Tumgik
ruangbersandar · 1 year
Text
Tidak semuanya bisa disembuhkan oleh waktu, beberapa luka baru bisa sembuh saat kita memaksakan diri untuk menikmati setiap sakitnya. Para ahli hikmah mengatakan bahwa luka itu memberi pelajaran dan memaafkan itu memberikan kedewasaan.
Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja.
@jndmmsyhd
714 notes · View notes
ruangbersandar · 1 year
Text
Apa sebenarnya yang aku inginkan?
Kadang pertanyaan itu selalu muncul di kepala dan belum tau apa jawabannya. Kadang jawabannya terlalu abstrak untuk dikatakan atau bahkan terlalu klise hingga terkesan tidak compatible. Atau bahkan di ambang kebimbangan dengan semua hal yang terjadi?
Kamu ga sendiri, sama aku juga. Kita juga.
Ada banyak hal baru yang nanti akan kamu lewati. Ga sekarang. Jalannya memang seperti panjang dan berliku atau terasa tidak segera sampai.
Capek ya?
Coba tarik nafas dulu. Pejamkan matamu, lalu coba ingat apa saja hal hal kecil yang sudah kamu lakukan. Coba ingat kembali seperti apa kamu yang dulu dan kamu yang hari ini. Perubahan apa saja yang sudah kamu lalui. Perjuangan apa saja yang sudah kamu lakukan.
Sekarang buka kembali matamu dan lihat apa yang ada di depanmu hari ini. Lakukan yang terbaik. Karena jawabanmu akan segara tiba pada saat yang tepat.
1 note · View note
ruangbersandar · 2 years
Text
Maka, ruang bersandar hadir di sisimu.
Kamu benar akan satu hal, semakin sering aku membantu orang lain. Mendengarkan cerita mereka. Semakin aku menyelesaikan masalahku dan pikiranku.
7 notes · View notes
ruangbersandar · 2 years
Text
Kalau pundakmu lelah dan pikiranmu sedang pusing akan sesuatu percayalah semua akan mereda.
Kamu lagi dalam proses dan gaada proses yg instan.
Kamu tau kamu mampu, cuma mungkin harus di ingatakan lagi kalau kamu mampu dan hebat.
Dan aku cuma mau ngingetin juga kalau kamu ga sendiri. Peluk jauh dari aku untukmu dimanapun kamu berada.
1 note · View note
ruangbersandar · 2 years
Text
Capek ga sih? Selalu di bebankan ekspetasi yang tinggi banget padahal kita tau batas kemampuan kita sendiri ada dimana.
Capek ga sih? Selalu bingung menjawab pertanyaan tentang ini dan itu yang berawal dari kata 'kapan'.
Capek ga sih? Selalu terlihat bahagia dan kuat padahal ketika sendiri langsung menangis sejadinya.
Banyak banget beban di pundak. Banyak banget hal yang belum selesai di kepala.
Bernafas dulu ya. Pelan-pelan.
Ga semua harus selesai sekarang.
Kamu lebih tau apa yang kamu butuhkan.
Semua pasti akan selesai, tenang aja.
Cuma mungkin belum sekarang, dan itu gaapa. Semua akan selesai.
Semua rasa lelahmu. Semua rasa sedihmu. Semua bebanmu. Akan terurai satu satu pada masanya.
Tapi kuncinya cuma satu, jangan menyerah.
6 notes · View notes
ruangbersandar · 2 years
Text
Can i deal with my self?
with all that feeling who just make me down
with all the trauma and problem in my life
can i deal with it?
Yes, u can. It's just about the process on your life. No matter hard it is. I know u can handle this.
did i get wrong?
did i make people who close to me get hurt?
did i not worth it?
did i?
No, u did't. Ur worth it more than u know. And people who close to you know that. They love u same like how u love ur self.
So, be brave. I know u can do that!
0 notes
ruangbersandar · 2 years
Text
“Gaapa, gaapa jangan minder. Kamu pasti bisa juga kok” ucapku pada diri sendiri di depan kaca.
Beberapa hari ini sempat kepikiran, semakin kesini banyak orang menyebarkan energi positifnya dengan menunjukkan pencapaian pencapaian mereka melalui segala media yang mampu di jangkau. Tidak hanya dibidang pendidikan, namun juga pekerjaan, usaha, kemampuan yg mereka miliki, bahkan sampai hubungan yang banyak mendapat komentar sebagai couple goals. Mungkin memang ini adalah cara mereka untuk lebih mengapresiasi diri, aku memahami itu. Tapi disisi lain apa yang mereka tampilkan justru membuat beberapa orang juga mengalami gejala munculnya perasaan rendah diri karena belum mencapai sesuai standart masyarakat yang semakin lama semakin tinggi. Munculnya ekspetasi yang kian meninggi pada orang lain bagaimana cara memperlakukan kita. Atau sesederhana merasa tidak mau ketinggalan dan melakukan berbagai macam cara agar terus mengejar hingga mengorbankan banyak hal. Waktu, uang, tenaga, orang terdekat, apapun yg ada di sekitarnya yang mungkin sebetulnya tidak harus dikorbankan.
Menjadi manusia yang lamban dan tak sesuai dengan standart era digital ini menjadikannya sebagai kesalahan yang amat fatal. Apalagi dengan penggolongan umur sekian harus bisa ini dan itu. Umur sekian harus sudah punya ini dan itu.
“Pelan yaa pelan. Sebentar aku ingin bernafas”  ucapku didalam kepala.
Padahal apa salahnya tertinggal?
Apa salahnya gagal?
Apa salahnya untuk tidak sesuai dengan ekspetasi masyarakat?
Apa salahnya bukan menjadi seseorang yang sempurna luar dan dalam?
0 notes
ruangbersandar · 2 years
Text
Ruang Belajar; Love Language #1
Kadang pada suatu waktu kita berpikir, “kenapa ya rasanya bersamanya kita tidak bisa saling mengerti satu sama lain?” atau “kenapa ya dia tidak bisa mengerti apa yang aku mau?” atau “kenapa aku tidak mudah memahami orang lain?”.
Pertanyaan itu kadang muncul di kepala, tapi tahu kah kamu kalau itu adalah salah satu bentuk kesalahan dalam menerjemahkan love languange kita maupun orang lain?
Jadi mari kita bahasa love languange,
Dr. Gary Chapman pada tahun 1992, melalui bukunya yang berjudul “The Five Love Language: How To Express Heartfelt Commitment To Your Mate” mendefinisikan Love Languange sebagai bahasa cinta yang digunakan dalam tiap hubungan antar manusia. Baik pada pasangan maupun teman dan keluarga. Dalam kasus ini setiap manusia memiliki bahasa cintanya masing-masing yang sering kali berbeda.
 Apakah perlu kita memahami love langunge manusia lain?
Tentu saja perlu, dengan belajar memahami bahasa cinta orang lain kita dapat dengan mudah mengungkapkan rasa sayang kita secara tepat sesuai dengan ekspektasi orang tersebut, sehingga orang itu merasa nyaman dan aman menjalin hubungan dengan kita serta komunikasi  yang terjalin menjadi lebih kuat.
Mari kita mengenal jenis-jenis Love Langunge menurut Gary Chapman :
 Word of Affirmation
Pemiliki bahasa cinta ini selalu ingin diberikan sebuah penegasan melalui kata-kata. Seperti, “aku cinta kamu.”. Dan akan sering bertanya, “apakah kamu mencintaiku?” atau “apakah kamu benar-benar akan ada untukku?” kepada orang yang ia sayangi. Mungkin bagi sebagian orang ini akan terlihat berlebihan dan sepele, namun bagi pemiliki bahasa cinta word of affirmation, kata-kata sederhana seperti “terimakasih”, “aku sangat beruntung memilikimu”, dan “kamu cantik hari ini” atau “kamu adalah sahabat terbaikku”  saja akan membuat mereka merasa lebih dihargai dan dicintai.
Terlebih jika kata-kata itu diungkapkan melalui tulisan, pesan suara, maupun berbicara langsung dengan nada lembut. Pemilik bahasa cinta word of affirmation berorientasi pada pentingnya sebuah ekspresi verbal. Mereka sangat menyukai penegasan melalui kata-kata, mereka akan merasa bahwa kata-kata tersebut sangat indah dan berharga dan akan mengekspresikan kasih sayang mereka melalui kata-kata romantis serta melalui hal-hal kecil yang manis.
Sebaliknya, kata-kata yang menyakitkan dengan intonasi suara yang tinggi dan bernada kasar akan membuat mereka terpukul dan merasa tidak dihargai.
 Quality Time
Memberi perhatian secara penuh dengan orang yang kita sayang dan menghabiskan waktu bersama merupakan ciri dari pemilik love language ini. Hal ini meliputi cara kita mengesampingkan urusan lain seperti gadget, pekerjaan, dan urusan kita untuk menghabiskan waktu dengan orang tersebut.
Kebersamaan tersebut meliputi perhatian satu sama lain, saling mendengarkan, berkomunikasi, serta berbagi keluhan satu sama lain. Kegiatan ini dapat berupa makan bersama, deep talk, jalan-jalan keliling kota, maupun saling bertukar cerita tentang masa depan, karir, Dan hal menyenangkan lainnya yang dapat dibagi berdua.
 Receiving gifts
Pemilik love language ini mendefinisikan cinta dalam bentuk pemberian hadiah. Bagi mereka memberikan hadiah merupakan bentuk ungkapan perhatian, tidak harus dengan barang yang bernilai seni atau mahal, namun hadiah kecil sederhana sudah cukup membuat mereka merasa lebih dihargai. Hadiah juga menjadi tanda untuk mengenang suatu momen, pengalaman serta perasaan. Hadiah menjadi sebuah objek yang membantu kita mengingat orang terkasih yang telah memberikan cintanya. Nilai dari hadiah ini bukan semata dari harganya, namun segala proses pemberiannya. Mereka memiliki bahasa cinta receiving gifts tak hanya menghargai hadiah yang diberikan namun juga mendapatkan sensasi kesenangan ketika diberi kejutan serta saat membuka bingkisan. Selain itu, kenangan ketika mereka memperoleh hadiah juga akan membekas dihati mereka dalam jangka waktu yang lama.
 Physical touch
Pemilik love language ini senang jika melakukan kontak fisik dengan orang yang ia sayangi, seperti memegang tangan, berpelukan, merangkul. Selama sentuhan tersebut masih dalam batas wajar atau dalam arti sesuai consent kedua belah pihak. Menurut orang dengan love language ini, sentuhan membuat mereka tenang dan merasa diperhatikan. Sentuhan fisik menjadi salah satu cara yang mudah untuk mesra dengan pasangan, walaupun physical touch bersifat fisik, namun mampu menciptakan keintiman emosional. Dalam mengekspresikan physical touch tak selalu mengarah pada hal yang intim, pasangan dengan bahasa cinta ini tak boleh memiliki asumsi bahwa mereka mempunyai consent untuk menyentuh pasangannya dimana saja dan kapan saja.
 Acts of service
Pemilik love language ini akan merasa sangat dicintai jika orang yang mereka sayangi membantu mengerjakan hal yang sedang mereka kerjakan. Bahasa cinta yang satu ini mencakup apa saja yang kita lakukan untuk meringankan beban tanggung jawab pasangan. Misalnya mengirimkan makan siang kepada pasangan, pergi berbelanja kebutuhan pasangan, membantu pasangan menyelesaikan pekerjaannya, dan lainnya. Mereka yang memiliki bahasa cinta acts of service ingin mendengar kata “biarkan saya melakukannya untukmu” dan mereka akan dengan tulus menghargai apa yang anda lakukan. Perlu diingat bahwa act of service tidak harus berupa tindakan yang besar, namun fokusnya adalah bagaimana pasangan dapat meringankan beban walaupun dengan cara yang kecil.
 Sumber :
Benninger, M. (2019). Know Your Love Language: Learn to Speak “Acts of Service”. Retrieved from Blinkist Magazine: https://www.blinkist.com/magazine/posts/love-language-acts-of-service
Benninger, M. (2019). Know Your Love Language: Learn to Speak “Receiving Gifts. Retrieved from Blinkist Magazine: https://www.blinkist.com/magazine/posts/love-language-speak-gifts
Benninger, M. (2020). Know Your Love Language: Learn to Speak “Physical Touch”. Retrieved from Blink Magazine: https://www.blinkist.com/magazine/posts/love-language-physical-touch
Chapman, G. (2010). The 4 Love Languanges (Lima Bahasa Kasih). Jakarta: GOSPEL PRESS .
Gonsalves, K. (n.d.). What It Really Means To Have Gifts As Your Love Language. Retrieved from mbgrelationships: https://www.mindbodygreen.com/articles/gifts-love-language
Killoren, C. (2021). Understanding "Acts of Service" as a Love Language. Retrieved from RELISH: https://hellorelish.com/articles/acts-of-service-love-language.html
Sheppard, S. (2021). What Is the Physical Touch Love Language? . Retrieved from verry well mind: https://www.verywellmind.com/physical-touch-love-language-4797513
11 notes · View notes
ruangbersandar · 3 years
Text
Kadang emang kita diciptakan memiliki dua punggung yang lebih kuat untuk orang lain bersandar.
Kadang kita diciptakan memiliki dua telinga yang siap mendengarkan cerita.
Kadang kita diberikan hati yang cukup luas menerima perbedaan.
Tapi, bagaimana dengan dirimu sendiri?
Apakah kamu sudah cukup sayang pada dirimu sendiri?
Apakah kamu sudah memberikan waktu yang cukup untuk dirimu beristirahat?
Apakah kamu sudah menerima semua proses kehidupanmu?
5 notes · View notes
ruangbersandar · 3 years
Text
Psychosomatic Disorder
Jadi apa sih psikosomatik itu?
Menurut jurnal yang aku baca, psikosomatik merupakan penyakit fisik yang gejalanya disebabkan oleh kondisi mental seseorang. Banyak keluhan penyakit berawal dari masalah gangguan pikiran yang berat mengakibatkan penderita mengeluhkan beragam gangguan pada fisiknya. Ketidakmampuan mengatasi problem psikologis seperti stress, kecemasan, depresi, rasa takut berlebih, dan rasa bersalah akan mengakibatkan tubuh rentan mengalami serangan penyakit organis seperti gastrointestinal, asmatikus, sakit perut atau ulu hati, sakit punggung belakang, sakit gigi, sakit kepala atau migrain, gemetar, bernafas dengan cepat, berdebar-debar, berkeringat dan beragam gangguan fisik lainnya.
Psikosomatis pertama kali diperkenalkan oleh Johann Christian Heinroth pada tahun 1818 yang kemudian dipopulerkan oleh psikiater Jerman, Maximilian Jacobi. Psikosomatis adalah gabungan dua kata “psyche” dan “soma” yang menekankan hubungan kausalitas diantara keduanya. Dalam pandangan ini, semua penyakit dan atau keluhan suatu penyakit tertentu dibangun oleh keluhan yang didasari oleh faktor psikologis.
Dari segi ilmu kedokteran gejala fisik ini muncul karena ada peningkatan aktivitas impuls atau rangsangan saraf dari otak ke berbagai bagian tubuh. Selain itu, pelepasan adrenalin (epinefrin) ke dalam dalam pembuluh darah yang sering muncul saat kita gelisah.
Apa sih tandanya kalau keluhan kita termasuk Psikosomatik?
Orang dengan psikosomatik, cenderung memiliki keluhan fisik yang di sertai dengan kekhawatiran yang berlebih. Keluhan fisik juga sering muncul disaat sedang berada di bawah tekanan atau saat beban pikirannya meningkat. Selain itu, keluhan fisik yang disebabkan stress ini cenderung memiliki pola keluhan yang serupa dan berulang.
Bagaimana sih cara menanganinya?
Cara menangani orang dengan Psikosomatik bisa melalukan strategi koping yang merupakan aktivitas kognitif dan motorik yang dilakukan untuk memulihkan fungsi tubuh yang rusak dan psikisnya atau mungkin lebih nyaman menggunakan istilah self-healing.
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan, pertama, selalu menjaga kesehatan fisik. Karena selama dalam usaha mengatasi kondisi psikis perlu mengerahkan tenaga yang cukup besar maka jika individu memiliki fisik yang sehat akan lebih membantu untuk menangani kondisi mentalnya. Selain itu perlu menanamkan keyakinan kepada diri individu bahwa dia akan mampu mengatasi kondisi psikis itu seperti keyakinan mampu mengatasi rasa takutnya, stressnya, maupun rasa bersalah yang dia rasakan. Ketiga, dengan mengasah ketrampilan dalam memecahkan masalah, karena dengan mengasah ketrampilan problem solving individu akan lebih mudah menentukan tindakan apa yang harus diambil ketika dihadapkan pada sebuah permasalahan pelik. Yang terakhir, adanya dukungan sosial dari orang-orang terdekat, seperti keluarga, sahabat, doi, dan orang-orang lain yang dapat meningkatkan kepercayaan dirinya saat berada pada konsidi psikis yang kurang baik.
Selain melakukan strategi koping ini juga tetap perlu pergi ke pihak profesional seperti dokter dan psikiater. Dengan penanganan yang harus melihat dari sisi fisik dan psikis individu. Jadi jangan asal self-diagnose ya, biar itu tugasnya para ahli aja yang mendiagnosis kalian, disini aku cuma membagikan pengetahuan aja. Semangat!
Sumber :
Sholihah, A. N. (2018). Ragam Koping Pada Remaja Saat Mengalami Psikosomatis. Jurnal Keperawatan Intan Husada, Vol.6 No.1.
Umary, M. A. (2017). Pengaruh Hipnoterapi pada Santriwati yang Menderita Psikosomatis di MA Muallimat NW Pancor. PSIKOISLAMIKA Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Surabaya, VOL 15.
Patient.Info (2016). Psychosomatic Disorders Brynie, F. Psychology Today (2012). Teens and Psychosomatic Illness
0 notes
ruangbersandar · 3 years
Text
Kamu ga harus jadi manusia sempurna untuk orang lain.
Kamu cukup menjadi versi terbaikmu untuk dirimu sendiri.
0 notes
ruangbersandar · 3 years
Text
Hai, aku ruang bersandar.
Disini kamu bebas bercerita tentang apa saja yang berenang dikepalamu. Mungkin aku tidak bisa menyelesaikan masalahmu, Tapi setidaknya biarkan aku mendengar keluhmu hari ini. Karena kamu tidak sendiri.
Kedepannya aku ingin berbagi cerita denganmu juga, tentang hidup, tentang jiwa,tentang cinta, bahkan mungkin tentang hal hal sederhana.
Semoga aku bisa menjadi ruangmu untuk bersandar.
4 notes · View notes