Tumgik
#diakronik
maglearning-id · 1 year
Text
Pengertian Diakronik Adalah Apa ? Bagaimana Contoh Diakronik ?
Pengertian diakronik adalah pendekatan yang digunakan dalam ilmu bahasa dan sejarah untuk mengevaluasi perubahan yang terjadi dalam suatu bahasa atau sistem sosial dari waktu ke waktu. Ini berbeda dari pendekatan sinkronik, yang berfokus pada analisis suatu bahasa atau sistem sosial pada suatu titik waktu tertentu. Diakronik dapat digunakan untuk menganalisis perubahan dalam bahasa secara…
Tumblr media
View On WordPress
0 notes
breve-historia · 3 years
Text
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik - Di dalam menganalisis suatu peristiwa, sejarah memiliki cara berpikirnya tersendiri yakni dengan menerapkan cara berpikir sejarah. Cara berpikir sejarah terdiri dari dua jenis yakni cara berpikir diakronik dan cara berpikir sinkronik. Namun, apa sih perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik? Di bawah ini akan diuraikan tentang perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik.
Cara berpikir diakronik adalah cara berpikir yang kronologis (urutan) dalam menganalisis suatu peristiwa. Kronologis sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti chronos (waktu) dan logos (ilmu) yang berarti kronologi adalah ilmu tentang waktu. Tujuan pengunaan kronologi di dalam sejarah adalah untuk menghindari kerancuan waktu di dalam sejarah.
Selain melalui cara berpikir diakronik, selanjutnya terdapat cara berpikir sejarah secara sinkronik. Perlu diketahui bahwa suatu peristiwa sejarah yang sama, dapat pula direkonstruksi dengan cara berpikir sinkronik. Berpikir sinkronik yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa.
0 notes
lesgobipu · 2 years
Text
01. Konsep Dasar Sejarah
Sejarah, diambil dari kata dasar Syajaratun (bahasa Arab) atau pohon. Sejarah memiliki ciri yaitu unik, penting, dan abadi. Unik: hanya terjadi satu kali. Penting: berpengaruh bagi masyarakat. Abadi: akan terus diingat.
Pengertian Menurut Ahli
1. Herodotus (bapak sejarah): sejarah bergerak seperti lingkaran yang disebabkan manusia. 2. Ibnu Khaldun: catatan mengenai kehidupan manusia. 3. Collingwood: penyelidikan terhadap kehidupan manusia di masa lampau. 4. Sartono Kartodirjo: sejarah dibatasi oleh lingkup subjektif dan objektif. 
Fungsi Sejarah
1. Sebagai peristiwa: terjadi di masa lalu dan digunakan untuk merekontruksi kejadian tersebut. Contoh: Peristiwa Indonesia menjadi anggota PBB.
2. Sebagai ilmu: disusun secara sistematis & memiliki metode. Contoh: teori masuknya agama Islam ke Indonesia.
3. Sebagai kisah: dibangun melalui interpretasi/penafsiran dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Contoh: Kisah raja-raja pada masa Hindu-Buddha yang diketahui dari penafsiran prasasti.
4. Sebagai seni: sejarah bersifat unik, menarik, dan tidak membosankan. Contoh: peninggalan berupa wayang.
Sumber Sejarah
A. Berdasarkan Sifat
Sumber Primer
Sumber Primer Kuat (Strict primary sources): sumber yang mengalami langsung peristiwa sejarah. Contoh: korban-korban selamat dari suatu kebakaran gedung.
Sumber Primer Kurang Kuat/Sezaman (Less-strict primary sources): sumber yang juga ada saat peristiwa tersebut terjadi, tetapi tidak membuat kontak langsung dengan peristiwa tersebut. Contoh: media sosial memberitakan kebakaran gedung.
Sumber Sekunder
Sumber yang berasal dari orang lain. Contoh: seorang peneliti membuat buku tentang sejarah Indonesia, lalu mengumpulkan berbagai sumber primer dan menyatukannya dalam buku tersebut. Peneliti tersebut tidak mengalami langsung peristiwanya, tetapi bukunya dapat dijadikan sumber sekunder.
B. Berdasarkan Bentuk
Sumber Tulisan: sumber yang berbentuk tulisan. Contoh: prasasti, catatan perjalanan. Kelebihan: bentuknya jelas dan dapat diverifikasi. Kekurangan: hanya memaparkan dari sudut pandang pemenang. 
Sumber Lisan: sumber yang disebarkan melalui mulut-ke-mulut, dibagi menjadi 2 lagi, yaitu sejarah lisan dan tradisi lisan. Sejarah Lisan: berkaitan dengan terjadinya suatu peristiwa. Contoh: keterangan seorang saksi mata peristiwa penculikan yang diwawancarai oleh pihak televisi. Tradisi Lisan: berkaitan dengan tradisi turun-temurun suatu kebudayaan. Contoh: nyanyian tradisional rakyat, mitos, legenda. Kelebihan: dapat ditanyakan langsung kepada yang bersangkutan (karena sumbernya dari pernyataan langsung/wawancara), dapat menjadi pelengkap informasi apabila sumber tulisan & benda minim. Kekurangan: ingatan bisa pudar, bersifat subjektif.
Sumber Benda: sumber yang berbentuk benda. Contoh: arca, patung, candi. Kelebihan: bentuknya jelas dan sulit untuk dimodifikasi. Kekurangan: apabila rusak, sulit untuk dibentuk seperti sedia kala.
Cara Berpikir Sejarah
Diakronik (memanjang dalam waktu, terbatas dalam ruang)
Berkaitan dengan kronologi terjadinya suatu peristiwa.
Apabila peristiwa diakronik disatukan dalam rentang waktu yang lama maka disebut periodisasi (contoh: Demokrasi Terpimpin, Orde Baru)
Contoh: Perang Diponogoro pada tahun 1925-1930.
Sinkronik (memanjang dalam ruang, terbatas dalam waktu)
Berkaitan dengan tempat terjadinya suatu peristiwa.
Lebih fokus pada peristiwa/apa yang terjadi di hari itu dibanding rentang waktunya.
Contoh: Peristiwa Proklamasi 1945.
Langkah Penelitian Sejarah
Metodologi sejarah, sejarah disusun sebagai berikut:
Tahap Penentukan Topik (apa yang akan dibahas).
Heuristik (pengumpulan & penelusuran sumber sejarah).
Verifikasi (atau kritik, untuk meneliti keaslian dan kevalidan sumber) Kritik intern: berfokus pada isi sumber tersebut, apakah valid atau tidak Contoh: membandingkan apakah isi suatu prasasti itu benar dengan kejadian yang terjadi pada masa tersebut. Kritik ekstern: membandingkan apakah sumber tersebut autentik atau tidak. Contoh: membandingkan jenis kertas atau jenis batu saat sumber tersebut ditemukan.
Interpretasi (penafsiran sumber sejarah).
Historiografi (penulisan kembali sumber sejarah/membuat kesimpulan).
Historiografi
1. Historiografi Tradisional (kerajaan Hindu-Buddha hingga prekolonial)
Istana-sentris dan regio-sentris.
Bersifat politik dan ideologis. Contoh: menceritakan tentang kerjaan yang menganut agama Islam. Kerajaan di sini adalah unsur politik dan Islam adalah unsur ideologis.
Tidak ilmiah.
Kerajaan digambarkan dalam kejayaan dan kebebasan sebagai struktur kekuasaan yang dominan. Contoh: kemenangan Kerajaan A terhadap Kerajaan B.
Subjektivitas tinggi karena ditulis dari 1 sudut pandang saja.
Ada anakronisme (ketidaksesuaian dengan fakta)
Sulit ditelusuri kebenarannya.
Dibuat untuk melanggengkan kekuasaan.
2. Historiografi Kolonial (masa kolonial hingga sebelum kemerdekaan)
Eropa-sentris.
Menceritakan kehidupan orang Eropa di Indonesia.
Dibuat untuk kepentingan Eropa/Belanda sendiri. Pengecualian: karya JC Van Leur (Perdagangan dan Masyarakat Indonesia) digolongan sebagai historiografi tradisional karena menceritakan tentang kehidupan rakyat Indonesia.
3. Historiografi Modern (masa setelah kemerdekaan hingga sekarang)
Menceritakan tentang bangsa Indonesia sendiri.
Bersifat kritis dan memiliki metode (ilmiah).
Tidak hanya bangsawan, rakyat kecil juga menjadi bagian sejarah.
Memiliki berbagai sudut pandang karena pendekatannya multidimensional.
0 notes
edebiyatsoylesileri · 4 years
Text
Füsun Akatlı / Bilge Karasu'nun Gece'si anlatıcı sesin kontrpuan tekniğiyle kullanıldığı bir karabasan
Tumblr media
Bilge Karasu, ilk romanı Gece'yi 1975 baharında, 45 yaşında yazmaya başlayıp bir yılda tamamlamıştı. 1995′te yayımlanan, Kurgusu ve özgün söz dağarcığıyla postmodern romanın önemli örneklerinden biri kabul edilen Pegasus ödüllü eser Akşit Göktürk'e göre “çetin metin.” Romanın ithaf edildiği eleştirmen Füsun Akatlı ise Fatih Özgüven'le söyleşisinde bu iddiayı çürütmeyi deniyor.
Fatih Özgüven - Gece'nin önsözünde de belirtildiği gibi, Bilge Karasu metinlerinin zor metin, anlaşılmaz metin olmak gibi bir kaderleri var. Önce buna değinelim istersen; bu söyleşimizin amacı da buydu zaten. 'Çetin metin' demiş Akşit Göktürk. Biz bir çeşit basite indirgemeye başvuralım mı, ne dersin? Herşeyden önce, anlatı yapısı olarak Gece bize bir dedektif romanı kurgusu sezdiriyor gibi geliyor bana. Bu kurgu içinde, tanıdık Bilge Karasu izleklerinden bazıları var; av-avcı izleğinin bir çeşitlemesi sayabileceğimiz katil-kurban örneğin.
Füsun Akatlı- Tek kişi olarak ele almadan, tehdit edilenler ve tehdit edenler diyelim istersen. Evet, öteki kitaplarında karşılaştığımız bir izlek. Buna karşın, bir usta-çırak izleği bu kitapta daha az belirgin.
Özgüven- Kurgusal olarak ise hep ayakta tutulan, hiç tavsamamasına çalışılan bir gerilim var.
Akatlı- Bir gerilim var ve okur için zor olduğu söylenen bu metinde bayağı sürükleyici, merak ettirici bir unsur gördüm ben. Dediğin gerilim o kadar canlı tutulmuş ki, okurken sıkça geri dönme zorunluluğuna, kişilerin bile istereyerek 'karıştırılmaları'na karşın, kitapta okumaktan caydırmayıcı bir çekicilik var; belki de 'dedektif' romanı kurgusuna en yakın olan bu.
Özgüven- İstersen, bir an için dedektif romanı analojisinden sıyrılalım; bu gerilimi, bu kurguyu Bilge Karasu'ya özgü kılan nedir onun üzerinde duralım. Bilge Karasu evreni deyince, benim aklıma herşeyden önce kurmaca, zihinsel bir yapı, zihinde kurulan ve gelişen -istendiğinde bozulabilen- bir şey geliyor. Bilge Karasu evreninin 'zihinselliği' konusunda sen neler diyeceksin?
Akatlı- Belki başka bir yere de atlama fırsatı verir bu; zihinsel bulduğumuz ya da adlandırmakta güçlük çektiğimiz o evren, dil evrenidir bence, dilin düşünceyle neredeyse çakıştığını kabul ediyorsak, ki sanıyorum ediyoruz; Bilge Karasu'da dilin ne kadar önemli olduğu bu kadar kitaptan sonra son derece açık. Gerçeklik evrenini kurmaca evrenine çevirirken yapmak istediği herşeyi, dilde ve dille yapan bir yazar. Dolayısıyla bütün olup bitenler bir yapıntı içerisinde oluyor. Hem yapıntının içerisinde oluyor, hem de o yapıntı kurulurken oluyor, yani kurmaca işinin içerisinde. Hatta terminolojiden sıyrılmak için uydurmaca diyelim istersen; uyduruluyor bütün bunlar. Bu da gerçeklikleri (ya da gerçek oldukları varsayılan, gerçekliklerin zihindeki izdüşümleri olan şeyleri) dil evrenine yansıtarak yapılıyor. Zihinsellik ve kurmaca ilişkisi bu bence.
Gerilim, anlatıcı sesiyle oynayarak sağlanıyor
Özgüven- Bu bağlamda, dedektif romanı gerilimine benzettiğimiz şeyi, anlatıcı sesiyle oynamakla, anlatıcı sesini bölüklemekle sağlıyor Bilge Karasu, değil mi? Herşeyden önce, anlatıcı sesinin herşeye kadirliğini (omnipotence) kabul edermiş gibi görünüp.
Akatlı- Görünüp sorguluyor.
Özgüven- Evet, sorguluyor. Romanda anlatıcı sesinin herşeye kadirliğini kabul ediyormuş gibi yaptığı ilk örnek neresi sence? Ya da, anlatıcı sesinin herşeye kadirliğini kabul edermiş gibi yapmasıyla tek bir anlatıcı sesi varmış gibi yapması noktası neresi? Çünkü her ikisi de -senin deyiminle- yazarın uydurmacası ve atbaşı gidiyorlar.
Akatlı- Başlangıçtan itibaren. Kim olduğunu bilmediğimiz bir anlatıcı gece'yi anlatmaya başlıyor. Herşeye kadir yazar sesiymiş gibi... Derken bir yerde 'ben' demeye başlıyor bu ses. 'Ben' kişisi için içine giriyor. Fakat oradan sonra sürekli o 'ben'in kim olduğu sorusu gündemde. Ve zaten sanıyorum, romanın en büyük dolambaçlarından, gizlerinden biri de bu 'ben'in kim olduğu üzerinde düşünürken çözülebilecek bir şey. 'Ben' ayrı ayrı kişiler olabiliyor, aynı kişinin ayrı ayrı cepheleri de olabiliyor, gerçi bu kadar ipucu vermeye gerek yok belki.
Özgüven- Tipik dedektif romanı okuru kaygısı bu da değil mi? Romanın 'sonunu' söylemekten kaçınıyorsun.
Akatlı- Evet, doğru. Kısacası hep 'ben' diyen ve değişen o sesin sonunda bir tek kişide düğümlenip düğümlenmediği de açık bir soru.
Özgüven- Bir de, teknik olarak, yazım tekniği olarak romanın gerilimi, o 'ben'in, anlatıcı sesinin tek kişide toplanıp, çeşitli kişilere bölünmesinin, tekrar toplanıp tekrar bölünmesinin ve sonunda tuzla buz olmasının -sonunu da ağzımdan kaçırdım bu arada- ortaya çıkardığı dalga hareketinde.
DNA molekülünün sarmalı gibi
Akatlı- Sarmal belki. Neredeyse DNA molekülünün sarmalı gibi.
Özgüven- Sarmalda, o hareketin getirdiği ritmde belirginleşiyor Müzikal, müzik yazısına benzer bir biçim, bir şema, bir partisyon çıkıyor ortaya.
Akatlı- Kontrpuan diyelim. Evet, bu iyi bir adlandırış olabilir, bir tür kontrpuan, ritmi olan bir tabakalanış.
Özgüven- Ayrıca tek tek cümlelerin retorik yapısında da genel konrapunktal yapıya koşut çeşitlemeler onu küçük mikyasta çeşitleyip tekrarlayan bir anlayış saptanabiliyor.
Belirsizlik karabasını vurguluyor
Akatlı- Bir de şu var; bu roman bir atmosfer romanı. Bir karabasan atmosferi. Bunu oluşturan öğeler de şiddet, işkence, cinayet, yıldırma, baskı ve belirsizlik. Karabasanlığı en çok vurgulayan da belirsizlik. Ne olduğu, kimin kime ne yaptığı belli değil.
Özgüven- Gece sözcüğünün anlam çatısı altında toplanan da bunlar galiba.
Akatlı- Özellikle birinci bölümde şiddet, ortalığa saçılan yılgı ile vurgulanıyor. İkinci bölümde kuşku, işkil katılıyor buna. İşkil kavramında bu kuşkunun paranoid bir yanılsama olup olmadığı meselesi de var. Paranoya, ille aslı olmayan bir korkuya kapılmak olarak anlaşılmayabilir. Aslı olmakla birlikte artık dehşetin, şiddetin her yerde solunur hale gelmesi, somutlaşması ve bütün anlatıyı kaplaması, patolojik bir öğe haline gelmesi olarak da görülebilir.
Özgüven- Belirsizlik, teknik açıdan da, anlatıcı sesinin belirsizliğiyle, kim olduğunun tamamiyle bilinmemesiyle taşınıyor romana; bu paranoya bir anlamda yapıntı aracılığıyla bize, okuyucuya da yansıyor. Paralel düzen yani; hem yapıntıda hem yaratılan etkide.
Akatlı- Biraz da şunun üzerine konuşalım bence: Tamamiyle yapıntı üzerine mi konuşuyoruz yoksa gerçeklikte tekabülü var mı? Şunu söylemek istiyorum; tabii ki kurmaca üzerine konuşuyoruz ama gerçekliğe göndermeler sözkonusu mudur, değil midir, benim için önemli. Sen nasıl baktın?
Anlatılanlar aktüel gerçekliğe bağlanabilir
Özgüven- Çok ana öğeleriyle aktüel gerçekliğe, kısa bir süre önce yaşadığımız olaylara bağlanabilir Gece'de anlatılanlar tabii.
Akatlı- Yaşanmış tarihin belli olaylarına bire bir tekabül değil ama genel olarak gerçeklikte tekabülü olan konulara; baskı, terör vb. Yani bu kurmaca evrenin tüm bir tarihle -uzak, yakın- olan ilişkisini dile getiren bir durum saptaması. Yazarın kurmacası, uydurması, bunlar sonuna kadar inandığım şeyler. Ama yazar hiçbir yerden hareket etmeden uydurmuş değildir. Bilge Karasu'nun masalları bile tümüyle kurmaca değildi; Gece'de gerçekliğe yapılan göndermeler daha da önde.
Özgüven- Bilge Karasu'daki belli başlı göndermeler dil planında ama. Gerçeklikten, gerçekliğe ulaşma çabasından ya da ulaşamama halinden sorumlu olan, herşeyden önce dil. Gerçeklik düzleminde bir şeyden kuşkuya düşüldüğünde, önce dilden kuşkuya düşülüyor; dilin yanıltıcılığı, yanılsama olma niteliği söz konusu ediliyor...
Akatlı- Çünkü gerçeğin parçalanmışlığının, gerçeği bütünüyle göstermeyen parçalayıcı bir bakışın, yanıltıcı olabileceği vurgulanıyor. Öyle ki, tarihin içerisinden noktalar seçip onlarla yeni bir tarih, o yaşanan tarihe hiç benzemeyen bir tarih oluşturmak mümkün. Her biri yaşanmış, belli bir koordinat sistemine yerleştirilebilecek noktalar. Onları yeni bir düzen içerisinde bir araya getirdiğimizde gerçeklikte tekabül ilişkisi gittikçe zayıflamış bir kurgu elde ediyoruz. Sanıyorum, bunlar gerçeklikle kurmaca bağlantısı konusunda Bilge Karasu metninin en önemli anahtarları.
Zamanı yok edip klasik romandan kopuyor
Özgüven- Bir de zaman meselesi var Gece'de; bir yerde 'Zamanı yoketmeye çalışırken söyleyişimizin yapısını da bozmak gerekmez mi?' deniliyor. Zamanı yok etmeye çalışmak, Bilge Karasu'nun klasik romanla kopuşunun da bir kanıtı bence; klasik romanın anladığı anlamda kronolojik, çizgisel zamanı yeniden üretmeye değil, bunu bozmayı, değiştirmeyi, yeniden kurgulamayı amaçlamıyor mu?
Akatlı- Söyleyişin yapısını bozmaktan anladığı da bu, çünkü dil ister istemez art zamanlı (diakronik); dolayısıyla geleneksel roman yapısını yırtmak istiyor Bilge. Gece de sonunda bir yerde yırtılıyor. Yırtılan, yapıtta yaşanan gece değil; kurmaca, kurgu. O da sonunda yırtılıyor.
Bilge Karasu'nun her göndermesi çözülemez
Özgüven- Bilge Karasu 'zamanı'nın mitik diyebileceğimiz bazı özellikleri de var. Olaylar hem dilin ve zamanın art zamanlı yapısına aykırı biçimde kurgulanıyor, bir de roman zamanının yeniden kurulmasında birtakım şifrelere, anahtarlara, kodlara, ritüellere başvuruluyor. Karşılıklarını yazarın zihninde bulan, ancak alışkın bir Bilge Karasu okurunun çekip çıkarabileceği unsurlara rastlamak mümkün. Yani şunu söylemek istiyorum; atış sahasındaki törensi olaylar, sayı tutkusu -kitabın dört bölümlü olması, bir sesin en az dört bölüme ayrılması, bir kişinin dört kişiyi içinde barındırması, önemli olaylardan önceki yedi günlük bekleyişler- öldürmenin bir ayin görünümünde sunulması, katil-kurban motifi giderek... Belli başlı özgün unsurları yazarın zihninden çıkma, esoterik mi demeli, hermetik mi demeli, yani sıkı sıkı kapalı ama kapalılığıyla büyüleyici bir zaman, bir evren.
Akatlı- Bilemeyeceğim, Bilge'nin bana en kapalı olan yanıdır bu. Evet, onda birtakım gizemli sayılara, ölçülere rastlamak mümkündür ama göndermelerin nereye olduğu her zaman çözülemez. Ben bunun dışında, bir kurgu, bir geometri, bir mimari yapı aramak düşüncesine daha yatkınım. Ama söylediğin kodlar her zaman nereye bağlandıkları anlaşılmasa da kendilerini gösteriyorlar.
Özgüven- Çift anlamlığı sağlayan da bu galiba, senin anladığın anlamda geometrik bir yapı, benim algılamak istediğim anlamda gizemli, kapalı, şifreleri yanyana geldiğinde çözülebilecek bir dünya.
Akatlı- Şimdi sen söyleyince şu labirent meselesi geldi aklıma. Bir yerde şehirde boru yerleştirmek amacıyla yolların kazılmaya başlandığını görüyoruz. Bu kazma öyle bir noktaya varıyor ki, hiçbir yol önceden çıkmakta olduğu caddeye bağlanmamaya başlıyor. Ve insanlar artık bu şehrin yollarında geliş gidişlerini sürdüremez oluyorlar, hatırlayacaksın. Şimdi giderek bu karabasan yoğunlaştırılıyor ve o kent bir labirente dönüştürülüyor. Dönülüp dolaşılıp içinde kaybolunan bir labirentle karşı karşıya geliyoruz. Bunu da bir simge olarak görmek ya da buna koşut yapılanmalar aramak mümkün. Yani senin söylediğin.
Özgüven- Evet, Bilge Karasu mitikliği... Labirent de, öteki yapıtlarda gördüğümüz satranç da... Mitik dediğim unsur oyun, ayin, ritüel, sayı vb ile beslenen ve içinde bu labirentin de olduğu bir göndermeler ağı.
Labirent, karabasan için iyi bir simge
Akatlı- Bu labirent, bütün bu dolaşıklık, içerikle bir koşutluk içerisinde de görülebilir, yani içerikteki o karabasan atmosferi burada artık doruk noktasına varacaktır. Zaten labirent kadar karabasanı somutlaştıran, simgeleştiren bir şey zor düşünülebilir.
Özgüven- Şu var tabii, ben Bilge'nin yazdıklarını formel bir yetkinlik olarak görüp sevmek konusunda biraz fazlaca kararlı olabilirim. Sen bunu içeriğe bağlıyorsun, benim Bilge Karasu'nun kurduğuna inandığım şemanın dışında bir noktaya gönderme olarak göstermek istiyorsun.
Akatlı- Başka bir gönderisi de olabilir diyorum. Senin söylediğine de katılmıyor değilim aslında. Ancak; zamanı çizgisellikten çıkarıp da, evreni gitgide kaotik bir evren haline soktuğumuzda, artık yolların da yol olmaktan yani bir yere götüren doğrultular olmaktan çıkması doğal. Böylece bir kıstırılmışlık somutlanıyor; bir geometriyle somutlanıyor adeta. Hem karabasan atmosferini ağırlaştırarak vurgulayan bir şey hem romanın kurgusuyla yer yer koşut olarak düşünebileceğimiz bir şey hem de dediğin göndermelere izin verecek bir şey. Bütün genel çağırışımlarıyla bir labirent.
Özgüven- Bir de şu soruna geçelim istersen; Bilge Karasu'nun dille ya da kendi mitik öğeleriyle kurduğu 'zaman', kabaca söylersek 'yaşadığımız zamanlar'a nasıl ilmekler atıyor? Hangi noktalardan?
Konusu, gerçekliğin temelindeki kavranamazlık
Akatlı- Şunda ısrar ediyorum; kurulan temel bağlantılar güncel ve yerel bağlantılara -sözü edilen başkent Ankara mıdır, sözü edilen gençler belli bir grup mudur vb- götürmemeli bizi. Buradaki şiddet, kıstırılma gibi izlekleri okurlardan her biri kendi öznel ya da öznelerarası tarihinde tanıyacak, farkedecektir. Somut tarihe ancak böyle bir ilmek atabiliriz, sonra gene romanın içindeki izleklere dönmemiz gerekir, çünkü herşey onun içinde olup bitiyor. Gerçekliğin temel yapısındaki kavranamazlığı konu ediniyor zaten 'Gece'. Zaman boyutunu bozarak yeni bir boyut aramaya gidiş; insan aklının ve dilinin yapısı gerçekliği aynen yansıtmaya elverişli midir? Ta bu felsefi soruya kadar dönebiliriz. Metnin güçlüğü denen şey de, bu sorunun güçlüğü belki, insan aklının sorgulanması. İnsan zihniyle insan diliyle gerçekliğin yapısının bağdaşırlığı ya da bağdaşmazlığı. Bilge Karasu'nun deştiği, aradığı, irdelediği bu.
Özgüven- Gene şu av-avcı izleğine geri dönelim diyorum. Bunun öteki Bilge Karasu metinlerinde -Avından El Alan'ı, Usta Beni Öldürsen E'yi düşünürsek- daha duyusal, daha erotik açılımlara imkân sağlayan bir yönü vardı. Oysa buradaki katil kurban çeşitlemesinde bu yok pek. Yetkeyi uygulayan ve yetke altında ezilen karşıtlığına dönüşmüş ilişki. Bu şiddet ve kıyıcılık bağlamında erotik açılımların payı ne sence? Bilge Karasu metinlerindeki erotizm burada koyulaşmış, ölüme yakınlaşmış sanki.
Ölümün sevilenin elinden olması, Karasu'nun tanıdık izleklerinden
Akatlı- Bilemiyorum. Burada da ölümün sevgiyle gelmesi, sevilenin elinden olması gibi çok tanıdık Bilge Karasu izleklerine rastlıyoruz. N. ile Sevinç'in sevişmeleri anıyla bıçaklanma anı çakıştırılıyor: "... ölümün, giderek ölümlerimizin, sevdiklerimin giderek sevdiklerimizin, yani kendisinden çekinmeyi hiç düşünmediğimiz bir yaratığın elinden olması yollu bir gizli istek". Bu izlekle Bilge'de çok sık karşılaşırız.
Özgüven- Bir de Bilge Karasu'nun okunmasını zorlaştırdığı öne sürülen cümle yapısı, cümlenin kendi içindeki dilbilgisel kuruluşu var. Öbür Bilge Karasu metinleriyle karşılaştırıldığında-
Akatlı- Evet bunu ben de düşündüm, 'Gece' güçlük getirmeyen, oldukça saydam, okuduğumuzu anlamamıza yardım eden bir dil. Ötekilere oranla çok daha rahat bir dil. Dil kullanımı doğrudan zorlamıyor da kurgu, artanlam zorluyor bizi. Bizi bocalatan, dilin kurgunun bir parçası olarak gördüğü işlev. Güçlüğü yaratan olsa olsa bunlar. Kısmet Büfesi'nin ya da ötekilerin cümlelerindeki aşırı doluluk burada çok öne çıkmıyor.
Özgüven- Bu cümle kuruluşlarındaki yetkinlikle çatışan, -Bilge'nin sevdiği bir sözcükle söylersek- 'azrak' kullanımdan ötürü neredeyse eskimiş, arkaikleşmiş.
Akatlı- Nadir mi demekti azrak?
Özgüven- Evet... ne diyordum, arkaik bir renk kazanmış sözcükler de yok değil. Senin de dikkatini çekmişti yanılmıyorsam.
Akatlı- Evet. Onaşım gibi, otarmak gibi...
Özgüven- 'Yüpürgen' gibi... telaşlı demekmiş.
Akatlı- Hele 'kelli' sözcüğü "(buna) inandırdıktan kelli" diyor. Bunlar Bilge'ninki gibi, yetkinlik düzeyi hayranlık uyandıracak metinlerde nazar boncuğu gibi duruyor. Düşünsene, Bilge Karasu ve 'kelli'!...
Özgüven- Tabii, bu tamamiyle bizim öznel dil şımarıklığımız da olabilir.
Akatlı- Tabii, tabii. Bu yadırgadığımız sözcüklerin ancak, metnin bizi ille de bir kusur aramaya kışkırtan kusursuzluğu içinde yadırgatıcı olduğu ortada. Söyleşinin sonuna geldik ya, iyice de yorulduk.
Özgüven- Neyse Bilge Karasu metinlerinin çetinliği iddialarını çürütelim derken umalım ki 'Gece'yi ve okurunu asıl biz yokuşa sürmüş olmadık!..
(Gösteri Dergisi, Haziran 1985, Sayı 55, Sayfa 7 - 9)
0 notes
zhafiraawesome-blog · 6 years
Text
Palagan Ambarawa
Kesepakatan antara Ir. Soekarno dan Brigadir Jendral Betell diingkari oleh Sekutu. Pertempuran Ambarawa pecah pada tanggal 20 November 1945 antara TKR dibawah pimpinan Mayor Sumarto dan pihak Sekutu. Pada tanggal 21 November, pasukan Sekutu yang berada di Magelang diboyong ke Ambarawa dengan perlindungan pesawat tempur. Pada tanggal 22 November 1945, perang berkobar di kota Ambarawa. Pasukan TKR Ambarawa beserta bantuan TKR Boyolali, Salatiga dan Kartasura bertahan di kuburan Belanda dan membentuk suatu garis pertahanan di sepanjang jalur rel kereta api yang membelah kota Ambarawa.
Di sisi lain dari arah Magelang datang pasukan TKR Divisi V / Purwokerto yang dipimpin Imam Androngi melakukan serangan fajar pada tanggal 21 November 1945. Serangan ini bertujuan agar pasukan Sekutu meninggalkan Desa Pingit yang ditempatinya. Pasukan Divisi V mampu mengusir sekutu dari Desa Pingit dan desa
desa lain yang diduduki Sekutu. Imam Androngi terus mengejar Sekutu dan diperkuat tiga batalion dari Yogyakarta yaitu Batalion 10 dibawah pimpinan Mayor Soeharto, Batalion 8 dibawah pimpinan Mayor Sardjono, dan Batalion Sugeng.
Sekutu terkepung, walaupun demikian Sekutu berusaha menerobos kepungan pasukan TKR. Mereka mengancam akan menggunakan tank - tank dari arah belakang. Untuk menghindari lebih banyak korban, pasukan TKR mundur ke Bedono. Dengan dibantu Reimen II yang dipimpin M. Sarbini, Batalion Polisi Istimewa yang dipimpin oleh Onie Sastroatmojo serta Batalion dari Yogyakarta mengakibatkan Sekutu berhasil di tahan di Desa Jambu. Para komandan kemudian melakukan rapat di Desa Jambu yang dipimpin oleh Kolonel Holland Iskandar.
Rapat ini menghasilkan pembentukan komando yang disebut Markas Pimpinan Pertempuran, yang bertempat di Magelang. Sejak saat itu, kota Ambarawa dibagi menjadi empat sektor yaitu sektor timur, sektor barat, sektor utara dan sektor selatan. Pasukan pertempuran disiagakan secara bergantian. Pada tanggal 26 November 1945, pimpinan pasukan dari Purwokerto, Letkol Isdiman gugur dalam peperangan dan diganti Kolonel Sudirman Panglima Divisi V di Purwokerto. Situasi pertempuran menguntungkan TKR.
1. Kronologi Pertempuran Ambarawa (20 Oktober – 15 Desember 1945)
Tentara Sekutu yang diboncengi     NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945.
Tanggal 23 November 1945 ketika     matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak antara para     pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.
Kolonel Soedirman mengadakan     rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada tanggal 11 Desember     1945.
Serangan mulai dilancarkan pada     tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.
Pertempuran berakhir pada     tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut Ambarawa. Sekutu     dibuat mundur ke Semarang.
2. Diakronik pertempuran ambarawa (20 oktober-15 desember 1945)
Tentara     Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober     1945.
Tanggal 23     November 1945 ketika matahari mulai terbit, mulailah terjadi tembak-menembak     antara para pejuang kemerdekaan dengan pasukan Sekutu.
Kolonel     Soedirman mengadakan rapat dengan para Komandan Sektor TKR dan Laskar pada     tanggal 11 Desember 1945.
Serangan     mulai dilancarkan pada tanggal 12 Desember 1945 pukul 4.30 pagi.
Pertempuran     berakhir pada tanggal 15 Desember 1945 dan Indonesia berhasil merebut     Ambarawa. Sekutu dibuat mundur ke Semarang.
3. Sinkronik pertempuran ambarawa(20 Oktober – 15 Desember 1945)
Kota Ambarawa berada pada jalur penghubung antara Magelang dan Semarang. Karena letak geografis Ambarawa yang strategis ini, maka Jepang menempatkan tawanan wanita Belanda dari berbagai daerah di Ambarawa.
Mata pencaharian pokok masyarakat Ambarawa adalah pertanian yang memberikan hasil berupa padi, sayuran, dan buah-buahan. Ambarawa juga merupakan salah satu daerah perkebunan dalam wilayah karesidenan Semarang. Hasil perkebunan di Ambarawa antara lain, kopi, cokelat, karet, rempat-rempah dan kina. Di wilayah ambarawa juga terdapat perusahaan batik yang dikuasai orang cina serta perusahaan-perusahaan rokok kecil yang mengahsilkan rokok kretek. Kondisi tersebut memungkinkan orang orang belanda mudah memberikan supply makanan kepada tentara yang terjun ke medan pertempuran.
4. Ruang dan waktu pada pertempuran ambarawa (20 Oktober-15 Desember 1945)
Ruang : kecamatan Ambarawa, kabupaten Semarang
Waktu : 20 November 1945 – 15 Desember 1945
1 note · View note
Text
Sejarah & Reformasi 1998
Nama gua Hamzah dan gua sekarang lagi menempuh pendidikan di MAN Insan Cendekia Serpong. Lumayan jauh dari rumah gua di Bandung. Oke, to the point, di semester ini tepatnya di semester 2 kelas 10 ada mapel baru yaitu Sejarah Indonesia yang dipegang Pak Erwin. Pak Erwin ini mengajak kita buat melek sama yang namanya teknologi dan jadilah gua ngepost tugas di tumblr. Selama pelajaran, Pak Erwin membahas suatu kata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu Sejarah. Setelah sudah lama gak pernah ngebahas yang namanaya sejarah karena gua anak IPA jadi otomatis di kepala gua terpikir : ’’Sejarah itu apaan sih?’’ Setelah membaca beberapa referensi akhirnya gua menyimpulkan bahwa sejarah itu : Dalam bahasa Indonesia, sejarah diambil dari kata syajaratun dari bahasa arab yang artinya pohon. Mengapa demikian? Karena apabila kita menggambar skema silsilah,keturunan, riwayat maka akan didapatkan bentuk seperti pohon. Selain itu seperti yang kita tahu bahwa dalam bahasa inggris sejarah berarti History. Kata history ini berasal dari kata Historia yang berarti penyelidikan atau pengetahuan yang didapat dari penelitian.  Apabila kita disebutkan kita sejarah maka yang akan terpikirkan adalah masa lalu atau sesuatu yang telah terjadi di masa lampau. Banyak peristiwa dan kejadian di masa lampau tetapi tidak semua kejadian itu penting dan berpengaruh terhadap kehidupan di masa depan oleh karena itu yang dikaji adalah peristiwa atau kejadian yang memiliki daya pengaruh. Oleh karena itu menurut gua, ilmu sejarah merupakan suatu ilmu yang membahas, mengkaji dan membedah peristiwa atau kejadian di masa lampau yang didasarkan dengan penyelidikan atau penelitian dan memiliki pengaruh di masa depan. Hasil dari pengkajian ini berupa ilmu pengetahuan sebagai penilaian atau penentuan serta progres di masa yang akan datang. Sudah banyak sejarah yang telah tercatat dan diabadikan dalam buku-buku ilmu pengetahuan. Di Indonesia sendiri, di negara yang penuh keragaman ini telah tertulis sejarah Bangsa Indonesia. Banyak pula peristiwa besar yang memiliki dampak di yang besar di kemudian hari. Salah satu yang mau dibahas adalah tentang “Reformasi 1998” dengan menggunakan 5 konsep dasar berpikir sejarah.  Sebagai informasi kejadian ini merupakan penyebab kekuasaan orde baru di Indonesia runtuh.
                                           REFORMASI 1998
Dalam membahas reformasi 1998 gua bakal menggunakan 5 konsep dasar yaitu : 1. Kronologis 2. Diakronik 3. Sinkronik 4. Ruang 5. Waktu Okeh kalo begitu lets cekidot,
I. Kronologis Reformasi 1998 • 5 Maret 1998
Dua puluh mahasiswa Universitas Indonesia mendatangi Gedung DPR/MPR untuk menyatakan penolakan terhadap pidato pertanggungjawaban presiden yang disampaikan pada Sidang Umum MPR dan menyerahkan agenda reformasi nasional.  Mereka diterima Fraksi ABRI
• 11 Maret 1998
Soeharto dan BJ Habibie disumpah menjadi Presiden dan Wakil Presiden
• 14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan kabinet baru yang dinamai Kabinet Pembangunan VII.
• 15 April 1998
Soeharto meminta mahasiswa mengakhiri protes dan kembali ke kampus karena sepanjang bulan ini mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi swasta dan negeri melakukan berunjukrasa menuntut dilakukannya reformasi politik.
• 18 April 1998
Menteri Pertahanan dan Keamanan/Panglima ABRI Jendral Purn. Wiranto dan 14 menteri Kabinet Pembangunan VII mengadakan dialog dengan mahasiswa di Pekan Raya Jakarta namun cukup banyak perwakilan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang menolak dialog tersebut.
• 1 Mei 1998
Soeharto melalui Menteri Dalam Negeri Hartono dan Menteri Penerangan Alwi Dachlan  mengatakan bahwa reformasi baru bisa dimulai tahun 2003.
• 2 Mei 1998
Pernyataan itu diralat dan kemudian dinyatakan bahwa Soeharto mengatakan reformasi bisa dilakukan sejak sekarang (tahun 1998-red).
• 4 Mei 1998
Mahasiswa di Medan, Bandung dan Yogyakarta menyambut kenaikan harga bahan bakar minyak ( 2 Mei 1998 ) dengan demonstrasi besar- besaran. Demonstrasi itu berubah menjadi kerusuhan saat para demonstran terlibat bentrok dengan petugas keamanan. Di Universitas Pasundan Bandung, misalnya, 16 mahasiswa luka akibat bentrokan tersebut.
• 5 Mei 1998
Demonstrasi mahasiswa besar – besaran terjadi di Medan yang berujung pada kerusuhan.
• 9 Mei 1998
Soeharto berangkat ke Kairo, Mesir untuk menghadiri pertemuan KTT G -15.  Ini merupakan lawatan terakhirnya keluar negeri sebagai Presiden RI.
• 12 Mei 1998
Aparat keamanan menembak empat mahasiswa Trisakti yang berdemonstrasi secara damai.  Keempat mahasiswa tersebut ditembak saat berada di halaman kampus.
• 13 Mei 1998
Mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi datang ke Kampus Trisakti untuk menyatakan duka cita. Kegiatan itu diwarnai kerusuhan.
• 14 Mei 1998
Soeharto seperti dikutip koran, mengatakan bersedia mengundurkan diri jika rakyat menginginkan. Ia mengatakan itu di depan masyarakat Indonesia di Kairo. Sementara itu kerusuhan dan penjarahan terjadi di beberapa pusat perbelanjaan di Jabotabek seperti Supermarket Hero, Super Indo, Makro, Goro, Ramayana dan Borobudur.  Beberapa dari bagunan pusat perbelanjaan itu dirusak dan dibakar. Sekitar 500 orang meninggaldunia akibat kebakaran yang terjadi selama kerusuhan terjadi.
• 15 Mei 1998
Soeharto tiba di Indonesia setelah memperpendek kunjungannya di Kairo. Ia membantah telah mengatakan bersedia mengundurkan diri.  Suasana Jakarta masih mencekam. Toko – toko banyak di tutup. Sebagian warga pun masih takut keluar rumah.
• 16 Mei 1998
Warga asing berbondong – bondong kembali ke negeri mereka. Suasana di Jabotabek masih mencekam. • 19 Mei 1998
Soeharto memanggil sembilan tokoh Islam seperti Nurcholis Madjid, Abdurachman Wahid, Malik Fajar, dan KH Ali Yafie. Dalam pertemuan yang berlangsung selama hampir 2,5 jam (molor dari rencana semula yang hanya 30 menit) itu para tokoh membeberkan situasi terakhir, dimana eleman masyarakat dan mahasiswa tetap menginginkan Soeharto mundur.
Permintaan tersebut ditolak Soeharto. Ia lalu mengajukan pembentukan Komite Reformasi. Pada saat itu Soeharto menegaskan bahwa ia tak mau dipilih lagi menjadi presiden. Namun hal itu tidak mampu meredam aksi massa, mahasiswa yang datang ke Gedung MPR untuk berunjukrasa semakin banyak. Sementara itu Amien Rais mengajak massa mendatangi Lapangan Monumen Nasional untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional.
• 20 Mei 1998
Jalur jalan menuju Lapangan Monumen Nasional diblokade petugas dengan pagar kawat berduri untuk mencegah massa masuk ke komplek Monumen Nasional namun pengerahan massa tak jadi dilakukan. Pada dinihari Amien Rais meminta massa tak datang ke Lapangan Monumen Nasional karena ia khawatir kegiatan itu akan menelan korban jiwa.  Sementara ribuan mahasiswa tetap bertahan dan semakin banyak berdatangan ke gedung MPR / DPR. Mereka terus mendesak agar Soeharto mundur.
• 21 Mei 1998
Di Istana Merdeka, Kamis, pukul 09.05 Soeharto mengumumkan mundur dari kursi Presiden dan BJ. Habibie disumpah menjadi Presiden RI ketiga.
II. Diakronik Peristiwa ini diawali dengan terjadinya krisis moneter di kawasan Asia. Mulai tahun 1997, keadaan ekonomi Indonesia semakin memburuk. Pada masa itu KKN sedang merajalela sedangkan kemiskinan semakin meningkat. Terjadinya ketimpangan sosial yang sangat mencolok menyebabkan munculnya kerusuhan sosial. Muncul demonstrasi yang digerakkan oleh mahasiswa. Tuntutan utama kaum demonstran adalah perbaikan ekonomi dan reformasi total. Selain itu diperburuk dengan keadaan kondisi kesehatan Soeharto yang membuat lemahnya kinerjanya. Demonstrasi besar-besaran dilakukan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1998. Pada saat itu terjadi peristiwa Trisakti, yaitu meninggalnya empat mahasiswa Universitas Trisakti akibat bentrok dengan aparat keamanan. Empat mahasiswa tersebut adalah Elang Mulya Lesmana, Hery Hariyanto, Hendriawan, dan Hafidhin Royan. Menanggapi aksi reformasi tersebut, Presiden Soeharto berjanji akan mengatur ulang Kabinet Pembangunan VII menjadi Kabinet Reformasi. Selain itu juga akan membentuk Komite Reformasi yang bertugas menyelesaikan UU Pemilu, UU Kepartaian, UU Susduk MPR, DPR, dan DPRD, UU Antimonopoli, dan UU Antikorupsi. Dalam perkembangannya, Komite Reformasi belum bisa terbentuk karena 14 menteri menolak untuk diikutsertakan dalam Kabinet Reformasi. Adanya penolakan tersebut menyebabkan Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. III. Sinkronik
 Keadaan Ekonomi
Krisis moneter yang melanda mempengaruhi perkembangan ekonomi indonesia. Dari sekian negara-negara di kawasan asia, indonesia termasuk yang paling parah. Berawal dari anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar mengakibatkan Indonesia harus meminta bantuan pada IMF. Pada bulan yang sama, bursa saham Asia mengumumkan kenaikan bunga hingga 300%.  Hingga pada januari 1998, nilai tukar rpiah semakin merosot tajam hingga Rp. 10.000 per dolar. Ketika nilai tukar semakin melemah, pertumbuhan ekonomi menjadi 0% dan berakibat pada iklim bisnis yang lesu. Kondisi moneter semakin melesu dan memaksa untuk melikuidasi sejumlah bank pada akhir 1997. Pemerintah berupaya dengan membentuk Badan Penyehatan Perbankan Nasional namun tak memberikan hasil karena bank-bank bermasalah tersebut semakin kritis. Memasuki tahun anggaran 1998/1999, krisis moneter telah mempengaruhi aktivitas ekonomi yang lainnya. Kondisi perekonomian semakin memburuk, karena pada akhir tahun 1997 persedian sembilan bahan pokok sembako di pasaran mulai menipis. Hal ini menyebabkan harga-harga barang naik tidak terkendali. Kelaparan dan kekurangan makanan mulai melanda masyarakat
Keadaan Sosial 
Dalam keadaan bertambah buruknya kondisi hukum, politik dan ekonomi membuat rakyat semakin kehilangan rasa kepercayaannya pada pemerintah. Maraknya KKN dan ketidakpastian hukummembuat pemerintah kehilangan legitimasinya. Ketidakpastian hukum ini mendapat respon dari berbagai kalangan di pelosok tanah air , terutama para intelektual yang tergabung dalam gerakan reformasi yang dipelopori oleh mahasiswa dan pelajar. Berbagai aksi demonstrasi mahasiswa didukung oleh elemen-elemen masyarakat seperti para tokoh masayarakat, buruh, LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan lain-lain, yang digelar diberbagai pelosok tanah air. Mereka mengklaim bahwa semua permasalahan yang saat itu terjadi adalah akibat kesalahan manajemen Presiden Soeharto, sehingga mereka menuntut keras agar Presiden Soeharto mundur dari kekuasaanya. Demontrasi di lakukan oleh para mahasiswa bertambah gencar setelah pemerintah mengumumkan kenaikan harga BBM dan ongkos angkutan pada tanggal 4 Mei 1998. Puncak aksi para mahasiswa terjadi tanggal 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti Jakarta. Aksi mahasiswa yang semula damai itu berubah menjadi aksi kekerasan setelah tertembaknya empat orang mahasiswa Trisakti yaitu Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Lesmana, dan Hafidhin Royan. Tragedi Trisakti itu telah mendorong munculnya solidaritas dari kalangan kampus dan masyarakat yang menantang kebijakan pemerintahan yang dipandang tidak demokratis dan tidak merakyat
 Keadaan Politik
Sistem politik yang timpang dan rentan yang dikembangkan selama tiga puluh tahun lebih berkuasa menjadikan salah satu faktor penyebab jatuhnya rezim Soeharto. Demokrasi yang tidak dilaksanakan dengan semestinya akan menimbulkan permasalahan politik. Ada kesan kedaulatan rakyat berada di tangan sekelompok tertentu, bahkan lebih banyak di pegang oleh para penguasa. Terjadinya ketegangan politik menjelang pemilihan umum tahun 1997 telah memicu munculnya kerusuhan baru yaitu konflik antar agama dan etnik yang berbeda. Menjelang akhir kampanye pemilihan umum tahun 1997, meletus kerusuhan di Banjarmasin yang banyak memakan korban jiwa. Pemilihan umum tahun 1997 ditandai dengan kemenangan Golkar secara mutlak. Golkar yang meraih kemenangan mutlak memberi dukungan terhadap pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden dalam Sidang Umum MPR tahun 1998 – 2003. Sedangkan di kalangan masyarakat yang dimotori oleh para mahasiswa berkembang arus yang sangat kuat untuk menolak kembali pencalonan Soeharto sebagai Presiden.
IV. Ruang Peristiwa ini pastinya terjadi di Indonesia, terutama di kota Jakarta dimana terjadi demonstrasi besar-besaran.
V. Waktu Peristiwa reformasi merupakan sebuah proses yag panjang. Namun puncaknya adalah pada saat 21 Mei dimana tuntutan rakyat terjawab, yaitu dimana saat pengumuman pengundur dirian Sorharto sebagai presiden Yahh, mungkin segitu aja dari gua. Gua harap ini bisa bermanfaat buat kalian yang baca. Doain gua dapet nilai yang bagus dari pak Erwin. Bye-bye.
1 note · View note
ridertua · 5 years
Text
[Rahasia Dibalik Diakronik Desmodromic Ducati], Sampai Ubanan Ducati Tak Terkalahkan !
[Rahasia Dibalik Diakronik Desmodromic Ducati], Sampai Ubanan Ducati Tak Terkalahkan !
RiderTua WSBK–  Kawasaki adalah pabrikan yang paling terpukul dengan hadirnya Panigale V4R yang mengusik dominasi Ninja ZX-10 RR. Melalui Ichiro Yoda, Technical Director of Kawasaki WorldSBK, Kawasaki memiliki rencana baru untuk memulihkan daya saing yang hilang musim ini. Namun sepertinya tidak mudah bahwa Kawasaki untuk menyamai keunggulan Ducati Panigale V4R. Jika mereka memutuskan untuk…
View On WordPress
0 notes
Link
0 notes
curvilineo · 3 years
Link
apa perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik? bisa dilihat di sini ya...
0 notes
Text
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik - Di dalam menganalisis suatu peristiwa, sejarah memiliki cara berpikirnya tersendiri yakni dengan menerapkan cara berpikir sejarah. Cara berpikir sejarah terdiri dari dua jenis yakni cara berpikir diakronik dan cara berpikir sinkronik. Namun, apa sih perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik? Di bawah ini akan diuraikan tentang perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik.
Cara berpikir diakronik adalah cara berpikir yang kronologis (urutan) dalam menganalisis suatu peristiwa. Kronologis sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti chronos (waktu) dan logos (ilmu) yang berarti kronologi adalah ilmu tentang waktu. Tujuan pengunaan kronologi di dalam sejarah adalah untuk menghindari kerancuan waktu di dalam sejarah.
Selain melalui cara berpikir diakronik, selanjutnya terdapat cara berpikir sejarah secara sinkronik. Perlu diketahui bahwa suatu peristiwa sejarah yang sama, dapat pula direkonstruksi dengan cara berpikir sinkronik. Berpikir sinkronik yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa.
0 notes
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik - Di dalam menganalisis suatu peristiwa, sejarah memiliki cara berpikirnya tersendiri yakni dengan menerapkan cara berpikir sejarah. Cara berpikir sejarah terdiri dari dua jenis yakni cara berpikir diakronik dan cara berpikir sinkronik. Namun, apa sih perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik? Di bawah ini akan diuraikan tentang perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik.
Cara berpikir diakronik adalah cara berpikir yang kronologis (urutan) dalam menganalisis suatu peristiwa. Kronologis sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti chronos (waktu) dan logos (ilmu) yang berarti kronologi adalah ilmu tentang waktu. Tujuan pengunaan kronologi di dalam sejarah adalah untuk menghindari kerancuan waktu di dalam sejarah.
Selain melalui cara berpikir diakronik, selanjutnya terdapat cara berpikir sejarah secara sinkronik. Perlu diketahui bahwa suatu peristiwa sejarah yang sama, dapat pula direkonstruksi dengan cara berpikir sinkronik. Berpikir sinkronik yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa.
sumber: https://hemaviton.blogspot.com/2021/06/perbandingan-antara-cara-berpikir.html
0 notes
Text
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik - Di dalam menganalisis suatu peristiwa, sejarah memiliki cara berpikirnya tersendiri yakni dengan menerapkan cara berpikir sejarah. Cara berpikir sejarah terdiri dari dua jenis yakni cara berpikir diakronik dan cara berpikir sinkronik. Namun, apa sih perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik? Di bawah ini akan diuraikan tentang perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik.
Cara berpikir diakronik adalah cara berpikir yang kronologis (urutan) dalam menganalisis suatu peristiwa. Kronologis sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti chronos (waktu) dan logos (ilmu) yang berarti kronologi adalah ilmu tentang waktu. Tujuan pengunaan kronologi di dalam sejarah adalah untuk menghindari kerancuan waktu di dalam sejarah.
Selain melalui cara berpikir diakronik, selanjutnya terdapat cara berpikir sejarah secara sinkronik. Perlu diketahui bahwa suatu peristiwa sejarah yang sama, dapat pula direkonstruksi dengan cara berpikir sinkronik. Berpikir sinkronik yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa.
0 notes
rakryannusantara · 3 years
Text
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik
Perbandingan Antara Cara Berpikir Diakronik dan Sinkronik - Di dalam menganalisis suatu peristiwa, sejarah memiliki cara berpikirnya tersendiri yakni dengan menerapkan cara berpikir sejarah. Cara berpikir sejarah terdiri dari dua jenis yakni cara berpikir diakronik dan cara berpikir sinkronik. Namun, apa sih perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik? Di bawah ini akan diuraikan tentang perbandingan antara cara berpikir diakronik dan sinkronik.
Cara berpikir diakronik adalah cara berpikir yang kronologis (urutan) dalam menganalisis suatu peristiwa. Kronologis sendiri berasal dari bahasa Yunani yang berarti chronos (waktu) dan logos (ilmu) yang berarti kronologi adalah ilmu tentang waktu. Tujuan pengunaan kronologi di dalam sejarah adalah untuk menghindari kerancuan waktu di dalam sejarah. Selain melalui cara berpikir diakronik, selanjutnya terdapat cara berpikir sejarah secara sinkronik. Perlu diketahui bahwa suatu peristiwa sejarah yang sama, dapat pula direkonstruksi dengan cara berpikir sinkronik. Berpikir sinkronik yaitu menyertakan cara berpikir ilmu-ilmu sosial yaitu melebar dalam ruang, serta mementingkan struktur dalam satu peristiwa. Sinkronik berasal dari bahasa Yunani yaitu syn (dengan) dan chronos (waktu) yang berarti dengan waktu. Berpikir sejarah secara sinkronis yaitu menerapkan cara berpikir yang meluas dalam ruang, namun terbatas dalam waktu. Sinkronik juga diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki keterkaitan dengan peristiwa yang terjadi pada suatu periode tertentu. Pendekatan sinkronik biasa digunakan dalam ilmu-ilmu sosial. cara berpikir sinkronik lebih memberikan penekankan pada struktur, yang berarti meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronik menganalisa suatu peristiwa pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya. Hal ini dimaksudkan tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi tertentu. Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu.
0 notes
dilankamu · 5 years
Video
DIAKRONIK, SINKRONIK, KONSEP PERUBAHAN&KEBERLANJUTAN, KRONOLOGIS, MULTID...
0 notes
syakuradhiya-blog · 6 years
Text
Mengulang Sejarah di Tahun 1998
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Nah, di postan pertama ini, kita akan membahas mengenai sejarah yang terjadi di tahun 1998.  Tapi sebelumnya, udah pada tau belum sejarah itu apa? Biasanya  sih sejarah tuh gak akan lepas dari kata masa lalu.  Dan saya pun menganggap begitu.  Menurut saya, sejarah adalah peristiwa di masa lampau yang sangat penting dan berpengaruh dalam kehidupan manusia di masa kini dan mendatang.  Nah, sejarah sendiri merupakan peninggalan manusia yang dapat memberikan manfaat dalam kehidupan manusia itu sendiri.  Sehingga, tanpa adanya manusia, kejadian penting di masa lalu tidak akan berharga di masa sekarang.  Sebab, manusia sendirilah yang menciptakan sejarah.  Manusia yang mengalami kejadian di masa lalu tersebut, dan menuliskannya dalam lembaran sejarah, baik barang, tulisan, fosil, atau lainnya agar dapat dikenang oleh mereka sendiri atau bahkan orang lain.
Namun,  setiap orang memiliki kisah dan sejarah mereka sendiri.  Masing-masing manusia pasti memiliki penilaian sendiri untuk menjadikan sesuatu itu sejarah bagi mereka.  Tapi, ada pula sejarah yang sudah menjadi kesepakat bersama.  Misalnya saja, peristiwa proklamasi, yang sudah pasti merupakan sejarah berharga bagi seluruh rakyat Indonesia.  Peristiwa tersebut membawa perubahan yang cukup besar bagi kehidupan bangsa.
Nah, begitulah kira-kiranya sejarah menurut saya sendiri.  Sekarang, mari kita mengulang kembali peristiwa di tahun 1998, yang menjadi sejarah bagi seluruh bangsa Indonesia.  Check this out ! 
Reformasi 1998
Tumblr media
           1998.  Salah satu tahun bersejarah bagi bangsa Indonesia.  Tahun ini merupakan tahun yang berat untuk pemerintahan orde baru. Peristiwa dimana rakyat menuntut pemerintah untuk melakukan perubahan pada tatanan politiknya .  Pada masa ini kondisi bangsa dan negara sangat buruk. Pemberontakan dan aksi demonstrasi terjadi dimana-mana hingga aparat keamanan bertindak keras terhadap aksi tersebut sampai pertumpahan darah pun tak dapat dihindari.  Kondisi perekonomian negara pun semakin memburuk sehingga terjadi kesenjangan sosial di masyarakat.   Hal tersebut membuat rakyat kecewa yang mengakibatkan ketidakpuasaan sehingga melahirkan gerakan reformasi.
           Reformasi sendiri merupakan pergantian susunan tatanan perikehidupan lama yang diganti dengan tatanan perikehidupan baru untuk menuju ke arah perbaikan.  Gerakan ini dilakukan guna mengadakan perubahan dan pembaharuan di berbagai bidang seperti politik, sosial, ekonomi, dan hukum.
 A. Kronologi Peristiwa
10 Maret 1998
Soeharto yang saat itu tengah menjabat menjadi presiden RI terpilih kembali untuk masa jabatan lima tahun yang ketujuh kalinya, dengan memilih B.J. habibie sebagai wakil presiden.  
14 Maret 1998
Soeharto mengumumkan pelantikan kabinet baru yang diberi nama Kabinet Pembangunan VII.  Namun ternyata, setelah pelantikan ini kondisi bangsa dan negara semakin memburuk. Indonesia mulai mengalami krisi multidimensional di berbagai bidang.  Keadaan semakin diperburuk dengan penandatanganan perjanjian pemberian dana bantuan IMF oleh pemerintahan orde baru yang langsung menurunkan pamor pemerintahan tersebut.  Pasalnya, pemberian dana bantuan tersebut adalah utang luar negeri yang harus dibayarkan kembali oleh Indonesia beserta bunganya.  Hingga perbaikan ekonomi nasional di Indonesia tidak signifikan.  
Sebelumnya, kehidupan politik di Indonesia memang sudah memanas setahun sebelum pemilu 1997.   Rakyat menganggap bahwa Partai Golkar dab PDI yang memegang kemenangan mutlak dalam lima kali pemilu tidak mampu lagi memenuhi aspirasi politik sebagian masyarakat. Proses pengawasan dan pemberian mandataris kepemimpinan antar DPR dan MPR dengan presiden menjadi tidak sempuran sehingga KKN yang terjadi dalam pemerintahan semakin meluas.  Kondisi ini membuat rakyat prihatin dan khawatir akan negara mereka.   Ditambah lagi dengan perekonomian negara yang semakin memburuk dan masalah-masalah sosial yang terus bertambah. Hingga rakyat pun menuntut pemerintahan orde baru yang dinilai tidak berhasil menciptakan negara yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.  Oleh karena itulah, rakyat dan para mahasiswa bekerja sama untuk mengadakan gerakan Reformasi.
Mei 1998
Para mahasiswa di berbagai daerah mulai melakukan demonstrasi dan aksi prihatiannya.  Para mahasiswa ini kemudian menyusun agenda reformasi untuk menuntut penurunan harga barang-barang kebutuhan, penghapusan dwifungsi ABRI, amandemen UUD 1945, penghapusan KKN, dan mundurnya Soeharto dari kursi jabatannya.  
12 Mei 1998
Tumblr media
Aksi demonstrasi dilakukan secara besar-besaran oleh mahasiswa di Universitas Trisakti Jakarta.  Unjuk rasa ini ditujukan pada pemerintah karena merasa tidak nyaman dengan kondisi negaranya saat itu.  Aksi yang mulanya damai ini kemudian berubah menjadi insiden bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan yang sudah kewalahan menghadapi banyaknya unjuk rasa yang terjadi hingga menyebabkan empat orang mahasiswa, yaitu Elang Mulia Lesmana, Hery Hartanto, Hafidhin A. Royan, dan Hendriawan Sie, tertembak hingga tewas serta puluhan mahasiswa mengalami luka-luka.  Peristiwa kematian empat orang tersebut mengobarkan semangat para mahasiswa lain untuk menggelar demonstrasi yang lebih besar lagi dan menjadikan mereka sebagai pahlawan reformasi.  
13-14 Mei 1998
Tumblr media
Terjadi aksi penjarahan dan kerusuhan massal di Jakarta yang membuat kegiatan masyarakat terganggu.  Puluhan toko dibakar, isinya dijarah, dan puluhan orang tewas akibat kebarakaran tersebut.  Pada saat itu, Soeharto yang sedang menghadiri pertemuan di Kairo, Mesir, memutuskan untuk kembali ke Indonesia.  Namun sayangnya, demonstrasi semakin bertambah besar hingga hampir di seluruh kota di Indonesia.  Para demonstan mengepung dan menduduki gedung-gedung DPR di daerahnya.
19 Mei 1998
           Pada waktu ini, Soeharto melakukan jumpa pers dan menyatakan bahwa dia akan turun dari jabatannya.  Beliau pun menjanjikan bahwa pemilu baru akan dilaksanakan secepatnya.  
20 Mei 1998
Presiden Soeharto mengundang tokoh-tokoh agama dan tokoh-tokoh masyarakat dalam rangka pembentukan dewan reformasi.  Namun usaha tersebut gagal karena para tokoh menolaknya.  Dan pada hari itu juga, sebelas menteri kabiinet mengundurkan diri, termasuk Ginandjar Kartasasmita, Milyuner kayu Bob Hasan, dan Gubernur Bank Indonesia Syahril Sabirin.
Pada tanggal ini, Amien rais juga membatalkan demonstrasi besar-besaran di Monas.  Namun, demonstrasi justru dilakukan oleh 500.000 orang di Yogyakarta, termasuk Sultan Hamengkubowono X.  Selain itu, demonstrasi ini terjadi juga di Surakarta, Medan, dan Bandung.  Dan karena itu, Harmoko menyarankan pada Soeharto untuk mengundurkan diri pada 22 Mei 1998, atau nantinya, DPR/MPR terpaksa akan memilih presiden baru.
21 Mei 1998
Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai  Presiden Republik Indonesia di hadapan Mahkamah Agung dan menyerahkan jabatannya  pada wakil presiden RI B.J. Habibie.  Turunnya Soeharto ini sekaligus mengakhiri pemerintahan Orde Baru yang telah berlangsung selama 32 tahun lamanya di Republik Indonesia dan menciptakan tatanan kehidupan bernegara yang lebih baik lagi.
 B. Diakronik
Peristiwa Reformasi ini terjadi ketika kondisi negara yang semakin lama semakin memburuk karena penyimpangan yang dilakukan pemerintahan orde baru yang membuat terjadinya demonstrasi besar-besaran pada 13-14 Mei 1998 hingga turunnya Soeharto dari masa Jabatannya pada 20 Mei 1998.  
 C. Sinkronik
           Pada masa ini, kondisi sosial, politik, dan perekonomian negara sangat tidak baik.  Krisis politik terjadi di Indonesia, proses aspirasi politik ke pemerintah tidak terdistribusi sempurna.  Utang luar negeri yang semakin menumpuk membuat perekonomian negara merosot hingga terjadi kesenjangan sosial di masyarakat.  Terlebih lagi pada bulan Mei 1998.  Aksi demonstrasi dilakukan dimana-mana.  Para mahasiswa berloma-lomba menyampaikan aspirasi mereka. Insiden paling bersejarah terjadi di Trisakti, namun sebelum demo yang menewaskan empat mahasiswa tersebut, di Jogjakarta juga telah terjadi aksi yang sama untuk menurunkan Presiden Soeharto yang menewaskan seorang mahasiswa bernama Moses Gatotkaca.  Pada bulan ini, hampir seluruh kota di Indonesia melakukan demonstrasi karena prihatin dengan negara mereka yang mengalami krisis multidimensional di berbagai bidang.  Cacat politik yang terjadi di tataran legislatif dan eksekutif, keroposnya perekonomian Indonesia yang semakin parah, hingga kesenjangan sosial yang menyebabkan kecemburuan sosial di tengah masyarakat membuat rakyat semakin khawatir dengan kondisi negaranya.
           Hingga akhirnya, aksi demo tersebut berhasil menurunkan Presiden Soeharto dari masa jabatannya pada bulan yang sama, tepatnya 21 Mei 1998.  Turunnya Soeharta pada saat itu juga meruntuhkan Pemerintahan Orde Baru yang berlangsung dari tahun 1966 - 1998 yang dalam perkembangannya banyak melakukan penyimpangan  hingga rakyat kecewa, walau pada awalnya menciptakan tatanan kehidupan bernegara yang baik.
 D. Ruang
           Peristiwa Reformasi ini terjadi di berbagai kota di seluruh Indonesia.  Namun, puncak dari peristiwa tersebut ada di Jakarta, yang merupakan tempat terjadinya demonstrasi terbesar para mahasiswa yang menuntut pemerintah untuk segera melakukan perubahan dan tempat lahirnya gerakan reformasi.
 E. Waktu
           Reformasi sendiri terjadi pada 20 Mei 1998 ketika  turunnya Presiden Soeharto dari posisinya sebagai Presiden Republik Indonesia yang membuat runtuhnya Pemerintahan republik Indonesia.
Nah, begitulah peristiwa yang terjadi di tahun 1998.  Peristiwa yang membuat perubahan  besar bagi bangsa.  
Jadi, gimana nih menurut kalian tentang postan pertama ini?  semoga bermanfaat..
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
 Refrensi : www.sejarah-negara.com
0 notes
amaliadh-blog · 6 years
Text
Proklamasi Kemerdekaan RI serta 5 cara berpikir dalam bersejarah
Tumblr media Tumblr media
       Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 ini merupakan suatu peristiwa yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Peristiwa ini diawali dengan peristiwa rengasdengklok yang terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945, yang dimana dalam peristiwa itu bapak Soekarno dan Hatta diculik oleh para pemuda agar bapak Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
        Karena hal itu pada keesokan harinya atau pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia Memproklamasikan kemerdekaannya yang diwakili oleh Bapak Ir. Soekarno. Yang menjadi bukti bahwa Indonesia telah merdeka.
         Setelah mengatuhi sejarah singkat tentang Proklamasi Republik Indonesia, sekarang saya akan membahas tentang 5 cara berpikir dasar dalam sejarah.
 Konsep Ruang
        Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu
        Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah dalam perjalanan waktu
        Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut
       Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.
        Misal pada peristiwa tadi kita daapat mengetahui bahwa konsep ruang dari peristiwa tersebut adalah penculikan Ir. Soekarno dan Moh. Hatta di rengasdengklok dan pembacaan Proklamasi yang dilakukan di Jalan Pegangsaan Timur, Jakarta Pusat.
 Konsep Waktu
        Seperi yang telah disebutkan diatas konsep waktu sangat lekat dengan ruang. Jika ruang membahas tentang tempat terjadinya suatu peristiwa dalam perjalanan waktu maka konsep waktu menjelaskan tentang waktu saat kejadian atau peristiwa tersebut terjadi.
        Pada peristiwa Proklamasi RI konsep waktunya adalah Proklamasi RI dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945 yang bertepatan pada pertengahan bulan Ramadhan.
 Diakronik
       Kata diakronik berasal dari bahasa Yunani, dia yang artinya melintasi, dan chronos yang artinya perjalanan waktu. Dalam diakronik berarti kita berpikir “meluaskan waktu dan menyempitkan ruang” maksudnya adalah kita melihat proses yang terjadi sebelum terjadinya suatu sejarah .
Pada peristiwa Proklamasi RI diakroniknya adalah:
§  Peristiwa Bom Hiroshima dan Nagasaki yang menyebabkan jepang menyerah pada Amerika serikat dan sekutunya.
§  Menyerahnya Jepang secara resmi kepada Sekutu di kapal USS Missouri.
§  Sidang pertama BPUPKI pada tanggal 29 mei 1945 – 1 Juni 1945 yang membahas tentang kemerdekaan Indonesia
§  Sidang kedua BPUPKI pada tanggal 10 - 16 Juli 1945
§  Peristiwa Piagam Jakarta
§  Peristiwa Rengasdengklok
 Sinkronik
        Kata sinkronik berasal dari bahasa Yunani, syn yang artinya dengan, dan chronos yang berarti perjalanan waktu.
        Jika Diakronik adalah meluaskan waktu dan menyempitkan ruang maka sinkronik merupakan kebalikannya. Yaitu menyempitkan waktu dan meluaskan ruang.
        Sinkronik sendiri bukan hal terlalu diangkat dalam sejarah, misal kondisi ekonomi saat peristiwa itu terjadi.
Contoh sinkronik pada saat proklamasi kemerdekaan RI,
Kondisi bangsa Indonesia waktu itu pada berbagai aspek masih sangat lemah untuk dapat memproklamasikan
dan mempertahankan kemerdekaan, misalnya:
1. Dari segi militer sangat lemah dibandingkan dengan Jepang walaupun
Jepang sudah menyerah pada sekutu
2. Secara ekonomi bangsa masih sangat lemah karena berada di bawah
kekuasaan dan kesewenangwenangan Jepang
3. Secara   politik  bangsa  Indonesia  belum  berpengalaman  menata
pemerintahan sendiri karena terjajah
          Namun pada berbagai aspek lainnya bangsa Indonesia memiliki kekuatan untuk memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan, misalnaya:
1. Para pemimpin dan pemuda pejuang sealalu bersemangat dan bergerakmengikuti   perkembangan   perang   sehingga   kekalahan   Jepang   dengancepat diketahui dan  direspon  dengan cepat demi kepentingan bangsaIndonesia
2. Ketika Jepang menyerah dan tak berkuasa lagi pasukan sekutu belumsampai   di   Indonesia   sehingga   di   Indonesia   terjadi   kekosonganpemerintahan / kekuasaan sehingga waktu itu memang saat yang baikuntuk memnyatakan kemerdekaan
0 notes