Tumgik
elfonce · 2 years
Text
BERPISAH TAK HARUS PATAH
Seringkali kita menyaksikan bahkan langsung merasakan sebuah momen perpisahan. Banyak orang mengamini bahwa perpisahan adalah hal yang menyakitkan. Ada pula yang menampik, perpisahan menjadi menyakitkan karena cara berpisah yang mungkin tidak sesuai dengan keinginan. Hmm, ternyata ada juga yang senang saat menemui perpisahan. Mungkin karena kebersamaanlah yang malah lebih menyakitkan.
Bergantung kondisi. Banyak hal yang menjadi penyebab perpisahan. Faktor terbesarnya adalah perbedaan tujuan. Entah itu berpisah  dengan teman saat lulus sekolah atau kuliah, berpisah dengan kekasih karena tak merasa cocok atau semesta tak merestui, berpisah dengan orang tua karena hendak merantau, dan bentuk perpisahan lain yang mungkin sulit dijabarkan. Namun, perpisahan yang pasti akan terjadi adalah berpisah untuk meninggalkan dunia. Semua orang memiliki jatahnya masing-masing, kita tak tahu menahu kapan, di mana, dan sedang apa kita akan menghabiskan jatah umur kita.
Maka dari itu, kita harus menyiapkan hati. Untuk apa? Untuk menyikapi berbagai bentuk perpisahan, karena perpisahan akan selalu terjadi. Jika memang beruntung, tentu akan sama-sama menemukan titik temu. Berpisah karena tujuan, mungkin kelak akan dipertemukan dengan masing-masing tahapan. Jika berpisah dengan yang terkasih, mungkin kelak akan dipertemukan di tempat yang jauh lebih indah. Jika berpisah karena kebersamaan terlalu menyakitkan, mungkin itulah saatnya, kau menghentikan kesakithatian dan berpaling menemukan kebersamaan yang membahagiakan.
Hidup ini selalu ada hal yang berlawanan dan beriringan. Antonim dan sinonim. Kita harus menyadari itu. Pertemuan dan perpisahan itu datang secara beriringan. Tuhan menetapkan tanggal pertemuan, bersamaan dengan tanggal perpisahan. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Kita memang harus menyiapkan hati untuk sebuah perpisahan. Beruntung jika hanya raga yang terpisah, jika hati dan pikiran? Mungkin sulit diterka untuk kembali beriringan.
Berpisah memang menyakitkan, tapi, tidak perlu terus kau tangisi. Apalagi sampai mematahkan hati. Sekali lagi, siapkanlah hati. Sadari bahwa tujuan utama kau ada di sini bukan sekadar menenteng-menentang kebersamaan, dengan dalih memanifestasikan hati kepada selain Ilahi. Dengan menyiapkan hati, menerima takdir Ilahi, bahwa buah dari perpisahan adalah kesempatan besar untuk meneruskan proses luar biasa di depan. Banyak makna dari sebuah peristiwa. Berbahagialah. Karena berpisah, tak harus patah.
9 notes · View notes
elfonce · 2 years
Text
TIDAK PERNAH MENGIRA, HARI-HARI YANG DULU TERASA BERAT, AKHIRNYA BISA TERLEWATI JUGA
Pada saat kenyataan terburuk datang menghampiri, rasa-rasanya tidak ada hal yang pantas dilakukan selain keluh dan kesah dibumbungkan. Bahkan, merasa bahwa diri sedang diadili dengan tidak adil. Merasa diri paling baik dan tak pantas mendapatkan kejutan cobaan yang Allah turunkan.
Jika melihat lagi ke belakang, cobaan berat itu terasa sulit untuk dilalui. Benar-benar terasa sulit. Mau bagaimanapun, diri akan menyangkal. Mengapa harus yang baik yang tersakiti? Mengapa harus yang tulus yang dikhianati? Mengapa harus yang jujur yang diingkari? Mengapa harus yang lemah yang dibuang bak sampah?
Tanpa kita sadari, diri sudah mengangung-agungkan nama sendiri. Meninggi-ninggikan diri sendiri layaknya hamba yang tak punya dosa sama sekali. Merasa paling tersakiti dengan cobaan yang baru ditimpa sekali.
Sombong, angkuh, ujub, takabbur, sum’ah, riya, kufur nikmat!
Mari refleksi. Apakah kita benar-benar baik dengan anggapan banyak orang bahwa diri kita baik? Sepertinya kita belum benar-benar baik, jika kita masih haus akan anggapan baik banyak orang, tanpa melihat masih begitu banyak kekurangan.
Kita tidak sadar, diri ini lah yang mungkin sudah lebih sering menyakiti banyak hati. Tangan kanan yang selalu ingin tampak oleh tangan kiri. Ucapan indah yang keluar dari mulut selalu ingin didengar dengan tenang, direspons dengan pujian, bahkan sampai ingin mengakukan bahwa diri sendiri lah yang telah mampu mengubah sikap buruk seseorang. Padahal, mungkin, dari sebuah ucapan indah, ternyata telah mencabik hati orang lain dengan mudah.
Astaghfirullah …
Hingga akhirnya kita menyadari, bahwa cobaan yang menimpa, ternyata menjadi penunjuk jalan saat kita tersesat. Cobaan menjadi cermin tajam nan lebar, cermin yang mampu dengan jelas menampakkan segala kekurangan, yang sebelumnya bahkan diri sendiri tak pernah memberikan celah untuk kekurangan itu tampak dan berhias.
Cobaan memberi arti, bahwa diri ini bukanlah manusia sempurna. Ia adalah hamba yang lemah. Tidak seharusnya mengakukan kuasa Allah seperti kuasa sendiri.
Ya, sekali lagi ... Cobaan itu menampar diri, dan cobaan itu sudah pasti. Ia akan datang pada setiap hamba yang bernyawa (Q.S. Al-Baqarah [2]: 155-156).
 Saat cobaan datang menghampiri, tetaplah berpegang teguh pada janji Allah “Sesungguhnya, sesudah kesulitan, pasti ada kemudahan.” (Q.S. Al-Insyirah [94]: 5).
Allah memberi cobaan, ujian, atau masalah kepada hambanya, karena Allah sayang.
Tiada kejadian tanpa hikmah. Allah maha baik, memberikan hikmah pada setiap masalah. Dan, Allah tentu semakin menguatkan kita melalui perantara berbagai cobaan yang menerpa. Buktinya, sekarang, bagaimana? Kita tidak pernah mengira, hari-hari yang dulu terasa berat, akhirnya bisa terlewati juga.
4 notes · View notes
elfonce · 3 years
Photo
Tumblr media
Berkaca pada Matamu - Alunan Musik dalam Dada (on Wattpad) https://www.wattpad.com/1072158419-berkaca-pada-matamu-alunan-musik-dalam-dada?utm_source=web&utm_medium=tumblr&utm_content=share_reading&wp_uname=Vitazadin&wp_originator=TqL3duBpUqUKnznvRB%2F0airErdjeAHqlvWHgmfd7DOdp3eUEk%2BHQaI%2F7wQqEbAhuA9CID43cTyqCBpzGZ4Kv1HUvleLpauhKDiGviVq7y4iVxDXsdLBMAP%2F6tXhfYBZA Pernah bertemu dengan seseorang yang sangat menyebalkan? Ada yang mau? Ah, rasanya semua orang sangat menghindari itu. Tapi bagaimana jika kita ditakdirkan bertemu dengan seseorang yang sikap menyebalkannya malah memancing cinta? Riza, mahasiswa yang terkenal menyebalkan dan dingin itu begitu bisa memikat hati Lara, tapi sangat dibenci oleh Kayla. Riza dan Kayla selalu dipertemukan dalam sebuah kegiatan kemanusiaan. Hingga akhirnya benih-benih cinta datang di hati keduanya. __________________________________________ Hati-hati dengan rasa, jangan terlalu berlebihan. Benci yang berlebihan bisa saja mengundang cinta.
0 notes
elfonce · 4 years
Text
Memelukmu (Meski) di Batas Waktu
Aku menghirup aroma kedatanganmu
Saat malam menerkam senja yang malang
Sangat dalam tanpa beban bosan
Terus menerus hirup-hembus secara berulang
Kututup mataku demi penghayatan
Elegi cinta menjalar dalam kesunyian
Mengapa, merasakanmu bisa setenang air telaga yang menggenang
lantas berubah serisau air beriak yang tak dalam?
Kubuka mataku, malam semakin menghitam pekat
Tanganku geram menebas-nebas sekat yang sangat dekat
Hati ini rindu memelukmu erat
Namun kau tak ada, menghilang entah kemana?
Kau menjadi hambar kurasakan
Ternyata memang kau tak pernah datang
Hanya lewat dalam ingatan berkepanjangan
Yang hinggap di kepalaku dengan ringannya
Hati kita memang tersekat oleh batas waktu
Dan aku akan tetep memeluk dirimu di situ
Meski hanya sekadar bayang semu
1 note · View note
elfonce · 4 years
Quote
Semua orang akan mampu mencintai tepat waktu.
Elfonce
0 notes
elfonce · 4 years
Text
Mencerna Sebuah Kata yang Terbaca
Semalam aku meramu temu seperti jamu
Pekat, melekat pada lidah yang membeku
Pahit nan sesak dalam hati yang menunggu
Karena aku tetap ragu mencerna kata "Rindu" dari gerik tubuhmu.
0 notes
elfonce · 5 years
Text
instagram
0 notes
elfonce · 5 years
Text
Saya sedang menyesalkan sebuah pertemuan. Mengapa bisa? Lalu mengapa tidak juga? Jika pertemuan itu telah berbuah kecewa, wajar saja.
1 note · View note