-barang dari kerusakan selama proses penyimpanan dan pengiriman. Dengan lapisan pelindungnya yang elastis, film ini membungkus barang dengan erat, menahan guncangan, gesekan, dan elemen-elemen luar yang dapat merusak.

Mempermudah Proses Penyimpanan dan Pengiriman

Dalam lingkungan bisnis yang bergerak cepat, efisiensi adalah kunci. Plastik Stretch Film membantu mempermudah proses penyimpanan dan pengiriman dengan memberikan stabilitas tambahan pada barang yang dikemas. Dengan memadatkan barang secara efisien dan aman, film ini memungkinkan penumpukan yang lebih tinggi, mengoptimalkan ruang gudang, dan mengurangi risiko kecelakaan atau kejadian yang tidak diinginkan selama transportasi.

Menjaga Kebersihan dan Keamanan Produk

Kesan pertama seringkali membuat perbedaan besar dalam bisnis. Dengan Plastik Stretch Film, Anda tidak hanya melindungi produk dari kerusakan fisik, tetapi juga menjaga kebersihan dan keamanan mereka. Dengan menyediakan lapisan pelindung yang rapat, film ini membantu mencegah kontaminasi dari debu, kotoran, atau bahan asing lainnya yang dapat mengurangi kualitas produk Anda.

Di era di mana kepercayaan pelanggan adalah mata uang terpenting, investasi dalam penggunaan Plastik Stretch Film adalah langkah cerdas bagi setiap bisnis B2B. Lebih dari sekadar pelindung, film ini adalah penanda komitmen Anda terhadap kualitas, keamanan, dan kepuasan pelanggan.

Gaya Khas Dekorasi Furnitur Basement Asia

The Basement Workshop adalah salah satu kolektif politik dan seni Asia pertama di New York City. Kelompok ini aktif dari tahun 1970 hingga 1986. Kelompok ini menerbitkan Majalah Bridge (1971-78) dan portofolio seni visual Mutiara Kuning, serta menyelenggarakan program dan lokakarya pemuda.

Tips Menambah Nilai Ruang Bawah Tanah Anda

Tergantung pada bagaimana Anda berencana menggunakannya, ruang bawah tanah Anda dapat meningkatkan nilai rumah Anda dan menjadi fitur yang menarik bagi calon pembeli. Anda juga dapat menambahkan bar rumah atau ruang media ke ruang bawah tanah untuk ruang hiburan tambahan. Namun, Anda perlu menyadari batasan zonasi di wilayah Anda sebelum melakukan penambahan apa pun.

Pameran digital dan koleksi kapsul yang dikurasi ini menceritakan kisah Basement Workshop, sebuah kolektif seni Asia-Amerika yang aktif dari tahun 1970 hingga 1986. Ini adalah masa ketika para aktivis dan mahasiswa kulit hitam menuntut Departemen Studi Dunia Ketiga di universitas mereka, dan generasi muda Amerika keturunan Asia dituntut. mencari identitas mereka sendiri. Basement Workshop membantu banyak dari mereka menemukan jalan melalui perpaduan seni, aktivisme komunitas, dan idealisme kaum muda. Melalui karya yang mereka hasilkan, seperti Bridge Magazine dan Yellow Pearl, seperangkat folio, organisasi ini membantu membangun identitas budaya Asia-Amerika. Para anggotanya sering kali saling mencari bimbingan dan dukungan saat mereka menegosiasikan definisi baru tentang Amerika Asia.

Ruang bawah tanah adalah tingkat bonus hebat yang dapat diubah menjadi ruang tamu kedua yang luas, gua manusia, pusat media rumah, atau bahkan gym pribadi. Dengan sedikit imajinasi dan bantuan pembangun rumah profesional, kemungkinan Anda tidak terbatas dan bisa anda miliki dengan mudah ruang bawah tanah yang mewah melalui toko penjualan online idrumah.com.

Ide Ruang Bawah Tanah Terpopuler

Lokasi pertama Basement, di 54 Elizabeth Street di Chinatown Kota New York, menjadi pusat fisik untuk aktivitas dan pertemuan komunitas. Awalnya digunakan untuk menyimpan bahan, akhirnya menjadi tempat orang berkumpul dan berbagi ide.

Pada saat itu, banjiha dilarang untuk disewakan untuk keperluan tempat tinggal. Namun urbanisasi yang pesat dan masuknya migran dari daerah pedesaan menyebabkan pemerintah melonggarkan pembatasan tersebut. Pakar perumahan Park Mi-sun mengatakan deposit dalam jumlah besar sering kali diperlukan untuk keluar dari banjiha, namun sulit bagi masyarakat untuk membeli flat baru. Apartemen basement juga rentan terhadap banjir, jamur, serangga, dan ventilasi yang buruk. Beberapa di antaranya sangat jorok sehingga menginspirasi film Parasite tahun 2019. Bar rumah atau gudang anggur

Desain ruang bawah tanah menawarkan peluang besar untuk menciptakan pengalaman bar yang menyenangkan dan unik. Baik Anda suka menjamu teman atau menikmati segelas anggur bersama pasangan, bar bawah tanah bisa menjadi tempat yang menarik dan nyaman.

Menciptakan Nuansa yang Nyaman dan Keren

Misalnya, blogger Leslie dari Rumahku yang Berusia 100 Tahun menggunakan ruang bawah tanahnya untuk menciptakan area bar yang nyaman untuk kencan malam di cuaca hangat bersama suaminya. Ia bahkan memasang kegerator untuk berbagai pilihan bir dan rak wine untuk menampung botol.

Ruang bawah tanah Asia juga menawarkan kesempatan untuk membentuk bar rumah yang mencerminkan pub favorit Anda. Pilih gaya dekorasi yang sesuai dengan suasana yang paling Anda sukai, lalu tambahkan aksen yang sesuai untuk memberikan tampilan dan nuansa berbeda pada bar rumah Anda. Misalnya, jika Anda menyukai pub Inggris, Anda dapat memilih untuk menambahkan dinding bata palsu dan hiasan besi. Anda bahkan dapat memilih meja bar dan bangku yang mencerminkan gaya ini.

Apakah Anda menginginkan ruang untuk bermain game PC solo man cave, atau Anda ingin menambahkan meja biliar untuk kompetisi persahabatan dengan keluarga dan teman, ruang bawah tanah adalah tempat yang tepat untuk ruang permainan. Pastikan untuk memilih furnitur dan membeli rumah yang akan meningkatkan relaksasi dan kenyamanan. Menambahkan beberapa teknologi pintar juga dapat meningkatkan pengalaman bermain game dengan menambahkan fitur seperti nampan minuman atau speaker suara surround internal.

TURISIAN.com - Kalian harus check nih! Ada tempat keren banget buat ngeliatin matahari terbit, geng. Namanya Taman Gudang,di  daerah Hargowilis, Kokap, Yogya. Gak boleh dilewatkan, deh! Jadi, di Taman Gudang, kalian bisa camping ala glamping, bro. Ada daratan luas di pinggiran danau waduk Sermo. Pokoknya, viewnya kece abis. Kamu bakal bisa liat matahari terbit dari situ, dan gila, rasanya keren banget, sebuah anugerah Tuhan yang luar biasa. Makanya gak heran, siapa pun yang datang ke sini, abis camping pasti  bikin video buat media sosialnya. Maklum, tempatnya oke banget buat konten Instagram. Si sini kalian, bisa berkemah di daratan hijau yang sekarang terlihat jelas karena air waduk turun gara-gara musim kemarau. Gak nyangka banget, daratan yang tadinya tenggelam sekarang bisa dipake buat camping. BACA JUGA: Pantai Mali Alor Tawarkan Sunrise Terbaik dan Wisata Pengamatan Dugong Bahkan, bekas-bekas makam dari masa lalu juga terlihat di sana. Seru kan buat eksplorasi? Tentunya, juga bisa nyewa tenda buat camping. Tempat ini bisa nampung lebih dari 150 tenda ukuran empat orang per tenda, jadi gak usah khawatir kehabisan tempat. Ada kapasitas buat lebih dari 500 orang, bro! Sejarah Waduk Sermo Sementara itu, waktu paling rame biasanya pas Sabtu sama Minggu, karena semua orang pengen ngeliatin matahari muncul di pagi hari. Emang, sunrise di sini beda banget, gak kalah sama tempat lain. Oh ya, sejarahnya, dulu waduk Sermo ini desanya jadi waduk. Ada ratusan keluarga yang pindah ke Sumatera, bro. Gara-gara itu, pemerintah bikin waduk di atas Bukit Menoreh buat irigasi pertanian dan sumber air bersih. BACA JUGA: Kulon Progo Siap Kembangkan Agrowisata di Bukit Manoreh Danau ini punya kapasitas air yang besar banget, geng. Nah, tepian waduk jadi camping ground yang keren, dan sering banget jadi lokasi syuting film. Makanya, mesti pas musim kemarau, biar daratannya keliatan. Pada musim hujan, air waduk bakal naik lagi, dan daratan tengahnya bakal tenggelam. Sati hal lagi, Taman Gudang ini gak jauh dari Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), sekitar 16 kilometeran. Kalau naik mobil, lu cuma butuh sekitar 40-45 menit dari YIA, bro. Jadi, gak bakal ribet deh buat kesana. Mending ajak temen-temen lu buat camping seru di sini dan nikmatin matahari terbit yang gokil! ***

My hobby

Halo Everyone! Welcome to my first blog!

Di blog ini, saya akan menceritakan tentang hobi saya. Kalau ditanya soal hobi, saya sebenarnya memiliki banyak hobi,seperti membaca, mendengarkan musik, dan menonton film

Kalau membaca, saya suka membaca seperti novel dan komik, tapi saya juga suka membaca secara online di internet. Karena hobi saya membaca, saya memiliki beberapa novel di rumah, dan pada saat di Sekolah Dasar saya sangat suka membeli majalah Bobo, sehingga sampai sekarang banyak majalah bobo yang tersimpan di gudang rumah

Sumber : Pinterest

Nah, kalau untuk mendengarkan musik sih saya tidak memiliki genre tertentu, asal enak di dengar saja sudah cukup. Kalau ditanya lagu favorit sih saya ga bisa jawab, karena sangking banyak nya lagu yang saya suka, tapi kalau ditanya musisi favorit sih, saya bakal jawab Taylor Swift! Karena suara nya yang merdu dan lagu lagu nya yang easy going di telinga saya, salah satu lagi Taylor yang saya sukai adalah Midnight Rain!

Hobi terakhir saya ini, adalah menonton film! Untuk genre, saya suka action, comedy. Sebenarnya saya suka semua genre kecuali genre horror, karena kadang setelah menonton horror saya akan menjadi parno sendiri. Untuk film yang menjadi favorit saya adalah film Barbie yang di bintangi oleh Margot Robbie dan Ryan Gosling

Nah, akhirnya kita sampai di penghujung blog saya, terimakasih telah membaca sampai selesai!

Review: Kembang Api (2023)

Film Kembang Api ini memberikan perspektif lain dari bunuh diri. Film ini dibuka dengan Langit Mendung alias Fahmi (Donny Damara) mendorong bola besar ke dalam sebuah gudang. Bola itu adalah kembang api besar yang daya ledaknya setara dengan bom. Tidak lama, datanglah Anggrek Hitam alias Raga (Ringgo Agus Rahman) ke dalam gudang itu. Lalu Tengkorak Putih alias Sukma (Marsha Timothy), dilanjutkan…

View On WordPress

Entah ini termasuk happy ending atau gak, tapi baru kali ini mimpinya sampe tuntas.

Aku seolah nonton film di dalam mimpiku sendiri dan rasanya aku ikut bermain dalam film tersebut.

Tentang seorang pria yang mengejar wanita impiannya berkali-kali, tapi selalu ditolak kehadirannya. Wanita itu berlari jauh menghindar darinya. Entah karena alasan apa dia selalu menolak pria itu.

Wanita itu terus berlari hingga pria dan teman-temannya kehilangan jejaknya. Wanita itu bersembunyi di sebuah gudang rumah. Hampir saja berhasil ditemukan oleh salah seorang teman pria itu. Pada akhirnya semua berhenti mencari, dan wanita itu tidak pernah mereka temukan.

(Hingga akhirnya sungguh plot twist, tak disangka akan berakhir begitu kisahnya. Pemeran utama wanita di film itu meninggal dan jadi hantu.)

Suatu ketika pria itu datang ke suatu tempat dimana wanita yang dia suka terakhir menghilang. Tempat itu adalah rumah temannya sendiri. Digambarkan bahwa dia seolah sering pergi kesana untuk bermain sepeda bersama teman-teman lainnya.

Pria itu mengendarai sepeda, lalu wanita itu duduk membonceng di belakangnya. Dia memeluk pinggang pria itu seolah melepas rindu dan sesal yang selama ini dia pendam. Lalu pria itu mengatakan,

"Udah selesai kan bermainnya? Kali ini ikut aku pulang yaa?"

Si wanita ini tampak kaget karna ternyata pria itu menyadari keberadaannya. Tapi di balik punggung itu, akhirnya dia setuju mengangguk.

Dan keduanya pun tersenyum

Movie Review #18

Review film walaupun sotoy: Kembang Api (2023)

Sebelum review gua mau share dulu kalo experience nonton kembang api ini cukup asik karna satu bioskop gua cuma nonton berdua doang HAHAHA bener-bener gaada orang sama skali jadi kita sepanjang film bebas untuk kasih komen dan nyeletuk sepuasnya xixixi, let's go~

Kembang Api tuh premisnya sebenernya cukup unik, kayaknya jarang di Indonesia ada tema time loop gini. Premisnya tentang 4 orang yang pengen bunuh diri pake bola kembang api hasil rakitan salah satu di antara mereka. Itu bola kembang api mesti diledakin pake satu tombol dan tiap kali mereka neken tombolnya gatau kenapa mereka bukannya mati, tapi malah balik lagi ke kejadian awal pas mereka baru ngumpul di gudang gelap itu. Hal ini keulang terus menerus sampe mereka stress dan ribut sendiri. Unik kan. Fyi, film ini merupakan hasil adaptasi dari film Jepang, judulnya 3ft Ball and Souls. Barangkali kalian penasaran pengen nonton juga.

Segala lika liku cerita dan emosi di Kembang Api ga akan tersalurkan dengan baik tanpa acting handal dari keempat aktor aktrisnya ya guys yaah!! Tepuk tangan dulu untuk Donny Damara, Marsha Timothy, Ringgo Agus dan juga Hanggini. Tapi, mungkin karena Hanggini masih newcomer, dia masih agak kaku BUT WEELL OK LAH. Other than that, ada beberapa penempatan musik atau scoringnya yang agak kurang pas aja gitu. Beberapa adegan di film juga kesannya terlalu dipaksain, jadi kurang dapet emosinya.

Selain itu, JUJUR YA JUJUR BANGET NIH KALO BOLE JUJUR, ni film emang oke sih dari awal sampe (maaf spoiler) sebelum akhirnya si tokoh Anggun mutusin untuk gajadi bunuh diri. Sisanya sampe tu film abis menurut gua malah jadi dramatis banget dan kesannya malah jadi kayak nonton ftv. Tapi ini cuma kayak 10 menit terakhir kok guys jadi ga terlalu mengganggu banget lah ya.

Pada akhirnya, gua tetep suka banget dengan pesan yang pengen disampein sama filmnya. Setiap tokoh cukup merepresentasikan gimana masyarakat pada umumnya, atau bahkan kita sendiri dalam menilai orang lain dan keputusan yang mereka ambil. Buat gua pribadi, ini film maknanya ga cuma stop tentang perkara bunuh diri dan masalah mental aja, tapi ya jauh lebih luas dari itu. Panjang ntar ga abis2 nih review kalo dijabarin semua.

Ni film juga bikin kita refleksi diri lah pokoknya dan mungkin kalo bisa dirangkum jadi satu kalimat kira-kira begini bunyinya, “Oi lo jangan sembarangan ngejudge orang, tiap orang kan punya masalahnya masing-masing dan lo gaakan bisa paham kalo liatnya cuma dari kacamata lo aja.” Nah gitu lah kurang lebih. Dengan setting tempat yang monoton dan mengandalkan dinamika dialog sambil duduk ngelilingin kembang api, film ini sukses nyadarin kita tentang gimana sepatutnya menempatkan diri untuk berempati intead of menghakimi orang lain. What a powerful message.

Sebelum abis, ini film juga consist of hal-hal ironis, komedi, dan ada beberapa part yang bikin sedih, kasian, dan mungkin juga kesel yah bagi para penontonnya termasuk saya sendiri wuahaha. Sekian dulu review dari saya, selamat melanjutkan hidup dan mengamalkan kata pepatah, urip iku urup...Mudah-mudahan hidupmu menyala selalu <3

Dijual Murah Tanah Dekat Pantai Laki Beach Serta Pinggir Hutan Cemara Laipori Sumba Timur Lokasi Tempat Syuting Film Tongkat Emas Pantai Yang Indah Dengan Hamparan Pasir Putih Yang Menawan Serta Suasana Yang Nyaman Dan Masih Asri Sekitar Lokasi Sudah Ada Villa Resto Maupun Resort Sertifikat Hak Milik Luas Tanah 23.950 m2 ( 2.39 Hektar ) Kontur Tanah Datar Bentuk Tanah Ngotak Jalan Akses Lebar 7 Meter Harga Total Rp. 900 Juta Direct To Owner Phone Or WhatsApp 0811782999 082236765758 08563833233 Info Lengkap Property Bali https://linktr.ee/wayanbaliproperti #wayanbaliproperty #propertybaliagent #bestbaliproperty #propertimurahbali #agenpropertibali #balirealestate #balihotel #jualtanahbali #rumahmurahbali #hoteldibali #baliisland #notarisbali #lamborghiniindonesia #jualrumahbali #balitemple #kulinerbali #pantaikutabali #pulaubali #baliproperti #ogohogohbali #pariwisatabali #realestatebali #jualvillabali #airportngurahraibali #tanahmurahbali #balionline #propertibali #sumba #jualtanahsumba #tanahsumba (di Info Jual Tanah Rumah Villa Kost Gudang Ruko Dijual Di Bali) https://www.instagram.com/p/Co7gHH7vt0L/?igshid=NGJjMDIxMWI=

Roald Dahl Book Set

Gara2 film Netflix terbaru Wes Anderson itu karya Roald Dahl yg Henry sugar jadi teringat buku Roald Dahl aku yg pertama The Witches, hadiah kado ultah dari bestie. Tengkyuu bestie! Gara2 buku itu aku jadi ingin punya buku2 lainnya yg sampe detik ini belom ke beli. Iyaa saat itu suka buku fantasi terjemahan. Kalo film Roald Dahl nya sih ngikutin Charlie and The chocolate Factory sama Matilda. Bukunya cuma 1 itu..

Thn 2011 sempet ngetwit itu haha iya bener sepengen itu memang, biar kalo punya anak aku tinggal turunin bukunya pikir ku begitu. Karena the witches seseru itu, film2nya puunn.. Mind blowing!

Tapi ya waktu berlalu 2012 kerja, antusiasme sama buku udah mulai berkurang, medsos makin kenceng. Udah asyik sama hp dan ngedrakor di laptop atau di TV (pake usb, donlot jalur harom yekan.. Atau minta sama temen2 jd tinggal copy). Udah jarang beli buku lah saat itu.

Tadi siang dpt report dari adikku lagi beresin kamarku di rumah uber, beresin lemari katanya dan semua barang2 numpuk dan di sortir.. Haduuh makasih adikkk! Nah jd kepikiran kan koleksi buku2ku, komik2ku ada di gudang belom aku ampihan, kayanya udah di makan rayap atau tikus. Mana ada 1 set buku Harry Potter yg penuh kenangan, padahal mau aku kenalin ke anakku di masa depan itu cita2ku dulu, skrg udah ada nemo tinggal nunggu gedean dikit bisa baca itu buku2 harpot. Mau ngampihan dari gudang belom siap mental kalo nemuin buku2ku rusak. Termasuk buku Roald Dahl ku satu2nya disana jg. Haaaaa gimana iniiiii jd kepikiran lagiiiii :(((

Galungan - Victory of Dharma | The Culture of Bali from Dennis Schmelz on Vimeo.

I had the great honor to travel to Indonesia for three weeks this summer. Besides the spectacular landscapes in Bali, Komodo and Java, I also wanted to learn more about the culture and the people. Especially Bali, the island of the gods, holds many stories and myths.

During my stay there was Galungan, a Balinese holiday celebrating the victory of dharma (good) over adharma (evil). It marks the beginning of the most important recurring religious ceremonies and the time when the ancestral spirits visit the Earth.

The Barong dance featured battle between Barong and Rangda to represent the eternal battle between good and evil. Barong is the king of the spirits, leader of the hosts of good, and enemy of Rangda, the demon queen and mother of all spirit guarders in the mythological traditions of Bali.

It is an important part of the magic of Bali to understand that everything flows as one here – the divine, humankind and nature – every individual is in one way or another contributing to the overall energy that transmits throughout the island.

Every household offers their reverence and hospitality through offerings and prayer. A so-called ‘penjor’ – a curved bamboo pole decorated with offerings made from coconut and palm leaves and flowers – arch the roads serving as enchanting reminders of its ancient past.

Besides the celebration, I also had the opportunity to shoot with some traditional Balinese dancers. One of the most beautiful dances is Rejang. Dressed in great costumes with headdresses, this dance is traditionally performed by young women at a ceremony in the inner courtyard of the temple. This dance is also one of the holiest sacrificial dances to entertain the visiting gods and spirits.

Another very common dance is the Legong dance. It tells the story of 13th century Java and is a cultural treasure of Bali, known for its physically demanding postures and fast-paced movements which require a significant level of flexibility among its generally young female performers.

Thanks to my friend and fellow photographer Daniel Kordan (check out his workshops in Bali and Java) and Odi Gudang (knows every corner in Bali). Without you I would never have been able to get to know all these beautiful places and people.

Filmed with a Sony Alpha 7 IV (https://bit.ly/3h1KSn7) & Sony Alpha 7S III (https://bit.ly/3fq7A7U).

Check out the Making Of: https://bit.ly/3gWtgca

Crew: Camera, Editing & Grading: Dennis Schmelz Sound Design: Friedhelm Mund Text & Speaker: Claudina Hoff ter Heide Visual Effects: Pascale Kanew Scouting: Daniel Kordan Local Fixer: Odi Agung

For licensing inquiries please contact info(at)dennisschmelz.de. It's not allowed to use any of this footage without licensing - also for non-commercial use.

--

MY EQUIPMENT (Affiliate): You can find a complete overview of my equipment on Kit: kit.co/dennisschmelz

Edited and graded in Adobe Premiere using my own presets:

LUTs: "Prejudice" S-Log3 LUT: https://bit.ly/3w97bZC "Transsiberian Dream" LUT Package: https://bit.ly/2SCvd1A

In my YouTube video I use licensed music from Artlist : https://bit.ly/3puFRmt.

--

Check out: linktr.ee/dennisschmelz instagram.com/dennisschmelz facebook.com/dennisschmelzfilm vimeo.com/dennisschmelz dennisschmelz.de

#indonesia #bali #galungan

© Dennis Schmelz | 2022

Download Film Korea Confidential Assignment (2017) Subtitle Indonesia

Download Film Korea Confidential Assignment (2017) Subtitle Indonesia

Sinopsis Film Korea Confidential Assignment (2017) Im Chul-Ryung (Hyun-Bin) adalah seorang perwira dari tim investigasi khusus di Korea Utara. Timnya pergi ke gangguan di sebuah gudang yang mencetak uang palsu. Atasan Im Chul-Ryung, Cha Ki-Sung (Kim Ju-Hyeok) dan timnya sendiri ada di sana untuk mencuri pelat utama untuk mencetak uang palsu. Baku tembak terjadi dan, dalam prosesnya, Im Chul-Ryung…

View On WordPress