Tumgik
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Cerpen : Bila Dia
“Nak, bila dia mampu membuatmu lebih rajin beribadah. Mampu membuatmu menjadi orang baik. Ibu tidak akan ragu untuk ikut membantumu memperjuangkannya untukmu.”
“Bila dia bisa membuatmu menjadi bermakna dan berguna. Bila melaluinya kamu merasa lebih dekat kepada kebaikan. Maka jangan sekali-kali berhenti memperjuangkannya sampai dia mengatakan kepadamu bahwa dia tidak ingin diperjuangkan olehmu.”
Ku rasa, ibu mana lagi yang demikian. Ibu mana lagi yang tidak lagi memikirkan siapa dia dan apakah dia bisa masak, cantik atau tidak, dan lain-lain. Selain ibuku.
“Nak, perempuan manapun ingin mendapatkan laki-laki yang paling bisa menghargai dan menghormatinya, bukan yang paling mencintainya. Karena rasa cinta itu buah dari penghargaan dan penghormatan. Kalau kamu bisa melakukan keduanya, maka perempuan manapun bisa mencintaimu. Kamu jangan membuatnya jatuh cinta saat ini. Kamu hanya perlu menghargai dan menghormatinya. Kalau kamu jatuh cinta kepadanya, tidak serta merta kamu boleh membuatnya jatuh cinta kepadamu. jadilah laki-laki yang baik”, ujar ibu.
Ku rasa, ibu mana lagi yang demikian. Yang paling paham perempuan, yang mengajarkanku tentang perempuan. Selain ibu.
“Nak, bila dia mengijinkanmu untuk memperjuangkannya. Maka lakukanlah dengan tulus, karena itu tidak berarti dia akan menjadi milikmu akhirnya. Karena tugasmu adalah mengupayakan, selepas itu jangan pernah lupa berserah pada keputusan-Nya.”
Ku rasa ibu mana lagi yang yang demikian, yang nasihatnya begitu dalam. Selain ibu.
“Nak, berjuanglah dengan cara-cara yang terhormat. Jangan sekali-kali menjatuhkan kehormatan orang lain juga kehormatanmu”
Itu pesan terakhir, sebelum ibu meninggalkan percakapan.
Rumah, 14 Juli 2015 | ©kurniawangunadi
1K notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Jadilah dan jadilah..
Jadilah bara api yang tak menciutkan kekeriputan dalam kedinginan.
Jadilah air yang mengukir sebuah batu dalam keistiqomahan.
Jadilah catatan yang menjadi pengikat dalam keilmuan.
Jadilah pondasi yang mengokohkan bangunan tanpa perlu menampakannya.
Jadilah seuntai daun putri malu yang kerap mengetup ketika tersentuh.
Jadilah mentari yang menyilaukan nuansa fajar nya bumi.
Jadilah hujan yang datang menghilangkan kegelisahan dalam kemarau panjangnya.
Jadilah pelangi yang kerap menculik pandangan kita akan warnanya.
Jadilah bintang yang tetap stay dengan penghiasan langitnya.
Jadilah hamba yang tetap bersyukur atas semua ciptaannya.
Dan jadilah sesosok manusia yang tetap saya kenal sampai nanti..
1 note · View note
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Jika kalian ingin memperoleh apel, maka kalian bisa menanam buah lain kemudian dijual untuk membeli apel.
Tapi jika kalian ingin memetik apel, maka kalian harus menanam bibit apel.
Jika kalian ingin memetik jeruk, maka kalian tidak bisa menanam bibit kaktus, bibit jamur, atau yang lainnya selain jeruk.
Kalian akan memperoleh buah sesuai bibit yang kalian tanam.
Dengan kata lain,
Jika kalian berkata negative. Kalian tidak bisa berharap hidup yang positif.
Jika kalian berkata kekalahan. Kalian tidak bisa mengharapkan kemenangan.
Jika kalian merasa "kurang", "tidak cukup", "tidak mampu", atau tidak pernah maju. Kalian tidak bisa berharap kelimpahan..
Jika perkataan kalian buruk. Hidup kalian juga akan buruk.
Banyak orang tidak menyadari. Mereka mengutuk hidup mereka melalui perkataan.
Setiap kali kalian berkata "saya tidak beruntung".
Kalian justru mengutuk diri sendiri.
"Saya tidak akan bisa membeli rumah bagus itu".
"Saya tidak akan bebas dari kecanduan itu".
Mulai sekarang berhentilah mengutuk masa depan kalian.
Karna kadang musuh tidak perlu mengalahkan kita. Justru kita sendirilah yang mengalahkan diri kita.
-kutipansesorang
1 note · View note
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Tidak Usah Takut Menjadi Dewasa.
Tidak usah takut menjadi dewasa. Dalam pandangan orang-orang dewasa adalah dia yang umurnya tidak muda lagi. Tapi bagiku, dewasa tidak bisa didefinisikan begitu rinci.
Dewasa adalah apa yang membuat pola pikir, tingkah laku dan kehidupanmu berubah. Kau tidak lagi menjadi seorang penakut yang bersembunyi dalam dekapan ibu. Kau tidak lagi menjadi seorang penakut yang selalu mencari teman untuk berjalan. Kau mampu melakukan semuanya sendirian.
Dan kau akan mengerti tentang baik dan buruk, tentang mana yang harus kau dahulukan dan mana yang menjadi pilihan sampingan. Apa yang harus kau capai dan apa yang kau inginkan agar orang yang kau sayangi bahagia. Dewasa bagiku kau mampu melakukan sesuatu dengan baik dan sadar bahwa apa saja yang kau lakukan itu membawa nama baik keluarga dan orang-orang yang menyayangimu, bukan dirimu saja.
Tidak usah takut menjadi dewasa dan jangan terlalu memikirkan harus bagaimana. Kau hanya perlu menjadi dirimu sendiri. Sebab kau tak boleh lupa bahwa dalam dirimu akan selalu ada sisi kekanakan yang terpendam, rasa ingin disayangi dan diperhatikan.
Tidak usah takut menjadi dewasa dan gengsi akan banyak hal. Sekali lagi aku tekankan, cukup menjadi diri sendiri. Sebab mereka tidak akan mengerti apa saja yang telah kau lalui hingga membentukmu menjadi pribadi yang sekarang ini.
393 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
apa kabar??
Kata yang terdengar akrab bagi saya adalah anda. Memimpikannya menjadi kenyataan adalah hal yang paling menakutkan. Sebab diri tak pernah merasa pantas sedikit pun. Kalaupun apa yang selama ini diperjuangkan tidak sampai pada puncaknya. Maka cukuplah tangan yang hanya bisa mendekap lewat doa-doa di setiap malamnya. Mungkin semesta dan tuhan bisa menjadi saksi atas apa yang saya lakukan tanpa sepengetahuan anda. Mungkin juga kedua tangan saya bisa memberikan pernyataan atas apa yang sering saya ucap disetiap doa.
Saya minta maaf. Maaf jika belum bisa menjadi sesosok lelaki yang pantas untuk dikenal lebih dalam. Maaf jikalau selama saya mengenal anda melebihi perkenalan kebanyakan orang membuat anda semakin terhenti sejenak. Lebih tepat nya banyak target anda yang tak tercapai setelah mengenal saya.
Hanya meberikan penjelasan bahwa saya tidak akan mundur selangkah, bahkan sejengkal pun tidak. Sekarang ini saya hanya tidak ingin memandang anda setiap saat. Karna yang harus saya pandang untuk saat ini adalah langit yang luas. Dengan kata lain masih banyak keluasan target yang harus saya gapai. Setinggi apapun target nya tetap harus saya gapai dengan sendirinya. Bahkan kalau perlu dengan bantuan anda jika takdir memihak.
Oh iya saya juga minta maaf atas banyaknya janji yang tak tertulis. Sangking banyaknya jadi lupa😅. Kalau anda ingat, tolong sampaikan melalui ketikan agar saya memenuhinya semampu yang saya bisa.
Saya yakin anda bisa melalui semua ujian dunia akhirat. Saya yakin anda bisa menjadi sesosok yang baik, bahkan jauh lebih baik dari saya. Saya yakin anda bisa menjadi sosok yang bisa melakukan hal yang orang lain susah melakukannya, khusus nya ketika anda menasehati diri anda sendiri. Saya sangat meyakini akan hal tersebut.
Saya akui anda lebih kalem dari saya. Saya akui anda lebih bersikap dewasa dibanding saya. Saya akui anda lebih taat dalam beragama dibanding saya. Saya akui anda lebih berani dalam memilih keputusan dibanding saya. Saya akui anda lebih berilmu dibanding saya. Yaa, itu semua benar-benar beberapa perbandingan yang saya akui. Tapi satu hal yang belum pernah saya akui dari diri anda adalah ketika anda berani menggendong kucing.. ✌
Saya akan selalu ingat kalimat yang anda pernah ucapin kesaya bahwa "menjadi baik itu baik". Dan sekali lagi terimakasih sudah mengisi waktu untuk kesekian kalinya dengan ketikan saya tentang anda malam ini.
Semoga anda selalu sehat dimanapun berada. 😎
0 notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Sifat Asli?
Mari bicara soal sifat asli seseorang. Menurutmu, bagaimana sih sebenarnya sifat asli seseorang itu? Tentu, kita tahu beberapa jenis sifat yang umum diketahui. Satu yang umum dan sangat mudah digunakan adalah sifat ‘baik’, yang standarnya bawah dan atasnya entah dimana, tapi seringkali kita menyebut sifat seseorang dengan kata tersebut karena memang paling mudah.
Lalu, bagaimana sih sebenarnya kita tahu sifat seseorang? Tentu dengan berkenalan dong ya, lalu setelahnya kita menjalani hubungan dengan dia entah itu cuma sekedar teman, kolega, relasi, sampai yang bawa-bawa hati (?) Nah, dari sana, tentu kita akan tahu bagaimana bentuk konsistensi sifat seseorang.
Namun, yang menarik, kita juga menyimpan satu pertanyaan yang kelak jadi berdampak seperti domino, yaitu “bagaimana sih sifat asli dari seseorang itu?”
Sifat asli? Wait a minute.
Buat yang mencoba paham, seringkah kamu mendengar paradigma seperti
“Emmm, ternyata, setelah beberapa tahun gue barengan ama dia, gue baru tau sifat aslinya gimana..”
“Iya itu, gue putus ama dia, ya karena setelah sekian lama akhirnya gue tau sifat asli dia itu ternyata kaya gitu…”
Sering dengar? 
‘Sifat asli’ yang kita sering katakan itu bukankah lebih menjurus pada asumsi sifat buruk seseorang? kata-kata “Ternyata dia itu asli nya kaya gini ya, kaya gitu ya,” bukankah membuat kita jadi cenderung skeptis?
Agak aneh memang, karena hampir sekian lama kita seakan ‘tertipu’ pada sifat dan sikap seseorang itu sebelumnya, mengingat hari ini kita lalu menghadapi sisi lain dari seseorang itu yang barangkali tidak kita sukai dan setujui, lalu dengan mudahnya kita melabelinya dengan “ternyata, itu sifat aslinya,” …
Bukankah itu terlalu naif? Kalau begitu, jangan-jangan kita memang sengaja menjadikan ‘sifat asli’ itu sebagai pembenaran saja atas perbedaan sifat seseorang yang tak dapat kita sangkal setelahnya? Juga, jangan-jangan kita terlalu cepat menilai seseorang dari beberapa sifat buruknya, lalu dengan mudahnya kita melupakan keseluruhan sifat baiknya dengan melabeli juga dengan kata-kata “huh, ternyata dia aslinya kaya begitu ya..” ?
___
Menurut saya, terserah menurutmu, bahwa semua sifat manusia itu sebenarnya asli. 
Ketika seseorang jujur, itu asli. 
Ketika seseorang berbohong, itu asli.
Ketika seseorang menjadi ceria, pendiam, humoris, sensitif, penyendiri, dan lain sebagainya… itu asli. 
Memiliki sifat baik dan buruk, itu asli.
Bagian sifat mana yang tak dapat kita lepaskan dari sifat keseluruhan dari manusia? Karena pada suatu waktu, kita dapat menjadi orang jujur sekaligus pendusta dalam satu tubuh, dalam satu pikiran. Itu asli, itu memang sifat manusia. Bukankah begitu? 
Saya hendak mencoba meluruskan saja bahwa ‘sifat asli’ seseorang itu sebenarnya bermacam-macam, bukan hanya berfokus pada sifat buruk saja yang selama ini tak sadar kita yakini. Bahkan nyatanya bisa dibalik, bahwa barangkali ada seseorang yang hari ini tidak kita sukai, tapi dimasa depan ia lalu berbuat baik dan dengan mudahnya kita katakan, “dia tuh dulu ngeselin, tapi aslinya dia baik kok…” Nah, bukankah itu menjadi standar ganda?
__
Lalu apa yang menjadi masalah dari situ? Bahwa barangkali hanya satu hal penting yang sering kita lewatkan, yaitu manusia pasti dan senantiasa berubah. Berbagai jumlah sifat manusia yang dimiliki tentu saja akan terlihat berbeda di waktu yang berbeda pula. Bisa jadi seseorang hari ini terlihat pendiam, tapi besok menjadi ceria luar biasa. Lalu bagaimana kita menentukan sifat aslinya? 
Mungkin tidak bisa, karena kita mesti pahami bahwa manusia senantiasa berubah. Entah kemana arah berubahnya, kita tidak tahu persis. Bisa jadi permanen, bisa jadi temporer, tapi manusia memang selalu punya pilihan untuk menggunakan berbagai sikap dan sifat yang ia mau. 
Beberapa sikap seseorang yang berubah itu tentu saja membuat kita akan menyangkal, bahkan menghindari. Coba ingat-ingat lagi alasan kamu putus dengan mantan pacar tempo hari, bahwa sebenarnya bukan karena ‘ketahuan sifat aslinya’ tetapi karena kamu melihat ia berubah, tetapi kamu tidak siap dan juga tidak sepakat dengan perubahan sifatnya setelah sekian lama. Bukankah begitu? Padahal kita sama-sama tahu, siapapun bisa menjadi baik sekaligus jahat, siapapun bisa berlaku jujur sekaligus berbohong, siapapun bisa jadi setia lalu berubah untuk mendua. 
Manusia memang aslinya seperti itu, kan? Barangkali, memang karena kita saja yang tidak siap pada perubahan seseorang… hingga akhirnya kita sendiri yang ikut berubah dalam memandang perubahan itu. 
Atas perubahan seseorang itu, kita dapat memilih beradaptasi atau tidak sama sekali. Beberapa sifat buruk seseorang tentu bisa kita maafkan, atau justru kita biarkan (?) di lain sisi juga dapat kita sangkal dan jauhi sama sekali. Terserah kita untuk menyikapi.
@miftahulfk
23 Mei 2018
354 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Kedamaian..
Sebut saja si gundah. Dia selalu datang tak kenal waktu. Dan setiap kali ia datang, saya selalu membalasnya dengan menatap ke arah langit. Sebiru apapun langit nya, sejingga apapun langitnya, segelap apapun langit nya akan selalu kutatap dengan tatapan yang rindu akan kedamaian yang ada di alam semesta.
Bagaimana mungkin alam semesta yang damai ini ternodai oleh orang-orang yang benci akan kedamaian? Tercoreng oleh orang-orang yang belum bisa menerima semua perbedaan. Tergores oleh orang-orang yang mengedepankan ego dibanding akal fikiran.
Ketika saya menata. Saya selalu memikirkan dimana letak perdamaian yang sebenarnya? Dimana poros permasalahan terbesar yang ada di alam ini?
Mengapa golongan itu selalu membuat hal-hal yang menimbulkan ketidaknyamanan? Mengapa golongan itu membuat air mata kedamaian ini mengalir deras? Sungguh!! Kalau kalian mengira itu adalah air mata ketakutan, kalian sudah salah besar. Karna justru itu adalah mata air kegembiraan akan kabar indah yang sudah dekat ini yang membuat air mata tersebut mengalir sederas-derasnya. Yaaa, janji Tuhan kami yang sebentar lagi ternantikan.
Apakah ini yang dinamakan "adu domba" antar kedamaian? Apakah ini yang mereka ingini? Apakah ini yang mereka sukai? kalau begitu silahkan, silahkan gunakan semua cara kalian untuk mempecahbelahi kedamaian ini jika mampu. Tapi ingat, sampai kapanpun jika kalian menganggap kedamaian ini seperti domba-domba, maka kalian tak akan bisa. karna kami semua bukanlah sekumpulan domba yang dimiliki pengembara. Melainkan hamba yang dimiliki sang pemilik alam semesta, termasuk yang menciptakan kalian.
Ini adalah bisikan saya kepada sang pemilik alam semesta yang memiliki sebaik-baik rencana untuk hambanya dan untuk segala sesuatu yang diciptakannya termasuk kiamat.
Karna senja yang kutatap hari ini terlihat sudah tidak seperti biasanya. Saya sangat meyakini kalau ini adalah senja di akhir zaman.
Jika waktu isya itu waktu dimana kiamat tiba, maka mungkin sekarang kita berada di waktu maghrib yang sudah selesai..
Maka tolong siapapun anda, apapun pofesi anda, apapun kesibukan anda, apapun segala bentuk kecintaan anda terhadap dunia ini. Tolong dikurangi. Tolong dibatasi. Tolong rapatkan barisan kedamaian ini. Dan yang terpenting tolong luangkan waktu anda untuk menumpuk bekal yang akan anda pertanggungjawabkan nanti kepada sang pencipta, juga sekaligus penentu tempat peristirahatan terakhir anda disana..
Terimakasih salam kedamaian..
Rifqitaqi
0 notes
rifqistrange-blog · 6 years
Photo
Tumblr media
Tanpa sadar dalam hidup ini sering sekali kita bereaksi terlalu cepat, berfikir terlalu cepat tetapi dengan modal prasangka yang buruk, sehingga bukan hanya sekali dua kali kita berhadapan dengan yang namanya penyesalan. . Menyesal berlaku buruk, menyesal berbicara buruk, menyesal berfikir buruk, bahkan ada yang menyesal mendo'akan hal hal yang buruk, itu semua karena ada ego dan nafsu yang mendominasi.
Benar adanya, penyesalan memang selalu datang terlambat. Tapi masa iya sih seumur umur mau pakai jurus tersebut untuk menutupi kesalahan kita dalam cara bereaksi terhadap suatu masalah? ingin terus mendapat pelajaran dari sebuah kesalahan, tetapi kok penyesalannya terus berulang? tetapi kok sama sekali kita tidak ingin mengubah apapun dari cara kita berfikir dan cara kita mengambil keputusan?
Didalam ketergesaan, ego memang paling mudah jadi bintangnya, ia berteriak keras menuntut dirinya saja yang didahulukan, didengarkan, bahkan ia mampu bicara sangat keras melalui kemarahan, mengandalkan rasa kecewa, dan mengedepankan rasa sakit hati.
Ternyata bukan hanya belajar menunggu dan bersabar saja yang penting di dalam membuat sebuah keputusan, tetapi juga kesadaran bahwa saat itu bukanlah sang ego yang sedang mendominasi hati.
Tunggulah, belajar menunggu sampai bisa kita rasakan hati kita jernih tanpa dominasi ego, maka keputusan kita atau reaksi kita bukanlah sebuah reaksi yang akan kita sesali :)
31 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Note
Apa pendapat kalian jika tmen kalian mengatakan sosmed itu gak enak lagi karna ada org yg sok paham agama dan selalu mengaitkan segala sesuatu ke agama ?
Bismillah,
Yang menjadi masalah adalah bukan mengaitkan segala sesuatu ke agama, justru agama Islam memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan, bahkan dalam bersosial media sekalipun.
Tapi yang jadi masalah adalah ketika seorang Ruwaibidhah (orang yang jahil dalam masalah agama), ia berbicara TANPA ILMU.
Sedangkan masalah mengaitkan segala hal dengan agama, adalah benar.
Kenapa?
Kita diingatkan agar mati dalam keadaan muslim, jika mati saja harus dalam keadaan muslim, tandanya dalam hidup harus menjalankan agama ini secara kaffah. Jika tidak mengaitkan segala sesuatu dengan agama, lalu agama disimpan dimana?
Because ISLAM IS COMPLETELY HUMAN WAY OF LIFE.
Bagi kaum Muslimin, menjalankan dan mengaitkan segala hal dengan agama adalah akidah Islam itu sendiri. Sebab, akidah Islam adalah pemikiran yang menyeluruh. Allah Ta'ala menurunkan syariat (aturan) untuk kehidupan manusia, yang kelak juga akan dijadikan standar oleh Allah untuk meminta pertanggungjawaban kita semua.
Inilah pemikiran mendasar, yang juga disebut fikrah kulliyah Islam. Pemikiran mendasar inilah yang juga disebut mabda’. Inilah substansi ideologi, yaitu apa dan bagaimana ideologi itu sendiri.
Bagi kita umat Islam, selalu membawa agama pada setiap aktifitas. Mau tidur, berdo’a. Bangun tidur, berdo’a. Mau masuk kamar mandi, berdo’a. Memakai baju, berdo’a. Mau keluar rumah, berdo’a. Tidak hanya berdo’a, semua diatur agar sesuai tuntunan dalam syariat. Menuntut ilmupun ada adab yang harus sesuai tuntunan syariat. Bergaul, bersosialisasi, mencari nafkah, semuanya tidak lepas dari tuntunan agama ini.
Kalau masih ada yang berkilah, mungkin belum benar-benar memahami agama ini dengan baik. Biar memudahkan, coba lihat mushaf Al-Qur’an tafsir tematik. Jelas disana pembagian temanya. Ada tema taqwa, tema iman, tema ibadah, tema halal dan haram. Selanjutnya ada tema kesehatan, tema ekonomi. Tema politik pun ada disana. Berani melepaskan tema ini dari Al-Qur’an? Jangan protes sama saya, protesnya sama yang menurunkan Al-Qur’an, berani tidak?
Jika tetap ada yang protes ‘jangan mengaitkan segala hal ke agama’, tolong diingatkan saja. Lantas kalau tidak, dengan apa jalan agar selamat dunia dan akhirat? Adakah yang lebih baik daripada menjalankan agama ini secara kaffah?
Semoga semua yang membaca adalah yang selalu menyertakan agama ini dalam setiap perbuatannya, agar menjadi berkah, punya hujjah dan ridha Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala, ketika dipertanyakan pertanggung jawabannya di akhirat nanti, aamiin.
Kita diingatkan dengan ini:
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, «لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ“Tidak akan bergeser dua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat sampai dia ditanya (dimintai pertanggungjawaban) tentang umurnya kemana dihabiskannya, tentang ilmunya bagaimana dia mengamalkannya, tentang hartanya; dari mana diperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, serta tentang tubuhnya untuk apa digunakannya.“ [HR. At-Tirmidzi (no. 2417), ad-Daarimi (no. 537), dan Abu Ya’la (no. 7434)]                                  Dan pesan saya, inipun menjadi pengingat bagi saya pribadi, jika tidak mengetahui ilmunya, lebih baik diam. Agar agama ini tidak “rusak” oleh pemeluknya yang berbicara tanpa ilmu.
186 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Tuan, aku lebih suka begini. Meski dekil tapi bahagia, tidak perlu ribet, tidak perlu takut berkeringat, tidak perlu takut make up pecah, dan yang pasti tidak ingin disukai dari penampilan.
Tuan, aku suka begini, sebab yang nanti kamu lihat adalah aku apadanya. Aku dengan muka kusut bangun tidur, aku dengan jerawat di wajah, atau aku dengan segala kejelekan lainnya.
Tuan, jika perkara perasaan adalah kecantikan wajah, aku rasa kamu salah orang karena aku lebih suka mempercantik hati yang tidak akan pernah tua. Jika patokan perasaan adalah jenis-jenis make up, maka kamu salah orang karena hingga kini aku tidak hafal nama-nama alat make up pun kegunaannya. Tapi jika kamu tanya buku-buku kesukaanku pasti aku hafal.
Tuan, aku ingin jelek dihadapanmu agar kamu mencintai dari hati. Agar nanti jika ada yang lebih kamu tetap bertahan. Agar nanti jika aku menua kamu tetap disisi, dan agar aku berlaku hal yang sama denganmu.
Depok, 21 Mei 2018 .
S.J
266 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
“Ada seorang dari generasi Salaf, sebagaimana dihikayatkan Ibnu Rajab dalam Jami’ al-‘Ulum, berkata: Aku pernah menjumpai satu kaum yang tidak memiliki aib. Lantas mereka menyebut aib-aib manusia dan manusia pun akhirnya membuka aib mereka. Aku juga pernah menjumpai suatu kaum yang memiliki banyak aib. Namun lantaran mereka menahan diri dari membongkar aib manusia, maka aib mereka pun dilupakan.”
41 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
LDM: “Menenangkan”
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak merasakan waktu menunggu. Semua bercampur antara kesal dan marah, dan siapa yang tau jika ternyata semua rasa tidak nyaman itu, seketika menjadi jinak dan luluh saat bertemu pada apa yang di tunggu. Memasuki bulan ke tiga dari LDM ini rasa-rasanya sedikit mengusik, saat kamu ingin menyapa dan hanya terbatas dengan layar hp, saat ternyata kamu sedang ingin bercerita hanya sebatas mendengarkan tanpa bisa memegang. Untunglah waktu kita hanya selisih 1 jam saja. Madinah dan Mesir.
Usia pernikahan kami baru saja memasuki biji jagung, sangat muda dan masih awal. Kebanyakan orang mengatakan bahwa manis dan indah-indahnya pernikahan sedang berada dimasa kami. Saya tidak menolak sama sekali jika di bilang seperti itu, toh ternyata memang saya sedang mengalaminya dengan harapan tidak hanya di masa awal, namun hingga tua dan terpisah salah satu dari kami.
Jika yang di lihat hanya percuma saja menikah jika nanti berjauhan, percuma saja menikah tapi susah untuk bersama, saya rasa tidak ada salahnya mengatakan demikian, bagi sudut pandang kalian. Bagi kami justru ini adalah ketenangan, ketenangan dalam arti hati tidaklah gelisah tersebab sudah ada yang saling menjaga, ketenangan dalam arti ikatan kami dan untuk semua perkataan romantis kami adalah ibadah. Soal jarak dan terpisah, bukanlah sesuatu yang harus di perdebatkan dan di salahkan. Kami hanya butuh sabar dan menyelesaikan apa yang kami sudah rencanakan. Bahkan untuk setiap para kekasih di dunia ini pasti akan berpisah dulu lalu kembali. Ketika suami pergi mencari nafkah lalu kembali, bukankah itu sebuah perpisahan ? meski hanya sebentar, bedanya kami hanya sedikit lama saja.
Saya dan istri memang sedang sama-sama belajar. Dia dengan semester akhirnya, dan saya dengan menuju semester akhir. Tidak jauh beda dan hanya sebentar lagi kan ? 😂
Menenangkan, saat ternyata kami sedang sama-sama memperjuangkan kebaikan. Saat ternyata pernikahan itu memang segalanya adalah belajar. Dari semua ekspetasi lalu berubah menjadi realita yang kadang berbeda jauh. Menenangkan, saat menjadi seorang imam dengan makmum yang pasti sudah ada, tinggal bagaimana menjadi sebuah jamaah yang baik, menjadi satu gerakan menuju tujuan yang sama-sama kami idamkan.
Menenangkan yang tidak bisa saya tulis dengan perumpamaan, atau pun dengan gambaran. Untukmu yang sedang dalam LDM, gunakan setiap agenda aktifitasmu untuk beribadah, agar bisa menjadi imam yang baik, maka dia yang sedang terpisah jauh disana akan mengikuti naluri bagaimana menjadi makmum yang baik juga, meski tanpa kamu perintah. Karena pernikahan adalah hubungan antara kamu dengan tuhanmu, saat kalian terpisah oleh jarak.
Ketenangan itu akan datang menyapamu saat kamu dekat dengan tuhanmu, tersebab menyerahkan segala bentuk penjagaan dan kebahagiaan hanya padaNya. Dan biarkan Dia yang menjaga separuh hatimu. Menenangkan bukan ?
Sebelum melangkah maju menikah, pikirkan dulu kesiapan dan semua resiko yang ada. Jika tidak siap dengan semua resiko yang ada, mundurlah sejenak untuk menyiapkannya. Jarak, keluarga, izin, atau pun penghidupan. Semua bersifat tergantung darimana menilainya. Semoga Alloh mudahkan langkahmu.
Untukmu yang sedang dalam perjuangan atau pun penantian, libatkan setiap usahamu hanya padaNya, lalu biarkan Dia memberimu ketenangan untuk menjadi imam dan makmum yang baik nantinya. Jika tidak sekarang mungkin besok, mungkin lusa, atau pada waktu yang belum di tentukan.
Selamat berusaha menjadi imam dan makum yang baik.
@jndmmsyhd
106 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Bukankah hidup ini sebetulnya mudah? Jika rindu, datangi. Jika tidak senang, ungkapkan. Jika cemburu, tekankan. Jika lapar, makan. Jika mulas, buang air. Jika salah, betulkan. Jika suka, nyatakan. Jika sayang, tunjukkan. Manusianya yang sering kali mempersulit segala sesuatu. Ego mencegah seseorang mengucap “Aku membutuhkanmu”.
Garis Waktu - Fiersa Besari
413 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
😴
salah satu hal yang sangat ingin terjadi didalam hidup saya ketika saya tertidur yaitu ˝tersesat didalam mimpi yang singkat˝.. maka tentu saya akan menikmatinya lebih lama dari lama.. juga merasakannya lebih manis dari gulali.. tanpa harus memikirkan resiko yang saya terima jikalau itu menjadi hal yang paling pahit melebihi serbuk kopi asli.. karna bagi saya hidup itu tak selalu menerka-nerka perihal resiko.. melainkan menyusun rencana sebaik mungkin agar menyamarkan kalimat resiko dari fikiran..
0 notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
Kenapa Saat Ramadhan Kita Begitu Mudah Bangun Pagi?
Kalau dipikir-pikir saya akhirnya berkesimpulan begini, diluar keberkahan ramadhan yang tentu mempengaruhi semangat kita buat bangun pagi, ada hal lain yang agaknya membuat kita begitu mudah bangung lebih awal
Yaitu suatu anggapan bahwa kita sangat menanggap penting sahur, hingga dengan aggapan itu kita tergerak untuk bangun lebih awal dimana hal itu merupakah hal yang sulit dilakukan sebelum ini, iya ngga sih? karena kita sangat mementingkan sahur kita jadi mau ngga mau bakalan bangun, saya pribadi sering tidur jam 1 jam 2 tapi tetap saja entah kenapa bisa bangun jam 3an
Sip ya
Kemudian hal ini kita bawa pada hari lain, kenapa sih kita susah bangun lebih awal buat tahajud?
Mungkin, saat kita mementingkan tahajud sebagaimana kita mementingkan sahur, pada saat itulah kita akan mudah untuk bangun lebih awal
Mungkin kita memang masih belum menganggap tahajud itu penting :(
147 notes · View notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
SuNat (Surat berNasehat)
saya pernah dapet ilmu dari kaka kelas hei.. dalam hidup kita itu ada 2 arah bos.. PERTAMA, arah dimana tujuan kita itu harus dan wajib dilaksanain, orang orang biasa sebut kewajiban, yaa kewajiban kita sebagai seorang hamba yang harus patuh dan menjalankan perintah nya.. arah ini udah jadi tujuan yang satu bos dan jalurnya pun udah jelas.. jadi, semua orang yang ngerasa memiliki kewajiban itu punya arah yang sama.. KEDUA, arah dimana kita bisa milih jalan tujuan kita sendiri, sangking bayak nya jadi bingung + samar.. apapun bisa kita capai bos.. semua arah harus kita lakuin, harus direalisasiin sesuai keiinginan diri sendiri..kita mau jadi apapun silahkan.. kita mau jadi orang baik silahkan.. kita mau belajar terus silahkan.. kita mau kuat buat ngadepin masalah yg didepan kita silahkan..kita mau becanda terus silahkan.. kita mau mikirin masa lalu terus silahkan.. kita mau jadi sampah pun silahkah..itu semua pilihan bos inget.. asal jika kita jadi sesuatu yang buruk kita gaboleh ngebuat dampak itu kesekitar kita..kita semua udah gede bukan?.. ibarat kata udah keluar dari cangkang orang tua lah, harus bisa ngambil keputusan hidup sendiri, harus bisa ngambil tanggung jawab sama apa yang udah kita pilih.. bukan semua nya dikeluhin ke orang tua yang padahal orang tua kita pun udh terima banyak keluhan dari adik-adik kita dan udah banyak tanggung jawab untuk keluarga. curhat ke orang tua bukan berarti ngeluh ya bos.. kita paham lah yang namanya curhat yang mana, yang namaya ngeluh yang mana.. jadi tetap semangat buat jalanin arah tujuan hidup sendiri yang nanti nya bakal kerasa..
"ini hidup yang sebenernya apa ngga"..
itu nasehat terutama buat saya pribadi bos adapun dikau atau orang lain baca silahkan.. makasih hei udah buat saya ternasehati
0 notes
rifqistrange-blog · 6 years
Text
The Truth about Someone Who Left
Part 2
A. W.
Jakarta, Juli 2017.
Mereka bilang, “Enak ya jadi pihak yang mutusin, gampang, gak perlu mohon-mohon buat mempertahanin hubungan.”
Aku bisa bilang kalau apa yang mereka katakan itu salah. Menjadi pihak yang memutuskan untuk pergi itu tidak enak. Sama sekali.
Jika ada yang bertanya, lalu mengapa dilakukan? Aku akan menjawab karena aku tidak ingin menyakitinya lebih lama lagi. 
Lalu aku mendengar banyak orang yang menyesal karena mereka yang diputuskan duluan, mengeluh kenapa bukan mereka yang memutuskan lebih dulu. Aku benar-benar ingin berteriak kepada mereka bahwa sungguh, tidak enak memutuskan duluan.
Mereka tidak mengerti kalau meninggalkan itu lebih susah daripada ditinggalkan. Sama saja sakitnya dengan ditinggalkan. Tapi tidak ada yang bertanya apakah aku baik-baik saja, karena orang yang memutuskan pergi harusnya tidak kenapa-kenapa, bukan?
Mereka tidak tahu bahwa sulit sekali berpura-pura bahwa aku sudah tidak peduli saat aku mematahkan hati dan menghancurkan mimpi-mimpinya. 
Mereka tidak tahu betapa seringnya otakku bertanya-tanya apakah aku melakukan kesalahan dengan memutuskan dia. Apakah aku melewatkan kesempatanku dengan melakukan hal yang bodoh seperti ini? Apakah aku menghancurkan hidupnya dan dia tidak akan bisa bahagia? Namun aku tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut karena orang yang memutuskan tidak berhak bertanya-tanya, bukan? Jika orang seperti aku bertanya-tanya, maka akan dimaki-maki dengan perkataan, “Kalau ragu begitu, jangan mutusin!”
Meninggalkan itu lebih susah daripada ditinggalkan. Saat kamu ditinggalkan maka kamu jatuh, menangisi kepergiannya, mencoba move on, gagal move on, menangis lagi dan pada akhirnya kamu bisa bangkit dan berdiri lagi. Tapi kalau meninggalkan, itu butuh keberanian. Keberanian untuk pergi tanpa kesempatan untuk bertanya-tanya ataupun penyesalan.
1K notes · View notes