Tumgik
faizkurn 12 days
Text
Menuju Gelap
Malam setengah habis
Terang lampu di kota
Gulungan film yang macet
Telur memimpin barisan
Bara ambisi kian redup
Pijakan kiri yang sakit
Nyamuk enggan berkawan
Gigi graham pecah retak
Gemetar menahan ngilu
Lampu padam tiga jam lalu
Air di botol sisa seteguk
Kilatan-kilatan membosankan
Bunyian kipas kadang meraung
Ayah pamit istinja
Cemas bersoal yang datang
Kantuk malah menghilang
Terbayang hidup baik atau lebih baik
Terbayang hidup baik atau lebih baik
Terjadilah hidup baik atau lebih baik
Lelah sungguh lelah
Kehidupanku
Depok, 18 April 2024 | Faiz Kurn
2 notes View notes
faizkurn 12 days
Text
Pre-sangka
Aku sudah menciumnya sejak lalu
Tapi ternyata aku salah mengaromai lukamu
Lalu aku menciumnya juga sekarang
Dan aku sibuk bertanya-tanya akankah aku salah lagi seperti kemarin
Sungguh, inginnya ku bersumpah untuk tak menciumnya esok
Dan melegakan kepala atas terka, sangka, dan curiga atasmu, ceritamu, dan hidup-perih-bahagia-duka-ceria-matimu
Depok, 13 April 2024 | Faiz Kurn
0 notes
faizkurn 12 days
Text
Serapah
Bajambruuukh!
Sampaikan salam pada astronot yang ngambang di kali ciliwung
Karena mimpinya setinggi langit tapi takdirnya begitu pelit
Depok, 3 April 2024 | Faiz Kurn
3 notes View notes
faizkurn 12 days
Text
Tiga Menit Melupa
Sepotong judul itu masih tetap di sana
Di antara sinaps dan jembatan-jembatan lainnya
Atau pada sel-sel lengket nan buruk rupa,
yang mencambuk kilatan-kilatan sensori dan prasa
Sepotong judul itu masih di sana
Bergelantungan pada ruang memori yang sama
Nan tertutup oleh kabut kalut dan kelut,
yang menghilangkan arah untuk kembalinya
Sepotong judul merupakan patahan kata
Pembuka kenikmatan terlarang bagi agama
Dan bait-bait petunjuk dak ada lagi gunanya
Bagi pelupa yang selalu melupa
Depok, 24 Maret 2024 | Faiz Kurn
0 notes
faizkurn 12 days
Text
Nung
Inang dan anang tidak melulu sama tenang
Sebagaimana ulu dan alang yang tidak perlu sama terang
Inang boleh terbang selayak kunang-kunang
Anang tak apa bila napasnya hanya sebayang
Inang dan anang boleh tak sama tinggi
Digaji berbeda dikerja berperi
Yanda dipuja adik dipuji
Adik dicaci yanda dimaki
Tapi inang dan anang sungguh tak perlu rata diri
Cukuplah ingat-ingat wasiat pertiwi
Jangan mabuk dengan dinasti
Lan diwanti-wanti wira negeri
Tobat, tobat sebelum mati
Depok, 27 Januari 2024 | Faiz Kurn
1 note View note
faizkurn 12 days
Text
Panasnya Hujan Kadang Tak Mampu Membuatmu Bersyukur Akan Kilauan Emas Yang Kamu Kenakan di Jari Manismu
Kutemui matahari menari
Di bawah nyanyian hujan-hujan
Biarpun kerap diselingi tawa sang petir
Namunlah tetap tersenyum
Depok, 5 Januari 2024 | Faiz Kurn
0 notes
faizkurn 12 days
Text
Kaidah Pagi Hari
Mengawali hari tak melulu soal embun pagi
Bisa pula dengan seorang semi waras
Berteriak di sebelah masjid
Beberapa kali memukul kotak amal
Dan beberapa kali hampir diserempet angkot Kalimalang
Ngebut karena harus kejar setoran
Jemput anak sekolahan
Mengawali hari tak selalu tentang hangat matahari
Bisa pula dengan jerit seorang pemudi
Bukan soalan alarm beker yang berbunyi
Melainkan janji ayah yang tak kunjung ditepati
Ayahnya kadung mati
Lantaran beras tak terbeli
Mengawali hari juga boleh di siang hari
Karena pagi masih terlalu mabuk
Berkat tegukan kawa-kawa dan intisari
Yang masih nyisa buat malam nanti
Tapi mengawali hari paling sempurna dengan senyumanmu
Sesaat setelah angin kentut dibebaskan dari belenggu
Dipeluk dan dikecup dengan mesra
Bonus iler yang mengering di sela gurat tawa
Dan saling berbisiklah di udara
"Aku beneran mencintaimu seada-adanya"
Depok, 3 Januari 2024 | Faiz Kurn
0 notes
faizkurn 12 days
Text
Suratan Film Misteri Berjudul Namamu
Berlarian diiringi teriakan burung
Mengikuti segarnya buai angin
Tak pernahnya kutemui tegas bayangmu
Atau pekat ronanya pipimu
Seperti yang tertulis pada catatan takdir
Seperti naskah yang kubuat-buat
Potongan-potongan cerita yang dipadatkan
Dalam skenario delapan babak
Depok, 7 Desember 2023 | Faiz Kurn
1 note View note
faizkurn 5 months
Text
Los cerdos, las jirafas y los camellos nunca superar谩n la locura de los sue帽os del autor, ehehe
2 notes View notes
faizkurn 5 months
Text
Melamun Melamin
Maafkan aku yang mencintaimu dengan cara berbeda; menuliskanmu lewat kata-kata dan mengabadikannya dalam prosa
Maafkan juga pengorbanan cintaku yang belum seberapa; jangankan memberimu kepastian, menyatakan cinta padamu seringkali kusamarkan dengan gurauan
Maafkan aku yang masih menjadi pengecut; selalu bertamengkan rima dan berhiaskan frasa seakan hidup selalu bahagia
Maafkan aku yang tanpa sengaja menggantungkan kita dan cinta; tapi lewat doaku dirimu selalu kusemogakan, dan lewat usahaku jarak ini kelak akan kusingkirkan
Maafkan aku; tunggu aku bila menurutmu memang kulayak, tapi pergilah jika sabarmu terus beriak
Depok, 5 Desember 2023 | Faiz Kurn
6 notes View notes
faizkurn 5 months
Text
Masi sangattt berusaha biar bisa baca dan nulis kaya dulu, kangen bangett
2 notes View notes
faizkurn 5 months
Text
Buraman Menyesatkan
Mungkin kita, tak lebih dari sekumpul orang yang kehilangan peta dan kelimpungan mencari jalan pulang. Sedari gelap terus kembali terang, hanya tersesat di antara birunya langit dan hijaunya ilalang
Mungkin kita tak lebih dari sekumpul manusia yang hilang arah dan lupa tujuan. Memeras sisa tenaga hanya untuk terus terjatuh dan kehausan
Sungguh, aku hanya ingin kembali
Depok, 28 November 2023 | Faiz Kurn
0 notes
faizkurn 5 months
Text
Mumumu, Fifafu
Aku terhenyak dengan nyanyian minormu
Lantas memutuskan untuk mendengarkannya lama-lama
Berjam-jam, berhari-hari, hingga bertahun-tahun kemudian
Aku telah terjebak di dalamnya
Di sela-sela larik dan lantunan cintamu
Dan
Aku tak ingin pergi dari sini
Depok, 18 November 2023 | Faiz Kurn
1 note View note
faizkurn 7 months
Text
sedang berpikir keras gimana caranya bisa punya 3M nganggur sebelum umur 30
19 notes View notes
faizkurn 7 months
Text
Cerpen : Sapu dan Kursi Tua
Seperti yang kau kira, debuan masih betah menempel di kursi itu. Aku tak ingin memulainya, tapi sudut yang sudah lama ditinggal itu selalu tampak menggoda untuk diperhatikan dalam-dalam. Untuk kemudian memantik kepala dengan penuhnya pikiran. Untuk kemudian menggerakkan jemari terjun pada peperangan kata-kata indah
Seperti yang kau kira, debuan masih selalu hinggap di kursi itu. Kursi kerja yang hampir tidak pernah disinggahi. Bukan karena tiada empunya, melainkan karena tiada kerjanya. Dan tentu saja omong kosong yang selama ini kau terima, dari sanalah inspirasinya
Seperti yang kau kira, debuan belum berencana pergi dari kursi itu. Sebagaimana aku yang belum berencana mendudukinya dengan serius. Dengan becus. Dengan harus. Sebagaimana ia diperuntukkan, dan dicipta. Rencana mungkin ada, tapi entah kapan dilakukannya
Seperti yang kau kira, debuan pasti berharap minggat dari kursi itu. Seperti aku yang pula berharap minggat dari lingkaran kendala ini. Perputaran yang menghadang tak henti-henti. Besar harapku sebesar harapmu pula. Sebesar harap-harap yang ditanamkan pada jati diri manusia
3 notes View notes
faizkurn 7 months
Text
Cerpen : Menawang
Satu-dua sentuhan jari pada tombol papan ketik mestinya tidak akan jadi masalah. Karena toh, tanpanya pun tidak akan ada bedanya, karena waktu yang demikian, akan tetap berputar
Nawang akan memulai tulisan ini dengan premis sederhana; bahwa hari ini tidak ubahnya hari-hari lain. Hari-hari yang bergulir selama sebulan ke belakang
Tadinya ia pikir, melegakan jadwal akan memberikan kesempatan bagi banyaknya daftar mimpi yang sudah lama sekali tertunda, untuk diwujud. Tapi nyatanya, persis seperti yang bisa ditebak; tidak
Boleh jadi, isi kepala dangkalnya akan menyesali keputusan yang telah lalu, pada buah pikiran berikutnya. Namun nyatanya tidak. Otak kecil miliknya rupanya sudah cukup mendewasa untuk memahami bahwa bukan di situ permasalahan terletak. Bukan soal salah tidaknya yang lalu diputus, melainkan soal bagaimana ke depan mau diutus
Sebenarnya Nawang sudah menyadarinya sejak hari kedua puluh lima. Hanya saja manusia sedentary itu memang payah sekali soal pivot dan semacamnya
Karenanya ia berusaha melihat lebih luas dari luar. Meneroka lebih jauh ke belakang. Menerawang lebih layang ke depan
Dan dari pandangan-pandangan ini berbuahlah beberapa kesimpulan. Tidak utuh memang, lebih mirip hipotesa sejujurnya, hanya saja, jawaban yang agaknya mendekati, jauh lebih disukai ketimbang tidak ada sama sekali
Dengan mantap, Nawang menuliskannya satu persatu pada lembar tugas. Yang nantinya ayat-ayat itu akan dihafal, lantas dipatri di mana pun memori itu bisa dipanggil kembali
Poin Satu : Ada dua jenis manusia yang diam. Pertama karena tidak ada panggilan. Kedua karena tidak ada kemauan. Bagaimana pun wujud rupanya, keduanya tidak terlihat penting sampai kamu menyadari diammu sudah terlalu lama Poin Dua : Kendati pun jalanmu sepi tanpa ada yang menghalangi, jalanmu tidak akan pernah lurus bila matamu tidak melihat ke depan. Sibuknya kendaraan di jalan lain memang sering kali menarik untuk dilihat, namun bukan untuk terpaku, dihiraukan hingga lupa ke arah mana semestinya menghadap Poin Tiga : Memang, ada hal-hal yang harus ditinggal jika membersamainya hanya akan merusak moral Poin Empat : Tuhan itu...
Poin Empat tidak jadi ditulis. Nawang merasa mata dan jemarinya terlalu berat untuk melanjutkan
Soal Tuhan. Soal hati. Semakin lama ia mencoba, semakin jelas pula ia menyadari. Serupa-rupanya yang ia hadapi, akan selalu tertuju pulalah kembali
Soal Tuhan. Soal hati. Bukan sesuatu yang ia pahami dengan pasti. Namun ketentuan tertulis sudah, bahwa di sana hidup diadili
1 note View note
faizkurn 7 months
Text
kalo ga ngang-ngong-ngang-ngong, huh-hah-huh-hah. gitu banget siklusnya.
0 notes